Anda di halaman 1dari 4

Rancangan Metodologi Penelitian Kualitatif

1. Rumusan Masalah
2. Tujuan penelitian
3. Fokus

Tugas :
Mahasiswa diharapkan dapat mengemukan secara tertulis tentang contoh masalah, judul
penelitian, perumasan masalah, tujuan penelitian, fokus dan subfokus.

---------------------------------------------------------------------------------------------------------

Rumusan Masalah
 Pada penelitian kualitatif, perumusan masalah cenderung bergerak dari pertanyaan
yang lebih umum dan berujung pada pertanyaan yang lebih spesifik.
 Pertanyaan yang lebih umum bisa disebut sebagai Central Questions, sementara
pertanyaan yang lebih spesifik bisa diistilah-kan dengan Sub-Questions
 Peneliti berhasil menentukan tujuan penelitian yang jelas, fokus, dan terarah, barulah
ia dapat merumuskan seperangkat pertanyaan pemandu riset yang relevan dan tepat-
mengena.

Contoh :
Skrip pertanyaan sentral sejauh menyangkut penelitian kualitatif: Bagaimana praktik
wacana gender di Majalah Kartini?

Skrip subpertanyaan yang diturunkan dari pertanyaan sentral di atas dalam kerangka
penelitian kualitatif:
 Apa saja elemen linguistik yang digunakan Majalah Kartini untuk mewacanakan
gender?
 Bagaimana konteks sosio-kultural dapat membentuk wacana gender di Majalah
Kartini?
 Bagaimana kognisi pembuat teks dalam praktik wacana gender di Majalah
Kartini?

Cara mudah membuat Rumusan Masalah


 adalah dengan menggunakan alat bantu pertanyaan dengan prinsip 5W + 1H (What,
Who, Why, When, Where dan How), seperti prinsip penulisan berita dalam dunia
jurnalistik.
 Untuk mendapatkan esensi masalah, bisa digunakan kata tanya "apa" atau "siapa".
“Apa” menyangkut subjek benda (non-manusia), sementara "siapa" menyangkut
subjek manusia. Kata tanya “Apa" lebih menjurus pada nama kejadian atau
peristiwa, sementara "Siapa" lebih ke pelaku atau orang yang terlibat dalam
peristiwa (yang dimaksud atau dijadikan topik)

Contoh :
Pancasila Sila Kesatu, yaitu Prinsip Ketuhanan Yang Maha Esa (sebagai prinsip
umum,yang sudah banyak diketahui orang, dan bernilai universal) dengan temuan "baru"
di lapangan yaitu Ritual seks yang dilakukan para peziarah di Gunung Kemukus, Sragen,
Jawa Tengah dengan maksud mendapatkan wangsit dan pesugihan."

Dua pernyataan di atas yang tadinya dianggap sejajar,dalam pengertian proposisi logika
(Subjek dan Predikat), bisa dikemas menjadi sebuah Rumusan Masalah yang menarik
dan menggugah keingintahuan pembaca, yaitu
1. “Bagaimana mengetahui kadar penghayatan Sila Ketuhanan dalam diri para peziarah
di Gunung Kemukus?"
2. "Apakah Sila Ketuhanan terbuka untuk ditafsirkan oleh para peziarah di Gunung
Kemukus, dalam bentuk ritual seks?"
3. "Mengapa di negara yang berlandaskan Pancasila, utamanya Sila Ketuhanan, masih
ada praktik ritual seks yang dibungkus aura relijius,seperti terjadi di Gunung
Kemukus?"
4. "Kapan mulai terjadi pergeseran pemaknaan ziarah di Gunung Kemukus, dari yang
relijius-adi-kodrati dan laku-tapa, menjadi profan-sekuler-hedonis?"
5. dan seterusnya

Tujuan penelitian

Tujuan Penelitian yang baik, dalam arti efektif dan bisa dikelola (manageable),
mengandaikan kombinasi dari empat faktor kunci berikut ini:
1. besar atau kecilnya kadar keingintahuan si atau tim peneliti;
2. kecermatan pengamatan awal terhadap fenomena yang mau diteliti;
3. kemampuan membaca dan memetakan isu-isu yang sedang banyak dibahas dalam
sebuah komunitas akademis tertentu;
4. kemampuan membuat fokus atau isu turunan dari isu-isu besar yang ditemukan
pada no.3

Suatu tujuan penelitian yang efektif, biasa disebut juga topic statements, tidak terlepas
dari tiga hal berikut ini.
1. Objektif atau imparsial. Artinya,tujuan penelitian tidak memihak salah satu
agensi atau subjek yang "memesan dan membiayai" penelitian.
2. Dirumuskan dengan bahasa yang jelas (tidak ambigu atau metaforis) dan
menggunakan kata kerja aktif transitif untuk mencirikan.
3. Biasanya menggunakan bingkai kerja (framework) pada riset yang dilakukan,
artinya, "masuk akal" untuk dikerjakan, baik dari segi pembiayaan, waktu
pengerjaan, orang-orang yang terlibat termasuk kompetensinya, bisa ditunjang
sarana dan fasilitas yang tersedia, terlihat ada manfaat atau kegunaan (entah
untuk sekelompok orang atau khalayak yang lebih luas). Istilah yang lazim
digunakan pada poin ini adalah "the feasibility of research".

Dalam suatu rancangan penelitian yang luaran akhirnya berupa makalah, skripsi, atau
artikel di jurnal ilmiah, penentuan tujuan penelitian yang jelas dan spesifik, disertai
rumusan masalah yang tepat- guna serta mengindahkan prinsip-prinsip 5W + 1H maupun
dalam tegangan antara universalitas dan partikularitas, merupakan sebuah tolok-ukur
yang sering digunakan untuk menentukan feasibility rancangan penelitian tersebut.

Fokus

 Fokus berisi pernyataan tentang indikator dan faktor- faktor yang akan diteliti secara
lebih detail. Rincian aspek yang akan diteliti tersebut berguna memberikan arah dan
memperjelas jalinan fenomena yang diteliti.
 Karena terlalu luasnya masalah, maka dalam penelitian kualitatif, peneliti akan
membatasi penelitiannya dalam satu atau lebih variabel. Batasan masalah dalam
penelitian kualitatif disebut fokus, yang bersifat pokok masalah yang masih bersifat
umum
 Fokus penelitian bermanfaat bagi pembatasan mengenai objek penelitian yang
diangkat manfaat lainnya adalah agar peneliti tidak terjebak pada banyaknnya data
yang di peroleh di lapangan
 Peneliti dalam menetapkan fokus penelitian menjadi sangat penting karna fokus itu
akan tampak pada judul atau topik penelitian yang diajukan. Berdasarkan fokus
inilah maka akan dirumuskan secara kritis subfokus penelitian yang nantinya akan
menjadi dasar bagi peneliti untuk merumuskan masalah penelitain.

Contoh :
Fokus : manajemen sarana dan prasarana pendidikan
Sub fokus :
1. perencanaan kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan,
2. proses pengadaan sarana dan prasarana pendidikan,
3. pemakaian sarana dan prasarana pendidikan,
4. pencatatan pengurusan sarana dan prasarana pendidikan, serta
5. pertanggungjawaban sarana dan prasarana pendidikan di Madrasah XYZ

Anda mungkin juga menyukai