Anda di halaman 1dari 40

LAPORAN TUGAS/TUGAS BESAR

PRAKTIKUM TATA LETAK GUDANG

MODUL 4
IDENTIFIKASI FASILITAS, PENGUKURAN JARAK, DRAF TATA
LETAK GUDANG DI LAPANGAN

Disusun oleh
MLIA 2A1
Anggota kelompok
1. Rifda Afifah (2030005)
2. Mike Oktavia (2030010)

Dosen pengampu mata kuliah


Edo Rantou Wijaya, MT

PROGRAM STUDI MANAJEMEN LOGISTIK INDUSTRI AGRO


POLITEKNIK ATI PADANG
2022

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat atas Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas berkat rahmat-nya, laporan praktikum yang berjudul ”Laporan Tugas/Tugas
Besar Tata Letak Fasilitas Gudang” dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Laporan praktikum ini sebagai syarat untuk menyelesaiakan Mata Kuliah Praktek
Tata Letak Fasilitas Gudang, pada Jurusan Manajemen Logistik Industri Agro
Politeknik ATI Padang.
Dalam penyusunan Laporan Praktikum ini banyak hambatan serta rintangan
yang penulis hadapi, namun pada akhirnya dapat melalui berkat adanya bimbingan
dan bantuan dari berbagai pihak baik secara moral maupu spiritual. Untuk itu pada
kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada:
1. Bapak Edo Rantou Wijaya, MT selaku dosen pengampu mata kuliah
praktek Tata Letak Fasilitas Gudang dalam Jurusan Manajemen logistik
Industri Agro yang telah membimbing penulis dalam belajar sehingga
penulis dapat menyusun Laporan Praktikum
2. Seluruh teman-teman kelas MLIA-2A yang telah membantu penulis
dalam menyelesaikan Laporan Praktikum.
Penulis menyadari bahwa Laporan Pratikum ini masih jauh dari sempurna
dan perlu pendalaman lebih lanjut. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik
dan saran dari pembaca yang bersifat konstruktif demi kesempurnaan laporan
Praktikum ini. Penulis berharap semoga gagasan pada Laporan Praktikum ini dapat
bermanfaat bagi dunia Manajemen Logistik Industri Agro dan pembaca.

Padang, 2022

Penuli

i
DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................................. ii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................................................................ 1
1.2 Tujuan Praktikum.................................................................................................................... 2
1.3 Rumusan Masalah .................................................................................................................. 3
1.4 Manfaat Praktikum ................................................................................................................. 3
BAB II LANDASAN TEORI ................................................................................................................... 4
2.1 Pengertian Tata Letak ............................................................................................................. 4
2.2 Pengertian Fasilitas Gudang .................................................................................................... 5
2.3 Peta Aliran Material ................................................................................................................ 6
2.4 Pengukuran Jarak Antar Fasilitas ............................................................................................. 7
2.5 Tipe-tipe Layout ...................................................................................................................... 9
2.6 Kebijakan Penyimpanan Gudang ........................................................................................... 13
BAB III METEDOLOGI PENELITIAN .................................................................................................. 16
3.1 Gambaran Umum UKM......................................................................................................... 16
3.2 Proses UKM dan Data ........................................................................................................... 17
BAB IV PENGOLAHAN DATA ........................................................................................................... 22
4.1 Operation Procces Chart (OPC) ............................................................................................. 22
4.2 Flow Procces Chart (FPC) ...................................................................................................... 23
4.3 Flow Diagram (FD) ................................................................................................................ 24
4.4 Koordinat X dan Y fasilitas ..................................................................................................... 25
4.5 Sketsa fasilitas ...................................................................................................................... 27
Perhitungan Jarak Antar Fasilitas ................................................................................................ 30
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................................................... 32
KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................................................................. 32
5.1 Kesimpulan ........................................................................................................................... 32
5.2 Saran .................................................................................................................................... 32
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................... 33
LAMPIRAN...................................................................................................................................... 34

ii
DAFTAR GAMBAR

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Praktikum merupakan suatu kegiatan melakukan pengamatan, percobaan atau


pengujian suatu materi dan konsep yang dilakukan di dalam laboratorium maupun di
lapangan. Kegiatan praktikum ini dibimbing langsung oleh Edo Rantou Wijaya, MT selaku
dosen pengampu mata kuliah Tata Letak Fasilitas Gudang. Dengan bimbingan dosen,
kegiatan pratikum dapat dilakukan dengan baik sehinga mahasiswa mampu memahami
materi yang dipraktekkan.

Tompkins et al 2003, menjabarkan proses perencanaan fasilitas memiliki tahapan


Permasalahannya adalah menentukan mana rencana yang akan digunakan jika masing-
masing dapat diterima dalam kepuasan pencapaian tujuan organisasi. Biaya bukan satu-
satunya pertimbangan besar ketika mengevaluasi alternatif fasilitas.

Penempatan barang adalah kegiatan yang berhubungan dengan berdasarkan apa suatu
barang ditempatkan dalam gudang. Kebijakan penempatan barang ini berdampak pada waktu
transportasi yang dibutuhkan dan proses pencarian atau penelusuran barang. Berikut ini adalah
jenis-jenis kebijakan penempatan barang (Hidayat, 2012):

1. Random storage yaitu penempatan barang berdasarkan tempat yang paling dekat dengan lokasi
input barang, implikasi kebijakan ini adalah waktu pencarian barang lebih lama. Random storage
memerlukan sistem informasi yang baik, umumnya cara ini dilakukan pada system AS/RS
(Automated Storage/Retrievel System).
2. Fixed storage atau dedicated storage adalah aplikasi kebijakan yang menempatkan satu jenis
bahan atau material di tempat yang khusus hanya untuk bahan atau material tersebut. Kebijakan
ini akan mengurangi waktu dalam pencarian barang, namun ruang yang dibutuhkan menjadi
kurang efisien karena ruang kosong untuk satu bahan atau material tidak diperbolehkan untuk
ditempati bahan atau material lainnya.
3. Class-based storage yaitu penempatan bahan atau material berdasarkan atas kesamaan suatu
jenis bahan atau material kedalam suatu kelompok. Kelompok ini nantinya akan ditempatkan
pada suatu lokasi khusus pada gudang. Kesamaan bahan atau material pada suatu kelompok,
bisa dalam bentuk kesamaan jenis item atau kesamaan pada suatu daftar pemesanan konsumen
1
4. Shared Storage iyalah penempatan beberapa bahan atau material dalam satu area yang
dikhususkan untuk bahan atau material tersebut. Kebijakan ini mengurangi jumlah kebutuhan
luas gudang dan mampu peningkatkan utilisasi area penempatan persediaan.

Perkembangan dunia industri yang sangat pesat dengan diikuti perkembangan


teknologi yang semakin maju menyebabkan permasalahan yang ada pada industri
manufaktur semakin complete. Salah satu masalah yang sering ditemui dalam industri
adalah masalah tata letak dan fasilitas gudang. Dimana gudang merupakan salah satu
tempat penyimpanan barang baik bahan baku yang akan di proses, maupun fasilitas yang
ada di dalamnya dalam industry manufacturing sering terjadi permasalahan yang terletak
pada pengaturan tata letak gudang. Permasalahan ini tidak dapat dihindari sekalipun hanya
sekedar mengatur tata letak gudang, tata letak gudang yang tidak berdasarkan dari suatu
perancangan tata letak gudang yang baik akan mengalami kesulitan dalam operasi proses
keluar masuknya produk dan tidak berdasarkan kapasitas gudang. Pengaturan gudang yang
baik diharapkan dapat menghindari kerugian perusahaan, dapat meminimalisasi biaya
operasional dan mempermudah proses pelayanan atau proses keluar masuknya barang.
Permasalahan yang terjdi di lapangan UKM berupa tempat penyimpanan yang
yang berantakan, hingga menyulitkan para pekerja dan tidak leluasa, barang dan alat yang
berserakan juga menyulitkan para pekerja mengambil alat untuk dipergunakan kembali,
bahan-bahan yang sudah tidak berguna dibiarkan berserakan hingga bisa melukai kaki jika
tidak menggunakan shoes safety.
1.2 Tujuan Praktikum

Setelah dilakukanya praktikum Tata Letak Fasilitas Gudang, kami mengetahui apa
saja tujuan yang didapat dari kegiatan ini yaitu:

1) Mampu mengidentifikasi aliran material dari pabrik yang diamati.


2) Mampu membuat peta aliran proses dan diagram alir dari aliran material dari pabrik
yang diamati.
3) Mampu mengidentifikasi fasilitas yang ada di pabrik.
4) Mampu mengidentifikasi parameter ukur untuk setiap fasilitas yang berada pada
pabrik.
5) Mampu melakukan pengukuran jarak antar fasilitas yang ada di pabrik menggunakan
semua metode ukur.
6) Mampu menggambarkan draf tata letak pabrik.
2
7) Mampu menentukan matriks from-to dan matriks frequency between dari
permasalahan pabrik.

1.3 Rumusan Masalah

1. Modul 1 Peta Aliran Material

2. Modul 2 Identifikasi Fasilitas Gudang Dan Jarak Antar Fasilitas

3. Modul 3 Menggambarkan Draf Tata Letak Gudang

4. Modul 4 Identifikasi Fasilitas Pengukuran Jarak, Draf Tata Letak Gudang Di


Lapangan

1.4 Manfaat Praktikum

Praktek Tata Letak Fasilitas Gudang dengan bimbingan dosen maka akan memberi
mahasiswa manfaat yaitu:

1) Dapat mengidentifikasi aliran material atau aliran proses produksi dari suatu
Gudang
2) Agar Mengetahui fasilitas-fasilitas yang ada di gudang beserta dengan jarak
antara fasilitas satu dengan fasilitas yang lainnya
3) Agar mengetahui layout dan draf yang terbaik dan sesuai dengan tata letak
fasilitas gudang di suatu industri atau perusahaan.

3
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Tata Letak

Menurut Wignjosoebroto,S.,(2009:67), Tata letak merupakan suatu landasan


utama dalam sebuah industri. Tata letak dapat didefinisikan sebagai tata cara pengaturan
fasilitas-fasilitas guna menunjang kelancaran proses operasinal di dalamnya. Pengaturan
tersebut dengan cara mencoba memanfaatkan luas area (space) untuk menempatkan
penyimpanan material (storage) baik yang bersifat temporer maupun permanen,
kelancaran gerakan perpindahan material, personal pekerja dan sebagainya.
Pengertian tata letak menurut ahli. Murdifin dan Mahfud (2011:433): Tata letak
(layout) merupakan salah satu keputusan strategis operasional yang turut menentukan
efisiensi operasi perusahaan dalam jangka panjang. Tata letak yang baik akan
memberikan kontribusi terhadap peningkatan produktivitas perusahaan.
Pekerjaan merancang fasilitas biasanya mulai dengan suatu analisis tentang produk
atau jasa yang akan diberikan, dan sebuah perhitungan tentang aliran baarang atau
kegiatan menyeluruh. Kemudian berlanjut tentang perencanaan secara rinci mengenai
susunan masing-masing tempat kerja, lalu keterkaitan antara tempat kerja, daerah yang
berhubungan erat di kelompokkan dalam satu satuan yang biasa disebut dengan
departemen, yang kemudian menjadi satu tata letak akhir (Apple, J.M.,1990:3).
Tujuan Perancangan Tata Letak Menurut Apple,J.M.,(1990:6-8), Jika tata letak
berfungsi sebagai penggambaran sebuah penyusunan yang ekonomis dari tempat-tempat
kerja yang saling berkaitan maka harus dirancang dengan memahami tujuan pada letak,
tujuan tersebut adalah :
1. Meminimumkan pemindahan barang.

2. Menjaga keluwesan terhadapkemungkinan perubahan yang terjadi.

3. Menurunkan penanaman modal dalam peralatan.

4. Menghemat pemakaian ruang bangunan.

5. Meningkatkan keefektifantenaga kerja.

6. Memberikan kemudahan, keselamatan, dan kenyamanan pada pegawai.

4
2.2 Pengertian Fasilitas Gudang

Menurut Siahaya (2013) dalam bukunya menyebutkan gudang adalah suatu tempat
atau bangunan yang dipergunakan untuk menimbun, menyimpan barang, baik berupa
bahan baku (raw material), barang setengah jadi (work in process) atau barang jadi
(finished product). Menurut Zaroni (2017), gudang merupakan komponen penting dari
rantai pasokan modern.
Menurut Lupioadi, (2008: 148) Fasilitas merupakan penampilan, kemampuan
sarana prasarana dan keadaan lingkungan sekitarnya dalam menunjukkan eksistensinya
kepada eksternal yang meliputi fasilitas fisik (gedung) perlengkapan dan peralatan.
Yang termasuk fasilitas dapat berupa alat, benda- benda, perlengkapan, uang, ruang
tempat kerja.
Rantai pasokan melibatkan kegiatan dalam berbagai tahap: sourcing, produksi,
dan distribusi barang, dari penanganan bahan baku dan barang dalam proses hingga
produk jadi. gudang dapat digambarkan sebagai bagian dari suatu sistem logistik
sebuah perusahaan yang berfungsi untuk menyimpan produk dan menyediakan
informasi mengenai status serta kondisi material/persediaan yang disimpan di
gudang, sehingga informasi tersebut selalu up-to-date dan mudah diakses oleh siapa
pun yang berkepentingan.
Berikut ini adalah beberapa manfaat dari suatu gudang di industri ataupun
perusahaan, yaitu sebagai berikut :
a) Manufacturing support (pendukung proses produksi)

Operasi pergudangan mempunyai peranan sangat penting dalam proses produksi,


dukungan dari operasi pergudangan sangat mutlak bagi kelancaran proses produksi,
sistem administrasi proses penyimpanan, transportasi dan material handling serta
aktivitas lain dalam pergudangan diatur sedemikian hingga proses produksi berjalan
sesuai dengan target yang hendak dicapai.
b. Production mixing

Menerima pengiriman barang berbagai macam dari berbagai sumber dan dengan
sistem material handling baik otomatis maupun manual dilakukan penyortiran dan
menyiapkan pesanan pelanggan selanjutnya mengirimnya ke pelanggan.

5
c. Sebagai perlindungan terhadap barang

Gudang merupakan jenis peralatan /tempat dengan sistem pengamanan yang


dapat diandalkan dengan demikian barang akan mendapatkan jaminan keamanan baik
dari bahaya pencurian, kebakaran, banjir, serta problem keamanan lainnya.
d. Dalam sistem pergudangan

Material berbahaya dan material tidak berbahaya akan dipisahkan beberapa


material ada yang beresiko membahayakan dan menimbulkan pencemaran, untuk itu
dengan menggunakan kode keamanan tidak diijinkan material yang beresiko tersebut
ditempatkan dengan lokasi pabrik.
e. Sebagai persediaan
Untuk melakukan peramalan permintaan produk yang akurat merupakan hal
yang sangat sulit, agar dapat melayani pelanggan setiap waktu operasi pergudangan
dapat digunakan sebagai alternatif tempat persediaan barang yang mana akan berfungsi
sebagai tempat penyimpanan dan penanganan persediaan.

2.3 Peta Aliran Material

Peta aliran proses dikenal juga dengan peta perencanaan layout adalah sebuah
ilustrasi gambar yang memperlihatkan perjalanan suatu produk dari diterima hingga dikirim
ke tujuan. Peta ini menggunakan symbol standar ASME untuk menggambarkan operasi yang
berlangsung selama perjalanan produk dari diterima hingga dikirim. Peta ini juga
memberikan informasi tentang standar waktu, jumlah dari produk/material yang dipindahkan,
dan bagaimana produk/material dipindahkan. Simbol ASME yang digunakan terdiri dari
lima simbol yang merepresentasikan lima kegiatan yaitu operation, inspection. transportation,
delay, dan storage.

Gambar simbol ASME


6
Operation adalah aktivitas yang mengubah bentuk suatu
arang/material/produk/komponen. Inspection adalah aktivitas membanding
barang/material/produk/komponen dengan standar yang ditetapkan Transportation
adalah perpindahan material/barang/produk/komponen dari satu tempat ke tempat
lain. Storage adalah aktvitas dimana barang /material / produk/ komponen
disimpan pada suatu tempat tertentu dalam rentang waktu tertentu. Dan delay
adalah aktivitas dimanabarang/material/produk/komponen menunggu untuk
ditindak lanjuti. Selain itu peta aliran proses juga dapat ditambahkan dengan
informasi lain seperti

2.4 Pengukuran Jarak Antar Fasilitas

Tata letak suatu fasilitas dapat dievaluasi berdasarkan tiga faktor. Faktor pertama
yaitu jumlah perjalanan atau jumlah loading. Faktor kedua adalah jarak antar
departemen. Terakhir adalah faktor biaya. Dua faktor pertama memiliki nilai yang
berubah dan bervariasi sedangkan faktor ketiga bisa bervariasi antar departemen
tetapi bisa juga tetap. Jumlah perjalanan atau jumlah loading dapat diperoleh dari
matriks from-to dan frequency of trips between. Jarak antar departemen diperoleh
menggunakan ukuran jarak yang dapat ditentukan nilainya dari ukuran dimensi
area/departemen dengan menggunakan tujuh parameter yang berbeda. Perbedaan
dapat didasarkan kepada dimensi ruang dari area/departemen dan atau dari carrier
dalam memindahkan material / barang / produk / komponen. Carrier tersebut
dapat berupa orang/operator atau peralatan material handling. Tujuh ukuran jarak
yang dapat digunakan dijelaskan pada subbab berikut.

1. Euclidean Distance

Ukuran jarak Euclidean dihitung dengan menarik garis lurus dari titik tengah antar
sepasang departemen/area. Jarak ini yang paling umum digunakan karena mudah
digunakan dan dimodelkan (jarak terpendek dari dua titik adalah batas terendah
dari jarak yang diukur). Ukuran Euclidean diaplikasikan pada jenis sistem
material handling konveyor dan jaringan distribusi dan transportasi. Secara umum,
ukuran ini lebih banyak digunakan untuk masalah fasilitas dibandingkan dengan
masalah tata letak. Penggunaan ukuran jarak ini sangat tepat untuk masalah
penentuan lokasi gudang baru di lokasi jaringan gudang dan ritel yang sudah ada.

7
Namun, jika digunakan untuk menentukan jarak perjalanan yang dilalui sebuah
crane tidak tepat karena crane bergerak sepanjang lintasan tegak lurus.

Persamaan ukuran Euclidean dapat diperoleh dengan memerhatikan gambar 2.1


berikut ini:

Gambar 2.1 Perhitungan jarak untuk beberapa tipe ukuran

Berdasarkan gambar 2.1 di atas maka dapat dibuat rumusan untuk ukuran jarak
Euclidean. Rumusan tersebut akan digunakan untuk menghitung jarak antar
sepasang fasilitas untuk seluruh fasilitas yang ada di dalam gudang/fasilitas
tertentu. Berikut adalah rumusan yang dimaksud.

2. Rectilinear Distance
Disebut juga dengan metrik Manhattan, sudut siku-siku, atau persegi panjang. Hal
ini biasanya digunakan karena mudah dihitung, mudah dipahami, dan sesuai untuk
banyak praktik masalah (misalnya, jarak antara titik di kota, jarak antar
departemen yang dilayani oleh MHDs yang hanya dapat bergerak secara
bujursangkar). Rumus rectilinear adalah rumus yang umum digunakan untuk
menghitung jarak antar area maupun antar fasilitas dimana peralatan pemindahan
bahan hanya dapat bergerak secara tegak lurus.

Berikut adalah rumus perhitungan Rectilinear Distance:


dij = |xi-xj| + |yi-yj|

• Adjacency

Rumusan ukuran jarak adjacency didasarkan kepada bilangan biner.


Bilangan biner 1 menandakan bahwa dua departemen saling berdampingan satu

8
sama lain. Sedangkan bilangan biner 0 menandakan bahwa dua departemen tidak
saling berdampingan. Ilustrasi rumusan ukuran jarak ini dapat ditunjukkan oleh
gambar 2.3 berikut.

Gambar 2.2 Ilustrasi letak departemen/area yang saling berdampingan

Berdasarkan gambar 2.2 tersebut dapat ditarik kesimpulan tentang


rumusan ukuran jarak adjacency. dij = djk yang bernilai 1 karena saling
berdampingan sedangkan dik bernilai 0 karena tidak saling berdampingan

2.5 Tipe-tipe Layout

Menentukan pola adalah langkah pertama dalam mengembangkan tata


letak. Desainer kemudian harus menentukan jenis tata letak yang akan digunakan.
Berikut 5 jenis tata letak yang umum digunakan.
1. Product Layout

Tata letak produk dikenal dengan nama-nama seperti tata letak lini aliran,
tata letak lini produksi, perakitan tata letak lini, dan tata letak menurut produk.
Dalam tata letak produk, mesin dan stasiun kerja diatur sepanjang rute produk
dalam urutan yang sesuai dengan urutan operasi produk mengalami. Jika suatu
produk menjalani operasi penggilingan, pengeboran, perakitan, dan pengepakan
secara berurutan, mesin penggilingan vertikal, mesin bor, peralatan perakitan, dan
peralatan pengepakan harus disusun satu demi satu dalam satu baris. Biasanya,
tata letak produk digunakan oleh perusahaan yang memproduksi satu atau
beberapa item dalam jumlah besar, seperti pabrik perakitan minivan. Manfaat dari
tata letak produk termasuk pengurangan waktu penanganan material, pengurangan
waktu pemrosesan, dan perencanaan yang lebih mudah dan kontrol. Kerugian
utamanya adalah kurangnya fleksibilitas. Setelah tata letak produk tertentu
diadopsi, biaya untuk membuat perubahan signifikan, sehingga tata letak produk
tidak cocok untuk perusahaan yang membuat produk sering berubah. Berikut
contoh product layout bisa diliat dari gambar dibawah ini

9
2. Process Layout

Mesin dan workstation dalam tata letak proses diatur berdasarkan operasi
yang mereka lakukan. Dengan demikian, semua mesin penggilingan ditempatkan
bersama dalam satu departemen, semua mesin bubut ditempatkan bersama di
tempat lain, dan seterusnya.

Pada Gambar diatas tata letak proses yang khas, semua mesin bubut
(ditunjukkan sebagai L) berada di departemen paling kiri. Semua mesin
penggilingan, pengeboran, penggilingan, pengecatan, dan perakitan (diidentifikasi
sebagai M, D, G, P, dan A, masing-masing) berada di departemen masing-masing.
Nama lain untuk tata letak proses termasuk tata letak dengan proses dan tata letak
toko kerja. Tata letak proses berguna bagi perusahaan yang memproduksi
berbagai produk atau pekerjaan dalam jumlah kecil, di mana setiap pekerjaan
biasanya berbeda dari yang lain. Sementara tata letak proses menawarkan
fleksibilitas dan memungkinkan personel untuk menjadi ahli dalam proses atau
fungsi tertentu, ia memiliki beberapa kelemahan utama yaitu peningkatan materi
biaya penanganan, kemacetan lalu lintas, waktu siklus dan antrian produk yang
panjang, kerumitan dalam perencanaan dan kontrol, dan penurunan produktivitas.

10
3. Fixed-Position Layout

Dalam tata letak posisi tetap, produk tidak berpindah dari satu lokasi ke
lokasi lain. Sebaliknya proses dan peralatan untuk membuat produk dibawa ke
tempat produk itu berada. Ini tata letak biasanya diadopsi ketika produk yang
diproduksi atau diproses berukuran besar dan tidak dapat dengan mudah diangkut
atau diangkut sama sekali, seperti dalam pembuatan dan perbaikan kapal;
pembuatan pesawat terbang dan servis; dan bendungan, jalan, dan industri
konstruksi rumah. Manufaktur mobil perusahaan (misalnya, Nissan) yang
memproduksi model kelas atas (misalnya, Infiniti) juga telah mengadopsi tata
letak posisi tetap untuk beberapa operasinya. Karena kualitas dan manufaktur
yang ketat persyaratan, pergerakan produk minimal diinginkan dalam beberapa
proses. Keuntungan dari posisi tetap tata letak adalah bahwa produk, yang
biasanya besar dan mahal, tidak dipindahkan dari tempat ke tempat. Oleh karena
itu, ada kemungkinan lebih kecil untuk kerusakan pada produk dan biaya
pemindahannya berkurang. Di sisi lain, ada peningkatan yang signifikan dalam
biaya pemindahan peralatan ke dan dari area kerja, sehingga utilisasi peralatan
rendah. Setelah peralatan dibawa ke tempat kerja, itu harus tetap di sana sampai
seluruh pekerjaan selesai. Misalnya, kita sering melihat roadlaying besar peralatan
yang menganggur di lokasi konstruksi. Meskipun peralatan digunakan sebentar-
sebentar hanya untuk beberapa hari, itu harus disimpan di lokasi kerja sampai
seluruh pekerjaan peletakan jalan selesai. Tata Fixed-Position Layout ditunjukkan
pada Gambar dibawah.

4. Group Technology-Based Layout

Sejak akhir 1960-an, telah diakui bahwa banyak sistem manufaktur


menengah hingga besar dapat memberikan kontrol yang lebih baik atas operasi
dan perencanaan dengan membagi sistem besar menjadi dua atau lebih, banyak
lebih kecil, independen, subsistem.* Di perusahaan seperti itu, sejumlah besar
suku cadang (biasanya ribuan) diproduksi pada sejumlah besar mesin (biasanya
ratusan). Untuk membagi sistem sebesar itu menjadi subsistem yang lebih kecil,
perencana harus terlebih dahulu menentukan set mesin dan yang sesuai bagian

11
(yang seluruhnya diproses oleh set mesin ini). Setiap set mesin dan yang sesuai
bagian set membentuk sel manufaktur dan keluarga bagian. Dengan
mengidentifikasi sel mesin dan bagian keluarga yang independen dari yang lain,
perencana membentuk sejumlah yang lebih kecil, saling independen subsistem
yang lebih mudah untuk direncanakan dan dikendalikan. Prinsip dasar GT dalam
konteks manufaktur adalah untuk mengidentifikasi mesin yang didedikasikan
untuk pembuatan satu set suku cadang dan mengelompokkan mesin ke dalam sel
mesin dan yang sesuai bagian menjadi bagian keluarga. Tata letak berbasis GT
untuk mesin diilustrasikan pada Gambar dibawah.

5. Hybrid Layout

Tidak semua perusahaan dapat mengadopsi satu jenis tata letak. Sebagai
perusahaan berkembang dengan meningkatkan produknya garis dan volume,
mungkin tidak ada jenis tata letak yang dibahas di bagian ini yang memenuhi
kebutuhan sepenuhnya. Sedangkan beberapa item produksi mungkin memerlukan
tata letak produk, yang lain mungkin memerlukan tata letak posisi tetap. Oleh
karena itu, sejumlah perusahaan menggunakan tata letak hibrid, kombinasi tata
letak dibahas. Contoh layout hybrid yang memiliki karakteristik GT, proses, dan
jalur perakitan tata letak ditunjukkan pada Gambar dibawah (lihat departemen kiri
atas, kanan, dan bawah).

12
Perusahaan memiliki sel manufaktur dan departemen proses yang
didedikasikan untuk membuat dua subassemblies utama. Ini dua sub-rakitan
diperkenalkan ke jalur perakitan pada tahap perakitan akhir yang berbeda produk.
Perusahaan ini menggunakan kombinasi tata letak berbasis GT di sel
manufakturnya, berbasis produk tata letak di area perakitannya, dan tata letak
berbasis proses di bagian penggilingan.
2.6 Kebijakan Penyimpanan Gudang

Metode penyimpanan barang di gudang adalah sebuah cara atau sistem


untuk menempatkan barang di gudang dalam kondisi menunggu proses
selanjutnya. Barang disesuaikan dengan karakteristiknya selama berada pada
waktu tunggu tertentu di gudang. Penyimpanan barang dilakukan berdasarkan
jenis, kondisi atau karakter barang. Penyimpanan di gudang dapat dilakukan
dengan cara sebagai berikut.
1. Cube Per Order Index Storage Policy

Metode cube per order index policy adalah cara menyimpan barang di
gudang dengan memperhatikan tingkat kebutuhan ruang penyimpanan barang di
gudang dengan jumlah transaksi produk. Metode cube per order index
policy berarti mengatur lokasi produk berdasarkan kategori produk dan jarak
perpindahan produk.
Metode cube per order index policy cocok diterapkan pada perusahaan
yang butuh ruang penyimpanan besar. Masalah yang sering terjadi pada ruang
penyimpanan besar adalah tata letak gudang lebih sulit diatur, sehingga
mengakibatkan kesulitan menemukan produk. Dengan metode cube per order
index policy penggunaan waktu untuk mencari produk bisa lebih efisien walaupun
ukuran gudang besar.
Metode penyimpanan barang di gudang sangat dibutuhkan untuk
mengoptimalkan perancangan tata letak gudang. Penggunaan waktu bisa lebih
efisien dan aktivitas di gudang bisa lebih produktif dengan mengatur tata letak dan
metode penyimpanan yang tepat. Prinsip dalam tata letak gudang tetap harus
diperhatikan dalam metode penyimpanan barang di gudang. Prinsip tata letak
gudang secara umum adalah aman, mudah dicari, mudah dijangkau dan mudah
diambil.
2. Dedicated Storage Policy

metode dedicated storage atau dikenal juga dengan fixed location adalah
metode penyimpanan barang di gudang dimana setiap produk memiliki tempat
atau lokasi yang tetap dalam penyimpanan di gudang. Lokasi tidak bisa diubah
atau digunakan oleh produk jenis lain walaupun ada tempat kosong.
Keunggulan dari metode dedicated storage adalah memudahkan karyawan
untuk mengingat lokasi produk di gudang dan penataan produk lebih teratur

13
berdasarkan jenisnya. Kekurangannya adalah bisa saja banyak lokasi kosong
karena tidak bisa diisi dengan jenis produk lain. Maka dari itu, perlu di atur agar
tempat penyimpanan suatu jenis barang mencukupi kebutuhan secara maksimal.
3. Randomized Storage Policy

Metode randomized storage atau floating lot storage adalah cara


penyimpanan barang yang merupakan kebalikan dari metode dedicated
storage. Metode randomized storage berarti penyimpanan di gudang dapat
dilakukan dengan cara acak. Barang atau produk mungkin mengalami
perpindahan lokasi penyimpanan. Penyimpanan juga bisa dilakukan di sembarang
tempat yang memungkinkan.
Sayangnya, cara penyimpanan barang di gudang ini kurang efektif.
Metode randomized storage bisa menyebabkan lokasi barang tidak teratur dengan
baik. Jenis, kondisi, dimensi dan karakteristik barang tidak diperhatikan selama
barang disimpan di gudang. Jika jumlah barang yang disimpan banyak jumlah dan
jenisnya, maka bisa mempersulit proses pencarian barang.
4. Shared Storage Policy

Metode shared storage adalah metode penyimpanan barang di gudang


yang bertujuan mengurangi kebutuhan ruang penyimpanan barang. Metode shared
storage mengutamakan keuntungan dari perbedaan waktu penyimpanan barang di
gudang. Dalam metode ini penting untuk menentukan barang dengan teliti
berdasarkan ruang penyimpanan yang digunakan.
Cara menyimpan barang di gudang dengan metode shared storage harus
mengetahui kapan produk masuk dan produk keluar dari gudang. Dengan begitu,
lokasi kosong bisa diisi dengan produk yang masuk ke gudang. Penggunaan lokasi
penyimpanan dengan memperhatikan tingkat kelas produk seperti pada
metode class based storage.
Keunggulan dari metode shared storage yaitu bisa menjadi sistem
pemindahan barang dalam waktu cepat dan tetap teratur. Jika ada lokasi kosong di
titik penyimpanan bisa langsung diisi, sehingga meningkatkan manfaat ruang
penyimpanan di gudang.
5. Class-based Storage Policy

Metode class based storage yaitu mengatur lokasi penyimpanan barang di


gudang dengan lebih fleksibel namun tetap rapi. Cara menyimpan barang di
gudang menggunakan metode class based storage dilakukan dengan membagi
lokasi penyimpanan dalam beberapa titik. Setiap titik bisa diisi dengan beberapa
jenis barang yang dikelompokan sesuai karakteristik tertentu, misalnya
berdasarkan ukuran barang. Selain itu, penempatan produk juga bisa diatur
berdasarkan kelas atau tingkat pergerakan barang.

14
Metode class based storage berdasarkan metode pareto. Metode pareto
artinya membagi barang ke dalam beberapa kelas berdasarkan popularitas.
Pengelompokannya adalah kelas yang bergerak tercepat hanya sekitar 15% dari
produk tersimpan, tapi kontribusinya bisa mencapai 85% dari omset.
Contoh penerapan metode class based storage atau penyimpanan berbasis
kelas yaitu barang A adalah barang yang pergerakannya paling cepat. Selanjutnya
ada barang B yaitu yang pergerakannya di bawah barang A. Pembagian kelas
biasanya dibatasi menjadi 3 kelas, tetapi dalam beberapa kasus bisa lebih.
Kelebihan dari metode class based storage adalah penyimpanan produk
lebih fleksibel karena diatur berdasarkan kecepatan gerak barang. Barang yang
bergerak cepat bisa disimpan dekat depot agar mudah dijangkau. Metode class
based storage pada penerapannya butuh ruang penyimpanan atau rak lebih banyak.

Cara menyimpan barang di gudang yang pertama adalah metode dedicated storage
atau dikenal juga dengan fixed location. Metode penyimpanan barang di gudang
ini berarti setiap produk memiliki tempat atau lokasi yang tetap dalam
penyimpanan di gudang. Lokasi tidak bisa diubah atau digunakan oleh produk
jenis lain walaupun ada tempat kosong.

Keunggulan dari metode dedicated storage adalah memudahkan karyawan untuk


mengingat lokasi produk di gudang dan penataan produk lebih teratur berdasarkan
jenisnya. Kekurangannya adalah bisa saja banyak lokasi kosong karena tidak bisa
diisi dengan jenis produk lain. Maka dari itu, perlu di atur agar tempat
penyimpanan suatu jenis barang mencukupi kebutuhan secara maksimal

15
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Gambaran Umum UKM

Nama UKM : CV. Sido Harind

Jenis usaha : Konstruksi pembangunan dan pemasangan kubah masjid

Alamat : Jl. Adinegoro, Bungo Pasang, Kec. Koto Tangah, Kota Padang,
Sumatera Barat 25171

CV. Sidoharind merupakan salah satu usaha yang bergerak di bidang jasa
konstruksi pembangunan kubah masjid yang berdiri sejak tahun 1979. Yang
beralamat di jalan Adinegoro, Kelurahan Bungo Pasang, Kecamatan Koto
Tangah, Padang, Sumatera Barat. Perusahaan ini menyediakan jasa untuk
pembuatan kubah, jenis dan desain kubah dapat dibuat sesuai dengan
permintaan dan keinginan dari konsumen, yang mana terdapat decoratif
ataupun panel untuk penambahan motifnya. Untuk bahan kubah nya
menggunakan bahan logam (panel enamel coating / Panel Powder Coating),
dan Stainless Steel. Sedangkan untuk motif atau Decoratif menggunakan
bahan Zincalume dan juga cat Duco.
Untuk desain dan juga motif dari kubah tergantung perusahaan,
perusahaan akan menawarkan desain yang ada diperusahaan. Namun apabila
pemesan meminta desain tertentu perusahaan akan meninjau desain tersebut
terlebih dahulu yang mana apabila perusahaan dapat untuk membuatnya atau
pernah melakukannya maka perusahaan akan membuat desain sesuai dengan
yang diminta oleh pemesan. CV. Sidoharind yang terletak dipadang ini
merupakan salah satu cabang dari CV. Sido Harind. Yang mana pusatnya
terletak di Jalan Raya Medan-Binjai KM.15 No.10, Diski, Medan, Sumatera
Utara. Perusahaan ini juga sudah memiliki banyacabang yang tersebar di
berbagai daerah, seperti Aceh dan Riau.

16
3.2 Proses UKM dan Data

1. Proses produksi:

1) Desain model kubah dan juga motif kubah


2) Penentuan bahan kubah sesuai model
3) Pengambilan raw material pada tempat penyimpana raw material
4) Pemotongan sesuai ukuran yang ditentukan mengguanakan alat gerinda
dan gunting seng
5) Melakukan ngemal atau pembengkokan pada besi/kerangka menggunakan
mesin bending
6) Gabungkan semua material kerangka dengan cara pengeboran dan
pengelasan
7) Pemberian cat antikarat
8) kerangka disimpan atau dipasang pada objek secara langsung
9) Pengecekan ukuran kerangka apakah sesuai atau tidaknya
10) Pembuatan panel sesuai ukuran dari kerangka
11) Pengecatan panel sesuai motif yang dipesan
12) Pengeringan cat
13) Pengiriman panel ke kerangka kubah
14) Pemasangan panel pada kerangka
15) Penambahan motif dan cat agar tahan lebih lama
16) Pengecekan ketahanan kubah

2. Proses Penyimpanan:

Tergantung permintaan dari customer ada yang ingin proses pemasangan


rangka dan panelnya dilakukan dihari yang sama ada juga dilakukan pemasangan
rangka terlebih dahulu setehnya menunggu antrian untuk pembuatan dari panel.
kerangka yang menggu antrian diberi pernis agar kerangka tidak berkarat.

3. data:

1) jumlah mesin
1) oven: dihunakan untuk proses pewarnaan kubah. Jenis pewarna
yang digunakan berupa pewarna bubuk

17
2) mesin bending 1: membentuk rangka dan lengkungan pada
kerangka kubah

3) mesin bending panel

4) kompresor

5) gerinda

18
6) mesin las

7) mesin bor

8) untuk yang manualnya berupa gunting seng

2) jumlah produksi harian/penyimpanan harian


Produksi dilakukan berdasarkan pesanan rata- rata pemesanan 15
kubah per bulan.
3) jumlah penjualan harian/ pengiriman harian
Lama produksi dari membuat kerangka hingga terpasang ke atas
masjid yaitu untuk ukuran 6m pengerjaan selama 3 bulan sedangkan untuk
ukuran 1m menghabiskan waktu 1 bulan. Penjualan pada CV. Sido Harind
tergantung pada jumlah pesanan dari customer rata–rata 15 kubah
perbulannya.

19
4. Ukuran lokasi produksi

Panjang: 22 meter

Lebar: 18 meter

5. Fasilitas area produksi

1) Area bahan baku atau raw material


2) Tempat pemotongan bahan baku
3) Area pengelasan atau penggabungan bahan baku
4) Area pengecatan
5) Arean pembuatan cat
6) Tempat peralatan, perlengkapan dan mesin
7) Area pembentukan kerangkan kubah
8) Penyimpanan kerangka kubah
9) Area produk gagal dan sudah lama atau tidak terpakai (produk contoh)
10) Penyimpanan panel kubah
11) Area bahan sisa
12) Lokasi desain atau pembuatan cetakan
13) Tempat produk jadi

6. Data produlsi/ penjualan


No Bulan Jumlah Pesanan
1 Mei 7 kubah
2 Juni 5 kubah
3 Juli 8 kubah
4 Agustus 12 kubah
5 September 6 kubah
6 Oktober 6 kubah
7 November 10 kubah
8 Desember 15 kubah
9 Januari 12 kubah
10 Februari 8 kubah

20
11 Maret 15 kubah
12 April 3 kubah

21
BAB IV

PENGOLAHAN DATA

4.1 Operation Procces Chart (OPC)

22
4.2 Flow Procces Chart (FPC)

Dist. time Chart #of How mesin Procces Description


Symbol pieches Moved
10 Desain model kubah dan juga motif kubah
menit
15 Penentuan bahan kubah sesuai model
detik
15 21 Pengambilan raw material pada tempat
detik penyimpana raw material
2 21 Pemotongan sesuai ukuran yang ditentukan
menit mengguanakan alat gerinda dan gunting seng
20 16 Melakukan ngemal atau pembengkokan pada
menit besi/kerangka menggunakan mesin bending
25 21 Gabungkan semua material kerangka dengan
menit cara pengeboran dan pengelasan
2 1 Pemberian cat antikarat
menit
2 1 Mobil kerangka disimpan atau dipasang pada objek
menit pick secara langsung
up
20 Pengecekan ukuran kerangka apakah sesuai atau
detik tidaknya
30 15 Pembuatan panel sesuai ukuran dari kerangka
menit
5 15 Pengecatan panel sesuai motif yang dipesan
menit
15 Pengeringan cat
menit
10 Mobil Pengiriman panel ke kerangka kubah
menit pick
60 17 Pemasangan panel pada kerangka
menit

23
25 1 Penambahan motif dan cat agar tahan lebih lama
menit
12 Pengecekan ketahanan kubah
detik
Tabel 1 FPC pembuatan kubah masjid

4.3 Flow Diagram (FD)

A B C D E

J I H G F

K L

gambar flow diagram

Ket :

A : Desain dan Penentuan

B : Pengambilan Raw Material

C : Pemotongan

D : Ngemal Atau Pembengkokan Besi

E : Menggabungkan

F : Pemberian Cat

G : Pengecekan Ukuran Kubah Di Lokasi

H : Pembuatan Penel

I : Pengecatan

J : Pemasangan Panel

K : Menambahkan Motif

L : Pengecekan Kubah Yang Terpasang

24
4.4 Koordinat X dan Y fasilitas

25
HRL (22M)

Y (2)

Y (1,75)
X (12,5)
X (1,6)

Y (3,5)
Y (3)

X (16)
X (4,7)

Y (5,25)
X (1,6)

Y (10,75)

Y ( 9,25)
X (9,2) X (1,6)
Y (20)

Y (13,25)

Y (13,25)

Y (13,25)
X (9,4) X (6,2)

X ( 1,25)
X (16)

Y (15,5) X (3,7)
Y (16,5)

X (12,7)

VRL (18M)

26
4.5 Sketsa fasilitas

A L I H

3,2 M

3,2 M
B
F

K J 2,5 M

27
Keterangan :
A : Tempat contoh kubah
B : Tempat penyimpanan bahan sementara
C : Tempat penyimpanan bahan yang selesai pemotongan
D : Tempat Pengovenan
F : Ruang Rapat
G : Tempat penyimpanan sebagai contoh kubah
H : Tempat pembuangan sampah
I : Tempat pemasangan panel apabila panel dipasang di gudang
J : Tempat pengecatan
K : Tempat pemotongan
L : Tempat Kompresor

28
Fasilitas dan ukuran serta nilai x dan y pada cv. Sido harind

Keterangan
No Fasilitas
P L X Y VRL HRL
1 area bahan baku 12 4 16 20
2 tempat pemotongan bahan baku 3,3 1,5 9,6 10,75
3 area pengelasan atau penngabungan 3,5 3,2 9,4 13,25
4 area pengecatan 3 7,4 3,7 15,5
5 area pembuatan cat 4 3,5 12,5 2
6 tempat peralatan, perlengkapan dan mesin 3 10,6 12,7 16,5
7 area pembentukan kerangka kubah 4,5 3,2 1,6 9,25 18 22
8 tempat penyimpanan kerangka kubah 7 3 4,7 3,5
9 area produk gagal dan sudah lama atau tidak terpakai (produk contoh) 6 4 16 3
10 penyimpanan panel kubah 3,5 2,5 1,25 13,25
11 area bahan sisa 3,5 3,2 1,6 1,75
12 lokasi desain atau pembuatan cetakan 3,5 3,2 6,2 13,25
13 tempat produk jadi 3,5 3,2 1,6 5,25

29
Perhitungan Jarak Antar Fasilitas

Perhitungan jarak antar fasilitas menggunakan rumus Rectilinear Distance, karna berdasarkan buku Heragu edisi ke 4 dijelaskan
bahwasanya rumus Rectilinear distance rumus yang paling umum digunakan, dan selain itu rumus ini banyak digunakan dalam praktik
salah satunya yaitu jarak antar departemen.

Rumus : dij = |Xi-Xj| + |Yi-Yj|

ket Rectilinear Distance


Fasilitas kode
X Y A B C E F G H I J K L
area bahan baku 1 16 20 0
tempat pemotongan bahan baku 2 9,6 10,75 15,65 0
area pengelasan atau
penngabungan 3 9,4 13,25 13,35 2,7 0
area pengecatan 4 3,7 15,5 16,8 10,65 7,95 0
area pembuatan cat 5 12,5 2 21,5 11,65 14,35 22,3 0
tempat peralatan, perlengkapan
dan mesin 6 12,7 16,5 6,8 8,85 6,55 10 14,7 0
area pembentukan kerangka kubah 7 1,6 9,25 25,15 9,5 11,8 8,35 18,15 18,35 0
tempat penyimpanan kerangka
kubah 8 4,7 3,5 27,8 12,15 14,45 13 9,3 21 8,85 0
area produk gagal dan sudah lama
atau tidak terpakai (produk
contoh) 9 16 3 17 14,15 16,85 24,8 4,5 16,8 20,65 11,8 0
penyimpanan panel kubah 10 1,25 13,25 21,5 10,85 8,15 4,7 22,5 14,7 4,35 13,2 25 0
area bahan sisa 11 1,6 1,75 32,65 17 19,3 15,85 11,15 25,85 7,5 4,85 15,65 11,85 0

30
lokasi desain atau pembuatan
cetakan 12 6,2 13,25 16,55 5,9 3,2 4,75 17,55 9,75 8,6 11,25 20,05 4,95 16,1
tempat produk jadi 13 1,6 5,25 29,15 13,5 15,8 12,35 14,15 22,35 4 4,85 16,65 8,35 3,5

31
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Setelah dilakukan penelitian dan pengolahan data, dapat disimpulkan


bahwa pada pengolahan data bab 3 tujuan praktikum dilaksanakannya praktikum
telah terpenuhi dari mengidentifikasi aliran material pada produksi kubah, berapa
banyak bahan atau assembly yang dibutuhkan dalam pembuatan sebuah kubah,
hingga tata letak dari tempat produksi tempat pembutan kubah.

Pada bab 3 baggian pengolahan data terdapat 3 modul yang diolah. Pada
modul 1 yaitu OPC terdapat 188 kali proses pembuatan dan 43 kali pengecekan
agar menjadi sebuah kubah, FPC terdapat 16 langkah dan 2 kali perpindahan, dan
flow diagram untuk memperlihatkan aliran drai proses pembuatan kubah masjid.
Modul 2 mengidentifikasi dan juga mengukur jarak fasilitas yang ada du CV.Sido
Harind terdapat 13 fasilitas yang ada di CV.Sido Harind. Modul 3 menggambar
fasilitas dan mengukur titik koordinat untuk setiap fasilitas serta menghitung
menggunakan metode yang dipilih.

5.2 Saran

Dengan dilakukannnya praktikum langsung ke UKM yaitu CV. Sido


Harind diharapkan kami sebagai mahasiswa dapat lebih memahami materi dari
mata kuliah tata letak faslitas di lapangan.

32
DAFTAR PUSTAKA

Ihsan,Gusti.2019.uinsuskariau.Perancangan Tata letak Guadang dengan


Menggunakan Metode Shared Storage. http://repository.uin-
suska.ac.id/59567/2/gabungan.pdf. Diakses pada 24 April 2022

ZAENURI, Muhammad. Evaluasi Perancangan Tata Letak Gudang Menggunakan Metode


Shared Storage Di Pt. International Premium Pratama Surabaya. Matrik : Jurnal
Manajemen dan Teknik Industri Produksi, [S.l.], v. 15, n. 2, p. 21-36, sep. 2018.
ISSN 2621-8933. Available at:
<http://journal.umg.ac.id/index.php/matriks/article/view/539>. Date accessed:
24 apr. 2022.

33
LAMPIRAN

Lampiran1 : surat izin penelitian

34
Lampiran 2: gambar kubah

Lampiran 3 : Dokumentasi dengan perwakilan CV. Sido Harind

35
Lampiran 4: dokumentasi pengukuran fasilitas

36

Anda mungkin juga menyukai