Anda di halaman 1dari 32

RAPAT ANGGOTA

PIMPINAN RANTING
GERAKAN PEMUDA ANSOR
DESA Bulungcangkring

RENCANA TATA TERTIB PERSIDANGAN

Kudus, 7 November 2018


AULA BALAI DESA Bulungcangkring
JEKULO KUDUS
RAPAT ANGGOTA
PR. ANSOR BULUNGCANGKRING
TAHUN 2018

SIDANG PLENO I
RANCANGAN KEPUTUSAN
Nomor : 01/SK/RAPTA /GP.Ansor./PR/IV/2018
Tentang
TATA TERTIB RAPAT ANGGOTA PR. ANSOR DESA BULUNGCANGKRING
TAHUN 2018
Rapat Anggota PR. Gerakan Pemuda Ansor Bulungcangkring setelah:
MENIMBANG : 1. Bahwa Rapat Anggota merupakan amanat PD/PRT GP Ansor yang
harus dilaksanakan setiap 2 (dua) tahun sekali.
: 2. Bahwa untuk menjamin sukses pelaksanaan RAPTA PR. GP ANSOR
Desa Bulungcangkring tahun 2018, maka perlu adanya tata tertib.
3.3333
Bahwa untuk kepentingan tersebut perlu diputuskan pengesahan tata
tertib Rapat Anggota PR. GP ANSOR Bulungcangkring tahun 2018 .
MENGINGAT : 1. Peraturan Dasar Gerakan Pemuda Ansor Pasal 15, Peraturan Rumah
Tangga Gerakan Pemuda Ansor Pasal 44 dan Pasal 47
: 2. Rancangan Tata Tertib hasil rumusan SC Panitia Rapat Anggota PR. GP
ANSOR Desa Bulungcangkring tahun 2018
MEMPERHATIKAN : Kesepakatan dalam Rapat Pleno I yang dihadiri dan ditandatangani oleh
peserta sebagaimana daftar terlampir.
MEMUTUSKAN
MENETAPKAN : 1. Mengesahkan Tata Tertib Rapat Anggota PR. GP ANSOR Desa
Bulungcangkring tahun 2018, sebagaimana terlampir.
2. Tata Tertib dimaksud dalam angka 1 di atas merupakan pedoman yang
harus ditaati oleh seluruh peserta dan penyelenggara dalam rangka
mensukseskan Rapat Anggota PR. GP ANSOR Desa Bulungcangkring
tahun 2018.
3. Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila
terdapat kekeliruan akan diperbaiki sebagaimana mestinya.

Ketua, Sekretaris,

................................. ....................................
Ditetapkan : Kudus
Pada Tanggal : 7 November 2018

Pimpinan Sidang Pleno I


TATA TERTIB
RAPAT ANGGOTA
PR. GP. ANSOR BULUNGCANGKRING TAHUN 2018
Bismillahirrahmanirrahim

Pasal 1
LANDASAN DAN DASAR
Landasan dan dasar penyelenggaraan Rapat Anggota PR. GP ANSOR Desa Bulungcangkring tahun 2018,
selanjutnya disebut RAPTA adalah:
1. Peraturan Dasar Gerakan Pemuda Ansor Pasal 15 tentang Permusyawaratan, bahwa bentuk
permusyawaratan adalah rapat-rapat, konferensi-konferensi, dan kongres.
2. Peraturan Rumah Tangga Gerakan Pemuda Ansor pasal 44 ayat 1 dan pasal 49 tentang Rapta, bahwa
Rapta diselenggarakan 4 (empat) tahun sekali oleh Pimpinan Ranting .
3. Keputusan Rapat Pleno PR. GP. Ansor Bulungcangkring pada bulan November 2018 tentang
pembentukan panitia penyelenggara Rapat Anggota PR. GP ANSOR Desa Bulungcangkring tahun 2018.

Pasal 2
TUGAS DAN WEWENANG
Sesuai dengan Peraturan Rumah Tangga Gerakan Pemuda Ansor pasal 49, Rapat Anggota PR. GP ANSOR
Desa Bulungcangkring tahun 2018 diselenggarakan untuk:
1. Mendengarkan Laporan Pertanggungjawaban Pimpinan Ranting Geraan Pemuda Ansor Bulungcangkring
Masa Khidmat 2016-2018.
2. Menetapkan Program Kerja PR. GP. Ansor Bulungcangkring.Masa Khidmat 2018-2020.
3. Memilih Ketua PR. GP. Ansor Bulungcangkring.Masa Khidmat 2018-20120.
4. Menetapkan keputusan-keputusan lainnya.

Pasal 3
PESERTA
1. Peserta Rapat Anggota PR. GP ANSOR Desa Bulungcangkring tahun 2018 terdiri dari Peserta
Utusan/PesertaPenuh, Peserta Peninjau dan Peserta Undangan.
2. Peserta Penuh terdiri dari:
a. Kriteria peserta penuh telah diverifikasi dan disahkan oleh PW. GP. Ansor Jawa Tengah dalam Berita
Acara Verifikasi dalam Konferensi Anak RantingJekulo .
3. Peserta Peninjau terdiri dari:
a. Dewan Penasehat Pimpinan Ranting Gerakan Pemuda Ansor Masa Khidmat 2016-2018.
b. Unsur Pimpinan Ranting Gerakan Pemuda Ansor Masa Khidmat 2016-2015.
c. Unsur Pimpinan Gerakan Pemuda Ansor Ranting yang tidak lolos verifikasi.

Pasal 4
KEWAJIBAN DAN HAK PESERTA
1. Peserta wajib menghadiri sidang-sidang dan mematuhi Tata Tertib RAPTA tahun 2018 serta peraturan
lain yang ditetapkan Panitia RAPTA sepanjang tidak bertentangan dengan PD/PRT Gerakan Pemuda
Ansor.
2. Peserta Penuh RAPTA mempunyai hak:
a. Mengajukan pertanyaan yang diatur oleh pimpinan sidang
b. Memberikan pendapat dan atau mengajukan usul/saran secara lisan atau tertulis yang disampaikan
melalui pimpinan sidang.
c. Memiliki hak bicara dan hak suara dalam pengambilan keputusan.
3. Peserta Peninjau RAPTA mempunyai hak:
a. Mengajukan pertanyaan yang diatur pimpinan sidang.
b. Memberikan pendapat dan atau mengajukan usul/saran secara lisan dan/atau tertulis yang disampaikan
melalui pimpinan sidang.
c. Memiliki hak bicara dan tidak memiliki hak suara dalam pengambilan keputusan.
4. Dalam hal pemilihan ketua dan tim formatur masing-masing anggota memiliki 1 (satu) hak suara.

Pasal 5
PERSIDANGAN
1. RAPTA hanya mengagendakan Sidang-Sidang Pleno terdiri dari:
a. Sidang Pleno I : Pembahasan dan Penetapan Tata Tertib RAPTA tahun 2018.
b. Sidang Pleno II: Laporan Pertanggungjawaban dan Pandangan Umum atas LPJ PR. GP. Ansor
Bulungcangkring masa khidmat 2016-2018.
c. Sidang Pleno III : Pembahasan dan Penetapan Pokok-Pokok Program Kerja PR. GP. Ansor
Bulungcangkring masa khidmat 2018-2020
d. Sidang Pleno IV : Pembahasan dan Penetapan Tata Laksana Kerja PR. GP. Ansor Bulungcangkring
masa khidmat 2018 -2020.
e. Sidang Pleno V : Pembahasan dan Penetapan Pokok-Pokok Pikiran dan Rekomendasi RAPTA 2018.
f. Sidang Pleno VI : Pembahasan dan Penetapan Tata Tertib Pemilihan Ketua dan Tim Formatur PR. GP.
Ansor Sadang.Masa Khidmat 2018-2020
g. Sidang Pleno VII : Pemilihan dan Penetapan Ketua dan Tim Formatur PR. GP. Ansor Bulungcangkring
masa khidmat 2018-2020
2. Sidang-sidang RAPTA dianggap sah apabila dihadiri oleh separuh lebih 1 (satu) peserta yang sah.
3. Apabila poin (2) diatas tidak terpenuhi, sidang diundur 1 x 10 menit. Apabila belum terpenuhi, maka
sidang diundur 1 x 10 menit lagi dan selanjutnya sidang diserahkan kepada forum untuk dinyatakan sah.
4. Anggota Sidang terdiri Peserta Penuh dan Peserta Peninjau Rapat Anggota, Kecuali Sidang Pleno
Pemilihan dan Penetapan Ketua dan Tim Formatur yang hanya diikuti oleh Peserta Penuh.

Pasal 6
PIMPINAN SIDANG
1. Pimpinan Sidang RAPTA tahun 2018 adalah Pimpinan Anak RantingGerakan Pemuda Ansor atau dari
unsur Peserta yang ditunjuk oleh PR. GP. Ansor Bulungcangkring masa khidmat 2016-2018, kecuali saat
Sidang Pleno Pemilihan dan Penetapan Ketua dan Tim Formatur dipimpin oleh Pimpinan Anak
RantingJekulo.
2. Pimpinan sidang bertugas memimpin jalannya sidang-sidang RAPTA agar tetap dalam susana
kebersamaan yang dipimpin dengan khidmat dan dengan penuh kebijaksanaan untuk mencapai mufakat,
yang dilandasi sikap pikir akhlaqul karimah.
3. Pimpinan Sidang terdiri 1 orang Ketua dan 1 orang Sekretaris Sidang

Pasal 7
PENGAMBILAN KEPUTUSAN
1. Keputusan-keputusan Rapta diambil dengan cara musyawarah untuk mufakat.
2. Apabila musyawarah untuk mufakat tidak dapat dicapai, maka pengambilan keputusan dilakukan dengan
cara sesuai dengan ketentuan PD/PRT atau melalui voting (pemungutan suara)
3. Pengambilan keputusan melalui pemungutan suara dianggap sah apabila didukung separuh lebih (1) satu
dari peserta Rapta

Pasal 8
KETENTUAN PENUTUP
1. Segala sesuatu yang belum diatur dalam tata tertib ini, akan diputuskan oleh Rapta.
2. Peraturan tata tertib ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan sampai dengan selesainya Rapat Anggota.

Ditetapkan di : Kudus
Pada Tanggal : 7 November 2018

Pimpinan Sidang Pleno I

Ketua, Sekretaris,

______________ ______________
RAPAT ANGGOTA
PIMPINAN RANTING
GERAKAN PEMUDA ANSOR
DESA BULUNGCANGKRING

RENCANA TATA TERTIB


PEMILIHAN KETUA DAN TIM FORMATUR

Kudus, 7 NOVEMBER 2018


AULA BALAI DESA BULUNGCANGKRING JEKULO KUDUS
RAPAT ANGGOTA
GERAKAN PEMUDA ANSOR SADANG
TAHUN 2018

SIDANG PLENO II
Nomor : ……../SK/Rapta/GP.Ansor.BLC/PR/IV/2018

KEPUTUSAN TATA TERTIB PEMILIHAN KETUA DAN TIM FORMATUR

Tentang
PENGESAHAN TATA TERTIB PEMILIHAN KETUA DAN PEMBENTUKAN TIM FORMATUR PR.
GP. ANSOR BULUNGCANGKRING MASA KHIDMAT 2018 - 2020
MENIMBANG : 1. Bahwa salah satu agenda pokok Rapat Anggota PR. GP Ansor Desa
Sadang adalah memilih dan menetapkan Ketua dan Tim Formatur PR. GP .
Ansor Sadang masa khidmat 2018-2020
: 2. Bahwa dalam rangka memperlancar proses pemilihan Ketua dan
Pembentukan Tim Formatur PR. GP . Ansor Sadang masa khidmat 2018-
2020 , maka perlu adanya tata tertib dimaksud.
3. Bahwa Pimpinan Pusat GP. Ansor telah menerbitkan Keputusan Rapat
Pleno PP. GP. Ansor No. 754/PP/SK-01/XI/2013 tanggal 22 November
2013 tentang ketentuan Hak Suara dan Syarat Calon Ketua Rantingdalam
Pimpinan RantingGerakan Pemuda Ansor di Cluster I sebagaimana
terlampir dalam tata tertib ini.
4.3333
Bahwa untuk kepentingan tersebut perlu diputuskan pengesahan Tata
Tertib Pemilihan Ketua dan Pembentukan Tim Formatur PR. GP . Ansor
Sadang masa khidmat 2018-2020.
MENGINGAT : 1. Peraturan Dasar Gerakan Pemuda Ansor Pasal 15, Peraturan Rumah
Tangga Gerakan Pemuda Ansor Pasal 44 dan Pasal 47
2. Keputusan Rapat Pleno PP GP Ansor No. 754/PP/SK-01/XI/2013 tanggal
22 November 2013 tentang ketentuan Hak Suara dan Syarat Calon Ketua
Rantingdalam Pimpinan RantingGerakan Pemuda Ansor di Cluster I.
3. Keputusan Rapat Pleno PR. GP. Ansor Bulungcangkring pada tanggal 7
November 2018 tentang Pembentukan Panitia Penyelenggara Rapat
Anggota PR. GP Ansor Desa Bulungcangkring .
MEMPERHATIKAN : 1. Tata Tertib Pemilihan Ketua dan Pembentukan Tim Formatur PR. GP .
Ansor Bulungcangkring masa khidmat 2018-2020 .
2. Kesepakatan dalam Sidang Pleno IV yang dihadiri dan ditandatangani oleh
peserta sebagaimana terlampir.
MEMUTUSKAN
MENETAPKAN : 1. Mengesahkan Tata Tertib Pemilihan Ketua dan Pembentukan Tim
Formatur PR. GP . Ansor Sadang masa khidmat 2018-2020 , sebagaimana
terlampir.
2. Tata tertib yang dimaksud dalam angka I di atas merupakan aturan yang
harus ditaati oleh seluruh peserta dan penyelenggara Rapat Anggota PR.
GP ansor Sadang masa khidmat 2018-2020.
3. Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila terdapat
kekeliruan akan diperbaiki sebagaimana mestinya.

Pimpinan Sidang Pleno II


TATA TERTIB
PEMILIHAN KETUA DAN PEMBENTUKAN TIM FORMATUR
PR. GP . ANSOR BULUNGCANGKRING MASA KHIDMAT 2018-2020
Bismillahirrahmanirrahim

1. Sidang Pemilihan Ketua dan Pembentukan Tim Formatur PR. GP . Ansor Sadang masa khidmat 2018-
2020 dipimpin oleh Pimpinan Anak Ranting Gerakan Pemuda Ansor atau yang direkomendasikan oleh
Pimpinan Anak Ranting Gerakan Pemuda Ansor.
2. Rapta memilih dan menetapkan Ketua dan Tim Formatur PR. GP . Ansor Bulungcangkring masa khidmat
2018-2020 secara musyawarah mufakat dan/atau langsung, umum, bebas, terbuka atau rahasia serta jujur
dan adil.
3. Sebelum dilakukan Pemilihan Ketua dan Tim Formatur, PR. GP . Ansor Bulungcangkring masa khidmat
2016-2018 dinyatakan demisioner.
4. Peserta Rapat Anggota yang berhak memilih adalah peserta penuh.
5. Masing-masing anggota yang lolos verivikasi memiliki 1 (satu) suara.
6. Seseorang dapat dipilih menjadi Ketua PR. GP . Ansor Bulungcangkring masa khidmat 2018-2020 apabila
memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
a. Pernah mengikuti Pendidikan Kepemimpinan Lanjutan (PKD) dibuktikan dengan sertifikat atau Surat
Keterangan atau bukti lain (bersaksi dan bersumpah);
b. Pernah menjadi Pengurus Pimpinan Gerakan Pemuda Ansor sekurang-kurangnya di tingkat Pimpinan
Ranting minimal selama 1 (satu) Periodesasi, dibuktikan dengan Surat Keputusan atau Surat
Keterangan atau bukti lain (bersaksi dan bersumpah);
c. Maksimal berusia 40 Tahun atau belum genap 41 Tahun (40 tahun, 11 bulan, 29 hari) pada saat
dipilih, dibuktikan dengan Kartu Identitas (KTA/KTP/SIM) atau Surat Keterangan atau Bukti Lain
(bersaksi dan bersumpah);
7. Pemilihan Ketua dilakukan melalui tahapan sebagai berikut:
a. Tahap Pencalonan, setiap calon dianggap sah apabila sedikitnya diusulkan oleh 2 (Dua) orang anggota
yang lolos oleh Tim Verifikasi yang telah ditetapkan PW. GP. Ansor Jawa Tengah;
b. Apabila hanya terdapat 1 (satu) calon ketua yang sah, maka ditetapkan secara aklamasi;
c. Apabila ada dua calon atau lebih yang dianggap sah, PR diberi waktu maksimal 1 x 30 Menit untuk
musyawarah mufakat menentukan calon terpilih yang dimediasi oleh Pimpinan Anak Cabang.;
d. Apabila musyawarah sebagai mana yang dimaksud poin b tidak mencapai mufakat, maka para calon
akan dipilih oleh peserta Rapat Anggota dengan terlebih dahulu menyatakan kesediaan secara lisan
maupun tertulis dan menyampaikan visi misi;
e. Tata cara Pemilihan Calon Ketua Pemilihan Ketua PR. GP. Ansor dilakukan dengan cara menulis
nama calon ketua di lembar kertas suara yang telah disediakan dan berstempel panitia Rapat Anggota;
f. Calon ketua yang mendapatkan suara terbanyak, maka ditetapkan menjadi ketua terpilih;
g. Apabila terdapat suara yang sama, maka pemilihan diulang dengan mekanisme sesuai point (7) huruf
(d) setelah sidang pemilihan diskors 1 x 15 menit;
8. Ketua terpilih secara otomatis menjadi ketua tim formatur merangkap anggota yang dibantu olehanggota
tim formatur.
9. Anggota Tim Formatur berjumlah 5 (sembilan) orang yang terdiri dari:
a. Ketua terpilih;
b. Ketua Demisioner;
c. Perwakilan 2 anggota perdukuh;
10. Tugas Formatur adalah menyusun Pengurus Harian PR. GP. Ansor Bulungcangkring masa khidmat 2018-
2020 selambat-lambatnya 15 x 24 jam terhitung sehari setelah selesainya acara Rapat Anggota.
11. Pimpinan Ranting GP. Ansor Bulungcangkring masa khidmat 2018-2020 harus sudah mengajukan Surat
Permohonan Pengesahan Susunan Pengurus kepada Pimpinan Ranting t GP. Ansor dengan melampirkan
Susunan Pengurus, Berita Acara Pemilihan dan Berita Acara Hasil Formatur selambat-lambatnya 30 x 24
jam terhitung mulai sehari setelah Rapat Anggota selesai.

Ditetapkan di : Kudus
Pada Tanggal : 7 November 2018

Pimpinan Sidang Pleno II

Ketua, Sekretaris,

LASMIDI JULIANTO
RAPAT ANGGOTA
PIMPINAN RANTING
GERAKAN PEMUDA ANSOR
DESA BULUNGCANGKRING

MATERI SIDANG KOMISI A

Kudus, 7 November 2018


AULA BALAI DESA BULUNGCANGKRING
JEKULO KUDUS
RAPAT ANGGOTA
GERAKAN PEMUDA ANSOR BULUNGCANGKRING
TAHUN 2018
RANCANGAN KEPUTUSAN SIDANG KOMISI A
TENTANG POKOK-POKOK PROGRAM KERJA DAN REKOMENDASI
PIMPINAN RANTING GP ANSOR BULUNGCANGKRING
MASA KHIDMAH 2018-2020

A. PENDAHULUAN
Sebagai sebuah institusi, Gerakan Pemuda GP Ansor (baca: GP Ansor) dilihat dari sisi usia dapat
dianggap sebagai salah satu diantara Organisasi Kepemudaan (OKP) yang relative “tua”. Pada usianya
yang telah menginjak tahun ke-81 (berdirinya GP Ansor tepatnya tanggal 24 april 1934) memang
seharusnya GP Ansor secara ekstensial harus menjadi Organisasi yang mapan (established). Tidak ada
jaminan, bahwa tuanya usia sebuah institusi organisasi akan secara linier berimplikasi pada kemampuan
institusi dimaksud. Sejarah telah membuktikan, berapa banyak, baik organisasi masyarakat (Ormas)
maupun Organisasi Kepemudaan (OKP), meskipun telah memasuki usianya yang relative lama, namun
akhirnya harus “gulungtikar” , alias bubar. Sebut saja misalnya, organisasi Masyumi (Ormas) atau
Pelajar Islam Indonesia (PII). Keduanya akhirnya harus bubar akibat tidak dapat “menyesuaikan” dengan
realitas ruang dan waktu yang ada.
GP Ansor sebagai bagian yang tidak terpisahkan dan Nahdlatul Ulama (NU), setelah disahkan
resmi sebagian badan Otonom NU pada Muktamar ke-9 di Banyuwangi tahun 1934, keberadaannya
hingga kini masih terjaga dengan baik. Eksistensi GP Ansor terbukti mampu memposisikan dan berperan
secara elegan, baik dalam kapasitasnya sebagai “abdi” dan “pengawal” Ulama NU, terlebih lagi
peranannya dalam mengawal proses dinamika kelahiran nation-state-building hingga masa-masa
mengisi kemerdekaan, bahkan pada era pasca reformasi Indonesia ini. Realitas ini cukup menjadi fakta
historis terhadap eksistensi GP Ansor yang mampu menempatkan diri sekaligus menyikapi berbagai
perubahan dan tantangan zaman yang selalu datang silih berganti.
Sustainabilitas intuisi GP Ansor ini disebabkan karena posisi strategis yang melekat pada
dirinya.Indikasinya dapat dilihat, baik dalam hubungan ke dalam dengan NU maupun keluar dengan
stake-holder lainya. Pertama, di internal NU, posisi strategis GP Ansor ini lebih disebabkan posisinya
yang dianggap sebagai “kader inti” NU. Kondisi ini memberi konsekuensi logis akan peran GP Ansor
sebagai kontributor kader pada struktur di NU di samping kader dan sebagai Banom dan Lembaga
lainnya di dalam tubuh NU. Namun harus diakui, bahwa proses kaderisasi di GP Ansor lebih
menjanjikan karena tingkat interaksi sosial GP Ansor lebih intensif dengan berbagai stake-holder yang
ada. Kedua, di kalangan stakeholder, GP Ansor telah lama terlibat secara aktif dalam membangun
relasi-relasi positif-konstruktif dengan berbagai pihak. Dengan membawa misi keagamaan inklusif dan
wawasan kebangsaan yang tidak sempit menempatkan GP Ansor sebagaiorganisasi yang diterima
dengan mudah oleh kelompok-kelompok strategis diantara anak bangsa. Indikator yang paling mudah
dilihat adalah, fakta terakhir dengan diberinya peluang-peluang akses program-program pemerintah
kepada GP Ansor di bawah kepemimpinan Sahabat Nusron Wahid baik di bidang pendidikan, penguatan
skill (ketrampilan) anggota, keagamaan, bahkan akses-akses program di bidang keuangan melalui IFIS,
LKMS milik GP Ansor dan proram lainnya yang selama ini dianggap belum pernah atau setidaknya
kurang diberikan akses oleh Negara ke warga NU. Diskripsi ini cukup memberikan legitimasi penuh
terhadap peran-peran kebangsaan GP Ansor.
Atas dasar kenyataan-kenyataan diatas, untuk sustainabilitas (keberlanjutan). GP Ansor dituntut
untuk pandai-pandai dalam membaca perkembangan situasi mempertahankan reputasi. minimal seperti
saat ini berarti GP Ansor memiliki kewajiban untuk dapat melayani, baik terhadap kader GP Ansor
sendiri, Ulama-ulama NU, masyarakat NU maupun sebagai persoalan sosial, politik, keagamaan dan
lain-lain serta masyarakat pada umumnya. Singkatnya, GP Ansor dituntut untuk dapat menjaga interaksi
simbiotik ke dalam dengan kalangan Nahdliyin dan keluar dengan dinamika persoalan sosial-masyarakat
kebangsaan.
Agar program-program yang dihasilkan tidak menjadi daftar keinginan, GP Ansor memandang
perlu menggunakan suatu pendekatan, pendekatan yang dipilih dalam menyusun program ini adalah
pendekatan “strategic planning” (perencanaan strategis). Pendekatan ini telah lama dipakai oleh kalagan
pebisnis dan lembaga-lembaga modern lain. Pendekatan ini dipakai semata-mata, agar penyusunan
program didasarkan atas ukuran-ukuran yang jelas. Ukuran-ukuran dimaksud adalah sesuai dengan
prinsip-prinsip sesuai dengan kebutuhan, terukur dan terarah. Untuk mencapai tingkat pelaksanaan ini
dibutuhkan tahapan-tahapan penyusunan program mulai dan menyusun: (1) Mandat organisasi, (2) Visi
organisasi, (3) Misi organisasi, (4) Analisis Stake-holder, (5) Analisis kekuatan & kelemahan (Analisis
SWOT), (6) Analisis isu-isu strategis, (7) Penyusunan Program-program strategis, (8) Strategi
pelaksanaan program.
B. MANDAT ORGANISASI
Mandat organisasi sebenarnya berisi 4 (empat) hal prinsip yang harus dijawab oleh GP Ansor
Sadang. Empat hal prinsip dimaksud adalah: (1) Siapakah kita?, (2) Mengapa kita (GP Ansor) ada atau
latar belakang mengapa kita ada?, (3) Untuk apa kita ada atau Apa yang akan kita lakukan bagi
kepentingan stake-holder? Dan (4) Nilai-nilai apa yang kita pegangi?
Pada hakekatnya GP Ansor adalah salah satu Badan Otonom Nahdlatul Ulama (NU) yang
bercirikan faham keagamaan ala ahlussunnah wa al-jamaah, berfungsi sebagai benteng-nya para Ulama
NU. Eksistensi GP Ansor adalah sama dengan eksistensi NU, yakni disamping melakukan amar ma’ruf
nahi mungkar, menegakkan syariat Islam, menjaga nilai-nilai tradisi pemahaman keagamaan
ahlussunnah wal jama’ah juga menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Keberadaan GP Ansor untuk kepentingan stake-holder adalah secara prinsip meliputi beberapa hal:
1. Organisasi kader yang melakukan proses-proses kaderisasi secara simultan.
2. Memiliki tanggung jawab amar ma’ruf nahi mungkar (dalam arti luas) seperti diperankan NU.
3. Melakukan peran dibidang social empowering (pemberdayaan masyarakat), baik itu dibidang sosial,
politik, ekonomi, pendidikan, budaya dan sebagainya.
4. Melakukan peran dalam kapasitasnya sebagai kontrol sosial (social control) agar terwujud tatanan
sosial yang balance dan berkeadilan.

Dalam hubungannya dengan organisasi lainnya memiliki tanggungjawab sebagai agen perubahan
masyarakat (agent of social change) nilai-nilai dasar yang selalu dipegangi dan disemangati oleh GP
Ansor Sadang, meliputi;
1. Tasammuh, Tawazzun, Tawassuth dan I’tidal.
2. Kepedulian pada masalah-masalah kemanusiaan.
3. Menghargai keberagaman di masyarakat.
4. Penegakan prinsip-prinsip.
C. VISI
Visi yang akan dibangun dan diwujudkan GP Ansor Bulungcangkring Periode 2018 -2020 tidak akan
keluar dari Visi Gerakan Pemuda Ansor hasil Kongres XV/2015. sebagai PR. GP. Ansor di
Bulungcangkring menselaraskan serta mensosialisasikan visi tersebut, yakni:
1. Revitalisasi Nilai Tradisi
2. Penguatan Sistem Kaderisasi
3. Pemberdayaan Potensi Kader atau Kemandirian Kader

D. MISI
Untuk mewujudkan visi sukses tersebut di atas, maka kiranya perlu dijabarkan dalam bentuk misi
yang juga menjadi visi GP Ansor hasil Kongres XV/2015 secara sadar dapat diwujudkan dalam waktu 4
(empat) tahun mendatang (periode 2018-2020 ). Penjabaran dari visi ke misi dalam waktu 4 (empat) tahun
mendatang meliputi:
1. Internalisasi Nilai Aswaja dan Sifaur Rasul dalam Gerakan Pemuda (GP) Ansor
2. Membangun Disiplin Organisasi dan Kaderisasi berbasis Profesi.
3. Menjadi sentrum lalulintas informasi dan peluang usaha antar kader dengan stakeholder
Dalam konteks GP Ansor Bulungcangkring Periode 2018-2020 sebagai daerah yang masuk kategori
cluster I (basis utama NU) misi-misi di atas akan dikembangkan dalam beberapa hal:
1. Maksimalisasi proses-proses pengkaderan secara sistematis di berbagai level mulai jajaran internal PR
GP Ansor Sadang hingga jajaran kader GP Ansor dan banser di tingkat PR/PAC/Satkoryon hingga
Ranting/Satkorpok.
2. Menciptakan dan memperkuat landasan ekonomi yang kuat bagi GP Ansor Bulungcangkring melalui
rintisan program-program perekonomian yang lebih konkrit melalui LKMSA (Lembaga Keuangan
Mikro Syariah GP Ansor) dengan melibatkan kelompok stake-holder dan menggunakan Sumber Daya
Manusia (SDM) di tingkatan PR. GP Ansor di Bulungcangkring.
3. Melakukan proses-proses kristalisasi ajaran ahlusunnah wal jama’ah agar terjadi proses percepatan
transformasinya bagi kehidupan masyarakat dan bernegara melalui berbagai kajian dan forum-forum
yang sejenis.
4. Meningkatkan kesadaran kritis bagi warga GP Ansor di berbagai level, agar tercipta kader-kader GP
Ansor yang tangguh dalam menyongsong kepemimpinan NU di berbagai level di masa mendatang
serta bermanfaat bagi proses-proses lainnya dalam setiap momentum politik, baik di internal NU,
pemerintahan, maupun momentum lainnya.
5. Menumbuh-kembangkan jaringan-jaringan kerja, baik dalam RANTINGinternal nahdliyin maupun
kelompok-kelompok strategis (stake-holder) lainnya bagi kemaslahatan instuisi GP Ansor di semua
level khususnya, maupun warga GP Ansor umumnya.

E. ANALISIS STAKE-HOLDER
Setiap organisasi sudah semestinya berhubungan dengan orang maupun institusi. Orang dalam arti
bisa personal (individu) maupun kelompok. Begitu juga dengan institusi, berbagai ragam institusi dapat
ditemukan di tengah-tengah kehidupan kita sehari-hari. Disinilah pentingnya analisis stake-holder
dibutuhkan bagi ketahanan institusi tersebut. Sebab, siapapun sadar, baik kapasitas seseorang sebagai
individu, maupun sebagai kelompok sosial (institusi/organisasi) tidak lepas dari proses saling
membutuhkan.
Analisis stake-holder dimaksudkan adalah mengindentifikasi personal, kelompok, maupun institusi
lainya yang kira-kira berkepentingan dengan kita (GP Ansor), atau sebaliknya, kita memiliki kepentingan
dengan mereka. Identifikasi dimaksud tentunya pada saatnya nanti digunakan untuk kemaslahatan
jalannya organisasi GP Ansor sendiri. Identifikasi stake-holder sangat penting sekali, baik bagi
kesinambungan karier para pengurus organisasi GP Ansor maupun institusi GP Ansor itu sendiri.
Dibawah ini adalah identifikasi sekaligus dilakukan pengukuran (scoring) tingkat signifikanisasinya
kelompok stake-holder dimaksud dalam kaitan kepentingan timbal balik dengan GP Ansor.
Kriteria Stakeholder
No Stakeholder Mengapa Penting Nilai
Thd._GP Ansor
1 Para Tokoh panutan Warga NU Responsive pd GP Ansor A
Kyai/Ulama
2 Pengurus Memiliki kaitan dengan Struktur Responsif A
NU GP Ansor
3 Banom, Sebagai bagian tak terpisahkan Saling membutuhkan & A
Lembaga, dari NU mengisi
Lajnah di
lingkungan
NU
4 Pemerintah Penentu kebijakan makro Saling membutuhkan A
dan (Polecy Maker)
Birokrasinya

5 Media massa Membangun opini public Posisi GP Ansor cukup A


(pers) diperhitungkan
6 Partai politik Memiliki massa &policy maker Cukup memperhitungkan GP B
ansor
7 Tokoh-tokoh Memiliki &bersentuhan dengan Membutuhkan tenaga & B
agama basis massa pikiran BGP Ansor
8 Pengusaha Memiliki dana & kepedulian Biasa saja B
dan Pebisnis pada OKP
9 Lembaga Memiliki komitmen pd problem menjadi aliansi yanBg kuat B
Keagamaan masyarakat
10 OKP Memiliki kesamaan Pandang menjadi jaringan yang kuat B
11 Ormas lain Punya bidang garapan yang jelas pada isu tertentu saling B
menguntungkan
12 Akademisi Memiliki SDM yang tinggi Kurang responsive C

13 Tokoh Punya Kharisma Kurang responsive C


Masyarakat
F. ISU-ISU STRATEGIS
Isu strategis adalah sutau keadaan atau gejala, baik yang terjadi di internal suatu institusi maupun
diluar institusi tersebut, tetapi akibatnya akan mempengaruhi terhadap eksistensi institusi dimaksud.
Dilihat dari dimensi areanya, isu strategis bisa didasarkan atas gejala-gejala, baik di tingkat
nasional,lokal, maupun internal institusi.
Makna penting dari suatu organisai terhadap isu strategis adalah kesiapan institusi dalam
menghadapi sekaligus menjawabnya bagi kepentingan internal institusi juga bagi kemaslahatan
masyarakat banyak. Bagi organisasi yang telah terbiasa membaca isu-isu strategis, ia tidak gampang
kaget(shock) karena berbagai perubahan yang terjadi. Sebaliknya, implikasi positifnya berpengaruh pada
tingkat fleksibilitasnya, karena juga mampu mengikuti irama perubahan zaman. Lebih dari itu, dampak
positifnya dapat berpengaruh bagi pengakuan masyarakat banyak dengan kecakapan institusi tersebut
dalam menjawab berbagai perubahan dalam bentuk program-program kerja yang konkrit bagi
kepentingan stake-holder.
Pembacaan dari berbagai isu strategis bagi suatu institusi GP Ansor Sadang adalah:(1) “apa arti isu
strategis itu bagi GP Ansor?”, (2) “ akibat negatif apa bagi GP Ansor bila tidak menangani isu strategis
tadi?”. Dua pertanyaan ini dianggap penting dan sekaligus menjadi pisau analisa dalam menjawab
berbagai isu strategis yang mungkin akan terjadi. Di bawah ini akan dipaparkan berbagai isu strateegis
yang didasarkan atas pembacaan berbagai gejala yang berkembang di masyarakat. Hasil paparan isu
strategis akan ditampilkan dalam bentuk tabel-tabel di bawah ini:
MATRIKULASI ISU STRATEGIS

Arti penting bagi Akibat bila tidak ditangani


No Isu Strategis
GP Ansor (+) bagi GP Ansor (-)

Advokasi publik terhadap  Membantu warga NU dan GP  Banyak warga nahdiyyin


kebijakan-kebijakan hukum Ansor yang dirugikan oleh yang tidak bisa
pemerintahan yang diskriminatif kebijakan hukum menyelesaikan problem
pemerintahan yang sosial oleh dirinya sendiri
diskriminatif  Menurunnya tingkat
 Melatih masyarakat untuk kepercayaan warga NU
bersikap kritis terhadap terhadap institusi NU dan
kelompok state-society jajaran dibawahnya dan
percaya pada institusi lain
Penyadaran masyarakat(generasi  Bagian dari amar makruf  GP Ansor tidak peka pada
muda) terhadap bahaya nahi munkar GP Ansor persoalan diluarinstitusinya
narkotika dan sejenisnya  eksistensi GP Ansor akan  dicap sebagai OKP yang
diterima pada komponen elitis dan eksklusif
diluar
Terorisme dan fundamentalisme  semakin meneguhkan image Memberi peluang dan
atas nama agama NU yang concern pada isu kekuatan pada kelompok-
deradikalisasi agama kelompok yang memiliki
 menjadi rujukan bagi potensi teroris
kelompok lain tentang sikap
keagamaannya
 membantu tugas pemerintah
dan dunia internasional
dalam memerangi gerakan
teroris
Pemberdayyaan dan penguatan  mengaktualisasikan potensi  GP Ansor maupun
ekonomi warga GP Ansor ekonomi yang dimiliki kader warganya semakin
Sadang GP Ansor dan Banser tertinggal secara ekonomis
 meningkatkan incoer dengan komponen
generity(pemasukan) bagi masyarakat lainnya
warga NU maupun GP Ansor  Hilangnya potensi ekonomi
 menjadi alternatif bagi yang sebenarnya dapat
terbentuknya lembaga didayagunakan dengan baik
fundrising GP Ansor  GP Ansor akan selalu
bergantung terhadap
Arti penting bagi Akibat bila tidak ditangani
No Isu Strategis
GP Ansor (+) bagi GP Ansor (-)

kelompok mapan lain


Penguatan dan internalisasi  Menjadi rujukan dan sandaran  GP Ansor akan ditinggal
nilai-nilai aswaja dan islam bagi masyarakat muslim oleh kelompok stake holder
rahmatn lil alamin maupun non-muslim  Peran-peran strategis ini
 Mendapat kepercayaan dari bisa berpindah pada
pihak pemerintah kelompok OKP islam
 Membuka peluang kader GP lainnya
Ansor untuk dapat berbicara  Menurunnya kepercayyaan
mewakili islam dalam forum- masyarakat luas terhadap
forum nasional maupun institusi GP Ansor dalam
internasional hal ideologi agama inklusif
Penguatan kaderisasi GP Ansor  Terjadinya proses modernisasi  Kinerja organisasi akan
dan banser organisasi(managemen dan berjalan secara lambat dan
administrasi) cenderung stagnan
 Kinerja organisasi akan  Proses mobilisasi
berjalan secara sehat dan kaderKinerja organisasi
menuju proses pemapanan akan berjalan sec
 Tercukupinya SDM kader GP diberbagai pos dan bidang
Ansor di berbagai bidang yang akan cenderung terhambat
dibutuhkan  Minimnya kepercayaan
 Menyiapkan kader-kader yang masyarakat/publik
terlatih professional terhadap eksistensi GP
Ansor
G. PROGRAM-PROGRAM STRATEGIS
Program strategis pada hakikatnya adalah realisasi dan keinginan dan tindakan yang akan
dilakukan secara sadar, terukur dan terarah bagi pemenuhan kebutuhan organisasi dalam melayani kader
dan konstituennya(warga GP Ansor) . prinsip terukur yang dimaksud adalah rumusan program yang
diputuskan dan ditetapkan sesuai dengan kemampuan SDM yang dimiliki oleh institusiGP Ansor .
sementara, yang dimaksud dengan terarah adalah program-program strategis tadi sesuai dengan
kebutruhan langsung dan mendesak bagi institusi GP Ansor dalam melayani konstituennya.
Menurut pendekatan strategic-planning, pada prinsipnya, terumuskannya tahapan program-
program strategis adalah fase akhir dan tahapan-tahapan panjang( dan perumusan visi, misi, mandat
organisasi, analisis stake-holder, analisis eksternal-internal, analisis isu strategis) mulai dari awal tadi.
Sehingga, muncul dan disepakatinya rumusan program-program strategis didasarkan dari elaborasi
proses yang panjang tadi. Dengan kata lain,Terumuskan program-program strategis harus relevan dan
memiliki kesinambungan (benang merah) dengan proses berbagai tahapan tadi.
Logika yang dipakai membuat dan merumuskan program kerja tidak dapat dibuat hanya
dalam satu waktu singkat sebagaimana pengalaman yang selama ini ditemukan diberbagai
organisasi.Penyusun program-program kerja strategis seperti tidak ubahnya seperti menyusun “daftar
keinginan”. Sebab, perumusan program seperti ini akan menegaskan beberapa prinsip dasar; (1) Tidak
mencerminkan dan menggambarkan terhadap kebutuhan dasar suatu organisasi, (2) Susah mengukur
kapasitas kemampuan (baik kemampuan SDM maupun kemampuan SDA) organinisasi dalam
merealisasikan program kerja yang dimaksud, (3) Sulit mengukur tingkat efektifitas bagi terealisasi
program-program kerja yang telah ditetapkan, (4) Tidak memiliki target atau capaian-capaian secara
sistematis dan, (5) Cenderung akan menghasilkan program kerja yang tidak sinergis antara satu program
dengan program lainnya.
Berbeda dengan perumusan program yang didasarkan pada pendekatan strategic planning.
Perumusan program kerja dengan benar-benar konsisten dan sesuai dengan kebutuhan suatu organisasi
pada periode waktu tertentu. Perumusan program kerja seperti ini memungkinkan adanya arah capaian-
capaian organisasi yang jelas. Perumusan program model ini akan menggambarkan bagaimana suatu
organisasi (GP Ansor) memiliki visi dan misi pada periode tertentu, kemudian dijabarkan dalam bentuk
program kerja. Sedangkan penjabaran program kerja juga didasarkan atas analisis mandate, analisis stake
holder, analisis eksternal-internal dan analisis isu-isu strategis. Lebih lengkapnya dibawah ini rencana
beberapa matrikulasi program kerja GP Ansor Bulungcangkring 2018-2020.
H. PENUTUP
Demikian draf program kerja ini dibuat untuk disepakati dan semoga bermanfaat. amin.

Ditetapkan di : Kudus
Pada tanggal : 7 November 2018

Pimpinan Sidang Komisi A


Ketua, Sekretaris

( .......................................... ) ( .......................................... )
RAPAT ANGGOTA
PIMPINAN RANTING
GERAKAN PEMUDA ANSOR
DESA BULUNGCANGKRING

MATERI SIDANG KOMISI B

Kudus, 7 November 2018


AULA BALAI DESA BULUNGCANGKRING
JEKULO KUDUS
RAPAT ANGGOTA
GERAKAN PEMUDA ANSOR BULUNGCANGKRING
TAHUN 2018
KEPUTUSAN SIDANG KOMISI B
Tentang
ORGANISASI DAN SISTEM ADMINISTRASI
PIMPINAN RANTING GP ANSOR BULUNGCANGKRING
MASA KHIDMAH 2018-2020
RAPAT ANGGOTA Pimpinan Ranting Gerakan Pemuda Ansor Desa Bulungcangkring Tahun 2018 setelah:

Menimbang:

1. Bahwa Pimpinan Rantingsebagai lemabaga permusyawaratan tertinggi PR. GP. Ansor antara lain adalah untuk
membuat Peraturan Organisasi dan Administrasi Pimpinan Ranting Gerakan Pemuda Ansor Bulungcangkring
masa khidmah 2018-2020 .
2. Bahwa Peraturan Organisasi dan Administrasi Pimpinan Ranting Gerakan Pemuda Ansor Bulungcangkring
masa khidmah 2018-2020 sebagaimana dimaksud dibuat sebagai pengejawantahan Peraturan Organisasi dan
Administrasi GP. Ansor Hasil Konggres XVI/2015 dan disesuaikan dengan tantangan dan kebutuhan lokal
Kab. Sadang dan Desa Bulungcangkring khususnya.
Mengingat:

1.Peraturan Dasar Gerakan Pemuda Ansor.


2.Peraturan Rumah Tangga Gerakan Pemuda Ansor.
3.Peraturan Tata Tertib RAPAT ANGGOTA Gerakan Pemuda Ansor Bulungcangkring tahun 2018.
4.Hasil Keputusan Rapat Pleno Pimpinan Ranting Gerakan Pemuda Ansor Sadang di kantor PR NU Desa
Bulungcangkring tentang penyelenggaraan Pimpinan Ranting Gerakan Pemuda Ansor Bulungcangkring
tahun 2018.
Memperhatikan :

Masukan-masukan peserta Rapat Anggota tahun 2018 yang dilaksanakan pada tanggal 7 November 2018 di Aula
Balaidesa Bulungcangkring.

Dengan senantiasa memohon petunjuk dan bimbingan Allah SWT.

MEMUTUSKAN

Menetapkan:

1. Mengesahkan hasil Sidang Pleno Komisi Organisasi dan Administrasi Pimpinan Ranting Gerakan Pemuda
Ansor Bulungcangkring masa khidmah 2018-2020 pada Rapat Anggota tahun 2018.
2. Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan, dan bilamana di kemudian hari diketahui terdapat
kekeliruan, maka akan dilakukan pembetulan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Kudus

Tanggal : 7 November 2018

Pimpinan Sidang

Ketua Sekretaris

( ....................................... ) ( ....................................... )
RANCANGAN KEPUTUSAN SIDANG KOMISI B
TENTANG
ORGANISASI DAN SISTEM ADMINISTRASI
PIMPINAN RANTING GP ANSOR BULUNGCANGKRING
MASA KHIDMAH 2018-2020

A. SISTEM ADMINISTRASI
Untuk menciptakan suasana kerja yang baik dan kondusif bagi kelancaran organisasi, maka
diperlukan kegiatan pencatatan setiap kejadian, transaksi dan berbagai aktivitas organisasi. Oleh karena itu
diperlukan perangkat administrasi yang terdiri dan buku-buku, almari data, meja kursi meja, alat tulis kantor,
tanda dan atribut organisasi dan lain sebagainya.
Kesemua ini sedapat mungkin dilengkapi dan dimiliki oleh setiap jenjang dan tingkatan organisasi.Di
samping itu, secara rinci diperlukan buku pedoman administrasi dan keorganisasian Gerakan Pemuda GP
Ansor.
B. SISTIM KOORDINASI DAN KERJASAMA
1. Dalam rangka merealisasikan dan mengembangkan program organisasi di lingkungan GP Ansor
diperlukan adanya kesamaan visi dan strategi di antara semua yang terlibat langsung dalam proses
operasionalisasi program tersebut. Oleh karena itu konsolidasi organisasi merupakan kebutuhan
pokok yang harus dilakukan, baik ditingkat Cabang, Ancab, maupun Ranting. Konsolidasi tersebut
meliputi tiga muatan, yaitu:
a. Konsolidasi wawasan.
b. Konsolidasi sikap dalam merespon setiap masalah, baik internal maupun eksternal organisasi.
c. Konsolidasi yang berkaitan dengan strategi dan teknis operasionalisasi program.
2. Demi kelancaran organisasi diperlukan tata aturan yang sistematis, jelas dan rinci, spesifik dan
operasional, sehingga dapat dipahami oleh setiap unit-unit dan perangkat organisasi yang ada. Tata
aturan tersebut meliputi semua bidang garapan yang disertai diskripsi kerja dan pembagiaan kerja
yang jelas dan tepat sesuai dengan bidang masing-masing. Selanjutnya, tata kerja tersebut bersifat
mengikat dan menjadi acuan formal organisatoris, tanpa meninggalkan prinsip kolegalitas dan
kolektifitas.
3. Secara khusus, keberadaan BANSER sesuai PD/PRT produk yang dikeluarkan dalam Kongres
XV/2015 terbukti memiliki fungsi strategis, diperlukan sistim koordinasi dan mekanisme kerja yang
jelas, tegas, terinci dan operasional, sehingga akan terhindar dan adanya overlaping dan dualisme
leadership .
4. Guna menjamin kelancaran program dan aktifitas organisasi, maka diperlukan sistim kerjasama
internal organisasi secara sistematis, dengan menggunakan prinsip-prinsip kerjasama secara efektif
efisien. Adapun tata kerja secara efektif dan efisien tersebut dilandasi oleh etos sebagai berikut:
a. Saling membutuhkan, saling menerima dan memberi, saling toleransi (tasamuh), saling Kordinasi
dan saling mempererat tali persaudaraan.
b. Memprioritaskan prestasi kerja, sehingga muncul kompetisi positif dan konstruktif bagi
organisasi.
c. Berorientasi pada tujuan yang disepakati sesuai dengan PD/PRT.
5. Agar mekanisme formal organisasi berjalan di masing-masing level, maka diperlukan sistim
pelaporan kegiatan secara periodik oleh masing-masing pihak yang bertanggungjawab langsung
dalam penanganan program seperti: monitoring, laporan tertulis, pertemuan refleksi, dan lain
sebagainya.

C. SISTIM PERENCANAAN PROGRAM


1. Dalam melaksanakan misi organisasi sesuai dengan amanat Kongres XV/2015, maka segala bentuk
aktifitas dan kerja organisasi PR GP Ansor Sadang 2017-2018harus diawali dengan proses
perencanaan, dengan memberikan kelonggaran dan improvisasi bagi para pelaksana, sepanjang searah
dan sejalan dengan visi PP GP Ansor dan orientasi organisasi melalui rapat-rapat kerja dan rapat
harian secara periodik. Kendatipun dalam penerapan improvisasi tersebut diperlukan proses
konsultasi antar sesama penggurus, agar terhindar dan kemungkinan salah paham di antara mereka.
Di samping guna meningkatkan partisipasi setiap pengurus dalam setiap aktifitas organisasi.
2. Perencanaan program harus berorientasi pada visi dan misi organisasi dan kebutuhan warga GP
Ansor beserta masyarakat diberbagai lapisan dengan bentuk prioritas pemberdayaan umat di berbagai
bidang kehidupan. Oleh karena itu, dalam melaksanakan perencanaan harus melibatkan banyak pihak
yang kompeten terhadap persoalan yang akan direncanakan. Dalam hal ini adalah PR GPAnsor
Sadang 2017-2018dan jajaran di bawahnya di segala lapisan.
3. Pelaksanaan program harus berkesinambungan, sehingga dapat memberi resonansi yang jelas bagi
kehidupan umat, dan secara kualitatif dapat diukur tingkat keberhasilanya. Oleh karena itu, program
tersebut harus dirumuskan berdasar analisis masalah riil yang terjadi di lingkungan internal dan
eksternal organisasi dan masyarakat dengan proses needs assesnient (penjajagan kebutuhan) secara
sistematik dan sistemik.
4. Perencanaan program harus berorientasi pada peningkatan kualiatas sumberdaya manusia. Hal ini
dapat dilaksanakan melalui Diklat, asistensi modal usaha, dan berbagai proyek rintisan yang
diharapkan akan direplikasikan di tingkat Cabang, ancab, dan ranting yang akan menjadi prioritas
program di masing-masing level.

D. SISTIM PEMBINAAN ANGGOTA


Pada hakikatnya semua aktifitas organisasi di lingkungan GP Ansor adalah tertuju pada peningkatan
kualitas sumber daya anggota sesuai dengan tujuan organisasi pada PD/PRT Hasil kongres XV/2015. Namun
demikian, hauslah upaya tersebut diusahakan secara khusus dan langsung bersentuhan dengan kebutuhan
anggota, dengan bentuk program pembinaan anggota secara terencana. Dalam pelaksanaan dan penerapan
proses pembinaan anggota tersebut menggunakan prinsip-prinsip sebagai berikut:
1. Pencerahan, artinya dalam setiap kegiatan yang dilakukan oleh organisasi pada anggota harus
bermuatan pada upaya penyadaran akan hak dan kewajiban dalam kapasitasnya sebagai manusia,
anggota GP Ansor, dan warga negara, serta memberikan motivasi untuk berperan sesuai dengan
fungsi dan kedudukanya masing-masing.
2. Pemberdayaan, yaitu semua yang dilakukan organisasi untuk anggota tersebut adalah dalam rangka
upaya kemandirian.
3. Pembinaan kreatifitas, yaitu segala bentuk pembinaan anggota harus bersifat stimulasi (pancingan)
atau motivasi (pembangkitan), sehingga akan memiliki prakarsa bagi kemajuan organisasi.
4. Pengikat moral dan militansi, artinya bahwa setiap pembinaan anggota harus menjadikan anggota
tersebut merasa memiliki ikatan moral dan kepedulian bagi berjalannya misi organisasi, dan secara
formal menjadikan mereka aktif secara organisatoris.
Adapun bentuk-bentuk pembinaan tersebut dapat berupa kaderisasi formal dan non formal,
pendataan anggota dan pemberiann kartu identitas anggota dan lain sebagainya. Bentuk dan
pengkaderan tersebut misalnya adalah:
1. Pendidikan dan Latihan (Diklat): PKD/diklatsar, PKL/Susbalan, dan PKN/Susbanpim diperlukan
perangkat lunak, seperti: tenaga pelatih, sarana dan prasarana, yang akan digunakan untuk
menggarap program prioritas sebagai berikut:
a. Menyusun panduan latihan, latihan kader maupun latihan profesi.
b. Melaksanakan pelatihan pelatih (instruktur) bagi kader tingkat Cabang.
c. Melaksanakan pelatihan kader dan pelatihan profesi bagi kader GP Ansor Sadang
2. Pendataan anggota dan pemberian KTA guna pemberdayaan kuantitas anggota menuju kebesaran
organisasi, diperlukan proses identifikasi dan penelitian data potensi anggota. Hal ini berfungsi
pula sebagai upaya penciptaan rasa bangga terhadap organisasi, sehingga perlu menerbitkan KTA
secara koordinatif dengan PR GP Ansor se-Sadang. Dalam hal ini program database keanggotaan
dan kelembagaan GP Ansor yang telah dilaksanakan oleh PR GP Ansor melalui Si-GAP,
hendaknya dapat dilanjutkan dan ditingkatkan secara terus-menerus.
E. SISTIM REKRUTMEN PENGURUS
Prinsip dasar rekrutmen pengurus adalah dengan menempatkan seseorang sesuai dengan kompetensi
dan keahliannya (right man in the right place). Adapun orientasi rekrutmen tersebut adalah sebagai berikut:
1. Tantangan dan permasalahan yang dihadapi organisasi.
2. Kultur yang berkembang di lingkungan NU.
3. Proses regenerasi dan kaderisasi berjenjang yang sehat
4. Objektifitas dan rasionalitas organisasional sesuai dengan PD/PRT Hasil Kongres XV/2015
Berdasar ketiga prinsip tersebut, diharapkan segera dirumuskan bentuk elaborasi (penjabaran)
aplikatifnya, sehingga secara operasional akan dapat dipedomani oleh semua jajaran organisasi dalam
proses rekrutment kepengurusan.
F. ATRIBUT ORGANISASI
Dalam upaya merapikan dan menertibkan kewibawaan organisasi, diperlukan performance fisik
organisasi yang mantap, bersyiar dan berseragam; dalam berbagai hal. Oleh karena itu dalam hal penggunaan
atribut organisasi, PR GP Ansor Sadang akan melaksanakan amanat PO No. 11/2012 tentang Pedoman
Penyelenggaraan Administrasi dan Alat-alat Kelengkapan Organisasi untuk memberikan pedoman yang jelas
tentang ketentuan yang berkaitan dengan atribut tersebut, khususnya dalam hal pakaian seragam organisasi,
baik GP Ansor maupun Banser. Dengan demikian, diperlukan upaya-upaya sosialisasi kepada seluruh
pengurus di semua jajaran guna dijadikan ketentuan secara nasional.
Pimpinan Sidang
Ketua Sekretaris

(……………..……………) (………………………………)
RANCANGAN KEPUTUSAN SIDANG KOMISI B
TATA KERJA ORGANISASI
PIMPINAN RANTING GP ANSOR BULUNGCANGKRING
MASA KHIDMAH 2018-2020

A. UMUM
1. KEDUDUKAN
a. Gerakan Pemuda GP Ansor adalah Badan Otonom Nahdlatul Ulama yang bertugas melaksanakan
dan mengembangkan misi NU pada kelompok sasaran pemuda.
b. Pimpinan Ranting Gerakan Pemuda GP Ansor Bulungcangkring, secara umum bertugas untuk
merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi berbagai program sesuai dengan misi Gerakan
Pemuda GP Ansor di Tingkat Ranting Bulungcangkring.
c. Susunan dan Personalia Pimpinan Ranting Gerakan Pemuda GP Ansor Bulungcangkring disahkan
oleh Pimpinan Pusat GP Ansor (sesuai Peraturan Rumah Tangga GP Ansor hasil Kongres
XV/2015).
d. Pimpinan Ranting Gerakan Pemuda GP Ansor Sadang berhak membentuk lembaga yang bergerak
secara operasional sesuai kebutuhan khususnya lokal Bulungcangkring.

2. TUJUAN
Terwujudnya Kemandirian yang produktif, memiliki etos keswadayaan yang tinggi, memiliki
kemampuan untuk berkiprah dalam mewujudkan masyarakat yang adil dan sejahtera lahir dan batin,
serta mampu menjadi kader pelanjut perjuangan Nahdlatul Ulama yang bertumpu pada Pribumisasi
Nilai dan Tradisi, Penguatan Sistem Kaderisasi, dan Pemberdayaan Potensi Kader ala Ahlusunah
Waljamaah.
3. TARGET
Melaksanakan kegiatan yang sesuai dengan kebutuhan kepemudaan , baik yang bersifat masal dan
secara langsung melibatkan seluruh komponen GP Ansor di Bulungcangkring, maupun melakukan
peran-peran partisipasi sesuai dengan visi di atas melalui internalisasi nilai ASWAJA dan Sifatur Rasul
dalam Garapan GP Ansor, membangun disiplin organisasi dan kadersasi berbasis Profesi, dan menjadi
sentrum lalu lintas informasi dan peluang usaha antar kader dengan stakeholder.
4. AZAS KERJA
Azas kerja yang dikembangkan Gerakan Pemuda GP Ansor Bulungcangkring adalah :
a. Istiqomah
b. Berorientasi pada pemberdayaan pemuda
c. Demokratis dalam pengambilan keputusan
d. Realistis dalam perencanaan
e. Terbuka dalam manajemen
f. Persahabatan menjaga kebersamaan dalam hubungan antar personil.
Azas kerja tersebut bertumpu pada semangat pembinaan sikap dan perilaku yang mengarah pada
sifat-sifat:
a. As-Shidqu (benar dan jujur dalam pernyataan, sikap, perilaku dan kehendak)
b. Al-Amanah (terpercaya, tepat janji)
c. At-Ta’awun (tolong menolong, solidaritas)
d. Al-Adlu (keadilan)
e. Al-Istiqomah (konsisten, teguh pada pendirian)

5. RUANG LINGKUP
Cakupan dan ruang lingkup Mekanisme dan Pedoman Tata Kerja Pimpinan Ranting GP Ansor
Bulungcangkring ini adalah meliputi:
a. Dewan Penasihat PR GP Ansor Bulungcangkring periode 2018 - 2020
b. Dewan Instruktur PR GP Ansor Desa Sadang 2018-2020
c. Pengurus Harian PR GP Ansor Sadang yang meliputi: Ketua, wakil-wakil ketua, sekretaris, wakil-
wakil sekretaris, bendaharan dan wakil-wakil bendahara.
d. Departemen-departemen yang berfungsi sebagai pelaksana kebijakan PR GP Ansor
Bulungcangkring berkenaan dengan bidang tertentu.
e. Lembaga yang berfungsi melaksanakan kegiatan yang karena sifat programnya memerlukan
penanganan khusus termasuk didalamnya Majlis Dzikir Sholawat Rijalur Ansor
f. Satkorkel Banser (Barian GP Ansor Serba Guna) sebagai kader inti PR GP Ansor
Bulungcangkring.
g. Sekretariat CABANG, atau satuan pengendali operasional keseharian PR GP Ansor
Bulungcangkring yang terdiri dari: sekretaris, wakil-wakil sekretaris serta staf administrasi dan tata
usaha.

B. TATA KERJA
1. DEWAN PENASIHAT
a. Dewan penasehat terdiri dari mantan Pimpinan Gerakan Pemuda GP Ansor dan tokoh-tokoh di
lingkungan Gerakan Pemuda GP Ansor yang dipandang sesuai dengan jabatan dan tugas Dewan
Penasehat.
b. Dewan Penasehat merupakan badan pertimbangan yang berhak memberikan pertimbangan, saran,
nasihat baik diminta maupun tidak, dilakukan baik secara perorangan maupun kolektif.
c. Dewan penasehat dalam melaksanakan fungsinya tidak melakukan kegiatan operasional,
melainkan kegiatan dalam bentuk konsultasi, sumbang saran, konsolidasi dan asistensi.
d. Peran aktif dewan penasihat bersifat fungsional.
e. Dewan penasihat berwenang melakukan fungsi arbitrase (Islah) terhadap Pimpinan Ranting
berkaitan dengan hal prinsip, terutama untuk menjaga kemurnian dan konsistensi garis perjuangan
GP Ansor.
f. Dewan Penasihat menjadi mediator untuk pengembangan organisasi, antara Pengurus PR, alumni
GP Ansor Bulungcangkring dan Tokoh NU Bulungcangkring.
g. Dewan Penasihat memiliki tanggung jawab mengawasi pembinaan ke Cabang pembagian yang
telah ditetapkan kepada pengurus harian PR GP Ansor Bulungcangkring 2018-2020.

2. PENGURUS HARIAN
a. Pengurus harian sebagai penentu kebijakan sekaligus pelaksana tugas harian, berkewajiban
memimpin dan mengendalikan jalannya roda organisasi, dan hasil-hasil Konferensi
b. Pengurus harian berfungsi merumuskan kebijakan operasional program, melakukan pengawasan
dan evaluasi terhadap pelaksanaan program. Bersama semua departemen dan lembaga, Pengurus
Harian memperluas hubungan kemitraan dengan lembaga/instansi pemerintah maupupun swasta.
c. Pengurus harian sesuai dengan kedudukannya dalam menjalankan tugasnya bersifat koordinatif
dan membawahi departemen, lembaga dan Banser yang pembagiannya ditetapkan dalam tata kerja
Pimpinan Ranting GP Ansor Bulungcangkring 2018-2020.
d. Pengurus harian dalam menjalankan fungsi dan wewenangnya bersifat kolektif.

Rincian Tugas dan Wewenang Pengurus Harian :


a. KETUA
1) Menentukan dan memegang policy umum organisasi
2) Memiliki wewenang dan mengatasnamakan Pimpinan Ranting GP Ansor Bulungcangkring
yang menyangkut kebijaksanaan organisasi, koordinasi dan konsultasi.
3) Memimpin mengendalikan dan mengkoordinasi pelaksanaan kebijakan organisasi.
4) Memimpin rapat pengurus harian dan rapat pleno PR GP Ansor Bulungcangkring.
5) Bersama Sekretaris menandatangani semua surat keputusan dan surat-surat lainnya.
6) Selaku mandataris Konferensi, bertanggungjawab melaksanakan amanat Konferensi dan
mempertanggungjawabkan dihadapan Konferensi.

b. WAKIL-WAKIL KETUA
1) Bertugas membantu tugas-tugas ketua.
2) Mewakili tugas dan kedudukan ketua jika ketua berhalangan.
3) Mengkoordinasikan kegiatan departemen, lembaga dan Banser sebagaimana ditetapkan dalam
mekanisme dan pedoman tata kerja PR GP Ansor Bulungcangkring.
4) Bertugas dan bertanggungjawab atas berlangsungnya kegiatan pembinaan kedaerahan,
sebagaimana ditetapkan lebih lanjut mekanisme tata kerja ini.
5) Merumuskan kebijaksanaan dan pelaksanaan kegiatan departemen dan bidang lain seperti
lembaga yang berada di bawah koordinasinya.
6) Bersama Sekretaris atau Wakil Sekretaris menanda tangani surat-surat ke dalam dan keluar
yang berkenaan dengan bidangnya, dengan sepengetahuan ketua.
7) Melaksanakan kebijaksanaan organisasi yang menyangkut bidang masing-masing dan
mempertanggung jawabkan kepada ketua.

c. SEKRETARIS
1) Membantu ketua dan wakil-wakil ketua dalam mengendalikan dan melaksanakan kegiatan
organisasi.
2) Bertanggung jawab atas pemeliharaan inventaris Pimpinan Ranting .
3) Memimpin, mengendalikan dan mengkoordinasikan kegiatan wakil-wakil sekretaris Cabang.
4) Melaksanakan tugas khusus yang menyangkut departemen atau kelembagaan bersama wakil-
wakil ketua.
5) Bersama wakil-wakil sekretaris, bendahara, dan wakil bendahara mengusahakan dan
melengkapi perangkat yang dibutuhkan oleh organisasi.
6) Mengatur dan mengkoordinasikan pembagian tugas diantara wakil-wakil sekretaris.
7) Berwenang mengendalikan tugas dan kegiatan keseharian sekretaris Cabang
8) Bersama wakil-wakil sekretaris membuat rancangan rumusan peraturan dan keputusan
organisasi.
9) Bersama ketua menandatangani surat-surat, keputusan dan surat-surat lainnya.

d. WAKIL-WAKIL SEKRETARIS
1) Membantu tugas-tugas sekretaris Cabang.
2) Mewakili tugas dan wewenang sekretaris Rantingapabila berhalangan.
3) Melaksanakan tugas khusus yang menyangkut departemen atau kelembagaan bersama wakil-
wakil ketua.
4) Bersama wakil-wakil ketua merumuskan kebijaksanaan organisasi menyangkut departemen dan
kelembagaan yang menjadi koordinasinya.
5) Bersama ketua atau wakil-wakil ketua menandatangani surat ke dalam menyangkut bidangnya
atau surat keluar di luar bidangnya, apabila sekretaris Rantingatau wakil-wakil sekretaris
lainnya berhalangan.
6) Bertanggung jawab melaksanakan kebijaksanaan sekretaris Rantingterutama menyangkut
bidangnya dan mempertanggung jawabkan kepada pengurus harian.

e. BENDAHARA
1) Bertugas mengatur, mengendalikan dan mencatat penerimaan, penympanan dan pengeluaran
uang dan surat-surat/barang berharga serta semua inventaris milik organisasi.
2) Bertugas melaporkan neraca keuangan secara berkala (setiap tiga bulan sekali)
3) Bertugas mengatur dan mengkoordinasikan pembagian tugas wakil bendahara.
4) Berwenang melakukan policy panggilan dan dana pengalokasiannya bersama ketua dan
sekretaris.
5) Berwenang mengadakan penghimpunan dana dan berbagai sumber dengan cara halal dan tidak
mengikat.
6) Bersama sekretaris dan wakil-wakil sekretaris, wakil bendahara dan ketua-ketua departemen
menyusun anggaran biaya kegiatan organisasi.
7) Bersama ketua atau sekretaris mendisposisi usulan pengeluaran keuangan sesuai dengan
kebutuhan.
8) Melaksanakan tugas khusus yang menyangkut departemen atau kelembagaan bersama wakil-
wakil ketua.
9) Bertaunggungjawab terhadap keamanan dan keteraturan penggunaan uang organisasi dan
mempertanggungjawabkan kepada ketua.

f. WAKIL-WAKIL BENDAHARA
1) Membantu tugas bendahara
2) Mewakili tugas bendahara apabila berhalangan
3) Melakukan tugas khusus yakni bidang pembukuan
4) Bewenang melakukan kewenangan bendahara apabila berhalangan
5) Memonitor penggunaan uang pada tiap-tiap departemen atau lembaga
6) Bertanggung jawab terhadap setiap penggunaan uang organissi dan mempertanggung jawabkan
kepada bendahara.
7) Melaksanakan tugas khusus yang menyangkut departemen atau kelembagaan bersama wakil-
wakil ketua.
3. PENGURUS DEPARTEMEN
a. Pengurus Departemen sebagaimana diatur dalam pasal 17 Bahwa Pimpinan Pusat, Pimpinan
Wilayah, Pimpinan Ranting , Pimpinan Anak Cabang, Pimpinan Ranting dapat membentuk
departemen sesuai dengan kebutuhan, Ayat 2 Bahwa Departemen di SK kan oleh Pengurus
ditingkatan masing-masing, ayat 3 komposisi ditetapkan dalam rapat pengurus harian.
b. Pengurus Departemen sesuai kedudukan, adalah sebagai perangkat Pimpinan Ranting yang
memiliki tugas pokok sebagai pelaksana kebijaksanaan yang dirumuskan oleh Pimpinan Ranting .
c. Pengurus Departemen memiliki tanggung jawab terhadap setiap program dan kegiatan Pimpinan
Ranting .
d. Pengurus Departemen berkewajiban untuk menyusun rencana kerja sesuai dengan bidangnya, dan
disahkan oleh Pimpinan Ranting setelah melalui proses musyawarah dalah rapat kerja Rantingatau
forum-forum Pimpinan Ranting lainnya.
e. Pengurus Departemen berhak untuk memberikan usulan, saran dan pendapat kepada Pimpinan
Ranting lainnya, baik secara formal maupun secara informal.
f. Dibidang administrasi, Pengurus Departemen tidak berhak untuk melakukan surat-menyurat baik
intern maupun extern.

4. PENGURUS LEMBAGA RIJALUR ANSOR


a. Pengurus Lembaga diangkat dan diberhentikan oleh Pimpinan Ranting .
b. Pengurus Lembaga sesuai kedudukannya, adalah sebagai perangkat Pimpinan Ranting , yang
memiliki tugas untuk melaksanakan program organisasi yang memerlukan penanganan khusus.
c. Pengurus Lembaga berkewajiban untuk menyusun rencana kegiatan dan melaksanakannya, setelah
mendapat persetujuan Pimpinan Ranting .
d. Dibidang administrasi, lembaga berhak melakukan surat menyurat dengan sepengetahuan
Pimpinan Ranting .

5. PENGURUS SATKORKEL BANSER


a. Kasatkorkel Banser Bulungcangkring adalah anggota Pleno Harian PR GP Ansor
Bulungcangkring.
b. Pengurus Satkorkel Banser diangkat dan diberhentikan oleh Pimpinan Ranting melalui surat
keputusan.
c. Satkorkel Banser secara struktural berada di bawah koordinasi ketua yang membidangi
Departemen Pengembangan Organisasi dan Banser.
d. Satkorkel Banser berkewajiban menyusun rencana kegiatan dan melaksanakannya, setelah
mendapat persetujuan Pimpinan Ranting .
e. Satkorkel Banser berhak untuk memberikan usulan, saran dan pendapat kepada Pimpinan Ranting
baik secara formal maupun informal.
f. Dibidang administrasi, Satkorkel Banser berhak melakukan kegiatan surat menyurat ke dalam
dengan sepengetahuan Pimpinan Ranting .

6. KESEKRETARIATAN
a. Sekretariat ranting merupakan satuan tenaga pengendali organisasi sehari-hari yang terdiri atas
sekretaris, wakil-wakil sekretaris dan dibantu beberapa tenaga administrasi/kesekretariatan.
b. Sekretariat berfungsi sebagai pengendali dan pengolah setiap informasi berupa surat-surat atau
bentuk lain, kedalam atau keluar.
c. Sekretariat bertugas menggandakan dan menyebar luaskan produk-produk organisasi.
d. Sekretariat Rantingmelaksanakan fungsi rumah tangga organisasi bersama bendahara, bagian
pembukuan dan kasir.
e. Sekretariat Rantingbertugas merencanakan dan melaksanakan rapat-rapat organisasi.

7. FORUM RANTING
a. Rapat Pengurus Harian
1) Rapat Pengurus Harian sekurang-kurangnya sebulan sekali dihadiri ketua, wakil-wakil,
sekretaris, wakil-wakil sekretaris, bendahara dan wakil bendahara.
2) Rapat Pengurus Harian berfungsi:
a) Mengevaluasi Pelaksanaan kegiatan masing-masing Departemen, Lembaga dan Banser.
b) Membahas persoalan organisasi secara menyeluruh.
c) Membahas hal-hal dan persoalan aktual yang berkembang dan memerlukan tanggapan
atau sikap organisasi.
d) Membahas hal-hal dan persoalan aktual yang berkembang dan memerlukan tanggapan
atau sikap organisasi.
b. Rapat Koordinasi Departemen, Lembaga dan Banser
1) Rapat ini sekurang-kurangnya dua bulan sekali, dihadiri oleh Ketua Koordinasi Bidang, Ketua
Departemen dan Anggota serta Dewan Pelaksana Lembaga, Sekretaris dan anggota.
2) Rapat ini berfungsi dan berwenang
a) Mempersiapkan kegiatan yang akan dilaksanakan oleh masing-masing Departemen,
Lembaga atau Banser.
b) Membahas persoalan yang terjadi dalam pelaksanaan kegiatan.
c) Menetapkan skala prioritas kegiatan tahunan.
d) Mengevaluasi program dan kegiatan dan perkembangan organisasi.
c. Rapat Dewan Penasehat dan Dewan Instruktur
1) Rapat Dewan Penasehat diadakan sekurang-kurangngya setahun sekali dan bila perlu dihadiri
oleh ketua dan wakil-wakil ketua serta sekretaris.
2) Rapat Dewan Penasehat berfungsi dan berwenang:
a) Mengadakan evaluasi terhadap perkembangan organisasi.
b) Merumuskan usulan-usulan dan pendapat yang akan disampaikan secara kolektif kepada
Pimpinan Ranting .
d. Rapat Khusus
1) Rapat khusus diadakan dalam waktu yang tidak tertentu dan diadakan berdasarkan kebutuhan
yang sifatnya mendadak.
2) Rapat khusus diadakan usulan ketua atau pengurus harian lainnya, dihadiri sejumlah pengurus
yang dianggap memiliki kompetensi terhadap persoalan yang dibahas.
3) Rapat khusus berwenang dan berfungsi membahas persoalan penting yang bersifat mendesak
dan menuntut adanya sikap organisasi.
e. Rapat Pleno
1) Rapat pleno diadakan sekurang-kurangnya tiga bulan sekali, dan dihadiri oleh Dewan
Penasehat, Dewan Intruktur, Pengurus Harian, Pengurus Departemen, Lembaga Banser .
2) Rapat pleno berfungsi untuk membahas permasalahan organisasi yang sedang berkembang,
baik yang berkaitan dengan program, kelembagaan, personil dan lainnya.
3) Rapat pleno berfungsi mengevaluasi pelaksanaan program dan melaksanakan perencanaan
program selanjutnya.
4) Rapat pleno berhak memutuskan permasalahan-permasalahan yang terkait dengan konstitusi,
seperti reshufle dan pengisian lowongan jabatan antar waktu, dll.

C. PENJELASAN KHUSUS
1. Keterangan dan atau pernyataan kepada pers mengenai pendapat dan sikap PR GP Ansor
Bulungcangkring yang dianggap mendasar, sensitif, dan sangat penting dikeluarkan melalui
mekanisme Rapat Harian. Kecuali dalam situasi yang mendesak dan temporer, Ketua dapat secara
langsung memberikan keterangan dan atau pernyataan kepada pers. Mengenai keterangan dan atau
pernyataan kepada pers mengenai pendapat dan sikap PR GPAnsor Bulungcangkring, pada
hakikatnya merupakan wewenang Ketua yang berhak bertindak dan berhubungan keluar dengan dan
atas nama oganisasi. Dalam situasi umum, Departemen Informasi menjadi juru bicara organisasi.
Pengurus harian yang lain dapat memberikan keterangan dan atau pernyataan kepada pers mengenai
pendapat dan sikap PR GP Ansor Bulungcangkring atas ijin dari ketua.
2. Secara teknis koordinasi antar pengurus dilakukan oleh sekretariat. Dalam hal ini, sekretariat
menghubungi pengurus melalui dua cara: pertama, dalam kondisi normal dan memungkingkan
dilakukan melalui mekanisme korespondensi surat menyurat. Kedua, dalam kondisi dan situasi
tertentu hanya akan dilakukan melalui hubungan SMS, BBM, Telp (HP), faximile, dan e-mail.
Ditetapkan di : Bulungcangkring
Pada tanggal : 7 November 2018
Pimpinan Sidang Komisi B
Ketua, Sekretaris

( ........................................ ) ( ........................................ )
RAPAT ANGGOTA
PIMPINAN RANTING
GERAKAN PEMUDA ANSOR
DESA BULUNGCANGKRING

MATERI SIDANG KOMISI C

Kudus, 7 November 2018


AULA BALAI DESA BULUNGCANGKRING
JEKULO KUDUS
RAPAT ANGGOTA
GERAKAN PEMUDA ANSOR BULUNGCANGKRING
TAHUN 2018

KEPUTUSAN HASIL SIDANG KOMISI C


Nomor : ……/SK/Rapta. /GP.Ansor.BLC/PR/III/2018
Tentang
BANSER DAN RIJALUL ANSOR
PIMPINAN RANTING GP ANSOR BULUNGCANGKRING
MASA KHIDMAH 2018-2020

Rapat Anggota Pimpinan Ranting Gerakan Pemuda Ansor Bulungcangkring Tahun 2018 setelah:
Menimbang:
3. Bahwa Rapat Anggotasebagai lembaga permusyawaratan tertinggi PR. GP. Ansor antara lain adalah untuk
membuat dan menyusun Program Pimpinan Cabang Gerakan Pemuda Ansor Bulungcangkring masa
khidmah 2018-2020 .
4. Bahwa Program Pimpinan Ranting Gerakan Pemuda Ansor Bulungcangkring masa khidmah 2018-2020
sebagaimana dimaksud dibuat sebagai pengejawantahan Program GP. Ansor Hasil Konggres XVI/2015 dan
disesuaikan dengan tantangan dan kebutuhan lokal desa Bulungcangkring.
Mengingat:
5. Peraturan Dasar Gerakan Pemuda Ansor.
6. Peraturan Rumah Tangga Gerakan Pemuda Ansor.
7. Peraturan Tata Tertib Rapat Anggota Gerakan Pemuda Ansor Bulungcangkring tahun 2018.
8. Hasil Keputusan Rapat Pleno Pimpinan Cabang Gerakan Pemuda Ansor Bulungcangkring di kantor PR NU
Bulungcangkring tentang penyelenggaraan Rapat Anggota Gerakan Pemuda Ansor Bulungcangkring tahun
2018.
Memperhatikan :
Masukan-masukan peserta Rapta tahun 2018 yang dilaksanakan pada tanggal 7 November 2018 di Aula Balaidesa
Bulungcangkring
Dengan senantiasa memohon petunjuk dan bimbingan Allah SWT.
MEMUTUSKAN
Menetapkan:
3. Mengesahkan hasil Sidang Pleno Komisi C Pembahasan tentang Program dan Rekomendasi Pimpinan Cabang
Gerakan Pemuda Ansor Bulungcangkring masa khidmah 2018-2020 pada Rapta tahun 2018.
4. Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan, dan bilamana di kemudian hari diketahui terdapat
kekeliruan, maka akan dilakukan pembetulan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Kudus
Tanggal : 7 November 2018

Pimpinan Sidang Komisi C


Ketua Sekretaris

( ....................................... ) ( ....................................... )
RAPAT ANGGOTA
GERAKAN PEMUDA ANSOR BULUNGCANGKRING TAHUN 2018
RANCANGAN KEPUTUSAN SIDANG KOMISI C
TENTANG
PENGEMBANGAN BANSER DAN RIJALUL ANSOR
PIMPINAN RANTING GERAKAN PEMUDA ANSOR DESA BULUNGCANGKRING
MASA KHIDMAH 2018 - 2020

A. Pengantar
Gerakan Pemuda Ansor merupakan salah satu badan otonom Nahdlatul Ulama. Sebagai Badan
otonom Nahdlatul Ulama, GP Ansor memiliki tanggung jawab ikut mewujudkan tujuan Nahdlatul
Ulama. Nahdlatul Ulama adalah organisasi sosial keagamaan (jam’iyah Diniyah Islamiyah
Ijtima’iyah) yang didirikan dengan tujuan berlakunya ajara isla Ahlussunah Waljama’ah dan
Menjaga bagi terwujudnya tatanan yang berkeadilan demi keselamatan dan kesejahteraan Ummat.
Tujuan Nahdlatul Ulama selaras dan sekaligus menopang tujuan utama republik Indonesia, dalam
pembukaan UUD 1945 jelas menyebutkan bahwa Negara Indonesia didirkan dalam rangka untuk
melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia
Ada beberapa persoalan pokok bangsa Indonesia kita ini diantaranya, pertama ancaman terhadap
wibawa Negara, wibawa Negara merosot ketika Negara tidak kuasa memberikan rasa aman kepada
segenap warga Negara, tidak mampu mendeteksi ancaman terhadap kedaulatan wilayah serta
kepentingan bangsa dan Negara.
Kedua, kelemahan sendi perekonomian bangsa. Lemahnya sendi-sendi perekonomian bangsa terlihat
dari belum terselesaikannya persoalan kemiskinan, kesenjangan sosial, kesenjangan antar wilayah,
kerusakan lingkungan hidup akibat ekploitasi sumber daya alam yang berlebihan.
Ketiga, intoleransi dan krisis pebridbadian bangsa. Politik penyeragaman telah mengikis karakter
Indonesia sebagai bangsa pejuang, memudarkan solidaritas dan gotong royong, serta meminggirkan
kebudayaan lokal, jati diri bangsa terkoyak oleh merebaknya konflik sectarian dan berbagai bentuk
intoleransi.
Disamping hambatan persoalan pokok bangsa dan tantangan internal tersebut, GP Ansor juga dituntut
untuk terus melihat realitas internasional yang dinamis. Bagaimanapun juga salah satu amanat
founding fathers adalah ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasrkan kemerdekaanDalam
pengembangan sayap gerakan pemuda ansor ditopang oleh dua lembaga dalam mengawal Visi GP
Ansor yaitu Barisan Ansor serba Guna dan Majlis Dzikir Sholawat Rijalur Ansor.
A. BARISAN ANSOR SERBA GUNA (BANSER)
1. Fungsi Banser
a. Fungsi kaderisasi, merupakan kader yang terlatih, tanggap terampil dan berdaya guna untuk
pengembangan kaderisasi dilingkungan Gerakan Pemuda Ansor
b. Fungsi dinamisator, merupakan bagian organisasi yang berfungsi sebagai pelopor penggerak
program-program Ansor
c. Fungsi Kalatisator, sebagai perangkat organisasi Gerakan Pemuda Ansor yang berfungsi sebagai
perekat hubungan silaturrohim dan menumbuhkan rasa solidaritas sesame anggota banser, GP
ANsor dan Nahdlotul Ulama.
2. Tugas Banser
a. Merencanakan, mempersiapkan dan mengamalkan cita-cita perjuangan Gerakan Pemuda Ansor
serta menyelamatkan dan mengemban hasil-hasil perjuangan yang telah dicapai
b. Melaksanakan program kemanusiaan dan sosial kemasyarakatan serta program pembangunan
yang berbentuk rintisan dan partisipasi.
c. Menciptakan terselenggaranya keamanan dan ketertiban dilingkungan Gerakan Pemuda Ansor
dan Lingkungan sekitarnya melalui kerjasama dengan pihak-pihak terkait.
d. Menumbuhkan terwujudnya semangat pengabdian, kebersamaan, solidaritas dan silaturrohim
sesame anggota Banser dan Gerakan Pemuda Ansor.
3. Tanggungjawab Banser
a. Menjaga, memelihara, menjamin kelangsungan hidup serta kejayaan Gerakan Pemuda Ansor dan
Jamiyah Nahdlatul Ulama
b. Berpartisipasi aktif melakukan pengamanan dan ketertiban terhadap kegiatan-kegiatan yang
diselenggarakan oleh Banser, Gerakan Pemuda Ansor, Jamiyah Nahdlatul Ulama serta kegiatan
sosial kemasyarakatan lainnya yang tidak bertenatangan dengan Nahdlatul Ulama
c. Bersama dengan kekuatan Bangsa yang lain untuk tetap menjaga dan menajmin keutuhan bangsa
dari segala ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan dalam ikut menciptakan keutuhan NKRI
Dari pendangan diatas maka Satkorcab Banser Kabupaten Sadang harus melakukan langkah-langkah
sebagai berikut :
1. Membuat mekanisme rekrutmen Banser
2. Penataan KTA dan Atribut Banser
3. Diklatsar wajib dilakukan di Masing-Masing Satkoryon
4. Pengembangan Unit-unit khusus melalui diklatsus
5. dalam rangka pengembangan pengetahuan kebanseran maka satkorca banser akan mengirimkan
personil untuk mengikuti susbalan
B. MAJLIS DZIKIR DAN SHOLAWAT RIJALUR ANSOR
Majlis Dzikir dan Sholawat Rijalur Ansor merupakan lembaga semi Otonom yang dibentuk sebagai
Implementasi dari Visi dan Misi Internalisasi Aswaja dan sifaturrosul dalam Gerakan Pemuda Ansor
1. Fungsi Majlis Dzikir dan Sholawat Rijalur Ansor
a. Sebagai upaya menjaga dan mempertahankan paham Aqidah Ahlusunnah Waljama’ah ala
Nahdlatul Ulama
b. Sebagai upaya melakukan konsolidasi kia dan Ulama Muda Gerakan Pemuda Ansor
2. Tugas Majlis Dzikir dan Sholawat Rijalur Ansor
a. Mensyiarkan ajaran-ajaran dan amalan-amalan keagamaan yang telah diajarkan oleh para
masyiyih Nahdlatul Ulama dan Para Wali penyebar agama Islam di Nusantara
b. mengayomi dan mengkordinir group rebana yang ada ditingkat PR maupun PAC
c. Melaksakan program-program kegiatan peringatan hari besar islam sebagai upaya dakwah
islam ahlussunah Waljama’ah Nahdlatul Ulama.
3. Tanggung Jawab
a. Menjaga, memelihara dan menajmin kelangsungan hidup dan kejayaan aqidah ahlussunah
waljama’ah ala Nahdlatul Ulama
b. membentuk Majlis Dzikir dan Sholawat dimasing-masing tingkatan
Dari pandangan diatas maka Majlis Dzikir dan Sholawat rijalur Ansor Kabupaten Sadang harus
melakukan hal-hal sebagai berikut :
1. Menggerakkan Kader-Kader Ansor untuk melakukan amaliyah setiap bulan sekali minimal
2. merevitalisasi kajian aswaja ditingkat internal dan faham-faham yang berkembang ditingkat PR,
PAC dan PR
3. Melakukan Kegiatan Ansor Bersholawat di tingkat PR, PAC dan PR
4. Melakukan kajian tentang faham-faham yang berkembang.
Ditetapkan di : Kudus
Pada tanggal : 7 November 2018

Pimpinan Sidang Komisi C


Ketua, Sekretaris

( ........................................ ) ( ........................................ )
BERITA ACARA
RAPAT TIM FORMATUR

Pada hari Selasa tanggal dua puluh empat bulan Mei tahun dua ribu enam belas, bertepat di rumah
sahabat Rochmad dk. kalidoro lor desa Bulungcangkring Kec. Jekulo Kab. Kudus. pada pukul 19.30 WIB
sampai dengan pukul 22.00 WIB, telah dilaksanakan rapat pembentukan Pengurus Harian Pimpinan Ranting
Gerakan Pemuda Ansor Bulungcangkring Kec. Jekulo Kab. Kudus masa khidmah dua ribu delapan belas
sampai dengan dua ribu dua puluh Miladiyah.
Dihadiri oleh Agus Setiawan sebagai ketua merangkap anggota atau ketua terpilih, sahabat Rohmad
sebagai anggota atau ketua demisioner, Rapat pembentukan pengurus dilakukan dengan pedoman pada
aturan-aturan organisasi yang berlaku. dalam rapat tersebut diperoleh kata sepakat dengan musyawarah
mufakat, dengan susunan pengurus sebagaimana terlampir dalam berita acara ini.
Demikian berita acara ini dibuat untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

Telah disetujui Oleh :


1. Agus Setiawan ( Ketua/ Anggota) ( )
2. Rohmad ( Anggota ) ( )

3. Julianto ( Anggota ) ( )

4. Lasmidi ( Anggota ) ( )

5. Slamet ( Anggota ) ( )

6. M. Faizin (Anggota) ( )

Ketua Tim Formatur


PR. Gerakan Pemuda Ansor
Desa Bulungcangkring

Agus Setiawan
NOTULENSI
RAPAT TIM FORMATUR

Rapat Tim Formatur Penentuan Pengurus Harian Pimpinan Ranting GP Ansor Desa
Bulungcangkring masa khidmah 2018-2020 M. di rumah Sahabat Slamet desa Bulungcangkring, Kec. Jekulo
kab. Kudus. Acara dibuka pada pukul 19.30 WIB dengan bacaan Alfatihah, dilanjutkan pengarahan dari
sahabat Rohmad selaku ketua demisioner. setelah itu pembahasan kriteria calon pengurus yang ada dalam
PD PRT GP. Ansor dalam tingakat Pimpinan Ranting. sesuai dengan tataran organisasi yang ada.
Sebelum ditentukan nama-nama pengurus, terlebih dahulu perwakilan dari masing-masing wilayah
yang ada di desa Bulungcangkring untuk dimasukan dalam calon pengurus harian PR. GP. Ansor
Bulungcangkring masa khidmah 2018-2020 M.
Dengan berbagai pertimbangan, dan saling beradu argumentasi guna menentukan komposisi yang
terbaik serta yang dianggap mampu, cakap dan layak, maka disepakati bersama Susunan Pengurus Harian
PR. GP. Ansor Bulungcangkring masa khidmah 2018-2020 M. Sebagai mana berikut :

Ketua : Agus Setiawan (................................)


Anggota : Rohmad (................................)
Anggota : Mashuri (................................)
Anggota : Mulyono (................................)
Anggota : Imam Thohirin (................................)

Komposisi tersebut diharapkan dapat sinkron dengan Departemen dan lembaga yang ada di PAC. GP Ansor
Jekulo. dan dapat berjalan sebagaimana mestinya.

Rapat selesai pada pukul 22.00 WIB. ditutup dengan bacaan tashbih.

Wallahul Muwaffiq Ila Aqwamit-Thariq


Kudus, 7 November 2018
Ketua Tim Formatur

PR. GP. Ansor Desa


Bulungcangkring

Agus Setiawan
DAFTAR HADIR
RAPAT TAARUF PENGURUS RP. GP. ANSOR DESA BULUNGCANGKRING

HARI/TGL :Senin malam selasa/29 Agustus 2018


ACARA : RAPAT ANGGOTA PR. ANSOR BULUNGCANGKRING
TEMPAT : AULA BALAIDESA BULUNGCANGKRING
JAM : 19.00 S/D 22.00 WI

Anda mungkin juga menyukai