Sosio Tuugas

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 2

Reffa Adhwa G

Xa - pi (21)
Sosiologi

STUDY KASUS PERCERAIAN


 Data dan Fakta
Angka Perceraian di Indonesia 2017– 2021
Menurut laporan Statistik Indonesia, jumlah kasus perceraian di Tanah Air mencapai 447.743 kasus pada
2021, meningkat 53,50% dibandingkan tahun 2020 yang mencapai 291.677 kasus.
Laporan ini menunjukkan kalangan istri lebih banyak menggugat cerai ketimbang suami. Sebanyak
337.343 kasus atau 75,34% perceraian terjadi karena cerai gugat, yakni perkara yang gugatannya diajukan
oleh pihak istri yang telah diputus oleh Pengadilan.
Sementara itu, sebanyak 110.440 kasus atau 24,66% perceraian terjadi karena cerai talak, yakni perkara
yang permohonannya diajukan oleh pihak suami yang telah diputus oleh Pengadilan.
Berdasarkan provinsi, kasus perceraian tertinggi pada 2021 berada di Jawa Barat, yakni sebanyak 98.088
kasus. Diikuti oleh Jawa Timur dan Jawa Tengah, masing-masing sebanyak 88.235 kasus dan 75.509
kasus. Sumber : Badan Pusat Statistik (BPS)
Dikutip dari : https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2022/02/28/kasus-perceraian-meningkat-53-
mayoritas-karena-pertengkaran

 Teori
Perceraian menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti perihal Bercerai antara suami dan istri, yang
kata “bercerai” itu sendiri artinya “menjatuhkan talak atau memutuskan hubungan sebagai suami isteri.”
Menurut KUH Perdata Pasal 207 perceraian merupakan penghapusan Perkawinan dengan putusan hakim,
atas tuntutan salah satu pihak dalam Perkawinan itu berdasarkan alasan-alasan yang tersebut dalam
Undang-Undang. Sementara pengertian perceraian tidak dijumpai sama sekali dalam Undang-Undang
Perkawinan begitu pula di dalam penjelasan serta peraturan Pelaksananya.
Islam sendiri telah memberikan penjelasan dan definisi bahwa Perceraian menurut ahli fikih disebut talak
atau furqoh. Talak diambil dari Kata( ‫ )اطالق‬Itlaq, artinya melepaskan, atau meninggalkan. Sedangkan
dalam Istilah syara’, talak adalah melepaskan ikatan perkawinan, atau rusaknya Hubungan perkawinan.
Perceraian mendapatkan awalan “per” dan akhiran “an” yang mempunyai fungsi sebagai pembentuk kata
benda abstrak, Kemudian menjadi perceraian yang berarti, hasil dari perbuatan perceraian.

 Faktor penyebab
Kasus perceraian rata rata dilatarbelakangi alasan ekonomi, ada salah satu pihak yang meninggalkan,
kekerasan dalam rumah tangga, hingga poligami.

 Simpulan dan cara mengatasi


Kasus perceraian di Indonesia tahun 2017-2021 kasus tertinggi terjadi pada tahun 2021 dan rata rata
terjadinya perceraian karena masalah ekonomi dan ada juga poligami. Perceraian juga bangak digugat
dari pihak istri kepada suami.
Untuk cara mengatasi perceraian menurut saya kembali kepada pasangan menanggapi masalahnya jika
keduanya mengatasi bersamaan dan sabar mungkin saja tidak terjadi perceraian, dan baiknya sebelum
menggugat ingat lagi dan fikirkan lagi dampak apa yang akan terjadi pada anak khususnya.

 Referensi
Jurnal dari UIN Malang
Databoks , Katadata

Anda mungkin juga menyukai