Anda di halaman 1dari 5

ANALISIS KODE ETIK

Dosen Pengampu : Sabrina Dachmiati, M.Pd.,

Disusun Oleh Kelompok 1 KelasX2C :

Rofi Ananta Syah Ulum (202001500239)

Fityah Inas Mardiyah (202001500240)

Fitri Aprilia Ahmadi (202001500256)

Nina Santika(202001500263)

Muhammad Nur Syafei (202001500336)

PROGRAM STUDI PENGEMBANGAN PROFESI KONSELING

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN DAN PENGETAHUAN SOSIAL

UNIVERSITAS INDRAPRASTA PGRI

JAKARTA

2021
A. HASIL ANALISIS KODE ETIK

Konseling adalah proses pemberian bantuan dari seorang


konselor kepada klien untuk membantu menyelesaikan masalah.
Konselor termasuk salah satu profesi yang kini banyak diminati dan
dicari keberadaannya. Selayaknya profesi lainnya, konselor juga
memiliki aturan-aturan yang disebut kode etik konseling. Tujuannya
untuk mengatur dan menghindari pelanggaran-pelanggaran yang
mungkin terjadi.

Adanya pelanggaran-pelanggaran ataupun penyalahgunaan


profesi konselor di sekolah meyebabkan citra konselor di sekolah saat
ini masih belum bisa dikatakan baik. Banyak hal yang melatar belakangi
buruknya citra konselor di sekolah, mulai dari sikap konselor dan tugas
konselor yang memang kurang jelas dan disalah gunakan oleh pihak
sekolah itu sendiri.

Bentuk Pelanggaran yang Sering Terjadi


1. Terhadap Konseli
2. Menyebarkan/membuka rahasia konseli kepada orang yang tidak
terkait dengan kepentingan konseli.
3. Melakukan perbuatan asusila (pelecehan seksual, penistaan agama,
rasialis).
4. Melakukan tindak kekerasan (fisik dan psikologis) terhadap konseli.
5. Kesalahan dalam melakukan praktik profesional (prosedur, teknik,
evaluasi, dan tindak lanjut).

Sanksi Pelanggaran
Konselor wajib mematuhi kode etik profesi bimbingan dan konseling.
Apabila terjadi pelanggaran terhadap kode etik profesi bimbingan dan
konseling maka diberikan sanksi sebagai berikut:
a. Memberikan teguran secara lisan dan tertulis.
b. Memberikan peringatan keras secara tertulis.
c. Pencabutan keanggotaan ABKIN (Asosiasi Bimbingan Konseling
Indonesia).
d. Pencabutan lisensi.
e. Apabila terkait dengan permasalahan hukum/kriminal maka akan
diserahkan pada piha yang berwenang.
Terkait kasus kode etik yang dilakukan oleh konselor atau guru
BK di mana kasusnya ini adalah salah satunya guru konselor yang tidak
mengindahkan salah satu asas misalnya asas kerahasiaan dalam asas BK
adalah guru konselor yang membeberkan masalahnya kepada konselor
lain. Misalnya saja dalam sebuah kelas atau perkuliahan tersebut
menjadikan permasalahan lainnya menjadi sebuah contoh yang
diberikan kepada konselor lainnya dari konseli peserta didiknya kira-
kira apakah dengan membeberkan masalah selain tersebut kepada
konselor lain dengan atau tanpa menjelaskan identitas peserta didik
tersebut

1. Apakah salah satu pelanggaran kode etik atau jika ada konselor yang
menggunakan studi kasus konseli sebagai contoh menjelaskan
sebuah permasalahan konseli tersebut. Baik atau tidak jika hal itu
dibiarkan sama sekali. Apakah itu melanggar?

Untuk sebaiknya itu mungkin bisa dijadikan pembelajaran untuk


konselor baru yang di mana identitasnya itu kemungkinan tidak usah di
sebutkan identitas si konseling, walaupun konselor tidak kenal dengan
konseli tersebut. Jadi kasus atau contoh itu buat pembelajaran konselor
menyelesaikan masalah kalau misalnya ada kasus sama seperti yang
sudah di contohkan secara detail konselor lain sudah tahu bagaimana
menyelesaikan permasalahan konseli dengan gambaran-gambarnya yang
dipelajarinya.

Dan sebaiknya konselor itu tugasnya menjaga kerahasiaan


konseli, tidak ada kerahasiaan dijadikan contoh kasus yang di pelajari
oleh konselor lain. Ketika sudah menjadi seorang konselor menanggapi
berbagai macam kasus permasalahan konseli pada saat penanganan itu
lah seorang konselor menjadikan pembelajaran untuk dirinya sendiri
dari study kasus sebelumnya serta menjaga kerahasiaan konseli.

Konselor menyadari bahwa kepercayaan merupakan hal yang


paling utama dalam hubungan konseling. Konselor berusaha
mendapatkan kepercayaan konseli melalui hubungan konseling,
menciptakan batasan dan keleluasan yang sepatutnya, hingga menjaga
kerahasiaan. Konselor mengkomunikasikan tolok ukur kerahasiaan
dengan cara yang baik dan bisa diterima oleh konseli.

2. Bagaimana jika guru BK melanggar kode etik disekolah


menggunakan kekerasan kepada pesrta didik sehingga peserta didik
lebih banyak takut kepada guru Bk?
Kemungkinan peserta didik ini sudah dikasih tahu dan ketika
diarahkan ke arah yang benar, dinasihati untuk menjadi lebih baik.
Susah untuk mendapatkan respon dari peserta didik yang terus
mengulangi kesalahan yang sama. Sehingga arahan dan nasihat tersebut
yangdi lakukan peserta didik itu mendengarkan melalui kuping kanan
dan membuang ke kuping kiri. Sehimgga guru BK menjadi sangat emosi
dan tidak tau harus seperti apa untuk menyelesaikan permasalahan
peserta didik tersebut.

Jika seperti itu imbas yang dialami guru Bk itu mencemarkan


nama baik profesi, sehingga kebanyakan peserta didik takut dan sulit
untuk mengungkapkan permasalahannya dan menjadi tidak aman dan
tidak percaya kepada guru BK karna sikap arogannya yang tidak
memiliki sabar dalam menyikapi peserta didik.

Guru Bk itu harus memiliki aspek kesabaran untuk tidak


terjadinya pelanggaran kode etik kepada peserta didik, dah juga guru bk
harus menciptakan monitoring untuk lebih kepengawasan.

Fakor penyebabnya kekerasan yang dilakukan oleh guru


terhadap anak muridnya itu bermacam-macam yang diketahui seperti
pengawasan prilaku siswa yang kurang dari orang tua, adanya
pelanggaran fisik. Kepala sekolah mempunyai kewenangan tertinggi
berjalannya pelayanan konseling seraca umum berkewajiban membantu
dan menegakkan hak-hak hukum, menegakkan kedisiplinan tindak
pidana. Sehingga tidak ada terjadinya lagi guru Bk melanggar kode etik
dan tidak lagi terdengar guru Bk menampar peserta didik.

Tanggung jawab Konselor terhadap Siswa


1. Konselor memiliki kewajiban utama untuk memperlakukan siswa
sebagai individu yang unik dengan sikap respek.
2. Konselor secara penuh membantu konseli dalam mengembangkan 
potensi atau kebutuhannya (baik yang terkait dengan personal,
sosial, pendidikan, maupun vokasional); dan mendorong konseli
untuk mencapai perkembangan yang optimal. 
3. Menahan diri dari upaya menorong siswa untuk menerima nilai,
gaya hidup, dan keyakinan yang menjadi orientasi pribadi konselor
sendiri.
4. Bertanggung jawab untuk memelihara hak-hak konseli.
5. Memelihara kerahasiaan data konseli.
6. Memberikan berbagai informasi yang dibutuhkan konseli.

berdasarkan analisis kelompok 1 pada hari ini dapat disimpulkan


bahwa memang harus menjaga kode etiknya menjaga kerahasiaan dari
lainnya rahasia masalah dan sebaiknya tidak menggunakan masalah lain
sebagai contoh untuk menjelaskan materi kepada peserta didik dan juga
pelayanannya bertangan dingin dapat mengatasi masalah bukan malah
ringan tangan menambah masalah konflik dan masalah pribadinya yang
mengakibatkan pada efeknya dicabut. Kode etik yang di keluarkan oleh
ABKIN sudah relatif bagus hanya saja yang perlu di perhatikan kembali
ialah guru bimbingan dan konseling itu sendiri, apakah konselor itu
mampu mengikuti kode etik tersebut atau malah mengabaikanya. Etika
sangat penting bagi seorang yang memiliki profesi,karena untuk
memaksimalkan profesi itu harus memperhatikan etika sebagai pedoman
dalam menjalankan profesi .Etika sangat di perlukan dalam profesi
konselor,karena konselor sangat diperhatikan dalam penyelesaian
masalah,dan seringkali berhubungan dengan hal-hal yang menyangkut
moral.dengan demikian profesi  kode etik di terapkan pada konselor.

Anda mungkin juga menyukai