Anda di halaman 1dari 16

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Konteks penelitian

Islam dan Negara Indonesia memandang sebuah pernikahan adalah hal

yang paling luhur dan sakral dalam menyatukan manusia menjadi sebuah

pasangan suami-istri. Mengapa demikian, karna Islam dan Negara Indonesia

sudah mempunyai keselarasan dan ketentuan hukum mengenai hal ini. Di

dalam ayat Al-Qur‟an surat Ar-Rum ayat 21 yang berbunyi:

ََ‫اَوجَعَلََبَىَنَكَمََمَ َودَةََوَرحَةَاَنََفََذلَك‬
َ َ‫َومَنََاَىَتَهََاَنََخَلَقََلَكَمََمَنََاَنَفَسَكمََاََزَواجَاَلَتَسَكَنَوََاَلَىيَه‬

َ‫لَياتََلَقَ َومََىَتَفَكََرَون‬

Artinya: "Dan di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah Dia menciptakan


pasangan-pasangan untukmu dari jenismu sendiri, agar kamu
cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan Dia menjadikan di
antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang
demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah)
bagi kaum yang berpikir”.1 (QS ; Ar rum, Ayat 21)

Demikian juga dalam undang-undang Negara di sebutkan dalam undang-

undang RI nomor 1 tahun 1974 tentang perkawinan, dan Instruksi Presiden

Nomor 1 Tahun 1991 tentang Kompilasi Hukum Islam, perkawinan adalah

ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami

1 Dapartemen Agama RI, Al-Qur‟an Dan Terjemahnya (Bandung: PT. Mizan, 2015), 212
2

isteri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan

kekal berdasarkan ketuhanan yang Maha Esa.2

Menjalani sebuah hubungan pasangan suami istri adalah nikmat ibadah

luar biasa yang diberikan oleh Allah SWT kepada makhluknya karena

pernikahan merupakan sebuah penyempurnaan dari separuh agama

sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW,

‫إذاَت زوجََالعبدَف قدَاستكملَنصفَالدِّينَف ليتقَاهللَِفَالنِّصفَالباقي‬


Artinya: "Apabila seorang hamba menikah maka telah sempurna separuh
agamanya, maka takutlah kepada Allah SWT untuk
separuh sisanya" (HR. Al Baihaqi dalam Syu'abul Iman). 3

Kebahagian dari pasangan suami-istri akan bertambah lengkap ketika

kehadiran anak sebagai penerus generasi dalam keluarga serta akan menjadi

keluarga kecil dalam sebuah rumah tangga. Kehadiran seorang anak inilah

yang akan menjadi kebahagiaan dan semakin eratnya hubungan suami-istri.

Anak adalah buah hati kebanggaan orang tua dan akan menjadi penyemangat

dalam kehidupan keluarga. Hal ini adalah cita-cita dari setiap manusia dalam

membina keluarga sehingga menjadi keluarga yang sakinah, mawaddah, dan

membawanya ke rumah tangga yang warahmah.

Membina sebuah bahtera rumah tangga di ibaratkan berlayar di tengah

lautan luas yang tak akan pernah berhenti sampai maut memisahkan. Akan

tetapi, dalam pelayaran tersebut akan melalui banyak rintangan terpaan

2 Muhammad Amin Suma, Hukum Keluarga Islam di Dunia Islam (Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada, 2005), . 46.
3 Imam Baihaqi Dalam Kitab Al Ausath (1/294),
3

ombak yang silih berganti terkadang besar menerpa kapal dan terkadang

tenang dengan udara yang segar apabila kuat akan bertahan apabila lemah

akan tenggelam. Diantara rintangan dalam rumah tangga yang sering terjadi

adalah persoalan ekonomi, perbedaan usia (pola fikir), persoalan prinsip

hidup yang berbeda. Jika dalam pasangan suami-istri tidak dapat menahan

ujian yang demikian maka bahtera rumah tangga tersebut akan berakhir

dengan pencereraian. Penceraian adalah jalan terakhir dalam berakhirnya

rumah tangga dikarenakan prinsip hukum perkawinan dalam islam harus

dipertahankan seumur hidup. Tetapi jika semua harapan cinta kasih sayang

telah sirna dan perkawinan menjadi berantakan dan tak mungkin lagi di

pertahankan maka dalam kondisi seperti ini pencerain di perbolehkan demi

kemaslahatan mereka dan masyarakat.4

Penceraian sejatinya hal yang di benci oleh Allah SWT akan tetapi

penceraian juga tidak di larang dalam Islam. Sesuai dengan hadist Nabi :

َ‫َمَاَاَحلََهللَََشَيَىئَاَاَبَغَضََاليهَمَنََالطَلَق‬:ََ‫عَنََمَارَبََقَالََقَالََرَسَوَالََاللَِّهََصَلَىَعَلَىَهََوَسَلَم‬
Artinya:“Dari Muḥārib, Rasulullah bersabda:”Tidak ada sesuatu yang
halal yang sangat dibenci Allah selain talak”.5

Pencerain bukan hanya musibah dalam keluarga tetapi pencerain juga

malapetaka bagi mental seorang anak dan akan menghadirkan dampak

negatif, dikarenakan yang biasanya diasuh dengan penuh kasih sayang oleh

kedua orang tua kandungnya maka akan dihadapkan dengan kondisi yang

4 Maududi, al-Abu-al-„Ala,dkk. Pedoman Perkawinan Dalam Islam,(Jakarta, media putra)34


5 Abū Dāud Sulaimān al-Sijistānī, Sunan Abī Dāud, vol. 2, (Beirut: Dār al-Kitāb al-„Arabī,
t.th.), 220
4

berbeda. Padahal dengan tumbuh kembang dan pola fikir seorang anak juga

dipengaruhi oleh kasih sayang orang tua kandung sendiri. Dalam kehidupan,

manusia memiliki beberapa fase diantaranya, fase balita, fase anak-anak, fase

remaja, fase dewasa, fase orang tua. Dalam semua fase ini ada sebuah fase

yang akan menjadi penentu bagi kehidupan manusia yaitu fase remaja,

mengapa dikatakan demikian karna fase remaja adalah masa pertumbuhan

karakter jati diri manusia sebenarnya baik dari segi fisik, pola fikir, kejiwaan,

dan emosianal.6

Dalam masa pertumbuhan anak, dibutuhkan bimbingan langsung oleh

orang tua kandung, dengan rasa penuh cinta kasih. Sesuai dengan tuntunan

agama yang mengajarkan anak berbudi pekerti baik. Ada beberapa aspek

yang harus di bimbing langsung oleh orang tua yang pertama, adalah aspek

pendidikan dikarenakan orang tua adalah madrasatul ula bagi anak-anak

mereka sebelum di sekolahkan. Kedua, aspek biaya hidup hal ini merupakan

kewajiban orang tua sampai anak bisa mencari nafkah sendiri. Ketiga, aspek

ketentraman. Dan segala aspek yang berhubungan dengan kehidupan. 7 Jika

dari ke empat aspek ini bermasalah maka akan terganggu masa pertumbuhan,

entah itu cara pola fikir, sikap, dan prilaku remaja tersebut, serta akan

menimbulkan permasalahan dikemudian hari. Dari hasil pengamatan yang

kami dapat tingkat prilaku negative yang dilakukan oleh remaja Indonesia di

6 Jamal Ma‟mur Asmani, Kiat Mengatasi Kenakalan Remaja di Sekolah. (bandung , rajawali
pres) 38.
7 Zainudin Ali, Hukum Perdata Islam di Indonesia (Jakarta: Sinar Grafika, 2009). 64.
5

akibatkan oleh faktor kurangnya kasih sayang orang tua yang di akibatkan

oleh penceraian.

Kejadian seperti di atas juga sering terjadi di daerah peneliti lebih

khususnya di Desa Sukodono, Kecamatan Pujer, Kabupaten Bondowoso,

bahkan kejadiaanya lebih parah dari yang hanya sekedar penceraian pada

umumnya, jika penceraian pada umumnya hak asuh anak di atur oleh UU RI

NOMOR 1 Tahun 1974 Bab VIII Pasal 41. Di tempat peneliti sering terjadi

setelah penceraian diputuskan oleh pengadilan sang orang tua entah itu dari

pihak suami atau istri bahkan kedua-duanya pergi merantau ke luar negeri

sehingga anak yang di tinggalkan hanya tinggal dengan nenek-nya yang

sudah sepuh, hal ini dapat menyebabkan anak tersebut merasa kekurangan

perhatian dan cinta kasih sayang langsung dari orang tua kandung di

bandingkan dengan temennya yang memiliki keluarga yang utuh. Juga

demikian akan menimbulkan masalah seperti pemaparan di atas. Secara

pergaulan anak akan lebih bebas dalam bergaul, lebih bebas dalam berprilaku

dikarenakan tidak adanya pengawasan langsung dari orang tuanya. Dengan

adanya kejadian ini akan menimbulkan dampak negative terhadap anak itu

sendiri.

Dari hasil observasi awal peneliti di lapangan dan bertemu langsung

dengan narasumber yang mengalami kejadian seperti yang peneliti paparkan

di atas, namanya adalah Rendra Karomi beliau masih remaja sekitar umur 18

tahun, narasumber di tinggal oleh kedua orang tuanya setelah bercerai sekitar

umur 3 tahun-an ketika masih sekolah TK (Taman Kanak-kanak). Dari


6

wawancara awal narasumber menuturkan “Kehidupan masa kecil bagi saya,

saya akui memang kurang kasih sayang langsung dari orang tua

dikarenakan orang tua saya bercerai dan setelah itu bapak gak tau pergi

kemana dan ibu pergi merantau menjadi TKW (Tenaga Kerja Wanita) di

Malaysia, sehingga saya hanya tinggal sama nenek”.8 Dari kejadian masa

kecil narasumber pertumbuhannya mengalami gangguan baik dari segi gaya

pergaulan dan sebagainya narasumber mengatakan “ Dari pertumbuhan saya

dari kecil sampai remaja seperti ini banyak sisi kelam yang saya lewati dari

segi Pergaulan, saya merasa berbeda dengan temen sebaya, waktu itu saya

jarang pulang ke rumah”.9

Dari kejadian ini maka peneliti akan melakukan penelitian di lapangan

dengan judul “PANDANGAN HUKUM ISLAM TERHADAP

TANGGUNG JAWAB ORANG TUA KEPADA ANAK SETELAH

BROKEN HOME”.

B. Fokus Penelitian

Sesuai dengan kejadian yang terjadi di lapangan maka fokus penelitian

yang akan menemukan jawaban dari sebuah permasalahan

1. Bagaimana faktor dan akibat orang tua meninggalkan kewajiban-

kewajibannya terhadap anak setelah broken home di Desa Sukodono

Kecamatan Pujer Kabuapten Bondowoso.?

8 Rendra Karomi, Wawancara, Bondowoso, 20 Mei 2021.


9 Rendra Karomi, Wawancara, Bondowoso, 20 Mei 2021.
7

2. Bagaimana pandangan hukum Islam terhadap orang tua yang meninggalkan

anaknya setelah broken home di Desa Sukodono Kecamatan Pujer

Kabuapten Bondowoso.?

C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Sesuain dengan rumusan masalah di atas tentunya ada tujuan bagi

peneliti untuk menemukan jawaban atas apa yang menjadi persoaalan di

antaranya:

a. Untuk mengetahui hukum Islam terhadap tanggung jawab orang tua

kepada anak setelah broken home di usia pertumbuhan anak.

b. Menemukan fakta tentang faktor apa saja yang melatarbelakangi orang

tua meninggalkan anak setelah broken home.

2. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat baik secara teoritis

maupun praktis. Berikut adalah penjelasannya:

a. Secara teoritis

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi secara

akademik kepada masyarakat tentang tanggung jawab orang tua kepada

anak setelah broken home yang banyak terjadi di kalangan masyarakat

khususnya di perdesaan, sehingga dapat menjadi acuan dari penelitian

yang akan datang.


8

b. Manfaat Akademik

1) Bagi UNIB ( Universitas Ibrahimy )

Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan informasi

kepada mahasiswa di Universitas Ibrahimy Fakultas Syari‟ah dan

Ekonomi Islam sebagai acuan khusunya prodi (HKI) Hukum

Keluarga Islam Serta menjadi tambahan buku bacaan di

perpustakaan dan menjadi tambahan wawasan bagi mahasiswa lain.

2) Bagi peneliti

Penelitian ini dilakukan untuk memenuhi tugas akhir untuk

meraih gelar S1 (Sarjana 1) hukum di Fakultas Syari‟ah dan

Ekonomi Islam Universitas Ibrahimy pondok pesantren Salafiah

Syafi‟iyah Sukorejo Situbondo.

3) Bagi masyarakat khusunya di daerah tempat peneliti

Penelitian ini di harapkan dapat memberikan informasi kepada

masyarakat yang mengalami broken home (penceraian) dan

merantau ke luar negeri tentang bagaimana hukum mendidik dan

mengasuh anak di usia pertumbuhan sehingga anak tersebut tidak

berkelakuan negative di masa remaja.


9

D. Kajian Penelitian Terdahulu

Kajian pustaka adalah mendalami, mencermati, menelaah dan

mengidentifikasi pengetahuan, atau hal-hal yang telah ada untuk mengetahui

apa yang ada dan yang belum ada.10 Dalam penelitian ini peneliti sudah

membaca dan menelaah tentang kejadian yang ada kaitannya dengan judul

peneliti berikut di antaranya.

1. Dalam skripsi (Universitas Bengkulu) oleh Ardani Mahendra tahu 2014

dengan judul “Tanggung Jawab Orang Tua Terhadap Kesejahteraan Anak-

Anak di Tinjau Dari Undang-Undang Nomer 4 Tahun 1979 Tentang

Kesejahteraan Anak” (Studi pada tunawisma di kota Bengkulu). Hasil

penelitian menunjukkan bahwa mengenai tanggung jawab orang tua

terhadap kesejahteraan anak pada Pasal 9 Undang-Undang Nomor 4 Tahun

1979 tentang kesejahteraan anak menjelasakan bahwa orang tua adalah

yang pertama-tama bertanggung jawab atas terwujudnya kesejahteraan

anak baik secara rohani, jasmani maupun sosial.11

Dengan demikian ada sisi kesamaan dan perbedaan antara yang akan

di diteliti dan yang sudah di teliti oleh Ardani Mahendra. Persamaanya

adalah sama-sama membahas tanggung jawab orang tua kepada anak.

Sedangkan perbedaanya adalah dari segi hukum yang akan peneliti teliti

berdasar hukum islam dan yang sudah di teliti berdasar hukum Negara.

10 Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian (Jakarta : Rineka Cipta 2000), hlm. 75


11 Ardani Mahendra, “Tanggung Jawab Orang Tua Terhadap Kesejahteraan Anak-Anak di
Tinjau Dari Undang-Undang Nomer 4 Tahun 1979 Tentang Kesejahteraan Anak” (skripsi—
universitas Bengkulu 2014),49.
10

2. Dari skripsi Tamara Islami Diani Rakasiwi yang berjudul “Implikasi

Keluarga Broken Home Terhadap Budi Pekerti Siswa” (studi kasus SMK

Islam Sudirman Tingkir Salatiga Tahun Pelajaran 2016/ 2017), dari hasil

penelitian tersebut anak yang mengalami broken home mempunya dampak

terhadap proses belajar dikarenakan kurangnya perhatian langsung atau

bimbingan oleh kedua orang tua sehingga sulit berprestasi dalam masa

pembelajaran.12

Dalam skripsi di atas juga mempunyai kesamaan dan perbedaan

dengan penelitian yang akan peneliti teliti. persamaanya adalah sama-

sama membahas dampak broken home terhadap anak. Perbedaanya adalah

tidak membahas hukum dalam meninggalkan anak di usia pendidikan anak

3. Dari jurnal Iim Fahimah yang berjudul “Kewajiban Orang Tua terhadap

Anak dalam Perspektif Islam” dalam jurnal ini menjelaskan bahwasnya

peran orang tua adalah hal paling penting dalam pertumbuhan anak di

dalam artikel di jelaskan orang tua mempunyai banyak kewajiban yang

harus di penuhi kepada anak salah satunya adalah memberikan nafkah baik

sandang maupun pangan.13

Dalam jurnal ini memiliki persamaan dengan kajian yang akan di

teliti oleh peneliti. Kesamaanya adalah sama-sama membahas kewajiban

12 Tamara Islami Diani Rakasiwi, “Implikasi Keluarga Broken Home Terhadap Budi Pekerti
Siswa SMK Islam Sudirman Tingkir Salatiga Tahun Pelajaran 2016/2017”, Skripsi (Salatiga: IAIN
Salatiga, 2017)
13 Iim Fahimah, “Kewajiban Orang Tua terhadap Anak dalam Perspektif Islam” jurnal hawa,
22 agustus 2017.
11

orang tua kepada anak. Sedangkan perbedaanya adalah tidak adanya

dampak terhadap anak.

E. Kerangka Teori

1. Hak Asuh Orang Tua Kepada Anak Pasca Penceraian (Hadanah)

Hak asuh anak dalam bahasa arabnya adalah Hadanah berasal dari

kata Hidan yang berarti lambung. Seperti dalam kalimat hadanan atthairu

baidahu burung itu mengempit telur dibawah sayapnya, begitu juga

seorang ibu yang merawat anaknya dalam pelukan atau lebih tepatnya

hadanah ini diartikan dengan pemeliharaan dan pendidikan

2. Kewajiban Dan Faktor Akibat Orang Tua Meninggalkan

Kewajibannya Terhadap Anak

Tanggung jawab orang tua bukan hanya dalam materil melaikan juga

moral, sikap dan prilaku yang baik dikarenakan orang tua akan menjadi

Uswatun Hasanah bagi anaknya dan pastinya anak akan mengikuti prilaku

yang mereka lihat setiap harinya, maka dalam hal ini orang tua memiliki

kewajiban dalam mengajarkan sikap dan prilaku yang baik kepada

anaknya.

jika semua kewajiban dan hak anak terpenuhi maka anak akan

menjadi pribadi yang lebih baik namun jika sebaliknya maka akan sangat

mempengaruhi akan tumbuh kembang anak dan aka ada akibat yang akan

ditimbulkan saat anak mulai tumbuh dewasa, salah satunya adalah

kenakalan remaja. Kenakalan remaja adalah sebuah masalah social yang


12

di alami anak pada masa pertumbuhan di usia rentan 12-18 tahun.

Tindakan tindakan yang dikategorikan sebagai tindakan kenakalan remaja

adalah sebuah perilaku negative yang dapat menimbulkan efek buruk

terhadap diri sendiri maupun kepada orang lain.

3. Kenakalan Remaja

Kenakalan remaja adalah sebuah masalah social yang di alami anak

pada masa pertumbuhan di usia rentan 12-18 tahun. Tindakan tindakan

yang dikategorikan sebagai tindakan kenakalan remaja adalah sebuah

perilaku negative yang dapat menimbulkan efek buruk terhadap diri

sendiri maupun kepada orang lain.

F. Sistematika Pembahasan

Dalam penelitian ini, ada sistematika pembahasan sebagai panutan

penulisan skripsi dan akan di bagi menjadi lima bab. Berikut ini adalah

sistematika pembahasan.

BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab 1 ini yang dibahas adalah bagian pendahuluan yang

merupakan penjelasan mengenai konteks penelitian, fokus penelitian, tujuan

dan kegunaan penelitian, kajian penelitian terdahulu, definisi operasional, dan

sistematika pembahasan.

BAB II KERANGKA TEORI


13

Dalam bab II ini, menyajikan teori-teori yang berkaitan dengan fokus

pembahasan peneliti. Bab ini merupakan kajian yang didalamnya berisi

tentang pembahasan untuk menganalisis pada bahasa yang berhubungan

dengan judul akhir yaitu Pandangan Hukum Islam Terhadap Tanggung Jawab

Orang Tua Kepada Anak Setelah Broken di Desa Sukodono Kecamatan Pujer

Kabupaten Bondowoso.

BAB III METODE PENELITIAN

Berisi tentang metode penelitian yang akan dilakukan agar

mempermudah dalam penyusunan skripsi, meliputi: jenis penelitian, kehadiran

peneliti, lokasi penelitian, sumber data, teknik pengumpulan data, teknik

analisis data dan tahap-tahap penelitian.

BAB IV PAPARAN DATA

Bab ini akan akan membahas tentang paparan data yang terjadi di

lapangan serta pembahasan bagaimana pandangan hukum Islam terhadap

tanggung jawab orang tua kepada anak setelah broken home dikarenakan

banyaknya kejadian kenakalan anak yang disebabkan oleh di tinggalkannya

orang tua merantau ke luar daerah atau ke luar Negeri di Desa Sukodono

Kecamatan Pujer Kabupaten Bondowoso

BAB V PENUTUP

Merupakan bagian pokok dari keseluruhan pembahasan yang terdiri dari

kesimpulan dan saran-saran kepada pihak-pihak yang dianggap ada kolerasi


14

baik bersifat kelembagaan (civitas akademik) maupun bersifat personal, serta

daftar pustaka dan lampiran-lampiran.

G. Outline Penelitian

HALAMAN SAMPUL

HALAMAN JUDUL

PERNYATAAN KEASLIAN

PERSETUJUAN PEMBINGBING

HALAMAN PENGESAHAN

MOTTO

PERSEMBAHAN

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL

ABSTRAK

1. BAB I PENDAHULUAN

a. Konteks Penelitian

b.Fokus Penelitian

c. Tujuan dan Manfaat Penelitian

d.Kajian Penelitian Terdahulu

e. Definisi Operasional

f. Sistematika Penulisan

2. BAB II KAJIAN TEORI

a. Hak Asuh Orang Tua Kepada Anak Pasca Penceraian (Hadanah)


15

1) Pengertian Hak Asuh Anak dan Dasar Hukumnya

2) Hak hadanah

3) Syarat-syarat hadanah

4) Urutan pemegang hadanah

b. Kewajiban Dan Faktor Akibat Orang Tua Meninggalkan

Kewajibannya Terhadap Anak

1) Kewajiban-kewajiban orang tua kepada anak dalam hal pemeliharaan

2) Kewajiban dalam mendidik anak sesuai syari‟at Islam

c. Kenakalan Remaja

3) Perngertian Kenakalan anak

4) Jenis-jenis kenakalan kepada anak

5) Ciri-ciri kenakalan kepada anak

6) Faktor-faktor kenakalan kepada anak

3. BAB III METODE PENELITIAN

a. Jenis Penelitian

1) Kehadiran Peneliti

2) Lokasi Penelitian

3) Sunber Data

4) Teknik Pengumpulan Data

5) Analisis Data

6) Pengecekan Keabsahan Data

7) Tahap-Tahap Penelitian

4. BAB IV PEMBAHASAN
16

a. Paparan Data

1) Profil tempat penelitian

2) Hasil wawancara

b. Pembahasan

5. BAB V KESIMPULAN

a. Jawaban Dalam Penelitian

b. Saran

Anda mungkin juga menyukai