Mella Nurmaolla 1183010072 Praktik Keahlian
Mella Nurmaolla 1183010072 Praktik Keahlian
Mella Nurmaolla
Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Sunan Gunung Djati Bandung
Email: maollanurmella@gmail.com
ABSTRACT
A. PENDAHULUAN
Dalam membangun rumah tangga pasti harapan bagi setiap
pasangan dan keluarga menginginkan pernikahan berjalan
sakinah, mawaddah, warahmah tetapi terkadang hal yang tidak
diinginkan terjadi yang mana antara seorang suami dan isteri sudah
tidak sejalan lagi sehinga akhirnya harus berpisah. Perpisahan antara
suami isteri itu dinamakan perceraian.
B. PEMBAHASAN
1. Perceraian Menurut Hukum Islam
Perceraian menurut ahli fikih disebut talaq atau firqoh.
Talak diambil dari kata اط القitlaq, artinya melepaskan, atau
meninggalkan. Sedangkan dalam istilah syara', talak adalah
melepaskan ikatan perkawinan, atau rusaknya hubungan
perkawinan.3
1 Amir Syarifuddin, Hukum Perkawinan Islam di Indonesia, (Jakarta: Kencana,2006), hlm 197
2 R.Awaliyah, W. Darmalaksana, 2021, Perceraian Akibat Dampak Covid-19 dalam Perspektif
Hukum Islam dan Perundang-undangan di Indonesia, Khazanah Hukum, Vol. 3 No. 2: 87-97
3 Slamet Abidin, Aminuddin, Fikih Munakahat, (UIN Antasari: Pustaka Setia,1999), hlm. 9
4 Op.Cit, Amir Syarifuddin, hlm. 201
c) Wajib atau mesti dilakukan yaitu perceraian yang mesti
dilakukan oleh hakim terhadap seseorang yang telah
bersumpah untuk tidak menggauli istrinya sampai masa
tertentu, sedangkan ia tidak mau pula membayar kafarat
sumpah agar ia dapat bergaul dengan istrinya. Tindakan itu
memudharatkan istrinya.
d) Haram talak itu dilakukan tanpa alasan, sedangkan istri dalam
keadaan haid atau suci yang dalam masa itu ia telah digauli.
2. Statistik Perceraian di Pengadilan Agama Kota Bandung
Dalam data statistik di Pengadilan Agama Bandung
menunjukan bahwa tingkat perkara gugatan lebih tinggi
dibandingkan perkara permohonan terutama mengenai
perceraian. Pada tahun 2020 atau di masa pandemi ini angka
perceraian mengalami kenaikan dari tahun-tahun sebelumnya.
Perceraian ini termasuk cerai gugat dan cerai talak yang mana
cerai gugat berada di posisi pertama dan cerai talak berada di
posisi kedua.
5
https://pa-bandung.go.id/
perkara cerai talak di Tahun 2020 mengalami penurunan yakni
sekitar 73 kasus.
6
Hidayati, L. (2021). Fenomena Tingginya Angka Perceraian Di Indonesia Antara Pandemi dan
Solusi. Khuluqiyya, 3(1), 71–87.
7
https://pa-bandung.go.id/
4. Kekerasan dalam 89 51
rumah tangga
5. ‘ Mabuk 31 21
C. PENUTUP
Dari permasalahan mengenai tingginya angka perceraian di
Pengadilan Agama Kota Bandung pada masa pandemi Covid-19 yang
mana faktor utamanya ialah ekonomi ini memang menjadi keresahan
terutama bagi keluarga yang termasuk ekonomi menengah ke bawah.
Pemberlakuan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) sangat
berpengaruh terhadap mata pencaharian mereka yang mana
8
https://pa-bandung.go.id/
9
Fauziah, A. S. N., Fauzi, A. N., & Ainayah, U. (2020). Analisis Maraknya Perceraian Pada Masa
Covid 19. Mizan: Journal of Islamic Law, 4(2), 181–192
kebutuhan rumah tangga harus tetap tercukupi tetapi pendapatan
mereka menurun bahkan sampai tidak memiliki pendapatan lagi. Hal
seperti ini menimbulkan tidak terpenuhinya kebutuhan rumah tangga
sehingga dapat memicu pertengkaran dan perselisihan terus menerus
yang membuat sebuah keluarga tidak harmonis lagi sehingga banyak
yang menempuh jalur persidangan untuk bercerai. Walaupun
perceraian termasuk suatu perbuatan yang dibenci oleh Allah SWT
tetapi jika dalam sebuah rumah tangga sudah tidak ada keharmonisan
juga lebih banyak mudharat dibandingkan manfaatnya maka itu
menjadi pertimbangan hakim dipersidangan. Semoga ditulisnya jurnal
ini diharapkan mendapat pelajaran yang dapat kita ambil dari kasus
perceraian yang terjadi juga penulisan ini bermanfaat bagi yang
membutuhkan.
DAFTAR PUSTAKA
https://pa-bandung.go.id/