A. Etnis Melayu
Etnis Melayu memiliki beraneka ragam hias yang tidak hanya menonjolkan nilai
keindahannya, tetap beberapa ornamen mengandung simbol yang menjelaskan keadaan sosial
ekonomi pemiliknya. Ragam hias melayu banyak mengadopsi kekayaan flora dan fauna
diwilayahnya, antaralain adalah tumbuhan sulur-suluran dan pakisan,kemudian dengan meniru
tingkah laku seperti itik, semut, kupu-kupu, dan belalang. Ornamen yang biasa dipakai adalah
ornamen yang bermotif tumbuh-tumbuhan, seperti bentuk-bentuk daun, bunga, dan ornamen yang
bermotif geometris.
Berikut adalah berbagai motif ornamen Melayu yang ada melekat di rumah tradisional.
Gambar motif ornamen ricih wajid bergantung dibuat sebagai lisplang rumah adat melayu
B. Etnis Pakpak
Ragam hias atau ornamen suku Pakpak-dairi disebut dengan gerga, jenis motif gerga dibagi
atas 6 pola, yaitu pola geometris, pola tumbuhan, pola hewan, pola cosmos, pola manusia dan pola
hayal atau raksasa. Untuk pola tumbuhan yang biasanya dipakai adalah tumbuhan khas daerah
setempat seperti bunga kunyit, bunga kiambang, dan bunga melati. Sedangkan motif hewan seperti
cicak, kalajengking, ikan, semut, kera dan lain-lain.
Gambar motif Adep, bentuk penggayaan payudara sebagai simbol kesuburan dan keibuan.
C. Ragam Hias Etnis Karo
Sebagian bangunan masyarakat karo mempunyai lukisan berupa ragam hias pada beberapa
tempat. Ragam hias ini diwarnai dengan bahan pewarna dari sejenis tanah liat, dan warnanya adalah
merah, kuning, biru, hitam, dan lain-lain. Ragam hias pada bangunan suku karo disebut dengan
gerga. Gerga sebagai ragam hias Batak Karo pada mulanya lahir atas dorongan kebutuhan magis dan
simbolis karena motif gerga mengandung makna magis untuk penangkal bala atau ilmu hitam yang
mengganggu penghuni rumah. Seiring dengan perkembangan zaman fungsi gerga saat ini hanya
menonjolkan nilai estetisnya saja dan sudah banyak dikenakan pada bangunan modern.
b. Bindu Matagah
c. Embun Sikawiten
d. Pantil Manggis
e. Penggeret-geret
D. Etnis Simalalungun
Ragam Hias dalam bahasa Simalungun disebut gorga, sama dengan bahasa Batak Toba.
Motif terinspirasi dari hewan dan tanaman. Tanaman merambat menjadi objek utama, sedangkan
motif hewan terinspirasi dari hewan-hewan melata, dan hewan-hewan kecil, seperti cicak, kadal,
burung, lebah, ular, kera, dan lain-lain. Motif manusia diadopsi menjadi motif ornamen sederhana
dan nyaris kehilangan bentuk aslinya seperti motif “ bohi-bohi “ yang artinya wajah.
Berikut contoh ragam hias simalungun