Anda di halaman 1dari 75

LAPORAN PROPELLER DAN SISTEM PERPOROSAN

LAPORAN
TUGAS PROPELLER DAN SISTEM
PERPOROSAN
ME 091318
SEMESTER Ganjil 2010/2011
NAMA MAHASISWA : Bagus Wahyu
Setyawan
NOMOR POKOK : 4208 100 066
DOSEN PEMBIMBING : Dr Trika Pitana
ST. M.Sc
JURUSAN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH
NOPEMBER
MV ARINPIYO (4208100066)
LAPORAN PROPELLER DAN SISTEM PERPOROSAN
SURABAYA
2011
PERNYATAAN
Demi TUHAN saya bersumpah bahwa :
1. Saya mengerjakan dan menyelesaikan Tugas Rencana Garis
ini dengan usaha dan jerih payah saya sendiri.
2. Saya, baik dengan sengaja atau tidak, tidak menduplikasi semua atau
sebagian pekerjaan Tugas Rencana Garis dari orang lain.
2. Saya, baik dengan sengaja atau tidak, tidak akan
memberikan duplikasi semua atau sebagian pekerjaan Tugas
Rencana Garis saya kepada orang lain.
Surabaya, 13
Januari 2011
Dosen Pembimbing, Mahasiswa,
Dr Trika Pitana ST . M .Sc
NIP. 1976 0129 2001 12
1001
Bagus Wahyu S
NRP. 4208 100 066
Mengetahui,
Koordinator Tugas Perancangan propeller dan sistem Perporosan
MV ARINPIYO (4208100066)
LAPORAN PROPELLER DAN SISTEM PERPOROSAN
Ir. Agus Santoso, M.Sc, M.Phil
NIP. 1968 0928 1991 02 1000
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena atas ridha dan rahmat-Nya laporan yang berjudul Laporan Tugas
Rencana Garis ini dapat diselesaikan.
Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Tugas
Rencana Garis (ME091318) Jurusan Teknik Sistem Perkapalan Fakultas
Teknologi Kelautan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya. Dalam
proses penyusunan laporan ini penulis telah mendapatkan dukungan dan
bantuan dari berbagai pihak sehingga penulispun mengucapkan terima
kasih khususnya kepada :
1. Ayah dan ibu yang selalu memberi dukungan fisik dan spiritual
hingga tugas dan laporan ini dapat diselesaikan.
2. Bapak Ir. H. Agoes Santoso MSc. Mphil. selaku koordinator dan
Bapak Dr Trika Pitana ST M.Sc selaku dosen pembimbing mata
kuliah Design II: Tugas Propeller dan system perporosan yang telah
memberikan pengarahan dalam perkuliahan dan pegerjaan tugas
ini.
3. Para pengurus Laboratorium design dan manufactur 3D JTSP yang
telah memfasilitasi penulis selama proses pengerjaan tugas ini.
4. Teman-temanku Bireme 08 yang telah berkenan untuk saling
berbagi informasi dalam perkuliahan dan perngerjaan tugas ini.
5. Pihak lain yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu.
Akhirnya penulis berharap semoga laporan kami dapat bermanfaat
bagi pembaca.
Surabaya, 13 Januari 2011
MV ARINPIYO (4208100066)
LAPORAN PROPELLER DAN SISTEM PERPOROSAN
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
Bukanlah sebuah rahasia lagi bahwa Indonesia adalah negara yang
terdiri dari kepulauan dan perairan sehingga kontribusi sumber daya
manusia pada bidang maritim sangatlah dibutuhkan demi kemajuan
nusantara kita khususnya di bidang transportasi. Kapal adalah salah satu
transportasi air yang banyak digunakan untuk melintasi daerah yang
terpisahkan oleh perairan. Sebuah kapal berjalan dengan menggunakan
suatu daya dorong yang dalam istilahnya disebut sebagai thrust. Daya
dorong tersebut dihasilkan oleh suatu motor atau engine yang
ditransmisikan melalui suatu poros (sistem transmisi yang banyak
digunakan) kemudian daya tersebut disalurkan ke propeller. Daya dorong
yang ditransmisikan tersebut dalam menggerakkan kapal akan sangat
dipengaruhi oleh bagaimana kita mendesain propeller itu sendiri. Semakin
baik desainnya baik dari segi bentuk, effisiensi, jumlah daun, dan lain
sebagainya maka akan semakin besar daya dorong yang akan dihasilkan.
Dan tujuan dari tugas desain propeller dan perporosan adalah untuk
mengetahui langkah-langkah dalam mendesain sebuah alat propulsor
pada kapal dengan performa seefisien mungkin.
Dalam mengerjakan tugas desain propeller dan perporosan ini
pertama-tama kita harus tahu dulu ukuran utama daripada kapal yang
akan ditentukan atau direncanakan propellernya tersebut. Kemudian dari
data itu kita menghitung tahanan total dari kapal. Dalam laporan ini
metode yang digunakan untuk menghitung tahanan total kapal adalah
metode Holtrop
MV ARINPIYO (4208100066)
LAPORAN PROPELLER DAN SISTEM PERPOROSAN
Pada tahap kedua adalah menghitung daya engine (BHP) yaitu daya
mesin yang nantinya ditransmisikan ke propeller untuk menghasilkan
daya dorong. Langkah berikutnya dalah memilih engine yang tepat untuk
menghasilkan BHP seperti yang diinginkan dan menghasilkan kecepatan
kapal yang sesuai dengan rencana yang telah dibuat.
Langkah selanjutnya adalah memilih propeller caranya dengan
menentukan ratio daripada reduktion gear kemudian menentukan berapa
kecepatan putaran propeller yang sesuai dengan reduktion gear tersebut.
Kemudian dibandingkan hasilnya antara beberapa kecepatan propeller
tersebut dan diambil yang paling effisien, diameternya memenuhi aturan
dari Biro Klasifikasi Indonesia dan memenuhi sarat kavitasi. Dalam
menentukan atau mendapatkan perhitungan tersebut adalah dengan
menggunakan Bp - diagram.
Langkah selanjutnya adalah menghitung Engine Propeller Matching
(EPM), yaitu mencocokkan antara propeller dengan mesin yang di
gunakan, setelah itu melakukan perhitungan propeller serta melakukan
perencanaan poros propeller.
Dalam perencanaan poros data yang diperlukan adalah besarnya
daya yang ditransmisikan ke propeller yang disebut dengan SHP dan
besarnya torsi yang diterima oleh poros tersebut. Karena propeller ini
menembus badan kapal maka diperlukan suatu alat yang berfungsi untuk
mengurangi air yang masuk ke dalam kapal. Alat tersebut biasa
dinamakan dengan stern tube. Sehingga untuk langkah selanjutnya adalah
menghitung atau merencanakan stern tube.
Dalam laporan ini juga akan dihitung mengenai perencanaan boss
propeller, kopling, tebal bantalan, pasak, tebal bantalan, stern post,
intermediate shaft serta kopling penghubung antara poros propeller dan
poros intermediate.
Jenis pelumasan dari stern tube yang digunakan dalam perencanaan
perporosan ini adalah sistem pelumasan minyak.
MV ARINPIYO (4208100066)
LAPORAN PROPELLER DAN SISTEM PERPOROSAN
BAB II
PERHITUNGAN TAHANAN DAN PEMILIHAN MESIN
Langkah-Langkah Pengerjaan Tugas Gambar
1. Pemilihan motor penggerak utama
Perhitungan tahanan kapal.
Perhitungan daya motor penggerak utama kapal.
Pemilihan motor penggerak utama kapal.
2. Perhitungan dan penentuan type propeler.
Perhitungan type propeller
Perhitungan kavitasi
Perhitungan dimensi gambar propeler
3. Perhitungan dan penentuan sistem perporosan
Perhitungan diameter poros propeller
Perhitungan perlengkapan propeller
MV ARINPIYO (4208100066)
LAPORAN PROPELLER DAN SISTEM PERPOROSAN
Tujuan dari pemilihan motor penggerak utama kapal adalah menentukan
jenis serta type dari motor penggerak utama kapal yang sesuai dengan
kebutuhan kapal. Kebutuhan ini didasarkan dari besarnya tahanan kapal
yang diakibatkan oleh beberapa faktor diantaranya dimensi utama kapal
serta kecepatan dan rute kapal yang diinginkan.
Langkah langkah dalam pemilihan motor penggerak utama kapal antara
lain :
1. Menghitung besarnya tahanan kapal.
2. Menghitung besarnya kebutuhan daya motor penggerak utama
kapal.
3. Menentukan jenis dan type dari motor penggerak utama kapal.
II.1 PERHITUNGAN TAHANAN KAPAL
komponen tahanan yang terjadi antara lain :
1. Tahanan Gesek
2. Tahanan Sisa
3. Tahanan Viskos
4. Tahanan Tekanan
5. Tahanan Tekanan Viskos
6. Tahanan Gelombang
7. Tahanan Tekanan Gelombang
8. Tahanan Pemecahan Gelombang
9. Tahanan Semprotan
Sebagai tambahan dari komponen diatas, beberapa tahanan
tambahan perlu disebutkan, yaitu:
MV ARINPIYO (4208100066)
LAPORAN PROPELLER DAN SISTEM PERPOROSAN
1. Tahanan Anggota Badan
2. Tahanan Kekasaran
3. Tahanan Udara
4. Tahanan Kemudi
Pada perhitungan untuk mencari tahanan kapal dipakai data-data
ukuran utama kapal, rumus-rumus perhitungan,tabel, dan diagram.
Metode perhitungan yang digunakan adalah metode Holtrop.
DATA KAPAL
1. Nama : MV. ARINPIYO
2. Tipe : General Cargo
3. Dimensi :
a. L
WL
: 127.92 meter
b. L
PP
: 123 meter
c. B : 19.86 meter
d. H : 8.8 meter
e. T : 6.8 meter
f. C
P
: 0,65
g. Cb : 0,63
h. V
S
: 14.9 knot
4. Rute Pelayaran : Surabaya Hongkong
Penentuan Dimensi Kapal
Perhitungan daya kapal dengan menggunakan metode harvald
terdiri dari dua komponen tahana utama yaitu tahanan pada permukaan
kapal diatas sarat air (draft) yang dipengaruhi oleh luasan bangunan atas
kapal dan tahan akibat permukaan dibawah sarat air yang dipengaruhi
oleh luasan permukaan basah kapal. Tahanan kapal total adalah
penjumlahan dari kedua tahanan tersebut. Sedangkan untuk pengaruh
MV ARINPIYO (4208100066)
LAPORAN PROPELLER DAN SISTEM PERPOROSAN
yang lain seperti gelombang, kekasaran permukaan dan sebagainya
diberikan kelonggaran-kelonggaran pada penambahan sea margin dan
engine margin kapal.
2.2 UNIT dan SIMBOL
2.2.1.1 DIMENSI UTAMA
B Breadth
H Depth
T Draft
T
F
Draught on fore perpendicular
T
A
draught on after perpendiculer
L
PP
Length between perpendicular
L
DISP
Length of displacement
L
WL
Length on water line
L
OA
Length over all
V
S
Service speed
V
T
Trial speed
L
CB
Longitudinal center of bouyancy
2.1.1.2 KOEFISIEN UTAMA
C
W
Water plane coefficient
C
M
Midship coefficient
C
B
Block coeeficient
C
P
Prismatic coefficient
2.1.1.3 TAHANAN METODE HOLTROP
R
n
Reynold number
C
F
friction coefficient
F
n
Froude number
C
STERN
Stern shape parameter
MV ARINPIYO (4208100066)
LAPORAN PROPELLER DAN SISTEM PERPOROSAN
(1+K
1
) Form factor of the hull
S Wetted surface area
R
F
(1+K
1
) Viscous resistance
D
BOSS
Boss diameter
S
BOSS
Boss area
S
KEMUDI
Rudder area
S
APP
Appendage surface area
(1+K
2
)
eq
appendage resistance factor
R
APP
Appendage resistance
iE Half angle of entrance
h
B
Position of the centre of the transverse area ABT above
the keel
R
W
Wave resistance
P
B
Measure of the emmergence of the bow
F
ni
Froude number based on bulb immersion
R
B
Additional pressure resistance of bulbous bow near the
water
F
nT
Froude number based on transom immersion
R
TR
Additional pressure resistance due to transom
immersion
C
A
Correlation allowance coefficient
R
A
Model ship correlatIon resistance
Algoritma Perhitungan Tahanan Kapal
Algoritma dari perhitungan tahanan kapal adalah sebagai berikut:
MV ARINPIYO (4208100066)
LAPORAN PROPELLER DAN SISTEM PERPOROSAN
1. Menghitung Displacement
2. Menghitung Luas Permukaan Basah
3. Menghitung Froude Number
4. Menghitung Koefisien Tahanan Gesek
5. Menghitung Koefisien Tahanan Sisa
6. Menghitung Tahanan Tambahan
7. Menghitung Koefisien Tahanan Udara dan Tahanan Kemudi
8. Menghitung Koefisien Tahanan Total
9. Menghitung Tahanan Total Kapal
10. Menghitung Tahanan Dinas Kapal
MV ARINPIYO (4208100066)
LAPORAN PROPELLER DAN SISTEM PERPOROSAN
variabel
Perhitungan
Rumus Asumsi Nilai Keterangan

1. NILAI VOL.
DISPLA- = Lwl x B x T x Cbwl -
10901,
03 m
3

CEMENT ()

2
PERHITUNGAN
DIS- = Lwl x B x T x Cbwl x =
1,02
5
ton/m^
3
11173,
56 ton
PLACEMENT
102
5 kg/m^3

1,99
03 lb-sec^2/ft^4


METODE
PERHITUNG-
AN HOLTROP

1. TAHANAN
GESEK 45,33
(ITTC
Formula)

Cstern = 0

Mencari nilai Cstern afterbody form untuk bentuk
C14 adalah nilai
khusus dari
MV ARINPIYO (4208100066)
LAPORAN PROPELLER DAN SISTEM PERPOROSAN
C-stern -25 barge shaped form
normal
:
bentuk buritan
kapal.
-10 V-shaped sections
Koefisien Cstern
(principle of
0
normal shape of
after body
C14=
1 +
0.011
Cstern
naval architecture,
vol:II, 91


1,1808
38




MV ARINPIYO (4208100066)
LAPORAN PROPELLER DAN SISTEM PERPOROSAN
variabel
Perhitungan
Rumus Asumsi Nilai Keterangan


S
= 3160,858



Mencari nilai Rn.
Rn = (Vs x
Lwl)/u = 1,19E-06
Rn
= 769765121

Mencari Cf = 0.075 / (Log10 Rn -2 )
2

Cf
= 0,0015815
(koefisien
friction) SEHINGGA

Rf(1+k1)
=
0.5V^2Cf(1+
k1)S = 154,69286


2. MENCARI
NILAI DARI
APPENDAGE
RESISTANT
MV ARINPIYO (4208100066)
LAPORAN PROPELLER DAN SISTEM PERPOROSAN
(RAPP)







Mencari nilai Sapp DBOSS = 0.12 x T
DBOSS
= 0,816
SBOSS = 1.5 SBOSS =
3,13903
54

SKEMUDI
=
c1.c2.c3.c4(1.75.L.T
/100)
SKEMUDI
=
15,2224
8

diman
a :
c1 = untuk faktor tipe kapal
= 1.0 untuk kapal umum
=
0.9 untuk bulk carier dan tanker dengan
displacement >50.000 ton
= 1.7 untuk tug dan trawler
c2 = untuk faktor tipe rudder
= 1.0 untuk kapal umum
= 0.9 semi spade rudder
= 0.8 untuk double rudder
= 0.7 untuk high lift rudder
c3 = untuk faktor profil rudder
= 1.0 untuk NACA-profil dan plat rudder
MV ARINPIYO (4208100066)
LAPORAN PROPELLER DAN SISTEM PERPOROSAN
= 0.8 untuk hollow profil
c4 = untuk rudder arrangement
= 1.0 untuk rudder in the propeller jet
= 1.5 untuk rudder outside the propeller jet
S APP
=
SBOSS +
SKEMUDI
S APP
=
18,3615
15

type of
appendage SAPP
1 +
K2
(1+k2)
SAPP

rudde
r
15,222
48 1,5
22,833
72

bossi
ng
3,1390
35 2
6,2780
71

18,361
52 3,5
29,111
79


(1+k2
) =
1,58547
87


MAKA RAPP =
RAPP
=
1,00027
82

MV ARINPIYO (4208100066)
LAPORAN PROPELLER DAN SISTEM PERPOROSAN
variabel
Perhitungan
Rumus Asumsi Nilai Keterangan

3. MENCARI
NILAI Fn = Vs/(gxLwl)^0.5
Fn
=
0,201960
9
WAVE
RESISTANT(R
W)
C7 = B/L
C7
= 0,155



iE
=
18,54665
8


C1 C1 =
2223105 C7
3.78613
(T/B)
1.07961
(90-iE)
-
1.37566

1,702566
8

C3 C3 =
0.56 ABT
1.5
/ { B T (0.31(ABT) +TF-
hB)} 0

C2 C2 = exp(-1.89(C3)) 1

C5 C5 = 1-0.8 AT / (B T CM) 1

0,746667
4
1.446 CP - 0.03 L/B
MV ARINPIYO (4208100066)
LAPORAN PROPELLER DAN SISTEM PERPOROSAN

d
= -0,9
C16 C16 =
8.07981 CP - 13.8673 CP
2
+
6.984388 CP
4

1,311029
8

m1 m1 =
0.0140407 L/T - 1.75254
1/3
/L
-4.79323 B/L - C16
-
2,094838
2

C15 =
-
1,69385

m2=
C15 CP
2
exp (-
0.1Fn
-2
)
-
0,06165
19

MV ARINPIYO (4208100066)
LAPORAN PROPELLER DAN SISTEM PERPOROSAN
variabel
Perhitungan
Rumus Asumsi Nilai Keterangan

Tahanan
GELOMBANG
Rw
=
26,2748
85

4. Additional
Pressure
Resistance of
Bulbous
Bow near the
Water
Karena kapal tidak
mema-
surface (Rb)
Rb
= 0
kai bulbous
bow

5. Additional
pressure
resistant due
transome im-
RTR
= 0
Karena kapal tidak
transome
MV ARINPIYO (4208100066)
LAPORAN PROPELLER DAN SISTEM PERPOROSAN
mersion. (RTR)

6. Model ship
corre-
lation resistant.
(RA)

Mencari nilai Tf/L Tf/L
Tf/L
=
0,05315
82

Nilai C4
C4
= 0,04

Mencari nilai CA
0.006 ( L + 100 )
-0.16
-
0.00205 + CA =
0,00046
71

0.003 ( L / 7.5 ) CB4 C2
( 0.04 - C4 )

Maka nilai RA
adalah RA =
38,6934
9


i. NILAI
TAHANAN TOTAL RT =
220,661
51
(RT) RF (1+K1) + RAPP + RW
MV ARINPIYO (4208100066)
LAPORAN PROPELLER DAN SISTEM PERPOROSAN
+ RB +

RTR +
RA
variabel
Perhitungan
Rumus Asumsi Nilai Keterangan

Dari nilai Rt diatas terdapat penambahan tahanan lagi dikarenakan
rute pelayaran
yang akan dipilih,penambahan tahanan ini tergantung dari daerah rute
pelayaran
kita :
Jalur pelayaran Atlantik utara, ke timur, untuk musim panas 15% dan
musim dingin 20%.
Jalur pelayaran Atlantik Utara, ke barat, untuk musim panas 20%
dan musim dingin 30%.
Jalur pelayaran Pasifik, 15 - 30 %.
Jalur pelayaran Atlantik selatan dan Australia, 12 - 18 %
MV ARINPIYO (4208100066)
LAPORAN PROPELLER DAN SISTEM PERPOROSAN
Jalur pelayaran Asia Timur, 15 - 20 %

Dalam hal ini dipilih pelayaran asia timur , karena rute pelayaran kapal
adalah
Surabaya -Hongkong dan saya asumsikan bahwa kondisi perairan
dalam kondisi
yang ideal, sehingga didapat tahanan dinas (RT DINAS)

RT DINAS = RT DINAS =
( 1 +
15%)
RT
Karena rute pelayaran
Sura-
RT
DINAS
=
253,760
74

baya-Hongkong, maka
diguna-
kan 15-20%

variabel
Perhitungan
Rumus Asumsi Nilai Keterangan

Menghitung
perkiraan Dmaks = 2/3 x TA
DMAKS
=
4,53333
33 Dalam meter
diameter propeller.
MV ARINPIYO (4208100066)
LAPORAN PROPELLER DAN SISTEM PERPOROSAN
(DMAKS)
Menghitung
Wake fric-
tion
Mencari nilai C8 B/TA
B/TA
=
2,92058
82
C8 = B x S / L x D x TA C8 =
15,9191
26

Mencari nilai C9 B.S./(LDT) Jika B/T<5 C9=
15,9191
26

maka
15.91913<28

Mencari nilai C11 TA/D Jika TA<2 1,5


menghitung nilai
C19 0,18567/(1,3571-CM)-
0,04423
9

0,71276+0,38
648Cp)

Menghitung nilai
c20 1+0.015 Cstern 1

Mencari nilai Cp1 1,45Cp-0,315-0,0225lcb 0,62345

mencari Cv (1+k)CF+CA
0,00233
47

MV ARINPIYO (4208100066)
LAPORAN PROPELLER DAN SISTEM PERPOROSAN

variabel
Perhitungan
Rumus Asumsi Nilai Keterangan

NILAI W




0,26505
8

MV ARINPIYO (4208100066)
LAPORAN PROPELLER DAN SISTEM PERPOROSAN


Menghitung trust
0.25014 ( B/L )
0.2896
(( B.T ) /
0,19017
9
deducton factor
(T)
D )0.2646 / (1 - CP +
0.0225 lcb )

0.01762 +
0.0015

MENGHITUNG
KOEFISI-
EN PROPUSI

A.Efisiensi relatif
Harga rr untuk kapal
dengan
rr
= 1,05
rotatif propeller tipe single screw
berkisar antara

1.02 1.05. Pada
perencanaan

propeller dan tabung
poros
propeller ini

diambil harga rr sebesar
1.05.

b. Efisiensi
Propulsif (o)
Yaitu open water
efficiency, 55%
effiesinsi dari propeller

pada saat
dilakukan
open water test efisiensi
MV ARINPIYO (4208100066)
LAPORAN PROPELLER DAN SISTEM PERPOROSAN

propulsi antara 50-60%,
maka
daimbil 55%
variabel
Perhitungan
Rumus Asumsi Nilai Keterangan

MV ARINPIYO (4208100066)
LAPORAN PROPELLER DAN SISTEM PERPOROSAN
c. Efisiensi
Lambung (H)

H = (1 t) /
(1 w) 1,1018842

d.koefisien
propulsive
Pc = rr x o
x H 0,6363381
(Pc)
PERHITUNGAN
DAYA
EHP
=
Rt(DINAS) x
Vs [2] 1814,571
EFEKTIF KAPAL
(EHP)

MENGHITUNG
DHP
DHP = EHP
/ Pc 2851,5829

MENGHITUNG
DAYA
THP
=
EHP /
h 1646,7891
DORONG

MENGHITUNG
SHP
DHP
/
s
b
Untuk kamar mesin
ditengah, 2909,7784

akan mendapatkan loses
3%,
sedangkan dibelakang 2%

MENGHITUNG
BHP
A. BHP scr
BHPsc
r= SHP / G
pada kapal tidak
mengguna
kan gigi reduksi tunggal
MV ARINPIYO (4208100066)
LAPORAN PROPELLER DAN SISTEM PERPOROSAN
de
ngan losses 2% arah maju
dan 1% arah mundur

dan nilai G
=1 2909,7784
variabel
Perhitungan
Rumus Asumsi Nilai Keterangan

BHPmcr
Besarnya daya motor
peng-
gerak utama (BHP) adalah

daya keluaran pada
pelayaran

normal/ SCR (service
continue
rating) besarnya 85% dari
BHPm
cr =
3423,26
87 HP
daya keluaran maksimum

2517,81
42 KW


PEMILIHAN MESIN
Karena daya keuaran (BHPmcr) sebesar 2517.814 KW, maka akan dipilih mesin yang powernya mendekati
MV ARINPIYO (4208100066)
LAPORAN PROPELLER DAN SISTEM PERPOROSAN
nilai BHPmcr, maka pada kapal MV. ARINPIYO ini akan digunakan mesin :
TYPE MESIN : L 35 MC MAN B&W
JUMLAH CYLINDER : 4
RPM : 210 PUTARAN/MIN
BORE : 350 mm
STROKE : 1050 mm
M.E.P. : 18.4 bar
SFOC : 177 gr/KWH
DAYA max : 2600 KW
PEMILIHAN PROPELLER
DETAIL PERHITUNGAN
1. ) PERHITUNGAN DAYA-DAYA KAPAL
DAYA FORMULA kW HP
BHP MCR 2552,731
3470,7423
52
BHP SCR
BHP MCR
x e/m 2909,778
3956,1903
47
SHP
BHP SCR
x G
2851,5824
4
3877,0665
4
DHP
SHP x
sb
2794,5507
91
3799,5252
09
EHP DHP x c
1866,1690
4
2537,2794
57
THP EHP/H
2208,4110
08
3002,5982
43
MV ARINPIYO (4208100066)
LAPORAN PROPELLER DAN SISTEM PERPOROSAN
1) Memilih propeller dengan metode BP -
Pembacaan grafik Bp dilakukan untuk memperoleh nilai P/D dan 1/J0. sebelum membaca grafik, terlebih
dahulu dihitung nilai dari Bp 1739 . 0 , nilai inilah yang akan menjadi patokan dalam pembacaan grafik.
Cara pembacaan grafik adalah dengan menarik garis lurus keatas dari nilai Bp 1739 . 0 yang sudah
dihitung sampai memotong garis lengkung memanjang. Kemudian dari perpotongan ini ditarik garis lurus
horizontal sehingga diperoleh nilai P/D. Untuk mengetahui nilai 1/J0 maka dari perpotongan tadi dibuat
garis melengkung yang serupa dengan garis melengkung yang terdekat.
Nilai 1/J0 digunakan untuk menghitung koefisien advance (0) yang digunakan untuk menghitung
coefficient advance.

MV ARINPIYO (4208100066)
LAPORAN PROPELLER DAN SISTEM PERPOROSAN
Gambar : Bp Diagarm
MV ARINPIYO (4208100066)
LAPORAN PROPELLER DAN SISTEM PERPOROSAN
Dari pembacaan grafik didapatkan nilai P/D
O
dan 1/J
O
a)
O
= (1/J
O
) / 0.009875
b) D
O
=
O
(V
a
/N)
c) D
B
= 0.95 D
O
d) Syarat pertama dalam pemilihan propeller yaitu jika D
b
< D
max
e)
B
= D
B
(V
a
/N)
f) 1/J
B
=
B
x 0.009875
Setelah nilai 1/J
B
didapatkan, maka kembali pada pembacaan
grafik akan didapatkan nilai P / D
B
dan
Setelah nilai dari 1/J
b
diketahui, maka pembacaan grafik Bp
dapat dilakukan dengan berpatokan pada nilai tersebut. Cara
pembacaan grafik adalah dengan menarik garis lengkung
dari 1/J
b
pada grafik menurut garis yang terdekat sampai
memotong garis lengkung. Kemudian dari perpotongan ini
ditarik garis lurus horizontal sehingga diperoleh nilai P/D
b
.
Untuk mengetahui nilai dari propeller maka dari
perpotongan tadi ditarik garis lengkung sejajar dengan grafik
effisiensi yang terdekat sehingga didapatkan nya.
2) Menghitung kavitasi
Kavitasi adalah peristiwa munculnya gelembung gelembung
uap air pada permukaan daun propeller yang mana disebabkan
oleh perbedaan tekanan yang besar pada tekanan pada back
dan tekanan yang terjadi pada face. Peristiwa kavitasi ini sangat
merugikan bagi propeller karena gelembung gelembung uap air
yang muncul dapat bersifat korosif dan mengikis permukaan
daun propeller, sehingga mengakibatkan menurunnya effisiensi
propeller karena kerusakan pada propeller itu sendiri.
MV ARINPIYO (4208100066)
LAPORAN PROPELLER DAN SISTEM PERPOROSAN
Perhitungan kavitasi sangat perlu dilakukan untuk memastikan
bahwa propeller yang dipakai bebas dari kerusakan yang
disebabkan oleh proses kavitasi yang terjadi pada daun
propeller. Diagram yang digunakan dalam perhitungan kavitasi
adalah diagram Burril. Sebelum membaca diagram Burril.
a) A
O
Disk Area / Area of tip circle
A
O
= ( D/2 )
2
b) A
e
= A
O
x (A
e
/A
O
)
c) A
P
Projected Area of blade
A
P
= A
D
x ( 1.067 0.229 x P/D)
d) V
r
2
= V
a
2
+ ( 0.7 n D)
2
e) T Thrust
T = EHP / ((1-t) V
S
)
C = T / ( AP 0.5 V
r
2
)
f) 0.7R Local cavitation number
0.7R =(188.2+(19.62 x H))/(V
a
2
+(4.836 x (N
2
) x (Db x
0.3048)
2
))
g) Dari pembacaan Burrils diagram maka akan didapatkan
nilai C
(Ship Resistance and propulsion, page 30)
MV ARINPIYO (4208100066)
LAPORAN PROPELLER DAN SISTEM PERPOROSAN
B4-40 B4-55 B4-70 B4-85 B4-100 B5-45 B5-60
1 SHP HP
3877,0665
4
3877,0665
4
3877,066
54
3877,066
54
3877,066
54
3877,066
54
3877,066
54
2 DHP HP
3799,5252
09
3799,5252
09
3799,525
209
3799,525
209
3799,525
209
3799,525
209
3799,525
209
3 W 0,265 0,265 0,265 0,265 0,265 0,265 0,265
4 T 0,19 0,19 0,19 0,19 0,19 0,19 0,19
5 Vs knot 14,9 14,9 14,9 14,9 14,9 14,9 14,9
6 Va knot 10,9515 10,9515 10,9515 10,9515 10,9515 10,9515 10,9515
7 Ne RPM 210 210 210 210 210 210 210
8 Ratio 1 1 1 1 1 1 1
9 Np RPM 210 210 210 210 210 210 210
10 Bp1
32,944802
12
32,944802
12
32,94480
212
32,94480
212
32,94480
212
32,94480
212
32,94480
212
11 0,1739Bp1
0,9981436
17
0,9981436
17
0,998143
617
0,998143
617
0,998143
617
0,998143
617
0,998143
617
12 1/Jo 2,17 2,2 2,11 2,275 2,19 2,28 2,3
13 P/Do 0,74 0,73 0,75 0,775 0,83 0,75 0,74
14 o
219,74683
54
222,78481
01
213,6708
861
230,3797
468
221,7721
519
230,8860
759
232,9113
924
15 Do feet
11,459797
47
11,618227
85
11,14293
671
12,01430
38
11,56541
772
12,04070
886
12,14632
911
16 DB meter
3,3182989
55
3,3641740
56
3,226548
753
3,478861
808
3,348882
355
3,486507
658
3,517091
058
17 DMAX meter
4,5333333
33
4,5333333
33
4,533333
333
4,533333
333
4,533333
333
4,533333
333
4,533333
333
18 DB<DMAX YES YES YES YES YES YES YES
19 B feet
208,75949
37
211,64556
96
202,9873
418
218,8607
595
210,6835
443
219,3417
722
221,2658
228
MV ARINPIYO (4208100066)
LAPORAN PROPELLER DAN SISTEM PERPOROSAN
20 1/JB 2,0615 2,09 2,0045 2,16125 2,0805 2,166 2,185
21 P/DB 0,84 0,82 0,88 0,865 0,92 0,86 0,83
22 0,566 0,565 0,55 0,515 0,502 0,532 0,535
23 Ae/Ao 0,4 0,55 0,7 0,85 1 0,45 0,6
24 Ao Feet2
93,040224
99
95,63054
832
87,96627
359
102,2619
538
94,76315
553
102,7119
509
104,5218
183
25 Ae Feet2 37,21609
52,59680
157
61,57639
151
86,92266
077
94,76315
553
46,22037
791
62,71309
098
26 Ad Feet2 37,21609
52,59680
157
61,57639
151
86,92266
077
94,76315
553
46,22037
791
62,71309
098
27 Ap Feet2
32,550680
96
46,24415
988
53,29313
532
75,52840
378
81,14758
535
40,21450
2
54,99499
088
28
mete
r2
3,0240572
15
4,296223
035
4,951094
283
7,016818
318
7,538857
367
3,736049
488
5,109201
837
29 Va m/s 5,6334516
5,633451
6
5,633451
6
5,633451
6
5,633451
6
5,633451
6
5,633451
6
30 Np RPS 3,5 3,5 3,5 3,5 3,5 3,5 3,5
31 Vr2
92,277170
11
93,96269
681
88,97554
345
98,27776
085
93,39828
321
98,57057
451
99,74825
754
32 T
0,7473835
44
154,6249
93
154,6249
93
154,6249
93
154,6249
93
154,6249
93
154,6249
93
33 Tc Rumus
0,0052259
52
0,747383
544
0,684879
201
0,437512
372
0,428490
703
0,819267
855
0,592007
823

h=T-
(0,04T)-
0,35T) 4,148 4,148 4,148 4,148 4,148 4,148 4,148
MV ARINPIYO (4208100066)
LAPORAN PROPELLER DAN SISTEM PERPOROSAN
34 TCGAMBAR 0,18 0,18 0,18 0,185 0,19 0,18 0,18
35
TC RUMUS < TC
GAMBAR YES YES YES YES YES YES YES
36 0,7R
2,9195552
24
2,867165
953
3,027929
861
2,741237
483
2,884498
316
2,733091
765
2,700813
189
37 0,7T 4,76 4,76 4,76 4,76 4,76 4,76 4,76
38 Clearance meter
3,7164948
3
3,7678749
42
3,613734
604
3,896325
225
3,750748
238
3,904888
577
3,939141
985
39
Clearance<0,
7T YESSS YESSS YESSS YESSS YESSS YESSS YESSS
PROPELLER YANG DIPILIH
Jenis propeller : B4-55 series
Jumlah daun : 4 daun
P/D : 0.82
Efisiensi : 0.565 atau 56.5%
MV ARINPIYO (4208100066)
LAPORAN PROPELLER DAN SISTEM PERPOROSAN
BAB 4
ENGINE PROPELLER MATCHING
Langkah berikutnya setelah pemilihan type propeller adalah proses engine
propeller matching. Setelah dalam langkah sebelumnya didapatkan type
propeller yang paling sesuai, maka kemudian type propeller tersebut akan
diperiksa apakah matching dengan mesin yang telah dipilih ataukan tidak.
Langkah-langkah mematchingkannya adalah seperti dibawah ini
Data yang
dipergunakan adalah :
Va = 5.6339
Rt = 220.66 kN
Rt
Dinas= 253.7607 kN
Vs = 7.151 m/s
t = 0.19
w = 0.265
Menghitung koefisien
Rt = 0,5xxCtxSxVs
2
Rt = x Vs
2

= Rt/Vs
2

= 4315.4643 ( clean hull)
Menghitung nilai :
= / (1-t)(1-w)
2
x x Db^2
= 0.852569647
Mencari nilai Clean hull menggunakan Kt-J diagram
Tabel KT - J Clean Hull
J J2 KT clean hull
0 0.00 0.00
0.1 0.01 0.01
0.2 0.04 0.03
0.3 0.09 0.08
0.4 0.16 0.14
0.5 0.25 0.21
MV ARINPIYO (4208100066)
LAPORAN PROPELLER DAN SISTEM PERPOROSAN
0.6 0.36 0.31
0.7 0.49 0.42
0.8 0.64 0.55
0.9 0.81 0.69
1 1.00 0.85
Perhitungan nilai propeller
P/Db 0.74
J KT 10 KQ
0.1
0.30161
72
0.33578
67
0.12927
76
0.2
0.27161
2
0.30592
83
0.25356
23
0.3
0.23787
88
0.27229
43 0.37039
0.4
0.20081
57
0.23477
06
0.47670
65
0.5
0.16082
07
0.19324
28
0.56797
12
0.6
0.11829
18
0.14759
66
0.63587
66
0.7
0.07362
72
0.09771
78
0.66109
62
0.8
0.02722
48
0.04349
2
0.58076
21
0.9
1
Setelah kita mendapatkan nilai Kt Clean hull, kita gunakan kurva open
water test untuk mendapatkan nilai Kt, Kq, dan Kj.
MV ARINPIYO (4208100066)
LAPORAN PROPELLER DAN SISTEM PERPOROSAN
Dari kurva diatas didapatkan nilai Kt, Kq, dan Effisiensi dengan
memotongkan kurva open water test.
Perpotongan J Pe rpotongan Kt Perpotongan 10Kq Perpotongan Eff
0.46 0 0.18 0.205 0.53
0.46 0.1 0.18 0.205 0.53
0.46 0.2 0.18 0.205 0.53
0.46 0.3 0.18 0.205 0.53
0.46 0.4 0.18 0.205 0.53
0.46 0.5 0.18 0.205 0.53
0.46 0.6 0.18 0.205 0.53
0.46 0.7 0.18 0.205 0.53
0.46 0.8 0.18 0.205 0.53
0.46 0.85 0.18 0.205 0.53
Dari kurva di atas kita dapat memotongan KT hull dengan Kt propeller,
sehingga di dapat harga J dan dari perpotongan tersebut kita buat garis
vertikat untuk mendapatkan harga KT, 10KQ dan effisiensi.
J = 0.46
Kt = 0.18
Kq = 0.0205
Eff = 0.52
MV ARINPIYO (4208100066)
LAPORAN PROPELLER DAN SISTEM PERPOROSAN
Dimana:
J : Koefisien Advance
KT : Koefisien Gaya Dorong
10KQ : Koefisien Torsi
: Efisiensi Propeller behind the ship
Dari harga J yang di dapat diatas kita dapat mengetahui harga n
(putaran) propeller yang bekerja pada effisiensi tersebut.
n = Va / JxD
=
3.64514
329 rps
= 218.71 rpm
MV ARINPIYO (4208100066)
LAPORAN PROPELLER DAN SISTEM PERPOROSAN
n-eng n-prop
n-
propelle
r
Q
DHP SHP BHPSCR RPM BHP
SCR
(rpm) (rpm) (rps) (kW) (kW) (kW) (%) (%)
0 0.00 0.000
0.00
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
10 10.00 0.167
0.23
0.25 0.25 0.26 4.76 0.01
20 20.00 0.333
0.94
1.97 2.01 2.05 9.52 0.08
30 30.00 0.500
2.11
6.64 6.77 6.91 14.29 0.27
40 40.00 0.667
3.76
15.73 16.05 16.38 19.05 0.63
50 50.00 0.833
5.87
30.72 31.35 31.99 23.81 1.23
60 60.00 1.000
8.45
53.09 54.17 55.28 28.57 2.13
70 70.00 1.167
11.51
84.31 86.03 87.78 33.33 3.38
80 80.00 1.333
15.03
125.84 128.41 131.03 38.10 5.04
90 90.00 1.500
19.02
179.18 182.84 186.57 42.86 7.18
100 100.00 1.667
23.48
245.79 250.80 255.92 47.62 9.84
110 110.00 1.833
28.41
327.14 333.82 340.63 52.38 13.10
120 120.00 2.000
33.82
424.72 433.39 442.23 57.14 17.01
130 130.00 2.167
39.69
540.00 551.02 562.26 61.90 21.63
140 140.00 2.333
46.03
674.44 688.21 702.25 66.67 27.01
150 150.00 2.500
52.84
829.54 846.46 863.74 71.43 33.22
160 160.00 2.667
60.12
1006.75 1027.29 1048.26 76.19 40.32
170 170.00 2.833
67.87
1207.56 1232.20 1257.35 80.95 48.36
180 180.00 3.000
76.08
1433.44 1462.69 1492.54 85.71 57.41
190 190.00 3.167
84.77
1685.86 1720.27 1755.37 90.48 67.51
200 200.00 3.333
93.93
1966.31 2006.43 2047.38 95.24 78.75
210 210.00 3.500
103.56
2276.25 2322.70 2370.10 100.00 91.16

Tabel diatas merupakan perhitungan daya mesin pada putaranan tertentu dengan kondisi
lambung kapal yang masih bersih (clean hull) tidak ada karat maupun binatang laut yang
menempel pada lambung kapal(fouling), pada kondisi sebaliknya (rough hull) dan service margin
terdapat

n-eng n (propeller) BHPMCR (kW) BHP (kW)
n-
engine
(rpm) (rpm) (rps) % clean hull %
rough
hull % rpm
0 0 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0
10 10 0.17 4.76 0.26 0.01 0.26 0.01 10
20 20 0.33 9.52 2.15 0.08 2.21 0.09 20
30 30 0.50 14.29 7.26 0.28 7.47 0.29 30
40 40 0.67 19.05 17.20 0.66 17.71 0.68 40
50 50 0.83 23.81 33.59 1.29 34.60 1.33 50
60 60 1.00 28.57 58.04 2.23 59.78 2.30 60
70 70 1.17 33.33 92.17 3.55 94.94 3.65 70
80 80 1.33 38.10 137.58 5.29 141.71 5.45 80
90 90 1.50 42.86 195.90 7.53 201.77 7.76 90
100 100 1.67 47.62 268.72 10.34 276.78 10.65 100
MV ARINPIYO (4208100066)
LAPORAN PROPELLER DAN SISTEM PERPOROSAN
110 110 1.83 52.38 357.66 13.76 368.39 14.17 110
120 120 2.00 57.14 464.35 17.86 478.28 18.40 120
130 130 2.17 61.90 590.38 22.71 608.09 23.39 130
140 140 2.33 66.67 737.36 28.36 759.49 29.21 140
150 150 2.50 71.43 906.93 34.88 934.13 35.93 150
160 160 2.67 76.19 1100.67 42.33 1133.69 43.60 160
170 170 2.83 80.95 1320.22 50.78 1359.82 52.30 170
180 180 3.00 85.71 1567.17 60.28 1614.18 62.08 180
190 190 3.17 90.48 1843.14 70.89 1898.44 73.02 190
200 200 3.33 95.24 2149.75 82.68 2214.24 85.16 200
210 210 3.50 100.00 2488.61 95.72 2563.26 98.59 210
rpm
bhp(k
w)
L1 = 210 2600
L2 = 210 2080
L3 = 178 2200
L4 = 178 1760




MV ARINPIYO (4208100066)
LAPORAN PROPELLER DAN SISTEM PERPOROSAN
















Note :
Maximum Operation @ Design
Condition

Maximum Operation @ Service
Condition

Design
Condition

adalah kondisi dimana kapal baru saja dibuat sehingga pada
permukaan lambungnya tidak ada tahanan tambahan berupa
fouling, atau bekas pengelasan yang tidak merata, serta kondisi
pelayaran pada laut yang cukup tenang.
Service
Condition
adalah kondisi dimana kapal telah mengalami pelayaran yang
cukup lama, sehingga banyak timbul fouling pada hullnya dan
dikarenakan proses pengedokan yang berulang-ulang maka
terdapat pengelasan yang tidak rata pada lambungnya, serta
kondisi pelayaran ekstrim.
SPEED POWER PREDICTION
Vs 14.90 Knot

Vs 7.67 m/s


EHP 0.5 x x Ct x S x Vs
3
1814.57 KW

MV ARINPIYO (4208100066)
LAPORAN PROPELLER DAN SISTEM PERPOROSAN
EHP x Vs
3

= EHP / Vs
3
4.029127
BAB 5
GAMBAR PROPELLER
Propeller Drawing (Ae, Ad,
Ap)
Data teknis propeller yang dibutuhkan untuk
perhitungan :
Ae/A
o 0.55
Z 4
D 3.36 meter
MV ARINPIYO (4208100066)
LAPORAN PROPELLER DAN SISTEM PERPOROSAN
MV ARINPIYO (4208100066)
LAPORAN PROPELLER DAN SISTEM PERPOROSAN
Dimensions of 4-bladed Wageningen B-
series
r/R (CrZ)/(D(Ae/Ao) Cr Ar/Cr Ar Br/Cr Br
Sr/D = Ar-BrZ
Sr Cr-Ar
Ar Br
0.2 1.662 0.76784 0.617 0.47376 0.35 0.268745 0.0526 0.004 0.122976 0.294084
0.3 1.882 0.86948 0.613 0.532994 0.35 0.304319 0.0464 0.0035 0.108864 0.33649
0.4 2.05 0.94710 0.601 0.569207 0.35 0.331485 0.0402 0.003 0.094752 0.377893
0.5 2.152 0.99422 0.586 0.582615 0.35 0.347978 0.034 0.0025 0.08064 0.411609
0.6 2.187 1.01039 0.561 0.566831 0.389 0.393043 0.0278 0.002 0.066528 0.443563
0.7 2.144 0.99053 0.524 0.519037 0.443 0.438804 0.0216 0.0015 0.052416 0.471491
0.8 1.97 0.91014 0.463 0.421395 0.479 0.435957 0.0154 0.001 0.038304 0.488745
0.9 1.582 0.73088 0.351 0.25654 0.5 0.365442 0.0092 0.0005 0.024192 0.474344
1 - 0 - 0.003 0 0.01008
- Dimana Cr adalah chord length dari blade section pada setipa radius r/R
- Sr merupakan maximum blades thicknes pada setiap radius r/r.
- Titik-titik koordinat yang dibutuhkan oleh profil dapat dihitung dengan formulasi yang diberikan oleh Van
Gent et al (1973) dan Van Oossanen (1974) adalah sebagai berikut :
MV ARINPIYO (4208100066)
LAPORAN PROPELLER DAN SISTEM PERPOROSAN
Dimana Yface dan Yback merupakan vertical ordinat dari titik-titik tersebut pada blade section (bagian face
dan bagian back) terhadap pitch line. Tmax merupakan maximum blade thicknes, tte:tle merupakan ketebalan
blade section pada bagian trailing edge serta leading edge. V1;V2 merupakan angka-angka yang ditabulasikan
sebagai fungsi dari r/R dan P, dimana P sendiri merupakan koordinat non dimensional sepanjang pitch line dari
posisi ketebalan maksimum ke trailing edge (P=-1)
MV ARINPIYO (4208100066)
LAPORAN PROPELLER DAN SISTEM PERPOROSAN
V1
MV ARINPIYO (4208100066)
LAPORAN PROPELLER DAN SISTEM PERPOROSAN
Y face P
r/R -1 -0.95 -0.9 -0.8 -0.7 -0.6 -0.5 -0.4 -0.2 0
0.15 0.3 0.2824 0.265 0.23 0.195 0.131 0.128 0.955 0.365 0
0.2 0.2826 0.263 0.24 0.1967 0.157 0.1207 0.088 0.0592 0.0172 0
0.25 0.2598 0.2372 0.2115 0.1651 0.1246 0.0899 0.0579 0.035 0.0084 0
0.3 0.2306 0.204 0.179 0.1333 0.0943 0.0623 0.0376 0.0202 0.0033 0
0.4 0.1467 0.12 0.0972 0.063 0.0395 0.0214 0.0116 0.0044 0 0
0.5 0.0522 0.042 0.033 0.019 0.01 0.004 0.0012 0 0 0
0.6 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0.7 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0.8 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0.9 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Y face P
r/R 0 0.2 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.85 0.9 0.95 1
0.15 0 0.0096 0.0384 0.0614 0.092 0.032 0.187 0.223 0.2642 0.315 0.386
0.2 0 0.0049 0.0304 0.052 0.0804 0.118 0.1685 0.2 0.2353 0.2821 0.356
0.25 0 0.0031 0.0224 0.0417 0.0669 0.1008 0.1465 0.1747 0.2068 0.2513 0.3256
0.3 0 0.0027 0.0148 0.03 0.0503 0.079 0.1191 0.1445 0.176 0.2186 0.2923
0.4 0 0 0.0033 0.009 0.0189 0.0357 0.0637 0.0833 0.1088 0.1467 0.2181
0.5 0 0 0 0.0008 0.0034 0.0085 0.0211 0.0328 0.05 0.0778 0.1278
0.6 0 0 0 0 0 0 0.0006 0.0022 0.0067 0.0169 0.0382
0.7 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0.8 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0.9 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

V2
MV ARINPIYO (4208100066)
LAPORAN PROPELLER DAN SISTEM PERPOROSAN
Y back P
r/R -1 -0.95 -0.9 -0.8 -0.7 -0.6 -0.5 -0.4 -0.2 0
0.15 0 0.054 0.1325 0.287 0.428 0.5585 0.677 0.7805 0.936 1
0.2 0 0.064 0.1455 0.306 0.4535 0.5842 0.6995 0.7984 0.9446 1
0.25 0 0.725 0.1567 0.3228 0.474 0.605 0.7184 0.8139 0.9519 1
0.3 0 0.08 0.167 0.336 0.4885 0.6195 0.7335 0.8265 0.9583 1
0.4 0 0.0905 0.181 0.35 0.504 0.6353 0.7525 0.8415 0.9645 1
0.5 0 0.095 0.1865 0.3569 0.514 0.6439 0.758 0.8456 0.9639 1
0.6 0 0.0965 0.1885 0.3585 0.511 0.6415 0.753 0.8426 0.9613 1
0.7 0 0.0975 0.19 0.36 0.51 0.64 0.75 0.84 0.96 1
0.8 0 0.0975 0.19 0.36 0.51 0.64 0.75 0.84 0.96 1
0.85 0 0.0975 0.19 0.36 0.51 0.64 0.75 0.84 0.96 1
0.9 0 0.0975 0.19 0.36 0.51 0.64 0.75 0.84 0.96 1
1 0 0.0975 0.19 0.36 0.51 0.64 0.75 0.84 0.96 1

Y back P
r/R 0 0.2 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.85 0.9 0.95 1
0.15 1 0.976 0.8825 0.8055 0.7105 0.5995 0.452 0.3665 0.26 0.13 0
0.2 1 0.975 0.8875 0.817 0.7277 0.619 0.4777 0.3905 0.284 0.156 0
0.25 1 0.9751 0.8899 0.8259 0.7415 0.6359 0.4982 0.4108 0.3042 0.1758 0
0.3 1 0.975 0.892 0.8315 0.752 0.6505 0.513 0.4265 0.3197 0.189 0
0.4 1 0.9725 0.8933 0.8345 0.7593 0.659 0.522 0.4335 0.3235 0.1935 0
0.5 1 0.971 0.888 0.8275 0.7478 0.643 0.5039 0.4135 0.3056 0.175 0
0.6 1 0.969 0.879 0.809 0.72 0.606 0.462 0.3775 0.272 0.1485 0
0.7 1 0.9675 0.866 0.785 0.684 0.5615 0.414 0.33 0.2337 0.124 0
0.8 1 0.9635 0.852 0.7635 0.6545 0.5265 0.3765 0.2925 0.2028 0.105 0
0.85 1 0.9615 0.845 0.755 0.6455 0.516 0.366 0.283 0.195 0.1 0
0.9 1 0.96 0.84 0.75 0.64 0.51 0.36 0.2775 0.19 0.0975 0
1 1 0.96 0.84 0.75 0.64 0.51 0.36 0.2775 0.19 0.0975 0
MV ARINPIYO (4208100066)
LAPORAN PROPELLER DAN SISTEM PERPOROSAN
Untuk Perhitungan Propeller Nose Radius mengacu pada rumusan di Buku The Design of Marine Screw Propeller
hlm.72
Setelah mengetahui nilai masing - masing (cr,ar,br dan Sr) diatas, maka langkah pengerjaan dilanjutkan pada
penentuan penampang ketebalan tiap bagian daun menggunakan rumusan dan tabel dibawah ini :
For P
> 0
For P <
0
Yface= V1(tmax
tle)
Yface= V1(tmax
tte)
Yback = (V1 + V2) (tmax
tle) Yback = (V1 + V2) (tmax tte)
KOORDINAT

Y face P
r/R -1 -0.95 -0.9 -0.8 -0.7 -0.6 -0.5 -0.4 -0.2 0
0.2 0.034753 0.032343 0.029514 0.024189 0.019307 0.014843 0.0108219 0.00728 0.002115 0
0.3 0.025104 0.022208 0.019487 0.014512 0.010266 0.006782 0.0040933 0.0202 0.000359 0
0.4 0.0139 0.01137 0.00921 0.005969 0.003743 0.002028 0.0010991 0.000417 0 0
0.5 0.004209 0.003387 0.002661 0.001532 0.000806 0.000323 9.677E-05 0 0 0
0.6 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0.7 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0.8 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0.9 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
MV ARINPIYO (4208100066)
LAPORAN PROPELLER DAN SISTEM PERPOROSAN
Y face P
r/R 0 0.2 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.85 0.9 0.95 1
0.2 0 0.000603 0.003738 0.006395 0.009887 0.014511 0.02072 0.024595 0.028936 0.034692 0.043779
0.3 0 0.000294 0.001611 0.003266 0.005476 0.0086 0.01297 0.015731 0.01916 0.023798 0.031821
0.4 0 0 0.000313 0.000853 0.001791 0.003383 0.00604 0.007893 0.010309 0.0139 0.020665
0.5 0 0 0 0.00006 0.000274 0.000685 0.00170 0.002645 0.004032 0.006274 0.010306
0.6 0 0 0 0 0 0 0.00004 0.000146 0.000446 0.001124 0.002541
0.7 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0.8 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0.9 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0






Y back P
r/R -1 -0.95 -0.9 -0.8 -0.7 -0.6 -0.5 -0.4 -0.2 0
0.2 0.034753 0.040213 0.047407 0.625676 0.075077 0.086686 0.0968436 0.105464 0.118278 0.122976
0.3 0.025104 0.030917 0.037667 0.05109 0.063446 0.074223 0.0839450 0.092175 0.104684 0.108864
0.4 0.0139 0.019945 0.02636 0.039133 0.051498 0.062224 0.0724000 0.080151 0.091388 0.094752
0.5 0.004209 0.011048 0.0177 0.030313 0.042255 0.052247 0.0612219 0.068189 0.077729 0.08064
0.6 0 0.00642 0.012541 0.02385 0.033996 0.042678 0.0500956 0.056056 0.063953 0.066528
0.7 0 0.005111 0.009959 0.01887 0.026732 0.033546 0.0393120 0.044029 0.050319 0.052416
0.8 0 0.003735 0.007278 0.013789 0.019535 0.024515 0.0287280 0.032175 0.036772 0.038304
0.9 0 0.002359 0.004596 0.008709 0.012338 0.015483 0.0181440 0.020321 0.023224 0.024192
1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
MV ARINPIYO (4208100066)
LAPORAN PROPELLER DAN SISTEM PERPOROSAN
Y back P
r/R 0 0.2 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.85 0.9 0.95 1
0.2 0.122976 0.120504 0.11288 0.106866 0.099377 0.090633 0.0794671 0.072617 0.063861 0.053876 0.043779
0.3 0.108864 0.106436 0.098718 0.093786 0.087342 0.079416 0.0688129 0.062161 0.053964 0.044373 0.031821
0.4 0.094752 0.092146 0.084955 0.079923 0.073736 0.065824 0.0554962 0.048968 0.040961 0.032235 0.020665
0.5 0.08064 0.078301 0.071608 0.066794 0.060577 0.052537 0.042336 0.03599 0.028676 0.020386 0.010306
0.6 0.066528 0.064466 0.058478 0.053821 0.0479 0.040316 0.0307759 0.025261 0.018541 0.011004 0.002541
0.7 0.052416 0.050712 0.045392 0.041147 0.035853 0.029432 0.0217002 0.017297 0.01225 0.0065 0
0.8 0.038304 0.036906 0.032635 0.029245 0.02507 0.020167 0.0144215 0.011204 0.007768 0.004022 0
0.9 0.024192 0.023224 0.020321 0.018144 0.015483 0.012338 0.0087091 0.006713 0.004596 0.002359 0
1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0


DISTRIBUSI PITCH
D : 3860 mm
P/D : 0.84
P : 3242.4 mm
P/2 : 516.3057 mm
r/R %Ho/2n Ordinat Gambar
0,167 80.00% 413.0446 413.04
0,2 82.20% 424.4033 424.40
0,3 88.70% 457.9632 457.96
0,4 95% 490.4904 490.49
0,5 99.20% 512.1753 512.18
0,6 100% 516.3057 516.31
0,7 100% 516.3057 516.31
0,8 100% 516.3057 516.31
MV ARINPIYO (4208100066)
LAPORAN PROPELLER DAN SISTEM PERPOROSAN
0,9 100% 516.3057 516.31
MV ARINPIYO (4208100066)
LAPORAN PROPELLER DAN SISTEM PERPOROSAN
Gambar propeller
Setelah mendapatkan gambar dari bentu daun propeller menggunakan
table diatas, gambar lalu diproyeksikanuntuk mendapatkan gambar dari
bentuk projected area dan expanded area.
MV ARINPIYO (4208100066)
LAPORAN PROPELLER DAN SISTEM PERPOROSAN
Setelah mendapatkan expanded dan projected area, maka propeller dapat
diproyeksikan lagi untu mendapatkan gambar bentu propeller tampak
samping (side view).
BAB VI
MV ARINPIYO (4208100066)
LAPORAN PROPELLER DAN SISTEM PERPOROSAN
PERENCANAAN POROS PROPELLER
DAN PERLENGKAPAN PROPELLER
VI.1 PERENCANAAN DIAMETER POROS PROPELLER
Langkah-langkah Perhitungan Perencanaan Poros Propeller adalah:
1. Menghitung daya perencanaan
2. Menghitung kebutuhan torsi
3. Menghitung tegangan yang diijinkan
4. Menghitung diameter poros
5. Pemeriksaan Persyaratan (koreksi)
Perencanaaan diameter poros propeller menurut buku Elemen
Mesin Soelarso adalah diformulasikan sebagai berikut:
Langkah perhitungannya sebagai berikut :
MV ARINPIYO (4208100066)
LAPORAN PROPELLER DAN SISTEM PERPOROSAN
MV ARINPIYO (4208100066)
LAPORAN PROPELLER DAN SISTEM PERPOROSAN
NO NILAI YANG DICARI RUMUS & ASUMSI NILAI KETERANGAN

1 PW
Pw = fc x BHP
2326.584
Pw ialah daya yang
ditransmisikan ke propeller
fc = 1.2
Pw ialah daya yang
ditransmisikan ke propeller
BHP = 2600 HP
1938.82 kW

2 Momen puntir
T = 9,74 x 10^5,
Dimana T= momen puntir
10790918.
171
T = Momen Puntir Poros
n = 210 rpm

3
TEGANGAN GESER YANG

6.000
(untuk tipe S 55 C-D)
tA
Bahan poros yang
digunakan adalah S 55 C-D
dengan sigma = 72 Kg/mm2
DIIJINKAN
1. sf1 = 6 (material baja)
2. sf2 = 1.3-3,diambil nilai = 2

4
Diameter poros yang

280.261


direncanakan (Ds)

dengan ditambah
10 % =
308.28723
37
Kt =
1.
5
jadi dibulatkan
menjadi = 308
Cb =
1.
6
5 Pemeriksaan persyaratan 1.884 Pemeriksaan persyaratan untuk
MV ARINPIYO (4208100066)
3
1
1 , 5
]
]
]


,
`

.
|
T Cb xKt
a
Ds

LAPORAN PROPELLER DAN SISTEM PERPOROSAN


diamater poros. Akan memenuhi
syarat jika nilai dari t lebih kecil
daripada tA, dan tidak
memenuhi sarat apabila dalam
keadaan sebaliknya.
Syarat < A
= 5,1T /
(ds^3)
=
2.
5



dan hasilnya ialah nilai dari t <
tA = memenuhi syarat

6
Perhitungan persyaratan pembanding
(berdasarkan ABS rules)

238.745
H = 1938.82 kW
k = 1.26

(berdasarkan tabel
2)
R = 210 rpm
U = 600
(berdsarkan tabel 3)










MV ARINPIYO (4208100066)
LAPORAN PROPELLER DAN SISTEM PERPOROSAN




























MV ARINPIYO (4208100066)
LAPORAN PROPELLER DAN SISTEM PERPOROSAN




7 Diameter boss propeller
Db = 2,0 x Ds
616.000
tr = 0,045 x Dprop

151.380

8 Diameter boss propeller terkecil Dba = 0,85 x Db 523.600
Dba
diambil=
525 mm
9 Diameter boss propeller terbesar Dbf = 1,05 x Db 646.800 Dbf 650 mm
MV ARINPIYO (4208100066)
LAPORAN PROPELLER DAN SISTEM PERPOROSAN
diambil=
10 Panjang boss propeller Lb = 2,4 x Ds 677.600
Lb
diambil = 678 mm

11 Panjang lubang dalam boss propeller
Ln = 0,3 x Lb 203.280
Ln
diambil =
205 mm
tb = 0,75 x tr 113.535
tb
diambil =
115 mm
rb = 1 x tr 151.380
rb
diambil =
152 mm


rf = 0,75 x tr 113.535
rf diambil
=
115 mm

12 Tebal sleeve
s = 0.03 Ds + 7,5
16.740
s diambil
=
19 mm
Sleeve atau selubung poros
dipakai sebagai
perlindungan terhadap
adanya korosi
13 Panjang konis
Lb = 2,4 x Ds
739.200

Panjang konis berkisar 1,8 -
2,4 Ds
Diambil nilai 2,4 Ds
14 Kemiringan konis
x = 1/2 x 1/12 x Lb
30.800
Sehingga dalam perencanaan ini
harga kemiringan konis (x)
diambil 1/12 Lb

Pada aturan dari ABS Hlm
220 Parrt 4 Chapter 3
Section 3, dikatakan bahwa
kemiringan konis tidak lebih
besar dari 1/15 Lb
Pada aturan ABS pula,
MV ARINPIYO (4208100066)
LAPORAN PROPELLER DAN SISTEM PERPOROSAN
disebutkan x = 1/2 dari nilai
kekonisan
15
Diameter Terkecil Ujung Konis
Da = Ds - 2x 246.400
Da
diambil = 250 mm


Mur pengikat propeller
16 Diameter luar ulir D 0,6 x Ds 184.800
D diambil
= 190 mm

17 Diameter inti Di = 0,8 x D 152.000
Di
diambil = 155 mm

18 Diameter luar mur Do = 2 x D 380.000

19 Tebal / tinggi mur
H = 0,8 x D
152.000
H diambil
=
155 mm
Berdasarkan buku Elemen
Mesin karangan Sularso,
untuk ukuran standar tebal
mur adalah 0,8 - 1 dari
diameter konis, dan diambil
nilai 0,8 dari diameter konis
Perencanaan pasak propeller (berdasar buku "elemen mesin" oleh Ir. Soelarso Ms.Me.
20 Momen torsi pada pasak 9729.025 DHP = 2851.25 kW
Mt = N = 210 rpm

21 Panjang pasak L = 1.2x Ds 369.600
L diambil
= 370 mm

22 Lebar pasak B = 27% x Ds 83.160 B diambil 103 mm
MV ARINPIYO (4208100066)
xN
x DHPx
2
60 75
LAPORAN PROPELLER DAN SISTEM PERPOROSAN
=
Menurut buku Dasar Perencanaan
dan Pemilihan Elemen Mesin hal. 27
lebar pasak adalah 25 % - 35 % dari
diameter poros.
23 Tebal pasak t = 1/6 x Ds 51.333
t diambil
= 52 mm

24 Radius ujung pasak R = 0.125 X Ds 38.500
R diambil
= 39 mm

25 Luas bidang geser A = 0.25 x Ds x Ds 23716.000

26 Gaya sentrifugal
10790918.
171
Bila momen rencana T
ditekankan pada suatu diameter
poros (Ds), maka gaya
sentrifugal (F) yang terjadi pada
permukaan poros
T = 9.74*10^5*(Pw/n)


F = T/(0.5xDs) 70070.897


27
Tegangan geser pasak

6.889
Bahan pasak digunakan S 50 C
dengan harga ka =
b = 62 kg/mm^2

untuk nilai sf1 diambil 6
karena material yang
digunakan ialah baja

untuk nilai sf2 diambil 1,5
karena termasuk dalam
range beban dikenakan


yang diijinkan

MV ARINPIYO (4208100066)
LAPORAN PROPELLER DAN SISTEM PERPOROSAN
tumbukan secara tiba-tiba
dan beban dikenakan


Sf 1 = 6
sf 2 =
1.
5
28 Tegangan gesek pasak

1.839
Karena nilai tegangan gesek
yang terjadi pada pasak nilai
tegangan gesek yang diijinkan
berarti pasak tersebut telah
memenuhi syarat
k =



29 Penampang pasak A = b x t 535 6.000

30
Kedalaman alur pasak pada poros
t1 = 0,5 x t 26.000














MV ARINPIYO (4208100066)
2 1
x s f s f
b

LAPORAN PROPELLER DAN SISTEM PERPOROSAN





























31 Panjang konis Lk = 1,3 x Ds 400.400 Panjang konis atau Lk berkisar
MV ARINPIYO (4208100066)
LAPORAN PROPELLER DAN SISTEM PERPOROSAN
antara 1,25 sampai 1,5 kali
diameter poros

Lk
diambil = 400 mm

32 Kekonisan yang disarankan x = 1/2 * 1/17* Lk 11.765
Harga konis ujung poros kopling
adalah sebesar sekitar 1/15 ~
1/20 dari Lk

33
Diameter terkecil ujung poros
Da = Ds - 2x 284.471


34
Diameter lingkaran kopling yang
direncakan
Db = 2,5 x Ds 770.000


35 Diameter luar kopling D out = 3 x Ds 924.000
Nilai D out adalah 3 ~ 5.8 kali
diameter poros (Ds)

36 Panjang kopling L = 4.2 x 0,5 x Ds 646.800
Panjang kopling atau L adalah
berkisar antara 2,5 sampai 5,5
dari setengah diameter poros.



L diambil
= 650 mm

37 Tebal flens 80.787
Tebal flens tanpa konstruksi
poros menurut Biro Klasifikasi
Indonesia adalah paling sedikit
sebesar 20% dari diameter poros
Sfl =


Faktor Material :
CW = 560 / ( Rm + 160 )
MV ARINPIYO (4208100066)
370
Pw Cw
n D

LAPORAN PROPELLER DAN SISTEM PERPOROSAN



Dimana,
Rm = b x g
= 0

Jadi, Cw
= 560 / (0 + 160 )
= 3.50

38
Diameter Minimum Baut Pengikat Kopling
21.430 BHP = 1938.82 KW
Df =
Putaran
poros (N)
=
210 RPM


Jumlah
baut (Z) =
8 buah


Diameter
baut yang
direncana
kan =
770 mm



Kekuatan
tarik
material
(Rm) =
607.6 N/mm^2



(bahan yang digunakan adalah
S45C)

Df diambil
= 22 mm

39 Diameter luar mur Do = 2 x Df 44.000

40 Tinggi mur H =0.9 x Df 19.800
nilanya adalah antara 0.8 ~ 1
kali Df

Perhitungan pasak kopling
MV ARINPIYO (4208100066)
2 / 1
6
10
16
]
]
]

Rm Z Db N
P
LAPORAN PROPELLER DAN SISTEM PERPOROSAN
41
Diameter Tengah Konis Propeler
Dsa = (Ds + Da)/2 296.235


42
Bahan pasak yang diambil adalah S 55
C dengan B = 62.000

43
Tegangan geser yang diijinkan

sf1
= 6
(untuk
material
baja)
faktor keamanan ka = B/(sf1 x sf2) 6.889
sf2
= 1,3 - 3

Diambil
sf2 = 1.5

gaya tangensial pada permukaan poros
F = T / (0.5 x Ds) 70070.897
dimana T
=
1079091
8.2 kg.mm


44 Lebar pasak b = 0,27 . Ds 83.160

45 Panjang pasak L = 0.9 x Ds 277.200
L diambil
= 278 mm

46 Kedalaman alur pasak t = 1/6 x Ds 51.333
t diambil
= 52 mm

47 Radius ujung pasak R = 0.125 X Ds 38.500

Mur pengikat
kopling
48 Diameter luar ulir d 0,6 x Ds 184.800 menurut BKI 78 Vol. III

49 Diameter inti di = 0,8 x d 147.840 di diambil 148 mm
MV ARINPIYO (4208100066)
LAPORAN PROPELLER DAN SISTEM PERPOROSAN
=

50 Diameter luar mur do = 2 x d 369.600

51 Tinggi/tebal mur H = 0,8 x d 147.840
H diambil
= 148 mm

MV ARINPIYO (4208100066)
LAPORAN PROPELLER DAN SISTEM PERPOROSAN
Berikut adalah gambar beberapa bagian seal pada ujung poros propeller:
BAB V
MV ARINPIYO (4208100066)
LAPORAN PROPELLER DAN SISTEM PERPOROSAN
KESIMPULAN
Dari perencanaan propeller dan sistem perporosannya dapat disimpulkan :
1. Terdapat dua jenis sistem pelumasan poros propeller (stern tube),
yaitu pelumasan dengan minyak dan pelumasan dengan air laut.
Pemilihan jenis pelumasan disesuaikan dengan kebutuhan dan
pertimbangan teknis.
2. Pada pelumasan minyak, digunakan seal sebagai penyekat
agar tidak terjadi kebocoran dan pada sistem pelumasan air laut
tidak menggunakan seal tetapi menggunakan packing yang
dipasang pada sekat belakang kamar mesin.
3. Dalam pemilihan propeller, hubungan antara badan kapal dan
propeller (hull ship and propeller interaction) harus diperhatikan
dimana thrust yang dibutuhkan oleh kapal harus sama dengan
thrust yang dihasilkan oleh propeller agar diperoleh kecepatan
dinas.
4. Semakin besar diameter propeller maka semakin besar effisiensinya,
begitu juga jika semakin besar ratio diskus (blade area ratio)
effisiensi propeller akan meningkat pula.
5. Jenis propeller yang digunakan disesuaikan dengan type kapal,
konfigurasi sistem transmisi dan jenis motor penggeraknya.
6. Clearance antara boss propeller dengan stern post disesuaikan
dengan panjang seal (pelumasan minyak), jika menggunakan
pelumasan air laut maka harus dipertimbangkan berapakah panjang
efektif sehingga diperoleh effisiensi propeller yang baik.
7. Diperlukan poros antara (intermediate shaft) untuk
mempermudah pemasangan/pelepasan dan perbaikan poros.
MV ARINPIYO (4208100066)
LAPORAN PROPELLER DAN SISTEM PERPOROSAN
LAMPIRAN
B4 55 SERIES PROPELLER ARRANGEMENT
SHAFT AND ACCESSORIES ARRANGEMENT MAIN DRAWING
MV ARINPIYO (4208100066)
LAPORAN PROPELLER DAN SISTEM PERPOROSAN
MV ARINPIYO (4208100066)

Anda mungkin juga menyukai