Anda di halaman 1dari 42

sumber : https://islamiques.

net/

KITAB MANAQIB SYEIKH 'ABDUL QODIR AL JAILANI Qoddasallohu Sirruhu

( Untuk Kalangan Ikhwan Thoriiqoh Qoodiriyyah Naqsyabandiyyah PP Suryalaya )

( PEMBUKAAN MANQOBAH )

‫بمسسمم ام الررسحمممن الررمحسيمم‬

‫ف لعللسيمهسم لولل ههسم يلسحلزنهسونلن ۞ اللرمذسيلن مالمنهسوا لولكاَهنوا يلترقهسونلن‬


‫۞ اللل امرن السولمليآَلء ام لل لخسو ف‬

‫ك ههلو اسلفلسوهز‬ ‫ت ما ن‬
‫ام مذلم ل‬ ‫للهههم اسلبهسشمرىٰ مفيِ اسلـْلحميومة الددسنلياَ لومفيِ اسلمخلرنمة لل تلسبمدسيلل لملكلممم م‬

‫اسللعمظسيهم‬

Bismillaahirrohmaanirroohim.

Alaa inna Auliyaa'alloohi laa khoufun ‘alaihim wa laahum yahzanuun.

Alladziina aamanuu wakaanuu yattaquun.

Lahumul busyroo fil hayaatid dunyaa wa fiil aakhiroh, laa tabdiila

likalimaatillaah, dzaalika huwal fauzul ‘azhiim.

‫بمسسمم ام الررسحمممن الررمحسيمم‬

‫ لولل هعسدلوالن امرل لعللىَ ال ر‬، ‫ لواسللعاَقمبلةه لمسلهمترقمسيلن‬، ‫ب اسللعاَللممسيلن‬


‫ظاَلمممسيلن‬ ‫ السللحسمهد ملم لر ب‬،

‫صللةه لوالرسللهم لعملىَ لسيبمدلناَ هملحرمدد لولعملىَ مالمهه لو ل‬


‫ الرماَ بلسعهد‬، ‫صسحبمهه السجلممعسيلن‬ ‫ لوال ر‬:

Bismillaahirrohmaanirroohim.

Alhamdulillaahi Robbil ‘aalamin, wal ‘aaqibatu lill Muttaqiin, walaa

‘udwaana illaa 'alazh zhoolimiin, wash sholaatu was salaamu ‘alaa


sumber : https://islamiques.net/

Sayidinaa Muhammadin wa ‘alaa aalihii wa shohbihii ajma’iin,

Ammaa ba’du:

Dengan menyebut Nama Alloh Yang Maha Pengasih Maha Penyayang. Puji bagi

Alloh pencipta Semesta alam. Sholawat serta salam semoga dilimpahkan

kepada junjungan kita Nabi Muhammad Sholallohu Alaihi Wa

sallam berserta keluarganya, sahabatnya serta 'Awliya Alloh dan para

pengikutnya sampai hari akhir.

Ini sekelumit manaqib Sulthon Awliya' Syaikh Abdul Qodir Al Jailani,

kutipan dari

kitab _"Uquudul La Aali Fii Manaaqibil Jayli__"_dan

kitab _"Tafriihul Khootir Fii Manaaqibisy Syaikhi Abdul Qodir"___

Semoga dengan dibacakan manaqib ini, Alloh Subhanahu Wa Ta’ala

melimpahkan keberkahannya kepada kita sekalian, terutama kepada Shohibul

Hajat (…..............................................…)

Dimudahkan rizki yang halal, dijauhkan dari malapetaka dunia dan

akhirat, diterima segala niat dan maksud kita, dimudahkan urusan kita

yang berhubungan dengan dunia dan akhirat,

Amiin Yaa Robbal ‘aalamiin.

Adapun diantara manaqib Syaikh Abdul Qodir Al Jailani sebagai berikut :

(MUHARROM)

Manqobah Ke-39 :
sumber : https://islamiques.net/

Setiap Datang Tahun Baru, Memberitahu Kepada Syaikh Abdul Qodir

Peristiwa Yang Akan Terjadi Pada Tahun Itu

Diriwayatkan di dalam kitab "Bahjatul Asror" bahwa Syaikh ‘Abdul Qodir

pada suatu saat terbang melayang-layang diatas ribuan manusia di majlis

pengajian yang beliau pimpin, beliau Bersabda:

"Tiada terbit matahari melainkan mengucapkan salam kepadaku, pada

setiap datang tahun selalu memberi salam kepadaku, dan memberitahukan

yang akan terjadi pada tahun itu. Pada setiap datang bulan, memberi

salam kepadaku dan Menceritakan apa yang terjadi pada bulan itu.

Demikian Pula setiap datang minggu dan hari, minggu dan hari itu memberi

salam kepadaku dan memberitahukan yang akan terjadi pada minggu dan hari

itu. Demi Dzat Alloh Yang Maha Mulia, orang-orang yang suka dan duka

semuanya itu diberitahukan kepadaku.

Pandangan mataku selalu di Lauhil Mahfud dan aku tenggelam dalam lautan

Ilmu Alloh dan lautan musyahadah, akulah yang menjadi Hujjah Alloh,

akulah yang menjadi pengganti Rosululloh Sholallohu alaihi wa

sallam. Akulah yang menjadi pewarisnya dibumi. Manusia ada gurunya,

malaikat ada gurunya, jin ada gurunya, aku guru semuanya.”

‫م‬
‫ لوألممردلناَ بمأ لسسلرامرمه مفىَ هكبل لوسق م‬، ‫ضلوامن‬
‫ت لولملكاَمن‬ ‫اللاههرم اسنثهـْسرلعللسيمه النرفللحاَ م‬
‫ت لوالبر س‬

Allohumman Tsur ‘alaihin Nafahaati war ridl waan, Wa-Amiddanaa bi

Asroorihi Fii kulli Waqti Wa makaan.


sumber : https://islamiques.net/

Manqobah Ke-40 :

‘Abdul Qodir Diberi Buku Untuk Mencatat Murid-Muridnya Sampai Hari

Qiamat

Diriwayatkan di dalam kitab "Bahjatul Asror", Syaikh ‘Abdul Qodir

pernah berkata : “Aku diberi sebuah buku yang luasnya sejauh mata

memandang untuk menuliskan nama-nama muridku sampai hari kiamat. Semua

murid itu telah Alloh berikan Kepadaku dan telah menjadi milikku. Aku

pernah bertanya Kepada malakulMalik, “Apakah ada dalam neraka,

muridku dan sahabat-ku?” Malakul Malik menjawab: “tidak ada.”

Syaikh berkata : "Aku bersumpah, demi kemuliaan Tuhanku. Tanganku atas

murid-muridku seperti langit menutup bumi. Andaikan murid-muridku itu

buruk, maka akulah yang baik. Dan aku bersumpah, demi Ke-Agungan dan

Kemuliaan Tuhanku, dua telapak kakiku tidak akan bergeser dihadapan

Tuhan kecuali sudah mendapat keputusan bahwa aku bersama-sama muridku

yang masuk surga”

Lebih lanjut beliau bersabda : “Tanganku tidak akan lepas dari kepala

murid-muridku, walaupun aku sedang ada di timur dan muridku ada di

barat, lalu muridku itu tersingkap auratnya, maka tanganku akan segera

menutupinya. Demi Keagungan dan Kemuliaan Tuhanku, pada hari qiamat

aku akan berdiri tegak di hadapan gerbang pintu neraka, sekali lagi aku

tidak akan bergeser sebelum muridku masuk surga karena Alloh Yang Maha

Kuasa telah menjanjikanku bahwa murid-muridku tidak akan dimasukan ke

dalam neraka. Barang siapa yang berguru serta mahabbah kepadaku, pasti

aku menghadap kepadanya, bahwa mereka dan Malaikat Munkar Nakir telah
sumber : https://islamiques.net/

berjanji kepadaku, bahwa mereka tidak akan menakut-nakuti murid-muridku.”

‫م‬
‫ لوألممردلناَ بمأ لسسلرامرمه مفىَ هكبل لوسق م‬، ‫ضلوامن‬
‫ت لولملكاَمن‬ ‫اللاههرم اسنثهـْسرلعللسيمه النرفللحاَ م‬
‫ت لوالبر س‬

Allohumman Tsur ‘alaihin Nafahaati war ridl waan, Wa-Amiddanaa bi

Asroorihi Fii kulli Waqti Wa makaan.

(SHOFAR)

Manqobah Ke-24 :

Masyarakat Yang Menderita Penyakit Tho’un, Sembuh Dengan Rumput Dan

Air Madrosah Syaikh ‘Abdul Qodir

Para Ulama meriwayatkan, pernah terjadi pada jaman Syaikh ‘Abdul Qodir

bangkit wabah penyakit tho’un sehingga berjuta orang meninggal dunia.

Masyarakat beduyun-duyun datang meminta pertolongan kepada Syaikh,

beliau mengumumkan kepada mereka :

"Barangsiapa makan rerumputan

Madrosahku, Alloh akan menyembuhkan penyakit yang dideritanya.”

Karena terlalu banyak yang sakit, rerumputan itu habis, Syaikh

mengumumkan lagi : “Barangsiapa yang meminum air Madrosahku akan

segera disembuhkan Alloh Subhanahu Wa Ta’ala.” Mendengar

Pengumuman itu, para penderita penyakit beramai-ramai minum air madrosah

Syaikh, seketika itu juga mereka menjadi sembuh kembali dan penyakit

tho’un pun lenyap.

‫م‬
‫ لوألممردلناَ بمأ لسسلرامرمه مفىَ هكبل لوسق م‬، ‫ضلوامن‬
‫ت لولملكاَمن‬ ‫اللاههرم اسنثهـْسرلعللسيمه النرفللحاَ م‬
‫ت لوالبر س‬
sumber : https://islamiques.net/

Allohumman Tsur ‘alaihin Nafahaati war ridl waan, Wa-Amiddanaa bi

Asroorihi Fii kulli Waqti Wa makaan.

Manqodah Ke-27 :

Syaikh ‘Abdul Qodir Membeli Empat PuluhEkor Kuda Untuk Orang Sakit

Diriwayatkan, ada ada seseorang yang bertempat tinggal agak jauh dari

kota Baghdad. Terdengar berita tentang kemasyhuran Syaikh ‘Abdul Qodir,

ia pun bermaksud akan berziarah kepada Syaikh karena terdorong rasa

Mahabbah. Setibanya dilokasi kediaman Syaikh, ia keheranan melihat

istal kudanya megah Sekali, lantai istalnya dibuat dari emas dan perak,

pelananya dibuat dari sutra dewangga, kudanya empat puluh ekor,

semuanya bagus-bagus dan mulus-mulus, tiada bandinganya.

Terlintas dalam hatinya prasangka yang kurang baik : “Katanya ia

seorang Wali, tetapi mengapa kenyataannya seorang pecinta dunia. Mana

ada seorang wali mencintai dunia? tidak pantas diberi gelar

Waliyulloh.” Niat semula untuk bertemu dengan Syaikh, seketika itu

juga dibatalkan, lalu ia bertamu kepada orang lain dikota itu.

Beberapa hari kemudian ia jatuh sakit sangat parah, tidak ada seorang

dokter pun dikota itu yang mampu mengobatinya. Ada seorang paranormal

beragama Nasroni yang memberi petunjuk, “Penyakitnya itu tidak bisa

sembuh kecuali dengan hati kuda, dengan syarat kudanya harus seperti

yang dimiliki oleh Syaikh Abdul Qodir, beliau seorang yang sangat
sumber : https://islamiques.net/

dermawan, pasti mau menolong”

Setiap hari disembelih seekor untuk diambil hatinya selama empat puluh

hari, sehingga empat puluhkuda habis semuanya.

Dengan empat puluh

kuda itu, sembuhlah orang itu seperti sedia kala. Dengan rasa syukur

yang tiada terhingga diiringi rasa malu, ia datang menghadap Syaikh

mohon ampunan. Syaikh Berkata : “Untuk kamu ketahui, sejumlah kuda yang

ku beli itu sebenarnya untukmu, karena aku tahu kamu akan mendapat

musibah, menderita penyakit yang tidak ada obatnya kecuali harus dengan

empat puluh hati kuda. Aku tahu maksudmu semula, kamu datang mau

berziarah kepadaku semata-mata didorong rasa cinta kepadaku, namun kamu

berprasangka buruk kepadaku sehingga kamu bertamu kepada orang lain”.

Setelah mendengar penjelasan itu, ia merasa bersalah dan segera

bertobat, lalu Syaikh meluruskan niatnya dan memantapkan keyakinannya.

Dan paranormal itu masuk Islam.

‫م‬
‫ لوألممردلناَ بمأ لسسلرامرمه مفىَ هكبل لوسق م‬، ‫ضلوامن‬
‫ت لولملكاَمن‬ ‫اللاههرم اسنثهـْسرلعللسيمه النرفللحاَ م‬
‫ت لوالبر س‬

Allohumman Tsur ‘alaihin Nafahaati war ridl waan, Wa-Amiddanaa bi

Asroorihi Fii kulli Waqti Wa makaan.

(ROBI’UL AWAL)

Manqobah Ke-3 :

Kecerdasan Syaikh Abdul Qodir Waktu Menuntut Ilmu


sumber : https://islamiques.net/

Dalam menuntut ilmu, Syaikh ‘Abdul Qodir berusaha memilih guru-guru yang

ahli dalam bidangnya, beliau mempelajari dan memperdalam bermacam-macam

disiplin ilmu.

Seluruh gurunya mengungkapkan tentang kecerdasannya. Beliau belajar Ilmu

Fiqih dari Abil Wafa ‘Ali bin ‘Aqil, Abi ‘Ali Khothob al-Kalwadani dan

Abi Husein Muhammad ibnil Qodli. Ilmu adab dari Abi Zakaria at-Tabrizi.

Ilmu Thoriqot dari Syaikh Abil Khoir Hammad bin Muslim bin Darwatid

Dibas. Shufiahnya dari Abi Said Al Mubarok.

Sejak itu beliau terus-menerus meraih pangkat yang sempurna berkat

Rohmat Alloh Yang Maha Esa, sehingga beliau menduduki pangkat tertinggi

dalam kewalian. Dengan semangat juang yang tinggi disertai tekad yang

kuat beliau berusaha mengekang serta mengendalikan hawa nafsu. Beliau

berkholwat di Irak dua puluh lima Tahun lamanya tidak berjumpa dengan

orang.

‫م‬
‫ لوألممردلناَ بمأ لسسلرامرمه مفىَ هكبل لوسق م‬، ‫ضلوامن‬
‫ت لولملكاَمن‬ ‫اللاههرم اسنثهـْسرلعللسيمه النرفللحاَ م‬
‫ت لوالبر س‬

Allohumman Tsur ‘alaihin Nafahaati war ridl waan, Wa-Amiddanaa bi

Asroorihi Fii kulli Waqti Wa makaan.

Manqobah Ke-4 :

Budi Pekerti Syaikh Abdul Qodir

Syaikh Abdul Qodir Al Jailani sangat takut kepada Alloh Subhanahu wa


sumber : https://islamiques.net/

ta’ala, oleh karena itu beliau mudah terharu serta mudah mengeluarkan

air mata. Doanya diQobul Alloh. Beliau seorang dermawan, jauh dari

keburukan dan selalu dekat dengan kebaikan. Berani dan kokoh dalam

mempertahankan hak, tegas dalam menghadapi kemungkaran.

Pantang menolak orang yang meminta-minta walupun yang dimintanya pakaian yang sedang beliau
pakai. Tidak marah karena hawa nafsu, tidak memberi pertolongan

yang bukan karena Alloh.

Beliau diwarisi Akhlak Nabi Muhammad Sholallohu alaihi wa

sallam, Tampan Nabi Yusuf ‘Alaihissallam, Benar Sayyidina Abu

Bakar Ash-Shiddiq Rodliyalloohu 'anhu, Adil Umar bin Khothob

Rodliyalloohu 'anhu, Hilim Sayyidina Utsman bin Affan Rodliyalloohu

'anhu, Kegagahan serta keberanian sayidina Ali bin Abi Tholib

karromallohu Wajhah.

‫م‬
‫ لوألممردلناَ بمأ لسسلرامرمه مفىَ هكبل لوسق م‬، ‫ضلوامن‬
‫ت لولملكاَمن‬ ‫اللاههرم اسنثهـْسرلعللسيمه النرفللحاَ م‬
‫ت لوالبر س‬

Allohumman Tsur ‘alaihin Nafahaati war ridl waan, Wa-Amiddanaa bi

Asroorihi Fii kulli Waqti Wa makaan.

(ROBI’UTS TSANI)

Manqobah Ke-51 :

Wasiat Syaikh Abdul Qodir Kepada Putranya Abdul Rozak

Syaikh Abdul Qodir telah berwasiat kepada putranya yang bernama Abdul

Rozak dengan beberapa wasiat, diantaranya :


sumber : https://islamiques.net/

“Wahai anakku, semoga Alloh melimpahkan Taufiq dan Hidayah-Nya

kepadamu dan kepada segenap kaum muslimin. Wahai anakku, bertawakallah

kepada Alloh, pegang syara’ dan laksanakan, dan pelihara batas-batasnya.

Ketahui bahwa Thoriqotku dibangun berdasarkan Al Qur’an dan Sunnah Rosululloh Sholallohu alaihi wa
sallam.

Hendaknya kamu berjiwa bersih, dermawan, murah hati dan suka memberi

pertolongan kepada orang lain dengan jalan kebaikan.

Jangan keras hati atau berlaku tidak sopan. Sebaiknya kamu bersikap sabar dan tabah

menghadapi segala ujian dan cobaan. Hendaknya kamu mengampuni kesalahan

orang lain dan bersikap hormat pada sesama ikhwan dan semua fakir miskin.

Perihara olehmu kehormatan guru-guru, dan berbuat baiklah kepada orang

lain, beri nasihat yang baik kepada orang-orang besar tingkat

kedudukanya, demikian pula bagi masyarakat kecil. Jangan suka

berbantah-bantahan dengan orang lain kecuali dalam masalah agama.

Ketahuilah bahwa hakikat kemiskinan adalah perlu kepada orang lain, dan

hakikat tidak perlu kepada orang lain. Tashowwuf dicapai dengan

jalan lapar dan pantangan dari hal-hal yang disukai dan dihalalkan, dan

tidak banyak bicara, jika kamu berhadapan dengan orang faqir, jangan

dimulaii dengan ilmu, sebab akan menjauh denganmu. Sebaiknya, hendaklah

dimulai dengan kasih sayang, bersikap lembutlah terhadapnya, membuatnya

lebih dekat padamu.


sumber : https://islamiques.net/

Tashowwuf dibangun diatas delapan hal yakni: 1. Dermawan, 2.

Ridlo, 3. Sabar, 4. ‘Isyaroh, 5. Mengembara, 6. Berbusana

Bulu, 7. Pecinta Alam,dan Faqir. Dermawan Nabi Ibrohim

‘Alaihis sallam,Ridlo Nabi Ishaq ‘Alaihis sallam, Sabar Nabi Ayyub

‘Alaihis sallam, Isyarohnya Nabi Zakaria ‘Alaihis sallam, Mengembara

seperti Nabi Yusuf ‘Alaihis sallam, Berbusana wool seperti Nabi Yahya

‘Alaihis sallam, Pecinta Alam Nabi Isa ‘Alaihis sallam, dan

kefakiran Nabi Muhammad Sholallohu alaihi wa sallam.

Bila kamu berkumpul bersama orang kaya, perlihatkan kegagahanmu,

kerendahan hati bila berkumpul dengan orang miskin. Hendaknya kamu

ikhlas dalam setiap perbuatan. Seharusnya selalu mengingat Alloh. Jangan

berprasangka buruk Kepada Alloh. Harusnya berserah diri kepada Alloh

dalam segala perbuatan. Jangan menggantungkan diri kepada orang lain,

walaupun keluarga walaupun teman sejawat. Layani faqir miskin dengan

Tiga hal: pertama, Tawadlu’, kedua, Budi Pekerti, dan ketiga, Kebeningan Hati.

Perhatikan olehmu bahwa yang paling dekat kepada Alloh ialah orang yang

paling baik budi pekertinya. Dan amal yang paling utama ialah memelihara

hati dari melirik kepada selain Alloh.

Bila bergaul dengan orang miskin, berwasiatlah dengan kebenaran dan

kesabaran. Cukup bagimu dari dunia itu dua hal : pertama, bergaul

dengan orang miskin, kedua menghormati wali. Selain dari pada Alloh,

segala sesuatu itu jangan dipandang cukup, gagah kepada yang dibawahmu
sumber : https://islamiques.net/

adalah pengecut, gagah terhadap sesama adalah lemah dan gagah kepada

orang yang lebih tinggi kedudukanya adalah sombong. Ketahuilah bahwa

Tashowwuf dan fakir merupakan Dwi Tunggall kebenaran yang hakiki, bukan

main-main, oleh karena itu jangan dicampur dengan main-main".

Demikian wasiat ayah, semoga Alloh melimpahkan Taufiq dan

hidayahnya kepadamu dan kepada murid-murid, atau kepada siapapun yang

mendengar wasiat ini, semoga dapat mengamalkanya dengan syafa’at

junjungan kita Nabi Muhammad Sholallohu Alaihi Wa sallam,

amin ya Robbal ‘alamin.

‫م‬
‫ لوألممردلناَ بمأ لسسلرامرمه مفىَ هكبل لوسق م‬، ‫ضلوامن‬
‫ت لولملكاَمن‬ ‫اللاههرم اسنثهـْسرلعللسيمه النرفللحاَ م‬
‫ت لوالبر س‬

Allohumman Tsur ‘alaihin Nafahaati war ridl waan, Wa-Amiddanaa bi

Asroorihi Fii kulli Waqti Wa makaan.

Manqobah Ke-53 :

Syaikh Abdul Qodir Wafat

Menjelang akhir hayatnya, Malakul Ajro’il datang mengunjungi Syaikh

dikala matahari akan terbenam membawa surat dari Alloh Subhanahu

Wa Ta’ala untuk Syaikh dengan alamat sebagai berikut :

‫ب إمملىَ اسللمسحبهسو م‬
‫ب‬ ‫ب مملن اسلهممح ب‬
‫صهل هللذا اسللمسكتهسو ه‬
‫يل م‬

"Yashilu hadzal maktubi minal muhibbi ilal mahbubi"

(Surat ini dari Dzat Yang Maha Pengasih disampaikan kepada Wali yang
sumber : https://islamiques.net/

dikasihi).

Kemudian surat tersebut diterima oleh putranya yang bernama Sayyid

Abdul Wahhab. Setelah diterima, masuklah ia bersama MalakulAjro’il.

Sebelum surat dihanturkan kepada Syaikh, beliau sudah mengerti bahwa

beliau akan berpindah ke alam ‘uluwi, alam tinggi yakni meninggal Dunia.

Syaikh bersabda kepada putra-putranya : “Jangan mendekat, karena

lahiriyahku bersama-sama dengan kamu, sedang bathiniyahku bersama selain

kamu, dan perluas ruangan ini karena hadir selain dari padamu, tunjukan

sopan santunmu”.

Siang dan malam, tak henti-hentinya beliau mengucapkan :

‫يِ لولعللسيهكهم بمسسمم‬ ‫لولعللسيهكهم الرسللهم لولرسحلمةه ام لوبللرلكاَتههه لغفللراه ملىَ لوللهكسم لتاَ ل‬
‫ب اه لعلل ر‬

‫ف اسللروامل إمذذ المجسيِهء امللسيهكسم مرسفذقاَ مرسفذقاَ لولعللسيهكهم‬ ‫ام لغسيمر همسومدمعسيلن لو اسدهخلهسوا مفىَ ل‬
‫ص ب‬

‫الرسللهم المجسيِهء امللسيهكسم‬

‫ق لولسلكلرةه اسللمسو م‬
‫ت‬ ‫قمفهسوا اللتاَهه اسللح د‬

"Wa’alaikumus salaam wa rohmatullohi wa barokatuh. Ghofarolloohu lii

walakum, taaballohu ‘alayya wa ‘alaikum, Bismillahi ghoyri muudiina.

Wadkhulu fi shoffil awwali, idzan ajii’u ilaykum, rifqon rifqon wa

‘alaikumus salaamu ajii’u ilaykum, Qifuu ataahul haqqu wa sakarotul

mawti.

Beliau berpesan : “Jangan ada yang menanyakan apapun kepadaku setelah

aku bolak-balik dalam lautan Ilmu Alloh”, lalu membaca :


sumber : https://islamiques.net/

‫ش اسلفلسو ه‬
‫ت هسسبلحاَلن‬ ‫ت بملل امملـْهل امرل اه هسسبلحاَنلهه لوتللعاَلمىَ لواسلـْلحبيِ الرمذ س‬
‫ي لل يلسخ ل‬ ‫امسستللعسن ه‬

‫ت لل امملـْهل امرل اه هملحرمفد ررهسسوهل ام تللعرزلز‬


‫ب اسللمسو م‬
‫لمسن تللعرزلز مباَسلقهسدلرمة لوقلهرلر معلباَلدهه م‬

‫تللعرزلز‬،

‫ اه‬، ‫ لاه‬، ‫ لاه‬،

Ista’antu bilaa ilaaha illallohu, Subhaanahu wa ta’aala wal

hayyilladzi laa yakhsal fawtu, Subhana man ta’azzaza bil qudroti

waqoharo ibaadahu bil mawti laa ilalaha illallohu Muhammadur

Rosulullahi, ta’azzaza, ta ‘azzaza Allohu Allohu Allohu.

Terdengar suara nyaring, lalu suaranya lembut tidak terdengar lagi, dan

meninggallah Ridwanullohu 'alaihi.

Syaikh wafat pada malam Senin ba’da ‘Isya, tanggal 11 Robi’ul

Akhir,Tahun 561 Hiriyah (1166 Masehi) pada usia 91 Tahun.

‫م‬
‫ لوألممردلناَ بمأ لسسلرامرمه مفىَ هكبل لوسق م‬، ‫ضلوامن‬
‫ت لولملكاَمن‬ ‫اللاههرم اسنثهـْسرلعللسيمه النرفللحاَ م‬
‫ت لوالبر س‬

Allohumman Tsur ‘alaihin Nafahaati war ridl waan, Wa-Amiddanaa bi

Asroorihi Fii kulli Waqti Wa makaan.

(JUMADIL ULA)

Manqobah Ke-35 :

Syaikh Ahmad Kanji Menjadi Murid Syaikh Abdul Qodir Atas Petunjuk Gurunya

Diriwayatkan, pada suatu hari Syaikh Ahmad kanji sedang mengambil wudlu,

terlintas dalam hatinya bahwa thoriqot Syaikh Abdul Qodir itu lebih

disukai dari pada thoriqot-thoriqot lainnya. Gurunya yaitu Syaikh Abi

Ishak Maghribi mengetahui pula apa yang terlintas dalam hati muridnya,
sumber : https://islamiques.net/

lalu beliau bertanya :

“Apakah kamu mengetahui kedudukan Syaikh Abdul Qodir ?” Dijawab oleh Syaikh Ahmad Kanji : “Saya
tidak tahu”. Lalu

gurunya menjelaskan : “Syaikh Abdul Qodir itu memiliki dua belas sifat.

Kalau lautan dijadikan tintanya dan pepohonan dijadikan penanya,

manusia, malaikat dan jin sebagai penulisnya, maka tidak akan mampu

menulis satu sifat pun”.

Mendengar penjelasan dari gurunya itu, ia makin bertambah mahabbah

kepada Syaikh Abdul Qodir, hatinya berbisik : “Satu harapanku, tidak meninggal dunia sebelum aku
menjadi muridnya”.

Kemudian dengan kemauan yang keras berangkatlah ia menuju kota Baghdad.

Setibanya disebuah gunung di wilayah Ajmir yang dibawahnya mengalir sungai, ia mengambil air wudlu
untuk sholat. Didalam keadaan antara tidur dan tidak, ia dikunjungi Syaikh Abdul Qodir, beliau membawa

mahkota merah dan sorban hijau. Syaikh Ahmad Kanji berdiri menghormati

kedatangannya : “Marikesini lebih dekat”, kata beliau sambil mengenakan mahkota merah dan sorban
hijau diatas kepalaku, lalu bersabda : "Wahai Ahmad Kanji, sekarang kamu sudah menjadi muridku dan
menjadi

anakku dan menjadi Rijalulloh (laki-laki Alloh)”. Lalu beliau menghilang, mahkota dan sorban sudah
melekat terpakai diatas kepalaku, lalu ia sujud syukur atas nikmat Alloh yang telah diterimanya.

Kemudian ia pulang kegurunya sambil memperlihatkan mahkota merah dan

sorban hijau hadiah dari Syaikh Abdul Qodir dan menceritakan peristiwa

yang di alaminya. Gurunya berkata : “Wahai Ahmad Kanji, mahkota dan

sorban itu adalah khirqoh bagimu, kamu sangat dikasihi Syaikh Abdul

Qodir, sekarang berdirilah dengan tegak, kamu telah menjadi wali yang
sumber : https://islamiques.net/

utama". Dengan mengharap keberkahannya, Syaikh Abi Ishak Maghribi

memakai mahkota dan sorban itu dikepalanya, lalu diserahkan kembali

kepada Syaikh Ahmad Kanji.

‫م‬
‫ لوألممردلناَ بمأ لسسلرامرمه مفىَ هكبل لوسق م‬، ‫ضلوامن‬
‫ت لولملكاَمن‬ ‫اللاههرم اسنثهـْسرلعللسيمه النرفللحاَ م‬
‫ت لوالبر س‬

Allohumman Tsur ‘alaihin Nafahaati war ridl waan, Wa-Amiddanaa bi

Asroorihi Fii kulli Waqti Wa makaan.

Manqobah ke-36 :

Syaikh Ahmad Kanji Menjunjung Kayu Bakar Di Atas Kepalanya

Pekerjaan Syaikh Ahmad kanji adalah mencari kayu bakar untuk memasak

roti bagi para faqir. Setelah mengenakan mahkota dari Sayyid Abdul

Qodir, gurunya bekata : “Sekarang engkau tidak layak mencari kayu bakar

sebab kepalamu sudah dimahkotai dengan mahkota yang mulia”. Namun

Syaikh Ahmad Kanji memohon izin dari gurunya untuk mencari kayu bakar.

Ujar gurunya: “Ya kalau begitu, terserah kamu". Ia pun berangkat ke

gunung mengumpulkan kayu bakar lalu diikat.

Waktu akan dipikul, kayu bakar itu melayang diatas kepala Syaikh Ahmad

Kanji kira-kira sehasta dari kepalanya. Lantas Syaikh Ahmad Kanji pulang

ke gurunya. Kayu bakar terus melayang mengikuti Syaikh Ahmad.

Setibanya ditempat Syaikh Abi Ishak Maghribi, gurunya itu berkata :

“Nah Syaikh Ahmad, apa kataku, kamu tidak pantas lagi memikul kayu

bakar, sebab sudah ditempati mahkota dan sorban mulia. Mulai sekarang,
sumber : https://islamiques.net/

sudahlah jangan mencari kayu bakar. Engkau oleh Sayyid Abdul Qodir sudah

ditunjuk ke pangkat Rijalulloh”.

‫م‬
‫ لوألممردلناَ بمأ لسسلرامرمه مفىَ هكبل لوسق م‬، ‫ضلوامن‬
‫ت لولملكاَمن‬ ‫اللاههرم اسنثهـْسرلعللسيمه النرفللحاَ م‬
‫ت لوالبر س‬

Allohumman Tsur ‘alaihin Nafahaati war ridl waan, Wa-Amiddanaa bi

Asroorihi Fii kulli Waqti Wa makaan.

(JUMADITS TSANIYAH)

Manqobah Ke-15 :

Nama Syaikh Abdul Qodir Seperti Ismul A’zhom

Diriwayatkan di dalam kitab Haqo’iqul Haqo’iq, ada seorang perempuan

datang menghadap Syaikh Abdul Qodir mengadukan hal anaknya, “Saya

mempunyai seorang anak, kini ia hilang tenggelam ke dalam laut, saya

yakin tuan Syaikh bisa mengembalikan anak saya hidup kembali, saya mohon

pertolongan Tuan”. Mendengar perempun itu, Syaikh berkata: “Sekarang

kamu pulang, anakmu sudah ada di rumahmu”. Perempuan itu pulang dengan

tergesa-gesa, setibanya dirumah, anaknya itu belum ada.

Segera ia menghadap lagi kepada Syaikh sambil menangis melaporkan bahwa

anaknya itu belum ada. Syaikh berkata: “Sekarang anakmu sudah ada di

rumahmu, sebaiknya kamu segera pulang". Perasaan rindu pada anaknya

menggebu-gebu, namun setibanya di rumah, anaknya belum ada juga.

Dengan penuh keyakinan ia datang lagi menghadap Syaikh sambil menangis


sumber : https://islamiques.net/

mohon anaknya hidup kembali. Kemudian Syaikh menundukkan kepalanya dan

tegak kembali sambil berkata: “Sekarang tidak akan salah lagi, pasti

anakmu sudah ada dirumah“. Dengan penuh harapan ia pulang menuju

rumahnya, anaknya sudah ada berkat karomah Syaikh Abdul Qodir.

Mengenai peristiwa ini Syaikh munajat kepada Alloh: “YaaAlloh,

Engkau Maha Kuasa menciptakan mahluk dengan mudah, demikian pula halnya

pada waktu mengumpulkan mahluk dipadang mahsyar hanya dalam tempo yang

singkat sudah berkumpul, mengapa hanya menghidupkan seorang saja sampai

Tigakali, hamba malu oleh perempuan itu. Dan apa hikmahnya?”.

Alloh Subhanahu wa ta’ala menjawab: “Semua ucapanmu kepada

perempuan itu tidak salah, pertama kali kamu mengatakan kepada perempuan

itu anaknya sudah ada dirumah, malaikat baru mengumpulkan tulang

belulangnya yang berserakan, dan yang kedua kalinya seluruh anggota

tubuhnya baru utuh kembali dan dihidupkan, ketiga kalinya si anak di

angkat dari dasar laut dikembalikan kerumahnya”.

Alloh berfirman : "Wahai Abdul Qodir! Kamu jangan kecewa. Sekarang

silahkan kamu minta, pasti kuberi”. Spontan Syaikh merebahkan

kepalanya bersujud sambil berkata: “Engkau Kholiq, apa saja yang Engkau

berikan akan kuterima". Lalu Alloh memberi hadiah kepada Syaikh dan

berfirman: “Barang siapa melihatmu pada hari Jum’at, ia akan kujadikan

wali, dan kalau kamu melihat tanah tentu akan menjadi emas”. Syaikh

berkata: “Ya Alloh, semua pemberian-Mu kurang begitu manfaat bagiku,


sumber : https://islamiques.net/

aku mohon karuniamu yang lebih bermanfaat dan lebih mulia setelah aku

tiada". Alloh Subhanahu wa ta’ala berfirman: “Namamu dibuat

seperti nama-Ku, barang siapa menyebut namamu, pahalanya sama dengan

yang menyebut nama-Ku”.

‫م‬
‫ لوألممردلناَ بمأ لسسلرامرمه مفىَ هكبل لوسق م‬، ‫ضلوامن‬
‫ت لولملكاَمن‬ ‫اللاههرم اسنثهـْسرلعللسيمه النرفللحاَ م‬
‫ت لوالبر س‬

Allohumman Tsur ‘alaihin Nafahaati war ridl waan, Wa-Amiddanaa bi

Asroorihi Fii kulli Waqti Wa makaan.

Manqobah Ke-16 :

Syaikh Abdul Qodir Menghidupkan Orang Yang Sudah Mati.

Diriwayatkan di dalam kitab Asrorut Tholibin, Syaikh Abdul Qodir pada

waktu melewati suatu tempat, bertemu dengan seorang umat Islam sedang

berdebat dengan seorang umat Nasroni. Beliau menyikapi dengan seksama

dan menanyakan apa yang menjadi sebab perdebatan itu, kata orang Muslim

: "Kami sedang membangga-banggakan Nabi kami masing-masing, dan saya

berkata padanya, Nabi Muhammad-lah yang paling utama".

Kata orang Nasrani : "Nabi Isa-lah yamg paling sempurna". Lalu Syekh bertanya

kepada orang Nasroni : "Apa yang menjadi dasar kamu mengatakan bahwa

Nabi Isa-lah lebih sempurna daripada Nabi Muhammad?". Orang Nasrani

menjawab : "Nabi Isa bisa menghidupkan orang yang sudah mati". Syekh

berkata lagi : "Kamu tahu aku bukan Nabi, aku hanya pengikut Nabi

Muhammad sholallohu alaihi wa sallam ? Kalau aku bisa

menghidupkan orang yang sudah mati, kamu bersedia untuk beriman kepada
sumber : https://islamiques.net/

Nabi Muhammad sholallohu alahi wa sallam?". "Baik, saya

mau beriman dan masuk agama Islam", jawab orang Nasroni itu.

"Kalau begitu, mari kita mencari kuburan". Lanjut Syaikh.

Setelah mereka menemukan sebuah kuburan tua, sudah berusia lima ratus

tahun, lalu Syaikh mengulangi lagi pertanyaannya : "Nabi Isa kalau

menghidupkan orang yang sudah mati bagaimana caranya?". Orang Nasroni

menjawab : "Beliau cukup dengan mengucapkan QUM BIIDZNILLAH (Bangunlah

dengan Izin Alloh)". "Nah sekarang kamu perhatikan dan dengarkan

baik-baik !", kata Syekh, lalu beliau menghadap ke kuburan tadi sambil

mengucapkan : "QUM BIIDZNII (Bangunlah dengan izinku)". Kuburan

terbelah dua, keluarlah mayat itu sambil bernyanyi. Konon pada waktu

hidupnya ia seorang penyanyi. Melihat dan menyaksikan peristiwa

tersebut, orang Nasroni itu berubah keyakinan menjadi beriman kepada

Nabi Muhammad Sholallohu alaihi wa sallam dan masuk agama Islam.

‫م‬
‫ لوألممردلناَ بمأ لسسلرامرمه مفىَ هكبل لوسق م‬، ‫ضلوامن‬
‫ت لولملكاَمن‬ ‫اللاههرم اسنثهـْسرلعللسيمه النرفللحاَ م‬
‫ت لوالبر س‬

Allohumman Tsur ‘alaihin Nafahaati war ridl waan, Wa-Amiddanaa bi

Asroorihi Fii kulli Waqti Wa makaan.

Manqobah Ke-17 :

Syekh Abdul Qodir Merebut Ruh Dari Malakul Maut

Abu Abbas Ahmad Rifa'i meriwayatkan : Ada seorang pelayan Syaikh Abdul

Qodir yang meninggal dunia, kemudian isterinya datang menghadap beliau


sumber : https://islamiques.net/

mengadukan halnya sambil menangis. Karena ratapnya itu, Syaikh

menundukkan kepala bertawajjuh kepada Alloh, ketika itulah beliau

melihat malakul maut sedang kelangit membawa keranjang maknawi penuh

dengan ruh-ruh manusia yang baru selesai dicabut pada hari itu. Kemudian

beliau meminta kepada malakul maut supaya menyerahkan nyawa muridnya.

Permintaan itu ditolak oleh malakul maut. Lalu beliau merebut keranjang

maknawi itu, dan tumpahlah semua nyawa yang ada di dalamnya dan kembali

ke jasadnya masing-masing.

Menghadapi kejadian ini malakul maut unjuk pihatur kepada Alloh

Subhanahu wa ta’ala : "Ya Alloh, Engkau Maha Mengetahui

tentang kekasih-Mu dan wali-Mu Abdul Qodir". Alloh berfirman : "Memang

benar, Abdul Qodir itu kekasih-Ku, karena tadi nyawa pelayannya tidak

kamu berikan, akibatnya seluruh ruh itu terlepas, dan sekarang kamu

menyesal karena kamu tidak memberikannya".

‫م‬
‫ لوألممردلناَ بمأ لسسلرامرمه مفىَ هكبل لوسق م‬، ‫ضلوامن‬
‫ت لولملكاَمن‬ ‫اللاههرم اسنثهـْسرلعللسيمه النرفللحاَ م‬
‫ت لوالبر س‬

Allohumman Tsur ‘alaihin Nafahaati war ridl waan, Wa-Amiddanaa bi

Asroorihi Fii kulli Waqti Wa makaan.

(ROJAB)

Manqobah Ke-11 :

Telapak Kaki Nabi Muhammad Sholallohu Alaihi Wa sallam Memijak Pundak

Syaikh Abdul Qodir Pada Malam Mi'roj


sumber : https://islamiques.net/

Syaikh Rosyid Al-Junaidi meriwayatkan, pada malam Mi'roj, malaikat

datang menghadap Rosululloh Sholallohu alaihi wa sallam membawa Buroq.

Kakinya bercahaya laksana bulan dan paku telapak kakinya bersinar

seperti sinar bintang.

Dikala Buroq itu dihadapkan kepada Rosululloh Sholallohu alaihi

wa sallam ia tidak bisa berdiam dan kakinya bergoyang-goyang

seperti. Rosululloh Sholallohu alaihi wa sallam. bertanya

"Mengapa kamu tidak diam? Apa kamu tidak mau kukendarai?". Buroq

menjawab: "Demi nyawa hamba yang menjadi penebusnya, hamba tidak

menolak, namun ada satu permohonan, yaitu ketika engkau, Rosululloh

sholallohu alaihi wa sallamakan masuk surga, tidak

menunggangi yang lain". Rosululloh sholallohu alaihi wa

sallam. menjawab: "Baik, permintaanmu akan kukabulkan".

Buroq itu masih mengajukan permohonannya: "Hendaknya tangan yang mulia memegang pundak
hamba sebagai tanda bukti nanti pada hari kiamat". Lalu

dipegangnya pundak Buroq itu oleh Rosululloh Sholallohu alaihi wa sallam.

Karena gejolak rasa gembira, jasad Buroq itu tidak cukup untuk menampung ruhnya, badannya menjadi
empat puluh hasta tingginya.

Rosululloh terpaku sebentar melihat badan Buroq itu menjadi tinggi,

terpaksa Rosululloh Sholallohu alaihi wa sallammemerlukan tangga.

Saat itu juga, datanglah Ghoutsul A'zhom Syaikh ‘Abdul Qodir Al Jailani

bertekuk lutut di hadapan Roasululloh Sholallohu alaihi wa


sumber : https://islamiques.net/

sallamsambil berkata : "Silahkan pundak hamba dijadikan tangga".

Rosululloh sholallohu alaihi wa sallammemijakkan kakinya

pada pundak Syaikh, dan lalu Rosululloh sholallohu alaihi wa

sallamnaik buroq. Di saat itu Rosululloh sholallohu alaihi

wa sallambersabda : "Sebagaimana telapak kakiku menginjak

pundakmu, maka telapak kakimu akan menginjak pundak para waliyulloh".

‫م‬
‫ لوألممردلناَ بمأ لسسلرامرمه مفىَ هكبل لوسق م‬، ‫ضلوامن‬
‫ت لولملكاَمن‬ ‫اللاههرم اسنثهـْسرلعللسيمه النرفللحاَ م‬
‫ت لوالبر س‬

Allohumman Tsur ‘alaihin Nafahaati war ridl waan, Wa-Amiddanaa bi

Asroorihi Fii kulli Waqti Wa makaan.

(SYA'BAN)

Manqobah Ke-7 :

Kebiasaan Syaikh Abdul Qodir Setiap Malam Digunakan Untuk Ibadah

Sholat Dan Dzikir

Syaikh Abu Abdillah Muhammad al-Hirowi meriwayatkan : "Aku berkhidmat

mendampingi Syaikh Abdul Qodir selama empat puluh Tahun. Selama itu

aku menyaksikan beliau sholat Shubuh dengan wudlu 'Isya, Seusai

sholat lalu Syaikh masuk kholwat sampai waktu sholat Shubuh. Para

pejabat pemerintah banyak yang datang untuk bersilaturrahmi, tapi kalau

datangnya malam hari tidak bisa bertemu dengan beliau, terpaksa

mereka menunggu sampai waktu Shubuh.

Pada suatu malam saya mendampingi beliau, sekejap pun aku tidak tidur,
sumber : https://islamiques.net/

aku menyaksikan sejak sore harinya beliau melaksanakan sholat-sholat dan

pada malam harinya dilanjutkan dengan berzikir melewati sepertiga malam

lalu beliau membaca :

‫ئ السلهم ل‬
‫صبوهر‬ ‫ق السللباَمر ه‬
‫ق السلـْلخاَلم ه‬
‫ب السلفلرعاَهل السلـْلخرل ه‬
‫ب لالرشمهسيهد السللحمسسي ه‬
‫السلهممحسيطه لالرر د‬

Al Muhiithu,Ar Robbu,Asy Syahiidu,Al

Hasibu,Al Fa’aalu,Al Khollaaqu,Al

Khooliqu,Al Baari’u,Al Mushowwiru,

Tampak badannya mengecil sampai kecil sekali, lalu badannya membesar

lagi dan meninggi sampai tinggi sekali hingga tidak nampak dari

pandanganku. Kemudian beliau muncul lagi berdiri melakukan sholat dan

sujudnya lama sekali.

Demikianlah beliau beribadah semalam suntuk, setelah dua pertiga malam

beliau menghadap kiblat sambil membaca doa-doa, tiba-tiba terpancar

sinar menyoroti beliau sehingga badannya diliputi sinar dan tidak henti-hentinya terdengar suara yang
mengucapkan salam sampai terbit fajar.

‫م‬
‫ لوألممردلناَ بمأ لسسلرامرمه مفىَ هكبل لوسق م‬، ‫ضلوامن‬
‫ت لولملكاَمن‬ ‫اللاههرم اسنثهـْسرلعللسيمه النرفللحاَ م‬
‫ت لوالبر س‬

Allohumman Tsur ‘alaihin Nafahaati war ridl waan, Wa-Amiddanaa bi

Asroorihi Fii kulli Waqti Wa makaan.

(ROMADLON)

Manqobah Ke-2:
sumber : https://islamiques.net/

Beberapa Macam Tanda Kemuliaan Pada Waktu Syaikh Abdul Qodir Dilahirkan

Sayid Abu Muhammad Abdul Qodir Jaelani dilahirkan di Naif Jailan Irak

pada tanggal 1 Romadlon 470 Hijriyah, bertepatan dengan 1077 Masehi.

Beliau wafat pada tanggal 11 Rabiul Akhir 561 Hijriyah, bertepatan

dengan 1166 Masehi, pada usia 91 tahun. Beliau dikebumikan di Baghdad,

Irak.

Pada malam Syaikh di lahirkan ada lima karomah :

1. Ayahnya, yaitu Abi Sholih Musa Janaki, pada malam hari

bermimpi dikunjungi Rosululloh Sholallohu alaihi wa

sallamdiiringi para Sahabat dan Imam Mujtahidin dan para wali.

Rosululloh bersabda kepada Abi Sholih Musa Janaki : "Wahai Abi Sholih,

engkau akan diberi putra oleh Alloh. Putramu akan mendapat kedudukan

yang tinggi di atas para wali sebagaimana kedudukanku diatas para nabi,

dan anakmu itu termasuk anakku juga, kesayanganku dan kesayangan Alloh".

2. Setelah Rosululloh Sholallohu alaihi wa sallam, para

Nabi yang lainpun datang menghibur ayah Syaikh Abdul Qodir : "Engkau

akan mempunyai putra yang akan menjadi Sulthonul Auliya, seluruh wali

Alloh selain Imam Ma'shum, di bawah pimpinannya".

3. Syaikh Abdul Qodir sejak dilahirkan pada siang hari bulan

Romadlon menolak untuk menyusu. Menyusunya setelah waktu berbuka puasa.

4. Di belakang pundak Syaikh Abdul Qodir nampak bekas telapak


sumber : https://islamiques.net/

kaki Rosululloh Sholallohu alaihi wa sallamketika beliau akan

menunggangi Buroq pada malam Mi'raj.

5. Beliau diliputi cahaya sehingga tidak seorang pun yang mampu

melihatnya. Sedang usia ibunya waktu itu 60 tahun, ini juga sesuatu hal

yang luar biasa.

‫م‬
‫ لوألممردلناَ بمأ لسسلرامرمه مفىَ هكبل لوسق م‬، ‫ضلوامن‬
‫ت لولملكاَمن‬ ‫اللاههرم اسنثهـْسرلعللسيمه النرفللحاَ م‬
‫ت لوالبر س‬

Allohumman Tsur ‘alaihin Nafahaati war ridl waan, Wa-Amiddanaa bi

Asroorihi Fii kulli Waqti Wa makaan.

Manqobah Ke-32 :

Syaikh Abdul Qodir Berbuka Puasa Di Rumah Murid-Muridnya Pada Satu Waktu

Yang Bersamaan

Diriwayatkan, pada suatu hari pada bulan Romadlon, Syaikh ‘Abdul Qodir

diundang berbuka puasa oleh murid-muridnya sebanyak tujuh puluh orang

di rumahnya masing-masing. Mereka berkeinginan agar Syaikh berbuka puasa

di rumahnya. Mereka tidak mengetahui bahwa masing-masing dari mereka

mengundang Syaikh untuk berbuka puasa pada waktu yang bersamaan.

Tiba waktunya berbuka puasa, Syaikh berbuka puasa di rumah beliau, detik

itu pula rumah muridnya yang tujuh puluh orang itu masing-masing

dikunjunginya dan berbuka puasa tepat pada waktu yang sama.


sumber : https://islamiques.net/

Peristiwa ini di kota Baghdad sudah masyhur di kalangan masyarakat dan

sudah menjadi buah bibir masyarakat dalam setiap pembicaraan dan pertemuan.

‫م‬
‫ لوألممردلناَ بمأ لسسلرامرمه مفىَ هكبل لوسق م‬، ‫ضلوامن‬
‫ت لولملكاَمن‬ ‫اللاههرم اسنثهـْسرلعللسيمه النرفللحاَ م‬
‫ت لوالبر س‬

Allohumman Tsur ‘alaihin Nafahaati war ridl waan, Wa-Amiddanaa bi

Asroorihi Fii kulli Waqti Wa makaan.

(SYAWAL)

Manqobah Ke-22 :

Syaikh Abdul Qodir Setiap Tahun Membebaskan Hamba Sahaya Dari

Perbudakan, Serta Nilai Busana Yang Beliau Pakai

Sebagian kitab manaqib meriwayatkan, sudah menjadi tradisi bahwa setiap

Hari Raya Syaikh ‘Abdul Qodir membeli beberapa hamba sahaya untu

dimerdekakan dari belenggu perbudakan. Kemudian Syaikh mengantarkan

mereka agar wushul kepada Alloh Subhanahu wa ta’ala.

Dan apabila Syaikh Abdul Qodir berpakaian, beliau memakai pakaian yang

serba indah, bagus dan mahal harganya. Nilai kainnya seharga seharga

10(Sepuluh) dinar per elonya (0,688 m), dan tutup kepalanya seharga

70(Tujuh puluh) ribu dinar. Terompahnya diteratas intan berlian dan

jamrud. Paku terompahnya terbuat dari perak.

Namun pakaian yang serba mewah itu bila ada orang yang memerlukannya,

saat itu juga beliau berikan.


sumber : https://islamiques.net/

‫م‬
‫ لوألممردلناَ بمأ لسسلرامرمه مفىَ هكبل لوسق م‬، ‫ضلوامن‬
‫ت لولملكاَمن‬ ‫اللاههرم اسنثهـْسرلعللسيمه النرفللحاَ م‬
‫ت لوالبر س‬

Allohumman Tsur ‘alaihin Nafahaati war ridl waan, Wa-Amiddanaa bi

Asroorihi Fii kulli Waqti Wa makaan.

Manqobah Ke-33:

Syaikh Abdul Qodir Menyelamatkan Muridnya, Seorang Wanita Dari

Pengkhianatan Lelaki Jahat

Diriwayatkan, di kota Baghdad ada seorang wanita cantik. Sebelum ia

menjadi murid Syaikh ‘Abdul Qodir, ada seorang lelaki fasik, hidung

belang, dan tuna susila menaruh perhatian pada wanita itu, namun

cintanya tidak dibalas. Lelaki itu pun tak henti-hentinya berusaha

mencari jalan untuk melakukan niat jahatnya.

Pada suatu hari, wanita itu berangkat menuju sebuah gua di suatu gunung

untuk berkholwat dengan tujuan ibadah. Tanpa ia ketahui bahwa ia sedang

diintai oleh lelaki tadi. Ketika wanita itu tiba di dalam gua, si lelaki

jahat itu masuk, dengan sekuat tenaga ia mau memperkosa wanita itu,

wanita itu pun berusaha menghindar dari kejahatan lelaki tersebut sambil

berteriak memanggil-manggil Syaikh Abdul Qodir : "Ya Syaikh Tsaqolain,

Ya Ghoutsal A'zhom, Ya Syaikh Abdul Qodir, tolonglah saya!",

demikianlah wanita itu bertawassul dan beristighotsah.

Waktu itu Syaikh sedang mengambil air wudlu untuk melaksanakan sholat di
sumber : https://islamiques.net/

madrosahnya, lalu dilepasnya sepasang bakiak Syaikh, dilemparkan kearah

gua dan tepat mengenai kepala lelaki jahat itu. Di kala laki-laki jahat

itu akan melakukan aksinya, bertubi-tubi sepasang bakiak memukul,

menampar lelaki itu dengan pukulan-pukulan yang mematikan dan seketika

itu juga ia mati. Wanita itu segera mengambil sepasang bakiak milik

Syaikh, lalu diserahkannya kepada Syaikh. Kemudian ia mengucapkan terima

kasih atas pertolongannya.

‫م‬
‫ لوألممردلناَ بمأ لسسلرامرمه مفىَ هكبل لوسق م‬، ‫ضلوامن‬
‫ت لولملكاَمن‬ ‫اللاههرم اسنثهـْسرلعللسيمه النرفللحاَ م‬
‫ت لوالبر س‬

Allohumman Tsur ‘alaihin Nafahaati war ridl waan, Wa-Amiddanaa bi

Asroorihi Fii kulli Waqti Wa makaan.

(DZULQO'DAH)

Manqobah Ke-31:

Syaikh Abdul Qodir Berziarah Ke Makam Rosululloh Saw Dan Mencium

Tangan Beliau

Pada waktu Syaikh Abdul Qodir berziarah ke makam Rosululloh Sholallohu

alaihi wa sallam di Madinah Munawwaroh, setibanya di sana

beliau langsung masuk ke makam Rosululloh Sholallohu alaihi wa

sallamyaitu Hujroh Syarifah. Selama empat puluh hari beliau bermukim

di hadapan makam Rosululloh Sholallohu alaihi wa sallam, kedua

tangannya diletakkan pada dadanya sambil bermunajat mengharap Rohmat

Alloh, menumpahkan isi hati nuraninya dengan makna dari bait dibawah ini :

‫ج اسلبلسحمر بلسل مهليِ السكثلهر ۞ لكممسثمل اسلمجلباَمل الرشاَبم بلسل مهليِ السكبلهر‬
‫هذنهسومبيِ لكلمسو م‬
sumber : https://islamiques.net/

‫لوللمكنرلهاَ معسنلد اسللكمرسيمم املذا لعلفاَ ۞ هجلناَفح مملن اسلبههعسو م‬


‫ض بلسل مهليِ ال س‬
‫صلغهر‬

dzunubi kamaujil bahri bal hiya aktsaru # kamitslil jibalis Syummi bal

hiya akbaru

walakinnaha 'indal karimi idza 'afaa # janahum minal bu'uudhi bal hiya

ashghoru

Artinya: "Besar dosaku, seperti gulungan ombak dilaut, bahkan lebih besar;

Tinggi, setinggi puncak gunung Syam, bahkan lebih tinggi lagi.

Namun bila daku Kau ampuni ringan dosaku; Seringan sayap nyamuk, kecil

bahkan sekecil amat sangat".

Lalu beliau meneruskan munajat pengharapannya dengan bait dibawah ini:

‫ت اهسرمسلهلهاَ ۞ تهقلببهل اسللسر ل‬


ِ‫ض لعبنيِ لومهليِ لناَئمبلمتي‬ ‫مفيِ لحاَ لملة اسلبهسعمد هرسومحيِ هكسن ه‬

‫ك لكيِ تلسح ل‬
ِ‫ظىَ بملهاَ لشفلمتي‬ ‫ضلر س‬
‫ت ۞ لفاَسمهدسد يلممسينل ل‬ ‫لوهلمذمه نلسوبلةه اسللسشلباَ م‬
‫ح قلسد لح ل‬

fii halatil bu'di ruuhii kuntu ursiluhaa # tuqobbilul ardho 'anni wahya

naibaatii

Wahadzihi naubatul asybaahi qod hadhorot # Famdud yamiinaka kai tahzho

bihaa syafatii

Artinya: "Kala jauh dari kekasih, ku utus roh pengganti diri, Ulurkan

tanganmu kini kasih,

Kan kukecup sepuas hati, untuk terima syafaat kekasih".

Selesai beliau meluapkan isi hati nuraninya, tangan Rosululloh

Sholallohu alaihi wa sallam yang mulia terulur keluar lalu


sumber : https://islamiques.net/

dipegang, diciumnya sepuas hati dan diletakkan pada ubun-ubun Syaikh.

‫م‬
‫ لوألممردلناَ بمأ لسسلرامرمه مفىَ هكبل لوسق م‬، ‫ضلوامن‬
‫ت لولملكاَمن‬ ‫اللاههرم اسنثهـْسرلعللسيمه النرفللحاَ م‬
‫ت لوالبر س‬

Allohumman Tsur ‘alaihin Nafahaati war ridl waan, Wa-Amiddanaa bi

Asroorihi Fii kulli Waqti Wa makaan.

(DZULHIJJAH)

Manqobah Ke-8 :

Berlaku Benar Adalah Dasar Hidup Syaikh Abdul Qodir

Suatu hari Syaikh Abdul Qodir ditanya oleh seorang muridnya, "Apakah

pedoman hidup tuan?".

‫ت قلطط‬
‫ق لولماَ لكمذسب ه‬ ‫لعللىَ ال ب‬
‫صسد م‬

'Alas shidqi wa maa kadzibtu qoth-thu

Artinya : "Benar pantang dusta."

Diriwayatkan waktu Syaikh sampai usia delapan belas Tahun, beliau

pergi ke padang rumput mau menggembalakan seekor unta. Ditengah

perjalanan, unta tersebut menoleh ke belakang dan berkata kepadanya :

"Bukan begini tujuan hidupmu dilahirkan ke dunia ini".

Dengan kata-kata unta ini, Syaikh kembali ke rumahnya, beliau naik ke

loteng menjumpai ibunya. lalu Syaikh memohon kepada ibunya agar

mengirimkannya ke Baghdad untut menuntut ilmu. Ketika ibunya mendengar

permohonan putranya itu, ia sangat setuju dan mengijinkan Syaikh


sumber : https://islamiques.net/

berangkat ke Baghdad. Dengan uang bekal empat puluh dinar, dimasukkan

ke dalam baju putranya persis di bawah ketiak lalu dijahit agar tidak

hilang. Kemudian Syaikh Abdul Qodir disuruh menggabungkan diri bersama

suatu kafilah yang akan berangkat ke Baghdad. Ibunya berpesan kepada

Syaikh agar jangan berdusta dalam keadaan bagaimana pun.

Setelah kafilah berangkat dan Syaikh Abdul Qodir di dalamnya, tatkala

kafilah itu hampir memasuki kota Baghdad, di suatu tempat, Hamdan

namanya, tiba-tiba datang enam puluh orang penyamun berkuda merampok

kafilah itu habis-habisan. Semua perampok itu tidak ada yang

memperdulikan Syaikh Abdul Qodir karena beliau tampak begitu sederhana.

Mereka mengira pemuda itu tidak mempunyai apa-apa.

Namun ada seorang dari perampok itu bertanya kepanya, apa yang ia punya.

Dijawabnya bahwa ia punya uang empat puluh dinar dijahit di bawah

ketiak. Penyamun tidak percaya, lalu lapor kepada pimpinannya apa yang

telah ia dengar dari pemuda itu. Lalu diperintahkan kepada penyamun tadi

supaya pemuda itu dihadapkan kepadanya. Setelah Syaikh menghadap, beliau

ditanya oleh kepala perampok itu, "Benar apa yang kamu katakan

tadi?", dijawab oleh Syaikh, "Benar".

Lalu kepala penyamun itu menyuruh mengiris jahitan bajunya. Dan

keluarlah uang empat puluh dinar. Melihat uang itu, kepala penyamun

menjadi keheran-heranan, kemudian menanyakan lagi kepada Syaikh Abdul

Qodir, apa sebabnya dia berkata yang sebenarnya. Dengan tenang dijawab
sumber : https://islamiques.net/

oleh Syaikh bahwa beliau berjanji kepada ibunya tidak akan berkata dusta

kepada siapa pun dan dalam keadaan bagaimana pun.

Mendengar jawaban itu, kepala penyamun tadi menangis tersedu-sedu karena

ia merasa dalam hati kecilnya bahwa ia selama hidupnya terus menerus

telah melanggar perintah Tuhannya, sedang seorang pemuda ini tidak

berani melanggar janji terhadap ibunya.

Lalu sang kepala perampok jatuh terduduk di kaki Syaikh ‘Abdul Qodir dan

menyesali dosa yang pernah dilakukannya. Dia berjanji dengan

sungguh-sungguh akan berhenti dari pekerjaan merampok yang diakuinya

sendiri sebagai perbuatan yang hina dan jahat. Kemudian kepala perampok

tadi dan anak buahnya mengembalikan semua barang rampokan tadi dan anak

buahnya mengembalikan semua barang rampokan kepada kafilah, perjalanan

pun dilanjutkan dengan selamat sampai ke Baghdad.

Anak buah perampok itu seluruhnya mengikuti jejak langkah pemimpinnya

dan kembalilah mereka dalam masyarakat biasa mencari nafkah dengan halal

dan jujur. Diriwayatkan bahwa ke enam puluh perampok ini menjadi murid pertama Syaikh Abdul Qodir.

‫م‬
‫ لوألممردلناَ بمأ لسسلرامرمه مفىَ هكبل لوسق م‬، ‫ضلوامن‬
‫ت لولملكاَمن‬ ‫اللاههرم اسنثهـْسرلعللسيمه النرفللحاَ م‬
‫ت لوالبر س‬

Allohumman Tsur ‘alaihin Nafahaati war ridl waan, Wa-Amiddanaa bi

Asroorihi Fii kulli Waqti Wa makaan.


‫‪sumber : https://islamiques.net/‬‬

‫)‪(DOA MANAQIB‬‬

‫بمسسمم ام الررسحمممن الررمحسيمم‬

‫ي الرسسيمد‬
‫صلممد ب‬ ‫ب الرررباَنمبيِ لواسللغسو م‬
‫ث ال ر‬ ‫صفملياَمء قه س‬
‫ط م‬ ‫طاَمن ساللسولملياَمء لوقهسدلومة سالل س‬ ‫امملىَ لح س‬
‫ضلرمة هسسل ل‬

‫س ما‬
‫اه مسررهه‪ ،‬السلـْلفاَتـْ ملحسة‬ ‫خ لعسبمد اسللقاَمدمر اسلـْلجسيللمنيِ قلرد ل‬
‫‪ ...‬الرشسي م‬

‫صبل لعملىَ لسيبمدلناَ هملحرمدد لولعملىَ مامل لسيبمدلناَ هملحرمدد ‪ .‬لال ملاههرم بمأ لسسلماَئم ل‬
‫ك اسلهحسسلنىَ‬ ‫م‬
‫لاللاههرم ل‬

‫ك لعسبمد اسللقاَمدمر اسلـْهمسجتللبىَ ‪ ،‬طلهبسر قهلهسوبللناَ ممسن هكبل‬


‫صطللفىَ لوبمأ لسسلماَمء لولميب ل‬
‫ك اسلهم س‬
‫لوبمأ لسسلماَمء نلبميب ل‬

‫ك لوالممستلناَ لعللىَ الدسنرمة لواسلـْلجلماَلعمة ‪ ،‬لولشبرسح بملهاَ‬ ‫ف يهلباَمعهدلناَ لعسن هملشاَهللدتم ل‬


‫ك لولمـْلحبرتم ل‬ ‫لو س‬
‫ص د‬

‫صهدسولرلناَ لويلبسسر بملهاَ أههمسولرلناَ لوفلبرسج بملهاَ هههمسولملناَ لواسكمش س‬


‫ف بملهاَ هغهمسولملناَ لواسغفمسر بملهاَ هذنهسوبللناَ‬ ‫ه‬

‫صلمسح بملهاَ السحلوالللناَ لوبللبسغ بملهاَ آلماَلللناَ لوتلقلبرسل بملهاَ تلسوبلتللناَ لواسغمسسل‬ ‫لواسق م‬
‫ض بملهاَ هديهسونللناَ لوا س‬

‫ك اسلهمتر م‬
‫صفمسيلن‬ ‫صسر بملهاَ هحرجتللناَ لواسجلعسللناَ بملهاَ مملن اسلهمتربممعسيلن لملشمرسيلعمة نلبميب ل‬
‫بملهاَ لحسوبلتللناَ لواسن ه‬

‫بملمـْلحبرتممه اسلهمسهتلمدسيلن بمهلسديممه لومسسيلرتممه لوتللوفرلناَ بملهاَ لعللىَ هسنرتممه لولل تلسحمرسملناَ فل س‬
‫ضلل لشلفاَلعتممه‬

‫ب اسليلممسيمن‬ ‫لواسحهشسرلناَ مفيِ هزسملرتممه لوالستلباَمعمه اسلهغبر اسلـْهملحبجلمسيلن لوالسشلياَمعمه الرساَبمقمسيلن لوال س‬
‫صلحاَ م‬

‫لياَ السرلحلم الررامحممسيلن‬

‫‪Ilaa hadlroti Sulthoonil Auliyaa'i wa qudwatil ashfiyaa'i quthbir‬‬

‫‪robbaanì wal ghoutsush shomadaanii Sayyidis Sayyid Abdul Qodir Al‬‬

‫… ‪Jailani, AL FAATIHAH‬‬

‫‪Alloohumma sholli 'ala Sayyidinaa Muhammadin wa 'alaa aali Sayyidina‬‬

‫‪Muhammad. Amin. Alloohumma bi Asmaa'i-Kal Husnaa wa bi asmaa'i‬‬

‫‪nabiyyi-Kal Mushthofa wa bi asma'i waliyyika Abdul Qodiril Mujtaba,‬‬

‫‪thohhir quluubanaa min kulli washfiy yubaa'idunaa 'an musyaahadati-Ka wa‬‬

‫‪mahabbati-Ka wa amitnaa 'alas sunnati wal jamaa'ati, wa syarrih bihaa‬‬

‫‪shuduuronaa wa yassir bihaa umuuronaa wa farij bihaa humuumanaa waksyif‬‬

‫‪bihaa ghumuumanaa waghfir bihaa dzunuubanaa waqdli bihaa duyuunana wa‬‬


sumber : https://islamiques.net/

ashlih bihaa ahwaalanaa wa balligh bihaa aamalana wa taqobbal bihaa

taubatanaa waghshil bihaa haubatanaa wanshur bihaa hujjatanaa waj 'alnaa

bihaa minal muttabi'iina lisyarii'ati nabiyyi-Kal muttashifìna bi

mahabbatihil muhtadiina bihadyihii wa siirotihhii wa taffanaa bihaa 'ala

sunnatihii wa laa tahrimnaa fadlla syafaa 'atihì wahsyurnaa fì zumrotihi

wa atbaa'ihil ghurril muhajjaliina wa asy yaa'ihhis saabiqiina wa ash

haabihil yamiini yaa Arhamar Roohimiina.

Artinya : Ya Alloh semoga disampaikan pahala bacaaan Al Fatihah ini

kehadapan sang pimpinan para Wali, panutan para Shufi, Soko guru

Ketuhanan Penolong siapa saja yang bergantung kepada yang Maha kaya,

Tuannya Tuan, Abdul Qodir Al Jailani, AL FAATIHAH …

Ya Alloh, limpahkan Rahmat serta Salam-Mu kepada junjungan kami Nabi

Muhammad serta keluarganya. Ya Alloh, dengan semua nama-nama-Mu yang

baik dan dengan semua nama Nabimu yang terpilih, dan dengan semua nama

Walimu Abdul Qodir yang terpilih dari para wali pilihan, semoga Engkau

membersihkan hati kami dari semua sifat yang menjauhkan kami dari

mushyahadah ke pada-MU dan Mahabbah kepada-Mu dan wafatkanlah kami

di dalam menetapi Ahlussunnah wal Jamaah dan semoga Engkau melapangkan

dada kami dan memudahkan semuah urusan kami dan semoga Engkau

menghilangkan semua penderitaan kami dan semoga engkau melenyapkan semua

kesedihan kami dan semoga Engkau mengampuni semua dosa kami dan semoga

engkau membayar hutang-hutang kami dan semoga engkau memperbaiki

gerak-gerik kami dan semoga Engkau menyampaikan cita-cita kami dan


sumber : https://islamiques.net/

semoga Engkau menerima taubat kami dan semoga Engkau memandikan kaum

keluarga kami dan semoga Engkau menjadikan kami dengan Nama-Nama Mulia

itu termasuk orang-orang yang mengikuti syariat Nabi-Mu yang memiliki

sifat-sifat cinta kepadanya yang mendapatkan petunjuknya serta

perjalanannya dan semoga Engkau wafatkan kami sedang dalam melaksanakan

sunnahnya dan semoga engkau tidak menghalangi kami untuk memperoleh

keunggulan pertolongannya dan semoga Engkau mengumpulkan kami bersama

rombongannya serta semua pengikutnya yang cemerlang serta golongannya

yang terdahulu serta Ashabul Yamin, Wahai Zat Yang Maha pengasih

orang-orang yang mengasihi.

( ilaa hadrotin _Syeikh Abdulloh Mubarok bin Nur Muhammad Ra_, Al

Fatihah : )

TANBIH

‫بمسسـْـْمم ام الررسحممـْمن الررمحـْسيمم‬

Bismillahir rohmaanir rohiim.

Tanbih ini dari Syaikhuna Almarhum Syeikh Abdulloh Mubarok bin Nur

Muhammad, yang bersemayam di Patapan Suryalaya Kejambaran Rohmaniyyah.

Sabda Beliau kepada khususnya segenap murid-murid pria, wanita, tua, muda.

Semoga ada dalam kebahagiaan, dikaruniai Alloh subhanahu wa ta’ala,


sumber : https://islamiques.net/

kebahagiaan yang kekal dan abadi, dan semoga tak akan timbul keretakan

dalam lingkungan kita sekalian. Pun pula semoga pimpinan Negara

bertambah kemulian dan keagungannya supaya dapat melindungi dan

membimbing seluruh rakyat dalam keadaan aman, adil, makmur, zhohir dan

bathin.

Pun kami tempat orang bertanya tentang _Thoriqoh Qo__o__diriyyah

Naqsyabandiyyah Pondok Pesantren Suryalaya _menghaturkan dengan tulus

ikhlas.

Wasiat kepada segenap murid-murid, berhati-hatilah dalam segala hal,

jangan sampai berbuat yang bertentangan dengan peraturan Agama dan Negara.

Ta’atilah kedua-duanya tadi sepantasnya, demikian sikap manusia yang

tetap dalam keimanan, tegasnya dapat mewujudkan kerelaan terhadap Agama

dan Negara, ta’at kahadirat Ilahi yang membuktikan perintah Agama dan

Negara.

Insyafilah, hai murid-murid sekalian, janganlah terpaut oleh bujukan

nafsu, terpengaruh oleh godaan syetan, waspadalah akan jalan

penyelewengan terhadap perintah Agama dan Negara, agar dapat meneliti

diri kalau-kalau tertarik oleh bisikan iblis yang selalu meyelinap dalam

hati sanubari kita semua.

Lebih baik buktikan kebajikan yang timbul dari kesucian :

1. Terhadap orang-orang yang lebih tinggi daripada kita, baik


sumber : https://islamiques.net/

zhohir maupun bathin harus kita hormati, begitulah seharusnya hidup

rukun saling harga menghargai.

2. Terhadap sesama yang sederajat dengan kita dalam segala-galanya,

jangan sampai terjadi persengketaan, sebaliknya harus bersikap rendah

hati, bergotongroyong dalam melaksanakan perintah Agama dan Negara,

jangan sampai terjadi perselisihan dan persengketaan, jangan sampai kita

terkena Firman-Nya : “ADZABUN ALIM” yang berarti duka nestapa untuk

selama-lamanya dari dunia sampai akhirat ‘badan payah hati susah’.

3. Terhadap orang-orang yang keadaannya dibawah kita, janganlah

hendak menghinakan atau berbuat tidak senonoh, bersikap angkuh,

sebaliknya harus belas kasihan dengan kesadaran agar meraka merasa

senang dan gembira hatinya, jangan sampai merasa takut dan liar,

bagaikan tersayat hatinya, sebaliknya harus dituntun, dibimbing dengan

nasihat yang lemah lembut yang akan memberikan keinsyafan dalam

menginjak jalan kebajikan.

4. Terhadap faqir miskin harus kasih sayang, ramah tamah, serta

bermanis budi, bersikap murah tangan mencerminkan bahwa hati kita sadar,

coba rasakan diri kita pribadi, betapa pedihnya jika dalam keadaan

kekurangan, oleh karena itu janganlah acuh tak acuh hanya diri sendiri

lah yang senang, karena mereka jadi fakir miskin itu bukan kehendaknya

sendiri, namun itulah Kudrat Tuhan.


sumber : https://islamiques.net/

Demikianlah sesungguhnya sikap manusia yang penuh kesadaran meskipun

terhadap orang asing karena mereka itu masih keturunan Nabi Adam As,

mengingat ayat 70 Suroh Al Isro yang artinya : “Sangat Kami muliakan

keturunan Adam '_Alaihis sallam_dan kami sebarkan segala yang berada

di darat dan di lautan, dan Kami beri mereka rizki yang baik-baik, juga

Kami mengutamakan meraka lebih utama dari makhluk lainnya”.

Kesimpulan dari ayat ini bahwa kita sekalian seharusnya saling harga

menghargai jangan timbul kekecewaan mengingat Suroh Al Maidah yang

artinya : “Hendaklah tolong menolong dengan sesama dalam melaksanakan

kebajikan dan ketaqwaan dengan sungguh-sungguh terhadap Agama dan

Negara, sebaliknya jangan tolong menolong dalam berbuat dosa dan

permusuhan terhadap perintah Agama dan Negara”.

Adapun soal keagamaan itu terserah agamanya masing-masing mengingat

suroh Al Kafirun ayat 6 : “Agamamu untuk kamu, agamaku untuk aku”.

Maksudnya jangan terjadi perselisihan, wajiblah kita hidup rukun saling

harga menghargai tetapi janganlah ikut campur”.

Cobalah renungkan pepatah leluhur kita : “Hendaklah kita bersikap

budiman tertib dan damai andaikan tidak demikian pasti sesal dahulu

pendapatan sesal kemudian tak berguna, karena yang menyebabkan

penderitaan diri peribadi itu adalah akibat dari amal perbuatan diri

sendiri”.
sumber : https://islamiques.net/

Dalam suroh An Nahl ayat 112 diterangkan bahwa : “Tuhan Yang Maha Esa

telah memberikan beberapa contoh yakni tempat maupun kampung, desa

maupun Negara yang dahulu aman dan tentram gemah lipah loh jinawi, namum

penduduknya penghuninya mengingkari ni’mat-ni’mat Alloh maka lalu

berkecambuklah bencana kelaparan penderitaan dan ketakutan yang

disebabkan sikap dan perbuatan mereka sendiri.

Oleh karena demikian hendaklah segenap murid-murid bertindak teliti

dalam segala jalan yang ditempuh guna kebaikkan zhohir dan bathin, dunia

dan akhirat, supaya hati tentram jasad nyaman jangan sekali-kali timbul

persengketaan tidak lain tujuannya Budi Utama Jasmani Sempurna (Cageur

Bageur).

Tiada lain amalan kita _Thoriqoh Qodiriyyah Naqsyabandiyah Pondok

Pesantren Suryalaya _amalkan sebaik-baiknya guna mencapai segala

kebaikan menjauhi segala kejahatan zhohir bathin yang bertalian dengan

jasmani dan rohani yang selalu diselimbuti bujukan nafsu digoda oleh

perdaya syetan.

Wasiat ini harus dilaksanakan dengan seksama oleh segenap murid-murid

agar mencapai keselamatan dunia dan akhirat, aamiin.

Patapan Suryalaya, 13 februari 1956.

Wasiat ini disampaikan kepada sekalian ikhwan.


sumber : https://islamiques.net/

Tertanda

Syeikh Ahmad Shohibul Wafa Tajul’ArifinQs.

( ilaa hadrotin _Syeikh Ahmad Shohibul Wafa Tajul’Arifin Qs_, Al

Fatihah :)

Untaian Mutiara :

1._Jangan Benci Kepada Ulama Yang Sezaman._

2._Jangan Menyalahkan Kepada Pengajaran Orang Lain._

3._Jangan Memeriksa Murid Orang Lain._

4._Jangan __Berubah Sikap__Meskipun Disakiti Orang Lain._

5._Harus Menyayangi Orang Yang Membenci Kepadamu._

( Bibarokati _Syeikh Muhammad Abdul Gaos Saefulloh Maslul Al Qodiri An

Naqsyabandi Al Muttaqi Al Kamil Mukamil Al Muwaffak Al Mujaddid Al

Quthbu Qs_, Al fatihah : )


sumber : https://islamiques.net/

KITAB MANAQIB SYAIKH ‘ABDUL QODIR AL JAILANI Qoddasallohu Sirruhu.

Wa'allahu a'lam

Anda mungkin juga menyukai