Anda di halaman 1dari 38

PENELITIAN PERANCANGAN MULTIPROTOCOL LABEL SWITCHING (MPLS)

(STUDI KASUS : DI PT. TALI CAHAYA BUANA BAGIAN NETWORK INSTALLATION)

LAPORAN KERJA PRAKTIK

Oleh :

MUHAMAD UTOM HUTOMI

2113181029

FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA
UNIVERSITAS SANGGA BUANA YPKP
2021
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN KERJA PRAKTIK

PENELITIAN PERANCANGAN MULTIPROTOCOL LABEL SWITCHING (MPLS)


(STUDI KASUS : DI PT. TALI CAHAYA BUANA BAGIAN NETWORK INSTALLATION)

Disusun oleh :

Muhamad Utom Hutomi


2113181029

Diterima dan disetujui

Pada tanggal : 27 Januari 2022

Dosen pembimbing Pembimbing Lapangan

Nama : Bambang Sugiarto, ST. MT Nama : Awit Witarsa, ST


NIP. 197303081993031002 Presiden Direktu

Mengetahui
Ketua Program Studi Teknik Informatika Penguji Kerja Praktek

Nama : Riffa Haviani Laluma.,S.Kom.,MT Slamet Risanto, ST.,M.Kom


NIP. 132314345 NIP. 432200125
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim ,
Segala puji dan syukur Saya panjatkan kehadirat Allah Subhanu wa Ta’ala, Rabb yang
memiliki Kerajaan Langit dan Bumi yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita
semua dan hanya kepadanya tempat kembali. Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan
aku bersaksi bahwa Muhmmad SAW adalah Rasullah yang telah diutus dengan membawa ajaran
dan pedoman untuk kebahagiaan hidup manusia di dunia dan Akhirat, serta Shalawat dan salam
semoga tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad shallallahu ’alaihi wa sallam, kepada
keluarganya, kepada sahabatnya, dan kepada orang-orang yang mememegang teguh tali Allah
sampai Hari Kebangkitan.
Alhamdulillah saya selaku penulis laporan ini telah menyelesaikan kerja praktik di PT Tali
Cahaya Buana selama 3 bulan. Serta ucapan terima kasih saya sampaikan kepada seluruh pihak
yang telah membantu saya baik dalam kegiatan kerja praktik, maupun dalam menyusun laporan
ini. Ucapan terima kasih ini ditujukan kepada :
1. Ibu Riffa Haviani Laluma.,S.Kom.,MT selaku Kaprodi S1 Teknik Informatika.
2. Bapak Bambang Sugiarto, ST. MT selaku pembimbing kerja praktik.
3. Bapak Awit Witarsa, ST selaku pembimbing lapangan kerja praktik.
Semoga Allah SWT memberikan rahmat dan hidayah-Nya dengan berlipat ganda kepada kita
semua. Dan kesempuranaan hanyalah milik Allah Subhanu wa Ta’ala semata.
ABSTRAK

Multiprotocol Label Switching (MPLS) merupakan platform packet transport yang


digunakan saat ini, dimana MPLS dapat mengelola jaringan dengan lebih mudah dan biaya yang
lebih murah. Konsep dasar MPLS sendiri adalah melekatkan informasi dalam label pada paket IP
Address. Karena kelebihannya tersebut, beberapa pihak ingin mengimplementasikan MPLS yang
semula hanya terdapat di core disebarkan pada agregasi dan jaringan akses agar didapat
keuntungan yang sama.
Namun MPLS juga memiliki beberapa kekurangan salah satunya adalah lamanya
profisioning suatu service pada network MPLS yang berbeda domain sehingga diperlukan inovasi
platform MPLS yang dapat mengembangkan cakupan MPLS dan memperbaiki kekurangannya.
Oleh karena itu, munculah Seamless MPLS sebagai solusi dari semua permasalah di atas. Seamless
MPLS mengacu pada pembentukan sebuah control plane IP/MPLS terpadu untuk semua perangkat
IP. Seamless MPLS memungkinkan operator untuk memberikan layanan lebih cepat dan
menurunkan cost.
Multiprotocol Label Switching teknologi penyampaian paket pada jaringan backbone
berkecepatan tinggi. Asas kerjanya menggabungkan beberapa kelebihan dari sistem komunikasi
circuit-switched dan packet-switched yang melahirkan teknologi yang lebih baik dari keduanya.
Sebelumnya, paket-paket diteruskan dengan protokol routing seperti OSPF, IS-IS, BGP, atau EGP.
Protokol routing berada pada lapisan network (ketiga) dalam sistem OSI, sedangkan MPLS berada
di antara lapisan kedua dan ketiga.
Prinsip kerja MPLS ialah menggabungkan kecepatan switching pada layer 2 dengan
kemampuan routing dan skalabilitas pada layer 3. Cara kerjanya adalah dengan menyelipkan label
di antara header layer 2 dan layer 3 pada paket yang diteruskan. Label dihasilkan oleh Label-
Switching Router dimana bertindak sebagai penghubung jaringan MPLS dengan jaringan luar.
Label berisi informasi tujuan node selanjutnya ke mana paket harus dikirim. Kemudian paket
diteruskan ke node berikutnya, di node ini label paket akan dilepas dan diberi label yang baru yang
berisi tujuan berikutnya. Paket-paket diteruskan dalam path yang disebut LSP (Label Switching
Path).
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN………………………………………………………………………i
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………...ii
ABSTRAK………………………………………………………………………………………iii
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………..1
DAFTAR GAMBAR.……………………………………………………….……...……………3
DAFTAR TABEL………..…………………………………………………………….………...4
BAB I………..…………………………………………………………………………….……..5
PENDAHULUAN………..…………………………………………………………………..…..5
1.1 Latar Belakang………..…………………………………………………………...…….....5
1.2 Rumusan Maslah………..………………………………………………………….……...5
1.3 Tujuan……………….……………………………………………………………..............5
1.4 Tempat Kerja Praktek…….………………………………………………………………...6
1.5 Materi Kerja Prakter…………….………………………………………………………….6
1.5.1 Metode Pelaksanaan Tugas/Pemecahan Masalah……………….………………….........6
1.5.2 Pemecahan Masalah………...……………………………………………………………7
1.6 Waktu Pelaksanaan…..………………………………………………………………….…7
BAB II…….………………………………………………………………………………….…..8
TINJAUAN PUSTAKA……….……………………………………………………………...….8
2.1 Landasan Teori………..……………………………………………………………..…....8
2.2 MPLS (Multiprotocol Label Switching)…...……………………………………….…….8
2.3 Komponen Jaringan MPLS……...………………………………………………….…….9
2.4 Sistem Kerja MPLS………...……………………………………………………….…...10
2.5 Seamless MPLS……...…………………………………………………………….…….10
2.6 Keuntungan Seamless MPLS……………………………………………………………11
2.7 Gambaran Arsitektur Seamless MPLS…………………………………………………..11
2.8 Perbedaan Seamless MPLS dan Jaringan Tradisional………………………………….13
2.9 BGP Labeled Unicast………………………………………………………………...…15
BAB III……………………………………………………………………………………….…18
PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK…….……………………………………………...…...18
3.1 Profil Tempat Kerja Praktek…………………………………………………….………18
3.2 Struktur Organisasi……………………………………………………………….……..19
3.3 Metode Kerja Praktek……………………………………………………………….…..19
3.4 Pelaksanaan Kerja Praktek…………………………...………………………………….20
3.4.1 Waktu…………………………………………………………………………………..20
3.4.2 Tempat…………………………………………...…………………………………….20
3.5 Sistem Yang Di Usulkan…………………………………...……………………………20
3.5.1 Pengumpulan Data……………………………………………………………………..20
3.5.2 Metode Pengamatan………………………………...………………………………….20
3.6 Kegiatan Kerja Praktik dan Pemodelan Sistem……………………...…………………..21
3.6.1 Perangkat Keras (Hardware)……………………………...……………………………21
BAB IV…….....………………………………………………………………………………...23
PEMBAHASAN…………..……………………………………………………………………23
4.1 Perangkat Lunak (Software)……....……………………………………………………..23
4.2 Perancanga Gns3……...…………………………………………………………………23
4.3 Perancangan MPLS dengan Emulator……....…………………………………………...25
BAB V……....…………………………………………………………………………………..28
PENUTUP………....…………………………………………………………………………....28
5.1 Kesimpulan....……………………………………………………………………………28
5.2 Saran..……………………………………………………………………………………28
DAFTAR PUSTAKA…..………………………………………………………………………29
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.2 Fromat MPLS Header packet……………………………………………..……...12


Gambar 2.3 Konfigurasi Jaringan MPLS…………………………………………………..….13
Gambar 2.7 Arsitektur MPLS……………………………………………………………........16
Gambar 2.8 Arsitektur Jaringan Tradisional………...………………………………………...18
Gambar 2.9 Arsitektur End-to-End Seamless MPLS..……………….……………………….18
Gambar 2.10 Arsitektur three-stack Labeled Jaringan Seamless MPLS...……………………20
Gambar 3.2 Struktur Organisasi………………………………………………………………23
Gambar 3.3 Router Alcatel-Lucent 7710SR-c12....…………………………………………..26
Gambar 3.4 Router Cisco 2800……………………………………………………………….26
Gambar 4.2 Gambar GNS3……………...……………………………………………………28
Gambar 4.3 Gambar Gns3 Konfigurasi….…………………………………………………...28
Gambar 4.4 Konfigurasi Router dengan Gns3……...……………………………………...…29
Gambar 4.5 Topology MPLS pada Gns3……….………………………………………….…29
Gambar 4.6 Tracroute…………………………………………………………………………31
DAFTAR TABEL
Table 2.1 Tabel list layanan pada AN…………………………………………………………..12
Tabel 2.2 Tabel daftar node daftar node beserta label………………………………………….16
Tabel 3.1 Tabel Hardware………………………………………………………………………18
Tabel 4.1 Software……………………………………………………………………………...20
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penugasan


Riset dan inovasi dalam teknologi telekomunikasi dikembangkan atas dorongan kebutuhan
mewujudkan jaringan informasi yang menyediakan layanan yang beraneka ragam, memiliki
kapasitas tinggi sesuai kebutuhan yang berkembang, mudah di akses dari mana dan kapan saja
serta biaya infrastruktur yang tidak terlalu mahal.
Teknologi semacam Asynhcronous Transfer Mode (ATM) memiliki mekanisme
pemeliharaan Quality of Services (QoS) dan memungkinkan diferensi, namun menghadapi
masalah pada skalabilitas yang mengakibatkan perlunya investasi tinggi untuk implementasi di
lain pihak, internet dengan protokol IP berkembang lebih cepat, IP sangat baik dari segi skabilitas,
yang membuat teknologi internet menjadi cukup murah, namun IP memiliki kelemahan serius pada
implementasi QoS yang tergolong best effort. Untuk mengatasi masalah tersebut dikembangkan
beberapa metode untuk memperbaiki kinerja jaringan IP, antara lain dengan Muti Protocol Label
Switching (MPLS).
Konsep jaringan MPLS ini menggunakan switching node yang biasa disebut Label
Switching Router (LSR) dengan melekatkan suatu label dalam setiap paket data yang
datang, dan menggunakan label tersebut untuk menentukan ke arah mana seharusnya paket
data tersebut dikirimkan. Jaringan ini terdiri dari titik-titik LSR dan bukan merupakan
jaringan IP ataupun jaringan ATM, tetapi merupakan jaringan baru dan berbeda.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, dapat dirumuskan masalah yang akan
dibahas sebagai berikut:
1. Bagaimana mengefisiensikan bandwidth pada backbone jaringan ?
2. Bagaimana mengimplementasikan jaringan komputer dengan teknologi MPLS yang
mencakup koneksi secara VPN (MPLS VPNs) dan parameter QoS ?
3. Bagaimana cara menguji Quality of Service pada jaringan MPLS VPNs menggunakan
teknik Differentiated services (Diffserv) ?
1.3 Tujuan

1. Mensimulasikan dan menerapkan teknologi MPLS pada jaringan hingga berjalan sesuai
dengan yang diharapkan.
2. Menganalisa QoS yaitu menggunakan parameter bandwidth, jitter, dan packet loss saat
terjadi proses pertukaran data berdasarkan teknik Diffserv.

1.4 Tempat Kerja Praktek


PT Tali Cahaya Buana didirikan sebagai wujud kepedulian terhadap kemandirian bangsa,
karena makin banyaknya product ICT, namun bukan karya anak bangsa. Memabangun
kemandirian bukan hanya tanggung jawab pemerintah namun seluruh elemen bangsa yang
mempunyai potensi.
Bermula dari kesamaan visi dan semangat untuk menumbuh kembangkan teknologi dengan terus
menerus berinovasi, kemudian memanfaatkannya untuk menghasilkan produk berupa solusi dan
layanan terbaik.
Didukung oleh para engineer dari berbagai disiplin keilmuaan, PT Tali Cahaya Buana siap
menjadi yang terdepan dalam solusi dan layanan di bidang ICT dan Network Infrastructure dengan
reputasi global.
Visi:
Menjadi total solution system integrator terbaik dalam bidang IT di semua customer di indonesia.
Misi:
Memberikan solusi terbaik bagi semua customer/Pelanggan dengan penerapan teknologi informasi
dan komunikasi yang tepat, efektif dan efisien.

Divisi : Divisi Network Installation


Tempat : PT. Tali Cahaya Buana, Divisi Network Installation Jl.Jongjolong No. 25
Burangrang, Lengkong Bandung 40262

1.5 Materi Kerja Praktek


1.5.1 Metode Pelaksanaan Tugas/Pemecahan Masalah
Metode Pelaksanaan tugas sebagai metode pemecahan masalah yang digunakam dalam laporan
kerja praktik ini adalah:
a. Studi Pustaka
Pada tahapan ini, penulis mulai membaca dan mengumpulkan literatur mengenai MPLS
dan Seamless MPLS sebagai landasan teori penulis. Literatur didapatkan melalui media
buku, internet, manual book perangkat serta jurnal ilmiah internasional maupun nasional
serta sumber tertulis perusahaan.
b. Diskusi Ilmiah
Setelah mengumpulkan literatur, penulis melakukan diskusi ilmiah dengan pembimbing
lapangan dan pihak Leader lapangan guna menguatkan pemahaman teori MPLS.
1.5.2 Pemecahan Masalah
Pemecahan Masalah dalam laporan kerja praktik ini adalah sebagai berikut :
1. Mengimplementasikan teknologi MPLS pada perangkat hardware.
2. Mengimplementasikan teknologi Seamless MPLS pada perangkat hardware.
3. Menganalisa pengaruh parameter input terhadap parameter observasi yang diamati.
4. Mengetahui pengaruh Seamless MPLS terhadap provisioning.
1.6 Waktu Pelaksanaan
Unit tempat penulisan melaksanakan kegiatan kerja praktik adalah unit divisi Installation Network
yang berlokasi di PT Tali Cahaya Buana. Jl.Jongjolong No. 25 Burangrang, Lengkong Bandung
40262.
BAB II
TINJAUN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori


2.2 MPLS (Multi Protocol Label Switching)
Multiprotocol Label Switching (MPLS) merupakan suatu teknologi berbasis standard IETF
yang digunakan untuk mempercepat proses pengiriman paket dalam jaringan multi protocol
(seperti IP, ATM & frame relay network protocol). MPLS sendiri merupakan suatu metode
forwarding dalam label yang dilekatkan pada IP. Dimana MPLS menggabungkan teknologi
switching layer 2 dengan teknologi routing layer 3 sehingga MPLS dapat menyederhanakan
routing paket dan mengoptimalkan pemilihan jalur yang melalui core. Header MPLS sendiri
disisipkan sebelum header IP dan data.

Gambar 2.2 Fromat MPLS Header packet


2.3 Komponen Jaringan MPLS
Jaringan MPLS sendiri terdiri dari beberapa komponen seperti gambar 2.3 di bawah
ini.

Gambar 2.3 Konfigurasi Jaringan MPLS

Komponennya yaitu
1. Label Switching Path (LSP)
Merupakan jalur penghubung antara LSR satu dengan yang lainnya
dimana paket diteruskan oleh label swapping.
2. Label Switching Router (LSR)
Node MPLS yang berfungsi untuk menentukan paket-paket yang berada pada
jaringan layer 3 OSI.
3. MPLS Edge Node atau Edge Router (LER)
Merupakan node yang menghubungkan MPLS domain dengan di luar MPLS
domain.
4. MPLS Engress Node
Merupakan node yang mengatur trafik saat meninggalkan MPLS domain.
5. MPLS Ingres
Merupakan node yang mengatur trafik saat memasuki MPLS domain.
6. MPLS Label
Merupakan label yang ditempatkan sebagai MPLS header.
7. MPLS Node
Merupakan nodel yang menjalankan MPLS atau bisa disebut sebagai control
protocol.
2.4 Sistem Kerja MPLS
MPLS memiliki dua bidang aristektur, yaitu:
a. Control Plane
MPLS Control Plane berfungsi untuk melakukan kegiatan kontrol terhadap jaringan.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada control plane diantaranya adalah :
 IGP (Interior Gateway Protocol)
IGP yang harus digunakan untuk traffic engineering pada jaringan MPLS adalah
protokol link-state (OSPF).
 LDP (Label Distribution Protocol)
LDP diperlukan keberadaannya untuk distribusi label dengan traffic engineering.
 BGP (Border Gateway Protocol)

Pada jaringan berbasis MPLS, BGP hanya diperlukan di sisi edge


network.
b. Forwarding Plane
MPLS Forwarding Plane berfungsi untuk meneruskan paket berdasarkan harga dari label.
Proses forwarding data juga berdasarkan informasi yang ada pada LFIB (Label Forwarding
Information Base). Setiap node MPLS akan menggunakan dua label, yaitu:
 Label Information Base (LIB)
LIB berisi informasi semua label yang dimiliki oleh MPLS node lokal dan
pemetaan label-label tersebut terhadap label-label yang diterima dari MPLS node
tetangga.
 LFIB (Label Forwarding Information Base)
Sedangkan LFIB menggunakan sebagian label-label yang ada di dalam LIB untuk
proses forwarding.
2.5 Seamless MPLS
Seamless MPLS merupakan jawaban atas kebutuhan permintaan untuk memperluas
MPLS untuk jaringan akses dan agregasi dalam membangun jaringan MPLS yang tangguh
dengan model pengiriman layanan yang fleksibel.
2.6 Keuntungan Seamless MPLS
Terdapat dua keuntungan utama yang didapatkan ketika mengimplementasikan
MPLS kedalam jaringan akses dan agregasi dengan Seamless MPLS, yaitu:
1. Layanan yang Fleksibel dengan Provisioning yang Mudah
Seamless MPLS memungkinkan MPLS menyediakan layanan end-to-end antara
node akses dengan semua elemen forwarding dengan label MPLS. Dengan
menggunakan pendekatan ini, paket diberi label pada titik masuk di AN dan dibawa
sebagai paket berlabel kedalam jaringan hingga ke ujung penerima. Ini berarti
bahwa semua kegiatan provisioning dan operasi dari layanan berbasi MPLS.
Pada Seamless MPLS terdapat pemisahan yang jelas antara operasi control plane,
management plane, dan data plane di dalam jaringan, Hal ini membuat optimalnya
kegiatan provisioning dan operasi di dalam jaringan, dimana jumlah titik
penyediaan layanan dapat diminimalkan dan memungkinkan terpisahnya topologi
layanan dengan topologi jaringan sehingga menghasilkan fleksibilitas layanan yang
tinggi.
2. Rekayasa Lalu Lintas dan Restorasi Layanan End-to-end
Keunggulan yang kedua adalah Seamless MPLS memudahkan para traffic engineer
mengatur dan menjaga lalu lintas jaringan. Dimana saat terjadi kegagalan,
pemulihan layanan dapat dilakukan segera dengan mekanisme perubahan rute
Seamless MPLS yang cepat.
Traffic Engineering memanipulasi trafik agar sesuai dengan jaringan,
memindahkan trafik sehingga trafik dari link yang memiliki congestion
dipindahkan ke link yang sedang tidak digunakan.
2.7 Gambaran Arsitektur Seamless MPLS
Arsitektur Seamless MPLS terdiri dari beberapa jenis node yang terdapat di dalam
jaringannya, dimana tiap node memiliki masing-masing fungsi yang berbeda. Gambar 2.7
di bawah menunjukan arsitektur Seamless MPLS di dalam jaringan:
Gambar 2.7 Arsitektur Seamless MPLS

Gambar di atas menunjukan node-node yang membentuk jaringan


Seamless MPLS terdiri dari lima jenis nodes, yaitu:
1. Access Node (AN)
Merupakan node awal dan terakhir yang memproses paket pelanggan pada L2 atau
layer di atasnya. Contoh dari node ini adalah Digital Subscriber Line Access
Multiplexers (DSLAM), Passive Optical Network (PON), Optical Line Termination
Devices (OLT), dan Cell Site Gateways (CSG). Jenis-jenis layanan yang ada pada AN
diuraikan pada tabel di bawah.

Table 2.1 Tabel list layanan pada AN

Services Bandwidth Description

PW1 800M HIS service. Connects to the


BRAS.

PW2 200M IPTV line service. Connects to


the SP.

PW3 100M Wholesale service. Connects to


the SP BRAS.
PW4 10M Enterprise private line 1.
Connects to other DSLAMs in the
domain.

PW5 2M Enterprise private line 2. Used


for the inte-domain connection.

2. Service Node (SN)


Merupakan node yang menyediakan layanan untuk paket milik pelanggan. Contoh dari
node ini adalah L2 Provider Edge (PE) routes, L3 PE routers, Broadband Network
Gateway (BNG), video servers, Base Station Controllers, dan Media Gateway.
3. Transport Node (TN)
TN menghubungkan AN dengan SN, dan SN dengan SN. Idealnya, TN tidak memiliki
pelanggan atau layanan.
4. Border Node (BN)
Node ini memungkinkan transportasi paket antar region. Misalnya,
area border router dengan AS boundary router.
5. Service Helper (SH)
SH berfungsi sebagai pengukur layanan control plane. SH tidak memforward data
pelanggan. Contoh dari node ini adalah layanan route reflectors, policy, control
enforcers, dan session border controllers.
Node-node tersebut bisa saja memainkan peran ganda. Sebagai contoh, sebuah AN juga
dapat menjadi AN dan SN sekaligus, atau sebuah SN dapat berperan ganda menjadi
TN. Sebuah SH bisa saja tertanam di dalam SN.
2.8 Perbedaan Seamless MPLS dan Jaringan Tradisional
Gambar 2.8 di bawah ini menunjukan arsitektur jaringan tradisional yang
digunakan saat ini. Pada gambar tersebut terlihat jelas proses provisioning layanan
pada jaringan tradisional. Ada dua segmen berbeda yang terdapat pada lapisan
jaringan akses dan agregasi serta core. Segmen-segmen dalam jaringan ini
dikontrol oleh multiple control plane. Model jaringan tradisional ini menjadikan
provisioning tidak fleksibel karena penempatan topologi node-node jaringan yang
mutlak dan selama kegiatan operasional untuk melakukan troubleshooting dan fault
recovery jaringan diharuskan untuk berurusan dengan teknologi yang bermacam-
macam.

Gambar 2.8 Arsitektur Jaringan Tradisional

Sedangkan gambar 2.9 di bawah menggambarkan arsitektur jaringan seamless


MPLS end-to-end. Dimana, semua paket yang akan diforward dalam jaringan, dari awal
paket masuk ke jaringan hingga meninggalkan jaringan, didasarkan pada jaringan MPLS.
Pada gambar di bawah menunjukan bahwa pada seamless MPLS hanya terdapat satu titik
provisioning yang terdapat pada AN yang dikontrol oleh single control plane per koneksi.
Sehingga hal ini dapat meminimalkan jumlah titik provisioning layanan yang selanjutnya
memungkinkan terpisahnya arsitektur layanan dengan arsitektur jaringan.

Gambar 2.9 Arsitektur End-to-End Seamless MPLS


2.9 BGP Labeled Unicast
Selain pada skenario jaringannya, salah satu perbedaan mencolok antara MPLS
dengan Seamless MPLS adalah penggunaan BGP pada MPLS dan penggunaan BGP-LU
pada Seamless MPLS. BGP LU sendiri merupakan label signaling dan protokol routing
yang mencakup edge-to-edge atau PE-to- PE. Hop-hop dari BGP-LU tidak perlu
berdekatan seperti IBGP.
Seamless MPLS menyederhanakan control plane dengan menyediakan Label
Distribution Protocols (LDP) di akses, pra-agregasi, agregasi dan core domain dari
jaringan. Label-label informasi pada MPLS yang berada di dalam control plane dan
forwarding plane akan dengan mudah membanjiri node. [8] Dengan Seamless MPLS
permasalah ini dapat diatasi menggunakan strategi “menaklukan dan mengisolasi”.
Dimana, akses, agregasi, dan jaringan inti core masing-masing dibuat independen menjadi
domain-domain Interior Gateway Protocol (IGP) yang terisolasi. Pada Semless MPLS,
LDP digunakan untuk menyiapkan Layered Service Provider (LSP) dalam tiap domain
sedangkan BGP-LU digunakan untuk menyiapkan LSP di seluruh domain.
Pada Seamless MPLS, LDP terbatas pada area tunggal membangun hubungan
intra-area LSP , sedangkan BGP-LU terletak pada Area Border Routers (ABR) untuk
membentuk jalur LSP yang end-to-end. Untuk lebih jelasnya, ditunjukan pada gambar di
bawah :
Gambar 2.10 Arsitektur three-stack Labeled Jaringan Seamless MPLS

Tabel di bawah ini menjelaskan daftar node dan label yang ada di dalamnya.

Tabel 2.2 Tabel daftar node daftar node beserta label


Node AN UPE AGG Core-PE Core-P

Route Description Default Specific Specific Specific Specific


r IGP route routes in routes in routes in routes in
this area. this area. this area backbon

Convergen Convergen and e area.


ce route of ce route of backbone Converg
other other area. ence
areas. areas. Convergen route of

ce route of other

other areas. areas.


Typical Value 2 2000 2000 3000 1000
LDP Description Request All nodes in All nodes in All nodes in All nodes
Label on this area. All this area. All
this area. in the
demand nodes in the nodes in the
All nodes in backbon
backbone backbone area.
area. the e area.
backbone
area.
Typical Value 200 3000 3000 3000 1000
BGP Description None All nodes None Control None.
Label
layer: all
nodes
Forwardin g
layer; all
nodes in this
area.
Typical Value None 200,000 None 2000 None

(forwardin g
layer)
BAB III
PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK
3.1 Profil Tempat Kerja Praktek
PT Tali Cahaya Buana didirikan sebagai wujud kepedulian terhadap kemandirian
bangsa, karena makin banyaknya product ICT, namun bukan karya anak bangsa.
Memabangun kemandirian bukan hanya tanggung jawab pemerintah namun seluruh
elemen bangsa yang mempunyai potensi.
Bermula dari kesamaan visi dan semangat untuk menumbuh kembangkan teknologi
dengan terus menerus berinovasi, kemudian memanfaatkannya untuk menghasilkan
produk berupa solusi dan layanan terbaik.
Didukung oleh para engineer dari berbagai disiplin keilmuaan, PT Tali Cahaya Buana siap
menjadi yang terdepan dalam solusi dan layanan di bidang ICT dan Network Infrastructure
dengan reputasi global.
Visi:
Menjadi total solution system integrator terbaik dalam bidang IT di semua customer di
indonesia.
Misi:
Memberikan solusi terbaik bagi semua customer/Pelanggan dengan penerapan teknologi
informasi dan komunikasi yang tepat, efektif dan efisien.
3.2 Struktur Organisasi
Untuk struktur organisasi perusahaan dapat di lihat di gambar.

Gambar Struktur Organisasi 3.2


3.3 Metode Kerja Praktek
Berikut merupakan parameter output yang akan di observasi:
1. Switching Time
Switching time merupakan waktu yang diperlukan untuk melakukan proses switching.
2. Throughput
Throughput merupakan jumlah data yang dialirkan kedalam suatu jaringan per satuan
waktu.
3. Delay
Delay merupakan waktu rata-rata pengiriman paket dari node asal ke node tujuan.
4. Routing Table Size
Routing table size merupakan ukuran dari routing table yang digunakan oleh jaringan.
3.4 Pelaksanaan Kerja Praktek
3.4.1 Waktu
Kerja praktek dimulai sesuai dengan surat jawaban permohonan izin
kerja praktek No. SK.094/FT/KP/IX/2021 yang tertulis : Sabtu, 25 September 2021
s.d. Sabtu, 30 Oktober 2021.
3.4.2 Tempat
Pelaksanaan kerja praktek dilaksanakan di PT Tali Cahaya Buana. Jl.Jongjolong No. 25
Burangrang, Lengkong Bandung 40262.
3.5 Sistem yang di usulkan
3.5.1 Pengumpulan Data
1. Metode observasi yaitu pengumpulan data dan informasi dengan cara meninjau dan
mengamati secara langsung kegiatan di lapangan.
2. Metode wawancara; memungkinkan penulis sebagai pewawancara (interviewer) untuk
mengumpulkan data secara tatap muka langsung dengan orang yang diwawancarai
(interviewee). Hal ini membuat penulis dapat menggali permasalahan secara lebih
mendalam.
3. Studi pustaka yaitu mengumpulkan data dan informasi dengan mencari dan
memperoleh data-data yang diperlukan dari berbagai buku, jurnal, literatur, dan web
site yang berhubungan dengan materi skripsi ini.
3.5.2 Metode Pengamatan
1. Analisis
Tahap awal ini dilakukan analisa kebutuhan, analisa permasalahan yang muncul,
analisa keinginan user, dan analisa topologi jaringan yang sudah ada saat ini.
2. Design
Dari data-data yang didapatkan sebelumnya, tahap design ini akan membuat gambar
design topologi jaringan interkoneksi yang akan dibangun, diharapkan dengan gambar
ini akan memberikan gambaran seutuhnya dari kebutuhan yang ada. Design bisa
berupa design struktur topology, design akses data, design tata layout perkabelan, dan
sebagainya yang akan memberikan gambaran jelas tentang project yang akan
dibangun.
3. Simulation Prototype
Pada tahap ini penulis akan membuat dalam bentuk simulasi dengan bantuan tools
khusus di bidang network yang bersifat open source yaitu GNS3.
4. Implementasi
Penulis akan menerapkan semua yang telah direncanakan dan didesign sebelumnya
pada peralatan jaringan MPLS
3.6 Kegiatan Kerja Praktik dan Pemodelan Sistem
3.6.1 Perangkat Keras (Hardware)
Perangkat keras yang dibutuhkan pada skenario jaringan penelitian ini adalah sebagai
berikut.
Tabel 3.1 Tabel Hardware

NO ALAT TIPE JUMLAH


1 Router Alcatel 7710 SR7 3
2 Router Cisco C2600 1
3 Router Cisco C2800 1
4 Router Alcatel 7710 SR 12 1
5 Server HP Proliant DL380p 1

Gen 8
6 Traffic Generator Spirent TestCenter 1

& Traffic Analyzer (STC) SPT-9000A


7 PC Lenovo U430p 1

Keterangan :
 Router digunakan sebagai node penyusun dan penghubung jaringan. Setiap domain
terdiri dari dua router dimana router tersebut membentuk jaringan metro Ethernet
berbasis MPLS.
 Traffic generator dan traffic analyzer digunakan untuk menyuntik aliran trafik ke
dalam jaringan.
 PC digunakan ketika konfigurasi dan meng-capture data.
Gambar 3.1 Router Alcatel-Lucent 7710 SR-c12

Gambar 3.2 Router Cisco 2800


BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Perangkat Lunak (Software)
Pada penelitian ini juga digunakan perangkat lunak yaitu :

Tabel 4.1 Software

NO SOFTWARE KETERANGANG

1 IOS Router Mikrotik ccr

2 GNS3 GNS3 1.2 64 bit

4 Solariwin Solariwin 1.2 64 bit

5 Operating System (OS) Windows 10 64 bit

7 Wireshark Wireshark 1.12 64 bit

8 Virtualbox Virtualbox Workstation

6.1.32 64 bit

9 GNS3 GNS3 1.2 64 bit

Keterangan :
 IOS Mikrotik merupakan operating system yang digunakan oleh perangkat
 Wireshark merupakan software yang digunakan untuk meng-capture data hasil skenario.
 Virtualbox digunakan untuk menjalankan sistem operasi tambahan pada sistem operasi
utama.
 GNS3 digunakan sebagai emulator untuk melakukan simulasi jaringan.
4.2 Perancangan Gns3 Simulator
Untuk dapat masuk mengkonfigurasi router, hal yang harus dilakukan adalah.
1. Install Virtualbox
2. Pastikan IOS router mikrotik udah di install di Virtualbox
3. Sambungkan Virtualbox ke Gns3
4. Buka Gns3 dan runing Virtualbox pada General Preferences pada Virtualbox
Vms

Gambar Gns3 4.2


5. Setelah semua diisi dengan benar klik Open untuk membuka panel
Konfigurasi pada router.

Gambar Gns3 configurasi 4.3


6. Setelah panel muncul, tahapan setiap router siap di configurasi.

Gambar 4.2 Konfigurasi Router dengan Gns3

4.3 Perancangan MPLS dengan Emulator

1. Membuat topologi yang akan disimulasikan

Gambar 4.3 Topologi MPLS pada GNS3


2. Topologi MPLS ini terdiri dari node GNS3 tidak dapat memunculkan konfigurasi
utuh maka berikut penulis lampirkan konfigurasi dari catatan yang penulis buat
selama kerja praktik ini.

/ip address
add address=100.0.255.1/30 interface=ether1
add address=100.0.255.5/30 interface=ether2
add address=100.1.0.254/24 interface=ether3

/ip address
add address=100.0.255.6/30 interface=ether1
add address=100.0.255.9/30 interface=ether2
add address=100.2.0.254/24 interface=ether3

/ip address
add address=100.0.255.10/30 interface=ether1
add address=100.0.255.2/30 interface=ether2
add address=100.3.0.254/24 interface=ether3

Routing Dinamis
/routing ospf
set distribute-default=never redistribute-connected=as-type-1 router-
id=100.255.255.1
/routing ospf network
add area=backbone network=100.0.255.0/30
add area=backbone network=100.0.255.4/30
add area=backbone network=100.1.0.0/24

/routing ospf
set distribute-default=never redistribute-connected=as-type-1 router-
id=100.255.255.2
/routing ospf network
add area=backbone network=100.0.255.8/30
add area=backbone network=100.0.255.4/30
add area=backbone network=100.2.0.0/24
/routing ospf
set distribute-default=never redistribute-connected=as-type-1 router-
id=100.255.255.3
/routing ospf network
add area=backbone network=100.0.255.0/30
add area=backbone network=100.0.255.8/30
add area=backbone network=100.3.0.0/24

3. Setelah dikonfigurasi kita dapat mengecek topologi dengan menggunakan perintah


traceroute seperti gambar 4.6 di bawah ini.

Gambar 4.6 Traceroute


BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari kegiatan kerja praktik kali ini yaitu :
 Seamless MPLS merupakan teknologi yang dapat membantu menggabungkan
arsitektur jaringan antar provider yang berbeda AS border tanpa harus
mengkonfigurasi ulang seluruh perangkat.
 Dibutuhkan kerja keras yang besar, perangkat yang memadai serta kerjasama yang
baik antar team dalam melakukan sebuah riset.
 Banyak sekali pelajaran yang penulis dapatkan yang tidak didapatkan selama jam
perkuliahan.
5.2 Saran
Saran yang penulis ambil sesuai dengan pengalaman kerja praktik kemarin adalah :
 Kampus ikut andil dalam menjalin hubungan dengan instansi/perusahaan yang
kira-kira akan dijadikan tempat kerja praktik mahasiswa.
 Kampus mengumumkan jadwal presentasi minimal 2-3 minggu sebelum
presentasi.
 Perusahaan sebaiknya menambah jumlah perangkat yang ada.
 Perusahaan dapat lebih ketat lagi dalam mengawasi mahasiswa kerja praktik
terutama dalam masalah absensi.
 Mahasiswa diberikan list rekomendasi perusahaan yang kiranya sesuai dan bisa
dijadikan tempat kerja praktik.
DAFTAR PUSTAKA

[1] L. D. Paulson, "Using MPLS to Unify Multiple Network Types," 2004.


[2] R. Munadi, Teknik Switching, Bandung: Informatika, 2009.
[3] J. S. Choi, "Design and Implementation of a Stateful PCE-Based
Unified Control and Management Framework for Carrier-Grade
MPLS-TP Networks," Journal of Lightwave Technology, vol. 34, no.
3, 2016.

[4] Juniper Networks, Inc, "Building Multi-Generation Scalable Networks with


End-to-end MPLS," 2012.
[5] Juniper Networks, Inc., "Network Scaling with BGP Labeled
Unicast," p. 12, 2010.

[6] V. Murthy, S. Kulur and I. Ganesan, "Labeled BGP in


Seamless MPLS Architecture," 22 April 2015.

[7] Y. Rekhter and E. Rosen, "Carrying Label Information in BGP-4," RFC 3107.
[8] E. Rosen and Y. Rekhter, "BGP/MPLS IP Virtual Private Networks (VPNs),"
RFC 4364.
Lampiran
Kartu Bimbingan
Lampiran Surat Keterangan di Terima KP
Lampiran Data Kehadiran Peserta KP
Lampiran Penilaian KP
Lampiran Penilain Praktek KP

Anda mungkin juga menyukai