7864 24520 1 PB
7864 24520 1 PB
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui analisis komponen gizi dan respon konsumen
terhadap emping jagung yang disubtitusikan dengan limbah ikan roa. Penelitian ini dilaksanakan
selama 3 (tiga) bulan dimana tahapan pertama yaitu dengan persiapan bahan baku yang meliputi
jagung, kapur, garam, bawang putih, dan cabe merah, bawang merah, minyak goreng, garam,
gula, K2SO4, HgO, Aquadest. Selanjutnya dilanjutkan dengan tahapan pembuatan emping
jagung serta pengujian uji organoleptik dan analisis proksimat. Rancangan yang digunakan pada
penelitian ini adalah rancangan acak lengkap (RAL) faktor tunggal dengan 5 (lima) perlakuan
yang terdiri dari L 0 gr L 25gr, L 50gr, ( L 75gr, L 100gr. Dilakukan sebanyak 3 kali ulangan
sehingga didapatkan 45 (empat puluh lima) kali percobaan. Data analisis dengan uji statistik
Analisis of variance (ANOVA) menggunakan program SPSS 16. Dengan ini uji beda nyata
DuncanMulti Range Test (DMRT). Hasil penelitian ini diperoleh bahwa terhadap nilai
organoleptik dan proksimat emping jagung. Emping jagung yang dihasilkan dalam penelitian ini
mengandung kadar air sebesar 4,6-8,84%, kadar abu 1,49-2,21%, kadar lemak 5,36-6,38%, kadar
protein 2,97-18,68, kadar karbohidrat 63,88%-85,63%, warna 2,27-5,87%, aroma 4,2-4,33, rasa
3,23-5,63, tekstur 2,2-6,07%
75
Jambura Journal of Food Technology (JJFT)
Volume 3 Nomor 2 Tahun 2021
makanan ringan. Emping jagung adalah METODE PENELITIAN
produk olahan pangan dari bahan berpati Alat dan Bahan
yang digencet atau dipipihkan menjadi Alat yang digunakan dalam penelitian
lempengan dengan bentuk tertentu (biasanya ini yaitu Pisau, termometer, wadah,
bulat), dikeringkan, dan digoreng renyah. timbangan, loyang, kompor, wajan,
Emping jagung mempunyai rasa netral, pengaduk, pipilan, desikator timbangan
untuk menambah varian rasa dapat diberi analitik, cawan, oven, spatula dan alat-alat
tambahan rasa lain yaitu rasa manis lain untuk keperluan analisis
banyaknya dijual di pasaran, seperti rasa
Bahan-bahan yang digunakan meliputi
keju, kaldu ayam, daging panggang, balado,
jagung, kapur, garam, bawang putih dan
dan lain-lain.
cabe merah, bawang merah, minyak
Roa atau Julung- julung asap (nama
goreng, garam, gula, K₂ SO₄ , HgO,
tradisionalnya adalah Sagela) adalah salah
aquadest
satu produk olahan yang dikonsumsi oleh
Prosedur Penelitian
masyarakat yang diolah secara tradisional
Diagram Alir Proses Pembuatan
yang dilakukan secara turun- temurun di
Emping Jagung
Gorontalo. Pengolahan limbah ikan roa di
Gorontalo masih tergolong minim sehingga
perlu dilakukan pengembangan untuk
meningkatkan nilai ekonomis dari hasil Biji Jagung
samping pengolahan limbah ikan roa di
Gorontalo yaitu dengan metode fortifikasi ke Perendaman Air Kapur
dalam bahan pengolahan emping jagung, Selama 12 jam
dan juga limbah ikan roa dapat berperan
dalam menambah varian rasa dan aroma Di cuci
pada produk emping jagung karena limbah
Perebusan
ikan roa memiliki rasa serta aroma khas
(Hingga Matang)
yang tidak dimiliki oleh produk ikan lain
serta memiliki kandungan protein, maka Pemipihan Jagung Pencampuran
produk emping jagung divariasikan dengan bahan ikan roa
penambahan limbah ikan roa, untuk Pengeringan 9 jam
menambah tingkat kesukaan konsumen.
Penggorengan
Emping Jagung
76
Jambura Journal of Food Technology (JJFT)
Volume 3 Nomor 2 Tahun 2021
HASIL PEMBAHASAN yang cerah, kecerahan emping juga diduga
Warna karena adanya perebusan pada jagung.
Warna merupakan komponen yang Pada formula kontrol emping memiliki
sangat penting untuk menentukan kualitas warna yang cerah karena pada formula ini
atau derajat penerimaan suatu bahan emping belum ditambahkan limbah ikan
pangan. Suatu bahan pangan meskipun roa. Sedangkan pada formula 25 gram, 50
dinilai enak dan teksturnya sangat baik, gram, 75 gram dan 100 gram emping
tetapi memiliki warna yang tidak menarik sudah mengalami perubahan warna yang
atau memberi kesan telah menyimpang signifikan. Perubahan warna yang
dari warna yang seharusnya, maka signifikan dikarenakan penambahan
seharusnya tidak akan dikonsumsi. limbah ikan roa yang berbeda-beda pada
Penentuan mutu suatu bahan pangan pada setiap perlakuan.
umumnya tergantung pada warna, karena Aroma
warna tampil terlebih dahulu (Winarno, Faktor aroma juga menjadi faktor
2002). Hasil analisa warna produk emping penentu daya terima panelis karena suatu
jagung dapat dilihat pada gambar 2 produk meskipun memiliki warna atau ciri
berikut. visual yang baik namun aromanya sudah
tidak khas dan menarik akan
mempengaruhi ketertarikan panelis. Hasil
analisa aroma emping dapat dilihat pada
Gambar 3 berikut.
78
Jambura Journal of Food Technology (JJFT)
Volume 3 Nomor 2 Tahun 2021
Gambar 5. Grafik Hasil Analisis Tekstur terhadap tekstur, kerenyahan dan daya
Emping simpan emping jagung. Hasil uji kadar air
dapat dilihat pada gambar berikut.
Berdasarkan gambar di atas bahwa
semakin tinggi penambahan limbah ikan
roa tekstur semakin disukai. Nilai tekstur
paling tinggi terdapat pada perlakuan
penambahan 100 gram limbah ikan roa.
Sedangkan yang paling rendah yaitu pada
perlakuan 25 gram penambahan limbah
ikan roa. Tingkat kesukaan panelis
Gambar 6. Grafik Hasil Proksimat Kadar Air
terendah terdapat pada kontrol dimana
Dari hasil analisis kadar air pada
pada formula ini tidak ditambahkan limbah
gambar di atas, dapat dilihat bahwa nilai
ikan roa. Pada formula 100 gram dengan
kadar air yang paling tinggi terdapat pada
penambahan limbah ikan roa yang
formula penambahan 100 gram limbah
semakin meningkat dapat menghasilkan
ikan roa, sedangkan yang rendah yaitu
tekstur emping yang garing dan banyak
pada formula penamabahan 25 gram. Hal
disukai oleh panelis. Tekstur emping yang
ini dapat mempengaruhi nilai kadar air
dihasilkan pada formula ini berkaitan erat
pada emping jagung yang dihasilkan.
dengan kandungan air yang terkandung di
Pengeringan dilakukan dapat menurunkan
dalam produk emping tersebut. Semakin
kadar air pada bahan pangan. Rendahnya
tinggi kadar air maka produk yang
kadar air emping jagung ini menyebabkan
dihasilkan tidak garing. Sedangkan
emping jagung dapat disimpan dalam
semakin rendah kadar air maka tekstur
waktu yang cukup lama. Kadar air yang
emping semakin renyah atau garing.
terkandung dalam produk pangan
Hasil Analisis Kimia Emping Jangung merupakan faktor penting dalam
dengan Penambahan Limbah Ikan Roa penentuan umur simpan.Kadar air juga
dapat menyebabkan terjadinya reaksi
Kadar Air
kimia, perubahan tekstur makanan dan
Salah satu parameter yang berperan
kualitas serta kestabilan mutu dari
menentukan kualitas emping jagung adalah
makanan itu sendiri. Menurut Desrosier
kadar airnya. Menurut Sediaoetama (2004)
(2008), kadar air produk pangan
penentuan kadar air sangat berpengaruh
dipengaruhi oleh proses pemasakan karena
79
Jambura Journal of Food Technology (JJFT)
Volume 3 Nomor 2 Tahun 2021
kadar air akan mengalami penurunan ataupun yang berasal dari mesin proses.
selama proses pemasakan. Kadar abu yang sangat tinggi
mengindikasikan bahwa telah terjadi
Kadar Abu
kontaminasi bahan oleh alat karena adanya
Kadar abu dari suatu bahan
gesekan selama proses. Kadar abu lebih
menunjukkan total mineral yang
banyak dipengaruhi oleh temperatur pada
terkandung dalam bahan tersebut. Metode
saat penggorengan atau dengan suhu tinggi
Analisis Kadar Mineral Pengabuan
(Nicolas., 2017).
dilakukan untuk menentukan jumlah
mineral yang terkandung dalam bahan. Kadar Lemak
Hasil analisa kadar abu pada emping Lemak merupakan senyawa
jagung dapat dilihat pada gambar 7. organik yang tidak larut dalam air, tetapi
larut dalam zat pelarut organik non polar,
seperti aseton, alkohol, eter, benzena,
kloroform dan sebagainya. Lipid tersusun
atas rantai hidrokarbon panjang berantai
lurus, bercabang, atau membentuk struktur
siklus. Hasil analisa kadar lemak pada
Gambar 7. Grafik Hasil Proksimat Kadar Abu emping dapat dilihat pada gambar 8
berikut.
Berdsarkan analisis kadar abu pada
gambar di atas, dapat dilihat bahwa nilai
kadar abu yang paling tinggi terdapat pada
formula penambahan 100 gram, sedangkan
yang rendah yaitu pada formula
penambahan 25 gram limbah ikan roa.
Kadar abu pada emping yang dihasilkan
dipengaruhi oleh mineral yang terdapat Gambar 8. Grafik Hasil Kadar Lemak
pada bahan pangan, selain itu proses Berdasarkan analisis kadar lemak
pengolahan juga dapat mempengaruhi pada gambar di atas, dapat dilihat bahwa
nilainya. Kadar abu difungsikan untuk nilai kadar lemak memiliki nilai yang
mendeteksi kandungan mineral yang relatif sama, sehingga hal tidak terdapat
terdapat pada bahan makanan, baik itu perbedaan antara perlakuan. Hasil analisa
yang berasal dari bahan makanan sendiri
80
Jambura Journal of Food Technology (JJFT)
Volume 3 Nomor 2 Tahun 2021
lemak yang tidak berpengaruh atau tidak
berbeda nyata dipengaruhi oleh bahan
pangan. Diketahui bahwa kandungan
lemak pada jagung 4% sedangkan limbah
ikan roa juga memiliki kadar lemak 4%.
Selain itu proses penggorengan juga
Gambar 9. Grafik Hasil Proksimat Kadar
mempengaruhi nilai lemak itu sendiri.
Potein
Proses penyerapan minyak ketika massa
Berdasarkan analisis kadar protein
minyak secara perlahan masuk pada awal
pada gambar di atas, dapat dilihat bahwa
proses penggorengan ke dalam bahan yang
nilai kadar protein yang paling tinggi
digoreng dan semakin meningkatnya suhu
terdapat pada formula 100 gram limbah
maka minyak/lemak semakin meningkat
ikan roa, sedangkan yang rendah yaitu
seiring dengan penurunan tekanan vakum.
pada formula 25gram limbah ikan roa.
Massa minyak masuk ke dalam bahan
Semakin tinggi penambahan limbah ikan
yang digoreng dengan cara difusi,
roa maka terlihat adanya kenaikan protein
disebabkan karena adanya perbedaan
dari emping yang dihasilkan. Diketahui
konsentrasi massa minyak pada bagian
bahwa kadar protein ikan roa yaitu 15%.
permukaan dengan bagian dalam bahan.
Penurunan kadar protein ini di
Proses penyerapan minyak pada bahan
pengaruhi oleh adanya perlakuan yang
lebih cepat terjadi ketika penurunan
dapat menyebabkan protein terdenaturasi.
kandungankadar air bahan semakin rendah
Sehingga kadar protein mengalami
(Jalaludin., 2011).
penurunan.Kadar protein mengalami
kadar protein
penurunana karena banyak faktor salah
Protein merupakan makromolekul
satunya dikarenakan denaturasi protein.
yang terdiri dari satu atau lebih
Denaturasi protein bisa terjadi karena
polipeptida. Setiap polipeptida terdiri dari
lamanya pemasakan kecap. Protein dapat
rantai asam amino dimana satu sama lain
terdenaturasi melalui proses pemanasan
dihubungkan oleh ikatan peptide. Hasil
(Suarsana, 2012).
analisis kadar protein dapat dilihat pada
Analisis Karbohidrat.
gambar 9
Karbohidrat merupakan komponen
yang paling banyak terdapat dalam biji
jagung. Karbohidrat pada jagung terutama
81
Jambura Journal of Food Technology (JJFT)
Volume 3 Nomor 2 Tahun 2021
berupa pati (Koswara, 2009). Keberadaan kadar protein, lemak, abu, air lalu
karbohidrat di dalam emping jagung dikurangkan dengan 100%.
berperan menentukan karakteristik fisik
dan sensorinya. KESIMPULAN
Adapun kesimpulan dari penelitian emping
jagung dengan penambahan limbah ikan
roa yakni
1. Kandungan kimia pada produk emping
jagung dengan penambahan limbah
ikan roa sebanyak 100 gr. Hal ini dapat
dilihat dari rata-rata nilai paling tinggi
Gambar 10.Grafik Hasil Proksimat baik dari segi analisis proksimat dan
Karbohidrat
analisis organoleptik yang dihasilkan
karbohidrat pada gambar di atas, dapat sebagai berikut : kadar air 8,84, kadar
dilihat bahwa nilai kadar karbohidrat yang protein 18,68, kadar lemak 6,38, kadar
paling tinggi terdapat pada formula F4, abu 2,21, karbohidrat 85,63. Adapun
sedangkan yang rendah yaitu pada formula uji organoleptik memberikan pengaruh
limbah ikan roa F0(0gr), F1(25gr), dihasilkan, hal ini dapat dibuktikan
Hasil penelitian Koswara (2009), 5,87, aroma 4,33, rasa 5,63, tekstur
karbohidrat biji jagung adalah 61%. Hasil 2. Dari hasil penelitian yang dilakukan
utama bagi manusia. Pada penelitian ini emping jagung dengan menambahkan
DAFTAR PUSTAKA
83