Anda di halaman 1dari 57

PRA RANCANGAN PABRIK

PEMBUATAN CRUDE CORN OIL (CCO)


DARI BIJI JAGUNG
DENGAN KAPASITAS BAHAN BAKU 4.500 TON / TAHUN

Kelompok III :
1. Rizki Hidayat
2. Irwan Azhammy
3. Anwar Nur Muhammad
Raqib
4. Eliska Rahayu
5. Abukhoir
6. Putri Imong Ariyanti
Latar Belakang
Pabrik Pembuatan Crude Corn Oil (CCO) dari biji jagung dengan
kapasitas bahan baku 4.500 ton/tahun, dengan 300 hari kerja dalam 1
(satu) tahun. Pabrik ini diharapkan dapat memproduksi Crude Corn
Oil yang mampu memenuhi kebutuhan pasar di Sumatera Utara
khususnya dan daerah-daerah Indonesia yang lain pada umumnya.
Proses yang digunakan untuk memperoleh CCO dari biji jagung
awalnya dilakukan dengan pengepresan dengan menggunakan Screw
Press, yang kemudian filtratnya disaring lagi dengan mengunakan
Vibrating Filter.
CCO yang diperoleh kemudian dipekatkan lagi kadarnya dari
kandungan air melalui sistem evaporasi dengan mengunakan CPO
1200C sebagai media pemanas.
Hasil analisa terhadap aspek ekonomi
Pabrik Pembuatan Crude Corn Oil
Total modal investasi : Rp. 42.040.370.000,-
Biaya Produksi : Rp. 13.202.405.590,-
Hasil penjualan/ tahun : Rp. 37.695.283.880,-
Laba Bersih : Rp. 31.823.241.780,-
Profit Margin : 64,98 %
Break Even Point (BEP) : 32,28 %
Return on Investment (ROI) : 75,69 %
Pay Out Time (POT) : 1,5 tahun
Internal Rate of Return (IRR) : 42,23 %
Berbagai parameter ekonomi digunkanan sebagai
pedoman untuk menentukan layak tidaknya suatu
pabrik didirikan dan besarnya tingkat pendapatan
yang dapat diterima dari segi ekonomi

1. Modal investasi / Capital Investment (CI)


2. Biaya produksi total / Total Production Cost (TC)
3. Waktu pengembalian modal / Pay out Time (POT)
4. Marjin keuntungan / Profit Margin (PM)
5. Laju pengembalian modal / Return on Investment (ROI)
6. Titik impas / Break Even Point (BEP)
7. Laju pengembalian internal / Internal Rate of Return (IRR)
Modal investasi /
Capital Investment
(CI)
Modal Investasi Tetap (FCI) :
Investasi Tetap Tidak Langsung
(MITTL)
Modal Investasi Tetap Langsung (MITL)

Modal Kerja / Working Capital


Modal Investasi Tetap (FCI)
Modal Investasi Tetap Langsung (MITL)

A. Modal Pembelian Tanah


Biaya tanah pada lokasi pabrik diperkirakan Rp 100.000,-/m2
Luas tanah seluruhnya = 13.170 m2
Harga tanah seluruhnya = 13.170 m2 x Rp 100.000,-/m2
= Rp 1.317.000.000,-

Biaya perataan tanah diperkirakan 5 % dari harga tanah seluruhnya

Biaya perataan tanah = 0,05 x Rp 1.317.000.000,-


= Rp 65.850.000,-

Modal pembelian tanah = Rp 1.317.000.000,- + Rp.


65.850.000,-
= Rp 1.382.850.000,-
B.Biaya Bangunan dan Sarana
No Jenis Areal Luas (m2) Harga/m2 Jumlah (Rp)
. (Rp)
1 Pos keamanan 20 150.000 3.000.000
2 Tempat parkir 300 60.000 18.000.000
3 Rumah timbangan 90 200.000 18.000.000
4 Bengkel 200 300.000 60.000.000
5 Unit pembangkit listrik 400 300.000 120.000.000
6 Perkantoran 300 300.000 90.000.000
7 Laboratorium 200 300.000 60.000.000
8 Ruang kontrol 250 300.000 75.000.000
9 Daerah proses 1.000 1.100.000 1.100.000.000
10 Unit pengolahan limbah 400 300.000 120.000.000
11 Unit pengolahan air 700 300.000 210.000.000
12 Areal Perluasan 2.500 50.000 125.000.000
13 Gudang peralatan/suku 600 200.000 120.000.000
cadang
14 Gudang bahan dan 800 300.000 240.000.000
pelengkap
15 Kantin 50 200.000 10.000.000
16 Poliklinik 80 200.000 16.000.000
17 Perpustakaan 80 200.000 16.000.000
18 Tempat ibadah 100 200.000 20.000.000
19 Taman 500 80.000 40.000.000
20 Perumahan karyawan 3.500 200.000 700.000.000
21 Jalan 600 70.000 42.000.000
22 Areal Produk 500 300.000 150.000.000
Total 13.170 - 3.353.000.00
0
C. Perincian Harga Peralatan

Daftar Perkiraan Harga Peralatan


Proses
Daftar Perkiraan Harga Peralatan
Utilitas
Daftar Perkiraan Harga Peralatan Proses
No Nama Alat Kode Alat Unit Harga/unit Harga Total
(Rp) (Rp)
1 Gudang bahan G-101 1 240.000.000,- 240.000.000,-
2 Bucket Elevator BE- 1 32.417.268,- 32.417.268,-
3 Screw Press SP-101 1 28.560.900,- 28.560.900,-
4 Vibrating Filter VF- 1 16.723.245,- 16.723.245,-
5 Bak Penampung BP-101 1 17.000.000,- 17.000.000,-
6 Tangki Penampung T-101 1 441,542.641,- 441,542.641,-
7 Pompa I P-101 1 18.421.000,- 18.421.000,-
8 Evaporator EV- 1 71.746.758,- 71.746.758,-
9 Pompa II P-102 1 18.421.000,- 18.421.000,-
10 Cooler E-101 1 47.853.094,- 47.853.094,-
11 Pompa III P-103 1 18.421.000,- 18.421.000,-
12 Tangki Produk T-103 1 2.340.129.791,- 2.340.129.791,-
3.272.815.697
Total ,-
Daftar Perkiraan Harga Peralatan
No. Nama Alat Kode Utilitas
Uni Harga/unit Harga Total
Alat t (Rp) (Rp)
1 Pompa I PU-01 1 18.421.000,- 18.421.000,-
Bak
BP
2 Penampung 1 30.000.000,- 30.000.000,-
3 Pompa II PU-02 1 18.421.000,- 18.421.000,-
4 Sand Filter SF 1 110.776.419,- 110.776.419,-
5 Pompa III PU-03 1 18.421.000,- 18.421.000,-
6 Menara Air MA 1 192.849.539,- 192.849.539,-
7 Tangki Pelarut TP 1 12.335.044,- 12.335.044,-
8 Pompa IV PU-04 1 18.421.000,- 18.421.000,-
9 Tangki Air TD 1 218.873.945,- 218.873.945,-
10 Pompa V PU-05 1 18.421.000,- 18.421.000,-
11 Pompa VI PU-06 1 18.421.000,- 18.421.000,-
Menara
CT
12 Pendingin 1 63.571.888 63.571.888
13 Pompa VII PU-07 1 18.421.000,- 18.421.000,-
14 Pompa VIII PU-08 1 18.421.000,- 18.421.000,-
15 Tangki Perebusan TP- 1 466.101.557,- 466.101.557,-
16 Pompa IX PU-09 1 18.421.000,- 18.421.000,-
Total 1.260.297.392,

Maka harga peralatan saat pembelian, Freight on Board (FOB)


FOB = Rp 3.272.815.697,-+ Rp 1.260.297.392,-
= Rp. 4.533.113.089,-

Diasumsikan bahwa semua alat dibeli di dalam negeri, sehingga untuk


harga alat non import sampai dilokasi pabrik ditambahkan biaya sebagai
berikut :
PPn = 10%
PPh = 10%
Transportasi lokal = 0.5%
Biaya tak terduga = 0.5% +
Total = 21%
Total harga peralatan proses dan utilitas, Cost Insurance
Freight (CIF)
CIF = (1 + 0,21) (Rp 4.533.113.089,-)
= Rp 5.485.066.838,-

Biaya pemasangan diperkirakan 15% dari FOB


Biaya pemasangan = 0,15 x Rp 4.533.113.089,-
= Rp 679.966.963,-

Harga peralatan terpasang (HPT)


HPT = Rp 5.485.066.838,- +
679.966.963,-
= Rp 6.165.033.801,-
D. Instrumentasi dan Alat Kontrol
Biaya instrumentasi dan alat kontrol 10 % dari HPT
Biaya instrumentasi dan alat control = 0,1 x Rp
6.165.033.801,-
= Rp 616.503.380,-
E. Biaya Perpipaan
Diperkirakan biaya perpipaan 20 %
dari HPT
Biaya perpipaan = 0,2 x Rp
6.165.033.801,-
= Rp
F. Biaya Instalasi Listrik
1.233.006.760,-
Diperkirakan biaya instalasi listrik 10 % dari HPT
Biaya instalasi listrik = 0,1 x Rp. 6.165.033.801,-
= Rp 616.503.380,-
F. Biaya Insulasi
Diperkirakan biaya insulasi 8 % dari HPT
Biaya insulasi = 0,08 x Rp. 6.165.033.801,-
= Rp 493.202.704,-

G. Biaya Inventaris Kantor dan Gudang


Diperkirakan biaya inventaris kantor 1 % dari HPT
Biaya inventaris kantor = 0,01 x Rp 6.165.033.801,-
= Rp 61.650.338,-

H. Biaya Sarana Pemadam Kebakaran


Diperkirakan biaya inventaris kantor 1% dari HPT
Biaya inventaris kantor = 0,01 x Rp 6.165.033.801,-
= Rp 61.650.338,-
J. Sarana Transportasi
Modal pengadaan sarana transportasi dapat dilihat pada Tabel :
Fasilitas Uni Merek Harga (Rp) Total
Kendaraan t
Manajer 1 Sedan 375.000.000 375.000.000
Kepala Seksi 11 Kijang 125.000.000 1.375.000.0
Krista 00
Ambulance 1 L-300 110.000.000 110.000.000
Pemadam 1 Truk 300.000.000 300.000.000
Kebakaran
Total 2.160.000.
000
K. Biaya Kontruksi
Diperkirakan biaya kontruksi 10 % dari HPT
Biaya untuk kontruksi = 0,1 x Rp. 6.165.033.801,-
= Rp 616.503.380,-

Maka modal investasi tetap langsung, MITL :


Total MITL = A + B + C + D + E + F + G + H + I
+J+K
= Rp. 16.759.904.080,-
Modal Investasi Tetap (FCI)
KOMPONEN JUMLAH (Rp.)
I. Modal Investasi Tetap Langsung (MITL)
Harga tanah 1.382.850.000,-
Harga bangunan 3.353.000.000,-
Harga peralatan terpasang (HPT) 6.165.033.801,-
Instrumentasi dan alat control 616.503.380,-
Biaya perpipaan 1.233.006.760,-
Biaya instalasi listrik 616.503.380,-
Biaya insulasi 493.202.704,-
Biaya inventaris kantor 61.650.338,-
Biaya perlengkapan pemadam kebakaran 61.650.338,-
dan keamanan
Biaya sarana transportasi 2.160.000.000,-
Biaya konstruksi 616.503.380,-
Total 16.759.904.080,-
Investasi Tetap Tidak Langsung (MITTL)

A. Pra Investasi
Diperkirakan sebesar 10 % dari MITL = 0,1 x Rp
16.759.904.080,-
= Rp 1.675.990.408,-

B. Engineering Dan Supervisi


Diperkirakan sebesar 10 % dari MITL = 0,1 x Rp
16.759.904.080,-
= Rp 1.675.990.408,-

C. Biaya Legalitas
Diperkirakan sebesar 5 % dari MITL = 0,05 x Rp
16.759.904.080,-
= Rp 837.995.204,-
D. Biaya Kontraktor
Diperkirakan sebesar 10 % dari MITL = 0,1 x Rp
16.759.904.080,-
= Rp, 1.675.990.408,-

E. Biaya Tak Terduga


Diperkirakan sebesar 10 % dari MITL = 0,1 x Rp
16.759.904.080,-
= Rp 1.675.990.408,-

Maka modal investasi tetap tak langsung,


MITTL :
Total MITTL = A + B + C + D + E = Rp.
7.541.956.836,-
II. Investasi Tetap Tidak Langsung (MITTL)
Pra investasi 1.675.990.408,-
Biaya Kontraktor 1.675.990.408,-
Biaya Engineering dan Supervisi 1.675.990.408,-
Biaya Perizinan 837.995.204,-
Biaya tak terduga 1.675.990.408,-
Total 7.541.956.836,-

Maka, Total Modal Investasi Tetap :


MIT = MITL + MITTL
= Rp. 16.759.904.080,- + Rp. 7.541.956.836,-
= Rp. 24.301.860.920,-
Modal Kerja / Working
Capital
I. Biaya Persediaan Bahan Baku Proses
& Utilitas
Modal kerja Pabrik Pembuatan Crude Corn Oil dari biji jagung
dihitung untuk pengoperasian pabrik selama 3 bulan (90 hari)

A. Persediaan Bahan
Baku Proses
o Biji jagung
Kebutuhan = 1250 Kg/jam
Harga = Rp 2200,-/Kg
Harga total = 90 hari x 12 jam/hari x 1250 Kg/jam x Rp 2200,-/Kg
= Rp 2.970.000.000,-
o CPO
Kebutuhan = 2401,7903 Kg/jam
Harga = Rp 3.900,-/Kg
Harga total = 90 hari x 12 jam/hari x 2401,7903 Kg/jam x Rp
3900,-/Kg
= Rp 10.116.340.740.,-
Total harga bahan baku proses = Rp
13.086.340.740,-
B. Persediaan Bahan Baku Utilitas
o Solar
Kebutuhan = 16,719 liter/jam
Harga = Rp 5.500,-/ltr
Harga total = 90 hari x 12 jam/hari x 16,719 ltr/jam x Rp
5.500,-/ltr
o Kaporit = Rp 99.310.860,-
Kebutuhan = 0,00005 Kg/jam
Harga = Rp 11.500,-/Kg
Harga total = 90 hari x 12 jam/hari x 0,0005 Kg/jam x Rp
11.500,-/Kg
= Rp 6.210,-
o Soda abu, Na2CO3
Kebutuhan = 1,1875 kg/jam
Harga = Rp 48.000,-/Kg
Harga total = 90 hari x 12 jam/hari x 1,1875 Kg/jam x Rp
48.000,-/Kg
= Rp 61.560.000,-
Total harga bahan baku utilitas = Rp
160.877.070,-
Maka, total biaya persediaan bahan baku proses dan utilitas
selama 3 bulan adalah :
= Rp. 13.086.340.740,- + Rp 160.877.070,-
= Rp. 13.247.217.810,-

Dengan demikian total biaya persediaan bahan baku


proses dan utilitas selama 1 tahun adalah :
= 12/3 x Rp. 13.247.217.810,-
= Rp. 52.988.871.240,-
II. Biaya Kas
A. Gaji Pegawai
Jabatan Juml Gaji/bulan Gaji
ah (Rp) total/bulan(Rp)
Manager 1 9.000.000 9.000.000
Sekretaris 1 3.500.000 3.500.000
Kepala Seksi Marketing 1 4.500.000 4.500.000
Kepala Seksi Pembelian 1 4.500.000 4.500.000
Kepala Seksi Personalia 1 4.500.000 4.500.000
Kepala Seksi General Affair 1 4.500.000 4.500.000
Kepala Seksi Keamanan 1 4.500.000 4.500.000
Kepala Seksi Maintenance dan
4.500.000 4.500.000
Listrik 1
Kepala Seksi Instrumentasi 1 4.500.000 4.500.000
Kepala Seksi Laboratorium 1 4.500.000 4.500.000
Kepala Seksi Proses 1 4.500.000 4.500.000
Kepala Seksi Utilitas 1 4.500.000 4.500.000
Kepala Seksi Keuangan 1 4.500.000 4.500.000
Karyawan Produksi 24 1.500.000 30.000.000
Karyawan Teknik 6 1.500.000 9.000.000
Karyawan Keuangan dan
1.500.000 7.500.000
Personalia 5
Karyawan Pemasaran dan
1.500.000 7.500.000
Penjualan 5
Dokter 1 3.500.000 5.000.000
Perawat 2 1.700.000 3.400.000
Petugas Kebersihan 4 850.000 3.400.000
Petugas Keamanan 4 1.300.000 5.200.000
Supir 3 1.000.000 3.000.000
Buruh Angkat 3 1.000.000 3.000.000
Total 70 161.500.000

Gaji karyawan selama 1 Bulan = Rp


161.500.000,-
Gaji karyawan selama 3 Bulan = Rp
484.500.000,-
B. Biaya administrasi
umum
Diperkirakan sebesar 10 % dari gaji 3 bulan
= 0,1 x Rp 484.500.000,-
= Rp 48.450.000,-

C. Biaya Pemasaran
Diperkirakan sebesar 10 % dari gaji 3 bulan
= 0,1 x Rp 484.500.000,-
= Rp 48.450.000,-

D. Pajak Bumi dan


Bangunan
Menurut UU No 20 Tahun 2004 Jo UU No 21 Tahun 2004.
Objek Pajak Luas (m2) NJOP (Rp)
Per m2 Jumlah
Bumi 13.170 100,000,- 1.317.000.00
0,-
Bangunan 13.170 300,000,- 3.951.000.00
0,-
Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) sebagai dasar pengenaan PBB
= Rp 1.317.000.000,- + 3.951.000.000,-
= Rp 5.268.000.000,-
NJOP tidak kena pajak = Rp 12,000,000 (Kep. Menkeu. RI.
No.201/KMK/04/2000)
NJOP untuk perhitungan PBB
= Rp 5.268.000.000, Rp 12,000,000,-
= Rp 5.256.000.000,-
Nilai Jual Kena Pajak = 20 % x Rp 5.256.000.000,-
= Rp. 1.051.200.000,-
Tarif Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) = 0,5 % x Rp 1.566.700.000,-
= Rp 525.600.000,-
Jenis Biaya Jumlah (Rp)
Gaji Pegawai 484.500.000,-
Perincian Biaya Kas Administrasi Umum 48.450.000,-
Pemasaran 48.450.000,-
Pajak Bumi dan 525.600.000,-
Bangunan
Total 1.107.000.000,-
III. Biaya Start Up
Diperkirakan sebesar 1% dari MIT
= 0,01 x Rp 24.301.860.920,-
= Rp 243.018.609,-

IV. Piutang Dagang


Dimana :

PD : Piutang dagang
IP : Jangka waktu kredit yang
diberikan (1 bulan)
HPT : Hasil penjualan 1 tahun
Produksi Crude Corn Oil = 447,1607 kg/jam
Densitas Crude Corn Oil = 0,912 kg/liter = 326,356
liter/jam

Harga produk Crude Corn Oil diperkiran lebih mahal dari harga
Crude Palm Oil.
Harga produk Crude Corn Oil = Rp 21.700,-/liter
Harga jual Ampas = Rp 1100,-/kg

Harga Crude Corn Oil
= Rp 34.932.193.880,-


Harga Penjualan Ampas
= Rp 2.763.090.000,-
Harga Penjualan Tahunan = Harga Crude Corn Oil + Harga
Ampas
= Rp 34.932.193.880,- + Rp 2.763.090.000,-
= Rp 37.695.283.880,-


Piutang dagang (PD)

= Rp 3.141.273.657,-
Modal berasal dari :

Modal sendiri = 60% dari total modal investasi


= 0,6 x Rp 42.040.370.000,-
= Rp 25.224.222.600,-

Modal pinjaman bank = 40% dari total modal


investasi
= 0,4 x Rp 42.040.370.000,-
= Rp 16.816.148.400,-
Modal Kerja / Working Capital
Jenis Biaya Jumlah (Rp.)
Bahan baku proses dan utilitas 13.247.217.810,-
Biaya kas 1.107.000.000,-
Biaya Start Up 243.018.609,-
Biaya piutang dagang 3.141.273.657,-
Total Modal Kerja 17.738.510.080,-

Total Modal Investasi


= MIT + MK
= Rp 24.301.860.920,- + Rp 17.738.510.080,-
= Rp. 42.040.370.000,-
Biaya Produksi Total / Total
Production Cost
Biaya Tetap (Fixed Cost
/FC)
Biaya Variabel (Variabel Cost)
Biaya Tetap (Fixed Cost /FC)
Adalah biaya yang tidak tergantung dari jumlah poduksi

A. Gaji Tetap Karyawan


Gaji tetap karyawan terdiri dari gaji tetap tiap bulan ditambah 3 bulan
gajiyang diberikan sebagai tunjangan , sehingga : = (12 + 3) Rp
161.500.000,-
= Rp 2.422.500.000,-
B. Bunga Pinjaman Bank
Diperkirakan 15 % dari modal pinjaman
bank
= 0,15 x Rp 16.816.148.400,-
= Rp 2.522.422.260,-
C. Depresiasi / Amortisasi

Pengeluaran untuk memperoleh harta berwujud yang mempunyai masa


manfaat lebih dari 1 (satu) tahun harus dibebankan sebagai biaya untuk
mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan malaui penyusutan. Pada
perancangan pabrik ini, dipakai metode garis lurus atau straight line method.
Dasar penyusutan mmenggunakan masa manfaat dan tarif penyusutan sesuai
dengan Undang-Undang Republik Indonesia No. 17 Tahun 2000 pasal 11 ayat 6
dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Kelompok Harta Masa Tarif Beberapa Jenis Harta
Berwujud (Tahun (%)
)
I. Bukan
Bangunan
1 Kelompok 1 4 25 Mesin kantor, alat kantor,
perangkat/tool industri
2 Kelompok 2 8 12,5 Mobil, Truk kerja
3 Kelompok 3 16 6,25 Mesin industri kimia, mesin
industri
II. Bangunan 20 5 Bangunan saran dan Penunjang
Permanen
Perkiraan Biaya Depresiasi
Depresiasi dihitung dengan metode garis lurus dengan
harga akhir nol
Komponen Biaya Umur Depresiasi
(Rp) (tahu (Rp)
n)
Dimana: Bangunan 3.353.000.0 20 167.650.000,
D = depresiasi per 00,- -
tahun Peralatan proses dan utilitas 6.165.033.8 10 385.314.612,
P = harga awal 01,- -
peralatan Instrumentasi & alat kontrol
L = harga akhir 616.503.380 4 154.125.845,
peralatan ,- -
n = umur peralatan 1.233.006.7 308.251.690,
Perpipaan 4
60,- -
Instalasi listrik
616.503.380 4 154.125.845,
,- -
Insulasi
493.202.704 4 123.300.676,
,- -
Semua modal investasi tetap langsung (MITL), kecuali tanah
mengalami penyusutan
yang disebut depresiasi, sedang modal investasi tetap tidak
langsung (MITTL) juga mengalami penyusutan yang disebut
amortisasi.
Biaya amortisasi diperkirakan 20% dari MITTL,
sehingga :
Amortisasi = 0,2 x Rp. 7.541.956.836,-
= Rp. 1.508.391.367,-

Total biaya depresiasi dan


amortisasi
= Rp. 1.593.593.836,- + Rp.
1.508.391.367,-
= Rp. 3.101.985.203,-
D. Biaya Tetap Perawatan

Perawatan mesin dan alat- Perawatan bangunan


alat proses Diperkirakan sebesar 5 % dari harga
Diperkirakan sebesar 10 % dari bangunan
HPT = 0,05 x Rp 3.353.000.000,-
= 0,1 x Rp 6.165.033.801,- = Rp 167.650.000,-
= Rp 616.503.380,- Perawatan kendaraan
Diperkirakan sebesar 10 % dari harga
kendaraan
= 0,1 x 2.160.000.000,-
= Rp 216.000.000,-
Perawatan instrumentasi dan alat
kontrol
Diperkirakan sebesar 10 % dari harga
instrumentasi dan alat kontrol Perawatan perpipaan
= 0,1 x Rp 616.503.380,- Diperkirakan sebesar 10 % dari
= Rp 61.650.338,- harga perpipaan
= 0,1 x Rp 1.233.006.760,-
= Rp 123.300.676,-
Perawatan instalasi listrik
Diperkirakan sebesar 10 % dari harga Perawatan insulasi
instalasi listrik Diperkirakan sebesar 10 % dari
= 0,1 x Rp 616.503.380,- harga insulasi
= Rp 61.650.338,- = 0,1 x Rp 493.202.704,-
= Rp 49.320.270,-

Perawatan perlengkapan kebakaran


Diperkirakan sebesar 10 % dari harga
perlengkapan kebakaran
= 0,1 x Rp 61.650.338,-
= Rp 6.165.033,-

Perawatan inventaris kantor


Diperkirakan sebesar 10 % dari harga
Total biaya perawatan = Rp
inventaris kantor
1.308.405.068,-
= 0,1 x Rp 61.650.338,-
= Rp 6.165.033,-
E. Biaya Tambahan (Plant Overhead
Cost)
Diperkirakan sebesar 5% dari MIT
= 0,05 x Rp 24.301.860.920,-
= Rp 1.215.093.046,-
F. Biaya Administrasi Umum
Diperkirakan sebesar 15 % dari biaya
tambahan
= 0,15 x Rp 1.215.093.046,-
G. Biaya Pemasaran = Dan
Rp 182.263.956,-
Distribusi
Diperkirakan sebesar 20% dari
biaya tambahan
= 0,2 x Rp Rp 1.215.093.046,-
= Rp 243.018.609,-
H. Biaya Laboratorium Penelitian Dan
Pengembangan
Diperkirakan sebesar 15% dari biaya
tambahan
= 0,15 x Rp 1.215.093.046,-
= Rp 182.263.956,-
I. Biaya Asuransi
o Asuransi pabrik diperkirakan 1% dari modal
investasi tetap (MIT)
= 0,01 x Rp 24.301.860.920,-
= Rp 243.018.609,-
o Asuransi karyawan 2,54 % dari total gaji karyawan,
dimana 1 % ditanggung oleh karyawan dan 1,54 %
ditanggung oleh perusahaan
= 0,0154 x (12/3) x Rp 161.500.000,-
= Rp 9.948.400,-
Total biaya asuransi
= Rp 243.018.609,- +
Rp 9.948.400,-
J. Hak Paten dan Royalti = Rp 252.967.009,-
Diperkirakan 1% dari modal
investasi tetap
Biaya hak paten dan royalty
= 0,01 x Rp 24.301.860.920,-
= Rp 243.018.609,-
Biaya Produksi Total / Total Production Cost
Biaya poduksi total terdiri dari :
Biaya Tetap / Fixed Cost (FC)
Jenis Biaya Jumlah (Rp.)
Gaji karyawan 2.422.500.000,-
Bunga pinjaman bank 2.522.422.260,-
Biaya depresiasi dan amortisasi 3.101.985.203,-
Biaya tetap perawatan 1.308.405.068,-
Biaya tambahan (POC) 1.215.093.046,-
Biaya administrasi umum 182.263.956,-
Biaya pemasaran dan distribusi 243.018.609,-
Biaya laboratorium, penelitian dan 182.263.956,-
pengembangan
Biaya asuransi 252.967.009,-
Hak paten 243.018.609,-
Total 11.673.937.720,-
Biaya Variabel (Variabel Cost)
A. Biaya Variabel Bahan Baku Proses dan
Utilitas per Tahun
Diperkirakan 10 % dari bahan baku proses dan
utilitas
= 0,1
B. x Rp.
Biaya 13.247.217.810,-
Variabel Pemasaran
= Rp. 1.324.721.781,-
Diperkirakan 5 % dari biaya tetap
pemasaran Total Biaya Variabel
= 0,05 x Rp 243.018.609,- (Variabel Cost) = A + B + C
C. Biaya Variabel= Rp 12.150.930,-
Perawatan +D
Diperkirakan 10% dari biaya tetap = Rp 1.528.437.869,-
perawatan
= 0,1 x Rp 1.308.405.068,-
= Rp 130.840.506,-
D. Biaya Variabel Lainnya
Diperkirakan 5% dari biaya
tambahan
= 0,05 x Rp
1.215.093.046,-
= Rp 60.754.652,-
Biaya Variabel / Variable Cost (VC)
Jenis Biaya Jumlah (Rp.)
Biaya Variabel Bahan Baku Proses dan 1.324.721.781,-
Utilitas / Tahun
Biaya variabel pemasaran 12.150.930,-
Biaya variabel perawatan 130.840.506,-
Biaya variabel lainnya 60.754.652,-
Total 1.528.437.869,-

Maka, Total biaya produksi :


Total Biaya Produksi = Biaya Tetap + Biaya Variabel
= Rp 11.673.937.720,- + Rp 1.528.437.869,-
= Rp 13.202.405.590,-
Total Penjualan
Penjualan di peroleh dari hasil penjualan produk Crude
Corn Oil (CCO) dan ampas (limbah padat) yaitu sebesar
Rp 37.695.283.880,-
A. Laba Sebelum Pajak
Laba sebelum pajak = Total Penjualan Total Biaya
Produksi
= Rp. 37.695.283.880,- - Rp. 13.202.405.590,-
= Rp. 24.492.878.290,-

B. Pajak Penghasilan
Perhitungan Pajak Penghasilan (PPh) atas perhitungan
dihitung berdasarkan
Undang-Undang No,17 tahun 2000 Tentang Perubahan
Ketiga Atas UU No. 7
Tahun 1983 Tentang Pajak Penghasilan adalah :
Jumlah Penghasilan Kena Pajak Tarif Pajak
(%)
Penghasilan sampai dengan Rp,50,000,000,- 10
Penghasilan Rp,50,000,000,- s/d
Rp,100,000,000,- 15
Penghasilan di atas Rp,100,000,000,- 30
Maka Pajak Penghasilan yang harus dibayar adalah :
10 % x Rp.50.000.000.- = Rp.
5.000.000,-
15 % x (Rp.100.000.000. Rp. 50.000.000.-) = Rp.
7.500.000,-
30 % x (Rp. 24.492.878.290,- Rp. 100.000.000,-) = Rp.
7.317.863.487,- +
Total pajak penghasilan (PPh) = Rp.
C. Laba Setelah Pajak
7.330.363.487,-
Laba setelah pajak = Laba sebelum pajak
PPh
= Rp. 24.492.878.290,- - Rp. 7.330.363.487,-
= Rp. 31.823.241.780,-
Profit Margin (PM)
Break Even Point (BEP)
Return on Investement (ROI)
Pay Out Time (POT)
Internal Rate of Return (IRR)
A. Profit Margin (PM)

B. Break Even Point (BEP)



BEP merupakan titik keseimbangan antara penerimaan dan
pengeluaran.
BEP = 32,28 %
Nilai penjualan pada titik BEP = 32,28 % x HPT
= 32,28 % x Rp. 6.165.033.801,-
= Rp. 1.990.072.911,-

Dari data feasibilities :


BEP 50 %, pabrik layak
(feasible)
BEP 70 %, pabrik kurang layak
(infeasible)
C. Return on Investement (ROI)
Return on Investment adalah besarnya persentase pengembalian modal
setiap tahun dari penghasilan bersih.

Analisa ini dilakukan untuk mengetahui laju


pengembalian modal investasi
total dalam pendirian pabrik. Kategori resiko
pengembalian modal tersebut
adalahROI
: 15 %, resiko pengembalian modal
rendah
15 % ROI 45 %, resiko pengembalian
modal rata-rata
ROI 45 %, resiko pengembalian modal
tinggi
D. Pay Out Time (POT)
Pay Out Time (POT) Merupakan angka yang menunjukkan jangka
waktu pengembalian modal dengan membandingkan besar total modal
investasi terhadap penghasilan bersih tiap tahun. Untuk itu diasumsi
bahwa pabrik beroperasi dengan kapasitas penuh tiap tahun.


E. Internal Rate of Return (IRR)
Untuk menentukan nilai IRR harus digambarkan jumlah
pendapatan dan
pengeluaran dari tahun ke tahun yang disebut Cash Flow.
Untuk
- Laba kotor
memperoleh diasumsikan
cast flow mengalami
diambil ketentuan kenaikan
sebagai 10 %: tiap
berikut
tahun.
- Harga tanah diasumsikan mengalami kenaikan 10 %
tiap tahun.
- Amortasi dihitung untuk 5 tahun.
- Masa pembangunan disebut tahun ke-nol.
- Jangka waktu cash flow dipilih 10 tahun.
- Perhitungan dilakukan dengan menggunakan nilai pada
Internaltahun
rate of return merupakan persentase yang menggambarkan
ke-10.
keuntungan
- Cashrata
flow- rata bunga
= Laba pertahun
sesudah pajakdari semua pengeluaran
+ Depresiasi + Harga dan
pemasukan,
tanahapabila IRR ternyata lebih besar dari bunga rill yang berlaku,
+ Amortasi
maka pabrik akan menguntungkan, tetapi bila IRR lebih kecil dari bunga rill
yang berlaku maka pabrik dianggap rugi. diperoleh IRR = 42,23 %, sehingga
pabrik akan
menguntungkan karena lebih besar dari bunga pinjaman bank saat ini yaitu
sebesar 15 %

Anda mungkin juga menyukai