NPM : 201002033
َت َما َرزَ ْق ٰن ُك ْم َوا ْش ُكرُوْ ا هّٰلِل ِ اِ ْن ُك ْنتُ ْم اِيَّاهُ تَ ْعبُ ُدوْ ن
ِ ٰيٓاَيُّهَا الَّ ِذ ْينَ ٰا َمنُوْ ا ُكلُوْ ا ِم ْن طَيِّ ٰب
“Wahai orang-orang yang beriman, makanlah apa-apa yang baik (yang halal) yang Kami
anugerahkan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah jika kamu benar-benar hanya
menyembah kepada-Nya.”
Dalam ayat tersebut dijelaskan bahwasannya baik atau buruknya suatu makanan atau barang
yang akan digunakan oleh umat islam harus selalu berkaitan dengan hukum halal atau haram
nya. Oleh karena itu kita sebagai umat islam harus mengetahui segala informasi yang jelas
tentang halal atau haramnya dalam segala aspek yang akan atau sering dikonsumsi oleh umat
islam. Selain telah diatur dalam Al-Qur’an, maslash sertifikasi halal juga sudah diatur atau
dijelaskan dalam UU No.33 tahun 2019 tentang Jaminan Produk Halal (JPH), namun telah
diubah dengan UU NO.11 tahun 2020 tentang cipta kerja, dimana dalam pasal-pasal yang diubah
ada penyisipan pasal yang mewajibkan pelaku usaha mikro dan kecil untuk memilki sertifikat
halal bagi produk olahannya.
Akan tetapi disuatu usaha UMKM misalnya usaha “Es Nyegerin” produk usahanya belum
tersertifikasi halal, baik mengurus maupun proses sertifikasi nya.
Fokus Penelitian :
Variabel :
Dependen : Kepercayaan Konsumen
Independen : Sertifikasi Halal
Variabel Moderator : Kesadaran Halal
Rancangan Judul :