Anda di halaman 1dari 7

Tugas Kelompok

Nama Penyusun :

• A Muhammad Nurhidayat MS (1)

• A Muh Sultan Ali (2)

• Ahmad Ansyari (3)

• Angga Sulfadli (4)

• Ari Hasriadi Syam (5)

ANGKATAN : CXXII (122)

Kelompok : 1 (Satu)

Identifikasi isu :
1. Minimnya tingkat kedisplinan di kantor
2. Keterlibatan pegawai dalam kasus narkoba dan pungli
3. Kurangnya kemampuan aparatur untuk menyesuaikan perkembangan teknologi informasi
4. Kurang optimalnya jadwal olahraga di rutan jeneponto
5. Kurang Optimalnya pemeriksaan barang terlarang di area portir

TABEL ANALISIS KRITERIA ISU MENGGUNAKAN APKL

KRETERIA

NO ISU JUMLAH RANK


A P K L

1 Minimnya tingkat 3 4 4 4 15 IV
kedisplinan di kantor dan
membuat pekerjaan
menjadi tebengkalai.

2 Keterlibatan pegawai 5 5 4 4 18 II
dalam kasus narkoba
dan pungli.

3 Kurangnya kemampuan 4 5 4 4 17 III


aparatur untuk
menyesuaikan
perkembangan teknologi
informasi di rutan atau
lapas.
4 Kurang optimalnya 3 4 4 3 14 V
jadwal olahraga di rutan
atau lapas sehingga
membuat para WBP
menjadi kurang bugar.
5 Kurang Optimalnya 5 5 4 5 19 I
pemeriksaan barang
terlarang di area portir
sehingga tak menuuntut
kemungkinan akan ada
barang terlarang yang
masuk.

Keterangan:

- Aktual (A)

- Kekhlayakan (K)

- Problematik (P)

- Dan Layak (L)

Dari Analisis kriteria isu dengan alat analisis AKPL tersebut diatas lalu diambil tiga nilaiitinggi yaitu:
1. Kurang Optimalnya pemeriksaan barang terlarang di area portir sehingga tak menuuntut
kemungkinan akan ada barang terlarang yang masuk. (point 19)

2. Keterlibatan pegawai dalam kasus narkoba dan pungli. (point 18)

3. Kurangnya kemampuan aparatur untuk menyesuaikan perkembangan teknologi informasi di


rutan atau lapas. (point 17)
TABEL ANALISIS KUALITAS ISU MENGGUNAKAN USG

KRETERIA
NO ISU U S G JUMLAH RANGKING
1 Kurang Optimalnya 4 4 5 13 II
pemeriksaan barang
terlarang di area portir
sehingga tak menuuntut
kemungkinan akan ada
barang terlarang yang
masuk.
2 Keterlibatan pegawai dalam 5 5 4 14 I
kasus narkoba dan pungli.
3 Kurangnya kemampuan 3 3 3 9 III
aparatur untuk
menyesuaikan
perkembangan teknologi
informasi di rutan atau
lapas.

Keterangan :

- Urgency (U)

- Seriousness (S)

- Growth (G)

Berdasarkan penentuan kualitas isu menggunakan Alat analisis isu USG maka tergambar
rangking tertinggi yang merupakan isu final ( core isue) yang perlu dicairkan pemecahan
masalahnya, yaitu : Keterlibatan pegawai dalam kasus narkoba dan pungli.

Perlu kita ketahui bersama bahwa seperti halnya penciptaan suatu barang, pasti punya maksud dan
tujuan, sama seperti keterlibatan pegawai dalam kasusu narkoba dan pungli tersebut. Pasti ada penyebabnya dan
untuk itu kita akan bahas penyebab keterlibatan pegawai dalam kasus narkoba dan pungli yang sedang marak ini.
Penyebab terjadinya, yaitu:
Sebanyak 148 Kasus Penyelundupan Narkoba ke Lapas/Rutan selama 2021, Masuknya Narkotika kedalam
Lapas/Rutan ialah bukti buruknya pemeriksaan barang ketika sudah memasuki area Steril Lembaga
Pemasyarakatan sehingga memudahkan pemasok barang untuk menyelundupkan barang terlarang tersebut untuk
masuk ke dalam. Hal ini ditenggarai karena kelalaian dari Petugas Pemeriksa, baik dari Pemeriksa barang dan
makanan yang Masuk maupun Petugas Pintu Utama ketika memeriksa orang-orang dari luar,

beberapa modus yang dilakukan oleh pemasok barang antara lain

1. Menyelundupkan ke dalam makanan yang masuk untuk WBP, dimana ketika dibuka layanan kunjungan,
biasanya pemasok menitipkan barangnya ke keluaraga WBP yang juga ingin menitipkan barang ke dalam
Lapas/Rutan
2. Membawa barang masuk ketika bertamu ke dalam Lapas/Rutan dengan menyimpannya di area yang
mudah untuk di temukan oleh sekutu pemasok
3. Menyimpan barang tersebut di area/halaman Lapas atau Rutan untuk di ambil oleh WBP yang telah
ditugaskan membersihkan area atau halaman tersebut

Hal ini juga tidak lepas dari kerjasama dengan pegawai yang kehilangan integritas dan menodai diri demi
kepentingan pribadinya, beberapa pegawai yang kehilangan integritas tersebut rela menghianati tugas negara
karena di iming-imingi budget yang cukup tinggi oleh si pemasok, beberapa pegawai yang terlibat masuknya
Narkotika ke dalam Lapas/Rutan biasanya adalah orang-orang yang kehilangan iman kepada Tuhan untuk
keuntungan pribadi, terdampak Permasalahan Finansial, serta mendapat intervensi dari atasan.

Setelah kita memahami penyebabnya,kita akan memabahas tentang dampak yang akan timbul untuk
mengetahui seberapa ruginya atau betapa buruknya yang akan terjadi jika keterlibatan seorang atau bahkan
kelompok dalam kasus narkoba dan pungli di rutan atau lapas yang ada.

Dampak yang ditimbulkan


Apabila halini tidak segera dihentikan maka akan menimbulkan dampak antara lain :
1. Hilangnya kepercayaan masyarakat akan lembaga Pemasyarakatan
2. Masa Rehabilitasi WBP Terganggu karena beredarnya barang tersebut didalam Lapas/Rutan
3. Pegawai yang terlibat dan diuntungkan semakin kehilangan Integritas dan akan mempengaruhi pegawai
lain untuk meraup keuntungan dari bisnis haram tersebut
4. NKRI masih akan terus terjebak dalam pusaran Narkoba sehingga mengundang Bandar Narkoba dari
Negara lain yang sudah lebih paham dan lebih cerdik untuk memasok Narkoba untukmasuk ke dalam
Lapas.
Analisis Pemecahan Isu
Penyalahgunaan dan peredaraan gelap narkoba di Indonesia telah merambah ke seluruh wilayah tanah air dan telah
tersebar ke berbagai lingkungan kehidupan, baik lingkungan pendidikan, lingkungan kerja, dan lingkungan
pemukiman, dan lingkungan penegak hukum. Salah satu institusi penegak hukum yang juga tidak bebas dari
penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba adalah di dalam Lembaga Pemasyarakatan dan Rumah Tahanan.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa pengaturan penangangan terhadap sipir yang mengedarkan narkoba
di Rumah Tahanan (Rutan) baik di dalam UU Narkotika maupun UU Pemasyarakatan tidak mengatur secara khusus
sanksi maupun ketentuan pidana bagi petugas Rutan yang terduga terlibat peredaran gelap di Rutan. Petugas Sipir
yang melakukan pengedaran narkoba di dalam Rutan diproses secara pidana di pengadilan dengan menggunakan
ketentuan pidana dalam UU Narkotika. Penegakan hukum terhadap tindak pidana peredaran narkoba adalah
dilakukan upaya pemberian hukuman disiplin. Oknum sipir yang terlibat dalam jaringan peredaran narkoba akan
mendapat sanksi tegas dan sipir yang melanggar aturan kepegawaian harus dipecat dan dipidana. Sanksi bagi
pelanggar adalah rotasi sampai dengan pemecatan dan dipidana.
Untuk memecahkan masalah ini dan menentukan langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk menanggulanginya,
terlebih dahulu kita akan menganalisis isu ini yaitu “Keterlibatan Pegawai Lapas/Rutan dalam Kasus Narkoba dan
Pungli”.
a. Teknik Analisis

Teknik analisis yang akan digunakan adalah Analisis Fishbone Diagram. Analisis Fishbone Diagram adalah alat
penemuan sebab-akibat yang membantu mencari tahu berbagai alasan terjadinya kegagalan atau kerusakan
dalam suatu proses. Dapat dikatakan pula, analisis Fishbone adalah metode untuk membantu memecahkan
suatu masalah di setiap lapisan hingga potensi akar penyebab yang berkontribusi pada efeknya. Diagram ini
diperkenalkan oleh profesor teknik dari Jepang, bernama Kaoru Ishikawa. Alasan terkenalnya metode diagram
Fishbone adalah bukan karena digunakan untuk menemukan penyebab masalah yang sudah ada, melainkan
dalam fase perancangan atau perencanaan untuk mencegah kemungkinan terjadinya masalah kelak.

b. Analisis Isu

Berdasarkan isu yang diangkat yaitu “Keterlibatan Pegawai Lapas/Rutan dalam Kasus Narkoba dan Pungli”,
terdapat 2 kategori atau faktor utama penyebab munculnya isu tersebut yaitu
1. Petugas; dan
2. Lingkungan kerja
Berikut ini adalah Fishbone Diagram penyebab munculnya isu ini.

Melalui diagram di atas, diperoleh penyebab dari isu yaitu


1) Pada kategori Petugas, penyebabnya adalah
• Tidak paham pada aturanterkait pungli dan pengedaran narkoba,
• Lemahnya keimanan sehingga mudah tergoda ketika ada kesempatan dan telah diiming-imingi
uang,
• Adanya faktor ekonomi yang muncul karena aktivitas keuangan seperti kredit yang harus
dibayarkan setiap bulannya, sehingga yang bersangkutan memerlukan uang tambahan.
2) Pada Lingkungan Kerja, penyebabnya adalah
• Budaya pungli yang telah ada pada tempatnya bertugas, yang biasanya diturunkan oleh oknum
pegawai senior,
• Tidak adanya aturan ketat yang mengatur penanganan terhadap asn/sipir yang terlibat
pengedaran narkoba.

c. Pemecahan Isu
Berdasarkan analisis yang dilakukan untuk menemukan penyebab isu maka dapat diambil beberapa tindakan
untuk menanggulangi isu tersebut, antara lain:
- Kontrol dari atasan langsung yang lebih sering,
- Adanya inspeksi berkala dari pihak atasan,
- Memberikan sosialisasi kepada ASN terkait bahaya narkotika dan korupsi, serta aturan-aturan terkait
hal tersebut,
- Mengadakan pembinaan rohani pegawai,
- Memberikan pelatihan tentang perencanaan keuangan,
- Melakukan rotasi pegawai secara berkala agar tidak terbentuk jaringan pengedar narkoba,
- Dan menjatuhkan hukuman yang berat seperti pemecatan kepada oknum pegawai yang terlibat
peredaran narkotika.

Anda mungkin juga menyukai