KECAMATAN SIMO
DESA WATES
Jalan. Anggorokasih No. 01 Desa Wates, Kecamatan Simo, Kabupaten Boyolali
Menimbang : a. bahwa dalam rangka penyusunan RPJM-Desa perlu dibuat peraturan desa
yang merupakan landasan hokum untuk mengatur kebijakan-kebijakan
perencanaan pembangunan desa;
11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 5 Tahun 2007 tentang Pedoman
Penataan Lembaga Kemasyarakatan;
12. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 7 Tahun 2007 tentang Kader
Pemberdayaan Masyarakat;
13. Pertuan Menteri Dalam Negeri Nomor 12 Tahun 2007 tentang Pedoman
Penyusunan dan Pendayagunaan Data Profil Desa/Kelurahan;
16. Peraturan Daerah Kabupaten Boyolali Nomor 8 tahun 2006 tentang Badan
Permusyawaratan Desa (Lembaran Daerah Kabupaten Boyolali Tahun
2006 Nomor 8 Seri E, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Boyolali
Nomor 78);
17. Peraturan Daerah Kabupaten Boyolali Nomor 11 Tahun 2006 tentang Tata
Cara Pencalonan, Pemilihan, Pelantikan, dan Pemberhentian Kepala Desa
(Lembaran Daerah Kabupaten Boyolali Tahun 2006 Nomor 11 Seri E,
Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Boyolali Nomor 81),
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kabupaten Boyolali
Nomor 22 Tahun 2006 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah
Kabupaten Boyolali Nomor 11 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pencalonan,
Pemilihan, Pelantikan, dan Pemberhentian Kepala Desa (Lembaran
Daerah Kabupaten Boyolali Tahun 2006 Nopmor 22 Seri E);
18. Peraturan Daerah Kabupaten Boyolali Nomor 12 Tahun 2006 tentang Tata
Cara Pencalonan, Pengangkatan, dan Pemberhentian Perangkat Desa
(Lembaran Daerah Kabupaten Boyolali Tahun 2006 Nomor 12 Seri E,
Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Boyolali Nomor 82);
MEMUTUSKAN :
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
BAB II
TATA CARA PENYUSUNAN DAN PENETAPAN RPJM Desa
Pasal 2
1. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa Wates Tahun 2014-2019 disusun dengan
sistematika sebagai berikut :
BAB I : PENDAHULUAN
BAB II : PROFIL DESA
BAB III : PROSES TAHAPAN PENYUSUNAN RPJM Desa
BAB IV : VISI, MISI, PROGRAM & KEGIATAN INDIKATIF
BAB V : RUMUSAN PROGRAM PEMBANGUNAN DESA
BAB VI : PENUTUP
LAMPIRAN
2. Sistematika sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan landasan dan pedoman
bagi pemerintah desa untuk penyusunan RPJM Desa dan merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari Peraturan Desa ini.
3. Dalam menyusun rancangan RPJM-Desa, pemerinahan desa harus memperhatikan
dengan sungguh-sungguh aspirasi yang berkembang di masyarakat yang diwadahi oleh
LPM/LKMD.
4. Rancangan RPJM-Desa yang berasal dari pemerinahan desa disampaikan oleh kepala
desa kepada pemangku kepentingan yaitu LPM/LKMD, LK, PKK-Desa, KPM, Tokoh
Masyarakat, Tokoh Agama, dan sebagainya.
5. Setelah menerima rancangan RPJM-Desa, pemerintahan desa melaksanakan Musrenbang
desa untuk mendengarkan penjelasan kepala desa tentang perencanaan pembangunan
desa.
6. Jika rancangan RPJM-Desa berasal dari pemerintahan desa, maka pemerinahan desa
mengundang LPM/LKMD, lembaga-lembaga kemasyarakatan, Tokoh Agama, Tokoh
Masyarakat, dan lain-lain untuk melakukan Musrenbang-Desa membahas RPJM-Desa.
7. Setelah dilakukan Musrenbang-Desa sebagaimana dimaksud dalam ayat (5) dan (6),
maka pemerintahan desa menyelenggarakan rapat paripurna yang dihadiri oleh BPD dan
pemerintah desa serta LPM/LKMD dan lembaga kemasyarakatan dalam acara penetapan
persetujuan BPD atas rancangan RPJM-Desa menjadi RPJM-Desa yang dituangkan
dalam Peraturan Desa.
8. Setelah mendapat persetujuan pemerintahan desa sebagaimana dimaksud dalam ayat (7),
maka kepala desa menetapkan RPJM-Desa, serta memerintahkan sekretaris desa atau
kepala urusan yang ditunjuk untuk mengundangkannya dalam lembaran desa.
BAB III
MEKANISME PENGAMBILAN KEPUTUSAN
PENETAPAN RPJM-DESA
Pasal 3
1. Pemerintahan Desa wajib mengembangkan nilai-nilai demokrasi, para anggotanya untuk
mengambil keputusan yang dikoordinir oleh LPM/LKMD atau sebutan lain dalam forum
Musrenbang-Desa.
2. Mekanisme pengambilan keputusan dalam forum Musrenbang-Desa untuk perencanaan
pembangunan desa berdasarkan musyawarah dan mufakat.
BAB IV
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 4
Hal-hal yang belum cukup diatur dalam peraturan RPJM-Desa ini akan diatur oleh keputusan
kepala desa
Pasal 5
Peraturan Desa tentang RPJM-Desa ini mulai berlaku pada saat diundangkan.
Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengunangan peraturan desa ini dengan
menempatkannya dalam lembaran desa.
.
Ditetapkan di Wates
pada tanggal 24 September 2013
W A H O N O, SE
Diundangkan di Desa Wates
Pada tanggal 24 September 2013
Sekretaris Desa Wates
SARWIDJI
LAMPIRAN : PERATURAN DESA WATES
NOMOR TAHUN 2013
TANGGAL: 24 SEPTEMBER 2013
--------------------------------------------------------
NASKAH
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA
MENENGAH DESA ( RPJMDesa )
DESA WATES
KECAMATAN SIMO
KABUPATEN BOYOLALI
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
a. Latar Belakang / Pendahuluan
b. Landasan Hukum
c. Tujuan
BAB V PENUTUP
a. Penutup
LAMPIRAN
1. Matrik Program kegiatan
2. Proses Penyusunan Program ( F1, F2, F3, F4, F5, F6, F7, F8 )
3. Berita acara musyawarah ( Musdus, Lokakarya, Musrenbangdes )
4. Daftar Hadir Musyawarah (Musdus, Lokakarya, Musrenbangdes )
5. Peta Desa
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Bahwa berdasarkan Undang – undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah yang merupakan pengganti Undang – undang Nomor 22 Tahun 1999, Desa atau
yang disebut dengan nama lain yang selanjutnya disebut Desa adalah kesatuan masyarakat
hukum yang memiliki batas – batas wilayah yuridis, berwenang untuk mengatur dan
mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal – usul dan adat istiadat
setempat yang diakui dan/atau dibentuk dalam sistem Pemerintah Nasional dan berada di
Kabupaten/Kota, sebagaimana dimaksud dalam Undang – Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945.
Landasan Pemikiran dalam pengaturan mengenai desa adalah keanekaragaman,
partisipasi, otonomi asli, demokratisasi dan pemberdayaan masyarakat. Berdasarkan pola
pemikiran dimaksud, dimana bahwa berwenang mengurus kepentingan masyarakat
setempat berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan/atau dibentuk
dalam sistem Pemerintahan Nasional dan berada di Kabupaten / Kota, maka sebuah desa
diharuskan mempunyai perencanaan yang matang dalam penyelengggaraan pemerintahan
dan pembangunan berdasarkan partisipasi dan transparansi serta demokrasi yang
berkembang di desa, yang dituangkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Desa (RPJM Desa) 5 (lima) tahun ataupun Rencana Kerja Pembangunan Desa (RKP Desa)
untuk 1 (satu) tahun.
RPJM Desa Desa Wates ini merupakan rencana strategis Desa Wates untuk mencapai
tujuan dan cita-cita desa. RPJM Desa tersebut nantinya akan menjadi dokumen perencanaan
yang akan menyesuaikan perencanaan pembangunan ditingkat Kabupaten, karena
perencanaan pembangunan desa dan perencanaan pembangunan daerah merupakan satu
kesatuan sistem.
B. LANDASAN HUKUM
1. Undang-undang Nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara.
2. Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional
3. Undang-undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah.
4. Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Peimbangan Keuangan Antara
Pemerintah pusat dan Pemeintah Daerah.
5. Peraturan pemerintah Nomor 72 Tahun2005 tentang Desa.
6. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2006 tentang
Penyerahan Urusan Kabupaten kepada Desa.
7. Peraturan Menteri dalam Negeri Republik Inonesia Nomor 37 Tahun 2007 tentang
Pengelolaan Keuangan Desa.
8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2007 tentang
Perencanaan Desa.
9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 67 Tahun 2007 tentang
Pendataan Pogram Pembangunan Desa dan Kelurahan.
10. Peraturan daerah Kabupaten Boyolali Nomor 15 Tahun 2006 tentang Anggaran
Pendapatan dan Belanja daerah.
11. Peraturan Bupati Boyolali Nomor 13 Tahun 2008 tentang Petunjuk Pelaksanaan
Peraturan Daerah Nomor 15 Tahun 2006.
12. Keputusan Bupati boyolali Nomor 142.4/135 Tahun 2008 tentang Penetapan Besaran
ADD bagi Desa-desa se-Kabupaten Boyolali.
TAMAT
Wates , Nopember 2013
Penyusun :Tim Pokja Perencanaan Desa Wates 2013
Nara sumber : Mbah Kasandinomo ( Sesepuh Dkh
Kragilan )
b. Sejarah Desa
SEJARAH DESA
Dari cerita tutur kata yang berkenbang di masyarakat , nama Wates dikarenakan wilayah
Desa Wates Kecamatan Simo letaknya berbatasan dengan wilayah Desa Senangrejo
Kecamatan Klego, kebetulan sesepuh dikampung tersebut bernama Mbah Wates, dan
Kantor Kepala Desa yang pertama kali berada di kampong tersebut yang dipimpin oleh
Lurah dibantu Carik atau Kami tuo.
Iklim
Iklim Desa Wates, sebagaimana desa-desa lain di wilayah Indonesia mempunyai Iklim
Kemarau dan Penghujan, hal tersebut mempunyai pengaruh langsung terhadap pola
tanam yang ada di Desa Wates Kecamatan Simo.
TABEL 1
JUMLAH PENDUDUK
Rw 01 Rw 02 Rw 03 Rw 04
1232 KK 1055 KK 720 KK 1082 KK
c. Tingkat Pendidikan
Tingkat pendidikan masayarakat Desa Wates adalah sebagai berikut :
TABEL 2
TINGKAT PENDIDIKAN
Tidak Tamat SD SMP SLTA D 1,2,3 S 1,2
SD
148 596 701 592 63 65
d. Mata Pencaharian
Desa Wates merupakan Desa Pertanian, Perdagangan dan Home Industri, maka
sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai petani, pedagang, pengrajin
selengkapnya sebagai berikut :
TABEL 3
MATA PENCAHARIAN
f. Pemilikan Ternak
Jumlah kepemilikan hewan ternak, penduduk Desa Wates adalah sebagai berikut
TABEL 4
KEPEMILIKAN TERNAK
AYAM KAMBING PUYUH SAPI BEBEK LELE
BROILER
g.
29 285 13 473 7 15
15 Km
1 buah 0,5 Km 2 Buah 3 tempat 10/25
3. SOTK DESA
Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 6 tahun 2007 tentang Susunan Organisasi dan Tata
Kerja Pemerintah Desa, Desa Wates menganut Sistem Kelembagaan Pemerintahan Desa
dengan Pola 1 Kepala Desa, 1 Sekretaris Desa, 3 Kepala Dusun, dan 5 Kepala Urusan,
selengkapnya sebagai berikut :
SOTK
DESA WATES KECAMATAN SIMO
KABUPATEN BOYOLALI
a. Kepala Desa
b. Sekretaris Desa
c. Kaur Umum dan Perencanaan
d. Kaur Keuangan
e. Kasie Pelayanan
f. Kasie Kesejahteraan Masyarakat
g. Kasie Pemerintahan
h. Kadus I
i. Kadus II
j. Kadus III
KEPALA DESA B P D
W A H O N O, S E
SEKRETARIS DESA
SARWIDJI
Keterangan :
1. : Garis Komando
2. ---------------- : Garis Koordinasi
4. MASALAH YANG DIHADAPI DESA
Berdasarkan penjaringan masalah yang dilakukan disetiap dusun didapati masalah sebagai
berikut :
1 PENGEMBANGAN WILAYAH
1.1 PEKERJAAN UMUM
1.1.1 Jalan PU sepanjang 500 m rusak ringan
1.1.2 Jalan penghubung Dkh. Tegalsari Rt 01/01 dengan Dkh Mojo sepanjang 1200 m masih
berupa tanah.
1.1.3 Jalan Poros desa sepanjang 500 m terkelupas aspanya (dari pertigaan ringin mojo s/d
depan masjid mojo
1.1.4 Jalan menuju makam menuju kemakam punden mojo sepanjang 200 m susah dilewati.
1.1.5 Jalan di Rt 03/01 penghubung Rt 04/01 sepanjang 275 m
1.1.6 Jalan di linkungan Rt 04/01 sepanjang 250 m dan terputus 1 titik
1.1.7 Jalan di Rt 05/01 sepanjang 300 m dari jalan poros desa.
1.1.8 Jalan di Rt 06/01 sepanjang 400 m.
1.1.9 Jalan di Rt 07/01 sepanjang 300 m.
1.1.10 Jalan tembus dari Desa Wates ke Desa Sendangrejo sepanjang 1500 masih berupa tanah
dilingkungan Rt 01/01 Dkh Mojo.
1.1.11 Jalan usaha tani dari jambe menuju lor gebang masih berupa tanah liat sepanjang 1500
m.
1.1.12 Jalan Antar desa sepanjang 1000 m berlubang dan susah dilewati penghubung Desa
Wates dan Desa Blagung.
1.1.13 Jalan poros desa sepanjang 9000 m berlubang dan tergenang air saat musim hujan
tepatnya depan rumah Bp. Wagimin sampai jembatan timur kenteng.
1.1.14 Jalan poros desa dari jembatan kenteng sampai depan rumah Bp. Agus Saparto Dibyo
berlubang dan tergenang air saat musim hujan sepanjang 600 m.
1.1.15 Jalan penghubung Rt 08/02 dengan Rt 12/02 sepanjang 550 m terputus masih berupa
tanah.
1.1.16 Jalan Antar desa sepanjang 350 m susah dilewati dan terancam longsor penghubung
Desa Wates Kec. Simo dengan Desa Sendangrejo Kec. Klego.
1.1.17 Jalan gang di Rt 09/02 susah dilewati saat musim hujan sepanjang 450 m (dari samping
rumah Bp Heri setyo budi s/d depan rumah Bp Muklis).
1.1.18 Jalan di wilayah Rt 09/02 rusak sepanjang 300 m dan terancam terputus 1 titik dan
longsor depan rumah Bp.Sutarmin (depan rumah Bp. Ismadi sampai depan rumah Bp.
Slamet Sartono).
1.1.19 Jalan Rt 09/02 sepanjang 250 m susah dilewati dan tergenang air saat musim hujan
(depan rumah Bp Sholeh sampai samping rumah Bp Tumirin) .
1.1.20 Jalan gang di Rt 09/02 sepanjang 200 m masih berupa tanah dan terputus 1 titik (3x3)
(Samping rumah Bp Marsono s/d Samping rumah Bp Tulus Sunarto).
1.1.21 Jalan di Rt 10/02 akses menuju sumur dan reservoir I PAMSIMAS rusak parah dan
tergenang air saat musim hujan sepanjang 250 m (depan rumah Bp Purwanto s/d depan
rumah Mbah Marjuni).
1.1.22 Jalan gang di Rt 10/02 sepanjang 300 m rusak parah dan susah dilewati (dari depan
rumah Bp Harmin s/d Bp Lagimin) .
1.1.23 Jalan alternative yang ada di Rt 10/02 menuju Dkh Sendangmulyo sangat sulit dilewati
masih berupa tanah dan setapak dan terputus 3 titik sepanjang 2000 m (depan rumah
Mbah Marjuni s/d samping rumah Bp Sriyono).
1.1.24 Jalan antar Rt 10/02 dengan Rt 11/02 masih berupa tanah dan terputus 1 titik sepanjang
200 m (samping rumah Bp Sardiyanto s/d samping rumah Mbah Parto).
1.1.25 Jalan dilingkungan Rt 11/02 sepanjang 400 m masih berupa tanah dan sulit dilewati saat
musim hujan (depan rumah Bp Mushonef s/d depan rumah Bp Kamdani).
1.1.26 Jalan di Rt 11/02 sepanjang 150 m rusak dan tergenang air saat musim hujan (depan
rumah Bp Sahudi s/d depan rumah Bp Jiwanto).
1.1.27 Jalan alternative dari Rt 11/02 menuju Rt 12/02 sepanjang 100 m masih berupa tanah
dan tergenang air saat musim hujan (depan rumah Bp Hendi Prayitno sampai depan
rumah Bp Muslih).
1.1.28 Jalan gang di Rt 11/02 sepanjang 50 m masih berupa tanah (samping rumah Bp Djirin
s/d samping rumah Bp Hendi P).
1.1.29 Jalan Rt 11/02 sepanjang 300 m tergenang air saat musim hujan drainase kurang optimal
(depan rumah Bp.Supriyanto s/d depan rumah Ibu Hindun).
1.1.30 Jalan poros desa sepanjang 200 m tergenang air saat musim hujan (depan toko bangunan
Rafik abadi s/d depan rumah Bp Qomarudin).
1.1.31 Jalan poros sepanjang 860 m berlubang dan tergenang air saat musim hujan (depan
rumah Bp Mulyono Rt 11/02 s/d depan rumah Bp Heru Susilo Rt 14/02).
1.1.32 Jalan poros desa sepanjang 500 m berlubang dan tergenang air saat musim hujan (depan
rumah Ibu Ngapini s/d rumah Bp Ngabdani).
1.1.33 Jalan gang di Rt 12/02 sepanjang 300 m rusak dan berlubang (depan rumah Bp Khusnul
s/d rumah Bp Kuswadi) .
1.1.34 Jalan gang di Rt 12/02 rusak sepanjang 300 m (depan rumah Bp Harmin s/d samping
rumah Ibu Dalilah).
1.1.35 Jalan menuju lahan pertanian timur Dkh Jering sepanjang 350 m sebagian masih berupa
tanah dan rusak (depan rumah Ibu Siti s/d barat jembatan timur dkh jering).
1.1.36 Jalan usaha Tani sepanjang 750 m masih berupa tanah dan sulit dilewati (Timur Dkh
Jering s/d Utara Dkh Jati).
1.1.37 Jalan dilingkungan Rt 13/03 sepanjang 700 m masih berupa tanah dan terputus 2 titik
(3x3) (Selatan rumah Bp Iskak s/d samping rumah Bp Slamet).
1.1.38 Jalan poros desa sepanjang 1000 m berlubang dan tergenang air saat musim hujan sulit
dilewati ( depan rumah Bp Heru susilo ke timur s/d depan Balai Desa wates).
1.1.39 Jalan Desa di Rt 14/03 dan Rt 15/03 sepanjang 800 m berlubang dan sulit dilewati (dari
Lapangan Anggorokasih s/d depan rumah Bp Supoyo).
1.1.40 Jalan Alternativ dari Dkh Kragilan menuju Dkh Mliken sepanjang 500 m sulit dilewati
dan terputus 1 titik (1x1) (dari Lapangan Anggorokasih s/d depan SDN Wates).
1.1.41 Jalan gang di Rt 14/03 sepanjang 700 m sulit dilewati dan berlubang (Timur rumah Bp
H. Damsiri s/d Timur rumah Bp Thoha).
1.1.42 Jalan gang di Rt 15/03 sepanjang 300 m rusak parah dan tergenang air saat musim hujan
(depan rumah Bp Zaenal s/d depan rumah Bp Wahyudi) .
1.1.43 Jalan di Rt. 15/03 sepanjang 300 m rusak (depan rumah Bp Triyanto s/d rumah Bp
Slamet).
1.1.44 Jalan gang Rt 15/03 sepanjang 200 m rusak dan licin saat musim hujan (Samping rumah
Bp Warjono s/d Samping rumah Bp Wahyudi).
1.1.45 Jembatan dilingkungan Rt 09/02 terancam terputus sepanjang 3x3 m dikarenakan
tergerus aliran air saat musim hujan.
1.1.46 Jalan Poros Desa sepanjang 500 m di Rt 16/03 perbatasan dengan Desa blagung.
1.1.47 Jalan penghubung antar Rt 15/03 dan Rt 11/02 sepanjang 400 m masih berupa tanah
(depan rumah Bp Ramelan s/d depan rumah Bp Maryudi).
1.1.48 Jalan Desa di Rt 15/03 sepanjang 800 m sulit dilewati, tergenang air saat musim hujan
(depan rumah Bp Ramelan s/d Samping rumah Bp Thoha).
1.1.49 Jalan di Rt 16/03 sepanjang 700 m berlubang susah dilewati (depan rumah Bp Sarbani
s/d depan rumah Bp Sarjono).
1.1.50 Jalan dilingkungan Rt 16/03 sepanjang 150 m berlubang dan rusak (depan rumah Ibu
Warni s/d depan rumah Bp Amin).
1.1.51 Jalan menuju makam Mliken sepanjang 100 m masih berupa tanah.
1.1.52 Jalan Poros Desa sepanjang 600 m berlubang dan tergenang air saat musim hujan (depan
rumah Bp Heru Susilo s/d depan Toko Kelontong Bp Sugeng).
1.1.53 Jalan Desa di 14/03 s/d 18/04 sepanjang 700 m tergenang air dan sulit dilewati (depan
rumah Ibu Nurbiyanti s/d depan rumah Bp Agus).
1.1.54 Jalan di Rt 17/04 sepanjang 250 m berlubang dan sulit dilewati (Samping rumah Bp
Winarno s/d depan rumah Bp Jumirin).
1.1.55 Jalan gang di Rt 17/04 sepanjang 250 m sulit dilewati dan berlubang (Samping rumah
Bp Mualif s/d Samping rumah Mbah Juremi).
1.1.56 Jalan Desa di Rt 17/04 sepanjang 250 m sulit dilewati (depan rumah Bp Sabar s/d
Samping rumah Bp Sujiyatno).
1.1.57 Jalan di Rt 18/04 sepanjang 750 m saat musim hujan tergenang air dan becek (Samping
rumah Bp Ali Masruri s/d depan rumah Bp Rosidi).
1.1.58 Jalan gan di Rt 18/04 sepanjang 250 berlubang dan sulit dilewati (Samping rumah Bp
Sugeng s/d depan rumah Bp Jamal).
1.1.59 Jalan antar Rt 18/04 dan Rt 19/04 sepanjang 550 m becek dan tergenang air saat musim
hujan (Samping rumah Bp Bardan s/d depan rumah Bp Samsaeni).
1.1.60 Jalan penghubung antar Rt 18/04 dan Rt 20/04 sepanjang 200 m masih berupa tanah dan
terputus 1 titik (4x10).
1.1.61 Jalan Poros Desa sepanjang 700 m terkelupas aspalnya (depan rumah Bp Ali Maskuri s/d
depan rumah Bp Masiyo).
1.1.62 Jalan gang di Rt 19/04 sepanjang 350 m masih berupa tanah dan teranca, longsor (depan
rumah Bp Udin s/d Timur rumah Bp Wardi).
1.1.63 Jalan antar Rt 19/04 dan Rt 22/04 sepanjang 350 m rusak parah dan sulit dilewati (depan
rumah Bp Wardi s/d depan rumah Bp Munjiyat).
1.1.64 Jalan di Rt 22/04 sepanjang 150 m sulit dilewati (Samping rumah Bp Tukiman s/d
Samping rumah Bp Ihkyaudin).
1.1.65 Jalan gang di Rt 23/04 sepanjang 250 m susah dilewati (samping rumah Ibu Wargini s/d
rumah Bp Suyoto Rt 22/04)
1.1.66 Jembatan penghubung antar desa sepanjang 4x10 terancam longsor (Selatan Dkh
Gunung).
1.1.67 Jembatan jalan poros desa di Rt 04/01 dan Rt 05/01 Dkh Gunung 3x3 sepatu dan lantai
jembatan tergerus air saat musim hujan.
1.1.68 Jembatan jalan poros Desa yang menghubungkan antara kadus I dan kadus II sepatu dan
lantai jembatan tergerus aliran air (Timur Dkh Kenteng).
1.1.69 Jembatan Barat Dkh Kenteng sepanjang 4x6 m lantai dan sepatu tergerus air saat musim
hujan.
1.1.70 Jembatan penghubung antar Desa Wates dan Desa Sendangrejo Kec. Klego terancam
terputus sepanjang 4x6 m.
1.1.71 Jembatan dilingkungan Dkh Jering di 3 titik sayap,lantai, dan sepatu jembatan tergerus
air saat musim hujan:
1. Utara Dkh Jering 4x6 m (Samping rumah Bp Qomarudin) sayap,lantai dan dam
pengaman.
2. Selatan Dkh Jering 3x3 m (Utara Kantor Desa Wates) dam pengaman / sabuk
jembatan.
3. Selatan Dkh Jering 3x3 m (Selatan rumah Bp Sukamto Rt 13/03) dam pengaman
/ sabuk jembatan.
1.1.72 Gorong-gorong jalan Poros Desa Dkh Jering 1x1 m berlubang dan membahayakan para
pengguna jalan.
1.1.73 Jembatan jalan Desa sepanjang 3x3 m Samping rumah Bp Sudarto Rt 11/02 sepatu
jembatan tergerus aliran air.
1.1.74 Jembatan sepanjang 3x3 barat Dkh Patran sayap jembatan longsor.
1.1.75 Jembatan di Rt 18/04 Dkh Gempolsari sepanjang 3x3 m terancam longsor dan tergerus
aliran air saat musim hujan (dam pengaman jembatan) 2 titik
1.1.76 Jembatan di Rt 22/04 Dkh Jemono sepanjang 3x3 m terancam longsor (2 titik)
1.1.77 Jalan dilingkungan Rt 15/03 sepanjang 250 m masih berupa tanah dan terputus 1 titik
1.1.78 Jalan antar Rt 15/03 dan Rt 19/04 sepanjang 300 m masih berupa tanah dan terputus 1
titik ( Samping rumah Bp Wahyudi s/d Samping rumah Bp Jaed)
1.1.79 Jalan dilingkungan Rt 18/04 sepanjang 150 m masih berupa tanah dan susah dilewati.
1.1.80 Jalan gang sepanjang 150 m berada dilimgkungan Rt 23/04 Dkh Jemono ( Samping
rumah Bp Wawan s/d depan rumah Bp Marsono).
1.1.81 Jalan gang di Rt 11/02 menuju Rt 14/03 masih berupa tanah sepanjang 200 m dan
terputus 1 titik (samping rumah Bp Wiwik sugiyarto s/d samping rumah Mbah Kasan
Dinomo).
1.1.82 Jalan dilingkungan Rt 13/03 sepanjang 150 m terputus 1 titik samping rumah Bp
Winarno.
1.1.83 Di Wilayah Kadus II ada 3 Dam yang dimanfaatkan oleh petani mengalami kerusakan
yang sangat parah antara lain :
1. Dam Barat Dkh Kenteng 6x4x2 m
2. Dam Timur Dkh Jering 7x3x2 m
3. Dam Utara Dkh Jati 7x3x2 m
1.2 PEMUKIMAN
1.2.1 Ada 404 rumah tidak layak huni dari keluarga RTM Rw 01 142 KK, Rw 02 81 KK, Rw
03 70 KK, Rw 04 111 KK.
1.3 LINGKUNGAN
1.3.1 Sungai di Desa Wates sepanjang 5000 m ekosistem rusak.
1.4 SDA PE (SUMBER DAYA AIR, PERTAMBANGAN DAN ENERGI)
1.4.1 Mata air di wilayah Kadus I dan Kadus II setiap tahun terkena erosi.
1.4.2 Sebanyak 60 KK Kesulitan Mengakses Aliran Listrik Rt 11/02 dan Rt 15/03
2 EKONOMI
2.1 PERTANIAN
2.1.1 Sawah seluas 152 ha hasil panennya kurang maksimal yang terbagi dalam 4 Kelompok
tani 1 GAPOKTAN :
1. Kelompok Tani Sarimulyo 35 ha
2. Kelompok Tani Sarirejeki 65 ha
3. Kelompok Tani Sumberekonomi 40 ha
4. Kelompok Tani Saritani 12 ha
2.1.2 Tegalan seluas 104 ha hasil panenya tidak maksimal yang terbagi 4 kelompok tani di
Desa Wates :
1. Kelompok Tani Sarimulyo 35 ha
2. Kelompok Tani Sarirejeki 22 ha
3. Kelompok Tani Sumberekonomi 20 ha
4. Kelompok Tani Saritani 27 ha
2.1.2 Hutan rakyat seluas 15 ha pada sub Kelompok Tani Sarimulyo terhambat
pertumbuhannya (tanaman keras)
2.1.3 Di Rw 02 terdapat tanaman pohon jati tidak tumbuh sehat seluas 20 ha
2.1.4 Kinerja GAPOKTAN kurang maksimal
2.1.5 Pada awal musim tanam I di bulan November – February mengalami kekurangan pangan
2.1.6 Sawah seluas 152 ha terancam gagal panen 10 ha Klp sarimulyo, 25 ha Klp sarirejeki, 20
ha Klp sumberekonomi, 6 ha saritani
2.1.7 Tanaman Tebu seluas 19 ha hasil panen kurang maksimal.
2.1.8 Ada 2 petani jamur di Rw 01 terancam gagal panen.
2.1.9 Tanaman singkong seluas 8 ha hasil panen kurang maksimal dilahan sawah
2.1.10 Di Rw 02 ada 2 petani cabe hasil panen kurang maksimal.
2.1.11 Tanaman kencur seluas 11 ha terancam gagal panen
2.1.12 Tanaman jagung seluas 8 ha hasil panen kurang optimal 5 ha dilahan sawah, 3 ha dilahan
bukan sawah
2.1.13 Tanaman kacang tanah seluas 25 ha hasil panen nya kurang maksimal dilahan bukan
sawah
2.1.14 Tanaman singkong seluas 162 ha hasilnya tidak maksimal dilahan bukan sawah
2.1.15 Di Rw 01 ada 1 petani jamur mengalami Penurunan omset
2.1.16 Petani kangkung seluas 2 ha terancam gagal panen
2.1.17 Tanaman jagung seluas 5 ha hasil panen kurang maksimal dilahan sawah
2.1.18 Tanaman jagung seluas 3 ha dilahan bukan sawah hasil panen kurang maksimal
2.1.19 Tanaman kedelai seluas 2 ha dilahan sawah terserang hama ulat
2.1.20 Tanaman kedelai seluas 1 ha dilahan bukan sawah kurang maksimal hasil panennya
2.2 PERDAGANGAN, INDUSTRI,DAN KOPERASI
2.2.1 Ada 41 toko / warung kelontong mengalami penurunan omset Rw 01 ( 13 orang ) Rw 02
( 10 orang ) Rw 03 ( 8 orang ) Rw 04 ( 10 orang )
2.2.2 Ada 9 orang pedagang sayur terancam bangkrut
2.2.3 Ada 9 orang pedagang salome mengalami penurunan omset di Rt 09/02 ( 4 orang) Rt
10/02 ( 2 orang ) Rt 18/04 ( 3 orang )
2.2.4 Ada 1 orang pedagang es dawet di Rt 13/03 terancam bangkrut
2.2.5 Ada 1 orang pedagang bakpao di Rt 10/02 mengalami penurunan omsset
2.2.6 Ada 7 pengrajin tempe mengalami penurunan omset
2.2.7 Ada 10 pengrajin Anyaman Bambu yang tidak produktif
2.2.8 Ada 3 pengrajin meubleair yang mengalami penurunan omset
2.2.9 Ada 2 pedagang pakaian yang mengalami penurunan omset
2.2.10 Ada 4 orang pengrajin rambak hasil produksi kurang maksimal
2.2.11 Ada 5 pedagang es puter mengalami bangkrut
2.2.12 Ada 1 pedagang sate ayam keliling penghasilan rendah
2.2.13 Ada 3 koperasi kinerjanya kurang maksimal
2.2.14 UED-SP tingkat desa mengalami penurunan omset
2.2.15 Ada 6 penjahit yang mengalami penghasilan rendah
2.2.16 Ada 2 pedagang jamu gendong mengalami penurunan omset
2.3 PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN
2.3.1 Ada 15 peternak puyuh petelur yang megalami penurunan produksi
2.3.2 Ada 40 KK peternak lele yang mengalami penurunan penghasilan
2.3.3 Ada 3 peternak bebek yang tidak produktif
2.3.4 Di Rt 11/02 ada 2 penggemukan kambing penghasilan rendah
2.3.5 Ada 30 peternak ayam pedaging yang mengalami penurunan penghasilan
2.3.6 Ada 285 peternak kambing terserang penyakit kulit dan mencret.
2.3.7 Ada 473 peternak sapi yang mengalami penurunan penghasilan.
2.4 TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI
2.4.1 Ada 485 buruh tani yang mengalami penurunan penghasilan
2.4.2 Ada 402 buruh bangunan yang berpenghasilan kurang
3 SOSIAL BUDAYA
3.1 PENDIDIKAN
3.1.1 Anak usia dini di lingkunga Kadus I belum ada tempat untuk mendidik
3.1.2 Kegiatan Belajar Mengajar TK Aisiyah Gunung belum maksimal
3.1.3 Kegiatan Belajar Mengajar MI Muhammadiyah Gunung belum maksimal
3.1.4 Kegiatan Belajar Mengajar SD N Kragilan Wates Terganggu
3.1.5 Kegiatan Belajar Mengajar TK PGRI Kragilan Wates belum maksimal
3.1.6 Kegiatan Belajar Mengajar TK Aisiyah Jering belum maksimal
3.1.7 Anak Usia Dini dilingkungan Kadus II belum ada tempat untuk mendidik
3.1.8 Kegiatan Belajar Mengajar Pondok Pesantren Miftachul Muttaqin Jering belum
maksimal
3.1.9 Kegiatan Belajar Mengajar MI Muhammadiyah Jering belum maksimal
3.1.10 Kegiatan Belajar Mengajar TK PGRI Wates Belum maksimal
3.1.11 Kegiatan Belajar Mengajar SD N Wates belum maksimal
3.1.12 Kegiatan Belajar Mengajar TK Aisiyah Kragilan belum maksimal
3.1.13 Kegiatan Belajar Mengajar MI Muhammadiyah Kragilan belum maksimal
3.2 KESEHATAN
3.2.1 Ada 204 KK tidak memiliki jamban keluarga di wilayah Rw 01 68 KK di wilayah Rw 02
37 KK di wilayah Rw 03 32 KK dan di wilyah Rw 04 57 KK
3.2.2 Kegiatan PKD Desa Wates kurang maksimal
3.3 KEAGAMAAN
3.3.1 Masjid Al-Hidayah Mojo mengalami kerusakan
3.3.2 Masjid Al-Fattah Gunung mengalami kerusakan
3.3.3 Masjid Al-Fattah Gunung belum ada tempat untuk bersuci
3.3.4 Masjid Kenteng mengalami kerusakan
3.3.5 Masjid Kedungsentul mengalami kerusakan
3.3.6 Masjid Muttaqin Jering mengalami kerusakan
3.3.7 Masjid Al-Maliki Mliken belum sempurna dan belum ada MCK
3.3.8 Masjid Gempolsari belum sempurna dan MCK belum ada.
3.3.9 Kegiatan Belajar Mengajar di TPQ (Taman Pendidikan Qur’an) kuarng maksimal Rw 1
(2 lokasi) Rw 2 (1 lokasi) Rw 4 (2 lokasi)
3.3.10 Masjid Jemono mengalami kerusakan
3.3.11 Musholla Al-Hikmah Mojo mengalami kerusakan
3.3.12 Musholla Al-Amin Rt 02 /01 Dkh Mojo mengalami kerusakan
3.3.13 Musholla Al-Hamid mengalami kerusakan
3.3.14 Musholla Al-Muhajirin mengalami kerusakan
3.3.15 Musholla Al-Muhsinin Rt 13/03 mengalamim kerusakan
3.3.16 Musholla Al-Nad Rt 15/03 mengalami kerusakan
3.3.17 Musholla Rt 10/02 mengalami kerusakan
3.3.18 Musholla Rt 19/04 belum ada MCK
3.3.19 Musholla Rt 23 belum ada MCK
3.4 SOSIAL
3.4.1 Di Desa Wates ada 266 orang jompo tidak mendapat jaminan sosial dari keluarga RTM
diwilyah Rw 01 ada 86 orang diwilayah Rw 02 ada 55 orang diwilayah Rw 03 ada 39
orang diwilayah Rw ada 86 orang
3.4.2 Ada 266 orang yang berpenghasilan rendah (bekerja sebagai buruh harian) di Rw 01 ada
87 orang di Rw 02 ada 55 orang di Rw 03 ada 39 orang dan di Rw 04 ada 85 orang
3.4.3 Pelayanan posyandu kurang maksimal
3.4.4 Administrasi posyandu belum tertib
3.4.5 Ada 14 orang cacat mental yang tidak mendapat jaminan social
3.4.6 Ada 115 janda yang tidak mendapat jaminan social
3.4.7 Ada 5 orang cacat kaki yang tidak mendapat jaminan social
3.4.8 Ada 2 orang tuna netra yang tidak mendapat jaminan social
3.4.9 Ada 8 orang tuna bicara yang tidak mendapat jaminan social
3.5 KAMTIBMAS
3.5.1 Sering terjadi pencurian di Rw 01 ( 7 lokasi ) di Rw 02 ( 5 lokasi ) di Rw 03 ( 4 lokasi )
di Rw 04 ( 7 lokasi )
3.5.2 Ada 16 unit poskamling yang rusak di wilayah Rw 01 ( 7 unit ) Rw 02 ( 5 unit ) Rw 03
(4 unit ) dan di Rw 04 ( 7 unit )
3.5.3 Di Rt 08 belum ada poskamling
3.5.4 Di Rt 10 belum ada poskamling
3.5.5 Di Rt 17 belum ada poskamling
3.5.6 Di Rt 18 belum ada poskamling
3.5.7 Di Rt 20 belum ada poskamling
3.5.8 Di Rt 21 belum ada poskamling
3.5.9 Di Rt 22 belum ada poskamling
3.5.10 Kinerja Hansip kurang maksimal
3.6 KESENIAN
3.6.1 Di Rt 13/03 ada kelompok Hadroh/ Rebana kurang maksimal dalam pementasan
3.7 PEMERINTAHAN
3.7.1 PTD Desa wates tidak ada
3.7.2 Pemdes kurang transparan terhadap masyarakat
3.7.3 Pemdes kurang disiplin dalam menjalankan tugas
3.7.4 SDM Perangkat Desa masih rendah
3.7.5 Pelayanan Pemdes terhadap masyarakat kurang maksimal
3.7.6 Pelayanan semua pengurus Rt di Desa wates kurang maksimal kepada masyarakat
3.7.7 Pelayanan semua pengurus Rw di Desa Wates kurang maksimal kepada masyarakat
3.7.8 Kinerja dalam menjalankan tugasnya, BPD kurang aktif dan aspiratif
3.8 KELEMBAGAAN
3.8.1 Kepengurusan Karang Taruna kurang optimal
3.8.2 Kinerja PKK Dusun kurang optimal
3.8.3 Kinerja PKK Desa kurang optimal
3.8.4 LKMD / LPMD kurang aktif dalam kemasyarakatan
3.8.5 Kelompok Arisan sering hadir tidak tepat waktu
3.8.6 Kegiatan Olah Raga masyarakat di Desa wates tidak berjalan
BAB III
PROSES PENYUSUNAN RPJM Desa
Rangkaian proses penyusunan RPJM Desa, Desa Wates Kecamatan Simo Kabupaten
Boyolali adalah sebagai bagaai berikut :
a. MUSDUS ( Musyawarah Dusun )
Penyusunan RPJM Desa di mulai dari penjaringan masalah dan potensi yang ada di desa
Pandansari dengan menggunakan dengan Alat pada :
1. Sketsa Desa
2. Kalender Musim
3. Diagram Kelembagaan
Proses penjaringan masalah itu dilaksanakan dalam forum musyawarah Tingkat Kadus
yang telah dilakukan pada :
No Kadus Waktu Pelaksanaan Tempat
1 Kadus I 29 Oktober 2013 Rumah Bpk Ponimin di
Rt 06/01
2 Kadus II 19 Oktober 2013 Rumah Bpk Patoni di Rt
12/02
3 Kadus III 22 Oktober 2013 Rumah Bpk Murtafik di
Rt 22/04
Dari hasil penjaringan masalah dan potensi yang dilakukan di tingkat Kadus, Kemudian
dituangkan dalam format 1 s/d 3. ( F 1 , F 2 , F 3 )
b. LOKAKARYA DESA
Proses penyusunan program dan kegiatan dilakukan dalam lokakarya ditingkat Desa
dengan tahapan sebagai berikut :
1. Mengkompilasikan dan Mengelompokan Masalah masalah dari hasil musyawarah
Dusun,
2. Menyusun Legenda dan Sejarah Desa
3. Menyusun Visi Misi Desa
4. Membuat skala prioritas
Pembuatan skala. prioritas ini bertujuan untuk mendapatkan prioritas masalah yang
harus segera dipecahkan. Adapun teknik yang digunakan adalah dengan
menggunakan rangking dan pembobotan yang disepakti dalam musyawarah.
5. Menyusun alternatif tindakan pemecahan masalah.
Setelah semua masalah di rangking berdasarkan kriteria yang disepakati bersama,
tahap selanjutnya adalah menyusun alternatif tindakan yang layak. Kegiatan ini
mempunyai tujuaan untuk mendapatkan alternatif tindakan pemecahan masalah
dengan memperhatikan akar penyebab masalah dan potensi yang ada. Pada tahapan
ini juga memilih tindakan yang layak dari beberapa alternatif tindakan yang ada
untuk memecahkan masalah yang ada.
6. Menetapkan tindakan yang layak
Pada tahapan ini dipilih tindakan yang layak untuk memecahkan masalah yang ada.
Dalam tahapan ini juga dipisahkan mana pembangunan yang merupakan skala Desa
dan pembangunan skala Kabupaten.
BAB IV
VISI , MISI, PROGRAM DAN KEGIATAN
A. VISI
Visi adalah suatu gambaran yang menantang tentang keadaan masa depan yang
diinginkan dengan melihat potensi dan kebutuhan desa. Penyusunan Visi Desa Wates
dilakukan dengan pendekatan partisipatif, melibatkan pihak-pihak yang berkepentingan di
Desa Wates seperti Pemerintah Desa, BPD, LPMD, Tokoh Masyarakat, tokoh Agama,
lembaga masyarakat desa, perempuan dan masyarakat desa pada umumnya. Pertimbangan
kondisi eksternal di desa seperti satuan kerja wilayah pembangunan di Kecamatan Simo
mempunyai titik sektor Pertanian, Perdagangan dan Home Industri, maka berdasarkan
pertimbangan diatas Visi Desa Wates adalah :
B. MISI
Selain Penyusunan Visi juga telah ditetapkan misi-misi yang memuat sesuatu
pernyataan yang harus dilaksanakan oleh Desa agar tercapainya visi desa tersebut.Visi
berada di atas Misi .Pernyataan Visi kemudian dijabarkan ke dalam misi agar dapat di
operasionalkan / dikerjakan. Sebagaimana penyusunan Visi, misi pun dalam penyusunannya
menggunakan pendekatan partisipatif dan pertimbangan potensi dan kebutuhan Desa Wates,
sebagaiman proses yang dilakukan maka misi Desa Wates adalah :
3.6 KESENIAN
3.6.1 Bantuan kostum Kelompok rebana
3.6.2 Bantuan peralatan Kelompok rebana
3.7 PEMERINTAHAN
3.7.1 Pemberian tunjangan tambahan bagi pengurus Rt
3.7.2 Pembangunan kantor BPD
3.7.3 Pelatihan peningkatan kualitas SDM Pemdes Wates
3.7.4 Penyuluhan peningkatan kualitas SDM BPD
3.7.5 Pemberian kesejahteraan BPD
3.7.6 Pemberian kesejahteraan Pemdes Wates
3.7.7 Pemberian kesejahteraan bagi Rw
3.7.8 Rehabilitasi pendopo balai Desa Wates
3.7.9 Pembangunan Kantor BP- SPAM
3.7.10 Bantuan kesejahteraan pengurus BP-SPAM
3.7.11 Pembangunan Kantor LPMD
3.7.12 Pelatihan peningkatan kualitas LPMD
3.7.10 Penyuluhan peningkatan SDM LPMD
3.7.11 Pemberian kesejahteraan bagi LPMD
3.8 KELEMBAGAAN
3.8.1 Sosialisai tentang Keluarga Sejahtera bagi ibu-ibu di PKK tingkat desa
maupun tingkat dusun
3.8.2 Penyuluhan bagi kepengurusan Karang Taruna Desa
3.8.3 Bantuan modal bagi Karang Taruna
3.8.4 Penyuluhan bagi PKK Dusun
3.8.5 Bantuan kesejahteraan PKK Dusun
3.8.6 Bantuan alat permainan sepak bola
3.8.7 Rehabilitasi lapangan Olah Raga
3.8.8 Bantuan sarana dan prasarana karang Taruna Desa
3.8.9 Bantuan sarana dan prasarana tingkat Dkh
3.8.10 Bantuan kesejahteraan PKK Desa
3.8.11 Bantuan sarana dan prasarana Olah Raga
3.8.12 Penyuluhan bagi kelompok arisan tentang kedisiplinan
BAB V
PENUTUP
Demikian RPJM Des Desa Wates ini dibuat untuk menjadi pedoman dalam pelaksanaan
Pembangunan di Desa Wates Kecamatan Simo tahun 2014 -2019 yang selanjutnya setiap tahun
akan dijabarkan dalam RKP Desa.
W A H O N O, SE