SOAL
PT. MEBEL ANTIK menerima pesanan dari pemesan untuk membuat kursi sebanyak 2000 Unit. Pesanan
ini merupakan pesanan dengan nomor 002. Proses produksi melalui dua Departemen Produksi dimana
Departemen I sebagai Departemen Pembentukan sedangkan Departemen II sebagai Departemen
Penyelesaian. Pesanan ini diterima pada tanggal 03 Maret 1994 dan akan diselesaikan pada tanggal 31
Maret 1994.
Informasi berikut berhubungan dengan pesanan 002 tersebut:
b. Permintaan Bahan Baku dibagian gudang untuk Departemen I sebanyak 1.200 m3 kayu .
Jumlah Jam Kerja Langsung 1.200 Jam 2.000 Jam
d Perencanaan BOP pertahun untuk Departemen I sebesar Rp 8.000.000 dengan kapasitas yang
direncanakan sebesar 20.000 Jam Mesin sedangkan untuk di Departemen II sebesar Rp 12.000.000
dengan kapasitas yang direncanakan 30.000 Jam Tenaga Kerja Langsung.
Rp 680.000
Penggunaan bahan baku 1200 m2
2. Tarif BOP dept I : 8.000.000 / 20.000 jam = Rp 400 / jam mesin.
Tarif BOP dept II : 12.000.000 / 30.000 jam = Rp 400 / jam kerja langsung.
PT MEBEL ANTIK
KARTU HARGA POKOK
T No Dept
gl Ket Bukti I Dept II Jumlah
680.000
680.000
Jumlah biaya bahan baku 680.000
450 x
400 2000 800.000
x 400 180.000
Jumlah biaya overhead pabrik 180.000 800.000 980.000
Jumlah biaya produksi 3.260.000 3.800.000 7.060.000
4. Jumlah biaya produksi untuk pesanan no. 003 = Rp 7.060.000,-
5. Harga jual / pesanan = (140% x 7.060.000) / 2.000 unit = Rp 4.942 / unit.
6. Jurnal :
Contoh Soal
KASUS 1
UD. IYAN JAYA yang bergerak dalam bidang kayu dan mebel mendapat pesanan pada tanggal 20
Januari 1998 sebanyak 2.000 unit kursi dan 1000 unit meja dengan Nomor Pesanan masing-masing 001
dan 002. Dari kegiatan yang selama ini terjadi untuk membuat 100 kursi dan 100 meja diperlukan :
a) Bahan baku kayu langsung ( 25 m3 untuk kursi & 50 m3 untuk meja ).
b) Upah langsung 500 jam upah langsung ( 3 jam untuk meja dan 2 jam untuk kursi ) dengan tarif Rp.
1.000,- / jam.
c) Overhead pabrik diperkirakan Rp. 5.000.000,- dengan penentuan tarif BOP berdasarkan aktivitas jam
upah langsung.
Pajak penghasilan 10 %
Penilaian persediaan dengan menggunakan sistem LIFO. Dalam pengerjaan pesanan ini, UD. IYAN JAYA
mengerjakan kursi dahulu sampai selesai, baru kemudian meja. Harga jual disetujui untuk kursi sebesar
biaya produksi ditambah 25 % keuntungan yang diinginkan, sedangkan untuk meja sebesar biaya
produksi ditambah 35 % keuntungan yang diinginkan.
Diminta :
JAWABAN :
KASUS 1
UD. IYAN JAYA
1.
Total Biaya bahan baku untuk membuat 2.000 kursi = Rp. 12.600.000,-
Total Biaya bahan baku untuk membuat 1.000 meja = Rp. 13.550.000,-
Rp. 5.000.000,-
Tarif BOP = ——————— = Rp. 10.000,- / jam upah langsung
500
• Biaya Pabrik
(125% x (135% x
56.600.000) 46.550.000)
———————
Laba Kotor . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Rp. 30.442.500,-
Biaya Usaha :
———————
———————
2 x 2.000
20/0 200 x 20/0 4.000.00 20/
1 25.500 5.100.000 1 x 1.000 0 1
15/0 300 x
1 25.000 7.500.000
12.600.00 4.000.00
0 0
KASUS 2
PT. JATI JAYA bergerak dalam bidang kayu dan metal. Pada bulan Februari mendapat pesanan 500
kusen pintu dan 2.000 kusen jendela. Untuk itu perusahaan mengadakan perhitungan ongkos
produksinya. Selama ini untuk membuat 100 kusen pintu dan 100 kusen jendela diperlukan :
a) Bahan baku langsung berupa kayu 13 m3 ( 6 m3 untuk jendela & 7 m3 untuk pintu ).
Data mengenai bahan baku :
(metode penentuan harga pokok bahan baku dengan Rata-rata Tertimbang Fisik)
b) Buruh langsung 750 jam kerja ( 3 jam kerja per kusen jendela dan 4,5 jam kerja untuk satu kusen
pintu ) dengan tarif Rp. 1.000,- / jam.
d) Untuk menentukan besarnya overhead dipergunakan basis aktivitas jam buruh langsung.
Diminta :
1. Berapakah penawaran harga yang diajukan oleh pihak manajemen PT. JATI JAYA, jika perusahaan
menginginkan keuntungan sebesar 25 % dari ongkos produksinya.
2. Buatlah Kartu Harga Pokok Produksi untuk pesanan kusen pintu.
JAWABAN :
KASUS 2
PT. JATI JAYA
1.
100 kusen pintu = 7 m3 —› 0,07 m3 x 500 = 35 m3
100 kusen jendela = 6 m3 —› 0,06 m3 x 2.000 = 120 m3
—————
——————–
——————–
——————–
1 kusen pintu = 4,5 jam x 500 x Rp. 1.000,- = Rp. 2.250.000,-
1 kusen jendela = 3 jam x 2.000 x Rp. 1.000,- = Rp. 6.000.000,-
——————
——————
Rp. 3.000.000,-
750
BOP untuk kusen pintu = 4,5 jam x 500 x Rp. 4.000,- = Rp. 9.000.000,-
BOP untuk kusen jendela = 3 jam x 2.000 x Rp. 4.000,- = Rp. 24.000.000,-
——————
• Biaya Produksi
– Biaya Bahan Baku Rp. 45.337.500,-
———–———
KASUS 3
PT. TYAS MAJU bergerak dalam bidang produksi bata pres dan genteng berdasarkan pesanan, dengan
proses produksi melalui 3 departemen. Pada tanggal 3 Januari 1998, mendapat pesanan No. 001untuk
10.000 bata pres dan No. 002 untuk 25.000 genteng dari Tuan Iyan. Pada saat ini masih terdapat
kelebihan produksi dari bulan lalu sebanyak 3.000 bata pres dan 7.500 genteng. Berdasarkan data, untuk
memproduksi 1.000 bata press dan 1.000 genteng diperlukan :
Bahan Baku Bata Pres Genteng Dengan perincian harga
Pasir 6 m3 – • 1truk (15 m3 ) pasir Rp. 250.000,-
Semen 2 sak – • 1 truk tanah liat Rp. 100.000,-
Tanah liat – 10 m3 • 1 truk kapur Rp. 50.000,-
Kapur – 2 m3 • 1 sak semen Rp. 20.000,-
Bahan penolong (cat) – 25 kg
Dept. I Dept. II Dept. III
Genten
Keterangan Bata g Bata Genteng Bata Genteng
Jumlah Jam
Tenaga
Kerja 150 100 100 50 50 50
Langsung
Dengan tarif upah langsung Rp. 800,-/JKL. Penentuan BOP untuk Dept. I menggunakan jam kerja
langsung dan jam mesin untuk Dept. II dan Dept. III. Karena adanya krisis ekonomi serta kenaikan BBM
sebesar 42,85 % maka diperkirakan adanya kenaikan ongkos angkut sebesar 50 %, sehingga
mengakibatkan kenaikan bahan baku sebasar 20 % dan kenaikan tarif dasar listrik sebesar 20 % serta
bahan penolong 50 %.
Dari jumlah produksi diperkirakan mengalami kerusakan sebanyak 5 % yang tidak laku dijual, dan
dibebankan kepada masing-masing produk tersebut. Tuan Iyan menyetujui harga jual sebesar biaya
produksi ditambahh 40 % keuntungan yang disepakati.
Diminta :
3. Buatlah Kartu Harga Pokok Produksi untuk produksi bata press bulan ini.
JAWABAN :
KASUS 3
PT. TYAS MAJU
Bata Pres Genteng
Pesanan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 10.000 25.000
Biaya Bahan Baku :
3.000 6
3.000
7.500 10
7.500 2
Dept. II Rp. 800 x100x 3 = Rp. 240.000,- Rp. 800x50x7,5 = Rp. 300.000,-
Dept. III Rp. 800 x 50 x 3 = Rp. 120.000,- Rp. 800 x50x7,5 = Rp. 300.000,-
Rp. 720.000,- Rp.1.200.000,-
Biaya Bahan Baku :
7.350 6
7.350
15.225 10
15.225 2
700
Dept. II Rp. 1.100 x150 x7,35 =Rp. 1.212.750,- Rp.1.100 x 100 x 15,225 =Rp.1.674.750,-
Dept. III Rp. 1.100 x 50×7,35 =Rp. 404.250,- Rp.1.100 x 150 x 15,225 = Rp. 2.512.125,-
Rp. 2.829.750,- Rp. 5.861.625,-
Jenis Produksi : Bata Pres & Genteng Jumlah Unit : 7.350
No.
Tgl Keteranga Buk Dept.
. n ti Dept. I Dept. II III Jumlah
2.998.80 2.998.80
Jumlah BBB 0 0
294.00 1.764.00
Jumlah BTK 882.000 588.000 0 0
4. Jurnal :
BDP – BTK dept III 294.000 – Gaji
dan upah – 1.764.000
Jawab:
Jurnal umum:
a) Material 22.000
Account payable 22.000
b) WIP 18.600
Factory OH 2.400
Material 21.000
c) Material 600
WIP 400
Factory OH 200
d) Account payable 800
Material 800
e) Payroll 38000
Accrued payroll 38000
f) WIP 20900 (55% x 38000)
Factory OH 7600 (20% x 38000)
Sales salary 5700 (15% x 38000)
Administration salary 3800 (10% x 38000)
Payroll 38000
g) Factory OH 9404,5
Accum.depr.building 2000
Prepaid expense 250
Account payable 7154,5
h) WIP 16720
Factory OH applied 16720
COGS 53384
Finished good 53384
k) Cash 69450
Account receivable 69450
Contoh soal 2:
CV Ramin Indah pada tanggal 1 Oktober 1998 mendapat pesanan untuk membuat 20 set almari pakaian
dari Asrama Asri Jati bernilai kontral Rp 4.600.000,-. Pesanan diberikan nomer kode pesanan 354.
Barang tersebut harus selesai pada tanggal 29 Oktober 1998. Berikut ini informasi yang berhubungan
dengan pesanan tersebut:
1. Membeli bahan. Pada tanggal 3 Oktober 1998 perusahaan menerima bahan yang dibeli sebagai berikut
(tidak semua dipakai untuk pesanan no. 354):
220 kg kayu ramin berbagai ukuran @ 5.000,- Rp 1.100.000,-
10 lembar multiplek @16.000,- Rp 160.000,-
50 galon pernis @ 2.500,- Rp 25.000,-
2 kaleng lem @45.000,- Rp 90.000,-
5 kotak paku @30.000,- Rp 150.000,-+
Rp 1.625.000,-
2. Permintaan bahan. Pada tanggal 3 Oktober 1998 bagian produksi meminta bahan-bahan berikut untuk
mengerjakan pesanan nomer 354:
Kayu ramin 200 kg @ 5.000,- Rp 1.000.000,-
Multiplek 8 lembar @16.000,- Rp 128.000,-+
Rp 1.128.000,-
Bahan tak langsung:
Pernis 20 galon @ 2.500,- Rp 50.000,-
Lem 2 kaleng @45.000,- Rp 90.000,-
Paku 4 kotak @30.000,- Rp 120.000,-+
Rp 260.000,-
3. Biaya tenaga kerja. Pada tanggal 27 Okt ringkasan perhitungan upah selama 3 minggu sebagai berikut:
Upah langsung untuk pesanan no. 354 Rp 1.245.000,-
Upah langsung untuk pesanan no. 344 Rp 1.624.000,-
Upah tak langsung Rp 350.000,-
4. Biaya overhead pabrik sesungguhnya. Pabrik mengeluarkan biaya-biaya overhead pabrik lainnya selain
bahan tak langsung dan upah tak langsung sebanyak Rp 410.000,-
5. Biaya overhead pabrik dibebankan. Biaya overhead pabrik dibebankan dengan tarif 60% dari upah
langsung.
6. Pesanan selesai. Pesanan no. 354 pada tanggal 24 Oktober 1998 selesai dan ditransfer ke gudang
barang jadi.
7. Penjualan. Pesanan no. 354 dikirimkan ke pemesan pada tanggal 29 Oktober 1998. Pembayaran
dilakukan sehari sesudahnya. Biaya pemasaran ditaksir 5% dari harga kontrak.
Diminta:
1. Buatlah jurnal yang dibutuhkan
2. Buatlah kartu HPP
Jawab:
1. Jurnal Umum:
a) Material 1.625.000
Account payable 1.625.000
b) WIP 1.128.000
Material 1.128.000
Factory OH 260.000
Material 260.000
c) WIP 2.869.000
Factory OH 350.000
Payroll 3.219.000
d) Factory OH 410.000
Material 410.000
WIP 3.726.400
Finished good 3.726.400
g) Account receivable 4.600.000
Sales 4.600.000
COGS 3.726.400
Finished good 3.726.400
2. Kartu HPP:
PROCESS COSTING
Contoh soal 1:
Pemotongan Perakitan
Jumlah unit barang dalam proses, persediaan awal 100 180
Jumlah unit dimulai di Departemen Pemotongan 600
Jumlah unit ditransfer ke Departemen Perakitan 500
Jumlah unit diterima dari Departemen Pemotongan 500
Jumlah unit ditransfer ke Persediaan Barang Jadi 580
Jumlah unit Barang dalam proses, persediaan akhir 200 100
Supervisor masing2 departemen melaporkan bahwa persediaan akhir barang dalam proses 60% selesai
untuk bahan baku di Departemen Pemotongan dan 100% selesai untuk bahan baku Perakitan.
Persediaan akhir 20% selesai untuk Tenaga Kerja di Departemen Pemotongan dan 70% selesai di
Departemen Perakitan. Untuk overhead pabrik, persediaan akhir 40% selesai di Departemen
Pemotongan dan 70% selesai di Departemen Perakitan. (Persentase penyelesaian dari pers. awal barang
dalam proses tidak diperlukan jika metode rata2 tertimbang yang digunakan).
Data biaya untuk bulan Januari adalah sebagai berikut:
Barang dalam proses, Persediaan awal: Pemotongan Perakitan
Biaya dari Departemen sebelumnya - $ 8.320
Bahan Baku $ 1.892 830
Tenaga Kerja 400 475
Overhead pabrik 796 518
Biaya yang ditambahkan ke proses selama periode berjalan:
Bahan Baku $ 13.608 $ 7.296
Tenaga Kerja 5.000 9.210
Overhead pabrik 7.904 11.052
Jawab:
Departemen Pemotongan:
1) Skedul Kuantitas
Persediaan awal 100
Dimulai periode ini 600 700
Ditransfer ke Dep. Perakitan 500
Persediaan akhir (60%, 20%, 40%) 200 700
2) Biaya dibebankan:
Bahan Baku 1.892
Tenaga Kerja 400
Overhead Pabrik 796+
-> 3.088
Biaya ditambahkan Ekuivalen Harga/unit
Bahan Baku 13.608 500 + (200 x 60%) = 620 (1.892 + 13.608) : 620 = 25
Tenaga Kerja 5.000 500 + (200 x 20%) = 540 ( 400 + 5.000) : 540 = 10
Overhead Pabrik 7.904+ 500 + (200 x 40%) = 580 ( 796 + 7.904) : 580 = 15+
-> 26.512+ 50
Total biaya dibebankan ke Dep. 29.600
3) Biaya dipertanggungjawabkan
Selesai ditransfer ke Perakitan 500 x 50 = 25.000
Persediaan akhir:
Bahan Baku (200 x 60% x 25) = 3.000
Tenaga Kerja (200 x 20% x 10) = 400
Overhead Pabrik (200 x 40% x 15) = 1.200+
4.600+
29.600
Departemen Perakitan:
1) Skedul Kuantitas
Persediaan awal 180
Dimulai periode ini 500 680
Ditransfer ke Dep. Perakitan 580
Persediaan akhir (100%, 70%, 70%) 100 680
2) Biaya dibebankan:
B.dari Dep. Sebelumnya 8.320
Bahan Baku 830
Tenaga Kerja 475
Overhead Pabrik 518 +
10.143
Biaya ditambahkan Ekuivalen Harga/unit
B.dari Dep. Sebelumnya 25.000 580 + (100 x 100%) = 680 (8.320 + 25.000) : 680 = 49
Bahan Baku 7.296 580 + (100 x 100%) = 680 (830 + 7.296) : 680 = 11,95
Tenaga Kerja 9.210 580 + (100 x 70%) = 650 (475 + 9.210) : 650 = 14,9
Overhead Pabrik 11.052+ 580 + (100 x 70%) = 650 (518 + 11.052) : 650 = 17,8 +
52.558+ 93,65
Tot. b.dibebankan ke Dep. 62.701
3) Biaya dipertanggungjawabkan
Selesai ditransfer ke Perakitan 580x 93,65 = 54.317
Persediaan akhir 100 x 49 = 4.900
Bahan Baku (100 x 100% x 11,95) = 1.195
Tenaga Kerja (100 x 70% x 14,9) = 1.043
Overhead Pabrik (100 x 70% x 17,8) = 1.246+
8.384+
62.701
Contoh Soal 2:
Laporan Biaya Produksi; Departemen Pertama; Biaya Rata-rata Tertimbang. Tyndol Fabricators Inc.
memproduksi suatu produk didua departemen. Produk ini dibuat dari lempengan logam yang dipotong
dan dibentuk di Departemen Pemotongan dan Pembentukan. Produk ini kemudian ditransfer ke
Departemen Perakitan, dimana bagian2 lain yang dibeli dari pemasok luar ditambahkan ke unit dasar.
Karena hanya ada satu produk yang diproduksi oleh perusahaan, maka system perhitungan biaya
berdasarkan proses yang digunakan. Perusahaan menggunakan asumsi aliran biaya rata2 tertimbang
untuk mempertanggungjawabkan persediaan barang dalam proses. Data yang berkaitan dengan operasi
bulan November di Departemen Pemotongan dan Pembentukan adalah:
2) Biaya dibebankan:
Bahan Baku 17.923
Tenaga Kerja 2.352
Overhead Pabrik 3.800+
24.075
3) Biaya dipertanggungjawabkan
Selesai ditransfer ke Perakitan 3.400 x 36,7 = 124.780
Persediaan akhir:
Bahan Baku (600 x 75% x 22,48) = 10.116
Tenaga Kerja (600 x 40% x 4,7) = 1.128
Overhead Pabrik (600 x 25% x 9,52) = 1.428+
12.672+
137.452
BIAYA MUTU AKUNTANSI UNTUK KEHILANGAN DALAM PROSES PRODUKSI
Pembentukan Pelapisan
Jawab:
Dep 1:
1) Skedul kuantitas
Pers. awal 4.000
Dimulai periode ini 21.000 25.000
Jumlah unit ditransfer 19.000
Pers. akhir(100, 30,30) 3.600
Barang cacat(100, 80,80) 2.400 25.000
2) Biaya dibebankan:
Bahan Baku 615
Tenaga Kerja 366,4
BOP 549,6
3) Biaya dipertanggungjawabkan:
Barang Cacat:
Bahan baku 2.400 x 100% x 0,18 = 432
Tenaga kerja 2.400 x 80% x 0,12 = 230,4
BOP 2.400 x 80% x 0,18 =345,6
1.008
Dep 2: 11.100
1) Skedul kuantitas
Pers. awal 3.000
Dimulai periode ini 19.000 22.000
Jumlah unit ditransfer 15.000
Pers. akhir(100, 25, 25) 4.000
Barang cacat(100, 100, 100) 3.000 22.000
3) Biaya dipertanggungjawabkan:
Ditransfer ke Dep. Perakitan 15.000 x 0,98 = 14.700
Pers. Akhir
Biaya dept.sblmny 4.000 x 100% x 0,478 = 1.912
Bahan baku 4.000 x 100% x 0,078 = 312
Tenaga kerja 4.000 x 25% x 0,212 = 212
BOP 4.000 x 25% x 0,212 = 212
2.648
Barang Cacat:
Biaya dept.sblmny 3.000 x 100% x 0.478 = 1.434
Bahan baku 3.000 x 100% x 0.078 = 234
Tenaga kerja 3.000 x 100% x 0.212 = 636
BOP 3.000 x 100% x 0.212 = 636
2.940
20.288
1). Perusahaan X merencanakan penjualan sebanyak 42.000 unit hasil produksinya selama 3 bulan,
jumlah persediaan barang jadi 31 Desember 19A adalah 22.000 unit. Jumlah persediaan barang jadi yang
diinginkan pada 31 maret 19B adalah 24.000 unit.
Untuk membuat 1 unit produk, diperlukan 3kg, bahan baku. Bahan baku yang ada pada tanggal 31
Desember 19A adalah 100.000 kg, sedangkan persediaan bahan baku yang di inginkan pada tanggal 31
maret 19B adalah 110.000 kg
Berapa banyak bahan baku yang harus dibeli selama periode 3 bulan tersebut?
2). Perusahaan “DINO” yang berproduksi dengan dua jenis bahan baku dan memiliki 2 departemen
produks dimana bahak baku hanya dipakai pada departemen I dan FOH pada departemen II. Biaya
standar untuk penentuan biaya produksi data data yang tersebdia berdasarkan penelitian yang cermat
sebagai berikut:
1. harga bahan distandarkan Rp.100,00 per kg untukk bahan A dan Rp400,00 per kg untuk bahan B
ditambah biaya penanganan masing masing 10%. Untuk mebuat satu unit produk jadi
diperlukan 2,5 kg bahan A dan 2kg bahan B.
2. jumlah tenaga kerja yang menangani langsung produksi adalah 40 orang didepartemen I dan
100 orang di departemen II dimana diperkirakan tiap pekerja bisa bekerja effektif 35 jam per
minggu. Upah dan gaji total permunggu untuk departemen I Rp.280.000,00 dan departemen II
Rp.875.000,00 ditambah 20% sebagai cadangan lembur dan premi lain lain. Dalam departemen I
bahan diolah selama 2,5 jam dan dalam departemen II selama 2 jam
3. kapasitas normal produksi adalah 1000 unit (100%) atau 4000 jam mesin dengan batas terendah
produksi 80% dan kapasitas penuh 120%. Biaya overhead pabrik yang terdiri dari overhead
pabrik variable dan overhead tetap pada kapasitas normal adalah :
Variable
Total Rp.480.000,00
Tetap
Penyusutan mesin Rp.190.000,00
Total Rp.320.000,00
Dari data data tersebut diatas saudara diminta untuk menyusun biaya standar per unit produksi jadi dan
fleksible budget untuk biaya overhead pabrik pada kapasitas 80%; 100; dan 120%
3). perusahaan “Arga” adalah perusahaan makan dalam kaleng yang menggunakan metode biaya
standar dalam menentukan biaya produknya. Dalam tahun 1980 data data biaya produksi standar dan
sesungguhnya adalah sebagai berikut:
Bahan baku
Jam mesin yangdipakai sesungguhnya 4.950 jam mesin. Jam standar 4500
Produk jadi akhir tahun 1980 yang ditransfer digudang 4500 unit
1. Pencatatan (jurnal-jurnal) yang dibutuhkan berserta analisa selisih bahan dan upah dengan
methode partial plan
2. Pencatatan (jurnal-jurnal) dengan menggunakan single plan
3. Analisa selisih biaya overhead pabrik dengan memakai metode 2 selisih, 3 selisih dan 4 selisih
4). Berikut adalah budget fleksible dari overhead pabrik dari perusahaan kap lampu anti “Dinarga” pada
kapasitas 80%; 100; dan 120%
Budget Fleksible
Jumlah
1. Dua selisih
2. Empat selisih
24.000
Persediaan akhir yang diminta
66.000
Jumlah yang dibutuhkan
22.000
Persediaan awal
44.000
Jumlah yg hrs diprodksi
132.000
Persediaan akhir yang diminta 110.000
Rp.1.375,00
Rp.275,00 + (10% x 400)
2.b). Penyusunan biaya standar upah tenaga kerja langsung per unit produk jadi
Departemen I Departemen II
Biaya
variable Per Per Per
Total Total Total
jam jam jam
Rp Rp Rp
Rp Rp Rp
Listrik
80.000,00 – 80.000,00 – 80.000,00 –
Pemelihara
an dll 320.000,0 – 320.000,0 – 320.000,0 –
0 0 0
Biaya standar overhead pabrik dibuat pada kapasitas normal dimana biaya overhead pabrik variable per
jam =
Rp.480.000,00/4000 = Rp.120,00
Related Post
1. Karya Ilmiah
Pengertian karya ilmiah/tulisan ilmiah Merupakan serangkaian kegiatan penulisan yang didasarkan pada
pengkajian atau penelitian ilmiah…
Lembaga Pembiayaan Sesuai dengan peraturan Presiden No.9 Thn 2009 Lembaga Pembiayaan
adalah badan usaha yang melakukan…
Biaya overhead standar per jam = Rp.120,00 + Rp.80,00
=Rp.200,00
2.d). Biaya standar produk per unit
1. Bahan baku
1.1 Pembelian bahan baku
Rp.4500.000,00
Persedian bahan
Rp.4500.000,00
Hutang/kas
Persedian bahn
Rp.3.802.000,00
2. Upah langsung
Rp.2.180.000,00
Berbagai macam kredit
Rp.2.180.000,00
FOH sesungguhnya
Selisih
Pada metode partial plan analisa selisih bara dilakukan pada akhir tutup buku yaitu pada saat rekening
barang dalam proses di tutup ke barang jadi dan persedian barang dalam proses akhir.
Selisih Bahan
= (Rp.690.000,00) TM)
Catatan
M= selisih menguntungkan
Pada metode single plan bisa diketahui setiap melakukan pencatatan biaya produksi
Rp.4.250.000,00
Persedian bahan
Hutang gaji/kas
Pembebanan ke produk
Sesungguhnya Rp.2.180.000,00
Standar 4500 x Rp.375,00*) Rp.1.687.500,00
Jumlah selisih
Rp.492.500,00) TM
a. Selisih pengawasan
(447.500,00) TM
Selisih pengawasan
b. Selisih kuantitas
(Rp.45.000,00) TM
Selisih kualitas
Jumlah selisih
(Rp.492,500,00) TM
a. Selisih pengeluaran
1.833.750,00
Overhead tetap Rp.720.000,00
Overhead variable Rp.1.113.750,00
(Rp.346.250,00) TM
Selisih efisiensi
Dengan analisa empat selisih pada dasarnya sama dengan tiga selisih, hanya dalam selisih efisiensi
dipisahkan menjadi dua selisih yaitu selisih efisiensi tetap dan selisih efisiensi variable
Ringkasan selisih
Pada akhir bulan BOP sesungguhnya terjadi pada kapasitas sesungguhnya 27.500 jam
Jenis Biaya:
Biaya bahan baku Rp 5.000.000
Biaya tenaga kerja langsung Rp 2.500.000
Biaya bahan penolong Rp 1.000.000
Biaya depresiasi pabrik Rp 500.000
Biaya bahan bakar Rp 750.000
Biaya listrik Rp 1.400.000
Biaya reparasi & pemeliharaan masing masing Rp 600.000 dan Rp 400.000
Biaya asuransi bangunan Rp 800.000
Biaya promosi Rp 1.050.000
Biaya tenaga kerja tidak langsung dengan biaya variabel Rp 1.200.000 dan biaya tetap Rp
1.850.000
Biaya kesejahteraan karyawan Rp 1.050.000
Diminta :
Berapakah BOP tetap & variabel yang dianggarkan.
Hitung tarip BOP bulan Januari berdasarkan:
Jam mesin (Rp)
Biaya bahan baku (%)
Biaya tenaga kerja langsung (Rp)
Jam kerja langsung (Rp)
Unit produksi (Rp)
Hitunglah pada BOP sesungguhnya ;
Tarip BOP variabel & tetap.
selisih BOP.
Selisih anggaran |& kapasitas.
Buatlah jurnal yang diperlukan.
PENYELESAIAN :
Selisih kapasitas :
(metode 1)
BOP tetap dianggarkan Rp 4.600.000.
BOP tetap dibebankan pd produk (27.500 x Rp 153,3) 4.215.750.
Rugi Rp 384.250.
(metode 2)
Kapasitas dianggarkan 30.000 jam mesin.
Kapasitas dicapai 27.500
2.500 jam mesin.
Tarif BOP tetap : Rp 153,3
Selisih kapasitas : (Rp 153,3 x 2500) = Rp 383.250
Diminta :
1. Berapakah BOP Tetap dan Variabel yang dianggarkan dan yang direalisasikan.
2. Hitung Tarif BOP Tetap maupun Variabel berdasarkan :
A. Jam mesin (Rp.) pada kapasitas mesin 75.000 jam mesin.
B. Biaya bahan baku (%).
C. Jam kerja langsung (Rp.) pada kapasitas 60.000 jam kerja langsung.
D. Unit produksi (Rp.) pada kapasitas produksi 750.000 unit.
E. Biaya tenaga kerja langsung (%).
3. Menganalisa selisih BOP, jika realisasi kapasitas yang dicapai 70.000 jam mesin.
JAWABAN KASUS 1 :
1. Dianggarkan Direalisasikan
BOP Tetap Rp. 8.625.000,- Rp. 8.775.000,-
3.
KASUS 2
Pihak akuntan diminta oleh pihak manajemen PT. WEKA dalam menghitung tarif biaya
overhead pabrik yang didasarkan pada berbagai macam kapasitas. Di bawah ini adalah data
yang digunakan untuk perhitungan tarif BOP :
Diminta :
KASUS 3
Pihak manajemen PT. SARI BAKTI UTAMA menetapkan tarif biaya overhead pabrik Rp.
100,- setiap satu kwintal produksi. Jika dalam satu bulan perusahaan menghasilkan 2.500
kwintal, maka anggaran biaya overhead pabrik sebesar Rp. 410.000,- . Pada saat produksi
mencapai 7.500 kwintal, maka anggaran biaya overhead pabrik sebesar Rp. 710.000,- .
Pada bulan April 1997 lalu, perusahaan menghasilkan produk sebanyak 6.000 kwintal,
sehingga biaya overhead pabrik yang dikeluarkan sebesar Rp. 550.000,-
Diminta :
1. Tarif Biaya Overhead Pabrik Variabel.
2. Anggaran Biaya Overhead Pabrik Tetap.
3. Kapasitas Normal.
4. Biaya Overhead Pabrik yang dibebankan pada bulan April 1997.
5. Selisih Biaya Overhead Pabrik pada bulan April 1997, yang dirinci menjadi :
A. Selisih Anggaran.
B. Selisih Kapasitas.
JAWABAN KASUS 3 :
BOP dibebankan pada bulan April 1997 = 6.000 kwt x Rp. 100,- = Rp. 600.000,-
SOAL - SOAL ANALISIS BOP
KASUS 1
PT. BIRU LAUT membebankan biaya overhead pada produk dengan tarif yang telah ditentukan
di muka. Berikut ini budget dan realisasi dari biaya overhead pabrik dalam tahun 1997.
Diminta :
1. Berapakah BOP Tetap dan Variabel yang dianggarkan dan yang direalisasikan.
2. Hitung Tarif BOP Tetap maupun Variabel berdasarkan :
a) Jam mesin (Rp.) pada kapasitas mesin 75.000 jam mesin.
b) Biaya bahan baku (%).
c) Jam kerja langsung (Rp.) pada kapasitas 60.000 jam kerja langsung.
d) Unit produksi (Rp.) pada kapasitas produksi 750.000 unit.
e) Biaya tenaga kerja langsung (%).
3. Menganalisa selisih BOP, jika realisasi kapasitas yang dicapai 70.000 jam mesin.
JAWABAN :
KASUS 1
PT. BIRU LAUT
1. Dianggarkan Direalisasikan
2. a) Rp. 8.625.000,-
Tarif BOP Tetap = ——————— = Rp. 115,-
75.000
Rp. 9.375.000,-
Tarif BOP Tetap = ——————— = Rp. 125,-
75.000
b) Rp. 8.625.000,-
Tarif BOP Tetap = ——————— x 100 % = 57,5 %
15.000.000
Rp. 9.375.000,-
Tarif BOP Tetap = ——————— x 100 % = 62,5 %
15.000.000
c) Rp. 8.625.000,-
Tarif BOP Tetap = ——————— = Rp. 143,75
60.000
Rp. 9.375.000,-
Tarif BOP Tetap = ——————— = Rp. 156,25
60.000
d) Rp. 8.625.000,-
Tarif BOP Tetap = ——————— = Rp. 11,50
750.000
Rp. 9.375.000,-
Tarif BOP Tetap = ——————— = Rp. 12,50
750.000
e) Rp. 8.625.000,-
Tarif BOP Tetap = ——————— x 100 % = 66,35 %
13.000.000
Rp. 9.375.000,-
Tarif BOP Tetap = ——————— x 100 % = 72,12 %
13.000.000
KASUS 2
Pihak akuntan diminta oleh pihak manajemen PT. WEKA dalam menghitung tarif biaya
overhead pabrik yang didasarkan pada berbagai macam kapasitas. Di bawah ini adalah data
yang digunakan untuk perhitungan tarif BOP :
KAPASITAS
Sesungguhnya Penjualan Normal Praktis
yang diharapkan
rata-rata
Tingkat Kapasitas 80 % 85 % 90 % 100 %
Jam Mesin 80.000 85.000 90.000 100.000
Biaya Overhead Pabrik :
Biaya Tetap Rp. 299.880.000 Rp. 299.880.000 Rp. 299.880.000 Rp. 299.880.000
Biaya Variabel Rp. 399.840.000 Rp. 424.830.000 Rp. 449.820.000 Rp. 499.800.000
Jumlah Rp. 699.720.000 Rp. 724.710.000 Rp. 749.700.000 Rp. 799.680.000
Diminta :
JAWABAN :
KASUS 2
PT. WEKA
1. Perhitungan Tarif BOP
Berdasarkan BOP BOP BOP Jam Tarif BOP Tarif BOP Taif BOP
Kapasitas Tetap Variabel
Tetap Variabel Total Mesin Total
(1) (2) (3) (4) = (2) + (3) (5) (6) = (2) : (5) (7) = (3) : (5) (8) = (4) : (5)
Sesungguhnya
yang diharapkan
Rp. Rp. Rp. 80.000 Rp. 3.748,50 Rp. 4.998,00 Rp. 8.746,50
299.880.000 399.840.000 699.720.000
Penjualan rata- Rp. Rp. Rp. 85.000 Rp. 3.528,00 Rp. 4.998,00 Rp. 8.526,00
rata 299.880.000 424.830.000 724.710.000
Normal Rp. Rp. Rp. 90.000 Rp. 3.332,00 Rp. 4.998,00 Rp. 8.330,00
299.880.000 449.820.000 749.700.000
Praktis Rp. Rp. Rp. 100.00 Rp. 2.998,80 Rp. 4.998,00 Rp. 7.996,80
299.880.000 499.800.000 799.680.000 0
Berdasarkan Kapasitas
Penjualan Rata-rata Normal Praktis
Pembebanan BOP
Lebih (Kurang) ( Rp. 17.640.000 ) ( Rp. 33.320.000 ) ( Rp. 59.976.000 )
KASUS 3
Pihak manajemen PT. SARI BAKTI UTAMA menetapkan tarif biaya overhead pabrik Rp. 100,-
setiap satu kwintal produksi. Jika dalam satu bulan perusahaan menghasilkan 2.500 kwintal,
maka anggaran biaya overhead pabrik sebesar Rp. 410.000,- . Pada saat produksi mencapai
7.500 kwintal, maka anggaran biaya overhead pabrik sebesar Rp. 710.000,- . Pada bulan April
1997 lalu, perusahaan menghasilkan produk sebanyak 6.000 kwintal, sehingga biaya overhead
pabrik yang dikeluarkan sebesar Rp. 550.000,-
Diminta :
1. Tarif Biaya Overhead Pabrik Variabel.
2. Anggaran Biaya Overhead Pabrik Tetap.
3. Kapasitas Normal.
4. Biaya Overhead Pabrik yang dibebankan pada bulan April 1997.
5. Selisih Biaya Overhead Pabrik pada bulan April 1997, yang dirinci menjadi :
a. Selisih Anggaran.
b. Selisih Kapasitas.
JAWABAN :
KASUS 3
PT. SARI BAKTI UTAMA
Rp. 300.000,-
Tarif BOP Variabel = —————— = Rp. 60,- / kwt
5.000 kwt
2. Anggaran Biaya Overhead Pabrik Tetap :
Anggaran BOP pada kapasitas produksi 2.500 kwt = Rp. 410.000,-
Anggaran BOP Variabel [ 2.500 kwt x Rp. 60 ] = Rp. 150.000,-
Anggaran BOP Tetap = Rp. 260.000,-
3. Kapasitas Normal :
Rp. 260.000
Kapasitas Normal = ————— = 6.500 kwt
40
a. Selisih Anggaran.
BOP sesungguhnya pada bulan April 1997 . . . . . . . . . . Rp. 550.000,-
Anggaran BOP pada kapasitas produksi 6.000 kwt
[ Rp. 40,- x 6.500 kwt ] + [ Rp. 60,- x 6.000 kwt ] . . . Rp. 620.000,-
—————–
Selisih Anggaran (Laba) . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Rp. 70.000,-
b. Selisih Kapasitas.
Anggaran BOP pada kapasitas produksi 6.000 kwt . . . . Rp. 620.000,-
BOP dibebankan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Rp. 600.000,-
—————–
Selisih Kapasitas (Laba) . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Rp. 20.000,-
—————–
Selisih BOP Total (Laba) . . . . . . . . Rp. 50.000,-