Berfungsi melindungi bola mata, membuka mata agar sinari dapat masuk, membuka atau menutup
mata untuk membasahi kornea, mengedipkan mata untuk menghindari debu.
a. Kelenjar: kel. Sebacea, kel. Moll (keringat), kel. Zeis, kel. Meibom,bersekresi sebum
b. Otot
Saraf : N. VII
- M. levator palpebra membuka mata
Saraf : N. III
Saraf : N. III
c. Tarsus
Kulit, jaringan longgar, jaringan otot, tarsus (lapisan paling keras, tebal), fascia, conjunctiva
(lapisan paling dalam)
Dinding dibentuk oleh os. Frontal,os. Zygomaticum, os. Sphenoid, os. Maxilla, os. Ethmoid, os.
Nasal, os. Lacrimale
1. Uvea
jaringan vascular
a. Iris
b. Corpus ciliar
c. Choroid
3. Lensa
a. COA
- di belakang cornea
b. COP
- di belakang iris
A . EPIDERMIS :
1. Stratum Corneum
-Lapisan kulit paling luar, terdiri dari beberapa lapisan sel gepeng yang mati, inti (-),
protoplasma : keratin
-Dibentuk 2 sistem : kompartemen korneosit yang kaya protein, sedikit lipid dan matriks lipid
ekstraseluler.
2. Stratum granulosum
-Terdiri dari 2-3 lapisan gepeng, sitoplasma mengandung granul keratohialin basofilik :
profilagrin, filamen keratin & lorikrin
-Fungsi : pada mekanisme hidrasi stratum korneum, membantu menyaring radiasi UV,
berhubungan dengan jaringan pembentuk envelope sel
3. Stratum Spinosum
-Bentuk polihedron, inti bulat, “duri-duri” sel spinosum -> modifikasi desmosom yaitu
penghubung antar sel
-Dalam sel spinosum terdapat plak desmosom yang mengandung polipeptida : plakoglobin,
desmoplakin I & II, keratocalmin, desmoyokin, dan plakophilin
4. Stratum Lucidum
-Terletak tepat di bawah stratum korneum, merupakan lapisan yang tipis, jernih,
mengandung eleidin.
5. Stratum Basale
-Mitosis (+)
Sel Merkel : sel mekanoreseptor rasa raba (+) pada bagian tubuh berambut/glabrosa, bibir,
rongga mulut, dan bagian terluar akar rambut
B. DERMIS :
-Pars papilare
Bagian yang menonjol ke epidermis, berisi ujung serat saraf & pembuluh darah, komponen
seluler dermis (fibroblas, makrofag, sel mast) paling banyak disini
-Pars retikulare
Bagian yang menonjol ke arah subkutan, mengandung serat-serat kolagen, elastin, retikulin
dan matriks ekstraseluler (hialuronat, kondroitin sulfat)
Source: power point dr. Mohamad Mimbar Topik, M.Ked(DV), Sp.DV, yang berjudul struktur
makroskopik kulit.
Penyakit kulit adalah kelainan kulit akibat adanya jamur, kuman, parasit, virus maupun
infeksi yang dapat menyerang siapa saja dari segala umur. Penyakit kulit dapat menyerang seluruh
maupun sebagian tubuh tertentu dan dapat memperburuk kondisi kesehatan penderita jika tidak
ditangani secara serius. Gangguan pada kulit sering terjadi karena adanya faktor-faktor penyebabnya
seperti iklim, lingkungan, tempat tinggal, kebiasaan hidap yang kurang sehat, alergi dan lain-lain.
-Dermatitis
Dermatitis adalah peradangan kulit pada epidermis dan dermis yang disebabkan oleh faktor eksogen
ataupun endogen dengan ditandai gejala obyektif lesi bersifat polimorf dan gejala subyektif gatal
(Maryunani, 2010).
-Abses
Abses merupakan sebuah penimbunan nanah yang terakumulasi di sebuah kabitas jaringan karena
akibat infeksi bakteri atau karena adanya benda asing seperti serpihan, luka peluru, atau jarum
suntik. Penyebab penyakit abses antara lain infeksi bakteri melalui cara bakteri masuk ke bawah kulit
akibat luka yang berasal dari tusukan jarum yang tidak steril.
-Scabies
Scabies merupakan penyakit infeksi kulit menular dengan adanya rasa gatal pada lesi ketika malah
hari yang disebabkan oleh tungau sarcoptes scabiei var hominis (Prativi et al., 2013
-Herpes
Herpes merupakan penyakit radang kulit yang disebabkan oleh virus dengan ditandai munculnya
bintik yang berisi cairan pada bagian kulit tertentu
-Urtikaria
Urtikaria merupakan penyakit yang ditandai dengan adanya edema kulit superfisial setempat dengan
ukuran yang bervariasi dikelilingi oleh halo eritem disertai rasa gatal atau panas dan terkadang perut
terasa mulas serta demam. Ruam urtikaria cepat timbul dan hilang perlahan-lahan sekitar dalam
waktu 1-24 jam (Fitria, 2013)
-Pioderma
Pioderma merupakan penyakit infeksi bakterial kulit. Penyebab utama pioderma adalah bakteri
staphylococcus aureus maupun streptococcus sp.
Sumber: Klasifikasi Penyakit Kulit Pada Manusia Menggunakan Metode Binary Decision Tree Support
Vector Machine
LO 7 FISIOLOGI PENGLIHATAN
Penglihatan dimulai dari masuknya cahaya ke dalam mata dan difokuskan pada retina.
Cahaya yang datang dari sumber titik jauh, ketika difokuskan di retina menjadi bayangan yang sangat
kecil (Guyton & Hall, 2008). Cahaya masuk ke mata direfraksikan atau dibelokkan ketika melalui
kornea dan bagian- bagian lain dari mata (aqueous humor, lensa, dan vitreous humor). Bagian-
bagian tersebut mempunyai kepadatan yang berbeda-beda sehingga cahaya yang masuk dapat
difokuskan ke retina.
Cahaya yang masuk melalui kornea diteruskan ke pupil. Pupil merupakan lubang bundar
anterior di bagian tengah iris yang mengatur jumlah cahaya yang masuk ke mata. Pupil membesar
bila intensitas cahaya kecil, misalnya saat berada di tempat gelap. Apabila berada di tempat terang
atau intensitas cahaya tinggi maka pupil akan mengecil. Pengatur perubahan pupil tersebut adalah
iris yang merupakan cincin otot yang berpigmen dan tampak dalam aqueous humor. Setelah melalui
pupil dan iris, maka cahaya sampai ke lensa (Guyton & Hall, 2008).
Ketika kita melihat benda pada jarak lebih dari 6 m (20 ft), lensa akan memipih hingga
ketebalan sekitar 3,6 mm. Sedangkan ketika kita melihat sesuatu pada jarak kurang dari 6 m, lensa
akan menebal hingga 4,5 mm pada pusatnya dan membelokkan cahaya (refraksi) dengan lebih kuat.
Perubahan ketebalan lensa tersebut dikenal dengan lens accommodation (akomodasi lensa)
(Saladin, 2008).
Selain daya akomodasi, lensa juga berfungsi untuk memfokuskan bayangan agar jatuh tepat
di retina (Guyton & Hall, 2008). Bila cahaya sampai ke retina, maka sel- sel batang dan sel- sel
kerucut (sensitif terhadap cahaya) akan meneruskan sinyal- sinyal cahaya tersebut ke otak melalui
saraf optik. Bayangan atau cahaya yang tertangkap oleh retina adalah terbalik, nyata, lebih kecil,
tetapi pada persepsi otak terhadap benda tetap tegak, karena otak mempunyai mekanisme
menangkap bayangan yang terbalik itu sebagai keadaan normal (tegak) (Guyton & Hall, 2008).
a. Central Vision Central vision adalah penglihatan yang timbul pada saat cahaya jatuh pada
area macula lutea retina dan memberikan stimulus pada fotoreseptor yang berada pada area
tersebut. Dalam pemeriksaaannya, central vision dapat dibagi menjadi uncorrected visual acuity di
mana mata diukur ketajamannya tanpa menggunakan kacamata maupun lensa kontak dan corrected
visual acuity dimana mata yang diukur telah dilengkapi dengan alat bantu penglihatan seperti
kacamata maupun lensa kontak. Karena penurunan ketajaman penglihatan jarak jauh dapat
disebabkan oleh kelainan refraksi, umumnya jenis pemeriksaan yang dipilih untuk menilai kesehatan
mata adalah corrected visual acuity (Riordan-Eva & Whitcher, 2007).
b. Peripheral Vision Peripheral vision adalah penglihatan yang timbul pada saat cahaya jatuh
pada area di luar macula lutea retina dan memberikan stimulus pada fotoreseptor yang berada pada
area tersebut (RiordanEva & Whitcher, 2007). Penglihatan perifer dapat ditinjau secara cepat
dengan menggunakan confrontation testing. Pada pemeriksaan ini, mata yang tidak diperiksa
ditutup dengan menggunakan telapak tangan dan pemeriksa duduk sejajar dengan pasien. Jika mata
kanan pasien diperiksa, maka mata kiri pasien ditutup dan mata kanan pemeriksa ditutup. Pasien
diminta untuk melihat lurus sejajar dengan mata kiri pemeriksa. Untuk mendeteksi adanya
gangguan, pemeriksa menunjukkan angka tertentu dengan menggunakan jari tangan yang
diletakkan di antara pasien dan pemeriksa pada keempat kuadran penglihatan. Pasien diminta untuk
mengidentifikasi angka yang ditunjukkan (Riordan-Eva & Whitcher, 2007).
Fungsi kulit:
Termoregulasi
Penyesuaian aliran darah dermis, pengeluaran keringat oleh kelenjar keringat,
penyesuaian aliran udara -> rambut
Reservoir Darah
Dermis mengandung jaringan p.darah yang padat yang menampung 8-10% dari
total aliran darah
Pertahanan Tubuh
-Sel keratinosit:
Membentuk barrier -> mencegah mikroorganisme masuk
- Str. Granulosum: granul -> sekresi substansi kaya lipid ke interstisial
str.granulosum, lusidum & korneum-> barrier thd mikroorganisme
Melanosit:
-Melanin: Absorpsi sinar UV, mencegah kerusakan DNA sel epidermis, netralisasi
radikal bebas akibat UV
-Sel Langerhans (str. spinosum )dan makrofag (dermis) Antigen presenting cells
(APC) & fagosit mikroba
-Sebum (kel.sebasea): mengandung zat bakterisidal
-pH keringat menghambat laju pertumbuhan mikroba
-Rambut : filter (penyaring)
Mempertahankan keseimbangan cairan.
-Keratinosit mencegah pemasukan & penguapan cairan yang berlebihan (barrier)
-Str. Granulosum, Lusidum &Korneum : substansi kaya lipid water repellent
barrier
Sintesis vitamin D
-Prekursor vitamin D (7-dehidrocholesterol) diubah menjadi cholecalciferol (vit D3)
dengan bantuan UV
-Paparan UV 10-15 menit, 2x seminggu kebutuhan minimal utk konversi vitamin D
dipengaruhi warna kulit, luas permukaan yang terpapar, sudut sinar UV & intensitas
sunburn.
Memberikan informasi sensoris
Epidermis:
-Sel Merkel :Di str.basalis -> terhubung dengan diskus merkel (reseptor sensasi
taktil)
-Dermis: Korpuskulus
-Meissner: sensasi sentuhan
-Ujung saraf bebas: sensasi panas, dingin, nyeri, gatal dan geli
-Rambut: hair root plexus -> sensasi sentuhan ringan
Source: power point dr.Cut Sidrah Nadira, M.Sc yang berjudul Fungsi kulit dan adneksa