Anda di halaman 1dari 17

RUMAH SAKIT KARISMA CIMAREME

RS Jl. Raya Cimareme No 235Kec.Ngamprah


Telp. (022) 6866221, 082281813333, Fax. (022) 6867821
Kab.Bandung Barat 40552

PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT KARISMA CIMAREME


NOMOR 31/PER/DIR/RSKC/VI/2022

TENTANG

PANDUAN OBAT HIGH ALERT

DIREKTUR RUMAH SAKIT KARISMA CIMAREME

Menimbang : a. Bahwa Keselamatan Pasien Rumah Sakit merupakan


kewajiban moral bagi seluruh pemberi pelayanan kesehatan di rumah
sakit.
b. Bahwa perlu pemberlakuan “Panduan Obat High Alert.”

Mengingat : 1. Peraturan Pemerintah No. 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan


2. Undang undang No. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan.
3. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 72 Tahun 2016 tentang
Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit

MEMUTUSKAN
Menetapkan :
PERTAMA : PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT KARISMA CIMAREME TENTANG
PANDUAN OBAT HIGH ALERT
KEDUA : Panduan ini merupakan acuan bagi rumah sakit dalam melaksanakan program
keselamatan pasien rumah sakit
KETIGA : Surat keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, dengan ketentuan apabila
dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam penetapannya akan diperbaiki
sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Bandung Barat


Pada tanggal : 20 September 2018
RS. KARISMA CIMAREME

dr. Yedi Suyadi, Sp.PD,MM.


Direktur
RUMAH SAKIT KARISMA CIMAREME

RS Jl. Raya Cimareme No 235Kec.Ngamprah


Telp. (022) 6866221, 082281813333, Fax. (022) 6867821
Kab.Bandung Barat 40552

LAMPIRAN
PERATURAN DIREKTUR RS KARISMA CIMAREME
NOMOR : 47/PER/DIR/RSKC/IX/2018
TANGGAL : 20 September 2018

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Obat-obat yang perlu diwaspadai (High Alert) dan cairan elektrolit konsentrat memiliki
kompilasi lebih tinggi dalam menyebabkan komplikasi, efek samping atau bahaya. Insiden yang
tinggi terutama disebabkan terjadinya kesalahan: kesalahan peresepan, kesalahan
membaca/mendengar instruksi terapi, kesalahan pengambilan obat, kesalahan pemberian obat,
atau kesalahan penyimpanan obat, terutama pada obat-obat dengan rentang terapi dan
keamanan sempit, elektrolit konsentrat, dan pada obat dengan Nama Obat, Rupa dan Ucapan
Mirip (NORUM)/Look Alike Sound Alike (LASA). Dalam rangka mencegah efek bahaya yang
ditimbulkan oleh kesalahan terkait pengelolaan obat high alert dan elektrolit konsentrat di RS
Karisma Cimareme, maka diperlukan suatu panduan pengelolaan yang aman terhadap obat high
alert dan cairan elektrolit konsentrat untuk meningkatkan keselamatan pasien.

B. DEFINISI
Obat High Alert adalah obat-obat yang harus diwaspadai karena sering menyebabkan
terjadinya kesalahan serius (sentinel event) dan obat yang berisiko tinggi menyebabkan Reaksi
Obat yang Tidak Diinginkan (ROTD). Obat High Alert memerlukan kewaspadaan tinggi dalam
penggunaannya karena memiliki risiko tinggi, dapat menyebabkan cedera bermakna maupun
kerugian pada pasien bila obat salah digunakan. Kelompok Obat high-alert diantaranya:
1. Obat yang terlihat mirip dan kedengarannya mirip (Nama Obat Rupa dan Ucapan
Mirip/NORUM, atau Look Alike Sound Alike/LASA).
2. Elektrolit konsentrasi tinggi (misalnya kalium klorida 2meq/ml atau yang lebih pekat,
kalium fosfat, natrium klorida lebih pekat dari 0,9%, dan magnesium sulfat =50% atau
lebih pekat).
3. Obat-Obat Sitostatika.
Penanganan obat high alert adalah serangkaian prosedur yang dilakukan terkait obat high
alert sejak obat diresepkan hingga obat diberikan kepada pasien meliputi penerimaan, pelabelan,
penyimpanan, peresepan dan pencatatan, pengiriman obat ke unit pelayanan dan pemberian
obat.
RUMAH SAKIT KARISMA CIMAREME

RS Jl. Raya Cimareme No 235Kec.Ngamprah


Telp. (022) 6866221, 082281813333, Fax. (022) 6867821
Kab.Bandung Barat 40552

BAB II
RUANG LINGKUP

Tempat penyimpanan obat High Alert di Rumah Sakit Karisma Cimareme, meliputi:
1. Gudang Instalasi Farmasi di RS Karisma Cimareme
2. Tempat penyimpanan di pelayanan Instalasi farmasi rawat jalan RS Karisma Cimareme
3. Tempat penyimpanan di pelayanan Instalasi farmasi rawat inap RS Karisma Cimareme
4. Lemari obat pasien di ruang perawatan
5. Troli Emergensi dan emergensi kit
RUMAH SAKIT KARISMA CIMAREME

RS Jl. Raya Cimareme No 235Kec.Ngamprah


Telp. (022) 6866221, 082281813333, Fax. (022) 6867821
Kab.Bandung Barat 40552

BAB III
KEBIJAKAN

1. Obat-obat High Alert harus disimpan di tempat terpisah dan diberi penandaan yang jelas
untuk setiap kemasan obat berupa label stiker High Alert.
2. Penyimpanan obat-obat high alert disesuaikan dengan standar penyimpanan untuk
menjamin stabilitas obat.
3. Obat High Alert di Depo Farmasi harus disimpan di tempat terpisah dengan akses terbatas
dan harus diberi label yang jelas untuk menghindari penggunaan yang tidak disengaja.
4. Elektrolit konsentrat dan elektrolit dengan konsentrasi tertentu tidak disimpan di unit
perawatan kecuali di trolly emergency. Hal ini untuk mencegah kekeliruan pemberian yang
tidak disengaja. Daftar obat harus tersedia di setiap ruangan perawatan.
5. Obat dengan tampilan mirip atau bunyi mirip (Look Alike Sound Alike/LASA) disimpan tidak
berdekatan, harus diselingi obat lain dan diberi label “LASA”.
6. Obat narkotika, psikotropika dan obat High Alert lain hanya boleh diresepkan oleh dokter
yang berpraktik di Rumah Sakit Karisma Cimareme dan memiliki Surat Izin Praktik (SIP).
Resep narkotika hanya bisa dilayani dengan menggunakan resep asli resmi yang telah
disetujui oleh rumah sakit dan dibubuhi tanda tangan dokter penulis resep.
7. Daftar nama-nama dokter yang diperbolehkan menulis resep narkotika, psikotropika dan
obat high alert lainnya ditetapkan oleh Direktur Rumah Sakit untuk menjadi panduan staff
farmasi untuk melayani resep dokter. Staff farmasi mengetahui daftar staff medis yang boleh
menuliskan resep narkotika dan psikotropika.
8. Setiap petugas farmasi dan perawat harus selalu melakukan pengecekan ganda (double-
check) terhadap semua obat High Alert sebelum diberikan kepada pasien.
RUMAH SAKIT KARISMA CIMAREME

RS Jl. Raya Cimareme No 235Kec.Ngamprah


Telp. (022) 6866221, 082281813333, Fax. (022) 6867821
Kab.Bandung Barat 40552

BAB IV
TATA LAKSANA

A. PENERIMAAN OBAT HIGH ALERT


Penerimaan obat High Alert dilaksanakan di gudang Instalasi Farmasi dengan melakukan
langkah-langkah sebagai berikut sesuai dengan SPO penerimaan obat di gudang Farmasi:
1. Penerima barang (gudang farmasi) memeriksa dan menerima obat-obatan yang dikirim
dari supplier/distributor sesuai dengan spesifikasi, jumlah dan waktu penerimaan yang
ditentukan.
2. Petugas gudang farmasi melakukan pemeriksaan kesesuaian obat yang diterima
dengan dokumen meliputi jumlah, kondisi fisik, kemasan, kekuatan sediaan, nomor
batch dan tanggal kadaluarsa, faktur asli dan faktur pajak.
3. Penerima barang menandatangani faktur
4. Petugas gudang farmasi meng-entry setiap obat yang diterima dari distributor.

B. PENANDAAN
Obat-obat High Alert yang diterima harus diberi label High Alert berwarna merah terlebih
dahulu sebelum disimpan dan didistribusikan ke depo farmasi.
Petugas gudang farmasi melakukan penandaan/labelling obat high alert pada kemasan
terluar (box) obat. Petugas penerima di depo farmasi akan meneruskan melakukan
penandaan pada kemasan terkecil baik ampul maupun vial obat.

C. PENYIMPANAN
Berdasarkan tempat penyimpanannya, dibagi atas:
1. Tempat penyimpanan di depo farmasi, yaitu di gudang farmasi, depo pelayanan rawat
jalan, rawat inap dan IGD.
2. Ruang perawatan pasien
Penyimpanan obat pasien yang termasuk ke dalam obat-obatan High Alert di ruang
perawatan pasien dipisahkan dengan perbekalan farmasi lainnya, namun tetap harus
diberi sticker High Alert pada per satuan terkecil.
3. Trolly Emergency
Obat High Alert yang termasuk dalam obat emergensi disimpan pada troli emergensi
dalam tempat dengan sekat-sekat yang telah dikarantina dengan label bertuliskan High
Alert.

Seluruh tempat penyimpanan persediaan High Alert diperiksa dan diinspeksi setiap
bulan oleh petugas instalasi farmasi. Pengawasan meliputi kesesuaian tempat penyimpanan
obat yang sesuai jumlah obat, kondisi fisik dan tanggal kadaluarsa.

D. PERESEPAN DAN PENCATATAN


Permintaan/peresepan obat high alert sebaiknya tidak dilakukan melalui telepon
(verbal), harus tertulis, untuk menghindari penyalahgunaan dan kesalahan dalam pemberian
obat. Instruksi mengenai high alert harus ditulis secara jelas dan dilakukan double check
ketika akan diberikan kepada pasien. Instruksi secara verbal boleh dilakukan dengan
mengeja setiap huruf obat yang diberikan. Instruksi resep harus mencakup:
1. Nama pasien dan nomor rekam medis
2. Tanggal dan waktu instruksi dibuat
3. Nama obat, dosis, jalur pemberian dan tanggal pemberian obat
RUMAH SAKIT KARISMA CIMAREME

RS Jl. Raya Cimareme No 235Kec.Ngamprah


Telp. (022) 6866221, 082281813333, Fax. (022) 6867821
Kab.Bandung Barat 40552

4. Kecepatan atau durasi pemberian obat.

Pada kondisi emergency dan cito (segera) dimana DPJP tidak berada di tempat, maka
permintaan/peresepan obat dapat dilakukan langsung oleh dokter jaga yang bertugas.

E. PENDISTRIBUSIAN OBAT HIGH ALERT KE UNIT PELAYANAN


Pengiriman obat – obat high alert ke ruangan perawatan sesuai dengan order resep
yang ditulis oleh DPJP. Obat yang didistribusikan harus dipastikan sudah berlabel high alert
ataupun LASA sesuai daftar obat yang ditentukan. Setiap staff harus berhati-hati dalam
mengambil dan memberi obat termasuk LASA.

F. PEMBERIAN OBAT
Setiap petugas farmasi atau perawat harus selalu melakukan pengecekan ganda
terhadap semua obat High Alert sebelum diserahkan kepada petugas atau pasien, tujuannya
untuk meningkatkan akurasi dan keselamatan pasien. Pengecekan ganda dilakukan dengan
cara pengecekan pertama oleh petugas yang menyiapkan obat dan pengecekan kedua
dilakukan oleh petugas yang akan memberikan obat. Untuk rawat inap sebelum obat
diberikan kepada pasien harus dicek oleh orang perawat yang berbeda. Perawat pertama
harus menyiapkan obat sesuai instruksi dokter. Perawat kedua harus memverifikasi bahwa
obat yang akan diberikan telah sesuai dengan instruksi Dokter. Obat diberikan kepada
pasien setelah memenuhi persyaratan benar nama pasien, benar nama obatnya, benar
dosisnya, benar cara pemberian, benar frekuensinya dan benar waktu pemberiannya.
Ketika petugas kedua telah selesai melakukan pengecekan ganda dan kedua petugas
telah selesai mengetahui bahwa obat telah sesuai kemudian dilakukan pencatatan di catatan
pemberian obat. Petugas kedua harus membubuhkan paraf dan nama di kolom pemberian
obat.
Pada situasi emergensi dimana pelabelan dan prosedur pengecekan ganda dapat
ditunda, petugas yang memberikan obat harus menyebutkan dengan lantang semua terapi
obat yang diberikan sebelum memberikannya kepada pasien.

G. KOREKSI HIPOKALEMIA HIPONATREMIA DAN HIPOFOSFATEMIA


1. Hiponatremia

Hiponatremia adalah penurunan kadar natrium (Na) plasma <135 mEq/L. Hiponatremia
akut adalah hyponatremia yang terjadi < 48 jam dan membutuhkan penanganan segera,
sedangkan hyponatremia kronik adalah hyponatremia yang berlangsung > 48 jam. Gejala
akan muncul jika kadar natrium < 125 mEq/L. Hiponatremia dibagi menjadi tiga kelompok
berdasarkan osmolalitas plasma:
a. Isotonik hyponatremia : osmolaltitas plasma normal
b. Hipertonik hyponatremia: osmolalitas plasma meningkat. Cairan berpindah dari intrasel
ke ekstrasel sebagai respon adanya konsentrasi terlarut yang meningkat (glukosa,
mannitol)
c. Hipotonik hiponatemia : osmolalitas plasma menurun. Berdasarkan perjalanan penyakit
dan status volume intravascular yaitu hypovolemia hyponatremia, euvolemik
hyponatremia, dan hypervolemia hyponatremia.
RUMAH SAKIT KARISMA CIMAREME

RS Jl. Raya Cimareme No 235Kec.Ngamprah


Telp. (022) 6866221, 082281813333, Fax. (022) 6867821
Kab.Bandung Barat 40552

Pemeriksaan Fisik
Perubahan kesadaran atau perubahan kepribadian, hipotermia, reflex menurun, pola
pernapasan Cheyne-Stokes, pseudobulbar palsy, kulit dingin dan basah, tremor dan
disertai gangguan saraf sensorik.1,2
Pemeriksaan Penunjang1
a. Kadar Natrium serum: <137 mEq/L
b. Osmolalitas serum menurun kecuali pada kasus pseudohiponatremia, azotemia,
intoksikasi etanol, methanol.
c. Berat jenis urin
d. Natrium urin
e. Fungsi ginjal: ureum, kreatinin, asam urat
f. Glukosa darah (setiap peningkatan glukosa 100mg/dl menurunkan natrium 2,4
mEq/L), profile lemak
g. Fungsi tiroid
h. Radiologi: mencari apakah ada efek hyponatremia pada paru atau susunan saraf
pusat

Tatalaksana Hiponatremia2,3
a. Hal-hal yang perlu diperhatikan:
 Cepat lambatnya onset penyakit
 Derajat, durasi, dan gejala hyponatremia
 Ada atau tidaknya factor risiko yang dapat meningkatkan risiko komplikasi
neurologis
b. Menyingkirkan diagnosis pseudohiponatremia atau hipertonik hyponatremia
(hiperglikemia)
c. Mengatasi penyakit dasarnya
d. Hiponatremia asimptomatik: menaikkan natrium dengan kecepatan < 0,5 mEq/L/jam
e. Hiponatremia akut simptomatik:
 Tujuan: meningkatkan kadar natrium 1,5 – 2 mEq/L/jam sampai gejala
berkurang atau sampai konsentrasi natrium serum > 118 mEq/L dan mengobati
penyakit dasarnya.
 Peningkatan kadar natrium harus <12 mEq/L dalam 24 jam pertama dan <18
mEq/L dalam 48 jam pertama untuk menghindari demielinisasi osmotik.
 Cairan saline hipertonik 3% diberikan secara infus intravena dengan kecepatan
1-2 ml/kg/jam dan ditambah loop diuretic
 Jika ada gejala neurologic berat: kecepatan dapat dinaikkan menjadi 4-6
ml/kg/jam.
 Jika gejala sudah menghilang dan kadar natrium > 118 mEq/L, pemberian
diturunkan menjadi maksimal 8 mEq/L dalam 24 jam sampai target kadar
natrium 125 mEq/L.
 Pemantauan ketat natrium serum dan elektrolit sampai terjadi kenaikan kadar
natrium dan gejala menghilang.
f. Hiponatremia kronik simptomatik
 Jika tidak diketahui durasi atau onset gejala, koreksi dilakukan dengan hati-hati
karena otak sudah beradaptasi dengan kadar natrium yang rendah.
RUMAH SAKIT KARISMA CIMAREME

RS Jl. Raya Cimareme No 235Kec.Ngamprah


Telp. (022) 6866221, 082281813333, Fax. (022) 6867821
Kab.Bandung Barat 40552

 Jika gejala berat: tatalaksana seperti hypernatremia akut, Peningkatan natrium


tidak melebihi 10-12 mEq/L pada 24 jam pertama, dan < 6 mEq/L/hari pada hari
berikutnya.
 Jika gejala ringan-sedang: koreksi dilakukan secara perlahan. 0,5 mEq/L/jam,
sampai target tercapai terapi tetap diteruskan. Maksimal pemberian 10 mEq/L
dalam 24 jam
g. Hiponatremia kronik asimptomatik
 Tujuan terapi: mencegah penurunan natrium serum dan menjaga kadar natrium
mendekati normal.
h. Hipervolemia hyponatremia: restriksi cairan 1000-1500 ml/hari dan restriksi natrium.
CHF: Furosemide dan ACE-i.
i. Euvolemik hyponatremia (SIADH) restriksi cairan 1000-1500 ml/hari.
j. Hipovolemia hyponatremia: berikan normal saline (NS) atau D5NS

Rumus untuk mengetahui jumlah natrium dalam larutan natrium hipertonik yang
diberikan:3
Na infus−Na serum
TBW + 1

TBW (total body water): berat badan (kg) x konstanta


Konstanta: 0,6 (laki-laki), 0,5 (perempuan dan laki-laki usia lanjut), 0,45 (perempuan usia lanjut)

2. Hipokalemia1,4
Hipokalemia terjadi bilamana konsentrasi K+ serum <3,5 mEq/L. Walaupun kadar kalium
dalam serum hanya sebesar 2% dari kalium total tubuh, namun penurunan konsentrasi
kalium serum ini dapat menimbulkan berbagai keluhan, mulai dari keluhan ringan berupa
badan lemas atau mual-muntah, hingga keluhan serius berupa gangguan jantung dan
bahkan kematian.

Pemeriksaan Fisik
Penurunan bising usus, nadi lemah dan tak teratur, penurunan reflex, penurunan tonus otot.

Pemeriksaan Penunjang
a. Kalium Serum : < 3,5 meq/L
b. Analisa gas darah: alkalosis metabolic
c. EKG : depresi segmen-ST, gelombang T datar, adanya gelombang U, disritmia
ventrikel.

Pendekatan tatalaksana hypokalemia5


a. Menyingkirkan adanya transcellular shifts (keadaan yang menyebabkan masuknya
kalium ke dalam sel)
b. Pemeriksaan kalium urin 24 jam
c. Menghitung transtubular potassium gradient (TTKG)

KaliumUrin / Kalium Plasma


TTKG=
Osmolalitas Urin /Osmolalitas Plasma
RUMAH SAKIT KARISMA CIMAREME

RS Jl. Raya Cimareme No 235Kec.Ngamprah


Telp. (022) 6866221, 082281813333, Fax. (022) 6867821
Kab.Bandung Barat 40552

Jika kalium urin > 30 meq/hari atau > 15 mEq/L atau TTKG >7 : kehilangan kalium
melalui ginjal, cek tekanan darah, cek klorida urin.
Jika kalium urin < 25 meq/hari atau < 15 mEq/L atau TTKG < 3: kehilangan kalium tidak
melalui ginjal.

Indikasi koreksi kalium1


a. Indikasi mutlak: pemberian kalium mutlak diberikan pada keadaan:
 Pasien sedang dalam pengobatan digitalis
 Pasien dengan ketoasidosis diabetik
 Pasien dengan kelemahan otot pernapasan
 Hipokalemia berat (kalium < 2 meq/L)
b. Indikasi kuat: kalium harus diberikan dalam waktu tidak terlalu lama yaitu
insufisiensi atau skemia otot jantung, ensefalopati hepatikum, pasien memakai obat
yang dapat menyebabkan perpindahan kalium dari ekstra ke intrasel.
c. Indikasi sedang: pemberian kalium dan tidak perlu segera seperti pada hypokalemia
ringan (kalium 3-3,5 meq/L)

Tatalaksana Hipokalemia1,4
a. Penurunan kalium plasma 1 mEq/L sama dengan kehilangan 200 mEq dari total
tubuh
b. Pengobatan penyebab dasar
c. Terapi hipomagnesia jika ada
d. Penggantian kalium secara oral (slow correction): 40 – 60 meq dapat menaikkan
kadar kalium sebesar 1-1,5 meq/L
e. Penggantian kalium secara intravena dalam bentuk larutan KCl (rapid correction):
Jika hyperkalemia berat atau pasien tidak mampu menggunakan kalium per oral.
KCl 20 meq dilarutkan dalam 100 cc NaCl isotonic. Pemberian melalui vena besar
dengan kecepatan maksimal 10 meq/jam atau konsentrasi maksimal 30-40 meq/L
karena dapat menyebabkan hyperkalemia yang mengancam hidup. Jika melalui
vena perifer, KCl maksimal 60 meq dilarutkan dalam NaCl isotonic 1000 cc dengan
kecepatan dikurangi untuk mencegah iritasi pembuluh darah.
a. Dosis untuk berat badan < 40 kg: 0,25 meq/L x kg x jam x 2 jam
> 40 kg: 10 - 20 meq/L x 2 jam
f. Pada kasus aritmia berat atau kelumpuhan otot pernapasan: KCl diberikan dengan
kecepatan 40-100 meq/L.
g. Pasien yang menerima 10 – 20 meq/jam harus pada pemantauan jantung secara
kontinu. Jika terdapat gelombang T datar menunjukkan adanya hyperkalemia dan
memerlukan perhatian segera.

3. Hipofosfatemia
Hipofosfatemia (kadar fosfat yang rendah dalam darah) adalah suatu keadaan dimana
konsentrasi fosfat dalam darah kurang dari 2,5 mg/dL darah. Hipofosfatemia menahun terjadi
pada hiperparatiroidisme, hipotiroidisme, gangguan fungsi ginjal, atau pemakaian obat diuretik
untuk waktu lama. Selain itu, kadar fosfat dalam tubuh juga bisa berkurang akibat pemakaian
obat tertentu, seperti teofilin yang berlebihan (dosis toksik) atau antasid aluminum hidroksida
untuk waktu lama, terutama pada penderita yang menjalani dialisa ginjal. Cadangan fosfat juga
RUMAH SAKIT KARISMA CIMAREME

RS Jl. Raya Cimareme No 235Kec.Ngamprah


Telp. (022) 6866221, 082281813333, Fax. (022) 6867821
Kab.Bandung Barat 40552

bisa berkurang pada malnutrisi berat, ketoasidosis diabetikum, keracunan alkohol berat, atau
luka bakar hebat.
Gejala akan muncul hanya jika konsentrasi fosfat darah sangat rendah. Pada awalnya
penderita akan mengalami kelemahan otot. Selanjutnya tulang menjadi rapuh, mengakibatkan
nyeri tulang dan patah tulang. Pada konsentrasi yang amat rendah bisa terjadi akibat yang
serius, dimana kelemahan otot semakin berat, terjadi penurunan kesadaran, koma atau bahkan
kematian.
Tatalaksana Hipofosfatemia
a. Hipofosfatemia berat atau simptomatik hipofosfatemia (hemolisis, gagal nafas dan cardiac
aritmia) :
Koreksi dengan fosfat intravena. Berikan 10 mmol sodium dihydrogen phosphate dalam
250 ml NaCl 0,9% selama 2 hingga 6 jam melalui vena besar. Monitor nilai fosfat plasma,
nilai kalsium dan fungsi ginjal setiap 12 hingga 24 jam.
b. Pada pasien dengan keadaan kritis:
Larutan dengan konsentrasi lebih dapat diberikan (lebih direkomendasikan melalui central
line), 10 mmol sodium dihydrogen phosphate dalam 100 mL NaCl 0,9%. Kecepatan
pemberian hingga 10 mmol/jam selama 4 jam dapat diberikan. Monitor nilai fosfat plasma,
nilai kalsium dan fungsi ginjal setiap 1 hingga 2 jam, pantau dengan seksama gejala klinis
hipokalsemia.
c. Hipofosfatemia ringan hingga sedang
 Berikan suplementasi oral:
 Fosfat tablet 500 mg, 1 -2 tablet setara dengan 16,1 - 32,2 mmol dapat diberikan
hingga tiga kali sehari. Efek samping yang sering terjadi adalah diare. Apabila tidak
dapat ditoleransi, dapat diberikan 10 mmol sodium dihydrogen phosphate dalam 250
ml NaCl 0,9% infus lambat selama 2 hingga 6 jam melalui vena besar.
RUMAH SAKIT KARISMA CIMAREME

RS Jl. Raya Cimareme No 235Kec.Ngamprah


Telp. (022) 6866221, 082281813333, Fax. (022) 6867821
Kab.Bandung Barat 40552

BAB V
DOKUMENTASI

1. Daftar Obat High Alert Medication


BENTUK
NO. KELAS TERAPI NAMA GENERIK NAMA DAGANG KEKUATAN
SEDIAAN
1 ELEKTROLIT PEKAT:
Dextrosa
Glukosa 40% Injeksi Dext 40% 40% 25 ml
Hipertonik(≥20%)
Konsentrasi KCl Kalium Klorida Injeksi KCl 7,46% 7,46% 25 ml

Injeksi Magnesium Sulfat Magnesium Sulfat 20% MgSO4 20% 20% 25 ml


Injeksi
(MgSO4) dan 40% MgSO4 40% 40% 25 ml
Injeksi Natrium Klorida Natrium Klorida 3% Infus NaCl 3% 3% 500 ml
Injeksi Bikarbonat Sodium bikarbonat 8,4% Injeksi Meylon 8,4% 8,4% 25 ml
2 ANTI KOAGULAN
Heparin Na Injeksi Inviclot 5000 iu/ml
Injeksi Diviti
Fondaparinux sodium 2,5 mg/0,5 ml
Injeksi Arixtra
Enoxaparin Injeksi Lovenox 0,4 dan 0,6 mL
Clopidogrel Bisulfate Tablet Clopidogrel, CPG 75 mg
Warfarin Sodium,
Warfarin Sodium Tablet 2 mg
Notisil
Rivaroxaban Tablet Xarelto 15 mg, 20 mg
Edoxaban Tablet Lixiana 30 mg
3 AGONIS ADRENERGIK (lV)
Epinephrine Injeksi Adrenalin 1 mg/ml
Dopamin Injeksi Dopamin, 20 mg/ml
Dobutamin Injeksi Dobutamin, Dobuject 250 mg/5 ml
Norepinefrin Injeksi Vascon 1 mg/ml
Atropin Sulfat Injeksi Atropin Sulfat 0,25 mg/ml
4 ANESTHETIC AGENT (IV, Inhaled)
Propofol Injeksi Propofol, Nupovel 10 mg/20 ml
Sevoflurane Inhaled Sevoflurane 250 ml
Bupivacaine,
Bupivacaine Injeksi 5 mg/ml 4 ml
Marcaine
Rocuronium Br,
Rocuronium Br Injeksi 10 mg/ml, 5ml
Kabiroc
Isoflurane Inhaled Isoflurane 250 ml
Lidocain HCl Injeksi Lidocain HCl 2%/ml
Midazolam Injeksi Midanest 15 mg/3ml
5 ANTI ARITMIA
Amiodarone,
Amiodarone Injeksi 150 mg/3 ml
Cordarone
Amiodarone,
Amiodarone Tablet Cordarone, 200 mg
Kendaron
6 CALCIUM CHANNEL BLOKER
Nicardipine Injeksi Nicardipine HCl 10 mg/10 ml
7 NARKOTIKA
Codipront, Codikaf,
Codeine Tablet
coditam
Injeksi Fentanyl IV 0,05 mg/ml
Fentanyl
Patch Durogesic Patch 12,5 ug &
Morphine Tablet MST Continus 10 mg
RUMAH SAKIT KARISMA CIMAREME

RS Jl. Raya Cimareme No 235Kec.Ngamprah


Telp. (022) 6866221, 082281813333, Fax. (022) 6867821
Kab.Bandung Barat 40552

Injeksi Morphine Sulphate


Pethidine Injeksi 50 mg/ml
8 KALSIUM INTRAVENA
Kalsium Glukonat Injeksi Calcii Gluconas 100 mg/ml
9 ANTI DIABETIK INSULIN
Insulin Detemir Injeksi Levemir FlexPen 100 IU/mL
Injeksi NovoMix FlexPen 100 IU/mL
Insulin Aspart
Injeksi NovoRapid FlexPen 100 IU/mL
Injeksi NovoMix FlexPen 100 IU/mL
Injeksi Lantus 100 IU/mL
Insulin Glargine
Injeksi Ezeline 100 IU/mL
Injeksi Sansulin Log G 100 IU/mL
70% Insuline Degludeg,
Injeksi Ryzodeg 100 IU/mL
30% Insulin Aspart
Insulin Glargine +
Injeksi Soliqua 100 IU/mL
Lixisenatide
10 ANTI DIABETIK ORAL
Glimepiride, Amaryl, 1 mg, 2 mg, 3
Glimepiride Tablet
Metrix mg, 4 mg
Acarbose Tablet Acarbose 50 mg, 100 mg
Glibenclamide Tablet Glibenclamide 5 mg
Metformin,
Metformin Tablet Glucophage, 500 mg, 850 mg
Glucophage XR
Gliquidone,
Gliquidone Tablet 30 mg
Glurenorm
Glicazide Tablet Glicazide, Glucodex 80 mg
Vidagliptin Tablet Galvus 50 mg
11 INOTROPIC AGENT
Tablet Digoxin, Fargoxin 0,25 mg
Digoxin
Injeksi Fargoxin 0,25 mg/mL
RUMAH SAKIT KARISMA CIMAREME

RS Jl. Raya Cimareme No 235Kec.Ngamprah


Telp. (022) 6866221, 082281813333, Fax. (022) 6867821
Kab.Bandung Barat 40552

2. Daftar Obat LASA


a) LASA Dosis Bertingkat
NO NAMA OBAT
1 ACARBOSE 50 MG ACARBOSE 100 MG
RUMAH SAKIT KARISMA CIMAREME

RS
2 ACYCLOVYR 200 MG ACYCLOVYR 400 MG
Jl. Raya Cimareme No 235Kec.Ngamprah
3 Telp. (022)
ALLOPURINOL 6866221,
100MG TAB 082281813333,
ALLOPURINOL Fax. (022) TAB
300MG 6867821
Kab.Bandung Barat 40552
4 ALLURIC 100 ALLURIC 300
5 ALPRAZOLAM 0.5MG TAB ALPRAZOLAM 1 MG
6 AMARYL 1MG AMARYL 2MG AMARYL 3MG AMARYL 4MG
7 AMLODIPINE 5 MG AMLODIPINE 10 MG
AMOXICILLIN SYR
8 AMOXICILLIN 125MG SYR
250MG/5ML
9 AMOXSAN 250MG AMOXSAN 500MG
10 AMOXSAN SY 125 AMOXSAN SY 250 FORTE
11 ATORVASTATIN 20 MG TAB ATORVASTATIN 40 MG TAB
BETAHISTINE MESILATE BETAHISTINE MESILATE
12
6MG 24MG
13 BETASERC 8 MG BETASERC 24 MG
14 BISOPROLOL 2,5 MG TAB BISOPROLOL 5 MG TAB
15 BOOST D 1000 BOOST D 5000
16 BUFECT SYR BUFECT SYR FORTE
17 CANDESARTAN 8 MG CANDESARTAN 16 MG
18 CAPTOPRIL 12,5 MG CAPTOPRIL 25 MG CAPTOPRIL 50 MG
19 CARMED 10% CR 40GR CARMED 20% CR 40GR
20 CEFADROXIL 125MG SYR CEFADROXIL 250MG SYR
21 CEFIXIME 200 MG CAP CEFIXIME 100 MG CAP
22 CELEBREX 100 MG CELEBREX 200 MG
CENDO CONVER 4%
23 CENDO CONVER 2%
(FORTE)
24 CLANEKSI SY 125MG CLANEKSI SY 250MG
25 CLINDAMYCIN 150MG CLINDAMYCIN 300MG
26 CLOZAPINE 25 MG CLOZAPINE 100 MG
27 CONCOR 1,25 MG CONCOR 2,5MG CONCOR 5 MG CONCOR 10 MG
28 DEXAMETHASONE 0,5 MG DEXAMETHASONE 0,75 MG
DIVALPROEX SODIUM 250 DIVALPROEX SODIUM 500
29
MG MG
DIVALPROEX SODIUM ER DIVALPROEX SODIUM ER
30
250 500
31 DULCOLAX SUPP 10MG DULCOLAX SUPP 5MG
32 DUMIN 125 MG SUPP DUMIN 250 MG SUPP
33 EUTHYROX 50 MCG EUTHYROX 100 MCG
34 FENOFIBRATE 100 MG FENOFIBRATE 300 MG
35 GLIMEPIRID 1MG GLIMEPIRID 2MG GLIMEPIRID 3MG GLIMEPIRID 4MG
36 HALOPERIDOL 0,5 MG HALOPERIDOL 1,5 MG HALOPERIDOL 5 MG
37 HARNAL D 0,2MG HARNAL OCAS 400 MCG
38 HI-D 1000 HI-D 5000
HYDROCORTISON 2.5%
39 HYDROCORTISON 1% CR
5GR
40 IBUPROFEN 200MG IBUPROFEN 400MG
41 ISONIAZIDE 100 MG ISONIAZIDE 300 MG
42 ISOSORBID 5MG/ISDN 5MG ISOSORBID MG/ISDN 10MG
43 KETOPROFEN 50 MG KETOPROFEN 100 MG
44 LACOSIB 60MG LACOSIB 90MG
45 LAMESON 4MG TAB LAMESON 8MG TAB LAMESON 16MG TAB
LEVOFLOXACIN 500MG LEVOFLOXACIN 750MG
46
INFUS/TAB INFUS/TAB
47 LISINOPRIL 5 MG LISINOPRIL 10 MG
48 MELOXICAM 7,5MG MELOXICAM 15MG
49 METFORMIN 500MG METFORMIN 850MG
METHYLPREDNISOLONE METHYLPREDNISOLONE METHYLPREDNISOLONE
50
4MG TAB 8MG TAB 16MG TAB
51 METRIX 1MG METRIX 2MG METRIX 3MG METRIX 4MG
52 MGSO4 20% MGSO4 40%
NATRIUM DIKLOFENAK 50 NATRIUM DIKLOFENAK 25
53
MG MG
RUMAH SAKIT KARISMA CIMAREME

RS Jl. Raya Cimareme No 235Kec.Ngamprah


Telp. (022) 6866221, 082281813333, Fax. (022) 6867821
Kab.Bandung Barat 40552

b) LASA Pengucapan

NO NAMA OBAT
1 AMOXICILLIN AMOXSAN
2 BENOSON BENOSON M BENOSON M
3 BETAMETHASONE DESOXIMETHASONE
CEFOPERAZONE
4 CEFOTAXIME CEFOBACTAM
SULBACTAM
5 CEFTRIAXONE CEFTIZOXIME
6 CENDO EYEFRESH MILD CENDO EYEFRESH. CENDO EYEFRESH PLUS
7 CODIKAF 10MG CODIPRONT CAPS CODITAM TAB
8 CURLIV PLUS SYR CURVIT SYR 60ML
9 DOPAMINE DOBUTAMINE
IM BOOST FORCE
10 IM BOOST FORCE COUGH IM BOOST FORCE TAB IM BOOST
ULTIMATE
11 ISOFLURANE SEVOFLURANE
12 KA-EN 1B KA-EN 3B KA-EN 4B
13 KENDARONE AMIODARONE
14 LACTULAX SYR 60ML LACTULOSA SYR
15 LAPISTAN LAPIBAL LAPICEF
16 LASAL LASAL EXPECTORANT
17 L-BIO CAPSULE L-BIO SACHET
18 NEUROSANBE PLUS NEUROSANBE TAB NEUROSANBE 5000
19 NOVOMIX PEN NOVORAPID PEN
20 NYSTATIN DROP NYSTIN DROPS
21 OBIMIN OBIVIT
22 OSTEONATE OAW OSTE FORTE OSTEOCAL OSTEOCARE
23 PANTOPRAZOLE OMEPRAZOLE LANSOPRAZOLE ARIPIPRAZOLE
24 RATIVOL PROPOFOL RECOFOL
25 REBAMIPIDE REPIMIDE
26 SANADRIL EXPT SY SANADRIL DMP SY
27 SANMOL SYRUP SANMOL FORTE SYRUP
28 TARIVID TT TARIVID TM
29 TB RIF SYR TB VIT SYR

c) LASA Tampilan
RUMAH SAKIT KARISMA CIMAREME

RS Jl. Raya Cimareme No 235Kec.Ngamprah


Telp. (022) 6866221, 082281813333, Fax. (022) 6867821
Kab.Bandung Barat 40552

NO NAMA OBAT
ALPRAZOLAM 0,5 MG CLONAZEPAM 2 MG TRIHEXYPHENYDIL
1
(MERSI) (MERSI) (MERSI)
2 BAMGETOL RIKLONA
3 BURNAZIN PLUS CR BURNAZIN CR
CENDO CONVER 4% CENDO VERNACEL
4 CENDO CONVER 2%
MINIDOSE MINIDOSE
5 CENDO EYEFRESH CENDO EYEFRESH MILD CENDO EYEFRESH PLUS CENDO LYTEERS
CENDO NATACEN
6 CENDO FLOXA CENDO TOBRO MINIDOSE
MINIDOSE
7 CENDO GLAOPEN CENDO GLAOPLUS CENDO TIMOL
8 CENDO POSOP MINIDOSE CENDO P-PRED MINIDOSE CENDO POLYPRED
9 CETAPHYL LOTION CETAPHYL WASH
10 CLANEKSI SY 125MG CLANEKSI SY 250MG
11 DULCOLAX SUPP 10MG DULCOLAX SUPP 5MG
12 EPEXOL SYRUP EPISAN SYRUP
13 GLUCOPHAGE 500MG GLUCOPHAGE XR 500
14 MERLOPAM STELOSI CEPEZET
15 QV SKIN LOTION 250ML QV WASH 250ML
16 RATIVOL INJ TROVENSIS INJ
17 RIFAMTIBI 450 MG RIFAMTIBI 600 MG
SERETIDE DISKUS 50/250 SERETIDE DISKUS 50/100
18
MCG MCG
19 TRICHODAZOLE 500 MG ALLORIS 10 MG NEUROSANBE PLUS SICLIDON 100 MG
20 VELUTIN NEBU VELUTIN PLUS NEBU

3. Area (lokasi) Tempat Penyimpanan Obat High Alert


4. Sticker Obat High Alert Medication

HIGH
ALERT HIGH ALERT

5. Sticker Obat LASA

LASA
RUMAH SAKIT KARISMA CIMAREME

RS Jl. Raya Cimareme No 235Kec.Ngamprah


Telp. (022) 6866221, 082281813333, Fax. (022) 6867821
Kab.Bandung Barat 40552

DAFTAR PUSTAKA

1. Aminoff M. Fluid and Electrolyte Disturbances. In: Fauci A, Kasper D, Longo D, Braunwald E,
Hauser S. Jameson J, Loscalzo J, editors. Harrison’s principles of Internal medicine. 18th ed.
United States of America; The McGraw-Hill Companies, 2012.
2. Douglas Ivor. Cleveland Clinic Journal of Medicine vol 73, supplement 3. 2006. Diunduh dari
http://www.ccjm.org/content/73/Suppl_3/S4.full.pdf. Pada tanggal 10 mei 2012.
3. Androgue H, Madias N. Hyponatremia. Diunduh dari
http://www.nejm.org/doi/full/10.1056/NEJM200005253422107 pada tanggal 10 Mei 2012.
4. Siregar Parlindungan. Gangguan Keseimbangan Cairan dan Elektrolit. Dalam: Alwi I, Setiati
S. Setiyohadi B, Simadibrata M, Sudoyo AW. Buku Ajar Ilmu Penyakit dalam Jilid I Edisi IV.
Jakarta: Interna Publishing; 2006: Hal 134-142.
5. Gennari F J. Hyopokalemia. N Engl J Med 1998; 339:451-458August 13, 1998. Diunduh dari
http://www.nejm.org/doi/pdf/10.1056/NEJM199808133390707 pada tanggal 15 Mei 2012.

Anda mungkin juga menyukai