Anda di halaman 1dari 2

Iman kepada Tuhan merupakan kebutuhan paling mendasar bagi manusia untuk dapat

menjalani hidupnya dengan baik, benar dan bermakna.


Karena begitu sangat pentingnya iman, bahkan Tuhan Yesus sendiri berfirman,
“Sesungguhnya sekiranya kamu mempunyai iman sebesar biji sesawi saja, kamu dapat
berkata kepada gunung ini: pindah dari tempat ini kesana, -maka gunung ini akan pindah,
dan takkan ada yang mustahil bagimu” (Matius 17:20b)
Kekuatan iman sangatlah besar.
Musa mengangkat tongkatnya, dan laut terbelah.
Demikian pula iman dapat membuat manusia bertahan saat sedang menderita, karena
Tuhan menjadikannya tetap punya pengharapan
. Kisah seorang perempuan yang telah dua belas tahun menderita sakit pendarahan,
sembuh karena imannya kepada Tuhan Yesus merupakan salah satu bukti betapa besar
kekuatan dari iman (Mat.9:20-22)
kita sering memunculkan pertanyaan, sebenarnya apa makna iman dan beriman itu?
kata “Iman” berasal dari kata kerja Ibrani: aman, yang berarti “memegang teguh.”
MISAL: memegang teguh kepada janji seseorang, karena janji itu dianggap teguh dan kuat,
sehingga dapat dipercaya.
Jika diterapkan kepada Allah kata “beriman kepada Allah” berarti: percaya kepada Allah
IMAN menurut Perjanjian Lama:
beriman sama artinya dengan mengamini, bukan hanya dengan akalnya, melainkan
dengan segenap kepribadian dan cara hidupnya kepada segala janji Allah yang telah
diberikan dengan perantaraan Firman dan karya Allah. Barang siapa yang beriman dengan
cara demikian itu seluruh hidupnya dikuasai oleh janji-janji Allah.
Sedangkan dalam konteks Perjanjian Baru beriman artinya: mengamini dengan segenap
Kepribadian dan cara hidupnya kepada janji Allah, bahwa didalam Kristus, Allah telah
mendamaikan orang beriman dengan diriNya sendiri, sehingga hidup orang beriman
dikuasai oleh keyakinan yang demikian itu.
Dengan demikian makna Iman dan beriman adalah cara hidup yang mengamini setiap
Firman Tuhan dengan segenap akal budi dan kepribadian serta menerapkannya dalam
kehidupan.
Bapak Ibu yang terkaSIH,
Iman harus diwujudkan dalam perbuatan-perbuatan, sebab bila tidak demikian pada
hakekatnya mati (Bdk. Yak.2:26).
Yang menjadi Per-tanyaannya adalah, bagaimana mewujudkan Iman dalam perbuatan-
perbuatan bila dikaitkan dengan kehidupan bersama kita pada saat ini?
Selalu berbuat baik. Ukuran baik itu berdasarkan Firman TUHAN
Bapak dan ibu yang dikasihi Tuhan ,
kita bersyukur bahwa hari ini kita dipersiapkan /dicawiskan dalam rangka memperingati
Hari Pembangunan GKJW yang kita rayakan dengan pelayanan Perjamuan Kudus.
Karena Bila kita melihat GKJW Pada Masa Penindasan Jepang, GKJW saat itu terserak,
remuk dari dalam, terpecah belah dan saling menghianati serta memangsa antara satu
dengan yang lain.
Hartanya banyak dirampas, tenaga pelayan dan para tokohnya banyak dipenjara, bahkan
warganya banyak yang dijadikan romusha meninggalkan istri dan anak-anak dirumah yang
miskin tanpa sandang dan tanpa pangan.
Apakah yang tersisa? Syukur masih ada secuil iman, namun sekecil apapun iman itu
seperti sebiji sesawi yang hidup. Setelah kemerdekaan, iman menggerakan para pelayan
dan warga dalam pertobatan masal dan membangun kembali GKJW mulai dari
spiritualitasnya hingga berbagai bidang pelayanan dan kehidupan.

maka pembangunan diri dan Gereja adalah bukan sekedar tugas tambahan, melainkan
hakekat dari gereja itu sendiri, artinya Gereja harus selalu terbuka untuk belajar, dikritik
dan mengkritik, meninggalkan kesalahan, kekurangan, dan dosa yang dilakukan di masa
lalunya serta terus memperbaharui dan memperbaiki diri menuju masa depan Kerajaan
Allah.
Gereja harus mampu menjawab tantangan jaman, supaya setiap orang beriman yang
bersekutu dalam Gereja-Nya semakin menjadi berkat, selalu siap menyosong kedatangan-
Nya yang kedua kalinya.
Iman menjadikan kita terus menerus membangun diri, membangun keluarga dan gereja-
Nya, meninggalkan menusia lama, terus menerus diperbaharui untuk menjadi lebih baik
lagi,
Selamat mempersiapkan diri dalam rangka Perjamuan Kudus Pembangunan GKJW.
Tuhan Yesus memberkati Amin

Anda mungkin juga menyukai