menjadi dua macam, yaitu waktu atau masa persiapan dan masa aktif
mendidik. Untuk masa dalam persiapan mendidik anak diawali saat memilih
jodoh, yaitu masa pemilihan istri atau suami. Sedangkan waktu aktif untuk
mendidik anak dimulai saat sang calon ibu (istri) diketahui sudah positif
mengandung.1
masa yang akan datang. Karena melalui pernikahan itulah dibentuk keluarga
yang di dalamnya ada anak-anak dan orang tua sebagai satu kesatuan dalam
keluarga.
1
Ahmad Tafsir, Pendidikan Agama dalam Keluarga, (Bandung: PT. Remaja Rosadakraya,
2002), h. 11-14
2
Tim Pentashih Mushaf Al-Qur’an Kementerian Agama RI, al-Qur'anul dan Terjemahnya,
(Jakarta : Al-Fatih, 2012)
1
2
bagian tahapan hidup yang akan dilalui oleh setiap manusia. disaat inilah
sikap dewasa dari suami dan istri sangat dibutuhkan untuk mencapai
kesuksesan dalam membina bahtera rumah tangga.3 Oleh sebab itu, menurut
diizinkan apabila pria dan wanita sudah memenuhi usia 19 tahun (sembilan
belas) tahun.4
dan kewajiban pada diri seseorang. Yang berubah dari seseorang ketika
menjadi suami atau juga menjadi seorang istri. 5 Selain itu, pembatasan usia
yang menikah.6
kebahagiaan, dari pernikahan tersebut juga kelak akan lahir anak-anak yang
bersifat sangat penting, karena anak adalah generasi penerus bangsa. Selain
3
Agus Riyadi, Bimbingan Konseling Perkawinan, (Yogyakarta: Ombak, 2013), h. 150
4
Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2019 Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 1 Tahun
1974 tentang Perkawinan Pasal 1
5
Syahrul Mustofa, Hukum Pencegahan Pernikahan Dini, (Jakarta: Guepedia, 2019), h. 68.
6
Ibid.h., 106.
3
pendidikan agama menjadi satu hal yang wajib dan harus dilaksanakan
dengan sebaik-baiknya. Hal ini menjadikan orang tua memiliki peran terbesar
Abdullah Nashih Ulwan bahwa orang tua adalah pendidik utama dan pertama
sebagai pendidik yang utama sebab orang tualah yang pertama kali mendidik
dan guru adalah institusi pendidikan yang sifatnya membantu orang tua.
umat yang berkualitas imtaq (iman dan taqwa) yang mantap. 9 Maka sudah
meletakkan dasar-dasar pendidikan agama pada anak agar fitrah anak dapat
7
Abdullah Nashih Ulwan, Tarbiyatul Aulad Fil Islam, terj. Jamaluddin Miri, (Jakarta: Pustaka
Amani, 1995), h. 151
8
Jalaluddin, Psikologi Agama, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2015), h. 253
9
Aziz Mushoffa, Untaian Mutiara Buat Keluarga, (Yogyakarta: Mitra Pustaka, 2001), h. 46
4
berkembang dengan baik dalam segi jasmani dan rohani.10 Rasulullah SAW
bersabda:
ِّ َُك ُّل َم ْولُْو ٍد َعلَى الْ ِفطَْر ِة فَ ََأب َواهُ يُ َه ِّو َدانِِه َْأومُيَ ِّج َسانِِه َْأويُن
)صَرانِِه (رواه البخارى
Tidaklah dilahirkan seorang anak melainkan dengan fitrah, maka orang
tuanyalah yang akan menjadikan Yahudi, Nasrani, atau Majuzi”. (HR.
Muslim).11
memiliki hubungan yang sangat erat. Dalam keluargalah anak tumbuh dan
dengan pernikahan. Dari pernikahan yang baik akan terwujud keluarga yang
bik pula.
Secara lugas judul dalam penelitian ini adalah “Pernikahan Dini Dan
10
Nur Ahid, Pendidikan Keluarga dalam Perspektif Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
2010), h. 3
11
Aziz Mushoffa, Untaian Mutiara Buat Keluarga, (Yogyakarta: Mitra Pustaka, 2001), h. 46
5
B. Penegasan Istilah
1. Pernikahan Dini
bersetubuh12
secara lahir dan batin antara seorang laki-laki sebagai suami dengan
YME”16
12
Abdul Rahman Ghozali, Fiqih Munakahat, (Jakarta: Kencana, 2003), h.8
13
Ibid
14
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama, 2008), h. 58
15
Ibid., h. 33.
16
Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2019 Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 1 Tahun
1974 tentang Perkawinan Pasal 1.
6
seorang pria dan wanita yang umur keduanya masih belum mencapai
yang matang dan juga belum siap dalam hal pendapatan. 18 Secara singkat
pernikahan dini adalah ikatan lahir batin anak di bawah usia 18 tahun
17
Undang-Undang Nomor 16 Tahin 2019 Tentang Perkawinan Pasal 7 ayat 1
18
Rahmatiah, Studi Kasus Perkawinan Dibawah Umur, Dalam Jurnal Al daulah, volume 5,
Nomor 1, Juni 2016, h. 149.
19
Undang-Undang Republik Indonesia tentang Perlindungan Anak No. 23 Tahun 2012.
20
Ngalim purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, (Bandung: Rosdakarya, 1985), h. 3
21
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT Remaja
Rosda Karya, 2006), h. 10
7
lainnya22
Islam adalah suatu usaha untuk membina dan mengasuh peserta didik agar
dalam penelitian ini adalah sebuah penelitian yang membahas tentang ikatan
lahir batin dalam suatu pernikahan yang dibentuk dari pasangan suami istri
dengan usia yang masih dibawah umur atau belum mencapai batas usia
dan dampaknya terhadap pendidikan agama anak yang lahir dari pernikahan
C. Pembatasan Masalah
22
Helnawati, Pendidikan Keluarga Teoritis dan Praktis, (Bandung: Rosdakarya, 2014), h. 23
23
Abidin Nurdin, Studi Agama: Konsepsi Islam terhadap Berbagai Persoalan Kemanusiaan,
(Bali : Pustaka Larasan, 2014), h. 12.
24
Ibid.
8
3. Pernikahan dini terjadi dari pasangan suami istri yang belum memiliki
fokus dan dapat mencapai tujuan yang diharapkan, maka penelitian ini hanya
D. Rumusan Masalah
E. Tujuan Penelitian
F. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
10
G. Kajian Pustaka
1. Kajian Teori
a. Pernikahan Dini
dari pasangan suami istri yang belum mencapai batas usia minimal
استَْأذَ َن الَّ ِذيْ َن ِم ْن َقْبلِ ِه ۗ ْم ِ ِ ُ واِذَا بلَ َغ ااْل َطْ َف
ْ ال مْن ُك ُم احْلُلُ َم َف ْليَ ْستَْأذنُ ْوا َك َما َ َ
ك يَُبنِّي ُ ال ٰلّهُ لَ ُك ْم اٰيٰتِهٖۗ َوال ٰلّهُ َعلِْي ٌم َح ِكْي ٌم ِ
َ َك ٰذل
Apabila anak-anak kecil itu sudah cukup umur, maka hendaklah
meminta ijin sebagaimana orang dewasa meminta ijin,
demikianlah Allah menjelaskan hukum-hukum-Nya kepadamu,
dan Allah itu Maha Mengetahui lagi Maha Hakim. (QS. An-Nur:
59)
dini memiliki dampak yang kurang baik, dari sisi bilogis, psikologis,
hal yaitu sebab intern dan sebab ekstern. Penyebab dari anak itu sendiri
faktor eksternnya ialah pemikiran atau kehawatiran dari orang tua jika
12
mencapai tujuan:
semua.
sejuk.
kemulaiaan.
b. Pendidikan Agama
27
Khoiruddin Nasution, Hukum Perdata (Keluarga) Islam Indonesia Dan Perbandingan
Hukum Perkawinan Di Dunia Muslim, (Yogyakarta: Academia, 2013), h. 387.
28
Ali Ahmad Utsman, Dasar-Dasar Pernikahan Dalam Islam, (Solo: Media Insani, 2006), h.
17-19
13
pada masa depan peserta didik, negara, bangsa, dan agama, harus
yang harus dipegang dan dipatuhi oleh manusia. Sumber dari kekuatan
tersebut adalah dari kekuatan gaib yang lebih tinggi dari kekuatan yang
Rosul-Nya33
33
Jalaluddin, Psikologi Agama Memahami Perilaku Keagamaan dengan Mengaplikasikan
prinsip-prinsip psikologi, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2005), hlm. 12-13
34
TB. Aat Syafaat, dkk, Op.Cit., h. 15
15
dengan sempurna dan bahagia, cinta terhadap tanah air, kuat raganya
35
Ibid.
36
Heri Gunawan, Pendidikan Islam Kajian Teoretis dan Pemikiran Tokoh, (Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya, 2014), h. 9
16
emosi. 37
dan pola asuh anak yang dimana harus mempunyai kesiapan mental
37
Amalia Najah, Pernikahan Dibawah Umur Dan Problematikanya Studi Kasus Di Desa
Kedung Leper Bangsri Jepara, (Jepara: Universitas Islam Nahdatul Ulama, 2015)
38
Eka Dewi, Pengaruh Pernikahan Dini Terhadap Keharmonisan Keluarga Dan Pola
Pengasuhan Anak Di Desa Sukaraja Tiga, Kecamatan Marga Tiga, Kabupaten Lampung Timur,
(Metro: Institut Agama Islam Negeri, 2017).
17
usia dini, akan tetapi penelitian Bella Setya Haswati tersebut dianalisa
pendekatan kwalitatif
keadaan rumah tangga karena dengan usia yang masih muda akan
39
Bella Setya Haswati, Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Pernikahan Dini pada
Remaja Putri di Kecamatan Kedunggalar Kabupaten Ngawi, (Madiun; STIKES Bhakti Husada,
2019)
18
satu penyebab tingginya kematian ibu dan bayi. Selain itu juga
pelakunya.41
40
Anggi Dian Savendra, Pengaruh Pernikahan Di Bawah Umur Terhadap Keharmonisan
Rumah Tangga (Studi Kasus Di Desa Banarjoyo Kecamatan Batanghari Kabupaten Lampung
Timur), Skripsi: Sarjana Hukum, (Lampung : IAIN Metro, 2019)
41
Mubasyaroh, Analisis Faktor Penyebab Pernikahan Dini dan Dampaknya Bagi Pelakunya,
Jurnal Pemikiran dan Penelitian Sosial Keagamaan Yudisia, Vol. 7, No. 2, Desember 2016
19
adalah pada pokok kajian penelitian tentang pernikahan pada usia dini,
serta tingkah laku pasangan muda mudi ini. Keadaan emosi mereka
akan mengalami resiko kematian ibu dan anak baru lahir (bayi) yang
cukup tinggi.42
pendidikan, faktor pola asuh orang tua, faktor ekonomi, faktor budaya
menjadi hal yang tabu lagi di masyarakat, meskipun itu adalah aib
43
Hadina, dkk. Dalam artikel dengan judul Pernikahan Usia Dini Perempuan di Kecamatan
Marawola Kabupaten Sigi Sulawesi Tengah
44
Yekti Satriyandari, Fitria Siswi Utami, Fenomena Pergeseran Budaya Dengan Trend
Pernikahan Dini Di Kabupaten Sleman D.I. Yogyakarta, Jurnal Kebidanan, 8 (2), 2019, 105-114,
http://jurnal.unimus.ac.id/index.php/jur_bid/, DOI : 10.26714/jk.8.2.2019.105-114
21
meneliti dampak pernikahan dini pada pendidikan anak yang lahir dari
2018.45
metode kualitatif.
45
Narti Samsi, Faktor Yang Memengaruhi Kejadian Pernikahan Usia Dini Pada Remaja Putri
Di Kecamatan Lembah Melintang, Jurnal Kesehatan Global, Vol. 3, No. 2, Mei 2020 : 55-61,
http://ejournal.helvetia.ac.id/index.php/jkg
22
tingkat pernikahan usia dini di negara Indonesia sangat tinggi, hal ini
pengetahuan dari orang orang tua juga salah. Oleh sebab itu, perlu
dibanding dampak positif dari pernikahan dini. Hal ini dilihat dari
adanya bukti bahwa jumlah kasus cerai dan kasus kekerasan dalam
setuju bahwa pernikahan dini dapt berdampak dalam berbagai segi, baik secara
maupun pendidikan terhadap anak. akan tetapi karena belum ada penelitian yang
H. Metode penelitian
46
Ana Latifatul Muntamah, dkk. Dalam penelitian dengan judul “Pernikahan Dini Di
Indonesia: Faktor Dan Peran Pemerintah (Perspektif Penegakan Dan Perlindungan Hukum Bagi
Anak), Widya Yuridika Jurnal Hukum, Volume 2 / Nomor 1 / Juni 2019
24
lapangan (field research) yang bersifat deskriptif. Jadi penelitian ini akan
Menurut Nur Khoiri studi kasus adalah suatu koleksi dan presentasi
dari informasi yang detail tentang seseorang atau kelompok kecil orang.
2. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini ada 2 yaitu sumber data primer dan
menggunakan data tersebut.50 Data primer dalam penelitian ini yaitu data
47
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2009), h. 72.
48
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta :Rineka Cipta,
2010), h. 200
49
Nur Khoiri, Metodologi Penelitian Pendidikan, Ragam, Model dan Pendekatan, (Semarang:
Southeast Asian Publising, 2018), h. 152
50
Ahmad Tanzeh, Metodologi Penelitian Praktis, (Yogyakarta : Teras. 2011), h. 80.
25
Sawalan, Pasangan suami istri yang melakukan pernikahan usia dini, orang
sekunder pada penelitian ini merupakan data yang dapat dipakai untuk
Kecamatan Kalinyamatan.
a. Dokumentasi
51
Ibid, h. 80.
52
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 2007), h. 62.
53
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta :Rineka Cipta,
2010), hlm, 200
26
b. Wawancara
c. Observasi
non partisipatif (tidak terlibat secara langsung pada kegiatan obyek yang
54
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2004),
h. 186
55
Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, Prinsip, teknik, Prosedur, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2004), h. 153.
27
Miles dan Huberman. Analisis data dilakukan dengan cara mereduksi data
kesimpulan.56
b. Menyajikan data, dalam penelitian ini data akan disajikan dalam bentuk
5. Validasi Data
56
Ibid, h. 223.
57
Ibid, h. 226.
28
I. Sistematika Penelitian
Bagian kedua adalah bagian isi yang memuat lima bab yang terdiri dari
BAB I : PENDAHULUAN
Kajian obyek penelitian meliputi: data umum dan data khusus. data
BAB V : PENUTUP.
Bagian Akhir.
Pada bagian ini akan memuat halaman daftar pustaka, daftar riwayat