Anda di halaman 1dari 32

LAMPIRAN E

PERHITUNGAN ASPEK EKONOMI

Dalam rencana pra-rancangan pabrik bioavtur dari crude palm oil (CPO)
digunakan asumsi sebagai berikut:
 Pabrik beroperasi selama 330 hari dalam setahun.
 Kapasitas maksimum adalah 42.000 ton/tahun.
 Perhitungan didasarkan pada harga peralatan tiba di pabrik atau purchased-
equipment delivered (Peters, et al., 2003).
 Harga alat disesuaikan dengan nilai tukar dolar terhadap rupiah, yaitu:
US$ 1 = Rp. 14.457,00 (Bank Indonesia, 08 Juni 2019).

E.1 MODAL INVESTASI TETAP (FIXED CAPITAL INVESTMENT)


E.1.1 Modal Investasi Tetap Langsung (MITL)
E.1.1.1 Biaya Tanah Lokasi Pabrik
Informasi harga tanah pada lokasi pabrik berkisar Rp. 888.064,00/m2
(www.lamudi.co.id, 05 Juni 2019).
Luas tanah = 40.000 m2
Harga tanah = Harga tanah × Luas tanah
= Rp. 888.064,00/m2 × 40.000 m2
= Rp. 35.522.560.000,00

Biaya perataan tanah = 5% × Rp. 35.522.560.000,00


= Rp. 1.776.128.000,00
Biaya administrasi = 1% × Rp. 35.522.560.000,00
= Rp. 355.225.600,00
Nilai pajak Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) menurut PP No.
34 Tahun 2016 adalah sebesar 2,5% dari harga tanah yang disepakati dikurang
dengan Nilai Jual Objek Pajak Tidak Kena Pajak (NJOPTKP). Menurut Perda No. 2
Tahun 2016, nilai NJOPTKP Kabupaten Simalungun adalah sebesar Rp.
20.000.000,00. Biaya perataan tanah diperkirakan sebesar 5% dari harga tanah

XVII-1
seluruhnya dan biaya administrasi pembelian tanah diperkirakan sebesar 1% dari
harga tanah seluruhnya.
Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan = 2,5% × (Rp. 35.522.560.000,00 –
Rp. 20.000.000,00)
= Rp. 887.564.000,00
Sehingga,
Total Harga tanah (A) = Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan + Biaya
perataan tanah + Biaya administrasi + Harga tanah
seluruhnya
= Rp. 887.564.000,00 + Rp. 1.776.128.000,00 +
Rp. 355.225.600,00 + Rp. 35.522.560.000,00
= Rp. 38.541.477.600,00

E.1.1.2 Harga Bangunan dan Sarana


Adapun klasifikasi Bangunan Gedung dalam Peraturan Menteri
45/PRT/M/2007 meliputi:
1. Bangunan Sederhana
 Bangunan Gedung Kantor dengan jumlah lantai sampai dengan 2 lantai dengan
luas sampai dengan 500 m2.
 Gedung Pelayanan Kesehatan, Puskesmas.
 Gedung lain dengan jumlah lantai sampai dengan 2 lantai.
2. Bangunan Tidak Sederhana
 Gedung Kantor yang luasnya lebih dari 500 m 2 atau gedung kantor bertingkat
lebih dari 2 lantai.
 Gedung Rumah Sakit kelas A, B, C, dan D.
 Gedung bertingkat lain lebih dari 2 lantai.
3. Bangunan Khusus
Memiliki penggunaan dan persyaratan khusus, antara lain:
 Gedung Instalasi Nuklir
 Gedung Instalasi Khusus
 Gedung Laboratorium
 Gedung Benda Berbahaya

XVII-2
Berdasarkan Peraturan Menteri 45/PRT/M/2007, bangunan pabrik bioavtur
ini dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
1. Bangunan sederhana terdiri dari:
 Pos jaga
 Rumah timbangan
 Taman
 Lapangan olahraga
 Jalan dan drainase
 Poliklinik
 Kantin
 Mushalla
 Perpustakaan
 Gudang peralatan
 Unit pemadam kebakaran
 Masjid perusahaan
 Titik evakuasi
 Toilet
2. Bangunan tidak sederhana terdiri dari:
 Perkantoran
 Bengkel
3. Bangunan khusus terdiri dari:
 Area bahan baku
 Ruang kontrol
 Area proses
 Area produk
 Laboratorium
 Quality Control Dept
 Unit pengolahan air
 Unit pembangkit listrik
 Unit pembangkit uap
 Unit pengolahan limbah

XVII-3
 Areal perluasan
 Gudang B3
4. Perumahan karyawan yaitu rumah tipe A dan B dan mess karyawan.
Perincian harga bangunan dan sarana lainnya dapat dilihat pada Tabel E.1
berikut:
Tabel E.1 Perincian Harga Bangunan dan Sarana Lainnya
No Nama Bangunan Luas Harga (Rp) /m2 Jumlah (Rp)
(m2)
1. Pos Jaga 9 1.000.000 9.000.000
2. Rumah Timbangan 100 1.000.000 100.000.000
3. Ruang Terbuka Hijau 7.817 280.000 2.188.760.000
4. Lapangan Olahraga 350 500.000 175.000.000
5. Jalan dan drainase)* 1.000 550.000 550.000.000
6. Area Bahan Baku 1.500 1.500.000 2.250.000.000
7. Ruang Kontrol 100 2.500.000 250.000.000
8. Area Proses 1.500 2.800.000 4.200.000.000
9. Area Produk 1.250 1.900.000 2.375.000.000
10. Perkantoran 300 1.500.000 450.000.000
11. Laboratorium 200 1.900.000 380.000.000
12. Quality Control Dept 200 1.900.000 380.000.000
13. Poliklinik 100 1.400.000 140.000.000
14. Kantin 300 1.400.000 420.000.000
15. Mushalla 50 1.900.000 95.000.000
16. Perpustakaan 100 1.900.000 190.000.000
17. Gudang Peralatan 200 1.400.000 280.000.000
18. Bengkel 300 1.900.000 570.000.000
19. Unit Pemadam Kebakaran 100 1.400.000 140.000.000
20. Unit Pengolahan Air 1.500 1.900.000 2.850.000.000
21. Unit Pembangkit Listrik 500 1.900.000 950.000.000
22. Unit Pembangkit Uap 500 1.900.000 950.000.000
23. Unit Pengolahan Limbah 6.000 1.000.000 6.000.000.000
24. Unit Thermal Oil Heater 500 1.900.000 950.000.000
25. Perumahan Petinggi Pabrik 3.175 2.400.000 9.324.000.000
26. Mess Karyawan 1.500 4.000.000 6.000.000.000
27. Perumahan Karyawan 1.750 2.400.000 4.200.000.000
28. Areal Perluasan 4.135 300.000 1.240.500.000
29. Gudang B3 50 1.400.000 70.000.000
30. Masjid Perusahaan 150 1.900.000 285.000.000
31. Titik Evakuasi 300 500.000 150.000.000
32. Toilet 50 1.000.000 50.000.000
Total 36.29 48.162.260.000,00
5

Berdasarkan Tabel E.1, maka diperoleh:

XVII-4
Total biaya bangunan dan sarana (B) = Rp. 48.162.260.000,00
E.1.1.3 Perincian Harga Peralatan
Harga peralatan peralatan yang diimpor dapat diestimasikan dengan
menggunakan persamaan berikut:
m
X2 Ix
Cx = Cy
[ ][ ]
X1 Iy
(Peters, et al., 2003)

Dimana: Cx = Harga alat pada tahun 2019 (US$)


Cy = Harga alat pada tahun dan kapasitas yang tersedia (US$)
X1 = Kapasitas alat yang tersedia (m3)
X2 = Kapasitas alat yang diinginkan (m3)
Ix = Indeks harga pada tahun 2019
Iy = Indeks harga pada tahun yang tersedia
m = Faktor eksponensial utuk kapasitas (tergantung jenis alat)

Untuk menentukan indeks harga pada tahun 2019 digunakan metode


regresi koefisien korelasi (Montgomery, 1992). Adapun persamaan yang digunakan
adalah sebagai berikut:
[ n. ∑ Xi . Yi - ∑ Xi . ∑ Yi ]
r = (Montgomery,
√( n. ∑ X2i - (∑ Xi )2 ) × ( n. ∑ Y2i - (∑ Yi )2)
1992)

Berdasarkan pada Tabel 6-2 Peters, et al., (2003), maka perhitungan


koefisien korelasi untuk harga indeks Marshall dan Swift dapat dilihat pada Tabel
E.2 berikut:

XVII-5
\
Tabel E.2 Harga Indeks Marshall dan Swift (Peters, et al., 2003)
No Tahun Indeks (Yi) Xi.Yi Xi2 Yi2
(Xi)
1. 1989 895 1.780.155 3.956.121 801.025
2. 1990 915 1.820.850 3.960.100 837.225
3. 1991 931 1.853.621 3.964.081 866.761
4. 1992 943 1.878.456 3.968.064 889.249
5. 1993 967 1.927.231 3.972.049 935.089
6. 1994 993 1.980.042 3.976.036 986.049
7. 1995 1028 2.050.860 3.980.025 1.056.784
8. 1996 1039 2.073.844 3.984.016 1.079.521
9. 1997 1057 2.110.829 3.988.009 1.117.249
10. 1998 1062 2.121.876 3.992.004 1.127.844
11. 1999 1068 2.134.932 3.996.001 1.140.624
12. 2000 1089 2.178.000 4.000.000 1.185.921
13. 2001 1094 2.189.094 4.004.001 1.196.836
14. 2002 1103 2.208.206 4.008.004 1.216.609
Total 27.937 14.184 28.307.996 55.748.511 14.436.786

Berdasarkan Tabel E.2, maka diperoleh data sebagai berikut:


n = 14
∑ Xi = 27.937

∑ Yi = 14.184

∑ Xi . Yi = 28.307.996

∑ X2i = 55.748.511

∑ Y2i = 14.436.786

Kemudian substitusikan nilai-nilai di atas ke persamaan menghitung


koefisien korelasi pada persamaan sebelumnya. Maka:
[ (14 × 28.307.996) –( 27.937 × 14.184) ]
r =
√( (14 × 55.748.511) – (27.937)2) × ( (14 × 14.436.786) – (14.184)2 )
r = 0,9841
≈1

XVII-6
Koefisien korelasi (r) merupakan ukuran hubungan linier peubah X dan Y.
Nilai r berkisar antara (+1) hingga (-1).
 Nilai r yang (+) ditandai oleh nilai b yang (+).
 Nilai r yang (-) ditandai oleh nilai b yang (-).
 Jika nilai r mendekati +1 atau r mendekati -1, maka X dan Y memiliki korelasi
linier yang tinggi.
 Jika nilai r = +1 atau r = -1, maka X dan Y memiliki korelasi linier sempurna.
 Jika nilai r = 0, maka X dan Y tidak memiliki relasi (hubungan) linier (dalam
kasus r mendekati 0, dapat dilanjutkan analisis ke regresi eksponensial).
Dari hasil perhitungan regresi, harga koefisien yang diperoleh mendekati
+1, dimana hal ini menyatakan bahwa terdapat hubungan linier antar variabel X dan
Y.
Adapun grafik hasil regresi koefisien korelasi harga indeks Marshall dan
Swift dapat dilihat pada Gambar E.1 berikut:

1200
f(x) = 16.8 x − 32529
1000

800
Index

600

400 Actual Index


Linear (Actual Index)
200 Linear (Actual Index)

0
1989 1994 1999 2004 2009 2014 2019
Year

Gambar E.1 Hasil Regresi Koefisien Korelasi Harga Indeks Marshall dan Swift

Berdasarkan Gambar E.1, diperoleh persamaan regresi linier sebagai


berikut:
Y = 16,8090.X – 32.528,8

XVII-7
Dengan demikian, harga indeks pada tahun 2019 adalah:
Y = 16,8090.(2019) – 32.528,8
= 1.408,5710

Sehingga diperoleh:
Ix = 1.408,5710

Perhitungan harga peralatan menggunakan harga faktor eksponensial (m)


Marshall dan Swift. Harga faktor eksponen ini beracuan pada Tabel 6-4 Peters, et al.,
(2003). Untuk alat yang tidak tersedia, maka digunakan faktor eksponensialnya
sebesar 0,6 (Peters, et al., 2003).

Contoh Perhitungan Harga Peralatan:


Berikut adalah contoh perhitungan harga peralatan untuk Tangki
Penyimpanan Crude Palm Oil (F-110). Kapasitas tangki, X2 = 10354,5664 m3. Untuk
menentukan harga alat pada tahun dan kapasitas yang tersedia berdasarkan Peters, et
al., (2003) dapat dilihat pada Gambar E.2 berikut:

Gambar E.2 Harga Peralatan untuk Tangki Penyimpanan dan Tangki

XVII-8
Pelarutan (Peters, et al., 2003)
Berdasarkan Gambar E.2 di atas, diperoleh harga tangki untuk kapasitas
(X1) 1 m3 pada Januari 2002 adalah (Cy) US$ 6.500. Dari Tabel 6-4 Peters, et al.,
(2003), faktor eksponen untuk tangki adalah (m) 0,57. Indeks harga pada tahun 2002
(Iy) 1.122,8180. Sedangkan indeks harga pada tahun 2019 (I x) adalah 1.408,5710.
Maka estimasi harga tangki penyimpanan asam fosfat untuk (X 2) 10354,5664 m3
adalah sebagai berikut:
m
X2 Ix
C x = Cy
[ ][ ]
X1 Iy
0,57
10354,5664 1408,5710
Cx = US$ 10.500 ×
1 [ ] [ 1.122,8180 ]
Cx = US$ 2.560.259,00/unit x (Rp. 14.457,00)/(US$ 1)
Cx = Rp.37.013.661.557,00/unit

Untuk estimasi harga peralatan yang lain, analogi dengan perhitungan


sebelumnya. Sehingga estimasi harga peralatan proses dapat dilihat pada Tabel E.3.
Sedangkan untuk peralatan utilitas dan pengolahan limbah dapat dilihat pada Tabel
E.4 berikut:
Tabel E.3 Estimasi Harga Peralatan Proses
No Kode Alat Unit Ket *) Harga/Unit (Rp) Harga Total (Rp)
1. F-110 1 NI 37.013.661.557 37.013.661.557
2. F-120 1 NI 1.990.265.298 1.990.265.298
3. F-210 1 NI 970.060.244 970.060.244
4. F-320 1 NI 24.485.056.401 24.485.056.401
5. F-330 1 NI 27.712.746.720 27.712.746.720
6. F-340 1 NI 9.579.942.847 9.579.942.847
7. F-210 1 NI 33.507.574.549 33.507.574.549
8. F-310 1 NI 74.513.128.729 74.513.128.729
9. F-130 1 NI 96.286.250 96.286.250
10. M-120 1 I 1.339.578.537 1.339.578.537
11. H-110 1 I 394.570.000 394.570.000
12. H-310 1 I 1.509.011.899 1.509.011.899
13. D-310 1 I 983.710.000 983.710.000
14. D-330 1 I 634.030.005 634.030.005
15. D-320 1 I 847.558.410 847.558.410
16. R-210 1 I 37.055.696.109 37.055.696.109
17. R-220 1 I 82.616.290.073 82.616.290.073
18. J-131 1 I 154.037.400 154.037.400
19. J-132 1 I 281.000.000 281.000.000

XVII-9
20. G-311 2 I 823.806.606 1.647.613.212
21. E-112 1 I 923.425.000 923.425.000
22. E-212 1 I 923.425.000 923.425.000
23. E-213 1 I 923.425.000 923.425.000
24. E-323 1 I 923.425.000 923.425.000
25. E-222 1 I 923.425.000 923.425.000
26. E-321 1 I 923.425.000 923.425.000
27. E-331 1 I 923.425.000 923.425.000
28. E-333 1 I 923.425.000 923.425.000
29. L-111 2 NI 197.181.555 394.363.110
30. L-121 2 NI 98.914.000 197.828.000
31. L-122 2 NI 197.181.555 394.363.110
32. L-211 2 NI 197.181.555 394.363.110
33. L-322 2 NI 197.181.555 394.363.110
34. L-332 2 NI 197.181.555 394.363.110
35. L-341 2 NI 197.181.555 394.363.110
Sub Total Import 134.853.548.493
Sub Total Non-Import 212.432.729.254
Total 347.286.277.747

Tabel E.4 Estimasi Harga Peralatan Utilitas dan Pengolahan Limbah


No Kode Alat Unit Ket *) Harga/Unit (Rp) Harga Total (Rp)
1. H-410 2 NI 1.544.570 3.089.140
2. H-420 1 I 3.166.679.900 3.166.679.900
3. H-430 1 NI 167.655.168 167.655.168
4. F-410 2 NI 17.807.560 35.615.120
5. F-420 1 NI 17.807.960 17.807.960
6. F-430 2 NI 465.546.599 931.093.197
7. F-510 1 NI 889.402.181 889.402.181
8. F-810 1 NI 2.394.260.592 2.394.260.592
9. F-820 1 NI 290.450.150 290.450.150
10. F-910 1 NI 10.454.580 10.454.580
11. F-920 1 NI 5.772.670 5.772.670
12. F-930 1 NI 1.132.340 1.132.340
13. F-940 1 NI 5.504.720 5.504.720
14. M-410 1 I 309.168.929 309.168.929
15. M-420 1 I 231.606.265 231.606.265
16. M-510 1 I 647.231.630 647.231.630
17. M-610 1 I 433.978.685 433.978.685
18. M-620 1 I 447.809.009 447.809.009
19. M-910 1 I 95.574.998 95.574.998
20. M-920 1 I 95.574.998 95.574.998
21. D-610 1 I 300.576.900 300.576.900
22. D-620 1 I 300.576.900 300.576.900
23. D-810 2 I 531.312.000 1.062.624.000
24. P-710 1 I 3.591.204.520 3.591.204.520
25. P-720 1 I 1.150.565.000 1.150.565.000

XVII-10
26. E-810 1 I 10.245.700.000 10.245.700.000
27. E-820 1 I 24.891.400.000 24.891.400.000
28. L-411 2 NI 197.181.555 394.363.110
29. L-412 2 NI 197.181.555 394.363.110
30. L-413 2 NI 98.914.000 197.828.000
31. L-421 2 NI 98.914.000 197.828.000
32. L-422 2 NI 197.181.555 394.363.110
33. L-441 2 NI 197.181.555 394.363.110
34. L-431 2 NI 197.181.555 394.363.110
35. L-432 2 NI 197.181.555 394.363.110
36. L-511 2 NI 98.914.000 197.828.000
37. L-512 2 NI 197.181.555 394.363.110
38. L-611 2 NI 98.914.000 197.828.000
39. L-621 2 NI 98.914.000 197.828.000
40. L-622 2 NI 197.181.555 394.363.110
41. L-711 2 NI 197.181.555 394.363.110
42. L-721 2 NI 197.181.555 394.363.110
43. L-811 2 NI 197.181.555 394.363.110
44. L-812 2 NI 197.181.555 394.363.110
45. L-821 2 NI 197.181.555 394.363.110
46. L-911 2 NI 197.181.555 394.363.110
47. L-912 2 NI 98.914.000 197.828.000
48. L-921 2 NI 197.181.555 394.363.110
49. L-922 2 NI 98.914.000 197.828.000
50. L-932 2 NI 197.181.555 394.363.110
51. L-941 2 NI 197.181.555 394.363.110
52. Generator 2 I 2.804.727.000 5.609.454.000
Sub Total Import 52.579.725.734
Sub Total Non-Import 12.841.206.688
Total 65.420.932.422
*): I = Import; NI = Non-import

Untuk harga alat import sampai di lokasi pabrik ditambahkan biaya


sebagai berikut:
 Biaya transportasi = 5% (Peters, et al., 2003)
 Biaya asuransi = 1% (Peters, et al., 2003)
 Bea masuk = 15% (Rusjdi, 2004)
 PPn = 10% (Rusjdi, 2004)
 PPh = 10% (Rusjdi, 2004)
 Biaya gudang di pelabuhan = 0,5% (Peters, et al., 2003)
 Biaya administrasi pelabuhan = 0,5% (Peters, et al., 2003)
 Transportasi lokal = 0,5% (Peters, et al., 2003)

XVII-11
 Biaya tidak terduga = 0,5% (Peters, et al., 2003)
Total = 43%
Untuk harga alat non-import sampai di lokasi pabrik ditambahkan biaya
sebagai berikut:
 PPn = 10% (Rusjdi, 2004)
 PPh = 10% (Rusjdi, 2004)
 Transportasi lokal = 0,5% (Peters, et al., 2003)
 Biaya tidak terduga = 0,5% (Peters, et al., 2003)
Total = 21%

Total harga alat peralatan tiba di lokasi pabrik (purchased equipment delivered)
adalah sebagai berikut:
Total harga peralatan = [1,43 × (Rp. 134.853.548.493 + Rp. 52.579.725.734)] +
[1,21 × (Rp. 212.432.729.254 + Rp. 12.841.206.688)]

= Rp. 540.611.044.634,00

Biaya pemasangan diperkirakan 6% dari total harga peralatan (Peters, et al., 2003).
Biaya pemasangan = 0,06 × Rp. 540.611.044.634,00
= Rp. 32.436.662.678,00

Modal peralatan (C) = Harga peralatan + Biaya pemasangan


= Rp. 540.611.044.634,00+ Rp. 32.436.662.678
= Rp. 573.047.707.312,00

E.1.1.3.1 Instrumentasi dan Alat Kontrol


Diperkirakan biaya instrumentasi dan alat kontrol 2% dari modal
peralatan (Peters, et al., 2003).
Biaya instrumentasi dan alat kontrol (D) = 0,02 × Rp. 573.047.707.312
= Rp. 11.460.954.146,00

XVII-12
E.1.1.3.2 Biaya Perpipaan
Diperkirakan biaya perpipaan 8% dari modal peralatan (Peters, et al.,
2003).
Biaya perpipaan (E) = 0,08 × Rp. 573.047.707.312
= Rp. 45.843.816.585,00

E.1.1.3.3 Biaya Instalasi Listrik


Diperkirakan biaya instalasi listrik 5% dari modal peralatan (Peters, et
al., 2003).
Biaya instalasi listrik (F) = 0,05 × Rp. 573.047.707.312
= Rp. 28.652.385.366,00

E.1.1.3.4 Biaya Insulasi


Diperkirakan biaya insulasi 8% dari modal peralatan (Peters, et al.,
2003).
Biaya insulasi (G) = 0,08 × Rp. 573.047.707.312
= Rp. 45.843.816.585,00

E.1.1.3.5 Biaya Inventaris Kantor


Diperkirakan biaya inventaris kantor 1% dari modal peralatan (Peters, et
al., 2003).
Biaya inventaris kantor (H) = 0,01 × Rp. 573.047.707.312
= Rp. 5.730.477.073,00

E.1.1.3.6 Biaya Perlengkapan Kebakaran dan Keamanan


Diperkirakan biaya perlengkapan kebakaran dan keamanan 1% dari
modal peralatan (Peters, et al., 2003).
Biaya perlengkapan kebakaran dan keamanan (I) = 0,01 × Rp. 573.047.707.312
= Rp. 5.730.477.073,00

XVII-13
E.1.1.3.7 Sarana Transportasi
Untuk mempermudah pekerjaan, perusahaan memberi fasilitas sarana
transportasi (J) seperti pada Tabel E.5 berikut:
Tabel E.5 Biaya Sarana Transportasi Pabrik Pembuatan Bioavtur
No Tipe Uni Harga (Rp) Total (Rp)
t
1. Honda Accord 2,4L VTi-L ES 1 886.500.000 886.500.000
(Direktur Utama)
2. Toyota Camry 2.5 G A/T (Direktur 2 731.300.000 1.462.600.000
Sekesi)
3. Honda City E CVT (Manajer) 4 592.000.000 2.368.000.000
4. Toyota Rush TRD Sportivo Ultimo 14 691.300.000 9.678.200.000
A/T (Kepala Bagian)
5. Mitsubishi Pajero Sport Exceed 2 786.000.000 1.572.000.000
(Lapangan)
6. Toyota Kijang Innova Type V A/T 2 468.050.000 936.100.000
(Pemasaran)
7. Daihatsu Luxio 1.5 D M/T MC 2 546.200.000 1.092.400.000
(Ambulance)
8. Hino Ranger / FG 235 JJ (Pemadam 2 878.603.000 1.757.206.000
Kebakaran)
9. Hino Bus 110 SDB (Bus Karyawan) 2 783.400.000 1.566.800.000
10. Colt Diesel FE 74 HD 125 PS (Truk 3 695.000.000 2.085.000.000
Tangki)
Total 18.866.506.000

Maka,
Total MITL =A+B+C+D+E+F+G+H+I+J
= Rp. 821.879.877.741,00

E.1.2 Modal Investasi Tetap Tidak Langsung (MITTL)


E.1.2.1 Pra Investasi
Diperkirakan 4% dari total MITL (Peters, et al., 2003).
Pra Investasi (K) = 0,04 × Rp. 821.879.877.741,00
= Rp. 32.875.195.110,00

E.1.2.2 Biaya Engineering dan Supervisi


Diperkirakan 4% dari total MITL (Peters, et al., 2003).
Biaya Engineering dan Supervisi (L) = 0,04 × Rp. 821.879.877.741,00

XVII-14
= Rp. 32.875.195.110,00
E.1.2.3 Biaya Legalitas
Diperkirakan 1% dari total MITL (Peters, et al., 2003).
Biaya Legalitas (M) = 0,01 × Rp. 821.879.877.741,00
= Rp. 8.218.798.777,00

E.1.2.4 Biaya Kontraktor


Diperkirakan 2% dari total MITL (Peters, et al., 2003).
Biaya Kontraktor (N) = 0,02 × Rp. 821.879.877.741,00
= Rp. 16.437.597.555,00

E.1.2.5 Biaya Tidak Terduga


Diperkirakan 10% dari total MITL (Peters, et al., 2003).
Biaya Tidak Terduga (O) = 0,10 × Rp. 821.879.877.741,00
= Rp. 82.187.987.774,00

Total MITTL =K+L+M+N+O


= Rp. 172.594.774.326,00

Total MIT = MITL + MITTL


= Rp. 994.474.652.066,00

E.2 MODAL KERJA


Modal kerja dihitung untuk pengoperasian pabrik selama 3 bulan (90 hari).
E.2.1 Persediaan Bahan Baku
E.2.1.1 Bahan Baku Proses
1. Crude Palm Oil (CPO)
Kebutuhan = 10.714,1 kg/jam
Biaya CPO = Rp. 4.032,00 /kg (CNBC Indonesia, 2019)
Harga total = 90 hari × 24 jam/hari × 10.714,1 kg/jam × Rp. 4.032,00/kg
= Rp. 93.310.382.592,00

XVII-15
2. Asam Fosfat 85% (H3PO4)
Kebutuhan = 10,7141 kg/jam
Harga = Rp. 2.674,00 /kg (www.alibaba.com, 2019)
Harga total = 90 hari × 24 jam/hari × 10,7141 kg/jam × Rp. 2.674,00 /kg
= Rp. 61.882.927,00

3. Hidrogen (H2)
Kebutuhan = 2.456,5149 kg/jam
Harga = Rp. 2.681,00 /kg (www.alibaba.com, 2019)
Harga total = 90 hari×24 jam/hari×2.456,5149 kg/jam×Rp. 2.681,00/kg
= Rp. 14.225.579.525,00

4. Bleaching Earth
Kebutuhan = 214,4962 kg/jam
Harga = Rp. 1.060,00 /kg (www.alibaba.com, 2019)
Harga total = 90 hari × 24 jam/hari × 214,4962 kg/jam ×Rp. 1.060,00 /kg
= Rp. 491.110.500,00

5. Katalis UOP 1 (Co/Mo)


Kebutuhan = 9,87 kg
Harga = Rp. 15.140,00/kg (www.alibaba.com, 2019)
Harga total = 9,87 kg ×Rp. 15.140,00/kg
= Rp. 149.432,00

6. Katalis UOP 2 (Ni/Mo)


Kebutuhan = 9,87 kg
Harga = Rp. 33.581,00 /kg (www.alibaba.com, 2019)
Harga total = 9,87 kg ×Rp. 33.581,00 /kg
= Rp. 331.444,00

XVII-16
E.2.1.2 Bahan Baku Utilitas
1. Alum (Al2(SO4)3)
Kebutuhan = 0,3078 kg/jam
Harga = Rp. 2.066,00 /kg (www.alibaba.com, 2019)
Harga total = 90 hari × 24 jam/hari × 0,3078 kg/jam × Rp. 2.066,00 /kg
= Rp. 1.373.576,00

2. Soda Abu (Na2CO3)


Kebutuhan = 0,1662 kg/jam
Harga = Rp. 3.655,00 /kg (www.alibaba.com, 2019)
Harga total = 90 hari × 24 jam/hari × 0,1662 kg/jam × Rp. 3.655,00 /kg
= Rp. 1.312.116,00

3. Kaporit (Ca(ClO)2)
Kebutuhan = 0,0034 kg/jam
Harga = Rp. 12.792,00 /kg (www.alibaba.com, 2019)
Harga total = 90 hari × 24 jam/hari × 0,0034 kg/jam × Rp. 12.792,00 /kg
= Rp. 93.944,00

4. Asam Sulfat (H2SO4)


Kebutuhan = 0,851 kg/jam
Harga = Rp. 2.811,00 /kg (www.alibaba.com, 2019)
Harga total = 90 hari × 24 jam/hari × 0,851 kg/jam × Rp. 2.811,00 /kg
= Rp. 5.167.068,00

5. Natrium Hidroksida (NaOH)


Kebutuhan = 0,7335 kg/jam
Harga = Rp. 8.434,00 /kg (www.alibaba.com, 2019)
Harga total = 90 hari × 24 jam/hari × 0,7335 kg/jam × Rp. 8.434,00 /kg
= Rp. 13.362.492,00

XVII-17
7. Thermal Oil
Kebutuhan = 18.992,0306 kg
Harga = Rp. 17.885,00/kg (www.alibaba.com, 2019)
Harga total = 18.992,0306 kg × Rp. 17.885,00/kg
= Rp. 339.672.467,00

8. Solar
Kebutuhan = 227,8847 liter/jam
Harga = Rp. 5.617,00/liter (solarindustri.co.id, 2019)
Harga total = 90 hari×24 jam/hari×227,8847 liter/jam×Rp.5.617,00/liter
= Rp. 2.764.861.257,00

9. Batubara
Kebutuhan = 974,1245 kg/jam
Harga = Rp. 978,00/kg (solarindustri.co.id, 2019)
Harga total = 90 hari ×24 jam/hari × 974,1245 kg/jam × Rp 978,00/kg
= Rp. 2.057.818.524,00

E.2.1.3 Bahan Baku Pengolahan Limbah


1. Soda Abu (Na2CO3)
Kebutuhan = 0,0273 kg/jam
Harga = Rp. 3.655,00 /kg (www.alibaba.com, 2019)
Harga total = 90 hari × 24 jam/hari × 0,0273 kg/jam × Rp. 3.655,00 /kg
= Rp. 215.528,00

2. Bakteri dan Nutrien (Activated Sludge)


Kebutuhan = 0,0566 kg/jam
Harga = Rp. 11.591,00/kg (www.alibaba.com, 2019)
Harga total = 90 hari × 24 jam/hari × 0,0566 kg/jam × Rp. 11.591,00/kg
= Rp. 1.417.069,00

XVII-18
Total biaya persediaan bahan baku proses, utilitas, dan pengolahan limbah
selama 3 bulan (90 hari) adalah Rp. 113.274.730.462,00.

E.2.2 Kas
E.2.2.1 Gaji Pegawai
Tabel E.6 Perincian Gaji Pegawai
Jabatan Jumlah Gaji/bulan (Rp) Jumlah Gaji/bulan (Rp)
Direktur Utama 1 40.000.000 40.000.000
Direktur Seksi 2 30.000.000 60.000.000
Sekretaris 1 4.000.000 4.000.000
Manajer Produksi 1 18.000.000 18.000.000
Manajer Teknik 1 16.000.000 16.000.000
Manajer Umum dan Keuangan 1 16.000.000 16.000.000
Kepala Bagian Proses 1 10.000.000 10.000.000
Kepala Bagian Laboratorium R&D 1 8.000.000 8.000.000
Kepala Bagian Utilitas 1 8.000.000 8.000.000
Kepala Bagian Listrik 1 8.000.000 8.000.000
Kepala Bagian Instrumentasi 1 8.000.000 8.000.000
Kepala Bagian Pemeliharaan Pabrik 1 8.000.000 8.000.000
Kepala Bagian Keuangan 1 8.000.000 8.000.000
Kepala Bagian Administrasi 1 8.000.000 8.000.000
Kepala Bagian Personalia 1 8.000.000 8.000.000
Kepala Bagian Humas 1 8.000.000 8.000.000
Kepala Bagian Keamanan 1 8.000.000 8.000.000
Kepala Bagian Gudang/Logistik 1 8.000.000 8.000.000
Karyawan Proses 45 5.000.000 225.000.000
Karyawan Laboratorium, R & D 15 4.500.000 67.500.000
Karyawan Utilitas 15 4.500.000 67.500.000
Karyawan Unit Pembangkit Listrik 15 4.500.000 67.500.000
Karyawan Instrumentasi Pabrik 13 4.500.000 58.500.000
Karyawan Pemeliharaan Pabrik 15 4.500.000 67.500.000
Karyawan Umum dan Keuangan 20 4.000.000 80.000.000
Karyawan Gudang/Logistik 13 4.000.000 52.000.000
Petugas Keamanan 10 3.000.000 30.000.000
Petugas Kebersihan 10 3.000.000 30.000.000
Supir 10 3.000.000 30.000.000
Total 200 1.027.500.000

Diperkirakan seluruh karyawan bekerja sebagai shift lembur, dimana gaji


lembur dihitung dengan rumua: 1/173 × gaji per bulan, dimana untuk 1 jam pertama
dibayar 1,5 kali gaji per jam dan jam berikutnya 2 kali dari gaji satu jam (Kep. Men,
2003).

XVII-19
Diperkirakan dalam 1 tahun 12 hari libur dengan 8 jam kerja untuk tiap
harinya. Artinya dalam satu bulan memiliki 1 hari libur yang dimanfaatkan sebagai
lembur. Gaji lembur untuk 8 jam kerja yaitu:
1 jam pertama = 1,5 × 1 × 1/173 × Rp. 1.027.500.000 = Rp. 8.908.960,00
7 jam berikutnya = 2 × 7 × 1/173 × Rp. 1.048.000.000 = Rp. 83.150.289,00
Gaji lembur selama 1 bulan = Rp. 92.059.249,00
Total gaji pegawai selama 1 bulan = Rp. 1.119.559.249,00
Total gaji pegawai selama 3 bulan = Rp. 3.358.677.746,00

E.2.2.2 Biaya Administrasi Umum


Diperkirakan 5% dari total gaji pegawai (Peters, et al., 2003).
Biaya Administrasi Umum = 0,05 × Rp. 3.358.677.746,00
= Rp. 167.933.887,00

E.2.2.3 Biaya Lainnya


Diperkirakan 5% dari total gaji pegawai (Peters, et al., 2003).
Biaya Lainnya = 0,05 × Rp. 3.358.677.746,00
= Rp. 167.933.887,00

Tabel E.7 Perincian Biaya Kas Selama 3 Bulan


No Jenis Biaya Jumlah (Rp)
1. Gaji Pegawai 3.358.677.746,00
2. Administrasi Umum 167.933.887,00
3. Lainnya 167.933.887,00
Total 3.694.545.520,00

E.2.2.4 Biaya Start – Up


Diperkirakan 8% dari Modal Investasi Tetap (Peters, et al., 2003).
Biaya start – up = 0,08 × Rp. 994.474.652.066,00
= Rp. 79.557.972.165,00

XVII-20
E.2.2.5 Piutang Dagang
IP
PD = × HPT
12
Dimana: PD = Piutang dagang
IP = Jangka waktu kredit yang diberikan (3 bulan)
HPT = Hasil penjualan tahunan

1. Harga jual Bioavtur = Rp 55.821 / kg


Produksi Bioavtur = 5.303,03 kg/jam
Hasil penjualan Bioavtur 3 bulan
= 5.303,03 kg/jam  24 jam/hari 90 hari/tahun  Rp 55.821/kg
= Rp. 639.404.145.281,00

2. Harga jual Biodiesel = Rp 32.156 / kg


Produksi Biodiesel = 858,3531 kg/jam
Hasil penjualan Biodiesel 3 bulan
= 858,3531 kg/jam  24 jam/hari 90 hari/tahun  Rp 32.156/kg
= Rp. 59.618.596.933,00

3. Harga jual Nafta = Rp 33.350/kg


Produksi Nafta = 4.769,0827 kg/jam
Hasil penjualan Nafta 3 bulan
= 4.769,0827 kg/jam  24 jam/hari 90 hari/tahun  Rp 33.350,- /kg
= Rp. 343.545.641.377,00

4. Harga jual Syngas = Rp 45.852/kg


Produksi Syngas = 1.328,7049 kg/jam
Hasil penjualan Syngas 3 bulan
= 1.328,7049 kg/jam  24 jam/hari 90 hari/tahun  Rp 45.852/kg
= Rp 131.595.358.482,00

XVII-21
Hasil penjualan total 3 bulan
= Rp (639.404.145.281 + 59.618.596.933 + 343.545.641.377 + 131.595.358.482)
= Rp. 1.174.163.742.072,00

3
Piutang Dagang = × Rp. 1.174.163.742.072,00
12
= Rp. 293.540.935.518,00

Perincian modal kerja dapat dilihat pada Tabel E.8 berikut:


Tabel E.8 Perincian Modal Kerja
No Jenis Biaya Jumlah (Rp)
1. Bahan baku proses, utilitas, dan pengolahan limbah 113.274.730.462,00
2. Kas 3.694.545.520,00
3. Start – up 79.557.972.165,00
4. Piutang Dagang 293.540.935.518,00
Total 490.068.183.666,00

Total Modal Investasi = Modal Investasi Tetap + Modal Kerja


= Rp. 994.474.652.066,00 + Rp. 490.068.183.666,00

= Rp. 1.484.542.835.732,00

Modal ini berasal dari:


- Modal sendiri = 70% dari total modal investasi
= 0,7 × Rp. 1.484.542.835.732,00
= Rp. 1.039.179.985.012,00

- Pinjaman dari Bank = 30% dari total modal investasi


= 0,3 × Rp. 1.484.542.835.732,00
= Rp. 445.362.850.720,00

XVII-22
E.3 BIAYA PRODUKSI TOTAL
E.3.1 Biaya Tetap (Fixed Cost = FC)
E.3.1.1 Gaji Tetap Karyawan
Gaji tetap karyawan terdiri dari gaji tetap tiap bulan ditambah 2 bulan gaji
yang diberikan sebagai tunjangan. Sehingga:
Gaji total (P) = (12 + 2) × Rp. 1.119.559.249,00
= Rp. 15.673.829.480,00

E.3.1.2 Bunga Pinjaman Bank


Bunga pinjaman bank adalah 9,95% dari total pinjaman (Bank BNI, 2019).
Bunga pinjaman bank (Q) = 0,995 × Rp. 445.362.850.720,00
= Rp. 44.313.603.647,00

E.3.1.3 Depresiasi dan Amortisasi


Pengeluaran untuk memperoleh harta berwujud yang mempunyai masa
manfaat lebih dari 1 (satu) tahun harus dibebankan sebagai biaya untuk
mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan melalui penyusutan (Rusdji,
2004). Pada perancangan pabrik ini, dipakai metode garis lurus atau straight line
method. Dasar penyusutan menggunakan masa manfaat dan tarif penyusutan sesuai
dengan Undang-Undang Republik Indonesia No. 17 Tahun 2000 Pasal 11 Ayat 6
dapat dilihat pada Tabel E.9 berikut:
Tabel E.9 Aturan Depresiasi Sesuai UU Republik Indonesia No. 17 Tahun 2000
Kelompok Harta Masa Tarif Beberapa Jenis Harta
Berwujud (tahun) (%)
I. Bukan Bangunan
1. Kelompok 1 4 25 Mesin kantor, perlengkapan, alat
perangkat/ tools industri
2. Kelompok 2 8 12,5 Mobil, truk kerja
3. Kelompok 3 16 6,25 Mesin industri kimia, mesin industri mesin
II. Bangunan 20 5 Bangunan sarana dan penunjang
Permanen
(Rusjdi, 2004)

XVII-23
Depresiasi dihitung dengan metode garis lurus dengan harga akhir nol.
P- L
D = (Yasuha dan Muhammad,
n
2017)
Dimana: D = Depresiasi per tahun
P = Harga awal peralatan
L = Harga akhir peralatan
n = Umur peralatan (tahun)

Tabel E.10 Perhitungan Biaya Depresiasi Sesuai UURI No. 17 Tahun 2000
No Komponen Biaya (Rp) Umur Depresiasi (Rp)
(tahun)
1. Bangunan 48.162.260.000,00 20 2.408.113.000,00
2. Peralatan proses, utilitas, dan 573.047.707.312,00 16 35.815.481.707,00
pengolahan limbah
3. Instrumentasi dan 11.460.954.146,00 4 2.865.238.537,00
pengendalian proses
4. Perpipaan 45.843.816.585,00 4 11.460.954.146,00
5. Instalasi listrik 28.652.385.366,00 4 7.163.096.341,00
6. Insulasi 45.843.816.585,00 4 11.460.954.146,00
7. Inventaris kantor 5.730.477.073,00 4 1.432.619.268,00
8. Perlengkapan keamanan dan 5.730.477.073,00 4 1.432.619.268,00
kebakaran
9. Sarana transportasi 18.866.506.000,00 8 2.358.313.250,00
Total 76.397.389.664,00

Semua modal investasi tetap langsung (MITL) kecuali tanah mengalami


penyusutan yang disebut depresiasi. Sedangkan modal investasi tetap tidak langsung
(MITTL) juga mengalami penyusutan yang disebut amortisasi.
Pengeluaran untuk memperoleh harta tak berwujud dan pengeluaran lainnya
yang mempunyai masa manfaat lebih dari 1 (satu) tahun untuk mendapatkan,
menagih, dan memelihara penghasilan dapat dihitung dengan amortisasi dengan
menerapkan taat azas (UURI Pasal 11 Ayat 1 No.17 Tahun 2000). Para wajib pajak
menggunakan tarif amortisasi untuk harta tidak berwujud dengan menggunakan masa
manfaat kelompok masa 4 (empat) tahun sesuai pendekatan prakiraan harta tak
berwujud yang dimaksud (Rusdji, 2004).

XVII-24
Untuk masa 4 tahun, maka biaya amortisasi adalah 3% dari MITTL.
Sehingga:
Biaya amortisasi = 0,03 × Rp. 172.594.774.326,00
= Rp. 5.177.843.230,00

Total biaya depresiasi dan amortisasi (R)


= Rp. 76.397.389.664,00 + Rp. 5.177.843.230,00
= Rp. 81.575.232.894,00

E.3.1.4 Biaya Tetap Perawatan


Diperkirakan 2% dari Modal Investasi Tetap (Peters, et al., 2003).
Perawatan bangunan = 0,02 × Rp. 994.474.652.066,00
= Rp. 19.889.493.041,00

E.3.1.5 Biaya Administrasi Umum


Biaya administrasi umum (U) diperkirakan 15% dari Modal Investasi Tetap
(Peters, et al., 2003).
Biaya Administrasi Umum (U) = 0,15 × Rp. 994.474.652.066,00
= Rp. 149.171.197.810,00

E.3.1.6 Biaya Laboratorium, Penelitian, dan Pengembangan


Diperkirakan 10% dari Modal Investasi Tetap (Peters, et al., 2003).
Biaya laboratorium (W) = 0,10 × Rp. 994.474.652.066,00
= Rp. 99.447.465.207,00

E.3.1.7 Hak Paten dan Royalti


Diperkirakan 6% dari Modal Investasi Tetap (Peters, et al., 2003).
Biaya hak paten dan royalti (X) = 0,06 × Rp. 994.474.652.066,00
= Rp. 59.668.479.124,00

XVII-25
E.3.1.8 Biaya Asuransi
1. Biaya asuransi pabrik adalah 1% dari Modal Investasi Tetap (Peters, et al., 2003).
Biaya asuransi pabrik = 0,01 × Rp. 994.474.652.066,00
= Rp. 9.944.746.521,00

2. Biaya asuransi karyawan


Premi asuransi = 2,04% gaji sebulan (BPJS Ketenagakerjaan, 2019)
Biaya asuransi karyawan = 0,0204 × Rp. 1.119.559.249,00 × 3
= Rp. 68.517.026,00
Total biaya asurasi karyawan (Y) = Rp. 10.013.263.547,00

LE.3.1.9 Pajak Bumi dan Bangunan


Dasar perhitungan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) mengacu kepada
Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2000 UU No. 21 Jo Tahun 1997 tentang Bea
Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (Rusjdi, 2004) sebagai berikut:
 Yang menjadi objek pajak adalah perolehan hak atas tanah dan atas bangunan
(Pasal 2 Ayat 1 UU No. 20/00).
 Dasar pengenaan pajak adalah Nilai Perolehan Objek Pajak (Pasal 6 Ayat 1 UU
No. 20/00).
 Tarif pajak ditetapkan sebesar 0,5% (Pasal 5 UU No. 21/97).
 Nilai Perolehan Objek Pajak Tidak Kena Pajak ditetapkan sebesar Rp.
30.000.000,00 (Pasal 7 Ayat 1 UU No. 21/97).
 Besarnya pajak yang terutang dihitung dengan cara mengalikan tarif pajak dengan
Nilai Perolehan Objek Kena Pajak (Pasal 8 Ayat 2 UU No. 21/97).

XVII-26
Maka berdasarkan penjelasan di atas, perhitungan PBB ditetapkan sebagai
berikut:
Wajib Pajak Pabrik Bioavtur
Tanah = Rp. 38.541.477.600,00
Bangunan = Rp. 48.162.260.000,00
Nilai NJOP = Rp. 86.703.737.600,00
Nilai Perolehan Objek Pajak Tidak Kena Pajak = Rp. 30.000.000,00
Nilai Perolehan Objek Pajak Kena Pajak = Rp. 86.673.737.600,00
Pajak yang Terutang (0,5% × NPOPKP) (Z) = Rp. 433.368.688,00

Total Biaya Tetap =P+Q+R+S+T+U+V+W+X+Y+Z


= Rp. 479.752.564.749,00

E.3.2 Biaya Variabel (Variable Cost = VC)


E.3.2.1 Biaya Variabel Bahan Baku Proses, Utilitas, dan Pengolahan Limbah
per 3 Bulan
Biaya persediaan bahan baku proses, utilitas, dan pengolahan limbah selama
3 bulan (90 hari) adalah Rp. 113.274.730.462,00.

E.3.2.2 Biaya Variabel Tambahan


1. Biaya Variabel Bahan Baku
Diperkirakan 10% dari biaya bahan baku (Peters, et al., 2003).
Biaya variabel bahan baku = 0,10 × Rp. 113.274.730.462,00
= Rp. 11.327.473.046,00

2. Biaya Penanganan Limbah dan Lingkungan


Diperkirakan 20% dari biaya variabel bahan baku (Peters, et al., 2003).
Biaya variabel pemasaran = 0,2 × Rp. 113.274.730.462,00
= Rp. 22.654.946.092,00

Total biaya variabel = Rp. 33.982.419.139,00


Total biaya produksi = Biaya Tetap + Biaya Variabel
= Rp. 513.734.983.887,00

XVII-27
E.4 PERKIRAAN LABA/RUGI PERUSAHAAN
E.4.1 Laba Kotor (Bruto)
Laba kotor = Total penjualan – Total biaya produksi
= Rp. 1.174.163.742.072,00 – Rp. 513.734.983.887,00
= Rp. 660.428.758.185,00

E.4.2 Pajak Penghasilan


Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Pasal 17 Ayat
1 Tahun 2012, tentang perubahan keempat atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun
1983 Tentang Pajak Penghasilan adalah sebagai berikut:
 Penghasilan 0 – Rp. 50.000.000,00 dikenakan pajak sebesar 5%
 Penghasilan Rp. 50.000.000,00 – Rp. 250.000.000,00 dikenakan pajak
sebesar 15%
 Penghasilan Rp. 250.000.000,00 – Rp. 500.000.000,00 dikenakan pajak
sebesar 25%
 Penghasilan di atas Rp. 500.000.000,00 dikenakan pajak sebesar 30%

Maka perincian pajak penghasilan (PPh):


0,05 × Rp. 50.000.000,00 = Rp. 2.500.000,00
0,15 × (Rp. 250.000.000,00 – Rp. 50.000.000,00) = Rp. 37.500.000,00
0,25 × (Rp. 500.000.000,00 – Rp. 250.000.000,00) = Rp. 125.000.000,00
0,30 × (Rp. 660.428.758.185,00) = Rp. 198.128.627.455,00
Total PPh = Rp. 198.293.627.601,00

Laba Setelah Pajak = Laba sebelum pajak – PPh


= Rp. 660.428.758.185,00 – Rp. 198.293.627.601,00
= Rp. 462.135.130.729,00

XVII-28
E.5 ANALISIS ASPEK EKONOMI
E.5.1 Profit Margin (PM)
Laba sebelum pajak
PM = × 100%
Total penjualan
660.428 .758.185,00
= × 100%
1.174 . 163 .742 . 072 ,00
= 56,25 %

E.5.2 Break Even Point (BEP)


Biaya tetap
BEP = × 100%
Total penjualan – Biaya variabel
479.752 .564 .749,00
= × 100%
1.174 . 163 .742 . 072 ,00 – 33.982.419.139,00
= 42,08 %
Kapasitas produksi pada titik BEP = 42,08 % × 42.000 ton/tahun
= 17.672 ton/tahun
Nilai penjualan pada titik BEP = 42,08 % × Rp. 1.174.163.742.072,00
= Rp. 494.051.301.634,00

Tabel E.11 Data Perhitungan Break Even Point


% Biaya Variabel Total Biaya Produksi Nilai Penjualan
Biaya Tetap (Rp)
Kapasitas (Rp) (Rp) (Rp)
0 479.752.564.749 - 479.752.564.749 -
10 479.752.564.749 3.398.241.914 483.150.806.663 117.416.374.207
20 479.752.564.749 6.796.483.828 486.549.048.576 234.832.748.414
30 479.752.564.749 10.194.725.742 489.947.290.490 352.249.122.622
40 479.752.564.749 13.592.967.655 493.345.532.404 469.665.496.829
50 479.752.564.749 16.991.209.569 496.743.774.318 587.081.871.036
60 479.752.564.749 20.389.451.483 500.142.016.232 704.498.245.243
70 479.752.564.749 23.787.693.397 503.540.258.146 821.914.619.451
80 479.752.564.749 27.185.935.311 506.938.500.060 939.330.993.658
90 479.752.564.749 30.584.177.225 510.336.741.974 1.056.747.367.865
100 479.752.564.749 33.982.419.139 513.734.983.887 1.174.163.742.072

XVII-29
Rp900,000,000,000 Biaya Tetap
Rp800,000,000,000 Biaya Variabel
Total Biaya Produksi
Rp700,000,000,000
Nilai Penjualan
Rp600,000,000,000
Harga (Rupiah)

Rp500,000,000,000
Rp400,000,000,000
Rp300,000,000,000
Rp200,000,000,000
Rp100,000,000,000
Rp-
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
Kapasitas (%)

Gambar E.3 Nilai Break Event Point Pabrik

E.5.3 Return on Investment (ROI)


Laba setelah pajak
ROI = × 100%
Total modal investasi
462.135 .130.729 , 00
= × 100%
1.484 .542.835 .732,00
= 31,13%

E.5.4 Pay Out Time (POT)


1
POT = × 1 tahun
ROI
1
= × 1 tahun
0, 3113
= 3,2124 tahun
= 3 tahun 2 bulan 15 hari

XVII-30
E.5.5 Return on Network (RON)
Laba setelah pajak
RON = × 100%
Modal sendiri
462.135.130 .729 , 00
= × 100%
1.039.179 .985 .012,00
= 44,47%

E.5.6 Internal Rate of Return (IRR)


Untuk menentukan nilai IRR harus digambarkan jumlah pendapatan dan
pengeluaran dari tahun ke tahun yang disebut “Cash Flow”. Untuk memperoleh cash
flow diambil ketentuan sebagai berikut:
- Laba diasumsikan mengalami kenaikan 10% tiap tahun
- Pajak diasumsikan mengalami kenaikan 10% tiap tahun
- Masa pembangunan disebut tahun ke nol
- Perhitungan dilakukan dengan menggunakan nilai pada tahun ke – 10
- Cash flow adalah laba sesudah pajak ditambah penyusutan.

XVII-31
Laba Sebelum Total Pajak Laba Setelah
Depresi Net Cash Flow P/F pada PV pada P/F pada PV pada
Tahun Pajak (PPh) Pajak
(Rp) (Rp) i = 35% i = 30% i = 40% i = 35%
(Rp) (Rp) (Rp)
0 - - - - -1.484.542.835.732 1,0000 -1.484.542.835.732 1,0000 -1.484.542.835.732
1 660.428.758.185 198.128.627.455 462.300.130.729 76.397.389.664 538.697.520.393 0,7407 399.013.253.355 0,7143 384.791.638.817
2 726.471.634.003 217.941.490.201 508.530.143.802 76.397.389.664 584.927.533.466 0,5487 320.949.737.613 0,5102 298.430.027.575
3 799.118.797.404 239.735.639.221 559.383.158.182 76.397.389.664 635.780.547.847 0,4064 258.381.214.645 0,3644 231.678.431.635
4 879.030.677.144 263.709.203.143 615.321.474.001 76.397.389.664 691.718.863.665 0,3011 208.276.549.849 0,2603 180.054.420.212
5 966.933.744.858 290.080.123.457 676.853.621.401 76.397.389.664 753.251.011.065 0,2230 167.974.975.467 0,1859 140.029.362.957
6 1.063.627.119.344 319.088.135.803 744.538.983.541 76.397.389.664 820.936.373.205 0,1652 135.618.688.853 0,1328 109.020.350.362
7 1.169.989.831.279 350.996.949.384 818.992.881.895 76.397.389.664 895.390.271.559 0,1224 109.595.769.239 0,0949 84.972.536.771
8 1.286.988.814.406 386.096.644.322 900.892.170.084 76.397.389.664 977.289.559.749 0,0906 88.542.434.113 0,0678 66.260.232.151
9 1.415.687.695.847 424.706.308.754 990.981.387.093 76.397.389.664 1.067.378.776.757 0,0671 71.621.115.920 0,0484 51.661.132.795
10 1.557.256.465.432 467.176.939.630 1.090.079.525.802 76.397.389.664 1.166.476.915.466 0,0497 57.973.902.699 0,0346 40.360.101.275
Jumlah 333.404.806.023 102.715.398.817
Tabel E.12 Data Perhitungan Internal Rate of Return

IRR = (35% + ( Rp. 333.404.806.023


Rp. 333.404.806.023 – Rp. 102.715.398.817 )
.(40% - 35%))

= 42,23%

XVII-32

Anda mungkin juga menyukai