Hal : 1/53
Seluruh informasi di dalam dokumen ini adalah RAHASIA, dan tidak dapat disebarluaskan
ke pihak manapun tanpa seijin PT APLIKANUSA LINTASARTA
Bagian A :Umum
A. PENDAHULUAN
PT Aplikanusa Lintasarta, disingkat LINTASARTA, berdiri pada tanggal 4 April 1988 bergerak dalam
bidang penyediaan infrastruktur telekomunikasi modern. Pada awal berdirinya, Lintasarta hanya
melayani Industri Perbankan di Indonesia. Bekerja sama dengan Bank Indonesia (BI), pada tahun
1989 Lintasarta membangun Sistem Pelaporan Bank Otomatis (Automatic Banking Reporting System).
Dalam perjalanannya, Lintasarta juga membangun jaringan Automatic Teller Machine (ATM) yang
terdiri dari beberapa bank peserta. Jaringan ATM ini dikenal dengan ATM BERSAMA yang merupakan
Jaringan Shared-ATM pertama di Indonesia.
Sejak tahun 1991, Lintasarta mulai memfokuskan diri pada penyediaan jasa komunkasi data. Dengan
pertumbuhan yang sangat cepat, saat ini pasar Lintasarta bukan hanya terbatas pada industri
perbankan akan tetapi juga industri-industri lain seperti industri transportasi, pertambangan,
pemerintahan, perorangan dan lain-lain.
Lintasarta juga merupakan salah satu penyelengara jasa internet/Internet Service Provider (ISP) di
Indonesia, dengan memfokuskan diri pada segmen pasar corporate.
Saat ini Lintasarta adalah perusahaan penyelenggara telekomunikasi data terbesar di Indonesia,
dengan sebagian besar kepemilikan dimiliki oleh PT INDOSAT.
C. LINGKUP KERJA
1. Pengadaan dan pemasangan Jaringan Fiber Optic (OSP) :
a. Site Survey
b. Pemasangan Kabel Tanah (Subduct/HDPE)
• Pembangunan Handhole
• Pengadaan Material Ducting dan Handhole
• Penggalian Jalur Ducting dan perapihan kembali
• Pengadaan dan Pemasangan Kabel
c. Pemasangan Kabel Udara
• Penyediaan dan Pemasangan Tiang
• Pengadaan dan Pemasangan Kabel
d. Perijinan :
• Perijinan Ke Permintah Daerah (Provinsi, Kab/Kodya/Camat,Lurah)
• Perijinan ke Dinas Pekerjaan Umum (PU)
• Koordinasi dengan pihak kepolisian dan keamanan terkait pengaturan lalu lintas
selamapekerjaan berlangsung
• Koordinasi dengan Instansi lain yang memiliki utilitas di bawah tanah maupundiudara
(PAM,PLN,PT.KERETA API,Pertamina, Gas, Telekomunkasi)
Hal : 2/53
Seluruh informasi di dalam dokumen ini adalah RAHASIA, dan tidak dapat disebarluaskan
ke pihak manapun tanpa seijin PT APLIKANUSA LINTASARTA
5. Project Management
Hal : 3/53
Seluruh informasi di dalam dokumen ini adalah RAHASIA, dan tidak dapat disebarluaskan
ke pihak manapun tanpa seijin PT APLIKANUSA LINTASARTA
4. Tata letak/Layout penempatan perangkat dan sarana penunjang lainnya harus sesuai dengan
persyaratan LINTASARTA;
5. Selama Bekerja di area milik pihak lain peserta harus tunduk pada atauran-aturan yang berlaku
dan selalu menjaga nama baik LINTASARTA;
6. MITRA harus menyediakan Contact Person yang dedicated yang bisa dihubungi setiap saat oleh
LINTASARTA;
7. MITRA harus menyediakan SDM yang memiliki kompetensi di bidangnya.
8. Security Deposit,Biaya supervisi dan biaya lain-lain yang mungkin timbul selama proses pekerjaan
berlangsung menjadi tanggung jawab MITRA;
9. Pelaksana Pekerjaan dalam setiap pekerjaan harus membuat Gambar Rencana (As Planned
Drawing);
10. MITRA bertanggung jawab penuh atas penyediaan fasilitas dan sarana kerja yang diperlukan,
diantaranya :
a. Teknisi dan tenaga kasar serta keselamatan kerjanya.
b. Kantor, mebelair dan alat-alat kantor lainnya.
c. Sarana transportasi.
d. Alat-alat berat, jika diperlukan.
e. Jaminan keamanan atas seluruh perangkat sampai secara resmi diterima oleh LINTASARTA.
11. Mitra haru menyerahkan semua dokumen-dokumen berlangganan Listrik Pasca Bayar.
12. Selama Pekerjaan berlangsung mitra harus
a. Mengambil langkah-langkah pencegahan kecelakaan dengan, diantaranya menyiapkan
rambu-rambu / tanda-tanda peringatan di ruangan, disekitar gedung dan atau di lokasi
tempat dimana kegiatan dilaksanakan.
b. Memelihara agar area tempat bekerja senantiasa bersih dan rapih.
c. Menjamin bahwa petugas instalasi memahami keadaan darurat dan sudah di instruksikan
tentang cara-cara penggunaan pemadam kebakaran.
d. Menjamin bahwa petugas instalasi sudah dilindungi dari bahaya bahan-bahan kimia dan
material berbahaya. Jika dalam pekerjaan ini digunakan bahan-bahan kimia dan atau
material berbahaya, bahan-kimia / material tersebut harus diberi label yang jelas..
13. MITRA harus memberi laporan :
a. Laporan kemajuan pelaksanaan pekerjaan kepada LINTASARTA setiap minggu dan dikirim
pada setiap hari Rabu maksimal jam 15.00
b. Laporan mingguan tersebut berisi tentang perkembangan proyek, hasil instalasi, penyerapan
keuangan dan permasalahan-permasalahan yang terjadi.Format laporan diutamakan dalam
bentuk “S Curve”
c. Laporan jika terdapat hal hal kusus
d. Bila ada keterlambatan pelaksanaan proyek dibandingkan dengan jadual pelaksanaan proyek
yang telah ditentukan juga harus dilaporkan dan disebutkan penyebabnya serta dituangkan
dalam Berita Acara yang ditanda tangani oleh MITRA dan disetujui LINTASARTA
e. MITRA harus menyerahkan 2 (dua) copy As Built Drawing dalam bentuk hardcopy dan
softcopy setelah pekerjaan dinyatakan diterima LINTASARTA pada saat pengujian dengan
ketentuan sebagai berikut:
f. Dokumen harus memenuhi standard engineering penggambaran “as build drawing”.
Dokumen harus disiapkan dalam bahasa Indonesia dan menggunakan ukuran sistem metrik
yang standard. Semua istilah, penandaan dan singkatan harus mengikuti standard yang
berlaku di LINTASARTA.
g. Format softcopy harus dapat dibaca dan diedit dengan menggunakan software aplikasi grafis
standard
h. MITRA harus menyerahkan 5 (lima) copy As Built Drawing dalam bentuk hardcopy dan
softcopy setelah pekerjaan dinyatakan diterima LINTASARTA pada saat pengujian .
Hal : 4/53
Seluruh informasi di dalam dokumen ini adalah RAHASIA, dan tidak dapat disebarluaskan
ke pihak manapun tanpa seijin PT APLIKANUSA LINTASARTA
Hal : 5/53
Seluruh informasi di dalam dokumen ini adalah RAHASIA, dan tidak dapat disebarluaskan
ke pihak manapun tanpa seijin PT APLIKANUSA LINTASARTA
c. Frame besi untuk tutup, adalah besi-L (siku); tebal = 5 mm, lebar sisi = 50 mm X 50 mm.
d. Frame besi untuk leher (penyangga tutup), adalah besi-L (siku) ; tebal = 5 mm, lebar sisi = 50
mm X 50 mm (di double).
e. Diameter besi untuk kupingan pengangkat tutup = 16 mm, dengan profil U ditekuk bukan las-
lasan dan penampang plat bawah dilas.
f. Standard besi = setara Krakatau Steel (KS), diameter tidak boleh kurang dari yang
ditentukan (diukur dengan Sigmat).
g. Bearer cable; bahan besi harus digalvanis 75 micron (dengan metoda hot dip).
C. DIMENSI HANDHOLE
1. Tebal beton untuk dinding = 15 cm
2. Tebal beton untuk tutup = 20 cm.
3. Ukuran dalam handhole :
a. panjang bersih = 80 cm.
b. Lebar bersih = 80 cm.
c. Kedalaman Bersih =100 cm
d. Bentuk handhole = segi empat
e. Apabila karena sesuatu hal dimensi Handhole ditetapkan tersebut diatas tidak rekanan
harus membuat proposal solusinya dengan Shop Drawing, persetujuan tertulis dari
Lintasarta
Hal : 6/53
Seluruh informasi di dalam dokumen ini adalah RAHASIA, dan tidak dapat disebarluaskan
ke pihak manapun tanpa seijin PT APLIKANUSA LINTASARTA
F. KUALITAS MATERIAL
1. Pipa HDPE :
a. Bahan HDPE, diameter luar pipa untuk = 40 mm, ketebalan 3 mm. Warna pipa HDPE =
Birustrip Orange. Pada kulit terluarnya harus ada indikasi panjang per- meter (m-l - m-2). Di
tengah indikasi panjang tadi (m-l - m-2) dibuat cap tulisan (teknik Hot Printing)
b. Panjang tiap segmen instalasi pada pipa HDPE, biasanya maksimal adalah 200 meter,
sehingga direkomendasikan agar panjang per -haspel pipa HDPE adalah 200 meter juga, tidak
dibolehkan ada sambungan pipa HDPE dalam satu segmen instalasi.
Hal : 7/53
Seluruh informasi di dalam dokumen ini adalah RAHASIA, dan tidak dapat disebarluaskan
ke pihak manapun tanpa seijin PT APLIKANUSA LINTASARTA
c. Material pipa HDPE yang dikirim ke site instalasi, harus ada bukti Certificate of Origin dari
pabrik serta dokumen delivery order-nya. Hal ini dimaksudkan ada penjamin mutu
material tersebut.
d. Lintasarta akan melakukan uji kualitas di pabrik, diantaranya meliputi pengetesan
kelenturan, daya tahar pipa terhadap tekanan tertentu dan bahan kimia. Semua biaya dan
kelengkapan pengetesan ditanggung oleh Mitra.
e. Pengawas Lapangan sewaktu-waktu berhak untuk mengintruksikan uji kualitas kepada Mitra
di laboratorium pabrik pembuat pipa, terhadap Pipa HDPE yang terdapat di tempat
penyimpanan bahan/material secara acak. Apabila dalam uji kualitas tersebut ternyata
ditemukan indikasi penyimpangan spesifikasi, maka Mitra harus mengganti seluruh pipa PVC
tersebut dengan pipa yang baru dan sesuai spesifikasi.
f. Sebelum ditanam/diinstalasi, Pengawas Lapangan harus memeriksa setiap pipa HDPE,
apabila didapat cacat, maka pengawas Lapangan berhak menolak pipa HDPE tersebut.
3. Warning Tape
a. Warna kuning, bahan dari Polyethylene, lebar 150 mm. Tulisan warna hitam 2 baris. Tulisan
baris-1 : ' HATI-HATI'Tulisan baris -2 : KABEL OPTIK -besar huruf proporsional, tulisan berjarak
tiap 50 cm. .
Hal : 8/53
Seluruh informasi di dalam dokumen ini adalah RAHASIA, dan tidak dapat disebarluaskan
ke pihak manapun tanpa seijin PT APLIKANUSA LINTASARTA
10. Khusus untuk kondisi lahan berkelok-kelok yang curam sepanjang lokasi tersebut, pipa HDPE
dilindungi oleh pipa Galvanized 2,5 inchi, dan di cor sepanjang kelokan (+/- 200 meter) dan dicor
setebal 20 cm (K225).
11. Pada lokasi dimana jaringan Lintasarta terpaksa harus diinstalasi di dalam got, Parit, saluran air
jalan, maka pipa HDPE yang ditanam minimal harus 50 cm di bawah dasar Got, Parit, Saluran air
jalan tersebut. Setelah ditutup dengan lapisan pasir urug setebal 20 cm, diatasnya tetap harus
dipasang Warning Tape.
12. Untuk pemasangan kabel dengan menggunakan tiang , maka pada setiap 200 meter harus
Hal : 9/53
Seluruh informasi di dalam dokumen ini adalah RAHASIA, dan tidak dapat disebarluaskan
ke pihak manapun tanpa seijin PT APLIKANUSA LINTASARTA
• Pondasi jembatan dapat dibuat dari pondasi batu kali, beton cyclop bertulang, beton
bertulang atau tiang pancang (kontruksi disesuaikan dengan kondisi lapangan).
• Rekanan harus membuat dan mengajukan proposal Soft Drawing kontruksi jembatan
duct ini (pondasi, badan, perkuatan, pengamanan) kepada Lintasarta
• Bentuk, posisi pondasi jembatan harus diperhitungkan sedemikian rupa sehingga tidak
mengganggu aliran air maupun mengakibatkan terjadinya pusaran air di sekitar pondasi
jembatan yang akan mengakibatkan terkikisnya pondasi.
• Konstruksi jembatan harus diperhitungkan sedemikian rupa, sehingga tidak terjadi
lendutan ditengah jembatan.
• Badan jembatan duct harus dicat warna hitam (atau ditentukan warna lain atas
persetujuan pengawas Lapangan). Standard warna ICI.
• Badan jembatan dililit oleh kawat berduri.
• Pada kedua ujung jembatan ada pagar pengaman.
• Pipa duct yang menuju jembatan duct harus dilindungi dengan cor betan K-175 tanpa
tulangan tebal selimut 20 cm (tujuannya agar pipa PVC yang naik ke permukaan tidak
terlihat dan terlindungi), minimal sepanjang 8 meter kiri kanan ujung jembatan duct.
c. Jembatan Menempel (Lintasan sungai yang panjang, atau yang mendapat ijin untuk
dilakukan instalasi menempel) :
• Rangkaian pipa duct yang diklem ke badan jembatan jalan raya.
• Untuk panjang jembatan hingga 100 meter (konstruksi terdiri dari 2 tapis pipa. Lapis-1 /
lapisan terluar, dari pipa Galvanized (Medium), diameter dalam 12.5 cm. Pipa-2 langsung
dengan pipa subduct (1 pipa) diamater luar 40 mm tebal 3 mm.
• Untuk panjang jembatan lebih dari 100 meter, konstruksi terdiri dari 3 lapis pipa. Lapis-1
/ lapisan terluar, dari pipa Galvanized (Medium), diameter dalam 12.5 cm. Lapisan-2 dari
pipa PVC 110 cm, tebal 5.5 mm. Lapisan -3 subduct (3 pipa) diamater luar 40 mm tebal 3
mm.
Hal : 10/53
Seluruh informasi di dalam dokumen ini adalah RAHASIA, dan tidak dapat disebarluaskan
ke pihak manapun tanpa seijin PT APLIKANUSA LINTASARTA
• Setiap 1.5 meter harus dipasang penyangga pipa duct. penyangga ini terbuat dari besi
siku (dibentuk segitiga) ; 50 X 50 X 5 mm, panjang 25 cm, yang digalvanis dan dibor pada
badan jembatan. Pipa duct tersebut kemudian diklem dengan kuat menggunakan baut
pada penyangga tersebut.
• Pipa duct yang menuju jembatan duct harus dilindungi dengan cor beton K-175 tanpa
tulangan tebal selimut 20 cm (tujuannya agar pipa PVC yang naik ke permukaan tidak
terlihat dan terlindungi), minimal sepanjang 8 meter kiri-kanan ujung jembatan duct.
• Rekanan harus membuat dan mengajukan proposal Soft Drawing kontruksi jembatan
duct ini kepada. Lintasarta
d. Jembatan Gantung
• Digunakan pada kondisi panjang intasan sungai lebih panjang dari 36 meter, dan di
lokasi jembatan tersebut tidak diijinkan untuk menggunakan jembatan duct menempel.
• sebagai penyangga utama digunakan 2 tiang concrete pool tinggi 12 meter, diameter
atas tiang 20 cm, diameter dasar 32 cm atau sesuai dengan standard PLN, Telkom.
Menggunakan pondasi K-225, dimensi terlampir
• Disamping pondasi tiang, ditempatkan Pull Box atau handhole, sebagai tempat
penarikan kabel FO ke atas tiang.
• Untuk menggantungkan kabel optik sepanjang bentangan, kabel dimasukkan ke dalam
pipa sub-duct HDPE warna kuning diameter luar 40 mm tebal 3 mm, dan dikaitkan ke
kawat baja slink diameter 10 mm.
• Setiap 1 meter, untuk menempelkan pipa sub-duct HDPE pad a kawat slink digunakan
klem/wire clip.
• Detail konstruksi jembatan terlampir.
• Rekanan harus membuat dan mengajukan proposal Soft Drawing kontruksi jembatan
duct ini kepada
Hal : 11/53
Seluruh informasi di dalam dokumen ini adalah RAHASIA, dan tidak dapat disebarluaskan
ke pihak manapun tanpa seijin PT APLIKANUSA LINTASARTA
3. Di dalam OTB
a. Penyambungan kabel FO dengan Pig Tail, harus pada tray/cassette.
b. Core FO yang disambung harus diberi nomor dan kodefikasi yang berurutan, untuk
memudahkan maJntenance.
Hal : 12/53
Seluruh informasi di dalam dokumen ini adalah RAHASIA, dan tidak dapat disebarluaskan
ke pihak manapun tanpa seijin PT APLIKANUSA LINTASARTA
4. Instalasi OTB
a. Jenis dan kapasitas OTB yang dipasang harus sesuai dengan BoQ Kontrak.
b. Housing OTB tidak ada yang cacat dan cat tidak ada yang terkelupas.
c. Engsel OTB berfungsi dengan baik.
d. Pada Adaptor Plate harus ada penomoran dan labeling core FO dan harus dilengkapi dengan
penutup Adaptor.
e. Type coupling/Adaptor dan Connector harus sesuai dengan BoQ Kontrak, bahan terbuat dari
Ceramic.
f. OTB mempunyai management tray untuk patch core berikut pelindungnya.
Hal : 13/53
Seluruh informasi di dalam dokumen ini adalah RAHASIA, dan tidak dapat disebarluaskan
ke pihak manapun tanpa seijin PT APLIKANUSA LINTASARTA
h. Buat spare sepanjang 5 meter pada masing-masing ujung kabelnya untuk penyambungan,
setelah panjang kabel cukup maka kabel dapat dipotong.
i. Slack dari sambungan/ pencabangan atau spare kabel serat optik digulung dan dipasang
pada tiang dengan radius gulungan 20 kali diameter kabel yang dipasang.
j. Bila setelah penarikan tidak langsung dilaksanakan penyambungan, maka ujung kabel
diamankan dari gangguan dan ujungnya harus ditutup/ didop dengan end cap panas kerut
k. Pada saat penarikan kabel serat optik terutama pada alur kabel yang banyak tikungan supaya
dihindari tekukan yang tajam, bending radius minimum 20 x diameter kabel.
l. Posisi kabel harus teratur rapi pada tiang tidak boleh melintir atau melilit dengan kabel
existing.
m. Buat spare sepanjang 5 meter pada masing-masing ujung kabelnya untuk penyambungan,
setelah panjang kabel cukup maka kabel dapat dipotong.
n. Slack dari sambungan/ pencabangan atau spare kabel serat optik digulung dan dipasang
pada tiang dengan radius gulungan 20 kali diameter kabel yang dipasang.
o. Bila setelah penarikan tidak langsung dilaksanakan penyambungan, maka ujung kabel
diamankan dari gangguan dan ujungnya harus ditutup/ didop dengan end cap panas kerut
p. Pada saat penarikan kabel serat optik terutama pada alur kabel yang banyak tikungan supaya
dihindari tekukan yang tajam, bending radius minimum 20 x diameter kabel.
q. Posisi kabel harus teratur rapi pada tiang tidak boleh melintir atau melilit dengan kabel
existing.
r. Buat spare sepanjang 5 meter pada masing-masing ujung kabelnya untuk penyambungan,
setelah panjang kabel cukup maka kabel dapat dipotong.
s. Slack dari sambungan/ pencabangan atau spare kabel serat optik digulung dan dipasang
pada tiang dengan radius gulungan 20 kali diameter kabel yang dipasang.
t. Bila setelah penarikan tidak langsung dilaksanakan penyambungan, maka ujung kabel
diamankan dari gangguan dan ujungnya harus ditutup/ didop dengan end cap panas kerut
u. Pada saat penarikan kabel serat optik terutama pada alur kabel yang banyak tikungan supaya
dihindari tekukan yang tajam, bending radius minimum 20 x diameter kabel.
v. Posisi kabel harus teratur rapi pada tiang tidak boleh melintir atau melilit dengan kabel
existing.
w. Apabila kabel serat optik menyebrang jalan raya, menyebrang sungai atau menyebrang rel
kereta api maka pemasangannya pada tiang dengan cara ditambat dan dilengkapi temberang
serta tidak boleh ada sambungan.
x. Apabila kabel serat optik menyebrang jalan raya, menyebrang sungai atau menyebrang rel
kereta api maka pemasangannya pada tiang dengan cara ditambat dan dilengkapi temberang
serta tidak boleh ada sambungan.
y. Sudut penyeberangan diatur sedemikian rupa sehingga lintasan kabel yang menyebrang
sependek mungkin, tinggi rute kabel udara diatas jalan raya dan diatas sungai minimal 6
meter atau sesuai peraturan PEMDA setempat sedangkan untuk rute diatas rel kereta api
minimal 7,5 meter atau menurut ketentuan PT.KAI.
z. Untuk rute kabel udara yang berada dibawah saluran listrik tegangan tinggi maka disarankan
dipilih kabel udara yang sedikit mengandung unsur metallic dan perlu memperhatikan
keselamatan kerja.
Hal : 14/53
Seluruh informasi di dalam dokumen ini adalah RAHASIA, dan tidak dapat disebarluaskan
ke pihak manapun tanpa seijin PT APLIKANUSA LINTASARTA
Hal : 15/53
Seluruh informasi di dalam dokumen ini adalah RAHASIA, dan tidak dapat disebarluaskan
ke pihak manapun tanpa seijin PT APLIKANUSA LINTASARTA
Span Wartel
Stay Wire
Treck Anchoor
45°
Hal : 16/53
Seluruh informasi di dalam dokumen ini adalah RAHASIA, dan tidak dapat disebarluaskan
ke pihak manapun tanpa seijin PT APLIKANUSA LINTASARTA
Hal : 17/53
Seluruh informasi di dalam dokumen ini adalah RAHASIA, dan tidak dapat disebarluaskan
ke pihak manapun tanpa seijin PT APLIKANUSA LINTASARTA
Hal : 18/53
Seluruh informasi di dalam dokumen ini adalah RAHASIA, dan tidak dapat disebarluaskan
ke pihak manapun tanpa seijin PT APLIKANUSA LINTASARTA
B. SPESIFIKASI KABEL
1. TIPE KABEL
a. Kabel serat optik dengan tipe Single Mode harus sesuai dengan ITU-T Recommendations
G.652 D.
a. Kabel tipe ini akan diinstalasi pada sub-duct atau dud yang dapat terbuat dari bermacam-
macam material termasuk high-density polyethylene / HDPE atau PVC:
a. Kabel tipe ini harus didesain untuk memiliki central strength member, loose buffer tube,
aluminium layer, aramid yarns, rip cord dan laminated polyethylene sheath.
2. KONSTRUKSI KABEL
a. Lapisan Utama (Primary Coating)
• Serat Optik akan di uji keandalan (proo/tested). Lapisan utama serat optik haruslah diuji
keandalan (proof tested) dengan sebuah tegangan setara (strain equivalent) setidaknya
0.5% dengan durasi selama satu detik.
• Lapisan utama (primary coating) terbuat dari dua lapisan UV-Curable resin coatings.
Lapisan pertama I dalam memiliki modulus yang rendah dan lapisan kedua memiliki
modulus yang tinggi. Pembuatan inibertujuan untuk melindungi serat optik terhadap
rugi-rugi microbendingdan abrasi.
• Lapisan (Coating) seharusnya memiliki ketebalan sebesar 250 +/- micrometer.
• Material coating akan dipilih secara seksama dengan mempertimbangkan faktor faktor
berikut :
Hal : 19/53
Seluruh informasi di dalam dokumen ini adalah RAHASIA, dan tidak dapat disebarluaskan
ke pihak manapun tanpa seijin PT APLIKANUSA LINTASARTA
5. Strenght Member
a. Strength member akan diletakkan pada pusat dari kabel dan akan memiliki ketahanan
terhadap beban tensile yang dikenakan pada kabel dan inti serat optik. pada saat pekerjaan
Hal : 20/53
Seluruh informasi di dalam dokumen ini adalah RAHASIA, dan tidak dapat disebarluaskan
ke pihak manapun tanpa seijin PT APLIKANUSA LINTASARTA
instalasi. Strenght member ini didesain agar mampu menahan tarikan sebesar minimal 900
N per-km panjang kabel (pada saat instalasi).
b. Material strength member berupa Non Metal Central Member, sehingga tahan tekuk.
6. Parameter Fiber
a. Tipe/Struktur Fiber.
b. Material inti serat optik {fibre core material, refractive index dan dimensi termasuk hal-hal di
luar keadaan normal/kewajaran.
c. Material Gadding, refractive index, dan dimensinya.
d. Proof level (percent strain).
e. Protective jacket material, dan ketebalan dalam microns.
f. Dispersi dalam ps/km, rata-rata dan toleransinya.
g. Karakteristik Dispersi vs panjang Gelombang
h. Karakteristik Optical attenuation vs wavelength.
i. Rugi-rugi variasi (Loss variation) yang diperbolehkan per kilometer and per bagian panjang
dari fiber Termasuk efek dari perubahan temperatur, torsi dan bending.
j. Range dan akurasi yang diperkirakan dari pengukuran backscatter
k. Cut-off wavelength.
l. Numerical Aperture (NA).
8. Karakteristik Optic
a. Serat optik yang akan digunakan untuk kabel ini adalah single mode fiber, sesuai dengan
versi terakhir dari ITU-T Recommendations G.652 D, untuk aplikasi duct.
b. The refractive index profile dari serat optik akan sesuai dengan cladding profile.
c. Serat optik harus bebas dari phosphorus pada inti dan cladding
Hal : 21/53
Seluruh informasi di dalam dokumen ini adalah RAHASIA, dan tidak dapat disebarluaskan
ke pihak manapun tanpa seijin PT APLIKANUSA LINTASARTA
D. PEDOMAN INSTALASI
1. Panjang standard dalam 1 haspel adalah kurang lebih harus mendekati 2000 meter, disesuaikan
dengan drum plan dari hasil pengukuran titikitik lokasi handhole / pull box / joint box.
2. Penarikan kabel harus dijaga agar tidak melebiili Tensile Stength kabel, disarankan titik penarikan
dimulai dari kira-kira pertengahan jarak 1 haspel kabel yang akan diinstalasi. Tidak diizinkan untuk
melakukan penarikan kabel dengan kendaraan bermotor.
3. Pembengkokan/pengguluogan kabel tidak boleh melebihi radius bending yang diijinkan (20 X
diameter kabel ).
4. Pada setiap handholefpull box harus diberi slack (panjang cadangan), sepanjang 15 meter yang
digulung dengan rapi dan aman didalam handhole/pull box, sedang pada titik sambung kabel
harus diberi slack/panjang cadangan sepanjang 15 meter ke kiri dan 15 meter ke kanan.
5. Proses penyambungan core/fiber dengan menggunakan metoda Fusion. Loss penyambungan
yang diijinkan maksimal 0.08 dB yang terbaca pada monitor alat ukur OTDR.
6. Alumunium Tape kabel harus disambungkan dengan sistem grounding pada closure, pada saat
dilakukan penyambungan kabel.
7. Pada setiap handhole/pull box/joint box, pada kabel FO harus diberi label yang menyatakan
sistem jaringan FO, arah datang (dari mana, tujuan berikutnya, nama kontraktor, tahun
pengerjaan).
8. Pada pelaksanaan uji terima, pengetesan fungsi optis kabel FO, meliputi :
• End to end test: Total LossAtenuasi dan PMD test
• Joint test : Loss/Atenuasi persambungan kabel.
E. CABLE JOINT
1. Kabel Joint (enclosure) yang diinginkan berupa selubung plastik (Thermo plastic hosing) yang
tahan terhadap korosi pada udara yang jenuh dengan kelembaban, korosi dari bahan senyawa
kimia, sehingga cukup kuat untuk dIetakkan di dalam hand hole/pull box/joint box yang selalu
terendam air tawar atau taut, maupun ditanam secara langsung dalam tanah yang lembab (air
tawar atau air laut).
Hal : 22/53
Seluruh informasi di dalam dokumen ini adalah RAHASIA, dan tidak dapat disebarluaskan
ke pihak manapun tanpa seijin PT APLIKANUSA LINTASARTA
2. Type closure adalah MechanicalIn-Line Closure, didesain mudah untuk buka-tutup sambungan
tanpa merusak selubung serta bisa dipakai berulang-ulang, untuk memperbaiki sambungan atau
menambah titik sambung cukup dengan membuka screw / baut.
3. Closure harus dilengkapi dengan air pressure system (ada air check valve).
4. Kelengkapan Splice Tray berupa Mulaple Tray Accessr tiap Tray mampu menampung 12
core/fiber (standard operasional)
5. Joint closure yang ditawarkan harus baru serta memiliki sertifikat lulus uji Litbang/Risti Telkom
dengan didukung pula oleh keagenan yang jelas sehingga mutunya dapat dipertanggungjawabkan
(ada surat jaminan Certificate of origin dan agen resmi).
6. Joint closure yang ditawarkan adalah benar-benar untuk aplikasi selubung kabel serat optik
(branded bukan modifikasi).
7. Joint closure yang ditawarkan mudah diinstalasi dengan peralatan umum instalasi (tidak dengan
Tool Kits khusus).
8. Sebelum closure digunakan harus dilengkapi dahulu kelengkapan semua part komponennya.
9. Bagian-bagian yang perlu dilakukan pengetesanr harus dilakukan pengetesan terlebih dahulu
(seperti fungsi air pressure, sistem baut keras atau tidak dll).
10. Peletakan core/fiber pada splice tray harus benar dan tersusun rapi berdasarkan urutan tube
cable.
11. Alumunium Tape pada lapisan kabel harus disambung dengan sistem grounding pada housing
closure.
12. Hosing closure setelah selesai proses penyambungan, harus diletakan pada bearercable yang
disediakan di dalam hand hole/pull box dan diikat dengan kuat.
Hal : 23/53
Seluruh informasi di dalam dokumen ini adalah RAHASIA, dan tidak dapat disebarluaskan
ke pihak manapun tanpa seijin PT APLIKANUSA LINTASARTA
Hal : 24/53
Seluruh informasi di dalam dokumen ini adalah RAHASIA, dan tidak dapat disebarluaskan
ke pihak manapun tanpa seijin PT APLIKANUSA LINTASARTA
B. SPESIFIKASI ODC
1. Rangka ODC harus terbuat dari bahan logam stainless stell yang harus tahan karat/korosi, tahan
cuaca, kuat dan kokoh sebagai tempat mounting kotak ODC pada pondasi maupun sebagai
tempat instalasi kelengkapan dan kotak luar ODC (dinding, atap, pintu).
2. Dinding ODC terbuat dari hot galvanized metal sheet dengan finishing fowder coating.
3. Dinding terdiri dari 2 lapis plat besi (double skin) , dimana ruang antara plat yang satu dengan
yang lainnya diisi dengan heatinsulation foam dengan ketebalan 20mm yang berfungsi menahan
panas dari luar.
4. Structure dalam ODC terdiri dari 2 ruang (compartement) , yaitu ruangan untuk perangkat
(Eqipment Compartement) dan ruang battere (bettere compartement)
5. Ruang perangkat adalah frame standar 19”. Kapasitas untuk perangkat 25 U
6. Ruang untuk battere mampu untuk penempatan battere sebanyak 4 x 150AH dan di lengkapi
dengan system pendinginan sendiri
7. Masing masing ruangan memiliki pintu sendiri sendiri.
8. Untuk kemudahan operasional , ruang perangkat di syaratkan memiliki 2 pintu , di belakang dan
di depan.
9. Khusus kelengkapan berupa baut, mur, engsel pintu, dan sejenisnya yang berbahan logam harus
menggunakan logam baja tahan korosi, tahan cuaca.
10. Methode Pendinginan menggunakan “Air Conditioner” dengan di lengkapi Extra Fan yang
dilengkapi controller.Extra Fan akan berfungsi jika Temperature dalam ruangan perangkat diatas
temperature yang diinginkan yang diakibatkan Air Conditioner mati , atau tidak berfungsi secara
normal.
11. Hembusan udara dingin dari Air Condioner harus datang dari arah depan perangkat , untuk
memperoleh efek pendinginan yang optimal.
12. Suhu yang di pesyaratkan dengan asumsi perangkat terpasang adalah 1 Unit OLT , 1 Unit Switch ,1
Unit Router dan 1 Unit Rectifier adalah 25 ⁰ C .
13. Mitra harus membuktikan bahwa suhu yang diinginkan sesuai dengan persyaratan dengan
melakukan simulasi sesuai kondisi real.
14. Dimensi ODC maksimal 150 cm x 150 cm x 65 cm .
15. Water Proof IP Grade : Minimal IP55
16. Pada bagian dinding samping luar , di lengkapi dengan kompartemen/ruangan untuk penempatan
KHW meter, Change over Switch (CoS) , dengan pintu yang dilengkapi dengan kunci dan jendela
yang terbuat dari mika.Terdapat jalur kabel menuju ruang perangkat.
17. ODC harus di lengkapi dengan grounding system.
Hal : 25/53
Seluruh informasi di dalam dokumen ini adalah RAHASIA, dan tidak dapat disebarluaskan
ke pihak manapun tanpa seijin PT APLIKANUSA LINTASARTA
Hal : 26/53
Seluruh informasi di dalam dokumen ini adalah RAHASIA, dan tidak dapat disebarluaskan
ke pihak manapun tanpa seijin PT APLIKANUSA LINTASARTA
C. SPESIFIKASI PONDASI
1. Kabinet perangkat harus dipasang diatas dudukan/ pondasi beton dengan kedalaman minimal 70
cm dan ketinggian minimal 50 cm dari permukaan lantai kerja, bagian pondasi yang berada diatas
permukaan tanah harus diplester/ dihaluskan dan permukaan atas dudukan beton harus dibuat
miring agar air tidak menggenang disekitar kabinet. Khusus untuk daerah rawan banjir tinggi
dudukan/ pondasi disesuaikan.
2. Pondasi terbuat dari beton cor dengan perbandingan semen, pasir, batu pecahan 1:2:3, ukuran
pondasi disesuaikan dengan ukuran kabinet, pondasi dapat dibuat langsung ditempat ataupun
dicetak terlebih dahulu (precast).
3. Bagian bawah kabinet (cabinet root) harus terpasang kuat pada pondasi beton dengan
kedalaman ± 15 cm,
4. Type pondasi menggunakan beton cor yang dilengkapi dengan tulangan besi ulirminimal
diameter 8 mm.
5. Pondasi ODC dilapisi keramik ( untuk memudahkan perawatan )
6. Lebar dan panjang pondasi ODC disarankan lebih lebar 20 cm dari lebar ODC
D. SPESIFIKASI KERANGKENG
1. Spek kerangkeng/pengaman terdiri dari besi beton ukuran 10 mm (besi KS ).
2. Kunci kerangkeng/pengaman ODC harus menggunakan gembok yang bertype outdoor ( untuk
mempermudah buka tutup pintu pengaman )
3. Type Kerangkeng/Pengaman ODC didisain bisa dibuka tutup depan belakang ( untuk
memudahkan akses maintenance ).
4. Engsel pintu kerangkeng dengan desain engsel yang tidak bisa dilepas.
5. Besi Kerangkeng/pengaman ODC disarankan dilapisi cat dasar anti karat/cat meni dan dilapisi cat
untuk type outdoor/marine coating.
E. GROUNDING SYSTEM
1. Umum
a. Grounding System/ Sistim Pentanahan adalah bagian yang sangat penting dari system
kelistrikan.
b. Grounding System/ Sistim Pentanahan adalah penghubung atau penghantar yang
menghubungkan system/Body Perlalatan dan instalasi kelistrikan dengan bumi/tanah
sehingga dapat mengamankanm anusia dari sengatan listrik , mengamankan
komponen/perangkat dari bahaya tegangan/arus yang tidak normal.
c. Grounding system dibuat dengan cara menanam Kutub Pentanahan .
Hal : 27/53
Seluruh informasi di dalam dokumen ini adalah RAHASIA, dan tidak dapat disebarluaskan
ke pihak manapun tanpa seijin PT APLIKANUSA LINTASARTA
dan juga untuk penyambungan antara kabel grounding ke plate terminal grounding/
Grounding Bar.
g. Pemasangan grounding road yang makin banyak akan menghasilkan sistim pentanahan yang
baik. Jika anda akan memasang beberapa buah grounding road usahakan jangan terlalu
berdekatan, supaya pembumian menyebar dan untuk menjaga bila salah satu grounding rod
sitim pembumiannya tidak bagus maka bisa dibumikan oleh grounding rod lainnya.
h. Grounding/Pembumian yang baik dan benar harus bisa mempunyai nilai dibawah 1 Ohm .
Bak Kontrol
Batang/Rod
Hal : 28/53
Seluruh informasi di dalam dokumen ini adalah RAHASIA, dan tidak dapat disebarluaskan
ke pihak manapun tanpa seijin PT APLIKANUSA LINTASARTA
Hal : 29/53
Seluruh informasi di dalam dokumen ini adalah RAHASIA, dan tidak dapat disebarluaskan
ke pihak manapun tanpa seijin PT APLIKANUSA LINTASARTA
m. Apabila karena suatu hal kabinet harus ditempatkan dihalaman atau persil penduduk atau
halaman kantor, maka harus mendapat ijin tertulis terlebih dahulu dari pemilik persil yang
bersangkutan dan Kedudukan ODC harus bebas dari kemungkinan perbaikan dan
perubahan struktur tanah/bangunan
n. Jika pemilik lahan mengenakan biaya sewa , maka mitra harus menginformasikan kepada
Lintasarta.
o. Pada daerah rawan vandalisme sepert Pasar , stasiun ODC harus dilengkapai dengan
kerangkeng.
Hal : 30/53
Seluruh informasi di dalam dokumen ini adalah RAHASIA, dan tidak dapat disebarluaskan
ke pihak manapun tanpa seijin PT APLIKANUSA LINTASARTA
c. AC to DC Rectifier
• Spesifikasi Umum Rectifier adalah :
− Dimensi maksimal 3 U
− Modular
• Memiliki module control berbasis SNMP.Komunikasi melalui Ethernet.GSM.Standar
Modem , TCP/IP .
• Memiliki Port digital Input yang sewaktu-waktu jika diperlukan bisa di manfaatkan ,
misalnya untuk kontrol pintu dan lain-lain.
• Module Control harus memiliki kemampuan untuk :
− Mengukur Remaining Time, estimasi waktu kemampuan battere mem back up
− Mengukur Beban Pemakaian
− Mengukur Temperature
• AC Supply : 100–240V,50–60Hz(nominal)
• DC Output : 21.5V–32V/43-57.5V
• Operating temperature: -40°Cto+70°C[-40°Fto+158°F]
• Dilengkapi dengan battere sebagai back up apabila catuan utama dari PLN terputus.
• Battere memiliki kemampuan mem back up selama 8 Jam.
• Jumlah Battere adalah 4 x 150 AH.
• Change Over Switch
− Diperlukan untuk antisipasi jika harus menggunakan Generator pada saat terjadi
gangguan supply listrik baik dari PLN atau ketika battere sudah tidak bisa memback
up.
− CoS di tempatkan pada Box KWH Meter di lengkapi dengan Power Inlet Socket.
• Kelengkapan lain :
− Surge Protector
− Grounding System
Hal : 31/53
Seluruh informasi di dalam dokumen ini adalah RAHASIA, dan tidak dapat disebarluaskan
ke pihak manapun tanpa seijin PT APLIKANUSA LINTASARTA
Hal : 32/53
Seluruh informasi di dalam dokumen ini adalah RAHASIA, dan tidak dapat disebarluaskan
ke pihak manapun tanpa seijin PT APLIKANUSA LINTASARTA
Hal : 33/53
Seluruh informasi di dalam dokumen ini adalah RAHASIA, dan tidak dapat disebarluaskan
ke pihak manapun tanpa seijin PT APLIKANUSA LINTASARTA
Hal : 34/53
Seluruh informasi di dalam dokumen ini adalah RAHASIA, dan tidak dapat disebarluaskan
ke pihak manapun tanpa seijin PT APLIKANUSA LINTASARTA
Hal : 35/53
Seluruh informasi di dalam dokumen ini adalah RAHASIA, dan tidak dapat disebarluaskan
ke pihak manapun tanpa seijin PT APLIKANUSA LINTASARTA
14. Kelebihan Perangkat, Kabinet, Splitter, PatchCord dan Kabel LAN dikirim ke gudang Lintasarta
15. PoC ( Prove of Concept ) akan dilakukan berbarengan dengan DRM ( Design Review Metting )
yang akan ditentukan jadwalnya setelah Kick Off Project.
16. Bila terdapat fitur yang tidak berjalan sesuai dengan Service yang dibutuhkan dan Statement of
Compliant maka akan diberi waktu 1 minggu untuk penyelesaiannya, bila tidak ada penyelesaian,
maka akan dilimpahkan ke area non Teknis maupun Administratif.
17. Peserta harus memberikan MIB ( Management Information Based ) diawal project
18. GPON yang ditawarkan harus terbukti telah sukses digunakan paling tidak di 3 operator besar
dalam kurun waktu 3 tahun terakhir untuk Metro Ethernet akses dan 3Play Services.
1. 2.488 Gbps downstream (with rate limiting) and 1.244 Gbps upstream rates
2. Ethernet GEM encapsulation untuk semua services, termasuk video dan voice
3. DBA ( Dynamic Bandwidth Allocation )
4. AES
5. FEC UpLink and FEC DownLink
6. 802.3ah, 802.1ag
7. 802.1 Q VLAN Tagging
8. 802.1 Q-in-Q VLAN Tagging
9. 802.3ad Link Aggregation Control Protocol (LACP)
10. 802.1p for Class of Service (CoS)
11. Y.1731
12. IP V6 Support
13. minimal Split Ratio 1 : 64
14. minimal 32K MAC Address
15. 4K VLAN
16. Storm Control ( Detection and Avoidance, Vlan based )
Hal : 36/53
Seluruh informasi di dalam dokumen ini adalah RAHASIA, dan tidak dapat disebarluaskan
ke pihak manapun tanpa seijin PT APLIKANUSA LINTASARTA
C. KEBUTUHAN NMS
1. GPON harus memiliki Outband Management berupa Ethernet interface
2. Sistem yang ditawarkan harus memiliki kemampuan untuk melakukan manajemen jaringan, baik
melalui Lokal Konsole, Telnet maupun NMS, baik secara OutBand maupun InBand
3. Manajemen jaringan yang dimaksud adalah kemampuan untuk melakukan fungsi-fungsi
manajemen atas jaringan, yang meliputi kemampuan untuk melakukan:
a. Fault Management
b. Configuration Management
c. Accounting Management
d. Performance Management
e. Security Management
4. Concurrent user minimal 5 user
5. Protokol manajemen jaringan harus menggunakan SNMP untuk memanage Network Element dan
Corba untuk interface ke sistem aplikasi yang lain
6. NMS harus dapat memanage seluruh ONT dan dapat memberikan informasi utilisasi Bandwidth
setiap port ONT
7. NMS harus dapat melakukan provisioning secara “Zero Touch” / AutoProvisioning
8. Kondisi setiap ONT harus dapat diMonitoring secara Real Time, dan ONT dapat mengirim SNMP
Trap ketika akan power off ( Dying Gasp ).
9. OLT harus dapat mengirim SNMP Trap ketika terjadi fiber cut maupun fiber degrade.
10. Sinyal Receive yang diterima oleh tiap2 ONT harus dapat dibaca oleh OLT.
11. Sinyal Receive yang diterima oleh OLT dari tiap2 ONT dapat dibaca oleh OLT
12. Support SNTP
13. Menyimpan database alarm history, event log dan sistem konfigurasi, baik di Gpon Node maupun
NMS
14. Memiliki Back dan Restore sistem konfigurasi, baik secara automatic dengan NMS maupun
manual menggunakan TFTP/FTP
15. Auto Upgrade semua ONTs secara serentak
16. RADIUS server support
17. TACACS+ with Accounting, Authentication and Authorization (AAA) support
18. Telnet and Secure Shell Version 2 (SSHv2) support
D. KEBUTUHAN ONT
1. ONT Tipe 1 ( Bridging )
a. 4GE + 2 PoTS ( SIP )
2. ONT Tipe 2 ( Home Gateway )
a. 4GE + 2 PoTS ( SIP ) + WiFi
b. Home GW : PPPoE, DHCP, NAT, IP Routing, DNS, DMZ, DoS, etc…
3. GE interface ( in ONT Type 1 and ONT Type 2 )
Hal : 37/53
Seluruh informasi di dalam dokumen ini adalah RAHASIA, dan tidak dapat disebarluaskan
ke pihak manapun tanpa seijin PT APLIKANUSA LINTASARTA
E. KEBUTUHAN SWITCH
CE2.0 AGGR SWITCH SPEC REQ MANDATORY KETERANGAN
Non Blocking Switching √
MEF Carrier Ethernet (CE) 2.0 compliant √ Dilampirkan keterangan Sertifikasi
E-Line, E-LAN and E-Tree Services √
MEF 9 and 14 √
IPV6 Ready √
Power input DC -48 V Redundant OR DC and AC √
UPLINK min 4*10G Dapat Box Switched terpisah, max 2 Box 3U
DNLINK min 24*GE 16*GE SFP + 8*GERJ45 w/ PoE+
Support LAG 10G and GE √ 802.3ad, MEF Comply
G.8032 Ethernet Ring Protection Switching √ ITU 8031, 8032. Support Virtual Ring
MPLS-TP √
IP MTU min 9000 Byte √
ETH MTU min 9016 Byte √
Eth Port LoopBack w/ MAC Swapp √
Port monitoring √
L2CP handling √
Port mirroring √
1+1 Protection √
MAC Table min 32 K
Transparant Relay of IGMP, DHCP, PPPoE, ARP, BPDU, Dot1X, LACP, CDP,
√
VTP, UDLD, PAGP
VLAN Active 4096 VLAN
IEEE 802.1Q VLAN (C-VLAN) √
IEEE802.ad VLAN stacking (QinQ, S-VLAN) √
802.1ad VLAN stacking (Q-in-Q) support √
E-LMI √
LLDP √
802.3ah Link OAM with Dying Gasp √
802.1ag Connectivity Fault Management √
Y.1731 OAM functions and mechanisms for Ethernet based networks √
ITU-T Y.1564 service activation test √
RFC2544 performance test suite √
Traffic prioritization based on L2 802.1P and L3 DSCP √
Committed and excess information rate (CIR and EIR) √
MEF-compliant 3-color policing with color-aware and color-blind mode √
Configurable weighted random early detection (WRED) per queue √
( SP, WRR, SP+WRR,DRR,SP+DRR )
Service classification per CoS (DSCP) √
Marking : COS, TOS, DSCP, Port Priority
Scheduling : SP, WRR, SP+WRR, WRED √
Bandwidth throttling per port √
Bandwidth throttling per VLAN √
Bandwidth throttling per CoS (DSCP) √
CIR/EIR per flow √
Ingress Hierarchical bandwidth profile √
IGMP snooping v2/v3 √
DHCP Client & Snooping w/ option 82 √
SFP digital diagnostic management (DDM) √
Temperature and CPU monitoring √
Voltage and temperature monitoring √
Storm control (broadcast, multicast, DLF) √
LoopBack Detection and Avoidance based on Port and VLAN √
ACL based on VLAN, CoS, MAC, EtherType, IPv4, IPv6, or user-define
√
combinations
Auto Port ShutDown when Loopback occurence √
Hal : 38/53
Seluruh informasi di dalam dokumen ini adalah RAHASIA, dan tidak dapat disebarluaskan
ke pihak manapun tanpa seijin PT APLIKANUSA LINTASARTA
Hal : 39/53
Seluruh informasi di dalam dokumen ini adalah RAHASIA, dan tidak dapat disebarluaskan
ke pihak manapun tanpa seijin PT APLIKANUSA LINTASARTA
Hal : 40/53
Seluruh informasi di dalam dokumen ini adalah RAHASIA, dan tidak dapat disebarluaskan
ke pihak manapun tanpa seijin PT APLIKANUSA LINTASARTA
c. Spesifikasi Pondasi
d. Spesifikasi Kerangkeng
e. Kelengkapan ODC:
f. KWH Meter
g. Rectifier
h. Grounding System
i. Change Over Switch
j. Kerapihan Instalasi.
Hal : 41/53
Seluruh informasi di dalam dokumen ini adalah RAHASIA, dan tidak dapat disebarluaskan
ke pihak manapun tanpa seijin PT APLIKANUSA LINTASARTA
Hal : 42/53
Seluruh informasi di dalam dokumen ini adalah RAHASIA, dan tidak dapat disebarluaskan
ke pihak manapun tanpa seijin PT APLIKANUSA LINTASARTA
2. Kegiatan Insidentil
Kegiatan insidentil; adalah kegiatan phisik yang harus segera dilakukan rekanan pelaksana
pekerjaan, maksimal 1 X 24 jam setelah adanya pemberitahuan Secara tertulis dikarenakan
adanya :
a. Permukaan lahan hasil perbaikan kembali menga!ami penurunan /amblas mendadak dan
diprediksi akan membahayakan masyarakat umum (biaya perbaikan menjadi tanggung jawab
rekanan pelaksana).
b. Kabel FO yang diinstalasi terputus, akibat adanya kegiatan pihak ke 3, bila di lokasi tersebut
didapati hasil pekerjaan terpasang ternyata tidak memenuhi spesifikasi RKS(misal kedalaman
tidak sesuai, proteksi tidak sesuai, trace/jalan tidak sesuai as built drawing) serta tidak di
backup dengan Berita Acara Lapangan, maka biayanya menjadi tanggung jawab rekanan
pelaksana.
c. Tiang miring , pondasi rusak.
d. Sedang bila ternyata di lokasi tersebut hasil pekerjaan terpasang telah memenuhi
persyaratan instalasi RKS, maka biaya perbaikan akan diganti oleh Lintasarta
e. Kabel FO yang diinstalasi terputus akibat bencana alam, perbaikan akan diganti oleh
Lintasarta
C. KEGIATAN BERKALA
1. Pemeriksaan Kondisi Permukaan Hasil Perbaikan Bekas Galian.
a. Dilaksanakan setiap 4 bulan sekali untuk kegiatan yang terakhir (ke 3) sekaligus sebagai
kegiatan pemeriksaan lapangan untuk Serah Terima Terakhir.
b. Hasil pelaksanaan pemeriksaan dituangkan dalam form pemeriksaan, dibuatkan BA
Lapangannya yang ditandatangani bersama Lintasarta - Rekanan pelaksana.
c. Bila pada pemeriksaan bersama tersebut ternyata didapat lokasi-lokasi yang permukaannya
amblas turun atau menyimpang dari persyaratan standard, maka rekanan pelaksana dengan
biaya sendiri wajib memperbaiki kembali sesuai kondisi semula seperti yang
direkomendasikan Pemda setempat.
2. Pemeriksaan Kondisi Handhole.
a. Dilaksanakan setiap 4 bulan sekali, untuk kegiatan yang terakhir (ke-3) sekaligus sebagai
kegiatan pemeriksaan lapangan untuk Serah Terima Terakhir.
b. Hasil pelaksanaan pemeriksaan dituangkan dalam form pemeriksaan, dibuatkan BA
Lapangannya yang ditandatangani bersama Lintasarta - Rekanan pelaksana.
c. Pemeriksaan bersama tersebut meliputi pemeriksaan kondisi tutup dan framenya,
pemeriksaan permukaan dinding dalam handhole, pemeriksaan kelengkapan handhole.
Hal : 43/53
Seluruh informasi di dalam dokumen ini adalah RAHASIA, dan tidak dapat disebarluaskan
ke pihak manapun tanpa seijin PT APLIKANUSA LINTASARTA
d. Bila pada pemeriksaan bersama tersebut ternyata didapat kondisi tutup cacat, dinding cacat
dan kelengkapan-kurang/hilang, maka rekanan pelaksana dengan biaya sendiri, wajib
memperbaiki kembali sesuai kondisi semula.
3. Pemeriksaan Kondisi Instalasi pada Jembatan.
a. Dilaksanakan setiap 4 bulan sekali, untuk kegiatan yang terakhir (ke-3), seka1igus sebagai
kegiatan pemeriksaan lapangan untuk serah terima terakhir.
b. Hasil pelaksanaan pemeriksaan dituangkan dalam form - pemeriksaan, dibuatkan BA
Lapangannya yang ditandatangani bersama Lintasarta – Rekanan pelaksana.
c. Pemeriksaan bersama tersebut berlaku untuk instalasi jaringan dengan konstruksi
menempel, berpenguatsendiri atau gantung.
d. Pemeriksaan bersama tersebut meliputi pemeriksaan kondisi badan jembatan (pipa IWF atau
galvanized), penguat/penyokong badan jembatan (pondasir klemtali baja dan tiang),
kelengkapan jembatan (kawat berduri, pagar, cat).
e. Bila pada pemeriksaan bersama tersebut ternyata didapat kondisi cacat atau kerusakan,
misal badan jembatan patah atau lendutan di tengah, pondasi turun atau miring, tali baja
ada yang putus, tiang miring, cat terkelupas, kawat berduri atau pagar hilang, dst, maka
rekanan pelakasana wajib memperbaiki kembali sesuai kondisi semula.
Hal : 44/53
Seluruh informasi di dalam dokumen ini adalah RAHASIA, dan tidak dapat disebarluaskan
ke pihak manapun tanpa seijin PT APLIKANUSA LINTASARTA
Hal : 45/53
Seluruh informasi di dalam dokumen ini adalah RAHASIA, dan tidak dapat disebarluaskan
ke pihak manapun tanpa seijin PT APLIKANUSA LINTASARTA
Hal : 46/53
Seluruh informasi di dalam dokumen ini adalah RAHASIA, dan tidak dapat disebarluaskan
ke pihak manapun tanpa seijin PT APLIKANUSA LINTASARTA
Hal : 47/53
Seluruh informasi di dalam dokumen ini adalah RAHASIA, dan tidak dapat disebarluaskan
ke pihak manapun tanpa seijin PT APLIKANUSA LINTASARTA
A. INDIRECT COST
1 Survey and Design ls -
2 Permits (Dinas PU) ls -
3 Permits (Jasa Marga) m
4 Right of Way acquisition (Dinas Pertamanan) m
5 Project Management ls -
6 Permit PJKA track
7 Permit private area ls
9 Dokumentasi ls -
B. DIRECT COST
1 Trench & Backfill works, 110 cm depth
a. Normal Soil m
b. Macadam / Trotoar m
c. Asphalt m
d. Hotmix m
e. ConBlock / Paving Block m -
f. Concrete (Floor / beton tak bertulang) m
g. Concrete (beton bertulang) m
h. Rocky soil m
i. Rock m
j. Kansteen m
k. Garden / Taman m
l. Keramik m
m. Koral Sikat m
n. Batu Basal m
2 Reinstatement works:
a. Normal Soil m
b. Macadam/Trotoar m
c. Asphalt m
d. Hotmix m
e. ConBlock / Paving Block m -
f. Concrete (Floor / beton tak bertulang) m
g. Concrete (beton bertulang) m
h. Rocky soil m
i. Rock m
j. Kansteen m
k. Garden / Taman m
l. Keramik m
m. Koral Sikat m
n. Batu Basal m
Boring Manual-Directional, 1-Way HDPE pipe 5" OD, 7.4 mm with 4 HDPE sub-duct
3 m
28/32 icld. Accessories
Boring Manual-Directional, 1-Way HDPE pipe 5" OD, 7.4 mm with 3 HDPE sub-duct
4 m
28/32 icld. Accessories
5 Boring Manual-Directional, with 1 HDPE sub-duct 28/32 icld. Accessories m
Boring Machine-Crossing, 1-Way HDPE pipe 5" OD, 7.4 mm with 4 HDPE sub-duct
6 m
28/32 icld. Accessories
Boring Manual-Crosing, 1 way with 1 HDPE sub-duct 40mm OD, 3,5mm WT icld
7 m
Accessories
Supply & Install Galvanized Pipe 5", PVC 4'', attachement Bridge with HDPE sub-
8 m
duct 28/32 icld. Accessories
Supply & Install Galvanized Pipe 5", PVC 4'', attachement Bridge with 4 HDPE sub-
9 m
duct 28/32 icld. Accessories
Supply & Install Galvanized Pipe 5", PVC 4'', attachement Bridge with HDPE sub-
10 m
duct 32/40 WT icld. Accessories
11 Supply & install GVS Pipe 2", attachment bridge with 1 HDPE pipes 28/32 include m
Supply & Install 1 PVC pipe 5'' OD, 5,5mm WT with 4 HDPE pipe 28/32mm, icld.
12 m
Accessories.
Supply & Install 1 PVC pipe 4'' OD, 5,5mm WT with 3 HDPE pipe 28/32mm, icld.
13 m
Accessories.
Supply & Install Galvanized Pipe 5", PVC 4'', attachement Bridge with 3 HDPE sub-
14 m
duct 28/32 2mm WT icld. Accessories
Supply & Install Galvanized Pipe 5", PVC 4'', attachement Bridge with 3 HDPE sub-
15 m
duct 28/32 icld. Accessories
Supply & Install Galvanized Pipe 5", PVC 4'', Self Supported Bridge with 3 HDPE sub-
16 m
duct 32/40 mm OD 2mm WT icld. Accessories
17 Supply and install Duct Slump with concrete encasement m
18 Supply & Install 1 HDPE pipe 40mm OD, 4mm WT m -
19 Supply & Pulling Optical Fiber cable 96 Core (Aerial) m 76,702
20 Supply & Pulling Optical Fiber cable 96 Core m
21 Supply & Pulling Optical Fiber cable 48 Core (Aerial) m
22 Supply & Pulling Optical Fiber cable 48 Core m
23 Supply & Pulling Optical Fiber cable 24 Core (Aerial) m
24 Supply & Pulling Optical Fiber cable 24 Core m
25 Supply & Pulling Optical Fiber cable 12 Core (Aerial) m
Hal : 48/53
Seluruh informasi di dalam dokumen ini adalah RAHASIA, dan tidak dapat disebarluaskan
ke pihak manapun tanpa seijin PT APLIKANUSA LINTASARTA
Hal : 49/53
Seluruh informasi di dalam dokumen ini adalah RAHASIA, dan tidak dapat disebarluaskan
ke pihak manapun tanpa seijin PT APLIKANUSA LINTASARTA
B. BoQ LASTMILE/SPLITTER
NO DESCRIPTION UNIT VOLUME TOTAL
A. INDIRECT COST
1 Survey and Design ls -
2 Permits (Dinas PU) ls -
3 Permits (Jasa Marga) m
4 Right of Way acquisition (Dinas Pertamanan) m
5 Project Management ls -
6 Permit PJKA track
7 Permit private area ls
9 Dokumentasi ls -
B. DIRECT COST
1 Trench & Backfill works, 110 cm depth
a. Normal Soil m
b. Macadam / Trotoar m
c. Asphalt m
d. Hotmix m
e. ConBlock / Paving Block m -
f. Concrete (Floor / beton tak bertulang) m
g. Concrete (beton bertulang) m
h. Rocky soil m
i. Rock m
j. Kansteen m
k. Garden / Taman m
l. Keramik m
m. Koral Sikat m
n. Batu Basal m
2 Reinstatement works:
a. Normal Soil m
b. Macadam/Trotoar m
c. Asphalt m
d. Hotmix m
e. ConBlock / Paving Block m -
f. Concrete (Floor / beton tak bertulang) m
g. Concrete (beton bertulang) m
h. Rocky soil m
i. Rock m
j. Kansteen m
k. Garden / Taman m
l. Keramik m
m. Koral Sikat m
n. Batu Basal m
Boring Manual-Directional, 1-Way HDPE pipe 5" OD, 7.4 mm with 4 HDPE sub-duct
3 m
28/32 icld. Accessories
Boring Manual-Directional, 1-Way HDPE pipe 5" OD, 7.4 mm with 3 HDPE sub-duct
4 m
28/32 icld. Accessories
5 Boring Manual-Directional, with 1 HDPE sub-duct 28/32 icld. Accessories m
Boring Machine-Crossing, 1-Way HDPE pipe 5" OD, 7.4 mm with 4 HDPE sub-duct
6 m
28/32 icld. Accessories
Boring Manual-Crosing, 1 way with 1 HDPE sub-duct 40mm OD, 3,5mm WT icld
7 m
Accessories
Supply & Install Galvanized Pipe 5", PVC 4'', attachement Bridge with HDPE sub-
8 m
duct 28/32 icld. Accessories
Supply & Install Galvanized Pipe 5", PVC 4'', attachement Bridge with 4 HDPE sub-
9 m
duct 28/32 icld. Accessories
Supply & Install Galvanized Pipe 5", PVC 4'', attachement Bridge with HDPE sub-
10 m
duct 32/40 WT icld. Accessories
11 Supply & install GVS Pipe 2", attachment bridge with 1 HDPE pipes 28/32 include m
Supply & Install 1 PVC pipe 5'' OD, 5,5mm WT with 4 HDPE pipe 28/32mm, icld.
12 m
Accessories.
Supply & Install 1 PVC pipe 4'' OD, 5,5mm WT with 3 HDPE pipe 28/32mm, icld.
13 m
Accessories.
Supply & Install Galvanized Pipe 5", PVC 4'', attachement Bridge with 3 HDPE sub-
14 m
duct 28/32 2mm WT icld. Accessories
Supply & Install Galvanized Pipe 5", PVC 4'', attachement Bridge with 3 HDPE sub-
15 m
duct 28/32 icld. Accessories
Supply & Install Galvanized Pipe 5", PVC 4'', Self Supported Bridge with 3 HDPE sub-
16 m
duct 32/40 mm OD 2mm WT icld. Accessories
17 Supply and install Duct Slump with concrete encasement m
18 Supply & Install 1 HDPE pipe 40mm OD, 4mm WT m -
19 Supply & Pulling Optical Fiber cable 96 Core (Aerial) m 76,702
20 Supply & Pulling Optical Fiber cable 96 Core m
21 Supply & Pulling Optical Fiber cable 48 Core (Aerial) m
22 Supply & Pulling Optical Fiber cable 48 Core m
23 Supply & Pulling Optical Fiber cable 24 Core (Aerial) m
24 Supply & Pulling Optical Fiber cable 24 Core m
25 Supply & Pulling Optical Fiber cable 12 Core (Aerial) m
26 Supply & Pulling Optical Fiber cable 12 Core m
27 Supply and Install Steel Poles 7 m For Aerial Cable & Include Accessories. pcs 1,293
28 Supply and Install Steel Poles 9 m For Aerial Cable & Include Accessories. pcs 254
29 Supply & Install Warning Tape 4” Metalized m
30 Supply & Install Marking Post m
32 Riser Pipe 2'' m 318
Supply & Install of HH 100cm (L) x 100cm (W) x 150cm (H) Inner dimension, icld.
33 unit
Accessories
Supply & Install of HH 80cm (L) x 80cm (W) x 100cm (H) Inner dimension, icld.
34 unit 106
Accessories
Supply & Install of HH 80cm (L) x 70cm (W) x 120cm (H) Inner dimension, icld.
35 unit
Accessories
36 Supply splice closure for 48 Core FO cable 3M/NWC unit
37 Supply splice closure for 24 Core FO cable 3M/NWC unit
38 Supply splice closure for 96 Core FO cable 3M/NWC unit -
39 Supply splice Aerial closure for 24 Core FO cable pcs
40 Service - Fusion splice incl. accs. in MH/HH and Termination Block Core -
Transportation cost from Warehouse to site (for Optical Fiber cable, Warning Tape,
41 ls -
etc.)
42 Testing ( end to end ) ls 106
43 Supply and Install OTB 12 core include pigtail unit
44 Supply and Instal OTB 24 core include pigtail unit
45 Supply and Instal OTB 48 core include pigtail unit
46 Supply and Instal OTB 96 core include pigtail unit -
47 Service - Fusion splice incl. accs. In Termination Block / OTB Core 1,272
66 Pengadaan dan Instalasi Passive Splitter Incl.Aksesoris set 636
75 Optical Distribution Point 24 core (Pole) unit 106
77 Drive Test titik
Hal : 50/53
Seluruh informasi di dalam dokumen ini adalah RAHASIA, dan tidak dapat disebarluaskan
ke pihak manapun tanpa seijin PT APLIKANUSA LINTASARTA
A GPON NODE
1 CHASIS SYSTEM (Redundant Power Supply -48DC) 1 120 UNIT
2 COMMON MODULE 1 120 UNIT
3 OLT CARD (8 Port OLT) 1 120 UNIT
4 LICENSE UNLIMITED OLT,ONT,CONNECTION
5 XFP/SFP+ 10G 10Km 1310 nm 4 480 UNIT
6 SFP OLT 8 960 UNIT
B ONT
1 TIPE 1 (4GE + 2 Voip (Bridging) 8 960 UNIT
2 TIPE 2 (TIPE 1 (4GE + 2 Voip + WIFI/ 3Play Home GW) 8 960 UNIT
C NMS
1 SERVER HW Win2008 64 Bit 2 SET
2 SERVER SW 2 SET
3 CLIENT HW 10 SET
4 CLIENT SW 20 SET
5 LICENCE NODE 200 NODE
6 LICENCE SERVICE UNLIMITED
D TRAINING
1 LOKAL 3 30 Person
2 OVERSEAS 1 10 Person
E WARRANTY 1 BASIC YEAR
F MAINTENANCE 2 BASIC YEAR
B. OUTDOOR CABINET
Hal : 51/53
Seluruh informasi di dalam dokumen ini adalah RAHASIA, dan tidak dapat disebarluaskan
ke pihak manapun tanpa seijin PT APLIKANUSA LINTASARTA
A SPLITTER
SPLIITER 2*8 10 1200 UNIT
Installed in Outdoor Pole / Wall Box
B PATCH CORD
1 LC/UPC - LC/UPC 3 meter 5 600 UNIT
2 SC/UPC - LC/APC 3 meter 10 1200 UNIT
3 LC/UPC - LC/APC 3 meter 5 600 UNIT
4 SC/APC - SC/APC 3 meter 10 1200 UNIT
C KABEL LAN
1 CAT5 3 meter 10 1200 UNIT
2 CAT6 3 meter 10 1200 UNIT
D WARANTY
D. SWITCH
ITEMS QTY / KOTA QTY TOTAL SATUAN
SWITCH
SWITCH 1 150 SET
min : 4*10G SFP+/XFP + 8*GE SFP
8*GE RJ45 + 8*GE RJ45 PoE
DDM, ROHS,LASSER CLASS 1,Hardened Temperature
XFP/SFP+ 10G 10Km 1310nm 2 300 UNIT
XFP/SFP+ 10G 40Km 1550nm 2 300 UNIT
SFP GE 10Km 1310nm 5 750 UNIT
SFP GE RJ45 5 750 UNIT
TOOLS
Camera w/ POE input 1 120 SET
IP Phone w/ POE input 1 120 SET
3G Router w/ POE input 1 120 SET
SIM Card Paket Internet 1 120 SET
NMS
LICENCE NODE 200 NODE
LICENCE SERVICE UNLIMITED
LICENCE CONNECTIONs UNLIMITED
TRAINING
LOKAL 3 30 Person
OVERSEAS 1 10 Person
WARRANTY 1 BASIC YEAR
MAINTENANCE 2 BASIC YEAR
Hal : 52/53
Seluruh informasi di dalam dokumen ini adalah RAHASIA, dan tidak dapat disebarluaskan
ke pihak manapun tanpa seijin PT APLIKANUSA LINTASARTA
A ROUTER INTERNET
1 MIKROTIK RB CCR1009-8G-1S-1S+ 1 150 UNIT
Mikrotik S+31DLC10D
2 300 UNIT
(SFP 10G 10Km 1310nm)
B NMS
1 SERVER HW 2 SET
2 SERVER SW 2 SET
3 CLIENT SW 20 SET
4 LICENCE NODE 200 NODE
5 LICENCE SERVICE UNLIMITED
C TRAINING
1 LOKAL 3 30 Person
D WARRANTY 1 BASIC YEAR
E MAINTENANCE 2 BASIC YEAR
Hal : 53/53