net/publication/325283753
CITATIONS READS
0 6,072
2 authors:
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
All content following this page was uploaded by Dwi Setyawan on 22 May 2018.
(1) Setiap Orang yang dengan tanpa hak melakukan pelanggaran hak ekonomi
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf i untuk Penggunaan
Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun
dan/atau pidana denda paling banyak Rp100.000.000 (seratus juta rupiah).
(2) Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau
pemegang Hak Cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf c, huruf d, huruf f, dan/
atau huruf h untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana
penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan/atau pidana denda paling banyak
Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).
(3) Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau
pemegang Hak Cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf a, huruf b, huruf e, dan/
atau huruf g untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana
penjara paling lama 4 (empat) tahun dan/atau pidana denda paling banyak
Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).
(4) Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud pada ayat
(3) yang dilakukan dalam bentuk pembajakan, dipidana dengan pidana
penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan/atau pidana denda paling banyak
Rp4.000.000.000,00 (empat miliar rupiah).
POLIMORF
Bahan Aktif Farmasi
DWI SETYAWAN
ERIZAL ZAINI
Setyawan, D.
Polimorf Bahan Aktif Farmasi/Dwi Setyawan,
Erizal Zaini. --Surabaya: Airlangga University
Press, 2018.
xii, 73 hlm. ; 23 cm
ISBN 978-602-473-007-9
1. Polimorf. I. Judul.
548.3
Penerbit
Kampus C Unair, Mulyorejo Surabaya 60115
AIRLANGGA UNIVERSITY PRESS Telp. (031) 5992246, 5992247
No. IKAPI: 001/JTI/95 Fax. (031) 5992248
No. APPTI: 001/KTA/APPTI/X/2012 E-mail: adm@aup.unair.ac.id
AUP 746.4/04.18 (0.1)
Cover: Erie; Layout: Sarah
Dicetak oleh:
Pusat Penerbitan dan Percetakan Universitas Airlangga (AUP)
(OC 160/02.18/AUP-B1E)
v
DAFTAR ISI
vii
BAB 4. PENGARUH POLIMORFISME TERHADAP BAHAN AKTIF DAN
PRODUK OBAT ........................................................................................ 43
Kelarutan, Disolusi, Bioavailabilitas, dan
Bioekivalensi (BA/BE) ............................................................................ 43
Pengaruh Polimorf terhadap Manufaktur Produk Farmasi ............ 45
Pengaruh Polimorf terhadap Stabilitas ................................................ 45
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Daftar kristal hidrat yang ditemukan sepanjang tahun 2009–2010 .... 8
Tabel 2.2 Daftar kristal solvat yang dilaporkan sepanjang tahun 2009–2010 .... 17
Tabel 5.1 Data kristalografi polimorf parasetamol .................................................. 48
ix
DAFTAR GAMBAR
x
Gambar 5.2 Foto mikroskop polarisasi yang menunjukkan
perbedaan ukuran dan bentuk kristal solvat natrium naproxen
dari pelarut (a) etanol, (b) propanol, (c) 2-propanol,
(d) butanol, dan (e) isobutanol ......................................................... 50
Gambar 5.3 Morfologi dari (a) kristal tunggal karbamazepin anhidrat
dengan indeks miller tiga bidang kristal dan (b) kumpulan kristal
karbamazepin dihidrat berbentuk jarum ...................................... 51
Gambar 5.4 Foto SEM proses hidrasi kristal tunggal karbamazepin anhidrat:
setelah dibenamkan di dalam air selama (a) kurang dari 1 jam,
(b) 3 jam, (c) 6 jam, (d) 12 jam, dan (e) 18 jam .............................. 52
Gambar 5.5 Mikrofoto HSM picryltoluidene solvat toluen pada
suhu (A) 25; (B) 35, desolvasi dimulai dari tepi kristal;
(C) 45; (D) 55; (E) 65; (F) 80, bentuk yang sepenuhnya
terdesolvasi; (G) 162,5, titik lebur bentuk terdesolvasi;
|dan (H) 163°C, kristal bentuk terdesolvasi yang tersisa
di dalam leburan ................................................................................ 53
Gambar 5.6 Mikrofoto HSM norfloksasin dihidrat di dalam
minyak mineral pada suhu (A) ruang dan (B) 100°C .................. 54
Gambar 5.7 Profil DSC polimorf cinacalcet hidroklorida ................................ 56
Gambar 5.8 Dehidrasi bertahap karbamazepin dihidrat
yang diawali dengan pelepasan air teradsorpsi
dan diikuti dengan pelepasan air dari kisi kristal ........................ 57
Gambar 5.9 Spektra IR padatan polimorf telmisartan (a) bentuk A,
(b) bentuk B, dan (c) bentuk C tersolvasi ....................................... 58
Gambar 5.10 Spektra Raman frekuensi rendah karbamazepin yang
diukur pada suhu ruang, (a) bentuk III, (b) bentuk polimorf
semu dihidrat, dan (c) bentuk II (spektra dipotong
pada bilangan gelombang spesifik) ................................................. 59
xi
BAB 1
PENDAHULUAN
1
kondisi yang berbeda (pengaruh suhu, tekanan, dan kondisi penyimpanan).(2)
Tiap bentuk polimorf suatu senyawa stabil pada suhu dan tekanan tertentu.
Perubahan dari satu bentuk ke bentuk lain pada tekanan dan suhu tertentu
terjadi pada suatu titik yang disebut suhu transisi atau titik transisi. Perubahan
tersebut dapat bersifat reversibel maupun sebaliknya. Pada satu kondisi
tertentu, hanya ada satu bentuk polimorf yang stabil, sedangkan lainnya
metastabil atau tidak stabil yang cenderung untuk terus berubah menuju
bentuk yang stabil secara tak reversibel.(6)
Oleh karena itu, penting untuk mempelajari sifat dan karakteristik
polimorf bahan aktif farmasi, identifikasi, serta karakterisasi secara
menyeluruh bentukan polimorf sebagai wawasan dalam memilih bahan aktif
farmasi yang nantinya akan memperlihatkan sifat yang tepat untuk produk
farmasi.
PUSTAKA
1. Setyawan D, Widjaja B, Sari R. Study on crystallinity and compatibility of binary
mixture of analgesic substances with microcrystalline cellulose. Int. J. Pharm.
Pharm. Sci. 2013;5(3):784–789.
2. Saifee M, Inamdar N, Dhamecha DL, Rathi AA. Drug Polymorphism: A Review.
Int. J. Health Res. 2009;2(4): 291–306.
3. Censi R, Martino PD. Polymorph impact on the bioavailability and stability of
poorly soluble drugs. Molecules. 2015;20:18759–18776.
4. Gozali D, Putra AFC, Sopyan I. Pengaruh Modifikasi Kristal Kalsium
Atorvastatin terhadap Laju Disolusi. Bionatura-Jurnal Ilmu-Ilmu Hayati dan
Fisik. 2014;16(2):83–88.
5. Patel J, Jagia M, Bansal AK, Patel S. Characterization and Thermodynamic
Relationship of Three Polymorphs of a Xanthine Oxidase Inhibitor, Febuxostat.
J. Pharm. Sci. 2015;104:3722–3730.
6. Brittain HG. Theory and Principles of Polymorphic Systems. In: Brittain HG,
editor. Polymorphism in Pharmaceutical Solids. 2nd Ed. New York: Informa
Healthcare Inc.; 2009. p. 1–23.
PENUTUP
69
TENTANG PENULIS