Anda di halaman 1dari 4

Cinta tak Terduga

Narator: - Frederick
Pemeran:
- Adib Alhafiz sebagai :
- Danu Firmansyah sebagai :
- Dhea Safitri sebagai :
- Fitri Indah Astuti sebagai :
- Gita Cantika sebagai :
- Intan Sary sebagai :
- Muamar Kadavi sebagai :
- Muhammad Rizky sebagai :

Babak 1

(Narator memberi instruksi kepada pemeran Nira, Jim, Syifa, Pak Ahmad dan Bu Shinta
untuk masuk kedalam setting yang sama.)

Disini mereka berlima berada di sebuah rumah besar dan megah milik Pak Ahmad dan Bu
Shinta. Mereka memiliki dua anak yaitu Jim yang sudah lulus kuliah dan adiknya Syifa yang
masih duduk di bangku SMP. Nira datang sebagai pembantu baru di rumah Pak Ahmad, dan Bu
Shinta dan menarik perhatian Jim.

Alur Cerita

Nira          : Wah… besar sekali rumahnya. Bagus, rapi, megah, pasti orang kaya banget nih.
Permisi, selamat siang.
B. Shinta  : Siang, ada perlu apa?
Nira          : Apa benar ini rumah Bu Shinta?
B. Shinta  : Ya, betul. Anda siapa ya?

P. Ahmad : Oh iya bu, ini pembantu yang papa certain itu.. kiriman dari temen papa si Gusni
Nira          : Perkenalkan saya Nira, pembantu kiriman dari makelar Pak Gusni.
Syifa : Hai kakak… kenalin juga aku Syifa anaknya Bu Shinta. Kakak cantik
banget deh. Nira : Hai juga nira.. makasih ya, kamu juga ga kalah cantik kok.
B. Shinta  : Oh kirimannya Gusni. Oke, kamu masuk aja ke belakang. Taruh barang-barang
bawaan kamu di kamar dekat taman belakang. Sesudah itu temui saya di ruang tamu.

Syifa : sini kak, aku bantu bawain barang barangnya


Nira : udah dek, gausah.. kakak bisa sendiri kok.

Nira berjalan perlahan kearah taman belakang. Namun, karena rumahnya sangat besar maka ia
pun tersesat hingga ke sebuah ruangan kerja yang letaknya juga dekat dengan taman belakang.

Jim         : Siapa kamu?


Nira        : Eh! Oh! Anu.. Saya pembantu baru, Mas. Saya nggak tahu kamar saya dimana.

Jim terpana begitu Nira menoleh. Ia terpesona dengan paras Nira yang cantik dan lugu.

Jim         : Pembantu? Oh. Kamar kamu disana bukan disini.


Nira        : Iya, maaf ya, Mas. Permisi.
Jim         : Eh, nama kamu siapa?
Nira        : Nira, Mas…?
Jim         : Jim. Nama saya Jim.
Nira        : Ehm, iya, Mas Jim. Salam kenal.

Nira tersipu-sipu malu ketika Jim menatapnya. Kedua mata Jim seperti tak bisa lepas dari paras
cantik Nira. Tiba-tiba Bu Shinta masuk ke ruangan kerja tersebut.

B.Shinta : Nira! Ngapain kamu disini? Saya tunggu kamu di ruang tamu nggak datang-datang!
Pantes aja, kamu lagi godain anak saya?
Nira : Nggak.. Nggak, Bu. Ini nggak seperti yang Ibu lihat. Saya…
B. Shinta : Sudah diam! Sana pergi ke kamar kamu!

Nira berlalu dari ruangan kerja, sementara Bu Shinta agaknya merasa curiga bahwa putra
tunggalnya terpesona dengan kecantikan Nira.

Shinta : Jim, kamu ganti baju, gih! Sebentar lagi akan ada tamu.
Jim : Hah? Siapa, Ma? Aku lagi banyak kerjaan, nih.
B. Shinta : Halah.. Kerjaan apa sih hari Sabtu begini. Sudahlah turuti kata-kata Mama. Lekas
kamu ganti baju.
Jim         : Oke oke, Ma.

Babak 2

Didepan gerbang rumahnya Pak Ahmad ada seorang satpam yang selalu menjaga rumah
mewahnya itu. Kemudian datanglah sebuah mobil mewah dan meminta untuk membukakan
gerbang rumahnya Pak Ahmad, saat mau menanyai keperluan orang itu datang kerumah Pak
Ahmad, terdapat dua orang perempuan bergaya modis dan seorang laki laki yang tampak rapi
datang ke Rumah Pak Ahmad dan Bu Shinta.

B. Bena : Heh satpam, cepetan buka gerbangnya! Kita mau masuk..


Satpam : maaf bu, sebelumnya ada keperluan apa?

B. Bena : emang gakenal ya kita siapa? Saya telpon majikan kamu sekarang!

Tak lama Bu Bena menelpon Bu Shinta dan mengaku ditahaan oleh satpam yang menjaga
gerbang depan. Lalu Bu Shinta pun menelpon pos satpam yang ada dirumahnya dan satpam itu
pun langsung membukakan gerbang untuk keluarga sombong itu.

Sesampainya didepan pintu rumah..

B. Bena   : Permisi, Jeng Shinta.

Pak Cahyo: permisi Bu Shinta


B. Shinta : Eh, Jeng Bena!, Ayo silahkan masuk.

Pak Ahmad: hai Pak cahyo, Bu Bena… Ini anaknya ya?


B. Bena   : Iya, pak. Ini anak kami satu-satunya. Pop, kasih salam sama Om Ahmad dan Tante
Shinta.
Poppy      : Hai, om, Tante. Salam kenal. Saya Poppy.
B. Shinta : Hai, Poppy. Cantik sekali ya anaknya Jeng Bena ini.
B. Bena   : Hehe.. Kan kayak mommynya, Jeng. Oya, mana nih putranya Jeng Shinta? Jadi kan
rencana kita.
Poppy      : Ih, Mom! Apaan sih.
B. Shinta : Oh, Poppy sudah tahu ya? Hmm.. Bentar ya saya panggilkan. JIM! Sini, nak!

Jim datang bersama Nira. Karena tadi mereka sedang berbincang-bincang di belakang tanpa
sepengetahuan Bu Shinta.

Shinta : Jim, ini Om Cahyo, Tante Bena dan yang cantik itu Poppy, anaknya. Cantik kan, Jim?
Jim : Siang, Om Cahyo, Tante Bena. Eh, halo Poppy. Aku Jim.

Poppy langsung bangkit dari duduknya dan terpana melihat ketampanan dan kesantunan Jim. Ia
langsung jatuh cinta pada pandangan pertama dengan Jim.

Poppy       : Hai, Jim.


B. Shinta  : Nah, kalian sudah saling kenal kan. Rencananya, Mama dan Tante Bena akan
menjodohkan kalian. Kalian sama-sama single, sama-sama lulusan universitas luar negeri,
makanya kami rasa kalian cocok untuk menjadi pasangan suami istri.
Jim           : Hah? Mama bercanda? Perjodohan? Kenapa Mama nggak tanya ke aku dulu?
B. Shinta  : Jim! Jaga perilaku kamu. Sepertinya nanti kita perlu bicara! Dan kamu Nira! Sedang
apa kamu disini? Siapa yang suruh kamu menguping pembicaraan kami?

Syifa : ma, apa apaan sih, kok kasar banget ngomongnya sama Kak Nira
B. Shinta : heh.. Syifa, kamu masih anak kecil! Ini urusan orang tua sama kakak kamu Jim,
jangan ikut campur.. sana masuk ke kamar kamu cepat!

Syifa : iya ma, maaf (pergi ke kamar)


Poppy       : Tante, perempuan ini siapa?
B. Shinta  : Oh, dia pembantu baru di rumah ini. Tampaknya perjodohan anak kita ini harus
dipercepat, Jeng. Sebelum anak saya kena guna-guna dari pembantu baru ini.
B. Bena    : Wah, berani sekali nyalimu mendekati seorang pewaris perusahaan terbesar kelima
di Indonesia, gadis kampung? Harusnya kamu diri.

Nira hanya berdiri sambil menunduk. Ia sedih sekali mendapat penghinaan semacam itu. Nira
memang menyukai Jim walau ia baru saja mengenalnya. Ia pun merasa bahwa Jim juga
menyukainya.

Jim           : Ma, apa-apaan sih? Kok Nira disalahin? Jim nggak mau dijodoh-jodohkan begini.
Aku mau pilih pasangan hidupku sendiri, Ma!

P. Ahmad : Jim! duduk diam disitu, dengerin kata mamamu dulu


B. Shinta  : Jim sayang, Mama tahu kamu hanya ingin main-main saja dengan pembantu ini.
Tapi tolong sudahi permainan kamu itu. Karena cepat atau lambat kamu akan menikah dengan
Poppy.
Jim           : Aku nikah dengan Poppy supaya perusahaan kita bertambah maju karena akan
bergabung dengan perusahaan Tante Bena? Mama dari dulu nggak berubah. Satu lagi, aku nggak
main-main sama Nira. Aku serius ingin kenal dia lebih jauh dan lebih dekat.
Poppy      : Jim! Kita udah dijodohin. Apa-apaan sih kamu nggak ngehargai aku yang calon
istrimu ini?
Jim          : Dijodohin? Calon istri? Dalam mimpi kamu. Yuk, Nir.
Jim menggandeng tangan Nira dan mereka pergi keluar rumah. Mereka naik mobil Jim dan pergi
entah kemana. Sementara itu Bu Shinta terduduk lemas bingung harus berbuat apa. Bu Bena
menenangkan Poppy yang sedang menangis.

Anda mungkin juga menyukai