Anda di halaman 1dari 5

BENAR-SALAH

1. S
2. B
3. B
4. B
5. S
6. S
7. B
8. B
9. S
10. B

PILIHAN BERGANDA

11. C
12. D
13. A
14. D
15. B

ESEI

16. Tanggung jawab sosial atau corporate social responsibility (CSR) adalah suatu konsep bahwa
organisasi, khususnya perusahaan adalah memiliki suatu tanggung jawab terhadap
konsumen, karyawan, pemegang saham, komunitas dan lingkungan dalam segala aspek
operasional perusahaan seperti terhadap masalah-masalah yang berdampak pada lingkungan
seperti polusi, limbah, keamanan produk dan tenaga kerja.
Contoh: a. Memberikan garansi ketika ada kerusakan sebelum masa garansi habis,
Menyediakan barang dan jasa yang berkualitas, Memberikan informasi yang benar mengenai
barang dan jasa yang akan dijual.
17. ootstrapping adalah strategi pengembangan bisnis yang mendapat modal dari satu pihak, baik
itu dari pendiri (founder) atau pemilik (owner). Dengan kata lain, strategi ini lebih
mengandalkan kekuatan internal daripada suntikan dana dari pihak luar. contoh: memutar
lagi uang hasil penjualan untuk membeli bahan baku, sewa tempat, atau membayar gaji
pegawai.
18. Menurut saya, saat ini persaingan semakin jelas antara perusahaan sehingga perusahaan
membutuhkan kualitas kinerja para pegawainya. Untuk hal tersebut dibutuhkan choaching.
adalah usaha untuk meningkatkan kemampuan individu untuk menetapkan dan mencapai
tujuan, meningkatkan hubungan interpersonal, menangani konflik ataupun menunjukkan
gaya kepemimpinan tertentu. Coaching juga merupakan intervensi jangka pendek yang
bertujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan kinerja dan mengembangkan suatu
kompetensi tertentu. Maka dari itu berdasarkan permasalahan tersebut maraknya institusi
membuka pelatihan atau sertifikasi coaching guna menjawab permasalahan yang saat ini
marak terjadi. Akan tetapi, sebagai calon harus menganalisis kebutuhan dan kualitas instansi
sertifikasi coach guna mencapai tujuan yang di inginkan.
19. immoral manajemen merupakan tingkatan terendah dari model manajemen dalam
menerapkan prinsip-prinsip etika bisnis. Manajer yang memiliki manajemen tipe ini pada
umumnya sama sekali tidak mengindahkan apa yang dimaksud dengan moralitas, baik dalam
internal organisasinya maupun bagaimana dia menjalankan aktivitas bisnisnya. Para pelaku
bisnis yang tergolong pada tipe ini, biasanya memanfaatkan kelemahan-kelemahan dan
kelengahan-kelengahan dalam komunitas untuk kepentingan dan keuntungan diri sendiri,
baik secara individu atau kelompok mereka. Kelompok manajemen ini selalu menghindari
diri dari yang disebut etika. Bahkan hukum dianggap sebagai batu sandungan dalam
menjalankan bisnisnya.
Contoh: salah satu perusahaan mati-matianmengklaim bisnisnya sebagai bisnis yang ‘legal
dan resmi’ dengan menunjukkan surat-suratNPWP, SIUP, TDP dan lain-lain. Dokumen-
dokumen tersebut hanyalah dokumen standar untukmendirikan suatu usaha, tetapi bukanlah
penentu legal tidaknya operasional usaha tersebut
Manajemen amoral adalah bebas kendali dalam mengambil keputusan, artinya mereka tidak
mempertimbangkan etika dalam mengambil keputusan. Salah satu contoh dari manajemen
amoral adalah penggunaan test lie detector bagi calon karyawan.
20. Kekurangan:
a. Perusahaan kurang memerhatikan kondisi masyarakat di mana perusahaan beroperasi.
Seperti kasus Freeport, Indo Rayon, dan sebagainya mencerminkan kekakuan hubungan
antara perusahaan dan lingkungannya, di mana masyarakat seolah justru menjadi objek
atau pelengkap penderita bagi perusahaan. Masyarakat pun merasa dikesampingkan
keberadaannya, sehingga muncul konflik yang kemudian mengganggu proses operasional
perusahaan;
b. Perusahaan melakukan bisnis tanpa memerhatikan kerusakan lingkungan alam di wilayah
yang ditempatinya, padahal wilayah tersebut juga menjadi tempat bergantungnya
kehidupan masyarakat. Pencemaran yang terjadi di Teluk Buyat adalah contoh dari
pengabaian itu, yang mengakibatkan penderitaan masyarakat karena harus tercemar
limbah tailing;
c. Perusahaan melakukan eksploitasi alam hingga merusaknya dan merugikan kehidupan
masyarakat yang luas, tanpa memperhitungkan ganti rugi masyarakat secara adil. Kasus
lumpur Lapindo adalah contoh konkret kejamnya perusahaan terhadap masyarakat
sekitar, dan bahkan hingga kini permasalahan belum teratasi secara tuntas;
d. Perusahaan masih memandang sebelah mata pada pentingnya program CSR bagi
kelangsungan perusahaan, dan bahkan ada perusahaan yang menganggap CSR sebagai
kendala dalam upaya mereka meraih keuntungan yang maksimal;
e. Perusahaan masih setengah hati dalam mengimplementasikan CSR, sehingga masyarakat
tidak dapat merasakan sepenuhnya manfaat program yang diberikan. Hal ini terlihat pada
sejumlah kasus di mana masyarakat hanya diperlakukan seperti objek, dan perusahaanlah
yang banyak menentukan kegiatan program, padahal dalam upaya pemberdayaan
dibutuhkan partisipasi yang baik dari masyarakat;
f. Perusahaan mengimplementasikan CSR hanya untuk dalih pencitraan perusahaan.
Implementasi dengan model seperti ini pada umumnya kurang banyak manfaatnya bagi
masyarkat karena biasanya programprogram yang dilakukan bersifat instan, sehingga
benefitnya tidak berkelanjutan bagi masyarakat.

STUDI KASUS

21. Evaluasi:
a. Minimnya pengalaman terutama dalam pelaksananaan event online yang dimiliki oleh
para staf Extravaganza EventoOrganizer sehingga menurunkan kualitas jasa yang
disedikan. Sehingga para pelanggan tidak mau menggunakan kembali jasa mereka.
b. Extravaganza Event Organizer dalam sarana dan prasaranan belum memadai sehingga
mempengaruhi juga kualitas jasa yang di berikan
c. Minimnya modal sehingga sulit untuk melengkapi kekurangan Extravaganza Event
Organizer
d. Kurangnya SDM
Rekomendasi
a. Mengikuti pelatihan tentang pengelolaan event secara online
b. Melengkapi perlengkapan dengan dana yang minim dengan cara mendahulukan sarana
dan prasarana yang paling penting atau dapat menutupi kekurangan untuk sementara
waktu
c. Menambah karyawan yang ahli di bidang ide kreatif dalam penyusunan konten dan
membantu dalam kegiatan event.
d. Melakukan kerjasama atau sponsor dengan perusahan-perusahaan besar untuk suntikan
dana
22. Hal yang harus dilakukan:
a. Membentuk tim yang solid
b. Jeli dalam melihat peluang dan segment event
c. Membangun relasi sebanyak mungkin
d. Mengatur segala hal dengan detail dan profesional
e. Memanfaatkan berbagao teknologi untuk promosi

Tantangan:

a. Kekurangan staf
b. Pengeluaran yang berlebihan
c. Mengabaikan networking
d. Tidak memiliki rencana cadangan
e. Kurang pengalaman kerja
f. Tamu atau peserta lebih dari perkiraan
g. Manajemen tidak terstruktur
h. Terpaku pada jadwal acara
Tugas event organizer adalah merancang, menyiapkan, mengadakan, dan juga mengontrol
jalannya sebuah acara. Selain itu, event organizer juga bertugas untuk membantu para klien
supaya dapat menyelenggarakan acaranya. Klien membutuhkan jasa ini karena mereka
mempunyai keterbatasan sumber daya dan waktu. Maka dari itu EO harus memberikan
pelayanan yang dapat memuaskan klien dengan kualitas pelayanan yang lebih baik.

Anda mungkin juga menyukai