04
RUMAH SAKIT Tk IV 02.07.02 LAHAT
TENTANG
KEBIJAKAN PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN
RUMAH SAKIT Tk. IV 02.07.02 LAHAT
Menimbang : Bahwa untuk kelancaran pelayanan dan Upaya peningkatan mutu dan
keselamatan Pasien Rumah Sakit TK.IV 02.07.02 Lahat perlu segera
mengeluarkan surat keputusan tentang kebijakan peningkatan mutu dan
keselamatan pasien di Rumah Sakit Tk. IV 02.07.02 Lahat.
Ditetapkan : di Lahat
pada tanggal : Januari 2022
BAB I
PENDAHULUAN
A. Tujuan Umum
Meningkatkan pelayanan kesehatan melalui upaya peningkatan mutu
pelayanan dan kesewatan pasien di Rumah Sakit Tk.IV 02.07.02 Lahat secara efektif
dan efisien agar tercapai derajat kesehatan yang optimal dan meningkatkan kepuasan
pelanggan.
B. Tujuan Khusus
Tercapainya peningkatan umum pelayanan dan terjalinnya keselarnatan pasien
di Rumah Sakit Tk.IV 02.07.02 Lahat melalui :
1. Terciptanya budaya keselamatan pasien di rumah sakit
2. Meningkatkan responsibilitas rumah sakit terhadap pasien dan masyarakat
3. Optimasi tenaga, sarana, dan prasarana untuk pengembangan pelayanan
kesehatan melalui monitoring kinerja individu dan kinerja unit kerja
4. Pemberian pelayanan sesuai standar profesi dan standar pelayanan yang
dilaksanakan secara menyeluruh dan terpadu sesuai dengan kebutuhan pasien.
BAB IV
PENGERTIAN DAN KONSEP DASAR
Agar upaya peningkatan mutu dan keselamatan pasien dapat dilaksanakan secara
efektif dan efisien maka diperlukan adanya kesatuan bahasa tentang pengertian dan
konsep dasar upaya peningkatan mutu dan keselamatan pasien di Rumah Sakit Tk.IV
02.07.02 Lahat.
A. Definisi Mutu
Pengertian mutu beraneka ragam dan di bawah ini ada beberapa pengertian
yang secara sederhana tentang hakekat mutu.
1. Mutu adalah tingkat kesempurnaan suatu produk atau jasa.
2. Mutu adalah expertise atau keahlian dan keterikatan (commitment) yang sdalu
dicurahkan pada pekerjaan.
3. Mutu adalah upaya meminimalkan kesalahan dalam melakukan perbedaan.
4. Mutu bersifat persepsi dan dipahami berbeda oleh orang yang berbeda nama
berimplikasi pada superioritas sesuatu hal.
B. Definsi Mutu Pelayanan Rumah Sakit Tk.IV 02.07.02 Lahat
Bagi Rumah Sakit, mutu pelayanan kesehatan adalah memberikan pelayanan
kepada pasien dengan benar dengan cara yang secara teknis benar dan kompeten,
dengan komunikasi yang balk, dengan sistem pengambilan keputusan 2 arah, dan
mempertimbangkan keterbatasan dan kemampuan Rumah Sakit Tk.IV 02.07.02 Lahat
Lahat serta masyarakat konsumen. Selain itu mutu pelayanan merupaan derajat
kesempurnaan pelayanan Rumah Sakit Tk.IV 02.07.02 Lahat untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat konsumen terhadap pelayanan kesehatan yang sesuai
dengan standar profesi dan standar pelayanan dengan menggunakan potensi sumber
daya yang tersedia di Rumah Sakit Tk.IV 02.07.02 Lahat.
1. Pihak yang berkepentingan dengan mutu
Mutu bersifat multi dimensional yang berarti setiap kepentingan berbagai
pihak yang terkait mutu berbeda sudut pandangriya terhadap mutu. Adapun
pihak- pihak yang berkepentingan dengan mutu yaitu:
a. Konsumen
b. Pembayar/ perusahaan asuransi
c. Manajemen Rumah Sakit Tk.IV 02.07.02 Lahat
d. Karyawan Rumah Sakit Tk.IV 02.07.02 Lahat
e. Masyarakat.
f. Pemerintah
g. Ikatan profesi
2. Dimensi Mutu
Dimensi mutu adalah suatu pandangari dalam menentukan peniiaiari
terhadap jenis dan mutu pelayanan dilihat dan akses, efektivitas, efisiensi,
keselamatan dan keamanan, kenyamanan, kesinambungan pelayanan
kompetensi teknis dan hubungan antar manusia berdasarkan standar WHO.
Pedoman Peningkatan mutu dan keselamatan pasien di Rumah Sakit Tk.IV
02.07.02 Lahat mengukur 4 dimensi mutu yang sesuai dengan Standar Nasional
Akreditasi Rumah Sakit 2018 yaitu:
a. Keamanan (Safety)
Rasa aman meliputi aman secara fisik dan psikis selama
pengonsumsian suatu produk atau dalam memberikan pelayanan jasa, yaitu
memperhatikan keamanan pasien, memberikan keyakinan dan kepercayaan
kepada pasien.
b. Efektifitas (Effectiveness)
Kualitas pelayanan kesehatan tergantung dan efektifitas pelayanan
kesehatan dan petunjuk klinis sesuai staridar yang ada.
c. Efisiensi (Efficiency)
Pelayanan kesehatan dapat dipengaruhi oleh efisiensi sumber daya
pelayanan kesehatan. Pelayanan yang efisien akan memberikan perhatian
yang optimal untuk memaksimalkan pelayanan pasien dan masyarakat
d. Ekuitas (Equity)
Adalah pemerataan kesempatan mendapatkan pelayanan
3. Mutu Terkait dengan Masukan (Input), Proses (Process) dan Keluaran (Output)
Pengukuran mutu pelayanan kesehatan dapat diukur dengan menggunakan 3
variabel, yaitu:
a. Masukan (Input)
Masukan (input) adalah segala sumber daya yang diperlukan untuk
melakukan pelayanan kesehatan, seperti tenaga, dana, obat, fasilitas,
petalatan, bahan, teknologi, struktur organisasi, informasi, dan lain- lain.
Pelayanan kesehatan yang bermutu memerlukan dukungan input yang
bermutu pula. Hubungan struktur organ isasi dengan mutu pelayanan
kesehatan adalah dalarn perencanaan dan penggerakan pelaksanaan
pelayanan kesehatan.
b. Proses (Process)
Proses (Process) adalah aktivitas dalam bekera, berupa interaksi
profesional antara pemberi pelayanan dengan konsumen (pasien/
masyarakat). Proses ini merupakan variabel penilaian mutu yang penting.
c. Keluaran (Output)
Keluaran (Output) adalah hasil pelayanart kesehatan, yang merupakan
perubahan yang terjadi pada konsurnen (pasien/masyarakat) termasuk
kepuasan dan konsumen tersebut.
Rumah Sakit Tk.IV 02.07.02 Lahat adalah suatu institusi pelayanan
kesehatan yang kompleks, padat pakar dan padat, modal. Kompleksitas ini
muncul karena pelayanan di Rumah Sakit Tk.IV 02.07.02 Lahat menyangkut
berbagai fungsi pelayanan, serta mencakup berbagai tingkatan maupun jenis
disiplin. Agar Lahat mampu melaksanakan fungsi yang demikian kompleks,
harus memiliki sumber daya manusia yang profesional baik di bidang teknis
medis maupun administrasi kesehatan. Untuk menjaga dan meningkatkan
mutu, Rumah Sakit Tk.IV 02.07.02 Lahat harus mempunyai suatu ukuran
yang menjamin peningkatan mutu semua tingkatan.
Pengukuran mutu pelayanan kesehatan Rumah Sakit Tk.IV 02.07.02
Lahat diawali dengan penilaian akreditasi Rumah Sakit Tk.IV 02.07.02 Lahat
yang mengukur dan memecahkan masalah pada tingkat input danprocess.
Pada kegiatan ini Rumah Sakit Tk.IV 02.07.02 Lahat harus menetapkan
standar input, proses dan output, serta membakukan seluruh standar
prosedur yang telah ditetapkan. Rumah Sakit Tk.IV 02.07.02 Lahat dipacu
untuk dapat menilai diri (Self asseasment) dan memberikan pelayanan sesuai
dengan ketentuan yang telah ditetapkan.
Sebagai kelanjutan untuk mengukur hasil kerjanya perlu ada alat ukur
yang lain, yaitu instrurnen mutu pelayanan Rumah Sakit Tk.IV 02.07.02 Lahat
yang menilai dan mernecahkan masalah pada hasil keluaran (output). Tanpa
mengukur hasil kinerja pada Rumah Sakit Tk.IV 02.07.02 Lahat tidak
dapatdiketahui apakah input dan procsess yang baik telah menghasilkan
output yang baik pula. Indikator yang disusun bertujuan untuk mengukur
kinerja mutu Rumah Sakit Tk.IV 02.07.02 Lahat secara nyata.
C. Upaya Peningkatan Mutu Rumah Sakit Tk.IV 02.07.02 Lahat
Upaya Peningkatan Mutu Rumah Sakit Tk.IV 02.07.02 Lahat adalah
keseluruha.n upaya dan kegiatan secara komprehensif dan integratif I untuk
menyusun indikator mutu, memantau dan menilai mutu pelayanan Rumah Sakit Tk.IV
02.07.02 Lahat, memecahkan masalah-masalah yang ada dan mencani jalan
keluarnya, sehingga mutu pelayanan Rumah Sakit Tk.IV 02.07.02 Lahat akan menjadi
lebih baik.
D. Keselamatan Pasien
Keselamatan pasien adalah suatu sistern dimana rumah sakit membuat
asuhan pasien menjadi lebih aman. Sistem tersebut meliputi: penilaian (assessmen)
risiko, identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien,
pelaporan dan analisis insiden kemampuan belajar dan insiden dan tindak lanjutnya
serta implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko. Sistem tersebut
diharapkan dapat mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan
akibat melakukan suatu tindakan atau tidak melakukan tindakan yang seharusnya
dilakukan.
E. Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien
Peningkatan mutu dan keselamatan pasien adalah kegiatan yang bertujuan
memberikan asuhan atau pelayanan sebaik-baiknya dan aman kepada pasien. Upaya
peningkatan mutu pelayanan dan keselamatan pasien sangat berarti dan efektif
bilamana upaya peningkatan mutu dan keselamatan pasien menjadi tujuan sehari-hari
dan setiap unsur di Rumah Sakit Tk.IV 02.07.02 Lahat termasuk pimpinan, pelaksana
pelayanan langsung dan staf penunjang di semua unit pelayanan.
Upaya peningkatan mutu dan keselamatan pasien termasuk kegiatan yang
melibatkan mutu asuhan atau pelayanan dengan penggunaan sumber daya secara
tepat, aman dan efisien serta memperhatikan keselamatan pasien. Walaupun disadar
bahwa menjaga mutu dan keselamatan pasien memerlukan biaya., tetapi tidak berarti
mutu yang lebih baik selalu memerlukan biaya lebih banyak atau mutu rendah
biayanya lebih sedikit.
F. Clinical Pathway
Clinical Pathway, (CP) atau alur klinis adalah alat yang bermanfaat dalam
upaya untuk memastikan adanya integrasi dan koordinasi yang efektif dan etisien
sesuai dengan standar pelayanan medis maupun keperawatan dan penunjang
lainnya, sesuai sumber daya yang tersedia dan disusun berdasarkan lima area
prioritas.
Tujuan rumah sakit menetapkan panduan praktik klinis dan alur klinis adalah
a. Untuk menstandardisasi proses pelayanan klinis.
b. Menurunkan risiko pelayanan kesehatan terutama yang berhubungan dengan
pengambilan keputusan kritis.
c. Memberikan pelayanan kesehatan yang tepat waktu, efektif dengan
menggunakan sumber daya secara efisien.
d. Membenkan pelayanan berkualitas tinggi secara konsisten berdasarkan evidence-
based practice.
G. Indikator Klinis
Indikator klinis adalah suatu cara untuk menilai mengukur penampilan dan
kegiatan pelayanan klinis Indikator klinis merupakan suatu variabel yang digunakan
untuk melihat perubahan dalam pelayanan klinis di Rumahsakit, terdiri dan 11
indikator area kilnis sesuai yang tercantum dalarn Standar PMKP 5 EP 2
3.1. Indikator Area Klinis meliputi:
1. Kelengkapan Asesmen awal keperawatan pasien dalam 24 jam.
2. Waktu tunggu hasil Pelayanan laboratorium.
3. Waktu tunggu hasil pelayanan Rontgen pasien rawat inap.
4. Angka Kepatuhan pelaksanaan sign in, time out, sign out.
5. Pelaksanaan assesmen pra beda.
6. Dekrevansi diagnosis pre dan post operasi.
7. Penulisan resep sesuai formularium.
8. Medication error atau efek samping penggunaan obat.
9. Pelaksanaan assesmen pra sedasi dan pra anastesi.
10. Proses monitoring status psikologis selama anastesi.
11. Konveksi tindakan anastesi dari lokal / regional ke general.
12. Proses pemulihan pasca anastesi.
13. Monitoring dan reaksi transfusi 24 jam pasca transfusi.
14. Kepatuhan pengembaliaan berkas pasien pulang < 24 jam.
15. Angka kejadian infeksi phlebitis.
16. Waktu tunggu rawat jalan < 60 menit.
17. Angka keterlambatan SC cito.
18. Angka keterlambatan penyediaan darah.
19. Angka kematian ibu karena pendarahan.
20. Angka dilakukan IMD pada bayi baru lahir.
21. Perbaikan kualitas dan kuantitas penggunaan antibiotic.
H. Indikator Manajemen
Indikator manajemen adalah suatu cara untuk, menilai/mengukur penampilan
dan kegiatan manajemen. Indikator manajemen merupakan suatu variabel yang
digunakan untuk bisa melihat perubahan dalam pelayanan manajemen di rumah sakit,
yang terdiridari sembilan indikator area manajemen sesuai yang tercantum dalam
standar PMKP 5 EP 3. Indikator Area Manajemen meliputi:
1. Indeks kepuasan pasien rawat inap.
2. Kepuasan pasien rawat jalan.
3. Insiden tertusuk jarum.
4. Kekosong stock obat formularium.
5. Kejadian linen tertukar antar ruangan.
6. Ketepatan pemberian diet.
I. Indikator sasaran keselamatan pasien
Indikator sasaran keselamatan pasien adalah suatu cara untuk menilai
mengukur pelaksanaan sasaran keselamatan pasien. Indikator sasaran keselamatan
pasien merupakan suatu variabel yang digunakan untuk bisa melihat perubahan
dalam pelaksanaan keselamatan pasien di rumah sakit yang terdiri dan enam
indikator sesuai yang tercantum dalam standar PMKP 5 EP 4 3.2
Sasaran keselamatan pasien tersebut meliputi:
1. Kepatuhan identifikasi pasien diruang rawat inap.
2. Kepatuhan penggunaan dan pelaksanaan SBAR dalam rekam medis.
3. Audit kepatuhan pemberian lebel obat hight alert.
4. Kepatuhan pelaksanaan site marking.
5. Kepatuhan petugas kesehatan dalam melakukan kebersihan tangan 6
langkah dan 5 moment.
6. Insiden pasien jatuh selama perawatan rawat inap di rumah sakit.
J. Kejadian Sentinel (Sentinel Event)
Kejadian sentinel adalah suatu KTD (Kejadian Tidak Diharapkan) yang
mengakibatkan kematian atau cedera yang serius biasanya dipakai untuk kejadian
yang sangat tidak diharapkan atau tidak dapat diterima. Pemilihan kata sentinel terkait
dengan keseriusan cedera yang terjadi, sehingga pencarian fakta terhadap kejadian
ini mengungkapkan adanya masalah yang senius pada kebijakan dan prosedur yang
berlaku. Sentinel event pada kasus keselamatan pasien meliputi: pasien meninggal
tidak alami, tidak karena penyakitnya dan hasil perawatan yang berbeda dan yang
diharapkan atau karena salah satu dibawah ini:
a. Kematian yang tidak diduga dan tidak terkait dengan perjalanan penyakit pasien
atau kondisi yang mendasari penyakitnya (contoh: bunuh diri).
b. Kehilangan fungsi yang tidak terkait dengan perjalanan penyakit pasien atau
kondisi yang mendasari penyakitnya.
c. Salah tempat, salah prosedur, salah pasien bedah.
d. Bayi yang diculik atau bayi yang diserahkan kepada orang yang bukan orang
tuanya.
K. Kejadian Tidak Diharapkan (KTD)
Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) adalah suatu kejadian yang tidak
diharapkan yang mengakibatkan cedera pasien akibat melaksanakan suatu
tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil, dan
bukan karena penyakit dasarnya atau kondisi pasien. Cedera dapat
diakibatkan oleh kesalahan medis atau bukan kesalahan medis karena tidak
dapat dicegah. Kejadian tidak diharapkan tersebut sesuai yang tercantum
dalarn standar PMKP 7 sebagai berikut:
1. Semua reaksi tranfusi.
2. Semua reaksi obat.
3. Semua kesalahan medis (medical error).
4. Ketidakcocokan antara diagnosis pra dan pasca operasi.
5. Komplikasi tindakan sedasi moderat ata.u dalam dan anestesi.
6. Pasien jatuh selama dilingkungan rumah sakit.
L. Kejadian Nyaris Cedera
Kejadian Nyaris Cedera atau near miss merupakan suatu kejadian akibat
melaksanakan suatu tindakan (commission) atau tidak mengambil tindakan yang
seharusnya diambil (omission), yang dapat mencederai pasien, tetapi cedera serius
tidak terjadi, karena keberuntungan.
M. Kejadian Ticiak Cedera
Kejadian Tidak Cedera adalah suatu insiden akibat melaksanakan suatu
tindakan (commission) atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil
(omLssion) ice pasien, tetapi pasien tidak cedera.
N. Kejadian Potensial Cedera
Kejadian Potensal Cedera adalah kondisi situasi yang sangat berpotensi untuk,
menimbulkan cedera, tetapi belum terjadi insiden.
O. RCA (Root Cause Analgsts)/Analisa Akar Masalah
RCA (Root Cause Analysis)/Analisa Akar Masalah adalah suatu proses
terstruktur untuk mengidentifikasi faktor penyebab atau faktor yang berpengaruh
terhadap terjadinya penyimpangan kinerja, termasuk KTD (Kejadian Tidak
Diharapkan). Analisa akar masalah (RCA) dilaksanakan apabila ditemukan KTD yang
berulang yang berdampak terhadap kualitas pelayanan. Akar masalah sangat penting
diketahui untuk melakukan tindakan perbaikan dan pencegahan secara efektif.
P. Manajemen Risiko
Manajemen risiko adalah pendekatan proaktif untuk mengidentifikasi, menilai
dan menyusun prioritas risiko, dengan tujuan untuk menghilangkan atau
rneminimalkan dampaknya. Dalam hubungannya dengan operasional rumah sakit,
istilah manajemen risiko dikaitkan kepada aktivitas perlindungan diri yang berarti
mencegah ancaman yang nyata atau berpotensi nyata terhadap kerugian keuangan
akibat kecelakaan, cedera atau malpraktik medis.
Q. FMEA (Failure Modes Effects and Analysis)
FMEA (Failure Modes Effect and Analysis) adalah metode perbaikan kinerja
dengan mengidentifikasi dan mencegah potensi kegagalan sebelum terjadi. Hal ini
didesain untuk meningkatkan keselamatan pasien, FMEA merupakan proses proaktif,
dimana kesalahan dapat dicegah dan diprediksi dan diantisipasi sehingga dapat
meminimalkan dampak buruk dari kesalahan.
BAB V
KEBIJAKAN
Kebijakan dalam upaya peningkatan mutu dan keselamatan pasien di Rumah Sakit
Tk.IV 02.07.02 Lahat tentang Kebijakan Upaya Peningkatan, Mutu dan keselamatan
Pasien, adalah sebagai berikut:
1. Pimpinan rumah sakit berpartisipasi dalam melaksanakan program peningkatan mutu
dan program keselamatan pasien.
2. Program peningkatan mutu dan keselamatan pasien berlaku di seluruh rumah sakit.
3. Program peningkatan mutu dan keselamatan pasien juga menangani sistem di rumah
sakit, peranan rancang sistem, rancang ulang, koordinasi kegiatan pengukuran dan
pengendalian secara sistematik dan peningkatan mutu dan keselamatan pasien.
4. Prioritas untuk dilakukan evaluasi dan kegiatan peningkatan mutu dan keselamatan
pasien ditetapkan oleh Pimpinan Rumah Sakit.
5. Pengukuran fungsi klinis, fungsi manajemen dan kepuasan pelanggan di rumah sakit
yang menghasilkan akumulasi data dan informasi akan dianalisis sebagai bahan
evalüasi pimpinan dalam memberikan dukungan sumber daya yang diperlukan untuk
peningkatan mutu dan keselamatan pasien.
6. Inforrnasi tentang program dan kemajuan peningkatan mutu dan keselamatan pasien
harus disampaikan kepada seluruh staf hingga direksi secara reguler melalui saluran
komunikasi yang efektif (pada rapat bulanan, triwulan dan tahunan).
7. Semua staf yang berpartisipasi dalam pengumpulan data, analisis, perencanaan dan
pelaksanaan peningkatan mutu dan keselamatan pasien mengikuti pelatihan secara
rutin untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam program baik secara
eksternal maupun internal rumah sakit.
8. Penetapan prioritas kegiatan peningkatan mutu dan keselamatan pasien yang di
evaluasi berdasarkan kriteria kejadian yang selama ini dimonitoring dengan risiko
tinggi (high risk), volume tinggi (high volume) dan biaya tinggi (high cost).
9. Analisis, validasi dan pelaporan data mutu dan keselamatan pasien dilaksanakan
secara sistematis dengan cara:
a. Analisis data dilakukan oleh individu dengan pengalaman, pengetahuan, dan
ketarampilan yang tepat bertugas untuk mengumpulkan dan menganalisis data
rumah sakit secara sistematis.
b. Data hasil pemantauan indikator ditetapkan rnelalui proses verifikasi sebelum
dilakukan entri dan analisis data.
c. Frekuensi analisis data sesuai dengan proses yang dipelajari dan rnemenuhj
kebutuhan Rumah Sakit Tk.IV 02.07.02 Lahat melaksanakan analisis data mutu
setiap tiga bulan sekali.
d. Proses analisis mencakup perbandingan internal, perbandingan dengan rumah
sakit lain apabila ada, dan dengan standar nasional clan baselme data. Rumah
Sakit Tk.IV 02.07.02 Lahat melaksanakan perbandingan dengan rumah sakit yang
sejenis, rnenggunakan standar Kementerian Kesehatan sebagai perbandingan
standar Nasional (SPM).
e. Pimpinan rumah sakit melaporkan program rnutu dan keselamatan pasien kepada
lembaga tata kelola Dewan Pengawas setiap bulan.
f. Rumah sakit menggunakan proses internal untuk melakukan validasi data
sebelum rnelaksanakan pelaporan dan publikasi.
10. Rumah sakit menggunakan proses internal untuk melakukan validasi data untuk
menjamin bahwa data yang didapat adalah valid.Penyalihan/validasi data dilakukan
ketika:
a. Suatu ukuran barn diterapkan (khususnya ukuran klinis yang dimaksudkan untuk
membantu rumah sakit mengevaluasi dan meningkatkan proses atau hasil klinis
yang penting).
b. Data akan ditampilkan kepada publik lewat situs web rumah sakit atau cara lain.
c. Suatu perubahan telah dibuat pada suatu ukuran indikator yang telah ada.
d. Sumber data berubah, misalnya jika ada bagian dan catatan pasien yang diubah
ke format elektronik sehingga sumber datanya menjadi elektronik dan kertas.
e. Subjek pengumpulan data berubah, misalnya perubahan dalam umur pasien rata-
rata, perubahan protokol penelitian, penerapan pedoman praktik (practice
guidelines) baru, atau pemakaian teknologi dan metodologi perawatan baru.
f. Validasi data hanya dapat dilakukan pada data sekunder (rekam medis).
11. Program peningkatan mutu dan keselamatan pasien akan dikomunikasikan secara
terus menenerus dan berkesinambungan dengan cara:
a. Mensosialisasikan dan mengedukasikan ke seluruh staf melalui pembekalan
orientasi, pelatihan mutu dan keselamatan pasien, pertemuan-pertemuan kecil di
unit pelayanan, rapat bulanan, pertemuan karyawan, wawancara, dan penilaian
kompetensi.
b. Publikasi data hasil kegiatan program peningkatan mutu dan keselamatan pasien
akan disampaikan ke seluruh unit pelayanan atau melalui media cetak dan media
sosial jika diperlukan.
c. Manajemen rumah sakit memberi dukungan sumber daya (sumber daya manusia
dan teknologi informasi) untuk pelaksanaan peningkatan mutu dan keselamatan
secara penuh dan selalu menjaga kerahasiaan pasien dalam pengumpulan data
klinis.
BAB VI
PENGORGANISASIAN
A. Struktur Organisasi dan uraian Tugas Komite Peningkatan Mutu dan Keselamatan
Pasien
1. Struktur Organisasi Komite Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien
KETUA
SEKRETARIS
A. Konsep PDCA
Metode yang digunikan dalam pelaksanaan upaya peningkatan mutu dan
keselamatan pasien di Rumah Sakit Tk.IV 02.07.02 Lahat adalah metode
pengendalian dengan sikius PDCA. Pengeridalian adalah keseluruhan fungsi atau
kegiatan yang hams dilakukan untuk menjamin tercapainya sasaran perusahaan
dalam hal kualitas produk dan jasa pelayanan yang diproduksi.
Pengendalian kualitas pelayanan pada dasarnya adalah pengendalian kualitas kerja
dan proses kegiatan untuk menciptakan kepuasan pelanggan (quality of customer’s
satisfication) yang dilakukan oleh setiap orang dan setiap bagian di Rumah Sakit
Tk.IV 02.07.02 Lahat
Pengertian pengendalian kualitas pelayanan di atas mengacu pada sikius
pengendalian (control cycle) dengan memutar siklus PDSA, atau Plan-Do-Study-Act,
merupakan siklus (berulang-ulang), empat tahap Model pemecahan masalah yang
digunakan untuk meningkatkan proses atau melakukan perubahan. Siklus PDSA
merupakan rangkaian langkah-langkah sistematis untuk memperoleh pengetahuan
dan pembelajaran yang berharga untuk perbaikan terus-menerus dari produk atau
proses.
B. Proses PDCA
Tahap 1: Plan
Tugas utamanya adalah membuat tujuan yang berdsarkan pelayanan kepada
atau keinginan pasien.
1. Membentuk Team
Membentuk sebuah tim yang memiliki pengetahuan tentang masalah atau
memiliki kesempatan untuk melakukan upaya perbaikan. Pertimbangkan kekuatan
masing-masing anggota tim yang terlibat dengan membawa dan mencari staf yang
berpikiran maju.
Setelah merekrut anggota tim, kemudian mengidentifikasi peran dan tanggung
jawab, menyusun jadwal, dan membuat jadwal pertemuan.
2. Draft sebuah Pernyataan Tujuan
Jelaskan apa yang ingin Anda capai dalam Pernyataan tujuan.
Cobalah untuk menjawab tiga pertanyaan mendasar:
a. Apa yang coba kita capai?
b. Bagaimana kita akan tahu bahwa perubahan merupakan perbaikan?
c. Perubahan apa yang bisa kita buat untuk menghasilkan perbaikan
3. Jelaskan Konteks dan Proses yang ada saat ini
Brainstorming (pengungkapan pendapat)
Periksa proses yang ada saat ini. Mulailah dengan meminta tim ini pertanyaan
dasar:
Apa yang kita lakukan sekarang?
Bagaimana kita melakukannya?
Apa langkah-langkah utama dalam proses?
Siapa yang terlibat?
Apa yang mereka lakukan?
Apa dilakukan dengan baik?
Apa yang bisa dilakukan dengan lebih baik?
Untuk bisa menjawab dua pertanyaan terakhir perlu melakukan analisis SWOT
(PDSA template: Analisa SWOT)
BERMANFAAT BERBAHAYA
(Dampak Positive) (Dampak Negative)
KEKUATAN mungkin termasuk: KELEMAHAN Mungkin termasuk:
1. Karakteristik organisasi yang akan 1. Karakteristik organisasi yang mungkin
membantu mencapai hasil yang menghambat kesuksesan hasil /
sukses atau mencapai tujuan. pencapaian tujuan Absences of
2. Sumber daya kemampuan yang strengths.
akan berkontribusi mencapai 2. “Flip sides” dari kekuatan.
kesuksesan. 3. Hal yang harus dihindari ketika
Internal
melaksanakan program
4. Faktor-faktor dimasa lalu yang
berkontribusi terhadap kegagalan.
5. Ada organisasi lain mungkin lebih
baik dari Anda.
PELUANG mungkin termasuk: ANCAMAN mungkin termasuk:
1. Faktor lingkungan yang mungkin 1. Faktor lingkungan yang mungkin
mempengaruhi / berkontribusi mencegah kesuksesan hasil.
terhadap kesuksesan hasil. 2. Perubahan mendatang masih status
2. Tidak dipenuhinya/ tidak dilayani quo (peraturan, sosial, politik, dll).
oleh program lain (kebutuhan 3. Faktor: Politik, Ekonomi, Sosial
pelanggan yang belum terpenuhi). Budaya, Teknologi.
External
3. Perubahan mendatang untuk status
quo (peraturan, social, politik, dll).
4. Perubahan dimungkinkan oleh
kekuatan unik / menghilangkan
kelemahan (?).
5. Faktor: Politik, Ekonomi, Sosial
Budaya, dan Teknologi.
Cobalah buat Peta SwimLane (Swimlane map)
Peta Swim Lane untuk menggambarkan secara visual proses yang ada. Membuat
aliran proses setidaknya sangat berguna untuk menggambarkan proses yang saat
ini terjadi. Misal, Jika tim berjalan, mungkin telah menemukan di mana masalah ini
terjadi.
Jalan, ikuti proses
Karakteristik dari masing-masing proses
Buat peta proses saat ini
Siapkan roadmap (peta masadepan)
Kumpulkan Lebih Detil
Setelah struktur umum selesai, ini bisa menjadi beberapa pertanyaan yang lebih
bermanfaat:
Berapa lama setiap proses? Setiap langkah?
Apakah ada variasi dalam cara proses saat selesai?
4. Gambaran Masalah
Dengan menggunakan Pernyataan Tujuan yang dibuat pada Langkah no. 2,
nyatakan tujuan yang diinginkan, gunakan data dan informasi untuk mengukur
bagaimana organisasi memenuhi / tidak memenuhi pencapaian mereka.
Sebagai contoh: Jika tujuan adalah untuk memaksimalkan kualitas kehidupan kerja
dari staf, mungkin bisa mendapatkan bukti melalui survey yang menjadi stressor di
tempat kerja karyawan.
Menulis Pernyataan Masalah
Menulis pernyataan masalah jelas dengan meringkas kesepakatan dari tim
terhadap masalah. Juga akan berguna untuk memprioritaskan masalah.
5. Identifikasi Penyebab dan Alternatif
Menganalisis Penyebab
Untuk masalah seperti dalam pernyataan masalah, maka perlu bekerja untuk
mengidentifikasi penyebab masalah dengan menggunakan tools seperti control
chart, fishbone, dan work flow process map
Pada akhirnya analisis penyebab harus merangkum analisa penyebab dengan
menggambarkan dan membuktikan melalui root cause.
Periksa Peta Swim Lane, dan bertanya:
Apakah proses ini efisien? Berapa biaya (termasuk uang, waktu, atau sumber
daya lainnya)?
Apakah kita melakukan langkah-langkah yang tepat dengan cara yang benar?
Apakah orang lain melakukan proses yang sama dengan cara yang berbeda?
Mengembangkan Alternatif
Cobalah untuk mengurangi akar penyebab dengan menyelesaikan pernyataan,
“Jika kita __________, maka __________ akan terjadi. ” Pilih
alternatif (atau beberapa alternatif) yang dipercaya terbaik yang akan membantu
kita memaksimalkan sumber daya dan pencapaian tujuan
Mengembangkan rencana aksi, termasuk staf/sumber daya dan uang yang
diperlukan.
Tahap 2: Do
Yaitu Melaksanakan
Mulai menerapkan rencana aksi.
Pastikan untuk mengumpulkan data saat membuat swimlane map, untuk membantu
mengevaluasi rencana di Tahap 3: Study.
Untuk membantu tim dapat menggunakan checksheet, flowchart, Peta Swim Lane,
atau run chart yaitu untuk menggambarkan data / kejadian seperti itu yang terjadi
dari waktu ke waktu.
Tim juga harus mendokumentasikan masalah, efek tak terduga, dan observasi
umum yang dilakukan.
Tahap 3: Study
Yaitu menganalisis apa yg terjadi
Dengan menggunakan Pernyataan Tujuan pada Langkah 1: Plan, dan data yang
dikumpulkan selama Tahap 2: Do, maka akan menentukan:
Apakah rencana Anda menghasilkan perbaikan? Dengan berapa banyak / sedikit?
Apakah tindakan bernilai investasi?
Apakah Anda melihat tren?
Apakah ada efek samping yang tidak diinginkan?
Anda dapat menggunakan sejumlah alat yang berbeda untuk visual review dan
mengevaluasi perbaikan, seperti Pareto Chart, Control Chart dan Run Chart.
Tahap 4: Act
Yakinkan bahwa perbaikan yang dilakukan akan permanen
Memutuskan apa yang harus dilakukan selanjutnya berdasarkan hasil pengujian.
Pikirkan Rencana dan Hasil :
Jika tim bertekad bahwa rencana yang dibuat akan berhasil, standarisasi,
permanenkan. Lakukan it uterus menerus menjadi suatu budaya organisasi.
Perbaikan itu digunakan secara teratur. Setelah beberapa waktu, kembali ke Tahap
1: Plan dan mengkaji kembali proses belajar di mana yang dapat lebih
ditingkatkan.
Jika tim percaya pendekatan yang berbeda akan lebih sukses, kembali ke Tahap 1:
Plan, dan kembangkan rencana baru dan berbeda yang mungkin mengakibatkan
keberhasilan.
Siklus PDSA yang sedang berlangsung akan menjadikan organisasi menjadi lebih
efisien karena mengadopsi PDSA dalam perencanaan mereka akan:
Mengkomunikasikan pencapaian kepada customers internal dan eksternal
Mengambil langkah-langkah untuk mempertahankan manfaat dan yang sudah
diraih.
Membuat rencana jangka panjang untuk perbaikan tambahan
Perilaku siklus PDSA berulang bila diperlukan
BAB IX
PENCATATAN DAN PELAPORAN
A. Pencatatan
1. Pencatatan hasil pemantauan indikator mutu di semua unit kerja dipantau oleh
masing-masing Penanggung jawab unit dengan menggunakan form pengumpulan
data yang telah disediakan.
2. Setiap awal bulan, apabila target belum tercapai, maka unit terkait akan mengisi
form PDSA untuk dilakukan analisis dan unit penjamin mutu melakukan verifikasi
hasil analisis PDSA tersebut.
3. Untuk target indikator mutu yang sudah tercapai sesuai waktu pantau (enam
bulan), inaka unit penjaminan mutu wajib mengusulkan ke unit kerja terkait untuk
melakukan evaluasi target indikator mutunya untuk ditingkatkan, agar sesuai
dengan konsep coritint.ous improvement di manajemen mutu.
B. Pelaporan
1. Data indikator mutu rumah sakit yang dikumpulkan oleh penanggurig jawab
pengumpul data di masing-masing unit keniudian disetorkan ke komite PMKP
paling lambat tanggal 10 setiap bulannya. Komite PMKP melakukan analisis data
untuk kemudian dilaporkan kepada direktur rumah sakit dan dilanjutkan kepada
Dewan pengawas.
2. Data indikator mutu dan feed back analisisnya Pelaporan data ditujukan kt unit
penjaminan mutu untuk dilakukanvalidasi dan analisis data, selanjutnya
disampaikan kepada Kepala Rumah Sakit Tk.IV 02.07.02 Lahat dilanjutkan
pelaporan kepada Dewan pengawas. Hasil rekomendasi dan tindak lanjut laporan
tersebut ditembuskan ke masing-masing unit kerja terkait.
3. Insiden keselarnatan pasien dan feed back hasil laporannya. Pelaporan data
insiden keselarnatan pasien dan unit kerja ditujukan ke unit keselamatan pasien
komite PMKP kemudian dilakukan evaluasi dan analisa internal, selanjutnya
disiapkan untuk pembahasan kasus di tingkat manajemen. Hasil tersebut
disampaikan kepada Kepala Rumah Sakit Tk.IV 02.07.02 Lahat dilanjutkan
pelaporan kepada KKPRS Pusat. Hash rekomendasi dan tindakianjut incident
report ditembuskan ke masing-masing Unit kerja terkait.
4. Evaluasi kerja sama dan feed back-nya. Pelaporan hasi evaluasi kerja sarna atau
perjanjian lainnya dikoordinasikan oleh Tim Pelaksana Kerja Sama dengan komite
PMKP, ditujukan kepada Kepala Rumah Sakit Tk.IV 02.07.02 Lahat Hasil
rekomendasi dan tindak lanjut evaluasi tersebut ditembuskan ke masing-masing
unit kerja terkait.
BAB IX
PENCATATAN DAN PELAPORAN
Dewan Pengawas
Kepala RS
Report Feedbac
Komite Mutu dan Keselamatan k
Ditetapkan : di Lahat
pada tanggal : Januari 2022
Kepala Rumah Sakit Tk. IV 02.07.02Lahat,