Pada pengakuan beban, beban diakui pada saat terjadinya penurunan manfaat ekonomi atau
potensi jasa, terjadinya konsumsi aset, atau timbulnya kewajiban.
a. Penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa terhadi saat penurunan nilai aset
sehubungan dengan penggunaan dan berlalunya waktu. Contohnya adalah penyisihan
utang, penyusutan aset tetap, dan amortisasi aset tidak berwujud.
b. Terjadinya konsumsi aset maksudnya adalah pengeluaran kas yang tidak didahului
dengan kewajiban dan/atau konsumsi aset nonkas dalam kegiatan operasional Pemerintah
Daerah.
c. Timbulnya kewajiban adalah saat peralihan hak dari pihak lain pada Pemerintah Daerah
tanpa diikuti keluarnya kas dari Kas Umum Daerah. Kewajiban timbuk dikarenakan
penerimaan manfaat ekonomi yang berlum dibayarkan atau akibat perjanjian atau karena
keuntungan perundang-undangan.
Poin lain yang perlu diperhatikan pada pengakuan beban, antara lain:
Pada badan layanan umum daerah, beban diakui mengacu pada peraturan perundangan
mengenai badan layanan umum daerah.
Penyusutan atau amortisasi dilakukan dengan metode garis lurus.
Koreksi atas beban (termasuk penerimaan kembali beban) yang terjadi pada periode
beban dibukukan sebagai pengurang beban pada periode yang sama. Bila koreksi terjadi
pada periode berikutnya setelah laporan keuangan audited terbit, koreksi atas beban
dibukukan sebagai pendapatan lain-lain. Dalam hal mengakibatkan penambahan beban
dilakukan dengan pembetulan pada akun ekuitas.
Beban yang sifatnya tidak rutin dikelompokkan tersendiri dalam kegiatan non
operasional, antara lain beban penjualan aset non lancar, beban penyelesaian kewajiban
jangka panjang, dan beban dari kegiatan non operasional lainnya.
Pengeluaran yang terjadi akibat pembelian barang yang tidak dikapitalisasi sebagai aset
tetap diakui sebagai beban barang.
Pada pengakuan belanja, belanja diakui pada saat terjadinya pengeluaran dari RKUD, khusus
pengeluaran melalui bendahara pengeluaran diakui saat pertanggungjawaban atas pengeluaran
disahkanoleh PA/KPA, dan pada badan layanan umum daerah, pengakuan belanja mengacu pada
peraturan perundangan mengenai badan layanan umum daerah.
Poin lain yang perlu diperhatikan pada pengakuan belanja, antara lain:
Realisasi anggaran belanja dilaporkan sesuai dengan klasifikasi yang ditetapkan dalam
dokumen anggaran.
Koreksi atas pengeluaran belanja (penerimaan kembali belanja) yang terjadi pada periode
pengeluaran belanja dibukukan sebagai pengurang belanja dan akun terkait pada periode
yang sama. Apabila diterima pada periode berikutnya setelah Laporan Keuangan Audited
terbit, koreksi atas pengeluaran belanja dibukukan dalam pos lain-lain pendapatan daerah
yang sah LRA dan lain-lain pendapatan daerah yang sah-LO.
Akuntansi belanja disusun selain untuk memenuhi kebutuhan pertanggungjawaban sesuai
dengan ketentuan, juga dapat dikembangkan untuk keperluan pengendalian bagi
manajemen dengan cara mengukur efektivitas dan efisiensi belanja tersebut.
Perlakuan Akuntansi atas Belanja Barang dan Jasa dan Belanja Modal/Aset Tetap
Pengeluaran belanja akan diperlakukan sebagai belanja modal (nantinya akan menjadi aset tetap)
jika memenuhi seluruh kriteria sebagai berikut:
a. Umur pemakaian (manfaat ekonomis) barang yang dibeli lebih dari 12 (dua belas) bulan;
b. Barang yang dibeli merupakan objek pemeliharaan atau barang tersebut memerlukan
biaya/ongkos untuk dipelihara;
c. Perolehan barang tersebut untuk digunakan dan dimaksudkan untuk digunakan serta tidak
untuk dijual/dihibahkan/disumbangkan/ diserahkan kepada pihak ketiga; dan
d. Nilai rupiah pembelian barang material atau pengeluaran untuk pembelian barang
tersebut memenuhi batasan minimal kapitalisasi aset tetap sebagaimana ketentuan
batasan minimal kapitalisasi aset tetap yang dijelaskan
Jika tidak memenuhi seluruh kriteria di atas, pengeluaran belanja akan diperlakukan sebagai
belanja barang dan jasa.