BIDANG KEGIATAN
PKM ARTIKEL ILMIAH
Diusulkan Oleh :
ABSTRAK
ABSTRACT
Economic growth in the aftermath of the 2004 tsunami in Aceh requires greater
electricity supply. Therefore, to meet electrical energy needs, a new alternative
energy source is needed. This article discusses the reliability of wind speed at
several BMKG Aceh Stations as the potential for the construction of wind power
plants. The data used in this study are secondary data, namely the average wind
speed at several BMKG Aceh Stations from January 2014 to December 2017. The
analysis carried out is descriptive analysis, parameter estimation of data
distribution, and analysis of reliability functions. The results of the discussion
obtained were the average wind speed of Aceh Besar and Sabang including the
category of high winds which reached 20 knots, BMKG stations Aceh Besar,
Aceh Utara, and Sabang distributed Log Normal while BMKG Aceh Barat and
Lhokseumawe stations Weibull distribution, and plots reliability shows that for
changes in the speed of the wind which is getting faster, the chances of the
reliability function are getting smaller. This means that the faster the wind speed,
the better the potential for wind power plants.
Keywords : Velocity of Wind, Log Normal, Weibull, Realibility Function
2
PENDAHULUAN
Aceh merupakan salah satu wilayah yang terletak di ujung Pulau Sumatera
negara Indonesia yang bertetanggaan dengan Provinsi Sumatera Utara. Provinsi
yang sedang mengalami pertumbuhan ekonomi pasca bencana dan tsunami pada
bulan Desember tahun 2004, membutuhkan suplai energi listrik menjadi semakin
besar. Oleh sebab itu untuk memenuhi kebutuhan energi listrik, maka di perlukan
sebuah alternatif sumber energi baru. Ketersediaan angin yang tidak ada habisnya
di alam dapat dimanfaatkan sebagai dasar pembangunanan pembangkit listrik
tenaga angin. Namun, tidak semua daerah memiliki angin yang cukup potensial.
Pemanfaatan energi angin diperlukan data atau informasi mengenai
potensi energi angin aktual yang tersedia di lokasi pemasangan dan pemanfaatan
sesuai kebutuhan di lokasi tersebut. Untuk mendapatkan distribusi angin perlu
dilakukan analisa keandalan kecepatan angin dalam jangka waktu minimal satu
tahun. Data kecepatan angin dapat diambil dari pengukuran yang telah dilakukan
oleh stasiun Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG). Berikut
peta kabupaten/kota Provinsi Aceh yang memiliki stasiun BMKG
TUJUAN
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran kecepatan angin di
beberapa Stasiun BMKG Provinsi Aceh, distribusi yang sesuai untuk
menggambarkan kecepatan angin di beberapa Stasiun BMKG Provinsi Aceh dan
menganalisis reliability function (fungsi keandalan) kecepatan angin di beberapa
Stasiun BMKG Provinsi Aceh sebagai potensi pembangunan pembangkit listrik
tenaga angin.
METODE PENELITIAN
Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data sekunder yaitu rata-
rata kecepatan angin (knot) di beberapa Stasiun BMKG Provinsi Aceh. Periode
waktu pada data yang digunakan adalah dari Januari tahun 2014 – Desember
2017. Data diperoleh dari website Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika
(BMKG), Badan Pusat Statistik (BPS), dan Provinsi Aceh dalam Angka.
Salah satu metode statistika yang dapat digunakan dalam kasus ini adalah
distribusi Weibull dan Log Normal. Distribusi Weibull dan Log Normal sering
digunakan dalam analisis keandalan dan sering dijumpai kasus dimana data yang
sesuai dengan distribusi Weibull sesuai pula dengan distribusi Log Normal.
Parameter yang diestimasi menggunakan metode Maximum Likelihood Estimation
(MLE) pada distribusi Log Normal adalah meanlog (µ) dan sdlog (σ) sedangkan
parameter distribusi Weibull adalah shape (α) dan scale (β). Menurut Lee dan
Wang (2003), fungsi keandalan berdasarkan distribusi Weibull dan Log Normal
adalah sebagai berikut:
Log Normal
1
√2 πσt (
1
exp ⌈ − ln
2
t−μ 2
σ )⌉ Φ (
log ( t )−μ
σ ) f (t )
F (t )
4
Weibull
p λp t p−1 e−( λt ) p 1−e−(λt ) p 1−F (t)
Berikut diagram alir prosedur penelitian
Aceh Utara mencapai 4 knot, Lhokseumawe mencapai 4,04 knot, dan Sabang
mencapai 9,4 knot. Berikut grafik batang dari data kecepatan angin di beberapa
stasiun BMKG Provinsi Aceh.
20
15
10
5
0
2014 2015 2016 2017
Tahun
2. Analisis Inferensia
Berdasarkan Tabel 3 terlihat nilai AIC dan BIC terkecil berdasarkan data
kecepatan angin di beberapa stasiun BMKG Provinsi Aceh. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa stasiun BMKG Aceh Besar, Aceh Utara, dan Sabang
berdistribusi Log Normal sedangkan stasiun BMKG Aceh Barat dan
Lhokseumawe berdistribusi Weibull.
Setelah pemilihan distribusi menggunakan kriteria AIC dan BIC terkecil,
maka digunakan MLE untuk mendapatkan nilai estimasi parameter menggunakan
distribusi Log Normal dan Weibull dari data kecepatan angin di beberapa stasiun
BMKG Provinsi Aceh. Parameter yang diestimasi menggunakan metode MLE
pada distribusi Log Normal adalah meanlog (µ) dan sdlog (σ) sedangkan
parameter distribusi Weibull adalah shape (α) dan scale (β) . Adapun nilai
estimasi parameter dari distribusi Log Normal dan Weibull dari data dapat dilihat
pada tabel 4 berikut.
Tabel 4. Estimasi Parameter Distibusi Log Normal dan Weibull dengan MLE
Distribusi Log Normal
Parameter
Kabupaten/Kota
Meanlog (µ) Sdlog (σ)
Aceh Besar 1,84 0,46
Aceh Utara 2,15 0,44
Sabang 1,40 0,13
Distribusi Weibull
Parameter
Kabupaten/Kota
Shape (α) Scale (β)
Aceh Barat 6,24 2,94
Lhokseumawe 7,3 4,3
Hazard nya. Sedangkan pada stasiun BMKG Sabang diketahui bahwa untuk
perubahan kecepatan angin yang semakin kencang, maka semakin kecil peluang
Hazard nya.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pembahasan diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Berdasarkan statistika deskriptif diperoleh bahwa kecepatan angin maksimum
di kabupaten/kota Aceh Besar dan Sabang berturut-turut mencapai 23 dan 20
knot, hal ini termasuk kedalam kategori angin kencang. Sedangkan rata-rata
kecepatan angin di kabupaten/kota Aceh Barat, Aceh Utara, dan
Lhokseumawe termasuk kedalam kategori angin sedang yaitu hanya
mencapai 5 knot.
2. Berdasarkan Nilai AIC dan BIC terkecil dari data kecepatan angin di
beberapa stasiun BMKG Provinsi Aceh diperoleh bahwa stasiun BMKG
Aceh Besar, Aceh Utara, dan Sabang berdistribusi Log Normal sedangkan
stasiun BMKG Aceh Barat dan Lhokseumawe berdistribusi Weibull.
3. Berdasarkan plot fungsi keandalan menunjukkan bahwa untuk perubahan
kecepatan angin yang semakin kencang, maka peluang fungsi keandalannya
semakin kecil. Artinya semakin kencang kecepatan angin maka semakin
bagus potensinya terhadap pembangkit listrik tenaga angin. Berdasarkan plot
fungsi Hazard menunjukkan bahwa pada stasiun BMKG Aceh Besar,
Lhokseumawe, Aceh Utara, dan Aceh barat untuk perubahan kecepatan
angin yang semakin kencang, maka semakin besar peluang Hazard nya.
Sedangkan pada stasiun BMKG Sabang untuk perubahan kecepatan angin
yang semakin kencang, maka semakin kecil peluang Hazard nya.
10
DAFTAR PUSTAKA