Anda di halaman 1dari 37

Peningkatan Kapasitas Tenaga Pendidik Dalam Mengunakan

Aplikasi Powtoon Untuk Siswa Atau Anak Berkebutuhan


Khusus (ABK) Dalam Memenuhi Proses Pembelajaran
melalui
In House Trainning (IHT) di SMK PGRI Cisaat

Disusun Oleh
Rally Gumilar Octavianus, S.Kom

Perkumpulan Yayasan Pembina Lembaga Pendidikan


PGRI Kabupaten Sukabumi
SMK PGRI CISAAT
Jalan. Raya Cisaat No. 131 Cisaat Sukabumi
Kata Pengantar

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan


rahmat dan inayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan Rencana
Pengembangan Sekolah (RPS) yang berjudul Peningkatan Kapasitas Tenaga
Pendidik Dalam Mengunakan Aplikasi Powtoon Untuk Siswa Atau Anak
Berkebutuhan Khusus (ABK) Dalam Memenuhi Proses Pembelajaran Dimasa
Pandemi Covid-19 melalui In House Trainning (IHT) di SMK PGRI Cisaat
Terima kasih saya ucapkan kepada Bapak Ibu Guru SMK PGRI
Cisaat, yang telah membantu kami baik secara moral maupun materi. Terima
kasih juga saya ucapkan kepada teman-teman seperjuangan, Khususnya Ibu Dr.
Elin Rosalin, M.Pd. sebagai Dosen Pembimbing dan Ibu Indriana Shinuranti
sebagai Panitia Kelas yang telah mendukung kami sehingga kami bisa
menyelesaikan tugas ini tepat waktu.
Kami menyadari, bahwa laporan Rencana Pengembangan Sekolah
(RPS) yang kami buat ini masih jauh dari kata sempurna baik segi penyusunan,
bahasa, maupun penulisannya. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik
dan saran yang membangun dari semua pembaca guna menjadi acuan agar penulis
bisa menjadi lebih baik lagi di masa mendatang.
Semoga laporan Rencana Pengembangan Sekolah (RPS) ini bisa
menambah wawasan para pembaca dan bisa bermanfaat untuk perkembangan dan
peningkatan ilmu pengetahuan.

Sukabumi, Juli 2022


Penulis,

Rally Gumilar Octavianus, S.Kom


A. LATAR BELAKANG

Sekolah Menengah Kejuruan ( SMK ) PGRI Cisaat berdiri tahun 2007.


Berdiri untuk menjawab tantangan dan aspirasi masyarakat yang menginginkan
sekolah yang berkonsentrasi untuk mencetak para teknisi handal sepeda motor
yang semakin menjamur pada masa tersebut. Berdiri atas prakarsa tokoh
pendidikan Kabupaten Sukabumi yaitu H. Yusuf Kholidi, S.E., M.M.

Pada awal berjalannya, sekolah ini bekerjasama dengan SMK Negeri 1


Kota Sukabumi untuk pengadaan tenaga pendidik dan kurikulum. Merupakan
sekolah pertama dengan jurusan Teknik Otomotif yang berkonsentrasi pada roda
dua ( sekarang Teknik dan Bisnis Sepeda Motor ) pertama di Kabupaten
Sukabumi.

Barulah pada tahun 2016, jurusan administrasi perkantoran berdiri (


sekarang Otomatisasi Tata Kelola Perkantoran ), kembali lagi dalam rangka
menjawab aspirasi masyarakat dan tantangan di masa mendatang untuk mencetak
para calon praktisi terampil dalam bidang perkantoran.

Karena adanya program pemerintah tentang sekolah Inklusi, sekolah ini kerap
menerima siswa berkebutuhan khusus ( ABK ). Tantangan dan kendala dalam
menangani siswa seperti ini kerap kali muncul, terutama dalam penyampaian
materi saat pelaksanaan Kegiatan Belajar Tatap Muka ( KBM ).

Berdasarkan evaluasi yang dilaksanakan pada setiap akhir semester dan


akhir tahun pelajaran, masalah ini kerap kali muncul dan menjadi pembahasan
utama. Para guru sering menemukan kendala ini, mengingat ada anak dengan
kebutuhan khusus memiliki tingkat kesulitan yang sangat kompleks, dari mulai
mood ( gairah ) belajar mereka yang fluktuatif, sampai ke tingkat pemahaman
mereka yang berbeda dengan siswa yang lain. Dengan kata lain, harus ada inovasi
dan perubahan untuk mengatasi masalah ini.

Sampai pada akhirnya, aplikasi powtoon mulai popular. Dalam hal ini
kami merasa aplikasi ini sangatlah tepat untuk dijadikan media pembelajaran, di
samping karena tampilannya cukup kreatif dan inovatif, namun mampu
menciptakan cara baru untuk menyampaikan materi secara efektif, ringkas, padat
namun tetap sangat informatif dan bisa disesuaikan dengan materi tersebut.

Namun bukan tanpa kendala, kembali kami harus menghadapi kenyataan


bahwa tidak semua tenaga pengajar kami memiliki kemampuan ( skills ) yang
mumpuni untuk membuat bahan ajar berbasis aplikasi ini.

Pada akhirnya setelah berkonsultasi dengan yayasan dan berunding dengan


Wakil Kepala Bidang Kurikukulum, kami memutuskan untuk melaksanakan In
House Training ( IHT ) selama 2 ( dua ) hari pada tanggal 02 s.d. 03 Desember
2020. Pesertanya adalah seluruh tenaga pengajar kami yang berjumlah 24 orang,
baik itu guru mata pelajaran sampai guru mata pelajaran kompetensi keahlian.
Oleh karena itu untuk mengatasi permasalahan Kepala Sekolah mengadakan
kegiatan pelatihan Peningkatan Kapasitas Tenaga Pendidik
Dalam Mengunakan Aplikasi Powtoon Untuk Siswa Atau
Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) Dalam Memenuhi Proses
Pembelajaran melalui In House Trainning (IHT) di SMK
PGRI Cisaat

B. TUJUAN DAN INDIKATOR KEBERHASILAN


1. Tujuan
Pelaksanaan kegiatan peatihan ini memiliki tujuan teridiri atas:
a. Meningkatkan pemahaman guru tentang aplikasi pembelajaran
POWTOON
b. Meningkatkan kemampuan guru dalam menjelaskan prosedur
penggunaan aplikasi POWTOON
c. Meningkatkan kapasitas guru untuk mampu megoperasikan Aplikasi
POWTOON
d. Melatih guru dalam mengunggah video pemebelajaran ke laman
Youtube.
e. Membuat siswa lebih menikmati di dalam proses pembelajaran secara
daring
2. Indikator keberhasilan
a. Indikator keberhasilan guru:
1) Guru mampu memahami aplikasi POWTOON
2) Guru mampu menjelaskan kembali prosedur penggunaan aplikasi
POWTOON
3) Guru mampu Mengoperasikan aplikasi POWTOON
4) Guru mampu mengunggah video pembelajaran ke laman Youtube

b. Indikator keberhasilan kepala sekolah


1) Kompetensi Kepribadian:
a) Kepala sekolah mampu melaksanakan kegiatan dengan
perencanaan yang matang dengan evaluasi berkelanjutan
b) Kepala sekolah mampu berperan aktif di dalam upaya peningkatan
pengetahuan dan keterampilan ketika melaksanakan tugas.
2) Kompetensi Manajerial:
a) Kepala sekolah mampu memahami cara mengidentifikasi dan
menyelsaiakan masalah yang terkait dengan kompetensi dan
tupoksi guru.
b) Kepala sekolah mampu memahami penyusunan rencana
pemanfaatan sarana dan prasarana.
c) Kepala sekolah mampu memahami cara mengidentifikasi sumber,
alokasi dan mekanisme pertanggungjawaban keuangan sekolah
3) Kompetensi Supervisi:
a) Kepala sekolah mampu memahami teknik-teknik dalam melakukan
supervise akademik
b) Kepala sekolah mampu memiliki pengalaman dalam melakukan
supervise akademik terhadap guru
4) Kompetensi Kewirausahaan:
a) Kepala sekolah mampu memahami program-program inovatif yang
bisa meningaktkan keefektifan sekolah.
b) Kepala sekolah mampu memiliki pengalaman dalam meningkatkan
keingintahuan warga sekolah dalam pengetahuan warga sekolah
dalam pengetahuan dan keterampilan kerja keras dan semangat
pantang menyerah
c) Kepala sekolah mampu mebuat alternative pemecahan masalah
yang relevan dan tepat, sehingga menghasilkan kinerja yang efektif
dan efisisen
d) Kepala sekolah mampu memiliki rasa optitmis dan pantang
menyerah untuk menacapai keberhasilan di sekolah

5) Kompetensi Sosial:
a) Kepala sekolah mampu memiliki pengalaman membangun
kerjasasama dengan pihak lain.
b) Kepala sekolah mampu memahami penyusunan program kerjasama
dengan pihak lain untuk mendukung pelaksanaan kegiatan
pendidikan di sekolah

C. PROGRAM PENGEMBANGAN SEKOLAH


Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan mengamanatkan bahwa setiap sekolah pada setiap jenis dan jenjang
pendidikan harus memenuhi Standar Nasional Pendidikan (SNP) dengan delapan
standar nasional pendidikan yaitu; standar isi, standar kompetensi lulusan, standar
proses, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar saranan dan prasarana,
standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan. Salah
satu upaya untuk mencapai SNP, setiap sekolah wajib membuat Rencana
Pengembangan Sekolah (RPS). Hal ini didasari oleh beberapa alasan, RPS
dipergunakan untuk mengukur tingkat efektivitas dan efisiensi penyelenggaraan
pendidikan di sekolah. RPS juga dapat dijadikan alat untuk mengontrol secara
internal semua warga sekolah dalam mengembangkan sekolah.
Pelatihan pembuatan video pembelajaran ini dilatar belakangi hasil
analisis Kepala Sekolah tentang proses pemebelajaran yang dilakukan secara
daring tidak efektif, terutama untuk siswa atau Anak Berkebutuhan Khusus
(ABK). Hal tersebut salah satunya disebabkan kemampuan guru dalam
memahami metode pembelajaran secara daring masih kurang. Oleh karena itu
melalui pelatihan pembuatan video pembelajaran ini sebagai solusi karena
kebuntuan yang dialami guru di dalam proses pembelajaran secara daring. Melalui
video pembelajaran ini guru dapat menjelasakan materi pembelajran dengan
narasi yang lansgung diucapkan yang dikemas dalam bentuk video.
D. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN

Langkah-langkah yang digunakan dalam pelatihan pembuatan video


pembelajaran menggunakan aplikasi POWTOON ini yaitu:

PERENCANAAN: PELAKSANAAN: PENERAPAN


1. Koordiansi dengan a. Pelatihan a. Guru membuat video
Wakasek Bidang dilaksanakan pembelajaran
Kurikulum selama 2 hari b. Guru mengunggah video
2. Membuat Program b. Menggunakana pembelajaran ke Laman
Pelatihan Fasilitas Youtube
3. Sosialisasi kepada Laboratorium c. Siswa mengkases video
guru-guru terkoneksi pembelajaran pada laman
internet Yotutube

EVALUASI
Kepala sekolah bersama tutor
TINDAK LANJUT melakukan evalausi:
a. Animo siswa melihat
video pembelajaran
b. Partisifasi siswa dalam

JIKA BERHASIL JIKA TIDAK BERHASIL

Pemberian reward kepada guru Penguatan dengan konsultasi


yang memiliki video kembali secara personal dengan
pembelajaran terbaik Narasumber

Gambar. 1. Diagram alir proses pelatihan Pembuatan Video Pembelajaran


1. PERSIAPAN
a. Diskusi dengan wakasek kurikulum dan operator membahas rencana
pembuatan program pelatihan
b. Membuat program (Kepanitiaan, Peserta, Jadwal, Tutor dan
Pembiayaan)
c. Sosialisasi (Pembuatan spanduk) dan undangan kepada guru-guru
tentang rencana pelaksaanaan pelatihan
d. Menyiapkan ruangan pelatihan (Aula SMK PGRI Cisaat)
e. Menyiapakn peralatan pelatihan seperti (Komputer, jaringan internet,
proyektor, Genset untuk menghindari mati lampu)
f. Menyiapkan bahan presentasi untuk pelatihan

2. PELAKSANAAN
a. Pelatihan dilaksanakan selama 2 hari
Hari pertama: Pelatihan Pembuatan Video Pembelajaran
(Narasumber). Hari kedua : Metode unggah video pembelajaran ke
Laman Youtube sekolah (Operator)
b. Menggunakan fasilitas terkoneksi internet
c. Masing-masing peserta memegang satu PC untuk mengikuti alur
pelatihan dan memperaktekannya
d. Penerapan (Hari Ke 3 s.d hari ke 5)
1) Guru menggunakan apliaksi POWTOON untuk proses pembuatan
video pembelajaran
2) Guru memberikan video pembelajaran hasil dari aplikasi
POWTOON kepada operator sekolah untuk dinilai oleh kepala
sekolah layak unggah atau belum
3) Jika sudah layak unggah maka video akan di unggah ke Laman
Youtube sekolah
4) Jika belum maka akan dilakukan pengeditan oleh tim IT.
5) Guru menjadi agen untuk menjelaskan kepada siswa bagaimana mengkses
Laman Youtube sekolah.
3. MONITORING
Selama kegiatan berlangsung ditemukan hal-hal yang diluar kendali,
seperti ada beberapa guru yang harusnya terjadwal pada hari pertama dirotasi
pindah ke hari kedua, dengan alasan ada kepentingan yang penting dan
mendesak. Namun demikian kejadian tersebut tidak berpengaruh signifikan
terhdadap kegiatan pelatihan.
Hasil monitoring menunjukan peserta sangat antusias mengikuti
kegiatan. Hal itu bisa dilihat dari, pertama kedatangan yang tepat waktu,
kegiatan diikuti sampai tuntas, antusiasme dalam bertanya kepada tuotor,
bahkan peserta yang hari pertama ikut, Di hari kedua ada yang ikut lagi karena
ingin lebih memahami. Selain itu status media sosial yang dibuat oleh para
peserta juga menunjukan perasaan yang baik menyambut pelatihan ini.
Dari segi sarana prasarana pelatihan mendukung dan tidak terjadi
hambatan, sehingga kegiatan berjalan lancar. Untuk tutor/narasumber
memperlihatkan kualitasnya sbegai pemateri yang handal. Tutor/narasumber
mampu mnejelaskan secara rinci dan mudah difahami oleh peserta.

4. HASIL KEGIATAN
Hasil kegiatan pelatihan di sajikan tabel dan grafik di bawah ini:
a. Tabel 1 dan Grafik instrumen monitoring Pelaksanaan RPS

Nama Instrumen
No
Peserta 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 Jml Nilai

1 AAA 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 20 95,2
2 BBB 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 19 90,5
3 CCC 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 19 90,5
4 DDD 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 19 90,5
5 EEE 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 19 90,5
6 FFF 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 19 90,5
7 GGG 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18 85,7
8 HHH 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 19 90,5
9 III 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 19 90,5
10 JJJ 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 19 90,5
11 KKK 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 19 90,5
12 LLL 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 19 90,5
13 MMM 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 19 90,5
14 NNN 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 19 90,5
15 OOO 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 19 90,5
16 PPP 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 19 90,5
17 QQQ 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 81,0
18 RRR 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 19 90,5
19 SSS 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 19 90,5
20 TTT 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 19 90,5
21 UUU 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 19 90,5
22 VVV 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 19 90,5
23 WWW 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 19 90,5
24 XXX 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 19 90,5
RATA- RATA 19 90,1

100%
90%
80%
70%
60%
Nama Peserta
50%
Nama Peserta
40%
No
30%
20%
10%
0%
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25

Gambar 2. Grafik Monitoring Pelaksanaan Rencana Pengembangan Sekolah


(RPS)

Grafik 2 di atas menunjukan kecenderungan responden untuk memilih


tingkat predikat sangat baik yaitu sebanyak 24 peserta terhadap pelaksanaan
kegiatan pelatihan pembuatan video pembelajaran menggunakan aplikasi
POWTOON. Hal ini dapat dijelaskan pertama karena sebelum kegiatan diadakan
semua tahapan perencanaan di sosialisasikan dan dirancang dengan matang
melibatakan semua pihak yang terkait di sekolah. Kedua ketika pelaksanaan
pelatihan adminstrasi di buat dengan rapi seperti daftar hadir, penyampaian oleh
turtor mudah difahami dan kesiapan sarana dan prasarana pelatihan yang memadai
(Komputer PC, laptop, akses internet, proyektor, headset dan sebagainya). Ketiga
peserta merasakan manfaat dari pelatihan ini hal itu tampak dari antusiasme
peserta dalam mengikuti pelatihan.

b. Tabel 2. dan Grafik instrumen peningkatan kompetensi kepala


sekolah beradasarkan hasil AKPK

Nama Instrumen
No
Peserta 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 Jml Nilai

1 AAA 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 3 3 4 4 4 3 3 65 90,3
2 BBB 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 3 3 4 4 3 3 3 64 88,9
3 CCC 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 71 98,6
4 DDD 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 65 90,3
5 EEE 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 63 87,5
6 FFF 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 64 88,9
7 GGG 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 63 87,5
8 HHH 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 66 91,7
9 III 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 63 87,5
10 JJJ 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 70 97,2
11 KKK 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 66 91,7
12 LLL 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 65 90,3
13 MMM 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 68 94,4
14 NNN 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 65 90,3
15 OOO 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 68 94,4
16 PPP 3 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 67 93,1
17 QQQ 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 64 88,9
18 RRR 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 68 94,4
19 SSS 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 70 97,2
20 TTT 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 63 87,5
21 UUU 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 70 97,2
22 VVV 4 4 4 3 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 3 67 93,1
23 WWW 3 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 68 94,4
24 XXX 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 65 90,3

RATA- RATA 66 91,9

100,0%
98,0%
96,0%
94,0%
92,0%
90,0% Series1
88,0%
86,0%
84,0%
82,0%
80,0%
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25

Gambar 3. peningkatan kompetensi kepala sekolah beradasarkan hasil AKPK

Grafik di atas menunjukan Kecenderungn responden secara umum untuk


memilih tingkat predikat sangat puas terhadap kompetensi kepala sekolah
beradasarkan AKPK pada kegaiatan pelatihan pembuatan video pembeajaran
menggunakan aplikasi POWTOON. Hal ini dapat dijelaskan Pertama dari
kompetensi kepribadian penulis sebagai kepala sekolah melaksanakan kegiatan
dengan perencanaan yang matang dan evaluasi berkelanjutan, kemudian penulis
aktif juga dalam peningkatan pengetahuan dan keterampilan ketika melaksanakan
tugas. Kedua dari aspek manajerial kepala sekolah memahami cara
mengidentifikasi masalah dan menyelesaikannya, kemudian mampu
memanfaatkan sarana prasarana, mampu menglola anggrana pembiayaan kegiatan
dan mekanisme pertanggungjawabannya, mampu memmanfaatkan medi
Teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.
Ketiga dari aspek manajerial kepala sekolah mampu memhami program inovatif,
memiliki pengalman dalam meningkatkan keingintahuan warga sekolah, mampu
membuat alternatif pemecahan masalah yang relefan serta memiliki rasa
optimisem dan pantang menyerah. Keemepat aspek supervise kepala sekolah
memhami teknik, menggali, dalam mengaanalisis masalah dan memberikan
umapan balik serta tindak lanjut di dalam supervise. Kelima aspek sosial, kepala
sekolah memiliki kemampuan membuat program dan pengalaman membangun
kerjasama untuk melaksanakan kegiatan pendidikan di sekolah.

c. Tabel 3 dan grafik instrument Evaluasi Hasil Kegiatan

Instrumen
No Nama Peserta
1 2 3 4 Jml Nilai
1 AAA 4 3 3 3 13 81,3
2 BBB 3 3 4 3 13 81,3
3 CCC 4 4 4 4 16 100,0
4 DDD 4 4 4 4 16 100,0
5 EEE 4 3 3 4 14 87,5
6 FFF 4 3 3 4 14 87,5
7 GGG 4 4 3 4 15 93,8
8 HHH 3 3 4 3 13 81,3
9 III 4 3 4 4 15 93,8
10 JJJ 4 4 3 3 14 87,5
11 KKK 4 3 3 3 13 81,3
12 LLL 3 3 3 3 12 75,0
13 MMM 3 2 3 3 11 68,8
14 NNN 3 2 3 3 11 68,8
15 OOO 4 3 3 4 14 87,5
16 PPP 4 4 4 3 15 93,8
17 QQQ 4 4 3 3 14 87,5
18 RRR 4 3 3 4 14 87,5
19 SSS 4 4 3 3 14 87,5
20 TTT 3 3 3 3 12 75,0
21 UUU 4 3 4 4 15 93,8
22 VVV 4 3 4 4 15 93,8
23 WWW 4 3 4 3 14 87,5
24 XXX 4 3 3 4 14 87,5
RATA- RATA 13,8 86,2
120,0%

100,0%

80,0%

60,0%

40,0% Series7

20,0%

0,0%

MMM
AAA

EEE

KKK

WWW
GGG

SSS

UUU
OOO
CCC

III

QQQ
1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112131415161718192021222324

Gambar 4. Grafik Evaluasi Hasil Kegiatan Pelatihan

Berdasarkan Grafik di atas kecenderungan peserta menyatakan sangat baik


terhadap proses evaluasi kegiatan yaitu sebanyak 17 peserta (74%) dari total
peserta 24. Hal ini dapat dijelaskan dari hasil pelatihan dimana peserta memahami
apliaksi POWTOON, peserta mampu mengoperasikan apliaksi POWTOON serta
mampu mengunggah video pembelajaran hasil pelatihan ke Laman Youtube
Sekolah. Selain itu karena selama pandemik COVID-19 apliaksi pembelajaran
yang digunakan adalah TELEGRAM yang sifatnya berupa penugasan dan 1 arah.
Tetapi di dalam kegiatan pelatihan ini guru mendapat ilmu baru karena mereka
dikenalkan dengan aplikasi yang baru yaitu POWTOON yang bisa menyampaikan
materi pembelajaran secara verbal.
d. Tabel 4 dan Grafik instrument pencapaian Students Wellbeing
(kesejahteraan siswa)
Instrumen
No Nama Peserta
1 2 3 4 5 Jml Nilai
1 XXX 4 4 3 3 4 18 90,0
2 YYY 3 4 4 3 3 17 85,0
3 ZZZ 3 4 4 3 4 18 90,0
RATA- RATA 17,7 88,3
100%
90%
80%
70% Series6

60% Series5

50% Series4

40% Series3
30% Series2
20% Series1
10%
0%
No Nama Peserta Prosentase

Gambar 5. Grafik Pencapaian Students Wellbeing

Berdasarkan Grafik di atas kecenderungan siswa menyatakan sangat baik


terhadap pencapaian students wellbeing yaitu sebanyak 3 peserta, hal ini dapat
dijelaskan dari instrument yang disebar kesiswa menunjukan bahwa siswa merasa
senang dengan adanya video pembelajaran, menjadi faham tentang materi yang
disampaikan dan lebih rajin dalam mengikuti pembelajaran serta memiliki
kepedulian dalam pembelajaran.

5. EVALUASI
Kegiatan pelatihan pembuatan video pembelajaran berjalan baik
dengan hasil sangat baik. Namun kita fahami walapun predikat sangat baik
bukan berarti sistem itu sudah sempurna. Oleh karena itu beberpa catatan yang
menjadi evaluasi penulis sebagai bahan perabikan untuk ke depannya.
Pertama di dalam suatu kegiatan diperlukan pernecanaan yang matang
tidak asal-asalan. Karena betapapun hebatnya pernecanaan tetap saja akan ada
kekurangan ketika rencana itu dieksekusi ke dalan suatu kegiatan, Apalagi jika
tidak direnacankan sudah pasti kekacauan yang di timbulkan.
Kedua Pelaksanaan berjalan dengan baik tanpa ada kendala semua
peserta hadir dan terlibat dari awal sampai akhir kegiatan, namun tetap ada
kekurangan yaitu peserta jadwal hari pertama ada yang dirotasi dengan jadwal
hari ke dua. Padahal sebelumnya jadwal sudah disosialisasikan melalui surat
edaran. Semua masalah berupaya untuk dieleminir sedmikian rupa namun
demikian kenyataanya.

6. REFLEKSI
Berdasarkan pengalaman dalam kegiatan pelatihan tentang pembuatan
video pembelajaran di SMK PGRI Cisaat, kegiatan ini berjalan dengan baik
dan lancar, peserta sangat antusias mengikuti kegiatan pelatihan ini. Sebagai
tutor yaitu 1 orang (Kaprog OTKP) yang mumpuni dan menguasai materi
pembuatan video pemebelajaran ini.
Tutor melakukan penyampaian materi dengan runut, mulai dari konsep
dasar materi POWTOON, Tutor mendampingi satu persatu semua peserta
sehingga mampu membuat video pembelajaran. Akan tetapi pada saat sesi
pembuatan video ada beberapa peserta yang belum menyiapkan materi
pembelajaran dalam bentuk Power Point sehingga sedikit terhambat, namun
hal tersebut bisa diatasi dengan mengunduh materi di internet. Dengan adanya
masalah ini ke depannya perlu penambahan jam pelatihan pembuatan materi
pembelajaran dalam bentuk Power Point sebelum pelatihan pembuatan video
pembelajaran dilakukan.

7. TINDAK LANJUT
Tindak lanjut dari pelatihan pembuatan video pembelajaran
menggunakan apliaksi POWTOON ini adalah, memberikan reward kepada 3
peserta terbaik dengan video yang menarik dan mudah di fahami oleh
penonton. Sedangkan untuk peserta yang belum memahami dengan baik
dilakukan penguatan secara personal kepada tutor. Selanjutnya akan diadakan
pelatihan sejenis dengan topik yang berbeda untuk saling melengkapi dalam
proses pembelajaran secara daring.
8. SUMBER DAYA
Sumber Daya Manusia meliputi Guru, Operator, Wakasek kurikulum,
wakasek sarana dan prasarana, laboran, komite, dan murid. Sedangkan Sumber
Daya Alat dan Bahan meliputi Proyektor, PC atau laptop, kamera, saluran
internet, masker, bahan materi pelatihan, video, dokumen kegiatan.

E. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil kegiatan pelatihan peningkatan kemampuan guru dalam
pembuatan video pemebelajaran menggunakan aplikasi Powtoon dan datanya di
olah sehingga dapat dismpulkan bahwa:
1. Guru mampu memahami aplikasi pembelajaran POWTOON
2. Guru mampu menjelaskan prosedur penggunaan aplikasi POWTOON
3. Guru mampu mengoperasikan Aplikasi POWTOON
4. Guru mampu dalam mengunggah video pemebaljaran ke laman Youtube
5. Siswa dan orang tua menyambut baik dengan adanaya penyampaian materi
pembelajaran melalui video yang di unggah ke laman Youtube.
LAMPIRAN - LAMPIRAN
Peserta Mengisi daftar Hadir

Anda mungkin juga menyukai