Dalam rencana pra rancangan pabrik Fatty Acid dari trigliserida ini
digunakan asumsi sebagai berikut:
1. Pabrik beroperasi selama 330 hari dalam setahun.
2. Kapasitas produksi 140.000 ton/tahun.
3. Perhitungan didasarkan pada harga peralatan terpasang (HPT).
4. Harga alat disesuaikan dengan nilai tukar dollar terhadap rupiah adalah
USD $ 1 = Rp 14.533,98,- (Bank Indonesia, 20 Oktober 2020).
b. Harga Bangunan
Bangunan yang digunakan dikelompokkan dalam berbagai harga dalam
perincian sebagai berikut:
Tabel.F. 1 Perincian Harga Bangunan
No Bangunan Luas (m2) Jumlah (Rp)
1 Pos keamanan 50 21.000.000
2 Parkir 700 294.000.000
3 Taman 100 42.000.000
4 Areal bahan baku 800 336.000.000
5 Areal proses 3.500 1.470.000.000
6 Areal produk jadi 600 252.000.000
7 Areal packing 500 210.000.000
8 Ruang kontrol 200 84.000.000
9 Perkantoran 1.000 420.000.000
10 Unit pengembangan 200 84.000.000
11 Bengkel 200 84.000.000
12 Unit pengolahan air 500 210.000.000
13 Ruang boiler 300 126.000.000
14 Unit pembangkit listrik 300 126.000.000
15 Laboratorium 200 84.000.000
16 Poliklinik 50 21.000.000
17 Unit pemadam kebakaran 100 42.000.000
18 Gudang peralatan 300 126.000.000
19 Kantin 100 42.000.000
20 Tempat ibadah 50 21.000.000
21 Unit pengolah limbah (WWTP) 800 336.000.000
22 Areal perluasan 3.000 1.260.000.000
23 Jalan 4.000 1.680.000.000
24 Areal antar bangunan 1.800 756.000.000
Total 19.350 8.127.000.000,-
Indek harga adalah angka yang dipakai sebagai dasar penentuan harga
pada tahun tertentu dimana angka tersebut digunakan untuk tolok ukur suatu harga
yang akan selalu berubah untuk setiap tahunnya karena adanya inflasi seperti yang
terlihat pada tabel 2.1. setiap indek harga yang dikeluarkan oleh lembaga
mempunyai indek harga sebesar 100 untuk tahun tertentu. Dengan perkataan lain
indek harga merupakan perbandingan harga sekarang dengan harga tahun lalu
atau harga yang akan dating. Indek harga biasanya dipergunakan untuk menaksir
harga peralatan atau bahan-bahan untuk desain awal, bukan detail design dan
dipakai sebagai tolok ukur kestabilan ekonomi dalam suatu Negara. Perhitungan
indek harga tidak hanya pertahun tetapi untuk kecermatan bisa dihitung perbulan.
Untuk ketelitian perkiraan harga pada tahun tertentu, indek harga dipergunakan
tidak melebihi 10 tahun. Penggunaan indek harga biasanya untuk harga peralatan,
ongkos buruh, biaya pemasangan alat atau lain sebagainya. Angka tersebut banyak
dipublikasikan terutama oleh majalah industry atau internet, yang dikeluarkan
oleh perusahaan atau lembaga
Tabel.F. 2 Marshall and Swift Equipment Cost Index
Dengan metode Least Square (Peter & Timmerhaus Ed 4, hal 760 – 761)
dapat dilakukan penaksiran index harga rata-rata pada akhir tahun 2013.
penyelesaian dengan Least Square menghasilkan persamaan:
Y = a + b (x – x )
Keterangan:
a = y , harga rata-rata y
Σ( x−x)( y − y)
b= Slop garis least square
Σ¿¿
Tabel.F. 3 Penaksiran Index Harga dengan Least Square
Data X Y X2 Y2 Xy
1 2013 567,3 4052.169 321.829,29 114.1974,9
2 2014 576,1 4056.196 331.891,21 116.0265,4
3 2015 556,8 4060.225 310.026,24 112.1952
4 2016 541,7 4064.256 293.438,89 1.092.067,2
5 2017 567,5 4068.289 322.056,25 1.144.647,5
6 2018 578,3 4072.324 334.430,89 1.167.009,4
7 2019 581,2 4076.361 337.793,44 1.173.442,8
Total 14.112 3.968,9 28.449.820 2.251.466,21 8.001.359,2
Σ x = 14.112
n =7
x = ∑ x / n = 2016
∑ x2 = 28.449.820
∑ ¿¿ = ∑ y2 - ¿ / n
= 2.251.466,21 – (3.968,9)2/ 7
= 1.156,6086
∑ xy = 8.001.359,2
b =
∑ ( x−x ) ( y− y ) 302,8
∑ ¿¿¿ 28
= 2,0286
Jadi, persamaannya: y = 566,9857 + 2,0286 ( x−x )
y = 566,9857 + 2,0286 (x – 2016)
untuk x = 2025
maka y = 566,9857 + 2,0286 (2025 – 2016)
= 585,2429
Jadi, cost index pada tahun 2025 adalah 585,2429
Data harga peralatan yang digunakan diambil dari Peter & Timmerhaus pada basis
tahun 2017 dengan cost index sebesar 567,5 serta sumber lainnya dengan index
yang telah disesuaikan.
Kurs Dollar (2020): USD $1 = Rp 14.533,98,-
Dengan cara yang sama maka harga untuk peralatan proses lain dapat
dilihat pada Tabel F.4
Tabel.F. 4 Data Harga Peralatan Proses
No Jumlah Harga unit/tahun
. Nama Alat alat (unit) 2025 (Rp) Harga Alat (Rp)
1 Tank CPKO 2 Rp174.441.860 Rp348.883.721
2 Pump Cpko 2 Rp116.741.860 Rp233.483.721
3 HE Demin Water 1 Rp177.125.581 Rp177.125.581
4 HE Cpko 1 Rp617.255.814 Rp617.255.814
5 Pump Demin Water 2 Rp28.179.070 Rp56.358.140
6 Pump Cpko 2 Rp116.741.860 Rp233.483.721
7 Fat Splitting 1 Rp5.756.581.395 Rp5.756.581.395
8 Pump Fatty Acid 1 2 Rp65.751.163 Rp131.502.326
9 Pump Gliserin 1 2 Rp49.648.837 Rp99.297.674
10 Destilasi Fatty Acid 1 Rp116.741.860 Rp116.741.860
11 Destilasi Gliserin 1 Rp116.741.860 Rp116.741.860
12 Pump Fatty Acid 2 2 Rp49.648.837 Rp99.297.674
13 Pump Fatty Acid 3 2 Rp49.648.837 Rp99.297.674
14 Pump Gliserin 2 2 Rp36.230.233 Rp72.460.465
15 Pump Gliserin 3 2 Rp49.648.837 Rp99.297.674
16 Cooler Fatty Acid 1 Rp116.741.860 Rp116.741.860
17 Pump Fatty Acid 4 2 Rp28.179.070 Rp56.358.140
18 Tank Fatty Acid 1 Rp344.723.953 Rp344.723.953
19 Tank gliserin 1 Rp1.149.974.419 Rp1.149.974.419
Total Rp9.925.607.674
Jadi, harga total peralatan proses pada tahun 2025 adalah Rp 9.925.607.674,00.- =
US$ 763.508,00
1. CPKO
Kebutuhan = 179.702,41 kg/jam
= 472.857,84 kg/hari
= 156.043.087,200 kg/tahun
Harga = Rp. 8.009/kg
Pembelian per tahun = Rp 1.249.733.325.032,99.-
2. Air
Kebutuhan = 29,55 kg/jam
= 709,2 kg/hari
= 234.036 kg/tahun
Harga = Rp. 14,5/kg
Pembelian per tahun = Rp 3.393.522,00.-
Total harga pembelian per tahun = Harga CPKO + Harga Air
= Rp 1.249.736.718.554,99.-
1. Fatty Acid
Produksi = 18.885,82 kg/jam
= 453.259,68 kg/hari
= 149.575.694,4 kg/tahun
Harga = 15.500/kg
Total penjualan per tahun = Rp 2.318.423.263.200,00.-
2. Gliserin
Produksi = 1.763,82 kg/jam
= 42.331,68 kg/hari
= 1.396.454,4 kg/tahun
Harga = 23.500/kg
Total penjualan per tahun = Rp 328.282.178.400,00.-
Total harga penjualan per tahun = Harga Fatty Acid + Harga Gliserin
= Rp 2.646.705.441.600,00.-
d. NaOH
Kebutuhan = 0,695 kg/jam
= 5.504,4 kg/tahun
Harga/kg = Rp 3.100,- (www.matche.com)
Harga kg per tahun = Rp 17.063.640.-
Total harga kebutuhan bahan baku utilitas per tahun = Rp 6.656.874.048.-
Biaya untuk gaji karyawan selama satu bulan dapat diperkirakan dan
direncanakan seperti terlihat pada Tabel F.6 berikut:
Direct cost atau biaya langsung adalah biaya yang diperlukan untuk
pembangunan pabrik. Biaya ini meliputi:
1. Biaya Pemasangan Alat (Equipment Installation Cost)
Pemasangan peralatan meliputi biaya pekerja, pondasi, penyangga dan
podium. Biaya kontruksi dan faktor lain yang berhubungan langsung dengan
pemasangan peralatan. Meliputi pemasangan, pengecatan dan isolasi peralatan.
Besarnya biaya pemasangan sekitar 25-55% dari biaya peralatan, diambil sebesar
40% (Peters dan Timmerhaus, 1991).
Pemasangan = 40% × PEC
= 40% × Rp 16.779.092.906,98.-
= Rp. 6.711.637.162,79.-
8. Tanah (land)
Biaya pembelian tanah = Rp 420.000,-/m2
Luas keseluruhan Tanah = 19.350 m2
Harga tanah keseluruhan = 19.350 m2 × Rp 420.000,-/m2
= Rp 8.127.000.000.-
Biaya perataan tanah 4-8 % dari harga tanah seluruhnya, diambil 5% maka:
Biaya perataan tanah = 0,05 × Rp 8.127.000.000.-
= Rp 4.063.500.000.-
Total biaya tanah adalah = Rp 8.127.000.000.- + Rp 4.063.500.000.-
= Rp 12.190.500.000.-
9. Service facilities
Biaya ini meliputi perawatan fasilitas-fasilitas yang ada di dalam pabrik.
Dalam industri kimia nilainya sekitar 30–80% dari total pembelian alat. Diambil
sebesar 50% (Peters dan Timmerhaus, 1991).
Service facilities = 50% × PEC
= 50% × Rp 16.779.092.906,98.-
= Rp 8.389.546.453,49.-
e. Biaya Perizinan
Biaya ini berkisar 0-12% dari biaya langsung, diambil sebesar 8% (Peters
& Timmerhaus, 1991).
Biaya perizinan = 8% x DC
= 8% × Rp 80.942.833.186,36.-
= Rp 6.475.426.655,00.-
Working capital untuk industri pabrik terdiri dari jumlah total uang yang
diinvestasikan untuk: (1) stok bahan baku dan persediaan, (2) stok produk akhir
dalam proses yang sedang dibuat, (3) uang diterima (account receivable), (4)
uang terbayar (account pay able) dan (5) pajak terbayar (taxes pay able).
Perbandingan working capital terhadap total capital investment bervariasi untuk
perusahaan yang berbeda. Namun sebagian besar pabrik kimia menggunakan
working capital awal sebesar 10–20% dari total capital investment (Peters dan
Timmerhaus, 1991).
WCI = 15% Total Capital Invesment
A. Manufacturing Cost
Manufacturing cost merupakan biaya yang dikeluarkan untuk proses
pembuatan produk. Manufacturing cost terdiri direct manufacturing cost, fixed
charges dan plant over head.
1. Direct Manufacturing Cost
a. Raw Material (Bahan Baku)
Dalam industri kimia, salah satu biaya utama dalam operasi produksi
adalah bahan baku yang terlibat dalam proses. Jumlah bahan baku yang harus
disupply persatuan waktu atau persatuan produk dapat ditentukan dari proses
neraca massa.
b. Utilitas
Biaya utilitas terdiri dari biaya pengolahan air dan biaya pembangkit
steam, biaya pembangkit listrik dan bahan bakar.
Tabel.F. 8 Kebutuhan dan Harga Bahan Penujang Utilitas
Flow
Harga/liter Harga/tahun
Komponen Rate
(Rp) (Rp)
kg/jam
Bahan Bakar (solar) 130,350 5.400 5.574.808.800.-
Alumina (Al2(SO4)3) 0,9 4.803 34.235.784.-
Natrium Karbonat 0,486 2.700 10.392.624.-
(Na2CO3)
Asam Sulfat (H2SO4) 28,630 4.500 1.020.373.200.-
NaOH 0,695 3.100 17.063.640.-
Total Bahan Baku Utilitas 6.656.874.048.-
-2 50 57.493.218.277,962.- 57.493.218.277,962.-
-1 50 57.493.218.277,962.- 0.- 57.493.218.277,962.-
0 - 0.- 0.-
Modal sendiri pada akhir massa konstruksi 114.986.436.555,924.-
Total biaya pada akhir masa konstruksi sebesar
= modal sendiri + modal pinjaman
= Rp 92.253.618.048,819.- + Rp 114.986.436.555,924.-
= Rp 207.240.054.604,743.-
Dari perhitungan yang telah dilakukan sebelumnya, maka untuk kapasitas 100%
didapatkan harga penjualan sebesar Rp 2.646.705.441.600,000.-
CF CF
∑ (1+i )n ∑ (1+i)n ………………………………………………………
……………….(J.3)
Keterangan:
n = tahun
CF = cash flow pada tahun ke –n
Tabel.F. 12 Trial laju bunga (i)
Present Value Suku Bunga (%)
Tahun
ke Net Cash Flow (CF) 13% 35,00%
1 Rp514.244.962.226,43 Rp455.084.037.368,53 Rp380.922.194.241,80
2 Rp619.417.823.677,19 Rp485.095.014.235,40 Rp339.872.605.584,19
3 Rp724.590.685.127,937 Rp502.177.691.912,82 Rp294.504.165.067,49
4 Rp725.490.157.904 Rp444.956.700.589,54 Rp218.422.036.057,86
5 Rp726.389.630.679,889 Rp394.255.189.458,48 Rp161.994.695.357,33
6 Rp727.289.103.455,865 Rp349.330.431.190,09 Rp120.144.659.208,19
7 Rp728.188.576.231,840 Rp309.524.304.981,69 Rp89.106.109.467,65
8 Rp729.088.049.007,817 Rp274.253.659.698,13 Rp66.086.055.612,87
9 Rp729.987.521.783,792 Rp243.001.774.560,32 Rp49.013.026.440,11
10 Rp730.886.994.560 Rp215.310.792.394,23 Rp36.350.680.809,56
11 Rp732.361.399.519 Rp190.924.898.155,31 Rp26.980.748.424,25
12 Rp733.585.412.888 Rp169.242.473.954,11 Rp20.019.142.224,79
13 Rp734.484.885.664 Rp149.955.741.256,15 Rp14.847.176.549,53
14 Rp735.384.358.440 Rp132.866.709.440,66 Rp11.011.376.932,20
15 Rp736.283.831.216 Rp117.724.976.176,47 Rp8.166.552.080,89
16 Rp735.523.526.524 Rp104.073.814.590,10 Rp6.043.051.184,80
17 Rp735.523.526.524 Rp92.100.720.876,19 Rp4.476.334.210,96
18 Rp735.523.526.524 Rp81.505.062.722,29 Rp3.315.803.119,23
19 Rp631.250.137.849 Rp61.902.909.214,42 Rp2.107.947.957,77
20 Rp526.976.749.174 Rp45.732.251.626,82 Rp1.303.515.153,22
Total NPV Rp4.819.019.154.401,73 Rp1.854.687.875.684,67
Dari perhitungan diperoleh nilai i = 35% per tahun. Harga i yang diperoleh
lebih besar dari harga i untuk pinjaman modal pada bank. Hal ini menunjukkan
bahwa pabrik layak untuk didirikan dengan kondisi tingkat bunga bank sebesar
13%.
Perhitungan Laba Perusahaan
1. Laba sebelum pajak = harga jual produk – biaya produksi (TPC)
= Rp 2.646.705.441.600,00.- –
Rp 1.752.186.196.36,180.-
= Rp 894.519.245.230,819.-
Bonus karyawan = 0,5% x laba sebelum pajak
= 0,5% x Rp 894.519.245.230,819.-
= Rp 44.725.962.261,541.-
2. Pajak perusahaan
Pajak perusahaan = 25% × Laba sebelum pajak
= 25% × Rp 894.519.245.230,819.-
= Rp 223.629.811.307,705.-
3. Sesudah pajak
Laba sesudah pajak = laba sebelum pajak – pajak perusahaan
= Rp 894.519.245.230,819.- –
Rp 223.629.811.307,705.-
= Rp 670.889.433.923,114.-
Rp2,500,000,000,000
Rp2,000,000,000,000
FC
VC
SVC
Rp1,500,000,000,000 TC
s
Rp1,000,000,000,000
Rp500,000,000,000
Rp0
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
0% 1 10% 2 20% 3 30%4 40%5 50%6 60%7 70%8 80%
9 90%
10 100%
11
% %
Kapasitas Produksi