Anda di halaman 1dari 9

PERJANJIAN KERJASAMA

PEMBERIAN REFERENSI SETORAN AWAL PORSI HAJI KHUSUS


ANTARA
PT BANK MUAMALAT INDONESIA Tbk
DENGAN
………………………………………….
No: … /BMI/PKS/…/202…
No. ………………………………………..

Perjanjian Kerjasama Pemberian Referensi Setoran Awal Porsi Haji Khusus antara PT Bank Muamalat
Indonesia Tbk dengan ……………………………….. (untuk selanjutnya disebut sebagai “Perjanjian”) ini dibuat
di ………………………… pada hari ………………. tanggal ……………………………….. oleh dan antara:

1. PT Bank Muamalat Indonesia Tbk, berkedudukan dan berkantor pusat di Gedung Muamalat Tower,
Jalan Prof Dr. Satrio Kavling 18, Jakarta Selatan 12940, dalam hal ini diwakili oleh
……………………………….. selaku ……………………………….. berdasarkan ……………………………….. tertanggal
……………………………….., dari dan karenanya sah bertindak mewakili Direksi PT Bank Muamalat
Indonesia Tbk, untuk dan atas nama PT Bank Muamalat Indonesia Tbk, untuk selanjutnya disebut
sebagai “Pihak Pertama”;

dengan

2. ……………………………….., berkedudukan dan berkantor pusat di ………………………………..


………………………………..……………………………….., dalam hal ini diwakili oleh ………………………………..
……………………….. selaku ……………………………….…………………………….. berdasarkan ………………………………..
tertanggal ……………………………….. ………………….., dari dan karenanya sah bertindak mewakili Direksi
……………………………….., untuk dan atas nama ……………………………….., untuk selanjutnya disebut sebagai
“Pihak Kedua”.

Pihak Pertama dan Pihak Kedua secara bersama-sama untuk selanjutnya disebut sebagai “Para Pihak”
dan secara sendiri-sendiri untuk selanjutnya disebut sebagai “Pihak”.

Para Pihak bermaksud untuk melakukan kerjasama di mana Pihak Kedua akan mereferensikan calon
Jemaah Haji Khusus untuk melakukan Setoran Awal dan Setoran Lunas porsi Haji khusus pada Pihak
Pertama.

Berdasarkan hal-hal yang telah diterangkan di atas, dengan ini Para Pihak sepakat untuk membuat dan
melaksanakan Perjanjian ini dengan syarat dan ketentuan sebagai berikut:

Pasal 1
Definisi

Kecuali dinyatakan lain oleh Para Pihak, istilah yang digunakan dalam Perjanjian ini memiliki definisi
sebagai berikut:
1
1. Apresiasi adalah penghargaan yang diberikan Pihak Pertama kepada Pihak Kedua dalam bentuk
Ujroh dan fee Taktikal sebagai bagian dari kontra prestasi kerjasama ini sebagaimana diatur dalam
Lampiran 1 Perjanjian ini dengan besaran sesuai dengan periode program yang berlaku pada saat
bulan dan tahun berjalan.
2. Badan Pengelola Keuangan Haji (untuk selanjutnya disebut sebagai “BPKH”) adalah lembaga
yang mengelola keuangan haji.
3. Force Majeure adalah setiap peristiwa yang menghambat atau menghalangi suatu Pihak untuk
melaksanakan kewajibannya berdasarkan Perjanjian ini, yang peristiwa tersebut di luar kekuasaan
Pihak yang terkena peristiwa Force Majeure tersebut yaitu: bencana alam; perubahan atau
penetapan kebijakan Pemerintah; perubahan atau penetapan peraturan perundang-undangan;
putusan atau penetapan pengadilan atau arbitrase; perang; kerusuhan; huru-hara;
pemberontakan; sabotase atau terorisme.
4. Fee Taktikal adalah bantuan operasional/marketing dari Pihak Pertama yang diberikan kepada
Pihak Kedua sebagaimana diatur dalam Perjanjian ini dengan besaran sesuai dengan periode
program yang berlaku pada saat bulan dan tahun berjalan.
5. Giro adalah salah satu bentuk produk simpanan milik Pihak Pertama yang bersifat transaksional.
6. Haji Khusus adalah kegiatan ibadah haji yang penyelenggaraannya diselenggarakan oleh
Penyelenggara Ibadah Haji Khusus (PIHK) yang telah mendapat izin dari Kementerian Agama
Republik Indonesia.
7. Hari Kalender adalah setiap hari yang dimulai dari hari Senin hingga hari Minggu sesuai
perhitungan dalam kalender masehi.
8. Hari Kerja adalah setiap hari kecuali Sabtu, Minggu dan/atau hari libur resmi lainnya yang
ditetapkan oleh Pemerintah Republik Indonesia, dimana bank-bank buka di seluruh kota di
Indonesia untuk menjalankan kegiatan usahanya dan melaksanakan transaksi kliring.
9. Informasi Rahasia adalah setiap informasi, data, laporan dan/atau dokumen lainnya yang
digunakan dalam pelaksanaan Perjanjian ini, terkait dengan Perjanjian ini dan/atau terkait dengan
Pihak dalam Perjanjian ini, termasuk namun tidak terbatas pada informasi dan/atau data nasabah
Pihak Pertama, Perjanjian ini, ketentuan maupun kesepakatan dalam Perjanjian ini.
10. Jemaah Haji Khusus adalah warga negara Indonesia yang beragama Islam, berusia paling rendah
12 tahun saat mendaftar, memiliki Kartu Keluarga, dan memiliki Kartu Tanda Penduduk, Kartu
Identitas Anak, atau Akta Kelahiran.
11. Program Apresiasi Porsi Haji Khusus adalah program yang diselenggarakan oleh Pihak Pertama
atas adanya kegiatan Input Porsi Haji Khusus.
12. Sistem Komputerisasi Haji Terpadu (untuk selanjutnya disebut sebagai SISKOHAT adalah sistem
pengelolaan data dan informasi penyelenggaraan ibadah haji milik Kementerian Agama Republik
Indonesia.
13. Ujroh adalah Imbalan yang diberikan kepada Pihak Pertama kepada Pihak Kedua yang berhasil
memberikan referral porsi Haji Khusus sesuai ketentuan yang berlaku.

Pasal 2
Ruang Lingkup Perjanjian

1. Para Pihak dengan ini sepakat untuk melaksanakan kerjasama dimana Pihak Kedua akan
mereferensikan calon Jemaah Haji Khusus untuk melakukan Setoran Awal, Setoran Lunas porsi
Haji Khusus dan input porsi Haji Khusus pada Pihak Pertama

2
2. Pihak Pertama akan memberikan Apresiasi kepada Pihak Kedua, apabila calon jemaah haji yang
direferensikan oleh Pihak Kedua telah mendapatkan nomor porsi haji dari Kementerian Agama
Republik Indonesia.
3. Ketentuan lebih lanjut mengenai Apressiasi akan diatur pada Lampiran 1 Perjanjian.(untuk
selanjutnya disebut sebagai “Kerja Sama”).

Pasal 3
Mekanisme Kerjasama

1. Dalam melaksanakan Kerjasama ini Pihak Kedua wajib terlebih dahulu melaksanakan hal-hal
sebagai berikut:
a. membuka rekening Giro USD dan IDR pada Pihak Pertama;
b. mengisi dan menandatangani Formulir Pernyataan Keikutsertaan Program Haji Khusus; dan
c. memenuhi seluruh syarat untuk mengikuti Program Apresiasi Input Porsi Haji Khusus yang
terdapat pada Lampiran 1 Perjanjian ini.
d. menyerahkan copy NPWP.
2. Pihak Kedua melakukan penyetoran dana sebesar USD 4,000.00 (empat ribu dollar Amerika) per
calon Jemaah Haji Khusus pada rekening Giro Pihak Kedua yang berada pada Pihak Pertama untuk
pembayaran porsi calon Jemaah Haji Khusus ke Giro Setoran Awal milik BPKH. Selanjutnya, Pihak
Kedua mendaftarkan calon Jemaah Haji khususnya ke Kementerian Agama Republik Indonesia
hingga mendapatkan nomor porsi Haji Khusus.
3. Apabila calon Jemaah Haji Khusus telah mendapatkan nomor porsi Haji Khusus keberangkatan dari
Kementerian Agama Republik Indonesia, maka Pihak Kedua akan mendapatkan Apresiasi dari
Pihak Pertama sesuai dengan ketentuan sebagaimana dimaksud pada Lampiran 1 Perjanjian.
4. Pemberian Apresiasi oleh Pihak Pertama kepada Pihak Kedua akan dilakukan dengan cara
pemindahbukuan ke rekening nomor ……………… milik Pihak Kedua yang berada di Pihak Pertama.
5. Formulir / hasil print out pemindahbukuan merupakan tanda bukti pembayaran yang sah atas
pembayaran Apresiasi sebagaimana dimaksud pada ayat ini yang telah dilakukan oleh Pihak
Pertama untuk kepentingan Pihak Kedua.
6. Kecuali ditentukan lain secara tertulis oleh Para Pihak, segala pajak dan pungutan yang dikenakan
atau timbul dari Perjanjian ini wajib ditanggung dan dibayar oleh masing-masing Pihak terkait
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
7. Pihak Kedua menjamin bahwa Pihak Pertama dapat menikmati hasil Kerjasama sesuai dengan
maksud dan tujuan sebagaimana mestinya serta bebas dari segala klaim, tuntutan, permintaan
ganti kerugian dari pihak manapun juga dan oleh karenanya Pihak Kedua membebaskan Pihak
Pertama dari setiap dan segala klaim, tuntutan, permintaan ganti kerugian yang mungkin timbul
terhadap Pihak Pertama dari pihak manapun juga sehubungan dengan pelaksanaan Perjanjian ini.

Pasal 4
Hak dan Kewajiban Masing-Masing Pihak

1. Di samping hak Pihak Pertama yang terdapat pada pasal-pasal lain dalam Perjanjian ini, hak Pihak
Pertama adalah sebagai berikut:
a. Menerima hasil terbaik dari Kerja Sama sesuai dengan ketentuan Perjanjian;
b. Menuntut ganti rugi kepada Pihak Kedua apabila Pihak Kedua apabila Pihak Kedua tidak
melaksanakan kewajiban, atau melaksanakan kewajiban tetapi tidak sebagaimana disepakati
atau melaksanakan kewajiban tetapi tidak sesuai dengan waktu yang disepakati.
3
2. Di samping kewajiban Pihak Pertama yang terdapat pada pasal-pasal lain dalam Perjanjian ini,
kewajiban Pihak Pertama adalah sebagai berikut:
a. Memastikan bahwa calon Jemaah Haji telah melakukan setoran sejumlah dana setoran awal
BIPIH, untuk kemudian mengkreditkannya ke rekening BPKH berdasarkan Standing Instruction;
b. Input data calon Jemaah Haji ke SISKOHAT untuk mendapatkan nomor validasi Setoran Awal
BIPIH;
c. Melakukan pembayaran Apresiasi kepada Pihak Kedua berdasarkan porsi yang sudah diinput,
dengan periode pembayaran maksimal 10 (sepuluh) Hari Kerja.
3. Di samping hak Pihak Kedua yang terdapat pada pasal-pasal lain dalam Perjanjian ini, hak Pihak
Kedua adalah menerima Apresiasi dari Pihak Pertama setelah seluruh rangkaian proses input porsi
haji selesai.
4. Di samping kewajiban Pihak Kedua yang terdapat pada pasal-pasal lain dalam Perjanjian ini,
kewajiban Pihak Kedua adalah sebagai berikut:
a. Memiliki segala perizinan yang harus dipenuhi dalam pelaksanaan Perjanjian ini dan menjaga
keberlakukan segala perizinan tersebut;
b. Membuka rekening Giro pada Pihak Pertama;
c. Melakukan Input Porsi Haji Khusus pada Pihak Pertama;
d. Memberikan informasi terkait produk dan program haji Pihak Pertama serta syarat dan
ketentuan setoran awal BIPIH, membantu proses pendaftaran dan pelunasan porsi haji.
e. Memberikan ganti rugi kepada Pihak Pertama atas kerugian yang dialami oleh Pihak Pertama
yang diakibatkan karena:
i. kelalaian Pihak Kedua sesuai Perjanjian;
ii. kebocoran Informasi Rahasia yang dilakukan oleh Pihak Kedua yang ditemukan selama atau
setelah jangka waktu Perjanjian; dan/atau
iii. kesalahan dalam pelaksanaan Kerja Sama oleh Pihak Kedua yang ditemukan selama atau
setelah jangka waktu Perjanjian.

Pasal 5
Jangka Waktu

1. Perjanjian ini berlaku untuk jangka waktu selama ….... (……….………………) bulan terhitung sejak
tanggal .................................. ditandatanganinya perjanjian ini sampai dengan tanggal 31
Desember 2025.
2. Perjanjian ini dapat diperpanjang berdasarkan kesepakatan tertulis dari Para Pihak.
3. Apabila Perjanjian ini berakhir karena sebab apapun, Pihak Pertama tidak berkewajiban untuk
memberikan ganti rugi dalam bentuk apapun kepada Pihak Kedua.
4. Pihak Pertama berhak untuk mengakhiri Perjanjian ini sebelum jangka waktu Perjanjian berakhir
berdasarkan pertimbangan Pihak Pertama
5. Untuk pengakhiran Perjanjian sebelum jangka waktu Perjanjian sebagaimana dimaksud ayat 1
Pasal ini berakhir, Para Pihak dengan ini sepakat untuk mengesampingkan berlakunya ketentuan
Pasal 1266 dan 1267 Kitab Undang-undang Hukum Perdata Indonesia yang mensyaratkan
keputusan pengadilan untuk mengakhiri berlakunya suatu perjanjian secara sepihak.

4
Pasal 6
Kerahasiaan

1. Pihak Kedua wajib menjaga kerahasiaan Informasi Rahasia dan tidak boleh menyampaikan Informasi
Rahasia kepada pihak manapun tanpa persetujuan tertulis Pihak Pertama terlebih dahulu, kecuali:
a. Informasi Rahasia tersebut sudah merupakan informasi milik umum karena sudah dibuka kepada
umum oleh Pihak pemilik Informasi Rahasia tersebut; atau
b. Informasi Rahasia tersebut berdasarkan:
i. ketentuan hukum dan peraturan perundang-undangan yang berlaku; atau
ii. suatu penetapan atau putusan pengadilan atau arbitrase,harus disampaikan kepada suatu
pihak ketiga dan sebelum Informasi Rahasia tersebut disampaikan, Pihak Kedua terlebih
dahulu wajib memberitahukan penyampaian Informasi Rahasia tersebut secara tertulis kepada
Pihak Pertama.
2. Pihak Kedua sepakat untuk tidak memanfaatkan Informasi Rahasia untuk keperluan apapun kecuali
untuk pelaksanaan Perjanjian ini.
3. Pihak Kedua wajib memastikan bahwa semua pihak terafiliasi dari Pihak Kedua mematuhi kewajiban
menjaga kerahasiaan Informasi Rahasia.
4. Ketentuan-ketentuan dalam Pasal ini akan tetap berlaku walaupun Perjanjian sudah berakhir.
5. Dalam hal Pihak Kedua melanggar ketentuan kerahasiaan Informasi Rahasia ini, maka Pihak Kedua
wajib untuk memberikan ganti rugi sesuai dengan kerugian yang dialami oleh Pihak Pertama.

Pasal 7
Force Majeure

1. Pihak yang mengalami Force Majeure dapat menangguhkan kewajiban atau haknya sepanjang
kewajiban dan hak tersebut terhalang pelaksanaannya oleh Force Majeure dan sepanjang Pihak
yang mengalami Force Majeure tersebut telah memberitahukan secara tertulis kepada Pihak
lainnya mengenai terjadinya Force Majeure tersebut selambat-lambatnya 14 (empat belas) Hari
Kalender setelah terjadinya Force Majeure tersebut dengan disertai keterangan resmi dari instansi
pemerintahan terkait mengenai terjadinya Force Majeure.
2. Apabila Pihak yang mengalami Force Majeure tidak melaksanakan kewajibannya sebagaimana
ditentukan dalam ayat 1 Pasal ini, maka Force Majeure tidak akan diakui oleh Pihak lainnya dan
segala kerugian, risiko dan konsekuensi yang mungkin timbul atas Force Majeure tersebut menjadi
beban dan tanggung-jawab Pihak yang mengalami Force Majeure.
3. Pihak yang mengalami Force Majeure wajib melakukan usaha terbaiknya dengan bekerjasama
dengan Pihak lainnya untuk sesegera mungkin melanjutkan kembali pelaksanaan dari kewajiban
Pihak yang terkena Force Majeure, diantaranya dengan melakukan perundingan dengan Pihak
lainnya untuk mencapai kesepakatan yang saling menguntungkan dalam penyelesaian masalah
Force Majeure tersebut, namun dengan tidak mengurangi hak dan kewajiban masing-masing Pihak
yang telah timbul sebelum terjadinya Force Majeure tersebut.

Pasal 8
Pemberitahuan

Kecuali ditentukan lain oleh Para Pihak secara tertulis, setiap pemberitahuan, surat menyurat,
tagihan, dokumen dan korespondensi lainnya di antara Para Pihak, harus dibuat secara tertulis

5
dan dapat disampaikan melalui pos tercatat, ekspedisi (kurir) atau e-mail dengan menggunakan
alamat sebagai berikut:
a. Pihak Pertama
PT Bank Muamalat Indonesia Tbk
Cabang....
Jl. : ............................................................................................
U.p. : …………………………………………………………………………………………
Telepon :………………………………………………………………………………………….
E-mail : …………………………………………………………………………………………
b. Pihak Kedua
………………………………………………………………………………………………………..
Jl. : …………………………………………………………………………………………
U.p. : …………………………………………………………………………………………
Telepon : ………………………………………………………………………………………..
E-mail : ………………………………………………………………………………………..

Pasal 9
Hukum yang Berlaku, Penyelesaian Perselisihan dan Domisili Hukum

1. Perjanjian ini dibuat, ditafsirkan dan dilaksanakan berdasarkan hukum negara Republik Indonesia.
2. Setiap perselisihan yang timbul sehubungan dengan Perjanjian ini, akan diupayakan untuk
diselesaikan terlebih dahulu oleh Para Pihak dengan melakukan musyawarah untuk mencapai
mufakat.
3. Apabila penyelesaian perselisihan secara musyawarah tidak berhasil mencapai mufakat sampai
dengan 30 (tiga puluh) Hari kerja sejak dimulainya musyawarah tersebut, maka Para Pihak sepakat
untuk menyelesaikan perselisihan tersebut melalui Pengadilan Negeri .........................
4. Para Pihak dengan ini sepakat untuk memilih domisili hukum yang tetap dan tidak berubah yaitu
pada Kantor Panitera Pengadilan Negeri ................................................

Pasal 10
Lain-Lain
1. Perjanjian ini menggantikan dan meniadakan semua kesepakatan, persetujuan dan/atau janji
terdahulu yang dibuat Para Pihak sebelum tanggal Perjanjian ini, baik yang dibuat secara lisan
maupun secara tertulis, mengenai hal-hal yang diatur dalam Perjanjian ini.
2. Masing-masing Pihak, para penggantinya maupun penerus haknya yang sah, terikat pada semua
syarat dan ketentuan yang tercantum dalam Perjanjian ini.
3. Semua lampiran yang disebutkan dalam Perjanjian ini atau yang akan dibuat kemudian oleh Para
Pihak merupakan satu kesatuan dan bagian yang tidak terpisahkan dengan Perjanjian ini serta
mempunyai kekuatan hukum yang mengikat masing-masing Pihak.

Demikian Perjanjian ini dibuat dan ditandatangani pada hari dan tanggal sebagaimana tersebut pada
bagian awal Perjanjian ini, dibuat dalam rangkap 2 (dua) dan bermeterai cukup serta masing-masing
mempunyai kekuatan hukum yang sama.

PT Bank Muamalat Indonesia, Tbk. PT ………………………..


Pihak Pertama Pihak Kedua

6
Nama : …………………………………………………… Nama : …………………………………………………………………
Jabatan : Branch Manager Jabatan : …………………………………………………………………

7
Lampiran 1
Ketentuan dan Mekanisme Program Apresiasi Porsi Haji Khusus

Ketentuan Umum

Definisi : Pemberian Apresiasi kepada Peserta Program yang memberikan referral porsi
Program Haji Khusus Tunai

Periode Program : 1 Januari s.d. 30 Juni 2024

Produk dan : 1. Giro USD & IDR.


Layanan Bank 2. Input porsi Haji Khusus melalui SISKOHAT (Sistem Komputerisasi Haji
Terpadu);
Peserta : PIHK yang telah memiliki ijin dan nomor PIN dari Kementerian Agama RI
Program (Kemenag RI);
Syarat Peserta : 1. Para Pihak melakukan Perjanjian Kerja Sama.
Program 2. Mengisi dan Menyerahkan Formulir Pernyataan Keikutsertaan Program
yang telah diisi lengkap kepada cabang Pihak Pertama sebagai bukti
keikutsertaan program.
3. Membuka Rekening Giro pada Pihak Pertama.
4. Copy NPWP Perusahaan.

Ketentuan Khusus

Apresiasi : Skema 1 :

Skema 2 :
Jika Dana Funding Pihak Kedua mampu mencapai kenaikan minimal 20.000
USD/bulan, maka perhitungan apresiasi untuk PIHK X adalah sebagai berikut :

Mekanisme
Klaim
1. Pengajuan Klaim Apresiasi dilakukan oleh cabang Pihak Pertama
menggunakan Formulir Klaim yang ditandatangani pejabat kantor cabang dan
Direktur Pihak Kedua, besaran klaim dilakukan dengan cara menghitung
akumulasi porsi haji selama 1 bulan penuh.
2. Porsi yang diinput bulan ini harus dilakukan kla pada bulan berikutnya (n+1).
3. Berkas klaim wajib dilengkapi dengan :
a. Perjanjian Kerja Sama beserta lampirannya.
b. Copy NPWP Pihak Kedua.
8
9

Anda mungkin juga menyukai