Sub Tema
Membangun Persekutuan, Merawat Kemajemukan dan
Memelihara Lingkungan
Kehadiran PPGT sebagai bagian integral dari Persekutuan Gereja yang lahir
dan dibesarkan serta dipelihara sebagai komponen pembangunan dan generasi
penerus akan masa depan gereja, bangsa dan negara merupakan investasi yang tak
ternilai. Persekutuan Pemuda Gereja Toraja sebagai salah satu organisasi Intra
Gerejawi dalam tubuh Gereja Toraja baru saja melaksanakan hajatan 5 tahunan
atau amanat AD/ART yaitu Kongres XIII di klasis Seriti.
Keputusan-keputusan penting dan strategis telah didiskusikan dan ditetapkan
dalam kongres untuk menjadi acuan pengurus PPGT 5 tahun ke depan di setiap aras
kepengurusan.
Buku Himpunan Keputusan Kongres XIII PPGT ini sebelum dinyatakan siap
untuk dicetak dan diperbanyak telah mengalami berbagai tahapan-tahapan
pembahasan secara bersama antara panitia inti, seksi kesekretariatan dan
persidangan yang dimaksudkan untuk meminimalisir kesalahan-kesalahan. Terakhir
pada tanggal 18 Januari 2014 di PSP Tangmentoe, seharian penuh antara pengurus
terpilih, para majelis pimpinan sidang dan panitia inti duduk bersama untuk
menfinalkan buku Himpunan Keputusan ini. Hal-hal tersebut tersebut dilalui dengan
maksud bahwa jerih upaya peserta selama ±5 hari berkongres di Seriti bisa tercover
dengan baik dalam buku ini.
Akhirnya kami panitia Pelaksana dari Tanah Kanaan Baru atau Desa Seriti,
Klasis Seriti Wilayah Luwu menyampaikan terima kasih yang tulus kepada semua
pihak yang tidak dapat kami tuliskan satu persatu atas segala dukungan, bantuan
dan arahan kepada panitia sehingga pelaksanaan KSK XIII PPGT dapat terlaksan
dengan baik sampai pada tugas akhir panitia yaitu himpunan keputusan yang ada di
tangan kita saat ini.
Tidak lupa kami mohon maaf apabila dalam buku himpunan keputusan ini,
oleh pembaca masih menemukan ada kekurangan atau kehilapan, yakinlah bahwa
semua itu terjadi bukan karena kesengajaan tapi semata-mata karena kekurangan
kami panitia.
Kiranya Tuhan kita Yesus Kristus sang juru selamat dunia, yang empunya
organisasi ini akan senantiasa memberkati dan melindungi kita semua dalam
mengemban tugas dan tanggung jawab kita masing-masing, Amin.
Lampiran :
Dengan pertolongan Allah Bapa, Allah Anak dan Allah Roh Kudus, Kongres XIII
Persekutuan Pemuda Gereja Toraja (PPGT):
Nomor
ID Nama Status Klasis
Urut
Card
Wilayah I Luwu
1 A.001 Absalom Sa'bi Utusan Kalaena
2 A.002 Septha Hery Utusan Kalaena
3 A.004 Yohanis Duma' Utusan Kalaena
4 A.005 Hari Kusnanto Utusan Kalaena
5 A.006 Jurnal L. Tonno' Utusan Kalaena
6 A.007 Meldi Tumbak Sauna Utusan Kalaena
7 A.008 Irmawati, A.Md.Kep Utusan Malili
8 A.009 Tomi Patanggung Utusan Malili
9 A.010 Yelieser Utusan Malili
10 A.011 Yonatan Ramban Utusan Malili
11 A.012 Pdt. Melki Upa', S.Th Utusan Malili
12 B.076 Nandita Dyaniel Undangan Malili
13 A.013 Fransiskus S.N Utusan Wotu
14 A.014 A. Bara'padang, S.Sos Utusan Wotu
15 A.018 Narpin, S.Pd. Utusan Sukamaju
16 A.019 Selvrianus Rumpak Utusan Sukamaju
17 A.020 Pdt. Christina B.R., S.Th Utusan Sukamaju
18 A.021 Stepanus, SP. Utusan Sukamaju
19 A.022 Ayub Soga Utusan Bone-bone
20 A.023 Yepta Utusan Bone-bone
21 A.024 Ardi Utusan Bone-bone
22 A.025 Kadmiel Srimujiati Utusan Bone-bone
23 A.026 Henny Datu Lumuran Utusan Bone-bone
24 A.110 Masdah Utusan Bone-bone
25 A.027 Mazmur Mada Utusan Masamba
26 A.028 Agustina Tumba Utusan Masamba
27 A.029 Vika Guntur Utusan Masamba
28 A.030 John Steven Utusan Masamba
29 A.031 Oktovianus Pasombo Utusan Masamba
30 A.032 Desy Utusan Masamba
31 B.005 Andarias Mansa Tando Undangan Masamba
32 B.006 Novianti S. Menda Undangan Masamba
Ditetapkan di : Seriti
Tanggal : 5 Nopember 2013
Dengan pertolongan Allah Bapa, Allah Anak dan Allah Roh Kudus, Kongres XIII
Persekutuan Pemuda Gereja Toraja (PPGT):
Menimbang : bahwa untuk terselenggaranya Kongres XIII dengan santun,
gerejawi, lancar, efektif dan efisien, maka Kongres XIII PPGT
perlu menetapkan Jadwal Acara.
Mengingat : 1. Pengakuan Iman Gereja Toraja (PIGT);
2. Tata Gereja Gereja Toraja (TGGT);
3. ART PPGT pasal 12;
4. Keputusan PP.PPGT nomor 013.SK.017.02.2011 tentang
Komposisi dan Personalia Panitia Konperensi Studi dan
Kongres XIII PPGT.
Memperhatikan : 1. Rancangan Jadwal acara Kongres XIII PPGT yang disusun
dan diajukan oleh Panitia Pengarah;
2. Saran dan pendapat yang dikemukakan dalam sidang
paripurna Kongres XIII PPGT pada tanggal 5 Nopember
2013.
MEMUTUSKAN
Menetapkan : Keputusan tentang Jadwal Acara Kongres XIII PPGT
Pertama : Jadwal acara Kongres XIII PPGT tanggal 4-9 Nopember 2013
adalah sebagaimana tercantum dalam lampiran yang
merupakan satu kesatuan tak terpisahkan dengan surat
keputusan ini.
Kedua : Jadwal acara sebagaimana dimaksud dalam lampiran surat
keputusan ini dapat diubah atas persetujuan Rapat Paripurna
Kongres XIII Persekutuan Pemuda Gereja Toraja.
Ketiga : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan, dan jika
ada kekeliruan dalam penetapannya akan diperbaiki
sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di : Seriti
Tanggal : 6 Nopember 2013
PIMPINAN SIDANG SEMENTARA
Pengurus Pusat PPGT, Panitia, Panitia,
Refleksi Alkitab :
21.00-22.00 Pdt. Marojahan S. Sijabat, M.Th
Tiga Kali Sehari (Refleksi Spritualitas Daniel)
Ditetapkan di : Seriti
Tanggal : 6 Nopember 2013
PIMPINAN SIDANG SEMENTARA
Pengurus Pusat PPGT, Panitia, Panitia,
TENTANG
Dengan pertolongan Allah Bapa, Allah Anak dan Allah Roh Kudus, Kongres XIII
Persekutuan Pemuda Gereja Toraja (PPGT):
MEMUTUSKAN
Menetapkan : Keputusan tentang Tata Tertib Kongres XIII PPGT.
Kedua : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan, dan jika
ada kekeliruan dalam penetapannya akan diperbaiki
sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di : Seriti
Tanggal : 6 Nopember 2013
PIMPINAN SIDANG SEMENTARA
Pengurus Pusat PPGT Panitia Panitia
BAB I
ATURAN UMUM
Pasal 1
Pengertian Dasar
Dalam tata tertib ini, yang dimaksud dengan:
1. Kongres adalah Kongres XIII PPGT tahun 2013, yang dilaksanakan di Seriti.
2. BPS adalah Badan Pekerja Sinode Gereja Toraja.
3. BVGT adalah Badan Verifikasi Gereja Toraja.
4. MPGT adalah Majelis Pertimbangan Gereja Toraja.
5. Majelis Gereja adalah Pendeta, Penatua dan Diaken.
6. Pengurus Pusat adalah Pengurus Pusat PPGT.
7. Panitia adalah Panitia Pelaksana Kongres XIII PPGT Tahun 2013.
BAB II
PESERTA PERSIDANGAN
Pasal 2
Jenis Peserta
Peserta Kongres terdiri dari:
1. Utusan
2. Pengurus Pusat
3. Penasehat
4. Undangan
5. Panitia Pelaksana
6. Panitia Pengarah
Pasal 3
Utusan
Peserta utusan sebanyak kuota klasis sebagaimana diatur dalam ART PPGT Pasal 12,
yaitu peserta yang namanya terdaftar namanya dalam registrasi panitia dengan
kredensi lengkap yang ditandatangani Pengurus Klasis dan Badan Pekerja Klasis.
Pasal 4
Pengurus Pusat
Pengurus Pusat secara otomatis menjadi peserta yang memiliki hak dan kewajiban
yang sama dengan Utusan, kecuali hak memilih.
Pasal 5
Penasihat
Penasihat Kongres terdiri dari:
1. MPGT.
2. BVGT.
3. BPS Gereja Toraja.
4. Ketua Umum PP PPGT setelah dinyatakan Demissioner.
5. KSB OIG tingkat pusat (PWGT, SMGT dan PKBGT).
6. BPK dan BVK Seriti.
Pasal 6
Panitia Pelaksana dan Panitia Pengarah
Panitia Pelaksana dan Panitia Pengarah adalah panitia yang dibentuk oleh Pengurus
PPGT yang dikukuhkan dengan surat keputusan.
BAB III
HAK DAN KEWAJIBAN
Pasal 7
Hak Peserta
2. Peserta utusan mempunyai hak bicara, hak memilih, dan hak dipilih.
3. Pengurus Pusat mempunyai hak bicara dan hak dipilih.
4. Penasehat memiliki hak bicara untuk memberikan nasehat, diminta atau tidak
diminta.
5. Peserta lainnya hanya memiliki hak bicara.
6. Penggunaan hak-hak peserta di bawah pengaturan Majelis Pimpinan Sidang.
Pasal 8
Kewajiban Peserta
1. Setiap peserta wajib mentaati Tata Tertib dan ketentuan lain yang
ditetapkanoleh Majelis Pimpinan Sidang.
2. Setiap peserta tidak dibenarkan meninggalkan persidangan tanpa seizin Majelis
Pimpinan Sidang.
3. Setiap peserta wajib memakai tanda peserta yang disiapkan panitia selama
KONGRES berlangsung.
4. Setiap peserta wajib hadir dalam setiap persidangan tepat pada waktu yang
ditentukan, apabila berhalangan peserta wajib menyampaikan secara tertulis
kepada Majelis Pimpinan Sidang.
5. Setiap peserta wajib berpakaian rapi dan sopan.
BAB IV
PERSIDANGAN
Pasal 9
Jenis-Jenis Sidang
Kongres XIII PPGT dilaksanakan dalam bentuk Ibadah, Penelaan Alkitab, Refleksi,
Seminar dan Sidang Paripurna.
Pasal 11
Majelis Pimpinan Sidang
1. Pengurus Pusat dan Panitia Pelaksana memimpin persidangan sampai
terpilihnya Majelis Pimpinan Sidang, dengan komposisi 1 orang PP dan 2 orang
Panitia.
2. Majelis Pimpinan Sidang terdiri dari 5 orang yang bersifat kolektif kolegial,
didampingi oleh Sekretaris Persidangan yang secara otomatis dijabat oleh
Sekretaris Umum PP.PPGT.
3. Majelis Pimpinan Sidang dipilih oleh para utusan melalui Rapat Pimpinan Pusat
dengan komposisi 4 orang utusan dan 1 orang Pengurus Pusat.
BAB V
TATA CARA BERBICARA DAN TATA CARA
PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Pasal 12
Tata cara Berbicara
Pasal 13
Tata Cara Pengambilan Keputusan
BAB VI
ATURAN PERALIHAN
Pasal 14
Hal-hal yang belum diatur dalam tata tertib ini, akan diatur kemudian melalui
Sidang Paripurna.
Ditetapkan di : Seriti
Tanggal : 6 Nopember 2013
TENTANG
Dengan pertolongan Allah Bapa, Allah Anak dan Allah Roh Kudus, Kongres XIII
Persekutuan Pemuda Gereja Toraja (PPGT) :
MEMUTUSKAN
Ditetapkan di : Seriti
Tanggal : 6 Nopember 2013
TENTANG
Dengan pertolongan Allah Bapa, Allah Anak dan Allah Roh Kudus, Kongres XIII
Persekutuan Pemuda Gereja Toraja (PPGT) :
MEMUTUSKAN
Ditetapkan di : Seriti
Tanggal : 6 Nopember 2013
TENTANG
LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN
PENGURUS PUSAT PERSEKUTUAN PEMUDA GEREJA TORAJA
PERIODE 2008-2013
Dengan pertolongan Allah Bapa, Allah Anak dan Allah Roh Kudus, Kongres XIII
Persekutuan Pemuda Gereja Toraja (PPGT) :
MEMUTUSKAN
Ditetapkan di : Seriti
Tanggal : 6 Nopember 2013
TENTANG
PENETAPAN USUL-USUL
Dengan pertolongan Allah Bapa, Allah Anak dan Allah Roh Kudus, Kongres XIII
Persekutuan Pemuda Gereja Toraja (PPGT) :
MEMUTUSKAN
Ditetapkan di : Seriti
Tanggal : 6 Nopember 2013
USUL-USUL
3. Klasis - Klasis
PENGUSUL
ALTERNATIF
KLASIS
NO BUNYI USUL LATAR BELAKANG
PEMECAHAN
Kaltim Tarakan
7 Penerbitan buku sejarah PPGT
mengetahui sejarah berdirinya PPGT.
Pasal 6 ayat 2 dan pasal 7 ayat 4
8 Jelas, mengacu pada usulan nomor 1
ART berubah menjadi 2 tahun
Pasal 8 ayat 4 dan pasal 9 ayat 2
9 Jelas, mengacu pada usulan nomor 1
ART berubah menjadi 3 tahun
Pasal 10 ayat 5 dan pasal 12 ayat 2
10 Jelas, mengacu pada usulan nomor 1
ART berubah menjadi 4 tahun
Melihat tidak efektifnya kerja Pengurus
Pusat selama ini, tidak pernah melakukan
Ketua dan Sekretaris Umum Pengurus
11 perkunjungan sekalipun ke Klasis Kaltim
Pusat PPGT adalah full timer
Tarakan dalam rangka menjalankan
program kerja mandiri.
Pelaksanaan PRAYA diformat lebih
Sejauh ini PRAYA sebelumnya lebih banyak
12 untuk pengembangan kreatifitas dan
kegiatan yang sifatnya kompetitif
pembinaan generasi muda.
Pengembangan talenta PPGT bidang
Sangat minim pemuda gereja toraja yang
musik gerejawi, kepemimpinan dan
13 dapat mengembangkan talenta yang
pelayanan dalam persekutuan (dalam
dimiliki untuk kebutuhan pelayanan jemaat
format panduan buku, rangkuman).
Perkunjungan oleh Pengurus Pusat
Selama ini tidak pernah ada perkunjungan
PPGT terpilih ke klasis minimal 1 kali
yang dilakukan oleh Pengurus Pusat ke
14 dalam masa periode kepengurusan
Klasis Kaltim Tarakan sehingga
yang dimasukkan/tertuang dalam
kurang/minim sekali koordinasi
program kerja
Tambahan pengusulan nama Klasis
15 Kaltim Tarakan menjadi Klasis Sesuai pengubahan nama Provinsi
Kaltara Tarakan
KLASIS
NO BUNYI USUL LATAR BELAKANG
PEMECAHAN
Kaltim
Peningkatan peran aktif pemuda mengingat semakin tingginya tingkat
16
dalam pelestarian lingkungan kerusakan lingkungan
1. Dibutuhkan seorang tenaga professional Mengangkat 1 tenaga tata
yang tidak berganti seiring dengan usaha professional yang
pergantian pengurus, yang full time (bukan berasal
mengakibatkan proses pengarsipan & dari pengurus/tidak berada
pengaturan administrasi serta tidak dalam struktur
berjalan dengan baik serta kurang kepengurusan).
Meninjau ulang tenaga full time
profesional.
17 (penuh waktu) pada struktur
2. Dapat menimbulkan kecemburuan di
pengurus pusat PPGT
antara pengurus & pelimpahan
pelayanan/pekerjaan kepada pengurus
yang full time karena dengan asumsi
mendapat biaya hidup dari lembaga
(BPS), sehingga kepengurusan tidak
berjalan dengan baik.
Paradigma baru praya PPGT Sangat baik, Konsep paradigma baru
meskipun belum berjlana dengan praya PPGT dikembangkan
Pengembangan konsep pardigma maksimal. & terus dipertahankan
18
baru praya PPGT. serta diterapkan secara
menyeluruh pada
kegiatan/konsep ber-PPGT.
1. Pembangunan yang telah memkana Komitmen penyelesaian
waktu yang sangat lama. gedung A. A. Van de
Perampungan pembangunan gedung
19 2. Dibutuhkan sebuah gedung yang Loosdrecth dijadikan
A. A. Van de Loosdrecth
representatif sebagai bagian dari simbol program utama pada
PPGT, yang dimanfaatkan dengan baik. tahun berikutnya.
1. Publikasi laporan keuangan pengurus 1. Publikasi laporan
pusat PPGT hanya dilakukan sekali keuangan pengurus
Makassar
Publikasi Laporan keuangan Pengurus setahun, sehingga informasi hanya pusat lewat website &
20
Pusat PPGT dapat diketahui dalam waktu tersebut. surat fisik.
2. Kurang dimanfaatkannya teknologi 2. Pembuatan website
(website PPGT) secara maksimal. PPGT yang professional.
1. Grup FB KSU tidak terurus, sehingga Grup FB KSU dikelolah
grup tersebut harusnya menjadi media secara profesinal &
sosialisasi & penunjang pelayanan tetapi dijadikan sebagai media
justru menjadi sebuah grup yang interaksi sekaligus media
dijadikan sebagai tempat debat kusir, publikasi dari pengurus
kampanye politik praktis dll. pusat ke klasis-jemaat atau
sebaliknya.
KLASIS
NO BUNYI USUL LATAR BELAKANG
PEMECAHAN
Keberadaan & tugas Korwil yang tidak Wilayah tetap ada secara
jelas structural dengan memiliki
KSB, yang bukan lagi
menjadi bagian dari
struktur pengurus pusat,
Meninjau ulang keberadaan Korwil sekaligus sebagai bagian
24
dalam struktur PP dari penyederhanaan
stukrtur PP.
Makassar
Klasis/Jemaat.
Terdapat bentuk LPJ yang panjang serta LPJ dibuat dalam bentuk
tetapi tidak substansial. isian, yang langsung
27 Meninjau ulang bentuk LPJ Panitia diselesaikan sesaat setelah
Terdapat panitia yang lambat LPJ. kegiatan.
Piutang dijadikan sebagai pendapatan Piutang tidak lagi menjadi
untuk membiayai program kerja, yang sumber pendapatan dalam
Meninjau system penyusunan APB
28 berujung pada tidak berjalannya program APB untuk membiayai
PPGT
kerja secara maksimal. program, meskipun tetap
sebagi pemasukan.
Database & iuran anggota PPGT yang tidak Database & iuran anggota
berjalan dengan maksimal sebagaimana dimaksimalkan dengan
tertulis dalam PO PPGT. dibuatkan sebuah system
yang lebih baik.
Iuran anggota seharusnya menjadi sumber Pembagian kelas
pendapatan untuk pembiyaan program. didasarkan pada jumlah
anggota PPGT, serta target
Pembagian kelas tidak didasarkan pada mengacu pada pembagian
Database & iuran anggota
29 jumlah anggota. iuran sebagaimana tertulis
dimaksimalkan
dalam PO PPGT.
Kurangnya motivasi dalam mengtur Perlu adanya
database anggota. penyeragaman iuran
anggota sebagai bentuk
kebersama-samaan dalam 1
organisasi yang sama &
memudahakn perhitungan
% iuran anggota.
Keterlibatan pengurus dalam politik praktis Semua pengurus di semua
Mempertegas keterlibatan Pengurus
dapat menyebabkan independensi lembaga lingkup (PP, PK & PJ)
30 di semua lingkup (PP, PK & PJ)dalam
hilang. TIDAK BOLEH ikut dalam
Politik Praktis.
politik praktis.
KLASIS
NO BUNYI USUL LATAR BELAKANG
PEMECAHAN
Parepare
terkoordinir dengan baik.
pelayanannya, minimal sampai masa untuk menetap selama
periodenya berakhir menjabat sebagai Korwil.
Agar PP PPGT yang terpilih Banyak kader-kader PPGT yang memprogramkan
33 memprogramkan pelatihan-pelatihan menganggur, dan hanya berharap untuk pelatihan-pelatihan
kewirausahaan menjadi PNS saja. kewirausahaan
Usia Angota Luar Biasa
Berkurangnya kesempatan bagi anggota
Agar Usia Anggota Luar Biasa di atas yang di atas umur 35
34 biasa PPGT untuk mengembangkan diri,
35 tahun dibatasi tahun cukup sampai usia
khususnya melalui kegiatan-kegiatan
40 tahun.
PP. PPGT yang terpilih
Karena Wilayah Barat sangat luas dan
agar menindak lanjuti
Wilayah Barat dibagi di dalam 2 kondisi wilayah/medan yang sangat susah
35 pembagian wilaya demi
wilayah di jangkau sehingga berdampak pada
optimalnya kinerja dan
Rembon
kinerja korwil yang tidak maksimal.
pendampingan korwil
PP.PPGT terpilih
Perkunjungan terjadwal PP.PPGT ke Kurangnya informsi yang diperoleh oleh memprogramkan
36
Klasis-klasis pengurus2 klasis dan sebaliknya, dan perkunjungan ke klasis-
klasis
37 Perhatian lebih serius terhadap PPGT
Sangbua
Lambe‟
Pedoman Khotbah PPGT supaya
38
dapat terbit lebih awal
Mengangkat ketua Umum
Kurang maksimalnya kehadiran Ketua
39 Memaksimalkan Fungsi Ketua Umum menjadi Tenaga Full timer
Umum dalam kegiatan dan pertemuan
seperti Sekertaris Umum
Mengaktifkan pertemuan pertemuan Kurang maksimalnya informasi dari Memaksimalkan
40
pertemuan wilayah
Tallunglipu
wilayah pengurus pusat ke klasis-klasis
Tidak adanya Laporan mengenai Panitia Membuat Laporan
Laporan Panitia pembangunan pembangunan Gedung A.A.Van Der ke klasis klasis
41
Gedung A.A.Van Der Lostrach Lostrach ke klasis klasis sejauh mana
pembangunan tersebut berjalan
Menyesuaikan
42 Penijauan Ulang Bina Muda Tidak sesuai konteks Kalender Gerejawi
BahanMembangun Jemaat
KLASIS
NO BUNYI USUL LATAR BELAKANG
PEMECAHAN
Parandangan
II di Wilayah II
Pengurus Pusat PPGT lebih
Program Pelayanan Pengurus Pusat Selama ini, kehadiran Pengurus Pusat PPGT
52 Memprioritaskan
PPGT diprioritaskan ke Klasis-Klasis hanya memenuhi undangan saja
pelayanan ke Klasis-Klasis
Perlunya kehadiran korwil dalam dalam Tugas Korwil sepertinya
Tikala
53 Kinerja Korwil
setiap kegiatan di Klasis mengambang
Baebunta Selatan
Pedoman Ke Tiap – Tiap Klasis
Buntao‟
sosialisasi ke klasis yang kurang aktif untuk perkunjungan ke klasis,
57 kurang aktif pada kegiatan-kegiatan
memberikan motivasi dalam keterlibatan di khususnya bagi klasis yang
di tingkat pusat.
kegiatan yang diadakan PP-PPGT. Sampai kurang aktif pada kegiatan
saat ini kami belum mengenal Pengurus di tingkat pusat.
Pusat PPGT secara lengkap (KSB terutama)
1. Agar PP-PPGT yang
terpilih membuat
panduan/info tentang
kegiatan yang
dilaksanakan PP sehingga
Seringkali klasis kurang informasi tentang yang berdomisili di luar
Buntao‟
Penerbitan Brosur PPGT pada kegiatan yang diadakan di tingkat pusat rantepao bisa terlibat.
58
perayaan hari raya Gerejawi dan PPGT kurang mengikuti kalender 2. Sebisa mungkin PPGT juga
gerejawi pada perayaan-perayaan Gerejawi merayakan Hari Doa
Sedunia dan hari raya
lainnya, dan untuk
kesamaan konsep ada
baiknya dibuatkan brosur
seperti SMGT
Ketua Umum tidak harus seorang
Agar pelayanan dan kepengurusan lebih
59 pendeta dan sedapat mungkin full
terarah.
timer
Pengurus pusat yang terpilih lebih
proaktif perkunjungan ke klasis dan Kurangnya pemahaman mengenai AD/ART
60
jemaat untuk mensosialisasikan & PO.
Kota Palopo
AD/ART & PO
Agar Pengurus/Kordinatorwilayah
Adanya pengurus klasis yang tidak
Dipilih Langsung oleh pengurus-
mengetahui siapa kordinator/pengurus
pengurus Klasis dalam wilayah
61 wilayahnya sampai saatini.
pelayanan terkait.
Agar kordinasi dan pelayanan dalam
Dimasukkan dalam salah satu agenda
lingkup wilayah dapat terarah dengan baik.
dalam Kongres XIII Seriti.
KLASIS
NO BUNYI USUL LATAR BELAKANG
PEMECAHAN
Kota Palopo
mengenai kegiatan PPGTmelalui
terpencil atau sulit dijangkau.
website/blog.
Sekretariat/kantor pengurus pusat Kondisi Kantor pengurus selama ini masih
67
harus lebih dibenahi dan ditata rapi. berantakan.
Memperjelas pedoman persuratan
Ketidakjelasan mengenai teknis penomoran
68 terutama penjelasan penomoran
surat
surat.
Materi yang diberikan pada jenjang
Memperjelas mengenai kurikulum
69 pengkaderan tidak diseragamkan di seluruh
materi LKPD/LKPL/TOT.
jemaat atau pun klasis.
Setiap kegiatan lomba yang Selama ini dalam kegiatan lomba yang
dilaksanakan oleh kepanitiaan PPGT diadakan oleh kepanitiaan atau pengurus
70
harus ada apresiasi yang diberikan pusat tidak ada apresiasi kepada pemenang
oleh pelaksana ke peserta. seperti piagam, sertifikat dll.
KLASIS
NO BUNYI USUL LATAR BELAKANG
PEMECAHAN
Bone
78
jumlah di bawah 7 jemaat bawah 7 jemaat. Contoh, 5 dst untuk klasis 2. Klasis dengan jumlah
di atas 7 dan Cuma 1 untuk klasis di bawah minimal 6 jemaat
7 memiliki 3 utusan dalam
kegiatan Pengurus Pusat,
Kongres, dll
Perlunya meningkatkan jiwa - Bidang usaha ATK dan
kewirausahaan dalam kepengurusan PPGT Fotocopy
dalam hal ini membuka peluang kerja bagi - Bidang Usaha Pencucian
anggota yang dianggap potensial, dan motor
79 Penambahan Bidang Usaha
dapat menunjang pendapatan dalam
rangka pencarian dana setiap kegiatan serta
dapat dijadikan tambahan penghasilan bagi
pengurus dan anggota
1. Representasi kehadiran pengurus klasis Agar pelaksanaan RPP
merupakan representasi kehadiran cukup dihadiri oleh
Perubahan ADART pasal 11 tentang Pengurus PPGT Jemaat. pengurus klasis, sebagai
80
RPP 2. Pelaksanaan RPP yang dihadiri oleh representasi kehadiran
terlalu banyak orang justru menjadi tidak PPGT Jemaat.
efektif.
Mengusulkan kepada BPS
Ketidakefektifan pelaksanaan program GT untuk membiayai 2
Kesu‟ La‟bo‟
Dua orang tenaga Full time (Ketum
81 PP.PPGT salah satu penyebabnya adalah orang tenaga fulltime,
dan Sekum) dan satu orang staf
tenaga full time hanya satu orang yaitu Ketua Umum dan
Sekretaris Umum
1. Bahwa pelaksanaan pembinaan di Agar mengesahkan
jemaat dan klasis hanya pada tingkat kurikulum yang telah
pengurus, sehingga pembinaan praktis diseminarkan di
Agar segera mengesahkan kurikulum
82 hanya dirasakan oleh pengurus Tangmentoe
hasil semiloka yang telah disosialisasi
(Pembinaan piramida)
2. Bahwa PPGT memerlukan kurikulum
yang dapat menjawab konteks kekinian
Pengurus Pusat
1. SDM pengurus tidak sama
memprogramkan Tim
Pembentukan tim perancang dan 2. Membantu pengurus dalam merancang
83 Perancang dan
pengembangan program PPGT dan menetapkan program
Pengembangan Program
3. Salah satu wujud perhatian untuk PPGT
PPGT
Kiranya hal ini ditinjau
Masa periode kepengurusan klasis Kurangnya berjalannya proses kaderisasi di
kembali agar kepengurusan
84 maksimal 2 tahun dengan berbagai tingkat klasis
di klasis dapat berjalan
Balusu
KLASIS
NO BUNYI USUL LATAR BELAKANG
PEMECAHAN
Matallo
komitmen pengurus baru
Sa‟dan
Selama ini program PP PPGT lebih pada
87 Kinerja Pengurus baru ditingkatkan
aras kota diperlukan untuk
meningkatkan kinerja
Karena pembangunan gedung van de Melalui Kongres,
Penyelesaian Gedung Pemuda van de
88 loosdrecht sudah sangat lama dan belum disepakati alternatif baru
Loosdrecht
juga selesai dalam hal pendanaan
Pengurus yang terpilih benar-benar Pengurus yang baru jangan
Banyak pengurus yang selama ini tidak
89 orang yang mau bekerja demi orang yang memiliki
bekerja sesuai tanggung jawabnya
kemajuan PPGT dualisme kepemimpinan
Melalui Kongres harus jelas tugas Selama ini belum ada kejelasan tentang Putuskan job deskripsi
90
Korwil untuk masing-masing wilayah tugas korwil korwil
Banyak program yang terlalu tinggi dan Jelas program yang bisa
Hendaknya program kerja PPGT ke
91 tidak menyentuh kebutuhan PPGT di dilakukan dan sesuai
depan realistis dan kontekstual
Jemaat-jemaat kebutuhan jemaat-jemaat
Harus ada transparansi dan
Masalah pendanaan dan bantuan Tidak jelas asal dan bagaimana mekanisme kerjasama untuk saling
Sa‟dan Matallo
92
untuk PPGT bantuan untuk PPGT memperhatikan dalam
kesatuan selaku PPGT
1. Periodisasi kepengurusan PP.PPGT
selama 5 tahun terlalu lama sehingga
Agar Kongres XIII PPGT
Periode Kepengurusan PP PPGT tidak mencerminkan PPGT sebagai
93 menetapkan Periode
sampai 3 tahun saja organisasi kaderisasi
PP.PPGT selama 3 tahun.
2. Sangat menghambat percepatan
kaderisasi dalam tubuh PPGT
Agar Kongres XIII PPGT
5. Wilayah dibawah koordinasi korwil
Meninjau kembali tentang menetapkan pewilayahan
tidak efektif dalam memfasilitasi
pewilayahan secara struktural secara fungsional lewat
kebutuhan pelayanan antar klasis di
(Wilayah dibawah koordinasi korwil) pembentukan pengurus
94 setiap wilayah karena korwil tidak
untuk dikembalikan menjadi sistim wilayah atau badan
memiliki program kerja
pewilayahan secara fungsional koordinasi wilayah di
6. Kurangnya hubungan kerja sama dan
(Pengurus Wilayah) ???? setiap wilayah dalam
silaturahmi antar klasis di setiap wilayah.
lingkup pelayanan PPGT.
Persuratan dari PP.PPGT
Biasanya persuratan dari PP.PPGT ke Klasis
harus dipercepat dikirim ke
tiba pada saat pelaksanaan rapat atau
Persuratan dari Pengurus Pusat tiap-tiap Klasis supaya tiap-
95 kegiatan akan dilaksanakan, sehingga
dipercepat dikirim ke tiap-tiap Klasis tiap Klasis bersiap untuk
banyak Klasis tidak sempat mempersiapkan
mengikuti atau bisa lewat
Sangalla‟ Barat
diri.
pesan singkat (sms/Email)
Kepengurusan di PP.PPGT yang selama ini
96 Kepengurusan PP.PPGT 3 Tahun
5 Tahun terlalu lama
Agar PP.PPGT
Warga PPGT sekarang sudah sangat
memprogramkan suatu
terpengaruh dengan hal-hal duniawi dan
97 Pembinaan bagi warga PPGT wadah yang bisa membina
sudah jarang sekali yang aktif didalam
warga PPGT sejak masih
Gereja
Remaja / masa peralihan
KLASIS
NO BUNYI USUL LATAR BELAKANG
PEMECAHAN
Pulau Jawa
Menetapkan usia Anggota Biasa banyak memperhatikan dan melayani
100 PPGT dari 15 sampai 30 tahun. klasis, lebih banyak memperhatikan dan
melayani Gereja Toraja, lebih banyak
memperhatikan dan melayani masyarakat,
dan itu semua adalah wujud iman untuk
melayani Tuhan. Proaktiflah dalam
program-program pemberdayaan jemaat
serta jadilah bagian dari kemajuan jemaat.
Citrakan dan budayakanlah etos Kristiani di
lingkungan dan pergaulan masing-masing,
mulai dari sekolah, tempat kerja dan
PPGT Klasis Pulau Jawa menghimbau
lingkungan pergaulan lainnya. Citrakanlah
kepada Kongres supaya menugaskan
bahwa kader-kader PPGT tidak eksklusif,
101 Pengurus PPGT terpilih untuk menulis
siap bersesama dengan orang lain tanpa
buku tentang sejarah lahirnya PPGT.
memandang latar belakang, PPGT yang
taat hukum, PPGT yang menegakkan
keadilan dan kebenaran, serta PPGT
yangmencintai lingkungan hidup.
Ketua tidak punya waktu untuk berkunjung
102 Ketua umum PP. PGT Full Time ke Klasis karena terikat dengan pekerjaan
lain.
Jumlah utusan setiap klasis ke Ada banyak jumlah Klasis yang jumlah
Kongres tetap berdasarkan ART Jemaatnya banyak, tetapi jumlah KK dan
103 PPGT Pasal 12 butir 10 yaitu 7=5, Anggota Sidi serta Anggota PPGTnya lebih
+3=1, tetapi dalam hal hak Suara sedikit dibanding dengan Klasis yang
cukup 1 orang/Klasis Jumlah Jemaatnya sedikit.
Kalaena
106 PPGT jangan terlalu menggunakan memahami penggunaan redaksi yang ada
pemakaian kata yang
kata kata yang terlalu tinggi dalam bahan khotbah
hanya bisa dimengerti oleh
PPGT yang berlatar
belakang lulusan Teologia
KLASIS
NO BUNYI USUL LATAR BELAKANG
PEMECAHAN
Balikpapan
Pengurus Pusat PPGT (koordinator Wilayah
Kaltim
Pengurus Pusat PPGT (Koordinator kurang memberikan jawaban apa yang
108 Wilayah) agar ditindak lanjuti menjadi kebutuhan di Klasis, seperti iuran
keberadaannya PPGT Klasis ke Pusat, Informasi yang
diberikan selslu terlambat.
Banyaknya iuran ke Pusat yang menunggak
Iuran PPGT ke Pusat agar diberikan akibat tidak adanya rincian perbulan yang
109
rincian diinformasikan ke Klasis.
1. Periodisasi Kepengurusan PP. PPGT
selama 5 Tahun terlalu lama sehingga
Agar Kongres XIII PPGT
Periode kepengurusan PP. PPGT tidak mencerminkan PPGT sebagian
110 menetapkan Periode PP.
sampai 3 Tahun saja organisasi kaderisasi
PPGT selama 3 tahun.
2. Sangat menghambat kaderisasi dalam
tubuh PPGT
Luwu
3. Wilayah dibawah Koordinasi Korwil Agar Kongres XIII PPGT
Meninjau kembali tentang
tidak efektif dalam memfasilitasi menetapkan pewilayaan
kewilayaan secara struktural (wilayah
kebutuhan pelayanan antar Klasis setiap secara fungsional lewat
di bawah Koordinasi Korwil) untuk
111 wilayah, karena korwil tidak memiliki pembentukan pengurus
dikembalikan menjadi sistem
program kerja, wilayah atau Badan
perwilayaan secara fungsional
4. Kurangnya hubungan kerjasama dan Koordinasi Wilayah dalam
(pengurus Wilayah)
silahturahmi antar klasis setiap wilayah lingkup pelayanan PPGT
1. Mengusulkan kepada
BPSGT untuk membiayai
1. Demi menunjang efektifnya berbagai tenaga Fultimer PP.
Ketua Umum, Sekretaris Umum, dan program yang akan dilaksanakan PPGT
112
semua ketua bidang agar Full timer 2. Pemuda adalah tulang punggung Gereja 2. PP.PPGT bekerjasama
oleh karena perlu penanganan serius dengan BPSGT untuk
pembiayaan tenaga Full
timer
Kebanyakan Klasis dan jemaat belum Sosialisasi AD/ART dan PO
Mengoptimalkan sosialisasi AD/ART
mengetahui AD/ART dan PO sehingga dilakukan paling lambat
113 dan PO kepada PPGT jemaat dan
PPGT Jemaat dan Klasis belum berpatokan sebelum Raker II PPGT
Klasis.
pada AD/ART dan PO.
Malimbong
Tetap melanjutkan
Alokasi Beasiswa kepada PPGT yang Anggota mngetahui kriteria pemberian pemberian beasiswa dan
114
tidak mampu harus diperjelas beasiswa, dan jumlah beasiswa ditangani oleh unit kerja
bentukan PP PPGT
Memberi peluang pada PPGT jemaat dan
Mengupayakan agar program tingkat Klasis untuk mengikuti program tingkat Beberapa program tingkat
115 pusat juga dapat dilakukan oleh Pusat karena selama ini beberapa klasis pusat juga bisa dilakukan
Klasis terpencil terpencil belum mengikuti program tingkat oleh klasis terpencil
pusat.
Melihat kondisi di beberapa klasis terpencil
dan juga semi kota, anggota PPGT
Batas Umur Anggota PPGT Biasa 40 Mengesahkan batas umur
116 kebanyakan anak SMP dan juga orang
Tahun anggota biasa 40 Tahun
dewasa yang telah berumur diatas 35
tahun.
Sebahagian besar jemaat-jemaat di Klasis
Masamba pendapatannya masih kurang
Tinjau ulang kategori kelas A untuk (dari 10 jemaat, ada 5 jemaat yang warga Menetapkan kategori kelas
117
Klasis Masamba jemaatnya kurang dari 30 KK, bahkan ada B untuk Klasis Masamba
Masamba
KLASIS
NO BUNYI USUL LATAR BELAKANG
PEMECAHAN
Masamba
pemuda dalam berbagai kegiatan PPGT
pemuda
Semua kegiatan PPGT pusat dan Supaya warga PPGT dapat mengetahui
120 anggarannya dipublikasikan di media kegatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh
sosial PPGT PP. PPGT
121 Ketua PP.PPGT harus full time.
Laporan keuangan PP.PPGTdan
laporan keuangan setiap kegiatan
122
yang diadakan pertahun hendaknya
Palopo
dilaporkan/dipaparkan perbulannya.
123 Penegasan terlaksananya PO.
PP.PPGT hendaknya mengunjungi
124 setiap Klasis minimal sekali dalam
periode kepengurusan.
Pengurus Pusat memprogramkan
pertemuan dengan pengurus-
pengurus Klasis untuk membahas isu-
125
isu global yang berkembang dalam
kehidupan bergereja dan
Pangala‟
bermasyarakat.
Pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang
126 secara konsisten, tepat waktu dan
tepat sasaran.
Sosialisasi AD/ART PPGT di setiap
127 Klasis dalam Tahun pertama
kepengurusan Klasis
PP. PPGT yang terpilih
Karena Wilayah Barat sangat luas dan
agar menindaklanjuti
Wilayah Barat dibagi di dalam 2 kondisi wilaya/medan yang sangat susah di
128 pembagian wilayah demi
wilayah jangkau sehingga berdampak pada kinerja
optimalnya kinerja dan
Rembon
korwil yang tidak maksimal.
pendampingan korwil
PP.PPGT terpilih
Kurangnya informsi yang diperoleh oleh
Perkunjungan terjadwal PP.PPGT ke memprogramkan
129 pengurus-pengurus klasis dan sebaliknya,
Klasis-klasis perkunjungan ke klasis-
dan
klasis
PP. PPGT terpilih
Pembuatan Kurikulum Pembinaan
Belum adanya kurikulum yang paten untuk menerbitkan Kurikulum
130 Kaderisasi yang sistematis sesuai
pembinaan PPGT Pembinaan yang tetap ke
konteks kekinian
Klasis dan Jemaat
Seriti
KLASIS
NO BUNYI USUL LATAR BELAKANG
PEMECAHAN
Wotu
137 Ada komunikasi antar Klasis dalam Wilayah
tahunan
Korwil Luwu Timur dan Luwu Utara Koordinasi tidak efektif karena jarak yang
138
dipisahkan jauh
Mengintensifkan kunjungan ke Klasis Pengurus membutuhkan bimbingan
139
terpencil dan Klasis baru utamanya di dalam pelaksanaan LKPD
Pelaksanaan PRAYA sedapatnya tidak
Pengurus PPGT yang menjadi pelayan
140 bersamaan dengan jambore (dalam
SMGT
tahun yang sama)
Masih ada Keluarga di Wilayah Gereja
Pembuatan Rumah Layak Huni Bagi
141 Toraja yang memiliki Rumah belum
Keluarga Kurang Mampu
memenuhi kriteria Rumah Sehat.
Ulusalu
Kongres dapat dilaksanakan di Kab. Klasis yang lebih banyak berada di Wilayah Tetap dilaksanakan dalam
142
Tana Toraja atau Kab. Toraja Utara Toraja, sehingga lebih efektif dan efisien. Wilayah Sulawesi Selatan
KLASIS
NO BUNYI USUL LATAR BELAKANG
PEMECAHAN
Madandan
turun kelas?
dibebankan. Mengapa?
Klasis Makassar
klasis & sinode. lebih luas/sempit dalam hal medan
pelayanan.
Dengan adanya penamaan pusat, seakan-
akan menjadikan pengurus pusat sebagai
badan yang memilki garis komando
terhadap klasis & jemaat, sementara
struktur organisasi hanya sebatas
koordinasi.
Pasal 9
Anggota PPGT tidak dibagi atas
Penjelasan pada usulan selanjutnya tentang
157 kategori Anggota biasa & anggota
ART PPGT
luar biasa, tetapi cukup sebagai
anggota PPGT.
Pasal 10
Keberadaan RPP tidak relevan & tidak
158 Rapat Pimpinan Pusat (RPP)
berjalan dengan baik.
dihilangkan
Pasal 13
159 Inkonsistensi penamaan.
Kata “lambang” diganti “logo”
KLASIS
NO BUNYI USUL LATAR BELAKANG
PEMECAHAN
Pasal 5
Penambahan 1 point sebagai bagian
Makassar
dari berakhirnya keanggotaan yaitu
161 Jelas
Pindah agama/lintas denominasi
dalam hal ini keluar dari
keanggotaan Gereja Toraja.
KLASIS
NO BUNYI USUL LATAR BELAKANG
PEMECAHAN
Makassar
7 diberi makna. Logo yang ada pada buku hasil Kongres XII
PPGT monokrom & menggunakan
Point 5 (e) lambang yang tidak jelas, sementara logo
165
Pada bendera diberi identitas yang dipakai saat ini memiliki unsur
Persekutuan Pemuda Gereja Toraja, bintang.
nama klasis & nama jemaat, tanpa
kata “pengurus”. Kata pengurus mengindikasikan bahwa
yang memiliki wewenang atas bendera
Point 7 tersebut hanya pengurus, berbeda dengan
Identitas diberi kata “pengurus”. stempel, dimana hanya pengurus yang
memilki wewenang atas penggunaannya.
Pasal 17 Pada pasal 17 tidak terdapat penetapan
166 Arbitrase penggunaan ART perlu penggunaan ART, seperti yang terdapat
diatur. pada AD.
Semua perubahan pada TGGT yang
167 Perubahan mengikuti TGGT menyangkut PPGT diubah pada AD.ART
PPGT.
Bittuang
Peninjauan kembali komposisi
“utusan cadangan” dalam konperensi
Adanya kesan pengkotak-kotakan peserta
169 studi menjadi saran untuk selanjutnya
konperensi.
redaksi kata menjadi “Undangan
Pengurus Jemaat” Seko Embona Tana
Pusat PPGT
Ditetapkan di : Seriti
Tanggal : 6 Nopember 2013
TENTANG
Dengan pertolongan Allah Bapa, Allah Anak dan Allah Roh Kudus, Kongres XIII
Persekutuan Pemuda Gereja Toraja (PPGT) :
Ditetapkan di : Seriti
Tanggal : 7 Nopember 2013
Nomor
Nama Panitia Khusus Jabatan Unsur / Klasis
Urut ID Card
1 F.004 Pdt. Yahya Boong, S.Th, MM Panitia Pengarah BPS GT
2 C.015 Oktoviktor Limbong, S.T Penasehat PP Demisioner
3 A.155 Pdt. Bambang S. Palamba, S.Th Majelis Pimpinan Sidang Sa‟dan Matallo
4 C.003 Pdt. Ivan Sampe Buntu, S.Th Majelis Pimpinan Sidang PP. PPGT
5 A.097 Ade Fadli Kasi Anggota Kota Palopo
6 A.051 Albertinus Boby Anggota Seriti
7 A.328 Alfriadi Darminto Anggota Sangalla Barat
8 A.425 Antonius Patandeanan Anggota Bittuang
9 A.040 Arman Mulun Anggota Rosaba
10 A.516 Budi Isak Taruk Anggota Kaltim Balikpapan
Ditetapkan di : Seriti
Tanggal : 7 Nopember 2013
TENTANG
Dengan pertolongan Allah Bapa, Allah Anak dan Allah Roh Kudus, Kongres XIII
Persekutuan Pemuda Gereja Toraja (PPGT) :
MEMUTUSKAN
Ditetapkan di : Seriti
Pada tanggal : 7 November 2013
Kompetensi Dasar
Kompetensi
Defenisi Indikator 1 2 3 4 5
Utama
Bersemi Berakar Bertumbuh Berbuah Berbuah Lebat
1. Menguasai 1.1. Mengetahui 1.2. Memiliki 1.3. Mampu 1.4.1. Memiliki 1.5. Mampu
Isi Alkitab pentingnya kebiasaan memahami kemampuan mengajarkan
menguasai isi membaca pokok- dasar dan
Alkitab Alkitab pokok menafsirkan memberitakan
secara rutin ajaran isi Alkitab isi Alkitab
dan utama dari 1.4.2. Memiliki
berkelanjutan setiap Kitab kemampuan
berteologi
Setiap kader
2. Menguasai 2.1. Mengetahui 2.2. Mengenal 2.3. Mendalami 2.4. Mampu 2.5. Mampu
mampu
Dogma dan ajaran-ajaran ajaran pokok- mengajarka Melakukan
Iman memahami,
Etika Gereja dasar dan pokok dan pokok n ajaran dialog lintas
Kristen menghayati dan
Etika Gereja etika Gereja ajaran dan dan etika denominasi
memberlakukan
Toraja Toraja etika gereja gereja dan lintas
ajaran Yesus Kristus
agama
3. Kontribusi/ 3.1. Terlibat 3.2. Terlibat 3.3. Terlibat 3.4. Terlibat 3.5. Mampu
Karya melayani dalam dalam dalam melayani
Pelayanan dalam pelayanan pelayanan pelayanan lintas
komunitasnya jemaat klasis wilayah denominasi
dan lintas
agama (Kader
siap utus)
REKOMENDASI INTERVENSI
1. Sosialisasi program kepada majelis gereja dan warga jemaat
2. Fasilitasi pelaksanaan program dengan kerja sama sekolah-sekolah
3. Back up fasilitator untuk klasis/wilayah yang kekurangan kader
4. Penyediaan anggaran bagi kegiatan program pada setiap tingkatan
5. Fasilitasi konectifitas terhadap program-program pemerintah
Kompetensi Dasar
Kompetensi
Defenisi Indikator 1 2 3 4 5
Utama
Bersemi Berakar Bertumbuh Berbuah Berbuah Lebat
3. Penguasaan 3.1. Mengenal 3.2. Mengenal 3.3. Menguasai 3.4. Mampu 3.5. Mampu
pengetahuan stakeholder masalah-masalah metode- melakukan melakukan dan
dan dan peran dalam metode rencana aksi mengelola aksi
keterampilan masing- masyarakat dan analisis sosial
Kemampuan keterlibatan masing mampu
kader PPGT dalam membangun
untuk masyarakat jejaring dengan
menguasai stakeholder
pengetahuan dalam
dan masyarakat
ketrampilan 4. Penguasaan 4.1. Mengenali 4.2. Mengenali 4.3. Menguasai 4.4. Memiliki 4.5. Mampu
Kemasyarakatan
REKOMENDASI INTERVENSI
4. Memiliki 4.1. 4.2. Mengenal dan 4.3. Memiliki 4.4. Terlibat 4.5. Mampu
kepekaan Mengetahui memahami kemampuan aktif untuk melakukan
dan apa itu perubahan, untuk mengupayak aksi sosial
kepedulian norma- persolan dan menganalisa an yang
terhadap norma kendala norma- kebutuhan yang terlaksanany kongkrit
perubahan dasar yang norma dasar. terkait dengan a norma-
sosial dan tumbuh persoalan norma
lingkungan. dalam norma-norma sebagaimana
kehidupan dasar mestinya
sosial dan
lingkungan
kita.
3.2(a). Mengetahui bentuk-bentuk 3.2.1. Dapat mengetahui bentuk-bentuk penerapan PERTEMUAN KELOMPOK,
penerapan kedewasaan kedewasaan dan dalam dirinya : Penguasaan diri, COMUNITY MENTORIN,
emosional. Percaya diri ,Berpikir kreatif dan kritis. PEERS TUTORIAL
PPGT
3.2(b). Mampu mengidentifikasikan diri
masing-masing. (self assesment)
4. 2. Mengenal dan memahami 4.2.1. Menyebutkan perubahan, persoalan dan PERTEMUAN KELOMPOK,
perubahan, persoalan dan kendala penerapan norma-norma dasar COMUNITY MENTORIN,
PPGT
kendala norma-norma dasar. PEERS TUTORIAL
BERTUMBUH
1. 3. Mampu memahami tantangan- 1.3.1. Dapat menganalisa tantangan-tantangan yang
tantangan penerapan (Self value) ada dalam masyarakat sehubugan dengan jati diri
dalam masyarakat dan upaya- : latar belakang keluarga tidak mendukung, DIKLAT KONSELING;
upaya untuk mengatasinya. Pendidikan yang kurang, Perhatian dari orang SCHOOL Development
tua, gereja dan masyarakat . PPGT
Center;
One on One mentoring
1.3.2. Mengetahui cara menghadapi tantangan tersebut‟
kader akan 2. Penguasaan 2.1. Mengetahui 2.2. Mampu 2.3. Mampu menguasai 2.4. Mampu 2.5. Mampu
penguasaan Bahasa dan dasar-dasar berbahasa beberapa bahasa mengimple- mengajarkan
keterampilan Komunikasi bahasa dan dan dan dapat mentasikan kemampuan
dan komunikasi berkomunikasi mengggunakannya kemampuan bahasa dan
pengetahuan (Toraja, dengan baik dengan baik berbahasa dan komunikasi
Indonesia, (Toraja, komunikasi kepada orang
untuk aplikasi
Inggris) Indonesia, lain
dunia kerja Inggris)
3. Penguasaan 3.1. Mampu 3.2. Mampu 3.3. Mampu 3.4. Mampu 3.5. Mampu
Bidang mengidentifik mengembang menghasilkan meningkatkan menerapkan
Minat asi potensi kan potensi sesuatu yang daya saing dari potensi diri dan
diri dan diri dan berguna sesuai Produk/Jasa yg bidang minat
bidang minat Bidang Minat dengan potensi dihasilkan untuk
dan bidang minat sehingga pemberdayaan
yang dimiliki diterima Pasar angkatan kerja.
TENTANG
Dengan pertolongan Allah Bapa, Allah Anak dan Allah Roh Kudus, Kongres XIII
Persekutuan Pemuda Gereja Toraja (PPGT) :
MEMUTUSKAN
Ditetapkan di : Seriti
Tanggal : 7 Nopember 2013
BAB I
PENDAHULUAN
Persekutuan Pemuda Gereja Toraja (PPGT) sebagai wujud dari gereja, bukanlah
berasal dari dunia, melainkan diutus oleh ALLAH ke dalam dunia untuk
menghadirkan tanda-tanda kerajaan-Nya yaitu damai sejahtera bagi umat manusia.
Keberadaannya di dunia merupakan suatu rencana Agung dari Yesus Kristus Sang
Kepala Gereja untuk menyampaikan kabar baik kepada „orang-orang miskin‟,
„pembebasan bagi orang-orang tawanan‟, „penglihatan bagi orang-orang buta‟,
pembebasan bagi orang-orang tertindas‟, dan untuk „memberitakan tahun rahmat
Tuhan sudah datang‟ (Luk. 4 : 19).
Untuk menjalankan tugas dan panggilan itu, dibutuhkan komitmen untuk bertindak
dan berbuat, di mana setiap anggota persekutuan menyatakan esensi yang paling
dasar dari perbuatan, yaitu kasih. Dalam bingkai kebersama-samaan dalam
perarakan tema SMS 23, Kongres XIII PPGT menyongsong era baru PPGT dalam
rajutan tema : “Mengasihi dengan perbuatan dan dalam Kebenaran, dengan sub
tema : “Membangun Persekutuan, Merawat Kemajemukan, Memelihara
Lingkungan.
Relevansi Tema dan Sub Tema dengan konteks kekinian PPGT menjadi semakin
penting di tengah semakin kompleksnya permasalahan yang dihadapi PPGT. PPGT
sepenuhnya meyakini bahwa hanya untuk tetap survive di tengah kompleksitas
perubahan zaman, maka PPGT pertama-tama harus berubah (be transformed),
yaitu kesediaan untuk terus menerus dibaharui oleh Tuhan, Sang Pemilik
Persekutuan. PPGT tetap berkomitmen untuk berada di jalur semboyan reformasi :
eklesia reformata semper reformanda, gereja yang dibarui haruslah terus menerus
membarui dirinya. Pembaruan berjalan bersama dengan pertumbuhan gereja. Tidak
ada pertumbuhan gereja tanpa perubahan. Jadi PPGT harus berubah karena itulah
kehendak Tuhan, agar kita mengalami perubahan dan pembaruan.
Salah satu tanda pembaruan adalah kasih, dalam hal ini setiap warga PPGT sampai
pada perwujudan kasih yang benar. Demikianlah, maka runutan tema Kongres XII
Samarinda ke Tema Kongres XIII Seriti berada dalam satu garis lurus yang saling
equivalen. Pemuda yang dibarui menampakkan tanda-tanda yang berbeda dengan
dunia, yaitu mengasih dengan model yang berbeda (tampil beda), dimana warga
PPGT mengasihi dengan perbuatan yang benar. Demikian juga perbuatan kasih
I.2. Tujuan
GBPP ini disusun untuk mencapai tujuan yang dirumuskan sebagai berikut:
1) Sebagai kerangka umum analisis organisasi dalam memahami dan
menerjamahkan konsep visi dan misi organisasi yang idealis-filosofis ke dalam
dinamika praksisnya;
2) Sebagai pedoman strategis selama masa satu periode bakti bagi segenap
perangkat organisasi dalam merencanakan, melaksanakan dan mengendalikan
seluruh aktifitas gerak organisasi. Menyangkut penetapan posisi strategis
organisasi;
3) Pengorganisasian wacana, penjabaran program, penentuan struktur, serta
keseluruhan perilaku dan penampakan organisasi
4) Sebagai landasan analisis yang sistematis dan berorientasi ke masa depan dalam
rangka pengembangan program-program dan kebijakan organisasi;
5) Sebagai pedoman penilaian kualitatif dan dasar evaluasi pelaksanaan program
dan kebijakan organisasi
Kongres XIII PPGT, Seriti, 4-9 November 2013 81
I.3. Sistematika
GBPP ini disusun dengan sistematika sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
BAB II ANALISIS KONTEKS KEKINIAN
BAB III VISI DAN MISI
BAB IV POKOK-POKOK PANGGILAN PPGT
BAB V PENGORGANISASIAN PROGRAM
BAB VI PENUTUP
Setiap organisasi dapat dikatakan hidup pada jalur yang benar, apabila ia setia
dalam menjalankan visi dan misi organisasi secara konsisten, sinambung dan
dinamis serta relevan dengan keutuhan lingkungan dan jamannya. Dalam kerangka
pemahaman tersebut organisasi harus memiliki kemampuan untuk tanggap dan
adaptif terhadap perubahan-perubahan yang terjadi dalam lingkungan strategisnya.
Untuk itu organisasi harus melakukan analisis dan identifikasi secara tepat mengenai
kebutuhan serta problematika pada diri dan tantangan lingkungannya. Dengan
demikian organisasi akan mampu bergerak secara proaktif dalam menjalankan visi
dan misinya. Bagian ini memberikan analisis dan pemetaan situasi saat ini dan
kecenderungan di masa akan datang bagi Pengurus PPGT.
No Kekuatan Kelemahan
Jumlah anggota yang besar dan Database jemaat-jemaat belum
1
menyebar tergarap secara optimal
Moralitas, spiritualitas dan etos
SDM warga PPGT yang terus
2 kerja belum berkembang secara
mengalami Peningkatan
optimal
Mempunyai banyak potensi SDM, Masih banyak (semakin banyak???)
3 khususnya mahasiswa sebagai aset potensi yang tidak digarap, tidak
masa depan aktif atau enggan ber-PPGT
Tersedianya Pusat-pusat pembinaan
seperti Balla Tamalanrea di Makassar, Selama ini pusat-pusat pembinaan
Wisma Rama, Gedung Tongkonan di tersebut belum berfungsi maksimal
4
Jakarta dan Surabaya, Gedung dan optimal-komersial
Pemuda di Rantepao, Gedung
Pelayanan di Makale dan Palopo, dll
Semakin banyak Pendeta muda dan Belum semua pendeta muda dan
5 kader PPGT yang menjadi pejabat kader PPGT yang duduk distruktur
struktural di berbagai lingkup berjuang untuk generasi muda.
Dukungan terhadap pengurus
Jaringan antar pengurus jemaat yang
6 Jemaat yang tidak merata dan
terorganisir dengan baik
belum optimal
Adanya Kerjasama antar Pengurus Kadang-kadang terjadi
7 Pelayanan Kategorial maupun dengan misscommunication di antara
BPM, BPK, dan BPS lembaga-lembaga ini
Adanya dukungan kuat dari senior-
8 Database senior tidak optimal
senior PPGT
Sebagian besar Pengurus Jemaat
Tersedianya kurikulum pembinaan
9 tidak memahami penggunaan
generasi muda yang konseptual
Kurikulum ini
Persekutuan antar anggota dan Aspek horizontal dan persekutuan
10 pembinaan kerohanian sudah berjalan dengan sesama masih sering
dengan lancar terlupakan atau dinomor duakan.
No Peluang Tantangan
Hampir semua pusat-pusat Kabupaten Tidak semua anggota siap
1 sudah terjangkau dengan akses menghadapi kemudahan akses
informasi dan teknologi informasi tersebut
Belum tersedia data yang akurat
Ketersediaan tenaga pembina pada
2 tentang spesialisasi dan spesifikasi
hampir semua bidang
dari SDM tenaga pembina
Di sejumlah tempat masih ada
Pluralitas masyarakat setempat yang
hambatan dalam menjalankan
3 merupakan lingkungan strategis untuk
ibadah sesuai dengan agama
hidup bersesama
masing-masing
Semakin terbukanya iklim demokrasi
Mengemukanya kekerasan dalam
yang membuka kesempatan bagi
berbagai bentuk akibat kebebasan
4 setiap warga PPGT untuk berpendapat
yang kebablasan antara lain
dan berperan serta dalam
anarkisme dan premanisme
pembangunan
Otonomi daerah memberi peluang Suburnya primordialisme, sukuisme,
5 bagi pengembangan potensi daerah fanatisme, dan dikhotomi
secara maksimal penduduk asli pendatang
Berubahnya nilai-nilai yang
Kemajuan teknologi informasi dan menimbulkan krisis identitas,
6 komunikasi yang memudahkan maraknya penyahgunaan
interaksi antarmanusia Napza, dan makin beragamnya
dampak negatif media
Globalisasi menawarkan banyak
Tampilnya pesaing-pesaing yang
7 pilihan, kebebasan berekspresi, dan
lebih Hebat
peluang berkompetisi
Krisis identitas, krisis budaya dan
8 Berkembangnya budaya global
sejenisnya
Sidang Majelis Sinode (SMS) Gereja Toraja ke-23 yang sebelumnya lebih dikenal
sebagai Sidang Sinode Am (SSA) Gereja Toraja adalah saat untuk evaluasi, refleksi
untuk kemudian merumuskan aksi dalam hubungan dengan hakekat Gereja Toraja –
sebagaimana pada umumnya hakekat gereja itu sendiri – sebagai Gereja Tuhan di
dunia ini. Gereja Toraja adalah hasil dan kelanjutan dari pelaksanaan hakekat gereja
pada umumnya yaitu misi. Dan kehadirannya dalam konteks tertentu adalah wujud
kehadiran gereja Tuhan yang esa. Cikal bakalnya di mulai dengan kehadiran
beberapa guru beragama Kristen (anggota Indische Kerk-Gereja Protestan
Indonesia) pada sekolah Landschap yang dibuka oleh pemerintah Hindia Belanda
pada tahun 1908 di Toraja dapat dianggap sebagai awal masuknya berita Injil ke
daerah Toraja. Para guru ini berasal dari Ambon, Minahasa, Sangir, Kupang, dan
Jawa.
Atas pimpinan dan kuasa Roh Kudus, terjadilah pembaptisan yang pertama
pada tanggal 16 Maret 1913 kepada 20 orang murid sekolah Landschap di Makale
oleh Hulpprediker F. Kelling dari Bontain. Pemberitaan Injil dilakukan secara
“sengaja” dan intensif oleh Gereformeerde Zendingsbond (GZB) dari Negeri
Belanda dengan datangnya Penginjil A.A. Van Der Loosdrecht ke Toraja pada
tanggal 10 November 1913. Dia mati dibunuh (oleh kelompok yang tidak setuju
Tema ini adalah tema payung Gereja Toraja dalam perjalanan hidup bergereja
selama lima tahun. Dengan demikian tema ini juga adalah pengayom tematis bagi
seluruh komponen gerejawi termasuk Persekutuan Pemuda Gereja Toraja sebagai
bagian integral Gereja Toraja. Dalam perjalanan panjang perjuangan bersama
warga Gereja Toraja di berbagai ranah dan lini, realitas yang kita hadapi belum
cukup menjawab idealitas yang sedang kita perjuangkan. Ketika perjalanan dari
Palopo (SSA k2-21) ke Jakarta (SSA ke-22) memandatkan semangat pembaruan, dan
SSA ke-22 di Jakarta mengutus warga Gereja Toraja untuk bersekutu, bersaksi dan
melayani dalam koridor PTP-GT diatas; kita menghadapi kenyataan bahwa
kompleksitas pergumulan dalam kehidupan bergereja, bemasyarakat dan berbangsa
menyulitkan kita untuk mengukur pencapaian dimaksud. Namun penghayatan
teologis yang semakin menguat adalah, misi Allah tidak berubah tetapi gereja-lah
yang harus berubah dibawah terang kehendak Allah. Pembaruan berbasis kesadaran
yang sungguh-sungguh mendasar atas kelemahan dan keterbatasan bahkan
pelanggaran kita, yang mengantar kepada sebuah “metanoia”, pembaruan budi
yang lahir dari proses batiniah dan mengantar kepada penampilan (performa)
lahiriah yang membawa damai sejahtera.
Menyongsong Sidang sinode ke-23, semakin kuat tantangan untuk
membahasakan pembaruan budi tersebut dengan lebih kongkrit, senyata tantangan
yang semakin riil dihadapi oleh warga Gereja Toraja dalam kesehariannya. Sehari-
hari kita semakin berhadapan dengan sikap mementingkan diri, beria-ria diatas
penderitaan orang lain, individualisme dan menghalalkan segala cara demi
keuntungan pribadi. Sehari-hari kita berhadapan dengan bahasa “kebenaran” yang
2. Spiritualitas Yesus
a. Spiritualitas Utuh
Spiritualitas merupakan kesatuan relasional antara spiritualitas yang
akrab atau intim dengan Tuhan dan spiritualitas kenabian. Keintimannya,
kedekatannya, keakraban Yesus dengan BapaNya melahirkan sikap hidup
yang peduli dan kritis dengan kehidupan manusia dan ciptaan lainnya.
Jika kita memperhatikan seluruh kehidupan Yesus, maka memang sangat
jelas bahwa di dalam diriNya relasi intimitas dengan Bapa dan
sikap/tindakan profetis (kenabian) merupakan satu kesatuan.
Keintimannya/kedekatannya dengan Allah menghadirkan sikap hidup
yang peduli dan kritis dalam relasi dengan manusia dan seluruh ciptaan
(profetis). Kedekatan dengan Tuhan melahirkan “hati yang berkobar-
kobar” (menggetarkan) untuk lebih dekat dengan Tuhan lagi (intim) yang
kemudian berpuncak pada “hati yang berkobar-kobar” untuk pergi
menjadi saksi-saksi yang hidup, baik di dalam persekutuan maupun dunia
pada umumnya (Lihat Lukas 24:32).
Di dalam kehidupan Yesus, selain sibuk berkotbah, mengajar,
menyembuhkan, menantang pimpinan agama & negara (spiritualitas
kenabian), Yesus menunjukkan spiritualitas intimitas-Nya dengan BapaNya
dengan rajin berkontemplasi untuk mengalami dan menikmati
kedekatanNya dengan BapaNya. Ia berdoa tanpa henti, bergumul
sendirian sebelum ambil keputusan. Para murid sering melihat Yesus
berdoa – kadang-kadang tidak jauh dari mereka (Mat 26:36; Luk 22:41;
11:1). Menyempatkan diri untuk menyendiri dan berdoa. ”Bangun pagi
waktu masih gelap” (Mrk 1: 35), berdoa secara tetap (Luk 5:16), berdoa
sepanjang malam (Luk 6:12), dan menutup pintu saat berdoa (Mat 6:5-6).
Hingga umur 30-anYesus belajar, merenung, berdoa. Ketika dibaptis,
Yesus berdoa (Luk 3: 21-22). Selama 40 hari di padang gurun tempat
bergumul, Ia digoda dengan harta (roti), dengan sensasi (terjun dari
Kenisah), dan dengan kuasa (sembah sujud). (Mrk 1: 12-13). Di dalam diri
Yesus bertumbuh bersama “Semakin dikasihi Allah dan manusia”: ” Dan
Yesus makin bertambah besar dan bertambah hikmat-Nya dan besar-Nya,
dan makin dikasihi oleh Allah dan manusia.”(Luk 2: 52).
Jadi kalau kita memperhatikan dengan seksama seluruh kehidupan
dan pengajaran Yesus, maka nampak dengan jelas bahwa Yesus datang
untuk memperkenalkan sebuah spiritualitas yang baru, sebuah gaya hidup
yang baru, di mana ada dua dimensi yang saling terkait. Dimensi yang
Para ahli Perjanjian Baru sependapat bahwa Yohanes, penulis kitab ini yang
disebut sebagai seorang penatua adalah Rasul Yohanes, murid yang dalam beberapa
penjelasan Injil adalah murid yang “paling dikasihi” oleh Yesus. Para ahli juga
sependapat bahwa penulis surat I Yohanes adalah juga penulis Injil dan Wahyu
Yohanes. Hal itu berbeda dengan surat II dan III Yohanes, yang beberapa ahli
meragukannya sebagai yang ditulis oleh Rasul Yohanes. Meskipun begitu, dari segi
isi dan penyajiannya umumnya diterima bahwa keduanya berasal dari Rasul
Yohanes juga. Perlu diketahui bahwa baik Injil Yohanes, surat-surat maupun Wahyu
Yohanes berbicara tentang tindakan Allah yang terarah ke dunia ini. Firman, yaitu
Allah sendiri telah menjadi manusia (Yoh 1:14). Allah mengasihi dunia (Yoh 3:16).
Langit baru dan bumi baru terjadi karena Yerusalem yang surgawi turun ke bumi
(Wahyu 21).
Yohanes adalah sosok murid yang mengalami dan merasakan langsung apa
arti “dikasihi” dan “mengasihi” itu di dalam Kristus itu. Ia juga mengalami dan
merasakan langsung apa yang dimaksudkan dengan “kebenaran” itu jika Yesus
berbicara tentang “kebenaran”. Pengalamannya hidup bersama dengan Yesus telah
mengajarkan kepadanya bahwa kasih dan kebenaran tidak bisa dipisahkan, bahkan
dalam seluruh kehidupan Yesus, kasih dan kebenaran identik dengan perkataan dan
perbuatan. Dengan kata lain pula, perkataan dan perbuatan yang benar adalah
perkataan dan perbuatan yang berlandaskan kasih dan kebenaran. Karena itu, dia
dengan gamblang mengeritik kehidupan jemaat atau pribadi-pribadi tertentu yang
dengan gampang menyebutkan “kasih” dan “kebenaran” tetapi sesungguhnya
kehidupan mereka jauh dari “kasih” dan “kebenaran” sebagaimana yang
dimaksudkan oleh Yesus. Sebaliknya ia juga dengan gamblang memuji jemaat dan
pribadi-pribadi yang dalam kehidupannya nyata perbuatan-perbuatan yang
menunjukkan penyatuan kasih dan kebenaran itu. Dia menyapa Gayus dengan
Jadi sebuah peringatan bahwa “kasih” dan “kebenaran” dalam iman Kristen
itu itu adalah relasi, bukan konsep-konsep abstrak. Tetapi relasi kasih itu tidaklah
bermakna relasi kasih pada dirinya sendiri melainkan sebuah relasi kasih yang
dimotivasi oleh sebuah prinsip kebenaran menurut Injil (landasan teologis), yakni
tindakan Allah: “Bukan kita yang telah mengasihi Allah, tetapi Allah yang telah
mengasihi kita dan yang telah mengutus anak-Nya sebagai pendamaian bagi dosa-
dosa kita. Saudara-saudaraku yang kekasih, jikalau Allah sedemikian mengasihi kita,
maka haruslah kita juga saling mengasihi” (I Yoh. 4:10,11). Jadi dapat dikatakan
bahwa “perbuatan” (gaya hidup, cara hidup) adalah cara menghayati kebenaran
c. Perpecahan Jemaat.
Kita bersyukur dengan bertambahnya jemaat-jemaat karena pemekaran.
Tetapi Persekutuan kita terganggu dengan fenomena perpecahan dan
pemekaran-pemekaran dengan motif-motif yang tidak gerejawi, konflik
internal misalnya. Jika coba didalami, kita akan menemukan bahwa dalam
beberapa hal persekutuan kita tidak lagi dibangun dengan prinsip eklesiologi
yang benar. Pengakuan Iman GT Bab VI pasal 4 adalah prinsip bergereja
yang mesti terus dijemaatkan; bahwa jemaat adalah persekutuan yang hidup
dalam satu persaudaraan dengan kedudukan yang sama, tanpa pembedaan
ras, bangsa, suku dan lapisan-lapisan sosial. Ini sekaligus menjadi koreksi bagi
d. Masalah Keluarga.
Dalam kaitan kehidupan keluarga warga jemaat, kita menyaksikan
peningkatan perceraian keluarga dalam jumlah kasus yang semakin
memprihatinkan, kenakalan remaja yang semakin tidak terkendali,
banyaknya anak-anak kita yang bertumbuh di luar Gereja Toraja, belum
mengakarnya kesadaran yang kuat bahwa tempat utama pendidikan dan
pertumbuhan iman adalah keluarga, pembinaan keluarga masih kurang
mendapat perhatian/pelayanan Gereja Toraja, dan sederetan masalah
lainnya. Tantangan yang mesti dijawab dengan memberi perhatian serius
terhadap pembekalan/katekisasi/pastoral nikah, pembinaan pasutri dan
perhatian lebih kepada pembinaan generasi muda.
2. Eksternal
c. Komitmen Ekumenis.
Belakangan ini Gereja Toraja mendapat beberapa sorotan kritis terkait
komitmen ekumenisnya. Berdirinya jemaat Gereja Toraja di wilayah yang
selama ini menjadi zone solidaritas ekumenis yang kuat, misalnya di wilayah
Gepsultra, GKST; adalah kasus serius untuk digumuli. Hal ini terkait erat
dengan kita ambil bagian aktif dalam perarakan mengupayakan agar keesaan
makin nyata di Indonesia dan mencakup semua gereja termasuk gereja-gereja
di luar keanggotaan Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI). Batu uji
bagi komitmen dalam spirit Dokumen Keesaan Gereja (DKG-PGI) bahwa ke
dalam tangan Sang “Pengesa”, gereja-gereja mempersembahkan semua
individualisme, primordialisme, eksklusifisme berbasis ras, etnis, budaya,
ajaran, denominasi, wilayah struktural/institusional; agar mendapat
tempatnya yang benar, yaitu sebagai elemen kemajemukan yang
menghidupkan dan memperkaya kesatuan. Suatu pengakuan bahwa
ketertutupan dan perpecahan adalah pengingkaran terhadap Yesus Kristus
sebagai satu-satunya dasar keesaan gereja.
g. Kepedulian Lingkungan.
Kerusakan lingkungan merupakan salah satu isu yang mengemuka, antara
lain meliputi pencemaran udara dan air, tanah longsor, erosi, berkurangnya
sumber air dan energi, pemanasan global, dampak bencana alam, masalah
sampah yang berserakan dan merusak kesehatan manusia dst. Sekalipun
Kongres XIII PPGT, Seriti, 4-9 November 2013 109
sudah merasakan dampaknya, misalnya merebaknya penyakit menular, tapi
masih banyak orang yang tidak menghiraukannya. Padahal rusaknya
hubungan antara manusia dan lingkungannya terbanyak disebabkan oleh
ulah manusia sendiri, yang tidak bertanggungjawab dalam memperlakukan
“to sangserekanna.” Pandangan teologis yang sangat antroposentrik
melahirkan kesombongan manusia dengan memperlakukan ciptaan lain
semata-mata sebagai obyek yang dapat digunakan tanpa batas untuk
kepentingan manusia. Penting untuk terus menjemaatkan etika lingkungan
dan paham pemandataan pemeliharaan lingkungan ini.
h. Kekerasan Sosial.
Gereja Toraja sedang berarak sederap dengan gereja Tuhan di seluruh dunia
untuk pada tahun 2010 ini mengevaluasi dan berefleksi sejauh mana
pencapaian Dekade Gereja-gereja dalam Mengatasi Kekerasan (Decade to
Overcome Violence – DOV – 2000-2010). Sudah cukup banyak program
yang di dalamnya semangat DOV diratifikasi melalui program baik pada
tataran jemaat maupun kelompok pelayanan kategorial. Namun kembali kita
terus menerus diperhadapkan pada fakta kekerasan seperti kerusuhan di
Tana Toraja pasca Pemilukada menyisakan desakan hadap diri terhadap
warga Gereja Toraja. Nurani kemanusiaan kita semakin dibuat pedih oleh
berkelanjutannya kekerasan sosial baik antar warga maupun konflik atas
nama agama yang jelas-jelas menciderai keluhuran ajaran agama-agama.
Gereja Toraja diperhadapkan pada tuntutan untuk makin mengambangkan
penghayatan bahwa pada dasarnya keanekaragaman agama, budaya dan ras
sama sekali bukan persoalan dalam membangun harmoni kehidupan dalam
bingkai NKRI. Toleransi harus makin membumi sehingga sikap-sikap
intoleran, ketidakdewasaan sebagian kalangan dalam mengelolah perbedaan
tidak akan bermuara pada kekerasan sosial. Tragedi yang banyak menyisakan
kesengsaraan dalam berbagai wujudnya dalam masyarakat
III.4. Penyesuaian Tematik PTP Gereja Toraja 2011-2018 dalam Derap Implementasi
12 Pokok Panggilan PPGT
Bertolak dari Visi Gereja Toraja, “Damai Sejahtera bagi Semua” dan Tema SSA
XXIII “Mengasihi dengan Perbuatan dan dalam Kebenaran” (I Yohanes 3:18) serta
mempertimbangkan konteks pergumulan pelayanan Gereja Toraja dan tantangan
yang menyertainya, dan setelah menggumuli dengan seksama tantangan internal
maupun eksternal Gereja Toraja, maka dalam tuntunan hikmat Tuhan SMS ke 23
di Tallunglipu menetapkan pokok-pokok tugas panggilan Gereja Toraja dalam
Keputusan nomor 13 sebagai berikut:
a. Tantangan bagi sikap dan komitmen diakonal gereja menjadi semakin riil.
Kita mengaminkan bahwa Kristus masuk ke dalam dunia ini, antara lain,
untuk mencari dan menyantuni orang miskin, melepaskan orang yang
terbelenggu dan mengentaskan orang-orang yang tidak berdaya kepada
keadaan yang lebih baik. Atas dasar itu, gereja pada hakekatnya terpanggil
untuk berperan sebagai mitra Kristus dalam upaya penanggulangan akar
kemiskinan dan pengentasan orang-orang lemah dari berbagai
ketidakberdayaan. Peran inilah yang lazim dikenal sebagai Tugas Panggilan
Gereja yang ketiga, yaitu “pelayanan” atau “diakonia”. Pelaksanaan tugas
panggilan ini harus dilandasi oleh suatu pemahaman bahwa dalam setiap
berkat yang kita peroleh tertitip bagian orang-orang miskin, dan dalam
setiap potensi yang kita miliki terselip bagian yang harus dialokasikan untuk
mendukung upaya-upaya pemberdayaan orang-orang yang tidak berdaya.
b. Pembaharuan paradigma diakonia ke arah diakonia yang lebih transformatif
mesti semakin serius diupayakan. Tidak dapat dipungkiri bahwa kesadaran
III.5.1. VISI
“Bila tidak ada Wahyu, menjadi liarlah rakyat.” (Amsal 29 : 18a). Visi PPGT
merupakan suatu penglihatan ke depan yang dinyatakan oleh TUHAN tentang
keberadaanNya di masa yang akan datang. Visi itu dirumuskan sebagai berikut:
”DISUKAI ALLAH DAN MANUSIA”. (Band 1 Samuel 2 : 26, lukas 5 : 52). Dengan
visi ini, PPGT harus diberdayakan secara optimal sebagai wadah pembinaan kader-
kader pemimpin yang memiliki pola kepemimpinan Alkitabiah di segala bidang
pelayanan, baik internal yaitu gerejawi maupun eksternal yaitu bangsa dan negara
seperti dalam bidang pendidikan, ekonomi, sosial budaya, politik, hukum,
pemerintahan dan lain-lain. Oleh sebab itu semua pola pembinaan yang digunakan
harus tepat dan benar sesuai dengan prinsip-prinsip iman Kristen.
III.5.2 MISI
Misi PPGT merupakan tugas yang harus dikerjakan untuk mencapai visi. Misi PPGT
adalah menciptakan KADER SIAP UTUS yang siap dan bertangung jawab
menyatakan tugas dan panggilannya di tengah gereja dan masyarakat. Proses
pembentukan “Kader Siap Utus” tersebut dirumuskan sebagai berikut:
1. Memberdayakan semua kader PPGT untuk memiliki kualitas persekutuan,
kesaksian dan pelayanan.
2. Memperlengkapi para pemimpin muda dengan format pengembangan kualitas
persekutuan, kesaksian dan pelayanan.
3. Mengutus pemimpin-pemimpin muda ke tengah-tengah berbagai ladang
pelayanan gereja dan masyarakat untuk menyatakan kualitas persekutuan,
kesaksian dan pelayanan.
IV. STRATEGI
Strategi di atas bertujuan untuk menghasilkan profil pemuda kristen yang memiliki
sejumlah kualifikasi kompeten. Kualifikasi itu dapat digambarkan dalam 4 Q dan
3 Segitiga.
Kualifikasi 4 Q adalah sbb :
1. Spiritual Quation, yaitu kemampuan untuk mewujudnyatakan spiritualitas yang
utuh dalam setiap bentuk pelayanan dengan selalu mengandalkan TUHAN.
2. Emotional Quation, yaitu kemampuan untuk memaksimalkan emosi kejiwaan
dalam setiap interaksi dengan sesama ciptaan Tuhan yang lain
3. Attitude Quation, yaitu kemampuan untuk mengejawantahkan kualitas iman
dalam bentuk tindakan nyata yang mencerminkan kasih Kristus sebagai pola
hidup Kristiani.
4. Intelectual Quation, yaitu kemampuan intelektual yang dimiliki sebagai hasil dari
suatu proses belajar baik pada jenjang formal maupun informal dan dimatangkan
melalui pembinaan dan pemberdayaan anggota PPGT.
Program ini diarahkan kepada upaya peningkatan spiritualitas yang utuh dari
segenap warga PPGT sebagai pemimpin masa sekarang dan masa depan
Gereja dan bangsa di tengah arus globalisasi. Melalui program induk ini
diharapkan akan lahir pemimpin muda PPGT yang memiliki spiritualitas dan
keteladanan, berintegritas kuat serta berjiwa pelayan yang senang melayani
(bukan dilayani).
Program ini diarahkan kepada upaya pemberdayaan SDM yang dimiliki oleh
PPGT. Melalui program induk ini diharapkan PPGT bersinergi dengan
instansi/organisasi yang bergerak dalam pengembangan SDM baik di dalam
maupun di luar negeri. Dengan demikian setiap kader-kader PPGT siap
berkiprah dan beraktualisasi di semua bidang kehidupan, dimanapun Tuhan
menempatkannya.
Program ini diarahkan kepada upaya mempersiapkan kader siap utus melalui
proses yang paripurna (tidak dikarbit), agar dapat memiliki kemampuan
organisatoris plus (manajemen, leadership, decision making, dan problem
solving) sehingga dapat berperan ganda baik dalam organisasi gerejawi
maupun kemasyarakatan sesuai dengan panggilannya. Termasuk dalam
program ini adalah kajian-kajian strategis mengenai masalah-masalah aktual
kegerejaan, serta masalah aktual kemasyarakatan seperti masalah ekonomi,
politik, hukum, sosial budaya dapat menjadi pegangan bagi kader-kader PPGT
dalam kiprahnya di berbagai medan pelayanan berdasarkan panggilannya.
Program ini diarahkan kepada upaya menyatakan Injil damai sejahtera kepada
sesama manusia dan segenap ciptaan lainnya melalui partisipasi aktif dan
nyata dari segenap warga PPGT dalam pelayanan sosial kemasyarakatan,
seperti pengentasan kemiskinan, pemberdayaan masyarakat tidak mampu,
lingkungan hidup dll.
Damai Sejahtera Allah yang melampaui segala akal itu akan memelihara hati
dan pikiran kita dalam Kristus Yesus Tuhan kita dalam setiap gerak aktifitas
membangun Gereja-Nya untuk menghadirkan tanda-tanda Kerajaan Allah
dimanapun kita berada, sehingga semua lutut akan bertelut menyembah Dia, Raja
di atas segala raja dan semua lidah mengaku : “Yesus Kristus itulah Tuhan dan
Juruselamat”.
TENTANG
Dengan pertolongan Allah Bapa, Allah Anak dan Allah Roh Kudus, Kongres XIII
Persekutuan Pemuda Gereja Toraja (PPGT) :
Ditetapkan di : Seriti
Tanggal : 7 Nopember 2013
Pasal 1
Peninjauan Kelas
Kongres XIII menugaskan kepada Pengurus Terpilih untuk membahas perubahan
Kelas Klasis sesuai dengan kondisi terkini PPGT untuk dibahas dalam
Rapat Kerja I PPGT.
Pasal 2
Gedung Pemuda Van de Loosdrecht
1. Kongres XIII PPGT menugaskan pengurus terpilih untuk memaksimalkan
dukungan terhadap penyelesaian Gedung Pemuda Van de Loodstrect.
2. Kongres XIII PPGT menugaskan semua Pengurus Jemaat untuk memaksimalkan
aksi Rp. 10.000/KK yang sedang berjalan.
3. Kongres XIII PPGT merekomendasikan kepada Panitia Pembangunan untuk
mempercepat proses penyelesaian Gedung Pemuda Van de Loodstrecht.
4. Menyediakan Media (group Facebook) dalam rangka penggalangan Dana
Pembangunan Gedung Pemuda Van de Loosdrecht
5. Merekomendasikan kepada Pengurus Pusat agar berkoordinasi dengan Panitia
Pembangunan untuk melakukan Perencanaan dan Pengawasan yang lebih baik.
Pasal 3
Laporan Keuangan
1. Kongres XIII PPGT menugaskan kepada Pengurus Terpilih untuk melakukan
publikasi laporan keuangan secara teratur untuk menjamin pengelolaan
keuangan organisasi yang profesional, transparan dan akuntabel.
2. Informasi penerimaan dana-dana, berikut tunggakan-tunggakan dikirim ke
Pengurus Klasis/BPK setiap dilaksanakan 6 bulan baik melalui website maupun
dokumen yang dikirim langsung ke klasis.
Pasal 4
Group KSU
Kongres XIII PPGT menugaskan kepada Pengurus Terpilih untuk mengelolah Group
FB KSU secara profesional, dengan mempertegas dan memperketat sistem
keanggotaan untuk menjamin semua postingan dilakukan secara
bertanggung jawab oleh member yang
memiliki identitas yang benar.
Pasal 5
Perkunjungan dan Pembinaan ke Klasis
Kongres XIII PPGT menugaskan Pengurus Pusat untuk meningkatkan perkunjungan
dan pembinaan ke klasis-klasis dan mekanismenya diatur dalam Raker I PPGT.
Pasal 7
LPJ Panitia
PP.PPGT terpilih membuat format LPJ Panitia yang lebih sederhana,
misalnya format isian yang tinggal dilengkapi oleh kepanitiaan sesaat setelah
kegiatan dilaksanakan. Bentuk dan format tersebut disampaikan
ke Rapat Kerja I untuk ditetapkan.
Pasal 8
Piutang
1. Kongres XIII PPGT menegaskan ulang pemutihan piutang tidak dikenal
dalam sistem keuangan Gereja Toraja, sehingga semua piutang harus
dilunasi.
2. Agar piutang tidak menjadi beban anggaran, maka piutang tidak dimasukkan
dalam pendapatan anggaran untuk pembiayaan program.
Pasal 9
Pra PRAYA
Dalam rangka penghematan biaya, maka kegiatan Pra PRAYA ditiadakan.
Pasal 10
Pengaturan Kegiatan OIG Tingkat Pusat
Kongres XIII PPGT merekomendasikan kepada BPS Gereja Toraja untuk melakukan
penataan kegiatan OIG tingkat pusat agar tidak dilaksanakan bersamaan dalam
tahun yang sama dengan mempertimbangkan kalender pendidikan (hari libur).
Pasal 11
Kesinambungan Pembinaan Remaja (SMGT) dan PPGT
Kongres XIII PPGT merekomendasikan program bersama (joint programme) antara
PPGT dan SMGT untuk memaksimalkan perhatian dan pembinaan remaja,
khususnya proses transisi dari remaja ke PPGT
Pasal 12
Kartu Anggota PPGT
Kongres XIII PPGT menugaskan PP. PPGT untuk menerbitkan Kartu Anggota PPGT
Pasal 13
Bina Muda
Menugaskan pengurus pusat PPGT meneruskan penerbitan bina muda dengan
konten yang lebih sederhana, mudah digunakan, actual, variatif dan informatif.
Pasal 15
PRAYA 10 PPGT
Menugaskan kepada Pengurus Pusat PPGT agar format PRAYA 9 PPGT tetap
digunakan pada PRAYA 10 tapi perlu diadakan perbaikan pada Format tersebut,
agar semakin fokus pada kegiatan pesta iman dan konsolidasi warga PPGT.
Pasal 16
Program Peduli Lingkup Hidup
Agar kepedulian lingkungan hidup menjadi program di semua lingkup
kepengurusan. Pengurus jemaat Pengurus klasis dan Pengurus Pusat
perlu memprogramkan setiap tahun dengan jenis kegiatan dan
anggaran yang berkesinambungan.
Pasal 17
Evaluasi Program Kerja
1. Agar Pengurus Pusat PPGT membuat matriks evaluasi pelaksaan program kerja
dengan standar yang jelas dan terukur seperti pencapaian dan kendala yang
dihadapi. Matriks memberikan penjelasan program yang terlaksana menyangkut
dan program tidak terlaksana.
2. Program yang sudah dikerjakan di Klasis dan Jemaat tidak perlu diprogramkan
lagi di lingkup Pusat.
Pasal 18
Program Pelatihan Kewirausahan
Agar Pengurus Pusat PPGT memprogramkan pelatihan kewirausaahan dan menjadi
program rutin. Pelaksanaan Program ini dilaksanakan di lingkup klasis.
Pasal 19
Panduan Brosur Hari Raya Gerejawi
Menugaskan Kepada Pengurus Pusat PPGT agar menerbitkan Panduan Brosur Hari
Raya Gerejawi untuk menjadi pedoman untuk pelaksanaan kegiatan
hari Raya gerejawi di Klasis maupun Jemaat.
Pasal 20
Website PPGT
Agar Pengurus pusat PPGT meluncurkan website resmi yang professional dan
fungsional untuk mendukung percepatan informasi kegiatan
dan transparansi anggaran.
Pasal 22
Toraya Makombongan
Menugaskan Pengurus Pusat PPGT melakukan pengkajian dan
studi tentang hasil Toraya Makombongan.
Pasal 23
Tugas Khusus Pendeta Generasi Muda
1. Atas nama Kongres XIII PPGT merekomendasikan kepada Pengurus Jemaat dan
Pengurus Klasis yang memungkinkan, untuk mengusulkan ke persidangan yang
lebih luas untuk mengangkat Pendeta Generasi Muda.
2. Menugaskan kepada Pengurus Pusat PPGT terpilih untuk mengusulkan kepada
BPS Gereja Toraja agar mendorong Jemaat untuk mengangkat Pendeta
Generasi Muda.
Pasal 24
Sistem Persidangan Konsensus
Merekomendasikan kepada Pengurus Pusat PPGT untuk mensosialisasikan sistem
persidangan Konsensus ke lingkup Klasis maupun Jemaat.
Pasal 25
Penyakit Sosial
Merekomendasikan kepada Pengurus Pusat PPGT untuk menyikapi berbagai
penyakit sosial melalui seruan penggembalaan maupun kegiatan lain yang
dipandang perlu tetapi tetap dalam koridor sebagai Persekutuan.
Pasal 26
Amandemen PO
Merekomendasikan kepada pengurus pusat PPGT untuk melakukan amandemen
dan revisi terhadap PO dan selanjutnya disosialisasikan
kepada Pengurus Klasis dan Jemaat.
Pasal 27
Saldo Pengurus Pusat PPGT Periode 2003/2008
Kongres XIII PPGT mekomendasikan kepada Pengurus Pusat PPGT terpilih untuk
menyelesaikan Saldo dengan Pengurus Pusat PPGT periode 2003/2008.
Pasal 28
Term Of Reference (TOR) PRAYA
Merekomendasikan kepada Pengurus Pusat PPGT membentuk tim revisi TOR
PRAYA selanjutnya dibahas dan ditetapkan dalam rapat kerja PPGT.
Pasal 30
Warkop di Halaman Ruang Kantor Pengurus
Warkop di halaman Ruang Kantor Pengurus PPGT :
1. Merekomendasikan kepada Pengurus Pusat PPGT untuk memperjelas status
Warkop yang ada di halaman kantor pengurus PPGT;
2. Merekomendasikan kepada Pengurus Pusat PPGT untuk membuat Surat
Kesepakatan (MOU) dengan pengelolah Warkop yang ada di halaman
kantor Pengurus Pusat PPGT.
Ditetapkan di : Seriti
Tanggal : 7 Nopember 2013
TENTANG
Dengan pertolongan Allah Bapa, Allah Anak dan Allah Roh Kudus, Kongres XIII
Persekutuan Pemuda Gereja Toraja (PPGT) :
Ditetapkan di : Seriti
Tanggal : 7 Nopember 2013
Ada Perubahan
Kata Pengurus
dihilangkan
Pasal 16 ayat 5 huruf
e dalam Anggaran
Rumah Tangga
berubah menjadi :
Pada Lingkup
ART Pasal 6 ayat 5e ART Pasal 16
Jemaat dituliskan
Bendera, dengan aturan sebagai berikut: Point 5 (e)
identitas di bawah
18 Dibawah Logo dituliskan identitas seperti Pengurus Pusat, Pada bendera diberi identitas Persekutuan
Logo PPGT Jemaat
Pengurus Klasis, Pengurus Jemaat, atau Panitia. Pemuda Gereja Toraja, nama klasis &
…
nama jemaat, tanpa kata “pengurus”.
Pada Lingkup Klasis
dituliskan identitas
di bawah Logo
PPGT Klasis ….
Pada Lingkup Pusat
dituliskan identitas
di bawah Logo
PPGT
TENTANG
Dengan pertolongan Allah Bapa, Allah Anak dan Allah Roh Kudus, Kongres XIII
Persekutuan Pemuda Gereja Toraja (PPGT) :
MEMUTUSKAN
Pertama : Pesan dan Seruan Kongres XIII PPGT adalah sebagaimana yang
terdapat pada lampiran yang merupakan bagian tak terpisahkan dari
keputusan ini.
Ditetapkan di : Seriti
Tanggal : 8 Nopember 2013
1. Dengan mengucap syukur kepada Tuhan, kami peserta Kongres XIII PPGT yang
sedang berkumpul di Seriti, yang datang dari 81 Klasis mengirim salam kepada
seluruh saudara-saudara sepelayanan: “Salam Kader Siap Utus”. Melalui Kongres
XIII ini, kami mewujudkan persekutuan melalui doa dan Penelaan Alkitab,
sharing pelayanan dan kondisi terkini PPGT dari berbagai tempat dan latar
belakang, dan juga melalui diskusi dan perdebatan yang saling mendewasakan.
Semua ini dilandasi oleh kesadaran penuh bahwa landasan pelayanan PPGT
adalah Firman Tuhan, dalam fokus sorot tema : “Mengasihi dengan perbuatan
dan dalam kebenaran”.
2. Di Seriti yang aman dan damai, kami bergandengan tangan untuk memperkuat
komitmen bahwa roda pelayananan dan regenerasi harus terus berputar.
Perjalanan dari Samarinda 2008 dengan sorotan “Berubahlah oleh Pembaruan
Budimu” menuju Seriti 2013 dengan “Mengasihi dengan perbuatan dan dalam
kebenaran” adalah wujud komitmen penuh PPGT untuk terus menerus
membarui diri dan organisasi, bukan hanya dengan kata-kata saja, tetapi melalui
perbuatan dan dalam kebenaran.
3. Dengan penuh kasih kami mendorong semua kader PPGT dimanapun anda
berada, untuk terus menerus membangun persekutuan. Sebab hanya melalui
persekutuan yang dibangun dengan dasar yang benar yang akan terus bertahan
di tengah dunia yang terus berubah. Peliharalah kasih persaudaraan, tingkatkan
semangat bersekutu dan saksikanlah Injil yang mendamaikan dan
mensejahterakan.
4. Kita hidup di tengah dunia yang semakin majemuk. Kita memahami bahwa
kemajemukan adalah anugerah Tuhan untuk dunia dan untuk ciptaan-Nya.
Baiklah semua kader-kader PPGT menghargai setiap perbedaan serta
membudayakan hidup bersama dalam kemajemukan. Persekutuan yang sehat
haruslah memberi ruang bagi setiap perbedaan untuk tumbuh bersama dalam
keadilan dan perdamaian. Semoga kita terus berdoa : “Tuhan sumber
kehidupan, bimbinglah kami kepada keadilan dan perdamaian”.
5. Dunia yang semula diciptakan Tuhan dengan “sungguh amat baik”, kini semakin
menuju kerusakan dan kehancuran karena model pembangunan dan globalisasi
yang tidak memedulikan kelestarian lingkungan hidup. Kami mengajak semua
warga PPGT untuk sungguh-sungguh mewujudkan kehidupan yang hijau dengan
terus berusaha melaksanakan dokumen PPGT Go Green dalam segala keadaan.
6. Dan akhirnya kami mengundang semua warga PPGT untuk memberi kontribusi
yang positif bagi pertumbuhan Gereja Toraja yang semakin inklusif, bagi
perwujudan Indonesia yang aman, damai dan sejahtera dan bagi sebuah tatanan
dunia baru yang adil dan oikos.
Catatan rekomendasi:
Pesan ini dibacakan dalam kebaktian PPGT pertama setelah Kongres PPGT. Dimohon
kesediaan Pengurus Klasis untuk memperbanyak dan mengirimkannya kepada semua
jemaat dan cabang kebaktian.
TENTANG
Dengan pertolongan Allah Bapa, Allah Anak dan Allah Roh Kudus, Kongres XIII
Persekutuan Pemuda Gereja Toraja (PPGT) :
MEMUTUSKAN
Ditetapkan di : Seriti
Tanggal : 8 Nopember 2013
NOMINASI
BAB I
Pasal 1
Pendahuluan
Pengurus Pusat PPGT sebagai pelaksana atau mandataris Keputusan Kongres XIII
haruslah memenuhi kualifikasi yang ditetapkan oleh persidangan, sesuai dengan
kebutuhan dan kontekstualisasi saat ini. Untuk itulah diperlukan sejumlah perangkat
dalam bentuk struktur. Agar struktur itu dapat diisi oleh orang yang tepat (the right
man on the right place) maka dibuatlah kriteria dan nominasi Pengurus PPGT 2013-
2018.
BAB II
STRUKTUR ORGANISASI
Pasal 2
Struktur Pengurus
Struktur Pengurus Pusat PPGT Periode 2013-2018 sebanyak 14 personil Pengurus
Harian dan 16 Koordinator Wilayah dengan susunan sebagai berikut:
Pengurus Harian : 14 orang, 1 orang PP full time ditambah satu orang staff
profesional
Ketua Umum : 1 orang (part time)
Sekretaris Umum : 1 orang (part time)
Ketua : 1 orang (Bidang Spiritualitas – part time)
Sekretaris : 1 orang (Sekfung Spiritualitas – part time)
Ketua : 1 orang (Bidang Pengembangan SDM- part time)
Sekretaris : 1 orang (Bidang Pengembangan SDM)
Ketua : 1 orang (Bidang Organisasi- full time)
Sekretaris : 1 orang (Sekfung Organisasi – part time)
Ketua : 1 orang (Bidang Profesi dan Keminatan – part time)
Sekretaris : 1 orang (Sekfung Profesi dan Keminatan – part time)
Ketua : 1 orang (Bidang Sosial dan Lingkungan Hidup – part
time)
Sekretaris : 1 orang (Sekfung Sosial dan Lingkungan Hidup – part
time)
Bendahara Umum : 1 orang (part time)
Wakil Bendahara : 1 orang (part time)
1. Koordinator Wilayah :
Pasal 3
Bagan Struktur
Pasal 4
Tugas-tugas umum PP PPGT
1. Melaksanakan tugas kepengurusan berdasarkan mandat Kongres XIIIPPGT.
2. Bertindak sebagai fasilitator, komunikator dan koordinator hubungan yang kuat
dengan klasis dan jemaat-jemaat.
3. Bertanggungjawab menjalankan roda organisasi secara kolektif.
Pasal 5
Ketua Umum
1. Bertanggungjawab penuh atas kebijakan organisasi ke dalam dan ke luar.
2. Bersama Sekretaris Umum memberikan pokok-pokok pikiran/pengarahan untuk
melaksanakan program kerja sesuai keputusan Kongres.
3. Mempersiapkan gagasan yang merupakan kebijakan dalam menentukan prioritas
program.
4. Bersama dengan Bendahara Umum dan Bendahara untuk mengelola keuangan.
5. Bersama dengan Sekretaris Umum memimpin rapat-rapat.
6. Bersama dengan Sekretaris Umum menandatangani surat-surat organisasi.
7. Bersama dengan semua pengurus menyiapkan laporan pertanggungjawaban.
Pasal 6
Ketua-ketua Bidang
1. Bertanggungjawab atas pelaksanaan programnya masing-masing.
2. Menggantikan Ketua Umum bila berhalangan sesuai dengan bidangnya masing-
masing.
3. Membantu Ketua Umum dalam melaksanakan tugasnya.
4. Membuat laporan pertanggungjawaban sesuai dengan bidang masing-masing.
5. Dapat membentuk komisi-komisi sesuai dengan kebutuhan.
Pasal 7
Sekretaris Umum
1. Bersama-sama dengan Ketua Umum bertanggungjawab atas kebijakan organisasi
ke dalam dan ke luar.
2. Bersama-sama Ketua Umum memberikan pokok-pokok pikiran/pengarahan
untuk melaksanakan program kerja sesuai dengan Keputusan Kongres.
3. Mempersiapkan gagasan yang merupakan kebijakan dalam menentukan prioritas
program.
4. Bersama-sama dengan Ketua Umum memimpin rapat-rapat.
5. Bersama-sama dengan Ketua Umum menandatangani surat-surat organisasi.
6. Memimpin staf kantor dalam mengelola administrasi dan kesekretariatan
Pengurus Pusat.
7. Bersama dengan semua pengurus menyusun laporan pertanggungjawaban.
Pasal 9
Bendahara Umum
1. Menyampaikan rekomendasi pemikiran dalam melaksanakan dan
mengarahkan pengelolaan keuangan.
2. Bersama-sama dengan Ketua Umum mengambil kebijakan dalam hal
pengelolaan keuangan organisasi.
3. Bersama Wakil Bendahara Umum membuat laporan pertanggungjawaban
keuangan.
4. Mempersiapkan laporan pembukuan untuk verifikasi.
5. Bersama dengan Wakil Bendahara Umum memikirkan dan mengupayakan
usaha pencarian dana.
Pasal 10
Wakil Bendahara Umum
1. Membantu Bendahara Umum dan Ketua Bidang dalam pengelolaan
keuangan masing-masing bidang.
2. Menggantikan Bendahara Umum bila berhalangan.
3. Bersama-sama dengan semua pengurus membuat laporan
pertanggungajawaban keuangan.
4. Bersama-sama dengan Bendahara Umum mempersiapkan laporan
pembukuan untuk diverifikasi.
5. Bersama-sama dengan Bendahara Umum memikirkan dan mengupayakan
usaha pencarian dana.
Pasal 11
Koordinator Wilayah
1. Atas nama Pengurus Pusat melaksanakan tugas-tugas PPGT dalam
wilayahnya sesuai dengan penugasan yang diberikan kepadanya.
2. Atas nama Pengurus Pusat membantu Pengurus PPGT di Klasis-klasis dan
Jemaat-jemaat menyelesaikan program-program pembinaan dan pelatihan.
3. Membantu pelaksanaan program-program PPGT dalam wilayahnya.
4. Mengkoordinasikan kegiatan bersama dalam wilayahnya jika dipandang
perlu oleh Pengurus Pusat.
5. Memberikan informasi kepada Pengurus Pusat tentang masalah-masalah
dalam wilayahnya yang dipandang perlu ditangani oleh Pengurus Pusat.
6. Menghadiri rapat-rapat Pengurus Pusat yang relevan atas undangan Pengurus
Pusat.
Pasal 12
Kriteria Umum
Kriteria untuk menjadi nominasi Pengurus Pusat PPGT 2013-2018, adalah :
1. Anggota Biasa PPGT.
2. Menerima dan memahami AD/ART PPGT, PIGT dan TGGT.
3. Telah melewati proses kaderisasi secara berjenjang (LKP, LKPD dan LKPL).
4. Tidak sedang kena disiplin gerejawi.
5. Sudah disidi/baptis dewasa.
6. Mempunyai dedikasi dan loyalitas terhadap PPGT.
7. Pernah atau sedang menjabat pengurus PPGT di tingkat Klasis.
8. Tidak sedang dan akan terlibat dalam kepengurusan organisasi partai politik.
9. Pengurus adalah Peserta Kongres XIII PPGT.
Pasal 13
Kriteria Khusus Ketua Umum
1. Memiliki kemampuan memimpin.
2. Memiliki pengetahuan dan wawasan yang luas tentang PPGT, Gereja Toraja,
Gerakan Oikumene dan Pluralisme.
Pasal 14
Kriteria Khusus Ketua Bidang
1. Memiliki kemampuan memimpin.
2. Memiliki pengetahuan dan wawasan dalam bidangnya masing-masing.
Pasal 15
Kriteria Khusus Sekretaris Umum
1. Memiliki pengetahuan dan keterampilan dan kecakapan dalam pengelolaan
perorganisasian program dan administrasi kesektariatan.
2. Tidak sedang menduduki jabatan yang sama di OIG yang lain.
3. Bersedia mundur dari jabatannya, jika sedang menjabat KSB pada lingkup PPGT
Klasis.
Pasal 16
Kriteria Khusus Sekretaris Bidang
1. Dapat bekerja sama dengan Ketua Bidang.
2. Memiliki pengetahuan dan wawasan dalam bidangnya masing-masing.
Pasal 17
Kriteria Khusus Bendahara Umum dan Wakil Bendahara
Mempunyai pengalaman dalam bidang kebendaharaan
Pasal 18
Kriteria Formatur
1. Peserta aktif Kongres XIII.
2. Menjunjung tinggi prinsip netralitas, dengan menyatakan kesediaan tidak akan
menjadi Pengurus Pusat PPGT dalam posisi apapun.
3. Jumlah Formatur terdiri dari 9 orang dengan komposisi 2 orang dari Pengurus
Demissioner dan 4 orang dari Utusan dan KSB terpilih.
Pasal 19
Struktur Formatur
Struktur Formatur Kongres XIII adalah sebagai berikut:
1. Ketua (merangkap anggota 1) : Ketua Umum terpilih
2. Sekretaris (merangkap anggota 2) : Sekretaris Umum terpilih
3. Bendahara Umum 3 : Bendahara Umum Terpilih
4. Anggota 4 : Pengurus Demissioner
5. Anggota 5 : Pengurus Demissioner
6. Anggota 6 : Utusan
7. Anggota 7 : Utusan
8. Anggota 8 : Utusan
9. Anggota 9 : Utusan
Pasal 20
Mekanisme Kerja Formatur
BAB VI
SISTEM DAN MEKANISME PEMILIHAN
Pasal 21
Sistem Pemilihan
1. Pengurus Harian, yaitu Ketua Umum, Sekretaris Umum dan Bendahara Umum
dipilih langsung dalam Sidang Paripurna, sedangkan personil lainnya dipilih
oleh Formatur.
2. Pemilihan Ketua Umum, Sekretaris Umum dan Bendahara Umum dilakukan
secara tertulis dan rahasia.
3. Pemilihan Ketua Umum, Sekretaris Umum dan Bendahara Umum dilakukan
terpisah dan ditetapkan secara terpisah pula.
4. Koordinator wilayah diusulkan oleh klasis yang diwakilinya kepada formatur.
Pasal 23
Pemilihan Sekretaris Umum
Pemilihan Sekretaris Umum dilakukan dengan urut-urutan sebagai berikut:
1. Setiap Utusan menulis satu nama sebagai Bakal Calon Sekretaris Umum pada
kertas yang telah disediakan oleh panitia.
2. Bakal Calon Sekretaris dapat diajukan sebagai Calon Sekretaris jika memperoleh
suara minimal sama dengan Jumlah Suara Total dibagi jumlah Bakal Calon
Sekretaris. (Calon = min Jumlah suara/jumlah bakal Calon).
3. Calon Sekretaris dimintai kesediaan secara sungguh-sungguh.
4. Calon Sekretaris yang menyatakan kesediaan diseleksi berdasarkan kriteria
pemilihan.
5. Calon Sekretaris yang lolos kriteria ditetapkan sebagai Nominasi Sekretaris
Umum PP.PPGT 2013-2018
6. Calon Sekretaris yang lolos kriteria menyampaikan Visi dan Misinya di depan
Kongres.
7. Pemilihan dilakukan dengan menuliskan nama Calon Sekretaris pada kertas
yang telah disiapkan.
8. Selanjutnya dilakukan perhitungan suara dengan disaksikan oleh saksi yang
ditunjuk oleh Kongres.
9. Calon Sekretaris Umum yang mendapat suara terbanyak mutlak (1/2 + 1)
dinyatakan sebagai Sekretaris Umum terpilih.
10. Jika poin 9 tidak tercapai, dilakukan pemilihan ulang, yang diikuti oleh 2 nama
Calon Sekretaris yang memperoleh suara terbanyak.
Pasal 24
Pemilihan Bendahara Umum
Pemilihan Bendahara Umum dilakukan dengan urut-urutan sebagai berikut:
1. Setiap Utusan menulis satu nama sebagai Bakal Calon Bendahara Umum pada
kertas yang telah disediakan oleh panitia.
2. Bakal Calon Bendahara dapat diajukan sebagai Calon Bendahara jika
memperoleh suara minimal sama dengan Jumlah Suara Total dibagi jumlah
Bakal Calon Bendahara. (Calon = min Jumlah suara/jumlah bakal Calon).
3. Calon Bendahara dimintai kesediaan secara sungguh-sungguh.
4. Calon Bendahara yang menyatakan kesediaan diseleksi berdasarkan kriteria
pemilihan.
5. Calon Bendahara yang lolos kriteria ditetapkan sebagai Nominasi Bendahara
Umum PP.PPGT 2013-2018
6. Calon Bendahara yang lolos kriteria menyampaikan Visi dan Misinya di depan
Kongres.
7. Pemilihan dilakukan dengan menuliskan nama Calon Bendahara pada kertas
yang telah disiapkan.
8. Selanjutnya dilakukan perhitungan suara dengan disaksikan oleh saksi yang
ditunjuk oleh Kongres.
9. Calon Bendahara Umum yang mendapat suara terbanyak mutlak (1/2 + 1)
dinyatakan sebagai Bendahara Umum terpilih.
10. Jika poin 9 tidak tercapai, dilakukan pemilihan ulang, yang diikuti oleh 2 nama
Calon Bendahara yang memperoleh suara terbanyak.
11. Calon Bendahara Umum yang mendapat suara terbanyak mutlak (1/2 + 1)
dinyatakan sebagai Bendahara Umum terpilih.
12. Jika poin 10 tidak tercapai, maka Majelis Pimpinan mengambil keputusan
setelah mendapat pertimbangan dari penasehat
Pasal 23
Pemilihan Formatur Kongres
Pemilihan Formatur dilakukan dengan urut-urutan sebagai berikut:
1. Setiap ex wilayah (I-IV) berembuk untuk mengajukan satu orang Formatur dan
ditetapkan dalam pleno.
2. Formatur yang terpilih tidak diperkenankan menjadi Pengurus Pusat PPGT dalam
posisi apapun.
Pasal 24
Suara Batal
Suara dinyatakan batal jika :
a. Kertas dikembalikan dalam keadaan kosong.
b. Pemilih memilih lebih dari satu calon dalam satu kertas.
c. Nama calon tidak jelas.
Pasal 25
Mekanisme Perekrutan Tenaga Staff Full Timer
1. PP.PPGT dan Personalia BPS Gereja Toraja membuka pendaftaran dan
dipublikasikan secara terbuka.
2. Calon yang mendaftar diseleksi sesuai ketentuan penerimaan Pegawai Gereja
Toraja.
3. Calon yang diterima diumumkan oleh PP.PPGT dan BPS Gereja Toraja sebagai
Bakal Calon Pegawai Gereja Toraja dengan status percobaan.
4. Setelah masa percobaan, PP.PPGT menyampaikan hasil evaluasi kepada
personalia BPS Gereja Toraja.
5. Jika memenuhi syarat, maka statusnya ditingkatkan menjadi Calon Pegawai
Gereja Toraja.
6. Pengurus Pusat berkonsultasi dengan Tim Seleksi Pegawai Gereja Toraja.
Ditetapkan di : Seriti
Tanggal : 8 Nopember 2013
TENTANG
Dengan pertolongan Allah Bapa, Allah Anak dan Allah Roh Kudus, Kongres XIII
Persekutuan Pemuda Gereja Toraja (PPGT) :
MEMUTUSKAN
Ketiga : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila ada
kekeliruan dalam penetapannya, akan diperbaiki sebagaimana
mestinya.
Ditetapkan di : Seriti
Tanggal : 9 Nopember 2013
TENTANG
Dengan pertolongan Allah Bapa, Allah Anak dan Allah Roh Kudus, Kongres XIII
Persekutuan Pemuda Gereja Toraja (PPGT) :
MEMUTUSKAN
Ketiga : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila ada
kekeliruan dalam penetapannya, akan diperbaiki sebagaimana
mestinya.
Ditetapkan di : Seriti
Tanggal : 9 Nopember 2013
TENTANG
Dengan pertolongan Allah Bapa, Allah Anak dan Allah Roh Kudus, Kongres XIII
Persekutuan Pemuda Gereja Toraja (PPGT) :
MEMUTUSKAN
Ketiga : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila ada
kekeliruan dalam penetapannya, akan diperbaiki sebagaimana
mestinya.
Ditetapkan di : Seriti
Tanggal : 9 Nopember 2013
TENTANG
FORMATUR
PERSEKUTUAN PEMUDA GEREJA TORAJA (PPGT) PERIODE 2013-2018
Dengan pertolongan Allah Bapa, Allah Anak dan Allah Roh Kudus, Kongres XIII
Persekutuan Pemuda Gereja Toraja (PPGT) :
MEMUTUSKAN
Ketiga : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila ada
kekeliruan dalam penetapannya, akan diperbaiki sebagaimana
mestinya.
Ditetapkan di : Seriti
Tanggal : 9 Nopember 2013
TENTANG
Dengan pertolongan Allah Bapa, Allah Anak dan Allah Roh Kudus, Kongres XIII
Persekutuan Pemuda Gereja Toraja (PPGT) :
MEMUTUSKAN
Ditetapkan di : Seriti
Tanggal : 9 Nopember 2013
TENTANG
Dengan pertolongan Allah Bapa, Allah Anak dan Allah Roh Kudus, Kongres XIII
Persekutuan Pemuda Gereja Toraja (PPGT) :
MEMUTUSKAN
Kedua : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila ada
kekeliruan dalam penetapannya, akan diperbaiki sebagaimana
mestinya.
A. Pengurus Harian :
Ketua Umum : Fery Hendra, S.Th
Ketua Bidang Sosial dan Lingkungan Hidup : Pdt. Hezel Tarukallo, S.Th
Sekretaris Fungsional : Marga Sisong, S.Th
B. Koordinator Wilayah :
TENTANG
Dengan pertolongan Allah Bapa, Allah Anak dan Allah Roh Kudus, Kongres XIII
Persekutuan Pemuda Gereja Toraja (PPGT) :
Menimbang : bahwa seluruh agenda Kongres XIII PPGT telah berakhir, maka
perlu ditetapkan dalam sebuah keputusan.
MEMUTUSKAN
Kelima : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila ada
kekeliruan dalam penetapannya, akan diperbaiki sebagaimana
mestinya.
Sekilas Seriti
Waktu terus berjalan dan tibalah saatnya untuk meresmikan nama
perkampungan/desa beserta dengan pemerintahannya. Atas prakarsa Komandan
Kompi I Yon 506/Sriti Kodam 5 Brawijaya saat itu dijabat Lettu Inf. Ongko Wiyono
menetapkan untuk mengadakan upacara peresmian. Tibalah waktu yang disepakati,
tepat tanggal 12 Juni 1954 bertempat di kelompok I/Dadeko diadakan upacara
peresmian dan ditetapkan nama desa adalah SRITI dan kepala Desa adalah
Mangentang. Nama Sriti diambil dari nama kesatuan SRITI adalah nama sejenis
burung walet yang kebiasaannya terbang tinggi di atas angkasa seraya melayang-
layang melintasi gunung, lembah dan lautan luas, menyebar ke seluruh penjuru arah
angin tetapi waktu menjelang malam hari mereka kembali ke sarangnya. Sarang
burung Sriti biasanya terletak di atas gunung atau lereng/tebing yang sangat tinggi
yang susah dijangkau oleh hewan pemangsa dan manusia. Tempat mereka aman
dari gangguan. Perilaku hidup dari burung Sriti inilah yang menjadi inspirasi dan
gambaran persekutuan, orang-orang pengungsi saat itu untuk menjadikan kenangan
nama kesatuan 506/Brawijaya, yaitu Batalyon Sriti.
1. Kelompok 1 Dadeko
2. Kelompok 2 Pattedong
3. Kelompok 3 Salubanga
4. Kelompok 4 Salulompo
5. Kelompok 5 Tondok Tangnga
6. Kelompok 6 Buntu Taipa
7. Kelompok 7 Paradoa
8. Kelompok 8 Buntu Sampa
9. Kelompok 9 Batumurrung
10. Kelompok 10 Pangala Nangka
11. Pemukiman Baru (Beroppa dihuni pengungsi dari Seko Lemo) Sebelah utara
Kelompok 1/Dadeko
12. Kelompok 11 dan 12 Maindo terbentuk pada bulan Maret 1954.
Seiring perjalanan waktu nama Sriti berubah menjadi Seriti, mungkin karena
pengaruh aksen bahasa daerah, lebih muda menyebut Seriti ketimbang Sriti.
Setelah 60 tahun Seriti terbangun yang awalnya hanyalah satu desa kini
karena perkembangann telah dimekarkan menjadi 4 desa yaitu : Seriti, Pelalan,
To‟Lemo dan Salupao. Seriti sebagai desa yang populasi penduduknya terbanyak di
Kec. Lamasi Timur.
Sekilas Seriti
No. Nama Jemaat Alamat Desa Keterangan
1. Seriti Lorong 4 Seriti
2. Imanuel Salubanga Lorong 3 Seriti
3. Tondok Tangnga Lorong 5 Seriti
4. To‟Lemo To‟Lemo To‟Lemo
5. Bethesda Salupao Salupao Salupao
6. Durian Beroppa Salujambu
7. Tamatiku Lorong 1 Seriti
8. Sin Pararra Pararra Pelalan
9. Moria Seriti Selatan Lorong 12 Pelalan
10. Lisurannu Lisurannu Salupao
Pompengan
11. Pompengan * Pompengan
Pantai
Pompengan
12. Sinangkala * Sinangkala
Utara
13. CK. Bulolondong Bululondong Bululondong
14. CK. Bakong Pompengan Pompengan
*) dahulunya dari Klasis Walenrang tetapi karena penataan wilayah bergabung ke Klasis Seriti.
Sekilas Seriti
PENGURUS PUSAT Email : pp.ppgt@yahoo.com
Email group : ppgt@yahoogroups.com
PERSEKUTUAN PEMUDA GEREJA TORAJA
Facebook : PPGT; Twitter : @PPGT
The Central Board of Toraja Church Youth Communion
Kantor/Office : Gedung Pemuda Van de Loodstrect
Homepage : www.ppgt.webnode.com
Jl. Dr. Sam Ratulangi No 60, Telp 0423-25401 Rantepao 91831 Bank Account : Bank Sulsel Cab. Makale No. 0110-202-
000014694-5 An Pengurus Pusat PPGT
SURAT KEPUTUSAN
PENGURUS PUSAT PERSEKUTUAN PEMUDA GEREJA TORAJA
Nomor : 12.SK.017.02.2011
Tentang
PENETAPAN PANITIA PELAKSANA
KONPERENSI STUDI DAN KONGRES XIII PPGT
Menimbang : a. bahwa Kongres sebagai forum pengambilan keputusan terluas dalam
organisasi PPGT, sebagaimana digariskan dalam Anggaran Dasar, Anggaran
Rumah Tangga dan Peraturan Organisasi PPGT;
b. bahwa masa bakti PP.PPGT periode 2008-2013 akan berakhir September
2013 dan karena itu akan dilaksanakan pada Kongres XIII PPGT yang akan
dirangkaikan dengan Konperensi Studi untuk membahas masalah-masalah
aktual kepemudaan, kegerejaan dan kemasyarakatan.
c. bahwa untuk mempersiapkan dan melaksanakan Konperensi Study dan
Kongres XIII PPGT tersebut, dipandang perlu untuk menetapkan Panitia.
d. bahwa untuk maksud tersebut di atas maka Pengurus Pusat Persekutuan
Pemuda Gereja Toraja perlu mengeluarkan Surat Keputusan Penetapan
Personalia Panitia Konperensi Studi dan Kongres XIII PPGT.
Mengingat : 1. Pengakuan Iman Gereja Toraja
2. Tata Gereja Gereja Toraja
3. Anggaran Dasar Pasal 10 ayat 1 point c.
4. Anggaran Rumah Tangga pasal 12
5. Keputusan Kongres PPGT XII nomor :16/Kep/KONGRES XII/PPGT/
IX/2008 tentang klasis penghimpun Konperensi Studi dan Kongres.
Memperhatikan : Peraturan Organisasi tentang Rapat Anggota, Konperensi, dan Kongres dan
Rapat Lengkap Pengurus Pusat tanggal 24 Februari 2011
MEMUTUSKAN
Menetapkan : Keputusan tentang Penetapan personalia Panitia Konperensi Studi dan
Kongres XIII PPGT
Pertama : Susunan Personalia Panitia Konperensi Studi dan Kongres XIII PPGT yang
merupakan hasil dari Rapat Bersama Pengurus Pusat, Badan Pekerja Majelis
Klasis Seriti, Badan Pekerja Majelis Jemaat Seriti dan Pengurus PPGT Klasis
Seriti, sebagaimana terlampir.
Kedua : Panitia Konperensi Studi dan Kongres XIII PPGT bertanggungjawab kepada
Pengurus Pusat selambat-lambatnya 3 bulan setelah dilakukan Verifikasi oleh
Badan Verifikasi Gereja Toraja.
Ketiga : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal 25 Februari 2011 dan apabila ada
kekeliruan di dalamnya akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di : Rantepao
Pada tanggal : 25 Februari 2011
PENGURUS PUSAT
PERSEKUTUAN PEMUDA GEREJA TORAJA
Ketua Umum Sekretaris Umum
B. Ibadah / Acara
Koordinator : Pdt. Satria Sirupa, S.Th
Anggota :
1. Pdt. Benyamin Randa, S.Th1. 7. Joice Mesralina, S.PAK
2. 12. Sirul Dalimu, SKM
2. Pdt. Wien Katryn, S.Th 3. 8. Pdt. Welly Efrain, S.Th 13. Asthin Ernawati, S.PdK
3. Pdt. Elam S. Bangun, S.Th 4. 9. Yana, S.PAK 14. Maria Lempangan
4. Pdt. Herlinda Desy, S.Th 5. 10. Asnah Paratte, SE 15. Ritha Mule, S.Pd
5. Pdt. Agus Empang Loloan, SM.Th
6. 11. Dra. Salpina, M.Pd7. 16. Alberthin
6. Aris Dalimu
C. Persidangan
Koordinator : Margareta, S.Pd
Anggota :
8. 1. Landa Zetmi, S.Pd 9. 8. Edi Pabara 15. Melvi Mansur
10. 2. Meti Badu, S.Pd 11. 9. Yakolina 12. 16. Devi Krismawati Lamida
13. 3. Ruslin Gatti‟, S.Pd 14. 10. Wasti Palili 15. 17. Marsen
16. 4. Maya Risa, S.Tp 17. 11. Mischa 18. 18. PPGT Klasis Seriti
19. 5. Yosel 20. 12. Kiki Pertiwi Lambe21. 19. PPGT Jemaat Seriti
22. 6. Agustinus Lomo 13. Yonce
23. 7. Orpa 14. Nevi Andarias
D. Dekorasi / Dokumentasi
Koordinator : Emma Parubak, A.Ma.Pd.SD
Anggota :
24. 1. Rika, CS 25. 5. Novitasari Rante, S.Pd.K
1. 9. PPGT Jemaat Seriti
2. 2. Endang Tulu‟ 3. 6. PWGT Klasis Seriti
4. 3. Yance Cambulong 5. 7. PWGT Jemaat Seriti
6. 4. Mei Lotong 1. 8. PPGT Klasis Seriti
E. Dana
Koordinator : Victor Lamban
Anggota :
2. 1. Markus Rumpun 3. 8. Yotan 15. Ketua PPGT Klasis Walenrang
4. 2. Juni Laen Tandi,
5. S.Pd 9. Suliatni Padatu 6. 16. Ketua PPGT Klasis Rantedamai
7. 3. Andarias 8. 10. Yuliana Tarima 9. 17. Ketua PPGT Klasis Pantilang
10. 4. Nober Pasolon11. 11. Silpa Paranta 12. 18. Bendahara Jemaat se-Klasis Seriti
13. 5. Mathias Andarias
14. 12. Dorkas Angka, A.Ma.Pd
15. 19. Bendahara PPGT Jemaat se-Klasis Seriti
16. 6. Jasen Parerung 13. Lintin Tiala 1. 20. Ketua-Ketua PPGT Jemaat se-Klasis Seriti
2. 7. Lotong Pamantung 14. Ketua PPGT Klasis Lamasi
I. AKOMODASI
Koordinator : Yohanis Kadang
Anggota :
1. Lisen Mawara 5. Daniel Paressa 9. Yonatan Cumbang
2. Tadius Bungkang 6. Gonda 10. Sonni, S.Pd
3. Abner Payung 7. Ruben 11. Samuel Samanna, S.Pd
4. Pandralla 8. Titus
J. PERLENGKAPAN
Koordinator : Martinus Situru
Anggota :
1. Lallung 11. Mattan 21. Fenny
2. Subgan 12. Silas 22. Damaris
3. Biusar Samanna 13. Esron Habel 23. Lina
4. Yoskar 14. Yusuf Poppo 24. Berta Tulak
5. Hendrik Irianto 15. Stefanus Dera 25. Yenni Senobaan, A.Md
6. Alson 16. Suardi 26. Andarias Taliu
7. Matius Pairi 17. Benyamin Sulle 27. Dominggus (Papa Nona)
8. Sadrak Gentan 18. Amos Weta 28. Madius Tari
9. Markus Kandoangko 19. Andarias Rosson 29. Kaum Bapak Jem. Seriti
10. Mesak Gala 20. Emi Rante
K. PUBLIKASI
Koordinator : Isen Dalimu, S.Sos
Anggota :
1. Mulianto Taro, S.Sos 5. Darman P. S.Pd 9. Esni Dalimu, S.Pd
2. Esron 6. Sahrir, S.Pd, MM. 10. Yohana
3. Daud Manginte 7. Nataniel Andarias 11. Pengurus PPGT Klasis Seriti
4. Drs. Raning Tari 8. Yeni Pasolon
L. KEAMANAN
Koordinator : Aiptu. Yusuf Padatu
Anggota :
1. Yulianus (Babinsa Seriti) 5. Agustinus Lotong (Babinsa Pelalan) 9. Riba Podi
2. Unias Tangkin 6. Taranti 10. Gaffar Kaissanan
3. Barnabas Puasa 7. Ridwan Parintak 11. Marthen Pune
4. Obed Nego Sae (Babinsa Salupao) 8. Nataniel 12. Hansip Seriti Pelalan
M. KESEHATAN
Koordinator : A. Kartini
Anggota :
1. Suleman Sumar, SKM 5. Aser 9. Puskesmas Lamasi
2. Yospina Ratta, SKM 6. Mesak Gentan, S.Farm, Apt 10. Puskesmas Lamasi Timur
3. Daniel 7. Bidan Seriti 11. Karyawan Klinik A & A Rachmat
4. Amad 8. Bidan Pelalan Seriti
Ditetapkan di : Rantepao
Pada tanggal : 25Februari 2011
PENGURUS PUSAT
PERSEKUTUAN PEMUDA GEREJA TORAJA
Ketua Umum Sekretaris Umum