Page 2
Deskripsi Singkat
Perawatan
Sakinah:
As-Sakinah
Perasaan nyaman, cenderung, tentram atau tenang kepada yang
dicintai di mana suami isteri yang menjalankan perintah Allah Ta’ala
dengan tekun, saling menghormati dan saling toleransi
I
HA TA IM
M
MB UH A
AN
A ID N
KH
KH M KE
I
oL AS BA
LA
i LA J I
FA
FA HA KA
H
H T N
MANUSIA- MANUSIA-
BUMI
ALAM ALAM
SUNGAI KEHIDUPAN
َ َفا َّتقُواهَّللا َ ِفي ال ِّن َسا ِء َفإِ َّن ُك ْم أَ َخ ْذ ُتمُوهُنَّ ِبأ َ َمان ِة هَّللا ِ َواسْ َتحْ َل ْل ُت ْم فُر
َُّوجهُن
... ِ ِب َكلِ َم ِةهَّللا
Bertaqwalah kalian semua kepada Allah dalam memperlakukan para istri.
Sesungguhnya kalian telah meminang mereka dengan amanah dari Allah dan
menghalalkan farji mereka dengan kalimat Allah.” (HR. Muslim).
KAFA’AH
Standar kemuliaan manusia dan standar kafaah pasangan suami istri adalah sama:
agama (taqwa), tauhid dan kemaslahatan
Standar kafaah:
Tujuan perkawinan adalah ketentraman batin (sakinah) yang diperoleh melalui
pergaulan suami-istri yang didasarkan pada mawaddah (cinta-kasih yang memberi
manfaat pada pihak yang mencintai) dan rahmah (cinta kasih yang memberi manfaat
pada pihak yang dicintai) (qs. Ar-rum/30:21).
Jadi ketentraman batin dalam keluarga mensyaratkan suami dan istri juga orangtua dan
anak kelak sama-sama memiliki dan memelihara cinta-kasih membuat diri sendiri
bahagia sekaligus membahagiakan lainnya.
Faktor-faktor yg mendukung Faktor-faktor yg menghambat
terbentuknya “Keluarga Sakinah” terbentuknya “Keluarga Sakinah”
1. Aqidah yang benar/Ketaatan beragama 1. Aqidah yg keliru / sesat /jauh dari ajaran agama
2. Rezeki yang ‘dekat ‘ dan halal 2. Rezeki yang tidak dekat dan tidak halal
Suami dan isteri sama-sama meyakini bahwa dalam perkawinan keduanya adalah
berpasangan (zawaj). Pergaulan dalam perkawinan disebut sebagai zawaj
(berpasangan). Suami-istri itu laksana sepasang sayap yang bisa membuat seekor
burung terbang tinggi untuk hidup dan mencari kehidupan. Keduanya penting, saling
melengkapi, saling menopang, dan saling kerjasama. Dalam ungkapan al-qur’an, suami
adalah pakaian bagi istri dan istri adalah pakaian bagi suami (qs. Al-baqarah/ 2:187),
Suami dan istri sama-sama memegang teguh perkawinan sebagai janji yang kokoh
(mitsaqan ghalizhan). Suami-istri sama-sama menghayati perkawinan sebagai ikatan
yang kokoh (qs. An-nisa/ 4:21) agar bisa menyangga seluruh sendi-sendi kehidupan
rumah tangga. Keduanya diwajibkan menjaga ikatan ini dengan segala upaya yang
dimiliki. Tidak bisa yang satu menjaga dengan erat, sementara yang lainnya
melemahkannya,
Suami dan istri saling memperlakukan pasangannya secara bermartabat
(mu’asyaroh bil-ma’ruf). Ikatan perkawinan harus dipelihara dengan cara
saling memperlakukan pasangannya secara bermartabat (qs. An-nisa/ 4: 19).
Seorang suami harus selalu berpikir, berupaya, dan melakukan segala yang
terbaik untuk istri. Begitupun istri pada suami. Kata mu’syaroh bil ma’ruf’
adalah bentuk kata kesalingan sehingga perilaku yang bermartabat harus
bersifat timbal balik, yakni suami kepada istri dan istri kepada suami.
Suami dan istri bersama-sama menyelesaikan masalah keluarga melalui
musyawarah. Pengelolaan rumah tangga terutama jika menghadapi
persoalan harus diselesaikan bersama (qs. Al-baqarah/ 2:23). Musyawarah
adalah cara yang sehat untuk berkomunikasi, meminta masukan,
menghormati pandangan pasangan, dan mengambil keputusan yang terbaik
karena keduanya bisa saling ridlo satu sama lain.
Pilar Ketahanan Perkawinan dan Keluarga
Commitmen
t
Intimacy Passion
KELUARGA SAKINAH
CIRI-CIRI KELUARGA SAKINAH