Anda di halaman 1dari 20

PERJANJIAN KERJASAMA

PEMBERIAN REFERENSI SETORAN AWAL PORSI HAJI REGULER


ANTARA
PT BANK MUAMALAT INDONESIA Tbk
DENGAN
………………………………………….

No: … /BMI/PKS/…/202…..…
No. ………………………………………..

Perjanjian Kerjasama Pemberian Referensi Setoran Awal Porsi Haji Reguler Antara PT Bank
Muamalat Indonesia Tbk dengan …………………………. (untuk selanjutnya disebut sebagai
“Perjanjian”) ini dibuat di ………………………… pada hari ………………. tanggal ………………………………..
oleh dan antara:

1. PT Bank Muamalat Indonesia Tbk, berkedudukan dan berkantor pusat di Gedung


Muamalat Tower, Jalan Prof Dr. Satrio Kavling 18, Jakarta Selatan 12940, dalam hal ini
diwakili oleh ……………………………….. selaku ……………………………….. berdasarkan
……………………………….. tertanggal ……………………………….., dari dan karenanya sah bertindak
mewakili Direksi PT Bank Muamalat Indonesia Tbk, untuk dan atas nama PT Bank Muamalat
Indonesia Tbk, untuk selanjutnya disebut sebagai “Pihak Pertama”;

dengan

2. Opsi 1. (jika Perusahaan)……………………………….., berkedudukan dan berkantor pusat di


………………………………..………………………………..……………………………….., dalam hal ini diwakili oleh
……………………………….. dan ……………………………….. selaku ……………………………….. dan
……………………………….. berdasarkan ……………………………….. tertanggal ………………………………..
dan ……………………………….. tertanggal ……………………………….., dari dan karenanya sah
bertindak mewakili Direksi ……………………………….., untuk dan atas nama
……………………………….., untuk selanjutnya disebut sebagai “Pihak Kedua”.

Opsi 2 (jika perorangan)

……………………………………. Warga Negara Indonesia, lahir di.. tanggal……………. Bertempat


tinggal……….. dengan Nomor Induk Kependudukan NIK) no………… dalm hal ini diwakili diri
pribadi, dari dan karenanya sah bertindak mewakili diri sendiri, untuk selanjutnya disebut sebagai
“Pihak Kedua”.

Pihak Pertama dan Pihak Kedua secara bersama-sama untuk selanjutnya disebut sebagai “ Para
Pihak” dan secara sendiri-sendiri untuk selanjutnya disebut sebagai “Pihak”.

1
Para Pihak terlebih dahulu menerangkan hal-hal sebagai berikut:

1. Pihak Pertama adalah suatu perseroan terbatas yang didirikan berdasarkan hukum negara
Republik Indonesia yang bergerak di bidang jasa perbankan berdasarkan prinsip syariah.

2. Pihak Kedua adalah ………………… ……………..…. ……………………………………………

3. Para Pihak bermaksud untuk melakukan kerjasama, di mana Pihak Kedua akan
merefensikan calon Jemaah haji untuk melakukan setoran awal porsi Haji Reguler pada
Rekening Tabungan Jemaah Haji pada Pihak Pertama.

Berdasarkan hal-hal yang telah diterangkan di atas, dengan ini Para Pihak sepakat untuk
membuat dan melaksanakan Perjanjian ini dengan syarat dan ketentuan sebagai berikut:

Pasal 1
Definisi

Kecuali dinyatakan lain oleh Para Pihak, istilah yang digunakan dalam Perjanjian ini memiliki
definisi sebagai berikut:

1. Ujroh adalah imbalan uang dari Pihak Pertama kepada Pihak Kedua atas jasa Pihak Kedua
yang telah berhasil mereferensikan calon jemaah haji untuk melakukan setoran awal porsi
Haji Reguler kepada Pihak Pertama sesuai dengan ketentuan dan mekanisme yang berlaku
pada Program Rezeki Haji Reguler.

2. Rekening Tabungan Jemaah Haji atau cukup disebut RTJH adalah Tabungan Haji dari Bank
Muamalat yang hanya dipergunakan untuk keperluan transaksi terkait setoran awal haji
dan pembayaran pelunasan baik Haji Regular ataupun haji khusus.

3. Program Rezeki Haji Reguler adalah Pemberian apresiasi atas setiap pendaftaran setoran
awal porsi Haji Reguler oleh calon jemaah haji di Bank Muamalat.

4. Jemaah haji atau cukup disebut jemaah adalah warga negara Indonesia atau warna negara
asing yang beragama Islam dan telah mendaftarkan diri untuk menunaikan Ibadah Haji
sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan dalam ketentuan perundang-undangan yang
berlaku di Republik Indonesia.

5. Haji Reguler adalah Kegiatan Ibadah haji yang penyelenggaraannya dilakukan secara
langsung oleh Kementerian Agama Republik Indonesia.

6. SISKOHAT adalah Sistem Komputerisasi Haji Terpadu.

7. Surat Pendaftaran Pergi Haji (“SPPH”) adalah formulir isian data calon Jemaah haji yang
dikeluarkan oleh Kantor Kementerian Agama Republik Indonesia Kabupaten/Kota atau
Direktorat Pelayanan haji dalam Negeri untuk diisi oleh calon Jemaah haji.

8. Force Majeure adalah setiap peristiwa yang menghambat atau menghalangi suatu Pihak
untuk melaksanakan kewajibannya berdasarkan Perjanjian ini, yang peristiwa tersebut di
luar kekuasaan Pihak yang terkena peristiwa Force Majeure tersebut yang meliputi:
bencana alam; perubahan atau penetapan kebijakan Pemerintah; perubahan atau

2
penetapan peraturan perundang-undangan; putusan atau penetapan pengadilan atau
arbitrase; perang; kerusuhan; huru-hara; pemberontakan; sabotase atau terorisme.

9. Hari Kalender adalah setiap hari yang dimulai dari hari Senin hingga hari Minggu sesuai
perhitungan dalam kalender masehi.

10. Hari Kerja adalah setiap hari kecuali Sabtu, Minggu dan/atau hari libur resmi lainnya yang
ditetapkan oleh Pemerintah Republik Indonesia, dimana bank-bank buka di seluruh kota di
Indonesia untuk menjalankan kegiatan usahanya dan melaksanakan transaksi kliring.

11. Informasi Rahasia adalah setiap informasi, data, laporan dan/atau dokumen lainnya yang
digunakan dalam pelaksanaan Perjanjian ini, terkait dengan Perjanjian ini dan/atau terkait
dengan Pihak dalam Perjanjian ini, termasuk namun tidak terbatas pada informasi dan/atau
data nasabah Pihak Pertama, Perjanjian ini, ketentuan maupun kesepakatan dalam
Perjanjian ini.

12. Open Table adalah melakukan penyampaian informasi berupa produk atau program dari
Pihak Pertama kepada (calon) nasabah Pihak Kedua berupa presentasi dalam acara ataupun
berupa membuka stand/booth.

13. Tabungan iB Hijrah adalah salah satu produk tabungan milik Pihak Pertama dengan fasilitas
Kartu ATM.

14. Blanko Dokumen adalah dokumen-dokumen yang disediakan Pihak Pertama untuk diisi
calon Jemaah hajimeliputi FPR, FPB, Standing Instruction/Surat Kuasa Pendebetan RTJH,
Wakalah dan SPCH.

15. Dokumen adalah seluruh blanko dokumen yang telah diisi oleh calon jemaah haji serta
kelengkapan lainnya yang syaratkan untuk pembukaan rekening dan pendaftaran porsi haji.

16. Rekening Transaksional adalah Tabungan iB Hijrah yang merupakan salah satu produk
tabungan milik Pihak Pertama.

17. FPR adalah Formulir Pembukaan Rekening yang harus diisi oleh calon nasabah dengan
tujuan untuk pembukaan rekening tunggal.

18. FPB adalah Formulir Pembukaan Bundling yang harus diisi oleh calon nasabah dengan
tujuan untuk pembukaan 2 (dua) rekening sekaligus.

19. SPCH adalah Surat Pernyataan Calon Haji yang harus diisi oleh calon jemaah sebagai syarat
pendaftaran porsi haji.

20. BPKH adalah Badan Pengelola Keuangan Haji

3
Pasal 2
Ruang Lingkup Perjanjian

1. Para Pihak dengan ini sepakat untuk melaksanakan kerjasama dimana:

a. Pihak Kedua akan mereferensikan calon jemaah haji untuk melakukan setoran awal
porsi Haji Reguler dengan membuka Rekening Tabungan Jemaah Haji (RTJH) pada Pihak
Pertama; dan

b. Pihak Pertama akan memberikan Ujroh kepada Pihak Kedua, apabila calon jemaah haji
yang direferensikan oleh Pihak Kedua telah mendapatkan nomor porsi haji dari
Kementerian Agama Republik Indonesia sesuai dengan mekanisme dan ketentuan
Program Rezeki Haji Reguler. Ketentuan lebih lanjut mengenai Ujroh akan diatur pada
Lampiran 1 Perjanjian. (untuk selanjutnya disebut sebagai “Kerjasama”).

2. Para Pihak bersedia melaksanakan Kerjasama sesuai dengan syarat dan ketentuan dalam
Perjanjian ini serta dengan memperhatikan, ketentuan dan/atau regulasi dari otoritas
pengelola dan/atau pengawas Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umroh serta dengan
memperhatikan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Pasal 3
Mekanisme Kerjasama

1. Dalam melaksanakan Kerjasama ini Pihak Kedua wajib terlebih dahulu membuka Rekening
Transaksional pada Pihak Pertama, mengisi dan menandatangani Surat Pernyataan
Keikutsertaan Program Rezeki Haji Reguler sebagaimana terdapat pada Lampiran 2
Perjanjian ini dan memenuhi seluruh syarat sebagaimana terdapat pada mekanisme dan
ketentuan Program Rezeki Haji Reguler yang terdapat pada Lampiran 1 Perjanjian ini.

2. Selanjutnya, Pihak Kedua wajib memberikan informasi jadwal acara manasik, pengajian
atau acara lainnya yang diselenggarakan oleh Pihak Kedua kepada Pihak Pertama dan
mengizinkan Pihak Pertama untuk memberikan penjelasan atau presentasi produk dan
program yang dimiliki Pihak Pertama kepada calon Jemaah haji Pihak Kedua. Selanjutnya,
Pihak Pertama akan menyerahkan sejumlah formulir pembukaan Rekening Tabungan
Jemaah Haji (RTJH) sebagaimana terdapat pada Lampiran 3 dalam Perjanjian ini kepada
Pihak Kedua untuk diberikan dan digunakan oleh calon Jemaah haji (“Formulir”),
penyerahan Formulir akan dilengkapi suatu dokumen berita acara serah terima Formulir
oleh Para Pihak.

3. Selama jangka waktu Perjanjian, Pihak Kedua wajib mereferensikan calon Jmaah Hagar
menempatkan dana sebagai setoran awal untuk mendapatkan porsi haji pada Rekening
Tabungan Jemaah haji (RTJH) minimal sebesar Rp25.000.000,00 (dua puluh lima juta
rupiah). Ketentuan lebih lanjut mengenai setoran awal porsi haji diatur dalam Lampiran 1
Perjanjian.

4
4. Jemaah haji Pihak Kedua wajib memberikan stempel atau cap yang berisi nama Pihak
Kedua pada Formulir yang akan diberikan kepada calon Jemaah haji, sebagai bukti bahwa
calon jemaah haji merupakan referensi dari Pihak Kedua

5. Apabila calon Jemaah haji telah melakukan setoran awal sebagaimana dimaksud pada ayat
3 pasal ini, Para Pihak akan mengarahkan calon Jemaah haji untuk melakukan pendaftaran
haji ke Kementerian Agama Republik Indonesia dengan membawa seluruh syarat dan bukti
penyetoran awal porsi haji.

6. Apabila Calon Jemaah haji telah mendapatkan nomor porsi haji keberangkatan dari
Kementerian Agama Republik Indonesia, maka Pihak Kedua berhak mendapatkan Ujroh
dari Pihak Pertama sesuai dengan ketentuan Lampiran 1 Perjanjian.

7. Pemberian Ujroh oleh Pihak Pertama kepada Pihak Kedua akan dilakukan dengan cara
pemindahbukuan ke rekening Pihak Kedua yang berada di Pihak Pertama no……………………. .

8. Hasil Print out pemindahbukuan pada buku tabungan atau giro Pihak Kedua merupakan
tanda bukti pembayaran yang sah atas pembayaran Ujroh yang telah dilakukan oleh Pihak
Pertama untuk kepentingan Pihak Kedua.

9. Pembayaran Ujroh sebagaimana dimaksud pada ayat 7 pasal ini yang telah dilakukan oleh
Pihak Pertama, membebaskan Pihak Pertama dari tanggung-jawab atas keterlambatan
diterimanya Ujroh dimaksud pada rekening yang ditunjuk Pihak Kedua tersebut di atas,
yang disebabkan karena kesalahan pihak lain, Pihak Kedua dan/atau pihak bank di mana
rekening yang ditunjuk tersebut berada, antara lain dalam hal terjadi pemblokiran rekening
yang ditunjuk tersebut, gangguan transmisi, kesalahpahaman tentang perintah atau
kegagalan sistim komunikasi melalui telepon, telegram, radio atau telex.

Pasal 4
Pajak

Kecuali ditentukan lain secara tertulis oleh Para Pihak, segala pajak dan pungutan yang dikenakan
atau timbul dari Perjanjian ini wajib ditanggung dan dibayar oleh masing-masing Pihak terkait
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Pasal 5
Hak dan Kewajiban Masing-Masing Pihak

1. Di samping hak Pihak Pertama yang terdapat pada pasal-pasal lain dalam Perjanjian ini, hak
Pihak Pertama adalah sebagai berikut:

5
a. Mematuhi seluruh ketentuan dan mekanisme Program Rezeki Haji Reguler sebagaimana
dimaksud pada Lampiran 1 Perjanjian;

b. Melakukan Open Table pada setiap acara yang diselenggarakan oleh Pihak Kedua;

c. Menerima hasil terbaik dari Kerjasama sesuai dengan ketentuan Perjanjian;

d. Menerima laporan pelaksanaan Kerjasama yang dilakukan Pihak Kedua sebagaimana


yang terdapat pada Lampiran 4 dalam Perjanjian ini;

e. Mengakhiri Perjanjian ini sebelum jangka waktu Perjanjian berakhir berdasarkan


pertimbangan Pihak Pertama;

f. Menerima Dokumen Asli yang telah diisi dan ditandatangani oleh calon Jemaah haji
dari Pihak Kedua, yaitu berupa :
1) FPR
2) KTP dan NPWP (bila memiliki)
3) Standing Instruction/Surat Kuasa Pendebetan RTJH (bermeterai)
4) Wakalah (bermeterai)
5) SPCH (bermeterai)
6) 5 lembar Pas foto 3X4 berwarna, background putih, 80% tampak wajah.
7) 1 buah meterai Rp 10.000
Atau mengikuti syarat dan ketentuan dokumen yang berlaku dari Kementerian Agama

g. Mengakhiri Perjanjian ini sebelum jangka waktu Perjanjian berakhir apabila Pihak
Kedua tidak melaksanakan Kerjasama atau tidak memberikan hasil Kerjasama sesuai
Perjanjian, dengan tetap mengacu kepada ketentuan mengenai kelalaian sebagaimana
ditentukan dalam Perjanjian ini;

2. Di samping kewajiban Pihak Pertama yang terdapat pada pasal-pasal lain dalam Perjanjian
ini, kewajiban Pihak Pertama adalah :

a. Melaksanakan Perjanjian ini secara profesional dan bertanggung-jawab;

b. Menyerahkan Blanko Dokumen kepada Pihak Kedua berupa :


1) FPR dan FPB dengan kode Pihak Kedua
2) Standing Instruction/Surat Kuasa Pendebetan RTJH
3) Wakalah
4) SPCH
5) Alamat email tujuan pengiriman dokumen.
Atau mengikuti syarat dan ketentuan dokumen yang berlaku dari Kementerian Agama

6
c.Memberikan informasi dan penjelasan kepada Pihak Kedua atas syarat dan ketentuan
terkait :

1) Produk Tabungan Haji (RTJH) dan rekening bundling


2) Setoran awal Bipih
3) Kelengkapan dokumen persyaratan pembukaan rekening, setoran awal Bipih dan
pendaftaran porsi haji
4) Ketentuan pengiriman dokumen melalui email
5) Pengisian FPR dan formulir persyaratan pembayaran setoran awal dan pendaftaran
porsi haji.

d.Mengambil Dokumen dari Pihak Kedua dalam waktu maksimal 1 hari kerja setelah calon
Jemaah haji mengisi dan menyerahkan kepada pihak kedua.

e.Melakukan verifikasi dan validasi terhadap kelengkapan dan keaslian Dokumen yang
diterima Pihak Kedua berupa:
1) FPR
2) KTP dan NPWP (bila memiliki)
3) Standing Instruction/Surat Kuasa Pendebetan RTJH (bermeterai)
4) Wakalah (Bermeterai)
5) SPCH (bermeterai)
6) 5 lembar Pas foto 3X4 berwarna, background putih, 80% tampak wajah.
7) 1 buah meterai Rp 10.000
Atau mengikuti syarat dan ketentuan dokumen yang berlaku dari Kementerian Agama

f. Melakukan Callback kepada calon Jemaah haji setelah Dokumen diterima secara lengkap
dan benar dari Pihak Kedua.

g.Melakukan Input pembukaan rekening RTJH dan atau Rekening Transaksional, maksimal
H+1 (Hari Kerja) setelah Dokumen diterima dan berhasil diverifikasi dengan lengkap dan
benar.

h. Menginformasikan nomor rekening RTJH kepada calon Jemaah haji setelah rekening
berhasil dibuka oleh Pihak Kedua.

i. Memastikan bahwa calon Jemaah haji telah melakukan setoran sejumlah dana setoran
awal Bipih, untuk kemudian mengkreditkannya ke rekening BPKH berdasarkan Standing
Instruction.

j. Input data calon jemaah haji ke SISKOHAT untuk mendapatkan nomor validasi Setoran
Awal Bipih.

k. Melakukan cetak bukti setoran BIPIH, menempelkan foto dan memberikan validasi.

7
l. Melakukan pertemuan (face to face) dengan calon jemaah haji untuk menyerahkan
bukti kepemilikan rekening (RTJH dan rekening transaksional) serta bukti setoran awal
Bipih kepada calon Jemaah haji maksimal 5 (lima) hari kerja setelah transaksi setoran
awal Bipih dilakukan oleh Jemaah haji

m. Meminta tanda terima dari Calon jemaah haji atas penyerahan dokumen setoran Bipih
dan lembar SPPH bagian Bank kepada calon jemaah haji yang telah melakukan
pendaftaran Porsi di Kantor Kementerian Agama setempat.

n. Terkait pengelolaan FPR, Pihak Pertama wajib melakukan pencatatan atas:


1) FPR yang diberikan kepada Pihak Kedua.
2) Sisa penggunaan FPR dari Pihak Kedua dalam periode yang telah ditentukan dan
menerima kembali sisa FPR dalam kondisi apapun (kondisi baik maupun rusak).
o. Melakukan penyimpanan atas seluruh Dokumen.

p. Melakukan pembayaran Ujroh kepada Pihak Kedua berdasarkan porsi yang sudah
diinput, dengan periode pembayaran maksimal 10 (sepuluh) Hari Kerja.

3. Disamping hak Pihak Kedua yang terdapat pada pasal-pasal lain dalam Perjanjian ini, hak
Pihak Kedua adalah :

a. Menerima blanko dokumen dari Pihak Pertama, yaitu berupa:

1) FPR dan FPB dengan urutan nomor dan kode Pihak Kedua
2) Standing Instruction/Surat Kuasa Pendebetan RTJH (berkolom meterai)
3) Wakalah (berkolom meterai)
4) SPCH (berkolom meterai)
Atau mengikuti syarat dan ketentuan dokumen yang berlaku dari Kementerian Agama

b. Menerima penjelasan dari Pihak Pertama terkait informasi produk Tabungan Haji dan
Rekening bundling serta pendaftaram porsi haji, tata cara pengisian FPR, syarat dan
kelengkapan dokumen pendaftaran porsi haji.

c. Menerima informasi dari Pihak Pertama terkait alamat email dedicated yang
digunakan.

d. Menerima Ujroh dari Pihak Pertama setelah seluruh rangkaian proses input porsi haji
selesai.

4. Di samping kewajiban Pihak Kedua yang terdapat pada pasal-pasal lain dalam Perjanjian ini,
kewajiban Pihak Kedua adalah sebagai berikut:

a. Menyediakan space atau tempat bagi Pihak Pertama untuk melakukan Open Table
pada setiap acara yang diselenggarakan oleh Pihak Kedua;

8
b. Memiliki segala perizinan yang harus dipenuhi dalam pelaksanaan Perjanjian ini dan
menjaga keberlakukan segala perizinan tersebut;

c. Mentaati dan melaksanakan segala ketentuan Perjanjian ini maupun segala ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku;

d. Melaksanakan Kerjasama dengan sebaik-baiknya untuk memberikan hasil Kerjasama


terbaik sebagaimana mestinya sesuai Perjanjian dalam jangka waktu yang telah
ditentukan;

e. Melaksanakan tindakan-tindakan yang dipandang perlu oleh Pihak Pertama guna


kepentingan pelaksanaan Perjanjian ini maupun kepentingan Pihak Pertama;

f. Mengkonsultasikan kepada Pihak Pertama tentang tindakan-tindakan signifikan yang


akan diambil dalam pelaksanaan Perjanjian ini;

g. Memberikan laporan pelaksanaan Kerjasama kepada Pihak Pertama;

h. Menjaga kerahasiaan Informasi Rahasia;

i. Membuka rekening tabungan atau giro pada Pihak Pertama;

j. Memberikan informasi terkait produk, syarat dan ketentuan tabungan haji dan
bundling serta syarat dan ketentuan setoran awal Bipih dan pendaftaran porsi haji.

k. Mengarahkan dan memandu calon Jemaah haji untuk mengisi FPR sesuai ketentuan
dan meminta dokumen pendukung pembukaan rekening dan setoran awal Bipih
kepada calon Jemaah haji.

l. Menginformasikan alamat email khusus (dedicated email) Pihak Pertama kepada calon
Jemaah haji apabila akan mengirimkan scan dokumen langsung.

m. Mengarahkan calon Jemaah haji untuk melakukan pendaftaran porsi haji ke Kantor
Kementerian Agama Republik Indonesia setempat setelah melakukan setoran awal
Bipih;

n. Menyerahkan Blanko Dokumen untuk diisi dan ditandatangani kepada calon Jemaah
haji, yaitu berupa:

1). FPR dan FPB dengan urutan nomor dan kode Pihak Kedua
2). Standing Instruction/Surat Kuasa Pendebetan RTJH (berkolom meterai)
3). Wakalah (berkolom meterai)
4). SPCH (berkolom meterai)
Atau mengikuti syarat dan ketentuan dokumen yang berlaku dari Kementerian Agama

9
o. Menyerahkan Dokumen yang telah diisi, ditandatangani dan dilengkapi oleh calon
jemaah haji kepada Pihak Pertama, berupa:

a. FPR dan bundling dengan urutan nomor dan kode Pihak Kedua
b. Copy KTP dan NPWP (bila memilki)
c. Standing Instruction/Surat Kuasa Pendebetan RTJH (Ditandatangani calon jemaah
haji di atas meterai)
d. Wakalah (Ditandatangani calon jemaah haji di atas meterai)
e. SPCH (Ditandatangani calon jemaah haji di atas materai)
f. 5 lembar pas foto 3X4 berwarna, background putih, 80% tampak wajah.
g. 1 buah meterai Rp 10.000
Atau mengikuti syarat dan ketentuan dokumen yang berlaku dari Kementerian Agama

p. Apabila Dokumen telah diisi dan dikirimkan melalui email (paling lambat 1 hari setelah
dokumen diisi dan dilengkapi calon jemaah haji), maka Pihak Kedua wajib memastikan
alamat email tujuan telah sesuai dengan yang di atas (dedicated email).

q. Menginformasikan kepada calon jJemaah haji bahwa Pihak Pertama akan melakukan
callback untuk verifikasi Dokumen.

r. Memastikan calon jemaah haji melakukan setoran awal Bipih ke rekening RTJH atas
nama calon jemaah haji untuk selanjutkan dilakukan proses pendaftaran haji.

s. Memastikan calon jemaah haji telah menerima dokumen asli dari Pihak Pertama
berupa:
a. Bukti Setoran Awal BIPIH
b. Buku tabungan RTJH dan rekening lainnya (jika ada).

t. Menyerahkan laporan pemakaian dan sisa fisik dokumen FPR secara periodik kepada
Pihak Pertama, dengan kondisi apapun (kondisi baik ataupun rusak), adapun periode
waktu pelaporan setiap 1 bulan sekali, maksimal tanggal 10 bulan berikutnya.

u. Memberikan ganti rugi kepada Pihak Pertama atas kerugian yang dialami oleh Pihak
Pertama yang diakibatkan karena:

1) kelalaian Pihak Kedua sesuai Perjanjian;


2) kebocoran Informasi Rahasia yang dilakukan oleh Pihak Kedua yang ditemukan
selama atau setelah jangka waktu Perjanjian; dan/atau
3) kesalahan dalam pelaksanaan Kerjasama oleh Pihak Kedua yang ditemukan selama
atau setelah jangka waktu Perjanjian.

10
Pasal 6
Jangka Waktu

1. Perjanjian ini berlaku untuk jangka waktu selama …………….(…………) tahun terhitung sejak
tanggal ………………. sampai dengan tanggal 29 Februari 2024.

2. Perjanjian ini dapat diperpanjang berdasarkan kesepakatan Para Pihak.

3. Dalam hal Pihak Pertama berkehendak untuk mengakhiri Perjanjian ini sebelum jangka
waktu Perjanjian sebagaimana dimaksud ayat 1 pasal ini berakhir, maka Pihak Pertama
wajib memberitahukan hal tersebut kepada Pihak Kedua selambat-lambatnya 30 (tiga
puluh) Hari Kalender sebelum tanggal pengakhiran Perjanjian yang diinginkan.

4. Dalam hal Perjanjian ini berakhir, masing-masing Pihak tetap berkewajiban untuk
memenuhi segala kewajibannya yang telah ada dan mengikat sebelum berakhirnya
Perjanjian.

5. Ketentuan mengenai Informasi Rahasia tetap berlaku walaupun Perjanjian ini telah berakhir
atau diakhiri.

6. Apabila Perjanjian ini berakhir karena sebab apapun, Pihak Pertama tidak berkewajiban
untuk memberikan ganti rugi dalam bentuk apapun kepada Pihak Kedua.

7. Untuk pengakhiran Perjanjian sebelum jangka waktu Perjanjian sebagaimana dimaksud ayat
1 pasal ini berakhir, Para Pihak dengan ini sepakat untuk mengesampingkan berlakunya
ketentuan Pasal 1266 Kitab Undang-undang Hukum Perdata Indonesia yang mensyaratkan
keputusan pengadilan untuk mengakhiri berlakunya suatu perjanjian secara sepihak.

Pasal 7
Pernyataan dan Jaminan

1. Masing-masing Pihak dengan ini menyatakan dan menjamin kepada Pihak lainnya hal-hal
sebagai berikut:

a. Bahwa Pihaknya adalah suatu badan usaha yang didirikan secara sah, berdasarkan
serta tunduk pada hukum dan ketentuan peraturan perundang-undangan Negara
Republik Indonesia;

b. Bahwa Pihaknya memiliki semua perizinan yang sah dan berlaku untuk menjalankan
kegiatan usahanya sebagaimana yang dijalankan saat ini maupun untuk
melaksanakan Perjanjian ini serta berhak memiliki harta kekayaan atau aset yang
dimilikinya saat ini;

c. Bahwa Pihaknya telah mengambil semua tindakan yang diperlukan sesuai ketentuan
anggaran dasarnya untuk menandatangani dan melaksanakan Perjanjian ini;

d. Bahwa pihak yang menandatangani Perjanjian ini mewakili Pihaknya adalah sah dan
berwenang sesuai dengan anggaran dasarnya;

11
e. Bahwa Pihaknya akan melaksanakan ketentuan-ketentuan dalam Perjanjian ini secara
profesional dengan penuh tanggung-jawab atas dasar hubungan yang saling
menguntungkan;

f. Bahwa penandatanganan dan pelaksanaan Perjanjian ini tidak bertentangan atau


melanggar ketentuan perjanjian lain yang dibuat oleh Pihaknya; dan

g. Bahwa tidak ada gugatan atau tuntutan hukum yang terjadi yang secara material
dapat mempengaruhi kemampuan Pihaknya untuk melaksanakan kewajiban-
kewajibannya berdasarkan Perjanjian ini dan/atau mempengaruhi keabsahan
Perjanjian ini.

2. Pihak Kedua dengan ini menyatakan dan menjamin kepada Pihak Pertama hal-hal sebagai
berikut:

a. Bahwa Pihak Kedua akan melaksanakan ketentuan-ketentuan dalam Perjanjian ini


dengan penuh tanggung-jawab dan profesionalisme dengan memperhatikan
kepentingan dan menjaga nama baik Pihak Pertama;

b. Bahwa Pihak Pertama dapat menikmati hasil Kerjasama sesuai dengan maksud dan
tujuan sebagaimana mestinya serta bebas dari segala klaim, tuntutan, permintaan
ganti kerugian dari pihak manapun juga dan oleh karenanya Pihak Kedua
membebaskan Pihak Pertama dari setiap dan segala klaim, tuntutan, permintaan
ganti kerugian yang mungkin timbul terhadap Pihak Pertama dari pihak manapun juga
sehubungan dengan pelaksanaan Perjanjian ini;

c. Bahwa Kerjasama yang dilaksanakan oleh Pihak Kedua dengan cara yang tidak
melanggar ketentuan hukum maupun peraturan perundang-undangan yang berlaku;

d. Bahwa Pihak Kedua tidak akan mengatasnamakan atau menggunakan nama, logo, dan
segala identitas Pihak Pertama dalam melaksanakan Perjanjian ini maupun dalam
melaksanakan aktivitas lainnya tanpa persetujuan tertulis terlebih dahulu dari Pihak
Pertama;

e. Bahwa data yang terkait dengan nasabah atau calon nasabah Pihak Pertama adalah
milik Pihak Pertama, dan karenanya Pihak Kedua tidak akan menggunakan data
nasabah atau calon nasabah Pihak Pertama tersebut untuk tujuan lainnya selain
untuk melaksanakan Perjanjian ini.

Pasal 8
Kerahasiaan

1. Pihak Kedua (termasuk Direksi, Komisaris maupun karyawan Pihak Kedua) wajib menjaga
kerahasiaan Informasi Rahasia dan tidak boleh menyampaikan Informasi Rahasia kepada
pihak manapun tanpa persetujuan tertulis Pihak Pertama terlebih dahulu, kecuali:

a. Informasi Rahasia tersebut sudah merupakan informasi milik umum karena sudah
dibuka kepada umum oleh Pihak pemilik Informasi Rahasia tersebut; atau

12
b. Informasi Rahasia tersebut berdasarkan:

i. ketentuan hukum dan peraturan perundang-undangan yang berlaku; atau

ii. suatu penetapan atau putusan pengadilan atau arbitrase, harus disampaikan
kepada suatu pihak ketiga dan sebelum Informasi Rahasia tersebut disampaikan,
Pihak Kedua terlebih dahulu wajib memberitahukan penyampaian Informasi
Rahasia tersebut secara tertulis kepada Pihak Pertama.

2. Pihak Kedua sepakat untuk tidak memanfaatkan Informasi Rahasia untuk keperluan apapun
kecuali untuk pelaksanaan Perjanjian ini.

3. Pihak Kedua wajib memastikan bahwa semua pemegang saham, anggota direksi, anggota
dewan komisaris, pegawai, kontraktor, advisor dan/atau pihak terafiliasi dari Pihak Kedua
mematuhi kewajiban menjaga kerahasiaan Informasi Rahasia.

4. Ketentuan-ketentuan dalam Pasal ini akan tetap berlaku walaupun Perjanjian sudah
berakhir.

5. Dalam hal Pihak Kedua melanggar ketentuan kerahasiaan Informasi Rahasia ini, maka Pihak
Kedua wajib untuk memberikan ganti rugi sesuai dengan kerugian yang dialami oleh Pihak
Pertama.

Pasal 9
Kejadian Kelalaian

1. Dalam hal terjadi salah satu peristiwa yang ditetapkan di bawah ini, maka peristiwa
tersebut merupakan suatu kejadian kelalaian (wanprestasi) terhadap Perjanjian ini.
Peristiwa dimaksud adalah:

a. Kelalaian dalam Perjanjian


Dalam hal suatu Pihak sama sekali tidak melaksanakan kewajiban, atau melaksanakan
kewajiban tetapi tidak sebagaimana disepakati atau melaksanakan kewajiban tetapi
tidak sesuai dengan waktu yang disepakati.

b. Pelanggaran Suatu Larangan


Dalam hal suatu Pihak melakukan sesuatu yang tidak diperbolehkan dalam Perjanjian.

c. Pernyataan Tidak Benar


Dalam hal pernyataan atau jaminan yang diberikan oleh suatu Pihak kepada Pihak
lainnya dalam Perjanjian ini tidak benar atau tidak sesuai dengan kenyataannya.

d. Kepailitan
Dalam hal suatu Pihak dalam Perjanjian ini mengajukan permohonan kepada instansi
yang berwenang untuk dinyatakan pailit atau untuk diberikan penundaan membayar
hutang-hutang (surseance van betaling), atau dalam hal pihak lain mengajukan
permohonan kepada instansi yang berwenang agar suatu Pihak dalam Perjanjian ini
dinyatakan dalam keadaan pailit.

13
2. Dalam hal suatu kejadian kelalaian sebagaimana disebutkan pada ayat 1.a pasal ini terjadi,
maka Pihak yang tidak lalai berhak untuk memberikan teguran tertulis kepada Pihak yang
lalai agar Pihak yang lalai segera melaksanakan atau memperbaiki pelaksanaan
kewajibannya sesuai dengan Perjanjian. Apabila dalam jangka waktu 60 ( enam puluh) Hari
Kalender sejak diterimanya teguran tertulis tersebut oleh Pihak yang lalai, Pihak yang lalai
tidak juga melaksanakan atau memperbaiki pelaksanaan kewajibannya sesuai dengan
Perjanjian, maka Pihak yang tidak lalai berhak mengajukan tuntutan berupa permintaan
pemenuhan prestasi, penggantian kerugian dan/atau pengakhiran Perjanjian secara
seketika kepada Pihak yang lalai.

3. Dalam hal suatu kejadian kelalaian sebagaimana disebutkan pada ayat 1.b., 1.c. atau 1.d.
pasal ini terjadi, maka Pihak yang tidak lalai berhak mengajukan tuntutan berupa
permintaan pemenuhan prestasi, penggantian kerugian dan/atau pengakhiran Perjanjian
secara seketika kepada Pihak yang lalai.

Pasal 10
Kelalaian Petugas Pihak Kedua

Kerugian dan/atau denda yang timbul karena kelalaian petugas atau pihak yang ditunjuk oleh
Pihak Kedua dalam melaksanakan kewajiban dan/atau tanggung-jawab Pihak Kedua berdasarkan
Perjanjian ini, menjadi tanggung-jawab Pihak Kedua dan wajib segera diselesaikan oleh Pihak
Kedua kepada Pihak Pertama sesuai dengan ketentuan dalam Perjanjian ini.

Pasal 11
Force Majeure

1. Pihak yang mengalami Force Majeure dapat menangguhkan kewajiban atau haknya
sepanjang kewajiban dan hak tersebut terhalang pelaksanaannya oleh Force Majeure dan
sepanjang Pihak yang mengalami Force Majeure tersebut telah memberitahukan secara
tertulis kepada Pihak lainnya mengenai terjadinya Force Majeure tersebut selambat-
lambatnya 14 (empat belas) Hari Kalender setelah terjadinya Force Majeure tersebut
dengan disertai keterangan resmi dari instansi pemerintahan terkait mengenai terjadinya
Force Majeure.

2. Apabila Pihak yang mengalami Force Majeure tidak melaksanakan kewajibannya


sebagaimana ditentukan dalam ayat 1 pasal ini, maka Force Majeure tidak akan diakui oleh
Pihak lainnya dan segala kerugian, risiko dan konsekuensi yang mungkin timbul atas Force
Majeure tersebut menjadi beban dan tanggung-jawab Pihak yang mengalami Force
Majeure.

3. Pihak yang mengalami Force Majeure wajib melakukan usaha terbaiknya dengan
bekerjasama dengan Pihak lainnya untuk sesegera mungkin melanjutkan kembali
pelaksanaan dari kewajiban Pihak yang terkena Force Majeure, diantaranya dengan
melakukan perundingan dengan Pihak lainnya untuk mencapai kesepakatan yang saling
menguntungkan dalam penyelesaian masalah Force Majeure tersebut, namun dengan tidak
mengurangi hak dan kewajiban masing-masing Pihak yang telah timbul sebelum terjadinya
Force Majeure tersebut.

14
Pasal 12
Pengalihan Perjanjian

Pihak Kedua tidak diperkenankan untuk mengalihkan dengan cara apa pun juga, hak dan/atau
kewajiban yang timbul berdasarkan Perjanjian ini, baik untuk sebagian atau seluruhnya kepada
pihak ketiga manapun, tanpa persetujuan tertulis terlebih dahulu dari Pihak Pertama.

Pasal 13
Pelepasan Hak

Kegagalan, keterlambatan atau penundaan Pihak Pertama untuk menjalankan haknya


berdasarkan Perjanjian ini atau kegagalan, keterlambatan atau penundaan Pihak Pertama untuk
meminta Pihak Kedua agar memenuhi ketentuan-ketentuan dalam Perjanjian ini, tidak akan
dianggap sebagai pengesampingan atau pelepasan hak, wewenang atau tuntutan oleh Pihak
Pertama untuk dikemudian hari menuntut Pihak Kedua untuk memenuhi kewajibannya
berdasarkan ketentuan-ketentuan dalam Perjanjian ini.

Pasal 14
Benturan Kepentingan

Pihak Kedua tidak diperkenankan untuk memberikan hadiah atau pemberian dalam bentuk
apapun kepada anggota Dewan Komisaris, Dewan Pengawas Syariah, Direksi dan/atau karyawan
Bank Muamalat berkaitan dengan pelaksanaan Perjanjian ini. Pelanggaran terhadap ketentuan ini
oleh Pihak Kedua akan menimbulkan hak bagi Pihak Pertama untuk mengakhiri Perjanjian. Segala
kerugian yang timbul dari pengakhiran Perjanjian tersebut menjadi tanggung-jawab Pihak Kedua.

Pasal 15
Pemberitahuan

1. Kecuali ditentukan lain oleh Para Pihak secara tertulis, setiap pemberitahuan, surat
menyurat, tagihan, dokumen dan korespondensi lainnya di antara Para Pihak, harus dibuat
secara tertulis dan dapat disampaikan melalui pos tercatat, ekspedisi (kurir), faksimili atau
e-mail dengan menggunakan alamat sebagai berikut:

a. Pihak Pertama
PT Bank Muamalat Indonesia Tbk
Jl. Prof. Dr. Satrio Kav. 18
Jakarta Selatan, 12940
U.p. : ………………………………………………………………
Telepon : ………………………………………………………………
Faksimili : ………………………………………………………………
E-mail : ………………………………………………………………

b. Pihak Kedua

15
………………………………………………………………
Jl. ………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………….
U.p. : ………………………………………………………………
Telepon : ………………………………………………………………
Faksimili : ………………………………………………………………
E-mail : ………………………………………………………………

2. Pemberitahuan, surat menyurat, tagihan, dokumen dan informasi lainnya yang disampaikan
ke alamat tersebut dianggap telah diterima pada:

a. Hari Kerja yang sama, jika diserahkan langsung melalui ekspedisi (kurir) yang
dibuktikan dengan tanda-tangan penerima pada buku pengantar surat (ekspedisi)
atau tanda terima lain yang diterbitkan oleh pengirim;

b. Hari Kerja kelima semenjak pemberitahuan tersebut dikirimkan melalui pos tercatat,
yang dibuktikan dengan resi pengiriman pos tercatat;

c. Hari Kerja yang sama, jika pemberitahuan tersebut dikirimkan melalui faksimili atau
e-mail yang dibuktikan dengan hasil penerimaan yang baik.

3. Dalam hal terjadi perubahan alamat suatu Pihak dari alamat tersebut di atas atau alamat
terakhir yang tercatat pada Pihak lainnya, maka perubahan tersebut harus diberitahukan
secara tertulis kepada Pihak lainnya dalam Perjanjian ini selambat-lambatnya 7 (tujuh) Hari
Kalender sebelum perubahan alamat dimaksud berlaku efektif. Jika perubahan alamat
tersebut tidak atau terlambat diberitahukan, maka pemberitahuan-pemberitahuan, surat
menyurat atau korepondensi lain berdasarkan Perjanjian ini dianggap telah diberikan
semestinya jika pemberitahuan-pemberitahuan, surat menyurat atau korespondensi lain
tersebut ditujukan ke alamat di atas atau alamat terakhir yang diketahui atau tercatat pada
Pihak lainnya tersebut.

4. Pihak yang mengirimkan pemberitahuan, surat menyurat, tagihan, dokumen dan/atau


korepondensi lainnya wajib menanggung dan membayar semua ongkos atau biaya yang
timbul terkait dengan pengiriman tersebut.

Pasal 16
Hukum yang Berlaku, Penyelesaian Perselisihan dan Domisili Hukum

1. Perjanjian ini dibuat, ditafsirkan dan dilaksanakan berdasarkan hukum negara Republik
Indonesia.

2. Setiap perselisihan yang timbul sehubungan dengan Perjanjian ini, akan diupayakan untuk
diselesaikan terlebih dahulu oleh Para Pihak dengan melakukan musyawarah untuk
mencapai mufakat, baik dengan menggunakan jasa mediator independen maupun melalui
pembicaraan antara wakil-wakil masing-masing Pihak.

16
3. Apabila penyelesaian perselisihan secara musyawarah tidak berhasil mencapai mufakat
sampai dengan 60 (enam puluh) Hari Kalender sejak dimulainya musyawarah tersebut,
maka Para Pihak sepakat untuk menyelesaikan perselisihan tersebut melalui Pengadilan
Negeri .........................

4. Para Pihak dengan ini sepakat untuk memilih domisili hukum yang tetap dan tidak berubah
yaitu pada Kantor Panitera Pengadilan Negeri ................................................

Pasal 17
Perubahan Perjanjian

1. Segala perubahan atas Perjanjian ini harus dibuat dalam suatu perjanjian tertulis yang
ditandatangani oleh Para Pihak.

2. Hal-hal lain yang belum atau tidak cukup diatur dalam Perjanjian ini, akan ditetapkan dan
disepakati secara musyawarah oleh Para Pihak dan akan dituangkan dalam suatu perjanjian
tertulis yang berlaku efektif setelah ditandatangani oleh Para Pihak, yang merupakan satu
kesatuan dan bagian yang tidak terpisahkan dari Perjanjian ini.

Pasal 18
Lain-Lain

1. Judul-judul yang terdapat dalam Perjanjian ini dibuat untuk kemudahan dalam membaca
Perjanjian ini dan tidak dimaksudkan untuk ikut menentukan penafsiran atas Perjanjian ini.

2. Apabila terdapat ketentuan dalam Perjanjian ini yang bertentangan dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku sehingga ketentuan tersebut tidak dapat
dilaksanakan, maka hal tersebut tidak mempengaruhi keabsahan Perjanjian dan
pelaksanaan dari ketentuan-ketentuan lain dalam Perjanjian. Selanjutnya Para Pihak harus
berupaya untuk merubah ketentuan tersebut melalui suatu musyawarah untuk
kepentingan bersama Para Pihak.

3. Perjanjian ini menggantikan dan meniadakan semua kesepakatan, persetujuan dan/atau


janji terdahulu yang dibuat Para Pihak sebelum tanggal Perjanjian ini, baik yang dibuat
secara lisan maupun secara tertulis, mengenai hal-hal yang diatur dalam Perjanjian ini.

4. Masing-masing Pihak, para penggantinya maupun penerus haknya yang sah, terikat pada
semua syarat dan ketentuan yang tercantum dalam Perjanjian ini.

5. Semua lampiran yang disebutkan dalam Perjanjian ini atau yang akan dibuat kemudian oleh
Para Pihak merupakan satu kesatuan dan bagian yang tidak terpisahkan dengan Perjanjian
ini serta mempunyai kekuatan hukum yang mengikat masing-masing Pihak.

17
Demikian Perjanjian ini dibuat dan ditandatangani pada hari dan tanggal sebagaimana tersebut
pada bagian awal Perjanjian ini, dibuat dalam rangkap 2 (dua) dan bermeterai cukup serta
masing-masing mempunyai kekuatan hukum yang sama.

PT Bank Muamalat Indonesia, Tbk .............................


Pihak Pertama Pihak Kedua

Nama : Nama :
………………………………………………………………… …………………………………………………………………
Jabatan : Branch Manager Jabatan : ………………………………………

18
Lampiran 1
Ketentuan dan Mekanisme Program Rezeki Haji Reguler

1. Ketentuan dan Mekanisme Program Rezeki Haji Reguler Periode 1 Maret 2021 sampai
dengan 28 Februari 2022.

Deskripsi : Pemberian apresiasi atas setiap pendaftaran setoran awal porsi haji reguler
Program melalui PT Bank Muamalat Indonesia Tbk (BMI)
Periode : 1 Maret 2021 sampai dengan 28 Februari 2022
Program
Peserta : KBIH, ustadz, ulama, dan individu yang memberikan referensi calon jsemaah
Program haji untuk melakukan setoran awal porsi haji melalui kantor cabang BMI
(termasuk KK dan KCP)
Produk : Rekening Tabungan Jemaah Haji (RTJH)
Terkait
Ujroh : Rp 100.000,-(nett) per porsi Haji Reguler

Alokasi : Dana apresiasi sebagai bentuk sponsorship untuk setiap kegiatan KBIH,
Apresiasi ustad, ulama, dan komunitas muslim yang memberikan kesempatan kepada
Bank Muamalat untuk melakukan Open Table pada setiap event yang
diadakan
Setoran : Melakukan penyetoran dana/pemindahbukuan Rp 25 juta ke rekening Giro
Awal Porsi BPKH di BMI dan mendapatkan nomor porsi keberangkatan haji dari
Haji Kemenag maksimal bulan berikutnya (H+1) sejak tanggal pembukaan
Rekening Tabungan Jemaah Haji (RTJH)
Mekanism : - Pemberi referensi harus memiliki rekening tabungan di BMI
e Program - Ujroh atas program porsi Haji Reguler dan akan dikreditkan ke rekening
pemberi referensi di BMI
- Pembatalan porsi haji reguler yang direferensikan pemberi referral akan
mengurangi Ujroh pada periode berikutnya.

19
Lampiran 2
PERNYATAAN KEIKUTSERTAAN
PROGRAM REZEKI HAJI REGULER

Berdasarkan penawaran Program Rezeki Haji Reguler dari PT Bank Muamalat Indonesia Tbk
(selanjutnya cukup disebut “Bank”) kepada kami/saya, dengan ini :

NAMA : .............................................

NOMOR HANDPHONE : .............................................

NAMA PESERTA PROGRAM : .............................................


(Nama KBIH/Travel/yayasan/Masjid/Majelis Taklim dan komunitas sejenis lainnya)

ALAMAT : .............................................

EMAIL : ... . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

NOMOR TELP. KANTOR : .............................................

NOMOR REKENING IDR : .............................................

Atas nama …………….………… MENYATAKAN KEIKUTSERTAAN pada Program Rezeki Haji Reguler
yang diselenggarakan oleh Bank (sebagaimana keterangan informasi pada Ketentuan dan
Mekanisme Program).

Sebagai penunjang kelancaran komunikasi dengan pihak Bank, kami menetapkan seorang
karyawan Bank sebagai PIC :

NAMA : ..............................
NOMOR HANDPHONE : ..............................
EMAIL : ..............................

Demikian Pernyataan ini kami buat dengan sebenarnya.

..........................................................
Nama :
Tempat, tanggal :

Diisi oleh Cabang Lampiran


Nama RM: . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Kode Marketing: 3 No. HP : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Cabang : . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
………………..

20

Anda mungkin juga menyukai