BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................................. 4
1.1. Latar Belakang...........................................................................................................................4
1.2. Maksud dan Tujuan...................................................................................................................4
1.3. Sasaran BSPS-BK....................................................................................................................4
1.4. Ruang lingkup............................................................................................................................5
1.5. Ketentuan Umum.......................................................................................................................5
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.2.1. Maksud
Maksud BSPS-BK adalah mendorong MBR membangun sendiri rumah yang layak huni
dalam lingkungan yang sehat dan aman yang dilaksanakan dengan cara (i) pelaksanaan
kegiatan berbasis komunitas (ii) adanya pendampingan dan pemberdayaan dalam rangka
peningkatan kapasitas keswadayaan MBR dan (iii) mengoptimalkan sumber daya lokal
untuk kesejahteraan yang berkelanjutan.
1.2.2. Tujuan
4
c. Mempercepat tersedianya rumah layak huni dalam lingkungan sehat, tertib aman dan
nyaman dengan cara terjangkau
6
BAB II
ATURAN DASAR BANTUAN STIMULAN PERUMAHAN SWADAYA BERBASIS
KOMUNITAS
7
b. Peningkatan Kualitas (PK)
Stimulan peningkatan kualitas rumah tidak layak huni (PK) dalam BSPS-BK diberikan
dalam bentuk dana atau bantuan lain untuk menstimulasi kegiatan peningkatan kualitas
RTLH yang dilakukan secara swadaya oleh masyarakat.
2.3. Bentuk Bantuan Stimulan
Bentuk bantuan stimulan perumahan swadaya berbasis komunitas berupa :
a. Pemberian danayang bersumber dari APBN, APBD atau sumber dana lain yang
digunakan untuk pembelian bahan bangunan dalam rangka pembangunan baru atau
peningkatan kualitas rumah.
Besaran alokasi anggaran dana BSPS baik untuk peningkatan kualitas maupun
pembangunan baru adalah berdasarkan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA)
Satuan Kerja Bantuan Rumah Swadaya yang dikeluarkan oleh Kementerian Keuangan.
Besaran nilai BSPS per unit rumah ditetapkan RKA-KL sebagai berikut:
1. PB maksimal Rp 30 juta
2. PK maksimal Rp 15 juta
Berdasarkan hasil evaluasi pelaksanaan BSPS tahun sebelumnya, perlu ditetapkan
standar besaran bantuan untuk kategori rumah sebagai berikut:
1. Pembangunan Baru (PB)
a. Pembangunan baru tipe dibawah 36 m2, sebesar Rp 25 juta
b. Pembangunan baru tipe 36 m2, sebesar Rp 30 juta
2. Peningkatan Kualitas (PK)
a. Rusak sedang, sebesar Rp 10 juta
b. Rusak berat, sebesar Rp 15 juta
Nilai besaran bantuan ini akan digunakan sebagai pertimbangan di dalam penyusunan
Rencana Penggunaan Dana (RPD)
8
2) Memperlihatkan DRPB2 yang ditandatangani oleh pihak yang berwenang ke Kantor
Layanan Bank/Pos Penyalur;
3) Penarikan dana dilakukan dalam dua tahap masing-masing sebesar 50% yang
ditunjukan dengan DRPB2 yng selanjutnya ditransfer langsung ke rekening
toko/penyedia bahan bangunan.
4) Penerima bantuan menandatangani slip penarikan dan setoran (transfer) ke
rekening toko/penyedia bahan bangunan;
5) Penerima bantuan dapat menarik dana BSPS dalam bentuk uang apabila penerima
bantuan adalah jompo, cacat permanen, atau janda tua yang tinggal sendiri, untuk
pembayaran ongkos tukang (paling tinggi 15% terhadap total bantuan).
6) Buku Tabungan harus selalu dibawa setiap melakukan penarikan.
7) Dalam hal terjadi perbedaan nama dan/atau nomor KTP yang tercantum dalam SK
penetapan penerima bantuan karena kesalahan pengetikan maka data yang
dipedomani adalah sesuai data yang tercantum dalam KTP asli dengan
melampirkan surat keterangan dari kepala desa/lurah.
8) Dalam hal penerima bantuan berhalangan tetap sehingga tidak dapat menarik dana
BSPS-BK di kantor layanan Bank/Pos Penyalur, maka dapat memberikan kuasa
kepada suami/istri atau ahli waris yang tinggal serumah yang akan diperbaiki (dalam
satu KK), yang dibuktikan dengan surat keterangan dokter/kelurahan/kepala desa
dan membawa KTP asli penerima bantuan.
9) Dalam hal lokasi penerima bantuan dengan kantor layanan Bank/Pos Penyalur jauh
dan memerlukan biaya tinggi, maka Bank/Pos Penyalur harus mendatangi desa
tempat penerima bantuan.
9
e. Dalam hal bahan dinding dari papan diupayakan semi-permanen dengan bagian
bawah dinding paling rendah 60 cm (enam puluh sentimeter) terbuat dari bahan
batu bata diupayakan terplester bagian luar, atau batako tanpa plester.
Dalam hal dana BSPS-BK untuk mencapai kecukupan minimal luas, kualitas dan
kesehatan bangunan penerima bantuan harus menambah sumberdaya pembangunan
atau peningkatan kualitas rumah yang bersumber dari keswadayaan masyarakat dan
sumber lain di luar APBN atau APBD.Keswadayaan minimum dari penerima bantuan
berupa tenaga kerja dan bahan bangunan lama yang masih layak digunakan.
Dana BSPS-BK tidak dapat digunakan untuk biaya:
a. Pembuatan dinding sisi dalam bangunan atau pembatas unsur ruang rumah, plafon,
pengecatan, upah kerja, dan ongkos angkut bahan bangunan.
b. Pembelian bahan bangunan antara lain berupa Multiplex, Triplex, GRC, keramik
lantai, kayu kelas1.
Dalam hal penerima bantuan tidak memiliki kemampuan dana swadaya sebab lanjut
usia (jompo), cacat permanen dan janda tua yang tinggal sendiri, dana BSPS-BK dapat
digunakan untuk biaya upah kerja paling banyak 15% dari nilai bantuan. Bagi penerima
bantuan yang memenuhi katagori tersebut dibuatkan DRPB2 khusus yang memisahkan
antara dana yang akan ditransfer ke rekening toko/penyedia bahan bangunan dan yang
akan ditarik secara tunai oleh penerima bantuan dari rekeningnya.
Dalam hal rumah yang akan ditingkatkan kualitasnya berupa rumah panggung,
perbaikan lantai dapat menggunakan BSPS-BK sepanjang tidak melebihi dari biaya
rabat beton. Dalam hal perbaikan lantai tersebut memerlukan biaya yang melebihi dari
biaya rabat beton, kekurangannya menggunakan dana swadaya penerima bantuan
dan/atau sumber lain di luar APBN dan APBD. Dalam hal lingkungan rumah tidak rawan
banjir direkomendasikan agar penerima bantuan mengubah bentuk rumah panggung
menjadi rumah tapak.
2.7. Ketentuan Pelaksanaan Konstruksi
KPB melaksanakan pembangunan rumah atau peningkatan kualitas rumah harus
sesuai dengan gambar kerja dan/atau spesifikasi teknis.Dalam hal penerima bantuan
ingin melakukan perubahan Gambar kerja dan/atau spesifikasi teknis, perubahan
tersebut dapat dilakukan sepanjang kualitas dan nilai konstruksinya lebih meningkat
dari kualitas dan konstruksi yang ada dalam gambar kerja dan/atau spesifikasi teknis,
dengan dilengkapi Berita Acara Perubahan.
KPB harus menggunakan dana BSPS-BK untuk pembangunan rumah atau peningkatan
kualitas rumah dalam waktu yang ditentukan dalam petunjuk pelaksanaan ini, dengan
ketentuan:
1. KPB harus melaksanakan kegiatan pembangunan rumah atau peningkatan kualitas
rumah dengan progress paling sedikit 30% (tiga puluh persen) paling lambat 45 hari
kalender sejak penarikan dana BSPS tahap 1,
2. Penyelesaian pembangunan rumah atau peningkatan kualitas rumah dengan
progres 100% (seratus persen) paling lambat 60 hari kalender sejak penarikan dana
BSPS tahap 2.
2.8. Larangan
1. Penerima Bantuan dilarang :
a) memberi kuasa penarikan tabungan kepada pihak lain, kecuali suami/istri atau
ahli waris yang menempati rumah yang akan diperbaiki,
b) mengembalikan bahan bangunan untuk ditukar dengan uang,
10
c) menukar bahan bangunan dengan barang lain yang bukan untuk keperluan
membangun rumah sebagimana tertuang dalam RPD,
d) menukar bahan bangunan untuk biaya transport dan upah kerja,
e) menitipkan buku tabungan dan bukti transfer pembelian bahan bangunan kepada
pihak lain termasuk kepada fasilitator, bank/pos penyalur, pihak ketiga yang
mengesahkan DRPB2, maupun kepala desa/lurah,
f) menggunakan dana BSPS untuk mengganti bahan bangunan yang telah ada
pada penerima bantuan sebelum menjadi peserta program BSPS,
g) menggunakan dan BSPS untuk membeli bahan bangunan bekas pakai.
2. Toko/penyedia bahan bangunan dengan dalih apapun dilarang:
a) Mengembalikan dana BSPS yang sudah diterima melalui transfer kepada
penerima bantuan,
b) Menerima pengembalian bahan bangunan dari penerima bantuan untuk dijadikan
uang,
c) Memberikan dana BSPS yang sudah diterima melalui transfer kepada penerima
bantuan, fasilitator dan pihak lain untuk membelanjakan bahan bangunan ke
toko/penyedia bahan bangunan yang lain,
d) Menyerahkan bahan bangunan bekas pakai atau tidak layak pakai.
3. Bank/pos penyalur dengan dalih apapun dilarang:
a) Menyerahkan buku tabungan dan bukti transfer pembelian bahan bangunan
kepada pihak lain termasuk kepada fasilitator, pihak ketiga yang mengesahkan
DRPB2, maupun kepala desa/lurah,
b) Menerima kembali tabungan yang sudah diserahkan kepada penerima bantuan
untuk dititipkan,
c) Melayani penarikan tabungan dana BSPS dengan surat kuasa,
d) Menerbitkan kartu Anjungan Tunai Mandiri (ATM) dalam melayani penarikan
tabungan dana BSPS,
4. Fasilitator/Koordinator kabupaten/kota dilarang
a) Menerima titipan buku tabungan penerima bantuan,
b) Menerima titipan dana BSPS untuk membelanjakan bahan bangunan, biaya
transport dan upah kerja,
c) Menerima kuasa dari penerima bantuan untuk menarik, mentransfer dan
membelanjakan dan BSPS,
d) Menunjuk toko/penyedia bahan bangunan.
2.9. Sanksi
1. Penerima bantuan yang melanggar pada ketentuan diatas dikenakan sanksi
administrasi berupa mengembalikan kerugian Negara dan tidak dapat menarik dana
BSPS tahap 2, atau sanksi lain sesuai dengan peraturan perundang-undangan,
2. Toko/penyedia bahan bangunan yang melanggar dikenakan sanksi administrasi
barupa pengembalian kerugian Negara, pemutusan hubungan kerja, atau sanksi lain
sesuai dengan peraturan perundang-undangan,
3. Bank/pos penyalur yang melanggar dikenakan sanksi administrasi berupa surat
peringatan tertulis, mengembalikan kerugian Negara, atau sanksi lain sesuai dengan
peraturan perundang-undangan,
4. Fasilitator dan pihak ketiga yang mengesahkan DRPB2 yang melanggar ketentuan
dikenakan sanksi administrasi berupa pemutusan hubungan kerja, dan
mengembalikan kerugian Negara, atau sanksi lain sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
11
BAB III
KRITERIA BANTUAN STIMULAN
Proses seleksi diawali dengan adanya permohonan dari MBR yang memenuhi
persyaratan administrasi sebagai berikut:
1. Surat permohonan dari MBR;
2. Surat pernyataan dan kuasa di atas materai cukup yang menyatakan:
a. Belum pernah menerima bantuan rumah berupa dana maupun barang yang
bersumber dari APBN dan/atau APBD provinsi/kabupaten/kota;
b. Tanah merupakan milik sendiri dan bukan tanah warisan yang belum dibagi;
c. satu-satunya rumah yang dimiliki untuk ditingkatkan kualitasnya atau belum
memiliki rumah;
d. Akan menghuni sendiri rumah yang mendapatkan BSPS;
e. Tidak memberikan dana BSPS-BK kepada pihak lain dengan dalih apapun; dan
f. Bersungguh-sungguh mengikuti program BSPS-BK dan melaksanakan semua
peraturan perundang-undangan dalam pelaksanaan BSPS-BK.
g. Memberi kuasa kepada Bank/Pos Penyaluruntuk menyampaikan informasi isi
rekening tabungan kepada PPK sewaktu-waktu diperlukan dan melakukan
pendebetan tabungan sesuai perintan PPK.
3. Fotokopi sertifikat hak atas tanah, fotokopi surat bukti menguasai tanah, atau surat
keterangan menguasai tanah dari kepala desa/lurah;
4. Fotokopi kartu tanda penduduk nasional atau kartu tanda penduduk seumur hidup,
dan fotokopi kartu keluarga;
5. Surat keterangan penghasilan dari tempat kerja bagi yang berpenghasilan tetap,
atau dari kepala desa/lurah bagi yang berpenghasilan tidak tetap; dan
6. Gambar kerja (GK) dan rencana penggunaan dana(RPD) BSPS-BK.
12
3.2 Kriteria Objek Bantuan
Bantuan Pembangunan Baru diberikan kepada masyarakat penerima bantuan yang telah
memiliki atau menguasai tanah dan berencana membangun rumah, dengan kriteria objek
sebagai berikut:
1. Tanah dimiliki atau dikuasai dengan ketentuan:
a. Dikuasai secara fisik dan jelas batas-batasnyadibuktikan dengan menunjukkan surat
bukti hak atau surat keterangan lain dari kepala desa/lurah atau pemerintahan
setempat
b. Bukan merupakan tanah warisan yang belum dibagi
c. Tidak dalam status sengketa
d. Penggunaannya sesuai tata ruang(sesuai peruntukan perumahan dalam
RUTR/RDTR)
2. Kondisi bangunan memenuhi salah satu dari kriteria berikut :
a. Belum ada bangunan
b. Bangunan yang belum selesai dari yang sudah diupayakan oleh masyarakat sampai
paling tinggi struktur tengah dan luas lantai bangunan maksimum36 m2
c. Rumah yang terkena kegiatan konsolidasi tanah atau relokasi dalam rangka
peningkatan kualitas perumahan kumuh.
1. Kriteria Umum
a. Tingkat kemiskinan di atas rata-rata nasional
b. Jumlah rumah tidak layak huni di atas rata-rata nasional
c. Jumlah kekurangan rumah (backlog) di atas rata-rata nasional
d. Daerah tertinggal, atau
e. Daerah perbatasan negara
13
Data tingkat kemiskinan, rumah tidak layak huni, kekurangan rumah, daerah tertinggal,
dan daerah perbatasan dapat bersumber dari instansi yang berwenang.
2. Kriteria Khusus
a. Program khusus
1) Pelaksanaan direktif Presiden
2) Termasuk program percepatan pembangunan nasional
3) Pelaksanaan kesepahaman (MoU); dan/atau
b. Terdapat perumahan dan permukiman kumuh
c. Memiliki Komitmen dalam pembangunan perumahan (tercantum dalam DPA tahun
berjalan)
1) memiliki unit kerja bidang perumahan serendah-rendahnya setingkat eselon III;
2) memiliki kegiatan sejenis BSPS-BK yang bersumber dari dana APBD atau
sumber dana lainnya;
3) jumlah alokasi kegiatan BSPS-BK yang diusulkan sebanyak-banyaknya sama
dengan kegiatan sejenis BSPS-BK sebagaimana dimaksud dalam huruf b;
dan/atau
4) memiliki dana pendamping dari APBD untuk fasilitasi pelaksanaan BSPS-BK
yang berasal dari APBN.
Kabupaten /kota yang telah memenuhi kriteria umum dan kriteria khusus alokasi BSPS-
BK kabupaten/kotanya dapat dibatalkan apabila:
1) pemerintah daerah yang mampu tetapi tidak memberikan perhatian terhadap
penyelesaian masalah pengurangan backlog rumah swadaya, peningkatan kualitas
RLTH, dan penyediaan layanan PSU; dan
2) pemerintah daerah membatalkan sharing dana pendamping, biaya operasional
perangkat pelaksana (BOP) dan dana lain yang sudah disepakati sebelumnya dalam
kegiatan BSPS-BK.
14
BAB IV
PELAKU BSPS-BK
15
4.5. Bank / Pos Penyalur
Bank / Pos Penyalur mempunyai tugas dan tanggung jawab:
1. Menerbitkan nomor rekening bagi calon penerima BSPS-BK sampai ke lokasi BSPS-
BK sesuai dengan daftar yang diberikan oleh PPK.
2. Menyalurkan dana bantuan ke rekening penerima bantuan
3. Melayani penarikan dan transfer dana dari rekening penerima bantuan ke rekening
toko/penyedia bahan bangunan yang ditunjuk oleh KPB.
4. Melakukan pelaporan penyaluran dana BSPS BK
16
2. Melakukan pemantauan dan supervisi pelaksanaan peran pemerintah
kabupaten/kota
3. Melakukan evaluasi pelaksaan BSPS-BK
4. Melaporkan kinerja BSPS-BK kepada Direktorat Jenderal Penyediaan Perumahan
tembusan ke Satuan Kerja Bantuan Rumah Swadaya.
Dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya, pemerintah provinsi dibantu oleh
timkoordinasi provinsi yang beranggotakan SKPD yang membidangi perumahan,
perencanaan daerah, dan pemberdayaan masyarakat.
17
3. Memfasilitasi penyiapan kelengkapan administrasi yang diperlukan oleh calon KPB
bukti kepemilikan tanah, surat keterangan penghasilan yang tidak tetap
4. Memfasilitasi kegiatan pemberdayaan masyarakat
5. Menetapkan pembentukan Kelompok Penerima Bantuan (KPB)
6. Melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan pembangunan atau
peningkatan kualitas rumah swadaya.
4.11. Fasilitator
Seorang Fasilitator mempunyai tugas sebagai fasilitator pemberdayaan dan fasilitator
teknis.Luasan daerah kerja binaan seorang fasilitator paling banyak 60 keluarga (≤ 6
KPB).
Fasilitator mempunyai tugas pemberdayaan kelompok :
1. Melakukan Sosilisasi pelaksanaan BSPS-BK di tingkat kecamatan/ kelurahan /
desa;
2. Melakukan Rembug warga dalam rangka validasi hasil klarifikasi Calon Penerima
Bantuan (CPB) dan membentuk Kelompok Penerima Bantuan (KPB);
3. Melakukan Rembug Penguatan Kelompok Penerima Bantuan (KPB)
4. Menyusun Laporan Data Penyiapan Masyarakat
18
6. Diutamakan toko/pabrik/grosir penyedia bahan bangunan yang tempat/alamat
usahanya pada kecamatan yang sama atau dekat dengan kecamatan penerima
bantuan; dan
7. Membuat surat kesepakatan pembelian bahan bangunan di atas kertas bermaterai
cukup antara Pemilik Toko/Penyedia Bahan Bangunan dengan Ketua KPB,
disaksikan oleh Fasilitator, Koordinator Kabupaten/Kota dan Tim Teknis
Kabupaten/Kota.
19
5. Menyepakati besaran bantuan sesuai dengan tingkat kerusakan rumahatau
rencana penggunaan dana.
6. Bersama anggota KPB melakukan penarikan dana BSPS-BK dengan didampingi
fasilitator
7. Melaksanakan pembangunan atau peningkatan kualitas rumah dari BSPS-BK
secara gotong royong dengan didampingi fasilitator
8. Bersama dengan anggota KPB yang lain membuat laporan hasil pelaksanaan
BSPS-BK dengan didampingi fasilitator.
20
BAB V
TAHAPAN PELAKSANAAN BSPS-BK
21
Format PM.01 Berita Acara Pelaksanaan Sosialisasi dapat dilihat pada Lampiran….
23
Proposal BSPS-BK yang dibuat oleh masing-masing KPB yang berada di satu desa
tersebut.
UPPB yang disusun Fasilitator dan Proposal yang dibuat oleh KPB antara lain terdiri
dari dokumen Penyiapan Masyarakat dan dokumen Perencanaan Teknis yang
dihasilkan dari kegiatan perencanaan teknis yang dilakukan Calon Penerima Bantuan
dan Kelompok Penerima Bantuan dengan didampingi oleh Fasilitator.
Kegiatan Perencanan Teknis bermakna sebagai media pembelajaran untuk
menumbuh kembangkan kemampuan serta proses bekerja dan belajar masyarakat
dalam merencanakan pembangunan/peningkatan kualitas rumah tidak layak huni,
sehingga hasil dari perencanaan pembangunan rumah layak huni nantinya merupakan
rumah yang sesuai dengan kebutuhan penerima bantuan, yaitu rumah yang
memenuhi fungsi sebagai rumah tinggal, aman, nyaman, sehat, selaras, lestari dan
menjunjung nilai-nilai budaya lokal.
5.2.1. Perencanaan Teknis Rumah
Persyaratan utama suatu bangunan rumah yang dibangun adalah dapat memenuhi
fungsi sebagai rumah layak huni, yaitu yang dapat melayani fungsi-fungsi sebagai
tempat tinggal seperti: tidur, makan, belajar dan lain-lain, aman, nyaman, sehat, bahan
bangunannya awet, konstruksinya tidak membahayakan dan harganya ekonomis
sebagaimana yang dikehendaki. Oleh karena itu sebelum membuat bangunan,
penerima bantuan perlu menentukan kebutuhan yang diperlukan dari bangunan
tersebut.Untuk memenuhi hal tersebut diperlukan suatu rencana teknis bangunan.
Rencana Teknis Bangunan dapat terdiri dari Gambar Kerja (GK), Spesifikasi Teknis
dan Rencana Anggaran Biaya atau Rencana Penggunaan Dana (RPD). Jika Gambar
Kerja, Spesifikasi Teknisdan RPD sudah tersedia dari hasil perencanaan teknis
sebelumnya, maka kegiatan yang dilakukan adalah melakukan reviu atau peninjauan
kembali. Usaha reviu ini secara sederhana dapat dikatakan sebagai upaya untuk
meninjau kembali hasil perencanaan sebelumnya sebagai usaha pemenuhan
kebutuhan penerima bantuan dalam pembangunan baru atau peningkatan kualitas
rumah secara swadaya sehingga tercapai kecukupan minimal luas, kualitas, dan
kesehatan bangunan yang dibutuhkan.
Proses kegiatan perencanaan teknis rumah swadaya dimulai dengan kegiatan survey
dan investigasi terhadap kondisi rumah, swadaya masyarakat dan harga bahan
bangunan. Survey terhadap kondisi rumah akanmempengaruhi Gambar Kerja atau
Spesifikasi Teknis yang dibutuhkan.
Investigasi terhadap kemampuan swadaya masyarakat dilakukan melalui rembug
kesepakatan swadaya, sedangkan survey harga dilakukan melalui rembug
kesepakatan harga dan penunjukan toko/penyedia bahan bangunan.Hasil rembug
kesepakatan swadaya masyarakat dan rembug kesepakatan harga dan penunjukan
toko akan mempengaruhi Rencana Penggunanan Dana (RPD). RPD ini nantinya akan
digunakan oleh Kelompok Penerima Bantuan sebagai organisasi pelaksana
pembangunan.
Gambar Kerja dan/atau Spesifikasi Teknis, Rencana Penggunaan Dana dan KPB
sebagai organisasi pelaksana hasil kesepakatan rembug disusun menjadi Rencana
Teknis Proposal. Secara keseluruhan proses perencanaan teknis proposal dapat
dilihat pada diagram alir perencanaan teknis penyusunan proposal seperti tercantum
pada Gambar 5.1.
24
5.2.2. Survey dan Investigasi
1. Survey Lokasi Bank/Pos Penyalur
Dalam rangka penentuan lokasi kantor layanan bank/pos penyalur yang terdekat
dengan lokasi penerima bantuan, maka diperlukan survey yang hasilnya akan dimuat
di dalam proposal yang diajukan oleh KPB. Kantor layanan bank/pos penyalur tersebut
dapat berada pada tingkat desa/kelurahan, kecamatan, atau kabupaten/kota.Pelaku
survey adalah Fasilitator.
2. Survey Kondisi Rumah
Sebelum dilakukan perencanaan teknis terlebih dahulu dilakukan survey teknis kondisi
rumah untuk mendapatkan data/informasi kondisi/situasi awal lokasi pembangunan/
peningkatan kualitas rumah yang sebenarnya. Jenis data/informasi yang diperlukan
tergantung pada jenis pekerjaan yang akan dilakukan dalam
pembangunan/peningkatan kualitas rumah, seperti: kondisi fisik bangunan (lantai,
dinding, atap), kondisi tanah (keras/lunak) dan lain lain.
Pelaksanaan survey ini dilakukan secara partisipatif dengan melibatkan anggota
kelompok KPB. Oleh karena itu, sebelum melakukan survey, anggota KPB yang akan
terlibat perlu dibekali dengan pemahaman teknik, terutama mencakup: ukuran, kondisi
rumah, material bahan yang dibutuhkan dan ketersediaannya. Data/informasi yang
diperoleh dari hasil survey dan pengukuran ini harus dicatat dan disimpan/diarsipkan.
Pada kegiatan survey teknis ini, dapat digunakan untuk membuat dokumentasi/photo
awal (0%) kondisi rumah.Jumlah titik lokasi yang diambil/potret disesuaikan dengan
kondisi lapangan dan jenis bantuan.
Untuk kegiatan peningkatan kualitas rumah, foto yang diambil adalah sisi dalam
khususnya untuk melihat lantai, sedangkan pengambilan foto sisi luar akan
mempelihatkan dindingdan atap.
Untuk kegiatan pembangunan baru cukup diambil keadaan lokasi tanah kosongnya.
Penting untuk diperhatikan bahwa titik lokasi dan arah pengambilan gambar kondisi
0% ini, nantinya akan menjadi pengambilan gambar pada saat pelaksanaan
konstruksi, yaitu kondisi minimal 30% dan 100%.
3. Survey Swadaya Masyarakat
Sasaran dari survey & investigasi swadaya masyarakat ini adalah untuk memperoleh
data keswadayaan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan pendanaan
pembangunan/peningkatan kualitas rumah.Indikator keluarannya adalah untuk
25
mengetahui siapa pelakunya, apabentuknya dan berapa besarnya swadaya yang akan
diberikan oleh masyarakat.
Jenis dan nilai dari swadaya yang dikontribusikan oleh masyarakat pada dasarnya
tidak dibatasi, namun demikian sesuai dengan kebijakan dan mekanisme program
maka komponen keswadayaan masyarakat yang dapat diperhitungkan untuk
pembangunan rumah berupa tenaga kerja, bahan/material bangunan, peralatan kerja,
dana tunai, konsumsi dan lain-lain.
Waktu survey swadaya ini dapat dilaksanakan bersamaan dengan survey calon
tenaga kerja dan survey harga satuan bahan.
Tatacara pelaksanaannya adalah Fasilitator dan anggota KPB secara langsung
mendatangi semua warga disekitar calon penerima bantuan dan melakukan
wawancara/dialog langsung, sekaligus memastikan kesanggupan untuk
merealisasikannya. Hal-hal yang perlu ditanyakan adalah nama, alamat, jenis kelamin
warga yang berswadaya, bentuk dan jumlah swadaya yang akan diberikan. Seluruh
informasi hasil kegiatan tersebut dicatat sekaligus untuk dilaporkan/disampaikan pada
rembug kesepakatan swadaya KPB nantinya.
4. Survey dan Kesepakatan Harga Satuan Bahan Bangunan
Sesuai dengan prinsip-prinsip transparansi dan akuntabilitas pemanfaatan dana
kegiatan maka harga-harga satuan bahan yang akan dipergunakan dalam
pelaksanaan kegiatan harus merupakan hasil survey sekurang-kurangnya dari 3
toko/penyedia bahan bangunan setempat/terdekat dan disepakati bersama melalui
rembug warga.
Format PT.01 Hasil Survey Toko/Penyedia Bahan Bangunan dapat dilihat pada
Lampiran ….
Walaupun RPD dari perencanaan teknis sebelumnya sudah ada, namun untuk
memeriksa kesesuaian harga, perlu dilakukan survey harga pasar bahan bangunan
yang berlaku saat ini.Apabila seluruh harga satuan bahan terendah hasil survey KPB
adalah sama dengan harga satuan terendah yang telah disepakati bersama dalam
rembug pada saat perencanaan teknis sebelumnya, maka KPB dapat langsung
menggunakan harga hasil kesepakatan tersebut tanpa perlu melakukan rembug
kesepakatan harga kembali dari hasil survey yang dilaksanakan. Akan tetapi bila
terdapat satu atau lebih harga satuan terendah yang berbeda maka harus dilakukan
kesepakatan hasil survey dan dibuat justifikasi/alasannya secara realistis.
Kebenaran harga tiap jenis bahan bangunan yang akan dibeli berpedoman pada harga
satuan pasar di tingkat kabupaten/kota dan harga satuan kabupaten/kota yang
dikeluarkan dinas terkait menjadi acuan harga tertinggi.
Kesepakatan penunjukan toko/penyedia bahan bangunan oleh KPB berdasarkan
kriteria penyedia bahan bangunan dapat berupa toko/penyedia bahan bangunan
adalah sebagai berikut:
a. Memiliki SIUP;
b. Memiliki tempat/alamat sesuai dengan SITU;
c. Melakukan usaha nyata bahan bangunan dan diketahui oleh masyarakat umum;
d. Memiliki rekening bank yang sama dengan bank/pos penyalur;
e. Memiliki sarana angkutan bahan bangunan;
f. Diutamakan toko/penyedia bahan bangunan yang tempat/alamat usahanya pada
kecamatan yang sama atau dekat dengandesa/kecamatan penerima bantuan.
g. Membuat kesepakatan dengan KPB.
26
Format PT.02 Berita Acara Kesepakatan Penunjukan Toko/Penyedia Bahan
Bangunan dapat dilihat pada Lampiran …
Toko/penyedia bahan bangunan yang ditunjuk KPB adalah toko/penyedia bahan
bangunan yang sanggup menyediakan bahan bangunan dengan ketentuan:
a. Menyediakan bahan bangunan yang kualitas dan kuantitasnya sesuai dengan
DRPB2;
b. Bersedia mengirim bahan bangunan paling lambat 3 hari sejak toko menerima kopi
DRPB2;
c. Harga yang disepakati tidak melebihi harga standar bahan bangunan yang
ditetapkan oleh pemerintah kabupaten/kota;
d. Harga yang disepakati termasuk biaya pengiriman bahan bangunan sampai ke
alamat masing-masing penerima bantuan;
e. Dalam hal alamat penerima bantuan tidak dapat dijangkau dengan sarana angkutan
yang lazim digunakan masyarakat umum setempat, pengangkutan bahan bangunan
menjadi tanggungan penerima bantuan secara kelompok; dan
f. Membuat kwitansi bermaterai, nota pembelian dan tanda terima penyerahan bahan
bangunan sesuai dengan DRPB2 yang harus diserahkan kepada penerima
bantuan.
Dalam hal toko/penyedia bahan bangunan tidak sanggup menyediakan bahan
bangunan sesuai dengan kualitas, kuantitas dan batas waktu yang telah disepakati
pemilik toko/penyedia bahan bangunan harus mengalihkan danayang sudah ditransfer
kepadanya ke toko/penyedia bahan bangunan lain yang ditunjuk KPB.
Format PT.03 Surat Kesepakatan Pembelian Bahan Bangunan dapat dilihat pada
Lampiran …..
27
Format PT.04 Spesifikasi Teknis Peningkatan Kualitas dapat dilihat pada Lampiran
….
28
a. Memuat informasi tentang identitas;
b. Memuat informasi tentang jenis pekerjaan/bahan bangunan, volume per jenis bahan
bangunan, harga satuan dan jumlah biaya per jenis bahan bangunan, total biaya
membangun, sumber dana yang berasal dari BSPS dan swadaya penerima
bantuan.
c. Jenis bahan bangunan harus sama dengan jenis bahan bangunan yang tertuang
dalam GK;
d. Harga satuan per jenis bahan bangunan yang digunakan adalah harga satuan
bahan bangunan dari toko/penyedia bahan bangunan yang ditunjuk oleh KPB;
e. Total biaya membangun merupakan seluruh biaya yang diperlukan untuk
mencukupi minimal luas, kualitas dan kesehatan bangunan rumah terbangun, yang
merupakan penjumlahan dari nilai bantuan dan keswadayaan.
Format PT.06 Rencana Penggunaan Dana (RPD) dapat dilihat pada Lampiran …..
Format PT.07 Daftar Rencana Pembelian Bahan Bangunan (DRPB2) dapat dilihat
pada Lampiran …..
Proposal diserahkan oleh ketua KPB kepada fasilitator untuk dimasukkan kedalam
berkas Pengusulan Penetapan Penerima Bantuan.
Berkas Usulan Penetapan Penerima Bantuan per desa disusun oleh fasilitator dengan
susunan sebagai berikut:
1. Lembar Verifikasi Kelengkapan Dokumen Pengusulan Penetapan Penerima
Bantuan (UPPB.01)
2. Permohonan Penetapan Penerima BSPS-BK (UPPB.02)
3. Surat Pernyataan Tanggung Jawab Mutlak /SPTJM (UPPB.03)
4. Draft Lampiran SK PPK (UPPB.04)
5. Berita Acara Sosialisasi (PM.01)
6. Pakta Integritas (PM.02)
7. Hasil Klarifikasi Lapangan (Format PM.03)
30
8. Berita Acara Rembug Penyepakatan Penerima Bantuan (Format PM.04)
9. Lampiran :
a. Proposal KPB 1
b. Proposal KPB 2
c. dst
Permohonan Penetapan Penerima Bantuan diajukan olehtim teknis kabupaten/kota
secara tuntas desa per desa. Dokumen ini disampaikan ke PPK untuk diproses lebih
lanjut.
Format UPPB.01 Lembar Verifikasi Kelengkapan Dokumen Pengusulan Penetapan
Penerima Bantuan dapat dilihat pada Lampiran ….
Format UPPB.02 Permohonan Penetapan Penerima BSPS-BK dapat dilihat pada
Lampiran ….
Format UPPB.03 Surat Pernyataan Tanggung Jawab Mutlak (SPTJM) dapat dilihat
pada Lampiran …
Format UPPB.04 Lampiran SK PPK dapat dilihat pada Lampiran ….
31
Penyaluran dana BSPS BK dilakukan oleh Unit Kerja Bank/Pos penyalur di tingkat
pusat dengan tahapan sebagai berikut:
1. PPK menyerahkan SK Penetapan Penerima BSPS-BKkepada Bank/Pos penyalur.
2. Bank/Pos Penyalur melakukan pembuatan rekening perorangan secara massal
berdasarkan SK Penetapan Penerima BSPS-BK yang diberikan oleh PPK.
3. Pelaksanaan penyaluran BSPS ke rekening penerima dilaksanakan dalam 1 (satu)
tahap oleh Bank/Pos Penyalur;
4. Penerbitan buku tabungan penerima bantuan dilakukan oleh Kantor
layananBank/Pos Penyalur, dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Kantor layanan Bank/Pos Penyalur memeriksa data penerima bantuan yang
dikirimkan secara online dari Bank/Pos Penyalur pusat;
b. Kantor layananBank/Pos Penyalur menerbitkan buku tabungan sesuai rekening
penerima bantuan.
5. Penyerahan buku tabungan oleh Kantor layananBank/Pos Penyalur kepada
penerima bantuan paling lambat 7 hari kaleder sejak dana masuk dalam rekening
tabungan, dengan syarat penerima bantuan:
a. Memperlihatkan KTP asli;
b. Menandatangani header Buku Tabungan;
c. Menandatangani tanda terima buku tabungan.
6. Penyerahan buku tabungan dapat dilakukan bersamaan dengan penarikan dana
tahap 1 oleh penerima bantuan
Rembug 4 Pembekalan
Pelaks Kons, Pelaks Kons,
Penetapan Pelaksanaan (Pre Constr.
Penc. Dana, Penc. Dana,
KPB Meeting)
Laporan Laporan,
Mobilisas Surat
(rembug 5), (rembug 6)
i Alat Pernyataan
Administrasi, Administrasi
Tenaga Penyelesai
Photo, ,
Tim Pelaksana Kerja an
Bobot Min Photo,
Rencana Kerja GK, Pendampingan Material
30% Bobot
RPD,Jadwal Pelaks. (Coaching) 100%
(Teknis, Pelaporan, Adm)
R
34
d. Nota Pembelian Bahan Bangunan tahap 1 yang dikeluarkan oleh toko bahan
bangunan (asli)
e. Isian Format PT-07: Daftar Rencana Pembelian Bahan Bangunan (DRPB2) Tahap1
f. Isian Format PT-02: Berita Acara Kesepakatan Penunjukan Toko/Penyedia Bahan
Bangunan
g. Isian Format PT-03: Surat Kesepakatan Pembelian Bahan Bangunan
Laporan Progress Fisik minimal 30% dan Penggunaan Dana Tahap 1 kemudian
dikirim kepada Koordinator Kota dan Tim Teknis Kabupaten/Kota untuk disahkan.
Laporan Penggunaan Dana tahap 1 dibuat dalam bentuk hardcopy berjumlah1 (satu)
asli dan 2 (dua) kopi yang diperuntukkan bagi:
a. 1 (satu) asli untuk PPK
b. 1 (satu) kopi untuk Tim Teknis Kabupaten/Kota
c. 1 (satu) kopi untuk Kelompok Penerima Bantuan
Standar yang dipergunakan adalah mencakup standar konstruksi itu sendiri atau
spesifikasi/persyaratan teknis pekerjaan, seperti kuantitas, dimensi/ukuran, kualitas,
cara pengerjaan atau rencana kerja yang telah ditetapkan sebelumnya seperti biaya
atau jadwal/waktu pelaksanaan kegiatan, dan lain-lain.
Sedangkan penyimpangan disini dapat merupakan hasil yang sesuai atau lebih baik
(hal ini merupakan suatu prestasi) dan penyimpangan yang negatif atau tidak
sesuai/dibawah standar yang telah ditetapkan (merupakan suatu masalah yang harus
diselesaikan).
Pengawasan secara teratur merupakan cara yang diperlukan untuk menghindari hasil
yang tidak dapat diterima yang disebabkan oleh faktor-faktor seperti bentuk/ukuran
35
konstruksi yang dibuat dilapangan tidak sesuai dengan desain/gambar kerja,
ketrampilan kerja yang kurang, perubahan bahan (bermutu jelek), peralatan yang tidak
sesuai atau tidak memadai, kuantitas yang kurang dan kondisi lain yang
merugikan/menghambat kelancaran pekerjaan di lapangan.
36
3. Penyusunan Laporan Penggunaan Dana Tahap 2 (rembug 6).
Laporan Penggunaan Dana tahap 2 disampaikan oleh Penerima Bantuan kepada
Kelompok Penerima Bantuan (KPB) dan disusun bersama-sama anggota kelompok
lainnya menjadi satu.
Laporan Progress Fisik 100% dan Penggunaan Dana tahap 2 berisi:
a. Lembar verifikasi kelengkapan laporan
b. Laporan Progres Fisik 100%
c. Kwitansi Pembelian Bahan Bangunan tahap 2 (asli).
d. Nota Pembelian Bahan Bangunan tahap 2 yang dikeluarkan oleh toko bahan
bangunan (asli)
e. Isian Format PT-07: Daftar Rencana Pembelian Bahan Bangunan (DRPB2) Tahap
2
f. Isian Format PT-02: Berita Acara Kesepakatan Penunjukan Toko/Penyedia Bahan
Bangunan
g. Isian Format PT-03: Surat Kesepakatan Pembelian Bahan Bangunan
Laporan Progress Fisik minimal 100% dan Penggunaan Dana Tahap 2 kemudian
dikirim kepada Koordinator Kota dan Tim Teknis Kabupaten/Kota untuk disahkan.
Laporan Penggunaan Dana tahap 1 dibuat dalam bentuk hardcopy berjumlah1 (satu)
asli dan 2 (dua) kopi yang diperuntukkan bagi:
1. 1 (satu) asli untuk PPK
2. 1 (satu) kopi untuk Tim Teknis Kabupaten/Kota
3. 1 (satu) kopi untuk Kelompok Penerima Bantuan
37
Hasil pembahasan setiap agenda/permasalahan hendaknya dapat
memberikan/menyepakati apa bentuk penyelesaian, siapa yang bertanggung jawab
untuk pelaksanaannya, bagaimana cara pelaksanaannya dilapangan dan kapan akan
dilakukan tindakan tersebut.
Hasil-hasil kesepakatan/pembahasan tersebut dicatat pada Notulen/Catatan Hasil
Rapat Mingguan dan diarsipkan dengan baik.
38
5.5.6. Sertifikasi/Pemeriksaan Kegiatan
Sertifikasi disini merupakan kegiatan yang dilakukan oleh tim untuk menyatakan
bahwa pembangunan rumah baru atau peningkatan kualitas rumah sudah selesai dan
dapat ditempati oleh penerima bantuan.
Selanjutnya, untuk memastikan bahwa hasil yang diharapkan benar-benar telah
memenuhi ketentuanketentuan program dan teknis (kualitas baik dan bermanfaat)
maka fasilitator harus melakukan sertifikasi atau penilaian kegiatan tersebut.
1. Tujuan dan Hasil Yang diharapkan
Tujuan sertifikasi adalah untuk mengetahui apakah hasil pelaksanaan kegiatan
pembangunan rumah telah memenuhi persyaratan teknik (kualitas yang baik) dan
dapat bermanfaat lebih lama.
Sedangkan hasil yang diharapkan dari kegiatan Sertifikasi ini adalah adanya
rekomendasi atas kelayakan (kualitas dan manfaat) dari bangunan yang telah
dibangun tersebut.
2. Materi Sertifikasi
Pelaksanaan Sertifikasi hasil pembangunan bangunan rumah dilakukan terhadap
aspek capaian kualitas proses, kualitas konstruksi, manfaat dan pemanfaatan dana.
Sedangkan uraian secara terinci dari masing-masing aspek tersebut dapat dilihat pada
Formulir Sertifikasi, terlampir.
3. Mekanisme Pelaksanaan Sertifikasi Kegiatan
Pendekatan pelaksanaan Sertifikasi ini adalah dilakukan langsung dilapangan
Fasilitator dan Wakil KPB bersangkutan. Adapun mekanismenya dapat dijelaskan
secara ringkas sebagai berikut:
a. Berdasarkan laporan kemajuan pekerjaan KPB yang menunjukan bahwa kemajuan
pekerjaan telah selesai 100%, maka KPB mengajukan surat permohonan kepada
Tim Sertifikasi Fasilitator dan atau korkot untuk dilakukan Sertifikasi hasil
pekerjaan;
b. Korkot bersama-sama dengan Fasilitator dan wakil KPB melakukan pemeriksaan
dan penilaian atas semua aspek sertifikasi. Hasil Penilaian masing-masing aspek
sertifikasi disepakati bersama-sama oleh Tim (termasuk KPB);
c. Setelah seluruh pemeriksaan aspek selesai, maka dilanjutkan dengan membuat
kesimpulan dan rekomendasi. Adapun alternatif bentuk kesimpulan dan
rekomendasi, yaitu :
1). Pekerjaan dinyatakan Layak/Selesai (berkualitas baik & bermanfaat);
Apabila pekerjaan dinyatakan selesai maka dilanjutkan dengan pembuatan
Surat Pernyataan Penyelesaiaan Pekerjaan (SP3).
2). Pekerjaan dinyatakan Belum Selesai/Layak dengan Penyempurnaan;
Adapun tindak lanjutnya adalah KPB harus melakukan perbaikan sebagaimana
catatan/rekomendasi pemeriksaan. Penyempurnaan ini harus dievaluasi kembali
oleh Tim Sertifikasi. Dan setelah hasil perbaikan/penyempurnaan dinyatakan
diterima baru dapat dilanjutkan dengan pembuatan SP3.
d. Seluruh hasil Sertifikasi ini dituangkan dalam Berita Acara Pemeriksaan Pekerjaan
(BAP2).
39
1) Fasilitator memperoleh penjelasan cara melaksanakan Sertifikasi (termasuk cara
pengisian formulir) dari Korkot/TA. Perumahan;
2) Fasilitator menginformasikan jadwal sertifikasi kepada KPB;
3) Membawa laporan kemajuan pekerjaan terakhir yang disampaikan oleh KPB;
4) Menyiapkan Formulir Penilaian Sertifikasi;
b. Pelaksanaan Sertifikasi :
Langkah-langkah pelaksanaan Sertifikasi:
1) Kegiatan Sertifikasi dilakukan untuk setiap Kegiatan yang dilaksanakan oleh KPB;
2) Metode yang digunakan dapat mencakup pemeriksaan terhadap dokumen yang
diperlukan, pemeriksaan langsung dilapangan (fisik) maupun wawancara langsung
dengan pihak KPB (yang terkait langsung dengan pelaksanaan kegiatan
dilapangan);
3) Acuan proses Sertifikasi adalah formulir Sertifikasi, contoh format terlampir;
4) Perlu diperhatikan bahwa kesimpulan atau rekomendasi yang dimasukan dalam
hasil sertifikasi ini agar disepakti bersama oleh seluruh Tim dengan pihak KPB
selaku penanggungjawab pelaksana.
5) Buatlah Berita Acara Hasil Pemeriksaan Pekerjaan (BAP2), dilampiri lembar
Sertifikasi yang telah diisi dan ditandatangani. Semua administrasi ini diarsipkan
minimal oleh Fasilitator dan Korkot, termasuk dilaporkan juga kepada Tim Teknis
dan PPK.
5. Dokumen BAP2
Berita Acara Pemeriksaan Pekerjaan disingkat BAP2, adalah bukti secara administrasi
bahwa telah dilakukan pemeriksaan atas seluruh hasil pekerjaan KPB, khususnya
terkait teknis dan pelaporan.
BAP2 dibuat bersama-sama oleh tim sertifikasi setelah melakukan
pemeriksaan/Sertifikasi pekerjaan dilapangan. Jadi syarat BAP2 dibuat adalah apabila
telah dilakukan pemeriksaan pekerjaan bersamasama (Tim Serifikasi).
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam BAP2 adalah :
a. Pengisian tabel Status Penyelesaiaan Fisik yang belum selesai 100%, diambil
berdasarkan hasil kesimpulan/rekomendasi dari Pemeriksaan/Sertifikasi
sebelumnya.
b. Batasan waktu penyelesaiaan kekurangan/penyempurnaan yang ditetapkan,
hendaknya disepakati bersama dengan pihak KPB selaku penanggungjawab
pelaksananya.
c. Status Pencairan Dana dan Pemanfaatannya, agar diambil sesuai hasil laporan
pemanfaatan KPB bersangkutan. Dalam BAP2 ini seharusnya tidak terdapat sisa
dana atau sisa adalah nihil (Nol/0), Sebab bilamana terdapat sisa dana dan masih
dapat dimanfaatkan kembali oleh KPB harusnya diakomodir terlebih dahulu dalam
perubahan item pekerjaan/perubahan RPD, sebelum terjadi proses serttifikasi
pekerjaan (lihat penjelesan penyelesaiaan pekerjaan/perubahan pekerjaan). Contoh
Bentuk BAP2 ini sebagaimana format terlampir.
6. Dokumen SP3
Surat Pernyataan Penyelesaiaan Pekerjaan disingkat SP3, merupakan Pernyataan
Bersama antara pihak KPB dan Konsultan yang menyatakan bahwa seluruh kegiatan
KPB sesuai RPD yang disepakati awal telah selesai 100%.
40
Dengan demikian maka SP3 ini merupakan tindak lanjut dari hasil
sertifikasi/Pemeriksaan Pekerjaan, termasuk telah dilakukan penyempurnaan
pekerjaan (bila ada) atau yang dinyatakan telah layak/Selesai.Contoh Bentuk SP3 ini
sebagaiman format terlampir.
41
BAB VI
PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN
5.6. Pengawasan
Pengawasan adalah proses pengamatan dan pencatatan yang dilakukan secara terus
menerus terhadap seluruh tahapan program untuk mencapai hasil (kuantitas dan
kualitas) yang diharapkan. Hasil pengawasan merupakan input untuk menyempurnakan
peraturan perundangan dan kebijakan dasar serta bahan pembinaan kepada pelaku
pembangunan dan masyarakat.
Pengawasan dilakukan melalui kegiatan:
1. Pengumpulan data dan informasi terhadap:
a. Proses Sosialisasi kepada Masyarakat
b. Proses Pemberdayaan Kelompok
c. Kualitas bahan dan material;
d. Kualitas dan volume pekerjaan;
42
e. Ketepatan rencana, waktu, dan jadwal pelaksanaan;
f. Optimasi biaya pembangunan;
g. Tertib administrasi dan keuangan BSPS-BK.
h. Pemanfaatan sumbangan/swadaya masyarakat, pengawasannya dilakukan
dalam rangka memelihara kepercayaan dan iklim membangun dalam masyarakat
2. Pemberian masukan untuk tindak turun tangan terhadap penyimpangan dan/atau
permasalahan pemanfaatan hasil pembangunan sesuai dengan perencanaan dan
aspirasi masyarakat, meliputi pengawasan terhadap :
a. Hasil fisik penyelenggaraan BSPS-BK yang sesuai dengan tujuan pembangunan,
baik out put maupun out come/kemanfaatannya untuk masyarakat;
b. Pencapaian mutu teknis rumah paska konstruksi yang tidak boleh mengalami
penurunan kualitas dan kuantitas pemanfaatannya sesuai dengan keinginan dan
kebutuhan masyarakat;
c. Terbangunnya mekanisme pengembangan dan pemeliharaan mandiri dan
berkelanjutan oleh masyarakat;
Penanganan permasalahan dan kesulitan yang dihadapi dan memerlukan tindak
turun tangan adalah :
a. Yang berkaitan dengan laporan pencairan atau penyaluran dana dan bantuan
setiap tahap;
b. Penyimpangan terhadap rencana;
c. Penyimpangan waktu penyelesaian pekerjaan fisik;
d. Kendala medan yang tidak dapat diprediksi.
5.7. Pengendalian
Pengendalian dilakukan melalui evaluasi penilaian berkala secara terukur dan obyektif
terhadap pembangunan perumahan swadaya, yang dilaksanakan pemerintah bersama
masyarakat, dilakukan dalam rangka mencari masukan untuk memperbaiki kebijakan
dan pemberian dukungan program BSPS-BK berdasarkan parameter evaluasi
keberhasilan :
1. Pertambahan kesadaran masyarakat terhadap kondisi rumah;
2. Peningkatan kualitas fisik rumah yang diukur dari bertambahnya rumah layak huni,
menurunnya angka backlog;
3. Peningkatan kesejahteraan penduduk yang dapat diukur dari meningkatnya
pendapatan ekonomi masyarakat membaiknya layanan kesehatan dan pendidikan;
4. Peningkatan kapasitas pemerintah daerah;
43
5.8. Pengelolaan Manajemen Asset
Bantuan yang diberikan pemerintah kepada Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR)
melalui BSPS-BK adalah asset yang tersimpan di masyarakat. Agar masyarakat yang
sudah menerima bantuan tidak lagi menerima bantuan pada masa kurun waktu 20
tahun, maka Kantor Desa / Kelurahan harus menyimpan data masyarakat yang sudah
menerima bantuan tersebut.
Selanjutnya kepada masyarakat yang sudah menerima BSPS-BK dan rumahnya sudah
selesai dibangun dipesankan agar:
1. Tidak akan memindahtangankan rumahtersebut dalam waktu 5 (lima) tahun
2. Dapat bersyukur dengan memelihara bangunan tersebut sehingga dapat bertahan
sesuai dengan umur teknis yang diperkirakan yaitu selama 20 tahun.
5.9. Pengelolaan Pengaduan Masyarakat dan Tindak Turun Tangan (PPM-T3)
5.9.3. Prinsip Penanganan PPM-T3
Dalam menangani pengaduan masyarakat dan melakukan tindak turun tangan, pihak
terkait BSPS harus memperhatikan prinsip-prinsip penanganan pengaduan dan tindak
turun tangan sebagai berikut:
1. Mudah Penyampaian, yaitu melakukan penyampaian pengaduan dengan
menggunakan media elektronik yang tepat.
2. Cepat Penyelesaian, yaitu melakukanpengelolaan pengaduan masyarakat dilakukan
secara bersungguh-sungguh
3. Tepat Penanganan, yaitu melakukan penanganan substansi pengaduan dengan
pelaku yang tepat
4. Memuaskan Pengadu, yaitu pengadu menerima informasi bahwa pengaduannya
telah ditindaklanjuti.
5. Tuntas, yaitu penanganan suatu kasus harus dapat diselesaikan dengan tidak
menimbulkan dampak negative.
5.9.4. Manajemen PPM-T3
Untuk menangani pengaduan masyarakat dan melakukan tindak turun tangan, pihak
terkait BSPS harus menjalankan manajemen penanganan pengaduan dan tindak turun
tangan sebagai berikut:
1. Pembentukan Unit Pengaduan Masyarakat (UPM)
Unit Pengaduan Masyarakat (UPM) dibentuk di KMP dan KMW. Unit Pengaduan
Masyarakat (UPM) yang dibentuk di masing masing konsultan manajemen terdiri dari:
a. Penanggung Jawab UPM terdiri dari Ketua Tim masing-masing konsultan
manajemen
b. Pengelola Kegiatan UPM dilakukan oleh Tenaga Ahli Kebijakan Publik untuk KMP
dan Tenaga Ahli Pemberdayaan Masyarakat untuk KMW
c. Pelaku Tindak Turun Tangan (T3) terdiri dari :
i. Fasilitator
ii. Koordinator Kota/Kabupaten
iii. Tim Teknis Kabupaten/Kota
iv. Ketua Tim dan Tenaga Ahli KMW
v. Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Wilayah
vi. Ketua Tim dan Tenaga Ahli KMP
vii. Pejabat Pembuat Komitmen (KMP) Pusat
viii. Tim Teknis Pusat / Wilayah
44
ix. Kepala Satuan Kerja (Ka Satker)
d. Tenaga Administrasi UPM dipegang oleh tenaga administrasi masing-masing KMW
dan KMP
2. Penyediaan Media Komunikasi Pengaduan Masyarakat
Daftar Media Komunikasi Pengaduan Masyarakat yang dapat digunakan terdiri dari:
i.
Alamat Surat Menyurat, meliputi alamat kantor dari masing-masing KMW
ii.
No Telepon Kantor, meliputi nomer telepon kantor dari masing-masing KMW
iii.
Alamat Email, meliputi alamat email dari masing-masing KMW.
iv.Alamat Website BSPS 2015, meliputi:
a) www.bsps2015.com (berlaku sampai dengan 31 Desember 2015)
b) www.pu.go.id
v. No SMS (Short Messenger Service) hotline, yaitu no hp khusus untuk pengaduan
masyarakat yang disediakanoleh masing-masing KMW.
45
5. Pengadministrasian Pengaduan
Substansi yang dilaporkan dalam media pengaduan masyarakat yang diterima oleh
masing-masing kantor manajemen dicatat di dalam sebuah file computer dengan
program excell dan nama file : PM_T3_(nama KMW).xls. Pencatatan substansi
pengaduan disusun secara tabelaris dengan susun kolom terdiri dari:
i. No.;
ii. Nama Pengadu,
iii. Nama Media Pengaduan,
iv. Isi Pengaduan,
v. Katagori Pengaduan (Pertanyaan, Kritik, Masalah atau Saran)
vi. Lingkup Pengaduan
vii. Alamat Pengadu
viii. Pelaku Tindak Lanjut
ix. Status Penerimaan Pengaduan oleh Pelaku
x. Status Tindak Lanjut oleh Pelaku
xi. Status Informasi kepada Pengadu.
Contoh model format Pengadministrasian Pengaduan dapat dilihat pada Lampiran 7.2.
Ya
Satker Dapat diselesaikan ?
Tidak
Ya
Tim Teknis/PPK Pusat Dapat diselesaikan ?
Tidak
Ya
KMP BSPS Dapat diselesaikan ?
Tidak
Ya
KMW/PPK Wilayah Dapat diselesaikan ?
Tidak
Ya
Tim Teknis Kab/Kot Dapat diselesaikan ?
Tidak
Ya
Koord Kota/Kab Dapat diselesaikan ?
Tidak
Ya
Fasilitator Dapat diselesaikan ?
47
Gambar 7.2. Segitiga penanganan PPM-T3 oleh UPM
49
10. Ketepatan konstruksi rumah layak huni
a. Bangunan rumah sudah selesai dikerjakan
b. Bahan bangunan rumah sesuai dengan spesifikasi yang berlaku
c. Pelaksanaan pekerjaan dilakukan secara gotong royong
d. Mutu pekerjaan dinilai baik (lurus, rata, halus dan kuat)
11. Ketepatan pemanfaatan bangunan rumah layak huni.
a. Kondisi rumah sudah dibersihkan dari sisa-sisa puing
b. Rumah sudah ditempati pemiliknya sebagai tempat tinggal
c. Pemiliknya merasa puas dengan kondisi rumah saat ini
d. Pemiliknya berjanji akan memelihara rumah sebaik-baiknya
12. Adanya inovasi
a. Ditemukan adanya inovasi dalam penyiapan dan pemberdayaan masyarakat
b. Ditemukan adanya inovasi dalam pendanaan rumah
c. Ditemukan adanya inovasi dalam teknologi konstruksi tepat guna
d. Ditemukan adanya inovasi dalam dukungan pemerintah daerah
50
5.10.8. Waktu Penilaian Best Practice.
Untuk mendapatkan hasil kegiatan best practice BSPS-BK 2015 waktu penilaian dan
penulisan adalah setelah pelaksanaan konstruksi ada yang sudah selesai.
5.10.9. Media Penilaian dan Penulisan Best Practice.
Penilaian dilakukan dengan mengisi ceklist penilaian. Hasil penilaian best practice
diinputkan ke dalam web site sistem informasi BSPS-BK untuk mendapatkan penilaian.
Selanjutnya setelah dilakukan penilaian, dapat dibuat tulisan dalam sebuah file program
Word yang dilengkapi dengan foto dari setiap proses File penulisan dibuat dengan
program file Worddan dikirim ke alamat email dari masing-masing KMW BSPS-BK
dengan tembusan ke alamat email KMP BSPS-BK.
BSPS DatabaseServer
INTERNET
51
Dengan model ini seluruh informasi data yang diperlukan dapat dikirim melalui
program yang terdapat di website dan dikirim melalui internet.
Seluruh stakeholder yang terlibat seperti:
a. Tenaga Fasilitator/ Pendamping Masyarakat (TPM)
b. Asisten Tenaga Ahli KMW
c.Tenaga Ahli KMW
d. Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kabupaten/Kota
e. Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Provinsi.
f. Asisten tenaga Ahli KMP
g. Tenaga Ahli KMP
h. Tim Teknis
i. PPK
j. Koordinator kabupaten/kota
5.11.4. Perlengkapan yang dipersiapkan
Untuk menjalankan SIM ini diperlukan beberapa perlengkapan diantaranya
a. Kebutuhan Hardware : Tersedianya PC atau Laptop minimal Pentium IV.
b. Kebutuhan Software : Tersedianya Browser misal, IE, Mozila Firefox, Google
Chrome dan lain-lain, dan aplikasi SIM BSPS 2015 yaitu
www.bsps2015.comaplikasi pendukung pengolahan data seperti Excel, Word dan
lain-lain.
c. Kebutuhan Jaringan : Tersedianya jaringan koneksi internet, dengan kecepatan
minimal 512 kbps, bisa juga menggunakan Modem.
5.11.5. Level user
Dalam menggunakan SIM BSPS 2015 ada beberapa level user dengan wewenang
yang berbeda-beda, dalam hal ini pengguna sistem adalah stakeholder seperti yang
dijelaskan diatas, Stakeholder dapat melihat/memonitor dan atau mengirim data via
internet melalui website ini.Selanjutnya, sebelum diterima oleh database server,
stakeholder tertentu diberi wewenang untuk melakukan proses CRUD(Create Insert
Update Delete). Jika proses CRUD sudah dilakukan, maka informasi data tersimpan di
BSPS database server system.
Berikut level user dengan wewenang nya.
a. User Konsultan Manajemen Pusat (User KMP)
- Berwenang memberikan dan menonaktifkan user untuk level User KMW
- Membatalkan setiap approval/persetujuan yang telah dibuat oleh Koordinator kota
(KorKot) dan membatalkan persetujuan User KMW
- Memonitor atau mengontrol proses CRUD yang dilakukan oleh KORKOT maupun
KMW
- User KMP bisa masuk ke Manajemen database aplikasi dan Manajemen PORTAL
untuk melakukan CRUD seperti mengisi berita, video, jadwal, dan lain-lain yang
akan tayang langsung di front end dan bisa dilihat publik melalui
www.bsps2015.com.
- Membuat laporan data penerima BSPS 2015.
52
- Membatalkan setiap approval/persetujuan yang telah dibuat oleh Koordinator kota
(KorKot).
- Memonitor atau mengontrol proses CRUD yang dilakukan oleh KORKOT .
- User KMW hanya bisa masuk ke Manajemen aplikasi SIM untuk melakukan CRUD
seperti approval/persetujuan terhadap data yang telah dibuat oleh Koordinator kota
(KorKot).
53
Keterangan :
- Home : Tombol yang digunakan untuk kembali ke posisi awal/default tampilan
- Tentang Kami : Berisi informasi Proyek BSPS 2015
- Hubungi Kami : Halaman Input untuk masukan atau saran dari pengguna system
maupun masyarakat umum.
- Jadwal Kegiatan : Berisi scedule kegiatan BSPS 2015
- Video : Berisi film-film kegiatan BSPS 2015
- GIS : Berisi Informasi sebaran Propinsi penerima BSPS 2015 dalam bentuk Peta.
Dan statistik
Data Penerima : Berisi Laporan data penerima berupa daftar
- Best Practise : Berisi laporan/daftar penerima BSPS yang direkomendasikan menjadi
percontohan yg sukses
- Login : Tombol yang digunakan Untuk masuk kedalam back end , untuk melakukan
CRUD (Create, Insert, Update, Delete) oleh Korkot, KMW, maupun KMP.
2. Back end
“Back end” terdiri dari komponen-komponen yang memproses keluaran dari front-end
mengacu pada program dan skrip yang bekerja pada server di balik layar untuk
membuat halaman web yang dinamis dan interaktif.
Dalam Aplikasi SIM BSPS 2015 ini terdiri dari 2 back end yaitu :
- Back end untuk portal : bersisi aplikasi yang berfungsi untuk melakukan CRUD
seperti berita, Video, Masukan, jadwal kegiatan, yang bisa masuk hanya user KMP.
a. Login
54
- Back end untuk Aplikasi SIM pelaporan BSPS 2015 : berisi aplikasi yang
berfungsi untuk melakukan CRUD seperti data tahapan proses,data penerima
BSPS, Progres Bangunan, Rencana Penggunaan Dana (RPD), pencairan dana , dan
cetak pelaporan data.
-
a. Login ke backend Aplikasi BSPS 2015.
Untuk masuk kedalam back end aplikasi pelaporan bisa menggunakan user
dengan level yang berbeda-beda baik level KORKOT, KMW, dan KMP dengan
hak akses yang bebeda-beda
- KORKOT : Mempunyai hak akses menginput data penerima BSPS, dan
melakukan cheklis kelayakan penerima BSPS
- KMW : Mempunyai hak melakukan persetujuan setiap data yang sudah di input
oleh - KORKOT, dimana setiap data yang sudah di setujui tidak bisa lagi di edit
oleh KORKOT.
- KMP : mempunyai hak membatalkan persetujuan KMW.
55
Kesepakatan sosial (social agreemen), pembekalan PCM (pre construction meeting),
dan Evaluasi kegiatan
- Menu Transaksi (Profile penerima, Best Practise dan Tindak Turun Tangan)
Profile penerima : berisi data penerima baik data pribadi, data Progres Bangunan,
data RPD, dana data Pencairan.
56
BAB VII
MEKANISME PELAPORAN
Laporan Penggunaan Dana tahap 1 dibuat dalam bentuk hardcopy berjumlah1 (satu)
asli dan 2 (dua) kopi yang diperuntukkan bagi:
a. 1 (satu) asli untuk PPK
b. 1 (satu) kopi untuk Tim Teknis Kabupaten/Kota
c. 1 (satu) kopi untuk Kelompok Penerima Bantuan
Laporan Penggunaan Dana tahap 1 kemudian diajukan kepada Koordinator
Kabupaten/Kota melalui KPB dan fasilitator untuk diverifikasi dan kemudian diajukan
kepada Tim Teknis Kabupaten/Kota untuk disahkan dan setelah itu dikembalikan
kepada Koordinator Kabupaten/Kota yang akan membuat file scandan
mengirimkannya via email ke alamat email PPK dan ditembuskan ke alamat email
KMW dan kemudian korkab/kot melakukan inputting ke website www.bsps2015.com.
Laporan Penggunaan Dana tahap 1 dalam bentuk hardcopy asli yang untuk
selanjutnya diserahkan kepada PPK melalui Fasilitator, Koordinator Kabupaten/Kota
dan kantor KMW.
2. Laporan Penggunaan Dana tahap 2
57
Laporan Penggunaan Dana tahap 2 dilakukan setelah Penerima Bantuan melakukan
pembangunan konstruksi tahap 2 mencapai progress fisik 100%.
Laporan Penggunaan Dana tahap 2 disampaikan oleh Penerima Bantuan kepada
Kelompok Penerima Bantuan (KPB) dan disusun bersama-sama anggota kelompok
lainnya menjadi satu.
Laporan Penggunaan Dana tahap 2 berisi:
a. Lembar verifikasi kelengkapan laporan tahap 2
b. Laporan Progres Fisik 100%
c. Kwitansi Pembelian Bahan Bangunan tahap 2 (asli).
d. Nota Pembelian Bahan Bangunan tahap 2 yang dikeluarkan oleh toko bahan
bangunan (asli)
e. Kopi identitas buku tabungan masing-masing penerima bantuan
f. Kopi lembar mutasi buku tabungan.
g. Isian Format PT-05 : Daftar Rencana Pembelian Bahan Bangunan (DRPB2) Tahap 2
Jika terjadi perubahan toko/penyedia bahan bangunan tahap 2 maka dilampirkan
dokumen tambahan sebagai berikut :
h. Isian Format PT-06 : Berita Acara Hasil Kesepakatan Pemilihan Toko
i. Isian Format PT-07 : Surat Pernyataan Toko
Laporan Penggunaan Dana tahap 2 dibuat dalam bentuk hardcopy berjumlah1 (satu)
asli dan 2 (dua) kopi yang diperuntukkan bagi:
a. 1 (satu) asli untuk PPK
b. 1 (satu) kopi untuk Tim Teknis Kabupaten/Kota
c.1 (satu) kopi untuk Kelompok Penerima Bantuan
Laporan Penggunaan Dana tahap 2 kemudian diajukan kepada Koordinator
Kabupaten/Kota melalui KPB dan fasilitator untuk diverifikasi dan kemudian diajukan
kepada Tim Teknis Kabupaten/Kota untuk disahkan dan setelah itu dikembalikan
kepada Koordinator Kabupaten/Kota yang akan membuat file scandan
mengirimkannya via email ke alamat email PPK dan ditembuskan ke alamat email
KMW dan kemudian korkab/kot melakukan inputting ke website www.bsps2015.com.
Laporan hardcopy hasil scan dan file tadel excel dikirim via email ke alamat email PPK
dan ditembuskan ke alamat email KMW dan kemudian korkab/kot melakukan inputting
ke website www.bsps2015.com.
59
Laporan Bulanan Ke-Tiga dilakukan oleh Fasilitator setelah melakukan kegiatan
pengesahan DRPB2 tahap1, transfer dana tahap 1, pengiriman bahan bangunan dan
kegiatan pendampingan konstruksi tahap-1.
Laporan Bulanan Ke-Tiga disampaikan oleh Fasilitator kepada PPK Wilayah.
Laporan Bulanan Ke-Tiga berisi tentang:
a. Judul Laporan: Judul Laporan disertai dengan kolom Verifikasi oleh Koordinator
Kabupaten/Kota dan kolom Pengesahan oleh Tim Teknis Kabupaten Kota
b. Laporan Kegiatan: Memuat laporan kegiatan pengesahan DRPB2 tahap 1, kegiatan
transfer dana tahap 1 ke toko/penyalur bahan bangunan, kegiatan pengiriman bahan
bangunan dan kegiatan pendampingan pelaksanaan pekerjaan konstruksi tahap 1.
c. Permasalahan: Memuat tentang permasalahan yang dihadapi pada bulan ke-tiga
d. Upaya Yang Dilakukan: Memuat tentang upaya yang sudah dilakukan untuk
mengatasi permasalahan yang dihadapi
e. Lampiran:
- Isian format LB-01 : Tabel Kendali Pelaksanaan BSPS-BK 2015
- Laporan foto kegiatan bulan ke-tiga
Laporan Laporan Bulanan Ke-Tiga dibuat dalam bentuk hardcopy berjumlah 1 (satu) asli
dan 2 (dua) kopi yang diperuntukkan bagi:
a. 1 (satu) asli untuk KWM
b. 1 (satu) kopi untuk Tim Teknis Kabupaten/Kota
c. 1 (satu) kopi untuk Koordinator Kabupaten/Kota
Laporan Laporan Bulanan Ke-Tiga dalam bentuk hardcopy asli dapat dikirim kepada
PPK Wilayah melalui Koordinator Kabupaten/Kota dan kantor KMW.
4. Laporan Bulanan Ke-Empat
Laporan Bulanan Ke-Empat dilakukan oleh Fasilitator setelah melakukan kegiatan
pelaporan progress minimal 30%, kegiatan pengesahan DRPB2 tahap 2, kegiatan
transfer dana tahap 2, kegiatan pengiriman bahan bangunan tahap 2 dan kegiatan
pendampingan konstruksi tahap 2.
Laporan Bulanan Ke-Empat disampaikan oleh Fasilitator kepada PPK Wilayah.
Laporan Bulanan Ke-Empat berisi tentang:
a. Judul Laporan: Judul Laporan disertai dengan kolom Verifikasi oleh Koordinator
Kabupaten/Kota dan kolom Pengesahan oleh Tim Teknis Kabupaten Kota
b. Laporan Kegiatan: Memuat laporan kegiatan pelaporan progress tahap 1, kegiatan
pengesahan DRPB2 tahap 2, kegiatan transfer dana tahap 2, kegiatan pengiriman
bahan bangunan tahap 2 dan kegiatan pendampingan konstruksi tahap 2.
c. Permasalahan: Memuat tentang permasalahan yang dihadapi pada bulan ke-empat.
d. Upaya Yang Dilakukan: Memuat tentang upaya yang sudah dilakukan untuk
mengatasi permasalahan yang dihadapi
e. Lampiran:
- Isian format LB-01 : Tabel Kendali Pelaksanaan BSPS-BK 2015
- Laporan foto kegiatan bulan ke-empat
Laporan Laporan Bulanan Ke-Empat dibuat dalam bentuk hardcopy berjumlah 1 (satu)
asli dan 2 (dua) kopi yang diperuntukkan bagi:
a. 1 (satu) asli untuk PPK Wilayah
b. 1 (satu) kopi untuk Tim Teknis Kabupaten/Kota
c. 1 (satu) kopi untuk Koordinator Kabupaten/Kota
60
Laporan Laporan Bulanan Ke-Empat dalam bentuk hardcopy asli dapat dikirim kepada
PPK Wilayah melalui Koordinator Kabupaten/Kota dan kantor KMW.
5. Laporan Bulanan Ke- Lima
Laporan Bulanan Ke-Lima dilakukan oleh Fasilitator setelah melakukan kegiatan
pendampingan konstruksi tahap 2.
Laporan Bulanan Ke-Lima disampaikan oleh Fasilitator kepada PPK Wilayah.
Laporan Bulanan Ke-Lima berisi tentang:
a. Judul Laporan: Judul Laporan disertai dengan kolom Verifikasi oleh Koordinator
Kabupaten/Kota dan kolom Pengesahan oleh Tim Teknis Kabupaten Kota
b. Laporan Kegiatan: Memuat laporan kegiatan pendampingan masyarakat dalam
pembangunan konstruksi rumah tahap 2.
c. Permasalahan: Memuat tentang permasalahan yang dihadapi pada bulan ke-lima
d. Upaya Yang Dilakukan: Memuat tentang upaya yang sudah dilakukan untuk
mengatasi permasalahan yang dihadapi
e. Lampiran:
- Isian format LB-01 : Tabel Kendali Pelaksanaan BSPS-BK 2015
- Laporan foto kegiatan bulan ke-lima
Laporan Laporan Bulanan Ke-Lima dibuat dalam bentuk hardcopy berjumlah 1 (satu) asli
dan 2 (dua) kopi yang diperuntukkan bagi:
a. 1 (satu) asli untuk PPK Wilayah
b. 1 (satu) kopi untuk Tim Teknis Kabupaten/Kota
c. 1 (satu) kopi untuk Koordinator Kabupaten/Kota
Laporan Laporan Bulanan Ke-Lima dalam bentuk hardcopy asli dapat dikirim kepada
PPK Wilayah melalui Koordinator Kabupaten/Kota dan kantor KMW
6. Laporan Bulanan Ke- Enam
Laporan Bulanan Ke-Enam dilakukan oleh Fasilitator setelah melakukan kegiatan
pendampingan pelaksanaan konstruksi tahap 2 dan kegiatan penyusunan pelaporan
progress 100%.
Laporan Bulanan Ke-Enam disampaikan oleh Fasilitator kepada PPK Wilayah.
Laporan Bulanan Ke-Enam berisi tentang:
a. Judul Laporan: Judul Laporan disertai dengan kolom Verifikasi oleh Koordinator
Kabupaten/Kota dan kolom Pengesahan oleh Tim Teknis Kabupaten Kota
b. Laporan Kegiatan: Memuat laporan kegiatan.
c. Permasalahan: Memuat tentang permasalahan yang dihadapi pada bulan ke-enam
d. Upaya Yang Dilakukan: Memuat tentang upaya yang sudah dilakukan untuk
mengatasi permasalahan yang dihadapi
e. Lampiran:
- Isian format LB-01 : Tabel Kendali Pelaksanaan BSPS-BK 2015
- Laporan foto kegiatan bulan ke-enam
Laporan Laporan Bulanan Ke-Enam dibuat dalam bentuk hardcopy berjumlah 1 (satu)
asli dan 2 (dua) kopi yang diperuntukkan bagi:
a. 1 (satu) asli untuk PPK Wilayah
b. 1 (satu) kopi untuk Tim Teknis Kabupaten/Kota
c. 1 (satu) kopi untuk Koordinator Kabupaten/Kota
Laporan Laporan Bulanan Ke-Enam dalam bentuk hardcopy asli dapat dikirim kepada
PPK Wilayah melalui Koordinator Kabupaten/Kota dan kantor KMW.
61
Koordintor kabupaten/kota melakukan pemeriksaan terhadap laporan fasilatator dalam
rangka memeriksa tertib administrasi keuangan, pelaporan dan dokumentasi hasil
pelaksanaan BSPS di wilayah kecamatan/kelurahan/desa.
Laporan Proposal BSPS-BK 2015 yang diterima untuk masing-masing KPB kemudian
disusun menjadi Bundel Laporan Proposal BSPS-BK yang disusun per kabupaten,
dibuatkan daftar isinya dan kemudian diserahkan kepada PPK untuk ditindaklanjuti.
62
Laporan Penggunaan Dana tahap 1 disampaikan oleh Penerima Bantuan kepada
Kelompok Penerima Bantuan (KPB) dan disusun bersama-sama anggota kelompok
lainnya menjadi satu.
Laporan Progress Fisik minimal 30% dan Penggunaan Dana tahap 1 berisi:
a. Lembar verifikasi kelengkapan laporan
b. Laporan Progres Fisik minimal 30%
c. Kwitansi Pembelian Bahan Bangunan tahap 1 (asli).
d. Nota Pembelian Bahan Bangunan tahap 1 yang dikeluarkan oleh toko bahan
bangunan (asli)
e. Isian Format PT-07: Daftar Rencana Pembelian Bahan Bangunan (DRPB2) Tahap1
f. Isian Format PT-02: Berita Acara Kesepakatan Penunjukan Toko/Penyedia Bahan
Bangunan
g. Isian Format PT-03: Surat Kesepakatan Pembelian Bahan Bangunan
Laporan Progress Fisik minimal 30% dan Penggunaan Dana Tahap 1 yang diterima
KMW untuk masing-masing KPB kemudian disusun menjadi Bundel Laporan Proposal
BSPS-BK yang disusun per kabupaten, dibuatkan daftar isinya dan kemudian
diserahkan kepada PPK Wilayah.
Laporan Progress Fisik 100% dan Penggunaan Dana tahap 2 dilakukan setelah
Penerima Bantuan melakukan pembangunan konstruksi tahap 2 mencapai progress fisik
100%.
Laporan Progress Fisik 100% dan Penggunaan Dana tahap 2 disampaikan oleh
Penerima Bantuan kepada Kelompok Penerima Bantuan (KPB) dan disusun bersama-
sama anggota kelompok lainnya menjadi satu.
Laporan Progess Fisik 100% dan Penggunaan Dana tahap 2 berisi:
63
Laporan teknis pendampingan disusun berdasarkan laporan bulanan fasilitator yang
memuat tentang:
- Hasil pelaksanaan pendampingan masyarakat.
- Pelaporan hasil kegiatan fasilitator.
- Pengawasan dan pengendalian kegiatan BSPS
- Pemantauan (monitoring) dan evaluasi hasil pelaksanaan BSPS.
- Penilaian kinerja para pelaku terkait BSPS.
Laporan teknis pendampingan dilampiri dengan laporan bulanan fasilitator per
kabupaten dari bulan ke-satu sampai dengan bulan ke-enam.Laporan teknis
pendampingan ini disampaikan oleh KMW kepada PPK.
6. Laporan Pelaksanaan
Laporan Pelaksanaan meliputi:
a. Data base laporan pelaksanaan BSPS.
b. Laporan hasil supervisi pelaksanaan BSPS.
c. Laporan executive mingguan tentang pelaksanaan BSPS.
Laporan Pelaksanaan ini berbentuk soft file disampaikan dari KMW ke PPK.
7. Laporan khusus
Laporan khusus meliputi:
a. Laporan hasil koordinasi dengan para pemangku kepentingan (stakeholder).
b. Laporan proceeding pembekalan fasilitator.
c. Laporan profil fasilitator
d. Laporan kegiatan sosialisasi.
e. Laporan hasil rekonsiliasi data penyaluran BSPS.
f. Laporan/informasi kepada pimpinan dan/atau instansi lain yang
membutuhkannya.
g. Laporan profil pelaksanaan
h. Laporan Pengelolaan Pengaduan Masyarakat dan Tindak Turun Tangan (T3)
i. Laporan best practice BSPS-BK per provinsi.
8. Laporan Bulanan
Laporan bulanan memuat tentang:
a. Pendahuluan
b. Laporan Kegiatan Sampai Dengan Bulan Lalu
c. Laporan Kegiatan Dalam Bulan Ini
d. Laporan Kegiatan Yang Akan Datang
e. Penutup
Laporan bulanan berisi tentang :
a. Progres kegiatan
b. Hasil monitoring dan supervisi
c. Permasalahan dan tindak lanjut
d. Pengaduan masyarakat dan tindak turun tangan
e. Profil fasilitator
f. Rekap Monitoring Bulanan Pelaksanaan BSPS Per Kabupaten/Kota
g. Rekap Monitoring Bulanan Pelaksanaan BSPS Per Provinsi
64
h. Daftar penerima bantuan yang tidak melakukan penarikan dana BSPS-BK 2015
i. Format rekap penilaian kinerja fasilitator
Laporan diserahkan oleh KMW kepada PPK dan KMP paling lambat tanggal 10 bulan
berikutnya.
Laporan Bulanan disampaikan paling lambat 1 (satu) bulan setelah diterbitkannya Surat
Perintah Kerja, dengan memuat rencana kerja, metodologi dan jadwal kerja tenaga ahli,
serta uraian kegiatan konsultan dalam merekrut asisten tenaga ahli.
2. Laporan Bulanan
Laporan Bulanan, terdiri dari:
Apabila hal-hal yang berkaitan dengan pelaksanaan BSPS-BK belum diatur dalam petunjuk
pelaksanaan ini, dapat mengacu pada ketentuan lainnya yang berlaku.
Dalam hal terdapat kekeliruan dalam petunjuk pelaksanaan ini, akan direvisi sesuai
ketentuan yang berlaku.
67