Anda di halaman 1dari 196

Tema :

Mengasihi dengan Perbuatan dan dalam Kebenaran

Sub Tema
Membangun Persekutuan, Merawat Kemajemukan dan
Memelihara Lingkungan

Disain Sampul & Layout : Kristian

Seriti, 4-9 November 2013


KATA PENGANTAR

Kehadiran PPGT sebagai bagian integral dari Persekutuan Gereja yang lahir
dan dibesarkan serta dipelihara sebagai komponen pembangunan dan generasi
penerus akan masa depan gereja, bangsa dan negara merupakan investasi yang tak
ternilai. Persekutuan Pemuda Gereja Toraja sebagai salah satu organisasi Intra
Gerejawi dalam tubuh Gereja Toraja baru saja melaksanakan hajatan 5 tahunan
atau amanat AD/ART yaitu Kongres XIII di klasis Seriti.
Keputusan-keputusan penting dan strategis telah didiskusikan dan ditetapkan
dalam kongres untuk menjadi acuan pengurus PPGT 5 tahun ke depan di setiap aras
kepengurusan.
Buku Himpunan Keputusan Kongres XIII PPGT ini sebelum dinyatakan siap
untuk dicetak dan diperbanyak telah mengalami berbagai tahapan-tahapan
pembahasan secara bersama antara panitia inti, seksi kesekretariatan dan
persidangan yang dimaksudkan untuk meminimalisir kesalahan-kesalahan. Terakhir
pada tanggal 18 Januari 2014 di PSP Tangmentoe, seharian penuh antara pengurus
terpilih, para majelis pimpinan sidang dan panitia inti duduk bersama untuk
menfinalkan buku Himpunan Keputusan ini. Hal-hal tersebut tersebut dilalui dengan
maksud bahwa jerih upaya peserta selama ±5 hari berkongres di Seriti bisa tercover
dengan baik dalam buku ini.
Akhirnya kami panitia Pelaksana dari Tanah Kanaan Baru atau Desa Seriti,
Klasis Seriti Wilayah Luwu menyampaikan terima kasih yang tulus kepada semua
pihak yang tidak dapat kami tuliskan satu persatu atas segala dukungan, bantuan
dan arahan kepada panitia sehingga pelaksanaan KSK XIII PPGT dapat terlaksan
dengan baik sampai pada tugas akhir panitia yaitu himpunan keputusan yang ada di
tangan kita saat ini.
Tidak lupa kami mohon maaf apabila dalam buku himpunan keputusan ini,
oleh pembaca masih menemukan ada kekurangan atau kehilapan, yakinlah bahwa
semua itu terjadi bukan karena kesengajaan tapi semata-mata karena kekurangan
kami panitia.
Kiranya Tuhan kita Yesus Kristus sang juru selamat dunia, yang empunya
organisasi ini akan senantiasa memberkati dan melindungi kita semua dalam
mengemban tugas dan tanggung jawab kita masing-masing, Amin.

Panitia Konperensi Studi dan Kongres XIII PPGT


Ketua Umum,

Drs. Esra Lamban

Kongres XIII PPGT, Seriti, 4-9 November 2013 i


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................... i

DAFTAR ISI ................................................................................................. ii

KEPUTUSAN KONGRES XIII PPGT

1. Nomor : 13.01.KEP.KONGRES XIII.PPGT.11.2013


Tentang : Penetapan Peserta Kongres XIII PPGT ................................... 1
2. Nomor : 13.02.KEP.KONGRES XIII.PPGT.11.2013
Tentang : Jadwal Acara Kongres XIII PPGT ........................................... 15
3. Nomor : 13.03.KEP.KONGRES XIII.PPGT.11.2013
Tentang : Tata Tertib Kongres XIII PPGT .............................................. 19
4. Nomor : 13.04.KEP.KONGRES XIII.PPGT.11.2013
Tentang : Majelis Pimpinan Sidang Kongres XIII PPGT .......................... 24
5. Nomor : 13.05.KEP.KONGRES XIII.PPGT.11.2013
Tentang : Penasihat Kongres XIII PPGT ................................................. 26
6. Nomor : 13.06.KEP.KONGRES XIII.PPGT.11.2013
Tentang : Laporan Pertanggungjawaban Pengurus Pusat Persekutuan
Pemuda Gereja Toraja Periode 2008-2013 ............................ 28
7. Nomor : 13.07.KEP.KONGRES XIII.PPGT.11.2013
Tentang : Penetapan Usul-usul ............................................................. 30
8. Nomor : 13.08.KEP.KONGRES XIII.PPGT.11.2013
Tentang : Panitia Khusus (PANSUS) Amandemen Anggaran Dasar
dan Anggaran Rumah Tangga PPGT ...................................... 51
9. Nomor : 13.09.KEP.KONGRES XIII.PPGT.11.2013
Tentang : Kurikulum Pembinaan PPGT ................................................. 56
10. Nomor : 13.10.KEP.KONGRES XIII.PPGT.11.2013
Tentang : Garis-garis Besar Program Pengembangan PPGT .................... 78
11. Nomor : 13.11.KEP.KONGRES XIII.PPGT.11.2013
Tentang : Penugasan dan Rekomendasi ................................................. 129
12. Nomor : 13.12.KEP.KONGRES XIII.PPGT.11.2013
Tentang : Amandemen Anggaran Dasar dan Anggaran
Rumah Tangga ..................................................................... 136
13. Nomor : 13.13.KEP.KONGRES XIII.PPGT.11.2013
Tentang : Pesan dan Seruan Kongres XIII PPGT ..................................... 150
14. Nomor : 13.14.KEP.KONGRES XIII.PPGT.11.2013
Tentang : Struktur dan Nominasi Pengurus Pusat PPGT
Periode 2013 – 2018 ............................................................. 154
15. Nomor : 13.15.KEP.KONGRES XIII.PPGT.11.2013
Tentang : Ketua Umum Pengurus Pusat Persekutuan Pemuda
Gereja Toraja (PPGT) Periode 2013-2018 .............................. 165

Kongres XIII PPGT, Seriti, 4-9 November 2013 ii


16. Nomor : 13.16.KEP.KONGRES XIII.PPGT.11.2013
Tentang : Sekretaris Umum Pengurus Pusat Persekutuan Pemuda
Gereja Toraja (PPGT) Periode 2013-2018 ............................... 167
17. Nomor : 13.17.KEP.KONGRES XIII.PPGT.11.2013
Tentang : Bendahara Umum Pengurus Pusat Persekutuan Pemuda
Gereja Toraja (PPGT) Periode 2013-2018 ............................... 169
18. Nomor : 13.18.KEP.KONGRES XIII.PPGT.11.2013
Tentang : Formatur Persekutuan Pemuda Gereja Toraja (PPGT) Periode
2013-2018 ............................................................................ 171
19. Nomor : 13.19.KEP.KONGRES XIII.PPGT.11.2013
Tentang : Penghimpun Kongres IV Persekutuan Pemuda
Gereja Toraja (PPGT) ........................................................... 173
20. Nomor : 13.20.KEP.KONGRES XIII.PPGT.11.2013
Tentang : Komposisi dan Personalia Pengurus Pusat Persekutuan Pemuda
Gereja Toraja (PPGT) Periode 2013-2018 .............................. 175
21. Nomor : 13.21.KEP.KONGRES XIII.PPGT.11.2013
Tentang : Penutupan Kongres XIII PPGT ............................................... 180

Lampiran :

1. Selayang Pandang Seriti


2. Komposisi dan Personalia Panitia Konperensi Studi dan Kongres XIII PPGT

Kongres XIII PPGT, Seriti, 4-9 November 2013 iii


KEPUTUSAN
KONGRES XIII PPGT
Nomor : 13.01.KEP.KONGRES XIII.PPGT.11.2013
TENTANG
PENETAPAN PESERTA KONGRES XIII PPGT

Dengan pertolongan Allah Bapa, Allah Anak dan Allah Roh Kudus, Kongres XIII
Persekutuan Pemuda Gereja Toraja (PPGT):

Menimbang : bahwa untuk terselenggaranya Kongres XIII dengan santun,


gerejawi, lancar, efektif dan efisien, maka Kongres XIII PPGT
perlu menetapkan Peserta Kongres.
Mengingat : 1. Pengakuan Iman Gereja Toraja (PIGT);
2. Tata Gereja Gereja Toraja Pasal 25;
3. ART PPGT pasal 12;
4. Keputusan PP.PPGT nomor 013.SK.017.02.2011 tentang
Komposisi dan Personalia Panitia Konperensi Studi dan
Kongres XIII PPGT.
Memperhatikan : a. Surat-surat Kredensi dari tiap-tiap Klasis;
b. Saran dan pendapat yang dikemukakan dalam rapat
paripurna Kongres XIII PPGT pada tanggal 5 Nopember
2013.
MEMUTUSKAN
Menetapkan : Keputusan tentang Peserta Kongres XIII PPGT.
Pertama : Peserta Kongres XIII adalah :
1. Utusan yang tercantum dalam Surat Kredensi dari klasis;
2. Undangan Panitia Pelaksana Kongres XIII dan Undangan
Pengurus Pusat PPGT.
Kedua : Berdasarkan butir pertama di atas, maka Kongres PPGT
dinyatakan sah mengambil keputusan.
Ketiga : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan, dan jika
ada kekeliruan dalam penetapannya akan diperbaiki
sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di : Seriti
Tanggal : 5 Nopember 2013
PIMPINAN SIDANG SEMENTARA
Pengurus Pusat PPGT, Panitia, Panitia,

Yan Malino,S.Th, M.Pd.K Pdt. Marthen Lamida, S.Th Maruli, S.Th

Kongres XIII PPGT, Seriti, 4-9 November 2013 1


Lampiran : Keputusan Kongres XIII PPGT
Nomor : 13.01.KEP.KONGRES XIII.PPGT.11.2013
Tanggal : 5 Nopember 2013

PESERTA KONGRES XIII PPGT

Nomor
ID Nama Status Klasis
Urut
Card
Wilayah I Luwu
1 A.001 Absalom Sa'bi Utusan Kalaena
2 A.002 Septha Hery Utusan Kalaena
3 A.004 Yohanis Duma' Utusan Kalaena
4 A.005 Hari Kusnanto Utusan Kalaena
5 A.006 Jurnal L. Tonno' Utusan Kalaena
6 A.007 Meldi Tumbak Sauna Utusan Kalaena
7 A.008 Irmawati, A.Md.Kep Utusan Malili
8 A.009 Tomi Patanggung Utusan Malili
9 A.010 Yelieser Utusan Malili
10 A.011 Yonatan Ramban Utusan Malili
11 A.012 Pdt. Melki Upa', S.Th Utusan Malili
12 B.076 Nandita Dyaniel Undangan Malili
13 A.013 Fransiskus S.N Utusan Wotu
14 A.014 A. Bara'padang, S.Sos Utusan Wotu
15 A.018 Narpin, S.Pd. Utusan Sukamaju
16 A.019 Selvrianus Rumpak Utusan Sukamaju
17 A.020 Pdt. Christina B.R., S.Th Utusan Sukamaju
18 A.021 Stepanus, SP. Utusan Sukamaju
19 A.022 Ayub Soga Utusan Bone-bone
20 A.023 Yepta Utusan Bone-bone
21 A.024 Ardi Utusan Bone-bone
22 A.025 Kadmiel Srimujiati Utusan Bone-bone
23 A.026 Henny Datu Lumuran Utusan Bone-bone
24 A.110 Masdah Utusan Bone-bone
25 A.027 Mazmur Mada Utusan Masamba
26 A.028 Agustina Tumba Utusan Masamba
27 A.029 Vika Guntur Utusan Masamba
28 A.030 John Steven Utusan Masamba
29 A.031 Oktovianus Pasombo Utusan Masamba
30 A.032 Desy Utusan Masamba
31 B.005 Andarias Mansa Tando Undangan Masamba
32 B.006 Novianti S. Menda Undangan Masamba

Kongres XIII PPGT, Seriti, 4-9 November 2013 2


Nomor
ID Nama Status Klasis
Urut
Card
33 B.007 Yames Lome Undangan Masamba
34 A.033 Yakobus Berese Utusan Baebunta Selatan
35 A.034 Erson David Utusan Baebunta Selatan
36 A.035 Aris Utusan Baebunta Selatan
37 A.036 Sutiarlin Utusan Baebunta Selatan
38 A.037 Riski Wirantau Utusan Baebunta Selatan
39 A.039 Risal Fredika, S.Pd Utusan Rongkong Sabbang Baebunta

40 A.040 Arman Mulun Utusan Rongkong Sabbang Baebunta

41 A.041 Raharti, S.Pd Utusan Rongkong Sabbang Baebunta

42 A.042 Budi Abadi Daling, S.Kel Utusan Rongkong Sabbang Baebunta

43 A.045 David Utusan Sangbua Lambe


44 A.046 Ferdiana Utusan Sangbua Lambe
45 A.047 Zet Ruruk Utusan Sangbua Lambe
46 A.048 Samuel Utusan Sangbua Lambe
47 A.049 Rafika Utusan Sangbua Lambe
48 A.434 Joni Utusan Sangbua Lambe
49 A.050 Prop. Yulianus Tandisau, S.Th Utusan Seriti
50 A.051 Albertinus Bobby Utusan Seriti
51 A.052 Yenni Nelpa Utusan Seriti
52 A.053 Norma Utusan Seriti
53 A.054 Yani Utusan Seriti
54 A.055 Novitasari Rante, S.Pd.K Utusan Seriti
55 A.056 Lukiyanti Pasulle Utusan Seriti
56 B.014 Jeni Parianda Undangan Seriti
57 B.015 Musa Undangan Seriti
58 B.016 Nola Yusman Undangan Seriti
59 A.057 Gerson, S.Pd Utusan Lamasi
60 A.058 Yohanis S. Karete' Utusan Lamasi
61 A.059 Riadi, S.Pd Utusan Lamasi
62 A.060 Lusiana Bondon, S.Pd Utusan Lamasi
63 A.061 Vera Parintik, S.Si Utusan Lamasi
64 A.062 Mikael Utusan Lamasi
65 A.063 Yulce Utusan Walenrang
66 A.064 Hanastasya Utusan Walenrang
67 A.065 Septianus Utusan Walenrang
68 A.067 Yani Liwan Utusan Walenrang
69 A.069 Fratiwi Utusan Walenrang
70 A.070 Dikson Utusan Walenrang
71 A.298 Intan Utusan Walenrang

Kongres XIII PPGT, Seriti, 4-9 November 2013 3


Nomor
ID Nama Status Klasis
Urut
Card
72 A.071 Pnt. Yansen Utusan Seko Lemo
73 A.072 Pdt. Adryadi Dominggu, S.Th Utusan Seko Lemo
74 A.073 Yosef Sulle Utusan Seko Lemo
75 A.074 Aljabar, S.Pd Utusan Seko Lemo
76 B.044 Kalvin Mantolo Undangan Seko Lemo
77 A.077 Prop. Semuel Mangalik, S.Th Utusan Seko Embona Tana
78 A.078 Kaleb Barangan, A.Ma Utusan Seko Embona Tana
79 A.079 Yordan Utusan Seko Embona Tana
80 A.088 Yan Samma Utusan Palopo
81 A.089 Topan Paressa, S.Kom Utusan Palopo
82 A.090 Apdoyus Pallao Utusan Palopo
83 A.091 Rudi Tolla, S.Kom Utusan Palopo
84 A.092 Josep Juliaser Jusuf, SH Utusan Palopo
85 B.010 Jansen Mario Lahallo, SP Undangan Palopo
86 B.013 Yunita Paressa Undangan Palopo
87 B.062 Natalia Maliran, S.Kom Undangan Palopo
88 A.093 Aditia, S.AN. Utusan Kota Palopo
89 A.094 Ellyana Surya Mahari, S.Pd Utusan Kota Palopo
90 A.095 Yulianus Lobar Utusan Kota Palopo
91 A.096 Hardias Jarid, S.Pd.K. Utusan Kota Palopo
92 A.097 Ade Fadli Kasi Utusan Kota Palopo
93 A.098 Atto Utusan Kota Palopo
94 A.099 Dominggus Tonapa Utusan Kota Palopo
95 A.100 Calvin Bubun Datu, S.Pd. Utusan Kota Palopo
96 B.023 Egi Zatria Undangan Kota Palopo
97 B.025 Widianto Hendra Undangan Kota Palopo
98 B.027 Mery Ruruk Padang Undangan Kota Palopo
99 A.101 Prop. Heryanto Manurun, S.Th Utusan Malangke
100 A.106 Pdt. Misel Sanda Luten, S.Th Utusan Basse Sangtempe
101 A.107 Likunna Utusan Basse Sangtempe
102 A.108 Erbon Bondang Utusan Basse Sangtempe
103 A.109 Kilson Tomassa' Utusan Basse Sangtempe
104 A.405 Natalia Rante Pakiding Utusan Basse Sangtempe
105 A.111 Yakobus P. Sarassang, S.Th Utusan Luwu
106 A.112 Aprin Utusan Luwu
107 A.113 Elson Batata, S.Pd Utusan Luwu
108 A.114 Agrifal Rombe, S.Kom Utusan Luwu
109 A.115 Arnes, S.Pd Utusan Luwu
110 A.116 Marnolinus Ledon, S.Pd Utusan Luwu

Kongres XIII PPGT, Seriti, 4-9 November 2013 4


Nomor
ID Nama Status Klasis
Urut
Card
111 A.117 Firmas Nosioktafian, S. Farm Utusan Luwu
112 A.119 Nahabson Utusan Luwu
113 A.120 Rut Nesar Utusan Walenrang Timur
114 A.121 Hendrayanto, S.Pd Utusan Walenrang Timur
115 A.122 Yohanis Londa Utusan Walenrang Timur
116 A.123 Fery Tasik Dengen, S.Si Utusan Walenrang Timur
117 A.124 Malvin Utusan Walenrang Timur
Wilayah II Rantepao
118 A.125 Ruth, S.Pd.K Utusan Rantepao
119 A.126 Jery Parimba, ST Utusan Rantepao
120 A.127 Grace Bunga Rombe Utusan Rantepao
121 A.128 Rinelda Tangketasik Utusan Rantepao
122 A.130 Natan Bala Utusan Rantepao Barat
123 A.131 Pdt. Budi Prayetno, S.Th Utusan Rantepao Barat
124 A.132 Prop. Joice Thomas, M.Th Utusan Rantepao Barat
125 A.133 Aryati Surya Palembangan Utusan Rantepao Barat
126 A.134 Zaldy Pongngarrang Utusan Rantepao Barat
127 B.071 Mareslo Sirupa Undangan Rantepao Barat
128 B.072 Silva Irtim Undangan Rantepao Barat
129 B.073 Reiner Undangan Rantepao Barat
130 A.135 Nelvin Tangdilian Utusan Tikala
131 A.136 Paulus Pongdatu Utusan Tikala
132 A.137 Fahtara K. Bu'tu Utusan Tikala
133 A.138 Albernianto Utusan Tikala
134 A.524 Musa Pareang Utusan Tikala
135 A.139 Pdt. Yustius Andi Lolo, S.Th Utusan Sasi Utara
136 A.140 Deny Rapang Utusan Sasi Utara
137 A.141 Matius Patawa Utusan Sasi Utara
138 A.142 Meny To'upa' Utusan Sasi Utara
139 A.143 Yohanis Tongka Utusan Sasi Utara
140 A.144 Yendrianto Palamba' Pabuntangan Utusan Sasi Utara
141 A.145 Delila Pali‟, S.Kep Utusan Sasi
142 A.146 Jebi Konda‟, S.Kep Utusan Sasi
143 A.150 Andri Silamba' Utusan Sa‟dan
144 A.525 Radyus Marthen Utusan Sa‟dan
145 A.153 Riana Kiki Pongre'kun Utusan Sa‟dan
146 A.154 Yusman Pabate', S.Pd Utusan Sa‟dan
147 B.061 Kristian Tulak Undangan Sa‟dan
148 A.155 Pdt. Bambang S. Palamba', S.Th Utusan Sa‟dan Matallo

Kongres XIII PPGT, Seriti, 4-9 November 2013 5


Nomor
ID Nama Status Klasis
Urut
Card
149 A.156 Pnt. Yunus Rudi Pakku', S.Pd Utusan Sa‟dan Matallo
150 A.157 Fikram Basongan Utusan Sa‟dan Matallo
151 A.158 Erawati Timang Paranduk Utusan Sa‟dan Matallo
152 A.159 Jefrianto Karang Lasandri Utusan Sa‟dan Matallo
153 A.160 Susanti Prisilia Utusan Sa‟dan Ulusalu
154 A.161 Prop. Meisel P. Basongan, S.Th Utusan Sa‟dan Ulusalu
155 A.162 Prop. Nasri Sion, S.Th Utusan Sa‟dan Ulusalu
156 A.163 Ruth R. Marendeng Utusan Sa‟dan Ulusalu
157 A.527 Edi Tibarrang Utusan Sa‟dan Ulusalu
158 B.024 Prop. Sriwanti, S.Th Undangan Sa‟dan Ulusalu
159 B.026 Novianti Parenta Undangan Sa‟dan Ulusalu
160 A.165 Junita Rombe Utusan Balusu
161 A.166 Antonius Palamba' Utusan Balusu
162 A.167 Pnt. Daniel Palamba' Utusan Balusu
163 A.168 Yusuf Afriaka Silamba' Utusan Balusu
164 A.169 Prop. Ruth B. Tasik, S.Th Utusan Balusu
165 A.170 Prop. Semuel DT, S.Th Utusan Balusu
166 A.171 Musa Ferdi P. Utusan Balusu
167 A.172 Sutrisno Utusan Tondon
168 A.173 Frida Londa Utusan Tondon
169 A.179 Pdt. Yunus Killi, S.Th Utusan Nanggala Karre
170 A.181 Swenly Tasso Kassa' Utusan Nanggala Karre
171 A.182 Grace Tangke Datu Utusan Nanggala Karre
172 A.183 Noviani Tandiallo Utusan Nanggala Karre
173 A.186 Marselinus Parinding Utusan Buntao
174 A.187 Anton Sepang Utusan Buntao
175 A.188 Wanayanti Utusan Buntao
176 A.189 Kristian Baturante Utusan Buntao
177 A.190 Sarah Bone Sandapadang, ST Utusan Buntao
178 A.191 Anita Pakankan, S.Pd.K Utusan Buntao
179 A.192 Yunita Tanan Paluta‟ Utusan Buntao
180 B.035 Delita Christian Pongsapan Undangan Buntao
181 B.036 Yustin Paresa, A.Md.Keb Undangan Buntao
182 B.037 Rama Nita Garrung, S.Pd Undangan Buntao
183 A.193 Titus Sangka, S.Pd Utusan Parandangan
184 A.194 Nelson Mandela, S.Pd Utusan Parandangan
185 A.196 Prop. Demma T.A. S.Th Utusan Parandangan
186 A.197 Agustinus, S.Pd Utusan Parandangan
187 A.198 Hendrika F. Kalebu Utusan Parandangan

Kongres XIII PPGT, Seriti, 4-9 November 2013 6


Nomor
ID Nama Status Klasis
Urut
Card
188 A.199 Titus Tampang, S.Pd Utusan Parandangan
189 A.200 Marcince Pare Utusan Parandangan
190 A.526 Daud Arung Pangarungan Utusan Parandangan
191 A.430 Soleman Toding Utusan Parandangan
192 B.039 Abelnego Undangan Parandangan
193 B.040 Alfrida Undangan Parandangan
194 B.041 Bertha Ayu Limbong Undangan Parandangan
195 B.070 Meice Marrante Undangan Parandangan
196 A.147 Prop. Sriwanti Y., S.Th Utusan Sesean
197 A.202 Pdt. Elen Yusuf Padang, S.Th Utusan Sesean
198 A.203 Rio, A.Md.ST Utusan Sesean
199 A.204 Yakob Rombe Patiung Utusan Sesean
200 A.205 Nehemia Rombe Patiung Utusan Sesean
201 A.201 Pdt. Zetwil, S.Th Utusan Sesean
202 A.209 Yosep Lamba' Utusan Dende Denpiku
203 A.210 Prop. Lius Bongga Linggi, S.Th Utusan Dende Denpiku
204 A.211 Prop. Henny Rura Marante, S.Th Utusan Dende Denpiku
205 A.212 Damiati Pakombong Utusan Dende Denpiku
206 A.216 Yosep Rambu Allo Utusan Piongan Denpiku
207 A.217 Jenny Kassong Utusan Piongan Denpiku
208 A.218 Joni Sapan Utusan Piongan Denpiku
209 A.219 Trival Efendy Utusan Piongan Denpiku
210 A.220 Septian Mangesak Utusan Piongan Denpiku
211 B.066 Yusna Corenelius P. Undangan Piongan Denpiku
212 B.067 Marten Bembe Arroan Undangan Piongan Denpiku
213 A.222 Prop. Lukas Tonglo, S.Th Utusan Kurra Denpiku
214 A.223 Prop. Sujenta Pongtuluran, S.Th Utusan Kurra Denpiku
215 A.224 Andarias Baso‟ Utusan Kurra Denpiku
216 A.225 Mardiani Parerungan, S.Pd Utusan Kurra Denpiku
217 A.226 Martinus Utusan Kurra Denpiku
218 A.227 Prop. Mieke Madaun, S.Th Utusan Pangalla
219 A.228 Herman Tandi, S.Pd Utusan Pangalla
220 A.229 Matius Sarungu', S.Th Utusan Pangalla
221 A.230 Sarce Toding Utusan Pangalla
222 A.231 Viktor Todingbua' Utusan Pangalla
223 A.232 David Samperompon, SE Utusan Pangala Utara
224 A.233 Pdt. Sulfrida Lolok, S.Th Utusan Pangala Utara
225 A.234 Prop. Sarah Sandi, S.Th Utusan Pangala Utara
226 A.235 John Wilcy Balalimbong, S.Pd Utusan Pangala Utara

Kongres XIII PPGT, Seriti, 4-9 November 2013 7


Nomor
ID Nama Status Klasis
Urut
Card
227 A.236 Erna Ruru Bua' Utusan Pangala Utara
228 A.238 Prop. Edi C., S.Th Utusan Awan
229 A.239 Pdt. Antonius Balik, S.Th Utusan Awan
230 A.240 Indriani T. Utusan Awan
231 A.241 Dita Paliling Utusan Awan
232 B.042 Deni Toleng Undangan Awan
233 B.043 Indriani Token Undangan Awan
234 A.243 Prop. David Basya, B., S.Th Utusan Baruppu
235 A.244 Prop. M. Lodi, S.Th Utusan Baruppu
236 A.245 Luther Samperompon, SH Utusan Baruppu
237 A.148 Herman Utusan Baruppu
238 A.149 Oktavianus Utusan Baruppu
239 A.248 Pnt. Serman Kamban Utusan Kapalapitu
240 A.249 Aris Bassi, S.Pd Utusan Kapalapitu
241 A.250 Ardianus M. Ponglimbong Utusan Kapalapitu
242 A.251 Yohanis Banne Bassi Utusan Kapalapitu
243 A.252 Prop. Sethiarama E. Amping, S.Th Utusan Kapalapitu
244 A.253 Askarya K. Utusan Kapalapitu
245 A.256 Michael Kendek Utusan Nonongan Salu
246 A.257 Melati T. Padang Utusan Nonongan Salu
247 A.258 Harwidi Sugiarto Utusan Nonongan Salu
248 A.259 Meriati Bangka Utusan Nonongan Salu
249 A.260 Rani Patanduk Utusan Nonongan Salu
250 A.481 Junaedi Kondo Bone Utusan Nonongan Salu
251 A.261 Darman Layuk Padang Utusan Madandan
252 A.262 Calvin Ambabunga' Utusan Madandan
253 A.263 Ryo Dua Lembang Utusan Madandan
254 A.264 Herawati Hasanuddin Utusan Madandan
255 A.265 Desty Leny Palman Utusan Madandan
256 A.266 Rina Mayung Utusan Kesu Malenong
257 A.267 Januar S. Patimang Utusan Kesu Malenong
258 A.268 Grisilia Isabella Madao Utusan Kesu Malenong
259 A.269 Dhevi Banga Bua' Utusan Kesu Malenong
260 A.270 Joiske Sangka' Pariakan Utusan Kesu Malenong
261 A.271 Aldyo Parante Utusan Kesu Malenong
262 A.274 Randy Utusan Kesu' La‟bo
263 A.275 Rudianto Biri' Utusan Kesu' La‟bo
264 A.285 Prop. Stepanus A. Bungaran, S.Th Utusan Rantebua
265 B.045 Pdt. Musa Pilo Mangalik Undangan Rantebua

Kongres XIII PPGT, Seriti, 4-9 November 2013 8


Nomor
ID Nama Status Klasis
Urut
Card
266 A.286 Petrus Ali,STh Utusan Tallunglipu
267 A.287 Frianto Paembonan,S.Pd Utusan Tallunglipu
268 A.290 Sarah Sobon, S.Pd Utusan Tallunglipu
269 A.310 Putri R. Pala'biran, S.Th Utusan Tallunglipu
Wilayah III Makale
270 A.291 Daud Mangaluk Utusan Makale Utara
271 A.292 Semuel Sirampun Utusan Makale Utara
272 A.293 Anita Utusan Makale Utara
273 A.294 Merson Baso' Sakke' Utusan Makale Utara
274 A.295 Marthen Honta Lambe' Utusan Makale Utara
275 A.296 Yuski Utusan Makale Utara
276 A.297 Andraner D. Lelepadang Utusan Makale Utara
277 A.299 Arpan Purwanto Utusan Makale Utara
278 A.301 Joni Ruli Dudung, S.Pd Utusan Makale
279 A.302 Jusli Telo Utusan Makale
280 A.303 Jodi Toding Kayang, S.PAK Utusan Makale
281 A.304 Andhy Richard, S.Psi Utusan Makale
282 A.305 Cornelius Posse Utusan Makale
283 A.306 Joni Serang Utusan Makale Selatan
284 A.307 Pnt. M.K. Sanglamba' Utusan Makale Selatan
Makale Randan Batu
285 A.311 Robi Paseru, S.Th Utusan Pa‟buaran
Makale Randan Batu
286 A.314 Yulianto Gerson Parangan Utusan Pa‟buaran
Makale Randan Batu
287 A.315 Prop. Parista, S.Th Utusan Pa‟buaran
Makale Randan Batu
288 B.068 Prop. Rezi Zakaria, S.Th Undangan Pa‟buaran
289 A.322 Yance Liling Utusan Sangalla
290 A.323 Juprianto Lolo Utusan Sangalla
291 A.324 Christian Banna Utusan Sangalla
292 A.325 Frederik Rongre Utusan Sangalla
293 A.326 Herlina Mada Allo Utusan Sangalla
294 A.327 Widyaningsih Bungin Sura' Utusan Sangalla
295 A.328 Alfriadi Darminto Utusan Sangalla Barat
296 A.329 Mersiana Pasassa. S.Pd.K Utusan Sangalla Barat
297 A.330 Pdt. Bertin Palinggi, S.Th Utusan Sangalla Barat
298 A.331 Rante Tasik Utusan Sangalla Barat
299 A.333 Joevita Payung Langi Utusan Sangalla Barat
300 A.334 Pdt. Liana Madaun, S.Th Utusan Sangalla Selatan
301 A.335 Prop. Junistia Patari, S.Th Utusan Sangalla Selatan
302 A.336 Matius Alla Utusan Sangalla Selatan
303 A.337 Yuliana Patangke Utusan Sangalla Selatan

Kongres XIII PPGT, Seriti, 4-9 November 2013 9


Nomor
ID Nama Status Klasis
Urut
Card
304 A.339 Marliani Tumba' Daunrara Utusan Mengkendek Utara Barat

305 A.340 Farma Normandya Utusan Mengkendek Utara Barat

306 A.341 Endang Utusan Mengkendek Utara Barat

307 A.343 Yulianus S. Tangdiria Utusan Mengkendek Utara Timur

308 A.344 Deris Ute' Birana Utusan Mengkendek Utara Timur

309 A.349 I.T. Rante Allo Utusan Mengkendek Tengah Timur

310 A.350 Aris Palanna Utusan Mengkendek Tengah Timur

311 A.351 Yulianus Tandi Ali Utusan Mengkendek Tengah Timur

312 A.352 Marthen Tandi Boro Utusan Mengkendek Tengah Timur

313 A.353 Juli Penang Utusan Mengkendek Tengah Timur

314 A.354 Nardus Pagayang Utusan Mengkendek Tengah Timur

315 A.355 Silva Utusan Mengkendek Tengah Timur

316 A.348 Persiska Junianti Lumalan Undangan Mengkendek Tengah Timur

317 A.356 Anthonius Nio, S.Pd Utusan Sillanan


318 A.357 Yulius Sande, S.Pd Utusan Sillanan
319 A.358 Marliyanti L. Ra'bang Utusan Sillanan
320 A.359 Lukas K. Lamban, S.H. Utusan Sillanan
321 A.360 Rindi Indrawati Patandean Utusan Sillanan
322 A.361 Iswandi, SE Utusan Sillanan
323 A.362 Restiani Paonganan, A.Md.Keb. Utusan Sillanan
324 A.363 Mulianti Nelce, ST Utusan Gandangbatu
325 A.364 Yulius Nelson, S.Th Utusan Gandangbatu
326 A.365 Alexander Patandean, SS.,S.Pd Utusan Gandangbatu
327 A.366 Arianto Kalemben Utusan Gandangbatu
328 A.367 Yulius Roma Patandean, S.Pd Utusan Gandangbatu
329 A.368 Agustinus Tojang Utusan Gandangbatu
330 A.369 Yeremia Utusan Gandangbatu
331 A.370 Musa Masing Utusan Gandangbatu
332 A.371 Prop. Resva Rerung, S.Th Utusan Buakayu
333 A.391 Rudi Musu, S.Hut Utusan Simbuang Barat
334 A.392 Nia Tonglo Utusan Abba
335 A.393 Pdt. Mikha Victor Dasan, S.Th Utusan Abba
336 A.394 Yunita Ambalinggi' Utusan Abba
337 A.395 Ferdi Patandian Sirenden, SH Utusan Abba
338 A.396 Prop. Greace, S.Th Utusan Abba
339 B.050 Restu Tanaka Undangan Abba
340 A.397 Agustinus Kala' Lintin Utusan Malimbong
341 A.398 Agrianto Romba Utusan Malimbong
342 A.400 John Gator Utusan Malimbong

Kongres XIII PPGT, Seriti, 4-9 November 2013 10


Nomor
ID Nama Status Klasis
Urut
Card
343 A.401 Pdt. Hezel S. Taruk Allo, S.Th Utusan Malimbong
344 A.402 Helce Rante Allo Utusan Ulusalu
345 A.403 Marthen Ruru Utusan Ulusalu
346 A.408 Sunday Torinding Utusan Tapparan Rantetayo
347 A.409 Santo Bara'langi Utusan Tapparan Rantetayo
348 A.413 Yohanis Tangibali Utusan Rembon Sado‟ko
349 A.414 Prop. Enos Parinding, S.Th Utusan Rembon Sado‟ko
350 A.415 Daniel Sareong Utusan Rembon Sado‟ko
351 A.416 Sunarto Parrangan Utusan Rembon Sado‟ko
352 A.417 Ruben Basiang Utusan Rembon
353 A.418 Prop. Christina Lambe‟, S.Th Utusan Rembon
354 A.419 Prop. Ika Ganta Tonapa, S.Th Utusan Rembon
355 A.420 Oktavina Rombe Baan, S.Pd Utusan Rembon
356 A.421 Ebel Rombesara, S.Pd Utusan Rembon
357 B.051 Ani Lesatari Undangan Rembon
358 B.052 Verawati Pasila Undangan Rembon
359 A.422 Yohanis Sambu Utusan Bittuang
360 A.423 Selpina Borotoding Utusan Bittuang
361 A.424 Filsiliana Paembonan Utusan Bittuang
362 A.425 Antonius Patandeanan Utusan Bittuang
363 A.431 Sartika Utusan Bittuang
364 A.426 Agustina Sanda Labi' Utusan Bittuang Se‟seng
365 A.427 Destianto Utusan Bittuang Se‟seng
366 A.428 Christian Yanto T. Utusan Bittuang Se‟seng
367 A.429 Prop. Samuel Tempaya, S.Th Utusan Bittuang Se‟seng
368 A.433 Prop. Darius Raba', S.Th Utusan Masanda
Wilayah IV Makassar
369 A.440 Aldri Yanto Hendra Utusan Makassar
370 A.441 Eltuin Utusan Makassar
371 A.442 Rini Kurnia Sesa Utusan Makassar
372 A.443 Irfan Tangalayuk Utusan Makassar
373 A.444 Arthur S. Polean Utusan Makassar
374 A.445 Kurniati Lombe Utusan Makassar
375 A.446 Adrianus Sandy Kala‟limbong Utusan Makassar
376 A.447 Lewi Utusan Makassar
377 A.448 Henryawan Permana Utusan Makassar
378 A.449 Novianita D. Uriapadang Utusan Makassar
379 A.450 Agatha Oktaviani Utusan Makassar
380 A.451 Zetmon T. Paembong Utusan Makassar

Kongres XIII PPGT, Seriti, 4-9 November 2013 11


Nomor
ID Nama Status Klasis
Urut
Card
381 A.452 Oktavianus Patiung Utusan Makassar
382 A.453 Joni Pareang, ST Utusan Pulau Jawa
383 A.454 Marga Sisong Utusan Pulau Jawa
384 A.455 Aryagandhi Jenifer Palembangan Utusan Pulau Jawa
385 A.456 Henry Jhon Mule Parinding Utusan Pulau Jawa
386 A.457 Charles Sirenden Utusan Pulau Jawa
387 A.458 Richard Reynold Mapandin Utusan Pulau Jawa
388 A.459 Yessica Roma Damatri Utusan Pulau Jawa
389 A.460 Yanti Amos Utusan Pulau Jawa
390 A.461 Juan Salao Biantong Utusan Pulau Jawa
391 A.462 Dominggus Utusan Parepare
392 A.463 Shinta Bubun, S.Kep. Utusan Parepare
393 A.464 Ratna Samaria A.Mk Utusan Parepare
394 A.465 Yusran Lobo, S.Th. Utusan Parepare
395 A.466 Arjuna, S.Si.,S.Pd. Utusan Parepare
396 A.468 Amri A. Thamrin, S.Or. Utusan Parepare
397 A.469 Risto Semris M. Utusan Sulawesi Barat
398 A.470 Agung Arung B. Utusan Sulawesi Barat
399 A.471 Hendra Palimbanan Utusan Sulawesi Barat
400 A.472 Agus Riyanto M. Utusan Sulawesi Barat
401 A.473 Yoas Belo Utusan Sulawesi Barat
402 A.474 Yudi Christian T. Utusan Sulawesi Barat
403 B.065 Obertanus Undangan Sulawesi Barat
404 A.475 Adol Fina Soy, SE Utusan Bone
405 B.056 Maranata Lebang Undangan Bone
406 B.057 Natalia, S.Pd. Undangan Bone
407 A.476 Yance Lumalan, S.Pd. Utusan Sulawesi Tengah
408 A.477 James Senolinggi Utusan Sulawesi Tengah
409 A.478 Nancy Sisang, S.Pd Utusan Sulawesi Tengah
410 A.479 Reinal, S.Th. Utusan Sulawesi Tengah
411 A.480 Noldi Maliku, SP Utusan Sulawesi Tengah
412 A.484 Agus Musa, A.Md.Kep Utusan Sigi Lore
413 A.485 Arsdeo Rombe, S.Hut Utusan Sigi Lore
414 A.486 Septiani Wilson Saniang, S.Pd Utusan Sigi Lore
415 A.487 Lis Maryeni, A.Md.Kep Utusan Sigi Lore
416 A.488 Natan R Pakolo‟, S.Th Utusan Sigi Lore
417 A.497 Kurniarani Litha M.D. Utusan Kaltim Tengah
418 A.498 Vetriani Maluda Utusan Kaltim Tengah
419 A.499 Nataliana Borotoding Utusan Kaltim Tengah

Kongres XIII PPGT, Seriti, 4-9 November 2013 12


Nomor
ID Nama Status Klasis
Urut
Card
420 A.500 Ranti Steven Lintin Utusan Kaltim Tengah
421 A.501 Alfrida Yusuf K. Utusan Kaltim Tengah
422 A.502 Ronal Frans Utusan Kaltim Tengah
423 A.503 Ishak Pasauran Utusan Kaltim Tengah
424 B.075 Junaedi Bidangan Undangan Kaltim Tengah
425 A.504 Pither Boro, S.Th Utusan Kutai Kaltim
426 A.505 Lias Bu‟tu Bunga, A.Md Utusan Kutai Kaltim
427 A.506 Enos Jordan Utusan Kutai Kaltim
428 A.507 Merry Massora Utusan Kutai Kaltim
429 A.508 Agustina Pakabu, SE Utusan Kutai Kaltim
430 B.064 Pdt. Nikanor Amba S.Th Undangan Kutai Kaltim
431 A.509 Paulus Manaba Utusan Kaltim Tarakan
432 A.510 Melky Loboran Utusan Kaltim Tarakan
433 A.511 Kristelie Kasih Utusan Kaltim Tarakan
434 A.513 Antonius Pati Utusan Kaltim Tarakan
435 A.516 Budi Isak Taruk Utusan Kaltim Balikpapan
436 A.517 Johan Setiawan Biringkanae Utusan Kaltim Balikpapan
437 A.518 Linda Ari Sobba Utusan Kaltim Balikpapan
438 A.519 Yohanis Yance Utusan Kaltim Balikpapan
PENGURUS PUSAT PPGT
Nomor
ID Nama Jabatan Organisasi Status
Urut
Card
1 C.001 Pdt. Yusuf Paliling, S.Th Ketua Umum Pengurus Pusat
2 C.002 Yan Malino, S.Th, M.Pd.K Kabid. Spiritualitas Pengurus Pusat
3 C.003 Pdt. Ivan Sampe Buntu, S.Th Kabid. SDM Pengurus Pusat
4 C.004 Lorens Sedo, S.Si Kabid. Akspel Pengurus Pusat
5 C.005 Fery Hendra, S.Th Sekretaris Umum Pengurus Pusat
6 C.006 Samuel R. Tappi, S.Th Wasekum Pengurus Pusat
7 C.007 Marthen Talling, SE Bendahara Umum Pengurus Pusat
8 C.008 Pdt. Serly, S.Th Wabendum Pengurus Pusat
Korwil Rantepao, Tikala,
9 C.009 Nathalianus P., SE Sesean Pengurus Pusat
10 C.010 Lewi O. Pata‟, S.Th Korwil Sanggalangi Pengurus Pusat
11 C.011 Theofilus Limongan, S.Th Korwil Tallulembangna Pengurus Pusat
12 C.012 Pdt. Mikha D., S.Th Korwil Toraja Bagian Barat Pengurus Pusat
13 C.013 Yusuf Papayungan, SP Korwil Sulawesi Tengah Pengurus Pusat
14 C.014 Oktoviktor Limbong, ST Korwil Kalijas Pengurus Pusat
15 C.015 Nathalianus P, S.Th Korwil Lutra & Lutim Pengurus Pusat

Kongres XIII PPGT, Seriti, 4-9 November 2013 13


BPS GT, PANITIA PENGARAH,
NARASUMBER DAN UNDANGAN
Nomor
ID Nama Jabatan Status
Urut
Card
1 F.001 Pdt. Musa Salusu, M.Th Ketum BPS-GT BPS-GT
2 F.002 Pdt. Soleman Allolinggi‟, M.Si Sekum BPS-GT BPS-GT
Ketua IV
3 F.003 Pdt. Arsiaty Kabanga, M.Th BPS-GT
BPS-GT
4 F.004 Pdt. DR. Sulaiman Manguling, M.Th Sekretaris BPWG
Kord.
5 F.005 Pdt.Yahya Boong, S.Th, MM BPS-GT
Wilayah I Luwu
6 F.006 Drs. Yakolina Palimbong Ketua PP.PWGT
7 F.007 Pdt. Syukur Matasak, M.Pd.K Ketua PP.SMGT
8 F.008 Abigael Salusu, S.PAK. Sekretaris PP.PWGT
Anggota/
9 F.009 Theofilus Allorerung, SE P.Pengarah
Narasumber
Anggota/
10 F.010 Drs. Habel Pongsibidang, MM P.Pengarah
Narasumber
11 F.011 Ir. Sony Budi Pandin Anggota P.Pengarah
12 F.012 Drs. Daud Gala Anggota P.Pengarah
13 F.013 Robert Arelius Rante Anggota P.Pengarah
14 F.014 Nades Medan, A.Md. Anggota P.Pengarah
Narasumber/
15 F.015 Yohanis L Paembongan, S.Th P.Pengarah
Anggota
16 G.001 DR. Ir. Joel Pasae, MT - Narasumber
17 G.002 Pdt. Erny Tonapa,S.Th - Narasumber
18 G.003 Pdt. Gustina Saruran, S.Th - Narasumber
19 G.004 Pdt. Dr.I.P. Lambe - Narasumber
20 G.005 Pdt. Paul Patanduk, S.Th - Narasumber
21 G.006 Pdt. Rita Indrawaty, S.Th, MM - Narasumber
22 G.007 Pdt. Kristian Tanduk, M.Th - Narasumber
23 G.008 Pdt. Marojahan S. Sijabat, M.Th - Narasumber
24 G.009 Syamsul Asri, M.Fil - Narasumber

Ditetapkan di : Seriti
Tanggal : 5 Nopember 2013

PIMPINAN SIDANG SEMENTARA


Pengurus Pusat PPGT, Panitia, Panitia,

Yan Malino,S.Th, M.Pd.K Pdt. Marthen Lamida, S.Th Maruli, S.Th

Kongres XIII PPGT, Seriti, 4-9 November 2013 14


KEPUTUSAN
KONGRES XIII PPGT
Nomor : 13.02.KEP.KONGRES XIII.PPGT.11.2013
TENTANG
JADWAL ACARA KONGRES XIII PPGT

Dengan pertolongan Allah Bapa, Allah Anak dan Allah Roh Kudus, Kongres XIII
Persekutuan Pemuda Gereja Toraja (PPGT):
Menimbang : bahwa untuk terselenggaranya Kongres XIII dengan santun,
gerejawi, lancar, efektif dan efisien, maka Kongres XIII PPGT
perlu menetapkan Jadwal Acara.
Mengingat : 1. Pengakuan Iman Gereja Toraja (PIGT);
2. Tata Gereja Gereja Toraja (TGGT);
3. ART PPGT pasal 12;
4. Keputusan PP.PPGT nomor 013.SK.017.02.2011 tentang
Komposisi dan Personalia Panitia Konperensi Studi dan
Kongres XIII PPGT.
Memperhatikan : 1. Rancangan Jadwal acara Kongres XIII PPGT yang disusun
dan diajukan oleh Panitia Pengarah;
2. Saran dan pendapat yang dikemukakan dalam sidang
paripurna Kongres XIII PPGT pada tanggal 5 Nopember
2013.
MEMUTUSKAN
Menetapkan : Keputusan tentang Jadwal Acara Kongres XIII PPGT
Pertama : Jadwal acara Kongres XIII PPGT tanggal 4-9 Nopember 2013
adalah sebagaimana tercantum dalam lampiran yang
merupakan satu kesatuan tak terpisahkan dengan surat
keputusan ini.
Kedua : Jadwal acara sebagaimana dimaksud dalam lampiran surat
keputusan ini dapat diubah atas persetujuan Rapat Paripurna
Kongres XIII Persekutuan Pemuda Gereja Toraja.
Ketiga : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan, dan jika
ada kekeliruan dalam penetapannya akan diperbaiki
sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di : Seriti
Tanggal : 6 Nopember 2013
PIMPINAN SIDANG SEMENTARA
Pengurus Pusat PPGT, Panitia, Panitia,

Yan Malino,S.Th, M.Pd.K Pdt. Marthen Lamida, S.Th Maruli, S.Th

Kongres XIII PPGT, Seriti, 4-9 November 2013 15


Lampiran : Keputusan Kongres XIII PPGT
Nomor : 13.02.KEP.KONGRES XIII.PPGT.11.2013
Tanggal : 5 Nopember 2013

JADWAL ACARA KONGRES XIII PPGT


TAHUN 2013
WAKTU ACARA KETERANGAN
Senin, 4 Nopember 2013
1. Registrasi ulang peserta kongres Seksi Persidangan
12.00-14.00
2. Persiapan pembukaan Seksi Acara
ACARA PEMBUKAAN KONGRES XIII PPGT :
1. Ucapan selamat datang BPM Jemaat Seriti
14.00-16.00 2. Ibadah Pembukaan Pdt. Soleman Allolinggi‟, M.Si
Votum Pembukaan Kongres oleh Ketua Umum
BPS Gereja Toraja sebelum doa Syafaat
ACARA NASIONAL :
1. Lagu Kebangsaan Indonesia Raya Dirigen : Ibu Rinta
2. Mengheningkan cipta Ketua Umum PP PPGT
ACARA ORGANISASI :
1. Mars PPGT Peserta + PS PPGT Klasis Seriti
2. Pembacaan Pembukaan AD/ART PPGT Pengurus PPGT Klasis Seriti
16.00-18.15
3. Laporan Ketua Panitia Kongres XIII PPGT Drs. Esra Lamban
4. Hymne PPGT PS PPGT Klasis Seriti
5. Sambutan Ketum PP.PPGT Pdt. Yusuf Paliling, S.Th
6. Karajaanna Lempangan Peserta + PS PPGT Klasis Seriti
7. Sambutan BPS GT Pdt. Arsiaty Kabanga‟, M.Th
8. Angin Mammiri‟ PS PPGT Klasis Seriti
18.15-18.40 Istirahat
Pdt. Arsiaty Kabanga‟, M.Th (tema)
Seminar: Yohanis Lintin Paembongan, S.Th (sub tema)
18.40-20.30 Syamsul Asri, M.Fil (Sub Tema)
Tema dan Sub Tema Kongres
DR. Ir. Joel Pasae, MT (Sub Tema)
20.30-21.00 Makan malam Doa : Klasis Palopo
Kebaktian Penyegaran Iman bersama
21.00-22.30 Pdt. Marojahan S. Sijabat, M.Th
masyarakat Seriti
22.30-23.00 Malam hiburan bersama masyarakat Seriti Peserta dengan masyarakat
Selasa, 5 Nopember 2013
07.00-07.30 Sarapan Pagi / Kopi teh Sie. Komsumsi
Bible study :
07.30-09.00 Pdt. Paul Patanduk, S.Th
Pergilah ke Istana Raja (Eksposisi tokoh Nehemia)
Panel diskusi : 1. Drs. Theofilus Allorerung
Refleksi kritis perjalanan 50 tahun PPGT 2. Drs. Habel Pongsibidang
09.00-12.30 3. Pdt. Erni Tonapa, S.Th
Moderator :
Sarah Melati (Makasar)
12.30-14.30 Makan siang/istirahat Doa : Klasis Rantepao Barat
14.30-15.00 Kopi/Teh Sie. Konsumsi
Panel diskusi : 1. Pdt. Dr. Sulaiman Manguling, M.Th.
Proyeksi perwajahan PPGT pasca 2. Pdt. Marojahan S. Sijabat, M.Th
15.00-18.30 Moderator :
100 Tahun IMT
Pdt. Wien Katrin, S.Th (Seriti)

18.30-19.00 Pemahaman tentang Persidangan Sistem Konsensus Panitia Pengarah


19.00-20.00 Makan malam Doa : Klasis Makale Utara
SIDANG PARIPURNA I
20.00-21.00 Penetapan Peserta Kongres Pimpinan Sidang Sementara

Refleksi Alkitab :
21.00-22.00 Pdt. Marojahan S. Sijabat, M.Th
Tiga Kali Sehari (Refleksi Spritualitas Daniel)

Kongres XIII PPGT, Seriti, 4-9 November 2013 16


WAKTU ACARA KETERANGAN
Rabu, 06 November 2013
07.00-07.30 Sarapan Pagi / Kopi teh Sie. Komsumsi
Bible study :
07.30-09.00 Bekerja segiat-giatnya bagi Tuhan Pdt. DR. Sulaiman Manguling, M.Th
(Eksposisi tokoh Elia)
SIDANG PARIPURNA II
09.00-10.00 1. Penetapan Jadwal Acara Pimpinan Sidang Sementara
2. Penetapan Tata Tertib
10.00-10.30 Snack / Kopi Teh Sie. Komsumsi
SIDANG PARIPURNA III
10.30-12.30 1. Penetapan Majelis Pimpinan sidang Pimpinan Sidang Sementara
2. Penetapan Penasehat Kongres
12.30-13.30 Laporan Pengurus Pusat PPGT Majelis Pimpinan Sidang
13.30-14.00 Makan Siang / Istirahat Sie. Komsumsi
SIDANG PARIPURNA IV:
14.00-15.30 Tanggapan dan Penjelasan Laporan PP.PPGT Majelis Pimpinan Sidang

15.30-16.00 Snack / Kopi Teh Sie. Konsumsi


Lanjutan Tanggapan dan Penjelasan
16.00-19.00 Majelis Pimpinan Sidang
Laporan PP PPGT
19.00-20.00 Makan Malam
Refleksi Alkitab :
20.00-21.00 Dikenal Tuhan berhadapan muka Pdt. DR. I.P. Lambe
(Refleksi Spritualitas Musa)
SIDANG PARIPURNA V :
21.00-22.15 1. Penyampaian hasil Semiloka Kurikulum PPGT Majelis Pimpinan Sidang
2. Penetapan usul-usul
Kamis, 7 Nopember 2013
07.00-07.30 Sarapan Pagi / Kopi teh Sie. Komsumsi
Bible study :
07.30-09.00 Pdt. Rita Indrawati, S.Th, MM
“Engkaulah El-Roy” (Eksposisi Spritualitas Hagar)
SIDANG PARIPURNA VI
1. Penetapan Panitia Khusus Amandemen
09.00-12.00 Majelis Pimpinan Sidang
AD/ART PPGT.
2. Pembahasan GBPP.
Refleksi Alkitab :
12.00-13.00 “Kalau Terpaksa Aku Mati, Biarlah Aku Mati” Pdt. Gustina Saruran, S.Th
(Refleksi Spritualitas Ester)
13.00-14.30 Makan Siang/Istirahat Sie. Komsumsi

14.30-15.00 Kopi/Teh Sie. Komsumsi


SIDANG PARIPURNA VII
15.00-19.00 1. Penetapan Kurikulum Kader Siap Utus. Majelis Pimpinan Sidang
2. Lanjutan Pembahasan dan Penetapan GBPP.
19.00-19.30 Makam Malam Sie. Komsumsi
SIDANG PARIPURNA VIII
3. Pembahasan dan Penetapan Penugasan dan
Rekomendasi Kongres.
19.30-24.00 Majelis Pimpinan Sidang
4. Pembahasan dan Penetapan Pesan dan
Seruan Kongres..
5. Penetapan Hasil Amanden AD/ART.

24.00 Doa malam

Kongres XIII PPGT, Seriti, 4-9 November 2013 17


WAKTU ACARA KETERANGAN
Jumat, 8 Nopember 2013
07.00-07.30 Sarapan & Kopi / Teh Sie. Komsumsi
Bible Study :
07.30-09.00 Tokoh yang Sempurna Pdt. Kristian Tanduk, M.Th
(eksposisi kepemimpinan Yesus)
SIDANG PARIPURNA IX
09.00-12.30 Majelis Pimpinan Sidang
Struktur dan Nominasi Pengurus PPGT
12.30-14.30 Makan Siang/Istirahat Sie. Konsumsi
14.30-15.00 Kopi / Teh Sie. Komsumsi
SIDANG PARIPURNA X
15.00-16.30 Lanjutan Pembahasan Struktur dan Nominasi Majelis Pimpinan Sidang
Pengurus PPGT
16.30-18.15 Istirahat Peserta
18.15-18.30 Sambutan Ketua Umum BPS Gereja Toraja Pdt. Musa Salusu, M.Th
18.30-19.00 Makan Malam Panitia
SIDANG PARIPURNA XI
19.30-21.00 Lanjutan Pembahasan dan Penetapan Struktur Majelis Pimpinan Sidang
dan Nominasi Pengurus PPGT
SIDANG PARIPURNA XII
21.00-24.00 Majelis Pimpinan Sidang
Pemilihan Pengurus Pusat PPGT
Sabtu, 9 Nopember 2013
SIDANG PARIPURNA XIII
00.01-03.30 Majelis Pimpinan Sidang
Lanjutan Pemilihan Pengurus Pusat PPGT
SIDANG PARIPURNA XIV
03.30-05.00 Penetapan Penghimpun Kongres XIV Majelis Pimpinan Sidang
Penetapan Tim Formatur
05.00-07.00 Rapat Formatur Peserta Kongres
07.00-09.00 Istirahat / Sarapan / Kopi / Teh
SIDANG PARIPURNA XV
Penetapan Komposisi dan Personalia
09.00-09.30 Majelis Pimpinan Sidang
Pengurus Pusat PPGT
Penutupan Kongres XIII PPGT
09.30-11.00 Penutupan :
Ucapan Terima Kasih Panitia Pdt. Marten Lamida, S.Th
Refleksi Penutupan :
Injil Untuk Semua Makhluk Pdt. Marten Lamida, S.Th
Akta Khusus :
Perjamuan Kudus Pdt. Marten Lamida, S.Th
Pengutusan Peserta Kongres XIII
Sepatah kata :
Pengurus Demisioner Pdt. Ivan Sampe Buntu, S.Th
Ketum PP.PPGT Terpilih Fery Hendra, S.Th
Sambutan BPS Gereja Toraja Pdt. Arsiaty Kabanga, M.Th
Penyerahan Palu Sidang kepada Pengurus Terpilih Majelis Pimpinan Sidang
11.00-12.00 Ramah Tamah Sie. Acara
12.00-....... Sayonara …..!!!

Ditetapkan di : Seriti
Tanggal : 6 Nopember 2013
PIMPINAN SIDANG SEMENTARA
Pengurus Pusat PPGT, Panitia, Panitia,

Yan Malino,S.Th, M.Pd.K Pdt. Marthen Lamida, S.Th Maruli, S.Th

Kongres XIII PPGT, Seriti, 4-9 November 2013 18


KEPUTUSAN
KONGRES XIII PPGT
Nomor : 13.03.KEP.KONGRES XIII.PPGT.11.2013

TENTANG

TATA TERTIB KONGRES XIII PPGT

Dengan pertolongan Allah Bapa, Allah Anak dan Allah Roh Kudus, Kongres XIII
Persekutuan Pemuda Gereja Toraja (PPGT):

Menimbang : bahwa untuk terselenggaranya Kongres XIII dengan santun,


gerejawi, lancar, efektif dan efisien, maka Kongres XIII PPGT
perlu menetapkan Tata Tertib Kongres.

Mengingat : 1. Pengakuan Iman Gereja Toraja (PIGT);


2. Tata Gereja Gereja Toraja (TGGT);
3. ART PPGT pasal 12;
4. Keputusan PP.PPGT nomor 013.SK.017.02.2011 tentang
Komposisi dan Personalia Panitia Konperensi Studi dan
Kongres XIII PPGT.

Memperhatikan : a. Rancangan Tata Tertib Kongres XIII PPGT yang diajukan


oleh Panitia Pengarah, yang merupakan Tata Tertib Kongres
XIII PPGT;
b. Saran dan pendapat yang dikemukakan dalam sidang
Paripurna Kongres XIII PPGT tanggal 6 Nopember 2013.

MEMUTUSKAN
Menetapkan : Keputusan tentang Tata Tertib Kongres XIII PPGT.

Pertama : Tata Tertib Kongres XIII PPGT adalah sebagaimana tercantum


dalam lampiran yang merupakan satu kesatuan tak terpisahkan
dengan surat keputusan ini.

Kedua : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan, dan jika
ada kekeliruan dalam penetapannya akan diperbaiki
sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Seriti
Tanggal : 6 Nopember 2013
PIMPINAN SIDANG SEMENTARA
Pengurus Pusat PPGT Panitia Panitia

Yan Malino,S.Th, M.Pd.K Pdt. Marthen Lamida, S.Th Maruli, S.Th

Kongres XIII PPGT, Seriti, 4-9 November 2013 19


Lampiran : Keputusan Kongres XIII PPGT
Nomor : 13.03.KEP.KONGRES XIII.PPGT.11.2013
Tanggal : 5 Nopember 2013

BAB I
ATURAN UMUM
Pasal 1
Pengertian Dasar
Dalam tata tertib ini, yang dimaksud dengan:
1. Kongres adalah Kongres XIII PPGT tahun 2013, yang dilaksanakan di Seriti.
2. BPS adalah Badan Pekerja Sinode Gereja Toraja.
3. BVGT adalah Badan Verifikasi Gereja Toraja.
4. MPGT adalah Majelis Pertimbangan Gereja Toraja.
5. Majelis Gereja adalah Pendeta, Penatua dan Diaken.
6. Pengurus Pusat adalah Pengurus Pusat PPGT.
7. Panitia adalah Panitia Pelaksana Kongres XIII PPGT Tahun 2013.

BAB II
PESERTA PERSIDANGAN
Pasal 2
Jenis Peserta
Peserta Kongres terdiri dari:
1. Utusan
2. Pengurus Pusat
3. Penasehat
4. Undangan
5. Panitia Pelaksana
6. Panitia Pengarah
Pasal 3
Utusan
Peserta utusan sebanyak kuota klasis sebagaimana diatur dalam ART PPGT Pasal 12,
yaitu peserta yang namanya terdaftar namanya dalam registrasi panitia dengan
kredensi lengkap yang ditandatangani Pengurus Klasis dan Badan Pekerja Klasis.

Pasal 4
Pengurus Pusat
Pengurus Pusat secara otomatis menjadi peserta yang memiliki hak dan kewajiban
yang sama dengan Utusan, kecuali hak memilih.

Pasal 5
Penasihat
Penasihat Kongres terdiri dari:
1. MPGT.
2. BVGT.
3. BPS Gereja Toraja.
4. Ketua Umum PP PPGT setelah dinyatakan Demissioner.
5. KSB OIG tingkat pusat (PWGT, SMGT dan PKBGT).
6. BPK dan BVK Seriti.

Kongres XIII PPGT, Seriti, 4-9 November 2013 20


7. Panitia Inti Kongres XIII PPGT.
8. Panitia Pengarah.
9. Undangan lainnya, setelah disahkan oleh Persidangan.

Pasal 6
Panitia Pelaksana dan Panitia Pengarah
Panitia Pelaksana dan Panitia Pengarah adalah panitia yang dibentuk oleh Pengurus
PPGT yang dikukuhkan dengan surat keputusan.

BAB III
HAK DAN KEWAJIBAN
Pasal 7
Hak Peserta
2. Peserta utusan mempunyai hak bicara, hak memilih, dan hak dipilih.
3. Pengurus Pusat mempunyai hak bicara dan hak dipilih.
4. Penasehat memiliki hak bicara untuk memberikan nasehat, diminta atau tidak
diminta.
5. Peserta lainnya hanya memiliki hak bicara.
6. Penggunaan hak-hak peserta di bawah pengaturan Majelis Pimpinan Sidang.

Pasal 8
Kewajiban Peserta
1. Setiap peserta wajib mentaati Tata Tertib dan ketentuan lain yang
ditetapkanoleh Majelis Pimpinan Sidang.
2. Setiap peserta tidak dibenarkan meninggalkan persidangan tanpa seizin Majelis
Pimpinan Sidang.
3. Setiap peserta wajib memakai tanda peserta yang disiapkan panitia selama
KONGRES berlangsung.
4. Setiap peserta wajib hadir dalam setiap persidangan tepat pada waktu yang
ditentukan, apabila berhalangan peserta wajib menyampaikan secara tertulis
kepada Majelis Pimpinan Sidang.
5. Setiap peserta wajib berpakaian rapi dan sopan.

BAB IV
PERSIDANGAN
Pasal 9
Jenis-Jenis Sidang
Kongres XIII PPGT dilaksanakan dalam bentuk Ibadah, Penelaan Alkitab, Refleksi,
Seminar dan Sidang Paripurna.

Kongres XIII PPGT, Seriti, 4-9 November 2013 21


Pasal 10
Sidang Paripurna
Sidang Paripurna bertugas:
1. Mengevaluasi perjalanan organisasi selama satu periode;
2. Menilai Laporan Pengurus Pusat dalam melaksanakan Keputusan Kongres dan
keputusan-keputusan lainnya;
3. Menetapkan Garis-Garis Besar Program Pengembangan PPGT;
4. Menetapkan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga PPGT;
5. Membahas usul dan aspirasi yang muncul dari Klasis-klasis;
6. Membahas isu-isu global yang sedang hangat diperbincangkan;
7. Membahas keputusan-keputusan persidangan yang lebih luas;
8. Membahas usul-usul dan rekomendasi ke persidangan yang lebih luas;
9. Menetapkan Pengurus Pusat.

Pasal 11
Majelis Pimpinan Sidang
1. Pengurus Pusat dan Panitia Pelaksana memimpin persidangan sampai
terpilihnya Majelis Pimpinan Sidang, dengan komposisi 1 orang PP dan 2 orang
Panitia.
2. Majelis Pimpinan Sidang terdiri dari 5 orang yang bersifat kolektif kolegial,
didampingi oleh Sekretaris Persidangan yang secara otomatis dijabat oleh
Sekretaris Umum PP.PPGT.
3. Majelis Pimpinan Sidang dipilih oleh para utusan melalui Rapat Pimpinan Pusat
dengan komposisi 4 orang utusan dan 1 orang Pengurus Pusat.

BAB V
TATA CARA BERBICARA DAN TATA CARA
PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Pasal 12
Tata cara Berbicara

1. Tiap peserta berbicara melalui dan seizin Majelis Pimpinan;


2. Setiap pembicara hendaknya langsung pada pokok persoalannya dan
disampaikan secara singkat dan jelas;
3. Setiap Peserta dapat menyampaikan interupsi setelah mendapat izin dari Majelis
Pimpinan.

Pasal 13
Tata Cara Pengambilan Keputusan

1. Kongres dinyatakan quorum mengambil keputusan apabila dihadiri oleh


sekurang-kurangnya setengah ditambah satu dari jumlah utusan yang hadir dan
mewakili semua klasis yang hadir.
2. Keputusan sedapat-dapatnya diambil dengan jalan musyawarah untuk mufakat;
3. Apabila keputusan tidak diambil dengan jalan musyawarah untuk mufakat, maka
keputusan diambil dengan cara pemungutan suara terbanyak mutlak (setengah
ditambah satu).

Kongres XIII PPGT, Seriti, 4-9 November 2013 22


4. Jika pemungutan suara dilaksanakan dua kali tetapi masih tetap sama, maka
keputusan diambil oleh Majelis Pimpinan setelah berkonsultasi dengan Penasehat
Kongres.
5. Keputusan yang menyangkut orang dilakukan secara tertulis.
6. Dalam hal pengambilan keputusan terkait, tidak dilakukan dalam paripurna
maka dibentuk panitia khusus atas persetujuan paripurna, apabila paripurna
memandang perlu, Kongres dapat membentuk Panitia Khusus dengan tugas dan
target alokasi waktu yang ditentukan oleh paripurna.
7. Hasil Panitia khusus akan dilaporkan dalam paripurna untuk menjadi keputusan
kongres.

BAB VI
ATURAN PERALIHAN

Pasal 14

Hal-hal yang belum diatur dalam tata tertib ini, akan diatur kemudian melalui
Sidang Paripurna.

Ditetapkan di : Seriti
Tanggal : 6 Nopember 2013

PIMPINAN SIDANG SEMENTARA


Pengurus Pusat PPGT, Panitia, Panitia,

Yan Malino,S.Th, M.Pd.K Pdt. Marthen Lamida, S.Th Maruli, S.Th

Kongres XIII PPGT, Seriti, 4-9 November 2013 23


KEPUTUSAN
KONGRES XIII PPGT
Nomor : 13.04.KEP.KONGRES XIII.PPGT.11.2013

TENTANG

MAJELIS PIMPINAN KONGRES XIII PPGT

Dengan pertolongan Allah Bapa, Allah Anak dan Allah Roh Kudus, Kongres XIII
Persekutuan Pemuda Gereja Toraja (PPGT) :

Menimbang : bahwa untuk terselenggaranya Kongres XIII dengan santun,


gerejawi, lancar, efektif dan efisien, maka Kongres XIII PPGT
perlu menetapkan Majelis Pimpinan Kongres.

Mengingat : 1. Pengakuan Iman Gereja Toraja (PIGT);


2. Tata Gereja Gereja Toraja (TGGT);
3. ART PPGT pasal 12;
4. Keputusan Kongres XIII Persekutuan Pemuda Gereja Toraja
Nomor : 13.03.KONGRES XIII.PPGT.11.2013 tentang Tata
Tertib Kongres XIII PPGT.

Memperhatikan : 1. Saran dan pendapat yang dikemukakan dalam sidang


Paripurna Kongres XIII PPGT tanggal 5 Nopember 2013.
2. Keputusan tentang Tata Tertib Kongres XIII PPGT.
3. Hasil pemilihan Majelis Pimpinan Sidang Kongres XIII PPGT
oleh para utusan dan Wakil PP.PPGT tanggal 6 Nopember
2013.

MEMUTUSKAN

Menetapkan : Keputusan tentang Majelis Pimpinan Sidang Kongres XIII PPGT

Pertama : Majelis Pimpinan Sidang Kongres XIII PPGT adalah sebagai


berikut:
1. Pdt. Ivan Sampe Buntu, S.Th
2. Aldri Yanto Hendra, A.Md
3. Prop. Resva Rerung, S.Th
4. Pdt. Bambang Sugiarto Palamba, S.Th
5. Josep Juliaser Jusuf, SH

Kedua : Majelis Pimpinan Sidang Kongres XIII PPGT adalah satu


kesatuan pimpinan yang kolektif.

Ketiga : Majelis Pimpinan Sidang Kongres XIII PPGT bertangung jawab


atas kelangsungan Kongres XIII PPGT.

Kongres XIII PPGT, Seriti, 4-9 November 2013 24


Keempat : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan, dan jika
ada kekeliruan dalam penetapannya akan diperbaiki
sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Seriti
Tanggal : 6 Nopember 2013

PIMPINAN SIDANG SEMENTARA

Pengurus Pusat PPGT, Panitia, Panitia,

Yan Malino,S.Th, M.Pd.K Pdt. Marthen Lamida, S.Th Maruli, S.Th

Kongres XIII PPGT, Seriti, 4-9 November 2013 25


KEPUTUSAN
KONGRES XIII PPGT
Nomor : 13.05.KEP.KONGRES XIII.PPGT.11.2013

TENTANG

PENASIHAT KONGRES XIII PPGT

Dengan pertolongan Allah Bapa, Allah Anak dan Allah Roh Kudus, Kongres XIII
Persekutuan Pemuda Gereja Toraja (PPGT) :

Menimbang : a. bahwa dalam penyelenggaraan Kongres XIII PPGT


dibutuhkan penasihat;
b. bahwa perlu adanya keputusan tentang Penasihat Kongres
XIII PPGT.

Mengingat : 1. Pengakuan Iman Gereja Toraja (PIGT);


2. Tata Gereja Gereja Toraja (TGGT);
3. Keputusan Kongres XIII Persekutuan Pemuda Gereja Toraja
nomor: 13.03.KEP.KONGRES XIII.PPGT.11.2013 tentang
Tata Tertib Kongres XIII PPGT.

Memperhatikan : Saran dan pendapat yang dikemukakan dalam sidang Paripurna


Kongres XIII PPGT tanggal 6 Nopember 2013.

MEMUTUSKAN

Menetapkan : Keputusan tentang Penasihat Kongres XIII PPGT

Pertama : Penasihat Kongres XIII PPGT adalah sebagai berikut :


1. MPGT
2. BVGT
3. BPS Gereja Toraja
4. Ketua Umum PP PPGT setelah dinyatakan Demissioner
5. KSB OIG tingkat pusat (PWGT, SMGT dan PKBGT)
6. BPK dan BVK Seriti
7. Panitia Inti Kongres XIII
8. Panitia Pengarah

Kongres XIII PPGT, Seriti, 4-9 November 2013 26


Kedua : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan, dan jika
ada kekeliruan dalam penetapannya akan diperbaiki
sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Seriti
Tanggal : 6 Nopember 2013

MAJELIS PIMPINAN SIDANG


PERSEKUTUAN PEMUDA GEREJA TORAJA

Pdt. Ivan Sampe Buntu, S.Th Aldri Yanto Hendra, A.Md

Prop. Resva Rerung, S.Th

Pdt. Bambang Sugiarto Palamba‟, S.Th Josep Juliaser Jusuf.SH

Fery Hendra, S.Th


Sekretaris Fungsional

Kongres XIII PPGT, Seriti, 4-9 November 2013 27


KEPUTUSAN
KONGRES XIII PPGT
Nomor : 13.06.KEP.KONGRES XIII.PPGT.11.2013

TENTANG

LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN
PENGURUS PUSAT PERSEKUTUAN PEMUDA GEREJA TORAJA
PERIODE 2008-2013

Dengan pertolongan Allah Bapa, Allah Anak dan Allah Roh Kudus, Kongres XIII
Persekutuan Pemuda Gereja Toraja (PPGT) :

Menimbang : a. bahwa PP.PPGT Periode 2008-2013 berkewajiban


menyampaikan Laporan Pertanggungjawaban kepada
Kongres XIII PPGT;
b. bahwa menjadi tugas Kongres XIII PPGT, untuk menilai dan
menetapkan Laporan Pertanggungjawaban PP.PPGT Periode
2008-2013.

Mengingat : 1. Pengakuan Iman Gereja Toraja (PIGT);


2. Tata Gereja Gereja Toraja (TGGT);
3. ART PPGT pasal 12;
4. Keputusan Kongres XIII Persekutuan Pemuda Gereja Toraja
nomor: 13.03.KEP.KONGRES XIII.PPGT.11.2013 tentang
Tata Tertib Kongres XIII PPGT.

Memperhatikan : 1. Pandangan Umum, tanggapan, usul dan saran-saran yang


muncul dalam sidang Paripurna Kongres terhadap Laporan
Pengurus Pusat PPGT;
2. Penjelasan Pengurus Pusat PPGT tentang laporannya;
3. Pertimbangan dan nasihat dari Penasihat Persidangan
Kongres XIII PPGT.

MEMUTUSKAN

Menetapkan : Keputusan tentang Laporan Pertanggungjawaban Pengurus


Pusat PPGT Periode 2008-2013.

Pertama : Menerima Laporan Pertanggungjawaban Pengurus Pusat


PPGT Periode 2008-2013 dengan catatan setelah mendapat
perbaikan berdasarkan saran dan usul serta nasihat dari peserta
Kongres.

Kongres XIII PPGT, Seriti, 4-9 November 2013 28


Kedua : Menyampaikan ucapan terima kasih kepada Pengurus Pusat
PPGT Periode 2008-2013 atas hasil kerja yang maksimal telah
dicapai. Selanjutnya Pengurus Pusat PPGT Periode 2008-2013
dinyatakan demissioner dan sekaligus menjadi Penasihat
Kongres XIII PPGT.

Ketiga : Usul-usul yang diajukan oleh Pengurus Pusat PPGT Periode


2008-2013 dan usul yang diangkat dalam tanggapan atas
laporan akan dibahas dalam sidang paripurna.

Keempat : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di : Seriti
Tanggal : 6 Nopember 2013

MAJELIS PIMPINAN SIDANG


PERSEKUTUAN PEMUDA GEREJA TORAJA

Pdt. Ivan Sampe Buntu, S.Th Aldri Yanto Hendra, A.Md

Prop. Resva Rerung, S.Th

Pdt. Bambang Sugiarto Palamba‟, S.Th Josep Juliaser Jusuf.SH

Fery Hendra, S.Th


Sekretaris Fungsional

Kongres XIII PPGT, Seriti, 4-9 November 2013 29


KEPUTUSAN
KONGRES XIII PPGT
Nomor : 13.07.KEP.KONGRES XIII.PPGT.11.2013

TENTANG

PENETAPAN USUL-USUL

Dengan pertolongan Allah Bapa, Allah Anak dan Allah Roh Kudus, Kongres XIII
Persekutuan Pemuda Gereja Toraja (PPGT) :

Menimbang : bahwa dalam sambutan-sambutan pada acara Pembukaan


Kongres XIII PPGT, Ibadah dan PA, Konperensi Studi,
Pandangan Umum dan Tanggapan terhadap Laporan PP.PPGT
dan daftar usul-usul dari setiap klasis, telah muncul masalah-
masalah yang dipandang penting untuk menjadi usul yang
perlu dibahas lebih lanjut dalam Kongres XIII PPGT;

Mengingat : 1. Pengakuan Iman Gereja Toraja (PIGT);


2. Tata Gereja Gereja Toraja (TGGT);
3. ART PPGT pasal 12;
4. Keputusan Kongres XIII Persekutuan Pemuda Gereja Toraja
nomor: 03.KEP.KONGRES XIII.PPGT.11.2013 tentang Tata
Tertib Kongres XIII PPGT.

Memperhatikan : 1. Usul-usul yang disampaikan oleh setiap Klasis;


2. Sambutan-sambutan pada acara pembukaan Konperensi
Studi dan Kongres XIII PPGT;
3. Pandangan umum dan tanggapan yang muncul dan
berkembang dalam Ibadah, PA, dan Konperensi Studi;
4. Tema dan sub tema Konperensi Studi dan Kongres XIII
PPGT;
5. Saran dan pendapat yang yang dikemukakan dalam sidang
Paripurna Kongres XIII PPGT.

MEMUTUSKAN

Menetapkan : Keputusan tentang Penetapan Usul-usul yang akan dibahas


dalam Sidang Paripurna pada Kongres XIII PPGT.

Pertama : Usul-usul yang akan dibahas dalam sidang Paripurna pada


Kongres XIII PPGT adalah sebagai berikut :
2. Usul-usul dari Klasis
3. Usul-usul dari PP.PPGT
4. Usul-usul yang muncul dalam sambutan, Ibadah/PA, Konperensi Studi dan
tanggapan terhadap Laporan PP.PPGT.

Kongres XIII PPGT, Seriti, 4-9 November 2013 30


Kedua : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan, dan jika
ada kekeliruan dalam penetapannya akan diperbaiki
sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Seriti
Tanggal : 6 Nopember 2013

MAJELIS PIMPINAN SIDANG


PERSEKUTUAN PEMUDA GEREJA TORAJA

Pdt. Ivan Sampe Buntu, S.Th Aldri Yanto Hendra, A.Md

Prop. Resva Rerung, S.Th

Pdt. Bambang Sugiarto Palamba‟, S.Th Josep Juliaser Jusuf.SH

Fery Hendra, S.Th


Sekretaris Fungsional

Kongres XIII PPGT, Seriti, 4-9 November 2013 31


Lampiran : Keputusan Kongres XIII PPGT
Nomor : 13.07.KEP.KONGRES XIII.PPGT.11.2013
Tanggal : 6 Nopember 2013

USUL-USUL
3. Klasis - Klasis

PENGUSUL
ALTERNATIF

KLASIS
NO BUNYI USUL LATAR BELAKANG
PEMECAHAN

Masa kepengurusan PPGT


berdasarkan tingkatannya:
Untuk pengkaderan PPGT dan
1 a. Pengurus Jemaat PPGT 2 tahun
efektivitas/efisiensi program kerja.
b. Pengurus Klasis PPGT 3 tahun
c. Pengurus Pusat PPGT 4 tahun
Anggaran Rumah Tangga SMGT
Peninjauan kembali usia Anggota
menetapkan usia 1-15 tahun sebagai
2 Biasa PPGT. Mengusulkan menjadi
anggota biasa. Dianggap juga sebagai masa
16-35 tahun.
transisi dari SMGT ke PPGT.
Tidak relevan dengan program kerja yang
Pasal 14 Anggaran Rumah Tangga berjalan, langsung ada penetapan patokan
3
ditinjau ulang. dan tidak ada dasar penetapan iuran
anggota.
Pasal 13 ayat 3 Anggaran Dasar
Membatasi kreativitas pemuda dalam
4 ditinjau ulang untuk penggunaan
berinovasi
kata “pembuatan”.
Selama ini fungsi korwil tidak berjalan sama
Peninjauan kembali keberadaan
5 sekali (tidak dirasakan keberadaannya bagi
Korwil untuk dijadikan per provinsi.
klasis).
Sangat bermanfaat bagi pelayanan dalam
Panduan khotbah untuk pemuda
kepemudaan namun selama ini Bina Muda
“Bina Muda” tetap diterbitkan
6 selalu terlambat diterima, sehingga ketika
namun diterbitkan di akhir tahun dan
ingin digunakan sudah melewati waktu
bisa didistribusikan di awal tahun.
panduan itu sendiri.
Banyak anggota PPGT yang tidak

Kaltim Tarakan
7 Penerbitan buku sejarah PPGT
mengetahui sejarah berdirinya PPGT.
Pasal 6 ayat 2 dan pasal 7 ayat 4
8 Jelas, mengacu pada usulan nomor 1
ART berubah menjadi 2 tahun
Pasal 8 ayat 4 dan pasal 9 ayat 2
9 Jelas, mengacu pada usulan nomor 1
ART berubah menjadi 3 tahun
Pasal 10 ayat 5 dan pasal 12 ayat 2
10 Jelas, mengacu pada usulan nomor 1
ART berubah menjadi 4 tahun
Melihat tidak efektifnya kerja Pengurus
Pusat selama ini, tidak pernah melakukan
Ketua dan Sekretaris Umum Pengurus
11 perkunjungan sekalipun ke Klasis Kaltim
Pusat PPGT adalah full timer
Tarakan dalam rangka menjalankan
program kerja mandiri.
Pelaksanaan PRAYA diformat lebih
Sejauh ini PRAYA sebelumnya lebih banyak
12 untuk pengembangan kreatifitas dan
kegiatan yang sifatnya kompetitif
pembinaan generasi muda.
Pengembangan talenta PPGT bidang
Sangat minim pemuda gereja toraja yang
musik gerejawi, kepemimpinan dan
13 dapat mengembangkan talenta yang
pelayanan dalam persekutuan (dalam
dimiliki untuk kebutuhan pelayanan jemaat
format panduan buku, rangkuman).
Perkunjungan oleh Pengurus Pusat
Selama ini tidak pernah ada perkunjungan
PPGT terpilih ke klasis minimal 1 kali
yang dilakukan oleh Pengurus Pusat ke
14 dalam masa periode kepengurusan
Klasis Kaltim Tarakan sehingga
yang dimasukkan/tertuang dalam
kurang/minim sekali koordinasi
program kerja
Tambahan pengusulan nama Klasis
15 Kaltim Tarakan menjadi Klasis Sesuai pengubahan nama Provinsi
Kaltara Tarakan

Kongres XIII PPGT, Seriti, 4-9 November 2013 32


Tarakan PENGUSUL
ALTERNATIF

KLASIS
NO BUNYI USUL LATAR BELAKANG
PEMECAHAN

Kaltim
Peningkatan peran aktif pemuda mengingat semakin tingginya tingkat
16
dalam pelestarian lingkungan kerusakan lingkungan
1. Dibutuhkan seorang tenaga professional Mengangkat 1 tenaga tata
yang tidak berganti seiring dengan usaha professional yang
pergantian pengurus, yang full time (bukan berasal
mengakibatkan proses pengarsipan & dari pengurus/tidak berada
pengaturan administrasi serta tidak dalam struktur
berjalan dengan baik serta kurang kepengurusan).
Meninjau ulang tenaga full time
profesional.
17 (penuh waktu) pada struktur
2. Dapat menimbulkan kecemburuan di
pengurus pusat PPGT
antara pengurus & pelimpahan
pelayanan/pekerjaan kepada pengurus
yang full time karena dengan asumsi
mendapat biaya hidup dari lembaga
(BPS), sehingga kepengurusan tidak
berjalan dengan baik.
Paradigma baru praya PPGT Sangat baik, Konsep paradigma baru
meskipun belum berjlana dengan praya PPGT dikembangkan
Pengembangan konsep pardigma maksimal. & terus dipertahankan
18
baru praya PPGT. serta diterapkan secara
menyeluruh pada
kegiatan/konsep ber-PPGT.
1. Pembangunan yang telah memkana Komitmen penyelesaian
waktu yang sangat lama. gedung A. A. Van de
Perampungan pembangunan gedung
19 2. Dibutuhkan sebuah gedung yang Loosdrecth dijadikan
A. A. Van de Loosdrecth
representatif sebagai bagian dari simbol program utama pada
PPGT, yang dimanfaatkan dengan baik. tahun berikutnya.
1. Publikasi laporan keuangan pengurus 1. Publikasi laporan
pusat PPGT hanya dilakukan sekali keuangan pengurus

Makassar
Publikasi Laporan keuangan Pengurus setahun, sehingga informasi hanya pusat lewat website &
20
Pusat PPGT dapat diketahui dalam waktu tersebut. surat fisik.
2. Kurang dimanfaatkannya teknologi 2. Pembuatan website
(website PPGT) secara maksimal. PPGT yang professional.
1. Grup FB KSU tidak terurus, sehingga Grup FB KSU dikelolah
grup tersebut harusnya menjadi media secara profesinal &
sosialisasi & penunjang pelayanan tetapi dijadikan sebagai media
justru menjadi sebuah grup yang interaksi sekaligus media
dijadikan sebagai tempat debat kusir, publikasi dari pengurus
kampanye politik praktis dll. pusat ke klasis-jemaat atau
sebaliknya.

2. Anggota grup FB yang tidak jelas. Grup FB KSU memilki


aturan etika serta tertutup
hanya pada kalangan
21 Pengelolaan Grup FB KSU pengurus jemaat, klasis &
pusat dengan identitas
yang jelas (identitas
keanggotaan/
kepengurusan di PPGT),
mewakili kepengurusan
serta mendapat
rekomendasi untuk
menjadi anggota grup
dengan syarat
memperlihatkan SK
kepengurusan.
Penerbitan buku sejarah
22 Buku sejarah PPGT Usul dari Kongres XII Samarinda PPGT dengan membentuk
tim.

Kongres XIII PPGT, Seriti, 4-9 November 2013 33


PENGUSUL
ALTERNATIF

KLASIS
NO BUNYI USUL LATAR BELAKANG
PEMECAHAN

Tidak adanya acuan kurikulum seragam,


PP menerbitkan acuan
23 Kurikulum Pembinaan yang bisa dijadikan acuan secara
kurikulum pembinaan
menyeluruh oleh jemaat & Klasis.

Keberadaan & tugas Korwil yang tidak Wilayah tetap ada secara
jelas structural dengan memiliki
KSB, yang bukan lagi
menjadi bagian dari
struktur pengurus pusat,
Meninjau ulang keberadaan Korwil sekaligus sebagai bagian
24
dalam struktur PP dari penyederhanaan
stukrtur PP.

Korwil menjadi perwakilan


Klasis ke PP, tapi bukan
bagian dari PP.
Penyusunan program kerja yang terkadang Penyusunan program kerja
mengada-ada, kurang realistis dalam hal lebih realistis dalam hal
dana, tidak mampu terlaksana & masih dana & pelaksanaan, serta
banyak yang merupakan daftar keinginan, didasarkan pada evaluasi
bukan kebutuhan. tahun sebelumnya.
Penyusunan Program kerja
26 didasarkan pada evaluasi tahun PP sebagai konseptor,
sebelumnya. bukan lagi sebagai
pelaksana program-
program kerja yang
seharusnya dapat
dilaksanakan di

Makassar
Klasis/Jemaat.
Terdapat bentuk LPJ yang panjang serta LPJ dibuat dalam bentuk
tetapi tidak substansial. isian, yang langsung
27 Meninjau ulang bentuk LPJ Panitia diselesaikan sesaat setelah
Terdapat panitia yang lambat LPJ. kegiatan.
Piutang dijadikan sebagai pendapatan Piutang tidak lagi menjadi
untuk membiayai program kerja, yang sumber pendapatan dalam
Meninjau system penyusunan APB
28 berujung pada tidak berjalannya program APB untuk membiayai
PPGT
kerja secara maksimal. program, meskipun tetap
sebagi pemasukan.
Database & iuran anggota PPGT yang tidak Database & iuran anggota
berjalan dengan maksimal sebagaimana dimaksimalkan dengan
tertulis dalam PO PPGT. dibuatkan sebuah system
yang lebih baik.
Iuran anggota seharusnya menjadi sumber Pembagian kelas
pendapatan untuk pembiyaan program. didasarkan pada jumlah
anggota PPGT, serta target
Pembagian kelas tidak didasarkan pada mengacu pada pembagian
Database & iuran anggota
29 jumlah anggota. iuran sebagaimana tertulis
dimaksimalkan
dalam PO PPGT.
Kurangnya motivasi dalam mengtur Perlu adanya
database anggota. penyeragaman iuran
anggota sebagai bentuk
kebersama-samaan dalam 1
organisasi yang sama &
memudahakn perhitungan
% iuran anggota.
Keterlibatan pengurus dalam politik praktis Semua pengurus di semua
Mempertegas keterlibatan Pengurus
dapat menyebabkan independensi lembaga lingkup (PP, PK & PJ)
30 di semua lingkup (PP, PK & PJ)dalam
hilang. TIDAK BOLEH ikut dalam
Politik Praktis.
politik praktis.

Kongres XIII PPGT, Seriti, 4-9 November 2013 34


PENGUSUL
ALTERNATIF

KLASIS
NO BUNYI USUL LATAR BELAKANG
PEMECAHAN

Tim Penyusun Khotbah


Agar PP PPGT tetap melanjutkan
Ketersediaan Bahan Khotbah sangat PPGT dibentuk lebih cepat
pembuatan Bahan/Pedoman
31 membantu Persiapan Pelayan ibadah PPGT sehingga ada waktu bagi
Khotbah untuk PPGT, dan proses
di Jemaat. mereka untuk
penyalurannya di percepat
mempersiapkan tulisannya
Agar dalam Penetapan Kordinator Kordinator Wilayah harus
wilayah supaya dipilih orang-orang orang yang berdomisili
kegiatan-kegiatan di tingkat wilayah tidak
32 yang berdomisili dalam wilayah tetap atau berkomitmen

Parepare
terkoordinir dengan baik.
pelayanannya, minimal sampai masa untuk menetap selama
periodenya berakhir menjabat sebagai Korwil.
Agar PP PPGT yang terpilih Banyak kader-kader PPGT yang memprogramkan
33 memprogramkan pelatihan-pelatihan menganggur, dan hanya berharap untuk pelatihan-pelatihan
kewirausahaan menjadi PNS saja. kewirausahaan
Usia Angota Luar Biasa
Berkurangnya kesempatan bagi anggota
Agar Usia Anggota Luar Biasa di atas yang di atas umur 35
34 biasa PPGT untuk mengembangkan diri,
35 tahun dibatasi tahun cukup sampai usia
khususnya melalui kegiatan-kegiatan
40 tahun.
PP. PPGT yang terpilih
Karena Wilayah Barat sangat luas dan
agar menindak lanjuti
Wilayah Barat dibagi di dalam 2 kondisi wilayah/medan yang sangat susah
35 pembagian wilaya demi
wilayah di jangkau sehingga berdampak pada
optimalnya kinerja dan

Rembon
kinerja korwil yang tidak maksimal.
pendampingan korwil
PP.PPGT terpilih
Perkunjungan terjadwal PP.PPGT ke Kurangnya informsi yang diperoleh oleh memprogramkan
36
Klasis-klasis pengurus2 klasis dan sebaliknya, dan perkunjungan ke klasis-
klasis
37 Perhatian lebih serius terhadap PPGT

Sangbua
Lambe‟
Pedoman Khotbah PPGT supaya
38
dapat terbit lebih awal
Mengangkat ketua Umum
Kurang maksimalnya kehadiran Ketua
39 Memaksimalkan Fungsi Ketua Umum menjadi Tenaga Full timer
Umum dalam kegiatan dan pertemuan
seperti Sekertaris Umum
Mengaktifkan pertemuan pertemuan Kurang maksimalnya informasi dari Memaksimalkan
40
pertemuan wilayah

Tallunglipu
wilayah pengurus pusat ke klasis-klasis
Tidak adanya Laporan mengenai Panitia Membuat Laporan
Laporan Panitia pembangunan pembangunan Gedung A.A.Van Der ke klasis klasis
41
Gedung A.A.Van Der Lostrach Lostrach ke klasis klasis sejauh mana
pembangunan tersebut berjalan
Menyesuaikan
42 Penijauan Ulang Bina Muda Tidak sesuai konteks Kalender Gerejawi
BahanMembangun Jemaat

43 Ketua Umum sebaiknya Full Time Agar pelayanan bisa maksimal

Pemborosan Anggaran dan Waktu dan


44 Pra Praya ditiadakan
Sukamaju

Hasilnya tidak maksimal


Kegiatan Akbar di tingkat pusat
sebaiknya tidak dilaksanakan dalam Sumber dana ditingkat Klasis kecil sangat
45
tahun yang sama dengan kegiatan terbatas
OIG lain di tingkat Pusat.
Kalau Bisa Korwil Lebih aktif Ada uraian tugas yang
Korwil pasif dan tidak pernah ada
Kurra Denpiku

46 memberikan Informasi menyangkut jelas menyangkut tugas


komunikasi ke Klasis
dinamika pelayanan PP.PPGT korwil
Daftar Tunggakan dikirim ke Banyak Klasis yang menunggak Tunggakan dikirim ke
47 Pengurus Klasis dan BPK setiap pembayaran Pelayanan PP.PPGT karena Pengurus Klasis dan BPK
triwulan Tidak ada Informasi setiap tri wulan
Sasi Utara

Kurangnya kemerataan dalam pembinaan Perkunjungan dan


Perkunjungan dan pembinaan
48 dalam tingkat klasis labih khusus untuk pembinaan pengurus pusat
pengurus pusat pada tingkat klasis
klasis yang tertinggal pada tingkat klasis

Kongres XIII PPGT, Seriti, 4-9 November 2013 35


PENGUSUL
ALTERNATIF

KLASIS
NO BUNYI USUL LATAR BELAKANG
PEMECAHAN

Agar dalam setiap kegiatan besar gerejawi Kegiatan gerejawi


Kegiatan gerejawi disesuaikan
49 angota PPGT tidak meninggalkan disesuaikan dengan
dengan kelender pendidikan
sekolahnya kelender pendidikan

Untuk lebih berkesinambungan akan Melanjudkan program


Melanjudkan program kerja
programkerja ini kami merasa perlu kerja pengurus pusat
50 pengurus pusat tentang kepedulian
dilanjudkan akan kepedulian social dan tentang kepedulian social
social dan penyakit masyarakat
penyakit masyarakat pada khususnya PPGT dan penyakit masyarakat

Ketua Umum berdomisili di Wilayah Ketua Umum Berdomisili


51 Agar Lebih Efektif dalam Mengurus PPGT

Parandangan
II di Wilayah II
Pengurus Pusat PPGT lebih
Program Pelayanan Pengurus Pusat Selama ini, kehadiran Pengurus Pusat PPGT
52 Memprioritaskan
PPGT diprioritaskan ke Klasis-Klasis hanya memenuhi undangan saja
pelayanan ke Klasis-Klasis
Perlunya kehadiran korwil dalam dalam Tugas Korwil sepertinya

Tikala
53 Kinerja Korwil
setiap kegiatan di Klasis mengambang

Pengurus Pusat PPGT Mengadakan


54

Baebunta Selatan
Pedoman Ke Tiap – Tiap Klasis

Pengurus Pusat PPGT Mengadakan


55
Pembinaan Khusus Bagi PPGT

Pengurus Pusat Tidak Mengadakan


56
Pra Praya, Melainkan Praya Saja
Sosialisasi dan pendampingan ke tiap klasis
masih kurang sehingga banyak program Agar PP-PPGT yang terpilih
klasis yang berjalan sendiri serta kurangnya memprogramkan
Perkunjungan PP-PPGT ke klasis yang

Buntao‟
sosialisasi ke klasis yang kurang aktif untuk perkunjungan ke klasis,
57 kurang aktif pada kegiatan-kegiatan
memberikan motivasi dalam keterlibatan di khususnya bagi klasis yang
di tingkat pusat.
kegiatan yang diadakan PP-PPGT. Sampai kurang aktif pada kegiatan
saat ini kami belum mengenal Pengurus di tingkat pusat.
Pusat PPGT secara lengkap (KSB terutama)
1. Agar PP-PPGT yang
terpilih membuat
panduan/info tentang
kegiatan yang
dilaksanakan PP sehingga
Seringkali klasis kurang informasi tentang yang berdomisili di luar

Buntao‟
Penerbitan Brosur PPGT pada kegiatan yang diadakan di tingkat pusat rantepao bisa terlibat.
58
perayaan hari raya Gerejawi dan PPGT kurang mengikuti kalender 2. Sebisa mungkin PPGT juga
gerejawi pada perayaan-perayaan Gerejawi merayakan Hari Doa
Sedunia dan hari raya
lainnya, dan untuk
kesamaan konsep ada
baiknya dibuatkan brosur
seperti SMGT
Ketua Umum tidak harus seorang
Agar pelayanan dan kepengurusan lebih
59 pendeta dan sedapat mungkin full
terarah.
timer
Pengurus pusat yang terpilih lebih
proaktif perkunjungan ke klasis dan Kurangnya pemahaman mengenai AD/ART
60
jemaat untuk mensosialisasikan & PO.
Kota Palopo

AD/ART & PO

Agar Pengurus/Kordinatorwilayah
Adanya pengurus klasis yang tidak
Dipilih Langsung oleh pengurus-
mengetahui siapa kordinator/pengurus
pengurus Klasis dalam wilayah
61 wilayahnya sampai saatini.
pelayanan terkait.
Agar kordinasi dan pelayanan dalam
Dimasukkan dalam salah satu agenda
lingkup wilayah dapat terarah dengan baik.
dalam Kongres XIII Seriti.

Kongres XIII PPGT, Seriti, 4-9 November 2013 36


PENGUSUL
ALTERNATIF

KLASIS
NO BUNYI USUL LATAR BELAKANG
PEMECAHAN

Paradigma PRAYA IX dianggap gagal


Paradigma baru PRAYA harus
62 karena tidak sesuai dengan paradigma baru
diubah.
yang kita harapkan.

Kegiatan praya ke depan harus


Kegiatan yang dilaksanakan selama ini
sifatnya pembinaan sesuai makna
masih terdapat unsure kompetisi yang
63 dariparadigma baru PPGT dan
masih menimbulkan perdebatan bahkan
kegiatan lomba yang sifatnya
pertengkaran.
kompitisi harus dipisahkan.
Kongres XIII seriti harus menyerukan
kegiatan-kegiatan social termasuk Masih kurangnya sosialisasi PPGT GO
64
sifatnya penyelamatan lingkungan GREEN
(Go Green)
Ada sejumlah program panitia
Percepatan pembangunan gedung pembangunan yang tidak di realisasikan ke
65
pemudaA. A Van De Lostregh klasis dan jemaat – jemaat & Proses
pembangunan berlangsung lamban.
Pengurus Pusat PPGT lebih aktif
Sebagai media informasi untuk seluruh
mengupdate informasi terbaru
66 anggota PPGT secara khusus di daerah

Kota Palopo
mengenai kegiatan PPGTmelalui
terpencil atau sulit dijangkau.
website/blog.
Sekretariat/kantor pengurus pusat Kondisi Kantor pengurus selama ini masih
67
harus lebih dibenahi dan ditata rapi. berantakan.
Memperjelas pedoman persuratan
Ketidakjelasan mengenai teknis penomoran
68 terutama penjelasan penomoran
surat
surat.
Materi yang diberikan pada jenjang
Memperjelas mengenai kurikulum
69 pengkaderan tidak diseragamkan di seluruh
materi LKPD/LKPL/TOT.
jemaat atau pun klasis.
Setiap kegiatan lomba yang Selama ini dalam kegiatan lomba yang
dilaksanakan oleh kepanitiaan PPGT diadakan oleh kepanitiaan atau pengurus
70
harus ada apresiasi yang diberikan pusat tidak ada apresiasi kepada pemenang
oleh pelaksana ke peserta. seperti piagam, sertifikat dll.

Mensosialisasikan pemahaman Pemahaman anggota mengenai Visi dan


71
tentang Visi dan Misi PPGT Misi PPGT masih sangat minim.
Umur yang menjadi syarat pengurus Non aktifnya kepengurusan PPGT selama
PPGT jemaat / klasis harus ini di jemaat-jemaat kecil karena faktor
72
dikondisikan/ disesuaikan dengan umur belum mencukupi sebagai anggota
kondisi jemaat/klasis. PPGT sesuai AD/ART.
Besar kerinduan dari klasis untuk mengikuti
Konstribusi kegiatan di tingkat pusat
73 kegiatan di tingkat pusat tapi berhalang
agar dikurangi
oleh dana .
Agar pengurus yang terpilih pada
Kesu‟ La‟bo

kepengurusan berikutnya sedapat


Keberadaan PPGT membutuhkan perhatian
74 mungkin mampu memberikan waktu
khusus .
yang maksimal untuk memikirkan
PPGT ke depannya .
Agar program di tingkat pusat di
Program terlalu monoton sehingga anggota
75 buat se-kreatif mungkin untuk bisa
PPGT cepat bosan dan tidak tertarik.
menarik perhatian anggota PPGT.
Rosaba

76 Ketua Umum Non Pendeta

Kongres XIII PPGT, Seriti, 4-9 November 2013 37


PENGUSUL
ALTERNATIF

KLASIS
NO BUNYI USUL LATAR BELAKANG
PEMECAHAN

Kurangnya peran korwil dalam 1. Korwil sebaiknya fokus


melaksanakan tugasnya sebagai bertugas di dalam
penghubung lidah antara Pengurus Pusat wilayah kerjanya.
dan Pengurus Klasis dalam lingkup wilayah 2. Perlunya pergantian
77 Pemaksimalan Peran Korwil
kerjanya. Selain itu peran korwil khususnya antar waktu jika korwil
di wilayah IV utamanya dalam wilayah dianggap sudah tidak
pelayanan Klasis Bone selama ini dianggap mampu menjalankan
kurang tugasnya dengan baik
Kurang terwakilinya utusan dari Klasis Bone 1. Klasis dengan jumlah
dalam hal kegiatan di Pusat, serta dapat minimal 5 jemaat
dilihat juga kesenjangan perbedaan kuota memiliki 2 utusan dalam
utusan antara klasis pemilik 7 Jemaat ke kegiatan Pengurus Pusat,
Kuota utusan untuk klasis dengan atas dibandingkan dengan klasis pemilik di Kongres, dll

Bone
78
jumlah di bawah 7 jemaat bawah 7 jemaat. Contoh, 5 dst untuk klasis 2. Klasis dengan jumlah
di atas 7 dan Cuma 1 untuk klasis di bawah minimal 6 jemaat
7 memiliki 3 utusan dalam
kegiatan Pengurus Pusat,
Kongres, dll
Perlunya meningkatkan jiwa - Bidang usaha ATK dan
kewirausahaan dalam kepengurusan PPGT Fotocopy
dalam hal ini membuka peluang kerja bagi - Bidang Usaha Pencucian
anggota yang dianggap potensial, dan motor
79 Penambahan Bidang Usaha
dapat menunjang pendapatan dalam
rangka pencarian dana setiap kegiatan serta
dapat dijadikan tambahan penghasilan bagi
pengurus dan anggota
1. Representasi kehadiran pengurus klasis Agar pelaksanaan RPP
merupakan representasi kehadiran cukup dihadiri oleh
Perubahan ADART pasal 11 tentang Pengurus PPGT Jemaat. pengurus klasis, sebagai
80
RPP 2. Pelaksanaan RPP yang dihadiri oleh representasi kehadiran
terlalu banyak orang justru menjadi tidak PPGT Jemaat.
efektif.
Mengusulkan kepada BPS
Ketidakefektifan pelaksanaan program GT untuk membiayai 2

Kesu‟ La‟bo‟
Dua orang tenaga Full time (Ketum
81 PP.PPGT salah satu penyebabnya adalah orang tenaga fulltime,
dan Sekum) dan satu orang staf
tenaga full time hanya satu orang yaitu Ketua Umum dan
Sekretaris Umum
1. Bahwa pelaksanaan pembinaan di Agar mengesahkan
jemaat dan klasis hanya pada tingkat kurikulum yang telah
pengurus, sehingga pembinaan praktis diseminarkan di
Agar segera mengesahkan kurikulum
82 hanya dirasakan oleh pengurus Tangmentoe
hasil semiloka yang telah disosialisasi
(Pembinaan piramida)
2. Bahwa PPGT memerlukan kurikulum
yang dapat menjawab konteks kekinian
Pengurus Pusat
1. SDM pengurus tidak sama
memprogramkan Tim
Pembentukan tim perancang dan 2. Membantu pengurus dalam merancang
83 Perancang dan
pengembangan program PPGT dan menetapkan program
Pengembangan Program
3. Salah satu wujud perhatian untuk PPGT
PPGT
Kiranya hal ini ditinjau
Masa periode kepengurusan klasis Kurangnya berjalannya proses kaderisasi di
kembali agar kepengurusan
84 maksimal 2 tahun dengan berbagai tingkat klasis
di klasis dapat berjalan
Balusu

pertimbangan Amandemen ART pasal 8 butir 4


dengan baik
Perlu dibentuk struktur
Struktur PPGT mengikuti struktur Perlu ada kejelasan wilayah dalam struktur
85 PPGT sesuai struktur
sinode PPGT
Sinode
Pelaksanaan persidangan PPGT pada Agar pelaksanaan
semua lingkup dilaksanakan/ persidangan pada masing-
Sering dijumpai ketidaksamaan program
86 berdekatan dengan pelaksanaan masing jenjang dapat
PPGT pada masing-masing jenjang
sidang badan pada masing-masing dilaksanakan dengan baik
jenjang

Kongres XIII PPGT, Seriti, 4-9 November 2013 38


PENGUSUL
ALTERNATIF

KLASIS
NO BUNYI USUL LATAR BELAKANG
PEMECAHAN

Koordinasi yang baik dan

Matallo
komitmen pengurus baru

Sa‟dan
Selama ini program PP PPGT lebih pada
87 Kinerja Pengurus baru ditingkatkan
aras kota diperlukan untuk
meningkatkan kinerja
Karena pembangunan gedung van de Melalui Kongres,
Penyelesaian Gedung Pemuda van de
88 loosdrecht sudah sangat lama dan belum disepakati alternatif baru
Loosdrecht
juga selesai dalam hal pendanaan
Pengurus yang terpilih benar-benar Pengurus yang baru jangan
Banyak pengurus yang selama ini tidak
89 orang yang mau bekerja demi orang yang memiliki
bekerja sesuai tanggung jawabnya
kemajuan PPGT dualisme kepemimpinan
Melalui Kongres harus jelas tugas Selama ini belum ada kejelasan tentang Putuskan job deskripsi
90
Korwil untuk masing-masing wilayah tugas korwil korwil
Banyak program yang terlalu tinggi dan Jelas program yang bisa
Hendaknya program kerja PPGT ke
91 tidak menyentuh kebutuhan PPGT di dilakukan dan sesuai
depan realistis dan kontekstual
Jemaat-jemaat kebutuhan jemaat-jemaat
Harus ada transparansi dan
Masalah pendanaan dan bantuan Tidak jelas asal dan bagaimana mekanisme kerjasama untuk saling

Sa‟dan Matallo
92
untuk PPGT bantuan untuk PPGT memperhatikan dalam
kesatuan selaku PPGT
1. Periodisasi kepengurusan PP.PPGT
selama 5 tahun terlalu lama sehingga
Agar Kongres XIII PPGT
Periode Kepengurusan PP PPGT tidak mencerminkan PPGT sebagai
93 menetapkan Periode
sampai 3 tahun saja organisasi kaderisasi
PP.PPGT selama 3 tahun.
2. Sangat menghambat percepatan
kaderisasi dalam tubuh PPGT
Agar Kongres XIII PPGT
5. Wilayah dibawah koordinasi korwil
Meninjau kembali tentang menetapkan pewilayahan
tidak efektif dalam memfasilitasi
pewilayahan secara struktural secara fungsional lewat
kebutuhan pelayanan antar klasis di
(Wilayah dibawah koordinasi korwil) pembentukan pengurus
94 setiap wilayah karena korwil tidak
untuk dikembalikan menjadi sistim wilayah atau badan
memiliki program kerja
pewilayahan secara fungsional koordinasi wilayah di
6. Kurangnya hubungan kerja sama dan
(Pengurus Wilayah) ???? setiap wilayah dalam
silaturahmi antar klasis di setiap wilayah.
lingkup pelayanan PPGT.
Persuratan dari PP.PPGT
Biasanya persuratan dari PP.PPGT ke Klasis
harus dipercepat dikirim ke
tiba pada saat pelaksanaan rapat atau
Persuratan dari Pengurus Pusat tiap-tiap Klasis supaya tiap-
95 kegiatan akan dilaksanakan, sehingga
dipercepat dikirim ke tiap-tiap Klasis tiap Klasis bersiap untuk
banyak Klasis tidak sempat mempersiapkan
mengikuti atau bisa lewat

Sangalla‟ Barat
diri.
pesan singkat (sms/Email)
Kepengurusan di PP.PPGT yang selama ini
96 Kepengurusan PP.PPGT 3 Tahun
5 Tahun terlalu lama
Agar PP.PPGT
Warga PPGT sekarang sudah sangat
memprogramkan suatu
terpengaruh dengan hal-hal duniawi dan
97 Pembinaan bagi warga PPGT wadah yang bisa membina
sudah jarang sekali yang aktif didalam
warga PPGT sejak masih
Gereja
Remaja / masa peralihan

Kepada seluruh warga PPGT dimanapun


berada, marilah terus memelihara semangat
persekutuan dan pelayanan serta aktif
Mengusulkan kepada Kongres untuk membangun organisasi. Kobarkan terus
Pulau Jawa

menetapkan Kurikulum Pembinaan semangat pelayanan dan kaderisasi dalam


98 sebagai acuan untuk pelaksanaan motivasi dan cinta yang tulus kepada PPGT
pembinaan di lingkup PPGT untuk mewujudkan panggilan pelayanan
yang tanpa pamrih, pelayanan pemerhati
dan cinta kasih kepada sesama, serta
pelayanan yang tak tersekat oleh
perbedaan-perbedaan.

Kongres XIII PPGT, Seriti, 4-9 November 2013 39


PENGUSUL
ALTERNATIF

KLASIS
NO BUNYI USUL LATAR BELAKANG
PEMECAHAN

Kepada seluruh fungsionaris PPGT ,


Kurikulum Pembinaan yang
perkuatlah pembinaan dan kaderisasi untuk
dimaksudkan pada poin 1
menjaga kesinambungan kaderisasi dalam
dititikberatkan pada pembinaan
pelayanan. Persiapkanlah kader-kader
karakter sebagai langkah awal,
PPGT jauh sebelum mereka menjadi PPGT
99 selanjutnya pembinaan keterampilan
yaitu ketika mereka masih Remaja.
dan intelektual untuk
Perkuatlah kerjasama dengan pelayan
memperlengkapi kader PPGT yang
KARGT, sebab wajah PPGT masa depan
siap utus.
dapat dilihat dari wajah KARGT yang ada
sekarang.
Wujudkan paradigma baru PPGT. Jika
selama ini kita lebih banyak menuntut
untuk diperhatikan, sekarang mari kita
balik orientasi, PPGT yang lebih banyak
memperhatikan dan melayani jemaat, lebih

Pulau Jawa
Menetapkan usia Anggota Biasa banyak memperhatikan dan melayani
100 PPGT dari 15 sampai 30 tahun. klasis, lebih banyak memperhatikan dan
melayani Gereja Toraja, lebih banyak
memperhatikan dan melayani masyarakat,
dan itu semua adalah wujud iman untuk
melayani Tuhan. Proaktiflah dalam
program-program pemberdayaan jemaat
serta jadilah bagian dari kemajuan jemaat.
Citrakan dan budayakanlah etos Kristiani di
lingkungan dan pergaulan masing-masing,
mulai dari sekolah, tempat kerja dan
PPGT Klasis Pulau Jawa menghimbau
lingkungan pergaulan lainnya. Citrakanlah
kepada Kongres supaya menugaskan
bahwa kader-kader PPGT tidak eksklusif,
101 Pengurus PPGT terpilih untuk menulis
siap bersesama dengan orang lain tanpa
buku tentang sejarah lahirnya PPGT.
memandang latar belakang, PPGT yang
taat hukum, PPGT yang menegakkan
keadilan dan kebenaran, serta PPGT
yangmencintai lingkungan hidup.
Ketua tidak punya waktu untuk berkunjung
102 Ketua umum PP. PGT Full Time ke Klasis karena terikat dengan pekerjaan
lain.
Jumlah utusan setiap klasis ke Ada banyak jumlah Klasis yang jumlah
Kongres tetap berdasarkan ART Jemaatnya banyak, tetapi jumlah KK dan
103 PPGT Pasal 12 butir 10 yaitu 7=5, Anggota Sidi serta Anggota PPGTnya lebih
+3=1, tetapi dalam hal hak Suara sedikit dibanding dengan Klasis yang
cukup 1 orang/Klasis Jumlah Jemaatnya sedikit.
Kalaena

Agar tidak terjadi krisis kepengurusan di


Fungsionaris Pengurus Klasis
beberapa Klasis, sebab tidak jarang kader
sedapatnya anggota Luar biasa ketika
104 yang sudah siap Utus harus di daerah
Anggota Biasa tidak ada/tidak ada
lain/Kota untuk melanjutkan study atau
yang mau)
bekerja.

Kurang maksimalnya pelaksanaan tugas


Wilayah Luwu Timur dan Luwu
105 Korwil karena terlalu luasnya wilayah
Utara dipisahkan
pelayanannya.

Redaksi gaya bahasa lebih


mengarah kepada bahasa
yang mudah dipahami dan
Balikpapan

Redaksi penyusunan bahan Khotbah Rekan pengurus di tiap jemaat kurang


mengurangi penggunaan
Kaltim

106 PPGT jangan terlalu menggunakan memahami penggunaan redaksi yang ada
pemakaian kata yang
kata kata yang terlalu tinggi dalam bahan khotbah
hanya bisa dimengerti oleh
PPGT yang berlatar
belakang lulusan Teologia

Kongres XIII PPGT, Seriti, 4-9 November 2013 40


PENGUSUL
ALTERNATIF

KLASIS
NO BUNYI USUL LATAR BELAKANG
PEMECAHAN

Kalau memang website ini


memiliki kadar manfaat, ya
Website PPGT harap difungsikan Tidak ada informasi terupdate yang
107 harap diaktifkan kembali
kembali diberikan.
dengan informasi kegiatan
PPGT yang ada.

Balikpapan
Pengurus Pusat PPGT (koordinator Wilayah

Kaltim
Pengurus Pusat PPGT (Koordinator kurang memberikan jawaban apa yang
108 Wilayah) agar ditindak lanjuti menjadi kebutuhan di Klasis, seperti iuran
keberadaannya PPGT Klasis ke Pusat, Informasi yang
diberikan selslu terlambat.
Banyaknya iuran ke Pusat yang menunggak
Iuran PPGT ke Pusat agar diberikan akibat tidak adanya rincian perbulan yang
109
rincian diinformasikan ke Klasis.
1. Periodisasi Kepengurusan PP. PPGT
selama 5 Tahun terlalu lama sehingga
Agar Kongres XIII PPGT
Periode kepengurusan PP. PPGT tidak mencerminkan PPGT sebagian
110 menetapkan Periode PP.
sampai 3 Tahun saja organisasi kaderisasi
PPGT selama 3 tahun.
2. Sangat menghambat kaderisasi dalam
tubuh PPGT

Luwu
3. Wilayah dibawah Koordinasi Korwil Agar Kongres XIII PPGT
Meninjau kembali tentang
tidak efektif dalam memfasilitasi menetapkan pewilayaan
kewilayaan secara struktural (wilayah
kebutuhan pelayanan antar Klasis setiap secara fungsional lewat
di bawah Koordinasi Korwil) untuk
111 wilayah, karena korwil tidak memiliki pembentukan pengurus
dikembalikan menjadi sistem
program kerja, wilayah atau Badan
perwilayaan secara fungsional
4. Kurangnya hubungan kerjasama dan Koordinasi Wilayah dalam
(pengurus Wilayah)
silahturahmi antar klasis setiap wilayah lingkup pelayanan PPGT
1. Mengusulkan kepada
BPSGT untuk membiayai
1. Demi menunjang efektifnya berbagai tenaga Fultimer PP.
Ketua Umum, Sekretaris Umum, dan program yang akan dilaksanakan PPGT
112
semua ketua bidang agar Full timer 2. Pemuda adalah tulang punggung Gereja 2. PP.PPGT bekerjasama
oleh karena perlu penanganan serius dengan BPSGT untuk
pembiayaan tenaga Full
timer
Kebanyakan Klasis dan jemaat belum Sosialisasi AD/ART dan PO
Mengoptimalkan sosialisasi AD/ART
mengetahui AD/ART dan PO sehingga dilakukan paling lambat
113 dan PO kepada PPGT jemaat dan
PPGT Jemaat dan Klasis belum berpatokan sebelum Raker II PPGT
Klasis.
pada AD/ART dan PO.

Malimbong
Tetap melanjutkan
Alokasi Beasiswa kepada PPGT yang Anggota mngetahui kriteria pemberian pemberian beasiswa dan
114
tidak mampu harus diperjelas beasiswa, dan jumlah beasiswa ditangani oleh unit kerja
bentukan PP PPGT
Memberi peluang pada PPGT jemaat dan
Mengupayakan agar program tingkat Klasis untuk mengikuti program tingkat Beberapa program tingkat
115 pusat juga dapat dilakukan oleh Pusat karena selama ini beberapa klasis pusat juga bisa dilakukan
Klasis terpencil terpencil belum mengikuti program tingkat oleh klasis terpencil
pusat.
Melihat kondisi di beberapa klasis terpencil
dan juga semi kota, anggota PPGT
Batas Umur Anggota PPGT Biasa 40 Mengesahkan batas umur
116 kebanyakan anak SMP dan juga orang
Tahun anggota biasa 40 Tahun
dewasa yang telah berumur diatas 35
tahun.
Sebahagian besar jemaat-jemaat di Klasis
Masamba pendapatannya masih kurang
Tinjau ulang kategori kelas A untuk (dari 10 jemaat, ada 5 jemaat yang warga Menetapkan kategori kelas
117
Klasis Masamba jemaatnya kurang dari 30 KK, bahkan ada B untuk Klasis Masamba
Masamba

jemaat yang warga PPGT kurang dari 10


jiwa
Bina muda (bahan khotbah dan PA Agar PP PPGT terpilih
Biasanya ibadah PPGT dimulai sejak awal
118 PPGT) agar terbit pada awal menerbitkan bina muda
tahun/bulan Januari
tahun/bulan januari pada awal tahun

Kongres XIII PPGT, Seriti, 4-9 November 2013 41


PENGUSUL
ALTERNATIF

KLASIS
NO BUNYI USUL LATAR BELAKANG
PEMECAHAN

Agar PP PPGT terpilih


Mendesak panitia pembangunan Gedung pemuda diharapkan rampung
memikirkan penyelesaian
119 untuk segera menyelesaikan gedung secepatnya supaya segera difungsikan
pembangunan gedung

Masamba
pemuda dalam berbagai kegiatan PPGT
pemuda
Semua kegiatan PPGT pusat dan Supaya warga PPGT dapat mengetahui
120 anggarannya dipublikasikan di media kegatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh
sosial PPGT PP. PPGT
121 Ketua PP.PPGT harus full time.
Laporan keuangan PP.PPGTdan
laporan keuangan setiap kegiatan
122
yang diadakan pertahun hendaknya

Palopo
dilaporkan/dipaparkan perbulannya.
123 Penegasan terlaksananya PO.
PP.PPGT hendaknya mengunjungi
124 setiap Klasis minimal sekali dalam
periode kepengurusan.
Pengurus Pusat memprogramkan
pertemuan dengan pengurus-
pengurus Klasis untuk membahas isu-
125
isu global yang berkembang dalam
kehidupan bergereja dan

Pangala‟
bermasyarakat.
Pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang
126 secara konsisten, tepat waktu dan
tepat sasaran.
Sosialisasi AD/ART PPGT di setiap
127 Klasis dalam Tahun pertama
kepengurusan Klasis
PP. PPGT yang terpilih
Karena Wilayah Barat sangat luas dan
agar menindaklanjuti
Wilayah Barat dibagi di dalam 2 kondisi wilaya/medan yang sangat susah di
128 pembagian wilayah demi
wilayah jangkau sehingga berdampak pada kinerja
optimalnya kinerja dan

Rembon
korwil yang tidak maksimal.
pendampingan korwil
PP.PPGT terpilih
Kurangnya informsi yang diperoleh oleh
Perkunjungan terjadwal PP.PPGT ke memprogramkan
129 pengurus-pengurus klasis dan sebaliknya,
Klasis-klasis perkunjungan ke klasis-
dan
klasis
PP. PPGT terpilih
Pembuatan Kurikulum Pembinaan
Belum adanya kurikulum yang paten untuk menerbitkan Kurikulum
130 Kaderisasi yang sistematis sesuai
pembinaan PPGT Pembinaan yang tetap ke
konteks kekinian
Klasis dan Jemaat
Seriti

Adanya tenaga Full Timer di Mengangkat Tenaga Full


Pengurus Pusat yang secara khusus Belum adanya tenaga khusus untuk Timer di PP. PPGT untuk
131
menangani masalah pembinaan Klasis memikirkan pembinaan PPGT menangani pembinaan
dan Jemaat. PPGT Klasis dan Jemaat.

Kerinduan dari PPGT Klasis Sulawesi


Tengah untuk menghimpun PPGT se-
Indonesia hadir di Kota Palu untuk
Klasis Sulawesi Tengah sebagai Tuan
132 berkongres dan melihat kondisi Kota Palu
Rumah Kongres PPGT ke XIV
yang semakin berkembang sangat
mendukung untuk pelaksanaan Kongres
PPGT XIV nantinya
Sulteng

PPGT sebagai organisasi kader seharusnya


PPGT agar mempunyai suatu
133 mempunyai motto/semboyan sebagai
Motto/Semboyan
pembangkit semangat bagi kader-kadernya
Perlunya perhatian khusus oleh Pengurus
Memaksimalkan perkunjungan ke
Pusat kepada jemaat dan klasis terpencil
134 jemaat dan klasis dalam hal Pegurus
agar dapat memaksimalkan potensi di klasis
Pusat PPGT
tersebut.

Kongres XIII PPGT, Seriti, 4-9 November 2013 42


PENGUSUL
ALTERNATIF

KLASIS
NO BUNYI USUL LATAR BELAKANG
PEMECAHAN

Pelaksanaan Pertemuan Raya


135
dilaksanakan 4 Tahun sekali
Menyeruhkan ke semua PPGT di
Jemaat dan Klasis agar menjadikan
Banyak anggota PPGT yang tidak tahu
136 Hari Ulang Tahun PPGT sebagai
HUT PPGT
Agenda Tahunan (bagi yang belum
melaksanakan)
Agar Korwil mengadakan kegiatan

Wotu
137 Ada komunikasi antar Klasis dalam Wilayah
tahunan
Korwil Luwu Timur dan Luwu Utara Koordinasi tidak efektif karena jarak yang
138
dipisahkan jauh
Mengintensifkan kunjungan ke Klasis Pengurus membutuhkan bimbingan
139
terpencil dan Klasis baru utamanya di dalam pelaksanaan LKPD
Pelaksanaan PRAYA sedapatnya tidak
Pengurus PPGT yang menjadi pelayan
140 bersamaan dengan jambore (dalam
SMGT
tahun yang sama)
Masih ada Keluarga di Wilayah Gereja
Pembuatan Rumah Layak Huni Bagi
141 Toraja yang memiliki Rumah belum
Keluarga Kurang Mampu
memenuhi kriteria Rumah Sehat.

Ulusalu
Kongres dapat dilaksanakan di Kab. Klasis yang lebih banyak berada di Wilayah Tetap dilaksanakan dalam
142
Tana Toraja atau Kab. Toraja Utara Toraja, sehingga lebih efektif dan efisien. Wilayah Sulawesi Selatan

1. Belum adanya kurikulum yang Menetapkan hasil seminar


digunakan oleh PPGT dalam rangka dan lokakarya kurikulum
kaderisasi Anggota kaderisasi PPGT menjadi
Penetapan dan pelaksanaan 2. Format kurikulum yang belum ada Kurikulum Kaderisasi PPGT
143
Kurikulum Kaderisasi PPGT mengakibatkan pelaksanaan
pengkaderan anggota PPGT di Klasis dan
Jemaat tidak memiliki standar tujuang
yang jelas
Bina muda PPGT yang selama ini
Merekomendasikan untuk
diterbitkan merupakan potensi yang sangat
Pengelolaan Bina Muda PPGT membuuat TIM yang
144 besar yang jika dikelola dengan lebih baik
dengan lebih maksimal secara khusus mengelola
akan mendatangkan manfaat yang lebih
bina muda PPGT
besar bagi PPGT
Mengusahkan kelengkapan
Perlu mengoptimalkan fungsi Gedung A.A.
Pengoptimalan Gedung A.A. Van de fasilitas pendukung
145 Van de Loosdrecht sebagai pusat kegiatan
Loosdrecht Gedung A.A. Van de
pemuda
Loosdrecht Rantepao
Perlu adanya tim Trainers yang Merekomendasikan untuk
dipersiapkan khusus oleh PPGT untuk membuat TIM yang secara
146 Penyiapan Tenaga Trainers PPGT
melaksanakan sistem pembinaan anggota khusus mengelola Bina
PPGT Muda PPGT
Merekomendasikan untuk
147 Pembuatan Perpustakaan PPGT Perpustakaan merupakan kebutuhan PPGT membuat unit khusus
pengelola perpustakaan
Pengurus Harian PP. PPGT Menentukan hal ini sebagai
148 Berdomisili di wilayah Rantepao - Efektifitas pelayanan PP.PPGT kriteria pengurus Harian
Makale PP.PPGT
Pembagian Korwil disesuaikan dengan Menetapkan jumlah
Pembagian korwil dalam struktur pembagian wilayah dalam Gereja Toraja personel Korwil
149 disesuaikan dengan hasil keputusan agar ketika wilayah terbentuk kembali berdasarkan pembagian
SMS XIII Gereja Toraja menjadi badan dalam struktur gereja wilayah Sinode Gereja
toraja, PP.PPGT dapat menyesuaikan Toraja
Perlu membuat rekomendasi tentang target Merekomendasikan target
Penetapan Target Waktu
waktu penyelesaian Gedung A.A Van de waktu penyelesaian
150 penyelesaian pembangunan Gedung
Loosdrecht agar penyelesaiannya dapat kita pembangunan gedung Van
A.A Van de Loosdrecht
lakukan bersama-sama de Loosdrecht

Kongres XIII PPGT, Seriti, 4-9 November 2013 43


PENGUSUL
ALTERNATIF

KLASIS
NO BUNYI USUL LATAR BELAKANG
PEMECAHAN

Belum ada identitas PPGT dalam kegiatan- Menerbitkan kartu anggota


151 Kartu Anggota
kegiatan tingkat pusat PPGT secara keseluruhan

Indeks PPGT klasis Madandan turun dari


Mempertanyakan kepada
kelas B menjadi kelas C. Selama ini
pengurus pusat, mengapa
152 Indeks PPGT klasis Madandan pengurus PPGT klasis Madandan selalu
PPGT Klasis Madandan
memenuhi dana atau target yang

Madandan
turun kelas?
dibebankan. Mengapa?

Mempertanyakan tentang pembangunan Sekiranya pembangunan


153 Pembangunan gedung Pusat PPGT gedung Pusat PPGT yang belum rampung Gedung Pusat PPGT dapat
sampai pada saat ini. diselesaikan secepatnya.

Mempertanyakan tentang kejelasan juara


umum atau hasil terakhir dari kegiatan
154 Praya PPGT
PRAYA di Mengkendek yang lalu,
penghitungan maskot tidak jelas
Pasal 6
Misi PPGT dalam AD berbeda dengan
- Misi PPGT adalah bersekutu,
redaksi misi dalam misi GBPP hasil Kongres,
bersaksi & melayani.
sedangkan pada pasal 15 ART dikatakan
155 - Penambahan Visi PPGT pada AD
posisi AD/ART lebih tinggi dari keputusan
PPGT dengan tetap
kongres, yang mana GBPP merupakan
mempertahankan visi sebelumnya
keputusan kongres.
“disukai Allah & manusia”.

Penamaan pusat pada tingkatan PPGT


menyebakan paradigma/konsep berpikir
anggota terhadap pengurus pusat berbeda,
yaitu anggota/pengurus jemaat
menganggap posisi pengurus pusat lebih
tinggi, sementara konsep organisasi yang
Pasal 8 kita anut tidak mengenal posisi lebih
Susunan PPGT terdiri atas jemaat, tinggi/rendah tapi menggunakan konsep
156

Klasis Makassar
klasis & sinode. lebih luas/sempit dalam hal medan
pelayanan.
Dengan adanya penamaan pusat, seakan-
akan menjadikan pengurus pusat sebagai
badan yang memilki garis komando
terhadap klasis & jemaat, sementara
struktur organisasi hanya sebatas
koordinasi.

Pasal 9
Anggota PPGT tidak dibagi atas
Penjelasan pada usulan selanjutnya tentang
157 kategori Anggota biasa & anggota
ART PPGT
luar biasa, tetapi cukup sebagai
anggota PPGT.

Pasal 10
Keberadaan RPP tidak relevan & tidak
158 Rapat Pimpinan Pusat (RPP)
berjalan dengan baik.
dihilangkan

Pasal 13
159 Inkonsistensi penamaan.
Kata “lambang” diganti “logo”

Kongres XIII PPGT, Seriti, 4-9 November 2013 44


PENGUSUL
ALTERNATIF

KLASIS
NO BUNYI USUL LATAR BELAKANG
PEMECAHAN

Perbedaan anggota biasa & anggota luar


biasa dalam hal hak & kewajiban hanya
diterapkan pada hal-hal tertentu saja.
Keberadaan pasal 4 point 2 memberi
Pasal 2, 3 & 4 peluang organisasi PPGT dapat dipimpin
Keanggotaan PPGT disatukan, tidak oleh orang-orang dari luar Gereja Toraja
ada pembagian anggota biasa & dalam hal ini pemuda di luar Gereja Toraja
anggota luar biasa. bisa menjadi pengurus.
Batasan umur anggota PPGT
mengacu pada ART sebelumnya Dari penamaan pada pasal 1 AD
yaitu 15–35 tahun, tetapi fungsionaris “Persekutuan Pemuda Gereja Toraja” maka
pengurus di masing-masing diberi sangatlah jelas bahwa PPGT adalah
160 batasan umur. persekutuan para pemuda pemudi anggota
Pengurus jemaat : 15-35 tahun Gereja Toraja. Jadi, untuk menjadi anggota
Pengurus Klasis : 15 – 30 tahun PPGT harus menjadi anggota dari Gereja
Pengurus pusat : 23 - 30 tahun. Toraja, seperti tercantum dalam
pembukaan AD/ART alinea I mengenai
Penjelasan Pasal 3 point 2c yang PPGT sebagai bagian integral dari Gerteja
tidak jelas mengenai jabatan dalam Toraja, berarti anggota PPGT wajib
pelayanan (pengurus/ panitia) menjadi anggota Gereja Toraja.
PPGT memang merupakan organisasi yang
terbuka bagi orang lain, tetapi dalam hal
disebut sebagai anggota harus menjadi
anggota Gereja Toraja.

Pasal 5
Penambahan 1 point sebagai bagian

Makassar
dari berakhirnya keanggotaan yaitu
161 Jelas
Pindah agama/lintas denominasi
dalam hal ini keluar dari
keanggotaan Gereja Toraja.

Pengurus Jemaat 15-35 tahun karena


terdapat tingkat perbedaan
kaderisasi/keanggotaan di jemaat yang
berbeda-beda.
Pengurus pusat 23-30 tahun untuk proses
Pasal 6,8,10 & 12 (2)
kaderisasi, dimana seorang pengurus pusat
Fungsionaris pengurus pada masing-
hanya bisa menjabat sebagai pengurus
masing jenjang mengikuti usulan no
pusat maksimal 2 periode dalam rentang
6 tentang umur, yaitu
waktu 7 tahun.
Pengurus jemaat : 15-35 tahun
Masa bakti pengurus pusat 5 tahun
162 Pengurus Klasis : 15 – 30 tahun
sangatlah lama, sehingga kaderisasi tidak
Pengurus pusat : 23 - 30 tahun.
dapat berjalan dengan baik &
Masa Bakti pengurus pusat adalah 3
memperhatikan sinkronisasi masa bakti di
tahun, secara otomatis Kongres
lingkup jemaat & klasis.
dilaksanakan sekali dalam 3 tahun.
Kata sekurang-kurangnya pada point 8
Point 8d & 8f dihilangkan
sama maknanya dengan kata minimal,
artinya baru dapat terbentuk jika
memenuhi syarat minimal, sementara saat
ini pengurus pusat tidak memenuhi syarat
tersebut.
Pasal 11
163 Rapat Pimpinan Pusat (RPP) Jelas pada usulan No. 158
dihilangkan

Kongres XIII PPGT, Seriti, 4-9 November 2013 45


PENGUSUL
ALTERNATIF

KLASIS
NO BUNYI USUL LATAR BELAKANG
PEMECAHAN

Pada point 10 terdapat pebedaan yang


sangat mencolok, dalam hal jumlah utusan
bagi klasis yang terdiri atas 7 jemaat
dengan klasis yang memilki jumlah jemaat
Pasal 12
kurang dari 7, dimana pada point 10 b
164 Klasis dengan jumlah jemaat kurang
menggunakan kelipatan 3 untuk 1 utusan.
dari 7, mengutus 2 orang utusan.
Memberikan kesempatan kepada klasis
dengan jumlah jemaat kurang dari 7 untuk
ikut merasakan Kongres dengan jumlah
utusan yang cukup refresentatif.
Pasal 16 Pada point 3 tidak terdapat penjelasan
Warna putih pada logo diberikan makna warna putih.
makna. Biru benhur tidak jelas, dalam pemaknaan
Jenis warna biru yang jelas. pada point 3 juga tidak ada.
Logo menggunakan gambar bintang

Makassar
7 diberi makna. Logo yang ada pada buku hasil Kongres XII
PPGT monokrom & menggunakan
Point 5 (e) lambang yang tidak jelas, sementara logo
165
Pada bendera diberi identitas yang dipakai saat ini memiliki unsur
Persekutuan Pemuda Gereja Toraja, bintang.
nama klasis & nama jemaat, tanpa
kata “pengurus”. Kata pengurus mengindikasikan bahwa
yang memiliki wewenang atas bendera
Point 7 tersebut hanya pengurus, berbeda dengan
Identitas diberi kata “pengurus”. stempel, dimana hanya pengurus yang
memilki wewenang atas penggunaannya.
Pasal 17 Pada pasal 17 tidak terdapat penetapan
166 Arbitrase penggunaan ART perlu penggunaan ART, seperti yang terdapat
diatur. pada AD.
Semua perubahan pada TGGT yang
167 Perubahan mengikuti TGGT menyangkut PPGT diubah pada AD.ART
PPGT.

Pengurus Pusat PPGT untuk


168 Perlunya keseragaman tematis perenungan
pengadaan pedoman Ibadah PPGT

Bittuang
Peninjauan kembali komposisi
“utusan cadangan” dalam konperensi
Adanya kesan pengkotak-kotakan peserta
169 studi menjadi saran untuk selanjutnya
konperensi.
redaksi kata menjadi “Undangan
Pengurus Jemaat” Seko Embona Tana

Pengadaan Handy Talkie di Pengurus


170 Dapat berkomunikasi dengan lancar
Seko Lemo &

Pusat PPGT

Pembagian Wilayah Pelayanan


171 Mengefektifkan pelayanan
khusus untuk Seko

Kongres XIII PPGT, Seriti, 4-9 November 2013 46


2. Pengurus Pusat PPGT
NO BUNYI USUL LATAR BELAKANG ALTERNATIF PEMECAHAN
1. Hasil Konsultasi OIG tahun 2013 PEMBUKAAN
menyatakan kata “integral” sudah tidak Bahwa sesungguhnya Persekutuan Pemuda
relevan digunakan, sebab menyangkal Gereja Toraja adalah gereja, yaitu persekutuan
orang-orang yang dipanggil dan beriman kepada
hakikat gereja sebagai keluarga Allah yang
Yesus Kristus, dan mengaku bahwa Yesus Kristus
utuh. Itulah Tuhan dan Juruslamat, sebagaimana
2. Pembukaan PPGT masih terlalu luas dan disaksikan dalam Alkitab, Perjanjian Lama dan
panjang Perjanjian Baru. Persekutuan Pemuda Gereja
3. Pentingnya memiliki pembukaan yang lebih Toraja adalah warga gereja yang sadar dan
padat dan substansil bertanggung jawab akan tugas dan panggilannya
4. Sejumlah kalimat penjelasan tidak perlu lagi di tengah-tengah gereja, masyarakat dan alam
semesta.
dicantumkan karena sudah diatur dalam
Bahwa sesungguhnya Persekutuan Pemuda
Pembukaan TGGT. Kalimat yang masih
Gereja Toraja adalah generasi masa kini dan masa
dicantumkan adalah statemen dasar yang
depan Gereja serta penerus cita-cita perjuangan
mencerminkan eklesiologi Gereja Toraja
Amandemen bangsa. Persekutuan Pemuda Gereja Toraja
yang menjadi dasar eklesiologi PPGT
1 Pembukaan melaksanakan panggilan persekutuan, pelayanan
5. Pembukaan yang sering dibaca dalam setiap
ADART PPGT dan kesaksian sebagai penampakan iman dan
even organisasi harusnya statemen dan
pengharapannya kepada Tuhan yang terwujud
pengakuan dasar yang menggambarkan
dalam kasih dan pelayanan kepada sesama, tanpa
organisasi PPGT secara holistik namun
sekat, tanpa batas dan tanpa pamrih.
ringkas, padat, dan tajam.
6. Inti pembukaan pada dasarnya adalah Bahwa sesungguhnya Persekutuan Pemuda Gereja
rumusan padat tentang rumusan eklesiologi, Toraja adalah pelayan Tuhan di tengah-tengah
misiologi dan historikal PPGT secara ringkas dunia, yang diutus ke dalam dunia untuk
dan padat. menyatakan damai sejahtera bagi semua ciptaan.
Dalam menyatakan tugas panggilannya, maka
pada tanggal 11 Desember 1962, dibentuklah
wadah pelayanan dan kaderisasi pemuda Gereja
Toraja yang diberi nama Persekutuan Pemuda
Gereja Toraja, sebagai Organisasi Intra Gerejawi
yang pertama dalam Gereja Toraja.
a. Pentingnya memperkuat regenerasi.
b. Perubahan dan perkembangan dunia sangat
cepat dan harus direspons cepat oleh PPGT
c. Standar nasional sebagaimana diatur dalam
UU Kepemudaan adalah 30 tahun. Perubahan rumusan:
Amandemen ART d. Standar Internasional, misalnya dalam Rule Anggota Biasa yaitu semua anggota Gereja Toraja
2
Pasal 2 Butir 1 of Conduct WCC adalah 30 tahun yang berumur 15-30 Tahun.
e. Kriteria usia pemuda dalam kegiatan-
kegiatan nasional dan internasional,
misalnya PGI, CCA, EMS dan GZB adalah 28
tahun

a. Masa 5 tahun tidak menggambarkan PPGT


sebagai organisasi kader;
b. 5 tahun adalah waktu yang terlalu lama
untuk menduduki jabatan organisasi yang
menyandang predikat kader;
c. Periode 5 tahun baru diberlakukan pada
tahun 1998, sebelumnya periode
kepengurusan PP PPGT adalah 2 tahun
(pada awal berdirinya) 3 tahun (Era 70-80)
4 tahun (Era 80).
Amandemen ART Perubahan rumusan:
3 d. Dalam 15 tahun terakhir, periode 5 tahun
Pasal 10 butir 5 Masa bakti Pengurus Pusat adalah 3 (tiga) tahun.
cukup menjenuhkan bagi sebagian besar
pengurus (Hasil wawancara dengan
Pengurus Inti PPGT periode 1998-2003,
2003-2008, dan 2008-2013).
e. PPGT Era 60-70 lebih menggambarkan
PPGT sebagai organisasi kader, karena roda
regenerasi organisasi terus berjalan setiap 2
atau 3 tahun.

Kongres XIII PPGT, Seriti, 4-9 November 2013 47


NO BUNYI USUL LATAR BELAKANG ALTERNATIF PEMECAHAN
4 Amandemen ART a. Dalam rangka mendapatkan data dan Pimpinan Sidang mengajukan seorang nama untuk
Pasal 12 butir 5 rekaman hasil persidangan yang profesional, ditetapkan sebagai Sekretaris Persidangan setelah
maka sekretaris persidangan seharusnya mendapat pertimbangan dari Pengurus Pusat,
direkrut oleh Panitia Persidangan. Panitia Persidangan dan Penasihat.
b. Pengurus seharusnya fokus menjalankan
tugas dan wewenangnya dalam kongres.
5 Personil PP PPGT 1. Sesuai beban kerja, justru Pengurus Jemaat- 1. Semua Personil PP sifatnya part time.
tidak perlu full lah yang harus fulltimer, karena berhadapan 2. PP PPGT mengangkat seorang tenaga fultimer,
timer langsung dengan urusan anggota PPGT. dalam koordinasi dengan BPS Gereja Toraja
2. Tugas Pengurus Pusat adalah koordinator, untuk menjadi pegawai Gereja Toraja yang
komunikator, fasilitator dan inspirator bagi bekerja dikantor PPGT sampai pensiun.
Pengurus Klasis, sehingga tidak membu- 3. Syarat dan ketentuan serta mekanisme
tuhkan tenaga fulltimer. rekrutmen dibahas bersama antara PP PPGT
3. Tenaga fulltimer seharusnya terikat untuk dan BPS Gereja Toraja.
tinggal di kantor serta diikat oleh jam
kantor, sehingga tidak cocok diterapkan
untuk personil PP PPGT yang seharusnya
selalu bergerak (keluar) ke klasis untuk
menjalan ke-4 fungsi pada point 2 di atas.
4. Tugas-tugas yang membutuhkan full timer
adalah tugas administrasi, kesekretariatan
dan keuangan yang seharusnya dijabat oleh
personil dengan status pegawai, sehingga
tidak selalu berganti pada pergantian
periode. Dengan demikian tenaga tersebut
dapat mengusai data dan perkembangan
PPGT dari waktu ke waktu.
5. Jelasnya, bahwa personil pengurus akan
lebih banyak turun ke klasis, sementara
kantor akan diurus oleh staf full timer yang
profesional
6 Merger / 1. Fakta bahwa semakin hari klasis semakin a. Bekerja sama dengan PP SMGT untuk
Penggabungan kecil dan cenderung meniru pola melakukan kajian kemungkinan melakukan
Klasis terdekat pemerintahan. Jika di pemerintahan, merger / penggabungan klasis.
pemekaran dapat mendekatkan pelayanan b. Hasil kajian dipersiapkan untuk diajukan
kepada masyarakat karena disertai dengan bersama PP PPGT dan PP SMGT ke Sidang
sarana, prasarana, tenaga dan anggaran, hal Sinode Am XXIV tahun 2018 di Makale.
sebaliknya justru terjadi dalam pemekaran
klasis-klasis. Klasis yang sebelumnya sangat
berdaya dan hampir mandiri dalam
melaksanakan kegiatan-kegiatan, setelah
pemekaran justru menjadi lesu.Klasis-klasis
kecil semakin terpuruk karena cenderung
jemaat-jemaat yang kuat biasanya
berkumpul dalam satu klasis. Tak heran, ada
sejumlah klasis yang generasi mudanya
(PPGT dan SMGT) mengalami penurunan
pasca pemekaran.
2. Hal sebaliknya justru harus dilakukan, yaitu
Penggabungan Klasis-klasis, agar klasis
menjadi cukup besar dan saling meringankan
beban saat melakukan kegiatan-kegiatan.
Sejumlah klasis yang jika menggabungkan
diri berpotensi mengangkat tenaga fultimer
untuk Generasi Muda (SMGT dan PPGT),
atau sekurang-kurangnya dapat mengangkat
BPK Fulltime. Dari sisi hubungan dengan
pemerintah, sejumlah klasis jika melakukan
merger akan memiliki kekuatan untuk
mempengaruhi keputusan pemerintah
misalnya klasis-klasis di Luwu.
3. Jumlah klasis terlalu banyak, tetapi kecil-
kecil sehingga berdampak pada dua hal.
Pertama: menyulitkan tuan rumah dalam
kalkulasi kehadiran peserta dalam kegiatan-

Kongres XIII PPGT, Seriti, 4-9 November 2013 48


NO BUNYI USUL LATAR BELAKANG ALTERNATIF PEMECAHAN
kegiatan tingkat sinodal. Kedua:
Menyulitkan klasis tertentu (yang semakin
kecil) untuk hadir dalam kegiatan tingkat
sinodal karena semakin menyusutnya
potensi yang dimiliki.
4. Pihak yang paling rentan terkena efek dari
pemekaran klasis adalah PPGT dan SMGT.
5. Pemekaran Klasis mereduksi klasis sebagai
persekutuan yang harus saling membagi dan
meringankan beban

3. Usul-usul yang Muncul dalam Sambutan, Ibadah/PA, Konperensi Studi dan


Tanggapan Terhadap Laporan PP.PPGT.

NO BUNYI USUL LATAR BELAKANG ALTERNATIF PEMECAHAN


Karena mengingat era globalisasi
yang semakin berkembang, maka
Pengurus Pusat PPGT ke depan harus
1 dengan sendirinya Pemuda Pemudi Ketua PPGT Full Time
bersedia Full Time.
Gereja Toraja harus ditangani lebih
serius
Perlu studi terhadap toraya
2 Toraya makombongan
makombongan
Dalam menyangkut generasi muda di
pelosok maka perlu diangkat
Adanya tugas khusus pendeta generasi pendeta generasi muda di lingkup
3
muda pusat untuk dilakukan perkunjungan
secara rutin kepada pemuda-pemudi
pelosok
Merekomendasikan kepada pengurus
PPGT, pengurus Jemaat PPGT, untuk
4
mensosialisasikan Konsensus dalam rapat
anggota, konperensi Klasis dan Kongres
Membentuk tim khusus untuk
5 penyelarasan GBPP dengan kurikulum
kaderisasi PPGT
Membuat pembinaan-pembinaan yang
6
lebih kreatif
7 Peran tugas korwil
Format PRAYA 9 PPGT perlu
diperbaiki agar semakin fokus pada
kegiatan pada pesta iman dan
konsolidasi warga PPGT, kegiatan
lomba perlu dipikirkan untuk
dipisahkan dalam kegiatan tersendiri,
8 PRAYA 10 PPGT
misalnya dengan nama Olimpiade
PPGT, dengan demikian PRAYA 10
PPGT fokus pada konsuldasi anggota
dan Olimpiade pertama PPGT, fokus
pada lomba baca Aliktab, Gereja,
seni dan olahraga
Tamatan theologia yang kurang
9
dimaksimalkan dalam Gereja Toraja
Merekomendasikan satu hal persoalan
nama persekutuan pemuda gereja toraja
10 kata persekutuan itu direkomendasikan
untuk kemudian tidak digunakan
sehingga menjadi Pemuda Gereja Toraja
Bagaimana Sikap PPGT terhadap
11
Penyakit sosial
Saldo Pengurus Pusat PPGT Periode
12
2003/2008

Kongres XIII PPGT, Seriti, 4-9 November 2013 49


NO BUNYI USUL LATAR BELAKANG ALTERNATIF PEMECAHAN

13 Term Of Reference (TOR) PRAYA


4. Merekomendasikan kepada
pengurus pusat PPGT untuk
memperjelas status warkop yang
ada di halaman kantor pengurus
PPGT
Warkop di halaman Ruang Kantor 5. Merekomendasikan kepada
14
Pengurus Pengurus Pusat PPGT untuk
membuat MOU dengan
pengelolah warkop yang ada di
halaman kantor pengurus pusat
PPGT.

Ditetapkan di : Seriti
Tanggal : 6 Nopember 2013

MAJELIS PIMPINAN SIDANG


PERSEKUTUAN PEMUDA GEREJA TORAJA

Pdt. Ivan Sampe Buntu, S.Th Aldri Yanto Hendra, A.Md

Prop. Resva Rerung, S.Th

Pdt. Bambang Sugiarto Palamba‟, S.Th Josep Juliaser Jusuf.SH

Fery Hendra, S.Th


Sekretaris Fungsional

Kongres XIII PPGT, Seriti, 4-9 November 2013 50


KEPUTUSAN
KONGRES XIII PPGT
Nomor : 13.08.KEP.KONGRES XIII.PPGT.11.2013

TENTANG

PANITIA KHUSUS (PANSUS) AMANDEMEN


ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA
PPGT

Dengan pertolongan Allah Bapa, Allah Anak dan Allah Roh Kudus, Kongres XIII
Persekutuan Pemuda Gereja Toraja (PPGT) :

Menimbang : a. bahwa dalam rangka mengaktualisasikan tugas


panggilannya, PPGT senantiasa berupaya menyelaraskan
aktifitas pelayanannya dengan perkembangan kebutuhan
dan tuntutan kehidupan bergereja dan bermasyarakat,
dengan tetap mengacu pada Alkitab, Pengakuan Iman
Gereja Toraja, dan Tata Gereja Gereja Toraja;
b. bahwa Sidang Majelis Sinode (SMS) XXIII telah melakukan
amandemen terhadap Tata Gereja Gereja Toraja. Dengan
perubahan Tata Gereja Gereja Toraja, maka AD/ART PPGT
harus mengikuti perubahan itu;
c. bahwa perubahan AD/ART PPGT akan dibahas oleh Panitia
Khusus (PANSUS) yang perlu ditetapkan melalui Keputusan
Kongres XIII PPGT.

Mengingat : 1. Pengakuan Iman Gereja Toraja (PIGT)


2. Tata Gereja Gereja Toraja (TGGT)
3. Keputusan SMS XXIII nomor : 15 Kep/SMS-XXIII/GT/VII/2011
4. Anggaran Dasar PPGT pasal 15 tentang Perubahan AD/ART
dan ART PPGT pasal 12 tentang Kongres;
5. Keputusan Kongres XIII PPGT nomor 13.03.KEP.Kongres
XIII.PPGT.11.2013 tentang Tata Tertib Kongres XIII PPGT;
6. Keputusan Kongres XIII PPGT nomor 13.07.KEP.Kongres
XIII.PPGT.11.2013 tentang Penetapan Usul-Usul.

Memperhatikan : 1. Rumusan Perubahan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah


Tangga PPGT;
2. Pandangan Umum, tanggapan, jawaban, usul dan saran serta
aspirasi dari peserta Kongres XIII PPGT;
3. Pertimbangan dan nasihat dari Penasihat Kongres XIII PPGT.

Kongres XIII PPGT, Seriti, 4-9 November 2013 51


MEMUTUSKAN

Menetapkan : Keputusan tentang Panitia Khusus (PANSUS) Amandemen


Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga PPGT.

Pertama : Keputusan tentang Panitia Khusus (Pansus) Amandemen


Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga PPGT adalah :

Ketua : Andy Richard, S.Psi


Sekretaris : Pdt. Budi Prayetno, S.Th
Pembantu Umum : Eltuin
Anggota : terlampir

Kedua : Menugaskan kepada Panitia Khusus (Pansus) untuk membahas


amandemen Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga
PPGT sebelum Kongres ditutup.

Ketiga : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di : Seriti
Tanggal : 7 Nopember 2013

MAJELIS PIMPINAN SIDANG


PERSEKUTUAN PEMUDA GEREJA TORAJA

Pdt. Ivan Sampe Buntu, S.Th Aldri Yanto Hendra, A.Md

Prop. Resva Rerung, S.Th

Pdt. Bambang Sugiarto Palamba‟, S.Th Josep Juliaser Jusuf.SH

Fery Hendra, S.Th


Sekretaris Fungsional

Kongres XIII PPGT, Seriti, 4-9 November 2013 52


Lampiran : Keputusan Kongres XIII PPGT
Nomor : 13.08.KEP.KONGRES XIII.PPGT.11.2013
Tanggal : 7 Nopember 2013

DAFTAR NAMA PANITIA KHUSUS (PANSUS)


AMANDEMEN ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA

Nomor
Nama Panitia Khusus Jabatan Unsur / Klasis
Urut ID Card
1 F.004 Pdt. Yahya Boong, S.Th, MM Panitia Pengarah BPS GT
2 C.015 Oktoviktor Limbong, S.T Penasehat PP Demisioner
3 A.155 Pdt. Bambang S. Palamba, S.Th Majelis Pimpinan Sidang Sa‟dan Matallo
4 C.003 Pdt. Ivan Sampe Buntu, S.Th Majelis Pimpinan Sidang PP. PPGT
5 A.097 Ade Fadli Kasi Anggota Kota Palopo
6 A.051 Albertinus Boby Anggota Seriti
7 A.328 Alfriadi Darminto Anggota Sangalla Barat
8 A.425 Antonius Patandeanan Anggota Bittuang
9 A.040 Arman Mulun Anggota Rosaba
10 A.516 Budi Isak Taruk Anggota Kaltim Balikpapan

11 A.324 Christian Banna Anggota Sangalla


12 A.261 Darman Layuk Padang Anggota Madandan
13 A.526 Daud Arung Pangarungan Anggota Parandangan
14 A.145 Delila Pali‟, S.Kep Anggota Sasi
15 A.140 Deny Rapang Anggota Sasi Utara
16 A.045 Erson David Anggota Baebunta Selatan

17 A.340 Farma Normandya, S.H Anggota Mengkendek Utara Barat

18 A.395 Ferdi Patandian Sirenden, SH Anggota Abba


19 A.117 Firmas Nosioktafian, S. Farm Anggota Luwu
20 A.013 Fransiskus S.N Anggota Wotu
21 A.173 Frida Londa Anggota Tondon
22 A.268 Grisilia Isabella Madao Anggota Kesu Malenong
23 A.258 Harwidi Sugiarto Anggota Nonongan Salu
24 A.402 Helce Rante Allo Anggota Ulusalu
25 A.026 Henny Datu Lumuran Anggota Bone-bone
26 A.228 Herman Tandi, S.Pd Anggota Pangalla
27 A.126 Jery Parimba, S.T Anggota Rantepao
28 A.453 Joni Pareang, S.T Anggota Pulau Jawa
29 A.306 Joni Serang Anggota Makale Selatan
30 A.006 Jurnal L. Tonno' Anggota Kalaena
31 A.497 Kurniarani Litha M.D. Anggota Kaltim Tengah
32 A.505 Lias Bu‟tu Bunga, A.Md Anggota Kutai Kaltim
33 A.124 Malvin Anggota Walenrang Timur

34 B.056 Maranatha Lebang Anggota Bone

Kongres XIII PPGT, Seriti, 4-9 November 2013 53


Nomor
Nama Panitia Khusus Jabatan Unsur / Klasis
Urut ID Card
35 A.295 Marthen Honta Lambe‟ Anggota Makale Utara
36 A.524 Musa Pareang Anggota Tikala
37 A.488 Natan R. Pakolo, S.Th Anggota Sigi Lore
38 A.031 Oktovianus Pasombo Anggota Masamba
39 A.509 Paulus Manaba Anggota Kaltim Tarakan
40 A.202 Pdt. Elen Yusuf Padang, S.Th Anggota Sesean
41 A.401 Pdt. Hezel S. Taruk Allo, S.Th Anggota Malimbong
42 A.334 Pdt. Liana Madaun, S.Th Anggota Sangalla Selatan
43 A.012 Pdt. Melki Upa', S.Th Anggota Malili
44 A.106 Pdt. Misel Sanda Luten, S.Th Anggota Basse Sangtempe
45 A.233 Pdt. Sulfrida Lolok, S.Th Anggota Pangala Utara
46 A.179 Pdt. Yunus Killi, S.Th Anggota Nanggala Karre
47 A.167 Pnt. Daniel Palamba' Anggota Balusu
48 A.248 Pnt. Serman Kamban Anggota Kapalapitu
49 A.244 Prop. M. Lodi, S.Th Anggota Baruppu
50 A.238 Prop. Edi. C, S.Th Anggota Awan
51 A.414 Prop. Enos Parinding, S.Th Anggota Rembon Sa‟doko

52 A.101 Prop. Heryanto Manurun, S.Th Anggota Malangke


53 A.419 Prop. Ika Ganta Tonapa, S.Th Anggota Rembon
54 A.210 Prop. Lius Bongga Linggi, S.Th Anggota Dende Denpiku
55 A.162 Prop. Nasri Sion, S.Th Anggota Sa‟dan Ulusalu
56 A.429 Prop. Samuel Tempaya, S.Th Anggota Bittuang Se‟seng
57 A.077 Prop. Semuel Mangalik, S.Th Anggota Seko Embona Tana

58 A.285 Prop. Stepanus A. Bungaran, S.Th Anggota Rantebua


59 A.223 Prop. Sujenta Pongtuluran, S.Th Anggota Kurra Denpiku
60 A.310 Putri R. Pala‟biran, S.Th Anggota Tallunglipu
61 B.037 Rama Nita Garrung, S.Pd Anggota Buntao
62 A.059 Riadi, S.Pd Anggota Lamasi
63 A.469 Risto Semris. M Anggota Sulawesi Barat
64 A.311 Robi Paseru, S.Th Anggota Makale Randan Batu Pa‟buaran

65 A.275 Rudianto Biri‟ Anggota Kesu La‟bo


66 A.048 Samuel Anggota Sangbua Lambe
67 A.065 Septianus Anggota Walenrang
68 A.021 Stepanus, SP. Anggota Sukamaju
69 A.088 Yan Samma Anggota Palopo
70 A.476 Yance Lumalan, S.Pd Anggota Sulawesi Tengah
71 A.073 Yosef Sulle Anggota Seko Lemo
72 A.216 Yosep Rambu Allo Bua Anggota Piongan Denpiku

73 A.343 Yulianus S. Tangdiria Anggota Mengkendek Utara Timur

74 A.351 Yulianus Tandi Ali Anggota Mengkendek Tengah Timur

Kongres XIII PPGT, Seriti, 4-9 November 2013 54


Nomor
Nama Panitia Khusus Jabatan Unsur / Klasis
Urut ID Card
75 A.364 Yulius Nelson S.Th Anggota Gandangbatu
76 A.357 Yulius Sande, S.Pd Anggota Sillanan
77 A.154 Yusman Pabate', S.Pd Anggota Sa‟dan
78 A.465 Yusran Lobo, S.Th Anggota Pare-pare
Catatan :
Tempat Pelaksanaan : Gedung Gereja Jemaat Tondok Tangnga
Waktu Kegiatan : 10.33 – 20.41 Wita

Ditetapkan di : Seriti
Tanggal : 7 Nopember 2013

MAJELIS PIMPINAN SIDANG


PERSEKUTUAN PEMUDA GEREJA TORAJA

Pdt. Ivan Sampe Buntu, S.Th Aldri Yanto Hendra, A.Md

Prop. Resva Rerung, S.Th

Pdt. Bambang Sugiarto Palamba‟, S.Th Josep Juliaser Jusuf.SH

Fery Hendra, S.Th


Sekretaris Fungsional

Kongres XIII PPGT, Seriti, 4-9 November 2013 55


KEPUTUSAN
KONGRES XIII PPGT
Nomor : 13.09.KEP.KONGRES XIII.PPGT.11.2013

TENTANG

KURIKULUM PEMBINAAN PPGT

Dengan pertolongan Allah Bapa, Allah Anak dan Allah Roh Kudus, Kongres XIII
Persekutuan Pemuda Gereja Toraja (PPGT) :

Menimbang : a. bahwa dengan berdasarkan Alkitab dan tuntutan kebutuhan


konteks pelayanan PPGT, KONGRES XIII PPGT perlu
menetapkan kurikulum pembinaan PPGT;

b. bahwa kurikulum pembinaan PPGT perlu ditetapkan untuk


menjadi arahan program kerja pelayanan PPGT pada semua
lingkup.

Mengingat : 1. Pengakuan Iman Gereja Toraja (PIGT)


2. Tata Gereja Gereja Toraja (TGGT)
3. ART PPGT pasal 12
4. Surat Keputusan PP.PPGT nomor 013.SK.032.08.2013
tentang Tim Kerja Seminar dan Lokakarya Kurikulum PPGT.

Memperhatikan : 1. Hasil kerja Tim Kerja Seminar dan Lokakarya Kurikulum


PPGT.
2. Pandangan Umum, tanggapan, usul dan saran-saran yang
berkembang dalam penyampaian hasil Semiloka Kurikulum
PPGT.

MEMUTUSKAN

Menetapkan : Keputusan tentang Kurikulum Pembinaan PPGT.

Pertama : Menetapkan Hasil Seminar dan Lokakarya Kurikulum PPGT,


sebagaimana yang terdapat pada lampiran yang merupakan
bagian tak terpisahkan dari keputusan ini

Kedua : Menugaskan Pengurus Pusat terpilih untuk membentuk tim


pengkaji, penyempurnaan dan sosialisasi.

Kongres XIII PPGT, Seriti, 4-9 November 2013 56


Ketiga : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di : Seriti
Pada tanggal : 7 November 2013

MAJELIS PIMPINAN SIDANG


PERSEKUTUAN PEMUDA GEREJA TORAJA

Pdt. Ivan Sampe Buntu, S.Th Aldri Yanto Hendra, A.Md

Prop. Resva Rerung, S.Th

Pdt. Bambang Sugiarto Palamba‟, S.Th Josep Juliaser Jusuf.SH

Fery Hendra, S.Th


Sekretaris Fungsional

Kongres XIII PPGT, Seriti, 4-9 November 2013 57


Lampiran : Keputusan Kongres XIII PPGT
Nomor : 13.09.KEP.KONGRES XIII.PPGT.11.2013
Tanggal : 7 Nopember 2013

KURIKULUM PEMBINAAN PPGT

1. KOMPETENSI IMAN KRISTEN

Kompetensi Dasar
Kompetensi
Defenisi Indikator 1 2 3 4 5
Utama
Bersemi Berakar Bertumbuh Berbuah Berbuah Lebat
1. Menguasai 1.1. Mengetahui 1.2. Memiliki 1.3. Mampu 1.4.1. Memiliki 1.5. Mampu
Isi Alkitab pentingnya kebiasaan memahami kemampuan mengajarkan
menguasai isi membaca pokok- dasar dan
Alkitab Alkitab pokok menafsirkan memberitakan
secara rutin ajaran isi Alkitab isi Alkitab
dan utama dari 1.4.2. Memiliki
berkelanjutan setiap Kitab kemampuan
berteologi
Setiap kader
2. Menguasai 2.1. Mengetahui 2.2. Mengenal 2.3. Mendalami 2.4. Mampu 2.5. Mampu
mampu
Dogma dan ajaran-ajaran ajaran pokok- mengajarka Melakukan
Iman memahami,
Etika Gereja dasar dan pokok dan pokok n ajaran dialog lintas
Kristen menghayati dan
Etika Gereja etika Gereja ajaran dan dan etika denominasi
memberlakukan
Toraja Toraja etika gereja gereja dan lintas
ajaran Yesus Kristus
agama
3. Kontribusi/ 3.1. Terlibat 3.2. Terlibat 3.3. Terlibat 3.4. Terlibat 3.5. Mampu
Karya melayani dalam dalam dalam melayani
Pelayanan dalam pelayanan pelayanan pelayanan lintas
komunitasnya jemaat klasis wilayah denominasi
dan lintas
agama (Kader
siap utus)

Kongres XIII PPGT, Seriti, 4-9 November 2013 58


KOMPETENSI DASAR INDIKATOR BENTUK/JENIS PROGRAM TARGET PESERTA
BERSEMI
1.1. Mengetahui pentingnya menguasai 1.1.1. Memiliki Alkitab
isi Alkitab 1.1.2. Dapat menjelaskan alasan pentingnya
Diskusi Terpimpin, one on
menguasai isi Alkitab
one mentoring, pelatihan
1.1.3. Memiliki motivasi membaca dan menguasai isi Pra PPGT (Remaja)
Gerakan Cinta Alkitab,
Alkitab dan PPGT Pemula
Comunity Mentoring,
2.1. Mengetahui ajaran-ajaran dasar 2.1.1. Dapat menguraikan ajaran-ajaran dasar dan
Cell Group
dan etika gereja Toraja etika Gereja Toraja
3.1. Terlibat melayani dalam 3.1.1. Dapat memimpin doa, pujian/liturgi ibadah
komunitasnya
BERAKAR
1.2. Memiliki kebiasaan membaca 1.2.1. Memiliki jadwal daftar bahan bacaan harian One on one mentoring,
Alkitab secara rutin dan Alkitab Comunity Mentoring, Cell
berkelanjutan 1.2.2. Membaca Alkitab secara rutin dan Group
berkesinambungan Pembinaan tentang PGT dan PPGT
2.2. Mengenal ajaran pokok dan etika 2.2.1. Dapat menjelaskan ajaran pokok dan etika TGT
gereja Toraja Gereja Toraja.(PGT ) Pelatihan Mengajar Sekolah
3.2. Terlibat dalam pelayanan jemaat 3.2.1. Dapat mengajar sekolah minggu Minggu,
3.2.2. Terlibat dalam berbagai pelayanan jemaat
BERTUMBUH
1.3. Mampu memahami pokok-pokok 1.3.1. Dapat menguraikan pengelompokan kitab-kitab
ajaran utama dari setiap Kitab dalam PL dan PB
1.3.2. Dapat menjelaskan pokok-pokok ajaran utama
dari masing-masing kitab dalam PL dan PB
2.3. Mendalami pokok-pokok ajaran 2.3.1. Dapat memberikan pertimbangan dalam Comunity Mentoring
PPGT
dan etika gereja penyelesaian persoalan-persoalan di jemaat Cell Group, Peers Mentoring
yang berkaitan dengan pokok-pokok ajaran dan
3.3. Terlibat dalam pelayanan klasis etika gereja
3.3.1. Aktif dalam kegiatan pelayanan klasis: hari raya
gerejawi dan kegiatan-kegiatan spiritualitas
gerejawi

Kongres XIII PPGT, Seriti, 4-9 November 2013 59


KOMPETENSI DASAR INDIKATOR BENTUK/JENIS PROGRAM TARGET PESERTA
BERBUAH
1.4.1. Memiliki kemampuan dasar 1.4.1.1. Menemukan pesan/makna dari bagian Alkitab
menafsirkan isi Alkitab yang dibaca
1.4.2. Memiliki kemampuan berteologi 1.4.2.2. Dapat merefleksikan pesan/ makna dari isi Pelatihan pelayanan
Alkitab yang dibaca komunitas terpusat (Pelatihan
2.4. Mampu mengajarkan ajaran dan 2.4.1 Dapat memberi memberikan bimbingan PPGT
Menulis Renungan),
dan etika gereja kepada sesama kader mengenai pokok ajaran Comunity Mentoring
dan etika gereja
3.4. Terlibat dalam pelayanan 3.4.1. Aktif dalam kegiatan pelayan dalam lingkup
wilayah wilayah dan tingkat yang lebih luas, Mis.:
Pesparawi, Praya PPGT
BERBUAH LEBAT
1.5. Mampu mengajarkan dan 1.5.1. Dapat berkhotbah tentang isi Alkitab
Pelatihan Berkhotbah,
memberitakan isi Alkitab
Pembinaan Oikumenis,
2.5. Mampu Melakukan dialog lintas 2.5.1. Terlibat aktif dalam berbagai kegiatan dialog PPGT dan
Comunity Mentoring
denominasi dan lintas agama lintas denominasi dan lintas agama. Masyarakat.
Cell Group, Peers Mentoring,
3.5. Mampu melayani lintas 3.5.1. Terlibat aktif dalam berbagai kegiatan
one on one mentoring.
denominasi dan lintas agama pelayanan lintas denominasi dan lintas agama
(Kader siap utus)

PROGRAM UNTUK FASILITATOR

 Pelatihan Fasilitator di Tingkat Klasis , wilayah, dan pusat


 Mentoring dan evaluasi fasilitator di tingkat klasis dan wilayah

REKOMENDASI INTERVENSI
1. Sosialisasi program kepada majelis gereja dan warga jemaat
2. Fasilitasi pelaksanaan program dengan kerja sama sekolah-sekolah
3. Back up fasilitator untuk klasis/wilayah yang kekurangan kader
4. Penyediaan anggaran bagi kegiatan program pada setiap tingkatan
5. Fasilitasi konectifitas terhadap program-program pemerintah

Kongres XIII PPGT, Seriti, 4-9 November 2013 60


2. KOMPETENSI KEMASYARAKATAN

Kompetensi Dasar
Kompetensi
Defenisi Indikator 1 2 3 4 5
Utama
Bersemi Berakar Bertumbuh Berbuah Berbuah Lebat
3. Penguasaan 3.1. Mengenal 3.2. Mengenal 3.3. Menguasai 3.4. Mampu 3.5. Mampu
pengetahuan stakeholder masalah-masalah metode- melakukan melakukan dan
dan dan peran dalam metode rencana aksi mengelola aksi
keterampilan masing- masyarakat dan analisis sosial
Kemampuan keterlibatan masing mampu
kader PPGT dalam membangun
untuk masyarakat jejaring dengan
menguasai stakeholder
pengetahuan dalam
dan masyarakat
ketrampilan 4. Penguasaan 4.1. Mengenali 4.2. Mengenali 4.3. Menguasai 4.4. Memiliki 4.5. Mampu
Kemasyarakatan

dalam norma dan norma-norma aturan-aturan aturan dan kemampuan mengelola


aturan yang berlaku umum yang norma yang untuk terlibat kelompok massa
menjalankan
masyarakat di masyarakat berlaku di berkaitan dalam upaya dalam
peran di
lokal tingkat daerah/ dengan untuk melakukan
masyarakat persoalan-
secara khusus wilayah menyelesaikan advokasi
persoalan
keberpihakan persoalan kebijakan
aktual yang
pada terjadi di norma yang
masyarakat daerah/ terkait.
yang miskin wilayah
dan lemah 5. Keterlibatan 5.1. Memahami 5.2. Memiliki 5.3. Terlibat 5.4. Mampu 3.5. Mampu melakukan
sebagai wujud dalam pentingnya pemahaman yang aktif dalam menggerakkan advokasi kelompok-
kesaksian iman. masyarakat keterlibatan benar terkait kehidupan komunitas kelompok
aktif dalam dengan di dalam masyarakat secara
kehidupan menifestasi ajaran wilayahnya kegiatan konsisten sesuai
gereja dalam dengan nilai Kristiani
masyarakat kemasyarakatan
kehidupan
lokal masyarakat

Kongres XIII PPGT, Seriti, 4-9 November 2013 61


KOMPETENSI DASAR INDIKATOR BENTUK/JENIS PROGRAM TARGET PESERTA
BERSEMI
1.1. Mengenal stake holder dan peran 1.1.1. Mengenal lembaga kemasyarakatan dan
masing-masing fungsinya, ( keluarga, gereja, sekolah,pemerintah
dan lembaga adat) Anggota pemula
observasi lapangan &
2.1. Mengenali norma-norma yang 2.1.1. Mengetahui norma-norma yang berlaku di PPGT(Usia SMP da
pelatihan ( peers tutorial)
berlaku di masyarakat lokal masyarakat lokal SMA).
3.1. Memahami pentingnya 3.1.1. Mampu berperan aktif dalam kehidupan
keterlibatan aktif dalam masyarakat lokal dan menjaga nilai kehidupan
kehidupan masyarakat lokal dalam masyarakat lokal
BERAKAR
1.2. Mengenal masalah-masalah 1.2.1. Mampu mengidentifikasi masalah dan Studi kasus dalam diskusi
dalam masyarakat dan mampu membangun jejaring dengan stakeholder terkait. terpimpin
Membangun jejaring dengan
stakeholder dalam masyarakat
2.2. Mengenali aturan-aturan umum 2.2.1. Mengetahui dan memahami aturan umum yang Pelatihan/diskusi terpimpin
SMA-Mahasiswa
yang berlaku di tingkat berlaku di tingkat wilayah
daerah/wilayah
3.2. Memiliki pemahaman yang benar 3.2.1. Mampu memanifestasikan ajaran Gereja dalam One on one mentoring
terkait dengan menifestasi ajaran kehidupan masyarakat
gereja dalam kehidupan
masyarakat
BERTUMBUH
1.3. Menguasai metode-metode 1.3.1. Mampu melakukan analisis sosial. - Mampu Pelatihan terpusat (ditingkat
analisis sosial melakukan analisis kelembagaan dan situasi Jemaat, klasis maupu
kemasyarakatan. wilayah), Pelatihan keliling.
2.3. Menguasai aturan dan norma 2.3.1. Memiliki pengetahuan dan kesadaran mengenai
yang berkaitan dengan persoalan dalam masyarakat dimana berada. - SMA-Mahasiswa
persoalan-persoalan aktual yang Mengetahui aturan dan norma yang berkaitan
terjadi di daerah/wilayah dengan persoalan aktual yang terjadi Community mentoring atau
diwilayahnya (UU, Perda, Aturan Adat) One on one mentoring.
3.3. Terlibat aktif dalam kehidupan di 3.3.1. Terdata sebagai anggota aktif komunitas
wilayahnya (kelompok kepemudaan atau komunitas hobbi).

Kongres XIII PPGT, Seriti, 4-9 November 2013 62


KOMPETENSI DASAR INDIKATOR BENTUK/JENIS PROGRAM TARGET PESERTA
BERBUAH
1.4. Mampu melakukan rencana aksi 1.4.1. Mampu menyusun rancangan kegiatan dan Pelatihan terpusat /
mengupayakan ketersediaan sumber daya dalam Pelatihan terpimpin.
melakkan sebah aksi sosial tertentu.
2.4. Memiliki kemampuan untuk 2.4.1. Aktif terlibat dalam penyelesaian persoalan One on one mentoring / Pengurus PPGT
terlibat dalam upaya untuk norma/aturan yang terkait. community mentoring Klasis dan Pusat &
menyelesaikan persoalan norma Fasilitator.
yang terkait.
3.4. Mampu menggerakkan 3.4.1. Aktif sebagai pendamping/fasilitator/pemimpin
komunitas dalam kegiatan komunitas kemasyarakatan (diluar komunitas
kemasyarakatan Gereja).
BERBUAH LEBAT
1.5. Mampu melakukan dan 1.5.1. Mampu meyusun rancangan kegiatan dan One on one mentoring /
mengelola aksi mengupayakan ketersediaan sumber daya dan community mentoring.
melakukan aksi sosial tertentu.
2.5. Mampu mengelola kelompok 2.5.1. Terlibat aktif dalam melakukan advokasi Pengurus PPGT
massa dalam melakukan advokasi kebijakan. Klasis dan Pusat &
kebijakan Fasilitator.
3.5. Mampu melakukan advokasi 3.5.1. Terlibat secara konsisten sebagai
kelompok-kelompok masyarakat pendamping/fasilitator /pemimpin advokasi
secara konsisten sesuai dengan kelompok-kelompok masyarakat.
nilai Kristiani
PROGRAM UNTUK FASILITATOR
 Pelatihan Fasilitator di Tingkat Klasis , wilayah, dan pusat
 Mentoring dan evaluasi fasilitator di tingkat klasis dan wilayah
REKOMENDASI INTERVENSI
 Sosialisasi program kepada majelis gereja dan warga jemaat
 Fasilitasi pelaksanaan program dengan kerja sama sekolah-sekolah
 Back up fasilitator untuk klasis/wilayah yang kekurangan kader
 Penyediaan anggaran bagi kegiatan program pada setiap tingkatan
 Fasilitasi konectifitas terhadap program-program pemerintah

Kongres XIII PPGT, Seriti, 4-9 November 2013 63


3. KOMPETENSI ORGANISASI
Kompetensi Dasar
Kompetensi
Defenisi Indikator 1 2 3 4 5
Utama
Bersemi Berakar Bertumbuh Berbuah Berbuah Lebat
Menguasai 1. Penguasaan 1.1.1. Mengenal 8.2.1. Mengetahui 1.3.1. Pemahaman 2.4.1. Mampu 2.5. Memiliki
pengetahuan teori & organisasi di prinsip dasar aturan menjelaskan kemampuan
& keterampilan lingkungan organisasi organisasi PPGT aturan-aturan untuk
keterampilan berorganisasi Gereja 8.2.2.Mengetahui & Gereja Toraja Gereja Toraja & membina &
keorganisasian serta Toraja. dasar-dasar 2.3.2.Mampu PPGT. mengarahkan
dalam manajemen. 2.1.2. Mengetahui manajemen menganalisa 2.4.2. Mampu PPGT dalam
menjamin arti organisasi masalah & mengimplement mencapai
pencapaian pentingnya memberikan asikan teori & tujuan
tujuan ber- & fungsi solusi. keterampilan organisasi
PPGT untuk berorganisasi berorganisasi &
mewujudkan manajemen.
warga gereja 2. Penguasaan 2.1. Mengetahui 2.2. Mengetahui 2.3. Memahami 2.4. Mampu 2.5. Menjadi
yang sadar & kepemimpin makna & teori, prinsip prinsip & mengimplemen- pemimpin
bertanggungja an fungsi & keterampilan tasikan prinsip & yang
Organisasi
wab akan seorang keterampilan kepemimpinan keterampilan berkarakter
tugas pemimpin kepemimpin beretos kristiani kepemimpinan kristiani di
panggilannya an kristiani yang beretos luar PPGT.
di tengah kristiani
gereja, bangsa 3. Keterlibatan 3.1. Mengetahui 3.2.1. Memiliki 5.3.1. Memiliki 5.4.1. Mampu terlibat 5.5. Mampu
& alam aktif dalam pentingnya sense of fanatisme / aktif dalam terlibat aktif
semesta. organisasi peranan belonging semangat kepengurusan/ dalam
seorang 3.2.2.Mampu militansi kepanitiaan organisasi
anggota terlibat aktif berPPGT. PPGT di lingkup kemasyaraka-
PPGT sebagai 5.3.2.Mampu terlibat Klasis & Pusat. tan.
anggota aktif dalam 5.4.2. Mampu menjadi
PPGT kepengurusan/ke majelis gereja.
panitian PPGT di
lingkup jemaat.

Kongres XIII PPGT, Seriti, 4-9 November 2013 64


KOMPETENSI DASAR INDIKATOR BENTUK/JENIS PROGRAM TARGET PESERTA
BERSEMI
1.1.1. Mengenal organisasi di 1.1.1.1. Mengetahui organisasi yang ada dalam
lingkungan Gereja Toraja. lingkup Gereja Toraja beserta unsur-unsurnya.
- Lingkup : sinode, klasis & jemaat
- OIG : SMGT, PPGT, PKBGT & PWGT
- Unit kerja : YKGT, YPKT dll  Pelatihan di semua
1.1.2. Mengetahui arti pentingnya & lingkup (sinode / klasis /
1.1.1.1 Memahami manfaat berorganisasi Usia 13 tahun
fungsi berorganisasi jemaat)
ke atas
2.1 Mengetahui makna & fungsi  SDC
2.1.1 Mengetahui peran & fungsi seorang (13 – 15 tahun)
seorang pemimpin  Pertemuan kelompok
pemimpin basis di tingkat jemaat
2.1.2 Mengetahui fungsi & makna kepemimpinan

3.1. Mengetahui pentingnya peranan 3.1.1. Mengetahui arti pentingnya keterlibatan


seorang anggota PPGT anggota dalam PPGT.
3.1.2. Anggota mau & memiliki ketertarikan terlibat
dalam PPGT
BERAKAR
1.2.1 Mengetahui prinsip dasar 1.2.1.1. Mengetahui pengertian, jenis & fungsi  Pelatihan di semua
organisasi organisasi lingkup (sinode / klasis /
1.2.2 Mengetahui dasar-dasar 1.2.2.1. Mengetahui pengertian, jenis & fungsi jemaat)
manajemen organisasi manajemen  School Development
Center
Alumni tahap
1.3 Mengetahui teori, prinsip & 1.3.1 Mengetahui ciri-ciri & jenis kepemimpinan  Pertemuan kelompok bersemi
keterampilan kepemimpinan kristiani basis di tingkat jemaat (15 – 20 tahun)
kristiani  Pendampingan / peers
3.2.1. Memiliki sense of belonging 3.2.1.1. Aktif terlibat dalam setiap program PPGT di tutorial
Lingkup Jemaat  School Community
3.2.2. Mampu terlibat aktif sebagai 3.2.2.1. Aktif dalam pelayanan & kegiatan PPGT Partnership
anggota PPGT pada lingkup jemaat

Kongres XIII PPGT, Seriti, 4-9 November 2013 65


KOMPETENSI DASAR INDIKATOR BENTUK/JENIS PROGRAM TARGET PESERTA
BERTUMBUH
1.3.1. Pemahaman aturan organisasi 1.3.1.1. Mengetahui & memahami AD/ART PPGT,
PPGT & Gereja Toraja TGGT, PIGT, PO & aturan-aturan lainnya.
1.3.2. Mampu menganalisa masalah & 2.3.2.1. Mampu memetakan masalah
memberikan solusi. 2.3.2.2. Memahami metode penyelesaian masalah
2.3.2.3. Mampu memberikan alternatif penyelesaian  Pelatihan di semua
masalah lingkup (sinode / klasis /
2.3.1 Memahami prinsip & keterampilan 2.3.1.1 Memahami etos kristiani jemaat)
kepemimpinan beretos kristiani 2.3.1.2 Memahami panggilan sebagai seorang  Pertemuan kelompok
Alumni tahap
pemimpin basis di tingkat
berakar
3.3.1. Memiliki fanatisme / semangat 3.3.1.1. Memahami alasan-alasan mendasar jemaat/klasis
(17 – 35 tahun)
militansi berPPGT. pentingnnya keberadaan PPGT, yaitu  Peers tutorial
menjadi wadah perjuangan yang sangat
strategis untuk menjamin eksistensi &
kesinambungan Gereja Toraja.
3.3.1.2. Memiliki militansi untuk terlibat dalam
program-program PPGT.
3.3.2.Mampu terlibat aktif dalam 3.3.2.1. Aktif sebagai pengurus ataupun panitia di
kepengurusan/kepanitian PPGT di lingkup jemaat.
lingkup jemaat.
BERBUAH
1.4.1. Mampu menjelaskan aturan-aturan 2.4.1.1. Mampu menjelaskan secara menyeluruh  Pelatihan di semua
Gereja Toraja & PPGT. tentang aturan & etika Gereja Toraja (TGGT) lingkup (sinode / klasis /
1.4.2. Mampu mengimplementasikan dan PPGT jemaat)
teori & keterampilan berorganisasi 1.4.2.1. Mampu mengimplementasikan aturan-aturan  Pertemuan kelompok Alumni tahap
& manajemen. dalam kehidupan berorganisasi basis di tingkat bertumbuh
3.4. Mampu mengimplementasikan 3.4.2. Menjadi pemimpin yang memiliki jemaat/klasis (20 – 35 tahun)
prinsip & keterampilan ketrampilan berorganisasi dan manajemen  Peers tutorial
kepemimpinan yang beretos yang baik dengan mengacu pada prisip-etos
kristiani Kristiani

Kongres XIII PPGT, Seriti, 4-9 November 2013 66


KOMPETENSI DASAR INDIKATOR BENTUK/JENIS PROGRAM TARGET PESERTA
3.4.1. Mampu terlibat aktif dalam 3.4.1.1. Aktif sebagai pengurus atau panitia di
kepengurusan/ kepanitiaan PPGT lingkup klasis ataupun pusat
di lingkup Klasis & Pusat.
3.4.2. Mampu menjadi majelis gereja. 3.4.2.1. Terpilih menjadi Majelis gereja
BERBUAH LEBAT
1.5. Memiliki kemampuan untuk 1.5.1. Mampu menjadi tenaga pembina
membina & mengarahkan PPGT 1.5.2. Mampu menjadi motivator, Fasilitator  Pelatihan di semua
dalam mencapai tujuan organisasi lingkup (sinode / klasis /
3.5. Menjadi pemimpin yang 3.5.2. Menjadi Pemimpin yang konsisten pada nilai jemaat), seperti TOT
Alumni tahap
berkarakter kristiani di luar PPGT. kekaderan  Pertemuan kelompok
berbuah
3.5.3. Mampu mewujudkan & menghadirkan nilai- basis di tingkat
(20 – 40 tahun)
3.5. Mampu terlibat aktif dalam nilai kristiani dimanapun berada (dalam jemaat/klasis/pusat
organisasi kemasyarakatan. semua bidang)  Peers tutorial
3.5.1. Mampu mengambil peran strategis dalam
organisasi kemasyarakatan

PROGRAM UNTUK FASILITATOR

 Pelatihan Fasilitator di Tingkat Klasis , wilayah, dan pusat


 Mentoring dan evaluasi fasilitator di tingkat klasis dan wilayah

REKOMENDASI INTERVENSI

 Sosialisasi program kepada majelis gereja dan warga jemaat


 Fasilitasi pelaksanaan program dengan kerja sama sekolah-sekolah
 Back up fasilitator untuk klasis/wilayah yang kekurangan kader
 Penyediaan anggaran bagi kegiatan program pada setiap tingkatan
 Fasilitasi konectifitas terhadap program-program pemerintah

Kongres XIII PPGT, Seriti, 4-9 November 2013 67


4. KOMPETENSI KEPRIBADIAN
Kompetensi Dasar
Kompetensi
Defenisi Indikator 1 2 3 4 5
Utama
Bersemi Berakar Bertumbuh Berbuah Berbuah Lebat
1. Memiliki Jati 1.1. Mengetahui 1.2. Mampu 1.3. Mampu 1.4. Mampu 1.5. Mampu
diri yang jelas apa itu jati mengidentifikasi memahami memfilterisasi memberi
(Self value) diri (Self jati diri (Self tantangan- budaya dan pengaruh
value) orang value) masing- tantangan nilai asing yang kuat
Kristen. masing. penerapan (Self berdasarkan menanamka
value) dalam nilai-nilai n nilai-nilai
Kemampuan masyarakat dan kristiani. kristiani
kader mengenal upaya-upaya dalam
dirinya; siapa untuk lingkungan
dirinya, siapa mengatasinya. tempatnya
penciptanya, tinggal.
apa tujuan 2. Memiliki 2.1. Mengetahui 2.2. 2.3 2.4. 2.5. Mampu
KEPRIBADIAN

diciptakannya integritas pengertian (a). Mengetahui (a). Mampu Memperlihat mendorong


dan apa norma dari bentuk-bentuk memahami kan orang lain
yang berlaku kejujuran penerapan tantangan Kejujuran untuk
dalam dan prinsip-prinsip tantangan yang tinggi berbuat
hidupnya, integritas kejujuran dan dalam serta adanya jujur dan
sehingga integritas. penerapan satu kata dan menjaga
memiliki 2.2. kejujuran dan perbuatan kesatuan
kepribadian (b). Mampu integritas. dimana dia kata dan
seperti Kristus. mengidentifikas 2.3 berada. perbuatan.
ikan diri (b). Bertumbuh
masing-masing. dengan
(self assesment) integritas dan
berupaya
mengatasi
tantangan-
tantangan.

Kongres XIII PPGT, Seriti, 4-9 November 2013 68


Kompetensi Dasar
Kompetensi
Defenisi Indikator 1 2 3 4 5
Utama
Bersemi Berakar Bertumbuh Berbuah Berbuah Lebat
3. Memiliki 3.1. 3.2.(a). Mengetahui 3.3. Mampu 5.4. Memiliki 5.5.
kedewasaan Mengetahui bentuk-bentuk memahami penguasaan Mendorong
emosional pengertian penerapan tantangan diri dan /
dan makna kedewasaan kedewasaan percaya diri memotivasi
pentingnya emosional. emosional dan yang baik kader untuk
kedewasaan 3.2.(b). Mampu upaya-upaya demi menjadi
emosional. mengidentifikas untuk kepentingan pecaya diri.
ikan diri mengatasi bersama. (inspirator)
masing-masing.
(self assesment)

4. Memiliki 4.1. 4.2. Mengenal dan 4.3. Memiliki 4.4. Terlibat 4.5. Mampu
kepekaan Mengetahui memahami kemampuan aktif untuk melakukan
dan apa itu perubahan, untuk mengupayak aksi sosial
kepedulian norma- persolan dan menganalisa an yang
terhadap norma kendala norma- kebutuhan yang terlaksanany kongkrit
perubahan dasar yang norma dasar. terkait dengan a norma-
sosial dan tumbuh persoalan norma
lingkungan. dalam norma-norma sebagaimana
kehidupan dasar mestinya
sosial dan
lingkungan
kita.

Kongres XIII PPGT, Seriti, 4-9 November 2013 69


KOMPETENSI DASAR INDIKATOR BENTUK/JENIS PROGRAM TARGET PESERTA
BERSEMI
1.1. Mengetahui apa itu jati diri (Self 1.1.1. Dapat menyebutkan jenis-jenis jati diri orang PP. PPGT : JAMBORE
value) orang Kristen. kristen : Sederhana, rendah hati, bersyukur, REMAJA,
penuh kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, KLASIS : KAMP
REMAJA
kemurahan, kebaikan, kesetiaan, JEMAAT :
ORANG TUA
Kelemahlembutan. PERTEMUAN KELOMPOK,
COMUNITY MENTORING,
PEERS TUTORIAL
2.1. Mengetahui pengertian dari 2.1.1. Menjelaskan pengertian kejujuran dan Itegritas PP. PPGT : JAMBORE
kejujuran dan integritas REMAJA,
KLASIS : KAMP
JEMAAT : PPGT
PERTEMUAN KELOMPOK,
COMUNITY MENTORING,
PEERS TUTORIAL
3.1. Mengetahui pengertian dan makna 3.1.1. Mampu menjelaskan pengertian dan makna PP. PPGT : JAMBORE
pentingnya kedewasaan pentingnya kedewasaan emosional REMAJA,
emosional. KLASIS : KAMP
JEMAAT : PPGT
PERTEMUAN KELOMPOK,
COMUNITY MENTORING,
PEERS TUTORIAL
4.1. Mengetahui apa itu norma-norma 4.1.1. Mampu menjelaskan apa norma-norma dasar JEMAAT :
dasar yang tumbuh dalam yang tumbuh dalam kehidupan sosial dan PERTEMUAN KELOMPOK
kehidupan sosial dan lingkungan lingkungan kita : (FGD),
kita.  Kristiani (Alkitab) COMUNITY MENTORING,
 Adat istiadat, Budaya, Penyelamatan PEERS TUTORIAL PPGT
Lingkungan

Kongres XIII PPGT, Seriti, 4-9 November 2013 70


KOMPETENSI DASAR INDIKATOR BENTUK/JENIS PROGRAM TARGET PESERTA
BERAKAR
1. 2. Mampu mengidentifikasi jati diri 1.2.1. Dapat melihat dan menerima kelebihan dan PERTEMUAN KELOMPOK,
(Self value) masing-masing. kekurangan diri dan orang lain. COMUNITY MENTORIN, PPGT
PEERS TUTORIAL
2.2(a). Mengetahui bentuk-bentuk 2.2.1. Dapat menjelaskan bentuk-bentuk penerapan PERTEMUAN KELOMPOK,
penerapan prinsip-prinsip kejujuran dan integritas dalam kehidupannya COMUNITY MENTORIN,
kejujuran dan integritas. sehari-hari PEERS TUTORIAL
PPGT
2.2(b). Mampu mengidentifikasikan diri
masing-masing. (self assesment)

3.2(a). Mengetahui bentuk-bentuk 3.2.1. Dapat mengetahui bentuk-bentuk penerapan PERTEMUAN KELOMPOK,
penerapan kedewasaan kedewasaan dan dalam dirinya : Penguasaan diri, COMUNITY MENTORIN,
emosional. Percaya diri ,Berpikir kreatif dan kritis. PEERS TUTORIAL
PPGT
3.2(b). Mampu mengidentifikasikan diri
masing-masing. (self assesment)

4. 2. Mengenal dan memahami 4.2.1. Menyebutkan perubahan, persoalan dan PERTEMUAN KELOMPOK,
perubahan, persoalan dan kendala penerapan norma-norma dasar COMUNITY MENTORIN,
PPGT
kendala norma-norma dasar. PEERS TUTORIAL

BERTUMBUH
1. 3. Mampu memahami tantangan- 1.3.1. Dapat menganalisa tantangan-tantangan yang
tantangan penerapan (Self value) ada dalam masyarakat sehubugan dengan jati diri
dalam masyarakat dan upaya- : latar belakang keluarga tidak mendukung, DIKLAT KONSELING;
upaya untuk mengatasinya. Pendidikan yang kurang, Perhatian dari orang SCHOOL Development
tua, gereja dan masyarakat . PPGT
Center;
One on One mentoring
1.3.2. Mengetahui cara menghadapi tantangan tersebut‟

Kongres XIII PPGT, Seriti, 4-9 November 2013 71


KOMPETENSI DASAR INDIKATOR BENTUK/JENIS PROGRAM TARGET PESERTA
2.3(a). Mampu memahami tantangan 2.3.1(a) Menyebutkan tantangan-tantangan yang akan
tantangan dalam penerapan menghalanginya berbuat jujur dan berintegritas.
kejujuran dan integritas. 2.3.1(b) Mengetahui cara memperlengkapi diri
SCHOOL Development,
2.3(b). Bertumbuh dengan integritas menghadapi tantangan :
One on One mentoring, PPGT
dan berupaya mengatasi  Rajin Berdoa,
Cell Group (KTB).
tantangan-tantangan.  Baca Alkitab
 Waktu teduh
 Memiliki etos kristiani yang tinggi
3.2. Mampu memahami tantangan 3.2.1. Menyebutkan tantangan-tangan yang
kedewasaan emosional dan menghambat pengembangan dan penerapan
upaya-upaya untuk mengatasinya kedewasaa emosionaldiri, penguasaan diri,
Berpikir kreatif dan kritis.
Scool Development Center; PPGT
3.2.2. Mengetahui cara mengatasi tantangan
Pelatihan Konseling
pengembangan kedewasaan emosional :
 Keluarga
 Lingkungan dlsb.
4.3. Memiliki kemampuan untuk 4.3.1. Dapat membedakan perubahan yang baik dan
menganalisa kebutuhan yang yang tidak baik. One on one mentoring, Peers
PPGT
terkait dengan persoalan norma- Tutorial
norma dasar
BERBUAH
1..4. Mampu memfilterisasi budaya dan 1.4.1. Memperlihatkan gaya hidup orang kristen One on one mentoring,
nilai asing berdasarkan nilai-nilai Peers Tutorial PPGT
kristiani.
2. .4. Memperlihatkan Kejujuran yang 2.4.1. Berani dan tegas mengatakan Ya jika ya dan Pelatihan kepemimpinan
tinggi serta adanya satu kata dan tidak jika tidak. Berbasis karakter, One on One PPGT
perbuatan dimana dia berada. mentoring, Cell Group (KTB)
3. 4. Memiliki penguasaan diri dan 3.4.1. Penguasaan diri : tenang, bertemperament yang Training For The Future Leaders
percaya diri yang baik demi stabil, santun, dlsb (aspek kecerdasan sosial, aspek tanggung
jawab, aspek kepekaan/kecintaan dan
PPGT
kepentingan bersama. pengembangan kreativitas)

Kongres XIII PPGT, Seriti, 4-9 November 2013 72


KOMPETENSI DASAR INDIKATOR BENTUK/JENIS PROGRAM TARGET PESERTA
4. 4. Terlibat aktif untuk 4.4.1. Proaktif mengawal norma-norma dasar yang Peers Tutorial. Pelatihan
mengupayakan terlaksananya semestinya. Kepemimpinan
norma-norma sebagaimana etos(kepemimpinan
mestinya sebagai rahmat, amanah, PPGT
panggilan, aktulisasi, ibadah,
seni, kehormatan,
pelayanan.
BERBUAH LEBAT
1. 5. Mampu memberi pengaruh yang 1.5.1. Menjadi Orang yang dipercaya dalam Pelatihan membangun
kuat menanamkan nilai-nilai pelaksanaan kegiatan disekitarnya Karakter Berbasis Nilai
PPGT
kristiani dalam lingkungan
tempatnya tinggal.
2. 5. Mampu mendorong orang lain 2.5.1. Memiliki Konsistensi terhadap kejujuran dan Peers Tutorial
untuk berbuat jujur dan menjaga integritas PPGT/PKB
kesatuan kata dan perbuatan. dimana saja dia berada.
3. 5. Mendorong/ memotivasi kader 3.5.1. Menjadi Motivator dan inspirator Peers Tutorial
untuk menjadi pecaya diri. PPGT
(inspirator)
5.5. Mampu melakukan aksi sosial yang 5.5.1. Terlibat dalam pelaksanaa kegiatan sosial Kampanye kesadaran
kongkrit lingkungan, budaya damai, PPGT
dlsb
PROGRAM UNTUK FASILITATOR
 Pelatihan Fasilitator di Tingkat Klasis , wilayah, dan pusat
 Mentoring dan evaluasi fasilitator di tingkat klasis dan wilayah
REKOMENDASI INTERVENSI
 Sosialisasi program kepada Majelis Gereja dan warga jemaat
 Fasilitasi pelaksanaan program dengan kerja sama sekolah-sekolah
 Back up fasilitator untuk klasis/wilayah yang kekurangan kader
 Penyediaan anggaran bagi kegiatan program pada setiap tingkatan
 Fasilitasi konektifitas terhadap program-program pemerintah

Kongres XIII PPGT, Seriti, 4-9 November 2013 73


6. KOMPETENSI PROFESIONALISME
Kompetensi Dasar
Kompetensi
Definisi Indikator 1 2 3 4 5
Utama
Bersemi Berakar Bertumbuh Berbuah Berbuah Lebat
1. Penguasaan 1.1. Mengetahui 1.2. Mampu 1.3. Mampu 1.4. Mampu 1.5. Mampu
IPTEK teori-teori menerapkan melakukan menghasilkan mengaplikasikan
dasar IPTEK teori- teori kretivitas dengan inovasi dalam hasil IPTEK yang
dasar IPTEK perkembangan perkembangan berdaya guna
IPTEK. IPTEK bagi sesama dan
lingkungan serta
memiliki daya
Kemampuan saing tinggi.
PROFESIONALISME

kader akan 2. Penguasaan 2.1. Mengetahui 2.2. Mampu 2.3. Mampu menguasai 2.4. Mampu 2.5. Mampu
penguasaan Bahasa dan dasar-dasar berbahasa beberapa bahasa mengimple- mengajarkan
keterampilan Komunikasi bahasa dan dan dan dapat mentasikan kemampuan
dan komunikasi berkomunikasi mengggunakannya kemampuan bahasa dan
pengetahuan (Toraja, dengan baik dengan baik berbahasa dan komunikasi
Indonesia, (Toraja, komunikasi kepada orang
untuk aplikasi
Inggris) Indonesia, lain
dunia kerja Inggris)
3. Penguasaan 3.1. Mampu 3.2. Mampu 3.3. Mampu 3.4. Mampu 3.5. Mampu
Bidang mengidentifik mengembang menghasilkan meningkatkan menerapkan
Minat asi potensi kan potensi sesuatu yang daya saing dari potensi diri dan
diri dan diri dan berguna sesuai Produk/Jasa yg bidang minat
bidang minat Bidang Minat dengan potensi dihasilkan untuk
dan bidang minat sehingga pemberdayaan
yang dimiliki diterima Pasar angkatan kerja.

Kongres XIII PPGT, Seriti, 4-9 November 2013 74


KOMPETENSI DASAR INDIKATOR BENTUK/JENIS PROGRAM TARGET PESERTA
BERSEMI
1.1. Menguasai teori-teori dasar IPTEK 1.1.1. Mengetahui dan mengerti dasar-dasar
pengoperasian system komputer ( OS ) dan  Pelatihan (Pengenalan)
beberapa perangkat aplikasi dasar system secara terpusat.
seperti MS Office/ internet  Pelatihan keliling pada Remaja dan
2.1 Mengetahui dasar-dasar bahasa dan 2.1.1 Mengetahui dan mengerti penggunaan tata tingkat Jemaat Anggota PPGT usia
komunikasi (Toraja, Indonesia, bahasa (Toraja, Indonesia, Inggris) dan tertentu/ klasis 15 tahun
Inggris) komunikasi yang baik dan benar. (community
3.1 Mampu mengidentifikasi potensi 3.1.1. Mampu menemukan potensi minat bakat mentoring).
diri dan bidang minat minat pribadi dan lingkungan untuk
dikembangkan
BERAKAR
1.2 Mampu menerapkan teori- teori 1.2.1 Mampu mengetik surat-surat/ dokumen
dasar IPTEK organisasi secara komputerisasi (Ms Word/
Excel)  Pelatihan (Pengenalan) Anggota PPGT
1.2.2 Mampu mengirim surat/ dokumen melalui secara terpusat. (tingkat SMA/
email  Pelatihan keliling pada sederajat)
2.2 Mampu berbahasa dan 2.2.1 Mampu berkomunikasi dengan menggunakan tingkat Jemaat mahasiswa semester
berkomunikasi dengan baik bahasa (Toraja, Indonesia, Inggris) dengan tertentu/ klasis I-IV. dan Pengurus
(Toraja, Indonesia, Inggris) benar (community PPGT tingkat
2.2.2 Mampu membuat dokumen/surat dalam mentoring). Jemaat
bahasa (Toraja, Indonesia, Inggris).
3.2. Mampu mengembangkan potensi 3.2.1. Mampu mendayagunakan potensi dan minat
diri dan Bidang Minat bakat pribadi dan lingkungan
BERTUMBUH  Diklat kesekretariatan/
1.3 Mampu melakukan kretativitas 1.3.1 Mampu melakukan pengelolaan kearsipan kebendarahaan Pengurus PPGT
dengan perkembangan IPTEK dokumen secara komputerisasi (doc mc office).  Pelatihan MC Jemaat / Klasis
1.3.2 Mampu memanfaatkan fasilitas pendukung  Pelatihan Jurnalistik Alumni pelatihan
internet.  Diklat kesekretariatan/ MC/ Jurnalistik/
kebendarahaan Diklat
 Kelompok Peminatan Alumni pelatihan

Kongres XIII PPGT, Seriti, 4-9 November 2013 75


KOMPETENSI DASAR INDIKATOR BENTUK/JENIS PROGRAM TARGET PESERTA
2.3 Mampu menguasai beberapa bahasa 2.3.1 Mampu menggunakan bahasa (Toraja,
dan dapat mengggunakannya Indonesia, Inggris) dalam berbagai kegiatan
dengan baik PPGT dan kegiatan lainnya.
3.3. Mampu menghasilkan sesuatu yang 3.3.1 Mampu menghasilkan produk yang berbasis
berguna sesuai dengan potensi dan potensi dan minat.
bidang minat yang dimiliki.
BERBUAH
1.4 Mampu menghasilkan inovasi 1.4.1 Mampu mengoperasikan program-program
dalam perkembangan IPTEK aplikasi terbaru Anggota PPGT
1.4.2 Mampu membuat desain secara komputerisasi mahir IPTEK
2.4 Mampu mengimplementasikan 2.4.1 Mampu menjadi tutor bahasa dan komunikasi Alumni pelatihan
kemampuan berbahasa dan yang bersetifikat.  Workshop MC/ Jurnalistik/
komunikasi  Lomba Inovasi
3.4. Mampu meningkatkan daya saing 3.4.1. Meningkatkan kualitas produk seturut dengan Diklat tingkat mahir
dari Produk/Jasa yg dihasilkan kebutuhan pasar PPGT pemilik
sehingga diterima Pasar 3.4.2.Menjaga kualitas produk yang dihasilkan produk
3.4.3.Membangun jejaringan untuk keperluan dana
dan sumber daya
BERBUAH LEBAT
1.5 Mampu mengaplikasikan hasil 1.5.1 Mampu menghasilkan program aplikasi yang
IPTEK yang berdaya guna bagi dapat digunakan semua orang yang berkualitas
Anggota PPGT
sesama dan lingkungan serta 1.5.2 Mampu menciptakan lapangan kerja
mahir IT
memiliki daya saing tinggi.
Trainers
2.5 Mampu mengajarkan kemampuan 2.5.1 Mampu menjadi fasilitator professional yang Training for Trainers IT
bersertifikasi.
bahasa dan komunikasi kepada kompetitif.
PPGT pemilik
orang lain
produk/ usaha
3.5. Mampu menerapkan potensi diri 3.5.1. Mampu menjadi pembimbing bagi angkatan
dan bidang minat untuk kerja
pemberdayaan angkatan kerja. 3.5.2.Menyediakan kesempatan kerja

Kongres XIII PPGT, Seriti, 4-9 November 2013 76


PROGRAM UNTUK FASILITATOR
 Pelatihan Fasilitator di Tingkat Klasis , Wilayah, dan Pusat
 Mentoring dan evaluasi fasilitator di tingkat Klasis dan Wilayah
REKOMENDASI INTERVENSI
 Sosialisasi program kepada Majelis Gereja dan warga jemaat
 Fasilitasi pelaksanaan program dengan kerja sama lembaga terkait
 Back up fasilitator untuk klasis/wilayah yang kekurangan kader
 Penyediaan anggaran bagi kegiatan program pada setiap tingkatan
 Fasilitasi konektifitas terhadap program-program pemerintah
Ditetapkan di : Seriti
Pada tanggal : 7 November 2013
MAJELIS PIMPINAN SIDANG
PERSEKUTUAN PEMUDA GEREJA TORAJA

Pdt. Ivan Sampe Buntu, S.Th Aldri Yanto Hendra, A.Md

Prop. Resva Rerung, S.Th

Pdt. Bambang Sugiarto Palamba‟, S.Th Josep Juliaser Jusuf.SH

Fery Hendra, S.Th


Sekretaris Fungsional

Kongres XIII PPGT, Seriti, 4-9 November 2013 77


KEPUTUSAN
KONGRES XIII PPGT
Nomor : 13.10.KEP.KONGRES XIII.PPGT.11.2013

TENTANG

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGEMBANGAN PPGT 2013-2018

Dengan pertolongan Allah Bapa, Allah Anak dan Allah Roh Kudus, Kongres XIII
Persekutuan Pemuda Gereja Toraja (PPGT) :

Menimbang : a. bahwa dengan berdasarkan Alkitab dan tuntutan kebutuhan


konteks pelayanan PPGT, KONGRES XIII PPGT perlu
menetapkan Garis-garis Besar Program Pengembangan
PPGT 2013-2018;
b. bahwa Garis-garis Besar Program Pengembangan PPGT
2013-2018 perlu ditetapkan untuk menjadi arahan program
kerja pelayanan PPGT pada semua lingkup.

Mengingat : 1. Pengakuan Iman Gereja Toraja (PIGT);


2. Tata Gereja Gereja Toraja (TGGT);
3. ART PPGT pasal 12;
4. Keputusan PP.PPGT nomor 013.SK.017.02.2011 tentang
Komposisi dan Personalia Panitia Pengarah Konperensi Studi
dan Kongres XIII PPGT.

Memperhatikan : 1. Hasil kerja/rumusan Panitia Pengarah tentang Garis-garis


Besar Program Pengembangan PPGT 2013-2018;
2. Pandangan Umum, tanggapan, usul dan saran-saran yang
berkembang dalam Sidang Paripurna untuk pembahasan
Garis-garis Besar Program Pengembangan PPGT 2013-2018.

MEMUTUSKAN

Menetapkan : Keputusan tentang Garis-garis Besar Program Pengembangan


PPGT 2013-2018.

Pertama : Menetapkan Garis-garis Besar Program Pengembangan PPGT


2013-2018, sebagaimana terlampir.

Kedua : Menugaskan Pengurus Pusat PPGT Periode 2013-2018 untuk


menjabarkan Garis-garis Besar Program Pengembangan PPGT
2013-2018 ke dalam kegiatan-kegiatan dan diselaraskan dengan
Kurikulum Pembinaan Hasil Semiloka 2013.

Kongres XIII PPGT, Seriti, 4-9 November 2013 78


Ketiga : Menugaskan Pengurus Pusat PPGT untuk membuat petunjuk
penjabaran GBPP PPGT 2013-2018 ke dalam GBPP PPGT Klasis
dan GBPP PPGT Jemaat.

Keempat : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di : Seriti
Tanggal : 7 Nopember 2013

MAJELIS PIMPINAN SIDANG


PERSEKUTUAN PEMUDA GEREJA TORAJA

Pdt. Ivan Sampe Buntu, S.Th Aldri Yanto Hendra, A.Md

Prop. Resva Rerung, S.Th

Pdt. Bambang Sugiarto Palamba‟, S.Th Josep Juliaser Jusuf.SH

Fery Hendra, S.Th


Sekretaris Fungsional

Kongres XIII PPGT, Seriti, 4-9 November 2013 79


Lampiran : Keputusan Kongres XIII PPGT
Nomor : 13.10.KEP.KONGRES XIII.PPGT.11.2013
Tanggal : 7 Nopember 2013

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGEMBANGAN PPGT

BAB I
PENDAHULUAN

Persekutuan Pemuda Gereja Toraja (PPGT) sebagai wujud dari gereja, bukanlah
berasal dari dunia, melainkan diutus oleh ALLAH ke dalam dunia untuk
menghadirkan tanda-tanda kerajaan-Nya yaitu damai sejahtera bagi umat manusia.
Keberadaannya di dunia merupakan suatu rencana Agung dari Yesus Kristus Sang
Kepala Gereja untuk menyampaikan kabar baik kepada „orang-orang miskin‟,
„pembebasan bagi orang-orang tawanan‟, „penglihatan bagi orang-orang buta‟,
pembebasan bagi orang-orang tertindas‟, dan untuk „memberitakan tahun rahmat
Tuhan sudah datang‟ (Luk. 4 : 19).
Untuk menjalankan tugas dan panggilan itu, dibutuhkan komitmen untuk bertindak
dan berbuat, di mana setiap anggota persekutuan menyatakan esensi yang paling
dasar dari perbuatan, yaitu kasih. Dalam bingkai kebersama-samaan dalam
perarakan tema SMS 23, Kongres XIII PPGT menyongsong era baru PPGT dalam
rajutan tema : “Mengasihi dengan perbuatan dan dalam Kebenaran, dengan sub
tema : “Membangun Persekutuan, Merawat Kemajemukan, Memelihara
Lingkungan.
Relevansi Tema dan Sub Tema dengan konteks kekinian PPGT menjadi semakin
penting di tengah semakin kompleksnya permasalahan yang dihadapi PPGT. PPGT
sepenuhnya meyakini bahwa hanya untuk tetap survive di tengah kompleksitas
perubahan zaman, maka PPGT pertama-tama harus berubah (be transformed),
yaitu kesediaan untuk terus menerus dibaharui oleh Tuhan, Sang Pemilik
Persekutuan. PPGT tetap berkomitmen untuk berada di jalur semboyan reformasi :
eklesia reformata semper reformanda, gereja yang dibarui haruslah terus menerus
membarui dirinya. Pembaruan berjalan bersama dengan pertumbuhan gereja. Tidak
ada pertumbuhan gereja tanpa perubahan. Jadi PPGT harus berubah karena itulah
kehendak Tuhan, agar kita mengalami perubahan dan pembaruan.
Salah satu tanda pembaruan adalah kasih, dalam hal ini setiap warga PPGT sampai
pada perwujudan kasih yang benar. Demikianlah, maka runutan tema Kongres XII
Samarinda ke Tema Kongres XIII Seriti berada dalam satu garis lurus yang saling
equivalen. Pemuda yang dibarui menampakkan tanda-tanda yang berbeda dengan
dunia, yaitu mengasih dengan model yang berbeda (tampil beda), dimana warga
PPGT mengasihi dengan perbuatan yang benar. Demikian juga perbuatan kasih

Kongres XIII PPGT, Seriti, 4-9 November 2013 80


dalam kebenaran akan mengantar setiap anggota untuk terus berubah dan
membarui dirinya, termasuk organisasinya.
Bila kita jujur mengevaluasi baik diri pribadi (sebagai anggota PPGT) maupun
persekutuan (sebagai organisasi), kita sadar bahwa kita masih pada tataran gereja
yang ”masih sedang berdoa”. Artinya gereja (PPGT) kita masih sedang melipat
tangan, menutup mata dan banyak bicara kepada Tuhan. Kalaupun gereja (PPGT)
selesai berdoa, membuka mata dan mau bertindak, maka umumnya kita hanya
akan bertindak untuk mengurus ibadah, membangun gedung (fisik), bersidang, lalu
berdoa lagi. Urusan kesehatan, ekonomi, budaya, politik, HAM, pendidikan,
kemiskinan, pengangguran, lingkungan hidup dan lain-lain dianggap bukan urusan
gereja.
I.1. Pengertian
Garis-garis besar Program Pengembangan (GBPP) adalah dokumen organisasi yang
menjabarkan sasaran, strategi kebijakan umum dan arah program-program
organisasi selama kurun waktu satu periode kepengurusan PPGT. Penyusunan GBPP
berakar pada konteks kecenderungan lingkungan eksternal dan analisa aspek-aspek
internal yang dipandu oleh landasan visi dan misi PPGT di bawah sorotan tema dan
sub tema KONGRES. Pada dasarnya GBPP terdiri dari dua bagian pokok, yaitu: a)
Garis-garis Besar Program dan b) Garis Besar Pengembangan & Kebijakan Umum
Organisasi. Garis Besar Program Organisasi memuat klasifikasi program yang akan
dilaksanakan selama satu periode kepengurusan. Oleh karenanya merupakan
rangkuman hasil-hasil pemikiran yang berkaitan dengan arah, sasaran, serta pola
dan sarana implementasi program. Klasifikasi program ini sendiri merupakan
penjabaran dari kerangka dasar kebijakan organisasi. Kebijakan organisasi
merupakan upaya reflektif terhadap terang tema dan sub tema dalam memandu
dinamika organisasi. Dengan demikian secara praktis Garis Besar Program
Pengembangan berfungsi sebagai tuntunan umum dalam menjalankan langkah-
langkah strategis organisasi.

I.2. Tujuan
GBPP ini disusun untuk mencapai tujuan yang dirumuskan sebagai berikut:
1) Sebagai kerangka umum analisis organisasi dalam memahami dan
menerjamahkan konsep visi dan misi organisasi yang idealis-filosofis ke dalam
dinamika praksisnya;
2) Sebagai pedoman strategis selama masa satu periode bakti bagi segenap
perangkat organisasi dalam merencanakan, melaksanakan dan mengendalikan
seluruh aktifitas gerak organisasi. Menyangkut penetapan posisi strategis
organisasi;
3) Pengorganisasian wacana, penjabaran program, penentuan struktur, serta
keseluruhan perilaku dan penampakan organisasi
4) Sebagai landasan analisis yang sistematis dan berorientasi ke masa depan dalam
rangka pengembangan program-program dan kebijakan organisasi;
5) Sebagai pedoman penilaian kualitatif dan dasar evaluasi pelaksanaan program
dan kebijakan organisasi
Kongres XIII PPGT, Seriti, 4-9 November 2013 81
I.3. Sistematika
GBPP ini disusun dengan sistematika sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
BAB II ANALISIS KONTEKS KEKINIAN
BAB III VISI DAN MISI
BAB IV POKOK-POKOK PANGGILAN PPGT
BAB V PENGORGANISASIAN PROGRAM
BAB VI PENUTUP

Kongres XIII PPGT, Seriti, 4-9 November 2013 82


BAB II
ANALISIS KONTEKS KEKINIAN

Setiap organisasi dapat dikatakan hidup pada jalur yang benar, apabila ia setia
dalam menjalankan visi dan misi organisasi secara konsisten, sinambung dan
dinamis serta relevan dengan keutuhan lingkungan dan jamannya. Dalam kerangka
pemahaman tersebut organisasi harus memiliki kemampuan untuk tanggap dan
adaptif terhadap perubahan-perubahan yang terjadi dalam lingkungan strategisnya.
Untuk itu organisasi harus melakukan analisis dan identifikasi secara tepat mengenai
kebutuhan serta problematika pada diri dan tantangan lingkungannya. Dengan
demikian organisasi akan mampu bergerak secara proaktif dalam menjalankan visi
dan misinya. Bagian ini memberikan analisis dan pemetaan situasi saat ini dan
kecenderungan di masa akan datang bagi Pengurus PPGT.

II.1. Kondisi dan Kecenderungan Umum


Kondisi kehidupan berbangsa dalam satu dekade terakhir mengalami lompatan-
lompatan perubahan khususnya dalam sosial politik. Sisi lain perubahan yang sangat
cepat tersebut, oleh karena berbagai bias kehidupan belum juga mampu membawa
perubahan signifikan pada sektor ekonomi, yang pada gilirannya menciptakan
kesenjangankesenjangan yang rawan konflik. Pasca reformasi, Indonesia
memasukiera keterbukaan dan kebebasan. Ada berbagai aspek yang sebelumnya
tidak dapat disentuh kemudian terbuka seluas-luasnya. Yang fundamental adalah
pengembalian kedaulatan pada kelompok sipil (civil society).
Hal-hal tersebut telah memberi kesempatan pada berbagai lapisan masyarakat
untuk berpartisipasi aktif dalam menentukan arah perjalanan bangsa. Baik melalui
berbagai organisasi politik dengan lahirnya puluhan partai politik, juga dengan
lahirnya organisasi sosial kemasyarakatan, lembaga swadaya masyarakat dan
paguyuban. Namun peluang keterbukaan tersebut pada sisi lain telah melahirkan
insan-insan oportunis, dengan kamuflase organisasi yang dengan konsep mulia
menjadi alat untuk kepentingan pribadi. Oportunisme tersebut, sebagai akibat dari
kebebasan yang kebablasan, akibat kultur idealisme yang sebelumnya tidak
mendapat tempat untuk tumbuh dan berkembang pada orde baru. Kebebasan dan
kedaulatan yang datang pasca runtuhnya rezim Orde Baru, tidak dimanfaatkan
untuk mengelola kehidupan berbangsa menjadi lebih baik, melainkan pragmatisme
yang muncul.
Bias kebebasan dan keterbukaan serta ketidakmampuan mengelola kebebasan
dan keterbukaan tersebut nampak pada konflik elite politik baik pada aras daerah
maupun pusat.
Secara simultan hal ini kait-mengait dengan kondisi ekonomi yang belum juga
menunjukkan perbaikan yang significant, sementara budaya kapitalisme semakin
berkembang yang juga tidak lepas dari peta kekuatan internasional dengan
kemenangan demokrasi liberal kapitalis terhadap sosialis komunis, dimana dalam

Kongres XIII PPGT, Seriti, 4-9 November 2013 83


banyak hal kapital memegang peranan sangat penting dalam menentukan derajat
hidup anak bangsa dalam pergaulan keseharian. Pemahaman ini semakin
memperparah dan memupuskan nilai-nilai idealisme dengan mengedepankan
kekuatan kapital dalam mencapai segala hal dan tumbuh kembangnya faham
materialistis, hedonisme, feodal, terutama dalam perebutan kekuasaan, dimana
sistem dagang sangat kental. Yang ada adalah transaksi (money politics), sehingga
praktek KKN seolah memasuki sendi bahkan sumsum anak bangsa, yang tentu saja
semakin menyulitkan.
Pada sisi penegakan hukum, menunjukkan arah-arah perbaikan, dengan lahirnya
berbagai lembaga yang diharapkan dapat menjadi pioner dalam pemberantasan
budaya korup, namun arah perbaikan yang juga ditandai dengan lahirnya berbagai
undang-undang tersebut dalam perkembangannya juga tidak cukup signifikan
dalam membawa perbaikan.
Hal ini tidak lepas dari mentalitas pelaksana hukum yang tidak cukup memiliki
kapabilitas dan kentalnya campur tangan kekuasaan politik atas proses hukum. Sisi
lain lahirnya berbagai ormas, telah digunakan untuk memaksakan kehendak
golongan, kelompok dan individu tertentu bahkan melahirkan budaya kekerasan
terhadap yang lemah.
Dalam konteks kehidupan beragama, ekslusifisme agama-agama masih sangat
kental. Budaya klaim monopoli kebenaran masing-masing sangat kental, sehingga
tidak memberi ruang yang cukup untuk tumbuh kembangnya “dialog“ antar anak
bangsa yang beragama. Konflik dan kekerasan kemudian sering menjadi dalih untuk
sebuah tindakan kekerasan. Yang satu mengklaim yang lain sesat, dan harus
dihancurkan sebagai bentuk patriotisme pada agamanya. Pada daerah-daerah
dengan komposisi pemeluk agama cukup berimbang justru timbul konflik horisontal
yang telah menelan banyak korban jiwa. Diyakini bahwa konflik-konflik tersebut
dapat dengan mudah terjadi, bukan semata karena alasan Agama, tetapi
ekslusifisme masing-masing agama disulut oleh para oportunis kapitalis yang
mencari keuntungan dalam konflik anak bangsa.
Pada kondisi ini Gereja diutus untuk hidup, berkembang untuk menjadi garam
dan terang, untuk menjadikan semua bangsa menjadi muridNya. Namun alih-alih
menggarami, kecenderungan yang terjadi adalah system dan pola kehidupan sosial
kemasyarakatan yang kronis justru terbawa dalam pergaulan bergereja. Pengelolaan
organisasi gereja tidak lebih baik dari pengelolaan kehidupan bangsa yang sedang
sakit ini.

II.2. Kondisi dan Kecenderungan Internal


PPGT baru saja merayakan yubelium 50 Tahun, tepatnya 11 Desember 2012. Tak
lama berselang, sangtorayaan merayakan peristiwa paling bersejarah dalam
kehidupan bergereja dan bermayarakat, 100 tahun Injil Masuk Toraja. Inilah
peristiwa luar biasa, Magnalia Dei, dimana perbuatan-perbuatan Tuhan yang besar
sudah dinyatakan di tengah-tengah orang Toraja. Momentum bersejarah ini
seharusnya menjadi energi positif untuk memacu semangat berbuat semakin baik
Kongres XIII PPGT, Seriti, 4-9 November 2013 84
dan berkarya semakin sempurna bagi gereja dan masyarakat pun alam semesta. Ini
akan terjadi jika kita menjadikan perjalanan hari kemarin sebagai pelajaran
berharga untuk menentukan ke arah mana langkah selanjutnya akan berpijak.
Namun sebaliknya akan menjadi energi negatif, jika kita terjebak pada romantisme
sejarah yang panjang itu, seolah-olah PPGT masa lalu lebih baik dari masa kini.
PPGT adalah wadah pembinaan dan pemberdayaan generasi muda Gereja
Toraja, sebab dari rahim PPGT telah lahir banyak kader siap utus yang telah banyak
berkiprah di berbagai bidang kehidupan. Kenyataan ini seharusnya menjadikan kita
makin sadar bahwa PPGT adalah wadah yang sangat strategis sebagai pusat
penggodokan kader-kader generasi muda. Namun kita harus berkaca bahwa di
dalam tubuh PPGT masih terdapat banyak kelemahan-kelemahan yang harus segera
dibenahi. Setidaknya ada beberapa masalah PPGT tahun-tahun terakhir ini:
1. Ada kecenderungan melemahnya rasa memiliki, sense of belonging Persekutuan
warga PPGT terhadap jemaat-jemaat terhadap Klasis dan Pusat, antara lain dapat
dilihat dalam hal rendahnya partisipasi jemaat-jemaat dan klasis dalam
memenuhi kewajiban-kewajiban organisatoris. Hal ini berdampak pada
melemahnya hubungan Pengurus Jemaat dan Pengurus Klasis dengan Pengurus
Pusat.
2. Konsep pembinaan yang sudah tersusun rapi dan bagus seperti Kurikulum
Pembinaan Generasi Muda, Visi dan Misi serta Program Kerja kurang berjalan
dengan baik akibat lemahnya hubungan klasis-jemaat, kalaupun berjalan,
sebagian besar terlaksana sekedar sebagai rutinitas saja. Belum ada evaluasi
komprehensif terhadap produk-produk itu, sejauh mana keberhasilannya dan
bagaimana follow up-nya. Dalam hal pembinaan kader melalui LKP terkesan
masih asal berjalan dan belum semua jemaat dan klasis mengikuti prosedur LKP
sebagaimana yang diharapkan. Sementara proses pembinaan kita tersendat-
sendat, laju perkembangan IPTEK semakin cepat yang membuat warga PPGT
kurang siap menghadapi arus perubahan dan tantangan zaman.
3. Dari 3 ciri PPGT yaitu Kegerejaan, Kepemudaan dan Kemasyarakatan, ada kesan
ciri yang ketiga tentang kemasyarakatan kurang mendapat porsi yang semestinya.
Akibatnya sebagian besar program yang terlaksana hanya menyentuh kebutuhan
internal PPGT saja dan kurang menyentuh masyarakat sekitar PPGT. Semangat
keaktifan membangun jaringan agak kendor (terutama jaringan lintas agama),
lebih banyak menunggu (pasif), atau kalaupun diprogramkan tetaplah menjadi
prioritas paling akhir untuk direalisasikan. PPGT masih harus terus didorong
untuk beroikumene. Oikumene di sini perlu dibaca secara luas, tidak hanya
sebatas bersesama lintas denominasi, tetapi juga bersesama lintas agama, lintas
kultural, lintas ideologi, termasuk bagaimana bersesama dengan seluruh ciptaan
Allah yang lain (alam semesta).

Dibutuhkan keberanian untuk berubah dari rutinitas program yang sudah


menjadi warisan turun temurun. Kebaktian PPGT, Porseni/Pesparawi, Praya dan
LKP adalah kegiatan-kegiatan PPGT yang masih menjadi program primadona baik
di semua tingkatan, tanpa ada keberanian untuk mengevaluasi apakah kegiatan ini
masih relevan dalam membentuk Kader Siap Utus khususnya di tengah-tengah
dunia yang makin kompetitif ini.

Kongres XIII PPGT, Seriti, 4-9 November 2013 85


Seharusnya kegiatan PPGT makin variatif, makin fungsional dan makin up to
date. Seharusnya setiap jemaat atau setidaknya klasis mempunyai program
unggulan, sehingga setiap klasis semestinya memliki kekhasan sendiri-sendiri. Selain
pembinaan spritualitas kita begitu merindukan PPGT yang memprogramkan Cell
Group Seminat, English Bible Study, Kelompok Study Kritis, Kelompok Tani PPGT,
Koperasi PPGT, Sentra Keterampilan, Forum Dialog Lintas Agama (PPGT yang
berinisiatif), Kelompok-kelompok PPGT Peduli : misalnya HIV/AIDS, Pemanasan
Global, Politik, Budaya, HAM, dll).
Untuk mewujudnyatakan hal-hal tersebut, perlu dikenali secara jelas setiap
potensi, peluang dan tantangan yang tengah dihadapi PPGT. Berikut ini adalah garis
besar hasil identifikasi potensi (kekuatan dan kelemahan) dan kondisi lingkungan
(peluang dan tantangan).

1.1 Kekuatan dan Kelemahan

No Kekuatan Kelemahan
Jumlah anggota yang besar dan Database jemaat-jemaat belum
1
menyebar tergarap secara optimal
Moralitas, spiritualitas dan etos
SDM warga PPGT yang terus
2 kerja belum berkembang secara
mengalami Peningkatan
optimal
Mempunyai banyak potensi SDM, Masih banyak (semakin banyak???)
3 khususnya mahasiswa sebagai aset potensi yang tidak digarap, tidak
masa depan aktif atau enggan ber-PPGT
Tersedianya Pusat-pusat pembinaan
seperti Balla Tamalanrea di Makassar, Selama ini pusat-pusat pembinaan
Wisma Rama, Gedung Tongkonan di tersebut belum berfungsi maksimal
4
Jakarta dan Surabaya, Gedung dan optimal-komersial
Pemuda di Rantepao, Gedung
Pelayanan di Makale dan Palopo, dll
Semakin banyak Pendeta muda dan Belum semua pendeta muda dan
5 kader PPGT yang menjadi pejabat kader PPGT yang duduk distruktur
struktural di berbagai lingkup berjuang untuk generasi muda.
Dukungan terhadap pengurus
Jaringan antar pengurus jemaat yang
6 Jemaat yang tidak merata dan
terorganisir dengan baik
belum optimal
Adanya Kerjasama antar Pengurus Kadang-kadang terjadi
7 Pelayanan Kategorial maupun dengan misscommunication di antara
BPM, BPK, dan BPS lembaga-lembaga ini
Adanya dukungan kuat dari senior-
8 Database senior tidak optimal
senior PPGT
Sebagian besar Pengurus Jemaat
Tersedianya kurikulum pembinaan
9 tidak memahami penggunaan
generasi muda yang konseptual
Kurikulum ini
Persekutuan antar anggota dan Aspek horizontal dan persekutuan
10 pembinaan kerohanian sudah berjalan dengan sesama masih sering
dengan lancar terlupakan atau dinomor duakan.

Kongres XIII PPGT, Seriti, 4-9 November 2013 86


No Kekuatan Kelemahan
Kurangnya kesadaran anggota
Anggota PPGT adalah bahagian dari
PPGT akan hak dan kewajibannya
11 komunitas pemuda yang siap
sebagai warga negara misalnya
membangun Indonesia
dalam pengurusan KTP.
Struktur presbiterial sinodal yang
Banyak pengurus PPGT dan Majelis
dapat mendorong kreatifitas dan
Gereja yang tidak memahami
12 kemandirian pengurus dalam
dengan baik Struktur presbiterial
mengembangkan
sinodal.
program pelayanan

2.2. Peluang dan Tantangan

No Peluang Tantangan
Hampir semua pusat-pusat Kabupaten Tidak semua anggota siap
1 sudah terjangkau dengan akses menghadapi kemudahan akses
informasi dan teknologi informasi tersebut
Belum tersedia data yang akurat
Ketersediaan tenaga pembina pada
2 tentang spesialisasi dan spesifikasi
hampir semua bidang
dari SDM tenaga pembina
Di sejumlah tempat masih ada
Pluralitas masyarakat setempat yang
hambatan dalam menjalankan
3 merupakan lingkungan strategis untuk
ibadah sesuai dengan agama
hidup bersesama
masing-masing
Semakin terbukanya iklim demokrasi
Mengemukanya kekerasan dalam
yang membuka kesempatan bagi
berbagai bentuk akibat kebebasan
4 setiap warga PPGT untuk berpendapat
yang kebablasan antara lain
dan berperan serta dalam
anarkisme dan premanisme
pembangunan
Otonomi daerah memberi peluang Suburnya primordialisme, sukuisme,
5 bagi pengembangan potensi daerah fanatisme, dan dikhotomi
secara maksimal penduduk asli pendatang
Berubahnya nilai-nilai yang
Kemajuan teknologi informasi dan menimbulkan krisis identitas,
6 komunikasi yang memudahkan maraknya penyahgunaan
interaksi antarmanusia Napza, dan makin beragamnya
dampak negatif media
Globalisasi menawarkan banyak
Tampilnya pesaing-pesaing yang
7 pilihan, kebebasan berekspresi, dan
lebih Hebat
peluang berkompetisi
Krisis identitas, krisis budaya dan
8 Berkembangnya budaya global
sejenisnya

Kongres XIII PPGT, Seriti, 4-9 November 2013 87


BAB III
VISI DAN MISI PPGT

III.1. Tujuan dan Usaha-Usaha Organisasi


Tujuan dan sekaligus merupakan pernyataan misi PPGT dirumuskan dalam pasal 5
Anggaran Dasar PPGT sebagai berikut: ”Terwujudnya Warga PPGT yang sadar dan
bertanggungjawab terhadap tugas dan panggilannya di tengah-tengah gereja,
masyarakat, dan alam semesta”. PPGT adalah bagian yang azasi dari Gereja Toraja
dan anggota PPGT adalah warga Gereja Toraja. Motivasi pembentukan organisasi
PPGT sebagai salah satu OIG dalam gereja toraja adalah untuk pembinaan dan
pelayanan pemuda baik intern maupun ekstern.

III.2. Arahan Tema dan Sub Tema


Visi PPGT adalah pernyataan cita-cita tentang kondisi ideal PPGT yang diharapkan
dan diyakini dapat terwujud pada masa yang akan datang. Sedangkan misi PPGT
adalah upaya-upaya yang wajib diemban untuk mewujudkan visi tersebut. Dengan
demikian, visi dan misi PPGT merupakan kerangka acuan dan pedoman dalam
menentukan arah bagi seluruh komponen dalam lingkup PPGT untuk melangkah ke
depan. Visi dan misi itu diantar oleh tema: “Mengasihi dengan Perbuatan dan
dalam Kebenaran” dengan sub tema “Membangun Persekutuan, Merawat
Kemajemukan, Memelihara Lingkungan”.

III.2.1 Gereja Toraja Dan Hakekatnya

Sidang Majelis Sinode (SMS) Gereja Toraja ke-23 yang sebelumnya lebih dikenal
sebagai Sidang Sinode Am (SSA) Gereja Toraja adalah saat untuk evaluasi, refleksi
untuk kemudian merumuskan aksi dalam hubungan dengan hakekat Gereja Toraja –
sebagaimana pada umumnya hakekat gereja itu sendiri – sebagai Gereja Tuhan di
dunia ini. Gereja Toraja adalah hasil dan kelanjutan dari pelaksanaan hakekat gereja
pada umumnya yaitu misi. Dan kehadirannya dalam konteks tertentu adalah wujud
kehadiran gereja Tuhan yang esa. Cikal bakalnya di mulai dengan kehadiran
beberapa guru beragama Kristen (anggota Indische Kerk-Gereja Protestan
Indonesia) pada sekolah Landschap yang dibuka oleh pemerintah Hindia Belanda
pada tahun 1908 di Toraja dapat dianggap sebagai awal masuknya berita Injil ke
daerah Toraja. Para guru ini berasal dari Ambon, Minahasa, Sangir, Kupang, dan
Jawa.
Atas pimpinan dan kuasa Roh Kudus, terjadilah pembaptisan yang pertama
pada tanggal 16 Maret 1913 kepada 20 orang murid sekolah Landschap di Makale
oleh Hulpprediker F. Kelling dari Bontain. Pemberitaan Injil dilakukan secara
“sengaja” dan intensif oleh Gereformeerde Zendingsbond (GZB) dari Negeri
Belanda dengan datangnya Penginjil A.A. Van Der Loosdrecht ke Toraja pada
tanggal 10 November 1913. Dia mati dibunuh (oleh kelompok yang tidak setuju

Kongres XIII PPGT, Seriti, 4-9 November 2013 88


karena pemerintah kolonial Belanda mengurangi masa/waktu berlangsungnya
perjudian) pada tanggal 26 Juli 1917 di Bori= dan menjadi syahid pertama Injil di
Toraja. Darahnya telah menjadi benih gereja: Gereja Toraja. GZB adalah sebuah
badan zending yang didirikan oleh anggota-anggota Nederlandse Hervormde Kerk
(NHK) yang menganut paham gereformeerd, berlatar belakang pietis, dalam arti
sangat mementingkan kesalehan dan kesucian hidup orang Kristen. Injil yang
ditaburkan oleh GZB di Tana Toraja tumbuh dan dibina oleh GZB selama kurang
lebih 34 tahun lamanya. Paham teologi GZB ini masih banyak mempengaruhi
paham teologi warga Gereja Toraja sampai saat ini.
Para pembawa Injil datang melanjutkan pengutusan Yesus. “Sama seperti Bapa
mengutus Aku, demikian juga sekarang Aku mengutus engkau” (Yoh 22:21), dan
melakukan seperti yang dilakukan oleh Yesus sendiri yakni memberitakan Injil
Kerajaan Allah (preaching), mengajar (teaching) serta melenyapkan segala penyakit
dan kelemahan (healing) (Mat. 9:35). Mereka datang memberitakan penyelamatan
Allah di dalam diri Yesus Kristus, mereka mendidik masyarakat untuk keluar dari
kebodohan dan keterbelakangan dengan membuka sekolah-sekolah, dan
menyembuhkan masyarakat dengan mendirikan pelayanan kesehatan. Mereka
mengharapkan orang Toraja menjadi manusia yang beriman, terdidik, dan sehat.
Sebuah pemahaman dan pelaksanaan misi yang menyeluruh (holistic).
Dengan hal itu orang Toraja telah diberkati oleh Tuhan sehingga mencapai
sebuah kemajuan yang luar biasa hanya dalam waktu kurang lebih 50 tahun, yang
menurut beberapa catatan sejarah hanya bisa dicapai suku-suku lain dalam waktu
100 tahun ke atas. Artinya, kedatangan kekristenan yang dibawa oleh para zending
yang kemudian dilanjutkan oleh Gereja Toraja yang mandiri telah melahirkan
sebuah perubahan yang sangat mendasar dalam sejarah orang Toraja dan
masyarakat Toraja. Sejarahwan malah mencatat bahwa modernisasi di Toraja
dimulai dengan kehadiran pendidikan yang dibawa oleh Gereja. Gereja Toraja
telah menjadi salah satu agen modernisasi dan perubahan sosial yang sangat
menentukan di Toraja lewat koinonia (persekutuan), diakonia (pelayanan),
marturia (kesaksian), liturgy (ibadah yang hidup), didache (pengajaran), pastoral
(penggembalaan), oikomenia (penatalayanan) (oikomenia mencakup sarana dan
prasarana, manajemen organisasi, keuangan) yang dibangunnya. Gereja Toraja
telah menjadi kekuatan pemicu yang sangat mendasar dalam diri orang Toraja,
masyarakat Toraja, yang pada gilirannya pengaruh perubahan pada skala regional
dan nasional. Satu hal yang tidak bisa disangkali adalah bahwa kekristenan yang
datang di Toraja yang kemudian dilanjutkan oleh Gereja Toraja telah memberikan
identitas baru bagi orang Toraja sebagai “pembeda” dengan masyarakat sekitarnya.
Toraja menjadi identik dengan Kristen. Dengan demikian, sadar atau tidak, orang
Toraja akan menjadi saksi Kristus, entah saksi baik maupun buruk.
Apa yang telah dilakukan oleh para penginjil itu telah melahirkan Gereja
Toraja. Salah satu Gereja Tuhan ini kemudian semakin matang dan mulai bisa
mengurus dirinya. Batu tapal berdirinya Gereja Toraja terjadi pada tanggal 25-28
Maret 1947. Pada saat itu diadakan persidangan Sinode I di Rantepao yang dihadiri

Kongres XIII PPGT, Seriti, 4-9 November 2013 89


oleh 35 utusan dari 18 Klasis. Sidang Sinode I ini memutuskan bahwa orang-orang
Toraja yang menganut agama Kristen bersekutu dan berdiri sendiri dalam satu
institusi gereja yang diberi nama GEREJA TORAJA. Waktu berjalan terus, dan
Tuhan melibatkan Gereja Toraja dalam karya penyelamatanNya di dunia ini.
Dalam upaya menghadirkan dirinya sebagaimana diinginkan Tuhan daripadanya,
lewat pergumulan yang panjang dan di bawah bimbingan Roh Kudus Gereja Toraja
telah mencapai Tri Kemandirian Gereja yakni kemandirian Teologi, Daya, dan
Dana. Dengan ketiga modal ini Gereja Toraja terus berjuang menjalani
panggilannya dalam realisme yang berpengharapan. Kini kita memasuki Sidang
Sinode Am (sekarang Sidang Majelis Sinode) yang ke-23 yang dihadiri oleh 84
Klasis, 960 Jemaat, 278 cabang kebaktian, dan 55 tempat kebaktian yang tersebar
di seluruh Indonesia, bahkan di luar negeri. Sidang sinode ke kali ini adalah sidang
sinode yang terakhir sebelum kita merayakan 100 tahun Injil “menjangkau” orang
Toraja jika kita bertolak dari datangnya Penginjil A.A. van der Loosdrecht ke
Toraja pada tanggal 10 November 1913.
Gereja Toraja adalah Gereja Tuhan di dunia ini yang berupaya untuk hadir
secara bermanfaat (efektif) dan dapat diterima (akseptabel) tanpa kehilangan
identitasnya. Kita telah melakukan tiga kali konsultasi tentang hakekat kita sebagai
gereja dalam bentuk konsultasi misi. Konsultasi yang pertama 2-4 Maret 1972,
konsultasi yang kedua 14-19 Maret 1994, dan konsultasi yang ketiga 20-25 Mei
2005. Perenungan dari konsultasi ke konsultasi menampakkan bahwa perubahan
yang sangat mendasar di dalam diri warga Gereja Toraja dan masyarakat kita yang
juga salah satu penyebabnya adalah kehadiran Gereja Toraja itu sendiri yang
menuntut perubahan yang mendasar pula dari Gereja Toraja agar ia tetap bisa
hadir secara efektif dan akseptabel, tanpa kehilangan identitasnya. Artinya,
perubahan yang begitu cepat dan mendasar menuntut strategi dari Gereja Toraja
untuk tetap hadir secara efektif (tetap bisa menjadi garam dan terang) dan
akseptabel (diterima kehadirannya dalam “dunia” meski ia bukan dari “dunia”)
tanpa kehilangan identitasnya (bahwa betapapun sosok atau strategi kehadiran itu
berubah demi efektivitas serta akseptabilitas, sosok kehadiran yang baru itu tidak
mengkhianati identitas (hakekat) kristiani kita yang paling mendasar. Apa idenititas
atau hakekat yang paling mendasar itu?
Dari konsultasi pertama telah dicanangkan bahwa hakekat gereja yang tidak
pernah berubah adalah misinya; atau misi adalah hakekat gereja. Kemudian Gereja
Toraja memahami misinya ke dalam dan ke luar, atau yang biasa disebut sebagai
funsgi penggembalaan dan fungsi pemberitaan. Pembinaan Warga Jemaat adalah
misi ke dalam dan Pemberitaan Injil kepada yang belum mengenal dan menerima
Yesus Kristus adalah misi keluar. Tentu saja keduanya dimaksudkan untuk
menjadikan identitas Gereja yang tidak pernah berubah, yakni untuk menjadi
berkat bagi sebanyak mungkin orang, atau menjadi garam dan terang, atau yang
kemudian menjadi visi Gereja Toraja: Damai Sejahtera Bagi Semua. Misi ke dalam
ditangani oleh BPWG (dahulu LPK) dan misi keluar ditangani oleh LPI. Meskipun
ditangani oleh dua lembaga yang berbeda, Gereja Toraja memahami kedua hal

Kongres XIII PPGT, Seriti, 4-9 November 2013 90


tersebut tidaklah bisa dipisahkan satu dengan yang lain, bahwa PWG (PWJ), selain
diarahkan untuk kedekatan atau keintiman setiap warganya dengan Tuhan, juga
diberdayakan untuk menjadi saksi-saksi yang hidup dari Gereja Tuhan, baik dalam
kata-kata maupun perbuatan mereka.
Konsultasi misi yang kedua dengan tetap berpegang pada hakekat gereja yaitu
misi menekankan kesadaran konteks yang terus berubah, yang dengan demikian
menuntut strategi kehadiran yang baru agar kehadiran Gereja Toraja tetap efektif,
akseptabel tanpa kehilangan identitas. Konteks yang mendapat penekanan adalah
kebudayaan, modernitas, dan relasi dengan Islam. Konsultasi misi yang ketiga
semakin menunjukkan betapa perubahan di sekitar kita terjadi begitu cepat,
mendasar, dan semakin luas, yang sekali membutuhkan perubahan yang mendasar
dari Gereja Toraja jika Gereja Toraja masih tetap ingin kehadirannya efektif dan
akseptabel. Hasil Konsultasi Misi Gereja Toraja yang ke-3 tahun 2005 itu, yang
kemudian hasilnya disahkan pada SSA ke-22 di Jakarta semakin memperjelas bahwa
Misi itu adalah Hakekat Gereja. Dikatakan bahwa, ketika kita berbicara tentang misi
atau “misi” atau PI, maka sesungguhnya kita berbicara tentang hakikat gereja.
Artinya, hakikat gereja adalah misinya. Jadi eksistensi gereja yang tak pernah
berubah adalah misinya Lalu untuk apa misi dan hakikat yang demikian itu? Untuk
menjadi alat suatu tujuan, yakni melaksanakan Misi Allah (Missio Dei) dan
melanjutkan Misi Kristus (Missio Christi) di dunia: “Sama seperti Bapa mengutus
Aku, demikian juga sekarang Aku mengutus engkau” (Yoh 22:21). Lalu apa inti Misi
Allah dan Misi Kristus itu? Supaya dunia percaya, agar tidak binasa (Yoh. 3:16). Jadi
nasib atau ketidakbinasaan dunia ini harus menjadi kepedulian utama gereja, dan
karena itu, gereja harus selalu menyadari dirinya sebagai alat, bukan tujuan. Untuk
mewujudkan Misi Allah dan melanjutkan Misi Kristus (Misi Penyelamatan) itulah,
gereja ditugaskan untuk bersekutu, bersaksi, dan melayani. Ada tugas ke dalam dan
ada tugas ke luar. Jadi Tri Panggilan Gereja itu merupakan fungsi gereja dalam
hubungan dengan misinya. Ketiganya memang dapat dibedakan, tetapi tidak dapat
dipisahkan. Gereja harus menjadi persekutuan (Koinonia) yang bersaksi (Marturia)
dan melayani (Diakonia). Karena itu, (1) persekutuan yang harus dibina adalah
persekutuan yang bersaksi dan melayani; (2) kesaksian yang harus dilaksanakan
adalah kesaksian oleh persekutuan dan dibarengi (dijiwai) oleh pelayanan; (3)
pelayanan adalah pelayanan di dalam dan oleh persekutuan dan pelayanan yang
merupakan kesaksian.
Dalam Sidang Sinode XV tanggal 6-14 Mei 1978 Struktur KUGT
mengakomodasi keberadaan kaum awam dan OIG sebagai anggota KUGT. Struktur
lengkap KUGT waktu itu adalah Ketua, Sekretaris, Bendahara, Wakil Ketua: dijabat
oleh Ketua Wil. I-IV dan Komisi-komisi, yang terdiri dari Komisi Pengakuan GT,
Tata GT, RAPB, dan Verifikasi. Dari kesadaran integralistik pentingnya pelayanan
kategorial ini direkrut secara resmi, PPGT adalah pelayanan kategorial yang sangat
strategis. Secara historis-ekklesiologis, persekutuan pemuda Gereja Toraja sejatinya
lahir sejak baptisan I tahun 1913 di Toraja, namun secara organisatoris dan
kelembagaan, PPGT dinyatakan berdiri pada tanggal 11 Desember 1962. Mengkilas

Kongres XIII PPGT, Seriti, 4-9 November 2013 91


sejarah, ketika seksi Pemuda dalam KUGT ditunjuk sebagai Wakil Pemuda dalam
kegiatan eksternal PPGT. Cikal bakal PPGT dimulai dari terbentuknya organisasi
lokal pemuda pada masa pergolakan tahun 1950an. Tahun 1953 berdiri Persatuan
Pemuda Toraja di Makassar dan tahun 1954 berdiri Gerakan Pemuda Gereja Toraja
yang waktu itu merupakan gerakan lokal pemuda gereja dengan pusat kegiatan di
Gereja Maros, Makassar.
Dikaitkan dengan eksistensi PPGT dalam struktur KUGT, mulai dari Sidang
Sinode V tanggal 25 Februari - 5 Maret 1955 di Rantepao, kepengurusan pemuda
menjadi salah satu seksi dalam KUGT dengan nama Seksi Pemuda/Kebudayaan,
bersama-sama dengan 8 seksi lainnya yaitu Seksi Kegerejaan, Keuangan, Usaha
Pembangunan, Kesehatan, Lektur, Theologia, Perhubungan, dan Verifikasi/Visitator.
Nama seksi Pemuda/Kebudayaan bertahan sampai Sinode V yang dilaksanakan 26-
30 April 1959 di Makale. Dalam Sinode ini Seksi Pemuda berdiri sendiri tidak lagi
digabungkan dengan Kebudayaan. Nama Seksi Pemuda ini masih bertahan sampai
Sinode X tahun 1965 di Makassar. Dalam Sinode X ini Seksi Pemuda berubah
menjadi Seksi Pembinaan Kader dan pada tahun yang sama, tepatnya 21-29
Desember 1965 perwakilan pemuda dari berbagai tempat berkumpul di Rantepao
mengadakan Kongres I dan memutuskan penggunaan nama Persekutuan Pemuda
Gereja Toraja (PPGT).
Kongres XII PPGT di Samarinda tanggal 10 – 13 September 2008 menegaskan
komitmen bersama untuk melakukan pembaruan PPGT menuju terwujudnya
paradigma baru PPGT. Paradigma baru ini mewujud dalam 10 pokok panggilan
PPGT sebagai Kader Siap Utus di mana ujung tombak pelaksanaannya adalah
jemaat, sebab di jemaatlah PPGT berada. Pengurus jemaat bertanggungjawab
menyusun program kerja beradasarkan 12 pokok panggilan PPGT tersebut. Tugas
pengurus PPGT Klasis adalah fungsi koordinatif untuk memastikan setiap jemaat di
klasisnya berjalan menurut tuntutan paradigma baru tersebut. Dua belas pokok
panggilan tersebut adalah:
1. Pembaruan Diri dan Organisasi
2. PPGT untuk Semua
3. Pemberdayaan SDM
4. Pembudayaan Etos Kristiani
5. Pengembangan Peran Kebangsaan
6. Pengembangan Peran Ekumenis
7. Pengembangan Peran Pluralisme
8. Gender dan Feminisme
9. Pelayanan Sosial
10. Pembangunan Kesehatan Masyarakat
11. Pengentasan Kemiskinan
12. Pemeliharaan Lingkungan Hidup

Menempatkan pembaharuan diri pada posisi pertama dari 12 pokok panggilan


PPGT, adalah penegasan dan integrasi diri PPGT terhadap jiwa dari tanggapan

Kongres XIII PPGT, Seriti, 4-9 November 2013 92


teologis Gereja Toraja secara menyeluruh terhadap perubahan yang sangat cepat
dan mendasar di sekeliling kita. SSA Gereja Toraja ke-22 di Jakarta dicanangkan
sebagai sidang sinode pembaruan dengan tema: “Berubahlah oleh pembaruan
budimu” (Roma 12:12a) dengan sub tema: “Mewujudkan Pembaruan Yang
Membawa Damai Sejahtera”. Untuk melaksanakan pembaruan yang membawa
damai sejahtera bagi semua maka SSA ke-22 tahun 2006 telah mencanangkan 10
Pokok-Pokok Tugas Panggilan Gereja Toraja (PTP-GT) sebagai berikut:

1. Pembaruan Ibadah dan Spiritualitas Kristiani


2. Peningkatan Kualitas SDM
3. Pengembangan Peran Kebangsaan
4. Pembudayaan Etika Kristen dan Penanggulangan Kekerasan
5. Peran Ekumenisme dan Pluralitas
6. Eklesiologi, Pengorganisasian Gereja dan Kemitraan Jemaat
7. Pelayanan Sosial dan Kesejahteraan Masyarakat
8. Pemberdayaan Ekonomi dan Penanggulangan Akar Kemiskinan
9. Pemeliharaan Lingkungan Hidup dan Kepedulian Sosial
10. Pengembangan Sarana, Prasarana, Dana, dan Penatalayanan

3.2.2. Latar Belakang Pemilihan dan Penjelasan Tema

Tema ini adalah tema payung Gereja Toraja dalam perjalanan hidup bergereja
selama lima tahun. Dengan demikian tema ini juga adalah pengayom tematis bagi
seluruh komponen gerejawi termasuk Persekutuan Pemuda Gereja Toraja sebagai
bagian integral Gereja Toraja. Dalam perjalanan panjang perjuangan bersama
warga Gereja Toraja di berbagai ranah dan lini, realitas yang kita hadapi belum
cukup menjawab idealitas yang sedang kita perjuangkan. Ketika perjalanan dari
Palopo (SSA k2-21) ke Jakarta (SSA ke-22) memandatkan semangat pembaruan, dan
SSA ke-22 di Jakarta mengutus warga Gereja Toraja untuk bersekutu, bersaksi dan
melayani dalam koridor PTP-GT diatas; kita menghadapi kenyataan bahwa
kompleksitas pergumulan dalam kehidupan bergereja, bemasyarakat dan berbangsa
menyulitkan kita untuk mengukur pencapaian dimaksud. Namun penghayatan
teologis yang semakin menguat adalah, misi Allah tidak berubah tetapi gereja-lah
yang harus berubah dibawah terang kehendak Allah. Pembaruan berbasis kesadaran
yang sungguh-sungguh mendasar atas kelemahan dan keterbatasan bahkan
pelanggaran kita, yang mengantar kepada sebuah “metanoia”, pembaruan budi
yang lahir dari proses batiniah dan mengantar kepada penampilan (performa)
lahiriah yang membawa damai sejahtera.
Menyongsong Sidang sinode ke-23, semakin kuat tantangan untuk
membahasakan pembaruan budi tersebut dengan lebih kongkrit, senyata tantangan
yang semakin riil dihadapi oleh warga Gereja Toraja dalam kesehariannya. Sehari-
hari kita semakin berhadapan dengan sikap mementingkan diri, beria-ria diatas
penderitaan orang lain, individualisme dan menghalalkan segala cara demi
keuntungan pribadi. Sehari-hari kita berhadapan dengan bahasa “kebenaran” yang

Kongres XIII PPGT, Seriti, 4-9 November 2013 93


diputar-balik untuk melayani kepentingan pribadi maupun kelompok; kebenaran
yang berstandar ganda yang tidak berkeadilan bahkan dapat diperjual-belikan.
Dalam retorika, kasih makin sering dikumandangkan tapi dalam praktik
dicampakkan. Sikap yang oleh Rasul Yohanes ditengking dengan ucapan
“pembohong dan menipu diri”. Inilah yang dipandang perlu untuk diteriakkan
sekeras-kerasnya, marilah kita mengasihi, bukan dengan perkataan atau dengan
lidah, tetapi dengan perbuatan dan dalam kebenaran! (I Yoh.3:18). “Little children,
let us love, not in words or speech, but in truth and action.”- NRSV.
Inti tema adalah “spiritualitas”. Tema ini mengangkat salah satu penekanan SSA
ke-22 yakni “spiritualitas” yang kemudian mengemukan dalam program tahunan
BPMS Gereja Toraja yakni “Pekan Spiritualitas”. Selain itu, tema ini diangkat dalam
rangka perenungan satu abad Injil Masuk Toraja (100 tahun IMT). Satu abad IMT
adalah anugerah Tuhan sebagai momentum evaluasi dan refleksi spiritualitas Gereja
Toraja memasuki abad baru kehadirannya di dunia ini. Sejauh mana spiritualitas
yang dibangunnya sesuai dengan hakekatnya sebagai Gereja Tuhan di dunia ini.
Untuk maksud tersebut, maka spiritualitas Yesus menjadi teladan penilaian kita.
Mengasihi dengan perbuatan dan dalam kebenaran adalah Spiritualitas Yesus.
Dengan memilih tema ini terkandung maksud agar kehidupan gereja menjadikan
Spiritualitas Yesus sebagai teladan. Gereja yang dimaksud di sini adalah warga
jemaat temasuk para pelayan yang pengembangan spiritualitas dan pertumbuhan
imannya mesti “meniru spiritualitas Yesus”. Karena tema ini dipandang sudah
bersifat operasional maka dianggap sub tema tidak perlu lagi.
A. Spiritualitas Yesus sebagai Sumber Spiritualitas Kristiani:
1. Apa itu “Spiritualitas”?
a. Tidak jarang spiritualitas di (salah) mengerti secara sempit sebagai “hidup
kerohanian”, bahkan lebih sempit lagi sebagai “kesalehan”. Spiritualitas
seharusnya lebih luas ketimbang itu. Spiritualitas adalah sesuatu yang
menjadi minyak dari pelita kehidupan dan pelayanan kita, yang tanpanya
kehidupan dan pelayanan kita menjadi dingin dan hambar. Lagipula
konotasi “hidup kerohanian” maupun “kesalehan” terlanjur dibebani oleh
pemahaman dualistik atas manusia bahkan atas kehidupan. Yaitu
anggapan bahwa manusia dan kehidupan ini terbagi atas yang rohani dan
yang jasmani. Keduanya adalah suatu kesatuan yang utuh dalam manusia
dan dalam kehidupannya.
b. Secara umum, spiritualitas adalah cara hidup, gaya hidup, atau sikap hidup
berdasarkan, dan yang lahir dari suatu pandangan hidup. Setiap orang
punya cara hidup, gaya hidup, sikap hidup (etika) sendiri berdasarkan
pandangan hidupnya (kebenaran yang diyakininya). Spiritualitas adalah
gaya hidup, cara hidup, sikap hidup yang keluar dari hati dan didorong
oleh keyakinan/kebenaran yang diyakininya.
c. Secara tata bahasa spiritualitas berasal dari akar kata spare (Latin) yang
berarti: menghembus, meniup, mengalir. Dari kata kerja spare terjadi
bentukan kata bendanya, yaitu spiritus atau spirit. Konotasinya kemudian

Kongres XIII PPGT, Seriti, 4-9 November 2013 94


berkembang sangat luas: udara, hawa yang dihirup, nafas hidup, nyawa,
roh, hati, sikap, perasaan, kesadaran diri, kebesaran hati, keberanian.
Dalam Alkitab spirit dipahami dalam kata ruakh (Ibrani) dan pneuma
(Yunani) yang secara pokok berarti: “nafas atau angin yang menggerakkan
dan menghidupkan”.
d. Dari perspektif semantis diatas, maka spiritualitas adalah sumber semangat
untuk hidup di dunia ini dengan segala aspek dan cakupannya, baik secara
pribadi, bersama sesama dan dalam relasi dengan Allah. Spiritualitas
dalam hal ini juga dilihat sebagai upaya sungguh-sungguh untuk hidup
sebagai murid Kristus. Dan itu berarti mencakupi segenap kepercayaan
pada diri Yesus Kristus, serta persekutuan yang total dan hidup (dinamis)
dengan-Nya.
e. Selanjutnya jika kita berbicara tentang spiritualitas, maka sesungguhnya
pula kita berbicara tentang “spirit” atau “roh”, atau “inti” atau “substansi”
tentang sesuatu. Misalnya saja soal beragama. Spiritualitas dalam
beragama berarti beragama di dalam “spirit”nya “roh”nya, “inti”nya,
“substansi”nya, tidak berhenti pada simbolis-formalistis. Demikian juga
dengan aspek-aspek kehidupan yang lain. Kalau kita memakai andaian
“api” dan “abu”, maka “api” itu spiritualitasnya. Atau “santan” dan
“ampas”, santan itu spiritualitasnya. Kehidupan spiritualitas mengejar
“api” atau “santan”, bukan “abu” dan “ampas”. Jadi dalam beragama,
spiritualitas memahami simbol-simbol beragama (misalnya ibadah rutin,
liturgi-liturgi, dlsb) sebagai alat (bukan tujuan) untuk tiba pada “spirit”
(“api” atau “santan”) beragama itu sendiri. Proses “menjadi” (to be a
Christian) menuju “inti” menjadi kristen (being a Christian) itu di bawah
kuasa dan bimbingan Roh Kudus.
f. Dari perspektif kristiani, spiritualitas digambarkan sebagai kehidupan
dalam Kristus dan sebagai suatu proses perjalanan kesetiaan yang semakin
berkembang, di mana kita dipimpin oleh Roh Kudus dan oleh
kekuatanNya kita menjadi serupa dengan Kristus, berada dalam
persekutuan cinta yang sempurna dan dalam pengabdian terhadap Gereja
untuk menjadi saksi yang hidup di tengah-tengah masyarakat di mana kita
ditempatkan dengan segala permasalahannya. Spiritualitas demikian
dihayati dengan iman dan dalam relasi dengan Tuhan Yesus sesuai dengan
lingkup hidup, dimensi serta peran yang dilakoni dalam suka-duka, dalam
keterdugaan dan ketakterdugaan, dalam situasi hidup sehari-hari, dalam
sikap harian terhadap sesama dan seluruh ciptaan. Sebuah ungkapan bijak
mengatakan: The heart of the problem is the problem of heart (jantung
dari seluruh persoalan adalah persoalan hati).
g. Jadi dalam hubungan dengan gaya hidup, bukan sekedar gaya hidup
yang semata-mata muncul karena meniru, membaca buku, atau karena
aturan, apalagi gaya hidup yang dibuat-buat, melainkan gaya hidup, cara
hidup, sikap hidup yang benar-benar mengungkapkan, mewujudkan apa
yang ada di dalam batin. Pembatinan keyakinan oleh kuasa Roh Kudus

Kongres XIII PPGT, Seriti, 4-9 November 2013 95


yang melahirkan gaya hidup sesuai keyakinan (kebenaran). Sebuah gaya
hidup “orang yang baik yang mengeluarkan hal-hal yang baik dari
perbendaharaannya yang baik …” (Mat 12:35a). Dari perspektif itu maka
dapat pula dikatakan bahwa spiritualitas adalah perwujudan iman dalam
kehidupan konkret.
h. Kasih, yang menjadi prinsip etika Kristen di dasarkan pada sebuah
pandangan hidup (world view), cara berpikir (mindset) sebagai sumber
mendalam dari pemaknaan tindakan “kasih” itu. Perwujudan nyatanya
adalah sikap hidup dan gaya hidup (life style) yang selaras. Dengan
demikian, spiritualitas menunjuk pada kesatuan gaya hidup dengan
pandangan hidup yang mendasarinya, yang keluar dari hati (integritas).
Gaya hidup yang bermakna karena gaya hidup itu berdasarkan atau
berakarkan pada sebuah sumber pemaknaan hidup yaitu Allah sendiri di
dalam Yesus Kristus yang didong oleh kuasa Roh Kudus. Mengapa
bermakna? Agar sebuah tindakan atau perbuatan (gaya hidup) maka ia
mesti secara jelas berakar pada pemahaman tertentu mengenai
“kenyataan yang ada di balik semua kenyataan” (yang kita sebut Allah).
“makna” adalah “apa yang dipercayai sebagai sesuatu yang bersifat harus
(misalnya: mengasihi) dan yang sekaligus dipandang mulia untuk
diperhatikan, untuk menuntut kesetiaan dan ketaatan kita (kebenaran)
yang muncul dari dalam hati”.
i. Jadi, “Mengasihi dengan Perbuatan dan dalam Kebenaran”. Bahwa gaya
hidup mengasihi itu adalah identitas etis orang kristen, dan bahwa gaya
hidup mengasihi itu sungguh mulia adanya karena ia berasal dari Allah di
dalam Yesus Kristus (kebenaran, identitas teologis), tidak hanya
dibenarkan dengan pikiran (akal) tetapi juga dengan hati dan dengan
segenap jiwa: "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan
dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Itulah hukum
yang terutama dan yang pertama. Dan hukum yang kedua, yang sama
dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri (Mat
22:37-39). Bahwa kemuliaan atau kebenaran bagi seorang Kristen adalah
dalam gaya hidupnya yang mengasihi. Karena ia keluar dari dalam hati,
jiwa dan akal, maka gaya hidup yang seperti itu dinikmati, bukan beban.
Inilah yang disebut oleh Konsultasi Misi Gereja Toraja sebagai “menikmati
Injil”, atau kalau kita meminjam istilah PL, menjadikan Taurat atau
perintah Tuhan itu menjadi kesukaan kita, bukan beban (Lihat Mzm.
119:70, 143, 174). Jadi spiritualitas merujuk pada hubungan pribadi orang
beriman dengan Allah yang terwujud dalam sikap hidup yang juga
mencakup pikiran, perkataan dan perbuatan. Dengan demikian maka
salah satu segi yang penting dari spiritualitas adalah "being a christian",
proses keberadaan menjadi seorang kristen yang sejati. Di situ spiritualitas
dilihat sebagai upaya sungguh-sungguh untuk hidup sebagai murid Kristus.
Dan itu berarti mencakupi segenap kepercayaan pada diri Yesus Kristus,
serta persekutuan yang total dan hidup (dinamis) dengan-Nya di bawah

Kongres XIII PPGT, Seriti, 4-9 November 2013 96


bimbingan Kuasa Roh Kudus. Dari situ kemudian lahir pikiran, pengakuan,
kepercayaan, moral pribadi, perkataan dan perilaku dalam keutuhan
spiritualitas yang meneladani Kristus. Bukan saja hanya gaya hidup (karena
gaya bisa dibuat buat) tetapi perwujudan utuh (holistic) dari keseluruhan
hidup

2. Spiritualitas Yesus
a. Spiritualitas Utuh
Spiritualitas merupakan kesatuan relasional antara spiritualitas yang
akrab atau intim dengan Tuhan dan spiritualitas kenabian. Keintimannya,
kedekatannya, keakraban Yesus dengan BapaNya melahirkan sikap hidup
yang peduli dan kritis dengan kehidupan manusia dan ciptaan lainnya.
Jika kita memperhatikan seluruh kehidupan Yesus, maka memang sangat
jelas bahwa di dalam diriNya relasi intimitas dengan Bapa dan
sikap/tindakan profetis (kenabian) merupakan satu kesatuan.
Keintimannya/kedekatannya dengan Allah menghadirkan sikap hidup
yang peduli dan kritis dalam relasi dengan manusia dan seluruh ciptaan
(profetis). Kedekatan dengan Tuhan melahirkan “hati yang berkobar-
kobar” (menggetarkan) untuk lebih dekat dengan Tuhan lagi (intim) yang
kemudian berpuncak pada “hati yang berkobar-kobar” untuk pergi
menjadi saksi-saksi yang hidup, baik di dalam persekutuan maupun dunia
pada umumnya (Lihat Lukas 24:32).
Di dalam kehidupan Yesus, selain sibuk berkotbah, mengajar,
menyembuhkan, menantang pimpinan agama & negara (spiritualitas
kenabian), Yesus menunjukkan spiritualitas intimitas-Nya dengan BapaNya
dengan rajin berkontemplasi untuk mengalami dan menikmati
kedekatanNya dengan BapaNya. Ia berdoa tanpa henti, bergumul
sendirian sebelum ambil keputusan. Para murid sering melihat Yesus
berdoa – kadang-kadang tidak jauh dari mereka (Mat 26:36; Luk 22:41;
11:1). Menyempatkan diri untuk menyendiri dan berdoa. ”Bangun pagi
waktu masih gelap” (Mrk 1: 35), berdoa secara tetap (Luk 5:16), berdoa
sepanjang malam (Luk 6:12), dan menutup pintu saat berdoa (Mat 6:5-6).
Hingga umur 30-anYesus belajar, merenung, berdoa. Ketika dibaptis,
Yesus berdoa (Luk 3: 21-22). Selama 40 hari di padang gurun tempat
bergumul, Ia digoda dengan harta (roti), dengan sensasi (terjun dari
Kenisah), dan dengan kuasa (sembah sujud). (Mrk 1: 12-13). Di dalam diri
Yesus bertumbuh bersama “Semakin dikasihi Allah dan manusia”: ” Dan
Yesus makin bertambah besar dan bertambah hikmat-Nya dan besar-Nya,
dan makin dikasihi oleh Allah dan manusia.”(Luk 2: 52).
Jadi kalau kita memperhatikan dengan seksama seluruh kehidupan
dan pengajaran Yesus, maka nampak dengan jelas bahwa Yesus datang
untuk memperkenalkan sebuah spiritualitas yang baru, sebuah gaya hidup
yang baru, di mana ada dua dimensi yang saling terkait. Dimensi yang

Kongres XIII PPGT, Seriti, 4-9 November 2013 97


pertama, adalah ketaatan yang total kepada Allah (intimitas dengan
Allah). Dan dimensi yang kedua, adalah kepedulian yang eksistensial
kepada sesama dan seluruh ciptaan. Keduanya tak terpisahkan. Ketaatan
Yesus yang total kepada Allah (intimitas dengan Allah) itulah yang
membuat Ia secara eksistensial dan total pula menaruh kepedulian kepada
umat manusia dan seluruh ciptaan. Dan sebaliknya, kepedulianNya yang
total terhadap umat manusia dan seluruh ciptaan (sikap profetis) adalah
bukti yang paling absah dan paling nyata dari ketaatan-Nya kepada Allah.
Spiritualitas Yesus menunjuk pada kehidupan yang terarah kepada Allah
(keintiman, kedekatan dengan Allah) yang menjadi semangat pokok
menjalani dan memaknai seluruh aspek kehidupan: hubungan dengan
sesama, dunia/alam semesta, bahkan dengan diri sendiri.
Kedua relasi ini merupakan satu kesatuan yang mewujud di dalam
perbuatan Kasih. Seluruh perbuatan dan perkataan-Nya merupakan
kesatuan kasih (identitas etis) dan kebenaran (identitas teologis).
Keterarahan kepada Allah melahirkan Spiritualitas Yesus yang visioner
dan transformatif (band. Lukas 4:17-20). Yesus dengan sangat jelas
mengartikulasikan visi pelayanannya sebagai bangunan dari tiga elemen
yang saling terkait (1) kehendak dan mandat dari Allah (2) kesadaran akan
talenta dan kapasitas yang Allah berikan, dan (3) konteks dan kebutuhan
zaman yang Allah tunjukkan. Bahwa Roh Tuhan yang ada pada Yesus
mengurapi Dia untuk menyampaikan Kabar Baik bagi orang miskin,
pembebasan bagi yang tertawan dan tertindas, penglihatan bagi orang
buta, dan memproklamirkan kedatangan tahun rahmat Tuhan.
Tema, “Mengasihi dalam Perbuatan dan dalam Kebenaran”
merupakan ajakan untuk menjadikan spiritualitas Yesus sebagai gaya hidup
kita (spiritualitas kita) membangun spiritualitas diri, gereja dan masyarakat
di mana kita di tempatkan oleh Tuhan.

b. Spiritualitas Pelayan: Hamba dan Gembala


Selain spiritualitas mistis-profetis, Yesus Kristus pun telah
meninggalkan teladan bagi kita para pelayan dan hamba-Nya spiritualitas
pelayan untuk kita teladani. Dalam pelayanan kita diharapkan
menyerupai Kristus Kepala dan Gembala. Mengupayakan keserupaan
dengan Kristus sebagai Kepala yang menghamba dan sebagai Gembala
Baik. Dengan demikian ia berpartisipasi dalam pelayanan Kristus dan
menghayati spiritualitas pelayanan. Kristus sebagai Kepala Gereja
dimengerti dalam arti Hamba, sesuai dengan apa yang dikatakan-Nya
tentang diri-Nya sendiri: “Anak Manusia datang bukan untuk dilayani,
melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi
tebusan bagi banyak orang." (Matius 20:28).
Pelayanan-Nya sebagai Hamba nyata dalam pengabdian-Nya
dengan memberikan diri-Nya bahkan menyerahkan hidup-Nya di kayu
Kongres XIII PPGT, Seriti, 4-9 November 2013 98
salib. Hamba dalam arti berserah diri sepenuhnya dalam cinta kasih dan
kerendahan hati. Ia merendahkan diri sebagai seorang Hamba dan taat
sampai mati di salib: “Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama,
menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus,
yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan
Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah
mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan
menjadi sama dengan manusia. Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia
telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di
kayu salib” (Filipi 2:5-8).
Kemudian Ia disebut Gembala yang Baik atas tiga alasan. Pertama,
karena Yesus mengenal domba-domba dan mereka mengenal-Nya. Kedua,
sebab Ia menyatukan domba-domba. Ketiga, Ia menyerahkan segenap
hidup-Nya bagi domba-dombaNya (pengorbanan).

III.3.3 Penjelasan Teks

Para ahli Perjanjian Baru sependapat bahwa Yohanes, penulis kitab ini yang
disebut sebagai seorang penatua adalah Rasul Yohanes, murid yang dalam beberapa
penjelasan Injil adalah murid yang “paling dikasihi” oleh Yesus. Para ahli juga
sependapat bahwa penulis surat I Yohanes adalah juga penulis Injil dan Wahyu
Yohanes. Hal itu berbeda dengan surat II dan III Yohanes, yang beberapa ahli
meragukannya sebagai yang ditulis oleh Rasul Yohanes. Meskipun begitu, dari segi
isi dan penyajiannya umumnya diterima bahwa keduanya berasal dari Rasul
Yohanes juga. Perlu diketahui bahwa baik Injil Yohanes, surat-surat maupun Wahyu
Yohanes berbicara tentang tindakan Allah yang terarah ke dunia ini. Firman, yaitu
Allah sendiri telah menjadi manusia (Yoh 1:14). Allah mengasihi dunia (Yoh 3:16).
Langit baru dan bumi baru terjadi karena Yerusalem yang surgawi turun ke bumi
(Wahyu 21).
Yohanes adalah sosok murid yang mengalami dan merasakan langsung apa
arti “dikasihi” dan “mengasihi” itu di dalam Kristus itu. Ia juga mengalami dan
merasakan langsung apa yang dimaksudkan dengan “kebenaran” itu jika Yesus
berbicara tentang “kebenaran”. Pengalamannya hidup bersama dengan Yesus telah
mengajarkan kepadanya bahwa kasih dan kebenaran tidak bisa dipisahkan, bahkan
dalam seluruh kehidupan Yesus, kasih dan kebenaran identik dengan perkataan dan
perbuatan. Dengan kata lain pula, perkataan dan perbuatan yang benar adalah
perkataan dan perbuatan yang berlandaskan kasih dan kebenaran. Karena itu, dia
dengan gamblang mengeritik kehidupan jemaat atau pribadi-pribadi tertentu yang
dengan gampang menyebutkan “kasih” dan “kebenaran” tetapi sesungguhnya
kehidupan mereka jauh dari “kasih” dan “kebenaran” sebagaimana yang
dimaksudkan oleh Yesus. Sebaliknya ia juga dengan gamblang memuji jemaat dan
pribadi-pribadi yang dalam kehidupannya nyata perbuatan-perbuatan yang
menunjukkan penyatuan kasih dan kebenaran itu. Dia menyapa Gayus dengan

Kongres XIII PPGT, Seriti, 4-9 November 2013 99


“kasih dan kebenaran”, “Dari penatua kepada Gayus yang kekasih, yang kukasihi
dalam kebenaran” (III Yoh. 1:1). Dari perspektif ini pulalah Yohanes menilai
kehidupan jemaat-jemaat dan pribadi-pribadi yang dengannya ia menulis surat
penggembalaan, baik pada tataran teologis maupun etis.
Jika kita memperhatikan keseluruhan Surat Yohanes yang pertama, nampak
bahwa surat ini dialamatkan kepada suatu jemaat atau gereja tertentu, yang
menurut istilah penulisnya sedang dilanda nabi-nabi palsu. Karena itu, I Yoh. 4:1
menandaskan, “Saudara-saudaraku yang kekasih, janganlah percaya akan setiap roh,
tetapi ujilah roh-roh itu, apakah mereka berasal dari Allah; sebab banyak nabi-nabi
palsu yang telah muncul dan pergi ke seluruh dunia.” Siapa nabi-nabi palsu itu?
Ternyata mereka tidak datang dari luar, tetapi justru muncul dari dalam tubuh
gereja sendiri. Bukan itu saja. Nabi-nabi palsu itu juga beroperasi dalam gereja.
Nampaknya orang-orang ini memang tetap dalam gereja, tidak keluar dari
keanggotaan gereja. Tetapi mereka membuat suatu kelompok tersendiri. Membuat
persekutuan di dalam persekutuan. Membuat gereja di dalam gereja, dan karena itu
amat membahayakan keutuhan dan kesatuan jemaat. Kata Yohanes, “Memang
mereka berasal dari antara kita, tetapi mereka tidak sungguh-sungguh termasuk
pada kita; sebab jika mereka sungguh-sungguh termasuk pada kita, niscaya mereka
tetap bersama-sama dengan kita” (ayat 19). Mereka membentuk persekutuan
sendiri.
Dari ayat-ayat selanjutnya kita mendapat kesan bahwa ciri khas dari kelompok
ini adalah: bahwa mereka itu merasa mendapat pengurapan khusus oleh Roh
Kudus. Roh Kudus ini, menurut keyakinan mereka mengaruniakan “gnosis” atau
“pengetahuan” yang khusus dan istimewa tentang Allah. Pengetahuan khusus inilah
yang membuat mereka merasa lebih berhikmat, lebih beriman, dan lebih suci
daripada anggota-anggota gereja yang lain. Sikap itulah yang kemudian dikecam
oleh Yohanes melalui ayat yang sangat terkenal: “Jika kita berkata, bahwa kita tidak
berdosa, maka kita menipu diri kita sendiri dan kebenaran tidak ada di dalam kita”
(I Yoh. 1:8). Selain itu Yohanes juga memberikan julukan kepada mereka sebagai
“anti Kristus”: “Anak-anakku, waktu ini adalah waktu yang terakhir, dan seperti
yang telah kamu dengar, seorang anti Kristus akan datang. Sekarang telah bangkit
banyak anti Kristus” (I Yoh. 2:18).
Mengapa mereka diberikan julukan seperti? Menurut ayat 22: oleh karena
mereka menyangkal bahwa Yesus adalah Kristus. Apa artinya “menyangkal bahwa
Yesus adalah Kristus”? Kelihatannya aneh! Bukankah mereka justru amat
menghormati Kristus? Ya, tetapi Kristus yang mereka percayai dan hormati itu
adalah Kristus yang surgawi, yang rohani, yang mulia. Tidak kepada Yesus yang
duniawi, yang jasmani, yang papa, yang menderita, yang tersalib, yang oleh Rasul
Paulus dipahami sebagai idenitias kristiani ketika ia mengatakan, “Tetapi aku sekali-
kali tidak mau bermegah, selain dalam salib Tuhan kita Yesus Kristus, sebab olehnya
dunia telah disalibkan bagiku dan aku bagi dunia” (Galatia 6:14). Yang mereka
percayai dan hormati adalah Mesias yang menang, bukan Hamba Allah yang
menderita, yang tersalib. Yang mereka percayai dan hormati adalah Kristus, Sang

Kongres XIII PPGT, Seriti, 4-9 November 2013 100


Anak Allah, bukan Yesus, si Anak Manusia. Pendeknya, Kristus yang mereka
percayai dan hormati itu adalah Kristus yang rohani. Saking rohaninya, atau saking
abstraknya sehingga Kristus tidak ubahnya telah menjadi sekedar sebagai sebuah
ide, semacam konsep, suatu prinsip-prinsip kebenaran yang abstrak. Bukan lagi
sebagai sebuah pribadi yang hidup dan kongkret. Bukan lagi Allah yang telah
menjadi manusia dan “tinggal di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya,
yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh
kasih karunia dan kebenaran” (Yoh. 3:14).
Jadi rupanya bagi sang penatua penulis surat I Yohanes ini, menjadikan Kristus
sekedar sebagai sebuah ide, konsep atau prinsip kebenaran universal adalah sikap
seorang anti Kristus. Anti Kristus karena Yesus Kristus itu bukan ide, bukan konsep,
bukan prinsip, tetapi Allah, Allah yang hidup. Dan yang terpenting: Allah yang
menjadi manusia, Allah yang menjadi daging, dan “memberikan teladan hidup
untuk kita ikuti jejak-jejak-Nya” (I Petrus 2:21). Iman kepada Yesus Kristus yang
tersalib adalah iman yang membumi, iman yang menemukan identitasnya di dunia
ini. Rupanya menurut Yohanes, pendapat mereka itu merupakan kesalahan teologis
yang amat mendasar, yang bertolak belakang dari seluruh kebenaran Injil.
Mengapa? Sebab Injil justru berarti Allah yang abstrak menjadikan Diri-Nya
kongkret, menjadi manusia, masuk ke dalam sejarah. Mereka sebaliknya. Mereka
menjadikan yang kongkret menjadi abstrak. Injil yang sejati adalah ketika yang
rohani itu menjadi jasmani, ketika Allah yang rohani itu menjasmanikan diri,
mengambil bentuk manusia, menjadi daging, men”dunia”. Mereka sebaliknya.
Mereka menjadikan yang jasmani itu rohani. Kesalahan teologis yang fatal inilah
yang kemudian mendorong Yohanes untuk berbicara tentang mengasihi Allah
dengan perbuatan dan dalam kebenaran. Mengapa? Sebab kesalahan teologis juga
telah melahirkan kesalahan etis yang gawat. Kasih, yang menjadi identitas etis orang
percaya, juga mereka rohanikan. Mereka jadikan ide, konsep, prinsip. Kasih
menjadi kata-kata saja yang begitu mudah diungkapkan tetapi tidak nampak dalam
kehidupan. Karena itu, kata Yohanes, “Anak-anakku, marilah kita mengasihi bukan
dengan perkataan atau dengan lidah, tetapi dengan perbuatan dan dalam
kebenaran”. Ayat ini memperbandingkan dua cara untuk mengasihi, yang satu
dengan perkataan (logos), yang satu lagi dengan tindakan (ergon). Perbandingan
antara logos dengan ergon lazim dalam tulisan-tulisan Yunani. Kedua cara itu
masing-masing dilengkapi dengan satu istilah lagi. “Perkataan” ("logos") merupakan
wujud suatu pikiran. “Lidah” merujuk ke tindakan bertutur. Keduanya mewakili
yang abstrak ketimbang yang konkrit. Dan karena kasih Kristus adalah konkrit,
maka kata “perkataan” dan “lidah” mewakili yang semu ketimbang yang sejati.
Kemudian, perbuatan ("ergon") dilengkapi dengan kebenaran ("aletheia").
Perbuatan jelas konkrit, tetapi aletheia itu biasanya abstrak, jadi merujuk ke suatu
kesesuaian antara apa yang benar dengan kenyataan atau perbuatan. “Aletheia”
memiliki beberapa arti.
1) Apa yang sesuai dengan kenyataan, lawan dari penampakan atau ilusi.
Dalam 2 Yoh 1:1, "benar-benar" menerjemahkan "dalam aletheia". Kata „emet
dalam PL biasanya diterjemahkan “aletheia”. Kata „emet sendiri dalam PL

Kongres XIII PPGT, Seriti, 4-9 November 2013 101


sering diterjemahkan “kesetiaan” Allah atau “kebenaran” (Lihat kata
“kesetiaan” dan “kebenaran” dalam Mazmur 43:3; 45:5; 51:8). Sebenarnya,
Plato pun mencari dasar untuk kehidupan (perbuatan) yang baik, sama
seperti ilmu pengetahuan Barat. Hanya, dicari dalam rumusan/ide, bukan
Pribadi.
2) Apa yang sesuai dengan kenyataan, lawan dari bohong. Unsur etis mulai
muncul di sini, yaitu bahwa orang berkomunikasi (dalam perkataan atau
tindakan) sesuai dengan apa yang sebenarnya. Dalam 1 Yoh 2:21 aletheia
berarti pemahaman tentang Kristus yang sesuai dengan kenyataan Kristus,
ketimbang pemahaman dalam ajaran palsu.
3) Jika kenyataan yang dimaksud adalah perbuatan orang, maka kita tiba pada
satu tema yang kuat dalam PL dan PB, yaitu kesesuaian antara perkataan
dengan perbuatan. Hal itu bisa menyangkut pengakuan tentang diri sendiri,
seperti dalam 1 Yoh 1:6, 8; 2:4, di mana pengakuan tertentu dipalsukan oleh
perbuatan. Perkataan itu juga termasuk perkataan yang menyiratkan janji.
Kenyataan dari suatu janji adalah pewujudannya dalam perbuatan.
4) Dengan demikian kita tiba pada artian aletheia sebagai sifat orang yang
bertindak (berbicara) menurut aletheia, yaitu ketulusan, kesetiaan, kejujuran.
'Emet dalam bahasa Ibrani sering memiliki artian demikian, merujuk ke
kesetiaan Allah. Dalam kaitannya dengan kata ergon, mungkin pengertian
yang ketiga di atas yang paling mempertahankan perlawanan antara abstrak
dengan konkrit. Yohanes memiliki concern supaya perbuatan dan perkataan
pembaca klop, baik dalam pemahaman tentang dirinya, maupun pada ayat
ini dalam relasi dengan sesama. Mengaku mengasihi orang menyiratkan janji
yang harus dinyatakan dalam perbuatan. Namun, dalam ayat berikut
Yohanes langsung memperluas cakupan aletheia itu. Bahwa kita "berasal dari
aletheia" jelas tidak merujuk pada sifat dalam diri kita. Frase itu merujuk ke
frase "berasal dari Allah" dalam ayat 10, yang secara negatif dikaitkan dengan
kasih. Berasal dari Allah dan berasal dari aletheia merupakan pengulangan
yang mencakup pembahasan tentang kasih dalam ayat-ayat 11-18.
5) Aletheia dalam ayat 19 adalah sifat Allah, yaitu sebagaimana dalam
pengertian yang pertama versi PL yakni kesetiaan. Aletheia pribadi dalam
kesesuaian antara perkataan kasih dan perbuatan kasih menunjukkan bahwa
kita berasal dari aletheia, yaitu Allah sebagai Yang Riil.

Jadi sebuah peringatan bahwa “kasih” dan “kebenaran” dalam iman Kristen
itu itu adalah relasi, bukan konsep-konsep abstrak. Tetapi relasi kasih itu tidaklah
bermakna relasi kasih pada dirinya sendiri melainkan sebuah relasi kasih yang
dimotivasi oleh sebuah prinsip kebenaran menurut Injil (landasan teologis), yakni
tindakan Allah: “Bukan kita yang telah mengasihi Allah, tetapi Allah yang telah
mengasihi kita dan yang telah mengutus anak-Nya sebagai pendamaian bagi dosa-
dosa kita. Saudara-saudaraku yang kekasih, jikalau Allah sedemikian mengasihi kita,
maka haruslah kita juga saling mengasihi” (I Yoh. 4:10,11). Jadi dapat dikatakan
bahwa “perbuatan” (gaya hidup, cara hidup) adalah cara menghayati kebenaran

Kongres XIII PPGT, Seriti, 4-9 November 2013 102


dan kasih. Spiritualitas adalah trilogi mengasihi-perbuatan-kebenaran. Jika Yesus
mengatakan bahwa Dialah kebenaran, maka Dia adalah perwujudan relasi yang
telah dipulihkan antara Allah dan manusia, antara manusia dengan sesamanya, dan
antara manusia dengan seluruh ciptaan. Kebenaran adalah relasi yang benar. Itulah
spiritualitas Yesus. Itulah gaya hidup Yesus, yang oleh Rasul Petrus disebut sebagai
jejak-jejak hidup yang harus kita ikuti ikuti: “Sebab untuk itulah kamu dipanggil,
karena Kristus pun telah menderita untuk kamu dan telah meninggalkan teladan
bagimu, supaya kamu mengikuti jejak-Nya” (I Petrus 2:21).
Trilogi Mengasihi–Perbuatan–Kebenaran. Ketiganya memang tak dapat
dipisahkan. Dengan meletakkan perbuatan di tengah-tengahnya, Yohanes
sesungguhnya mengingatkan identitas kekristenan, baik teologis maupun etis.
Bahwa kasih sebagai identitas etis kristiani adalah sesuatu yang mesti “dijadikan”,
bukan sesuatu yang sudah jadi. “Kasih” baru ada ketika kita “mengasihi”. Kasih
mensyaratkan adanya pihak lain, pihak asing: “Sebab aku sangat bersukacita, ketika
beberapa saudara datang dan memberi kesaksian tentang hidupmu dalam
kebenaran, sebab memang engkau hidup dalam kebenaran. Bagiku tidak ada
sukacita yang lebih besar dari pada mendengar, bahwa anak-anakku hidup dalam
kebenaran. Saudaraku yang kekasih, engkau bertindak sebagai orang percaya, di
mana engkau berbuat segala sesuatu untuk saudara-saudara, sekalipun mereka
adalah orang-orang asing. Mereka telah memberi kesaksian di hadapan jemaat
tentang kasihmu. Baik benar perbuatanmu, jikalau engkau menolong mereka dalam
perjalanan mereka, dengan suatu cara yang berkenan kepada Allah” (III Yoh. 1:3-6).
Dengan kata lain, kasih yang adalah identitas etis kita justru kita temukan di dalam
diri orang lain ketika kehidupan kita telah mampu membawa damai sejahtera bagi
orang lain itu. Dan gaya hidup seperti itu dilandasi oleh sebuah kebenaran kristiani
yang telah diteladankan oleh Kristus sendiri pula, yakni di dalam relasi yang benar
dengan Allah dan sesama (identitas teologis, kebenaran). Trilogi ini merupakan
spiritualitas kristiani, spiritualitas yang telah diteladankan oleh Yesus sendiri.
Mengasihi–Perbuatan–Kebenaran = Spiritualitas Kristiani.
Dari paparan di atas, maka mengangkat Tema “Mengasihi dengan Perbuatan
dan dalam Kebenaran” (I Yoh. 3:18), merupakan sebuah panggilan untuk:
1) Membangun sebuah spiritualitas kristiani dengan menjadikan spiritualitas
Yesus sebagai teladan di dalam menjalani kehidupan orang percaya dalam
rangkan mewujudkan Gereja Toraja yang membawa damai sejahtera bagi
semua.
2) Mengembangkan sebuah spiritualitas di mana gaya hidup itu (perbuatan)
merupakan gaya hidup hasil pembatinan pandangan hidup (dhi. kebenaran)
kristen, sehingga hasilnya adalah sebuah gaya hidup (dhi. mengasihi)
berdasarkan padangan hidup kristiani (kebenaran kristiani) yang keluar dari
hati sebagai hasil pembatinan pandangan hidup kristiani (kebenaran
kristiani), sehingga kita tidak mengasihi hanya dengan akal budi tetapi
dengan segenap hati dan jiwa (Matius 22:37-40). Pembatinan dalam hal ini
dimaknai sebagai perjalanan pendalaman sebuah penghayatan nilai dan

Kongres XIII PPGT, Seriti, 4-9 November 2013 103


keyakinan kedalam lubuk hati, sanubari, batin, budi, nous, sehingga hasilnya
melamur keseluruhan keberadaan kita; rasa, karsa, kata dan karya kita.
3) Menjemaatkan cara “menikmati” Injil sebagaimana dijelaskan dari hasil
Konsultasi Misi ke-3 Gereja Toraja. Bahwa seluruh “kewajiban-kewajiban”
agama kita akan terasa sebagai beban jika kita tidak “menikmatinya”, tidak
keluar dari hati sebagai hasil pembatinan dalam kerangka teologis: mengapa
kita melakukan itu. Hanya dengan begitu, seluruh kehidupan dan pelayanan
kita menjadi sesuatu yang bermakna. Ada spirit kehidupan, tidak dingin dan
hambar, dinikmati.
4) Menegaskan identitas kita sebagai gereja, baik identitas teologis maupun etis.
Itu berarti sebuah panggilan untuk hadir sesuai dengan identitas eklesiologis
yang diberikan kepada kita oleh Tuhan sendiri.
5) Memacu semangat bagaimana seharusnya kehadiran kita supaya dapat
diterima (akseptabel) dan bermanfaat (efektif) tanpa mengkhianati identitas
kita sebagai gereja

III.3.4.Gereja Toraja, PPGT dan Permasalahannya

“Masalah” adalah kesenjangan antara “yang ada” (realitas) dengan yang


diharapkan (idealitas). Masalah Gereja Toraja adalah kesenjangan antara apa yang
diharapkan daripadanya sebagai Gereja dengan realitas kehidupan Gereja Toraja
sekarang ini. Jika kita bertolak dari dua arah hakekat Gereja Toraja yang tidak bisa
dipisahkan satu dengan yang lain (misi ke dalam dan ke luar), evaluasi kehadiran
kita terletak pada dua arah ini dan bagaimana keduanya berjalan seimbang.
Rumusan eklesiologis Gereja Toraja dalam PGT pasal VI menekankan dalam bahwa
umat Allah diutus ke dalam dunia untuk dunia, berada didalam dunia, tetapi bukan
dari dunia. Setiap kegiatan gereja merupakan tanda kehidupan baru itu, baik bila
jemaat berkumpul, maupun bila menyebar untuk melayani dan bersaksi ditengah-
tengah dunia. Jemaat adalah arak-arakan yang dinamis dan terbuka serta
mengundang semua orang melalui kesaksian hidup, pelayanan dan pemberitaannya
untuk ikut dalam arak-arakan ini menuju kepenuhan hidup di dalam Kerajaan Allah.
Didalamnya ada pengakuan iman bahwa arak-arakan ini senantiasa dibina dan
dipelihara oleh Roh Kudus dan Firman Allah didalam seluruh kehidupan dan segala
kegiatannya ditengah-tengah dunia
Jika kita memperhatikan pencapaian 10 PTP-GT yang dihasilkan dalam SSA ke
22, menunjukkan perubahan yang sangat mendasar pada tataran yang seharusnya,
yang diharapkan (idealitas), di mana porsi misi ke luar yang sebelumnya kurang
mendapat perhatian telah mendapat perhatian yang sangat besar (3,4,5,7,8,9). Dari
ke 10 PTP-GT ini kita tertantang untuk mengevaluasi dan berefleksi untuk kemudian
menentukan aksi kita selanjutnya. Disamping berbagai pencapaian yang
menggembirakan dan patut kita syukuri, kita terus berhadapan dengan keragaman
permasalahan yang dalam refleksi ini akan dipetakan kedalam dua arah
pembenahan, yakni secara internal (misi ke dalam) dan secara keluar (misi ke luar).

Kongres XIII PPGT, Seriti, 4-9 November 2013 104


1. Internal
a. Komunikasi Kelembagaan.
Disamping semakin bertambahnya jumlah keanggotaan Gereja Toraja, kita
juga menyaksikan bertambahnya jumlah orang yang meninggalkan Gereja
Toraja, baik di kota maupun di desa. Banyak anggota kita di pedesaan
maupun di perkotan yang pindah ke gereja lain karena tidak terjangkau
pelayanan (tangdilambi‟) ataupun karena alasan mencari suasana ibadah
“yang lebih menyentuh”. Upaya menjembatani kesenjangan jemaat kota dan
desa yang telah terbangun selama ini dalam bentuk jemaat adopsi maupun
kembar perlu dijembatani dan dikembangkan secara sistemik dalam rangka
membangun satu tubuh, yang kuat membantu yang lemah supaya kita semua
tetap “teguh berpegang kepada kebenaran di dalam kasih kita bertumbuh di
dalam segala hal ke arah Dia, Kristus, yang adalah Kepala” (Efesus 4:15)
karena kita semua adalah “satu tubuh di dalam Kristus; tetapi kita masing-
masing adalah anggota yang seorang terhadap yang lain” (Roma 12:5).
Termasuk dalam hal ini penting diperhatikan untuk terus menumbuhkan
tingkat keterhubungan jemaat dengan BPMS Gereja Toraja dengan
memberikan legitimasi yang semestinya dalam pengambilan kebijakan
kelembagaan. Sekaligus tantangan bagi BPMS untuk terus berbenah
berdasarkan masukan-masukan konstruktif dari jemaat.

b. Perpindahan Anggota dan Keanggotaan Rangkap.


Tentu tidak dapat disangkal tentang pertambahan warga Gereja Toraja
dengan terbukanya jemaat-jemaat yang baru, baik itu pemekaran jemaat
maupun perpindahan anggota dari gereja lain (atau anggota rangkap), akan
tetapi perlu dipertanyakan motivasi dari perpindahan. Apakah karena
pelayanan Gereja Toraja sudah lebih baik dari gereja-gereja lain atau telah
jenuh di tempat “pelariannya” selama ini? Keduanya bisa. Kita harus tetap
instropeksi diri sambil belajar pada gereja-gereja lain jika hal-hal itu
menolong kita menghadirkan diri dengan efektif bagi warga jemaat. Dalam
kenyataannya, di banyak tempat banyak warga kita yang bergereja rangkap
dan keanggotaan rangkap. Jam tertentu bergereja di Gereja Toraja dan jam
tertentu masih bergereja di gereja lain. Penting dikaji, mengapa?

c. Perpecahan Jemaat.
Kita bersyukur dengan bertambahnya jemaat-jemaat karena pemekaran.
Tetapi Persekutuan kita terganggu dengan fenomena perpecahan dan
pemekaran-pemekaran dengan motif-motif yang tidak gerejawi, konflik
internal misalnya. Jika coba didalami, kita akan menemukan bahwa dalam
beberapa hal persekutuan kita tidak lagi dibangun dengan prinsip eklesiologi
yang benar. Pengakuan Iman GT Bab VI pasal 4 adalah prinsip bergereja
yang mesti terus dijemaatkan; bahwa jemaat adalah persekutuan yang hidup
dalam satu persaudaraan dengan kedudukan yang sama, tanpa pembedaan
ras, bangsa, suku dan lapisan-lapisan sosial. Ini sekaligus menjadi koreksi bagi

Kongres XIII PPGT, Seriti, 4-9 November 2013 105


masih kuatnya sistim “kobbu‟” dalam masyarakat, yang kemudian sering
terbawa kedalam kehidupan bergereja.

d. Masalah Keluarga.
Dalam kaitan kehidupan keluarga warga jemaat, kita menyaksikan
peningkatan perceraian keluarga dalam jumlah kasus yang semakin
memprihatinkan, kenakalan remaja yang semakin tidak terkendali,
banyaknya anak-anak kita yang bertumbuh di luar Gereja Toraja, belum
mengakarnya kesadaran yang kuat bahwa tempat utama pendidikan dan
pertumbuhan iman adalah keluarga, pembinaan keluarga masih kurang
mendapat perhatian/pelayanan Gereja Toraja, dan sederetan masalah
lainnya. Tantangan yang mesti dijawab dengan memberi perhatian serius
terhadap pembekalan/katekisasi/pastoral nikah, pembinaan pasutri dan
perhatian lebih kepada pembinaan generasi muda.

e. Kesenjangan antara Kerajinan Beribadah dengan Kehidupan Keseharian.


Gejala ini seiring dengan keprihatinan global bahwa kebangkitan agama
belum dibarengi dengan kebangkitan etika, malahan ada kecenderungan
berbanding terbalik. Kalau setiap agama terdiri dari tiga hal yaitu mitos
(dogma, teologi), ritus (liturgi), dan etika, maka nampak kesenjangan yang
cukup besar, di mana kita ramai pada bidang mitos dan ritus tetapi kurang
nampak dalam etika. Formalisme semakin tidak dipersoalkan. Dalam
kehidupan bergereja, masih sangat lebar kesenjangan antara pengakuan
formal sebagai anggota gereja dan dengan praktek kehidupan sehari-hari.
Pengakuan formal kita belum membumi dalam gaya hidup, terbukti dengan
masih maraknya kekerasan internal keluarga dan antar keluarga, kekerasan
politik, sikap biasa-biasa saja terhadap korupsi, kegampangan ikut menyuap
dan lain lain.

f. Kesenjangan Komunikasi dalam Persekutuan.


Pola komunikasi dalam persekutuan acapkali sudah sangat jauh dari
komunikasi kasih sebagai identitas etis kita, dalam terang kuasa roh yang
“lemah lembut” dan penguasaan diri. Dalam beberapa kasus terbawa bahwa
persidangan-persidangan gerejawi kita menjadi lebih ricuh dari persidangan
di luar sana yang kita namai “sekuler”. Dalam hal ini, gereja lebih digarami
ketimbang menggarami. Jangankan di dalam perbuatan, dalam perkataan
pun “bahasa kasih” cenderung mengalami erosi, ketika kita tidak lagi sungkan
melempar kata kasar satu kepada yang lain. Tegas tidak lagi dapat dibedakan
dengan kasar.

g. Pendirian Jemaat-jemaat di Perantaun, dalam dan luar Negeri.


Semangat pendirian jemaat harus terus ditantang dengan kesiapan model-
model pelayanan yang sesuai dengan dinamika kehidupan mereka sebagai
kaum urban. Di tengah hingar bingar kota, tingkat berkumpul keluarga yang
relatif minim, ketersediaan waktu beribadah yang rentan terhadap
Kongres XIII PPGT, Seriti, 4-9 November 2013 106
kejenuhan, menjadi tantangan spesifik bagi pendekatan pelayanan yang
lebihmenyentuh dan meneduhkan. Dalam pada itu, khotbah dan liturgi
dapat terbatinkan secara mendalam, dan tidak sekedar tiba pada tataran akal
dan penerimaan kognitif kaum urban yang identik sibuk, akademik dan kritis.
Pelayanan yang dapat melahirkan “hati yang berkobar-kobar” untuk mencari
kehendak Tuhan dan melakukannya ditengah tantangan masyarakat kota
yang semakin memojokkan anak-anak Tuhan ke ranah “keserupaan dengan
dunia”. Berdirinya jemaat-jemaat Gereja Toraja di perantauan mesti terus
dipacu untuk berjalan dalam paham Gereja Tuhan untuk membawa damai
sejahtera bagi semua. Sehingga pergumulan masyarakat setempat menjadi
pergumulan pelayanannya lalu menjadi kegelisahan teologis-etisnya, dan
melahirkan aksi kepeduliaan yang selaras denagn kesadaran tersebut.

h. Kepedulian PPGT terhadap Pen Sos (HIV Aida).


Gereja hari menghadapi banyak tantangan, salah satunya adalah penyakit
social. Tidak dapat dipungkiri perlahan-lahan fenomena penyakit sosial ini
telah menggerogoti gereja. Pemuda sebagai masa depan gereja sangat perlu
untuk memberikan perhatian terhadap hal ini jika kita masih menginginkan
gereja di masa mendatang tetap bertahan. Sejak hari ini kita mesti mesti
membangun komitmen bersama untuk peduli dan bertindak dalam
penanganan penyakit sosial. Penguatan internal PPGT adalah langkah awal
yang harus dilakukan, membentengi anggota PPGT untuk mengatakan
TIDAK terhadap free sex, narkoba, pergaulan bebas, judi, dan berbagai
penyakit sosial lainnya.

2. Eksternal

a. Pembenahan Komitmen dan Sarana-sarana Marturia dan Diakonia.


Penatalayanan yang berbasis optimalisasi sarana-sarana marturia dan
diakonia yang kita miliki, seperti sarana pendidikan, kesehatan, dan lembaga-
lembaga pemberdayaan kita, adalah urgent untuk diperhatikan. Melalui
pembenahan kualitas penatalayanan yang ada, masyarakat akan lebih
mendapat kesan (impression) yang positif dan makin diminati oleh berbagai
kalangan. Peran Gereja Toraja menemukan tantangan riilnya dalam
perjuangan mewujudkan tanda-tanda Kerajaan Allah di bumi, dalam
kehidupan sosial, politik, dan ekonomi di sekitarnya.

b. Otonomi Daerah dan Akuntabilitas Gereja Toraja.


Otonomi daerah secara tak terduga memperhadapkan Gereja Toraja kepada
tantangan yang lebih kompleks. Tumpuan otoritas kepemerintahan yang
berpindah dari pusat ke daerah menuntut peran profetik yang lebih berani
tetapi berhikmat. Suara kenabian gereja harus terus bergaung dalam kaitan
dengan kehidupan berbangsa, bermasyarakat dan bernegara. Maraknya kasus
korupsi, tetapi dilain pihak meningkatkan kemauan politik banyak pihak
untuk pemberantasannya, menantang Gereja Toraja untuk mengevaluasi
Kongres XIII PPGT, Seriti, 4-9 November 2013 107
keterlibatan kenabiannya sebagai mitra kritis pemerintah bagi kepemimpinan
daerah yang lebih bersih dan berwibawa. Mandat alkitabiah agar gereja
jangan menjadi serupa dengan dunia (Roma 12:2) menjadi tanda awas bagi
kita untuk terus menilai diri, sudah seberapa berarti (significant) kehadiran
kita di tengah masyarakat. Ataukah “keberartian dan kebermaknaan”
kehadiran kita belum cukup dirasakan secara eksternal? Kerusuhan pasca
Pemilukada di Kabupaten Tana Toraja, penahaman oknum pemerintah yang
tersangka korup, dan sebagainya menjadi kasus ujian (test cases) bagi
seberapa kehadiran Gereja Toraja dipandang “diperhitungkan” (accountable)
dalam membawa transformasi moral, sosial, politik dan ekonomi dalam
konteksnya.

c. Komitmen Ekumenis.
Belakangan ini Gereja Toraja mendapat beberapa sorotan kritis terkait
komitmen ekumenisnya. Berdirinya jemaat Gereja Toraja di wilayah yang
selama ini menjadi zone solidaritas ekumenis yang kuat, misalnya di wilayah
Gepsultra, GKST; adalah kasus serius untuk digumuli. Hal ini terkait erat
dengan kita ambil bagian aktif dalam perarakan mengupayakan agar keesaan
makin nyata di Indonesia dan mencakup semua gereja termasuk gereja-gereja
di luar keanggotaan Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI). Batu uji
bagi komitmen dalam spirit Dokumen Keesaan Gereja (DKG-PGI) bahwa ke
dalam tangan Sang “Pengesa”, gereja-gereja mempersembahkan semua
individualisme, primordialisme, eksklusifisme berbasis ras, etnis, budaya,
ajaran, denominasi, wilayah struktural/institusional; agar mendapat
tempatnya yang benar, yaitu sebagai elemen kemajemukan yang
menghidupkan dan memperkaya kesatuan. Suatu pengakuan bahwa
ketertutupan dan perpecahan adalah pengingkaran terhadap Yesus Kristus
sebagai satu-satunya dasar keesaan gereja.

d. Respon terhadap Pluralitas Kemasyarakatan.


Kemampuan kita makin ditantang untuk menempatkan, baik secara teologis
maupun sosiologis orang lain (the other) yang berbeda identitas
primordialnya dengan kita dalam rangka menyikapi pluralism. Mesti ada
kegelisahan teologis-etis yang terus diasah dalam wujud kepekaan untuk
menghadapi dan turut membangun proses demokratisasi di tengah ragam
dampak globalisasi nilai dan fakta terorisme. Gereja Toraja terpanggil untuk
secra serius dan sistematis membangun model-model pendidikan yang akan
menghasilkan produk intelektual Kristen yang siap menghadapi
kecenderungan-kecenderungan seperti ini. Membangun paradigma
pendidikan sekuler yang tetap melekat kuat pada visi dan misi Gereja Toraja.
Generasi yang dapat secara berhikmat melakoni hubungan ilmu dan agama
dalam pengembangan kecerdasan spiritual dan operatif dalam implementasi
kecerdasan emosional, intelektual dan sosial mereka. Kita juga terus
berhadapan dengan komitmen NKRI yang terus terdistorsi oleh ancaman

Kongres XIII PPGT, Seriti, 4-9 November 2013 108


disintegrasi, yang perwujudannya bertentangan dengan visi damai sejahtera;
keutuhan, ketenangan, rekonsoliasi dan keadilan sosial

e. Perjumpaan Injil dan Kebudayaan.


Studi dan pengalaman yang panjang terkait perjumpaan Injil dan
Kebudayaan Toraja menjadi kekayaan spiritual yang tidak pernah kering.
Suatu proses yang menantang sudah sejauh mana Gereja Toraja
menghadirkan hubungan yang dialektis antara Injil dan budaya; di mana Injil
sudah semakin mewarnai atau mencerahkan budaya, dan budaya memberi
bahasa yang membumi kepada Injil. Gereja Toraja berhadapan dengan
masalah memelihara dan mengembangkan budaya yang lebih berbelarasa,
berbelas kasih dan berhikmat. Yesus Kristus dipercayai telah menjadi Tuhan
yang membudaya dan diterima akrab dalam komunitas orang percaya
dengan kebudayaannya masing-masing , dan telah menjadi “pengesa” dari
suatu keesaan yang sangat majemuk dan merangkum semua manusia dengan
segala kekayaan budaya dan tradisi gerejawi.

f. Kesetaraan Gender dan Perlindungan Anak.


Warga Gereja Toraja adalah bagian dari komunitas ekumenis global Dewan
Gereja se-Dunia yang pernah mencanangkan dekade gereja-gereja dalam
solidaritas dengan perempuan pada tahun 1990. Ini menjadi dorongan bagi
Gereja Toraja untuk lebih memberi ruang strategis dalam mengintegrasikan
kesetaraan gender dan menjadi satu dimensi integral dari perencanaan,
penganggaran, pelaksanan dan pemantauan serta evaluasi atas kebijakan,
program dan kegiatan pelayanan di jemaat-jemaat kita. Program terkait
pemberdayaan perempuan tidak diserahkan menjadi program eksklusif
PWGT tetapi menegaskan keterpanggilan bersama jemaat. “Dalam hal ini
tidak ada lagi orang Yahudi atau orang Yunani, tidak ada hamba atau orang
merdeka, tidak ada laki-laki atau perempuan, karena kamu semua adalah
satu di dalam Kristus Yesus” (Gal. 3:28). Terbitnya secara khusus UU RI
No. 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan dalam Rumah Tangga
dan UU RI No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak bukan hanya
menjadi tantangan sosiologis tetapi teologis bagi Gereja Toraja untuk melihat
betapa ranah penyuaraan tindakan profetik kita bertambah kompleks.
Masalah-masalah kekerasan dalam rumah tangga khususnya terhadap
perempuan dan anak, perdagangan manusia (human trafficking) yang
dominan adalah perempuan dan anak, buruh anak, pornografi yang
melibatkan anak, dan sebagainya barulah segelintir dari begitu banyak
“pekerjaan rumah” yang tidak dapat diabaikan oleh warga jemaat.

g. Kepedulian Lingkungan.
Kerusakan lingkungan merupakan salah satu isu yang mengemuka, antara
lain meliputi pencemaran udara dan air, tanah longsor, erosi, berkurangnya
sumber air dan energi, pemanasan global, dampak bencana alam, masalah
sampah yang berserakan dan merusak kesehatan manusia dst. Sekalipun
Kongres XIII PPGT, Seriti, 4-9 November 2013 109
sudah merasakan dampaknya, misalnya merebaknya penyakit menular, tapi
masih banyak orang yang tidak menghiraukannya. Padahal rusaknya
hubungan antara manusia dan lingkungannya terbanyak disebabkan oleh
ulah manusia sendiri, yang tidak bertanggungjawab dalam memperlakukan
“to sangserekanna.” Pandangan teologis yang sangat antroposentrik
melahirkan kesombongan manusia dengan memperlakukan ciptaan lain
semata-mata sebagai obyek yang dapat digunakan tanpa batas untuk
kepentingan manusia. Penting untuk terus menjemaatkan etika lingkungan
dan paham pemandataan pemeliharaan lingkungan ini.

h. Kekerasan Sosial.
Gereja Toraja sedang berarak sederap dengan gereja Tuhan di seluruh dunia
untuk pada tahun 2010 ini mengevaluasi dan berefleksi sejauh mana
pencapaian Dekade Gereja-gereja dalam Mengatasi Kekerasan (Decade to
Overcome Violence – DOV – 2000-2010). Sudah cukup banyak program
yang di dalamnya semangat DOV diratifikasi melalui program baik pada
tataran jemaat maupun kelompok pelayanan kategorial. Namun kembali kita
terus menerus diperhadapkan pada fakta kekerasan seperti kerusuhan di
Tana Toraja pasca Pemilukada menyisakan desakan hadap diri terhadap
warga Gereja Toraja. Nurani kemanusiaan kita semakin dibuat pedih oleh
berkelanjutannya kekerasan sosial baik antar warga maupun konflik atas
nama agama yang jelas-jelas menciderai keluhuran ajaran agama-agama.
Gereja Toraja diperhadapkan pada tuntutan untuk makin mengambangkan
penghayatan bahwa pada dasarnya keanekaragaman agama, budaya dan ras
sama sekali bukan persoalan dalam membangun harmoni kehidupan dalam
bingkai NKRI. Toleransi harus makin membumi sehingga sikap-sikap
intoleran, ketidakdewasaan sebagian kalangan dalam mengelolah perbedaan
tidak akan bermuara pada kekerasan sosial. Tragedi yang banyak menyisakan
kesengsaraan dalam berbagai wujudnya dalam masyarakat

III.4. Penyesuaian Tematik PTP Gereja Toraja 2011-2018 dalam Derap Implementasi
12 Pokok Panggilan PPGT

Bertolak dari Visi Gereja Toraja, “Damai Sejahtera bagi Semua” dan Tema SSA
XXIII “Mengasihi dengan Perbuatan dan dalam Kebenaran” (I Yohanes 3:18) serta
mempertimbangkan konteks pergumulan pelayanan Gereja Toraja dan tantangan
yang menyertainya, dan setelah menggumuli dengan seksama tantangan internal
maupun eksternal Gereja Toraja, maka dalam tuntunan hikmat Tuhan SMS ke 23
di Tallunglipu menetapkan pokok-pokok tugas panggilan Gereja Toraja dalam
Keputusan nomor 13 sebagai berikut:

1. Penghayatan dan Penjemaatan Spiritualitas Kasih sebagai Ibadah yang Sejati:


a. Warga Gereja Toraja terus terpanggil memantapkan komitmen untuk
mengalami dan melakukan pembaruan yang selama lima tahun belakangan
ini disemangati oleh tema SSA XXII “Berubahlah oleh Pembaruan Budimu”.
Perubahan yang fundamental harus terus disaksikan oleh dunia terjadi pada
Kongres XIII PPGT, Seriti, 4-9 November 2013 110
diri para pelayan dalam Gereja Toraja mendorong dan olehnya konsisten
mendampingi warga jemaat untuk berubah dan selanjutnya warga jemaat
mengajak dunia lingkungannya berubah.
b. Warga jemaat terpanggil untuk menjadikan ibadah sebagai persembahan
yang hidup dan berkenan kepada Tuhan. Ibadah dimaksud adalah ibadah
yang didorong oleh spiritualitas kasih kepada Tuhan dan kasih kepada
sesama bahkan semua makhluk.
c. Program-program pembinaan dan pemberdayaan perlu dikembangkan
secara kategorial bukan hanya dengan pertimbangan jabatan (Majelis
Gereja), usia (generasi muda), jenis kelamin (wanita dan kaum bapak), tetapi
juga kelompok-kelompok profesi. Semua ini diarahkan kepada kesiapan
mereka menjadi “agent” implementasi kasih dan kebenaran.
d. Pengembangan keteladanan pemimpin gereja sebagai salah satu basis penting
bagi kehidupan spiritualitas. Sistem pelayanan mentorat pastoral mesti
semakin diberi perhatian untuk melaksanakan bimbingan, pendampingan
pastoral dan bahkan teguran terhadap oknum pemimpin yang terindikasi
mengalami degradasi spiritualitas.

2. Peningkatan Kualitas Pendidikan dan Pengembangan SDM yang Cinta Kebenaran


a. Komitmen peningkatan mutu pendidikan pada tataran kebijakan mulai
dirasakan, namun pada tataran implementasi masih amat terasa adanya
kelambanan, dan malahan indikasi adanya penyimpangan pada berbagai
tingkatan. Kita juga tidak bisa menutup mata terhadap kenyataan di
sejumlah tempat, yang mengindikasikan adanya penyelengara dan pengelola
pendidikan yang menjadikan pendidikan sebagai lahan usaha untuk
mengejar keuntungan finansial semata-mata.
b. Warga masyarakat dan warga gereja mesti memahami bahwa gelar yang
diperoleh melalui pendidikan, khususnya gelar kesarjanaan, bukanlah suatu
prestise yang secara otomatis dapat berdampak pada perubahan status sosial.
Seringkali gelar dan ijazah menjadi tujuan utama sementara pengetahuan
dan keterampilan dikesampingkan. Sementara itu, masih begitu banyak
warga masyarakat di sejumlah tempat yang sebenarnya memiliki keinginan
untuk belajar dengan baik, namun sampai saat ini mereka belum
memperoleh kesempatan mengecap pendidikan secara memadai. Faktor
ketiadaan biaya merupakan salah satu alasan utama bagi terciptanya kondisi
ini. Faktor keterbatasan sarana dan prasarana, ketiadaan atau kekurangan
tenaga pengajar serta rendahnya motivasi dan kompetensi tenaga pengajar,
juga merupakan penyebab bagi rendahnya mutu pendidikan di sejumlah
tempat, termasuk di sekolah-sekolah yang dikelola oleh Gereja Toraja.
c. Penerapan kurikulum berbasis kompetensi dan pendidikan yang berbasis
pembangunan karakter (character building), menjadi tantangan mendesak
yang mesti diantisipasi secara proporsional dan bersinergi dengan semua
pihak terkait, bagi munculnya para sarjana yang mempunyai kualifikasi SDM
yang berkarakter kasih dan cinta kebenaran. Moralitas dan karakter yang

Kongres XIII PPGT, Seriti, 4-9 November 2013 111


selama ini dipandang semakin terkikis dari diri para teknokrat dan akademisi,
tidak terkecuali teknokrat dan akademisi Kristen.

3. Pengembangan Pemahaman Eklesiologi, Pengorganisasian Gereja dan


Kemitraan Jemaat
a. Perjalanan momen gerejawi dari Jakarta ke Tallunglipu, adalah fase
pengalaman menjalani perubahan pengorganisasian gereja yang meliputi
perubahan-perubahan Tata Gereja, yang dahulu dinilai tidak lagi relevan,
tidak kontekstual dan atau tidak lagi selaras dengan perkembangan Gereja
Toraja dan masyarakatnya. Substansi yang ada pada perubahan dimaksud
didasarkan pada pemahaman bahwa organisasi adalah alat dan bukan
tujuan. Tujuan Gereja Toraja adalah untuk mengerjakan keselamatan yang
telah diterimanya di dalam Yesus Kristus untuk diteruskan (dibagikan)
kepada dunia lingkungannya. Dalam rangka pencapaian tujuan ini, Gereja
Toraja membentuk sebuah struktur organisasi yang disertai dengan
sejumlah aturan untuk mendukung efektivitas penyelenggaraan organisasi.
Struktur dan aturan-aturan tersebut tentu disesuaikan dengan konteks di
mana Gereja Toraja hadir untuk bersekutu, bersaksi dan melayani. Dengan
demikian, dinamika internal berubah, dan atau ketika konteks pelayanan
Gereja Toraja berubah maka struktur dan aturan-aturannya pun dapat
mengalami perubahan-perubahan. Dengan jalan begitu, Firman Allah yang
tidak berubah itu tetap dapat dinikmati dan disampaikan secara
kontekstual.
b. Seiring dengan semangat itu, hasil perubahan Tata Gereja, yakni Tata
Gereja Gereja Toraja (TG-GT) mendapat sambutan dan tanggapan yang
beragam dalam implemetasinya. Peniadaan wilayah dalam struktur
kelembagaan, perubahan OIG menjadi pelayanan kelompok kategorial
(PKK), pemberkatan nikah ulang bagi yang bercerai dan beberapa tema
teologis lainnya, tetap dipandang bagian dari dinamika internal gerejawi
yang terus memerlukan evaluasi dan pengkajian mendalam. Selain itu,
untuk menjawab mandat meningkatkan kemandirian dan fungsi garam dan
terang setiap jemaat, maka hubungan kemitraan antar jemaat perlu
dikembangkan yang difasilitasi oleh BPS.

4. Kebudayaan, Pembudayaan Etika Kristen, Keluarga Kristen, dan


Penanggulangan Kekerasan
a. Ironis bahwa justru di saat kita akan mengevaluasi pencapaian perjuangan
kita bersama gereja-gereja di seluruh dunia untuk mengatasi kekerasan
(Decade to Overcome Violence – 2000-2010), hampir tiada hari yang kita
lalui tanpa berita-berita melalui media massa tentang tindak kekerasan
dalam berbagai bentuk dan tingkatan. Tindak kekerasan tersebut
melibatkan anak-anak sampai orang tua, orang-orang buta aksara sampai
orang yang berpendidikan tinggi, rakyat jelata sampai pejabat negara,
pengemis sampai para konglomerat, dan tidak terkecuali warga gereja.

Kongres XIII PPGT, Seriti, 4-9 November 2013 112


Dalam sejumlah kasus, tindakan-tindakan kekerasan ini melibatkan
kelompok-kelompok masyarakat yang mengusung perbedaan agama, etnis
dan latar belakang sosial lainnya, sehingga menimbulkan ekses bagi
kehidupan masyarakat secara lebih luas untuk jangka waktu lama.
b. Dalam rangka memerangi budaya kekerasan, Gereja Toraja terpanggil
untuk melakukan upaya-upaya pembudayaan etika Kristen, yakni etika
bermasyarakat yang berlandaskan kasih dan memaknai hakekat manusia
sebagai makluk yang diciptakan menurut gambar Allah. Pembudayaan etika
kristen ini harus dimulai secara dini dalam setiap keluarga, kemudian
diperluas ke dalam kehidupan berjemaat dan seterusnya ke dalam
kehidupan bermasyarakat. Pembudayaan etika kristen tersebut juga
sejatinya diberlakukan secara konsisten pada semua sekolah-sekolah yang
dikelola oleh gereja dan pada semua bidang pelayanan gereja. Jemaat dan
organisasi intra gerejawi terpanggil membangun iklim yang lebih santun
dan saling menghargai dalam forum-forum gerejawi agar menjadi kesaksian
nyata bagi dunia.
c. Gereja harus memberi prioritas bagi pembinaan etika kristen guna
menanggulangi sejumlah kekerasan yang terjadi baik dalam keluarga,
maupun dalam masyarakat lingkugannya, serta menghindari maraknya seks
bebas, pornografi, penyalahgunaan narkoba terutama bagi generasi muda.
Terjadinya “tawuran” antara siswa dengan polisi di Rantepao dan
kerusuhan yang menelan korban nyawa pasca Pemilukada Kabupaten Tana
Toraja misalnya, adalah “gajah di pelupuk mata” yang mendesak semua
pihak untuk berpikir keras, apa yang salah dengan masyarakat kita, dan apa
yang belum dilakukan oleh gereja.

5. Pemberdayaan Ekonomi dan Pengembangan Diakonia Transformatif dalam


Upaya Penanggulangan Akar Kemiskinan

a. Tantangan bagi sikap dan komitmen diakonal gereja menjadi semakin riil.
Kita mengaminkan bahwa Kristus masuk ke dalam dunia ini, antara lain,
untuk mencari dan menyantuni orang miskin, melepaskan orang yang
terbelenggu dan mengentaskan orang-orang yang tidak berdaya kepada
keadaan yang lebih baik. Atas dasar itu, gereja pada hakekatnya terpanggil
untuk berperan sebagai mitra Kristus dalam upaya penanggulangan akar
kemiskinan dan pengentasan orang-orang lemah dari berbagai
ketidakberdayaan. Peran inilah yang lazim dikenal sebagai Tugas Panggilan
Gereja yang ketiga, yaitu “pelayanan” atau “diakonia”. Pelaksanaan tugas
panggilan ini harus dilandasi oleh suatu pemahaman bahwa dalam setiap
berkat yang kita peroleh tertitip bagian orang-orang miskin, dan dalam
setiap potensi yang kita miliki terselip bagian yang harus dialokasikan untuk
mendukung upaya-upaya pemberdayaan orang-orang yang tidak berdaya.
b. Pembaharuan paradigma diakonia ke arah diakonia yang lebih transformatif
mesti semakin serius diupayakan. Tidak dapat dipungkiri bahwa kesadaran

Kongres XIII PPGT, Seriti, 4-9 November 2013 113


sebagian warga jemaat untuk berdiakonia semakin meningkat. Namun pada
sisi lain muncul pula gejala bahwa justru pihak pengelola jemaatlah yang
cenderung membatasi pelayanan diakonianya dalam lingkup jemaatnya
sendiri, dan itupun masih terbatas pada pelayanan diakonia karitatif atau
diakonia konsumtif. Padahal jumlah orang-orang yang dapat menjadi peserta
pelayanan diakonia bukannya semakin berkurang.
c. Jumlah warga jemaat dan warga bangsa ini yang tergolong ke dalam
kelompok orang-orang yang terlindas oleh hiruk-pikuknya aktivitas
pembangunan, justru semakin bertambah dari saat ke saat. Mereka inilah
yang memerlukan perhatian serius dan dukungan dari kita semua. Mereka
ini perlu dientaskan dari ketidakberdayaannya, khususnya dalam bidang
ekonomi, yang membuatnya menjadi beban pembangunan secara terus-
menerus. Sehubungan dengan itu, dibutuhkan kepedulian, keseriusan, tekad
tindakan nyata dari kita semua. Sikap diakonal jemaat juga harus
diberdayakan sehingga usaha-usaha yang dibuka oleh penerima bantuan
diakonia transformatif, diberdayakan oleh warga jemaat sendiri. “Trend”
belanja ke mall-mall, meski untuk kebutuhan dasar sehari-hari, mestinya
dialihkan kepada kios-kios kecil mereka. Di samping itu, perlu direncanakan
program-program pemberdayaan bagi upaya peningkatan kesejahteraan
warga gereja, seperti program-program pembinaan keterampilan dan
pendampingan bagi warga gereja pencari kerja, baik dalam negeri maupun
ke luar negeri.

6. Pengembangan Peran Ekumenis, Relasional Kelembagaan dan Pengelolaan


Pluraritas
a. Visi Gereja Toraja, yaitu “Damai Sejahtera Bagi Semua”, pada hakekatnya
mengamanatkan pengembangan peran ekumenis dan pengelolaan pluralitas.
Hal tersebut bermakna, bahwa segenap warga Gereja Toraja dituntut untuk
senantiasa mengembangkan hubungan yang baik dengan gereja-gereja lain
tanpa harus dibatasi oleh perbedaan denominasi. Bahkan lebih dari itu,
Gereja Toraja juga dituntut untuk menjalin kerjasama dan saling pengertian
dengan para penganut agama-agama lain, serta harus proaktif dalam
memperjuangkan perdamaian dan kesejahteraan bagi semua. Sehubungan
dengan itu, pengembangan sikap inklusif (keterbukaan) dan pengelolaan
pluralitas (kepelbagaian atau keanekaragaman) perlu terus digalakkan.
Pluralitas seyogianya dipahami dan dikelola sebagai suatu potensi dan
kekuatan bangsa, dengan dilandasi oleh suatu keyakinan, bahwa Kristus
mengasihi semua manusia, dalam kepelbagaiannya, sebagai ciptaan Allah
yang mulia. Kita percaya bahwa Kristus pun telah menyatakan rahmat dan
cinta kasih-Nya kepada orang lain yang berbeda gereja dan berbeda agama
dengan kita.
b. Gereja Toraja sedang berarak bersama gereja-gereja di Indonesia untuk
memberian “bentuk” pada ekumene gerejawi, yang dalam Dokumen
Keesaan Gereja PGI disitir amat ditentukan oleh asas “derajat

Kongres XIII PPGT, Seriti, 4-9 November 2013 114


keterhubungan” (degree of connectivity) antar anggota tubuh dan seluruh
tubuh dengan Sang Kepala (1 Kor. 12). Realisasinya mesti diupayakan secara
serius oleh jemaat-jemaat Gereja Toraja dalam perjumpaan dengan gereja-
gereja setempat lainya melalui berbagai kerjasama persekutuan, kesaksian
dan pelayanan. Selain itu asas “akuntabilitas gerejawi” (church
accountability) mendorong wujud “kebertanggung-jawaban” gereja satu
terhadap yang lain, tanggung jawab kepada dunia dan kepada Tuhan.
Gereja Toraja, bersama-sama dengan gereja-gereja se-Indonesia, se-Asia dan
sedunia, sadar terhadap panggilan untuk terus mencari akar spiritualitas
ekumenis yang akan mengantar gereja-gereja memaknai kehadiran bersama
untuk menjadi berkat bagi dunia. Pengakuan Iman GT menekankan bahwa
setiap kegiatannya merupakan tanda kehidupan baru itu, baik bila jemaat
berkumpul, maupun bila menyebar untuk melayani dan bersaksi di tengah-
tengah dunia. Jemaat adalah arak-arakan yang dinamis dan terbuka serta
mengundang semua orang melalui kesaksian hidup, pelayanan dan
pemberitaannya untuk ikut dalam arak-arakan ini menuju kepenuhan hidup
di dalam Kerajaan Allah.
c. Pengelolaan pluralitas sebagai potensi dan kekuatan bangsa pada dasarnya
harus diawali dengan pengembangan pemahaman dan penghayatan tentang
urgensi kebersamaan dan interdependensi di antara segenap komponen
bangsa yang plural ini. Pengembangan pemahaman dan penghayatan
tentang urgensi kebersamaan dan interdependensi, antara lain, dapat
diwujudkan melalui pengembangan dialog atau forum-forum bersama
seperti diskusi, seminar, lokakarya dan semacamnya. Semua itu harus
dikerjakan dalam semangat dan kesadaran bahwa yang paling mendasar dan
aktual adalah menjalani dan menikmati keseharian dalam hubungan-
hubungan sejati (genuine), tulus dan bermakna dengan siapapun, termasuk
melalui penyelenggaraan program-program pelayanan sosial secara bersama-
sama. Fenomena meningkatnya semangat fundamentalisme bukan hanya
terlihat pada agama-agama lain tetapi juga internal Kristen. Hal yang mesti
diwaspadai bagi masa depan pluralitas Indonesia yang lebih damai dan
harmonis.

7. Pengembangan Partisipasi dalam Pelayanan Sosial dan Pembangunan Kesehatan


Masyarakat
a. Salah satu fungsi utama gereja adalah pelayanan sosial. Terkait dengan
pengajaran tentang hal ini kepada murid-murid-Nya, Yesus Kristus sendiri
menyatakan bahwa pelayanan kepada diri-Nya sejatinya adalah pelayanan
kepada orang-orang yang terpinggirkan, yakni mereka yang lapar, haus,
telanjang, terpenjara dan terasing : “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya
segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang
paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku” (Mat. 25 : 40). Itulah
sebabnya, dalam segenap hidup-Nya, Kristus tidak menggunakan kuasa yang
ada pada-Nya untuk mencari popularitas atau melindungi diri-Nya dari

Kongres XIII PPGT, Seriti, 4-9 November 2013 115


kesengsaraan bahkan dari kematian, tetapi justru digunakan untuk menolong
orang sakit, orang buta, orang yang terkucil dari masyarakat, orang-orang
terpinggirkan karena status sosial, tanpa mengenal batas-batas etnis, agama
dan latar belakang sosial lainnya.
b. Gereja Toraja, sejak awal, sudah terlibat dan melibatkan diri dalam berbagai
aktivitas pelayanan sosial, termasuk dalam pelayanan melalui pembangunan
kesehatan masyarakat. Malahan pada waktu yang lampau, khususnya di
Tana Toraja, Gereja Toraja sebagai lembaga justru menjadi pihak terdepan
dalam penyelenggaraan aktivitas pelayanan sosial, khususnya pelayanan
kesehatan masyarakat. Seiring dengan kemajuan zaman dan implikasi sosial
yang menyertainya, Gereja Toraja dinilai kurang progresif memberi
tanggapan sesuai harapan orang banyak.
c. Namun, di lain pihak warga jemaat tidak boleh pula berhenti
mempertanykan sambutan aktif kita terhadap optimalisasi fungsi dari fasilitas
yang dikelolah Gereja Toraja. Kita sering menyatakan bahwa fasilitas-fasilitas
sosial, kesehatan dan pendidikan yang dikelola oleh Gereja Toraja adalah
milik kita, tetapi sudahkah kita memaknai rasa memiliki tersebut secara
konstruktif dan partisipatif? Suatu hal yang pasti adalah, bahwa kita semua
menginginkan supaya Gereja Toraja beserta segenap potensi yang dimilikinya
kembali menjadi pihak terdepan dalam penyelenggaraan aktivitas pelayanan
sosial dan pembangunan kesehatan masyarakat. Untuk mendukung hal ini,
potensi Gereja Toraja (potensi warganya) pada dasarnya lebih dari sekedar
cukup, sepanjang ada kepedulian, keseriusan dan tekad, dan didukung oleh
pengelolaan yang lebih baik.
d. Gereja Toraja bertumbuh dalam kebudayaan Toraja, dan karena itu ia harus
memberi perhatian yang serius bagi pengembangan kebudayaan sebagai
sarana kesaksian. Itu berarti bahwa ada hal-hal yang perlu dikembangkan
secara kreatif, namun ada hal-hal yang perlu dihindari atau ditolak. Dalam
hal ini, Gereja Toraja secara terus menerus mengadakan penelitian dan
menyampaikan suara kenabiannya bagi pelestarian budaya yang
mendatangkan damai sejahtera dan memuliakan Allah.

8. Pengembangan Peran Kebangsaan dan Kiprah Profetik di Bidang Politik


a. Di tengah era demokratisasi yang semakin terbuka, sikap antusias masyarakat
Indonesia untuk melakukan pemilihan pemimpin negara secara langsung
merupakan suatu kemajuan dalam proses demokratisasi yang cukup memberi
harapan. Namun sekaitan dengan itu, suatu hal yang patut direnungkan
adalah “apakah pemilihan langsung tersebut merupakan jalur yang dengan
sengaja dipilih untuk membawa masyarakat kepada kehidupan demokrasi
yang berdamai sejahtera?” Pertanyaan semacam ini tetap relevan untuk
dikemukakan oleh karena fakta-fakta di lapangan menyangkut kehidupan
berbangsa dan bernegara sampai saat ini masih tetap mengindikasikan
adanya ketegangan antara kehendak politik (political will) penyelenggara
negara dan kepentingan kelompok-kelompok tertentu. Dalam konteks yang

Kongres XIII PPGT, Seriti, 4-9 November 2013 116


demikian ini, “demokrasi” pun masih potensil menjadi kendaraan untuk
sekedar mememenuhi kepentingan pribadi, kepentingan kelompok atau
kepentingan golongan sendiri, yang pada akhirnya dapat berimplikasi pada
terabaikannya kepentingan pihak lain.
b. Peluang bagi terjadinya kondisi yang demikian ini akan semakin diperbesar
oleh masih kurang dan belum meratanya kedewasaan berpolitik sebagian
rakyat Indonesia. Untuk itu, perlu dikembangkan secara kreatif dan kritis
peran gereja dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Dibutuhkan
suara kenabian gereja baik dalam mendorong program-program pemerintah
dan lembaga-lembaga sosial yang mengarah kepada terciptanya kehidupan
yang berkeadilan, sejahtera dan damai, maupun dalam mengkritisi
kebijakan-kebijakan politik serta memberikan sumbangan pemikiran demi
terciptanya kehidupan damai sejahtera. BPS dapat membentuk tim profesi
yang dapat memberi masukan atau pertimbangan untuk disampaikan kepada
pihak-pihak yang bertanggungjawab.
c. Gereja Toraja telah menyatakan bidang politik sebagai bidang kesaksian
gereja. Namun bidang ini semakin rentan menjadi lahan kepentingan
pragmatis jangka pendek dari sekelompok orang. Dalam kondisi ini Gereja
Toraja terpanggil untuk lebih member penegasan pada “kiprah profetik” di
bidang politik melalui pemberdayaan dan pendewasaan politik warganya,
terutama generasi muda, secara terprogram dan sistematis. Gereja perlu,
secara sengaja, melakukan upaya-upaya pemberdayaan bagi warganya agar
dapat melakukan kewajiban politiknya, memperjuangkan hak-hak politiknya
secara konstruktif, menjamin berlangsungnya hubungan harmonis dan
sinergis dengan sesama komponen bangsa. Patut dicatat bahwa upaya-upaya
untuk memperjuangkan hak-hak politik tersebut harus tetap dipahami
sebagai upaya memperjuangkan dan mewujudkan damai sejahtera Allah bagi
semua. Karena itu, upaya tersebut juga harus tetap berlangsung dalam
hubungan yang baik dengan Allah Sang Pencipta, sumber kedamaian dan
kesejahteraan .

9. Ketanggapan Ekologis dan Kepedulian Sosial


a. Selama tiga dekade Gereja Toraja telah berderap bersama dengan gereja-
gereja se-dunia dalam semangat KPKC (Keadilan, Perdamaian dan Keutuhan
Ciptaan). Sebuah pengaminan bahwa segala sesuatu diciptakan oleh Allah
amat baik adanya, dan manusia diberi tanggung jawab untuk menjaga dan
melestarikan kondisi yang sungguh amat baik itu, dalam kerangka “keutuhan
ciptaan”. Namun kenyataan-kenyataan menunjukkan bahwa kerusakan
lingkungan hidup (ecological crisis) yang terjadi di mana-mana sebagian
besar terkait dengan keserakahan manusia yang terus berlomba untuk
mengekspoitasi sumber daya alam dan lingkungan tanpa mempertimbangkan
daya dukung dan kelanggengannya. Akibatnya, tidak hanya terbatas pada
kerusakan sumberdaya alam yang bersangkutan tetapi juga berimbas pada
kerusakan lingkungan hidup secara luas, dan juga kerusakan lingkungan
sosial.
Kongres XIII PPGT, Seriti, 4-9 November 2013 117
b. Keserakahan dalam mengeksploitasi sumber daya alam juga berimbas pada
ketidakpedulian terhadap hak-hak orang-orang atau kelompok masyarakat
tertentu, khususnya orang-orang yang berdomisili di sekitar lokasi sumber
daya alam yang dieksploitasi. Hak-hak dari kelompok masyarakat yang
dimaksud, diabaikan bahkan dirampas. Keserakahan membutakan mata hati,
menghilangkan rasa solidaritas sosial dan menghalalkan segala macam cara
untuk mencapai tujuan tanpa mempertimbangkan dampak dari cara yang
digunakannya tersebut. Bencana alam terjadi secara sekonyong-konyong
tanpa ketanggapan yang berarti, sehingga banjir bandang, longsor, gempa
bumi, angin badai, letusan gunung berapi, lumpur beracun dan lainnya selalu
bermuara pada pemandangan yang memilukan sekaligus menelan biaya
sosial yang teramat besar. Selain itu sikap tanggap terhadap masalah
pemanasan global (global warming) juga menuntut perubahan gaya hidup
warga jemaat.
c. Dalam rangka mengatasi permasalahan di atas, gereja terpanggil untuk lebih
tanggap menyampaikan suara kenabiannya, memperjuangkan keutuhan
ciptaaan melalui upaya-upaya dan atau program-program konkrit. Upaya
atau program tersebut dapat dilakukan secara swadaya dan swadana,
ataupun melalui kerjasama dengan pihak pemerintah dan atau pihak-pihak
pemerhati lingkungan hidup dan masalah-masalah sosial.

10. Pendayagunaan Sarana/Prasarana, Penggalangan Dana dan Pengembangan


Penatalayanan
a. SMS Gereja Toraja ke-23 adalah momentum evaluasi terhadap berbagai
pencapaian dari hal-hal yang telah dicanangkan melalui PTP-GT 2006-2011.
Semua idealitas dimaksud dalam PTP-GT akan terselenggara jika didukung
oleh sarana-prasarana, pendanaan dan penatalayanan yang memadai.
Sehubungan dengan itu, dibutuhkan komitmen dan sikap konsisten dari
semua pihak terkait (jemaat-jemaat) untuk dapat mengoperasionalkan setiap
kesepahaman dan keputusan yang sudah diambil, melalui penyiapan
dukungan pendanaan, pendayagunaan sarana-prasarana dan pelaksanaan
penatalayanan secara optimal.
b. Terkait pendayagunaan sarana dan prasarana, patut dicatat bahwa Gereja
Toraja memiliki sejumlah sarana, termasuk gedung gereja, yang belum
dimafaatkan secara optimal. Gedung gereja yang besar dan megah pada
umumnya hanya dipakai pada hari Minggu; kenyataan yang mesti
mendorong jemaat-jemaat untuk lebih kreatif dalam menjadikan gedung
gereja sebagai pusat aktivitas “ibadah” jemaat dalam makna seluas-luasnya.
Pembangunan Convention Hall Gereja Toraja adalah salah satu proyek besar
pembangunan sarana dan prasarana yang sedang berlangsung. Pengalaman
lemahnya kita selama ini dalam hal pemeliharaan (maintenance) mesti
menjadi pengalaman berharga dalam misi pengelolaan asset gerejawi seperti
ini. Termasuk komitmen berkelanjutan untuk pengembangan PSP
Tangmentoe sebagai situs historis dan aset potensial Gereja Toraja

Kongres XIII PPGT, Seriti, 4-9 November 2013 118


c. Menyikapi keragaman tantangan yang amat menantang penatalayanan
Gereja Toraja, diyakini bahwa semua masalah juga bersangkut-paut dengan
pendanaan, sarana-prasarana serta penatalayanan serta masalah-masalah
kehidupan berjemaaat lainnya. Semua ini akan dapat kita tanggulangi
bersama dalam derap penghayatan Visi Gereja Toraja dan Tema SSA ke -23,
dan dengan perkenaan Sang Kepala Gereja, semua yang kita harapkan dapat
terwujud demi kemuliaan nama-Nya. Berhubung terbatasnya dana untuk
membiayai program-program pembinaan dan pemberdayaan, maka BPMS
dapat membentuk sebuah komisi yang secara khusus mengusahakan dana
untuk membiayai program dan pelayanan am dalam lingkup Gereja Toraja,
dan semakin mendorong komitmen serta kreatifitas pengelolaan yayasan-
yayasan untuk berusaha mandiri dalam hal pembiayaan program.

III.5. Visi dan Misi


Sebagai organisasi Intra Gerejawi dalam lingkup Gereja Toraja, maka visi dan misi
PPGT disusun sebagai bagian dari perarakan mewujudkan visi Gereja Toraja “Damai
Sejahtera Bagi Semua”.

III.5.1. VISI
“Bila tidak ada Wahyu, menjadi liarlah rakyat.” (Amsal 29 : 18a). Visi PPGT
merupakan suatu penglihatan ke depan yang dinyatakan oleh TUHAN tentang
keberadaanNya di masa yang akan datang. Visi itu dirumuskan sebagai berikut:
”DISUKAI ALLAH DAN MANUSIA”. (Band 1 Samuel 2 : 26, lukas 5 : 52). Dengan
visi ini, PPGT harus diberdayakan secara optimal sebagai wadah pembinaan kader-
kader pemimpin yang memiliki pola kepemimpinan Alkitabiah di segala bidang
pelayanan, baik internal yaitu gerejawi maupun eksternal yaitu bangsa dan negara
seperti dalam bidang pendidikan, ekonomi, sosial budaya, politik, hukum,
pemerintahan dan lain-lain. Oleh sebab itu semua pola pembinaan yang digunakan
harus tepat dan benar sesuai dengan prinsip-prinsip iman Kristen.

III.5.2 MISI
Misi PPGT merupakan tugas yang harus dikerjakan untuk mencapai visi. Misi PPGT
adalah menciptakan KADER SIAP UTUS yang siap dan bertangung jawab
menyatakan tugas dan panggilannya di tengah gereja dan masyarakat. Proses
pembentukan “Kader Siap Utus” tersebut dirumuskan sebagai berikut:
1. Memberdayakan semua kader PPGT untuk memiliki kualitas persekutuan,
kesaksian dan pelayanan.
2. Memperlengkapi para pemimpin muda dengan format pengembangan kualitas
persekutuan, kesaksian dan pelayanan.
3. Mengutus pemimpin-pemimpin muda ke tengah-tengah berbagai ladang
pelayanan gereja dan masyarakat untuk menyatakan kualitas persekutuan,
kesaksian dan pelayanan.

Kongres XIII PPGT, Seriti, 4-9 November 2013 119


Misi PPGT tersebut disingkat 3 M (Memberdayakan, Memperlengkapi, Mengutus)
di mana ketiganya merupakan satu kesatuan proses pengkaderan yang saling
mendukung satu dengan yang lain, dan diharapkan setiap kader yang dihasilkan
melewati semua proses itu. Hasil akhir dari ketiga proses itu adalah lahirnya “Kader
Siap Utus”. Yang pertama adalah proses memberdayakan, di mana diharapkan
basis pembinaan warga PPGT adalah Jemaat dan Klasis. Model dan sistem serta
materi pembinaan yang digunakan adalah yang terbaru, yang kontekstual, dan
yang up to date dengan kebutuhan PPGT sekarang. Yang kedua, adalah proses
memperlengkapi, yang berbasis di Klasis di mana akan diperlengkapi bukan kader-
kader baru tetapi hasil pemberdayaan di jemaat. Dengan demikian diharapkan
Pengurus Klasis terkonsentrasi untuk memperlengkapi kader-kader jemaat. Pada
proses ini diharapkan kader-kader PPGT sudah mampu beraktualisasi secara nyata.
Yang ketiga, adalah proses mengutus di mana diharapkan “Kader Siap Utus”
didorong untuk bersesama dan berkarya dalam lingkup pengabdian yang lebih luas
sehinga tidak terkesan bahwa kader-kader PPGT adalah kader-kader yang eksklusif,
yang haya mampu eksis di lingkungan sendiri.

IV. STRATEGI
Strategi di atas bertujuan untuk menghasilkan profil pemuda kristen yang memiliki
sejumlah kualifikasi kompeten. Kualifikasi itu dapat digambarkan dalam 4 Q dan
3 Segitiga.
Kualifikasi 4 Q adalah sbb :
1. Spiritual Quation, yaitu kemampuan untuk mewujudnyatakan spiritualitas yang
utuh dalam setiap bentuk pelayanan dengan selalu mengandalkan TUHAN.
2. Emotional Quation, yaitu kemampuan untuk memaksimalkan emosi kejiwaan
dalam setiap interaksi dengan sesama ciptaan Tuhan yang lain
3. Attitude Quation, yaitu kemampuan untuk mengejawantahkan kualitas iman
dalam bentuk tindakan nyata yang mencerminkan kasih Kristus sebagai pola
hidup Kristiani.
4. Intelectual Quation, yaitu kemampuan intelektual yang dimiliki sebagai hasil dari
suatu proses belajar baik pada jenjang formal maupun informal dan dimatangkan
melalui pembinaan dan pemberdayaan anggota PPGT.

Kualifikasi 3 Segitiga terdiri dari:


1. Segitiga tiga pilar gereja yaitu iman, pengharapan dan kasih
2. Segitiga tri panggilan gereja yaitu bersekutu, bersaksi, dan melayani
3. Segitiga kemandirian gereja yaitu kemandirian teologi, daya, dan dana
Berdasarkan kualifikasi 4Q dan 3S di atas, maka sasaran yang diharapkan adalah
dihasilkannya Kader siap Utus dengan kualifikasi sebagai berikut :

Kongres XIII PPGT, Seriti, 4-9 November 2013 120


1. Bertransformasi dari Spiritual vertikalistis menjadi Spiritualitas Utuh.
2. Bertransformasi dari sikap ingin dilayani menjadi kesediaan Melayani.
3. Bertransformasi dari Sikap Ekslusif menjadi sikap Inklusif.
4. Bertransformasi dari sikap hidup Denominasionalisme dan identitas
primordialisme menjadi Oikumenis dan Pluralis.
5. Bertransformasi dari pola orientasi Strukturalistis menjadi Fungsional.
6. Bertransformasi dari kebiasaan ikut arus menjadi kritis kreatif.
7. Bertransformasi dari Extravagansa life style/konsumerisme menjadi proportional
life style.
8. Bertransformasi dari Study for fun/work for prestige menjadi kompetisi
Profesionalisme.
9. Bertransformasi dari model trouble maker menjadi peace maker.

Kongres XIII PPGT, Seriti, 4-9 November 2013 121


BAB IV
POKOK-POKOK TUGAS PANGGILAN PPGT

Dengan mengacu pada pokok-pokok tugas panggilan tersebut, Gereja Toraja


pada semua aras, diharapkan dapat merumuskan program kerja secara visioner,
baik untuk jangka pendek dan menengah maupun untuk jangka panjang.
Ketanggapan visioner yang berteladan kepada spiritualitas Yesus ini adalah
kemampuan menatap jauh ke depan, ketanggapan dalam merespon tantangan serta
kesanggupan untuk memikirkan berbagai kemungkinan untuk menggairahkan
pelayanan. Pokok-pokok tugas panggilan tersebut menyangkut pengembangan
pemahaman, penghayatan dan pemaknaan tentang sejumlah isu pokok perubahan
atau pembaruan yang sedang dan akan terus berlangsung dalam kehidupan
bergereja, bermasyarakat dan berbangsa
Berdasarkan Visi Gereja Toraja “Damai Sejahtera bagi Semua”, serta dengan
mempertimbangkan berbagai konteks pelayanan PPGT, maka hasil Kongres XII
PPGT di Samarinda tahun 2008 yakni 12 Pokok Panggilan PPGT akan terus
berderap seiring. Kongres XIII PPGT di Seriti ini diharapkan akan menjadi
momentum evaluatif terhadap implementasi panggilan ini selama lima tahun sejak
dicanangkannya di Samarinda. Seberapa jauh Pengurus Pusat, Pengurus Klasis dan
Pengurus Jemaat telah bertekun menterjemahkan ke dalam Program Kerja yang
visioner, baik untuk jangka pendek, menengah dan panjang, dan seberapa jauh
tingkat pencapaian dan partisipasi anggota PPGT di jemaat-jemaat dalam menyerap
dan melakoni panggilan tersebut. Untuk kebutuhan ini, maka berikut ini dua belas
pokok panggilan PPGT secara lebih rinci dijelaskan sebagai berikut:

1. Pembaruan Diri dan Organisasi


PPGT terpanggil untuk terus menerus membarui dirinya sebagai dasar untuk
mewujudkan pembaruan organisasi, pembaruan gereja dan pembaruan dunia.
Dijiwai oleh tema: “Mengasihi dengan Perbuatan dan Dalam Kebenaran” PPGT
bertekad untuk memulai perubahan itu dari tindakan-tindakan yang nyata,
tidak sekedar kata-kata yang indah tetapi dinikmati, dirasakan, dialami dan
dilakukan. Perubahan yang sudah dinikmati dan dirasakan serta dialami dan
dilakukan itu akan berdampak pada pembaruan organisasi, pembaruan gereja,
pembaruan Toraja, Pembaruan Indonesia bahkan pembaruan global.
2. PPGT untuk semua
PPGT menyongsong paradigma baru, yakni “PPGT FOR ALL”. Dengan
paradigma baru ini, PPGT berkomitmen untuk lebih banyak memberi
ketimbang dari meminta, lebih banyak melayani daripada menuntut, lebih
banyak berbuat daripada berbicara, lebih banyak bekerja daripada mengeluh,
dll. Untuk mewujudkan hal itu, maka PPGT akan mengambil peran-peran
inisiator dan fasilitator untuk program-program kepemudaan baik pada lingkup

Kongres XIII PPGT, Seriti, 4-9 November 2013 122


gereja maupun masyarakat. Dengan peran-peran itu, PPGT akan lebih dikenal
dan diterima oleh masyarakat secara umum.
3. Pemberdayaan SDM
PPGT terpanggil untuk memberdayakan semua potensi SDM yang dimiliki
secara optimal melalui upaya-upaya yang terorganisir dan berkelanjutan.
Potensi PPGT yang sedemikan banyak dan tersebar itu perlu dikelolah melalui
sistem manajemen mutu yang profesional agar dapat berkontribusi optimal
dalam pembangunan PPGT dan Gereja Toraja serta bermanfaat bagi
Pembangunan masyarakat Toraja.
4. Pembudayaan Etos Kristen
PPGT terpanggil untuk menyatakan pelayanan yang beretos kristinani, yang
anti kekerasan, dan yang berkomitmen tinggi untuk mewujudkan damai
sejahtera di tengah-tengah dunia. Untuk itu PPGT terpanggil untuk terus terlibat
dalam upaya-upaya mendorong pembudayaan etika kristiani, gerakan
internasional mengatasi kekerasan (DOV 2001-2010) dan program-program
lainnya yang dapat menjadi kesaksian yang nyata bagi dunia, termasuk
pencitrakan etos kristiani yang lebih baik dalam bidang politik, pemerintahan,
ekonomi, hukum, Hak Asasi Manusia, Seni dan Kebudayaan, dan berbagai
bidang kehidupan lainnya. Melalui program ini kita bermimpi bahwa orang
akan menyaksikan bahwa di Tana Toraja yang mayoritas Kristen pengelolaan
pemerintahannya lebih baik, tingkat korupsinya paling rendah, etos politiknya
lebih bagus, penataan ekonominya lebih berkeadilan, penegakan hukum dan
HAM lebih adil, dan sejumlah kesaksian lainnya yang pada akhirnya akan
bermuara pada citra dan etos kristen di Toraja.
5. Pengembangan Peran Kebangsaan
PPGT adalah bagian integral dari Bangsa Indonesia yang ikut menentukan
perjalanan sejarah Bangsa. Untuk itu PPGT terpanggil mewujudkan peran
kebangsaan dalam hal terwujudnya demokrasi yang berkeadilan dan
berkeadaban dan mewarnai politik yang membawa kemaslahatan bangsa.
PPGT menyadari tugas dan tanggung jawabnya sebagai warga negara yang
baik, yaitu mewujudkan kedamaian dan kesejahteraan di seluruh wilayah NKRI
dimanapun PPGT ada. PPGT bertekad untuk memberi kontribusi yang kritis,
positif, kreatif dan konstruktif melalui upaya pemberdayaan dan pendewasaan
politik warga PPGT melalui mekanisme kaderisasi yang terprogram dan
sistematis. PPGT mencari dan memanggil kader-kadernya untuk terjun ke dunia
politik sebagai salah satu ladang pelayanan, tetapi kader-kader PPGT yang ada
di Politik haruslah mencitrakan etos kristiani, bersih dan tidak Korupsi, sebab
mereka adalah hamba Allah di dunia Politik.
6. Pengembangan Peran Ekumenis
PPGT terpanggil untuk bersama-sama dengan warga gereja lainnya dari
berbagai latar belakang denominasi untuk mewujudkan keesaan gereja di

Kongres XIII PPGT, Seriti, 4-9 November 2013 123


Indonesia. PPGT terpanggil untuk mengambil inisiatif dalam upaya mendorong
kerjasama interdenominasi dan kemitraan dengan semua elemen pemuda
gereja di Indonesia untuk menggerakkan lokomotif perjuangan oikumene yang
semakin maju. Panggilan ini menjadikan PPGT sebagai seumber inspirasi dan
inisiasi program-program ekumenikal, dan bukan sekedar turut partisipasi pada
program-program ekumenikal yang sudah digagas elemen pemuda gereja yang
lain. Selain itu PPGT menjadi mitra program-program ekumenis seperti DOV
2001-2010, Water for Life, Resolusi Konflik dan perdamaian dan program-
program lain dari PGI, CCA, WCC, WARC dan sejumlah organisasi ekumenis
lainnya.

7. Pengembangan Peran Pluralisme


PPGT terpanggil untuk bersama-sama dengan semua elemen bangsa, tanpa
memandang sekat-sekat latar belakang suku, agama, ras, dan antar golongan.
PPGT juga terpanggil untuk mengambil inisiatif dalam upaya mewujudkan
pluralisme dan penguatan masyarakat sipil. Hal ini bisa diwujudkan jika PPGT
menyadari arti kehadirannya dalam konteks masyarakat dan bangsa yang
sangat majemuk.
8. Gender dan Feminisme
PPGT terpanggil untuk mewujudkan masyarakat dan warga gereja yang
semakin memberi ruang dan peran bagi perempuan, sekaligus mendorong dan
memberdayakan kader-kader perempuan PPGT untuk mengaktualisasi peran
dan potensi diri mereka. PPGT haruslah menjadi tempat yang bebas dari
tekanantekanan struktural terhadap perempuan, serta menjadi tempat yang
kondusif bagi perempuan untuk mengekspresikan peran-peran mereka.
9. Pelayanan Sosial
PPGT terpanggil untuk mewujudkan pelayanan sosial yang menjawab
pergumulan-pergumulan bangsa, khususnya yang berhubungan dengan
ketimpangan dan keterbelakangan sosial, pelayanan sosial kepada kelompok-
kelompok yang terisolir dari pergaulan kemasyarakatan, termasuk kesiagaan
tanggap darurat dalam merespons bencana alam dalam berbagai bentuk.
10. Pembangunan Kesehatan Masyarakat
PPGT terpanggil untuk menjadi mitra pemerintah dan institusi non pemerintah
dalam mewujudkan warga gereja yang sehat dengan berperan untuk berperan
aktif dalam program-program pembangunan kesehatan masyarakat, termasuk
upaya penanggulangan dampak miras, Napza, HIV/AIDS serta penyakit-
penyakit lainnya yang menjadi ancaman bagi manusia.

11. Pengentasan Kemiskinan


PPGT terpanggil dalam upaya-upaya terencana dalam mengatasi kemiskinan
dan segala macam problematikanya, mengurangi pengangguran serta bertekad
menjadikan kemiskinan sebagai musuh bersama yang harus dihadapi dengan

Kongres XIII PPGT, Seriti, 4-9 November 2013 124


strategi dan aksi yang jelas. PPGT terpanggil untuk menjadi seperti Yesus yang
sangat sosialis dalam menyatakan keberpihakannya kepada orang yang
tertindas, orang lemah, orang miskin, orang yang tertawan dan terbelenggu
serta menyatakan aksi yang nyata dalam bentuk tindakan kongkrit.

12. Pemeliharaan Lingkungan Hidup


PPGT terpanggil untuk merawat dan memelihara alam semesta sebagai salah
satu anugerah Tuhan bagi kehidupan. PPGT ikut bertanggung jawab terhadap
kerusakan lingkungan dan pemanasan global yang mengancam kelangsungan
hidup penghuni alam semesta, dan karena itu bertanggung jawab juga dalam
upaya-upaya yang sistemastis dan terencana untuk mengurangi dampak
pemanasan global.

Kongres XIII PPGT, Seriti, 4-9 November 2013 125


BAB V
PENGORGANISASIAN PROGRAM

Dalam rangka melaksanakan pokok-pokok tugas panggilan PPGT tersebut di


atas, perlu dijabarkan secara operasional dalam bentuk pokok-pokok program.
Program pemberdayaan PPGT dikelompokkan dalam lima program induk, yaitu:

1. Program induk Pembinaan Spiritualitas


2. Program induk Pemberdayaan SDM
3. Program induk Organisasi
4. Program induk Pelayanan Sosial
5. Program Induk Profesi dan Keminatan

5.1. Program Induk Pembinaan Spiritualitas.

Program ini diarahkan kepada upaya peningkatan spiritualitas yang utuh dari
segenap warga PPGT sebagai pemimpin masa sekarang dan masa depan
Gereja dan bangsa di tengah arus globalisasi. Melalui program induk ini
diharapkan akan lahir pemimpin muda PPGT yang memiliki spiritualitas dan
keteladanan, berintegritas kuat serta berjiwa pelayan yang senang melayani
(bukan dilayani).

5.2. Program induk Pemberdayaan SDM.

Program ini diarahkan kepada upaya pemberdayaan SDM yang dimiliki oleh
PPGT. Melalui program induk ini diharapkan PPGT bersinergi dengan
instansi/organisasi yang bergerak dalam pengembangan SDM baik di dalam
maupun di luar negeri. Dengan demikian setiap kader-kader PPGT siap
berkiprah dan beraktualisasi di semua bidang kehidupan, dimanapun Tuhan
menempatkannya.

5.3. Program Induk Kaderisasi /organisasi

Program ini diarahkan kepada upaya mempersiapkan kader siap utus melalui
proses yang paripurna (tidak dikarbit), agar dapat memiliki kemampuan
organisatoris plus (manajemen, leadership, decision making, dan problem
solving) sehingga dapat berperan ganda baik dalam organisasi gerejawi
maupun kemasyarakatan sesuai dengan panggilannya. Termasuk dalam
program ini adalah kajian-kajian strategis mengenai masalah-masalah aktual
kegerejaan, serta masalah aktual kemasyarakatan seperti masalah ekonomi,
politik, hukum, sosial budaya dapat menjadi pegangan bagi kader-kader PPGT
dalam kiprahnya di berbagai medan pelayanan berdasarkan panggilannya.

Kongres XIII PPGT, Seriti, 4-9 November 2013 126


5.4. Program induk Pelayanan Sosial

Program ini diarahkan kepada upaya menyatakan Injil damai sejahtera kepada
sesama manusia dan segenap ciptaan lainnya melalui partisipasi aktif dan
nyata dari segenap warga PPGT dalam pelayanan sosial kemasyarakatan,
seperti pengentasan kemiskinan, pemberdayaan masyarakat tidak mampu,
lingkungan hidup dll.

5.5. Program induk Keminatan dan Profesi

Program ini diarahkan kepada upaya mempersiapkan warga PPGT yang


mandiri dan profesional dalam berbagai disiplin ilmudan serta upaya
pengembangan minat dan bakat yang dimiliki oleh anggota PPGT. Pembinaan
keminatan diarahkan pada terwujudnya sistem pengembangan minat bakat
yang terpadu dan berkesinambungan, lebih dari sekedar even-even temporer.
Pembinaan profesi lebih diarahkan kepada pengembangan kemampuan
profesional pemuda seperti dalam bidang seni, budaya, jurnalistik dan
sejumlah profesi lainnya.

Kongres XIII PPGT, Seriti, 4-9 November 2013 127


BAB VI
PENUTUP

Garis-garis Besar Program Pengembangan (GBPP) PPGT ini disusun


berdasarkan kondisi objektif PPGT sekarang ini. GBPP PPGT ini merupakan haluan
yang dengannya Pengurus periode 2013-2018 dapat merumuskan secara spesifik
program kerja yang dapat menjawab tantangan yang sementara dihadapi oleh
persekutuan ini sehingga arah perarakan bersama menuju tujuan PPGT sebagaimana
termaktub dalam pasal 5 Anggaran Dasar PPGT dapat terwujud.

KONGRES XIII PPGT memberi mandat kepada Pengurus Pusat untuk


membuat jabaran operasional dari pokok-pokok program di atas, melalui rapat
kerja, rapat koordinasi, maupun strategi lain yang dipandang kontekstual. Dalam
rangka penjabaran dan implementasi tersebut, perlu ditetapkan beberapa prinsip
yang akan menjadi pedoman bagi penyusunan GBPP di tingkat Klasis dan Jemaat,
yaitu:
1. Redaksi Visi dan Misi untuk tingkat Klasis dan Jemaat mengikuti rumusan
redaksi Visi dan Misi yang ada dalam GBPP ini. Hal ini dimaksudkan agar
kita bersama-sama dalam perarakan menggemakan dan mencapainya secara
bersama.
2. GBPP ini terbuka terhadap adanya inovasi dan kreatifitas sesuai dengan
konteks masing-masing klasis dan jemaat.
3. Penerjamahan di tingkat Klasis dan Jemaat diterapkan dengan membuka
kemungkinan yang luas bagi perumusan yang sesuai dengan situasi, kondisi
dan karakteristik lokal Klasis dan jemaat.

Damai Sejahtera Allah yang melampaui segala akal itu akan memelihara hati
dan pikiran kita dalam Kristus Yesus Tuhan kita dalam setiap gerak aktifitas
membangun Gereja-Nya untuk menghadirkan tanda-tanda Kerajaan Allah
dimanapun kita berada, sehingga semua lutut akan bertelut menyembah Dia, Raja
di atas segala raja dan semua lidah mengaku : “Yesus Kristus itulah Tuhan dan
Juruselamat”.

Kongres XIII PPGT, Seriti, 4-9 November 2013 128


KEPUTUSAN
KONGRES XIII PPGT
Nomor : 13.11.KEP.KONGRES XIII.PPGT.11.2013

TENTANG

PENUGASAN DAN REKOMENDASI

Dengan pertolongan Allah Bapa, Allah Anak dan Allah Roh Kudus, Kongres XIII
Persekutuan Pemuda Gereja Toraja (PPGT) :

Menimbang : a. bahwa dengan berdasarkan Alkitab dan tuntutan kebutuhan


konteks pelayanan PPGT, KONGRES XIII PPGT perlu
menganalisis permasalahan-permasalahan umum yang
sedang terjadi serta mengeluarkan penugasan dan
rekomendasi;
b. bahwa solusi untuk Permasalahan Umum serta rekomendasi
yang dibutuhkan perlu ditetapkan untuk menjadi produk
Kongres XIII PPGT yang akan disampaikan kepada semua
pihak yang ditujukan.

Mengingat : 1. Pengakuan Iman Gereja Toraja (PIGT);


2. Tata Gereja Gereja Toraja (TGGT);
3. Anggaran Dasar dan AnggaranRumah Tangga (AD/ART)
PPGT;
4. Keputusan Kongres XIII PPGT nomor 13.03.KEP.KONGRES
XIII.PPGT.XI.2013 tentang Tata Tertib Kongres XIII PPGT;
5. Keputusan Kongres XIII PPGT nomor 13.08.KEP.KONGRES
XIII.PPGT.XI.2013 tentang Penetapan dan Pembagian
Komisi-Komisi.

Memperhatikan : 1. Tema dan Sub Tema Kongres XIII PPGT;


2. Sambutan, Khotbah dan Refleksi selama Kongres XIII serta
materi-materi Konperensi Studi;
3. Usul-usul dari Klasis;
4. Laporan Pengurus Pusat PPGT, pemandangan umum dan
tanggapan terhadap laporan tersebut;
5. Tanggapan, masukan dan nasihat atas rumusan yang
diajukan dan dibahas dalam Sidang Pleno.

Kongres XIII PPGT, Seriti, 4-9 November 2013 129


MEMUTUSKAN

Menetapkan : Keputusan tentang masalah-masalah umum dan rekomendasi.

Pertama : Masalah-masalah umum serta rekomendasi yang dibutuhkan


adalah sebagaimana yang terdapat pada lampiran yang
merupakan bagian tak terpisahkan dari keputusan ini.

Kedua : Menugaskan Pengurus Pusat PPGT Periode 2013-2018 untuk


menjabarkan setiap rekomendasi sesuai dengan relevansinya.

Ketiga : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di : Seriti
Tanggal : 7 Nopember 2013

MAJELIS PIMPINAN SIDANG


PERSEKUTUAN PEMUDA GEREJA TORAJA

Pdt. Ivan Sampe Buntu, S.Th Aldri Yanto Hendra, A.Md

Prop. Resva Rerung, S.Th

Pdt. Bambang Sugiarto Palamba‟, S.Th Josep Juliaser Jusuf.SH

Fery Hendra, S.Th


Sekretaris Fungsional

Kongres XIII PPGT, Seriti, 4-9 November 2013 130


Lampiran : Keputusan Kongres XIII PPGT
Nomor : 13.11.KEP.KONGRES XIII.PPGT.11.2013
Tanggal : 7 Nopember 2013

PENUGASAN DAN REKOMENDASI KONGRES XIII PPGT

Pasal 1
Peninjauan Kelas
Kongres XIII menugaskan kepada Pengurus Terpilih untuk membahas perubahan
Kelas Klasis sesuai dengan kondisi terkini PPGT untuk dibahas dalam
Rapat Kerja I PPGT.

Pasal 2
Gedung Pemuda Van de Loosdrecht
1. Kongres XIII PPGT menugaskan pengurus terpilih untuk memaksimalkan
dukungan terhadap penyelesaian Gedung Pemuda Van de Loodstrect.
2. Kongres XIII PPGT menugaskan semua Pengurus Jemaat untuk memaksimalkan
aksi Rp. 10.000/KK yang sedang berjalan.
3. Kongres XIII PPGT merekomendasikan kepada Panitia Pembangunan untuk
mempercepat proses penyelesaian Gedung Pemuda Van de Loodstrecht.
4. Menyediakan Media (group Facebook) dalam rangka penggalangan Dana
Pembangunan Gedung Pemuda Van de Loosdrecht
5. Merekomendasikan kepada Pengurus Pusat agar berkoordinasi dengan Panitia
Pembangunan untuk melakukan Perencanaan dan Pengawasan yang lebih baik.

Pasal 3
Laporan Keuangan
1. Kongres XIII PPGT menugaskan kepada Pengurus Terpilih untuk melakukan
publikasi laporan keuangan secara teratur untuk menjamin pengelolaan
keuangan organisasi yang profesional, transparan dan akuntabel.
2. Informasi penerimaan dana-dana, berikut tunggakan-tunggakan dikirim ke
Pengurus Klasis/BPK setiap dilaksanakan 6 bulan baik melalui website maupun
dokumen yang dikirim langsung ke klasis.

Pasal 4
Group KSU
Kongres XIII PPGT menugaskan kepada Pengurus Terpilih untuk mengelolah Group
FB KSU secara profesional, dengan mempertegas dan memperketat sistem
keanggotaan untuk menjamin semua postingan dilakukan secara
bertanggung jawab oleh member yang
memiliki identitas yang benar.

Pasal 5
Perkunjungan dan Pembinaan ke Klasis
Kongres XIII PPGT menugaskan Pengurus Pusat untuk meningkatkan perkunjungan
dan pembinaan ke klasis-klasis dan mekanismenya diatur dalam Raker I PPGT.

Kongres XIII PPGT, Seriti, 4-9 November 2013 131


Pasal 6
Penguatan Pembinaan di Klasis
1. Menugaskan kepada PP.PPGT untuk bekerja sama dengan PP.SMGT,
PP.PWGT, PP.PKBGT untuk melakukan kajian mengenai kemungkinan
melakukan merger/penggabungan klasis-klasis tertentu.
2. Hasil kajian dipersiapkan untuk diajukan ke SSA 24 Makale sebagai pokok
pikiran OIG (PPGT, PWGT, PKBGT dan SMGT).

Pasal 7
LPJ Panitia
PP.PPGT terpilih membuat format LPJ Panitia yang lebih sederhana,
misalnya format isian yang tinggal dilengkapi oleh kepanitiaan sesaat setelah
kegiatan dilaksanakan. Bentuk dan format tersebut disampaikan
ke Rapat Kerja I untuk ditetapkan.

Pasal 8
Piutang
1. Kongres XIII PPGT menegaskan ulang pemutihan piutang tidak dikenal
dalam sistem keuangan Gereja Toraja, sehingga semua piutang harus
dilunasi.
2. Agar piutang tidak menjadi beban anggaran, maka piutang tidak dimasukkan
dalam pendapatan anggaran untuk pembiayaan program.

Pasal 9
Pra PRAYA
Dalam rangka penghematan biaya, maka kegiatan Pra PRAYA ditiadakan.

Pasal 10
Pengaturan Kegiatan OIG Tingkat Pusat
Kongres XIII PPGT merekomendasikan kepada BPS Gereja Toraja untuk melakukan
penataan kegiatan OIG tingkat pusat agar tidak dilaksanakan bersamaan dalam
tahun yang sama dengan mempertimbangkan kalender pendidikan (hari libur).

Pasal 11
Kesinambungan Pembinaan Remaja (SMGT) dan PPGT
Kongres XIII PPGT merekomendasikan program bersama (joint programme) antara
PPGT dan SMGT untuk memaksimalkan perhatian dan pembinaan remaja,
khususnya proses transisi dari remaja ke PPGT

Pasal 12
Kartu Anggota PPGT
Kongres XIII PPGT menugaskan PP. PPGT untuk menerbitkan Kartu Anggota PPGT

Pasal 13
Bina Muda
Menugaskan pengurus pusat PPGT meneruskan penerbitan bina muda dengan
konten yang lebih sederhana, mudah digunakan, actual, variatif dan informatif.

Kongres XIII PPGT, Seriti, 4-9 November 2013 132


Pasal 14
Buku Sejarah PPGT
Agar pengurus pusat PPGT terpilih meneruskan proses penerbitan
Buku sejarah PPGT

Pasal 15
PRAYA 10 PPGT
Menugaskan kepada Pengurus Pusat PPGT agar format PRAYA 9 PPGT tetap
digunakan pada PRAYA 10 tapi perlu diadakan perbaikan pada Format tersebut,
agar semakin fokus pada kegiatan pesta iman dan konsolidasi warga PPGT.

Pasal 16
Program Peduli Lingkup Hidup
Agar kepedulian lingkungan hidup menjadi program di semua lingkup
kepengurusan. Pengurus jemaat Pengurus klasis dan Pengurus Pusat
perlu memprogramkan setiap tahun dengan jenis kegiatan dan
anggaran yang berkesinambungan.

Pasal 17
Evaluasi Program Kerja
1. Agar Pengurus Pusat PPGT membuat matriks evaluasi pelaksaan program kerja
dengan standar yang jelas dan terukur seperti pencapaian dan kendala yang
dihadapi. Matriks memberikan penjelasan program yang terlaksana menyangkut
dan program tidak terlaksana.
2. Program yang sudah dikerjakan di Klasis dan Jemaat tidak perlu diprogramkan
lagi di lingkup Pusat.

Pasal 18
Program Pelatihan Kewirausahan
Agar Pengurus Pusat PPGT memprogramkan pelatihan kewirausaahan dan menjadi
program rutin. Pelaksanaan Program ini dilaksanakan di lingkup klasis.

Pasal 19
Panduan Brosur Hari Raya Gerejawi
Menugaskan Kepada Pengurus Pusat PPGT agar menerbitkan Panduan Brosur Hari
Raya Gerejawi untuk menjadi pedoman untuk pelaksanaan kegiatan
hari Raya gerejawi di Klasis maupun Jemaat.

Pasal 20
Website PPGT
Agar Pengurus pusat PPGT meluncurkan website resmi yang professional dan
fungsional untuk mendukung percepatan informasi kegiatan
dan transparansi anggaran.

Kongres XIII PPGT, Seriti, 4-9 November 2013 133


Pasal 21
Perpustakaan PPGT
Menugaskan Pengurus Pusat PPGT membentuk unit khusus
Pengelolaan Perpustakaan PPGT.

Pasal 22
Toraya Makombongan
Menugaskan Pengurus Pusat PPGT melakukan pengkajian dan
studi tentang hasil Toraya Makombongan.

Pasal 23
Tugas Khusus Pendeta Generasi Muda
1. Atas nama Kongres XIII PPGT merekomendasikan kepada Pengurus Jemaat dan
Pengurus Klasis yang memungkinkan, untuk mengusulkan ke persidangan yang
lebih luas untuk mengangkat Pendeta Generasi Muda.
2. Menugaskan kepada Pengurus Pusat PPGT terpilih untuk mengusulkan kepada
BPS Gereja Toraja agar mendorong Jemaat untuk mengangkat Pendeta
Generasi Muda.

Pasal 24
Sistem Persidangan Konsensus
Merekomendasikan kepada Pengurus Pusat PPGT untuk mensosialisasikan sistem
persidangan Konsensus ke lingkup Klasis maupun Jemaat.

Pasal 25
Penyakit Sosial
Merekomendasikan kepada Pengurus Pusat PPGT untuk menyikapi berbagai
penyakit sosial melalui seruan penggembalaan maupun kegiatan lain yang
dipandang perlu tetapi tetap dalam koridor sebagai Persekutuan.

Pasal 26
Amandemen PO
Merekomendasikan kepada pengurus pusat PPGT untuk melakukan amandemen
dan revisi terhadap PO dan selanjutnya disosialisasikan
kepada Pengurus Klasis dan Jemaat.

Pasal 27
Saldo Pengurus Pusat PPGT Periode 2003/2008
Kongres XIII PPGT mekomendasikan kepada Pengurus Pusat PPGT terpilih untuk
menyelesaikan Saldo dengan Pengurus Pusat PPGT periode 2003/2008.

Pasal 28
Term Of Reference (TOR) PRAYA
Merekomendasikan kepada Pengurus Pusat PPGT membentuk tim revisi TOR
PRAYA selanjutnya dibahas dan ditetapkan dalam rapat kerja PPGT.

Kongres XIII PPGT, Seriti, 4-9 November 2013 134


Pasal 29
Penyiapan Alat-Alat Komunikasi
Merekomendasikan Kepada Pengurus Pusat PPGT untuk mengusahakan alat-alat
komunikasi di kantor Pengurus Pusat PPGT yang dapat berkomunikasi dengan
wilayah yang tidak terjangkau signal.

Pasal 30
Warkop di Halaman Ruang Kantor Pengurus
Warkop di halaman Ruang Kantor Pengurus PPGT :
1. Merekomendasikan kepada Pengurus Pusat PPGT untuk memperjelas status
Warkop yang ada di halaman kantor pengurus PPGT;
2. Merekomendasikan kepada Pengurus Pusat PPGT untuk membuat Surat
Kesepakatan (MOU) dengan pengelolah Warkop yang ada di halaman
kantor Pengurus Pusat PPGT.

Ditetapkan di : Seriti
Tanggal : 7 Nopember 2013

MAJELIS PIMPINAN SIDANG


PERSEKUTUAN PEMUDA GEREJA TORAJA

Pdt. Ivan Sampe Buntu, S.Th Aldri Yanto Hendra, A.Md

Prop. Resva Rerung, S.Th

Pdt. Bambang Sugiarto Palamba‟, S.Th Josep Juliaser Jusuf.SH

Fery Hendra, S.Th


Sekretaris Fungsional

Kongres XIII PPGT, Seriti, 4-9 November 2013 135


KEPUTUSAN
KONGRES XIII PPGT
Nomor : 13.12.KEP.KONGRES XIII.PPGT.11.2013

TENTANG

AMANDEMEN ANGGARAN DASAR DAN


ANGGARAN RUMAH TANGGA

Dengan pertolongan Allah Bapa, Allah Anak dan Allah Roh Kudus, Kongres XIII
Persekutuan Pemuda Gereja Toraja (PPGT) :

Menimbang : a. bahwa dalam rangka mengaktualisasikan tugas


panggilannya, PPGT senantiasa berupaya menyelaraskan
aktifitas pelayanannya dengan perkembangan kebutuhan
dan tuntutan kehidupan bergereja dan bermasyarakat,
dengan tetap mengacu pada Alkitab, Pengakuan Iman
Gereja Toraja, dan Tata Gereja Gereja Toraja;
b. bahwa Sidang Majelis Sinode (SMS) XXIII telah melakukan
amandemen terhadap Tata Gereja Gereja Toraja, dengan
perubahan Tata Gereja Gereja Toraja, maka AD/ART PPGT
harus mengikuti perubahan itu;
c. bahwa penetapan terhadap perubahan AD/ART PPGT perlu
ditetapkan melalui Keputusan Kongres XIII PPGT.

Mengingat : 1. Pengakuan Iman Gereja Toraja (PIGT);


2. Tata Gereja Gereja Toraja (TGGT);
3. Keputusan SMS XXIII nomor 15 Kep/SMS-XXIII/GT/VII/2011;
4. AD/ART PPGT pasal 15 tentang Perubahan AD/ART dan
ART PPGT pasal 12 tentang Kongres;
5. Keputusan Kongres XIII PPGT nomor 13.03.KEP.KONGRES
XIII.PPGT.11.2013 tentang Tata Tertib Kongres XIII PPGT;
6. Keputusan Kongres XIII PPGT nomor 13.07.KEP.KONGRES
XIII.PPGT.11.2013 tentang Penetapan Usul-Usul.

Memperhatikan : 1. Rumusan Perubahan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah


Tangga PPGT;
2. Hasil pembahasan Panitia Khusus Amandemen Anggaran
Dasar dan Anggaran Rumah Tangga;
3. Pertimbangan dan nasihat dari Penasihat Kongres XIII PPGT.

Kongres XIII PPGT, Seriti, 4-9 November 2013 136


MEMUTUSKAN

Menetapkan : Keputusan tentang Amandemen Anggaran Dasar dan Anggaran


Rumah Tangga.

Pertama : Amandemen Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga


(AD/ART) PPGT adalah sebagaimana terlampir, yang
merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan dari keputusan
ini.
Kedua : Kongres menugaskan Pengurus Pusat PPGT periode 2013-2018
untuk menelusuri logo PPGT untuk penyempurnaan dan
melaporkannya pada rapat kerja I (Pertama) PPGT.
Ketiga : Kongres menugaskan Pengurus Pusat PPGT Periode 2013-2018
untuk menyampaikan AD/ART PPGT yang baru kepada BPS
Gereja Toraja untuk mendapat pengesahan.
Keempat : Kongres menugaskan Pengurus Pusat PPGT Periode 2013-2018
untuk menerbitkan buku AD/ART PPGT.
Kelima : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di : Seriti
Tanggal : 7 Nopember 2013

MAJELIS PIMPINAN SIDANG


PERSEKUTUAN PEMUDA GEREJA TORAJA

Pdt. Ivan Sampe Buntu, S.Th Aldri Yanto Hendra, A.Md

Prop. Resva Rerung, S.Th

Pdt. Bambang Sugiarto Palamba‟, S.Th Josep Juliaser Jusuf.SH

Fery Hendra, S.Th


Sekretaris Fungsional

Kongres XIII PPGT, Seriti, 4-9 November 2013 137


Lampiran : Keputusan Kongres XIII PPGT
Nomor : 13.12.KEP.KONGRES XIII.PPGT.11.2013
Tanggal : 7 Nopember 2013

HASIL PANITIA KHUSUS


AMANDEMEN ANGGARAN DASAR /ANGGARAN RUMAH TANGGA PPGT
No AD/ART PPGT USULAN AMANDEMEN HASIL KEPUTUSAN
ART Pasal 6 ayat 4
Masa bakti Pengurus Jemaat adalah 2 (dua) atau 3 (tiga) tahun dan
Masa kepengurusan PPGT berdasarkan
sesudahnya dapat dipilih kembali.
tingkatannya: Tidak ada
ART Pasal 8 ayat 4
1 a. Pengurus Jemaat PPGT 2 tahun perubahan
Masa bakti Pengurus Klasis adalah 2 (dua) atau 3 tahun dan
b. Pengurus Klasis PPGT 3 tahun
sesudahnya dapat dipilih kembali.
c. Pengurus Pusat PPGT 4 tahun
ART Pasal 10 ayat 5
Masa bakti Pengurus Pusat adalah 5 (lima) tahun.
ART Pasal 2 ayat 1 Peninjauan kembali usia Anggota Biasa Tidak ada
Semua anggota Gereja Toraja yang berumur 15-35 tahun secara PPGT. Mengusulkan menjadi 16-35 tahun. perubahan
2
otomatis menjadi Anggota Biasa PPGT. Anggota biasa PPGT : warga Gereja Tidak ada
Toraja yang berusia 15-40 tahun perubahan
ART Pasal 14
PERBENDAHARAAN Tidak ada
1. Anggota diwajibkan membayar Iuran Anggota menurut jumlah perubahan
1. Pasal 14 Anggaran Rumah Tangga
yang ditetapkan oleh Rapat Anggota.
ditinjau ulang.
2. Pengurus Jemaat diwajibkan sekurang-kurangnya 1 (satu) kali Catatan :
Hanya ada penekanan
3 dalam 3 (tiga) bulan menyerahkan sebagian Iuran Anggota
2. Database dan iuran anggota bahwa agar PP.PPGT
kepada Pengurus Klasis dan Pengurus Pusat, dengan prosentase
dimaksimalkan terpilih mengutamakan
50% untuk Pengurus Jemaat, 30% untuk Pengurus Klasis dan perampungan Program
20% untuk Pengurus Pusat. Mekanisme penyerahan iuran Data Base
anggota lebih lanjut diatur oleh Pengurus Pusat dalam Peraturan
Organisasi.

Kongres XIII PPGT, Seriti, 4-9 November 2013 138


No AD/ART PPGT USULAN AMANDEMEN HASIL KEPUTUSAN
3. Persembahan anggota pada hari Dies Natalis PPGT setiap tahun
diserahkan seluruhnya kepada Pengurus Pusat.
AD Pasal 13 ayat 3 Pasal 13 ayat 3 Anggaran Dasar ditinjau
Tidak ada
4 Pembuatan dan penggunaan atribut organisasi diatur dalam ulang untuk penggunaan kata
perubahan
peraturan tersendiri oleh Pengurus Pusat. “pembuatan”.
ART Pasal 12 ayat 10
Jumlah utusan ke Kongres diatur sebagai berikut: 1. Kuota utusan untuk klasis dengan Ada Perubahan
a. Klasis dengan jumlah 7 (tujuh) jemaat mengutus 5 (lima) orang; jumlah di bawah 7 jemaat Kuota utusan di
b. Setiap penambahan 3 (tiga) jemaat, utusan bertambah 1 (satu) 2. Jumlah utusan setiap klasis ke Kongres bawah 7 jemaat
5
orang; tetap berdasarkan ART PPGT Pasal 12 mengutus 3 orang
c. Setiap Klasis mengutus maksimal 15 orang utusan; butir 10 yaitu 7=5, +3=1, tetapi dalam utusan
d. Klasis dengan jumlah jemaat kurang dari 7 mengutus 1 orang hal hak Suara cukup 1 orang/Klasis
utusan.
ART 11 ayat 6
Peserta RPP terdiri atas : Perubahan ADART pasal 11 tentang RPP
1. Pengurus Pusat Agar pelaksanaan RPP cukup dihadiri oleh Tidak ada
6
2. Ketua-ketua Pengurus Klasis. pengurus klasis, sebagai representasi perubahan
3. Ketua-ketua Pengurus Jemaat. kehadiran PPGT Jemaat
4. Undangan Pengurus Pusat
1. Struktur PPGT mengikuti struktur
sinode
Pasal 8 2. Meninjau kembali tentang
BENTUK DAN SUSUNAN pewilayahan secara struktural
1. PPGT mengikuti bentuk dan susunan Gereja Toraja. (Wilayah dibawah koordinasi korwil) Tidak ada
7
2. Berdasarkan bentuknya, maka susunan PPGT terdiri atas Jemaat, untuk dikembalikan menjadi sistim perubahan
Klasis dan Pusat. pewilayahan secara fungsional
(Pengurus Wilayah) ????
3. Meninjau kembali tentang kewilayaan
secara struktural (wilayah dibawah

Kongres XIII PPGT, Seriti, 4-9 November 2013 139


No AD/ART PPGT USULAN AMANDEMEN HASIL KEPUTUSAN
Koordinasi Korwil) untuk
dikembalikan menjadi sistem
perwilayaan secara fungsional
(pengurus Wilayah)
4. Meninjau ulang keberadaan Korwil
dalam struktur PP
5. Pembagian korwil dalam struktur
disesuaikan dengan hasil keputusan
SMS XIII Gereja Toraja
Fungsionaris Pengurus Klasis sedapatnya
Pasal 8 ayat 5 Tidak ada
8 anggota Luar biasa ketika Anggota Biasa
Fungsionaris Pengurus Klasis adalah anggota biasa PPGT. perubahan
tidak ada/tidak ada yang mau)
ANGGARAN DASAR RUMAH TANGGA Pasal 9
PERSEKUTUAN PEMUDA GEREJA TORAJA Pembukaan AD
PEMBUKAAN Mengamandemen Pembukaan AD PPGT
Bahwa sesungguhnya Persekutuan Pemuda Gereja Toraja menjadi:
adalah bagian integral dari Gereja Toraja, yaitu gereja yang PEMBUKAAN
merupakan persekutuan orang-orang yang dipanggil dan beriman Bahwa sesungguhnya Persekutuan
kepada Yesus Kristus, dan mengaku bahwa Yesus Kristus Itulah Pemuda Gereja Toraja adalah gereja, yaitu
Tuhan dan Juruslamat, sebagaimana disaksikan dalam Alkitab, persekutuan orang-orang yang dipanggil Tidak ada
9 Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Persekutuan ini adalah kudus, dan beriman kepada Yesus Kristus, dan perubahan
am dan rasuli. Kudus karena dipanggil dan dipilih Tuhan dari dalam mengaku bahwa Yesus Kristus Itulah
dunia. Am karena merupakan wujud persekutuan keseluruhan umat Tuhan dan Juruslamat, sebagaimana
Allah sebagai satu tubuh, dan Kristus sebagai kepalanya. Rasuli disaksikan dalam Alkitab, Perjanjian Lama
karena diutus ke dalam dunia untuk memberitakan Injil keselamatan dan Perjanjian Baru. Persekutuan Pemuda
kepada semua ciptaan. Gereja Toraja adalah warga gereja yang
Bahwa sesungguhnya Persekutuan Pemuda Gereja Toraja sadar dan bertanggung jawab akan tugas
adalah generasi masa kini dan masa depan Gereja serta penerus cita- dan panggilannya di tengah-tengah gereja,
cita perjuangan bangsa. Persekutuan Pemuda Gereja Toraja adalah masyarakat dan alam semesta.

Kongres XIII PPGT, Seriti, 4-9 November 2013 140


No AD/ART PPGT USULAN AMANDEMEN HASIL KEPUTUSAN
warga gereja yang sadar dan bertanggungjawab akan tugas dan Bahwa sesungguhnya Persekutuan
panggilannya di tengah-tengah gereja, masyarakat dan alam Pemuda Gereja Toraja adalah generasi
semesta. Persekutuan Pemuda Gereja Toraja melaksanakan masa kini dan masa depan Gereja serta
panggilan persekutuan, pelayanan dan kesaksian sebagai penerus cita-cita perjuangan bangsa.
penampakan iman dan pengharapannya kepada Tuhan yang Persekutuan Pemuda Gereja Toraja
terwujud dalam kasih dan pelayanan kepada sesama, tanpa sekat, melaksanakan panggilan persekutuan,
tanpa batas dan tanpa pamrih. Persekutuan Pemuda Gereja Toraja pelayanan dan kesaksian sebagai
merupakan bagian yang tak terpisahkan dari masyarakat Indonesia penampakan iman dan pengharapannya
yang menjadikan Pancasila sebagai dasar bermasyarakat, berbangsa, kepada Tuhan yang terwujud dalam kasih
dan bernegara. Persekutuan Pemuda Gereja Toraja mengakui dan pelayanan kepada sesama, tanpa
bahwa gereja dan negara memiliki kewenangan masing-masing sekat, tanpa batas dan tanpa pamrih.
namun keduanya merupakan mitra sejajar yang saling menghormati, Bahwa sesungguhnya Persekutuan
saling mengingatkan dan saling membantu. Pemuda Gereja Toraja adalah pelayan
Bahwa sesungguhnya Persekutuan Pemuda Gereja Toraja Tuhan di tengah-tengah dunia, yang
adalah pelayan Tuhan di tengah-tengah dunia, yang diutus ke dalam diutus ke dalam dunia untuk menyatakan
dunia untuk menyatakan damai sejahtera bagi semua ciptaan. damai sejahtera bagi semua ciptaan.
Dalam menyatakan tugas panggilannya, maka pada tanggal 11 Dalam menyatakan tugas panggilannya,
Desember 1962, dibentuklah wadah pelayanan dan kaderisasi maka pada tanggal 11 Desember 1962,
pemuda Gereja Toraja yang diberi nama Persekutuan Pemuda dibentuklah wadah pelayanan dan
Gereja Toraja, sebagai Organisasi Intra Gerejawi yang pertama kaderisasi pemuda Gereja Toraja yang
dalam Gereja Toraja. Bahwa untuk memelihara ketertiban dan diberi nama Persekutuan Pemuda Gereja
kelancaran pelayanan dan pengkaderan dalam wadah tersebut, Toraja, sebagai Organisasi Intra Gerejawi
maka disusunlah konstitusi dasar organisasi yang disebut Anggaran yang pertama dalam Gereja Toraja.
Dasar dan Anggaran Rumah Tangga PPGT.
Amandemen ART Pasal 12 butir 5
ART Pasal 12 ayat 5 menjadi:
Pimpinan Sidang mengajukan seorang nama untuk Tidak ada
10 Sekretaris Pengurus Pusat secara otomatis menjadi Sekretaris Sidang.
ditetapkan sebagai Sekretaris Persidangan setelah perubahan
mendapat pertimbangan dari Pengurus Pusat,
Panitia Persidangan dan Penasihat.

Kongres XIII PPGT, Seriti, 4-9 November 2013 141


No AD/ART PPGT USULAN AMANDEMEN HASIL KEPUTUSAN
Tidak ada
Sosialisasi AD.ART perubahan
Kongres XIII menugaskan Pengurus Pusat Catatan :
11 -
dan Pengurus Klasis untuk melakukan Tidak perlu dibahas
sosialisasi AD/ART kepada jemaat-jemaat. karena sudah otomatis
menjadi tugas PP.PPGT
AD Pasal 6 - Misi PPGT adalah bersekutu, bersaksi &
Untuk mewujudkan tujuan PPGT, maka Misi PPGT adalah melayani.
Tidak ada
12 bersekutu, bersaksi dan melayani, yang dijabarkan dalam bentuk- - Penambahan Visi PPGT pada AD PPGT
perubahan
bentuk pelayanan gerejawi. dengan tetap mempertahankan visi
sebelumnya “disukai Allah & manusia”.
ART Pasal 8 ayat 2
Susunan PPGT terdiri atas jemaat, klasis & Tidak ada
13 Berdasarkan bentuknya, maka susunan PPGT terdiri atas Jemaat,
sinode. perubahan
Klasis dan Pusat.
Pasal 13 Ayat 1
Tidak ada
14 PPGT mempunyai atribut organisasi seperti lambang, bendera, Kata “lambang” diganti “logo”
perubahan
Hymne, Mars dan atribut lainnya.
Pasal 2 Pasal 2, 3 & 4
KEANGGOTAAN
Keanggotaan PPGT berdasarkan pasal 9 Anggaran Dasar terdiri atas: Keanggotaan PPGT disatukan, tidak ada
1. Anggota Biasa yaitu semua anggota Gereja Toraja yang berumur pembagian anggota biasa & anggota luar
15-35 Tahun. biasa.
2. Anggota Luar Biasa yaitu mereka yang tidak termasuk dalam Batasan umur anggota PPGT mengacu
Tidak ada
15 ayat 1, tetapi menunjukkan kesetiaan dan loyalitas terhadap pada ART sebelumnya yaitu 15–35 tahun,
perubahan
PPGT. tetapi fungsionaris pengurus di masing-
Pasal 3 masing diberi batasan umur.
ANGGOTA BIASA Pengurus jemaat : 15-35 tahun
1. Semua anggota Gereja Toraja yang berumur 15-35 tahun secara Pengurus Klasis : 15 – 30 tahun
otomatis menjadi Anggota Biasa PPGT. Pengurus pusat : 23 - 30 tahun.
2. Anggota Biasa mempunyai hak: Penjelasan Pasal 3 point 2 c yang tidak

Kongres XIII PPGT, Seriti, 4-9 November 2013 142


No AD/ART PPGT USULAN AMANDEMEN HASIL KEPUTUSAN
a. Mendapatkan semua bentuk pelayanan PPGT jelas mengenai jabatan dalam pelayanan
b. Menyatakan pendapat baik lisan maupun tulisan (pengurus/ panitia)
d. Dipilih dan Memilih untuk berbagai jabatan dalam pelayanan
PPGT
e. Mendapatkan perlindungan dan pembelaan dalam hal-hal
yang perlu, benar dan adil dari PPGT
3. Anggota Biasa mempunyai kewajiban:
a. Secara sendiri-sendiri dan bersama-sama melaksanakan misi
PPGT.
b. Secara sendiri-sendiri dan bersama-sama berperan aktif dalam
pembangunan jemaat, klasis dan sinode.
c. Menjaga dan menjunjung tinggi nama baik PPGT.
d. Melaksanakan, menegakkan dan mempertahankan konstitusi
PPGT.
e. Menaati peraturan/keputusan organisasi.
f. Menjunjung tinggi disiplin organisasi.
g. Menjalankan tugas-tugas yang diberikan organisasi sebaik-
baiknya.
Pasal 4
ANGGOTA LUAR BIASA
1. Anggota Gereja Toraja yang berumur kurang dari 15 Tahun atau
lebih dari 35 Tahun tetapi menunjukkan kesetiaan dan loyalitas
terhadap PPGT disebut Anggota Luar Biasa.
2. Pemuda lainnya yang tidak termasuk kategori dalam ayat 1
dapat disebut Anggota Luar Biasa, dan dapat diangkat sebagai
Anggota Biasa apabila bersedia menerima Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga PPGT.
3. Anggota Luar Biasa mempunyai hak:
a. Mendapatkan semua bentuk pelayanan PPGT
b. Menyatakan pendapat baik lisan maupun tulisan

Kongres XIII PPGT, Seriti, 4-9 November 2013 143


No AD/ART PPGT USULAN AMANDEMEN HASIL KEPUTUSAN
c. Mendapatkan perlindungan dan pembelaan dalam hal-hal
yang perlu, benar dan adil dari PPGT
4. Anggota Luar Biasa mempunyai kewajiban:
a. Secara sendiri-sendiri dan bersama-sama melaksanakan misi
PPGT.
b. Secara sendiri-sendiri dan bersama-sama berperan aktif dalam
pembangunan jemaat, klasis dan sinode.
c. Menjaga dan menjunjung tinggi nama baik PPGT.
d. Melaksanakan, menegakkan dan mempertahankan konstitusi
PPGT.
e. Menaati peraturan/keputusan organisasi.
f. Menjunjung tinggi disiplin organisasi.
Pasal 5 Penambahan 1 point sebagai bagian
BERAKHIRNYA KEANGGOTAAN dari berakhirnya keanggotaan yaitu
Tidak ada
16 Keanggotaan berakhir karena : Pindah agama/lintas denominasi dalam
perubahan
1. Permintaan sendiri yang disampaikan secara tertulis. hal ini keluar dari keanggotaan Gereja
2. Meninggal dunia Toraja
Pasal 16
Tidak ada
ATRIBUT ORGANISASI Pasal 16
perubahan
1. Logo PPGT adalah sebagai berikut: 1. Warna putih pada logo diberikan
makna. Catatan :
2. Jenis warna biru yang jelas. 1. Mengembalikan
3. Logo menggunakan gambar bintang 7 bentuk/model
17 diberi makna. bintang pada
Logo PPGT
2. Makna Logo adalah sebagai berikut: kepada
a. Lingkaran : Lingkaran luar adalah lambang bentuk/model
persekutuan antara manusia dengan bintang hasil
sesamanya, dan lingkaran dalam Kongres
adalah lambang persekutuan manusia Samarinda
Kongres XIII PPGT, Seriti, 4-9 November 2013 144
No AD/ART PPGT USULAN AMANDEMEN HASIL KEPUTUSAN
dengan Allah.
2. Salib : Pelayanan PPGT selalu berpusat pada 2. Menugaskan
salib Kristus, yang menyatakan pada PP.PPGT
komitmen pelayan yang siap untuk
berkorban, siap menderita dan siap menyeragamkan
menjadi hamba yang melayani. warna BIRU
3. Rumah Toraja : Aspek historis kelahiran PPGT dari BENHUR
tengah-tengah orang Toraja. Rumah dengan cara
toraja dan salib menembus lingkaran membagikan ke
dalam mempunyai makna PPGT yang semua Pengurus
inklusif (tidak eksklusif), PPGT yang Klasis dan
keluar dan bersesama dengan ciptaan Pengurus
Allah yang lain. Sekalipun PPGT lahir Jemaat kain
dari komunitas Toraja tetapi PPGT yang berwarna
selalu siap untuk bersesama tanpa BIRU BENHUR
memandang latarbelakang suku,
agama, ras, golongan, kelas sosial, dll. 3. Kongres
4. Daun Kelapa Muda : Kuncup daun kelapa muda yang siap menugaskan
untuk mekar, menandakan sosok Pengurus Pusat
pemuda yang siap untuk mekar PPGT periode
dengan jiwa idealisme yang tinggi. 2013-2018
Jumlahnya 12, masing-masing 6 untuk
disebelah kiri dan kanan. Angka 12 menelusuri logo
adalah simbol dari 12 murid Tuhan PPGT untuk
Yesus dan 12 Suku Israel yang penyempurnaan
menunjukkan bahwa kita adalah dan
umat pilihan Allah. melaporkannya
5. Alkitab : Bahwa dasar pelayanan PPGT dalam pada rapat kerja
menjalankan misi panggilannya I (Pertama)
adalah Alkitab, Firman Allah yang PPGT.

Kongres XIII PPGT, Seriti, 4-9 November 2013 145


No AD/ART PPGT USULAN AMANDEMEN HASIL KEPUTUSAN
hidup. Oleh Alkitab, Firman Allah itu
PPGT Bersaksi dan mengaku bahwa
“Yesus Kristus Itulah Tuhan dan
Juruselamat Dunia”. Diatas Alkitab
ada tulisan 1 Kor. 3: 11 sebagai dasar
berdirinya Gereja Toraja.
f. Tiga Garis : Bentuknya bergelombang berpasa-
ngan, tiga sebelah kiri salib dan tiga
sebelah kanan salib, diatas Alkitab
dan di bawah rumah Toraja, sebagai
simbol dari misi gereja yaitu Tri
Panggilan Gereja: Marturia, Koinonia
dan Diakonia.
3. Warna, pada logo dan atribut lainnya mempunyai makna yaitu,
a. Biru bermakna semangat militansi yang bergelora.
b. Hitam bermakna keagungan dan keabadian.
c. Hijau muda bermakna keceriaan, pengharapan dan hidup
baru
d. Kuning perak bermakna kematangan dan kebijaksanaan.

Kongres XIII PPGT, Seriti, 4-9 November 2013 146


No AD/ART PPGT USULAN AMANDEMEN HASIL KEPUTUSAN

Ada Perubahan
Kata Pengurus
dihilangkan
Pasal 16 ayat 5 huruf
e dalam Anggaran
Rumah Tangga
berubah menjadi :
Pada Lingkup
ART Pasal 6 ayat 5e ART Pasal 16
Jemaat dituliskan
Bendera, dengan aturan sebagai berikut: Point 5 (e)
identitas di bawah
18 Dibawah Logo dituliskan identitas seperti Pengurus Pusat, Pada bendera diberi identitas Persekutuan
Logo PPGT Jemaat
Pengurus Klasis, Pengurus Jemaat, atau Panitia. Pemuda Gereja Toraja, nama klasis &

nama jemaat, tanpa kata “pengurus”.
Pada Lingkup Klasis
dituliskan identitas
di bawah Logo
PPGT Klasis ….
Pada Lingkup Pusat
dituliskan identitas
di bawah Logo
PPGT

Kongres XIII PPGT, Seriti, 4-9 November 2013 147


No AD/ART PPGT USULAN AMANDEMEN HASIL KEPUTUSAN
Ada Perubahan
Pasal 16 ayat 7
berubah menjadi :
Stempel atau cap
pada Lingkup
Jemaat
mencantumkan
identitas
PENGURUS
PPGT Jemaat …..
Stempel atau cap
ART Pasal 6 ayat 5e pada Lingkup
ART Pasal 16 ayat 7
Klasis
20 Stempel atau cap dengan mencantumkan identitas (Jemaat, Klasis, mencantumkan
Identitas diberi kata “pengurus”.
Pusat, Panitia). identitas
PENGURUS
PPGT Klasis …..
Stempel atau cap
pada Lingkup
Pusat
mencantumkan
identitas PP PPGT
Stempel atau cap
pada kepanitiaan
mencantumkan
identitas Panitia
…..

Kongres XIII PPGT, Seriti, 4-9 November 2013 148


No AD/ART PPGT USULAN AMANDEMEN HASIL KEPUTUSAN
Pasal 17
ATURAN TAMBAHAN Pasal 17
Tidak ada
1. Hal-hal lain yang belum diatur dalam Anggaran Rumah Tangga Arbitrase penggunaan ART perlu diatur
perubahan
ini akan diatur oleh Keputusan Kongres, Keputusan Rapat
21
Pimpinan Pusat, Keputusan PP, Keputusan Konperensi Klasis,
dan Keputusan Rapat Anggota, sejauh tidak bertentangan
dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga PPGT. Tidak ada
Perubahan mengikuti TGGT
2. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga PPGT selanjutnya perubahan
disahkan oleh Rapat Kerja Badan Pekerja Majelis Sinode.

MAJELIS PIMPINAN SIDANG


PERSEKUTUAN PEMUDA GEREJA TORAJA

Pdt. Ivan Sampe Buntu, S.Th Aldri Yanto Hendra, A.Md

Prop. Resva Rerung, S.Th

Pdt. Bambang Sugiarto Palamba‟, S.Th Josep Juliaser Jusuf.SH

Fery Hendra, S.Th


Sekretaris Fungsional

Kongres XIII PPGT, Seriti, 4-9 November 2013 149


KEPUTUSAN
KONGRES XIII PPGT
Nomor : 13.13.KEP.KONGRES XIII.PPGT.11.2013

TENTANG

PESAN DAN SERUAN KONGRES XIII PPGT

Dengan pertolongan Allah Bapa, Allah Anak dan Allah Roh Kudus, Kongres XIII
Persekutuan Pemuda Gereja Toraja (PPGT) :

Menimbang : a. bahwa dengan berdasarkan Alkitab dan tuntutan kebutuhan


konteks pelayanan PPGT, KONGRES XIII PPGT perlu
mengeluarkan Pesan dan Seruan Kongres;
b. bahwa Pesan dan Seruan Kongres XIII PPGT perlu ditetapkan
untuk menjadi produk Kongres XIII PPGT yang akan disampaikan
kepada semua pihak yang ditujukan.

Mengingat : 1. Pengakuan Iman Gereja Toraja (PIGT);


2. Tata Gereja Gereja Toraja (TGGT);
3. Anggaran Dasar dan AnggaranRumah Tangga (AD/ART) PPGT;
4. Keputusan Kongres XIII PPGT nomor 13.03.KEP.KONGRES
XIII.PPGT.11.2013 tentang Tata Tertib Kongres XIII PPGT;

Memperhatikan : 1. Tema dan Sub Tema Kongres XIII PPGT;


2. Sambutan, Khotbah dan Refleksi selama Kongres XIII serta materi-
materi Konperensi Studi;
3. Usul-usul dari Klasis;
4. Laporan PP.PPGT, berikut pemandangan umum dan tanggapan
terhadap laporan tersebut;

MEMUTUSKAN

Menetapkan : Keputusan tentang Pesan dan Seruan Kongres XIII PPGT

Pertama : Pesan dan Seruan Kongres XIII PPGT adalah sebagaimana yang
terdapat pada lampiran yang merupakan bagian tak terpisahkan dari
keputusan ini.

Kedua : Menugaskan Pengurus Pengurus Pusat PPGT Periode 2013-2018


untuk menyampaikan Penugasan dan Rekomendasi XIII PPGT ini
kepada pihak terkait serta lembaga dan institusi yang relevan.

Ketiga : Menyerukan kepada setiap Pengurus Klasis PPGT dan Pengurus


Jemaat PPGT untuk menyampaikan dan mensosialisasikan Pesan dan
Seruan Kongres XIII PPGT dengan cara dan metode yang konteks
dengan Klasis masing-masing.

Kongres XIII PPGT, Seriti, 4-9 November 2013 150


Keempat : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di : Seriti
Tanggal : 8 Nopember 2013

MAJELIS PIMPINAN SIDANG


PERSEKUTUAN PEMUDA GEREJA TORAJA

Pdt. Ivan Sampe Buntu, S.Th Aldri Yanto Hendra, A.Md

Prop. Resva Rerung, S.Th

Pdt. Bambang Sugiarto Palamba‟, S.Th Josep Juliaser Jusuf.SH

Fery Hendra, S.Th


Sekretaris Fungsional

Kongres XIII PPGT, Seriti, 4-9 November 2013 151


Lampiran : Keputusan Kongres XIII PPGT
Nomor : 13.13.KEP.KONGRES XIII.PPGT.11.2013
Tanggal : 8 Nopember 2013

PESAN DAN SERUAN KONGRES XIII PPGT

Kepada seluruh saudara-saudara sepelayanan, dalam nama Tuhan Yesus Kristus.

1. Dengan mengucap syukur kepada Tuhan, kami peserta Kongres XIII PPGT yang
sedang berkumpul di Seriti, yang datang dari 81 Klasis mengirim salam kepada
seluruh saudara-saudara sepelayanan: “Salam Kader Siap Utus”. Melalui Kongres
XIII ini, kami mewujudkan persekutuan melalui doa dan Penelaan Alkitab,
sharing pelayanan dan kondisi terkini PPGT dari berbagai tempat dan latar
belakang, dan juga melalui diskusi dan perdebatan yang saling mendewasakan.
Semua ini dilandasi oleh kesadaran penuh bahwa landasan pelayanan PPGT
adalah Firman Tuhan, dalam fokus sorot tema : “Mengasihi dengan perbuatan
dan dalam kebenaran”.
2. Di Seriti yang aman dan damai, kami bergandengan tangan untuk memperkuat
komitmen bahwa roda pelayananan dan regenerasi harus terus berputar.
Perjalanan dari Samarinda 2008 dengan sorotan “Berubahlah oleh Pembaruan
Budimu” menuju Seriti 2013 dengan “Mengasihi dengan perbuatan dan dalam
kebenaran” adalah wujud komitmen penuh PPGT untuk terus menerus
membarui diri dan organisasi, bukan hanya dengan kata-kata saja, tetapi melalui
perbuatan dan dalam kebenaran.
3. Dengan penuh kasih kami mendorong semua kader PPGT dimanapun anda
berada, untuk terus menerus membangun persekutuan. Sebab hanya melalui
persekutuan yang dibangun dengan dasar yang benar yang akan terus bertahan
di tengah dunia yang terus berubah. Peliharalah kasih persaudaraan, tingkatkan
semangat bersekutu dan saksikanlah Injil yang mendamaikan dan
mensejahterakan.
4. Kita hidup di tengah dunia yang semakin majemuk. Kita memahami bahwa
kemajemukan adalah anugerah Tuhan untuk dunia dan untuk ciptaan-Nya.
Baiklah semua kader-kader PPGT menghargai setiap perbedaan serta
membudayakan hidup bersama dalam kemajemukan. Persekutuan yang sehat
haruslah memberi ruang bagi setiap perbedaan untuk tumbuh bersama dalam
keadilan dan perdamaian. Semoga kita terus berdoa : “Tuhan sumber
kehidupan, bimbinglah kami kepada keadilan dan perdamaian”.
5. Dunia yang semula diciptakan Tuhan dengan “sungguh amat baik”, kini semakin
menuju kerusakan dan kehancuran karena model pembangunan dan globalisasi
yang tidak memedulikan kelestarian lingkungan hidup. Kami mengajak semua
warga PPGT untuk sungguh-sungguh mewujudkan kehidupan yang hijau dengan
terus berusaha melaksanakan dokumen PPGT Go Green dalam segala keadaan.
6. Dan akhirnya kami mengundang semua warga PPGT untuk memberi kontribusi
yang positif bagi pertumbuhan Gereja Toraja yang semakin inklusif, bagi
perwujudan Indonesia yang aman, damai dan sejahtera dan bagi sebuah tatanan
dunia baru yang adil dan oikos.

Catatan rekomendasi:
Pesan ini dibacakan dalam kebaktian PPGT pertama setelah Kongres PPGT. Dimohon
kesediaan Pengurus Klasis untuk memperbanyak dan mengirimkannya kepada semua
jemaat dan cabang kebaktian.

Kongres XIII PPGT, Seriti, 4-9 November 2013 152


Ditetapkan di : Seriti
Tanggal : 8 Nopember 2013

MAJELIS PIMPINAN SIDANG


PERSEKUTUAN PEMUDA GEREJA TORAJA

Pdt. Ivan Sampe Buntu, S.Th Aldri Yanto Hendra, A.Md

Prop. Resva Rerung, S.Th

Pdt. Bambang Sugiarto Palamba‟, S.Th Josep Juliaser Jusuf.SH

Fery Hendra, S.Th


Sekretaris Fungsional

Kongres XIII PPGT, Seriti, 4-9 November 2013 153


KEPUTUSAN
KONGRES XIII PPGT
Nomor : 13.14.KEP.KONGRES XIII.PPGT.11.2013

TENTANG

STRUKTUR DAN NOMINASI PENGURUS PUSAT


PPGT PERIODE 2013-2018

Dengan pertolongan Allah Bapa, Allah Anak dan Allah Roh Kudus, Kongres XIII
Persekutuan Pemuda Gereja Toraja (PPGT) :

Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan keputusan-keputusan Kongres


XIII PPGT, perlu mengangkat personalia PP.PPGT Periode
2013-2018;
b. bahwa untuk mengangkat personalia dibutuhkan perangkat
berupa struktur dan nominasi.

Mengingat : 1. Pengakuan Iman Gereja Toraja (PIGT);


2. Tata Gereja Gereja Toraja (TGGT);
3. ART PPGT pasal 10 tentang Pengurus Pusat PPGT dan ART
PPGT pasal 12 tentang Kongres PPGT;
4. Keputusan Kongres XIII PPGT nomor 13.03.KEP.Kongres
XIII. PPGT.11.2013 tentang Tata Tertib Kongres XIII PPGT;
5. Keputusan Kongres XIII PPGT nomor 13.10.KEP.Kongres
XIII. PPGT.11.2013 tentang GBPP PPGT 2013-2018;

Memperhatikan : 1. Rumusan Panitia Pengarah tentang Struktur dan Nominasi


PP.PPGT 2013-2018.
2. Hasil Rumusan Panitia Pengarah tentang Struktur dan
Nominasi yang diajukan dan dibahas dalam Sidang
Paripurna.

MEMUTUSKAN

Menetapkan : Keputusan tentang Struktur dan Nominasi Pengurus Pusat PPGT


Periode 2013-2018

Pertama : Struktur dan Nominasi Pengurus Pusat PPGT Periode 2013-2018


adalah sebagaimana terlampir, yang merupakan satu kesatuan
tak terpisahkan dari keputusan ini.

Kongres XIII PPGT, Seriti, 4-9 November 2013 154


Kedua : Struktur dan nominasi adalah penuntun untuk mengangkat
personil Pengurus Pusat PPGT Periode 2013-2018.

Ketiga : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di : Seriti
Tanggal : 8 Nopember 2013

MAJELIS PIMPINAN SIDANG


PERSEKUTUAN PEMUDA GEREJA TORAJA

Pdt. Ivan Sampe Buntu, S.Th Aldri Yanto Hendra, A.Md

Prop. Resva Rerung, S.Th

Pdt. Bambang Sugiarto Palamba‟, S.Th Josep Juliaser Jusuf.SH

Fery Hendra, S.Th


Sekretaris Fungsional

Kongres XIII PPGT, Seriti, 4-9 November 2013 155


Lampiran : Keputusan Kongres XIII PPGT
Nomor : 13.14.KEP.KONGRES XIII.PPGT.11.2013
Tanggal : 8 Nopember 2013

NOMINASI

BAB I
Pasal 1
Pendahuluan
Pengurus Pusat PPGT sebagai pelaksana atau mandataris Keputusan Kongres XIII
haruslah memenuhi kualifikasi yang ditetapkan oleh persidangan, sesuai dengan
kebutuhan dan kontekstualisasi saat ini. Untuk itulah diperlukan sejumlah perangkat
dalam bentuk struktur. Agar struktur itu dapat diisi oleh orang yang tepat (the right
man on the right place) maka dibuatlah kriteria dan nominasi Pengurus PPGT 2013-
2018.

BAB II
STRUKTUR ORGANISASI
Pasal 2
Struktur Pengurus
Struktur Pengurus Pusat PPGT Periode 2013-2018 sebanyak 14 personil Pengurus
Harian dan 16 Koordinator Wilayah dengan susunan sebagai berikut:

Pengurus Harian : 14 orang, 1 orang PP full time ditambah satu orang staff
profesional
Ketua Umum : 1 orang (part time)
Sekretaris Umum : 1 orang (part time)
Ketua : 1 orang (Bidang Spiritualitas – part time)
Sekretaris : 1 orang (Sekfung Spiritualitas – part time)
Ketua : 1 orang (Bidang Pengembangan SDM- part time)
Sekretaris : 1 orang (Bidang Pengembangan SDM)
Ketua : 1 orang (Bidang Organisasi- full time)
Sekretaris : 1 orang (Sekfung Organisasi – part time)
Ketua : 1 orang (Bidang Profesi dan Keminatan – part time)
Sekretaris : 1 orang (Sekfung Profesi dan Keminatan – part time)
Ketua : 1 orang (Bidang Sosial dan Lingkungan Hidup – part
time)
Sekretaris : 1 orang (Sekfung Sosial dan Lingkungan Hidup – part
time)
Bendahara Umum : 1 orang (part time)
Wakil Bendahara : 1 orang (part time)

1. Koordinator Wilayah :

a. Koordinator Wilayah Luwu Timur (Malili, Kalaena, Wotu)


b. Koordinator Wilayah Luwu Utara (Masamba, Sangbua Lambe, Baebunta
Selatan, Malengke, Rosaba, Sukamaju, Bone-Bone)
c. Koordinator Wilayah Luwu Palopo (Palopo, Kota Palopo, Luwu,
Bastem, Walenrang, Walenrang Timur, Lamasi dan Seriti)

Kongres XIII PPGT, Seriti, 4-9 November 2013 156


d. Koordinator Wilayah Seko (Seko Padang, Seko Lemo, Seko Embona
Tana)
e. Koordinator Wilayah Sanggalangi‟ (Kesu‟ Tallulona, Kesu Malenong,
Kesu‟ La‟bo, Buntao, Rantebua, Bokin Pitung Penanian)
f. Koordinator Wilayah Sopai-Rantepao-Tikala-Sesean ( Madandan,
Nonongan Salu, Rantepao Barat, Rantepao, Tallunglipu, Tikala, Sesean,
Sasi Utara)
g. Koordinator Wilayah Kadellekan Allo (Balusu, Sa‟dan Mataallo, Sa‟dan
Ulusalu, Tondon, Nanggala Karre)
h. Koordinator Wilayah Rindingallo (Pangalla, Pangala Utara,
Parandangan)
i. Koordinator Wilayah Awan-Denpina-Kurra
j. Koordinator Wilayah Tallu Lembangna-Gandangbatu Sillanan (Sangalla
Selatan, Sangalla, Sangalla Barat, Mengkendek Tengah Timur, Sillanan,
Gandangbatu, Mengkendek Utara Timur, Mengkendek Utara Barat,
Makale, Makale Utara, Makale Tengah, Makale Selatan, Maranpa)
k. Koordinator Wilayah Toraja Barat 1 (Masanda, Bittuang, Bittuang
Se‟seng, Ususalu, Malimbong, Appang Batu Balepe‟, Tapparan
Rantetayo)
l. Koordinator Wilayah Toraja Barat 2 (Rembon, Rembon Sado‟ko,
Buakayu, Rano, Simbuang, Simbuang Barat)
m. Koordinator Wilayah Sulselbar (Makassar–Bone–Parepare–Sulbar)
n. Koordinator Wilayah Sulawesi Tengah (Sulawesi Tengah, Sulawesi
Tengah Timur, Sigilore)
o. Koordinator Wilayah Kalimantan (Kaltim Samarinda, Kutai Kaltim,
Kaltimteng, Kaltim Tarakan)
p. Koordinator Wilayah Jawa, Sumatera, Pontianak dan luar negeri

Pasal 3
Bagan Struktur

Kongres XIII PPGT, Seriti, 4-9 November 2013 157


BAB III
URAIAN TUGAS

Pasal 4
Tugas-tugas umum PP PPGT
1. Melaksanakan tugas kepengurusan berdasarkan mandat Kongres XIIIPPGT.
2. Bertindak sebagai fasilitator, komunikator dan koordinator hubungan yang kuat
dengan klasis dan jemaat-jemaat.
3. Bertanggungjawab menjalankan roda organisasi secara kolektif.

Pasal 5
Ketua Umum
1. Bertanggungjawab penuh atas kebijakan organisasi ke dalam dan ke luar.
2. Bersama Sekretaris Umum memberikan pokok-pokok pikiran/pengarahan untuk
melaksanakan program kerja sesuai keputusan Kongres.
3. Mempersiapkan gagasan yang merupakan kebijakan dalam menentukan prioritas
program.
4. Bersama dengan Bendahara Umum dan Bendahara untuk mengelola keuangan.
5. Bersama dengan Sekretaris Umum memimpin rapat-rapat.
6. Bersama dengan Sekretaris Umum menandatangani surat-surat organisasi.
7. Bersama dengan semua pengurus menyiapkan laporan pertanggungjawaban.

Pasal 6
Ketua-ketua Bidang
1. Bertanggungjawab atas pelaksanaan programnya masing-masing.
2. Menggantikan Ketua Umum bila berhalangan sesuai dengan bidangnya masing-
masing.
3. Membantu Ketua Umum dalam melaksanakan tugasnya.
4. Membuat laporan pertanggungjawaban sesuai dengan bidang masing-masing.
5. Dapat membentuk komisi-komisi sesuai dengan kebutuhan.

Pasal 7
Sekretaris Umum
1. Bersama-sama dengan Ketua Umum bertanggungjawab atas kebijakan organisasi
ke dalam dan ke luar.
2. Bersama-sama Ketua Umum memberikan pokok-pokok pikiran/pengarahan
untuk melaksanakan program kerja sesuai dengan Keputusan Kongres.
3. Mempersiapkan gagasan yang merupakan kebijakan dalam menentukan prioritas
program.
4. Bersama-sama dengan Ketua Umum memimpin rapat-rapat.
5. Bersama-sama dengan Ketua Umum menandatangani surat-surat organisasi.
6. Memimpin staf kantor dalam mengelola administrasi dan kesekretariatan
Pengurus Pusat.
7. Bersama dengan semua pengurus menyusun laporan pertanggungjawaban.

Kongres XIII PPGT, Seriti, 4-9 November 2013 158


Pasal 8
Sekretaris Bidang
1. Bersama-sama dengan Ketua Bidangnya bertanggung jawab atas pelaksanaan
program kerja bidang.
2. Menggantikan Sekretaris Umum bila berhalangan sesuai dengan penugasan.
3. Bersama Ketua Bidang membuat laporan pertanggungjawaban sesuai bidang
masing-masing

Pasal 9
Bendahara Umum
1. Menyampaikan rekomendasi pemikiran dalam melaksanakan dan
mengarahkan pengelolaan keuangan.
2. Bersama-sama dengan Ketua Umum mengambil kebijakan dalam hal
pengelolaan keuangan organisasi.
3. Bersama Wakil Bendahara Umum membuat laporan pertanggungjawaban
keuangan.
4. Mempersiapkan laporan pembukuan untuk verifikasi.
5. Bersama dengan Wakil Bendahara Umum memikirkan dan mengupayakan
usaha pencarian dana.

Pasal 10
Wakil Bendahara Umum
1. Membantu Bendahara Umum dan Ketua Bidang dalam pengelolaan
keuangan masing-masing bidang.
2. Menggantikan Bendahara Umum bila berhalangan.
3. Bersama-sama dengan semua pengurus membuat laporan
pertanggungajawaban keuangan.
4. Bersama-sama dengan Bendahara Umum mempersiapkan laporan
pembukuan untuk diverifikasi.
5. Bersama-sama dengan Bendahara Umum memikirkan dan mengupayakan
usaha pencarian dana.

Pasal 11
Koordinator Wilayah
1. Atas nama Pengurus Pusat melaksanakan tugas-tugas PPGT dalam
wilayahnya sesuai dengan penugasan yang diberikan kepadanya.
2. Atas nama Pengurus Pusat membantu Pengurus PPGT di Klasis-klasis dan
Jemaat-jemaat menyelesaikan program-program pembinaan dan pelatihan.
3. Membantu pelaksanaan program-program PPGT dalam wilayahnya.
4. Mengkoordinasikan kegiatan bersama dalam wilayahnya jika dipandang
perlu oleh Pengurus Pusat.
5. Memberikan informasi kepada Pengurus Pusat tentang masalah-masalah
dalam wilayahnya yang dipandang perlu ditangani oleh Pengurus Pusat.
6. Menghadiri rapat-rapat Pengurus Pusat yang relevan atas undangan Pengurus
Pusat.

Kongres XIII PPGT, Seriti, 4-9 November 2013 159


BAB IV
KRITERIA NOMINASI PENGURUS

Pasal 12
Kriteria Umum
Kriteria untuk menjadi nominasi Pengurus Pusat PPGT 2013-2018, adalah :
1. Anggota Biasa PPGT.
2. Menerima dan memahami AD/ART PPGT, PIGT dan TGGT.
3. Telah melewati proses kaderisasi secara berjenjang (LKP, LKPD dan LKPL).
4. Tidak sedang kena disiplin gerejawi.
5. Sudah disidi/baptis dewasa.
6. Mempunyai dedikasi dan loyalitas terhadap PPGT.
7. Pernah atau sedang menjabat pengurus PPGT di tingkat Klasis.
8. Tidak sedang dan akan terlibat dalam kepengurusan organisasi partai politik.
9. Pengurus adalah Peserta Kongres XIII PPGT.

Pasal 13
Kriteria Khusus Ketua Umum
1. Memiliki kemampuan memimpin.
2. Memiliki pengetahuan dan wawasan yang luas tentang PPGT, Gereja Toraja,
Gerakan Oikumene dan Pluralisme.

Pasal 14
Kriteria Khusus Ketua Bidang
1. Memiliki kemampuan memimpin.
2. Memiliki pengetahuan dan wawasan dalam bidangnya masing-masing.

Pasal 15
Kriteria Khusus Sekretaris Umum
1. Memiliki pengetahuan dan keterampilan dan kecakapan dalam pengelolaan
perorganisasian program dan administrasi kesektariatan.
2. Tidak sedang menduduki jabatan yang sama di OIG yang lain.
3. Bersedia mundur dari jabatannya, jika sedang menjabat KSB pada lingkup PPGT
Klasis.

Pasal 16
Kriteria Khusus Sekretaris Bidang
1. Dapat bekerja sama dengan Ketua Bidang.
2. Memiliki pengetahuan dan wawasan dalam bidangnya masing-masing.

Pasal 17
Kriteria Khusus Bendahara Umum dan Wakil Bendahara
Mempunyai pengalaman dalam bidang kebendaharaan

Kongres XIII PPGT, Seriti, 4-9 November 2013 160


BAB V
FORMATUR KONGRES

Pasal 18
Kriteria Formatur
1. Peserta aktif Kongres XIII.
2. Menjunjung tinggi prinsip netralitas, dengan menyatakan kesediaan tidak akan
menjadi Pengurus Pusat PPGT dalam posisi apapun.
3. Jumlah Formatur terdiri dari 9 orang dengan komposisi 2 orang dari Pengurus
Demissioner dan 4 orang dari Utusan dan KSB terpilih.

Pasal 19
Struktur Formatur
Struktur Formatur Kongres XIII adalah sebagai berikut:
1. Ketua (merangkap anggota 1) : Ketua Umum terpilih
2. Sekretaris (merangkap anggota 2) : Sekretaris Umum terpilih
3. Bendahara Umum 3 : Bendahara Umum Terpilih
4. Anggota 4 : Pengurus Demissioner
5. Anggota 5 : Pengurus Demissioner
6. Anggota 6 : Utusan
7. Anggota 7 : Utusan
8. Anggota 8 : Utusan
9. Anggota 9 : Utusan

Pasal 20
Mekanisme Kerja Formatur

1. Segera sesudah terpilih, Formatur Kongres XIII diberikan waktu untuk


mengadakan Rapat Formatur Tertutup.
2. Hasil Kerja Formatur sudah harus diumumkan dalam Sidang Paripurna sebelum
penutupan.

BAB VI
SISTEM DAN MEKANISME PEMILIHAN

Pasal 21
Sistem Pemilihan
1. Pengurus Harian, yaitu Ketua Umum, Sekretaris Umum dan Bendahara Umum
dipilih langsung dalam Sidang Paripurna, sedangkan personil lainnya dipilih
oleh Formatur.
2. Pemilihan Ketua Umum, Sekretaris Umum dan Bendahara Umum dilakukan
secara tertulis dan rahasia.
3. Pemilihan Ketua Umum, Sekretaris Umum dan Bendahara Umum dilakukan
terpisah dan ditetapkan secara terpisah pula.
4. Koordinator wilayah diusulkan oleh klasis yang diwakilinya kepada formatur.

Kongres XIII PPGT, Seriti, 4-9 November 2013 161


Pasal 22
Pemilihan Ketua Umum
Pemilihan Ketua Umum dilakukan dengan urut-urutan sebagai berikut:
1. Setiap Utusan menulis satu nama sebagai Bakal Calon Ketua Umum pada kertas
yang telah disediakan oleh panitia.
2. Bakal Calon Ketua dapat diajukan sebagai Calon Ketua jika memperoleh suara
minimal sama dengan Jumlah Suara Total dibagi jumlah Bakal Calon Ketua.
(Calon = min Jumlah suara/jumlah bakal Calon).
3. Calon Ketua dimintai kesediaan secara sungguh-sungguh.
4. Calon Ketua yang menyatakan kesediaan diseleksi berdasarkan kriteria
pemilihan.
5. Calon Ketua yang lolos kriteria ditetapkan sebagai Nominasi Ketua Umum
PP.PPGT 2013-2018.
6. Calon Ketua yang lolos kriteria menyampaikan strateginya dan profil
pelayanannya di PPGT di depan Kongres.
7. Pemilihan dilakukan dengan menuliskan nama Calon Ketua pada kertas yang
telah disiapkan.
8. Selanjutnya dilakukan perhitungan suara dengan disaksikan oleh saksi yang
ditunjuk oleh Kongres.
9. Calon Ketua Umum yang mendapat suara terbanyak mutlak (1/2 + 1)
dinyatakan sebagai Ketua Umum terpilih.
10. Jika poin 9 tidak tercapai, dilakukan pemilihan ulang, yang diikuti oleh 2 nama
Calon Ketua yang memperoleh suara terbanyak.
11. Calon Ketua Umum yang mendapat suara terbanyak mutlak (1/2 + 1)
dinyatakan sebagai Ketua Umum terpilih.
12. Jika poin 10 tidak tercapai, maka Majelis Pimpinan mengambil keputusan
setelah mendapat pertimbangan dari penasehat

Pasal 23
Pemilihan Sekretaris Umum
Pemilihan Sekretaris Umum dilakukan dengan urut-urutan sebagai berikut:
1. Setiap Utusan menulis satu nama sebagai Bakal Calon Sekretaris Umum pada
kertas yang telah disediakan oleh panitia.
2. Bakal Calon Sekretaris dapat diajukan sebagai Calon Sekretaris jika memperoleh
suara minimal sama dengan Jumlah Suara Total dibagi jumlah Bakal Calon
Sekretaris. (Calon = min Jumlah suara/jumlah bakal Calon).
3. Calon Sekretaris dimintai kesediaan secara sungguh-sungguh.
4. Calon Sekretaris yang menyatakan kesediaan diseleksi berdasarkan kriteria
pemilihan.
5. Calon Sekretaris yang lolos kriteria ditetapkan sebagai Nominasi Sekretaris
Umum PP.PPGT 2013-2018
6. Calon Sekretaris yang lolos kriteria menyampaikan Visi dan Misinya di depan
Kongres.
7. Pemilihan dilakukan dengan menuliskan nama Calon Sekretaris pada kertas
yang telah disiapkan.
8. Selanjutnya dilakukan perhitungan suara dengan disaksikan oleh saksi yang
ditunjuk oleh Kongres.
9. Calon Sekretaris Umum yang mendapat suara terbanyak mutlak (1/2 + 1)
dinyatakan sebagai Sekretaris Umum terpilih.
10. Jika poin 9 tidak tercapai, dilakukan pemilihan ulang, yang diikuti oleh 2 nama
Calon Sekretaris yang memperoleh suara terbanyak.

Kongres XIII PPGT, Seriti, 4-9 November 2013 162


11. Calon Sekretaris Umum yang mendapat suara terbanyak mutlak (1/2 + 1)
dinyatakan sebagai Sekretaris Umum terpilih.
12. Jika poin 10 tidak tercapai, maka Majelis Pimpinan mengambil keputusan
setelah mendapat pertimbangan dari penasehat

Pasal 24
Pemilihan Bendahara Umum
Pemilihan Bendahara Umum dilakukan dengan urut-urutan sebagai berikut:
1. Setiap Utusan menulis satu nama sebagai Bakal Calon Bendahara Umum pada
kertas yang telah disediakan oleh panitia.
2. Bakal Calon Bendahara dapat diajukan sebagai Calon Bendahara jika
memperoleh suara minimal sama dengan Jumlah Suara Total dibagi jumlah
Bakal Calon Bendahara. (Calon = min Jumlah suara/jumlah bakal Calon).
3. Calon Bendahara dimintai kesediaan secara sungguh-sungguh.
4. Calon Bendahara yang menyatakan kesediaan diseleksi berdasarkan kriteria
pemilihan.
5. Calon Bendahara yang lolos kriteria ditetapkan sebagai Nominasi Bendahara
Umum PP.PPGT 2013-2018
6. Calon Bendahara yang lolos kriteria menyampaikan Visi dan Misinya di depan
Kongres.
7. Pemilihan dilakukan dengan menuliskan nama Calon Bendahara pada kertas
yang telah disiapkan.
8. Selanjutnya dilakukan perhitungan suara dengan disaksikan oleh saksi yang
ditunjuk oleh Kongres.
9. Calon Bendahara Umum yang mendapat suara terbanyak mutlak (1/2 + 1)
dinyatakan sebagai Bendahara Umum terpilih.
10. Jika poin 9 tidak tercapai, dilakukan pemilihan ulang, yang diikuti oleh 2 nama
Calon Bendahara yang memperoleh suara terbanyak.
11. Calon Bendahara Umum yang mendapat suara terbanyak mutlak (1/2 + 1)
dinyatakan sebagai Bendahara Umum terpilih.
12. Jika poin 10 tidak tercapai, maka Majelis Pimpinan mengambil keputusan
setelah mendapat pertimbangan dari penasehat

Pasal 23
Pemilihan Formatur Kongres
Pemilihan Formatur dilakukan dengan urut-urutan sebagai berikut:
1. Setiap ex wilayah (I-IV) berembuk untuk mengajukan satu orang Formatur dan
ditetapkan dalam pleno.
2. Formatur yang terpilih tidak diperkenankan menjadi Pengurus Pusat PPGT dalam
posisi apapun.

Pasal 24
Suara Batal
Suara dinyatakan batal jika :
a. Kertas dikembalikan dalam keadaan kosong.
b. Pemilih memilih lebih dari satu calon dalam satu kertas.
c. Nama calon tidak jelas.

Kongres XIII PPGT, Seriti, 4-9 November 2013 163


BAB VII
TENAGA FULL TIMER

Pasal 25
Mekanisme Perekrutan Tenaga Staff Full Timer
1. PP.PPGT dan Personalia BPS Gereja Toraja membuka pendaftaran dan
dipublikasikan secara terbuka.
2. Calon yang mendaftar diseleksi sesuai ketentuan penerimaan Pegawai Gereja
Toraja.
3. Calon yang diterima diumumkan oleh PP.PPGT dan BPS Gereja Toraja sebagai
Bakal Calon Pegawai Gereja Toraja dengan status percobaan.
4. Setelah masa percobaan, PP.PPGT menyampaikan hasil evaluasi kepada
personalia BPS Gereja Toraja.
5. Jika memenuhi syarat, maka statusnya ditingkatkan menjadi Calon Pegawai
Gereja Toraja.
6. Pengurus Pusat berkonsultasi dengan Tim Seleksi Pegawai Gereja Toraja.

Ditetapkan di : Seriti
Tanggal : 8 Nopember 2013

MAJELIS PIMPINAN SIDANG


PERSEKUTUAN PEMUDA GEREJA TORAJA

Pdt. Ivan Sampe Buntu, S.Th Aldri Yanto Hendra, A.Md

Prop. Resva Rerung, S.Th

Pdt. Bambang Sugiarto Palamba‟, S.Th Josep Juliaser Jusuf.SH

Fery Hendra, S.Th


Sekretaris Fungsional

Kongres XIII PPGT, Seriti, 4-9 November 2013 164


KEPUTUSAN
KONGRES XIII PPGT
Nomor : 13.15.KEP.KONGRES XIII.PPGT.11.2013

TENTANG

KETUA UMUM PENGURUS PUSAT


PERSEKUTUAN PEMUDA GEREJA TORAJA (PPGT) PERIODE 2013-2018

Dengan pertolongan Allah Bapa, Allah Anak dan Allah Roh Kudus, Kongres XIII
Persekutuan Pemuda Gereja Toraja (PPGT) :

Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan keputusan-keputusan Kongres


XIII PPGT, perlu mengangkat Ketua Umum PP.PPGT Periode
2013-2018;
b. bahwa hasil pemilihan Ketua Umum PP.PPGT Periode 2013-
2018 telah memenuhi syarat untuk ditetapkan dalam
keputusan Kongres XIII PPGT.

Mengingat : 1. Pengakuan Iman Gereja Toraja (PIGT);


2. Tata Gereja Gereja Toraja (TGGT);
3. ART PPGT pasal 10 tentang Pengurus Pusat PPGT dan ART
PPGT pasal 12 tentang Kongres PPGT;
4. Keputusan Kongres XIII PPGT nomor 13.03.KEP.KONGRES
XIII.PPGT.11.2013 tentang Tata Tertib Kongres XIII PPGT;
5. Keputusan Kongres XIII PPGT nomor 13.10.KEP.KONGRES
XIII.PPGT.11.2013 tentang GBPP PPGT 2013-2018;
6. Keputusan Kongres XIII PPGT nomor 13.14.KEP.KONGRES
XIII.PPGT.11.2013 tentang Struktur dan Nominasi Pengurus
Pusat PPGT Periode 2013-2018.

Memperhatikan : Saran dan pendapat yang dikemukakan dalam Sidang Paripurna


Kongres XIII PPGT pada tanggal 9 November 2013

MEMUTUSKAN

Menetapkan : Keputusan tentang Ketua Umum Pengurus Pusat Persekutuan


Pemuda Gereja Toraja (PPGT) Periode 2013-2018.

Kongres XIII PPGT, Seriti, 4-9 November 2013 165


Pertama : Ketua Umum Pengurus Pusat Persekutuan Pemuda Gereja
Toraja (PPGT) periode 2013-2018 adalah :

Ketua Umum : Fery Hendra, S.Th

Kedua : Menugaskan Ketua terpilih untuk melengkapi Pengurus Harian


dan Pengurus Lengkap dengan berpedoman pada Keputusuan
Kongres XIII PPGT nomor 13.14.KEP.KONGRES XIII.PPGT.
1I.2013 tentang Struktur dan Nominasi PP.PPGT Periode 2013-
2018.

Ketiga : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila ada
kekeliruan dalam penetapannya, akan diperbaiki sebagaimana
mestinya.

Ditetapkan di : Seriti
Tanggal : 9 Nopember 2013

MAJELIS PIMPINAN SIDANG


PERSEKUTUAN PEMUDA GEREJA TORAJA

Pdt. Ivan Sampe Buntu, S.Th Aldri Yanto Hendra, A.Md

Prop. Resva Rerung, S.Th

Pdt. Bambang Sugiarto Palamba‟, S.Th Josep Juliaser Jusuf.SH

Fery Hendra, S.Th


Sekretaris Fungsional

Kongres XIII PPGT, Seriti, 4-9 November 2013 166


KEPUTUSAN
KONGRES XIII PPGT
Nomor : 13.16.KEP.KONGRES XIII.PPGT.11.2013

TENTANG

SEKRETARIS UMUM PENGURUS PUSAT


PERSEKUTUAN PEMUDA GEREJA TORAJA (PPGT) PERIODE 2013-2018

Dengan pertolongan Allah Bapa, Allah Anak dan Allah Roh Kudus, Kongres XIII
Persekutuan Pemuda Gereja Toraja (PPGT) :

Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan keputusan-keputusan Kongres


XIII PPGT, perlu mengangkat Sekretaris Umum PP.PPGT
Periode 2013-2018;

b. bahwa hasil pemilihan Sekretaris Umum PP.PPGT Periode


2013-2018 telah memenuhi syarat untuk ditetapkan dalam
keputusan Kongres XIII PPGT.

Mengingat : 1. Pengakuan Iman Gereja Toraja (PIGT);


2. Tata Gereja Gereja Toraja (TGGT);
3. ART PPGT pasal 10 tentang Pengurus Pusat PPGT dan ART
PPGT pasal 12 tentang Kongres PPGT;
4. Keputusan Kongres XIII PPGT nomor 13.03.KEP.KONGRES
XIII. PPGT.11.2013 tentang Tata Tertib Kongres XIII PPGT;
5. Keputusan Kongres XIII PPGT nomor 13.09.KEP.KONGRES
XIII.PPGT.11.2013 tentang GBPP PPGT 2013-2018;
6. Keputusan Kongres XIII PPGT nomor 13.14.KEP.KONGRES
XIII.PPGT.11.2013 tentang Struktur dan Nominasi Pengurus
Pusat PPGT Periode 2013-2018.

Memperhatikan : Saran dan pendapat yang dikemukakan dalam Sidang Paripurna


Kongres XIII PPGT pada tanggal 9 November 2013.

MEMUTUSKAN

Menetapkan : Keputusan tentang Sekretaris Umum Pengurus Pusat


Persekutuan Pemuda Gereja Toraja (PPGT) Periode 2013-2018.

Kongres XIII PPGT, Seriti, 4-9 November 2013 167


Pertama : Sekretaris Umum Pengurus Pusat Persekutuan Pemuda Gereja
Toraja (PPGT) periode 2013-2018 adalah :

Sekretaris Umum : Jery Parimba, ST

Kedua : Menugaskan Sekretaris terpilih untuk melengkapi Pengurus


Harian bersama Tim Formatur pada Keputusuan Kongres XIII
PPGT nomor 13.14.KEP.KONGRES XIII.PPGT.1I.2013 tentang
Struktur dan Nominasi PP.PPGT Periode 2013-2018.

Ketiga : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila ada
kekeliruan dalam penetapannya, akan diperbaiki sebagaimana
mestinya.

Ditetapkan di : Seriti
Tanggal : 9 Nopember 2013

MAJELIS PIMPINAN SIDANG


PERSEKUTUAN PEMUDA GEREJA TORAJA

Pdt. Ivan Sampe Buntu, S.Th Aldri Yanto Hendra, A.Md

Prop. Resva Rerung, S.Th

Pdt. Bambang Sugiarto Palamba‟, S.Th Josep Juliaser Jusuf.SH

Fery Hendra, S.Th


Sekretaris Fungsional

Kongres XIII PPGT, Seriti, 4-9 November 2013 168


KEPUTUSAN
KONGRES XIII PPGT
Nomor : 13.17.KEP.KONGRES XIII.PPGT.11.2013

TENTANG

BENDAHARA UMUM PENGURUS PUSAT


PERSEKUTUAN PEMUDA GEREJA TORAJA (PPGT) PERIODE 2013-2018

Dengan pertolongan Allah Bapa, Allah Anak dan Allah Roh Kudus, Kongres XIII
Persekutuan Pemuda Gereja Toraja (PPGT) :

Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan keputusan-keputusan Kongres


XIII PPGT, perlu mengangkat Bendahara Umum PP.PPGT
Periode 2013-2018;
b. bahwa hasil pemilihan Bendahara Umum PP.PPGT Periode
2013-2018 telah memenuhi syarat untuk ditetapkan dalam
keputusan Kongres XIII PPGT.

Mengingat : 1. Pengakuan Iman Gereja Toraja (PIGT);


2. Tata Gereja Gereja Toraja (TGGT);
3. ART PPGT pasal 10 tentang Pengurus Pusat PPGT dan ART
PPGT pasal 12 tentang Kongres PPGT;
4. Keputusan Kongres XIII PPGT nomor 13.03.KEP.KONGRES
XIII.PPGT.11.2013 tentang Tata Tertib Kongres XIII PPGT;
5. Keputusan Kongres XIII PPGT nomor 13.09.KEP.KONGRES
XIII.PPGT.11.2013 tentang GBPP PPGT 2013-2018;
6. Keputusan Kongres XIII PPGT nomor 13.14.KEP.KONGRES
XIII.PPGT.11.2013 tentang Struktur dan Nominasi Pengurus
Pusat PPGT Periode 2013-2018.

Memperhatikan : Saran dan pendapat yang dikemukakan dalam Sidang Paripurna


Kongres XIII PPGT pada tanggal 9 November 2013.

MEMUTUSKAN

Menetapkan : Keputusan tentang Bendahara Umum Pengurus Pusat


Persekutuan Pemuda Gereja Toraja (PPGT) Periode 2013-2018.

Kongres XIII PPGT, Seriti, 4-9 November 2013 169


Pertama : Bendahara Umum Pengurus Pusat Persekutuan Pemuda Gereja
Toraja (PPGT) periode 2013-2018 adalah :

Bendahara Umum : Muliati Nelche, ST

Kedua : Menugaskan Bendahara terpilih untuk melengkapi Pengurus


Harian bersama Tim Formatur pada Keputusuan Kongres XIII
PPGT nomor 13.14.KEP.KONGRES XIII.PPGT.1I.2013 tentang
Struktur dan Nominasi Pengurus Pusat PPGT Periode 2013-
2018.

Ketiga : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila ada
kekeliruan dalam penetapannya, akan diperbaiki sebagaimana
mestinya.

Ditetapkan di : Seriti
Tanggal : 9 Nopember 2013

MAJELIS PIMPINAN SIDANG


PERSEKUTUAN PEMUDA GEREJA TORAJA

Pdt. Ivan Sampe Buntu, S.Th Aldri Yanto Hendra, A.Md

Prop. Resva Rerung, S.Th

Pdt. Bambang Sugiarto Palamba‟, S.Th Josep Juliaser Jusuf.SH

Fery Hendra, S.Th


Sekretaris Fungsional

Kongres XIII PPGT, Seriti, 4-9 November 2013 170


KEPUTUSAN
KONGRES XIII PPGT
Nomor : 13.18.KEP.KONGRES XIII.PPGT.11.2013

TENTANG

FORMATUR
PERSEKUTUAN PEMUDA GEREJA TORAJA (PPGT) PERIODE 2013-2018

Dengan pertolongan Allah Bapa, Allah Anak dan Allah Roh Kudus, Kongres XIII
Persekutuan Pemuda Gereja Toraja (PPGT) :

Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan keputusan-keputusan Kongres


XIII PPGT, perlu mengangkat personalia PP.PPGT Periode
2013-2018;
b. bahwa hasil pemilihan personalia PP.PPGT Periode 2013-
2018 telah memenuhi syarat untuk ditetapkan dalam
keputusan Kongres XIII PPGT.

Mengingat : 1. Pengakuan Iman Gereja Toraja (PIGT);


2. Tata Gereja Gereja Toraja (TGGT);
3. ART PPGT pasal 10 tentang Pengurus Pusat PPGT dan ART
PPGT pasal 12 tentang Kongres PPGT;
4. Keputusan Kongres XIII PPGT nomor 13.03.KEP.KONGRES
XIII.PPGT.11.2013 tentang Tata Tertib Kongres XIII PPGT;
5. Keputusan Kongres XIII PPGT nomor 13.10.KEP.KONGRES
XIII.PPGT.11.2013 tentang GBPP PPGT 2013-2018;
6. Keputusan Kongres XIII PPGT nomor 13.14.KEP.KONGRES
XIII.PPGT.11.2013 tentang Struktur dan Nominasi Pengurus
Pusat PPGT Periode 2013-2018.

Memperhatikan : Saran dan pendapat yang dikemukakan dalam Sidang Paripurna


Kongres XIII PPGT pada tanggal 9 November 2013.

MEMUTUSKAN

Menetapkan : Keputusan tentang Tim Formatur Pengurus Pusat Persekutuan


Pemuda Gereja Toraja (PPGT) Periode 2013-2018.

Kongres XIII PPGT, Seriti, 4-9 November 2013 171


Pertama : Tim Formatur Pengurus Pusat Persekutuan Pemuda Gereja
Toraja (PPGT) periode 2013-2018 adalah :

Struktur Formatur Kongres XIII adalah sebagai berikut:


1. Ketua (merangkap anggota 1) : Fery Hendra, S.Th
2. Sekretaris (merangkap anggota 2) : Jery Parimba, ST
3. Bendahara Umum 3 : Muliati Nelche, ST
4. Anggota 4 : Pdt. Yusuf Paliling, S.Th
5. Anggota 5 : Lewi Oktavianus Pata‟, S.Th
6. Anggota 6 : Albertinus Bobby
7. Anggota 7 : Prop. Martinus Lodi, S.Th
8. Anggota 8 : Joni Toding Kayang, S.PAK
9. Anggota 9 : Joni Pareang, ST

Kedua : Menugaskan Tim Formatur terpilih untuk melengkapi Pengurus


Harian sebelum kongres ditutup.

Ketiga : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila ada
kekeliruan dalam penetapannya, akan diperbaiki sebagaimana
mestinya.

Ditetapkan di : Seriti
Tanggal : 9 Nopember 2013

MAJELIS PIMPINAN SIDANG


PERSEKUTUAN PEMUDA GEREJA TORAJA

Pdt. Ivan Sampe Buntu, S.Th Aldri Yanto Hendra, A.Md

Prop. Resva Rerung, S.Th

Pdt. Bambang Sugiarto Palamba‟, S.Th Josep Juliaser Jusuf.SH

Fery Hendra, S.Th


Sekretaris Fungsional

Kongres XIII PPGT, Seriti, 4-9 November 2013 172


KEPUTUSAN
KONGRES XIII PPGT
Nomor : 13.19.KEP.KONGRES XIII.PPGT.11.2013

TENTANG

PENGHIMPUN KONGRES XIV


PERSEKUTUAN PEMUDA GEREJA TORAJA (PPGT)

Dengan pertolongan Allah Bapa, Allah Anak dan Allah Roh Kudus, Kongres XIII
Persekutuan Pemuda Gereja Toraja (PPGT) :

Menimbang : a. bahwa tempat pelaksanaan Kongres XIV PPGT perlu


ditunjuk untuk dipersiapkan;
b. bahwa penunjukan tempat pelaksanaan Kongres XIV PPGT
termaksud, perlu ditetapkan melalui Keputusan Kongres XIII
PPGT.

Mengingat : 1. Pengakuan Iman Gereja Toraja (PIGT);


2. Tata Gereja Gereja Toraja (TGGT);
3. ART PPGT pasal 12 tentang Kongres PPGT;
4. Keputusan Kongres XIII PPGT nomor 13.02.KEP.KONGRES
XIII.PPGT.11.2013 tentang Jadwal Acara Kongres XIII PPGT.

Memperhatikan : Saran dan pendapat yang dikemukakan dalam Sidang Paripurna


Kongres XIII PPGT pada tanggal 9 November 2013.

MEMUTUSKAN

Menetapkan : Keputusan tentang Penghimpun Kongres XIV Persekutuan


Pemuda Gereja Toraja (PPGT).

Pertama : Tempat pelaksanaan Kongres XIV Persekutuan Pemuda Gereja


Toraja (PPGT) tahun 2018 adalah sebagai berikut :

Calon Pertama : Klasis Makale Utara


Calon Kedua : Klasis Makale

Kongres XIII PPGT, Seriti, 4-9 November 2013 173


Kedua : Kongres menyerukan kepada Pengurus PPGT Klasis yang
bersangkutan untuk mempersiapkan diri secara dini dengan
sebaik-baiknya.

Ketiga : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di : Seriti
Tanggal : 9 Nopember 2013

MAJELIS PIMPINAN SIDANG


PERSEKUTUAN PEMUDA GEREJA TORAJA

Pdt. Ivan Sampe Buntu, S.Th Aldri Yanto Hendra, A.Md

Prop. Resva Rerung, S.Th

Pdt. Bambang Sugiarto Palamba‟, S.Th Josep Juliaser Jusuf.SH

Fery Hendra, S.Th


Sekretaris Fungsional

Kongres XIII PPGT, Seriti, 4-9 November 2013 174


KEPUTUSAN
KONGRES XIII PPGT
Nomor : 13.20.KEP.KONGRES XIII.PPGT.11.2013

TENTANG

KOMPOSISI DAN PERSONALIA PENGURUS PUSAT


PERSEKUTUAN PEMUDA GEREJA TORAJA (PPGT) PERIODE 2013-2018

Dengan pertolongan Allah Bapa, Allah Anak dan Allah Roh Kudus, Kongres XIII
Persekutuan Pemuda Gereja Toraja (PPGT) :

Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan keputusan-keputusan Kongres


XIII PPGT, perlu mengangkat personalia PP.PPGT Periode
2013-2018;
b. bahwa hasil Formatur PP.PPGT Periode 2013-2018 telah
memenuhi syarat untuk ditetapkan dalam keputusan
Kongres XIII PPGT.

Mengingat : 1. Pengakuan Iman Gereja Toraja (PIGT);


2. Tata Gereja Gereja Toraja (TGGT);
3. ART PPGT pasal 10 tentang Pengurus Pusat PPGT dan ART
PPGT pasal 12 tentang KONGRES PPGT;
4. Keputusan Kongres XIII PPGT nomor 13.03.KEP.KONGRES
XIII.PPGT.11.2013 tentang Tata Tertib Kongres XIII PPGT
5. Keputusan Kongres XIII PPGT nomor 13.09.KEP.KONGRES
XIII.PPGT.11.2013 tentang GBPP PPGT 2013-2018.

Memperhatikan : Saran dan pendapat yang dikemukakan dalam Sidang Paripurna


Kongres XIII PPGT pada tanggal 9 November 2013.

MEMUTUSKAN

Menetapkan : Keputusan tentang Komposisi dan Personalia Pengurus Pusat


Persekutuan Pemuda Gereja Toraja (PPGT) Periode 2013-2018.

Pertama : Komposisi dan Personalia Pengurus Pusat Persekutuan Pemuda


Gereja Toraja (PPGT) periode 2013-2018 adalah sebagaimana
terlampir yang tidak terpisahkan dari keputusan ini.

Kedua : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila ada
kekeliruan dalam penetapannya, akan diperbaiki sebagaimana
mestinya.

Kongres XIII PPGT, Seriti, 4-9 November 2013 175


Ditetapkan di : Seriti
Tanggal : 9 Nopember 2013

MAJELIS PIMPINAN SIDANG


PERSEKUTUAN PEMUDA GEREJA TORAJA

Pdt. Ivan Sampe Buntu, S.Th Aldri Yanto Hendra, A.Md

Prop. Resva Rerung, S.Th

Pdt. Bambang Sugiarto Palamba‟, S.Th Josep Juliaser Jusuf.SH

Fery Hendra, S.Th


Sekretaris Fungsional

Kongres XIII PPGT, Seriti, 4-9 November 2013 176


Lampiran : Keputusan Kongres XIII PPGT
Nomor : 13.20.KEP.KONGRES XIII.PPGT.11.2013
Tanggal : 9 Nopember 2013

PERSONALIA PENGURUS PUSAT


PERSEKUTUAN PEMUDA GEREJA TORAJA
PERIODE 2013 - 2018

Struktur Pengurus Pusat PPGT Periode 2013-2018 sebanyak 14 personil Pengurus


Harian dan 16 Koordinator Wilayah dengan susunan sebagai berikut:

A. Pengurus Harian :
Ketua Umum : Fery Hendra, S.Th

Sekretaris Umum : Jery Parimba, ST

Ketua Bidang Spiritualitas : Pdt. Sherly, S.Th


Sekretaris Fungsional : Pdt. Bambang. S. Palamba‟, S.Th

Ketua Bidang Pengembangan SDM : Prop. Meisel P. Basongan, S.Th


Sekretaris Fungsional : Elson Batata, S.Pd

Ketua Bidang Organisasi : Theofilus M. Limongan (full time)


Sekretaris Fungsional : Aldri Yanto Hendra, A.Md

Ketua Bidang Profesi dan Keminatan : Andhy Richard, S.Psi


Sekretaris Fungsional : Natalianus P. Sarulallo, SE

Ketua Bidang Sosial dan Lingkungan Hidup : Pdt. Hezel Tarukallo, S.Th
Sekretaris Fungsional : Marga Sisong, S.Th

Bendahara Umum : Mulyati Nelce, ST


Wakil Bendahara : Ellyana Surya Mahari, S.Pd

B. Koordinator Wilayah :

1. Koordinator Wilayah Luwu Timur


(Malili, Kalaena, Wotu) :
Albertus Bara‟padang, S.Sos
2. Koordinator Wilayah Luwu Utara
(Masamba, Sangbua Lambe, Baebunta Selatan, Malengke, Rosaba, Sukamaju,
Bone-Bone) :
Budi Abadi Daling, S.Kel
3. Koordinator Wilayah Luwu Palopo
(Palopo, Kota Palopo, Luwu, Bastem, Walenrang, Walenrang Timur, Lamasi
dan Seriti) :
Yan Samma

Kongres XIII PPGT, Seriti, 4-9 November 2013 177


4. Koordinator Wilayah Seko
(Seko Padang, Seko Lemo, Seko Embona Tana) :
Prop. Semuel Mangalik, S.Th
5. Koordinator Wilayah Sanggalangi‟
(Kesu‟ Tallulona, Kesu Malenong, Kesu‟ La‟bo, Buntao, Rantebua, Bokin
Pitung Penanian) :
Prop. Stepanus A. Bungaran, S.Th
6. Koordinator Wilayah Sopai-Rantepao-Tikala-Sesean
(Madandan, Nonongan Salu, Rantepao Barat, Rantepao, Tallunglipu, Tikala,
Sesean, Sasi) :
Michael Kendek, S.Pd
7. Koordinator Wilayah Kadellekan Allo
(Balusu, Sa‟dan Mataallo, Sa‟dan Ulusalu, Tondon,Sa‟dan, Nanggala Karre
dan Sasi Utara) :
Fikram Basongan
8. Koordinator Wilayah Rindingallo
(Pangalla, Pangala Utara, Parandangan, Baruppu dan Kapalapitu) :
Prop. Demma T. Allolinggi, S.Th
9. Koordinator Wilayah Awan-Denpina-Kurra
(Awan, Dende Denpiku, Piongan Denpiku dan Kurra Denpiku)
Prop. Lius Bongga Linggi, S.Th
10. Koordinator Wilayah Tallu Lembangna-Gandangbatu Sillanan
(Sangalla Selatan, Sangalla, Sangalla Barat, Mengkendek Tengah Timur,
Sillanan, Gandangbatu, Mengkendek Utara Timur, Mengkendek Utara Barat,
Makale, Makale Utara, Makale Tengah, Makale Selatan, Maranpa) :
Merson Baso' Sakke'
11. Koordinator Wilayah Toraja Barat 1
(Masanda, Bittuang, Bittuang Se‟seng, Ususalu, Malimbong, Appang Batu
Balepe‟, Tapparan Rantetayo) :
Prop. Samuel Tempaya, S.Th
12. Koordinator Wilayah Toraja Barat 2
(Rembon, Rembon Sado‟ko, Buakayu, Rano, Simbuang, Simbuang Barat) :
Prop. Enos Parinding, S.Th
13. Koordinator Wilayah Sulselbar
(Makassar–Bone–Parepare–Sulbar) :
Yusran Lobo‟, S.Th
14. Koordinator Wilayah Sulawesi Tengah
(Sulawesi Tengah, Sulawesi Tengah Timur, Sigilore) :
Reinal Robert, S.Th
15. Koordinator Wilayah Kalimantan
(Kaltim Samarinda, Kutai Kaltim, Kaltimteng, Kaltim Tarakan) :
Budi Isak
16. Koordinator Wilayah Jawa, Sumatera, Pontianak dan luar negeri
Richard Reynold Mapandin

Kongres XIII PPGT, Seriti, 4-9 November 2013 178


Ditetapkan di : Seriti
Tanggal : 9 Nopember 2013

MAJELIS PIMPINAN SIDANG


PERSEKUTUAN PEMUDA GEREJA TORAJA

Pdt. Ivan Sampe Buntu, S.Th Aldri Yanto Hendra, A.Md

Prop. Resva Rerung, S.Th

Pdt. Bambang Sugiarto Palamba‟, S.Th Josep Juliaser Jusuf.SH

Fery Hendra, S.Th


Sekretaris Fungsional

Kongres XIII PPGT, Seriti, 4-9 November 2013 179


KEPUTUSAN
KONGRES XIII PPGT
Nomor : 13.21.KEP.KONGRES XIII.PPGT.11.2013

TENTANG

PENUTUPAN KONGRES XIII PPGT

Dengan pertolongan Allah Bapa, Allah Anak dan Allah Roh Kudus, Kongres XIII
Persekutuan Pemuda Gereja Toraja (PPGT) :

Menimbang : bahwa seluruh agenda Kongres XIII PPGT telah berakhir, maka
perlu ditetapkan dalam sebuah keputusan.

Mengingat : 1. Pengakuan Iman Gereja Toraja (PIGT);


2. Tata Gereja Gereja Toraja (TGGT);
3. ART PPGT pasal 10 tentang Pengurus Pusat PPGT dan ART
PPGT pasal 12 tentang Kongres PPGT.

Memperhatikan : Saran dan pendapat yang dikemukakan dalam Sidang Paripurna


Kongres XIII PPGT pada tanggal 9 November 2013.

MEMUTUSKAN

Menetapkan : Keputusan tentang Penutupan Kongres XIII Persekutuan


Pemuda Gereja Toraja (PPGT)

Pertama : Kongres XIII PPGT berjalan dengan baik dan lancar.

Kedua : Mengucapkan terima kasih kepada Panitia Konperensi Studi


dan Kongres XIII PPGT, BPS Gereja Toraja, BPK Seriti, Warga
Seriti, Peserta KSK XIII PPGT, dan semua pihak yang telah
mendukung.

Ketiga : Menyerahkan palu sidang kepada Pengurus Pusat terpilih untuk


mempersiapkan Kongres berikutnya.

Keempat : Menutup dengan resmi Konperensi Studi dan Kongres XIII


PPGT.

Kelima : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila ada
kekeliruan dalam penetapannya, akan diperbaiki sebagaimana
mestinya.

Kongres XIII PPGT, Seriti, 4-9 November 2013 180


Ditetapkan di : Seriti
Tanggal : 9 Nopember 2013

MAJELIS PIMPINAN SIDANG


PERSEKUTUAN PEMUDA GEREJA TORAJA

Pdt. Ivan Sampe Buntu, S.Th Aldri Yanto Hendra, A.Md

Prop. Resva Rerung, S.Th

Pdt. Bambang Sugiarto Palamba‟, S.Th Josep Juliaser Jusuf.SH

Fery Hendra, S.Th


Sekretaris Fungsional

Kongres XIII PPGT, Seriti, 4-9 November 2013 181


SERITI KANAAN BARU

T ahun 1950 di Kabupaten Luwu bagian selatan


yang lasim dikenal sebagai Palopo Selatan terdapat 8
(delapan) distrik/kecamatan yaitu Bua, Bajo,
Larompong, Ponrang, Rantebua/Pantilang, Ranteballa,
Suli dan Ulusalu. Terjadi pemberontakan DI/TII dengan
memaksa umat Kristen di Larompong, Suli, Bajo dan
Bastem untuk beralih agama. Umat Kristen yang teguh
pendiriannya pada iman Kristus memilih mengungsi dari
pada menyangkal Kristus. Terjadilah pengungsian secara
besar-besaran dan bergelombang dari Palopo Selatan ke Kota Belopa dan ke Bajo
yang difasilitasi oleh pihak TNI, sedangkan dari Pantilang ke Karassik-Rantepao
melewati gunung yang tinggi dan hutan lebat dengan berjalan kaki.

Setelah beberapa lama berada di tempat pengungsian dan kondisi kantibnas


sudah mulai membaik tepatnya tanggal 14 Januari 1953 berangkatlah 165 orang
(pria dan wanita) ke Lamasi. Di Lamasi mereka ditampung di rumah-rumah
masyarakat etnis Jawa. Senin, 19 Januari 1953 para pioner diantar langsung oleh
kepala Distrik Lamasi : Kardiman, Kepala Pemerintah Negeri (KPN) W.L. Tambing,
Pdt. M. Sirupa, Mangentang dan beberapa pejabat pemerintah menuju Pongo
(sekarang Desa To Pongo Kec. Lamasi) dan tanggal 20 Januari 1953 ke Danta tetapi
kedua daerah ini tidak diminati oleh pioner dengan berbagai alasan. Pada hari yang
ketiga 21 Januari 1953 rombongan pioner menuju sebuah lokasi yang kondisinya
saat itu berupa hutan lebat yang berada di bagian timur Lamasi. Setelah mengamati
dengan seksama maka diambil keputusan bahwa tempat inilah yang cocok dihuni.

Keesokan harinya 22 Januari 1953 dibawah pengawalan TNI dari Komando


Teritorial Tentara (sekarang Kodam 5 Brawijaya) khususnya Batalyon Infantri 506
Sriti, Kompi I dari Resimen 16 Kediri Jatim yang bertugas di daerah Lamasi, dengan
semangat yang membara bergotong royong membangun pondok sementara,
menata tempat pemukiman, daerah pertanian dan dari pihak tentara membangun
pos di bawah pohon beringin besar.

Sampai kondisi ini pergumulan dan penderitaan belum berakhir, pihak


gerombolan dari DI/TII terus meneror warga yang telah rela meninggalkan segala
harta bendanya di Palopo Selatan demi mempertahankan imannya. Tepatnya 18
April 1954 terjadilah sesuatu yang yang tidak diinginkan, pihak gerombolan
melakukan penyerangan membabibuta ke perkampungan dengan korban sebagai
berikut : 63 rumah dibakar, 3 orang meninggal dan 6 orang ditawan dibawa ke
dalam hutan.

Sekilas Seriti
Waktu terus berjalan dan tibalah saatnya untuk meresmikan nama
perkampungan/desa beserta dengan pemerintahannya. Atas prakarsa Komandan
Kompi I Yon 506/Sriti Kodam 5 Brawijaya saat itu dijabat Lettu Inf. Ongko Wiyono
menetapkan untuk mengadakan upacara peresmian. Tibalah waktu yang disepakati,
tepat tanggal 12 Juni 1954 bertempat di kelompok I/Dadeko diadakan upacara
peresmian dan ditetapkan nama desa adalah SRITI dan kepala Desa adalah
Mangentang. Nama Sriti diambil dari nama kesatuan SRITI adalah nama sejenis
burung walet yang kebiasaannya terbang tinggi di atas angkasa seraya melayang-
layang melintasi gunung, lembah dan lautan luas, menyebar ke seluruh penjuru arah
angin tetapi waktu menjelang malam hari mereka kembali ke sarangnya. Sarang
burung Sriti biasanya terletak di atas gunung atau lereng/tebing yang sangat tinggi
yang susah dijangkau oleh hewan pemangsa dan manusia. Tempat mereka aman
dari gangguan. Perilaku hidup dari burung Sriti inilah yang menjadi inspirasi dan
gambaran persekutuan, orang-orang pengungsi saat itu untuk menjadikan kenangan
nama kesatuan 506/Brawijaya, yaitu Batalyon Sriti.

Pembagian kelompok/lorong dibagi berdasarkan nama kampung asal dari


Palopo Selatan, Seko dan Bastem yaitu :

1. Kelompok 1 Dadeko
2. Kelompok 2 Pattedong
3. Kelompok 3 Salubanga
4. Kelompok 4 Salulompo
5. Kelompok 5 Tondok Tangnga
6. Kelompok 6 Buntu Taipa
7. Kelompok 7 Paradoa
8. Kelompok 8 Buntu Sampa
9. Kelompok 9 Batumurrung
10. Kelompok 10 Pangala Nangka
11. Pemukiman Baru (Beroppa dihuni pengungsi dari Seko Lemo) Sebelah utara
Kelompok 1/Dadeko
12. Kelompok 11 dan 12 Maindo terbentuk pada bulan Maret 1954.

Seiring perjalanan waktu nama Sriti berubah menjadi Seriti, mungkin karena
pengaruh aksen bahasa daerah, lebih muda menyebut Seriti ketimbang Sriti.

Setelah 60 tahun Seriti terbangun yang awalnya hanyalah satu desa kini
karena perkembangann telah dimekarkan menjadi 4 desa yaitu : Seriti, Pelalan,
To‟Lemo dan Salupao. Seriti sebagai desa yang populasi penduduknya terbanyak di
Kec. Lamasi Timur.

Pembangunan dan perkembangan Jemaat yang mula-mula adalah Jemaat


Seriti yang ditempati berkongres hari ini. Selanjutnya mekar seiring pertumbuhan
warga jemaat dengan urutan-urutan sebagai berikut :

Sekilas Seriti
No. Nama Jemaat Alamat Desa Keterangan
1. Seriti Lorong 4 Seriti
2. Imanuel Salubanga Lorong 3 Seriti
3. Tondok Tangnga Lorong 5 Seriti
4. To‟Lemo To‟Lemo To‟Lemo
5. Bethesda Salupao Salupao Salupao
6. Durian Beroppa Salujambu
7. Tamatiku Lorong 1 Seriti
8. Sin Pararra Pararra Pelalan
9. Moria Seriti Selatan Lorong 12 Pelalan
10. Lisurannu Lisurannu Salupao
Pompengan
11. Pompengan * Pompengan
Pantai
Pompengan
12. Sinangkala * Sinangkala
Utara
13. CK. Bulolondong Bululondong Bululondong
14. CK. Bakong Pompengan Pompengan
*) dahulunya dari Klasis Walenrang tetapi karena penataan wilayah bergabung ke Klasis Seriti.

Sekilas Seriti
PENGURUS PUSAT Email : pp.ppgt@yahoo.com
Email group : ppgt@yahoogroups.com
PERSEKUTUAN PEMUDA GEREJA TORAJA
Facebook : PPGT; Twitter : @PPGT
The Central Board of Toraja Church Youth Communion
Kantor/Office : Gedung Pemuda Van de Loodstrect
Homepage : www.ppgt.webnode.com
Jl. Dr. Sam Ratulangi No 60, Telp 0423-25401 Rantepao 91831 Bank Account : Bank Sulsel Cab. Makale No. 0110-202-
000014694-5 An Pengurus Pusat PPGT

SURAT KEPUTUSAN
PENGURUS PUSAT PERSEKUTUAN PEMUDA GEREJA TORAJA
Nomor : 12.SK.017.02.2011
Tentang
PENETAPAN PANITIA PELAKSANA
KONPERENSI STUDI DAN KONGRES XIII PPGT
Menimbang : a. bahwa Kongres sebagai forum pengambilan keputusan terluas dalam
organisasi PPGT, sebagaimana digariskan dalam Anggaran Dasar, Anggaran
Rumah Tangga dan Peraturan Organisasi PPGT;
b. bahwa masa bakti PP.PPGT periode 2008-2013 akan berakhir September
2013 dan karena itu akan dilaksanakan pada Kongres XIII PPGT yang akan
dirangkaikan dengan Konperensi Studi untuk membahas masalah-masalah
aktual kepemudaan, kegerejaan dan kemasyarakatan.
c. bahwa untuk mempersiapkan dan melaksanakan Konperensi Study dan
Kongres XIII PPGT tersebut, dipandang perlu untuk menetapkan Panitia.
d. bahwa untuk maksud tersebut di atas maka Pengurus Pusat Persekutuan
Pemuda Gereja Toraja perlu mengeluarkan Surat Keputusan Penetapan
Personalia Panitia Konperensi Studi dan Kongres XIII PPGT.
Mengingat : 1. Pengakuan Iman Gereja Toraja
2. Tata Gereja Gereja Toraja
3. Anggaran Dasar Pasal 10 ayat 1 point c.
4. Anggaran Rumah Tangga pasal 12
5. Keputusan Kongres PPGT XII nomor :16/Kep/KONGRES XII/PPGT/
IX/2008 tentang klasis penghimpun Konperensi Studi dan Kongres.
Memperhatikan : Peraturan Organisasi tentang Rapat Anggota, Konperensi, dan Kongres dan
Rapat Lengkap Pengurus Pusat tanggal 24 Februari 2011
MEMUTUSKAN
Menetapkan : Keputusan tentang Penetapan personalia Panitia Konperensi Studi dan
Kongres XIII PPGT
Pertama : Susunan Personalia Panitia Konperensi Studi dan Kongres XIII PPGT yang
merupakan hasil dari Rapat Bersama Pengurus Pusat, Badan Pekerja Majelis
Klasis Seriti, Badan Pekerja Majelis Jemaat Seriti dan Pengurus PPGT Klasis
Seriti, sebagaimana terlampir.
Kedua : Panitia Konperensi Studi dan Kongres XIII PPGT bertanggungjawab kepada
Pengurus Pusat selambat-lambatnya 3 bulan setelah dilakukan Verifikasi oleh
Badan Verifikasi Gereja Toraja.
Ketiga : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal 25 Februari 2011 dan apabila ada
kekeliruan di dalamnya akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Rantepao
Pada tanggal : 25 Februari 2011

PENGURUS PUSAT
PERSEKUTUAN PEMUDA GEREJA TORAJA
Ketua Umum Sekretaris Umum

Pdt. Yusuf Paliling, S.Th Fery Hendra, S.Th


Surat Keputusan ini di sampaikan kepada Yth :
11. Masing-masing yang bersangkutan
12. Badan Pekerja Majelis Klasis Seriti
13. Badan Pekerja Majelis Jemaat Se Klasis Seriti.
14. Pengurus PPGT Klasis Seriti
Tembusan:
1. Badan Pekerja Majelis Sinode gereja Toraja
2.Badan Verifikasi Gereja Toraja

Panitia Pelaksana Konperensi Studi dan Kongres XIII PPGT


Lampiran
SURAT KEPUTUSAN
PENGURUS PUSAT PERSEKUTUAN PEMUDA GEREJA TORAJA
Nomor : 012.SK.017.02.2011
Tentang
PENETAPAN PANITIA PELAKSANA
KONPERENSI STUDI DAN KONGRES XIII PPGT

1. PENANGGUNG JAWAB : 1. BPS Gereja Toraja


2. Pengurus Pusat PPGT
2. PENGAYOM / PELINDUNG
1. Gubernur Sul-Sel 10. Bupati Tana Toraja 19. Kapolres Palopo
2. Pangdam VII Wirabuana 11. Bupati Toraja Utara 20. Dandim 1403 Sawerigading
3. Kapolda Sul-Selbar 12. DPRD Kab. Luwu 21. BINMAS Kristen Kandepag Luwu
4. DPRD Prop. Sul-Sel 13. DPRD Kota Palopo 22. Para Camat se-Walmas
5. PGIW Sul-Selbar 14. DPRD Kab. Luwu Utara 23. Kapolsek Lamasi
6. Bupati – Wakil Bupati Luwu 15. DPRD Kab. Luwu Timur 24. Danramil Walmas
7. Walikota Palopo 16. DPRD Kab. Tana Toraja 25. Kades Seriti
8. Bupati Luwu Utara 17. DPRD Kab. Toraja Utara 26. Kades Pelalan
9. Bupati Luwu Timur 18. Kapolres Luwu 27. Kades Salupao
28. Kades To‟lemo
3. PENASEHAT
1. Majelis Pertimbangan Gereja Toraja 27. Drs. Alex Palinggi, M.Si 52. Pdt. Esrom Kajang, S.Th 
2. BPMS Gereja Toraja 28. Ir. Yosafat Tandilinting 53. Pdt. Ibrahim B. Kajang, B.Th
3. BVGT 29. Drs. Paulus Tandiongan 54. Drs. Hiskia Jama, M.Pd
4. BPMK Seriti 30. Drs. Yakobus, Mayong Padang 55. Juni, M.Pd
5. BVK Seriti 31. Ir. Yakub Samben 56. Lukas Kaseseng
6. Ketua – Ketua BPMK se-Walmas 32. M. Palesang Djama 57. dr. Ati Dera
7. BPM Jemaat Seriti 33. Anan Parundani, SE 58. Eli Hosea Ratta, BA
8. Prof. DR. Ir. Yusuf Siahaya, M.Eng 34. Pdt. Y.R. Tutu 59. P. Temban
9. Prof. Dr. Randanan Bandaso, M.Sc 35. Drs. J. Tulili 60. Ferdinan Tangelo
10. Prof. DR. Dr. Daniel Sampe Pajung, SPB.K 36. Rande Samben, SE, Ak. 61. Pdt. Helmes, S.Th
11. Letkol (Purn) Ruben Mallin 37. Zet Asma Pane, SE, M.Si, Ak 62. Akp. Sattu Rataba
12. Letkol (CTP) Amsal Sampetondok 38. Senos Ratu, SE 63. Elianus Samben, SP
13. Pdt.DR.J.K.Parantean,M.Th. 39. Ir. Marthen T. Pongsumben 64. Victor Paratte
14. Drs. Matius Timang, MBA 40. Ir. A.B. Lambe, M.Eng, M.Sc 65. Amos Dari
15. Luther Bijak, SH. MH 41. Elianus Pongsoda, SE, MBA 66. Donarius
16. Ir. Adrianus Parenden 42. Ir. Simon Gasong 67. Septianus Ba‟ka
17. Ir. Swingli Parubak 43. Ir. Edward Tanari, M.Si 68. Pengurus PPGT Klasis Seriti
18. Drs. Yoram Paratte, M.Min 44. Ir. Thomas Toba 69. Lukas Sombolayuk,S.Th
19. Drs. Markus Sele 45. Ir. Anthonius Dengen, M.Si 70. Micha Lempang
20. dr. Mathius Gasong 46. Ir. T. Samuel Gasong 71. Pdt.Ruben Tanggulungan,S.Th
21. Pdt. Daniel Gasong 47. Yusuf Romon, SH 72. Pdt. Agustinus Lukas, S.Th, M.Min
22. Ir. Markus Nari 48. Drs. Martinus Samben, M.Pd 73. Pdt.Bernadus Randuk
23. Sarce Bandaso, SH 49. Ir. Agustinus Renda 74. Pdt. Yusak Toding
24. Dan Pongtasik, SH 50. Pdt. S. Sirupa, S.Th  75. Agustinus
25. Martinus G. Lebang, SE 51. Pdt. P. Boky, S.Th 76. Pdt. Drs. Luther Tamba
26. Pdt. M. Tandiappang, B.Th
4. PANITIA PENGARAH
Ketua : Pdt. Lydia K. Tandirerung, MA.M.Th.
Sekretaris : Yunus Buana Patiku, SKM
Anggota :
1. Theofilus Allorerung, SE 7. Salmon Pamantung, M.Th 13. Pdt. Paulus Palute, S.Th
2. Dan Pongtasik, SH 8. Yoel Pasae 14. Drs. Daud Gala
3. Drs. Habel Pongsibidang 9. Pdt. Wimvried P. Salewa, S.Th 15. Pdt.Kristian Tanduk, M.Th
4. Yohanis Lintin Paembonan, S.Th. 10. Ir. Soni Budi Pandin 1. 16. Nades Medan
5. Pdt.Sulaiman Allolinggi, M.Si 11. Nobertinus 17. Robert A Rante
6. Pdt. Albatros Palilu 12. Yosep Tandiongan
5. PANITIA PELAKSANA :
Ketua Umum : Drs. Esra Lamban
Ketua Harian : Pdt. Marten Lamida, S.Th
Ketua Bid. Kesektariatan, Ibadah, Acara, Persidangan : Pdt. Asriel, S.Th
Ketua Bid. Dana, Konsumsi, Kesehatan : Isak Lamban
Ketua Bid. Akomodasi, Dekorasi, Dokumentasi : Drs. Arthur Kajang
Perlengkapan dan Penerangan
Ketua Bid. Humas/Publikasi, Transportasi, Keamanan : Irianto, S.Pd
Seketaris Umum : Maruli, A.Md, S.Th

Panitia Pelaksana Konperensi Studi dan Kongres XIII PPGT


Sekretaris Harian : Marthen Luter, S.Pd
Sek. Bid. Kesektariatan, Ibadah, Acara, Persidangan : Alex Anu
Sek. Bid. Dana, Konsumsi, Kesehatan : Emilia Gasong, A.Ma.Pd
Sek. Bid. Akomodasi, Dekorasi, Dokumentasi : Leo Chandra
Perlengkapan dan Penerangan
Sek. Bid. Humas/Publikasi, Transportasi, Keamanan : Albertinus Bobby
Bendahara Umum : Dra. Elda Renda
Wakil Bendahara Umum : Asri Anggaran
SEKSI – SEKSI :
A. Kesektariatan
Koordinator : Yusuf Tangke Pare, A.Ma.Pd.SD
Anggota :
1. 1. Kristian, S.Kom 1. 8. Asmiati Palili 15. Desprianto
2. 2. Ariel Mandoti, S.Kom 1. 9. Meltin Lengko 2. 16. Jelita
3. 3. Eka Gasong, S.Kom 4. 10. Nuning 5. 17. Admen
6. 4. Putra Jama, S.Ip 7. 11. Andriani 8. 18. Drs. Ranin Tari
9. 5. Anderson 10. 12. Resty Leo Chandra 11.
12. 6. Ratnawati Tuju, S.Pd.SD 13. Maria Rapa‟
13. 7. Elni Pali‟ 14. Sakbarak, S.PAK

B. Ibadah / Acara
Koordinator : Pdt. Satria Sirupa, S.Th
Anggota :
1. Pdt. Benyamin Randa, S.Th1. 7. Joice Mesralina, S.PAK
2. 12. Sirul Dalimu, SKM
2. Pdt. Wien Katryn, S.Th 3. 8. Pdt. Welly Efrain, S.Th 13. Asthin Ernawati, S.PdK
3. Pdt. Elam S. Bangun, S.Th 4. 9. Yana, S.PAK 14. Maria Lempangan
4. Pdt. Herlinda Desy, S.Th 5. 10. Asnah Paratte, SE 15. Ritha Mule, S.Pd
5. Pdt. Agus Empang Loloan, SM.Th
6. 11. Dra. Salpina, M.Pd7. 16. Alberthin
6. Aris Dalimu
C. Persidangan
Koordinator : Margareta, S.Pd
Anggota :
8. 1. Landa Zetmi, S.Pd 9. 8. Edi Pabara 15. Melvi Mansur
10. 2. Meti Badu, S.Pd 11. 9. Yakolina 12. 16. Devi Krismawati Lamida
13. 3. Ruslin Gatti‟, S.Pd 14. 10. Wasti Palili 15. 17. Marsen
16. 4. Maya Risa, S.Tp 17. 11. Mischa 18. 18. PPGT Klasis Seriti
19. 5. Yosel 20. 12. Kiki Pertiwi Lambe21. 19. PPGT Jemaat Seriti
22. 6. Agustinus Lomo 13. Yonce
23. 7. Orpa 14. Nevi Andarias
D. Dekorasi / Dokumentasi
Koordinator : Emma Parubak, A.Ma.Pd.SD
Anggota :
24. 1. Rika, CS 25. 5. Novitasari Rante, S.Pd.K
1. 9. PPGT Jemaat Seriti
2. 2. Endang Tulu‟ 3. 6. PWGT Klasis Seriti
4. 3. Yance Cambulong 5. 7. PWGT Jemaat Seriti
6. 4. Mei Lotong 1. 8. PPGT Klasis Seriti
E. Dana
Koordinator : Victor Lamban
Anggota :
2. 1. Markus Rumpun 3. 8. Yotan 15. Ketua PPGT Klasis Walenrang
4. 2. Juni Laen Tandi,
5. S.Pd 9. Suliatni Padatu 6. 16. Ketua PPGT Klasis Rantedamai
7. 3. Andarias 8. 10. Yuliana Tarima 9. 17. Ketua PPGT Klasis Pantilang
10. 4. Nober Pasolon11. 11. Silpa Paranta 12. 18. Bendahara Jemaat se-Klasis Seriti
13. 5. Mathias Andarias
14. 12. Dorkas Angka, A.Ma.Pd
15. 19. Bendahara PPGT Jemaat se-Klasis Seriti
16. 6. Jasen Parerung 13. Lintin Tiala 1. 20. Ketua-Ketua PPGT Jemaat se-Klasis Seriti
2. 7. Lotong Pamantung 14. Ketua PPGT Klasis Lamasi

SUB SEKSI DANA


1. Jakarta dan Sekitarnya :  Pdt. Petrus Silas, S.Th  Calvin Parubak
 Yusuf Gala  Amoni Lolongan;
 Arthius Kajang, ST
2. Bandung dan Sekitarnya :  Pdt. Gustaf Adolf Mule, S.Th
3. Surabaya dan Sekitarnya :  Riswanto, S.Kom

Panitia Pelaksana Konperensi Studi dan Kongres XIII PPGT


4. Samarinda dan Sekitarnya :  Armin Gasong  Nelsar Goga
 Salmon Paramma
 Armin Gasong
 Mustar L.
5. Balikpapan dan Sekitarnya :  Rewo Tjalunggung  Pdt. Rosfin Sani, S.Th
6. Bontang dan Sekitarnya :  Andarias Silas
 Pdt. Retha Gala, S.Th
7. Sangata‟ dan Sekitarnya :  Pdt. David Rante, S.Th
8. Tarakan dan Sekitarnya :  Simon Parintak, S.Pd
9. Jayapura dan Sekitarnya :  Drs. Manna Lamban  Maria Kaseseng
 Dra. Haru Altin Inte‟  Urai Massau
 Anthon Dari
10. Wamena dan Sekitarnya :  Ir. Harim Efraim
11. Timika dan Sekitarnya :  dr. Sieltiel Irianto  Yustin Massau
 Drs. Filemon Singkali  Adin Bunnu
12. Kepi dan Sekitarnya :  Ir. Agustinus In the
 Budianto Taro
13. Tanah Merah & Sekitarnya :  Rondong Lamban
 Yafet Okke
14. Merauke dan Sekitarnya :  dr. Sharon Sirupa
 Aris Lamban
15. Asmat dan Sekitarnya :  Drs. Paiwang M.
 Agustinus Lamban
16. Pomalaa dan Sekitarnya :  Yosua Temban
 Asar Titing
17. Palu dan Sekitarnya :  Drs. Sussang Lamban
 Pdt. Alexander E. Parumbuan, S.Th
 Pdt. Esrom Manginte, S.Th
18. Makassar dan Sekitarnya :  AKP. Alexander Yusuf, SH
 Pdt. Micha Pakan, S.Th
 Joni Kappa, ST
 KKS
 IPPMS
19. Sulbar dan Sekitarnya :  Drs. Paintu B.
 Ir. Zet Randa
20. Toraja dan Sekitarnya :  Pdt. Petranelius Rannu Paratte, S.Th
 Martinus Ronal, S.Hut
21. Kota Palopo :  Ir. Yarid Buli Gala
22. Luwu Utara :  Welem Pasu
 Noch Paratte
23. Luwu Timur :  Efsan Lamban
 Isbah Palutean, SP
F. TRANSPORTASI
Koordinator : Pither Bone, S.Pd
Anggota :
3. 1. Suleman Kasman 4. 5. Martin Pottari 9. Ade
5. 2. Asjaya 6. 6. Miksen 10. Edi BR.
7. 3. Yohanis 8. 7. Syukur 11. Vhandi Enri Jama
9. 4. Kristiandes 10. 8. Salmon
G. KONSUMSI
Koordinator : Rospin Pongsoda, S.Pd
Anggota :
1. Katrina Sirupa 14. Natal Ria 27. Rista
2. Sarlota Boky 15. Neli Malaga 28. Agustina Kala
3. Ruth Samanna, A.Ma.Pd 16. Elis Sempa  29. Rina Damo‟
4. Risa Paramma 17. Debora Sakka 30. Maden
5. Martha Raina 18. Helce Temban  31. Yorin
6. Eti Pali‟ 19. Tina Pasu 32. Lubis
7. Rinta, S.Pd 20. Harmini 33. Sonda
8. Narti 21. Wasti 34. Tera Geno
9. Dina Raina 22. Elis Tembo‟ 35. PWGT Jem. Seriti
10. Ronting 23. Yuliana Mallo 36. PPGT Jem. Seriti
11. Sarlina Gonda 24. Yuliana Sa‟ti 37. PKBGT Jem. Seriti
12. Ida Duru‟ 25. Rosfin Paimin
13. Leni Lamban 26. Agustina Tanna

Panitia Pelaksana Konperensi Studi dan Kongres XIII PPGT


H. PENERANGAN / SOUND SISTEM
Koordinator : Marthen Randa
Anggota :
1. Annas Tuju 4. Anton Tottong 7. Rahman
2. Yosias Palutean 5. Iska Ruminding 8. Markus Guna
3. Kislon Bunnu 6. Sero Ba‟ka 9. Yuder

I. AKOMODASI
Koordinator : Yohanis Kadang
Anggota :
1. Lisen Mawara 5. Daniel Paressa 9. Yonatan Cumbang
2. Tadius Bungkang 6. Gonda 10. Sonni, S.Pd
3. Abner Payung 7. Ruben 11. Samuel Samanna, S.Pd
4. Pandralla 8. Titus

J. PERLENGKAPAN
Koordinator : Martinus Situru
Anggota :
1. Lallung 11. Mattan 21. Fenny
2. Subgan 12. Silas 22. Damaris
3. Biusar Samanna 13. Esron Habel 23. Lina
4. Yoskar 14. Yusuf Poppo 24. Berta Tulak
5. Hendrik Irianto 15. Stefanus Dera 25. Yenni Senobaan, A.Md
6. Alson 16. Suardi 26. Andarias Taliu
7. Matius Pairi 17. Benyamin Sulle 27. Dominggus (Papa Nona) 
8. Sadrak Gentan 18. Amos Weta 28. Madius Tari
9. Markus Kandoangko 19. Andarias Rosson 29. Kaum Bapak Jem. Seriti
10. Mesak Gala 20. Emi Rante

K. PUBLIKASI
Koordinator : Isen Dalimu, S.Sos
Anggota :
1. Mulianto Taro, S.Sos 5. Darman P. S.Pd 9. Esni Dalimu, S.Pd
2. Esron 6. Sahrir, S.Pd, MM. 10. Yohana
3. Daud Manginte 7. Nataniel Andarias 11. Pengurus PPGT Klasis Seriti
4. Drs. Raning Tari 8. Yeni Pasolon

L. KEAMANAN
Koordinator : Aiptu. Yusuf Padatu
Anggota :
1. Yulianus (Babinsa Seriti) 5. Agustinus Lotong (Babinsa Pelalan) 9. Riba Podi
2. Unias Tangkin 6. Taranti 10. Gaffar Kaissanan
3. Barnabas Puasa 7. Ridwan Parintak 11. Marthen Pune
4. Obed Nego Sae (Babinsa Salupao) 8. Nataniel 12. Hansip Seriti Pelalan

M. KESEHATAN
Koordinator : A. Kartini
Anggota :
1. Suleman Sumar, SKM 5. Aser 9. Puskesmas Lamasi
2. Yospina Ratta, SKM 6. Mesak Gentan, S.Farm, Apt 10. Puskesmas Lamasi Timur
3. Daniel 7. Bidan Seriti 11. Karyawan Klinik A & A Rachmat
4. Amad 8. Bidan Pelalan Seriti

Ditetapkan di : Rantepao
Pada tanggal : 25Februari 2011
PENGURUS PUSAT
PERSEKUTUAN PEMUDA GEREJA TORAJA
Ketua Umum Sekretaris Umum

Pdt. Yusuf Paliling, S.Th Fery Hendra, S.Th

Panitia Pelaksana Konperensi Studi dan Kongres XIII PPGT

Anda mungkin juga menyukai