Anda di halaman 1dari 2

Pengakuan Allah sebagai “Bapa” bagi umat non- Kristen

merupakan kiasan, yang artinya secara kodrati  mengakui


Allah sebagai Asal dari segala makhluk ciptaan. Namun umat
Kristen menyebut Allah “Bapa” karena mengakui tidak saja
secara kodrati, tetapi juga adikodrati, bahwa
Allah memang adalah :
1) Bapa yang kekal yang ada dalam kesatuan dengan Putra-
Nya, sebelum segala sesuatu diciptakan;
2) Bapa yang mengangkat kita yang percaya kepada-Nya
menjadi anak-anak-Nya di dalam Kristus Putra-Nya;
3) Bapa, karena Ia adalah Allah yang penuh kasih.

Pertama, Allah adalah Bapa yang kekal, sebab Sang Sabda


adalah Putra-Nya yang kekal (lih. Yoh 1:1-2; Flp2:6; Gal 4:4).
Artinya, dalam kekekalan, Ia adalah Bapa bagi Putra-Nya, dan
ketika waktunya telah genap Putra-Nya itu mengambil rupa
manusia dengan nama Yesus Kristus. Di awal pelayanan
publik-Nya, ketika Yesus dibaptis, Allah berkata, “Inilah
Anak-Ku yang Kukasihi…” (Mat 3:17). Maka ketika Yesus
memanggil Allah sebagai “Abba, Bapa” (Mrk 14:36), Yesus
tidak menggunakan bahasa kiasan. Yesus menyatakan
kebenaran bahwa Ia adalah Putra Allah, yang sehakikat
dengan Bapa-Nya. Iman akan Allah sebagai Bapa yang kekal,
dan Putra-Nya yang kekal, yang pada suatu waktu dalam
sejarah mengambil rupa manusia, memisahkan umat Kristiani
dari umat yang lain.
Kedua, Allah adalah Bapa bagi kita yang percaya kepada-
Nya. Ia mengutus Putra-Nya untuk tinggal di tengah kita (Yoh
1:14), agar kita dapat mengambil bagian dalam kehidupan
ilahi-Nya. Melalui sakramen- sakramen, terutama Baptisan
dan Ekaristi, kita dibawa masuk ke dalam kehidupan Allah
Bapa dan Putra oleh kuasa Roh Kudus-Nya. “Lihatlah, betapa
besarnya kasih yang dikaruniakan Bapa kepada kita, sehingga

Page 1 of 2
kita disebut anak-anak Allah, dan memang kita adalah anak-
anak Allah” (1Yoh 3:1, bdk. Gal 4:4-7).
Ketiga, Allah adalah Bapa, sesuai dengan hakikat-Nya yang
adalah Kasih (1Yoh 4:8). Dalam kekekalan, kasih-Nya begitu
sempurna kepada Sabda-Nya [yaitu Putra-Nya], sehingga
kasih-Nya itu menjadi hembusan yang identik dengan diri-
Nya sendiri [yaitu Roh Kudus]. Kasih Allah Bapa kepada
umat manusia dinyatakan secara sempurna dengan mengutus
Putra-Nya ke dunia demi menyelamatkannya.

Page 2 of 2

Anda mungkin juga menyukai