2017-2018
1
d. Cakap
e. Bertanggungjawab
f. Komitmen cita-cita kemerdekaan
4. Adakah perspektif lain selain diatas ini untuk merumuskan arah tipologi kader? Kalau
menggunakan pendekatan tujuan PMII maka semua sumberdaya organisasi untuk
menuju pada tujuan diatas
5. Contoh lain perspektif:
a. Ke-PMII-an
b. Ke-Islam-an
c. Ke-Indonesia an
d. Ke-mahasiswaan
e. Keorganisasian dan Kepemimpinan
Hal ini logic untuk menentukan jenis materi dan perubahan kurikulum yang ada.
Dengan menambah salah satu variable maka perlu menurunkannya kepada materi-
materi dan kurikulum. Maka sebelum melakukan rumusan kurikulum perlu adanya
perspektif-perspektif yang dijadikan pijakan untuk membuat kurikulum
6. Untuk merumuskan perspektif perlu proses pengkajian dari apa yang disampaikan di
Pra-workshop
a. Mas Zaini Rahman
1. Paradigma memiliki semangat melawan otoritarianisme. Karena terjadinya
proses pergeseran sosial, politik dan ekonomi maka PKT sudah tidak lagi
relevan
2. Tata kelola sudah bagus, namun pola formalistik belum mampu menjawab
persoalan penguatan intelektual, kedisiplinan dan penguatan pengetahuan
3. Perlunya perumusan ulang materi tsawabit dan mutaghoyyur. Materi tsawabit
NDP baru menyentuh 10% dari target awal para perumus. Materi mutaghoyyur
lebih pada perlunya ruang pengkaryaan
4. Kaderisasi formal atau mentoring yang mau diperbanyak?
b. Hasanuddin Wahid
1. Mandat PMII: Keislaman, Kemahasiswaa, Keindonesiaan
2
2. Memperjelas kaderisasi: terbuka atau tertutup. Tertutup: materinya tidak
tersebar secara luas. Dibutuhkan pemaknaan lebih terkait kaderisasi tertutup
3. Keberhasilan kaderisasi ditandai jika terbangun satu perasaan satu tubuh, satu
komando
4. Kognisi, afeksi dan psikomotorik yang seimbang
5. Standar kaderisasi berdasar aspek profesionalisme, intelektual, skill
kepemimpinan, dan kompetensi
6. System monitoring (system evaluasi kaderisasi berdasar standar agar solih
likulli zaman wal makaan)
7. Memiliki spiritual yang kuat yang mengakar dalam diri kader. Memiliki ruh
aswaja yang kuat, menyublim menjadi bangunan karakter dan sikap.
8. Memetakan musuh dan kompetitor,
9. Mengkampanyekan dan memanfaatkan organisasi lewat media
c. Dwi Winarno
1. Leading Sektor; Muncul dalam kepemimpinan dalam kepengurusan Nusron
Wahid. Leading sector yang dimaksud adalah ruang-ruang strategis
2. Musuh PMII adalah anak pengusaha lulusan dari kampus top dunia. Musuhnya
bukan organisasi ekstra akan tetapi kaum professional non-ideolog (anak
pengusaha, pemuda jebolan kampus dunia)
3. Banyaknya gesekan junior-senior
4. Percepatan dan efektivitas percepatan kaderisasi.
5. Tiga hal yang perlu diperhatikan dalam rekrutmen: 1) rational market, 2)
floating market, 3) floating ideology
6. Perlunya rentra jangka panjang. Future trend, untuk membaca kemungkinan
kemungkinan strategis ke depan.
7. PMII butuh laboratorium untuk merespon potensi dan hobi yang dimiliki oleh
kader yang direkrut.
8. Posisi modul dengan patron-klien di berbagai daerah. Kaderisasi di daerah
banyak yang tidak sesuai dengan PO dan modul PB PMII
9. Reevaluasi terhadap materi Mapaba, PKD, PKL, PKN
3
10. Reformulasi materi aswaja agar lebih mudah dipahami oleh kader non-
pesantren
11. PMII perlu fokus target kader yang berasal dari basis ekonomi yang kuat dan
atau berasal dari kampus-kampus mainstream
12. Ruang pergaulan; bukan hanya alumni, perlu dinagun mentalitas yang
memungkinkan untuk bergaul dengan kaum-kaum professional yang bisa
disasar untuk dijadikan mitra organisasi dan kaderisasi
d. Sekjend sabolah
1. Belum adanya metode yang efektif untuk merebut kampus umum
2. OKP cipayung sudah mulai merebut kampus keislaman di kampus umum
3. Logika kampus umum berangkat dari kepentingan strategis distribusi dalam
leading sector atau ruang-ruang birokratis strategis
4. Saat ini basis kita monolitik, perspektif kita juga monolitik
e. Munandar Nugraha
1. Perumusan ulang materi keislaman agar mudah dipahami oleh kader non
pesantren
2. Narasumber kaderisasi berasal dari internal PMII dan NU
3. Kaderisasi berpola tertutup dan terpimpin, seperti di militer
4.
f. Bang Amsar
1. PMII perlu renstra jangka panjang
2. Jangan menjadikan PMII sebagai basis politikpraktis, namun keluar dari basis
tradisionalnya: Buruh, tani, nelayan dll
3. Networking internasional harus dibangun
4. Ada 4 tipology: Menjaga nilai aswaja, disiplin akademik yang baik, tidak
eksklusif dalam bergaul, memiliki perangkakt ansos yang baik
5. Jangan terjebak dalam patronase tunggal senior. Berpatronlah pada ide dan
gagasan
6. Fleksibilitas kaderisasi
4
g. Hasanuddin Ali
1. Pola kaderisasi yang millennial; enjoy, tidak menekan, tidak formaslistik
2. Karakter genarasi millennial: creative, confidence, connectedness. Merebut
generasi millennial meniiscayakan pemahaman karakternya, menjawab
kebutuhannya.
3. Perlunya literasi digital; kratif menerjemahkan ide dalam dunia digital
4. Packaging dan branding PMII mengikuti trend millennial
5. Kaderisasi memaksimalkan potensi cyber dan teknologi informasi
6. Perlu adanya kajian untuk memperkenalkan PMII di kalangan generasi
millennial yang pragmatis
7. Mengembangkan kaderisasi virtual berbasis online
8. Mengembangkan kaderisasi untuk simpatisan. Generasi millennial cenderung
enggan formalisme, masuk ke organisasi namun menjadi simpatisan, bukan
sebagai kader. Ruuang ini perlu digarap
9. PMII perlu melakukan counter radikalisme di kampus umum
10. Pergeseran referensi pengetahuan, termasuk agama, dari otoritas tradisional
seperti kyai ke google
11. IT itu instrument yang canggih namun butuh pasukan yang solid dan konsisten
untuk menjadi buzzer
h. Juri Ardiantoro
1. Perlu mengganti tagline PMII yang berbau ideologi,yang familiar dan memiliki
daya konsolidasi
2. Bagaimana paradigma melihat objek yangada. Bagaimana paradigma juga
menemukan solusi masalah yang ada
3. Melakukan proses gradasi paradigma mulai dari Mapaba, PKD, PKL dan PKN
4. Kerumitan soal paradigma berkaitan dengan realitas eksternal yang kompleks
dan cepat berubah. Yang penting adalah mengenali diri sendiri, dan mampu
lagimengkonsolidasikannya untuk membaca realitas eksternal
5. Membaca buku metodologi sosiologi: positivistic, interpretative,
konstruksionistik, kritis
5
Forum II : Perumusan Point-Point Penting dari Pra Workshop Kaderisasi
Waktu : 20.00 Wib s.d 01.00
Fasilitator : Muhammad Mustafid, S.Fil
6
kepada cita-cita mulia PMII. Perubahan yang diidealkan adalah perubahan structural.
Maka yang dibutuhkan adalah cara pandang structural yang bisa diterapkan dalam
narasi kaderisasi PMII. Perubahan ini mengidealkan perubahan yang didorong dari
dalam system dan dari luar system. Tujuan akhirnya adalah perjuangan ideologis
tasharruful imam ‘alarro’iyyah manuthun bil maslahah sesuai yang diidealkan oleh
tujuan PMII.
5. Point Kelima: Kaderisasi Tertutup dan Terpimpin.
a. Materi dalam kaderisasi tidak terpublish dengan bebas
b. Narasumber harus berangkat dari internal; alumni, kader PMII, tokoh NU.
Narasumber memiliki kualifikasi tertentu sesuai dengan gradasi tertentu sesuai
dengan tingkatan kaderisasi Mapaba, PKD, PKL dan PKN
c. Terpimpin adalah:
6. Point keenam: Pemetaan siapa lawan dan siapa kawan.
7. Point Ketujuh: memanfaatkan media digital dalam pengelolaan kaderisasi PMII
8. Point Kedelapan: strategi merebut kampus umum; perlu strategi khusus dalam
merebut kampus umum. Perkembangan PMII hari ini kalah dengan KMNU dalam
penguasaan kampus umum dalam hal kaderisasi. Kampus umum yang PMIInya tidak
ada komisariat, hari ini KMNU bisa lebih massif. PMII harus menunjukkan
keseriusannya dalam menggarap kampus umum. Ada hal yang perlu dipelajari dan
digaris bawahi kenapa KMNU bisa lebih massif di kampus umum. Ini perlu dilakukan
pegkajian dan penelitian serius yang bisa dijadikan pijakan untuk mengorganisir
kampus umum.
Belajar dari pesantren yang didirikan oleh kang tafid dalam setahun mampu
mengkonsolidir 60 santri darimahasiswa. Bahkan bisa mencapai angka 100 namun
karena keterrbatasan tempat hari ini hanya mampu menampung 60 santri.
Pertanyaannya, kenapa PMII tidak bisa merekrut? Karena sudah puluhan tahun
gagal terus maka perlu dilakukan riset khusus. Kalau tidak ada terobosan untuk
menuju ke kampus umum maka generasi kita akan direbut mereka, tetangga sebelah.
Ternyata tidak sulit melakukan rekrutmen, basis yang digunakan oleh kang Tafid
adalah aplikasi massanger WhatsApp. Kuncinya adalah jangan terjebak dalam
pengkambinghitaman organisasi lain, seperti menyalahkan KMNU, KMNU itu tidak
7
terbendung, kuncinya menggandeng mereka, kalau tidak tergandeng maka KMNU
akan digandeng oleh organisasis lain. Sekali lagi langkah yang bisa dilakukan adalah
melakukan riset terlebih dahulu.
9. Point Kesembilan: setiap kepengurusan seharusnya punya renstra. Dalam
perumusan ini ada kerangka dan logikanya. Mulai dari pembacaan masa kemarin,
hari ini dan pembacaan apa yang akan terjadi ke depan.
10. Point Kesepuluh: Perangkat Analisis-metodologis
Dengan situasi diatas, mau dibawa kemana arah gerak PMII? Konstruksi kaderisasi
ke arah mana akan digerakkan?
Pertanyaan ini mengarah pada pertanyaan seperti apakah tipologi kader yang akan
diperjuangkan oleh PB PMII?
a. Ideologis
b. Leadership dan Kapasitas Manajerial yang Kuat
c. Metodologis yang Kuat
d. Keilmuan yang Kuat
Ini adalah bentuk MKDUnya PMII (Materi Kuliah Dasar Umum) PMII. Keempat hal
diatas sudah menjawab metode tafsir plus pijakan nilai-ideologis.
Jawaban:
Dalam rangka untuk mewujudkan kader yang bertaqwa, berbudi luhur, berilmu, cakap
Ulul Albab:
a. Design Kaderisasi yang memadai
b. Memfasilitasi pengembangan potensi kader
Dalam rangka untuk mewujudkan Komitmen terhadap cita-cita kemerdekaan
Indonesia
8
1. Fase PMII:
a. Advokasi kebijakan strategis
b. Pemberdayaan masyarakat
c. Penguasaan kampus
d. Penyebaran gagasan-gagasan kritis (Media, IT)
e. Penyebaran Iislam Nusantara (Proggressif, Transformatif, Toleran)
Melakukan keempat hal diatas tanpa kaderisasi tetap bisa dijalankan, yang
terpenting adalah setiap divisi kajian melakukan gerakannya dengan massif.
2. Fase Pasca-PMII
a. Masuk system; perubahan structural, cita-cita kemerdekaan: Ruang-ruang
strategis
1. Legislatif
2. Eksekutif
3. Yudikatif
4. Birokrasi
5. Partai politik
6. Extra-body: lembaga Negara yang berbentuk Komisioner2
7. Ruang-ruang BUMN
b. Masuk ke struktur sipil strategis
1. NU
2. Ormas lain
3. Media
4. Ruang Profesional
5. Ruang akademik
c. Masuk ke International Institution
Kalau sudah seperti ini, baru diinput ke proses kaderisasi.
9
Forum III : Model kaderisasi seperti apa yang bisa menyiapkan kader seperti diatas?
Waktu : 20.00 Wib s.d 02.00
Fasilitator : Muhammad Mustafid, S.Fil
Assalamu’alaikum. Wr. Wb.
Setelah kita membahas tentang tipologi kader, pertanyaan selanjutnya adalah model
kaderisasi seperti apa yang bisa menyiapkan kader dengantipologi diatas?
Tugas utama kaderisasi adalah menyiapkan kader yang siap untuk menyiapkan analis
nasional kita butuh apa, untuk membentuk kader yang mempunyai daya dorong manajerial
yang baik kita harus melakukan apa.
10
DESAIN MATERI KADERISASI FORMAL
11
e. Sekolah Pemikiran Islam j. Sekolah Ekonomi
12
Materi PKN
13
Forum IV : Pendidikan Instruktur dan desain Kaderisasi
Waktu : 14.00 Wib s.d
Fasilitator : Muhammad Mustafid, S.Fil
Outputnya seorang instruktur yang handal yang mampu memenej kaderiasi, menguasai materi atau spesifikasi materi
Penguasaan Materi Manajemen Kaderisasi Model Pembelajaran Game (Internalisasi Karakter) Materi Penunjang
Seorang instruktur
Dia tau kapan di depan, di menguasai psikologi
Game bukan sekedar untuk pendidikan, psikologi
Penataan dalam kaderisasi tengah dan di belakang.
No Instruktur memiliki spesifikasi intermezzo. Tetapi berasal dari peserta didik
Kapan instrukti, kapan
materi model pembelajaran yang
fasilitator, kapan tidak (Menjadi perspektif dalam
dicreate menjadi bentuk game.
berperan apa-apa pengelolaan dan
manajemen kaderisasi)
Manajemen Mapaba, PKD,
Paradigma Pendidkan:
1 Kompetensi Ideologis PKL, PKN Brainstorming Care for other (solidarity)
Andragogi dan Pedagogi
Pra-Proses-Pasca
System dan Instrumen
Kompetensi Metodologis Case-Study, FGD,
2 Evaluasi Team-Teaching, Responsibility Psikologi Pendidikan
Analisis Cooperative Learning
Coaching
Kompetensi Leadership dan Psikologi Kaum Muda
3 RTL Ceramah Collectivity
Skill Organisatoris Millenial
Pendidikan Nilai Ideologi:
Perspektif Tasawuf (Upaya
Keinstrukturan dalam PMII Curiosity , Creativity, untuk mencerdaskan
4 Kompetensi Pengetahuan Simulasi
Mentoring Trustworthy, Bashor dan Bashiroh)
memberi perspektif soal
amaliah-amaliah
5 Praksis Micro-teaching
14
15
Desain kaderisasi;
Work-Desain>>>Mapaba>>>Work Desain>>>PKD>>>Work-Desain>>>PKL>>>Work-
Desain>>>PKN>>>Work-desain
Pra Mapaba
16
A. Work-Desain Model Kelas
1. Sekolah Public-Speaking A. Work-Desain Model Kelas
2. Sekolah Aswaja
3. Sekolah Epistimologi 1. Sekolah Ansos
4. Sekolah Dakwah 2. Sekolah Pemikiran Islam
5. Sekolah Info Grafis 3. Sekolah Politik Kampus
6. Sekolah Jurnalistik 4. Sekolah Ekonomi
5. Sekolah Kepamimpinan dan Organisasi
6. Sekolah Ideologi Dunia
B. Work-desain Model Mentoring 7. Sekolah Riset
1. B. Work-desain Model Mentoring
1.
Pasca PKL Pasca PKN
17
SILABUS MATERI
- Apa itu PMII - Fase-fase dan dinamika sejarah - System dan Desain Kaderisasi
- Sejarah PMII penting PMII PMII
- Tujuan - Ruang-ruang strategis di kampus - Tantangan Kaderisasi Lokal
- Kelembagaan PMII - Strategi penguasaan ruang-ruang - Refleksi Pergerakan PMII
- Makna simbol-simbol PMII strategis
- Trilogi PMII - Strategi pengembangan PMII
- Prestasi PMII setempat
PMII
- Strategi Perawatan dan
Pengembangan Kader
Sejarah PMII lokal: PMII dan Gerakan Mahasiswa Straktak PMII
- Sejarah PMII lokal - PMII dalam Konstelasi Sejarah - Reposisi ke depan PMII:
- Tokoh-tokoh PMII lokal Gerakan Mahasiswa Kaderisasi, Isu-Isu Politik,
- Peran sejarahnya - Peta Gerakan Mahasiswa (Ideologi, Ekonomi, Sosial, Keagamaan
- Jejaringnya afiliasi, Jaringan, agenda) - Distribusi kader, Ke-Islam-an
- Program-program - Posisi Strategis PMII saat ini
Ke-Kopri-an Kelembagaan Kopri Nahdhatun Nisa
18
- Visi Misi Kopri dan Tuntutan yang harus
- Agenda-Agenda Kopri diperjuangkan
- Aswaja sebagai Spirit Gerakan
Perempuan
NDP I NDP II
- Sejarah NDP -
- Filosofi NDP (Isi NDP terkait
dengan dalil-dalil agama)
NDP Membentuk Teologi Gerak
dan Karakter Kader
- Membumikan nilai NDP
dalam Kehidupan pribadi,
masyarakat, organisasi,
berbangsa dan bernegara
Geneologi Islam Indonesia Peta Pemikiran Islam di Indonesia Strategi Gerakan Islam Indonesia
19
- Sholawat Nariyah - Sholawat Fatih
- Sunnah Rowatib
Sejarah Perjuangan Bangsa Format Politik Indonesia Pancasila dalam Perspektif Fiqh
Kenegaraan
- Sejarah (munculnya)
Kolonialisme di Indonesia - Lintas sejarah konstitusi - Materi bersumber dari Ringkasan
- Sejarah Perlawanan - Format tata negara kontemporer Buku Fiqh Kenegaraan
Bangsa - Kekuatan-kekuatan politik Indonesia -
- Peran dan Posisi Nahdhiyin - Posisi politik Nahdhiyin zaman now
dalam Perjuangan Bangsa - Peluang politik PMII
Format Ekonomi Indonesia Antropologi Masyarakat Indonesia
20
- Teori-Teori Ansos - Analisis Politik - Memahami pertentangan ide-ide
- Prinsip dalam Ansos - Analisis Ekonomi dominan serta akibat-akibat dari
- Langkah dan Prosedur - Analisis Budaya pertentangan tersebut
Ansos - Corak hubungan bilateral dan
multilateral Indonesia di tengah
situasi global
- Membangun pemahaman posisi
(kekurangan dan
kelebihan/potensi) bangsa
Indonesia di antara entitas
kuasa dunia
- Membangun kesadaran “maju”
dalam percaturan global
- Tipologi kader PMII yang
dibutuhkan ketika melihat
kenyataan geopolitik global
Teori Perubahan Sosial Analisis Wacana
21
masyarakat tradisi - Framing dan Ideologi Media
c. PMII sebagai pengemban - Efek Framing dalam pembacaan
amanah kholifatillah fil ardh konteks media
- Belajar dari sejarah kebudayaan NU
a. Walisongo
b. NU Pra Pelembagaan
c. NU Pasca Pelembagaan
- Diskursus paradigma di PMII
a. Paradigma arus balik
masyarakat pinggiran
b. Paradigma Kritis Transformatif
c. Menuju Paradigma Baru PMII
- Realitas Internal PMII
- Realitas Eksternal
- Konstruksi dan landasan teori
Paradigma PMII
- Tahapan Gerakan dan
Konsolidasi Organisasi
Analisis Kebijakan Publik
22
kebijakan publik
Andir Manajemen Program Fund-Rising
- SWOT - Sekilas tentang teori dan dalil dali - .Pemahaman mengenai Fund-
- Peta Kepribadian manajemen Rising
(Psikologi) - Manajemen perencanaan, - Pentingnya menghadapi
- Perangkat Agama tentang pengorganisasian, Pelaksanaan implikasi Fund-Rising
Diri dan Pengontrolan program - Fund-Rising dan sustainability.
Leadership dan - Urgensi dan Konsistensi - Menentukan strategi Fund-
pelaksanaan Program dalam Rising
3. Skill
mewujudkan Visi Misi organisasi - Langkah-langkah dalam
Keorganisasian melakukan Fund-Rising
- Manfaat Manajemen Program bagi
- Berbagai upaya Fund-Rising.
PMII
- Instrumen Fund-Rising.
- Korelasi manajemen program
- Etika Fund-Rising.
dengan upaya penguatan institusi
- Evaluasi Fund-Rising.
dan budaya organisasi PMII.
- Manfaat Fund-Rising bagi
keberlangsungan PMII
mengahdapi tantangan Zaman
Keorganisasian Valued Based Leadership Advokasi dan Pendampingan
Masyarakat
- Konsep kepemimpinan ala
- Konsep dan prinsip-prinsip ahlussunnah wal-jamaah - Peran dan Tujuan Advokasi dan
dasar organisasi - Pola kepemimpinan struktural PMII Pendampingan Masyarakat
- Hakikat dan Tujuan sebagai organisasi yang menganut - Ruang lingkup Advokasi dan
organisasi paham Ahlussunnah wal Jama’ah Pendampingan Masyarakat
- Manajemen komunikasi - Strategi Kepemimpinan Struktural - Sistem hukum positif di Indonesia
dalam organisasi PMII dalam menjalankan Visi Misi - Teknik Advokasi dan
- Pengambilan keputusan organisasi Pendampingan Masyarakat
dalam organisasi - Pikiran strategis dan tindakan taktis - Urgensi data sebagai sumber
- Strategi manajemen konflik kepemipinan berbasis nilai Advokasi dan Pendampingan
dalam organisasi - Masyarakat
- Budaya dan system - Teknik pengumpuilan data dan
organisasi analisis fakta
- Strategi pengembangan - Study dan analisis kasus serta
organisasi. cara penyelesaiannya
23
- Peran dan tujuan PMII dalam
melakukan Advokasi dan
Pendampingan Masyarakat
Leadership RPJPMD dan Analisis Anggaran
Daerah
- Teori dan konsep dasar
kepemimpinan - Mengenal legal standing dan
- Model-model kepemimpinan payung hukum pembuatan
- Sifat atau Karakteristik yang RPJMD-APBD
harus dimiliki seorang - Pengetahuan Dasar Tentang
pemimpin Pengawasan RPJMD-APBD
- Tugas dan peran Pemimpin - Siklus RPJMD-APBD dan
partisipasi masyarakat
- Metode Pengawasan RPJMD-
APBD
- Teknik Pengawasan Pelaksanaan
RPJMD-APBD
- Praktik Lapangan Mengawasi
RPJMD-APBD.
- Posisi PMII dalam pengawalan
RPJMD-APBD
24
25