PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
bagi manusia, tidak hanya kebutuhan fisik, tetapi juga kebutuhan psikis. 1
Menurut fitrahnya manusia, atau menurut kodrat alam, bahwa dua orang
(libido seksualitas) dimana perempuan dan laki-laki ada daya tarik satu sama
tangga yang rukun, yaitu dengan terpeliharanya lima aspek al- maqasid
1
Bernars, Raho, Keluarga Berziarah Lintas Zaman Suatu Tinjauan Sosiologis (Flores:
Nusa Indah, 2003), 61.
2
Agus Hermanto, Larangan Perkawinan (Yogyakarta: Lintang Rasi Aksara Books,
2016), 1
1
2
alkhamsah atau maqasid syari’ah: agama (hifdz al-din), jiwa (hifdz al-nafs),
akal (hifdz al-Aql), keturunan (hifdz al-Nasb), dan harta (hifdz al-mal), tanpa
menikah manusia akan musnah, dan menikah juga sebagai motivasi terbesar
ketenangan dan ketenteram didasari dengan rasa cinta, kasih dan sayang.
Sesuai dengan firman Allah Swt, dalam Al-Qur’an Surat An-Nisa ayat 1:
adalah sama, yaitu min nafsin wahidah. Yaitu adanya persamaan kewajiban
suami istri dalam keluarga dan sama untuk dimuliakan. Manusia sebagai
makhluk yang dilengkapi rasa cinta terhadap lawan jenis, agar tercipta
dari kerusakan akhlak dan moral maka umat Islam hidup dengan saling
tuntunan fitrah manusia sebagai makhluk sosial yang memiliki peran dan
fungsi.
untuk memenuhi kebutuhan hidup jasmani dan rohani manusia juga untuk
sebagaimana firman Allah Swt dalam surat al-Kahfi ayat 46, yaitu keturunan
memiliki fungsi dan peran bagi orangtua yang menjadikan tempat curahan
kasih sayang, dan harapan orangtua kelak karena anak sangat berharga bagi
setiap pasangan suami istri4. Selain itu keturunan memiliki pengaruh dalam
karena belum lengkap kebahagiaan rumah tangga jika dalam perkawinan tidak
suami istri yakni buah hati dari tanda cinta yang menjadi syarat terpenting
3
Nurhadi, Undang-undang No. 1 Tahun 1974 tentang Pernikahan (perkawinan) Di
Tinjau dari Maqasid Syariah, Jurnal UIR Law Reveiw, Vol. 2 No. 2, 2018, 416.
4
Boedi Abdullah dan Beni Ahmad Saebani, Perkawinan dan Perceraian Keluarga
Muslim (Bandung, CV Pustaka Setia, 2013), 27.
4
keturunan anak oleh Allah Swt, terdapat pasangan yang mengalami kesulitan
menyesuaikan diri terhadap keluarga besar dan menghadapi kritik sosial dari
masyarakat yang berorientasi pada kehadiran anak. Hal ini tentu dapat
stigma negatif yang dialami setiap pasangan suami istri lebih rentan terjadinya
rumah tangga merasa sepi, perasaan diri tidak berharga, dan meningkatkan
stres pada wanita, kehilangan harapan, serta berbagai pandangan negatif yang
dan kelestarian rumah tangga. Serta belum dikaruniai keturunan tidak hanya
5
Najakhatus Sa‟adah dan Windhu Purnomo, Karakteristik dan Perilaku Berisiko
Pasangan Infertil di Klinik Fertilitas dan Bayi Tabung Tiara Cita Rumah Sakit Putri Surabaya,
Jurnal Biometrika dan Kependudukan, Vol. 5 No. 1 (Juli 2016), 61.
5
untuk Kecamatan Rimba Melintang pada tahun 2021 telah diterima sebanyak
235 perkara perceraian yang terdiri dari 164 perkara cerai talak dan 71 perkara
perceraian dikarena faktor belum adanya keturunan terdapat 127 kasus. untuk
Desa Teluk Pulau Hulu terdapat 3 kasus perceraian dikarenakan tidak adanya
keturunan, Desa Teluk Pulau Hilir terdapat 2 kasus, Desa Jumrah terdapat 2
tangga.
B. Batasan Masalah
6
Lievita Santoso, Penerimaan Pasangan Suami Istri Terhadap Involuntary childless dalam
film test pack: you’re my Baby, Jurnal E-Komunikasi, Vol. 2 No. 2 2014,
6
dalam rumusan masalah. Penelitian ini hanya terfokus pada upaya kelestarian
rumah tangga pada pasangan yang tidak memiliki keturunan pada usia 25
tahun pernikahan di desa Pematang Sikek terdapat dua pasangan suami istri,
desa Teluk Pulau Hulu dua pasangan suami isrti, desa Teluk Pulau Hilir satu
pasangan suami istri, desa Jumrah terdapat dua pasangan suami istri. di Desa
Adapun hal-hal yang tidak berhubungan tidak diuraikan pada penelitian ini.
C. Rumusan Masalah
D. Tujuan Penelitian
Melintang.
kelestarian rumah tangga pada pasangan suami istri yang tidak memiliki
E. Manfaat Penelitian
7
1. Penelitian Ini berguna untuk melengkapi syarat untuk meraih gelar sarjana
keturunan
keturunan.
F. Sistematika Penelitian
skripsi, maka skripsi ini dibagi menjadi 5 bab yang saling berhubungan.
BAB I : PENDAHULUAN
Adanya Keturunan,
Metode Penelitian
BAB V : PENUTUP
penelitian.
BAB II
LANDASAN TEORI
“lestari” yang mendapat imbuhan ke- dan akhiran -an. Adapun arti dari
lestari adalah tetap seperti keadaannya semula, tidak berubah, bertahan dan
rumah tangga adalah akad atau ikatan antara laki-laki dan perempuan
yang merupakan suatu organisasi yang bersifat profesi. Lembaga ini pula
7
KBBI Daring, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementrian Pendidikan
dan Kebudayaan Republik Indonesia, 2016. https://kbbi.kemdikbud.go.id / (20 Maret 2020).
9
10
perceraian.8
komunikasi aktif di antara suami-istri dan anak atau siapapun yang tinggal
dan kasih sayang10. Kehidupan keluarga yang penuh cinta tersebut dalam
prosesnya.
8
Yufi Wiyos Rini Masykuroh, Optimalitas Fungsi BP4 dalam Menekan Angka
Perceraian, Studi Pada BP4 Provinsi Lampung
9
Abdul Rahman Ghozali, Fiqh Munakahat (Jakarta: Prenadamedia, 2003), 22.
10
Ibid., 23.
11
Muhammad M. Dlori, Dicintai Suami Istri sampat Mati, (Yogyakarta: Katahati, 2005),
32.
11
rumah tangga adalah suatu situasi atau kondisi keluarga yang didalamnya
menjaga, pengertian dan memberi rasa kasih sayang, nyaman, aman dan
berjalan damai dan sentosa, tidak saja damai yang dirasakan anggota
disebutkan Allah Swt, dalam al-Qur‟an surah Ar- Rum (30) ayat 21, al-
Fath (48) ayat 4 dan An-Nahl (16) ayat 72 yaitu sebagai berikut:
12
Riyadhus Shalihin Emka, La Tahzan For Keluarga Samara, (Yogyakarta: Araska,
2016), 134.
12
13
Undang-undang Perkawinan 1974, Pasal 1.
14
Jamaluddin dan Nanda Amalia, Buku Ajar Perkawinan (Lhokseunmawe, Unimal Press,
2016), 45.
13
dilandasi dengan rasa kasih sayang dalam setiap anggota keluarga dalam
sebagai berikut:
ucapan dan perbuatan agar tidak mendapatkan murka Allah dan siksaan
kemungkaran.
15
Hasanah, Pandangan Masyarakat terhadap Keluarga Sakinah Di Desa Koto Cengar
Kec Kuanta Mudik Kab Kuantan Singingi, Jurnal Ilmu Pendidikan Sosial, Sains, dan Humaniora,
Vo. 3 No. 1, 2017, 125.
16
Muhammad Albani, Agar Pernikahan Seindah Impian, (Solo: Media Kiswah, 2009),
14
lil’alamin.17
a. Suami istri yang sholeh, yakni bisa mendatangkan manfaat dan faedah
sehat rohani dan jasmani, produktif dan kreatif sehingga pada saatnya
dapat hidp mandiri dan tidak menjadi beban orang lain dan masyarakat.
berikut:
17
Tim, Fondasi Keluarga Sakinah, (Jakarta: Subdit Bina Keluarga Sakinah, 2017), 13.
18
Ibid., 15
15
rumah tangga dan tetap terjaga dengan terpenuhnya hak dan kewajiban
1. Hak-hak bersama
2. Hak- hak istri yaitu, menerima mahar (maskawin), nafkah, digauli dengan
19
Ibid.,16.
16
disebutkan hak dan kewajiban suami istri dalam beberapa pasal di antaranya:
masyarakat”. Pasal 31: (1) hak dan kedudukan istri adalah seimbang dengan
perbuatan hukum. (3) suami adalah kepala keluarga da istri sebagai ibu rumah
tangga.Pasal 32: (1) suami istri harus memiliki tempat kediaman yang tetap.
(2) rumah kediaman yang dimaksud dalam ayat 1 pasal ini ditentukan oleh
suami istri bersama. Pasal 33: “Suami istri wajib cinta, mencintai, hormat
menghormati, setia dan memberi bantuan lahir batin yang satu kepada yang
lain”. Pasal 34: (1) suami wajib melindungi dan memberikan segala sesuatu
keperluan hidup rumah tangga sesuai dengan kemampuannya. (2) istri wajib
mengatur urusan rumah tangga sebaik-baiknya. (3) jika suami atau istri
pengadilan.21
20
Ibid., 93.
21
Undang-Undang RI No. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan dan Kompilasi Hukum
Islam, Pasal 30-34.
17
bermanfaat.
bagi istri.
5. Suami wajib menanggung biaya rumah tangga, biaya perawatan dan biaya
dijelaskan sebagai berikut: Pasal 83: (1) kewajiban utama bagi seorang istri
ialah berbakti kepada suami di dalam batas-batas yang ditentukan oleh hukum
sehari-hari dengan sebaik-baiknya. Pasal 84: (1) Istri dapat dianggap nusyuz
dalam pasal 83 ayat 1 kecuali dengan alasan yang sah. (2) selama istri dalam
nusyuz, kewajiban suami terhadap istrinya tersebut pada pasal 80 ayat 4 huruf
kewajiban suami tersebut pada ayat 2 di atas berlaku kembali sesudah istri
22
Ahmad Atabik dan Khoridatul Mudhiiah, Pernikahan dan Hikmahnya Perspektif
Hukum Islam, Jurnal Pemikiran Hukum dan Hukum Islam, Vol. 5, No. 2, 2014, 296.
18
tidak nusyuz (4) ketentuan tentang ada atau tidak adanya nusyuz dari istri
1. Pembinaan aspek agama: pembinaan agama terhadap ayah dan ibu dan
1. Menjaga komitmen
hidup semati haruslah sudah tertanam di dalam hati pasangan, baik saat
23
Undang-Undang RI No. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan dan Kompilasi Hukum
Islam, Pasal 83-84.
19
memicu konflik. Selain itu juga di dukung adanya komunikasi baik untuk
kehidupannya.24
Suami istri hendaknya menyadari bahwa jodoh, rezeki dan mati itu
dalam keluarga berarti sikap anggota keluarga berusaha untuk dapat saling
mengisi kekurangan satu sama lain serta mau menerima dan mengakui
masyarakat.
24
Tim, Op.Chit, 93
20
Suami istri harus ada sikap kesediaan untuk saling memaafkan atas
kesalahan pasangan. Hal ini penting karena banyak terjadi persoalan yang
keluarga. selain itu setiap pasangan suami-istri ingin hidup bahagia. Salah
satu unsur untuk mendapatkan kebahagiaan adalah rasa cinta. Rasa cinta
25
Achmad Fahtoni, dan Nur Faizah, Keluarga Sakinah Perspektif Psikologi, (Upaya
Mencapai Keluarga Sakinah, Mawaddah Wa Rahmah), Vol. 16 No. 2, 2018, 208.
21
D. Konsep Anak
1. Pengertian Anak
Kamus Umum Bahasa Indonesia, anak adalah turunan dan yang kedua
juga diartikan manusia yang kecil. Kata anak dalam ensiklopedia hukum
Islam didefinisikan sebagai orang yang lahir dalam rahim ibu, baik laki-
anak dalam Pasal 42: anak yang sah adalah anak yang dilahirkan dalam
atau sebagai akibat perkawinan yang sah. Sedangkan pengertian asal usul
dalam atau akibat perkawinan yang sah. b) hasil pembuahan suami istri
dan karunia Tuhan Yang Maha Esa, yang dalam dirinya melekat harkat
26
Galuh Anggraini Tungga Dewi, “Tinjauan Hukum Islam Terhadap Peran Dinas
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak dalam Upaya Menanggulangi Tindak
Kekerasan Anak, (Studi di dinas PP dan PA Provinsi Lampung)”, (Skripsi, UIN Raden Intan,
2018), 21.
27
Mardani, Hukum Keluarga Islam Di Indonesia (Jakarta: Kencana, 2017), 141.
22
seorang anak dalam sebuah rumah tangga tidak lepas dari nilai anak untuk
tua.28
seseorang ibu kepada putrinya, khususnya ketika mereka masih kecil dan
pada saat akan berumah tangga atau menikah. Firman Allah sebagai
berikut:
tempat tinggal, pendidikan dan kesehatan sampai anak itu mencapai usia
dewasa (baligh). Salah satu tujuan berkeluarga dalam Islam adalah untuk
Keberadaan anak dalam suatu keluarga juga berkaitan dengan fungsi dan
peran anak terhadap orang tua atau kebutuhan orang tua yang akan
keluarga, curahan kasih sayang, harapan orang tua kepada anak karena
Pasangan suami istri yang sudah menikah lebih dari setengah tahun
menyebabkan infertilitas
daran), saluran sperma yang tersumbat, pengaruh radiasi dan serta gaya
hidup yang tidak sehat. Sedangkan faktor yang terjadi pada wanita
30
Efrina, Upaya Keluarga Yang Tidak Memiliki Keturunan Anak dalam Mempertahankan
Keutuhan Rumah Tangganya di Jorong Irian Nagara Ujung Gading Kec Lembah Melintang Kab
Pasaman Bara (Artikel, SKIP PGRI Sumatera Barat, 2017), (20 Maret 2020), 3
31
Tono Djuwantono Wiryawan Permadi, dkk, Hanya 7 Hari Memamahi Fertilitas In Vito,
(Bandung: PT Refika Aditama, 2008), 1
24
kehamilan.
siapa saja dan memberikan kedua jenis itu yakni anak perempuan maupun
telah menciptakan makhluk terdiri dari empat macam. Adam a.s. Dia
ciptakan dari tanah liat, bukan dari laki-laki, bukan pula dari perempuan
(yakni tanpa ayah dan ibu). Hawa Dia ciptakan dari laki-laki, yaitu (dari
tulang rusuk Nabi Adam a.s tanpa perempuan (tanpa ibu). Manusia lainnya
Dia ciptakan dari laki-laki dan perempuan (yakni melalui ibu dan bapak)
selain Isa. Adapun Nabi Isa a.s. diciptakan hanya dari ibu, tanpa ayah.
Dan apa yang disebutkan dalam ayat ini berkaitan dengan masalah
berkaitan dengan anak. Masing-masing dari kedua belah pihak (orang tua
dan anak) terdiri dari empat macam di antara mereka ada diberi anak-anak
perempuan ada yang di beri anak-anak lelaki ada yang di beri anak dari
kedua jenis (ada lelaki dan ada perempuan), dan yang terakhir adalah
orang yang tidak diberi anak sama sekali baik lelaki maupun perempuan
karna dia dijadikan dalam kedaan mandul tidak dapat beranak Maha suci
34
http://www.ibnukatsironline.com/2015/10/tafsir-surat-asy-syura-ayat-49-50.html. (27
Oktober 2020
26
sekian lama namun belum juga dikarunia anak, maka janganlah dia
berputus asa dari rahmat Allah. Hendaklah dia terus berdo’a sebagaimana
Nabi Ibrahim dan Zakaria a.s telah berdo’a kepada Allah, sampai Allah
dengan qadha dan qhadar yang Allah tentukan, serta meyakini bahwa
35
Yasid, Kiat-Kiat Menuju Keluarga Sakinah, As-Sunah, Ed. Khusus, VIII, 2004, hlm. 8.
27
kesalahan dari satu pihak tetapi hal ini adalah masalah yang ditanggung
bersama pasangan yang telah berjanji untuk komitmen hidup bersama. Dalam
kebudayaan Indonesia nilai anak memiliki arti begitu penting. Ketiadaan anak
dalam perkawinan pada jangka waktu lama akan menjadi masalah, karena ada
keyakinan keadaan ini akan mengancam keutuhan rumah tangga. Tidak hanya
sosial.
36
Argo Demartoto, Penelitian Dampak Infertilitas Terhadap Perkawinan, (Surakarta:
Universitas Sebelas Maret, 2008), 1.
28
masyarakat masih meanggap ini merupakan hal yang tabu, tercela dan
banyak pasangan suami istri memiliki rumah tangga yang harmonis dan lestari
walaupun belum adanya keturunan atau anak. Belum memiliki keturunan juga
F. Penelitian Terdahulu
pernah dilakukan mengenai masalah yang akan diteliti sehingga akan terlihat
jelas bahwa penelitian yang akan diteliti tidak ada unsur pengulangan atau
37
Ibid., 2.
29
tahun usia pernikahan. Selain itu juga terdapat perbedaan pada lokasi
objek penelitian yang penulis lakukan pada kelestarian rumah tangga yang
tidak memiliki keturunan. Selain itu juga terdapat perbedaan pada lokasi
BAB III
METODE PENELITIAN
sebagai data utama atau data primer. Sedangkan sifat penelitian ini adalah
B. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini di Desa Teluk Pulau Hilir Desa Teluk Pulau Hilir
tidak memiliki keturunan di Desa Teluk Pulau Hilir Desa Teluk Pulau Hilir
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek
menjadi populasi dalam penelitian ini adalah 4 kepala desa dan masyarakat di
Desa Teluk Pulau Hilir Kecamatan Rimba Melintang Kabupaten Rokan Hilir
Sampling).
E. Sumber Data
1. Data Primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari sumbernya, baik
tidak resmi yang kemudian diolah oleh peneliti. 38 Sumber data primer
2. Data sekunder, yaitu data yang diperoleh melalui studi dokumen, buku-
38
Sandu Suyoto dan M. Ali Sodik, Dasar Metodologi Penelitian, Cet. 1 (Yogyakarta:
Literasi Media Publishing, 2015), 68.
39
Farida Nugrahani, Metode Penelitian Kualitatif, dalam Penelitian Pendidikan Bahasa
(Surakarta: UNS Press, 2014), 113.
33
dengan tujuan tertentu, dengan pedoman, dan bisa bertatap muka maupun
melalui alat komunikasi tertentu. Dalam hal ini yang menjadi responden
dan keluarga pada kasus pasangan suami isteri yang tidak memiliki
3. Dokumentasi, yaitu sejumlah besar fakta dan data tersimpan dalam bahan
yang terdokumentasi.
dapat tergambar secara utuh dan dapat dipahami secara jelas kesimpulan
akhirnya.
40
Warul Walidin, Saifullah, Tabrani, Metodologi Penelitian Kualitatif & Grounded
Theory (Aceh: FTK Ar-Raniry Press, 2015), 124.
34
H. Metode Penelitian
BAB IV
Desa Teluk Pulau Hilir adalah salah satu desa di Desa Teluk Pulau
tanah. Desa Teluk Pulau Hilir Terdiri dari tiga (3) Dusun, senbilan (9)
RW dan dua puluh (20) RT. Orbitasi dan waktu tempuh dari Ibu Kota
lebih kurang 60 menit dan jarak dari Ibu kota Provinsi 180 km dengan
dimana bapak ini berasal dari kota Tengah Kabupaten Rokan Hulu
Desa Teluk Pulau Hilir terletak bagian selatan dari ibu kota
sebagai berikut:
Pemukiman : 2162 ha
Pertanian/Perkebunan : 8010 ha
Ladang/tegalan : 150 ha
Hutan :- ha
Rawa-rawa : 10 ha
Perkantoran : 1.5 ha
Sekolah : 0.5 ha
Jalan :5 ha
c) Orbitasi
dan Agamis
Kepala dusun :
1) Dusun I : JULHENDRA, SE
2) Dusun II : PAIDI
a) Kepala Desa
milik desa yang dipisahkan. Selain itu, kepala desa juga memiliki tugas
b) Sekretaris Desa
APBDesa.
c) Kepala Seksi
di dalam APBDesa.
d) Bendahara Desa
mengenai upaya pasangan suami istri yang belum memilik anak mengenai
40
rumah tangga ini ketika kami belum di izinka Oleh Allah Swt untuk
memiliki anak kami sangat sabar sekali dan telah berbagai usaha telah
kami coba salah satunya berobat ke dokter tapi kami belum juga di
karuniai anak, tetapi saya dan istri tetap bersyukur atas apa yang Allah
Berikan kepada saya dan saya akan selalu berikhtiar lewat doa dan usaha
yang kami lakukan dan kami akan tetap saling menerima kekurangan satu
sama lain dan menyayangi, mengasihi satu sama lain karena anak itu
suami istri yang belum memilik anak mengenai keutuhan rumah tangga.
bertahan sampai dengan sekarang atas dasar agama juga cinta keduanya,
kami selalu ikhtiar dan berdoa sabarnya juga, kalau orang nikah itu
bukan sebatas memiliki keturunan saja kalau menurut saya, bisa juga
bicarakan bersama dan menyadari satu dengan yang lain. Kalau dengan
upaya lain kami juga telah mencoba dengan cara obat tradisional, di
suruh juga datang ke orang pintar juga belum di izinkan untuk punya
41
anak. Tapi belum juga di beri amanah untuk memiki anak sampai
sudah berumur juga, dan juga seperti itu yg telah di berikan kepada kami
tanggal 10 Januari 2023 mengenai upaya pasangan suami istri yang belum
“Saya sebagai suami tetap menasehati istri saya, sabar dan pasrah
meskipun tidak ada anak, di rumah pasti sunyi kalau tidak ada anak, tapi
mengurus anak. Selain itu keluarga juga sudah banyak, dan juga keluarga
2023 mengenai upaya pasangan suami istri yang belum memilik anak
Allah, saling mendukung sama sama. Dulu juga pernah sama istri di
sosialisasi dari tim kesehatan masalah kehamilan gitu, tapi juga gak ada
hasilnya.” Dan ibuk SN juga mengatakan. “Ya saya dan suami pasrah aja
sayang sama suami sehidup semati sajalah sudah gak ada yang lain, dan
dukungan dari keluarga juga sudah membuat kami semangat. Kalo upaya
yang lain misal berobat pernah dari tahun 2010. Mengikuti terapi dan alin
sebagainya sudah kami lakukan. Kami juga melakukan adopsi anak pada
tahun 2012 setelah berumur 3 hari dan kami rawat sampai sekarang
juga kita harus menerima pasangan kita apa adanya, tidak banyak
menuntut satu sama lain, selain itu kami juga harus mendekatkan diri
kepada Allah agar kami paham tentang arti sebuah pernikahan dan bisa
“Upaya saya dengan suami, kami selalu memberi dukungan hal yang
positif satu dengan yang lain dan kami perbanyak usaha dan doa saja dan
tanggal 10 Januari 2023 mengenai upaya pasangan suami istri yang belum
“Saya dan istri selalu optimis dalam menghasilkan keturunan, dan kami
kandung dan obat kampung dan kami selalu menanti keturunan yang di
tanggal 10 Januari 2023 mengenai upaya pasangan suami istri yang belum
menjalankannya dan juga adanya dukungan orang tua juga, dan kami
juga serahkan juga semuanya kepada Allah supaya kami di keruniai anak,
istri yang belum memilik anak mengenai keutuhan rumah tangga. Ibuk M
kepada saya dan suami, dan kami pun tidak lagi memikirkan kenapa kami
tidak di karuniai anak yang kami pikirkan hanya mengambil hikmah dari
apa yang Allah berikan kepada kami, saya percaya apa yang terjadi dalam
hidup saya mungkin telah di takdir seperti ini, tugas saya hanya mengikuti
alurnya saja, karna saya mengalami sakit yang tak di sangka-sangka yaitu
penyakit tumor yang saya alami sehinga harus di operasi di bagian perut
saat itu saya dan suami memutuskan untuk mengangkat anak dan kami
rawat anak tersebut sampai sekarang, yang intinya kami tetap pasrah apa
“saya dan istri selalu berikhtiar dan doa karna apa yang Allah takdir untuk
penuh. Kalau untuk berobat kami sudah mencoba kedokter dan berbagai
promil juga di ikuti sama istri saya tapi hasilnya sama saja, tapi kami tak
Rumah Tangga.
menjaga rumah tangga saya dan istri tetap utuh terutama yaitu dukungan
oran tua dan keluarga sih yang harus ada, dan kami pun saling mensuport
berpegang teguh apa yang Allah berikan kepada kami, dan kami akan
saling menjaga dan kalau misalkan ada masalah kami bicarakan dan
mencari solusi terbaik yang dapat menjaga keutuhan rumah tangga kami”
keimanan kami sih, perbanyak sabar ikhlas dengan keadaan yang ada dan
percaya kepada ketepan Allah aja, apa yang di takdir kan untuk saya dan
karna kami saling menjaga komunikasi dan sama sama mengerti satu
sama lain, kalau keluarga juga tetap mendukung juga, percaya kepada
takdir Allah juga, namanya juga rizki semuanya Allah yang ngatur, kalau
untuk punya anak, dan kami akan selalu optimis dan berdoa kepada
Allah.”
dapat mempangaruhi keluarga kami tetatap utuh salah satunya orang tua
kami, karna orang tua kami selalu mendoakan untuk kami supaya kami
dapat memberikan cucu kepada orang tua kami, tetapi semua itu
Allah, kita sebagai manusia hanya bisa berdoa dan mengusahakan untu
mempengaruhi kami itu yang penting kuatkan imam, percaya takdir Allah
itu ada, dan juga saling memberi semangat satu sama lain, dan juga saling
mempengaruhi keluarga kami tetap utuh sampai sekarang tak lain dan tak
bukan dukungan orang tua, karna bagi kami nasehat orang tua itu salah
dalam rumah tangga dan juga kami selalu menjaga komunikasi saling
hukum islam.
yang aka di hadapi oleh pasangan suami istri salah satunya ketidak hadiran
anak dalam rumah tangga, oleh sebab itu pasangan suami istri harus
keutuhan rumah tangga, dan juga pasangan suami istri harus saling
warahma.
menjadikan rasa mahabbah, cinta kasih, dan rasa sayang di antara laki-laki
dan sistem yang paling kuat, kukuh, dan sempurna, serta ketenangan,
tersebut terdapat lafadz “taskunu” yang terambil dari kata “sakana” yang
berarti diam, tenang setelah goncang dan sibuk. Juga terdapat kata
sayang.43
41
Kementrian Agama RI, Al-Qur’an dan Tafsir, h. 84
42
Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, Tafsir Al-Munir, jilid 11, h 92
43
Muhammad Quraish Shihab, tafsir Al-Misbah, Jilid II, (Litera Hati, Bandung, 2004), h.
35
50
mewujudkan rumah tangga harmonis dan tetap utuh, pasangan suami istri
harus mempunya rasa cinta kasih, dan rasa sayang sehingga dapat saling
keutuhan rumah tangganya dengan sistem yang kuat, kukuh dan sempurna,
yaitu saling pengertian dan saling menjaga satu sama lain antara pasangan
warahma.
dan perceraian dan poligami yaitu terdapat didalam surah An-Nisa’ ayat
34
ٰ
َ َوالّتِ ْي تَخَافُوْ نَ نُ ُشوْ زَ ه َُّن فَ ِعظُوْ ه َُّن َوا ْه ُجرُوْ ه َُّن فِى ْال َم....
ضا ِج ِع َواضْ ِربُوْ ه َُّن
Artinya: ....Dan (terhadap) perempuan yang kamu khawatir akan berbuat
(durhaka) kepadamu, maka berilah ia nasehat, jangan tidur seranjang
dengannya, dan pukullah mereka.(Qs. An-Nisa’:34)
Maka di lanjutkan oleh surah An-Nisa’ ayat 35
ق بَ ْينِ ِه َما فَا ْب َعثُوْ ا َح َك ًما ِّم ْن اَ ْهلِه َو َح َك ًما ِّم ْن اَ ْهلِهَا اِ ْن ي ُِّر ْيدَآ َ َواِ ْن ِخ ْفتُ ْم ِشقَا
هّٰللا
ق ُ بَ ْينَهُ َما اِ َّن َ َكانَ َعلِ ْي ًما َخبِيْر هّٰللا ِ ِّاِصْ اَل حًا يُّ َوف
Artinya:”Dan jika kamu khawatir terjadi persengketaan antara keduanya,
maka kirimlah seorang juru damai dari keluarga laki-laki dan seorang
juru damai dari keluarga perempuan. Jika keduanya (juru damai itu)
bermaksud mengadakan perbaikan, niscaya Allah memberi taufik kepada
suami-istri itu. Sungguh, Allah Mahateliti, Maha Mengenal.(Qs. An-
Nisa’:35)44
44
Depertemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahan, (surabaya: Al-Hidayah, 1971),
h.123
51
kewajibannya yang harus dilaksanakan maka berilah dia nasehat, jauhi dia
(tidak tidur seranjang), pukullah dia dengan pukullan untuk mendidik dan
keluarga mereka berdua, tetangga atau siapa saja yang merasa memberikan
pasti mengetahui segala keadaan dan budi pekerti umatnya. Dia juga
mengetahui segala kemungkinan yang terjadi antara suami istri dan sebab-
para hakim, suami dan istri dan juga para keluarga . jika kalian melihat ada
perselisihan antara suami dan istri angkatlah dua hakim satu dari pihak
45
Teungku Muhammad Hasbi, tafsir Al-Qur’anul Majid An-Nur,( Semarang:
Pustaka Rizki Putra), h. 843
52
suami dan satu dari pihak istri. Jika kedua hakim terebut mempunyai niat
yang ikhlas dan keinginan yang tulus, Allah akan memberikan petunjuk
kepada keduanya. Menurut Imam Malik, Imam Sya’bi, Imam Ali, dan
Ibnu Abba, tugas dua hakim tersebut adalah menetapkan keputusan apakah
berpisah.46
hakim tersebut tidak mempunyai hak untuk memisahkan kedua suami sitri
hakim tersebut, dan kedua hakim tersebut tidak berhak memisahkan kedua
suami istri kecuali jika mereka mendapat izin dari keduanya. Dengan
Hambali.48
46
Wahbah az-Zhuhaili, Ibid, h. , jilid 11, h. 92
47
Ahkam Al-Qur’an, Jilid 1, h 424
48
Ibid, h. 424
53
A. Buku
Achmad Fahtoni, dan Nur Faizah, Keluarga Sakinah Perspektif Psikologi, (Upaya
Mencapai Keluarga Sakinah, Mawaddah Wa Rahmah), Vol. 16 No. 2,
2018.
Boedi Abdullah dan Beni Ahmad Saebani, Perkawinan dan Perceraian Keluarga
Muslim (Bandung, CV Pustaka Setia, 2013).
Tim, Fondasi Keluarga Sakinah, (Jakarta: Subdit Bina Keluarga Sakinah, 2017).
Yasid, Kiat-Kiat Menuju Keluarga Sakinah, As-Sunah, Ed. Khusus, VIII, 2004.
B. Jurnal
LAMPIRAN
56
57
58
59
60
61
62