Anda di halaman 1dari 21

KEPUTUSAN KONFERENSI ANAK CABANG XVII

IKATAN PELAJAR NAHDLATUL ULAMA


Nomer: 01/IPNU/KONFERCAB/XVI/V/2013
TENTANG
TATA TERTIB
KONFERCAB XVII IPNU 2013
Bismillahirrahmaanirrahim
Konferancab XVI Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama Kecamatan Pakis tahun 2013 setelah:
Menimbang:
1. Bahwa forum Konferancab XVI memandang perlu adanya Tata Tertib.
2. Bahwa untuk menindaklanjuti hal di atas, maka perlu ditetapkan dalam sebuah keputusan
Mengingat:
1. Peraturan dasar IPNU Bab VIII pasal 13
2. Peraturan Rumah Tangga IPNU Bab VIII pasal 42
Memperhatikan:
1. Hasil sidang pleno tata tertib Konferancab V IPNU
2. Saran saran yang disampaikan dalam sidang pleno tata tertib Konferancab. XVI IPNU.
Dengan senantiasa memohon petunjuk Allah SWT.
Memutuskan
Menetapkan:
1. Mengesahkan hasil sidang pleno tetnang jadwal pelaksanaan Konferancab. XVI IPNU kec. Pakis
tahun 2013 sebagaiman terlampir.
2. Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan akan ditinjau kembali bila terdapat kekeliruan
dalam pelaksanaannya.
Ditetapkan di
Tanggal
Pukul

: ..
: ..
: ..

Pimpinan Sidang Pleno


TATA TERTIB KONFERANCAB XVI
IPNU KEC. PAKIS
Ketua

Sekretaris

(__________________)

(__________________)

TATA TERTIB
KONFERENSI ANAK CABANG XVI
IKATAN PELAJAR NAHDLATUL ULAMA
KECAMATAN PAKIS

1.
2.

1.
2.

1.
2.
3.
4.

BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Forum ini bernama Konferensi Anak Cabang (KONFERANCAB) XVI IPNU Kecamatan Pakis
yang merupakan forum permusyawaratan tertinggi di tingkat kecamatan.
Konferensi ini diselenggarakan pada 19 Mei 2013 bertempat di SMP NU Pakis.
Pasal 2
Konferensi dinyatakan sah apabila dihadiri oleh sekurang-kurangnya setengah lebih satu dari
jumlah undangan yang terdiri dari ranting dan komisariat yang ada.
Apabila poin satu tidak memenuhi syarat, maka konferensi ini ditunda selama 2 x 5 menit dan
stelah itu konferensi dinyatakan sah.
BAB II
TUGAS DAN WEWENANG
Pasal 3
Tugas dan wewenang KONFERANCAB XVI Kecamatan Pakis adalah:
Menilai dan mengevaluasi serta menerima/menolak laporan pertanggungjawaban PAC IPNU
kecamatan Pakis periode 2010-2013.
Menetapkan program kerja PAC IPNU selanjutnya.
Memilih dan menetapkan ketua umum IPNU anak cabang Pakis periode 2013 - 2015 dan tim
formatur yang akan membantu ketua umum menyusun personalia pengurus PAC IPNU.
Menetapkan keputusan-keputusan lainnya.

BAB III
PESERTA
Pasal 4
1. Peserta Konferensi Anak Cabang IPNU Kecamatan Pakis terdiri atas peserta penuh dan peserta
tidak penuh (peninjau).
2. Peserta penuh terdiri dari:
a. Pimpinan Anak Cabang IPNU
b. Pimpinan Ranting yang memperoleh mandat sah
c. Pimpinan Komisariat yang memeperoleh mandat sah
3. Peserta tidak penuh (peninjau) merupakan undangan dan utusan-utusan dari organisasi lain yang
ditetapkan oleh panitia.
BAB IV
HAK DAN KEWAJIBAN PESERTA
Pasal 5
Peserta Konferensi Anak Cabang IPNU Kecamatan Pakis baik peserta penuh maupun
peninjau mempunyai hak-hak sebagai berikut:
1. Mengajukan pendapat, usulan, saran-saran pertanyaan dan interupsi (sanggahan) baik lisan
maupun tulisan melalui pimpinan sidang.
2. Peserta penuh mempunyai hak pilih dan dipilih.
3. Hak suara peserta penuh dalam pengambilan keputusan adalah masing-masing mempunyai 1
(satu) suara.
4. Pimpinan Anak Cabang dalam pengambilan keputusan memiliki 1 (satu) suara.
5. Setiap peserta penuh mempunyai hak mengajukan satu calon pemilihan presidium sidang.
Setiap peserta konferancab mempunyai kewajiban sebagai berikut:
1. Mengikuti semua materi persidangan dari awal sampai selesai.
2. Mematuhi tata tertib konferancab dan peraturan-peraturan lain yang ditetapkan oleh panitia
pengarah (steering committee/SC)
3. Menjaga kelancaran, ketertiban, keamanan serta nama baik organisasi.

1.
2.

1.
2.
3.

1.

2.
3.
4.

BAB V
PERSIDANGAN
Pasal 6
KONFERANCAB ini mampunyai kelengkapan sidang sebagai berikut:
a. Sidang Pleno
b. Sidang Komisi
Sidang komisi terdiri dari:
a. Komisi organisasi selanjutnya disebut komisi A
b. Komisi program selanjutnya disebut komisi B
c. Komisi Rekomendasi selanjutnya disebut komisi C
d. Komisi CBP (Korps Kepanduan Putri) selanjutnya disebut komisi D
Pasal 7
Pimpinan sidang pleno terdiri atas seorang ketua dan seorang sekretaris, yang ditunjuk oleh
peserta Konferancab atas persetujuan Pimpinan Anak Cabang dan peserta.
Peserta sidang komisi adalah utusan, ranting, anak ranting, komisariat sekolah, dan peninjau yang
mendaftarkan diri pada panitia sesuai dengan komisi yang dipilihnya.
Pimpinan sidang komisi terdiri atas ketua sidang dan sekretaris yang dipilih secara musyawarah
mufakat oleh peserta sidang komisi.
Pasal 8
Pimpinan sidang mempunyai hak dan kewajiban sebagai berikut:
Memberi kesempatan berbicara kepada peserta sidang dengan prioritas:
a. Interupsi
b. Saran / usulan
c. Tanggapan
d. Pertanyaan
Mendengarkan, menanggapi dan menjawab interupsi, saran, tanggapan, dan pertanyaan peserta
sidang.
Mengatur kelancaran jalannya sidang.
Membatasi dan meluruskan pembicaraan peserta sidang dari penyimpangan pokok pemikiran.

BAB VI
QUORUM
Pasal 9
1. Sah atau tidaknya persidangan ditentukan berdasarkan quorum (keadaan yang memenuhi syarat)
yang harus dipenuhi.
2. Persidangan dinyatakan sah apabila dihadiri oleh sekurang-kurangnya sepuluh lebih satu dari
jumlah peserta penuh.
3. Apabila syarat 2 belum terpenuhi, maka sidang ditunda selama 2x5 menit, setelah itu sidang
dinyatakan sah.

1.
2.

1.
2.

BAB VII
PEMILIHAN PRESIDIUM SIDANG
Pasal 10
Presidium sidang adalah pimpinan sidang.
Presidium sidang berjumlah 3 (tiga) orang, terdiri dari:
a. Satu orang terdiri dari unsur PAC
b. Dua orang dari peserta sidang yang dipilih oleh peserta konferensi.
Pasal 11
Pemilihan presidium sidang dilakukan secara musyawarah
Apabila ayat satu tidak terpenuhi, pemilihan presidium sidang dilakukan secara voting.

BAB VIII
PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Pasal 12
1. Pengambilan keputusan dilakukan dengan cara musyawarah untuk mencapai mufakat.
2. Apabila ayat satu belum terpenuhi, maka keputusan dilakukan dengan cara lobying (kesepakatan
antara pihak-pihak yang berselisih pendapat).
3. Apabila ayat 2 juga belum terpenuhi, maka keputusan dilakukan dengan cara voting (pemungutan
suara terbanyak).

BAB IX
LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN
Pasal 13
1. Laporan pertanggungjawaban PAC IPNU Kecamatan Pakis periode 2010-2013 disampaikan
dalam sidang pleno konferancab XVI IPNU Kecamatan Pakis oleh ketua PAC IPNU.
2. Penilaian disampaikan melalui pandangan umum oleh Pimpinan Ranting dan Pimpinan
Komisariat dalam sidang pleno konferancab XVI IPNU Kecamatan Pakis periode 2010-2013.
3. PAC IPNU periode 2010-2013 memiliki hak jawab atas pandangan umum peserta konferensi
IPNU.
BAB X
PEMILIHAN KETUA
Pasal 14
1. Sebelum pemilihan ketua IPNU Anak Cabang Kecamatan Pakis periode 2010-2013 pengurus
lama terlebih dahulu menyatakan demisioner.
2. Pemilihan ketua dilakukan dengan dua tahap;
a. Tahap pencalonan
Setiap calon ketua dianggap sah apabila didukung sedikitnya 3 (tiga) suara
Calon yang sah wajib menyampaikan visi dan misi
Berdomisili di Kecamatan Pakis
Setiap calon dianggap sah apabila memenuhi kriteria Sebagai berikut:
a. Usia setinggi-tingginya 27 tahun pada Konferancab XVI IPNU kecamatan Pakis.
b. Pendidikan serendah-rendahnya SLTA/ sederajat.
c. Pernah menjadi pengurus pimpinan ranting, komisariat atau anak cabang
d. Sekurang-kurangnya 2 tahun aktif sebagai anggota dan berprestasi
e. Pernah mengikuti Masa Kesetiaan Anggota (MAKESTA)
f. Berakhlaq baik, berdedikasi tinggi dan loyal kepada organisasi.
g. Status bebas (boleh berkeluarga/belum)
h. Tidak rangkap jabatan dengan parpol dan OKP yang tidak sehaluan dengan IPNU.
i. Ketua PAC IPNU yang sudah Terpilih 2 periode berturut-turut tidak dapat dipilih
kembali.
b. Tahap Pemilihan
1. Calon ketua yang mendapat suara terbanyak dinyatakan sah sebagai ketua periode
berikutnya sekaligus sebagai ketua formatur.
2. Apabila dalam pemilihan terdapat jumlah suara yang sama antar calon, maka diadakan
pemilihan ulang.
3. Apabila dalam pemilihan yang kedua kalinya hasilnya tetap sama, maka forum dskors
2x5 menit untuk dilakukan lobbying.
4. Setelah dilakukan lobbying pemilihan kembali sampai terdapat selisih antar calon.
Pasal 15
1. Dalam pemilihan ketua, hanya calon-calon yang sah yang berhak dipilih.
2. Calon yang mendapat suara terbanyak disahkan menjadi ketua.
BAB XI
HAK SUARA
Pasal 16
Yang mempunyai hak suara adalah utusan dari Pimpinan Anak Cabang, Pimpinan Ranting,
Pimpinan Komisariat Sekolah se-Kecamatan Pakis masing-masing dua suara.
BAB XII
PEMILIHAN TIM FORMATUR
Pasal 17
1.
Tim formatur dibentuk untuk membantu ketua menyusun kelengkapan
personalia Pengurus Harian Pimpinan Anak Cabang.
2.
Tim formatur berjumlah 8 (delapan) orang terdiri dari ketua terpilih,
mantan ketua, dan 6 (enam) orang yang dipilih dari peserta yaitu:
a. Dua orang dari perwakilan pimpinan ranting
b. Dua orang dari perwakilan pimpinan komisariat tingkat SMA/MA
c. Dua orang dari perwakilan pimpinan komisariat tingkat SMP/MTs

Pasal 18
1. Pemilihan Tim Formatur dilakukan dalam satu tahap.
2. Enam orang yang mendapat suara terbanyak, sah menjadi Tim Formatur
Pasal 19
1. Tugas tim formatur adalah menyusun Pengurus Harian Pimpinan Anak Cabang IPNU masa bakti
2013-2015.
2. Selambat-lambatnya 30 hari setelah Konferensi Anak Cabang XIV IPNU Kecamatan Pakis harus
diumumkan.
BAB XIII
PENUTUP
Pasal 20
1. Hal-hal yang belum diatur dalam tata tertib ini akan ditentukan kemudian oleh pimpinan sidang
atas persetujuan peserta.
2. Tata tertib ini berlaku sejak tanggal ditetapkan sampai berakhirnya Konferancab XVI
Ditetapkan di
Tanggal
Pukul

: Pakis
: Mei 2013
: . WIB

Pimpinan Sidang Pleno


TATA TERTIB KONFERANCAB XVI
IPNU KECAMATAN PAKIS
Ketua

Sekretaris

KEPUTUSAN KONFERENSI ANAK CABANG


IKATAN PELAJAR NAHDLTUL ULAMA
KECAMATAN PAKIS
Nomor: 02/IPNU/KONFERANCAB/XVI/V/2013
TENTANG
GARIS BESAR KEBIJAKAN ORGANISASI
IPNU KECAMATAN PAKIS
PERIODE 2010-2013
Bismillahirrahmaanirrahim
Konferancab. XVI Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama Kecamatan Pakis tahun 2010 setelah:
Menimbang:
1. Bahwa forum Konferancab. XIV memandang perlu untuk menetapkan garis-garis besar program
IPNU Kecamatan Pakis.
2. Bahwa untuk memberikan landasan hukum dalam menindaklanjuti hal di atas, maka perlu
ditetapkan dalam satu keputusan
Mengingat:
1. Peraturan dasar IPNU Bab VIII pasal 13
2. Peraturan Rumah Tangga IPNU Bab VIII pasal 42
Memperhatikan:
1. Hasil sidang komisi A Konferanab XVI IPNU Kecamatan Pakis
2. Saran saran yang disampaikan dalam sidang pleno Konferancab. XVI IPNU Kec. Pakis tahun
2013.
Dengan senantiasa memohon petunjuk Allah SWT.
Memutuskan
Menetapkan:
1. Mengesahkan hasil sidang pleno tentang garis-garis besar program IPNU Kecamatan Pakis.
2. Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan lakan ditinjau kembali bila terdapat kekeliruan
dalam pelaksanaannya.
Ditetapkan di
Tanggal
Pukul

:
:
:

Pimpinan Sidang Pleno


KONFERANCAB XVI IPNU KECAMATAN PAKIS
Ketua

Sekretaris

(_________________)

(_________________)

MATERI SIDANG (KOMISI A)


RANCANGAN KOMISI ORGANISASI
PERIODE 2013-2015
I. PENDAHULUAN
Mempelajari nilai- nilai IPNU setelah Kongres ke-XVI di Brebes Jawa Tengah
menegaskan kembali paradigma IPNU sebagai wadah pelajar. Hal ini seiring gerak maju era
reformasi di segala bidang. Penegasan kembali paradigma IPNU meliputi; refitalisasi fungsi dan
peran,. Bahwa IPNU ke depan diharapkan mampu menjadi garda depan NU dalam membentuk dan
mengejawantahkan kader-kader NU. IPNU yang berbasis pelajar hendaknya mampu menjadi
mediator bagi kepentingan pelajar.
Paradigma IPNU mengharuskan agar IPNU senantiasa bersikap kritis, dinamis dan
berbudi pekerti luhur. Artinya bahwa IPNU tidak sekedar reaktif dalam dalam menyikapi persoalan
persoalan yang berkembang di masyarakat, tetapi juga mampu membangun kecerdasan emosional
dan spiritual dalam menghadapi tantangan global tdak hanya di tingkat struktural IPNU akan tetapi
menyeluruh dikalangan pemuda/ pelajar. Sehingga mengharuskan IPNU siap dalam menghadapi
berbagai kondisi.
Banyak tanggungjawab yang diemban kader IPNU dalam mengimplementasikan
paradigma yang berkembang. Semakin menipisnya kader NU yang secara moral adalah kader IPNU
sebagi pengemban kader putri NU harus peka dalam menyikapi persoalan yang berkembang di
masyarakat namun dinamisasi yang terjadi harus diciptakan dan digali dengan pengembangan diri
dan penguatan organisasi.
II. RUANG LINGKUP KEBIJAKSANAAN ORGANISASI
Dalam perkembangan IPNU ke depan kebijakan organisasi yang harus diperhatikan
adalah:
1.Peningkatan Kerja Organisasi
Penataan kerja organisasi meliputi:
a. Penataan struktur organisasi
b. Penataan mekanisme/sistem kader
c. Mengembangkan sumber daya personalia kepengurusan.
d. Penataan administrasi serta pengelolaan secara efektif dan efisien.
2.Pemantapan Dan Peningkatan Kualitas Organisasi
Pemantapan dan peningkatan kualitas kaderisasi meliputi:
a. Optimalisasi peran dan fungsi alumni dan pembina dalam memberikan saran, usulan maupun
pandangan.
b. Meningkatkan intensitas komunikasi dan informasi secara timbal balik dalam segala hal
khususnya masalah keberadaan organisasi.
c. Mengintensifkan sosialisasi kebijakan umum organisasi sebagi wujud kepedulian dalam
masyarakat.
3.Pemantapan Dan Penangkatan Kualitas Organisasi
Pemantan dan peningkatan kualitas komunikasi meliputi:
a. Menjalin hubungan yang harmonis trhadap struktur organisasi dan organisasi yang
sepaham dan tidak bertentangan.
b. Membina kerjasama yang sinergis dengan dilandasi nilai-nilai kebersamaan dalam
rangka mengembangkan SDM kader IPNU.
c. Mengembangkan inovasi baru dengan dilandasi oleh nilai-nilai dan perjuangan.
Dalam KONFERANCAB XVI IPNU Kec. Pakis telah memberikan pokok-pokok pengembangan
organisasi yang meliputi:
A. Pokok-Pokok Implementasi:
1.
Presektif Visi
Terciptanya pelajar putri yang kritis,kreatif,inovatif dan berhaluan ASWAJA
sehingga mampu menjadi pelopor perubahan sosial dengan misi
IPNU sebagai pusat
pembelajaran bagi pelajar.serta mitra pengembangnya baik dalam bentuk kegiatan
komunikasi, kaderisasi dan partisipasi.
2.
Perspetif Program
Peningkatan kader pelajar putri sebagai ciri khas IPNU dengan berdasr pada garis
besar program yang menjadi tujuan besar organisasi.
B. Optimalisasi Fungsi PAC IPNU Kecamatan Pakis
Optimalisasi fungsi PAC IPNU Kecamatan Pakis meliputi :
1.
Fungsi kaderisasi

2.
3.
4.

Fungsi sosialisasi nilai


Fungsi Komunikasi
Fungsi partisipasi (pengembangan kualitas diri kader IPNU)

III. KEBIJAKAN ORGANISASI


A. Tata Laksana Organisasi
Manajemen dan tata laksana organisasi PAC IPNU kecamatan Pakis ditetapkan oleh
Konferensi Anak Cabang (KONFERANCAB XVI) sebagai penjabaran dan implementasi dari
konstitusi IPNU yang ditetapkan dalam kongres. Oleh sebab itu, substansi yang berada dalam
tata laksana, ini tidak bertentangan dengan peraturan dasar dan peraturan rumah tangga
organisasi.
Kerena merupakan keputusan konferancab XVI, maka manejemen dan tata laksana ini
merupakan ketentuan yang memiliki kedudukan hukum yang tertinggi di tingkat anak cabang
dan merupakan pegangan bagi pengurus anak cabang dalam menjalankan program organisasi
sehari-hari. Managemen dan tata laksana ini tidak mencakup seluruh aspek perundangundangan organisasi sebagaimana terdapat dalam PD/PRT IPNU, tetapi memuat aspek-aspek
yang dianggap penting dan perlu mendapatkan perhatian khusus bagi pengurus anak cabang.
Adapun tata laksana organisasi pimpinan anak cabang sebagaimana yang tertulis dalam
PD/PRT hasil kongres XVI IPNU adalah:
1. Pengurus Harian
Pengurus harian bertugas merumuskan dan menentukan kebijaksanaan organisasi.
Pembagian kerja pengurus harian berdasarkan pada proporsional bidang garapannya yang
terdiri dari:
a. Pelindung
b. Dewan Pelindung
c. Ketua
d. 2 orang wakil ketua
e. Sekertaris dan dibantu 1 orang wakil sekertaris
f. Bendahara dan dibantu 1 orang wakil bendahara
2. Departemen
Departemen berfungsi sebagai unit pelaksana program-program yang dibawahi oleh
masing-masing ketua sesuai dengan bidang garapannya. Departemen-departemen tersebut
sebagai berikut:
a. Departemen Pembinaan dan Pengembangan Organisasi
b. Departemen Pembinaan dan Pengembangan kader
c. Departemen Dakwah Pengembangan Lingkungan dan Humas
d. Departemen Seni Budaya dan Olah Raga
e. Departemen Informasi dan Komunikasi
B. Tata Kerja Pengurus
Untuk meningkatkan efektifitas dan efesiensi kerja pengurus, PAC IPNU Kec. Pakis
ditetapkan berdasarkan atas:
a.
Pendekatan struktural artinya pembagian hak dan kewenangan
pengurus harian PAC IPNU Kec. Pakis ditetapkan secara struktural dengan membidangi
satu atau beberapa departemen sesuai dengan jumlah wakil ketua.
b.
Pendekatan fungsional, artinya tugas dan pengurus harian,
pengurus departemen PAC IPNU Kec. Pakis ditetapkan berdasarkan fungsi dan
kapasitasnya selama menjalankan operasionalisasi program organisasi.
c.
Program kerja lembaga dan departemen merupakan bagian
program kerja PAC IPNU Kec. Pakis dalam pengertian menggunakan dasar program
umum yang ditetapkan oleh konferancab XVI dan akan dipertanggungjawabkan dalam
forum konferancab XVI IPNU.
d.
Dalam rangka mengkoordinasikan program departemen PAC
IPNU Kec. Pakis bekerjasama dengan PR/PK yang berada di bawahnya untuk
merealisaasikan semua program yang telah diamanahkan.
C. Pola Rekrutmen Pengurus
Untuk memenuhi kebutuhan kader IPNU dan menjalankan opersional program
organisasi, maka rekruitmaen pengurus harus menggunakan dua jenjang:
a. Jenjang struktural, yaitu kader IPNU yang memiliki jenjang pelatihan kader serta
memiliki kemauan dan kemampuan mengabdi.
b. Jenjang fungsional kader IPNU yang tidak memiliki jenjang pelatihan kader, tapi
memiliki kemauan dan kemampuan mengabdikan dirinya sebagai pengurus.

D. Strategi Pembinaan dan Pengembangan Kader


Untuk mengefektifkan pembinaan dan pengemangan organisasi perlu dibentuk:
1. Koordinator daerah wilayah ranting yang dibagi atas lima wilayah:
a.
Pakis Timur (Sukoanyar, Sumberpasir dan Pakisjajar,
Pakiskembar,)
b.
Pakis Tengah (Sumberkradenan Bunutwetan, Ampeldento )
c.
Pakis Utara (Asrikaton, Saptorengo, Borobunut)
d.
Pakis Barat ( Mangliawan, Lowoksoro, Tirtomoyo)
e.
Pakis
Selatan
(Sekarpuro,
Kedungrejo,
Banjarejo,
Puncangsongo)
2. Koordinator Komisariat Sekolah yang meliputi;
a. Komisariat tingkat SMA/MA
b. Komisariat tingkat SMP/MTs
Sedangkan media pembinaan dan pengembangan ditempuh melalui pendidikan dan
pelatihan, yaitu upaya sistematis untuk mengembangkan sikap, penetahuan dan ketrampilan
angota agar mampu mengembangkan dan membentengi dengan atau status formal
organisatoris. Adapun mengenai pendidikan dan pelatihan tersebut adalah:
a. Pelatihan Formal:
- Masa Kesetiaan Anggota (MAKESTA) di tingkatan ranting
- Masa Orientasi Pelajar (MOP) di tingkatan Komisariat Sekolah
- Latihan Kader Muda (LAKMUD) Anak Cabang.
b. Pelatihan Formal Aplikatuf:
- Latihan Pelatih (LATPEL)
- Latihan dan pengembangan minat dan bakat sholawat, hadrah dank hot
- Pendidikan dan latihan
- Up Grading.
c. Pelatihan non formal:
- Forum kajian keilmuan sesuai dengan target group.
- Mengadakan dialog dan kajian program dengan organisasi pelajar atau ormas
kepemudaan.
E. Strategi Pengemabangan Program
Strategi program perlu disusun sebagai langkah dan upaya untuk dapat mencapai tujuan
program dengan lebih optimal, efektif dan efisien. Strategi ini lebih menitikberatkan kepada
peningkatan kesadaran akan pentingjnya loyalitas dan semangat kejuangan jyang takkenal lelah
dan ikhlas dengan dilandasi oleh kecintaan dan kebanggaan terhadap NU tanpa melupakan
pentingnya keprofesionalan dalam organisasi yang tercermin dari perbaikan menegemen yang
signifikan bagi peningkatan peran IPNU ke depan, oleh karena itu IPNU perlu mengembangkan
pemikiran dan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Mengaktualisasikan kembali IPNU pada organisasi pelajar yang berorentasi pada
pembelajaran Plus.
b. Melakukan pemetaan potensi daerah sesuai dengan data potensi masing- masing daerah
sehingga pengembangan lebih terarah dan sesuai dengan aspirasi daerah
c. Melakukan pembinaan khusus pada Pimpinan Komisariat
d. Meningkatkan management organisasi yang lebih proporsional dan professional.
e. Memperhatikan dan mengutamakan aspek prioritas program dalam menjalankan roda
organisasi.
f. Titik berat program ditekankan pada rencan jangka panjang, karena membutuhkan
kesinambungan
g. Realisasi program dengan menggunakan pola yang berkala:
Tahun Pertama
: Program yang sifatnya konsolidasi dan Kaderisasi.
Tahun Kedua
: Program yang sifatnya Pertisipasi.
F. Sistem Penggalian dan Pengelolaan
Dalam upaya untuk memenuhi kebutuhan biaya operasional orgasnisasi, maka IPNU
melakukan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Merintis dan membentuk sumbangan donator yang bersifat perorangan.
2. Kerjasama kelembagaan yang dikelola secara professional.
3. Pemanfaatan daya sumber yang ada.
4. Mengupayakan terciptanya management keuangan yang dikelola secara professional
Ditetapkan di
:

Tanggal
Pukul

:
:

PIMPINAN SIDANG KOMISI ORGANISASI


KONFERCAB XVI IPNU KECAMATAN PAKIS
Ketua

Sekretaris

()

()

KEPUTUSAN KONFERENSI ANAK CABANG


IKATAN PELAJAR NAHDLTUL ULAMA
KECAMATAN PAKIS
Nomor: 03/IPNU/KONFERANCAB/XVI/V/2013
TENTANG
GARIS-GARIS BESAR
PROGRAM PENGEMBANGAN ORGANISASI
IKATAN PELAJAR NAHDLATUL ULAMA
Bismillahirrahmaanirrahim
Konferancab. XVI Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama Kecamatan Pakis tahun 2013 setelah:
Menimbang:
1. Bahwa forum Konferancab. XVI memandang perlu untuk menetapkan garis-garis besar program
IPNU Kecamatan Pakis.
2. Bahwa untuk memberikan landasan hukum dalam menindaklanjuti hal di atas, maka perlu
ditetapkan dalam satu keputusan
Mengingat:
1. Peraturan dasar IPNU Bab VIII pasal 13
2. Peraturan Rumah Tangga IPNU Bab VIII pasal 42
Memperhatikan:
1. Hasil sidang komisi A Konferancab XVI IPNU Kecamatan Pakis
2. Saran saran yang disampaikan dalam sidang pleno Konferancab. XVI IPNU Kec. Pakis tahun
2013.
Dengan senantiasa memohon petunjuk Allah SWT.
Memutuskan
Menetapkan:
1. Mengesahkan hasil sidang pleno tentang garis-garis besar program IPNU Kecamatan Pakis.
2. Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan lakan ditinjau kembali bila terdapat kekeliruan
dalam pelaksanaannya.
Ditetapkan di
Tanggal
Pukul

:
:
:

Pimpinan Sidang Pleno


KONFERANCAB XVI IPNU KECAMATAN PAKIS
Ketua

Sekretaris

(_________________)

(_________________)

MATERI SIDANG (KOMISI B)


GARIS-GARIS BESAR PROGRAM
IKATAN PELAJAR PUTRI NAHDLATUL ULAMA
A. MUKADDIMAH
Dalam sejarah perkembangannya, eksistensi dan keberadaan IPNU baik sebagai
organisasi maupun salah satu Badan Otonom di lingkungan jamiyah NU amatlah penting. Hal
ini disebabkan oleh fungsi dan tugas IPNU dalam menyiapkan kader NU, khususnya kader
putri pada basis yang paling besar, yaitu pelajar putri dan santri putri.
Pada kongres XIII di Surabaya tahun 2003, IPNU telah kembali kepada Khittohnya,
yaitu perubahan akronim dari ikatan putri-putri nahdlatul Ulama menjadi Ikatan Pelajar Putri
Nahdalatul Ulama. Menegaskan untuk menjadi organisasi yang menghimpun dan menjadi
wadah kaderisasi bagi pelajar putri dan santri putri. Penegasan ini dilatar belakangi oleh
beberapa hat terkait dengan kondisi global yang harus memposisikan IPNU bisa mendapat nilai
bargain dalam hegemoni dunia yang kompetitif.
Beberapa persoalan yang dihadapi oleh IPNU yang mayoritas anggotanya adalah
remaja putri seperti perubahan fisik, biologis, mental, emosional dan psikososial yang sangat
cepat mempengaruhi kehidupannya. Ketidaksiapan mereka dalam menghadapi perubahan yang
terjadi dapat menimbulkan berbagai prilaku menyimpang, seperti kenakalan remaja,
penyalahgunaan obat-obatan terlarang, penyimpangan sexual, kehamilan tidak diinginkan di
usia muda dan pengguguran kandungan.
Dalam upaya untuk melakukan fungsi dan mencapai tujuan sebagaimana diamanahkan
dalam Peraturan Dasar dan Peraturan Rumah Tangga, IPNU perlu melakukan aktivita-aktivitas
kebijakan, program dan kegiatan dengan senantiasa memperhatikan dinamika internal maupun
eksternal organisasi. Selain itu, keterkaitan IPNU dengan banyak pihak juga menjadi bagian
penting yang harus diperhatikan. Oleh sebab itu, komitmen pengembangan program IPNU di
masa yang akan datang perlu menekankan pada beberapa pola perjuangan yaitu:
(1) Pertama, pengembangan program IPNU merupakan salah satu bentuk upaya pemberdayaan
kader.
(2) Kedua, pengembangan program IPNU dilakukan sebagai upaya pengembangan peranperan organisasi terhadap kehidupan masyarakat dan kehidupan berbangsa secara umum
khususnya pelajar putri.
(3) Ketiga, pengembangan program IPNU harus merupakan suatu bentuk upaya dalam
pemecahan permasalahan mendasar yang dihadapi remaja putri.
Selanjutnya, pokok-pokok program kerja IPNU ini akan menjadi pedoman umum
dalam menyusun program kerja IPNU di semua tingkatan dan sifatnya mengikat baik secara
institusional maupun secara nasional.
B. MAKSUD DAN TUJUAN
Penyusunan pokok-pokok program kerja ini dimaksudkan sebagai pedoman umum
dalam menyusun program kerja IPNU. Penuyusunan pokok-pokok program kerja ini juga
menjadi landasan dalam upaya yang berkelanjutan untuk mengembangkan pembinaan dan
pengkaderan bagi anggota IPNU secara menyeluruh, terarah dan terpadu. Selain itu,
penyusunan pokok-pokok program kerja ini juga menjadi dasar untuk menguatkan peran
organisasi IPNU dalam kehidupan sosial kemasyarakatan, kepelajaran remaja, kepemudaan
serta dalam kehidupan keagamaan, kebangsaan dan kenegaraan.
Tujuan penuyusunan pokok-pokok program IPNU adalah sebagai berikut:
a) Memantapkan dan mengembangkan keberadaan, peran organisasi dalam kehidupan sosial
kemasyarakatan, pemberdayaan visi kepelajaran, kebangsaan dan kelembagaan.
b) Mengupayakan terwujudnya kemampuan menjawab kebutuhan dan tantangan masa depan
dengan pelbagai problematikanya melalui pemberdayaan sumber daya pelajar putri maupun
masyarakat secara umum.
c) Meletakkan karangka landasan bagi pelaksanaan program selanjutnya dalam mencapai
tujuan organisasi secara sistematis dan berkelanjutan.
d) Merintis suatu model pendekatan secara alternative pengmbangan sumber daya remaja,
pelajar, dan santri putri agar memiliki pengertian, kesadaran serta sikap yang bertanggung
jawab untuk mengoptimalkan potensi IPNU dalam mengembangkan pengkaderan.

C. NILAI DAN PRINSIP PROGRAM IPNU


Sesuai dengan tujuan dan fungsi organisasi, maka setiap pelaksanaan program IPNU
didasari oleh kepercayaan bahwa prinsip kemitraan dan persamaan derajat, keterbukaan dan
keadilan, baik internal maupun eksternal akan sangat membantu dalam pencapaian tujuan.
Adapun pengertian dari setiap prinsip tersebut adalah:

a) Kemitraan dan persamaan derajat, bahwa mitra kerja program IPNU, baik pemerintah, swasta,
LSM, maupun individu adalah sederajat, kemitraan diarahkan pada hak-hak yang saling
menguntungkan, khususnya dalam upaya mengembangkan kesejahteraan masyarakat.
Perbedaan yang mungkin terjadi harus didasari oleh pertimbangan perbedaan fungsi dan
tanggung jawab masing-masing atau pertimbangan timbangan etik/adat istiadat yang tumbuh
dalam kehidupan masyarakat sasaran.
b) Keterbukaan, pengelolaan program harus senantiasa menunjukkan manajemen yang terbuka
pada aspek informasi dan komunikasi, utamanya kepada lembaga mitra, sesuai dengan tujuan
dan fungsi organisasi. Langkah tersebut dipahami sebagai upaya untuk menumbuhkan rasa
saling pengertian yang dapat menumbuhkan keutuhan kemitrasejajaran dan kerjasama secara
timbal balik.
c) Keadilan, bahwa rasa keadilan dianggap tercapai apabila semua pihak dapat menerima
kebijakan yang dapat diterapkan. Kemitraan dan persamaan derajat serta keterbukaan tersebut
adalah upaya untuk mencapai rasa keadilan yang harus disesuaikan dengan kondisi dan situasi
obyektif masing-masing.
d) Keterpaduan, bahwa pelaksanaan program tidak dilakukan secara terpisah (partial) tetapi
memiliki keterpaduan (integral) antara pusat dan daerah.
e) Keseimbangan, bahwa gagasan dan program yang dilakukan senantiasa menjaga prinsip
keseimbangan material-spiritual dan memegang prinsip-prinsip sikap yaitu:
1. Bersikat Mabadi Khoiroh Ummah yaitu masyarakat yang ideal yang digambarkan sebagai
masyarakat yanga bertakwa kepada Allha SWT, tentram, berakhlak mulia adil dan sejaterah
yang memiliki karakter sebagi berikut:
a. Ash-Shidqu( kejujuran, kesungguhan dan keterbukaan)
b. AlAdalah (adil dalam segala situasi)
c. Al-Istiqomah ( keajegan, keteguhan, ketidak bergeseran dan kedisiplinan dalam meniti
jalur kehidupan sesuai dengan ketentuan Allah dan rosul-Nya.
2. Berprilaku ASWAJA yang diterapkan menurut kondisi masyarakat Indonesia yakni;
a. Landasan beragama, Al Quran, Al Hadits, Ijma dan Qiyas
b. Landasan sikap yaitu
1) Tawassuth dan Itidal (adil dan lurus ditengah kehidupan bersama selalu bersifat
membangun dan menghindari pendekatan yang bersifat ekstrim)
2) Tawazun (seimbang yaitu menyelaraskan kepentingan masa lalu, masa kini, dan akan
datang)
3) Tasamuh ( toleran terhadap perbedaan dan pluralitas yang ada)
4) Amar Maruf Nahi Munkar (selalu memiliki kepekaan untuk berbuat dan mendorong
perbuatan baik, berguna dan bermanfaat serta mencegah hal yang merendahkan dan
menjerumuskan pada nilai kehidupan)
f) Kesinambungan, bahwa pelaksanaan program yang dilakukan selalu menjaga sinergitas
program
g) Nilai kemanfaatan, bahwa pelaksanaan program harus berdasarkan asas manfaaat bagi
organisasi, bangsa dan agama.
D. METODOLOGI DAN STRATEGI PENDEKATAN PROGRAM
Metodologi dan strategi program perlu disusun sebagai langkah dan upaya untuk
mencapai tujuan program yang lebih optimal, efektif dan efisien. Yang dimaksud metodologi
dan strategi pendekatan program adalah cara-cara yang dapat dipakai untuk membantu
kelancaran jalannya kegiatan pelaksanaan program. Adapaun dasar konseptual perumusan
metodologi program adalah sebagai berikut:
1. Keberhasilan program pembinaan dan pemberdayaan kader IPNU, sesungguhnya berakar
pada kekuatan yang dimiliki organisasi dan kader IPNU sendiri.
2. Potensi yang dimiliki organisasi dan kader IPNU menjadi akar bagi keberhasilan program
anatara lain: motivasi, kemauan mengevaluasi diri, kayakinan pada diri sendiri, kretivitas,
keswadayaan dan pengalaman-pengalaman yang dapat menjadi daya dukung bagi
pengembangan program.
3. Kader IPNU disebut berdaya apabila mereka mampu merencanakan, menentukan skala
prioritas, mengimplementasikan, mengontrol dan melakukan evaluasi program secara
proaktif, mandiri dan inovatif.
4. Menumbuhkan dan mengoptimalkan potensi partisipasi kader IPNU pada setiap pelaksanaan
program seluruh kegiatan program diarahkan pada upaya penguatan pada sumber daya yang
dimiliki organisasi dan kader IPNU terutama berkaitan dengan motivasi, partisipasi dan
pengembangan nilai-nilai demokrasi.

5. Menumbuhkan kesadaran dan sikap positif guna mengembangkan tugas dan fungsi
organisasi secara demikratis melalui kegiatan-kegiatan social kemasyarakatan, pelatihan,
diskusi, dan kajian masalah.
Sedangkan pendekatan dan strategi pelaksanaan program IPNU adalah sebagai berikut:
1. Memecahkan masalah mendasar, bahwa seluruh proses kegiatan program ditujukan untuk
menjawab dan membantu memecahkan permasalahan mendasar yang dihadapi oleh kaderkader IPNU, khususnya dalam upaya penguatan sumber daya.
2. Fleksibelitas proses kegiatan baik yang bersifat pengaturan, pengembangan sumber daya dan
pendekatan program dirancang dan dikembangkan dengan didasarkan pada kemampuan,
nilai-nilai agama dan budaya dan keterjangkauan kader IPNU pada pelaksanaan kegiatan,
maupun untuk mengadaptasi guna menjamin kemudahan untuk diterapkan ditempat lain.
3. Pendekatan partisipatif, kegiatan oprasional program utamanya dalam pengambilan
keputusan, dikembangkan dengan didasarkan pada keterlibatan dan peran serta aktif keder
IPNU sendiri mulai dari tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, sampai pada tahap
pembinaan untuk mewujudkan suatu sistem pengelolaan program yang dapat menjamin
adanya kelangsungan dan kesinambuangan program.
4. Kesinambuangan bahwa seluruh proses kegiatan program pembinaan dan pelayanan pada
kader-kader IPNU, dirancang dan dikembangkan dengan tujuan untuk menjamin adanya
kelangsungan kegiatan dan kesinambungan program.
E. PROGRAM UMUM
Adapun pedoman umum program secara nasional tersebut adalah sebagai berikut:
I. BIDANG ORGANISASI
a. Target
Dalam bidang organisasi terdapat beberapa hal yang harus kita analisis bersama secara
konsepsional utamanya adalah yang berkaitan dengan komponen internal organisasi agar dapat
berfungsi secara sinergik. Komponen internal organisasi yang dimaksud adalah:
a) Perwujudan struktur organisasi harus diselaraskan dengan fungsi dan tujuan yang hendak
dicapai dan di dalamnya harus dikembangkan atas dasar hak da tanggung jawab setiap
personil pengurus berikut visi dan misi oriententasi harus sesuai dengan tuntutan kader
dalam kompetisi global.
b) Penertiban admistrasi dilaksanakan secara professional dalam upaya untuk menyelamatkan
asset berita sumber daya organisasi.
c) Aktivitas organisasi harus sesuai dengan tujuan organisasi termasuk upaya penguatan kader
dan pelayanan terhadap pemanuhan kebutuhan pada kehidupan remaja, pelajar dan santri
putri.
d) Mengembangkan dan memanfaatkan nilai-nilai organisasi secara mandiri baik secara internal
maupun eksternal.
b. Bentuk Program
Bentuk-bentuk program bidang organisasi adalah sebagai berikut:
1) Peningkatan kualitas manajemen organisasi
2) Menguatkan upaya konsolidasi organisasi dan menghidupkan kembali IPNU di semua
tingkat struktural
3) Menjalin komunikasi secara intensif anatar Pimpinan Pusat, Pimpinan Wilayah, Pimpinan
Cabang, Pimpinan Anak Cabang, Pimpinan Ranting, Pimpinan Komisariat, IPNU dan skate
holder organisasi.
4) Menjalin komunikasi dan kerjasama yang baik dengan Lembaga Badan Otonom lain dalam
naungan NU.
5) Membangun komuniikasi dan kerjasama kemitraan dengan organisasi dan lembaga
pemerintah maupun non pemerintah, nasional maupun internasional, khususnya yang
berkaitan dengan upaya pemberdayaan remaja, pelajar dan santri putri.
6) Membangun database sebagai salah satu wadah dan mekanisme penguatan organisasi IPNU
secara internal maupun eksternal
7) Membangun komunikasi yang intensif baik secara internal maupuneksternak melalui
pembuatan jurnal secara berkala, pembuatan website, dan internet.
8) Program terpadu dari pimpinan pusat sampai pimpinan ranting.
9) Menertibkan
dan
mensosisialisasikan
juklak
tentang
keorganisasian
dan
muendististribusikannya kepada tingkatan struktur di bawahnya.
II. BIDANG KADERISASI
a. Target

Kemandirian organisasai dan kader merupakan target utama bagi kaderisasi organisani
IPNU. Kemandirian yang dimaksud adalah proses pengembangan kekuatan porganisasi secara
internal. Berkaitan dengan hal tersebut, terdapat tiga elemen pokok kemandirian yang menjadi
perhatian penting IPNU dalam pengembangan proses pengkaderan IPNU, yaitu:
(1) Kemandirian intelektual adalah kemampuan IPNU dalam mengembangkan pembentukan
dasar pengetahuan bagi kadernya untuk dapat menjalankan fungsi organisasi serta
pengetahuan yang memungkinkan mereka dapat menanggulangi bentuk-bentuk intervensi
maupun dominasi dengan cara halus sekalipun, hal tersebut dilakukan dengan
mengembangkan diskusi-diskusi, saling tukar informasi serta penguatan fungsi edukasi.
(2) Kemandirian manajemen, adalah kemampuan otonom untuk membina diri secara
institusional, menjalani dan mengelola kegiatan kolektif agar ada perubaahan dalam
mencapai tujuan organisasi
(3) Kemandirian meterial, adalah kemampuan produktif guna memenuhi kebutuhan dana dan
melaksanakan kegiatan organisasi, dan mekanisme untuk dapat bertahandi waktu krisis
sumber usaha.
Sedang target khusus dalam pembinaan kader, IPNU menekankan minimal pada tiga
kualitas, yaitu: kualitas spiritual, menyangkut cirri-ciri manusia dalam hubungannya dengan
tuhannya, ciri ini antara lain:
1) Mencakup iman dan taqwa serta komitmen moral. Berkaitan dengan hal ini, perlu
ditumbuhkan kesadaran untuk mengembangkan segi-segi kehidupan keagamaan yang
menjadi misi utama NU, yaitu islam ahlussunnah waljamaah.
2) Kualitas kekaryaan, masyarakat Indonesia bersifat majemuk sehingga memerlukan
keterikatan lintas kelompok, agama, suku, adat istiadat dan keturunan. Berdasarkan hal
tersebut, pengkaderan IPNU menekankan pada upaya peningkatan kualitas kekaryaan pars
kader yang diharapkan tercermin pada solidaritas sosial, toleransi serta tindakan yang
mengedepankan keadilan, kesetaraan dan hak asasi manusia. Tanggung jawab sosial akan
tercermin pada kesadaran dalam meletakkan kepentingan diri diatas kepentingan umum yang
tumbuh atas dasar pemahaman dan kesadaran diri dalam diri kader, dan
3) Kualitas pengabdian, tumbuhnya kecerdasan, pengetahuan dan keterampilan yang
merupakan penguatan kapasitas pribadi yang diharapkan dapat memberi pengaruh terhadap
peningkatan kualitas pengabdian pada organisasi maupun kepada masyarakat.
b. Bentuk Program
1) Mengaplikasikan sistem pengkaderan sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan situasi
dan kondisi perkembangan.
2) Meningkatkan kualitas pengkaderan dengan membentuk tim palatih yang terkoordinir dan
meningkatkan kualitas pengkaderan melalui jenjang pengkaderan formal organisasi.
3) Meningkatkan kualitas pengkaderan melalui diskusi, pertemuan informal dan pelatihanpelatihan yang dilaksankan IPNU maupun lembaga/organisasi lain.
4) Melaksanakan kegiatan pengkaderan sesuai dengan bakat dan minat anggota.
5) Mengembangkan dan melaksanakan pengkaderan khusus berkaitan dengan upaya
pemberdayaan perempuan dan kewirausahaan.
6) Mengembangkan dan melaksanakan pengkaderan khusus berkaitan dengan permasalahan
dan kondisi pelajar putri, seperti kesehatan reproduksi remaja.
7) Meningkatkan kualitas pengkaderan dengan mengembangkan kemampuan tulis-menulis,
diplomasi, civic education dan membuka wawasan kader terhadap berbagai akses kemajuan
teknologi informasi.
8) Menerbitkan dan mensosialisasikan juklak pengkaderan dan mendistribusikan kepada
pimpinan struktur dibawahnya.
III. BIDANG PARTISIPASI
a. Target
Bidang partisipasi ini menyediakan dukungan bagi kegiatan-kegiatan yang berkaitan
dengan sumbangsih IPNU maupun penguatan kader IPNU agar mampu berpartisipasi aktif
dalam kehidupan sosial kemasyarakatan dan menjadikan peran pelajar putri sebagai asset dalam
pembanguanan berkelanjutan Indonesia di kompetisi global ini.
b. Bentuk Program
Peningkatan kesadaran kritis anggota IPNU terhadap tanggung jawab social dan
kemasyarakatn dengan menumbuhkan solidaritas social dikalangan anggota kader dan
masyarakat pada:
1) Peningkatan kesadaran anggota IPNU sebagai warga Negara yang peduli terhadap persoalan
bangsa demi kelangsungan pembangunan bangsa
2) Peningkatan kepedulian anggota dalam upaya pelestarian lingkungan hidup
3) Peningkatan kualitas dan kepedulian anggota IPNU dalam upaya penanggulangan
kemiskinan, bencana alam dan peningkatan kesejahteraan masyarakat

4) Meningkatkan pengetahuan, kesadaran, dan kepedulian anggota IPNU untuk ikut


berpartisipasi secara aktif dalam upaya penanggulangan bahaya NARKOBA, terutama
dikalangan remaja,
5) Meningkatkan kesadaran dan kepedulian anggota IPNU, terhadap permasalahan pelajar putri
khususnya pengembangan pendidikan kesehatan reproduksi remaja bagi remaja putri dan
advokasi bagi pelajar
6) Peningkatan kualitas kepedulian anggoata IPNU untuk berpartisipasi aktif dalam upaya
pengembangan pendidikan di masyarakat guna membantu menanggulangi tingginya angka
buta huruf di Indonesia.
IV. BIDANG PEMBERDAYAAN PEREMPUAN
Sebagai badan otonom (Banom) NU yang membidangi kader-kader putri NU, IPNU
berperan aktif dalam mencetak kader yang berkualitas sebagai penerus bangsa. Berkaitan
dengan upaya ini, IPNU berpartisipasi aktif dalam mengimplementasikan Inpres No.9 tahun
2000 tentang pengarusutamaan Gender (PUG) dalam pembangunan nasional. Kualitas
perempuan Indonesia paling rendah di ASEAN. Berangkat dari permasalahan tersebut di atas,
maka Pimpinan Anak Cabang IPNU mengembangkan Departemen Kajian Gender dan
Kebangsaan. Departemen ini mengembangkan diri dalam bentuk program-program sebagai
berikut:
1) Meningkatkan pengetahuan dan kesadaran kritis anggota IPNU serta partisipasinya untuk
memperjuangkan hak-hak permpuan dalam segala aspek kehidupan
2) Membangun komunikasi dan kerjasama kemitraan dengan berbagai lembaga baik
pemerintah maupun organisasi nasional guna mengembangkan visi dan misi keadilan gender.
3) Melakukan kajian gender baik dari aspek hokum, social, dan budaya dengan berlandaskan
pada islam ahlussunnah waljamaah sebagai kaum perempuan di Indonesia agar dapat
memahami dan mengaktualisasikan kesetaraan gender secara bertanggung jawab.
F. PELEMBAGAAN PROGRAM
Berdasarkan prinsip dan pendekatan program, maka keberhasilan mengacu kapada sifat
dari pelembagaan program yang mandiri dan bekelanjutan ini adalah terus menerus
menjalankan kegiatannya sehingga kegiatan program IPNU tidak mengenal batas akhir,
sementara institusi IPNU sebagai organisasi menegenal batas awal dan batas akhir, sementara
institusi IPNU sebagai organisasi mengenal batas awal dan batas akhir. Maksud dari
pelembagaan program ini adalah agar kader IPNU dapat mengidentifikasi masalah dan
melakukan langkah perbaikan yang diperlukan. Salah satu ukuran dan bentuk keberhasilan
dalam melaksanakan program adalah terciptanya kemandirian dan keberlangsungan program
yang dapat diidentifikasi dari hal-hal sebagai berikut:
1) Kesesuaian anatara kapasitas dan kapabilitas dari individu pengurus yang ada di dalamnya
2) Ketersediaan perangkat nilai dan aturan yang melandasi aktifitasnya
3) Demokrasi dalam proses pengambilan keputusannya
4) Transparansi dan akuntabilitas dalam mengelola programnya
5) Kemampuan dalam merumuskan dan merencanakan implementasi program
6) Kemampuan mengidentifikasi dan merumuskan prioritas program
7) Kemampuan dalam memecahkan masalah-masalah yang muncul
8) Kemampuan dalam menumbuhkan potensi dan partisipasi aktif anggota atau kader
9) Adanya kepercayaan anggota maupun kader terhadap organisasi

G. PENDANAAN ORGANISASI
IPNU harus mampu mandiri, kratif dan inovatif dalam membangun dan
mengembangkan organisasi. Hal ini bisa dilakukan melalui program-program kewirausahaan
yang dilakukan baik oleh organisasi maupun personal organisasi.
PIMPINAN SIDANG KOMISI PROGRAM KERJA
KONFERANCAB XVI IPNU KECAMATAN PAKIS
Ketua

Sekretaris

()

()

KEPUTUSAN KONFERENSI ANAK CABANG


IKATAN PELAJAR NAHDLTUL ULAMA
KECAMATAN PAKIS
Nomor: 04/IPNU/KONFERANCAB/XVI/V/2013
TENTANG
MATERI REKOMENDASI ORGANISASI (KOMISI C)
Bismillahirrahmaanirrahim
Konferancab. XVI Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama Kecamatan Pakis tahun 2013 setelah:
Menimbang:
1. Bahwa forum Konferancab. XVI memandang perlu untuk menetapkan garis-garis besar
recomendasi IPNU Kecamatan Pakis.
3. Bahwa untuk memberikan landasan hukum dalam menindaklanjuti hal di atas, maka perlu
ditetapkan dalam satu keputusan
Mengingat:
1. Peraturan dasar IPNU Bab VIII pasal 13
2. Peraturan Rumah Tangga IPNU Bab VIII pasal 42
Memperhatikan:
1.
Hasil sidang komisi C Konferancab XVI IPNU Kecamatan Pakis
2.
Saran saran yang disampaikan dalam sidang pleno Konferancab XVI
IPNU Kec. Pakis tahun 2013.
Dengan senantiasa memohon petunjuk Allah SWT.
Memutuskan
Menetapkan:
1. Mengesahkan hasil sidang pleno tentang garis-garis besar program IPNU Kecamatan Pakis.
2. Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan lakan ditinjau kembali bila terdapat kekeliruan
dalam pelaksanaannya.
Ditetapkan di
Tanggal
Pukul

:
:
:

Pimpinan Sidang Pleno


KONFERANCAB XVI IPNU KECAMATAN PAKIS
Ketua

Sekretaris

(_________________)

(_________________)

MATERI SIDANG (KOMISI C)


KOMISI REKOMENDASI ORGANISASI
Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPNU) sebagai organisasi pelajar memiliki peran yang
sangat besar dalam pemberdayaaan kaum muda NU. Hal ini merupakan cita-cita besar Nahdlatul Ulama
untuk mengembalikan citra IPNU sebagai organisasi kemasyarakatan yang berbasis pelajar dan santri
dalam hal pemberdayaan disegala bidang. Harapannya eksistensi IPNU dapat mempengaruhi kiprah
kehidupan sehari-hari baik sebagai individu maupun sosial dalam kehidupan beragama, bermasyarat,
berbangsa dan bernegara.
IPNU sebagai organisasi berbasis pelajar dan santri seyogyanya dapat menfasilitasi generasi muda untuk
menciptakan kemandirian dan kemapanan potensi generasi yang mampu menyaring terhadap berbagi
hambatan dan tantangan masa depan. Dengan demikian jelas bahwa kondisi saat ini adalah 5 tahun ke
depan lebih membutuhkan solusi realitas dari pada sekedar jargon dari visi dan misi. Oleh karena itu,
melalui konferancab XVI IPNU Kec. Pakis merekomendasikan berapa hal sebagai berikut:
A. EKSTERNAL
1. Pendidikan
Beberapa kebijakan pemerintah dalam pelaksanaan UAN harus dikaji ulang dan direvisi,
mengingat kebijakan tersebut telah melakukan pembunuhan karakter-karakter terhadap
mekanisme dan proses sistematika belajar mengajar sebagai sebuah kehidupan yang di dalamnya
terdapat kelangsungan HAM, beberapa contoh kasus banyaknya berprestasi tidak lulus UAN,
yang mengakibatkan ketidakjelasan/ validitas standarisasi kelulusan ujian tersebut. Kebijakan
anggaran 20 % perlu diperhatikan alokasi kebijakan yang dapat bersinergi dengan potensi sumber
daya dan pengembangan proses pemberdayaan itu sendiri. Untuk itu konferancab
meromendasikan:
a. Anggaran Pendidikan sebesar 20% perlu didasarkan pada falsafah pendidikan yang merakyat
dan berkeadilan sosial
b. Meminta kepada pemerintah untuk membentuk tim advokasi penldidikan, yang melibatkan
semua pemegang kebijakan, organisasi-organisasi pelajar, LSM dan juga Komnas HAM
c. Meminta kepada media untuk tidak hanya mengejar keuntungan semata, namun lebih kepada
program yan mendidik.
2. Perempuan dan keadilan gender
Indonesia yang mulai melangkah pada kesetaraan antara laki-laki dan perempuan dalam
berbagai bidang. Untuk itu konferancab merekomendasikan:
a.
Adanya kurikulum yang berbasis gender pada lembaga pendidikan di seluruh tingkatan
b.
Menghimbau kepada generasi perempuan untuk dapat mendistribusikan dirinya pada
seluruh Aspek kehidupan
c.
Meminta dukungan masyarakat akan kesadaran san komitmen dalam mengembangkan
makna gender dalam mengembalikan kepercayaan publik akan kekuatan relasi perempuan
dan laki-laki sebagai simbiosis mutualisme yang berkelanjutan.
3. Ekonomi dan Kemiskinankan
Dalam ikut serta memajukan perekonomian Indonesia, maka komferancab merekomendasikan:
a.
Membudayakan konsumerisme taerhadap produk dalam negri
sebagai nasionalisme ekonomi
b.
Kurikulum pendidikan di Indonesia perlu didasarkan pada
potensi sumber daya bangsa
c.
Menolak liberalisme dan imperalisme perekonomian yang tidak
memihak pada rakyat
d.
Melibatkan perempuan sebagai prilaku pertumbuhan ekonomi
4. Mentalitas Negatif
Berbagai efek samping yang diakibatkan dari globalisasi dan kurangnya benteng yang
melindungi pemuda dan pelajar menyebabkan kondisi semakin terpuruk. Oleh karena itu untuk
menimalisir berbagai dampak tersebut, konferancab merekomendasikan:
a.
Meminta kepada media untuk menertibkan tayangannya dari pornoaksi
b.
Meminta kepada masyarakat dan aparat untuk memberantas beredarnya pornografi di
media
c.
Meminta kepada pemerintah untuk mempertegas masalah pornografi dan pornoaksi di
media
d.
Bersama semua elemen masyarakat memrangi narkoba dan sex bebas.
B. INTERNAL
1. PP IPNU, PW IPNU Jawa Timur dan PC IPNU Kab. Malang
a. PP IPNU harus memiliki program terpadu dari PP sampai dengan PR secara berkesinambungan

b. PP IPNU dan PW IPNU Jawa Timur harus membentuk suatu sistem yang sinergis dengan
tingkatan kepemimpinan di bawahnya dalam menyikapi isu dan kebijakan sehingga terbentuk
suatu kesatuan gerak tubuh dalam IPNU
c. PC IPNU Kab. Malang membentuk suatu sistam yang menjalin kebersamaan serta memberikan
konsep pengkaderan sesuai kondisi kab. Malang.
2. IPNU dengan Banom dan Lembaga lain
a. Lebih mengoptimalkan kerjasama dengan LP. Maarif NU dan RMI dalam pembentukan
komisariat-komisariat di lembaga pendidikan dan pondok pesantren
b. LP. Maarif NU hendaknya menginstruksikan pemakaian atribut badge IPNU di lingkungan
sekolah Maarif
c. Melakukan konsolidasi dan koordinasi dengan organisasi yang memiliki sasaran serupa tetapi
tidak sama (IPNU)
d. Memperkuat kerja sama dan jaringan informasi terkait dengan program remaja dan perempuan
bersama Banom putri NU yang lain (Fatayat NU dan Muslimat NU).
Di tetapkan di :
Tanggal
:
Pukul
:

PIMPINAN SIDANG KOMISI (C)


REKOMENDASI ORGANISASI
KONFERANCAB XVI IPNU KECAMATAN PAKIS
Ketua

Sekretaris

()

()

SMP NU PAKIS
Pakis, 19 Mei 2013

Anda mungkin juga menyukai