Anda di halaman 1dari 3

Nama : Aziz Nugraha

NIM : 152111913133
Kelas : Gresik 3-B
Prodi : D3 Keperawatan Gresik
Fakultas : Vokasi
Dosen : Iswatun, S.Kep., Ns., M.Kes.

Tugas Mata Kuliah Keperawatan Komunitas TM 10 : Penanganan Stunting

Stunting adalah kondisi gagal tumbuh seorang anak yang berjangka panjang pertumbuhan
dan perkembangan di masa depan. Penyebab dari stunting adalah tidak tersuplai dengan baik
gizi dan nutrisi saat usia pertumbuhan dan perkembangan seorang anak. Kekurangan gizi
tersebut terjadi sejak bayi dalam kandungan dan pada masa awal setelah anak lahir, tetapi
stunting dapat mulai terlihat pada usia 2 Tahun.
Kejadian stunting di Indonesia saat ini masih terbilang cukup tinggi. Walaupun mengalami
penurunan persentase dari tahun 2013, menjadi 27.7% dari 37.8%, namun angka prevalensi
tersebut terbilang cukup tinggi, karena masih diatas rata-rata prevalensi yang ditetapkan oleh
WHO, yakni sebesar 20%.
Dampak dari stunting tidak hanya terjadi secara kondisi kesehatan, namun juga dapat
terjadi pada aspek sosial, antara lain;
1. Menghambat pertumbuhan ekonomi dan produktivitas pasar kinerja.
2. Menghilangnya 11% GDP
3. Mengurangi pendapat kerja dewasa hingga 20%
4. Memperburuk kesenjangan (inequality)
5. Mengurangi 10% dari total pendapatan seumur hidup, kemiskinan antar-generasi.

Melihat dari dampak stunting yang cukup serius, diperlukan adanya upaya pencegahan
stunting antara lain;
1. Pemberdayaan orang terdekat
- Intervensi sosial
Pergerakan melibatkan tokoh masyarakat untuk mensosialisasikan program
KB, dan Program bantuan pemerintah untuk masyarakat miskin.
- Intervensi kesehatan
Konsultasi kesehatan, baik dimulai dari pendidikan kespro, perencanaan
program kehamilan, konsultasi pernikahan, dan konsultasi kesehatan bayi.

2. Integrasi program dan kemitraan lintas sektor


- Intervensi pendidikan
Pemberian edukasi tentang gizi remaja, konselor dan kesehatan reproduksi.
- Intervensi kesehatan
Pemberian suplemen tambah darah pada remaja putri, pemberian obat cacing
pada remaja putri, promosi gizi seimbang, pemberian suplementasi zinc dan
penyedia akses PKPR di Puskesmas.

3. Program 1000 HPK


- Intervensi sensitif
Penyediaan akses dan ketersediaan air bersih serta sarana sanitasi (jamban
sehat) di keluarga, Pelaksanaan fortifikasi bahan pangan, Pendidikan dan KIE
Gizi Masyarakat, Pemberian Pendidikan dan Pola Asuh dalam Keluarga,
Pemantapan Akses dan Layanan KB, Penyediaan Jaminan Kesehatan Nasional
(JKN) dan Jaminan Persalinan Pemberian Edukasi Kespro.

- Intervensi spesifik
Suplementasi Tablet Besi Folat pada Bumil, Pemberian Makanan Tambahan
(PMT) Bumil KEK, Promosi dan Konseling IMD dan ASI Eksklusif,
Pemberian Makanan Bayi dan Anak (PMBA), Pemantauan Pertumbuhan di
Posyandu, Pemberian Imunisasi, Pemberian Makanan Tambahan Balita Gizi
Kurang, Pemberian Vitamin A, Pemberian Taburia pada Balita dan Pemberian
Obat Cacing pada Bumil.

Dalam rangka pencegahan, aksi pencegahan stunting di daerah dapat dilakukan sebagai
berikut;
1. Pendidikan kesehatan dan gizi
2. Penguatan surveilans kesehatan, gizi, dan pangan
3. Pelayanan kesehatan dasar,
4. Pemberian suplementasi gizi
5. Penyediaan air bersih dan sanitasi
6. Peningkatan penyediaan makanan

Anda mungkin juga menyukai