Anda di halaman 1dari 1

SINOPSIS TARI SOUL

Kata Kunci : karya tari, soul device, jatidiri, dan sedulur papat limo pancer.

Kiblat papat lima pancer sebagai falsafah Jawa merupakan salah satu perwujudan konsep
mandala. Pandangan ini disebut juga “dunia waktu, artinya penggolongan empat dimensi ruang
yang berpola empat penjuru mata angin dengan satu pusat. Hal ini berkaitan dengan kesadaran
manusia akan hubungan yang tidak terpisahkan antara dirinya dengan alam semesta. Konsep
ini menyatakan bahwa pada dasarnya manusia terlahir dengan hawa nafsu yang bersumber dari
dirinya sendiri.

Proses koreografi terdapat empat tahap yakni, eksplorasi, eksperimentasi, forming, composing.
Eksplorasi maupun pengamatan dan penyerapan suatu obyek, melalui eksplorasi maka akan
didapatkan sumber ide yang akan masuk kedalam tema gerak didalam koreografinya.
Eksperimentasi yaitu mencoba tahap, menerapkan, menilai, menuangkan dan menciptakan
hasil eksplorasi baik dalam segala gerak maupun alur. Pembentukan yaitu tahap
mempertimbangkan kebutuhan maupun hal lain yang dianggap perlu kemudian dibentuk
berdasarkan pada pola-pola, baik pola lantai, level, dan lain sebagainya. Penyusunan adalah
penggabungkan dari seluruh tahapan koreografi terdahulu, dengan tahap peramuan ini maka
pada dasarnya proses koreografi adalah proses perancangan (penciptaan desain tarif).

Pada karya ini, bentuk penggarapannya berupa tari kreasi dengan beberapa gerak tradisional
dan gerak kontemporer. Karya tari ini memiliki alur cerita sehingga bertipe dramatik. Dengan
5 penari sebagai pertimbangan 2 penari laki-laki dan 3 penari perempuan. Musik yang
mengiringi berupa musik kreasi yang berfungsi sebagai ilustrasi untuk memperkuat alur cerita
dan memberi suasana, kemudian bekerja sebagai pengiring gerak tari dan bekerja sebagai
penegas gerak. Selain berupa musik kreasi juga terdapat tembang yang mengiring yaitu jenis
tembang-tembang jawa. Karya ini dipagelarkan dan didokumentasi sebagai bahan apresiasi dan
pengetahuan tentang proses penjacian jati diri menuju manusia tuhannya. Penyajian karya tari
ini merupakan gabungan dari mode penyajian simbolis (non representasional) dan mode
penyajian representasional.

Kegiatan penelusuran yang dilakukan pencipta dapat diangkat menjadi sebuah karya tari
dengan melihat rangkaian kegiatan, peralatan, dan busananya. Peneliti berharap untuk program
studi mahasiswa pendidikan seni tari dan musik dapat mengembangkan perangkat jiwa tarian
menjadi karya seni tari. Sehingga dapat dengan budaya bangsa.

Anda mungkin juga menyukai