Anda di halaman 1dari 14

Volume 6 Issue 2 (2023) Pages 465 - 478

SEIKO : Journal of Management & Business


ISSN : 2598-831X (Print) and ISSN : 2598-8301 (Online)

Evaluasi Peran Target Costing dalam Manajemen Biaya


Produksi (Studi Kasus CV GRV Interior)
Mappaujung Maknun1*, Andika Pramukti2, Muhammad Faisal AR Pelu3
1*,2,3Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Muslim Indonesia
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan target costing dalam upaya
peningkatan efisiensi biaya pada CV. GRV Interior. Metode yang digunakan dalam penelitian
ini adalah metode analisis deskriptif kualitatif dan kuantitatif (non statistik), yaitu dengan
menggambarkan keadaan objek penelitian dengan mengumpulkan data relevan yang
tersedia, kemudian disusun, dipelajari dan dianalisis lebih lanjut. Berdasarkan hasil analisis
data harga pokok produksi yang dikeluarkan selama ini atas produk yang diteliti adalah Rp.
8.000.000,- dengan harga jual Rp. 9.680,000,-. Berdasarkan perhitungan peneliti, setelah
melakukan simulasi penerapan metode target costing, nilai harga pokok produksi senilai Rp.
740,000,- atau sebesar 9,25%. Pengendalian terhadap penggunaan bahan baku berperan
penting.

Kata Kunci: Target Costing, Pengendalian Biaya Produksi

Abstract
This study aims to determine the effect of implementing target costing in an effort to increase cost
efficiency at CV. GRV Interior. The method used in this research is descriptive qualitative and
quantitative (non-statistical) analysis method, namely by describing the state of the research object by
collecting relevant data available, then compiled, studied and analyzed further. Based on the results of
data analysis, the cost of goods produced so far for the product under study is Rp. 8,000,000, - with a
selling price of Rp. 9,680,000, -. Based on the researcher's calculations, after simulating the application
of the target costing method, the value of the cost of goods produced is Rp. 740,000, - or 9.25%. Control
over the use of raw materials plays an important role.

Keywords: Target Costing, Production Cost Control

Copyright (c) 2023 Mappaujung Maknun


🖂 Corresponding author : mappaujung.maknun@umi.ac.id

PENDAHULUAN
Di era globalisasi ini, telah terjadi banyak persaingan di semua lini usaha.
Kemajuan teknologi dan globalisasi perdagangan telah menghapuskan batasan
geografis, memungkinkan perusahaan dari berbagai negara untuk bersaing secara
langsung di pasar yang sama. Sejalan dengan semakin pesatnya perkembangan
teknologi saat ini, jenis-jenis produk maupun jasa yang ditawarkan pun semakin
beragam, sehingga persaingan di pasar pun semakin ketat. Hal tersebut menuntut
manajemen perusahaan agar dapat segera mencari solusi dengan memilih berbagai
alternatif dan kebijakan mengenai bagaimana produk yang dipasarkan dapat tetap
bersaing di pasaran.

SEIKO : Journal of Management & Business, 6(2), 2023 | 465


Evaluasi Peran Target Costing dalam Manajemen Biaya Produksi....

Manajemen perusahaan perlu melakukan analisis pasar yang mendalam untuk


memahami tren, kebutuhan konsumen, dan preferensi pelanggan. Dengan memahami
pasar dengan baik, perusahaan dapat mengidentifikasi peluang baru dan
mengantisipasi perubahan yang akan datang. Perusahaan yang ingin berkembang dan
bertahan hidup harus mampu menghasilkan produksi yang tinggi dengan kualitas
yang baik (Anugerah et al., 2017). Suatu perusahaan dituntut agar dapat menciptkan
suatu inovasi produk yang baik, dan harganya pun lebih rendah atau paling tidak
sama dengan harga yang ditawarkan oleh para pesaingnya. Untuk menghasilkan
produk yang seperti itu, perusahaan harus berusaha sebisa mungkin mengurangi
biaya yang harus dikeluarkan pada proses produksinya.
Menurut Hasen dan Mowen, bahwa biaya produksi merupakan biaya yang
digunakan dalam mengubah bahan baku menjadi barang jadi (Idrawahyuni et al.,
2020). Biaya produksi mencakup semua biaya yang terkait dengan proses produksi,
mulai dari pengadaan bahan baku, tenaga kerja, hingga biaya overhead pabrik.
Dengan memahami biaya produksi, perusahaan dapat mengelola dan mengendalikan
biaya dengan lebih efektif. Hal ini memungkinkan perusahaan untuk
mengoptimalkan efisiensi produksi, menentukan harga jual yang kompetitif, dan
mengambil keputusan yang tepat dalam pengembangan produk atau strategi bisnis.
Pada perusahaan manufaktur, biaya produksi dapat dibedakan menjadi biaya
utama dan biaya konversi. Biaya utama terdiri dari bahan langsung dan upah
langsung, sedangkan biaya konversi terdiri dari upah tidak langsung dan biaya tidak
langsung (Juwita & Satria, 2017). Biaya produksi ini juga biasanya terdiri dari tiga
unsur yaitu bahan baku langsung, tenaga kerja langsung dan overhead pabrik.
Dimana bahan baku langsung adalah semua bahan baku yang membentuk bagian
integral dan produk jadi dan dimasukkan secara eksplisit dalam perhitungan biaya
produk (Nafisah et al., 2021). Tenaga kerja langsung adalah tenaga kerja yang
melakukan konversi bahan baku langsung menjadi produk jadi dan dapat dibebankan
secara layak ke produk tertentu, sedangkan overhead pabrik merupakan semua biaya
manufaktur yang tidak ditelusuri secara langsung ke output tertentu. Oleh karena itu
bagi perusahaan manufaktur, biaya produksi merupakan faktor penting dalam
berhasil atau tidaknya perusahaan ditinjau dari segi finansial.
Biaya produksi merupakan pos biaya yang besar dibanding dengan pos biaya
lainnya (Wiralestari et al., 2018). Perbandingan besaran biaya produksi terhadap biaya
lainnya dapat bervariasi tergantung pada jenis industri dan karakteristik perusahaan.
Pada beberapa industri, biaya produksi memang dapat menjadi pos biaya yang
signifikan. Namun, ada juga industri lain di mana biaya lain seperti biaya pemasaran,
biaya penelitian dan pengembangan, atau biaya administrasi mungkin memiliki peran
yang lebih dominan.
Setiap perusahaan memiliki struktur biaya yang unik tergantung pada jenis
bisnis, skala operasi, dan strategi bisnis yang diterapkan. Misalnya, perusahaan
manufaktur dengan operasi yang intensif secara fisik mungkin memiliki biaya
produksi yang lebih besar dibandingkan dengan perusahaan jasa yang memiliki biaya
pekerjaan intelektual yang lebih tinggi. Namun demikian, biaya produksi tetap
menjadi faktor penting dalam keberhasilan bisnis karena mempengaruhi profitabilitas
perusahaan. Manajemen yang efisien dalam mengendalikan biaya produksi, termasuk
optimasi pengadaan bahan baku, pengelolaan efisien tenaga kerja, dan pengendalian
biaya overhead pabrik, merupakan hal yang penting untuk menjaga keuntungan dan
daya saing perusahaan. Jadi tujuan utama pengendalian biaya produksi adalah untuk

466 | SEIKO : Journal of Management & Business, 6(2), 2023


Evaluasi Peran Target Costing dalam Manajemen Biaya Produksi....

dapat mempergunakan sumber-sumber ekonomi untuk berproduksi secara efektif,


sehingga tidak tejadi pemborosan biaya dalam berproduksi.
Perhitungan harga pokok produksi merupakan hal yang sangat penting
mengingat manfaat informasi harga pokok produksi adalah untuk menentukan harga
jual yang akan disajikan dalam laporan posisis keuangan (Samsul, 2013). Harga pokok
produksi merupakan kumpulan dari biaya-biaya yang dikeluarkan untuk mengolah
bahan baku menjadi barang jadi. Harga pokok produksi penting untuk memberikan
gambaran umum kepada manajemen tentang keseluruhan biaya produksi dan apakah
biaya ini terlalu tinggi atau terlalu rendah (Saputra, 2018). Dengan lebih memahami
biaya barang yang diproduksi, perusahaan dapat melakukan penyesuaian untuk
memaksimalkan profitabilitas secara keseluruhan.
Perlu adanya kebijakan yang ditetapkan oleh perusahaan agar dapat mencapai
laba yang maksimal. Kebijakan yang diterapkan dapat berupa perencanaan
pengendalian biaya produksi (Dinda et al., 2021). Perencanaan dan pengendalian
biaya produksi merupakan bagian integral dari manajemen keuangan perusahaan.
Dengan menerapkan kebijakan yang tepat dalam hal ini, perusahaan dapat
meningkatkan efisiensi operasional, mengurangi pemborosan, dan mencapai laba
yang maksimal.
Kebijakan dalam pengendalian biaya produksi secara umum merupakan suatu
strategi bagi perusahaan dalam merencanakan biaya produksi yang sesuai dalam
rangka efisiensi dan efektivitas biaya (Juwita & Satria, 2017). Apabila terjadi
perubahan-perubahan dukungan, maka diperlukan metode yang ideal sesuai dengan
kondisi pasar dan kondisi perusahaan, sehingga perusahaan dapat memperoleh laba
dan dapat mencapai tujuannya. Salah satu solusi yang dapat dilakukan agar
perusahaan dapat memperoleh laba dan dapat mencapai tujuannya yaitu dengan
menggunakan metode target costing. Target costing adalah strategi yang digunakan
perusahaan untuk merencanakan harga produk baru berdasarkan harga yang
kompetitif sebelum melakukan produksi, sehingga produk tersebut nantinya akan
dapat memperoleh laba yang diharapkan (Samsul, 2013). Target costing memiliki
kecenderungan reduksi biaya (cost reduction) yang ditentukan pada tahap
perencanaan dan desain.
Menurut Supriyanto target costing adalah suatu sistem untuk mendukung
proses pengurangan biaya dalam tahap pengembangan dan perencanaan produk
tertentu, perubahan modal secara penuh ataupun perubahan modal secara teratur
(Adinegara, 2014). Target costing sering disebut cost planning atau cost project untuk
mengurangi biaya produk secara keseluruhan sepanjang daur hidup produk yang
bersangkutan. Penerapan target costing pada suatu perusahaan juga harus
memerhatikan hal-hal yang berkaitan dengan keberhasilan implemetasi dari adanya
inovasi tersebut.
Dalam penerapan target costing, interaksi yang efektif antara departemen
produksi, perekayasaan, riset dan pengembangan (R&D), pemasaran, dan bagian
akuntansi sangat penting. Kolaborasi yang baik antara departemen-departemen ini
memungkinkan perusahaan untuk mencapai tujuan target costing secara efektif.
Interaksi yang efektif antara departemen-produk ini memungkinkan pertukaran
informasi yang penting dalam proses pengembangan dan pengendalian biaya
produksi. Sinergi antara departemen-departemen membantu memastikan bahwa
target costing dapat tercapai dengan mengoptimalkan biaya produksi dan tetap
memenuhi kebutuhan pelanggan.

SEIKO : Journal of Management & Business, 6(2), 2023 |467


Evaluasi Peran Target Costing dalam Manajemen Biaya Produksi....

Konsep target costing ini bertujuan untuk mengurangi biaya produk pada tahap
perencanaan dan pendesainan produk sehingga memungkinkan perusahaan untuk
mencapai pangsa pasar dari target laba yang diinginkan. Proses target costing tidak
hanya sekedar menentukan target biaya, tetapi termasuk cara mencapai biaya dan
mendapatkan kualitas produk yang sesuai dengan keinginan pelanggan. Proses target
costing juga merupakan proses manajemen bisnis multifungsi yang dapat diterapkan
melalui siklus hidup produk.
Pandemi Covid-19 membawa banyak perubahan, tidak hanya di dunia tapi juga
di indonesia. Namun di kala banyak perusahaan yang tertatih dan akhirnya harus
memutuskan untuk menghentikan produksi, ekosistem usaha mikro di Indonesia
ternyata bertumbuh dengan cepat. Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM)
mengumumkan 2020 mencatat rekor pengajuan Nomor Induk Berusaha (NIB)
terbanyak, di mana sebagian besarnya berasal dari sektor mikro. Hal ini sejalan
dengan upaya pemerintah mengeluarkan berbagai kebijakan dalam rangka
pemulihan ekonomi nasional dari dampak pandemi covid-19.
Fenomena yang sama terjadi di Kab. Gowa, berdasarkan data dari Dinas
Koperasi dan UMKM Gowa terjadi peningkatan signifikan dari 7.233 pelaku UMKM
pada 2019 yang terdiri dari 4.028 usaha mikro, 2.944 usaha kecill dan 261 usaha
menengah menjadi 40,786 pelaku UMKM di 2020 yang terbagi 37.341 usaha mikro,
3.179 usaha kecil dan 266 usaha menengah. Selanjutnya pada 2021 tercatat 56.490
pelaku UMKM yang terdiri dari 53.045 usaha mikro, 3.179 usaha kecil dan 266 usaha
menengah. Dan di awal 2022 tercatat 63.402 pelaku UMKM yang beroperasi. Hal ini
menunjukkan persaingan yang semakin ketat juga lahir. Agar usaha mikro tersebut
dapat berkembang maka salah satu teori yang dapat mendukung mereka adalah
penerapan Target Costing. UD. Alif Meubel sebagai salah satu UMKM di Kab. Gowa
termasuk yang merasakan dampak pandemi namun juga menghadapi tingkat
persaingan yang lebih kompetitif. Jumlah pesanan menurun karena harga terkoreksi
turun hingga beberapa pesanan akhirnya gagal mencapai kata sepakat.
Terdapat beberapa penelitian yang membahas mengenai penerapan target
costing sebagai upaya pengendalian biaya produksi, misalnya yang dilakukan oleh
Yolanda T. Nangoy, Victorina Z. Tirayoh, Syermi S.E Mintalangi (2022) yang berjudul
“Penerapan Target Costing sebagai Upaya Peningkatan Laba Pada UMKM Sumaru
Endo Di Masa Pandemi Covid-19” dengan hasil penelitiannya yaitu, bahwa dengan
perusahaan menerapkan target costing dapat digunakan untunk peningkatan laba
pada UMKM Sumaru Endo di masa pandemi Covid-19. Hal tersebut dapat dilihat dari
perbandingan total laba yang diperoleh sebelum dan sesudah diterapkannya target
costing (Nangoy et al., 2022). Hal ini sejalan dengan penelitian Dedy Akbar Herianto
(2020) yang berjudul “Analisis Penerapan Target costing Sebagai Sistem Pengendalian
Biaya produksi (Studi Kasus Pada UD Winda Di Malino Kabupaten Gowa)” dengan
hasil penelitian yang menunjukkan bahwa penerapan target costing pada UD Winda
juga lebih efisien dibandingkan dengan yang dilakukan oleh perusahaan selama ini,
dan merupakan alternatif yang baik bagi perusahaan untuk menekan biaya
produksinya, dimana dengan menggunakan penerapan target costing, perusahaan
dapat memperoleh penghematan biaya (Idrawahyuni et al., 2020). Sedangkan
penelitian oleh Sri Lestari (2013) berjudul “Penerapan Target Costing dalam Upaya
Meningkatkan Efisiensi Biaya Produksi pada PT. Bukaka Teknik Utama, Tbk”
berkesimpulan bahwa penerapan target costing belum dapat meningkatkan efisiensi
biaya produksi karena adanya keadaan tertentu(Lestari, 2013). Hal ini sesuai dengan

468 | SEIKO : Journal of Management & Business, 6(2), 2023


Evaluasi Peran Target Costing dalam Manajemen Biaya Produksi....

klaim Norhafizah, et. al. (2018) bahwa walaupun konsep dasar dari target costing
tampak sederhana namun penerapannya tidaklah semudah itu. Sebelum
mengadopsinya diperlukan pemahaman secara holistik atas proses bisnis sebuah
perusahaan. Karena lingkungan, strategi dan struktur organisasi industri tertentu
mempengaruhi sifat dari target costing itu sendiri, dibutuhkan modifikasi pada tahap
tertentu agar hal ini dapat diterapkan sesuai dengan sumber daya, proses bisnis dan
strategi perusahaan tersebut.

METODOLOGI
Pendekatan penelitian ini merupakan sebuah metode penelitian deskriptif
kualitatif deskriptif, yaitu metode yang menggambarkan keadaan objek penelitian
dengan mengumpulkan data relevan yang tersedia, kemudian disusun, dipelajari dan
dianalisis lebih lanjut. Dengan data sekunder yang dapat diperoleh dari perusahaan
yang berupa dokumen-dokumen perusahaan dan pencataan yang erat kaitannya
dengan masalah yang akan dibahas dan peneliti mengumpulkan data dengan
menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis, gambar
maupun elektronik terkait biaya produksi. Dalam penelitian ini analisis data
menggunakan pendekatan analisis deskriptif kualitatif dan kuantitatif (non statistik),
kemudian disusun, dipelajari dan dianalisis lebih lanjut. Analisis dilakukan
berdasarkan kerangka teori berturut-turut adalah mendeskripsikan perhitungan biaya
produksi yang dilakukan, menerapkan sistem target costing dan membandingkan
perhitungan biaya produksi sebelumnya dengan perhitungan menggunakan target
costing.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Deskripsi Data
Data-data yang diperlukan untuk penelitian ini salah satunya adalah data
mengenai biaya produksi dari CV. GRV Interior Produk Kitchen Set yang terdiri atas:

1. Produk Kitchen Set


Kitchen set adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan dapur modern,
yang terdiri dari perangkat dapur berbentuk kabinet untuk menyimpan alat-alat
rumah tangga, khususnya perlengkapan dapur dan Produk kitchen set yang dimaksud
dalam penelitian ini merupakan produk kitchen set yang dihasilkan oleh CV. GRV
Interior terdiri dari kabinet bawah dan atas berbahan utama MDF dengan dimensi
bawah: 180 x 60 x 85 cm, dimensi kabinet atas : 180 x 33.5 x 50 (67) cm serta
menggunakan finishing cat duco

2. Analisis Metode Standard Costing


Data yang digunakan dalam penelitian ini data mengenai biaya produksi yang
terdiri dari:

a) Biaya Bahan Baku Langsung


Biaya bahan baku langsung yang dibutuhkan untuk membuat kitchen set mencapai
total Rp. 5.000,000. Dimna bahan baku langsung yang dibutuhkan antara lain:

• Multiplek atu Playwood : Bahan dasar yang digunakan untuk multiplek atau
playwood adalah kulit kayu berlapis yang diproses dengan tekanan tinggi.

SEIKO : Journal of Management & Business, 6(2), 2023 |469


Evaluasi Peran Target Costing dalam Manajemen Biaya Produksi....

Kelebihan material ini yaitu memiliki ketahanan yang baik dari air sehingga cocok
digunakan untuk dapur basah.
• Medium Destity fiberboard (MDF): jenis kayu olahan yang terbuat dari serbuk kayu
yang dipress dengan kelebihan permukaannya yang halus dibanding dua bahan
sebelumnya.
• High pressure laminete (HPL): bahan baku pelapis berbentuk lembahan yang
digunakan sebagai penutup paling atas furniture atau mebel dengan kelebihan
corak yang beragam dan ramah lingkungan.
• Decosheet : Pelapis lembarang ini terbuat dari bahan plastik yang lebih tipis dari
HPL dan mudah dibentuk dengan kelebihan tidak mudah mengelupas.
• Cat duco : Tipe finishing paling mahak yang mampu membuat tampilan dapur
lebih elegan dengan pilihan warna dan corak yang variatif serta mengilap.
b) Biaya Tenaga Kerja Langsung
Biaya tenaga kerja yang dikeluarkan akan dihitung proporsional berdasarkan
produksi atas produk yang dimaksud selama masa produksi yang digunakan. CV.
GRV Interior memiliki total tenaga kerja tetap 12 orang, freelance kurang dari 20 orang.
Biaya tenaga kerja langsung yang dikeluarkan CV. GRV Interior senilai Rp. 2.250,000.

c) Biaya Overhead
Biaya overhead yang dikeluarkan antara lain biaya bahan baku tidak langsung, tenaga
kerja tidak langsung. Biaya sewa bangunan kantor dan workshop, air dan telepon.
Adapun besaran biaya overhead yang dikeluarkan sebesar 750,000.
Berdasarkan komponen biaya tersebut, maka biaya yang diperlukan untuk membuat
produk kitchen set adalah:

Tabel 1. Harga Pokok Penjualan


Komponen Biaya Nilai Jenis Biaya
Bahan Baku Langsung Biaya Variabel
1. Multiplek atau Playwood 1.650.000
2. Medium Destity fiberboard (MDF): 1.850.000
180 x 60 x 85 cm
3. High pressure laminete (HPL) 455.200
4. Decosheet 651.970
5. Cat duco 392.830
180 x 33.5 x 50 (67) cm
Total Biaya Bahan Baku Langsung 5.000.000
Tenaga Kerja Langsung 2.250.000 Biaya Tetap
Biaya Overhead Biaya Variabel
1. Biaya bahan baku tidak langsung 219.700
2. Tenaga kerja tidak langsung 220.000
3. Biaya sewa bangunan kantor dan 215.300
workshop
4. Biaya air dan telepon 95.000
Total Biaya Overhead 750.000
Total 8.000.000

Penerapan Target Costing pada CV. GRV Interior


Perhitungan target costing merupakan bagaimana proses penerapan metode
target costing pada perusahaan lainnya. Seperti yang dijelaskan dalam penelitian yang

470 | SEIKO : Journal of Management & Business, 6(2), 2023


Evaluasi Peran Target Costing dalam Manajemen Biaya Produksi....

dilakukan oleh Cynthia Indriani. Indriani et al. (2021) bahwa target costing memiliki
lima tahapan yang terdiri atas :

1) Menentukan Harga Jual yang Kompetitif/ Harga Pasar


Saat ini ketertarikan pelaku usaha dalam bidang furnitur cukup ramai di daerah
Makassar dan sekitarnya. Mereka menghasilkan beberapa jenis produk/barang yang
dikerjakan namun pada penelitian ini peneliti memfokuskan pada produk kitchen set.
Karena produk tersebut yang memiliki potensi dalam memaksimalkan laba
perusahaan serta dapat mengefisiensikan dan mengefektifitaskan produk pelanggan
dalam kebutuhan jangka panjang serta memberikan nilai manfaat yang cukup lama.
Penetapan harga produk ini berbeda berdasarkan model kayu dan ukuran bahan baku
langsung yang digunakan. Untuk harga pasar yang digunakan sebagai pembanding
atas produk yang menjadi objek penelitian, peneliti menggunakan harga dari salah
satu toko furnitur berskala nasional yang juga memiliki toko di Makassar yaitu PT.
Informa dimana produk yang dimaksud bernama Dalton Kitchen Set seharga Rp.
10.499.000,-. Produk ini dipilih karena memiliki spesifikasi teknis yang paling mirip
dengan objek penelitian. Saat ini Usaha CV. GRV Interior memiliki beberapa jenis
produk mebel yang dikerjakan, namun pada penelitian ini penulis memfokuskan pada
produk Kitchen Set dengan ukuran 180 x 90 dan 180 x 140 seharga Rp. 9.680.000, karena
produk tersebut yang paling tinggi tingkat permintaannya tetapi produk tersebut
mengalami kendala dalam pemaksimalan laba.

2) Menentukan Laba yang Diharapkan


Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan target laba yang diharapkan
adalah 25% dari harga jual per unit produk. Karena setelah semakin kompetitifnya
dunia usaha furnitur, penerapan dalam target laba mereka cukup fleksibel antara lain
melihat faktor-faktor tertentu dalam menentukan keuntungan mereka. Dampaknya
penetapan harga mereka bisa jadi berubah sewaktu-waktu dikarenakan faktor
tertentu tersebut.

3) Menghitung Biaya Target (target cost)


Menrut Malue (Malue, 2013) menggunakan metode target costing biaya produksi
yang seharusnya dipenuhi oleh bisa dilihat dengan menggunakan formula/rumus
berikut ini:
Tci = Pi – Mi
Keterangan :
TCi = Taret Costing per unit produk
Pi = Harga Jual per unit produk
Mi = Margin Laba per unit produk (25% x penetapan harga jual)
Berdasarkan formula di atas, maka biaya produksi menggunakan metode target
costing dengan laba sebesar 25% dari harga jual dapat dihitung sebagai berikut:

Tabel 2. Harga Pokok Produksi (TC)


TCi = Pi (Harga Jual per unit - Mi = Margin Laba per unit
produk) produk
TCi = 9.680.000 - (25% x 9.680.000)
TCi = 9.680.000 - 2.420.000
TCi = 7.260.000

SEIKO : Journal of Management & Business, 6(2), 2023 |471


Evaluasi Peran Target Costing dalam Manajemen Biaya Produksi....

4) Menggunakan Rekayasa Nilai (value engineering) untuk mengidentifikasi cara yang


dapat menurunkan biaya produk.
Evaluasi sistematis atas design engineering suatu proyek untuk mendapatkan nilai
yang paling tinggi bagi setiap uang yang dikeluarkan dan mengkaji serta memikirkan
berbagai komponen kegiatan dalam kaitannya antara biaya terhadap fungsinya denga
tujuan untuk mendapatkan penurunan biaya proyek secara keseluruhan. Dalam
membahas tahap pelaksanaa (value engineering) manajemen perlu membuat suatu
rancangan produk yang dapat diproduksi secara efisien dan memuaskan kebutuhan
konsumen. Maka pada tahap ini peran penting dalam aspek-aspek pelanggan perlu
diterapkan. Sebagai contoh untuk memberikan kemudahan manajemen dalam
merancang produk, perlu disusun segala kemungkinan yang dapat mempengaruhi
keinginan pembeli terhadap furnitur. Seperti misalnya keunikan bentuk yang
dirancang secara khusus, partisi sesui kebutuhan konsumen, pemilihan finishing yang
dapat mempengaruhi masa manfaat juga nialai estetik produk, kepraktisan dalam
pemeliharaannya, dan lain sebagainya.

5) Menggunakan Kaizen Costing dan Pengendalian Operasional untuk terus


menurunkan biaya.
Perbandingan dari perhitungan biaya produksi maupun non produksi
menggunakan metode target costing dan metode tradisional dapat diketahui bahwa
perusahaan telah menggunakan biaya lebih besar daripada target biaya yang harus
dikeluarkan agar tercapai laba yang diinginkan yaitu sebesar 25%.

Penerapan Rekayasa nilai dan Efesiensi Biaya Produksi pada CV. GRV Interior
Rekayasa nilai merupakan langkah awal penerapan hasil metode target costing.
Analisis rekaya nilai menggunakan acuan biaya yang efisien berdasarkan perhitungan
target costing. Upaya penurunan biaya dengan rekaya nilai (value enguneering)
produk pada tahap desain sangat menentukan karena sebagian besar biaya produk
ditentukan dan diantisipasi pada tahap desain (Supriatna, 2010). Pada tahap rekayasa
nilai ini perusahaan melakukan evaluasi biaya apa yang diefisiensikan untuk
mencapai laba yang diinginkan atau laba yang telah ditargetkan. Rekayasa nilai ini
digunakan untuk menurunkan biaya produk.

Tabel 3. Perbandingan Profit


Metode Pendekatan Harga Pokok Profit
Harga Jual
Biaya Produksi Rp %
Current 9.680.000 8.000,000 1.680,000 17.36%
Target Cosrting 9.680,000 7.260,000 2.420,000 25.00%
Berdasarkan data yang diperoleh dan disebutkan sebelumnya dalam wawancara
sederhana yang telah dilakukan, harga pokok produksi sebesar Rp. 8.000,000,- dan
harga jual Rp. 9.680,000,- sehingga besaran profit/laba yang diterima adalah 17.36%.
Setelah melakukan perhitungan menggunakan metode target costing diperoleh
nilai harga pokok sebesar Rp. 7.260,000.- sehingga apabila dibandingkan dengan HPP
sebelumnya maka diperoleh nilai efisiensi biaya sebesar 9.75% seperti pada tabel 4.

Tabel 4. Efisiensi Biaya


HPP Efisiensi Biaya
Komponen Biaya Target
Cosrting Rp %

472 | SEIKO : Journal of Management & Business, 6(2), 2023


Evaluasi Peran Target Costing dalam Manajemen Biaya Produksi....

Bahan Baku Langsung


1. Multiplek atau Playwood 1.455.000 195,000 2,44%
2. Medium Destity fiberboard (MDF):
1.700.000 150.000 1,88%
180 x 60 x 85 cm
3. High pressure laminete (HPL) 400.000 55.200 0,69%
4. Decosheet 505.000 146.970 1,84%
5. Cat duco
200.000 192,830 2,40%
180 x 33.5 x 50 (67) cm
Total Biaya Bahan Baku Langsung 4.260.000 740.000 9,25%
Tenaga Kerja Langsung 2.250.000 0 0
Biaya Overhead
1. Biaya bahan baku tidak langsung 219.700 0 0
2. Tenaga kerja tidak langsung 220.000 0 0
3. Biaya sewa bangunan kantor dan
215.300 0 0
workshop
4. Biaya air dan telepon 95.000 0 0
Total Biaya Overhead 750.000 0 0
Total 7.260.000 740.000 9,25%

Dari hasil tersebut dapat membuktikan bahwa metode target costing dapat
meminimalisir biaya produksi dengan penerapan target costing, perusahaan dapat
mengatur secara sistematis biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan. Sehingga harga
jual yang ditetapkan dapat sesuai dengan standar harga pasaran dan dapat bersaing
dengan kompetitor lain. Oleh karena itu, dalam menetapkan harga pasar, pelaku
usaha harus melakukan analisa pasar atas produk yang mereka jual sehingga
perusahan dapat mengetahui kebutuhan produk di pasaran dan persaingan harga
dengan kompetitor. Selain itu, dengan menerapkan target costing perusahaan dapat
memproduksi barang yang sesuai dengan keinginan konsumen sehingga barang yang
diproduksi dapat laku secara maksimal. Hal ini bahan baku CV. GRV Interior
diperoleh dari supplier pemasok bahan baku material dari daerah sekitar agar
perusahaan membeli bahan baku yang harganya dibawah harga bahan baku
sebelumnya namun tanpa mengurangi kualitas barang, ada banyak supplier menjual
bahan baku dengan harga yang rendah namun kualitas tetap sama dan tentunya,
dengan menerapkan target costing CV. GRV Interior dapat mencapai target perolehan
labanya sebesar 9,25% untuk penjualan satu unit kitchen set.

Peranan Target costing untuk meningkatkan laba produksi pada CV. GRV Interior
Hasil perbandingan laba setelah melakukan rekayasa nilai (Value Engineering)
menunjukkan bahwa, pengelola CV. GRV Interior dapat melakukan perencanaan
ulang dalam pengeluaran biaya mulai dari mengidentifikasi desain biaya produk yang
dapat diminimalisir sampai dengan memberi alternatif untuk pengeluaran biaya
produk yang lebih rendah (value engineering), sehingga dapat digunakan oleh
pengelola usaha sebagai sarana dalam mencapai laba yang diinginkan. Penegelola CV.
GRV Interior dapat melakukan efisiensi biaya produksi sebesar Rp 740.000,- jika
pengelola usaha menggunakan metode target costing. Sebelum menggunakan target
costing perusahaan tersebut membutuhkan biaya sebesar Rp. 8.000.000,- untuk satu
Kitchen set per unit dan setelah dilakukan perhitungan dengan menggunakan metode
target costing pengelola CV. GRV Interior mampu meminimalisir biaya produksinya

SEIKO : Journal of Management & Business, 6(2), 2023 |473


Evaluasi Peran Target Costing dalam Manajemen Biaya Produksi....

menjadi Rp. 7.260.000,- . Dengan metode target costing perusahaan akan dapat lebih
mudah untuk mencapai laba yang ditargetkan dengan perolehan laba yaitu sebesar
9,75% dari setiap penjualannya yang sebelumnya.

Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan target costing dapat
meminimalisir biaya produksi, dengan penerapan target costing perusahaan dapat
mengatur secara sistematis biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan. Sehingga harga
jual yang ditetapkan dapat sesuai dengan standar harga pasaran dan dapat bersaing
dengan kompetitor lain. Oleh karena itu, dalam menetapkan harga pasar, pelaku
usaha harus melakukan analisa pasar atas produk yang mereka jual sehingga
perusahan dapat mengetahui kebutuhan produk di pasaran dan persaingan harga
dengan kompetitor. Selain itu, dengan menerapkan target costing perusahaan dapat
memproduksi barang yang sesuai dengan keinginan konsumen sehingga barang yang
diproduksi dapat laku secara maksimal. Hal ini sejalan dengan salah satu sistem
penjualan yang dilakukan oleh CV. GRV Interior. Dan tentunya, dengan menerapkan
target costing CV. GRV Interior dapat mencapai target perolehan labanya sebesar
9,75% untuk penjualan satu unit kitchen set.
Berdasarkan persentase laba yang dicapai, maka penerapan target costing pada
CV. GRV Interior dapat dijadikan alternatif dalam upaya pengendalian biaya
produksi. Kalkulasi biaya-biaya pada sub-bab sebelumnya merupakan gambaran atau
deskripsi dari penerapan metode target costing sebagai alternatif yang penulis
rekomendasikan kepada perusahaan agar dapat menekan biaya produksinya guna
mendapatkan keuntungan sesuai dengan target laba yang diinginkan perusahaan, jika
perusahaan ingin mendapatkan keuntungan maksimum perusahaan perlu
mengaplikasikan metode tersebut, namun semua keputusan adalah hak dari kepala
perusahaan untuk menerapkan metode apa yang harus digunakannya agar
perusahaan dapat memperoleh keuntungan yang maksimal.
Biaya target per unit adalah harga target dikurangi penghasilan operasi target
per unit. Penghasilan operasi target per unit adalah penghasilan operasi yang
merupakan sasaran yang ingin diperoleh perusahaan per unit produk atau jasa yang
dijual. Biaya target per unit adalah perkiraan biaya jangka panjang per unit atas
sebuah produk atau jasa yang membuat perusahaan mampu mencapai penghasilan
operasi target per unit saat menjual pada harga target, sebuah penentuan harga
berbasis pasar adalah penentuan harga target. Pada rencana dan kebijakan
perusahaan sebelumnya yang sifatnya masih sederhana dan tidak terdapat
perencanaan manajemen yang baik untuk mengendalikan biaya yang seharusnya
dikeluarkan perusahaan, perusahaan-perusahaan hanya terfokus pada penyediaan
bahan baku utama berupa kayu yang harus selalu tersedia ketika perusahaan akan
memproduksi sebuah produk, tanpa memberi rencana yang tepat bahwa dalam kurun
waktu tertentu perusahaan harus memiliki berapa banyak persediaan bahan baku.
Kejadian tersebut menyebabkan tidak terkendalinya biaya-biaya yang seharusnya
terjadi, sehingga perusahaan sulit untuk merencanakan berapa banyak atau berapa
jumlah keuntungan yang seharusnya menjadi target perusahaan. Begitu pula dalam
menentukan harga jual atau dalam perhitungan biaya produksi, sebelumnya
perusahaan menerapkan kebijakan yang tergolong metode traditional cost.
Perusahaan hanya melihat biaya-biaya yang langsung terjadi ketika melakukan
aktifitas produksi, tanpa melihat faktor biaya lain seperti biaya overhead pabrik.

474 | SEIKO : Journal of Management & Business, 6(2), 2023


Evaluasi Peran Target Costing dalam Manajemen Biaya Produksi....

Harga produk yang terjadi pun hanya didapat dari pengakumulasian biaya-biaya
yang langsung terjadi dan harga ditentukan sesuai berkembangnya harga di pasaran.
Berdasarkan hasil penelitian dalam menerapkan metode target costing pihak CV. GRV
Interior dapat merencanakan bagaimana mendesain ulang biaya sedemikian rupa
mulai dari mengganti faktor-faktor yang mempengaruhi tingginya biaya yang terjadi
pada desain biaya produk sebelumnya. Harga target yang dihitung dengan
menggunakan informasi dari pelanggan dan pesaing menjadi dasar untuk
menghitung biaya target. Sehingga dapat dijadikan tolak ukur dimana perusahaan
dapat dengan mudah melihat sejauh mana perusahaan menentukan standarisasi
harga dan kualitas produk. Melalui pengendalian biaya, penerapan target costing
dilakukan dengan mengidentifikasi berapa harga yang diinginkan pasar dan
kemudian mendesain produk yang bersedia dibayar oleh pasar tersebut. Dalam hal
ini perusahaan menetapkan harga jual yang terbaru dan masih berlaku pada pasar
dari produk tersebut, maka dari itu dengan metode target costing perusahaan akan
dapat lebih mudah untuk mencapai laba yang ditargetkan yaitu sebesar 25% dari
setiap satu unit produk yang dipasarkan.
Penelitian sebelumnya yang juga mengemukakan keberhasilan penerapan target
costing dalam pengendalian biaya dengan menggunakan rekayasa nilai (value
engineering) yang dilakukan oleh Amilatussaadah yang menyimpulkan bahwa
penerapan target costing melalui rekaya nilai terbukti efisien sehingga laba yang
diinginkan pemilik usaha dapat tercapai (Amilatussaadah et al., 2021). Target costing
adalah proses perencanaan biaya yang dimulai dengan menentukan harga jual yang
diinginkan untuk produk atau layanan, kemudian menentukan biaya yang dapat
diterima untuk mencapai laba yang diinginkan.
Rekayasa nilai adalah langkah penting dalam penerapan target costing. Hal ini
melibatkan analisis mendalam terhadap fungsi-fungsi produk dan mencari cara-cara
alternatif untuk mencapai fungsi-fungsi tersebut dengan biaya yang lebih rendah.
Dalam rekayasa nilai, tim produk akan mengevaluasi setiap komponen produk dan
mempertimbangkan berbagai alternatif yang dapat mengurangi biaya tanpa
mengorbankan kualitas atau kinerja.
Dengan menggunakan penerapan target costing melalui rekayasa nilai, beberapa
manfaat dapat diperoleh. Pertama, pemilik usaha dapat memiliki visi yang jelas
tentang laba yang ingin dicapai, sehingga dapat mengarahkan upaya bisnis secara
efektif. Kedua, dengan menentukan harga jual terlebih dahulu, perusahaan dapat
menyesuaikan biaya produksi agar sesuai dengan target tersebut. Hal ini memastikan
bahwa produk atau layanan yang dihasilkan memiliki harga yang kompetitif di pasar.
Selain itu, dengan melakukan rekayasa nilai, perusahaan dapat mengidentifikasi
komponen-komponen yang tidak memberikan nilai tambah yang signifikan pada
produk dan mencari cara untuk mengurangi biaya produksi tanpa mengorbankan
kualitas. Misalnya, penggunaan bahan alternatif yang lebih murah namun tetap
memenuhi persyaratan kualitas. Namun, penting untuk diingat bahwa penerapan
target costing melalui rekayasa nilai tidak selalu mudah dilakukan. Membutuhkan
kerja tim yang efektif, pengetahuan mendalam tentang produk dan proses produksi,
serta komunikasi yang baik antara departemen yang terlibat. Selain itu, perusahaan
juga harus memperhatikan masukan pelanggan dan memastikan bahwa produk atau
layanan yang dihasilkan tetap memenuhi kebutuhan dan harapan pelanggan.
Dalam kesimpulannya, penerapan target costing melalui rekayasa nilai adalah
pendekatan yang efisien untuk mencapai laba yang diinginkan pemilik usaha. Dengan

SEIKO : Journal of Management & Business, 6(2), 2023 |475


Evaluasi Peran Target Costing dalam Manajemen Biaya Produksi....

menetapkan harga jual terlebih dahulu dan melakukan rekayasa nilai, perusahaan
dapat mengurangi biaya produksi tanpa mengorbankan kualitas atau kinerja produk.
Namun, perlu diperhatikan bahwa penerapan ini membutuhkan kerja tim dan
pengetahuan yang mendalam tentang produk dan proses produksi.
Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Sri Lestari menunjukkan bahwa
penerapan target costing belum dapat meningkatkan efisiensi biaya. Hal ini terjadi
karena adanya suatu kontrak antara perusahaan dengan perusahaan lain, yang mana
apabila sudah terjadi kontrak dan biaya yang dikeluarkan perusahaan lebih besar dari
target berarti perusahaan mengalami kerugian (Lestari, 2013). Hal ini sejalan dengan
klaim Norhafizah, et. Al. (2018) bahwa walaupun konsep dasar dari target costing
tampak sederhana namun penerapannya tidaklah semudah itu. Sebelum
mengadopsinya diperlukan pemahaman secara holistik atas proses bisnis sebuah
perusahaan. Karena lingkungan, strategi dan struktur organisasi industri tertentu
mempengaruhi sifat dari target costing itu sendiri, dibutuhkan modifikasi pada tahap
tertentu agar hal ini dapat diterapkan sesuai dengan sumber daya, proses bisnis dan
strategi perusahaan tersebut.
Umumnya target costing memang dipandang memiliki pengaruh yang
bermanfaat terhadap penurunan biaya dan mampu memenuhi kebutuhan-kebutuhan.
Tetapi di samping itu, target costing menimbulkan beberapa efek samping yang
merugikan sebagaimana hasil penelitian Yutaka Kato, Germain Boer dan Chee Chow
(Supriatna, 2010). Salah satu risiko utama dalam target costing adalah penurunan
kualitas produk atau layanan. Jika fokus utama adalah mencapai biaya yang lebih
rendah, ada kemungkinan bahwa beberapa fitur atau karakteristik produk yang
penting dapat dikorbankan. Jika pengorbanan kualitas terlalu besar, ini dapat
mengurangi kepuasan pelanggan dan mengganggu reputasi perusahaan

SIMPULAN
Berdasarkan uraian dan pembahasan yang telah dikemukakan sebelumnya
maka penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa harga pokok produksi yang
dikeluarkan selama ini atas produk yang diteliti adalah Rp 8.000,000,- dengan harga
jual Rp 9.680,000. Berdasarkan perhitungan penelti, setelah melakukan simulasi
penerapan metode target costing nilai harga pokok produksi yang diperoleh senilai
Rp 740,000,- atau sebesar 9,25%. Pengendalian terhadap penggunaan bahan baku
berperan penting. efisiensi biaya ini tidak mengakibatkan adanya perubahan kualitas
atas produk yang dihasilkan, sehingga metode target costing dapat digunaan sebagai
alat pengendalian biaya produksi dan akhirnya mengoptimalisasi biaya serta
meningkatkan daya saing di pasar.
Berdasarkan hasil penelitian yang sudah diuraikan sebelumnya dan
diseimpulkan, oleh karena itu terdapat beberapa saran yang diajukan peneliti: 1)
Penelitian lebih lanjut dapat menggunakan sampel produk yang lebih banyak, dengan
rentang data yang lebih panjang. 2) Peneliti selanjutnya dapat menggunakan metode
pengendalian biaya lainnya sebagai variabel tambahan agar hasil penelitian menjadi
lebih komperhensif. 3) Untuk mencapai Target Costing yang diinginkan, maka
disarankan kepada CV. GRV Interior untuk mengontrol penggunaan bahan baku dan
bahan baku pendukung dalam proses produksi pembuatan Kitchen Set. Ini dilakukan
untuk menghindari bahan baku dan pendukung yang terbuang percuma. Membeli
bahan baku yang harganya dibawah harga bahan baku sebelumnya namun tanpa

476 | SEIKO : Journal of Management & Business, 6(2), 2023


Evaluasi Peran Target Costing dalam Manajemen Biaya Produksi....

mengurangi kualitas barang, ada banyak supplier menjual bahan baku dengan harga
yang rendah namun kualitas tetap sama

Referensi :
Adinegara, R. R. (2014). Target Costing Untuk Produk Almari Pada UD Mulya. UAJY.
http://e-journal.uajy.ac.id/5635/
Amilatussaadah, A., Widianti, H., & Amaliyah, F. (2021). Analisis Penerapan Target
Costing Dalam Upaya Efisiensi Biaya Produksi untuk Peningkatan Laba. Politeknik
Harapan Bersama Tegal. http://eprints.poltektegal.ac.id/276/
Anugerah, E. G., Wahyuni, N. I., & Mas’ ud, I. (2017). Penerapan Target Costing dalam
Pengelolaan Biaya Produksi untuk Optimalisasi Laba. E-Journal Ekonomi Bisnis
Dan Akuntansi, 4(1), 19–23. https://doi.org/10.19184/ejeba.v4i1.4554
Dinda, B. M. A., Yulinartati, Y., & Maharani, A. (2021). Analisis Penerapan Target
Costing dalam Upaya Pengendalian Biaya Produksi pada CV Multi Bangunan.
Jurnal Penelitian Dan Pengembangan Sains Dan Humaniora, 5(2), 220–228.
https://doi.org/10.23887/jppsh.v5i2.31494
Idrawahyuni, I., Adil, M., Nasrun, M., & Herianto, D. A. (2020). Analisis Penerapan
Target Costing Sebagai Sistem Pengendalian Biaya Produksi (Studi Kasus Pada
UD. Winda Kabupaten Gowa Provinsi Sulawesi Selatan). Equilibrium: Jurnal
Ilmiah Ekonomi, Manajemen Dan Akuntansi, 9(2).
http://dx.doi.org/10.35906/je001.v9i2.562
Indriani, C., Taufiq, A. B., & Rahmi, A. (2021). Analisis Penerapan Target Costing
dalam Perencanaan Biaya Produksi untuk Peningkatan Laba pada UKM Hidup
Baru Steel Tahun 2017. Jurnal Online Mahasiswa (JOM) Bidang Akuntansi, 6(4).
https://jom.unpak.ac.id/index.php/akuntansi/article/view/1559
Juwita, R., & Satria, M. R. (2017). Penerapan target costing dalam upaya efisiensi biaya
produksi untuk peningkatan laba produk. Jurnal Kajian Akuntansi, 1(2).
http://dx.doi.org/10.33603/jka.v1i2.701
Lestari, S. (2013). Penerapan Target Costing Dalam Upaya Meningkatkan Efisiensi Biaya
Produksi Pada PT Bukaka Teknik Utama Tbk. Fakultas Ekonomi Dan Bisnis
Universitas Pakuan.
Malue, J. (2013). ANALISIS PENERAPAN TARGET COSTING SEBAGAI SISTEM
PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI PADA PT CELEBES MINA PRATAMA.
1(3), 949–957. https://doi.org/10.35794/emba.1.3.2013.1904
Nafisah, N., Dientri, A. M., Darmayanti, N., Winarno, W., & Hairudin, H. (2021).
Analisis Perhitungan Harga Pokok Produksi Dengan Metode Full Costing Dan
Variable Costing Sebagai Dasar Penetapan Harga Jual Produk. J-MACC : Journal
of Management and Accounting, 4(1), 1–15.https://doi.org/10.52166/j-
macc.v4i1.2400
Nangoy, Y. T., Tirayoh, V. Z., & Mintalangi, S. S. E. (2022). Penerapan Target Costing
Sebagai Upaya Peningkatan Laba Pada Umkm Sumaru Endo Di Masa Pandemi
Covid-19. Jurnal EMBA: Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis Dan Akuntansi,
10(3), 570–579. https://doi.org/10.35794/emba.v10i3.42613
Samsul, N. H. (2013). Penentuan Harga Jual Perusahaan Dengan Metode Full Costing
Pada PT. Danliris Di Sukoharjo. Jurnal EMBA, 1(3), 366–373, ISSN 2303-1174.
https://digilib.uns.ac.id/dokumen/detail/10297
Saputra, V. S. Z. (2018). Perhitungan Harga Pokok Produksi Untuk Menentukan.
Universitas Nusantara PGRI Kedir, 02(03), 0–6.
SEIKO : Journal of Management & Business, 6(2), 2023 |477
Evaluasi Peran Target Costing dalam Manajemen Biaya Produksi....

Supriatna, I. (2010). Tinjauan Penerapan Target Costing Dan Upaya Cost Reduction
Pada Industri Garmen. Jurnal Ekonomi , Keuangan, Perbankan Dan Akuntansi, 2(2),
291–313.
Wiralestari, W., Firza, E., & Mansur, F. (2018). Pelatihan Perhitungan Harga Pokok
Produksi dengan Menggunakan Full Costing Sebagai Dasar Penentuan Harga
Jual Pempek pada UMKM Pempek Masayu 212. Jurnal Karya Abdi Masyarakat,
2(1), 46–52. https://doi.org/10.22437/jkam.v2i1.5430

478 | SEIKO : Journal of Management & Business, 6(2), 2023

Anda mungkin juga menyukai