Dasar yang kedua: mengenal agama Islam disertai dalil-dalilnya. Islam adalah:
ْ َك َوأ
ِهلِه ِ الش ْر
ِ ن
َ اء ُة ِم
َ َوا ْل َب َر، ِاعة
َ الط ُ َوالْ ِا ْنق َِي،م ِل َّلهِ ِبالت َّْوحِ ْي ِد
َّ اد ل َُه ِب ُ َِسلا
ْ ِست
ْ اْلا
“Berserah diri kepada Allah dengan mentauhidkan-Nya, tunduk patuh dengan
mentaati-Nya, dan berlepas diri dari kesyirikan dan pelakunya.”
Catatan:
Islam berarti:
1. Berserah diri kepada Allah dengan pasrah yang patuh pada syariat dengan
mentauhidkan Allah dalam ibadah. Istislam (berserah diri) ada dua: (a)
berserah diri syari, (b) berserah diri qadari. Berserah diri syari dengan
mentauhidkan Allah itulah yang berpahala. Sedangkan berserah diri qadari,
tidak mendapatkan pahala di dalamnya, misalnya langit dan bumi itu berserah
diri (tunduk, patuh) sebagaimana disebutkan dalam surah Ali ‘Imran ayat 83.
2. Patuh dengan taat kepada Allah, di mana taat ada dua macam: (a) taat kepada
perintah Allah dengan melakukannya, (b) taat kepada larangan dengan
meninggalkan larangan.
3. Berlepas diri syirik dan pelakunya sebagaimana ditegaskan dalam surah Al-
Mumtahanah ayat 4.
Islam memiliki tiga tingkatan: Islam, iman, dan ihsan. Masing-masing tingkatan
memiliki rukun tersendiri.
س ِإلَى ََ َ َحتَّى َجل،ٌلَ يَ ْع ِرفُ َهُ ِمنَّا أ َ َحد َ َو،َر ِ َسفَّ علَ ْي َِه أَث َ َُر الَ لَ ي َُرى َ ،َ ش ْع ِر َّ س َوا َِد الَ
علَى َ ض ََع َكفَّ ْي َِه َ ي ِ صلى هللا عليه وسلم فَأ َ ْسنَ ََد ُر ْك َبت َ ْي َِه ِإلَى ُر ْك َبت َ ْي َِه َو َو َ النَّ ِب
ل هللاَِ صلى هللا عليه َُ س ْوُ ل َر ََ فَقَا،ن اْ ِإل ْسالَ ِم َ يَا ُم َح َّمد أ َ ْخ ِب ْرنِي: ل
َِ ع ََ فَ ِخذَ ْي َِه َوقَا
َ صالََة َّ ل هللاَِ َوت ُ ِقي ََْم ال َُ س ْوُ ن ُم َح َّمدًا َر ََّ َ هللاُ َوأ
َ َّل َ ِلَ إِلَ َهَ إ
َ ن َْ َ ن ت َ ْش َه ََد أ
َْ َ اْ ِإل ِسالَ َُم أ: وسلم
ََ الً قَا
ل َ س ِب ْيَ ت ِإلَ ْي َِه
ََ ط ْع َ َ ن ا ْست ََ ج ْال َبي
َِ ْت ِإ ََّ ضانََ َوت َ ُح َ ص ْو ََم َر َم ُ َ الزكا ََة َ َوت َّ ي ََ ِ َوتُؤْ ت:
َْ َ أ: ل
ََن تُؤْ ِمن ََ ان قَاَِ ن اْ ِإل ْي َمَِ عَ فَأ َ ْخبِ ْرنِي: ل ََ قَا،ُص ِدقُه َ ُ فَعَ ِج ْبنَا لَ َهُ يَ ْسَأَلُ َهُ َوي،ت َ ص َد ْق
َ
َقَا َل. اآلخ َِر َوتُؤْ ِمنََ بِ ْالقَ َد َِر َخي ِْرَِه َوش َِرَِه ِ س ِل َِه َو ْاليَ ْو َِم ُ بِاللَِ َو َمالَئِ َكتِ َِه َو ُكتُبِ َِه َو ُر
ُن ت ََراَه َْ ن لَ َْم ت َ ُك َْ ِك ت ََراَهُ فَإََ َّهللا َكأَنََ َن ت َ ْعبُ ََد َْ َ أ: ل ََ قَا،ان ِ س َ ْن اْ ِإلح َِ عَ ل فَأ َ ْخ ِب ْر ِني ََ قَا،ت َ ص َد ْقَ
ََع ْن َها بِأ َ ْعلَ ََم ِمن َ ل َُ َما ْال َم ْسؤ ُْو: ل ََ قَا،ع ِة َ سا َّ ن ال َِ عَ فَأ َ ْخبِ ْرنِي: ل ََ قَا. اك ََ فَإِنَّ َهُ يَ َر
ن ت ََرى َْ َ ن ت َ ِل ََد اْأل َ َم َةُ َرَبَّت َ َها َوأ
َْ َ ل أ
ََ قَا،ارا ِت َها َ ن أ َ َم َ ل فَأ َ ْخ ِب ْر ِني
َْ ع ََ قَا. ل َِ سا ِئ
َّ ال
ََ ث ََُّم قَا،طلَقََ فَلَ ِبثْتَُ َم ِليًّا
ل َ ث ََُّم ا ْن،ان ِ َاولُ ْونََ فِي ْالبُ ْني َ ط َ َ اء يَت َّ عا ََء ال
َِ ش َ ْال ُحفَاَة َ ْالعُ َراَة َ ْال َعالَ َةَ ِر
:ل َُ ل فَإِنَّ َهُ ِجب ِْرَْي ََ قَا. س ْولُ َهُ أ َ ْعلَ ََم َ : َُل َ؟ قُ ْلت
ُ هللاُ َو َر َِ ِسائ َّ ن ال َِ ع َم ََر أَت َ ْد ِري َم ُ يَا
أَتـَا ُك َْم يُ َع ِل ُم ُك َْم ِد ْينَ ُك َْم.
Rukun Islam Ada Lima
Rukun Islam ada lima: syahadatain, menegakkan shalat, menunaikan zakat, puasa
Ramadhan, dan haji ke Baitullah Al-Haram.
“Dan ingatlah ketika Ibrahim berkata kepada bapaknya dan kaumnya: ‘Sesungguhnya
aku tidak bertanggung jawab terhadap apa yang kamu sembah, tetapi (aku
menyembah) Tuhan Yang menjadikanku; karena sesungguhnya Dia akan memberi
hidayah kepadaku.’ Dan (Ibrahim) menjadikan kalimat tauhid itu kalimat yang kekal
pada keturunannya supaya mereka kembali kepada kalimat tauhid itu.” (QS. Az-
Zukhruf [43]: 26-28)
ِك ِبه
َ ش ِر َ م أَلَّا َن ْع ُب َد ِإلَّا
ْ هللا َولَا ُن ْ س َوا ٍء َب ْي َن َنا َو َب ْي َن ُك
َ ٍِمةَ كلَ ب َت َعال َْوا ِإلَى ِ ل ا ْل ِك َتا
َ ه ْ َل َيا أْ ﴿ق ُ
َ َّ َ
اش َه ُدوا ِبأنَّا
ْ ن َت َول ْوا َف ُقولُوا ْ ون هللاِ َف ِإ ِ ن ُد ْ ابا ِم
ً ضا أ ْر َب ُ ش ْي ًئا َولَا َي َّتخِ َذ َب ْع
ً ض َنا َب ْع َ
﴾ونَ ِم ُ سل ْ م ُ
“Katakanlah: ‘Hai Ahli Kitab, marilah (berpegang) kepada suatu kalimat (ketetapan)
yang tidak ada perselisihan antara kami dan kamu, bahwa kita tidak menyembah
kecuali Allah dan kita tidak persekutukan Dia dengan sesuatu pun dan tidak (pula)
sebagian kita menjadikan sebagian yang lain sebagai tuhan selain Allah.’ Jika mereka
berpaling maka katakanlah kepada mereka: ‘Saksikanlah, bahwa kami adalah orang-
orang yang berserah diri (kepada Allah).’” (QS. Ali Imran [3]: 64)
“Sesungguhnya telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, berat
terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan)
bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang Mukmin.” (QS. At-
Taubah [9]:128)
Dalil shalat, zakat, dan tafsir tauhid adalah firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:
ِي َع ِن
ٌّ هللا َغن
َ ن َّ ك َف َر َف ِإ
َ ن
ْ م
َ س ِبيلًا َو
َ ِاس َت َطا َع ِإل َْيه
ْ م ِن ِ ﴿و ِل َّلهِ َعلَى الن
َ َِّاس حِ ُّج ا ْل َب ْيت َ
﴾ين
َ ا ْل َعال َِم
“Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang
sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah. Barangsiapa mengingkarinya, maka
sesungguhnya Allah Maha Kaya dari semesta alam.” (QS. Ali Imran [3]: 97)
Aquulu qowli
haadza________________________________________________________
______________________________________________________________
Imanَmemilikiَ70َcabangَlebih.َYangَpalingَtinggiَadalahَucapanَ(ََُ)لَإِلَهََإِلََّهللا
َ
danَyangَpalingَrendahَadalahَmenyingkirkanَgangguanَdariَjalan,َdanَmaluَ
adalahَcabangَdariَiman.
Dalil mengenai rukun yang enam ini adalah firman Allah Subhanahu wa
Ta’ala:
ِ ب َولَ ِك َّن ْال ِب َّر َم ْن آ َمنَ ِباهللِ َو ْال َي ْو ِم ْاْل ِخ ِر َو ْال َم ََل ِئ َك ِة َو ْال ِكتَا
ب ِ ق َو ْال َم ْغ ِر
ِ ْس ْال ِب َّر أَ ْن ت ُ َولُّوا ُو ُجو َه ُك ْم ِق َب َل ْال َم ْش ِر
َ ﴿لَي
﴾ ََوالنَّ ِب ِيين
“Bukanlahَmenghadapkanَwajahmuَkeَarahَtimurَdanَbaratَituَsuatuَ
kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada
Allah, hari kemudian, Malaikat-Malaikat, kitab-kitab, Nabi-Nabi.”َ(QS.َAl-
Baqarah [2]: 177)
AdapunَdalilَtakdirَadalahَfirmanَAllahَSubhanahuَwaَTa’ala:
Catatan:
• I’tiqadَbilَqalbi,َkeyakinanَdenganَhati
• Qaulun bil lisaan, perkataan dengan lisan
• ‘Amalunَbilَjawarih,َberamalَdenganَamalَperbuatan
• Waَhuwaَbidh’unَwaَsab’uunaَsyu’batan,َimanَituَadaَ70َsekianَ
cabang
1. Wujud Allah, dibuktikan dengan: (a) fitrah, (b) akal (pasti ada yang
menciptakan sesuatu, sesuatu tidak bisa menciptakan dirinya sendiri,
tidak mungkin sesuatu muncul begitu saja), (c) dalil syari (dalil kitab
samawi telah membuktikan bahwa Allah itu menciptakan makhluk), (d)
dalil hissi (inderawi, yaitu ada doa yang terkabul, ada mukjizat para
nabi).
2. Rububiyah Allah, yaitu mengimani Allah sebagai Rabb (mencipta,
merajai, memerintah). Rububiyah Allah ini tidaklah mungkin diingkari
oleh makhluk (sampai pun orang musyrik) kecuali orang-orang yang
sombong.
3. Uluhiyah Allah, yaitu beriman bahwa Allah itu satu-satu-Nya ilah
(sesembahan) yang berhak diibadahi.
4. Asma’َwaَShifatَ(namaَdanَsifatَAllah),َyaituَmenetapkanَbahwaَAllahَ
menetapkan nama dan sifat dalam kitab-Nya dan sunnah Rasul-Nya
tanpaَadaَtahrifَ(menyelewengkanَmakna),َta’thilَ(menolaknya),َtakyifَ
(menanyakan kaifiyat, hakikatnya), tamtsil (menyamakan dengan
makhluk).
1. Wujud
2. Nama yang diketahui
3. Sifatnya, seperti Jibril memiliki 600 sayap yang terbentang di ufuk
4. Amal atau tugas, di mana malaikat tak putus-putusnya beribadah
kepada Allah dan ada yang memiliki tugas khusus.
Beriman kepada hari akhir berarti beriman kepada segala sesuatu setelah
kematian:
Innallaaha wa malaaikatahu__________________Allahummaghfir
_________________________________Rabbanaa hablanaa min azwaajinaa
___________________Rabbanaa zolamna
_____________________________________Rabbanaa
______________________________________________Fa yaa
‘ibaadallaah_____________________________________________