dan
Hiperkolesterol
2 | Sargassum aquifolium dan Hiperkolesterol
Sanksi Pelanggaran Pasal 113
Undang-Undang No. 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta
Muhamad Firdaus
Raut Bregas Prasoso
Aulia Savira
Firyal Hanifah
Darmawan Jalu Prakoso
Hendri Diego
Saffira Anindita Mulyono
Muhammad Harist Rifat
2022
Penulis:
Muhamad Firdaus, Raut Bregas Prasoso, Hendri Diego, Saffira Anindita
Mulyono, Aulia Savira, Firyal Hanifah, Darmawan Jalu Prakoso, dan
Muhammad Harist Rifat
ISBN:
Perancang Sampul:
Tim UB Press
Penata Letak:
Tim UB Press
Penerbit:
UB Press
Redaksi:
Jl. Veteran 10-11 Malang 65145 Indonesia
Gedung INBIS Lt.3
Telp: 0341-5081255, WA: 08113653899
e-mail: ubpress@gmail.com/ubpress@ub.ac.id
http://www.ubpress.ub.ac.id
Penulis
vii
viii | Sargassum aquifolium dan Hiperkolesterol
DAFTAR ISI
ix
5.4. Kesimpulan ....................................................................................... 64
BAB 6 Ginjal ............................................................................................................ 67
6.1. Ginjal .................................................................................................... 68
6.2. Fungsi ginjal ..................................................................................... 70
5.3. Jus S. aquifolium dan ginjal........................................................ 73
5.4. Kesimpulan ....................................................................................... 76
BAB 7 Pankreas ..................................................................................................... 78
7.1. Pankreas ............................................................................................ 68
7.2. Fungsi pankreas ............................................................................. 70
7.3. Jus S. aquifolium dan pankreas................................................ 73
7.4. Kesimpulan ....................................................................................... 76
BAB 8 Saluran Pencernaan .............................................................................. 86
8.1. Saluran pencernaan...................................................................... 87
8.2. Hiperkolesterol dan saluran pencernaan .......................... 92
8.3. Jus S. aquifolium dan saluran pencernaan ......................... 99
8.4. Kesimpulan .....................................................................................108
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................109
BIOGRAFI PENULIS ...........................................................................................123
xi
Gambar 21. Histologi ginjal bagian medula ......................................... 69
Gambar 22. Histologi tubulus ginjal ........................................................ 72
Gambar 23. Fotomikrograf hati tikus normal dan tikus yang
diberi diet aterogenik dan diperlakukan dengan jus S.
aquifolium ........................................................................................ 74
Gambar 24. Histologi pankreas .................................................................. 79
Gambar 25. Fotomikrograf pankreas tikus normal dan tikus yang
diberi diet aterogenik dan diperlakukan dengan jus S.
aquifolium ........................................................................................ 83
Gambar 26. Struktur usus halus ................................................................ 88
Gambar 27. Anatomi duodenum, jejenum, dan ileum..................... 89
Gambar 28. Duodenum .................................................................................. 89
Gambar 29. Jejenum dan Ileum .................................................................. 91
Gambar 30. Kolon ............................................................................................. 92
Gambar 31. Usus halus normal .................................................................. 93
Gambar 32. Duodenum normal (perbesaran 100 dan 400x) ...... 94
Gambar 33. Duodenum yang mengalami erosi epitel dan
kerusakan vili ................................................................................ 95
Gambar 34. Jejenum normal dan yang mengalami edema ........... 96
Gambar 35. Ileum normal dan yang mengalami edema ................. 97
Gambar 36. Ileum dengan sel goblet normal dan yang mengalami
penurunan jumlah sel goblet ................................................. 98
Gambar 37. Kolon normal (perbesaran 100 x) dan yang
mengalami nekrosis (perbesaran 400 x) ......................... 99
Gambar 38. Fotomikrograf duodenum tikus normal dan tikus
yang diberi diet aterogenik dan diperlakukan dengan
jus S. aquifolium ..........................................................................100
Gambar 39. Fotomikrograf jejenum tikus normal dan tikus yang
diberi diet aterogenik dan diperlakukan dengan jus S.
aquifolium ......................................................................................102
Gambar 40. Fotomikrograf ileum tikus normal dan tikus yang
diberi diet aterogenik dan diperlakukan dengan jus S.
aquifolium .....................................................................................104
xv
1
BAB 1
Sargassum aquifolium
Gambar 5. Florotanin
Sargassum aquifolium dan Hiperkolesterol | 11
Florotanin ini adalah polifenol khas yang hanya
terkandung pada alga coklat dan memiliki potensi sebagai
anhiperkolesterol, disamping itu juga berpotensi sebagai
imunostimulan dikarenakan mekanisme kerja dari senyawa ini
salah satunya adalah dengan meningkatkan kekebalan tubuh
dengan cara menaikkan jumlah sel-sel CD4+ [18].
Tanin terdapat dalam tumbuhan berpembuluh (vaskuler),
angiospermae, dan jaringan kayu. Tanin dapat bereaksi dengan
protein membentuk kopolimer yang tidak dapat larut dalam air [14].
Tanin merupakan salah satu senyawa metabolit sekunder yang
terdapat pada tanaman dan disintesis oleh tanaman. Tanin
merupakan senyawa yang mempunyai berat molekul 500-3000
dan mengandung sejumlah besar gugus hidroksi fenolik yang
memungkinkan membentuk ikatan silang yang efektif dengan
protein dan molekulmolekul lain seperti polisakarida, asam
amino, asam lemak dan asam nukleat. Senyawa tanin memiliki
rasa sepat dan lebih bersifat basa. Pada serbuk S. Polycystum,
senyawa tanin merupakan bioaktif yang paling berperan
dibandingkan senyawa yang lain [20].
Tanin yang berasal dari hijauan umumnya membentuk
tanin terkondensasi dan mempunyai ikatan kompleks dengan
protein yang lebih kuat dibandingkan dengan tanin terhidrolisis.
Tanin dapat berinteraksi dengan protein dan ada tiga bentuk
ikatan yaitu: (1) ikatan hidrogen, (2) ikatan ion, (3) ikatan
kovalen. Tanin terhidrolisis dan terkondensasi berikatan dengan
protein dengan membentuk ikatan hidrogen antara kelompok fenol
dari tanin dan kelompok karboksil (aromatik dan alifatik) dari
protein [15].
Hasil uji penapisan terhadap saponin pada jus S. aquifolium
menunjukkan terbentuknya buih, yang artinya jus tersebut
mengandung saponin. Buih pada larutan yang terbentuk
menunjukkan adanya glikosida yang terhidrolisis menjadi glukosa
dan senyawa lainnya [20]. Saponin berasal dari bahasa Latin, sapo
yang berarti sabun, merupakan senyawa aktif permukaan yang
Gambar 6. Saponin
Saponin merupakan metabolit sekunder dan merupakan
kelompok glikosida triterpenoid atau steroid aglikon, terdiri dari
satu atau lebih gugus gula yang berikatan dengan aglikon atau
sapogenin, dapat membentuk kristal berwarna kuning dan amorf,
serta berbau menyengat. Rasa saponin sangat ekstrim, dari sangat
pahit hingga sangat manis. Saponin biasa dikenal sebagai senyawa
non volatile dan sangat larut dalam air (dingin maupun panas) dan
alkohol, namun membentuk busa koloidal dalam air dan memiliki
sifat detergen yang baik [19].
Hasil penapisan steroid pada jus S. aquifolium
menunjukkan bahwa jus tersebut bereaksi positif dengan
terbentuknya warna biru atau hijau. Komponen bioaktif jenis
steroid dihasilkan dari ekstrak S. plagyophyllum didapatkan dengan
menggunakan pelarut heksana, etil asetat, dan metanol [20]. Struktur
kimia steroid dapat dilihat pada Gambar 7.
1.4 Kesimpulan
S. aquifolium merupakan salah satu spesies rumput laut
coklat yang tumbuh sepanjang musim pada suatu substrat yang
berada di daerah intertidal, subtidal hingga tubir suatu perairan.
Alga ini mengandung zat gizi dan beberapa bahan aktif. Rumput
laut ini mengandung bioaktif, diantaranya polifenol, flavonoid,
tannin, saponin, dan steroid. Keberadaan bioaktif tersebut dapat
diperoleh melalui teknik ekstraksi dan pelarut yang
digunakannya. Jus S. aquifolium diketahui mengandung tannin,
saponin dan steroid.
2.4 Kesimpulan
Hiperkolesterol adalah gangguan metabolik yang ditandai
kadar kolesterol darah meningkat. Gangguan ini dapat disebabkan
oleh faktor turunan dan gaya hidup. Konsumsi pangan yang
berkandungan energi tinggi secara kronis dapat memicu
timbulnya gangguan metabolik tersebut. Pemberian jus S.
aquifolium yang diketahui mengandung tannin, saponin dan
steroid dapat mencegah peningkatan kadar kolesterol akibat
konsumsi diet aterogenik.
C D E
Gambar 10. Histopatologi aorta tikus normal dan tikus yang
diberi diet aterogenik dan diperlakukan dengan jus S. aquifolium
(Pewarnaan HE; 400x) [data penelitian]
4.4 Kesimpulan
Hiperkolesterol dapat mengakibatkan gangguan pada aorta.
Terjadinya penyempitan aorta merupakan rangkaian dari proses
tingginya kadar kolesterol dalam darah. Pencegahan dan
perbaikan pembuluh darah pada kondisi hiperkolesterol dapat
didapatkan dengan pemberian jus S. aquifolium. Pemberian jus S.
aquifolium dua kali dalam sehari memperlihatkan pencegahan
kejadian penyempitan aorta.
(A) (B)
4.4 Kesimpulan
Arteri merupakan salah satu bagian pembuluh darah yang
berfungsi mengalirkan darah dengan tekanan tinggi ke seluruh
jaringan tubuh. Hiperkolesterol dapat mengakibatkan
penyempitan pada pembuluh darah ini dengan ditandai
penebalan lapisan intimanya. Pemberian jus S. aquifolium
sebanyak dua kali sehari menunjukkan kemampuan dalam
mencegah penyempitan pembuluh darah tersebut sebagai akibat
pemberian diet aterogenik secara kronis.
5.4 Kesimpulan
Hati merupakan organ penting dalam metabolieme zat gisi,
termasuk kolesterol. Konsumsi zat gizi berkandungan energi
tinggi secara berlebih dan kronis dapat mempengaruhi
kemampuan fungsi hati. Jus. S. aquifolium dan bioaktif yang
terkandung didalamnya dapat mencegah peningkatan kerusakan
akibat lipid peroksidasi yang terjadi pada hepatosit disaat
hiperkolesterol. Pemberian jus S. aquifolium yang dianjurkan
dalam mencegah kerusakan hati adalah tidak lebih dari dua kali
sehari.
C D
Keterangan:
G = Glomerulus
TP = Tubulus Proksimal
TD = Tubulus Distal
dalam rumput laut coklat seperti tanin, saponin, dan steroid dapat
memperbaiki kerusakan sel.
A B
C D E
dibawah ini
:Normal :Nekrosis
:Piknosis :Kariolisis
a a a
:Normal :Nekrosis
:Piknosis :Kariolisis
a a V a V
V V V V
V V V V V
V V
V
V
V VV V
V V
Gambar 40. Fotomikrograf ileum pada tikus normal (A), Tikus
normal yang diberi diet aterogenik (B), Tikus yang diberi diet
aterogenik dan diperlakukan dengan jus S. aquifolium 1 mL 1x, 2 x ,
dan 3 x sehari (C; D, dan E) (Perbesaran 400 x; HE) [data penelitian].
:Normal :Nekrosis
:Piknosis :Kariolisis
a a a
V VV V
V V V
V
V VV V V
V V V
V V
V V
V
V V
Gambar 41. Fotomikrograf kolon pada tikus normal (A), Tikus
normal yang diberi diet aterogenik (B), Tikus yang diberi diet
aterogenik dan diperlakukan dengan jus S. aquifolium 1 mL 1x, 2 x ,
dan 3 x sehari (C; D, dan E) (Perbesaran 400 x; HE) [data penelitian].
:Normal :Nekrosis
:Piknosis :Kariolisis