Oleh:
Nashruddin Anwar, ST, MT
1
⚫ Pekerja selalu berhadapan dengan bahaya
kerja.
⚫ Hazard Kesehatan di bidang Listrik terus
berubah seiring dengan perkembangan
industri.
⚫ Setiap pekerja berhak mendapatkan
perlindungan atas keselamatan dan
kesehatan.
⚫ Bidang Kesehatan Kerja ➔ Pekerja berhak
mendapatkan pelayanan kesehatan kerja
2
KESEHATAN KERJA
3
⚫ Ergonomi :
Ilmu yang mempelajari kesesuaian antara
manusia dengan alat, lingkungan dan proses
kerja untuk menciptakan kenyamanan bekerja
dan meningkatkan produktivitas.
4
PENERAPAN ERGONOMI
(Pekerjaan Listrik)
⚫ Penyesuaian peralatan kerja dengan postur tubuh yang
bekerja;
⚫ Merancang peralatan dan cara kerja hingga postur tubuh
tetap alami (fisiologis);
⚫ Menghindari pekerjaan yang berulang secara terus menerus
dalam posisi yang sama termasuk postur tubuh statis;
⚫ Merancang tempat kerja yang sesuai dengan antropometri
pekerja;
⚫ Pemberian beban kerja yang sesuai; dan
⚫ Menciptakan lingkungan kerja yang nyaman.
5
PENERAPAN ERGONOMI (ILO)
(Pekerjaan Listrik)
▪ Epilepsi
▪ Gangguan kardiovaskuler
▪ Asthma
▪ Gangguan keseimbangan
▪ Gangguan penglihatan Buta Warna
▪ Acrophobia/takut ketinggian dan gangguan
mental lainnya
▪ Penyakit lainnya yang membahayakan
keselamatan selama bekerja
7
Electrical Hazards
SEBAB-SEBAB :
1. Aliran arus listrik (ada beda potensial)
2. Pengaruh medan magnit
3. Kesalahan mekanik perlengkapan listrik
N
4. Bunga api / Arc
5. Peledakan / blast
6. Kombinasi
SUMBER BAHAYA BEKERJA PADA KETINGGIAN
11
POTENSI BAHAYA BEKERJA PADA KETINGGIAN
12
ARUS LISTRIK
❑ Luka bakar
❑ Kejutan
❑ Kejang otot
❑ Irama jantung
❑ Henti jantung ➔ kematian
❑ Pingsan
13
PANAS
❑ Pengion :
➢ Gel elektromagnetik dg freq. diatas 10 16 Hz
➢ Energi sangat tinggi
➢ Menembus jaringan
➢ Menyebabkan ionisasi ➔ menghancurkan ikatan
molekul dan merusak material genetik.
❑ Non Pengion :
➢ Gel elektromagnetik dg freq di bawah 10 16 Hz
➢ Tidak menyebabkan ionisasi
➢ Terjadi thermal efek
15
SINAR X
❑ Kematian sel-sel
❑ Perubahan struktur genetik suatu sel.
❑ Penyakit kanker
❑ Rambut gugur, kulit menjadi merah dan
berbisul
16
HASIL PENELITIAN Dr. ANIES
PAJANAN MEDAN ELEKTROMAGNETIK YANG
BERASAL DARI SUTET 500 KV
⚫ Menimbulkan gangguan kesehatan pada
penduduk, yaitu sekumpulan
gejala hipersensitivitas yang dikenal
dengan electrical sensitivity berupa :
⚫ keluhan sakit kepala (headache),
⚫ pening (dizziness), dan
⚫ keletihan menahun (chronic fatigue syndrome).
ketiga gejala tersebut dapat dialami sekaligus
oleh seseorang, sehingga penemuan baru ini
diwacanakan sebagai "Trias Anies".
17
Faktor Yang Mempengaruhi Keparahan Pada
Cedera Akibat Listrik
▪ Voltage/Kekuatan listrik (beda potensial)
▪ Amper (Arus Listrik)
▪ Type Arus/jenis aliran (searah/bolak-balik)
▪ Lama Kontak → banyaknya energi yang terserap
▪ Daerah / bagian tubuh & banyaknya jaringan yang
kontak (tahanan/daya hantar listrik/resistance)
▪ Jalan Arus
▪ Kandungan air dalam jaringan
▪ Kondisi phisik dan kejiwaan (mempengaruhi perubahan
tahanan/daya hantar listrik/resistance)
Jaringan Tubuh Penghantar Listrik
1. Jaringan konduktor → mudah dialiri listrik
• Pembuluh darah
• Otot
Gangguan
penglihatan Gangguan pernafasan
Patah Tulang
Seorang pekerja yang mengalami cedera akibat arus listrik akan mempunyai banyak tanda-tanda dan gejala
Akibat Sengatan Listrik berdasarkan Arus/Amper
➢ 0,5 ma
Dirasakan
➢ Lebih dari 3 ma
painful shock
➢ Lebih dari 10 ma
0,1 dtk : tdk tjd gangguan, 0,5 dtk : kelumpuhan sementara,
pernafasan, pingsan, 1 dtk : ventricel fibrilasi.
➢ Lebih dari 30 ma
lung paralysis- usually temporary (kelumpuhan paru2 sementara)
➢ Lebih dari 50 ma
ventricular fibrilation→ gangguan fungsi jantung → biasanya fatal
➢ 100 ma sampai 4 amps
ventricular fibrillation → fatal
➢ Lebih 4 amps
Usually caused by >600 volts → kelumpuhan jantung (heart
paralysis); luka bakar serius (severe burns)
Gejala dan tanda umum cidera sengatan listrik
❑ Cidera (luka bakar akibat arus listrik masuk dan
keluar)
❑ Mati klinis (hilang kesadaran, henti nafas, henti
jantung)
❑ Kerusakan jaringan (kulit/sub kutis, saraf, otot,
tulang patah, mata, ginjal, saluran pencernaan,
pembuluh darah, jantung/irama, mati
jaringan/infark)
❑ Kejang (kontraksi otot tidak teratur)
❑ Lain2 (gelisah, nyeri otot, kelumpuhan, gangguan
penglihatan)
III.2. Pertolongan Pertama Pada
Kecelakaan (P3K) di
pekerjaan listrik
III.2.1. Penyelamatan korban
24
Pemisahan si korban dari aliran listrik
▪ Hubungi bagian yang berwenang untuk melakukan
pertolongan pertama pada kecelakaan. Pertolongan pertama
harus dilakukan oleh orang yang berkompeten.
25
III.2.2. Pertolongan pertama pada kecelakaan listrik
E.1. Ketentuan
Pada peristiwa kecelakaan terkena aliran listrik, biasanya
penderita terjatuh setelah aliran listrik putus. Jika tempat
kejadian itu membahayakan, misalnya di atas tiang, atap yang
landai, atau kuda-kuda bangunan, sering orang mengalami
kecelakaan yang lebih berat. Dalam hal ini pertolongan
pertama pada kecelakaan (PPPK) yang dilakukan oleh seorang
ahli atau pembantu dokter, tidak dimaksudkan untuk
mengambil alih tugas dokter melainkan semata-mata
merupakan pertolongan darurat sampai dokter datang.
26
E.2. Cara membebaskan penderita dari aliran listrik
27
b). penderita ditarik dari tempat kecelakaan;
28
E.3. Pertolongan pertama pada penderita luka
29
E.3.2 Macam-macam luka
30
b). Luka pada mata
Tutuplah kedua mata dengan kasa steril meskipun cuma satu
mata yang terluka. Jika luka disebabkan oleh bahan kimia
seperti soda, asam keras, amonia, cucilah mata dengan air
bersih. Gunakan ibu jari dan telunjuk untuk membuka mata
selebarlebarnya.
31
Cegah penggunaan tepung, minyak atau salep untuk luka
bakar. Apabila luka bakar sangat luas, tidak boleh dipakai
pembalut sama sekali. Usahakan melindungi penderita luka
bakar dari kedinginan (di tempat-tempat yang berhawa dingin)
dengan menyelimutinya dan menjaga agar selimut tidak kena
luka bakar. Bila penderita shock (gugat), baringkan korban
dengan kepala lebih rendah dan segera kirim ke rumah sakit.
32
d). Luka bakar karena bahan kimia
Apabila luka bakar di bagian luar, maka buka pakaian penderita
dan segera siram dengan air bersih yang banyak untuk
melarutkan bahan-bahan kimia tersebut. Setelah itu balut luka
seperti halnya luka bakar api. Apabila luka bakar di dalam,
misalnya penderita telah terminum asam keras, segera
penderita beri minum air atau air the dan secepatnya bawa ke
rumah sakit.
33
E.4. Patah tulang
Tulang yang patah harus diusahakan agar jangan banyak
berberak. Bandutlah bagian itu pada bidai (splints), meskipun
belum tentu tulangnya patah. Untuk lengan yang patah cukup
dipakai satu papan bidai saja, sedangkan untuk kaki
diperlukan dua atau tiga papan.
Sebagai pembalut dapat digunakan pita, kain atau tali yang
lunak. Bandutlah bidai di beberapa tempat sehingga sendi
yang berhubungan dengan bagian badan yang patah tak dapat
bergerak.
34
E.5. Keracunan gas
b). Gas yang merusak paru, misalnya klor, fosgen, gas nitro,
dan sulfur dioksida.
Bukalah baju penderita, kemudian jauhkan dia dari baju yang
sudah penuh mengandung gas. Usahakan agar penderita
tenang dan berbaring terlentang, jangan diperbolehkan untuk
berjalan. Apabila penderita sudah sadar, berilah sedikit air kopi
atau air the panas. Dalam hal ini tidak boleh diberi pernafasan
35
buatan.
E.6. Menolong orang tenggelam
Untuk menolong orang yang tenggelam, peganglah ia dari
belakang untuk menjaga keselamatan diri penolong. Peganglah
di bawah ketiak atau dagunya, sementara lutut penolong
didorongkan ke punggung penderita. Jika perlu tutup
hidungnya secara paksa dengan jari.
36
E.7. Pernafasan buatan
Penyelamatan pada korban kecelakaan kejut listrik dapat
mengagetkan korban dan menghentikan nafas korban. Berikut
langkah-langkah ditempuh untuk memberikan pernafasan
buatan:
37
1) Pertama 2) Kedua
38
3) Ketiga 4) Keempat
39
5) Kelima
40
6) Keenam
- Bila denyut korban dan pernafasan
alamiah telah kembali, hentikan
penyadaran kembali, dan letakkan
korban pada posisi recovery atau
posisi koma.
- Perhatikan terus korban, untuk
memastikan dia tidak berhenti
bernafas lagi, sampai perawat ahli
mengambil alih.
CATATAN :
Informasi ini hanya merupakan suatu panduan. Disarankan agar petugas
yang berhubungan dengan pekerjaan pemasangan atau perawatan
instalasi listrik, memperoleh pelatihan resmi mengenai cara-cara terbaru
pertolongan menyadarkan kembali korban.
41
BAHAYA :
c). Tegangan rendah, segera matikan suplai daya. Bila hal ini
tidak dapat dilakukan, maka tarik atau dorong korban dari
hubungan listrik memakai bahan tidak konduktif yang kering
seperti kayu, tali, pakaian, plastik atau karet. Jangan
mempergunakan metal atau apapun yang lembab.
42
E.8. Pingsan alam
Ada kemungkinan seorang penderita mengalami pingsan alam.
Dalam peristiwa ini, penderita harus dijaga agar tetap hangat
dengan jalan menyelimutinya, dan jika mungkin botol berisi air
panas ditempatkan pada kakinya.
43
E.10. Keselamatan kerja
46