Anda di halaman 1dari 15

A.

Research Questions and Literature Review (Pertanyaan Penelitian dan Tinjauan


Pustaka)

1. Relevansi pertanyaan penelitian


Riset bisnis sering kali dimulai dengan topik terkait bisnis yang menarik dan terkini atau
masalah bisnis praktis. Dengan cara ini, fenomena kehidupan nyata dapat menjadi titik awal
proyek studi bisnis kualitatif yang baik. Penelitian adalah tentang menghasilkan pengetahuan
baru dan menghubungkannya dengan pengetahuan ilmiah yang sudah ada tentang topik yang
sedang pelajari. Karena pengetahuan ilmiah terkait dengan teori dan konsep teoretis, perlu
mempelajarinya sebagai bagian dari proyek penelitian dan juga perlu merumuskan beberapa
metode dalam penelitian. Namun, kunci keberhasilan dalam proyek penelitian bisnis kualitatif
bukanlah penggunaan konsep dan metode teoretis, melainkan kemampuan untuk merumuskan
dan merumuskan kembali pertanyaan penelitian yang relevan secara ilmiah. Hal ini tidak hanya
terjadi satu kali saja, yaitu pada awal penelitian, tetapi sebaiknya dilakukan beberapa kali selama
proses penelitian.

1.1 Mendefinisikan ide penelitian dan pertanyaan penelitian

Dalam studi kualitatif, sering kali memulai dengan mengidentifikasi topik yang memiliki
minat lebih luas dan kemudian mengajukan satu atau dua pertanyaan spesifik terkait hal ini. Ide
topik dapat dengan mudah diperoleh dari media cetak dan media sosial, literatur bisnis praktis
dan akademis, minat pribadi, hobi, dan pengalaman kerja, supervisor, dan proyek penelitian yang
dibuat oleh peneliti lain. Ketika sudah lebih paham dengan bidang minat yang lebih luas yang
telah dipilih, peneliti bisa untuk memulai memikirkan pertanyaan yang lebih spesifik.
Pertanyaan-pertanyaan ini mungkin berkaitan dengan isu-isu seperti apa yang menjadi
pengetahuan umum di lapangan dan apa yang tampaknya tidak diketahui, argumen apa yang
mendukung, dan apa yang menentang beberapa perkembangan, dan apa yang mengejutkan dan
membingungkan berdasarkan apa yang sudah diketahui.

Penting untuk diingat bahwa sebelum membuat tinjauan pustaka yang sistematis, harus
merumuskan satu atau lebih pertanyaan penelitian. Hal ini karena, umumnya, rangkaian
pertanyaan penelitian pertama yang dirumuskan oleh peneliti pemula seringkali terlalu rumit dan
sulit untuk dipelajari. Saat merumuskan kembali pertanyaan penelitian, harus memastikan
bahwa mampu menjawabnya dari sudut pandang yang dipilih dan dengan data empiris yang
telah dikumpulkan. Aspek penting dalam mendefinisikan pertanyaan penelitian pendahuluan
adalah bahwa pertanyaan tersebut dapat diterapkan, yang berarti bahwa pertanyaan penelitian
tidak boleh terlalu luas atau terlalu spesifik. Silverman (2013), mengadaptasi dari Punch (1998:
49), menulis bahwa pertanyaan penelitian yang bisa diterapkan harus dapat dijawab, saling
berhubungan, dan relevan secara substantif. Pertanyaan penelitian yang dapat dijawab berarti
kita dapat melihat jenis data apa yang diperlukan untuk menjawab pertanyaan tersebut dan
bagaimana data tersebut dapat diperoleh. Relevansi substansi mengenai pertanyaan penelitian
berarti bahwa pertanyaan tersebut menarik dan sesuai topik atau tepat waktu, dan sangat
bermanfaat untuk penelitian.

1.2 Sempurnakan ide dan pertanyaan penelitian

Saat mulai mengerjakan topik dan ide penelitian, cobalah langkah-langkah berikut :

a. Pilih bidang minat yang lebih luas


b. Jelajahi wilayah yang lebih luas dengan membaca penelitian yang dilakukan oleh
peneliti lain (artikel ilmiah, buku penelitian)
c. Tulislah deskripsi singkat atau peta pikiran tentang ide-ide penelitian dan
keterkaitannya.
d. Persempit bidang minat dengan memilih sudut pandang tertentu untuk studi.
e. Lakukan penelitian lebih lanjut dari sudut pandang spesifik yang telah pilih.
f. Rumuskan satu atau lebih pertanyaan penelitian pendahuluan untuk penelitian.

2. Berbagai jenis pertanyaan penelitian

Pertanyaan apa, bagaimana, dan mengapa merupakan pertanyaan umum dalam penelitian
bisnis kualitatif. Pertanyaan "Apa" bersifat deskriptif dan berfokus pada eksplorasi dan deskripsi
keadaan, situasi, dan proses. Pertanyaan "Bagaimana" dan "mengapa" berfokus pada sebab dan
akibat, dengan kata lain, mereka bertujuan menjawab atau menjelaskan sesuatu secara kualitatif.
Dalam banyak kasus, akan berguna jika membahas topik penelitian dengan semua pertanyaan
ini. Terdapat juga membedakan antara pertanyaan penelitian yang tertarik pada hasil dan
pertanyaan yang tertarik pada proses. Pertanyaan penelitian yang berkaitan dengan hasil berfokus
pada entitas pada saat tertentu. Pertanyaan terkait proses berkaitan dengan bagaimana entitas ini
berevolusi atau berubah seiring waktu.

Jika merasa sulit untuk fokus dan mempersempit minat penelitian, maka akan sangat membantu
jika membuat pernyataan tesis untuk sebuah proyek penelitian. Pernyataan tesis mendefinisikan
tujuan inti penelitian dengan proposisi atau argumen yang secara jelas menunjukkan inti diskusi
akademis yang ingin dikembangkan.

Pernyataan tesis sangat membantu dalam menyaring poin utama penelitian menjadi satu
atau dua kalimat. Di awal proyek penelitian, pernyataan tesis membantu untuk memfokuskan
upaya penelitian, dan pada tahap selanjutnya dapat digunakan untuk mengatur ide, materi, dan
hasil yang presentasikan. Pernyataan tesis yang baik bersifat spesifik karena dapat memberikan
pendirian dan membenarkan diskusi lebih lanjut.

3. Penggunaan teori dan konsep teoritis

Meskipun penelitian bisnis menekankan masalah bisnis praktis, tetap harus memasukkan
beberapa ide dan konsep teoretis ke dalam penelitian. Dalam penelitian kualitatif hal ini mungkin
terjadi pada awal penelitian atau pada tahap selanjutnya. Dalam penelitian berbasis teori,
menaruh banyak perhatian pada konsep teoritis tepat di awal penelitian. Dalam penelitian
berbasis data, membangun hubungan antara konsep teoretis dan data pada tahap proyek
selanjutnya. Seringkali bermanfaat untuk membedakan antara teori (ide dan konsep teoretis) dan
penelitian sebelumnya (studi yang berhubungan dengan data empiris). Kedua hal ini diperlukan
untuk memfokuskan dan membingkai proyek penelitian dan untuk menempatkan penelitian pada
bidang minat yang lebih luas.

3.1 Bagaimana teori mengarahkan penelitian

Ada dua pandangan berbeda tentang peran dan posisi teori dalam penelitian bisnis.
Pandangan pertama menekankan relevansi teori 'besar', yang konsisten dan stabil serta dikenal
luas dan diadopsi di kalangan peneliti. Pandangan teori ini didasarkan pada gagasan bahwa
tujuan utama penelitian empiris adalah untuk menguji teori yang ada dan ikut serta dalam proses
konfirmasi dan pendefinisian ulang teori tersebut. Pengembangan teori jenis ini terjadi melalui
langkah-langkah kecil dan penetapan hipotesis dan proposisi.
Konsepsi teori yang lain menekankan sifat sosial dari semua aktivitas ilmiah. Di sini, teori
didefinisikan dengan cara yang lebih fleksibel yaitu terdiri dari asumsi awal dan asumsi yang
berubah yang mengarahkan cara melakukan penelitian. Pemahaman terhadap teori ini membuka
kemungkinan terjadinya perubahan bertahap masuknya ide-ide, dan penerapan bahan-bahan baru
dalam konstruksi teori. Konsepsi teori ini menunjukkan bahwa teori tidak perlu diuji melalui
hipotesis karena teori tersebut terus-menerus ditantang melalui sifat proses penelitian yang
berulang. Dari sudut pandang ini, teori dapat dipahami sebagai kumpulan ide-ide yang
mengalami redefinisi berkelanjutan, bukan formalisasi yang stabil dan kaku yang dapat diuji.

Dalam penelitian bisnis kualitatif, kedua konsepsi teori tersebut valid. Namun, karena
penelitian kualitatif sering kali bergantung pada interaksi yang konstan dan erat antara data
empiris, interpretasi, dan teori, gagasan teori yang terakhir sebagai kumpulan gagasan yang
berubah-ubah sering kali lebih disukai. Konsepsi teori ini juga memberi lebih banyak kebebasan
dalam menulis kerangka teoretis dan menelusuri hubungan antara teori, konsep, dan metode.

3.2 Berbagai cara menggunakan teori

Penggunaan teori berbeda-beda dalam pendekatan penelitian kualitatif yang berbeda. Ide
kontinum seperti yang digunakan oleh Creswell (2012) menawarkan salah satu cara berpikir
tentang penggunaan teori dalam penelitian kualitatif. Creswell menempatkan penelitian
Grounded Theory pada salah satu ujung kontinum, karena bertujuan untuk menghasilkan teori
dan konsep teoritis dengan bantuan penelitian empiris. Menempatkan fenomenologi dan
etnografi di ujung lain kontinum karena keduanya selalu dimulai dengan komitmen teoritis. Studi
kasus dan biografi terletak di tengah-tengah kontinum karena mereka mengenalkan teori yang
ada, menggunakannya dengan berbagai cara pada tahapan proses penelitian yang berbeda.

4. Memposisikan kajian melalui literatur

Peneliti pemula terkadang berpikir bahwa membuat proyek penelitian kualitatif adalah
alasan untuk tidak mengetahui apa yang dikatakan peneliti lain tentang permasalahan yang
diteliti. Beberapa orang bahkan mungkin berpikir bahwa, ketika membuat penelitian kualitatif,
tidak perlu menggunakan konsep teoritis untuk mendasari penelitian. Bagi peneliti mana pun,
mustahil untuk mengatakan sesuatu yang menarik secara ilmiah jika tidak menghubungkan
temuan, gagasan, dan kesimpulan dengan apa yang telah diketahui sebelum penelitian. Pada titik
tertentu dalam proyek penelitian, harus membaca diri sendiri dalam bidang penelitian yang
minati. Secara tradisional, hal ini dilakukan pada awal proyek penelitian, namun dalam
praktiknya harus membaca karya orang lain selama proses penelitian, karena Idenya adalah
untuk memperjelas dan mempertajam pertanyaan penelitian selama proses penelitian. Oleh
karena itu, harus menyediakan waktu yang cukup selama berbagai fase proyek penelitian.

5. Relevansi tinjauan literatur

Istilah 'literatur penelitian' atau hanya 'literatur' mengacu pada kumpulan penelitian, baik
teoritis maupun empiris, yang harus dikonsultasikan untuk mengembangkan, memahami,
menyelidiki dan mengevaluasi ide-ide penelitian dan produk akhir. Literatur ini diterbitkan
dalam buku, jurnal ilmiah, serta database elektronik. Untuk menghasilkan, mengembangkan, dan
menyempurnakan ide penelitian, perlu mengetahui apa yang telah ditulis peneliti lain tentang
topik proyek penelitian. Selain itu untuk dapat melakukan penelitian yang baik, harus
mengetahui pengetahuan terkini di bidang topik. Seringkali juga diminta untuk menunjukkan
kemampuan mengevaluasi pendekatan teoritis dan studi empiris peneliti lain secara kritis.
Artinya harus mencari dan membaca sejumlah literatur penelitian selama proses penelitian. Ini
berlaku untuk semua orang penelitian bisnis kualitatif.

Tinjauan pustaka seringkali merupakan bab tersendiri dalam laporan penelitian, namun
dalam penelitian kualitatif tidak perlu dilaporkan dengan cara seperti itu. Wolcott (2009),
seorang etnografer yang memberikan nasihat praktis tentang cara menulis penelitian kualitatif,
merekomendasikan untuk menyajikan penelitian sebelumnya dalam interaksi, atau dalam dialog,
dengan penelitian sendiri. Dengan kata lain, tinjauan pustaka juga dapat dilaporkan dalam
bagian-bagian yang lebih kecil dalam beberapa bab laporan penelitian.

Selain itu tidak ada penelitian yang dapat dimulai dari awal atau tanpa pengetahuan teoretis
atau empiris sebelumnya. Ketika bekerja lebih induktif, melanjutkan melalui beberapa siklus
peninjauan literatur seiring dengan semakin spesifiknya pertanyaan penelitian, juga dapat
melakukan penelitian kualitatif melalui deduksi, yang berarti mengembangkan ide dan
pertanyaan penelitian langsung dari teori dan penelitian sebelumnya. Dalam hal ini, sangatlah
penting untuk melakukan pencarian literatur secara sistematis dan menganalisisnya sebelum
mulai mengumpulkan data empiris.
5.1 Tujuan dari tinjauan literature

Tujuan dari tinjauan literatur adalah untuk mengeksplorasi, merangkum, membandingkan,


dan menganalisis secara kritis apa yang telah ditulis oleh peneliti lain tentang topik penelitian.
Tujuan penulisan tinjauan literatur adalah untuk mengeksplorasi pengetahuan dan gagasan apa
yang telah ditetapkan mengenai suatu topik, pendekatan dan sudut pandang apa yang telah
diadopsi, dan apa kekuatan dan kelemahannya. Saat menulis tinjauan literatur terpisah,
disarankan untuk mengaturnya menjadi beberapa bagian yang mengidentifikasi tren penelitian
dan menyajikan tema teoretis, empiris, atau metodologis dalam bidang topik penelitian. Namun,
perlu diingat bahwa tinjauan pustaka yang informatif harus selalu ditentukan dan dipandu oleh
pertanyaan penelitian.

5.2 Ciri-ciri tinjauan pustaka yang baik

Ini berkaitan dengan penelitian yang relevan dalam kaitannya dengan pertanyaan
penelitian. Tinjauan pustaka ini disusun berdasarkan pertanyaan penelitian studi. Ini memberikan
ringkasan, interpretasi, evaluasi dan kritik terhadap literatur. Ini mengidentifikasi bidang
kontroversi dan ketidaksepakatan dalam literatur. Ini membantu dalam merumuskan pertanyaan
penelitian baru untuk penelitian, atau dalam menyempurnakan pertanyaan penelitian yang mulai.

5.3 Mengidentifikasi kata-kata kunci

Agar dapat melakukan pencarian literatur secara efektif, perlu menghasilkan "kata kunci"
yang terkait dengan topik penelitian dan pertanyaan penelitian. Materi yang ditemukan akan
membantu mengenal bidang penelitian dan kata kunci yang digunakan peneliti lain di bidang ini.
Jika menemukan artikel atau buku penelitian yang sangat relevan dan terkini mengenai topik,
maka dapat menemukan daftar panjang referensi bagus dari satu sumber ini. Inilah sebabnya
mengapa metode terbaik untuk pencarian literatur adalah memulai dari sumber-sumber terbaru
dan bekerja mundur. Menggunakan kata-kata kunci yang menghubungkan pendekatan penelitian
kualitatif ini dengan topik penelitian akan menghasilkan daftar referensi yang lebih jelas.
Namun, tidak boleh membatasi pencarian literatur hanya pada pendekatan penelitian kualitatif.
Meskipun akan melakukan penelitian kualitatif, mungkin ada banyak literatur relevan mengenai
topik yang belum menggunakan metode kualitatif apa pun.
5.4 Melakukan pencarian literature

Dua strategi pencarian dasar, yaitu mengidentifikasi kata kunci atau kutipan, membantu
dalam melakukan pencarian literatur. Saat menggunakan kata kunci, mulailah dengan
merangkum topik penelitian dengan satu atau dua kalimat. Kemudian identifikasikan elemen
paling sentral yang telah gunakan dalam ringkasan. Kemudian pilih kata kunci yang sesuai untuk
setiap elemen. Seringkali, memasukkan kata-kata umum dan ilmiah akan berguna, karena hal ini
akan meningkatkan jumlah kutipan yang diambil. Saat melakukan pencarian subjek, penting
untuk mempertimbangkan hubungan antara kata kunci. Strategi lainnya adalah mulai mencari
kutipan kunci, yaitu referensi penelitian sebelumnya. Dimulai dengan satu kutipan terbaru yang
berkualitas baik (artikel atau buku), biografi penelitian yang berkaitan dengan topik dapat
dengan mudah dibuat berdasarkan daftar referensi mereka. Saat mencari referensi dari database
digital atau dari Internet, sistem mungkin menawarkan referensi serupa lainnya kepada atau
mungkin menunjukkan kepada siapa yang telah menggunakan publikasi tertentu sebagai
referensi.

6. Dua cara melakukan tinjauan literatur

Secara keseluruhan, dalam tinjauan literatur harus mencari konsep-konsep kunci,


kesimpulan, teori dan argumen yang mendasari penelitian di bidang topik. Selain itu, perlu
mendeskripsikan bagaimana penelitian berhubungan dengan penelitian teoritis dan empiris
sebelumnya. Tujuan dari tinjauan pustaka yang paling sederhana adalah untuk merangkum
literatur yang ingin digunakan dalam proyek penelitian dan memberikan gambaran singkat
tentang proyek penelitian besar yang dirujuk. Bahkan ketika menyusun ringkasan literature harus
memutuskan apa yang harus diambil dan apa yang tidak. Pertimbangkan baik-baik ide atau
informasi mana yang penting bagi penelitian, dan mana yang kurang penting serta dapat dibahas
secara singkat atau tidak disertakan dalam tinjauan.
B. Access and Relationship (Akses dan Hubungan)

1. Mengidentifikasi partisipan penelitian

Peneliti bisnis kualitatif sering menggunakan orang sebagai sumber informasi. Jika tidak,
hanya mengunakan bahan penelitian yang ada (misalnya dokumen, arsip, wawancara yang
dilakukan oleh orang lain), maka perlu mengidentifikasi organisasi, kelompok, dan individu
mana yang dapat berpartisipasi dalam penelitian. Bagaimana kita bisa melakukan ini? Karena
penelitian kualitatif tidak bertujuan untuk melakukan generalisasi statistik, maka metode
pengambilan sampel khusus yang dirancang untuk tujuan ini tidak diperlukan. Mengidentifikasi
partisipan penelitian untuk penelitian kualitatif lebih bertujuan daripada representatif dan acak,
seperti halnya dalam penelitian kuantitatif.

Meskipun ada beberapa tantangan yang akan dijelaskan nanti, ada baiknya untuk
mempertimbangkan apakah dapat melakukan penelitian di suatu organisasi dan dengan orang-
orang yang sudah dikenal, atau setidaknya memiliki kontak langsung atau tidak langsung. Oleh
karena itu, harus mempertimbangkan untuk mendekati sebuah organisasi atau kontrak kerja yang
sudah dikenal sebelumnya. Selain itu, sebaiknya gunakan kontak supervisor dan departemen
universitas jika mereka mengizinkannya. Namun, mungkin ada topik yang memerlukan akses ke
organisasi dan individu yang belum dikenal. Misalnya saja jika ingin membuat penelitian
etnografi mengenai etnis yang dikuasai perempuan bisnis, maka hal pertama yang perlu
dilakukan adalah mencari cara mengidentifikasi perusahaan yang cocok untuk studi. Bergantung
pada tujuan, menemukan satu perusahaan yang cocok saja sudah cukup. Jika membutuhkan lebih
dari satu peserta, maka teknik pengambilan sampel bola salju, rantai, dan jaringan berguna.

Tergantung pada tujuan, mungkin juga ingin mengidentifikasi populasi organisasi atau orang
yang lebih besar untuk membuat pengambilan sampel yang bertujuan untuk kasus-kasus unik (di
mana fenomena yang diteliti jarang terjadi), atau kasus-kasus representatif (di mana fenomena
yang diteliti adalah kasus-kasus yang representatif). Untuk melakukan hal ini, dapat
menggunakan beberapa sumber informasi, seperti direktori perusahaan, halaman web, asosiasi
industri, dan pakar bisnis. Jika beruntung, dapat menemukan daftar organisasi atau individu yang
dapat dipilih. Jika tidak, mungkin perlu menggabungkan beberapa sumber berikut untuk
menghasilkan daftar organisasi.

2. Mengakses organisasi

Riset bisnis biasanya melibatkan perolehan akses ke organisasi. Permasalahan akses sangat
penting dalam studi bisnis kualitatif karena kualitas akses mempunyai pengaruh langsung
terhadap hasil penelitian (Feldman, Bell dan Berger, 2003). Setelah melakukan kontak awal
dengan organisasi, sering kali perlu mempertahankan kontak ini selama keseluruhan proyek
penelitian. Oleh karena itu, alih-alih memperlakukan kontak sebagai peristiwa yang terjadi satu
kali saja, yang terjadi pada awal penelitian, penting untuk mempertimbangkannya sebagai proses
berkelanjutan yang dapat berlanjut hingga tahap akhir penelitian (Gummesson, 2000).

2.1 Organisasi sebagai penjaga gerbang penelitian

Proyek penelitian bisnis seringkali memerlukan izin dari suatu organisasi atau orang pusat
dalam organisasi tersebut untuk pengumpulan data empiris. Penjaga gerbang, baik organisasi
atau orang, memiliki kekuasaan untuk mengizinkan atau menolak akses ke data. Artinya, penjaga
gerbanglah yang akan memutuskan apakah data dapat dikumpulkan dan dalam jangka waktu apa
hal ini dapat dilakukan. Oleh karena itu, menjual ide penelitian kepada penjaga gerbang
sangatlah penting. Antara lain, keberhasilan dalam menjual ide-ide akan bergantung pada
seberapa mudah dipahaminya tujuan penelitian bagi para penjaga gerbang.

Khususnya perusahaan bisnis besar yang mengakui kekuatan mereka sebagai penjaga
gerbang riset bisnis. Perusahaan global mempunyai kebijakan sendiri terhadap penelitian, dan
setiap proposal dari masing-masing peneliti kemungkinan besar perlu mengakomodasi kebijakan
tersebut. Bahkan perusahaan yang lebih kecil pun mungkin ingin mempengaruhi tujuan dan
struktur proyek penelitian, metode yang digunakan, bentuk pelaporan penelitian, dan apakah
penelitian tersebut akan tersedia untuk umum agar dapat dibaca oleh orang lain.

2.2 Kekhawatiran umum

Ketika memikirkan tentang organisasi kontak yang berguna, akan sangat membantu jika
kita memahami mengapa organisasi mau atau tidak ingin berpartisipasi dalam proyek penelitian.
Beberapa kekhawatiran umum organisasi berkaitan dengan kerahasiaan informasi mengenai
mereka Perusahaan bisnis dan pelaku bisnis bisa sangat memperhatikan kerahasiaan semua
informasi yang berhubungan dengan manajemen, operasi bisnis, atau rencana masa depan
mereka. Saat menegosiasikan akses, harus memiliki gagasan yang jelas tentang bagaimana akan
menjaga kerahasiaan data.

Alasan lain dari keengganan untuk berpartisipasi adalah bahwa penelitian selalu
memerlukan sumber daya dari para partisipan, paling sering waktu dan informasi dari orang-
orang yang akan diwawancarai atau yang karyanya akan diikuti. Perjelas mengenai berapa
banyak waktu dan sumber daya lain yang diperlukan dari para peserta akan mempermudah
negosiasi akses. Terakhir, mudah dipahami bahwa suatu organisasi tidak ingin berpartisipasi jika
organisasi tersebut tidak melihat manfaat proyek penelitian. Inilah sebabnya mengapa perlu
mempertimbangkan bagaimana 'menjual' proyek penelitian ke organisasi yang ingin pelajari.

2.3 Memperkenalkan proyek penelitian

Ketika mendekati organisasi yang belum pernah berhubungan dengan sebelumnya, perlu
lebih berhati-hati dalam memperkenalkan proyek penelitian dengan benar dan kepada orang
yang tepat. Orang yang tepat adalah orang yang dapat memberi izin untuk melakukan penelitian
atau meneruskan permasalahan tersebut agar orang lain dapat memutuskannya. Saat melakukan
kontak awal, sebaiknya kirimkan ringkasan singkat proposal penelitian melalui surat atau email,
yang menunjukkan bahwa akan menghubungi orang tersebut melalui telepon dalam waktu tiga
hingga empat hari. Hal ini memberikan waktu bagi pihak perusahaan untuk mempertimbangkan
tawaran dan, yang paling penting, tidak memerlukan upaya apa pun dari mereka.

Jika permintaan penelitian dipenuhi dengan minat, maka biasanya akan diminta untuk
berkunjung organisasi untuk mendiskusikan rincian proyek penelitian dan sumber daya yang
diperlukan dari organisasi yang berpartisipasi. Karena kunjungan tersebut dapat menentukan
nasib hubungan dengan organisasi tersebut, disarankan agar mempersiapkan diri secara matang.
Pelajari semua informasi tertulis tentang organisasi yang dapat temukan (misalnya teks media,
laporan tahunan, halaman web) untuk menunjukkan bahwa mempunyai minat yang tulus
terhadap organisasi dan bahwa dapat bekerja secara profesional. Pikirkan terlebih dahulu
tentang jenis perjanjian apa yang dapat buat dengan organisasi yang bersangkutan, namun
berikan juga fleksibilitas untuk mengakomodasi saran yang mungkin dibuat oleh organisasi
tersebut.
3. Mengakses individu

Setelah mendapatkan persetujuan dari organisasi, masih perlu meyakinkan individu dalam
organisasi tersebut tentang relevansi penelitian. Partisipasi individu dalam penelitian selalu
bersifat sukarela dan perlu dinegosiasikan secara terpisah, baik oleh peneliti atau organisasi.
Tugas sebagai peneliti juga harus meyakinkan masing-masing partisipan dengan memberi tahu
mereka apa manfaat penelitian. Setiap peserta penelitian mempunyai hak untuk menerima
informasi yang memadai tentang apa saja yang diperlukan dalam partisipasi mereka dalam
praktik.

4. Membuat perjanjian penelitian

Perusahaan besar secara rutin memerlukan perjanjian penelitian tertulis, termasuk rincian
tentang anonimitas, kerahasiaan, etika, hak milik, jadwal waktu, publikasi dan sumber daya yang
diperlukan dari perusahaan. Perjanjian tertulis sering kali dimulai dengan ringkasan tujuan
proyek dan mencakup rincian jenis informasi yang ingin dikumpulkan peneliti dan apakah
peserta ditawari sesuatu sebagai imbalan atas partisipasi mereka. Sekalipun perjanjian tertulis
tidak diperlukan, ada baiknya membuat catatan rinci tentang apa yang sepakati dengan peserta.
Pertimbangkan untuk membuat memo tentang pertemuan pertama dengan masing-masing
peserta dan memberikannya kembali kepada mereka untuk dikomentari dan dikonfirmasi.
Ingatlah bahwa peserta penelitian mempunyai hak untuk mengetahui siapa yang bertanggung
jawab atas penelitian tersebut dan siapa yang dapat dihubungi untuk mendapatkan informasi
tambahan. Sumber utama pendanaan juga perlu diungkapkan kepada para peserta. Secara
keseluruhan, harus jujur mengenai proyek penelitian dan memberi tahu peserta apa yang lakukan
dengan informasi yang akan diberikan.

4.1 Berurusan dengan keterbatasan

Bukan hal yang aneh bagi organisasi untuk menegosiasikan beberapa batasan pada proyek
penelitian yang akan mereka ikuti. Hal ini mungkin berkaitan dengan isu-isu seperti siapa yang
dapat wawancarai atau amati, pertemuan apa yang boleh hadiri, atau jenis dokumen apa yang
dapat dibaca. Meskipun menunjukkan kehati-hatian dalam menangani semua potensi
keterbatasan di awal proses penelitian, akan ada lebih banyak keterbatasan yang mungkin
muncul selama proses tersebut dan harus mampu mengatasinya. Terakhir, sebagai peneliti yang
harus mempertimbangkan batasan seperti apa yang dapat terima namun tetap dapat melanjutkan
penelitian yang berkualitas baik.

Para peserta harus diperbolehkan membaca rencana penelitian jika mereka


menginginkannya dan merupakan praktik yang baik untuk menawarkan mereka kesempatan
membaca laporan akhir penelitian sebelum tersedia untuk umum. Diskusi terbuka dan kesediaan
untuk mencari kompromi yang memuaskan biasanya merupakan solusi terbaik dalam situasi
seperti ini. Namun, jika terjadi perbedaan pendapat mengenai hasil dan kesimpulan, perlu diingat
bahwa berhak membuat interpretasi sendiri dan menarik kesimpulan sendiri meskipun peserta
mungkin tidak setuju dengan hal tersebut.

5. Hubungan peneliti-peserta

Dalam riset bisnis kualitatif, jarak antara peneliti dan peserta ini sering kali muncul. Ini
berarti bahwa partisipan penelitian dapat terlibat secara intensif dalam proses penelitian dalam
berbagai cara tergantung pada tujuan dan pendekatan penelitian. Variasi dalam keterlibatan dapat
berkisar dari pertemuan partisipan dan peneliti hanya satu kali, hingga keterlibatan mereka dalam
wawancara interaktif intensif dan diskusi serial terbuka. Pengecualiannya adalah penelitian
kualitatif yang menggunakan bahan penelitian yang sudah ada meskipun terkadang juga dapat
mengembangkan hubungan dengan orang-orang yang hadir dalam bahan tersebut atau yang
memproduksinya. Khususnya dalam penelitian etnografi, tindakan, dan studi kasus, biasanya
sering bertemu dengan partisipan penelitian dan dalam jangka waktu yang lebih lama, yang
mengarah pada hubungan yang lebih dekat dari biasanya dengan mereka. Tujuan untuk menjadi
orang dalam terhadap budaya yang diteliti dalam penelitian etnografi memerlukan
pengembangan hubungan yang erat. Namun, hubungan dekat dapat berkembang, meskipun itu
mungkin bukan tujuan studi. Ketika hubungan dekat telah berkembang, baik direncanakan atau
tidak, para partisipan mungkin lebih cenderung memberikan umpan balik kepada peneliti
mengenai analisis empiris, penulisan penelitian, dan kesimpulan mereka.

5.1 Alasan berkurangnya jarak antar peneliti dan para peserta


Ada beberapa alasan untuk mengurangi jarak antara peneliti dan partisipan. Pertama, hal
ini dapat dijadikan sebagai titik awal penelitian bahwa pesertanya adalah ahli terbaik untuk
diajak bicara tentang materi pelajaran. Kedua, penelitian kualitatif seringkali bertujuan untuk
memasukkan perspektif partisipan dalam proses penelitian, yang memerlukan peningkatan
keakraban dan pemahaman antara peneliti dan partisipan. Dengan memasukkan peserta dalam
proses dapat berasumsi bahwa akan ada lebih banyak materi empiris mewakili dunia sosial
mereka.

Ketiga, dalam proyek penelitian kualitatif, peneliti adalah instrumen utama penelitian. Artinya,
proses penelitian dimediasi melalui ucapan dan tulisan, bukan melalui peralatan teknis. Dalam
tradisi penelitian kualitatif, peneliti dianggap sebagai agen aktif, yang usia, jenis kelamin, kelas,
ras, etnis, orientasi, sejarah dan pengalamannya dapat memainkan peran penting dalam
membentuk proses penelitian.

5.2 Posisi orang dalam dan orang luar

Seorang peneliti bisnis dapat menjadi "orang dalam" atau "orang luar" dalam penelitiannya
(Eriksson dan Rajamäki, 2010). Misalnya ketika melakukan penelitian di perusahaan tempat
juga bekerja, adalah orang dalam dalam organisasi tersebut dan sudah familiar dengan isu-isu
yang pelajari. Dengan cara yang sama, ketika melakukan penelitian tentang isu-isu yang tidak
kenal dan di organisasi yang tidak kenal, adalah orang luar. Hal ini tergantung pada pendekatan
penelitian dan tujuan mengenai apakah lebih baik menjadi orang dalam atau orang luar. Selain
itu, tidak jarang memulai penelitian sebagai orang luar dan, dalam prosesnya, menjadi orang
dalam.

Sebagai orang dalam, dapat memiliki akses lebih mudah ke organisasi dan individu, serta
peluang lebih besar untuk mengembangkan hubungan dekat dengan para peserta. Hal ini karena
memiliki pemahaman tentang norma budaya dan hubungan sosial yang mendasari permasalahan
dan situasi dalam organisasi. Menjadi atau tetap menjadi orang luar dapat memberi kesempatan
lebih baik untuk bersikap analitis, dan bahkan kritis, terhadap organisasi dan orang-orangnya,
serta terhadap isu dan situasi yang sedang periksa.

5.3 Tantangan posisi orang dalam


Menjadi insider adalah posisi yang bermanfaat, namun juga bisa menjadi posisi yang
menantang bagi peneliti pemula. Menurut pengalaman kami, masalah umum disebabkan oleh
kebingungan antara apa yang diketahui secara intuitif dan apa yang diketahui berdasarkan bukti
penelitian. Selain itu, peneliti bisnis pemula dengan mudah meniru keyakinan normative tentang
cara menjalankan bisnis atau cara mengelola perusahaan tanpa mempertimbangkan bagaimana
keyakinan tersebut muncul. Inilah sebabnya mengapa seorang peneliti bisnis orang dalam harus
melakukannya cobalah untuk merefleksikan keyakinan dan praduganya, menganalisis dari mana
hal tersebut berasal dan bagaimana hal tersebut muncul.

Jika topik penelitian dan konteksnya sudah sangat familiar, saran lain yang dapat diberikan
oleh peneliti yang lebih berpengalaman adalah mencoba mengembangkan cara untuk melihatnya
dengan cara yang tidak biasa, atau sebagai orang luar. Misalnya, jika seorang peneliti telah
bekerja di fungsi layanan pelanggan dan sedang melakukan studi tentang bagaimana kerja tim
dilakukan dalam layanan pelanggan, cobalah melihat segala sesuatunya dari sudut pandang
pelanggan.

5.4 Peran peneliti lainnya

Selain menjadi orang dalam atau orang luar, peneliti juga dapat memiliki peran lain dalam
proyek penelitian (lihat misalnya Glesne, 2010). Seorang peneliti bisnis pemula dapat dengan
mudah bertindak seperti seorang pelajar yang menginginkan pebisnis yang lebih berpengalaman
untuk mengajarinya. Peneliti bisnis yang kritis, misalnya, dapat mengambil sikap politik dan
berperan sebagai pendukung kelompok masyarakat yang kurang berkuasa (misalnya pengusaha
perempuan muda atau karyawan dengan latar belakang etnis), yang merupakan peran yang
sangat spesifik bagi seorang peneliti. juga dapat bertindak sebagai kolaborator dengan para
peserta, bahkan mengizinkan mereka berpartisipasi dalam pengambilan keputusan mengenai
penelitian . Jika peneliti adalah orang dalam, mereka juga dapat bertindak sebagai teman bagi
partisipan.

5.5 Bersikap refleksif tentang peran peneliti

Peran sebagai peneliti dan peran mereka sebagai partisipan dapat berubah, terkadang
beberapa kali selama proses penelitian, misalnya saja saat rasa percaya diri tumbuh, pertama-
tama dapat berpindah dari peran pelajar ke peran ahli dan, kemudian, dari peran ahli ke peran
guru. Secara keseluruhan, penting untuk merefleksikan peran dan hubungan dengan para
partisipan seiring kemajuan penelitian. Salah satu alasan pentingnya refleksivitas adalah bahwa
setiap peran memerlukan hubungan kekuasaan yang berbeda antara peneliti dan peserta dan hal
ini mempengaruhi penelitian dan hasilnya dalam satu atau lain cara. Bersikap refleksif tentang
bagaimana hubungan kekuasaan terlibat dalam penelitian, misalnya bagaimana membuat
interpretasi dan saran, akan meningkatkan peluang untuk membuat penelitian yang beralasan dan
dapat dipercaya. Peneliti pemula tidak secara spontan menyadari masalah kekuasaan dalam
penelitian, dan inilah sebabnya harus memberi perhatian pada hal ini.

Anda mungkin juga menyukai