Pasal 1
1. Hak Cipta adalah hak eksklusif pencipta yang timbul secara otomatis berdasar-
kan prinsip deklaratif setelah suatu ciptaan diwujudkan dalam bentuk nyata tan-
pa mengurangi pembatasan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-un-
dangan.
Pasal 113
1. Setiap Orang yang dengan tanpa hak melakukan pelanggaran hak ekonomi se-
bagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf i untuk Penggunaan Secara
Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun dan/atau
pidana denda paling banyak Rp 100.000.000 (seratus juta rupiah).
2. Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau peme-
gang Hak Cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta sebagaimana di-
maksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf c, huruf d, huruf f, dan/atau huruf h untuk
Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 3
(tiga) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus
juta rupiah).
3. Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau peme-
gang Hak Cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta sebagaimana di-
maksud dalam Pasal 9 ayat (l) huruf a, huruf b, huruf e, dan/atau huruf g untuk
Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 4
(empat) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu
miliar rupiah).
4. Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
yang dilakukan dalam bentuk pembajakan, dipidana dengan pidana pen-
jara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan/atau pidana denda paling banyak
Rp4.000.000.000,00 (empat miliar rupiah).
PENYUSUNAN PERJANJIAN KERJA SAMA
DALAM DAN LUAR NEGERI BERDASARKAN
PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAM
NOMOR 65 TAHUN 2016
Tim Penyusun:
Rini Wulandari
Dodi
Ohan Suryana
Tim Penyusun:
Rini Wulandari, TMM. Ruby
Friendly. M., Dodi, Ohan Suryana
x+110 hlm.; 18 × 25 cm
ISBN: 978-623-6869-48-2
Dicetak oleh:
PERCETAKAN POHON CAHAYA
Puji Syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, berkat rahmat dan
karunia-Nya Modul Best Practice Penyusunan Perjanjian Kerja Sama Dalam dan
Luar Negeri Berdasarkan Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor 65 Tahun
2016 telah terselesaikan. Modul ini disusun untuk membekali para pembaca agar
mengetahui dan memahami salah satu tugas dan fungsi Kementerian Hukum dan
Hak Asasi Manusia.
Modul Best Practices pada artinya dapat menjadi sumber belajar guna
memenuhi hak dan kewajiban pengembangan kompetensi paling sedikit 20 jam
pelajaran (JP) bagi setiap pegawai. Hal ini sebagai implementasi amanat Peraturan
Pemerintah Nomor 17 Tahun 2020 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah
Nomor 11 Tahun 2017 tentang Manajemen Aparatur Sipil Negara (ASN).
Penyusunan Perjanjian Kerja Sama Dalam dan Luar Negeri Berdasarkan Peraturan
Menteri Hukum dan HAM Nomor 65 Tahun 2016 v
modul ini. Segala kritik dan saran sangat kami harapkan guna peningkatan kualitas
publikasi ini. Semoga modul ini dapat berkontribusi positif bagi para pembacanya
dan para pegawai di Lingkungan Kementerian Hukum dan HAM.
Penyusunan Perjanjian Kerja Sama Dalam dan Luar Negeri Berdasarkan Peraturan
vi Menteri Hukum dan HAM Nomor 65 Tahun 2016
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena atas
kehendak dan perkenan-Nya masih diberikan kesempatan dan kesehatan dalam
rangka penyusunan Modul Best Practice berjudul Penyusunan Perjanjian Kerja
Sama Dalam dan Luar Negeri Berdasarkan Peraturan Menteri Hukum dan HAM
Nomor 65 Tahun 2016.
Modul Best Practice Penyusunan Perjanjian Kerja Sama Dalam dan Luar
Negeri Berdasarkan Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor 65 Tahun 2016
sebagai sumber pembelajaran dalam meningkatkan pemahaman dan pengetahuan
terhadap keberagaman bidang tugas dan fungsi serta kinerja organisasi
Kemenkumham. Selain itu upaya untuk memperkuat dan mengoptimalkan
kegiatan pengabadian aset intelektual dari pengetahuan tacit individu menjadi
pengetahuan organisasi. Pengetahuan tacit yang berhasil didokumentasikan,
akan sangat membantu sebuah organisasi dalam merumuskan rencana strategis
pengembangan kompetensi baik melalui pelatihan maupun belajar mandiri, serta
implementasi Kemenkumham Corporate University (CorpU).
Penyusunan Perjanjian Kerja Sama Dalam dan Luar Negeri Berdasarkan Peraturan
Menteri Hukum dan HAM Nomor 65 Tahun 2016 vii
Depok, 19 Oktober 2020
Kepala Pusat Pengembangan Diklat
Teknis dan Kepemimpinan,
Hantor Situmorang
NIP 196703171992031001
Penyusunan Perjanjian Kerja Sama Dalam dan Luar Negeri Berdasarkan Peraturan
viii Menteri Hukum dan HAM Nomor 65 Tahun 2016
DAFTAR ISI
KATA SAMBUTAN........................................................................................... v
KATA PENGANTAR KAPUS TEKPIM............................................................. vii
DAFTAR ISI..................................................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1
A. Latar Belakang................................................................................... 1
B. Deskripsi Singkat............................................................................... 5
C. Manfaat.............................................................................................. 6
D. Tujuan Pembelajaran......................................................................... 6
E. Materi Pokok...................................................................................... 7
F. Petunjuk Belajar................................................................................. 7
Penyusunan Perjanjian Kerja Sama Dalam dan Luar Negeri Berdasarkan Peraturan
Menteri Hukum dan HAM Nomor 65 Tahun 2016 ix
C. Kerja Sama Bilateral.......................................................................... 22
D. Kerja Sama Regional......................................................................... 26
E. Kerja Sama Multilateral...................................................................... 31
F. Rangkuman....................................................................................... 35
G. Latihan............................................................................................... 36
BAB V PENUTUP......................................................................................... 75
A. Simpulan............................................................................................ 75
B. Saran dan Rekomendasi................................................................... 77
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 79
LAMPIRAN...................................................................................................... 83
Penyusunan Perjanjian Kerja Sama Dalam dan Luar Negeri Berdasarkan Peraturan
x Menteri Hukum dan HAM Nomor 65 Tahun 2016
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kerja sama pada prinsipnya merupakan kesepakatan yang dibangun
antara dua pihak atau lebih untuk mencapai tujuan sesuai dengan kebutuhan
bersama. Dalam konteks penyelenggaraan pemerintahan, kerja sama
tersebut bertujuan untuk mencapai sinergi dalam rangka mencapai tujuan
bersama. Untuk Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia, kerja sama ini
sangat penting dalam rangka pencapaian visi Kementerian Hukum dan Hak
Asasi Manusia, yaitu Masyarakat Memperoleh Kepastian Hukum.
Penyusunan Perjanjian Kerja Sama Dalam dan Luar Negeri Berdasarkan Peraturan
Menteri Hukum dan HAM Nomor 65 Tahun 2016 1
Dalam melaksanakan tugas di atas Bagian Kerja Sama Dalam Negeri,
menyelenggarakan fungsi:
Penyusunan Perjanjian Kerja Sama Dalam dan Luar Negeri Berdasarkan Peraturan
2 Menteri Hukum dan HAM Nomor 65 Tahun 2016
Sedangkan Bagian Kerja Sama Luar Negeri didukung oleh:
Penyusunan Perjanjian Kerja Sama Dalam dan Luar Negeri Berdasarkan Peraturan
Menteri Hukum dan HAM Nomor 65 Tahun 2016 3
Pola atau model kerjasama apapun bentuk dan tingkatannya tidak
akan lepas dari kemungkinan terjadinya benturan kepentingan, perbedaan
penafsiran, atau kegagalan dalam memenuhi kewajiban satu pihak terhadap
pihak lainnya. Dengan kata lain, selain sebagai cara meredam konflik, suatu
kerja sama tidak jarang justru menjadi sumber sengketa baru. Untuk itu,
pengembangan kerja sama harus diikuti dengan pengaturan yang jelas dan
tegas tentang kedudukan, hak, dan kewajiban masing-masing pihak, serta
mekanisme resolusi konflik dalam hal timbul friksi akibat dilakukannya suatu
kerjasama.
Oleh karena itu dalam rangka menjalankan tugas dan fungsi yang
diemban, Bagian Kerja Sama Dalam Negeri dan Bagian Kerja Sama Luar
Negeri memastikan tersedianya regulasi untuk dijadikan pedoman dalam
menjalin kerja sama pemerintah, nonpemerintah, negara-negara dan
organisasi/badan-badan internasional serta pengelolaan administrasi hibah
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia, baik tingkat kementerian
maupun unit utama. Salah satunya adalah menyusun standar kerja
sama dan standard operating procedure (SOP) agar seluruh satuan kerja
melaksanakan kerja dengan pihak ketiga sesuai dengan standar dan SOP
yang telah ditetapkan.
Penyusunan Perjanjian Kerja Sama Dalam dan Luar Negeri Berdasarkan Peraturan
4 Menteri Hukum dan HAM Nomor 65 Tahun 2016
Dengan demikian, ketika membangun hubungan kerja sama baik
nasional, regional, maupun kerja sama internasional yang melibatkan
beberapa negara, semua proses dan tahapan, serta implementasinya harus
berpedoman pada Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor
65 Tahun 2016 tentang Penataan Kerja Sama di Lingkungan Kementerian
Hukum dan Hak Asasi Manusia.
B. DESKRIPSI SINGKAT
Modul ini menjelaskan pengertian, ruang lingkup kerja sama dan
pelaksanaan administrasi kerja sama di lingkungan Kementerian Hukum
dan Hak Asasi Manusia yang merupakan ranah dari Biro Humas, Hukum
dan Kerja Sama. Para Pembelajar, materi Strategi Belajar Mandiri ini
membekali pembaca agar memahami dan mampu menjelaskan model-
model pembelajaran dan menganalisis strategi implementasi pembelajaran
klasikal dan non-klasikal yang menggunakan pendekatan corporate university
(CorpU) atau pembelajaran terintegrasi. Kemampuan ini untuk membekali
pemanfaatan model pembelajaran alternatif sesuai kebutuhan individu,
organisasi, dan lingkup Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia.
Penyusunan Perjanjian Kerja Sama Dalam dan Luar Negeri Berdasarkan Peraturan
Menteri Hukum dan HAM Nomor 65 Tahun 2016 5
C. MANFAAT
Berbekal hasil belajar pada modul Best Practices Kerja Sama, peserta
diharapkan mampu menerapkan pemahaman tugas dan fungsi kerja sama
yang ideal sehingga menghasilkan kerja sama yang dapat berjalan sesuai
dengan aturan yang berlaku, dan memberikan manfaat yang optimal bagi
negara. Manfaat yang dapat diperoleh dengan mempelajari materi ini adalah:
D. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Hasil Belajar
Setelah mengikuti materi ini, para pembelajar diharapkan
dapat menjelaskan pemahaman mengenai kerja sama di lingkungan
Kementerian Hukum dan HAM.
Penyusunan Perjanjian Kerja Sama Dalam dan Luar Negeri Berdasarkan Peraturan
6 Menteri Hukum dan HAM Nomor 65 Tahun 2016
E. MATERI POKOK
Materi pokok yang dibahas dalam materi ini adalah:
F. PETUNJUK BELAJAR
Dalam proses pembelajaran maupun internalisasi pemahaman
“Strategi Belajar Mandiri” dapat berjalan lebih lancar, dan indikator hasil
belajar tercapai secara baik, kami sarankan pembelajar untuk mempelajari
secara berurutan, menambah referensi lain yang terkait, serta berdiskusi
dengan beberapa pihak untuk mendapatkan gambaran pemahaman lain
sekaligus penguatan tentang model pembelajaran dengan pendekatan
strategi Corporate University atau pembelajaran terintegrasi.
Penyusunan Perjanjian Kerja Sama Dalam dan Luar Negeri Berdasarkan Peraturan
Menteri Hukum dan HAM Nomor 65 Tahun 2016 7
BAB II
KERJA SAMA DALAM DAN LUAR NEGERI
1. Pamudji
1 https://www.maxmanroe.com/pengertian-kerjasama.html
Penyusunan Perjanjian Kerja Sama Dalam dan Luar Negeri Berdasarkan Peraturan
Menteri Hukum dan HAM Nomor 65 Tahun 2016 9
2. Charles H. Cooley
3. Rosen
5. Tangkilisan
Penyusunan Perjanjian Kerja Sama Dalam dan Luar Negeri Berdasarkan Peraturan
10 Menteri Hukum dan HAM Nomor 65 Tahun 2016
membutuhkan kerja sama. Kerja sama yang dilakukan oleh negara untuk
meningkatkan kesejahteraan bangsanya dengan prinsip saling percaya,
menghargai dan saling menghormati dan menguntungkan. Kesejahteraan ini
dapat dimulai dari berbagai aspek bidang seperti ekonomi, politik, pendidikan,
budaya, keamanan, pertanian, perikanan, peternakan dan lain sebagainya.
Sehingga berbagai macam kerja sama internasional berangkat dari bidang
yang bermacam-macam dengan satu tujuan yakni untuk kesejahteraan
bangsanya.
2 https://www.kompas.com/skola/read/2019/12/18/170000569/kerja-sama-internasional-pengertian-
alasan-dan-tujuannya?page=all
Penyusunan Perjanjian Kerja Sama Dalam dan Luar Negeri Berdasarkan Peraturan
Menteri Hukum dan HAM Nomor 65 Tahun 2016 11
aspek diantaranya rasionalisme ekonomi di berbagai kawasan telah
membawa pengaruh semakin besarnya persoalan sosial ekonomi yang lebih
menyita perhatian negara-negara di dunia melalui serangkaian kerja sama
internasional. Demikian halnya, negara di dunia semakin memperkuat posisi
saling ketergantungan secara global yang tampak semakin nyata dan titik
beratnya adalah pada upaya meningkatkan kesejahteraan suatu bangsa
yang dilandasi prinsip saling percaya, menghargai dan menghormati. Kerja
sama dalam bidang ekonomi, politik, pendidikan, budaya dan keamanan
dapat dijalin oleh suatu negara dengan satu atau lebih negara lainnya.
3 Mieke Komar Kantaatmadja, et al. Suatu Catatan tentang Praktek Indonesia dalam hubungan
dengan Konvensi Wina 1969 tentang Perjanjian Internasional. Banda Aceh, Simposium Pola Umum
Perencanaan Hukum dan Perundang-undangan, 1976, hlm. 3 dalam Eman Suparman Perjanjian
Internasional sebagai Model Hukum Bagi Pengaturan Masyarakat Global (Menuju Konvensi
ASEAN Sebagai Upaya Harmonisasi Hukum), bandung, 2000 hlm. 20
Penyusunan Perjanjian Kerja Sama Dalam dan Luar Negeri Berdasarkan Peraturan
12 Menteri Hukum dan HAM Nomor 65 Tahun 2016
Berdasarkan atas implementasi suatu perjanjian internasional pada
peraturan perundang-undangan nasional dimaksudkan supaya suatu
perjanjian internasional dapat dilaksanakan dalam suatu negara. Maksudnya
di sini adalah, perlu ada suatu pengundangan khusus atau peraturan
pelaksanaan (implementing legislation) untuk menerapkan isi perjanjian
internasional dalam hukum Indonesia. Sedangkan yang terkait dengan
kewajiban untuk melakukan transformasi suatu perjanjian internasional ke
dalam hukum nasional karena adanya tujuan perjanjian internasional yang
berkategori law making untuk merubah ketentuan yang berlaku dalam suatu
negara. Menurut Hikmahanto Juwana berpendapat bahwa untuk perjanjian
internasional yang bersifat law-making maka negara memiliki kewajiban
untuk menerjemahkan ke dalam peraturan perundang-undangan. Munculnya
hubungan dan kerja sama internasional karena keadaan dan kebutuhan
masing-masing negara yang berbeda sedangkan kemampuan dan potensi
yang dimiliki pun juga tidak sama.
a) Pandangan bahwa dua atau lebih kepentingan, nilai, atau tujuan saling
bertemu dan dapat menghasilkan sesuatu, dipromosikan atau dipenuhi
oleh semua pihak sekaligus;
4 K.J Holsti, Politik Internasional, Kerangka Untuk Analisis, Jilid II, Terjemahan M. Tahrir Azhari.
Jakarta: Erlangga, 1988, hlm 652-653
Penyusunan Perjanjian Kerja Sama Dalam dan Luar Negeri Berdasarkan Peraturan
Menteri Hukum dan HAM Nomor 65 Tahun 2016 13
d) Aturan resmi atau tidak resmi mengenai transaksi di masa depan yang
dilakukan untuk melaksanakan persetujuan;
Penyusunan Perjanjian Kerja Sama Dalam dan Luar Negeri Berdasarkan Peraturan
14 Menteri Hukum dan HAM Nomor 65 Tahun 2016
tidak mungkin dapat dicapai suatu kerja sama seperti yang diharapkan
semula. Kedua, adanya keputusan bersama dalam mengatasi setiap
persoalan yang timbul.
8 Sjamsumar Dam dan Riswandi, Kerjasama ASEAN, Latar Belakang, Perkembangan, dan Masa
Depan, Jakarta: Ghalia Indonesia, 1995, hlm 15
Penyusunan Perjanjian Kerja Sama Dalam dan Luar Negeri Berdasarkan Peraturan
Menteri Hukum dan HAM Nomor 65 Tahun 2016 15
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia. Dalam melaksanakan tugas
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 112, Bagian Kerja Sama Luar Negeri
menyelenggarakan fungsi penyiapan pelaksanaan fasilitasi, koordinasi,
pemantauan, pengelolaan data, dan evaluasi kerja sama bilateral,
multilateral, dan regional dengan negara-negara dan organisasi/badan-
badan internasional.
Penyusunan Perjanjian Kerja Sama Dalam dan Luar Negeri Berdasarkan Peraturan
16 Menteri Hukum dan HAM Nomor 65 Tahun 2016
4. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan serta urusan tata usaha dan
rumah tangga Biro Humas, Hukum dan Kerja Sama.
Dalam melaksanakan tugas yang ada pada kerja sama luar negeri,
menyelenggarakan fungsi terdiri dari:
F. RANGKUMAN
Berdasarkan uraian pada pokok dan sub pokok bahasan tersebut
di atas, maka dapat dirangkum beberpa hal mengenai pengertian, ruang
lingkup dan tugas dan fungsi kerja sama, antara lain:
Penyusunan Perjanjian Kerja Sama Dalam dan Luar Negeri Berdasarkan Peraturan
Menteri Hukum dan HAM Nomor 65 Tahun 2016 17
2. Dalam melakukan kerja sama, Biro Humas, Hukum dan Kerja Sama
memiliki tugas melakukan penyiapan bahan pelaksanaan fasilitasi,
koordinasi, pemantauan, pengelolaan data, dan evaluasi kerja sama.
G. LATIHAN
1. Jelaskan pengertian kerja sama yang anda ketahui?
3. Apa yang anda ketahui tentang prinsip bebas aktif dalam kerja sama,
jelaskan?
Penyusunan Perjanjian Kerja Sama Dalam dan Luar Negeri Berdasarkan Peraturan
18 Menteri Hukum dan HAM Nomor 65 Tahun 2016
BAB III
JENIS KERJA SAMA
Pada Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 29 Tahun
2015 tentang Oraganisasi dan Tata Kerja Kementerian Hukum dan Hak Asasi
Manusia, dalam Pasal 108 menyatakan bahwa Bagian Kerja Sama Dalam Negeri
mempunyai tugas melaksanakan penyiapan, pembinaan, pelaksanaan administrasi
kerja sama dalam negeri serta pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga
Biro Humas, Hukum dan Kerja Sama. Pasal 112 menjelaskan bahwa Bagian
Kerja Sama Luar Negeri mempunyai tugas melaksanakan penyiapan pembinaan
pelaksanaan administrasi kerja sama luar negeri serta pengelolaan administrasi
hibah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia.
4. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan serta urusan tata usaha dan rumah
tangga Biro Humas, Hukum dan Kerja Sama.
Kerja sama luar negeri di lingkungan Kementerian Hukum dan Hak Asasi
Manusia dibagi menjadi 3 (tiga) wilayah: bilateral, regional, dan multilateral. Kerja
Penyusunan Perjanjian Kerja Sama Dalam dan Luar Negeri Berdasarkan Peraturan
Menteri Hukum dan HAM Nomor 65 Tahun 2016 19
sama dimaksud dapat dilakukan pada tingkat Kementerian Hukum dan Hak Asasi
Manusia dan Unit Utama. Kerja sama luar negeri dimaksud dilaksanakan oleh
Menteri dan Pimpinan Unit Utama. Dalam melaksanakan tugas yang ada pada
kerja sama luar negeri, menyelenggarakan fungsi terdiri dari:
Penyusunan Perjanjian Kerja Sama Dalam dan Luar Negeri Berdasarkan Peraturan
20 Menteri Hukum dan HAM Nomor 65 Tahun 2016
yang dilakukan oleh suatu Kementerian/Lembaga dengan Kementerian/
Lembaga lainnya, dalam melakukan kerja sama ini harus memiliki maksud dan
tujuan kerja sama itu sendiri, dan segala kegiatan dalam kerja sama dimaksud
harus dilakukan monitoring dan evaluasi sebagai bentuk pengawasan dalam
melakukan kerja sama. Menurut Pasal 111 ayat (1) Permenkumham Nomor
65 Tahun 2016, Biro Humas, Hukum dan Kerja Sama mempunyai tugas
melakukan penyiapan bahan pelaksanaan fasilitasi, koordinasi, pemantauan,
pengelolaan data, dan evaluasi kerja sama kementerian dan lembaga.
Penyusunan Perjanjian Kerja Sama Dalam dan Luar Negeri Berdasarkan Peraturan
Menteri Hukum dan HAM Nomor 65 Tahun 2016 21
C. KERJA SAMA BILATERAL
Pada Bagian Kerja Sama Luar Negeri, tugas dan fungsi kerja sama
bilateral dilaksanakan oleh sub bagian kerja sama bilateral. Sesuai Pasal
115 ayat (1), Subbagian Kerja Sama Bilateral mempunyai tugas melakukan
penyiapan bahan pelaksanaan fasilitasi, koordinasi, pemantauan,
pengelolaan data, dan evaluasi kerja sama bilateral dengan negara-negara
dan organisasi/badan-badan internasional serta pengelolaan administrasi
hibah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia.
Penyusunan Perjanjian Kerja Sama Dalam dan Luar Negeri Berdasarkan Peraturan
22 Menteri Hukum dan HAM Nomor 65 Tahun 2016
serta sejahtera. Hubungan tersebut dijalankan dalam kerangka politik luar
negeri Indonesia yang bebas dan aktif berdasarkan prinsip-prinsip saling
menghormati (mutual respect) dan hubungan yang saling menguntungkan
(mutually beneficial relationship) baik melalui pendekatan secara kelompok
maupun bilateral (group and bilateral approach).9
Dua negara yang telah menjalin kerja sama bilateral sudah pasti
mengharapkan keuntungan. Dengan kerja sama akan melahirkan
kesepakatan bersama berupa ketentuan- ketentuan yang harus dipatuhi
bersama bagi terjadinya harmonisasi hubungan diantara keduanya. Tentunya
kesepakatan-kesepakatan yang telah dilahirkan merupakan kebijakan yang
akan dapat memberi keuntungan bagi kedua negara yang bekerja sama
sesuai dengan tujuan dari masing-masing negara yang ingin dicapainya.10
Dalam hal ini, mitra kerja sama dapat berbentuk negara-negara maupun
organisasi/badan-badan internasional. Salah satu contoh kerja sama
bilateral adalah kerja sama Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia
dengan Kementerian Kehakiman (Kemenkeh) Jepang, Republik Demokratik
Rakyat Laos, India, Korea Selatan, Iran, Uni Emirat Arab, Swiss, Federasi
Penyusunan Perjanjian Kerja Sama Dalam dan Luar Negeri Berdasarkan Peraturan
Menteri Hukum dan HAM Nomor 65 Tahun 2016 23
Rusia dll. https://kemenkumham.go.id/berita/ri-rusia-resmi-kerja-sama-bantuan-
hukum-timbal-balik
Penyusunan Perjanjian Kerja Sama Dalam dan Luar Negeri Berdasarkan Peraturan
24 Menteri Hukum dan HAM Nomor 65 Tahun 2016
a. Menambah keuntungan negara
Penyusunan Perjanjian Kerja Sama Dalam dan Luar Negeri Berdasarkan Peraturan
Menteri Hukum dan HAM Nomor 65 Tahun 2016 25
maka kita bisa lebih mudah mendapatkan barang-barang yang tidak
diproduksi di dalam negeri untuk kemudian dikonsumsi di dalam negeri.
Hal ini akan meningkatkan kesejahteraan ekonomi suatu negara;
indonesia-swiss
https://kemenkumham.go.id/berita/menkumham-dubes-serbia-bahas-kerja-
sama-bidang-mutual-legal-assistance-mla-dan-ekstradisi
Penyusunan Perjanjian Kerja Sama Dalam dan Luar Negeri Berdasarkan Peraturan
26 Menteri Hukum dan HAM Nomor 65 Tahun 2016
Kerja sama regional merupakan kerja sama yang dilakukan oleh dua
negara atau lebih yang berada di suatu kawasan tertentu atau wilayah
yang berdekatan. Sehingga dapat kita ketahui bahwa kerja sama regional
merupakan kerja sama yang dilakukan oleh suatu negara dengan negara-
negara tetangganya, termasuk Indonesia juga melakukan kerja sama ini.
Ada banyak sekali kerja sama regional yang tersebar di seluruh dunia, dan
masing-masing kerja sama tersebut memiliki tujuan dan maksudnya masing-
masing. Namun ada beberapa hal yang biasanya menjadi poin penting
kerja sama regional. Dan poin-poin ini menjadi bagian dari hasil kerja sama
regional tersebut.
Penyusunan Perjanjian Kerja Sama Dalam dan Luar Negeri Berdasarkan Peraturan
Menteri Hukum dan HAM Nomor 65 Tahun 2016 27
organsiasi/badan-badan internasional. Beberapa kerja sama regional
yang ada di Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia adalah kerja
sama EU (European Union)/Uni Eropa. Uni Eropa merupakan organisasi
antar pemerintahan dengan anggota negara- negara Eropa. Organisasi ini
bergerak dalam bidang pemerintahan, yakni sebagai badan otonom diantara
negara federal dan organisasi internasional dan kegiatan ASEAN Law
Ministers Meeting (ALAWMM).
Penyusunan Perjanjian Kerja Sama Dalam dan Luar Negeri Berdasarkan Peraturan
28 Menteri Hukum dan HAM Nomor 65 Tahun 2016
Tujuan Kerja Sama Regional
Ada banyak sekali tujuan kerja sama regional, dan tujuan tersebut
disesuaikan dengan kepentingan masing-masing wilayah. Adapun secara
umum tujuan dari kerja sama regional adalah memajukan negara-negara
anggotanya, yakni negara yang berada di suatu wilayah. Namun tujuan
tersebut bisa dijabarkan kembali ke dalam uraian yang lebih rinci. Adapun
beberapa tujuan dari kerja sama regional antara lain sebagai berikut:
Penyusunan Perjanjian Kerja Sama Dalam dan Luar Negeri Berdasarkan Peraturan
Menteri Hukum dan HAM Nomor 65 Tahun 2016 29
tersebut. Dengan demikian suatu negara bisa menjalin hubungan
perdagangan yang lebih banyak lagi dengan pasar yang lebih luas.
Dengan demikian keuntungan yang bisa didapatkan akan lebih banyak.
21-negara-anggota-uni-eropa-bahas-isu-aktual
Penyusunan Perjanjian Kerja Sama Dalam dan Luar Negeri Berdasarkan Peraturan
30 Menteri Hukum dan HAM Nomor 65 Tahun 2016
E. KERJA SAMA MULTILATERAL
Pada Bagian Kerja Sama Luar Negeri, tugas dan fungsi kerja sama
multilateral dilaksanakan oleh Subbagian Kerja Sama Multilateral. Sesuai
Pasal 115 ayat (3), Subbagian Kerja Sama Multilateral mempunyai
tugas melakukan penyiapan bahan pelaksanaan fasilitasi, koordinasi,
pemantauan, pengelolaan data, dan evaluasi kerja sama multilateral dengan
negara-negara dan organisasi/badan-badan internasional serta pengelolaan
administrasi hibah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia.
Penyusunan Perjanjian Kerja Sama Dalam dan Luar Negeri Berdasarkan Peraturan
Menteri Hukum dan HAM Nomor 65 Tahun 2016 31
Nations Office on Drugs and Crime (UNODC), International Committee of
the Red Cross (ICRC) dll.
a. Bidang Ekonomi
b. Bidang Sosial
Penyusunan Perjanjian Kerja Sama Dalam dan Luar Negeri Berdasarkan Peraturan
32 Menteri Hukum dan HAM Nomor 65 Tahun 2016
c. Bidang Moneter
Penyusunan Perjanjian Kerja Sama Dalam dan Luar Negeri Berdasarkan Peraturan
Menteri Hukum dan HAM Nomor 65 Tahun 2016 33
lainnya dil uar hubungan kerja sama tersebut. Apabila suatu negara
sedang dilanda musibah, maka negara yang lain pun bisa memberikan
bantuan.
Penyusunan Perjanjian Kerja Sama Dalam dan Luar Negeri Berdasarkan Peraturan
34 Menteri Hukum dan HAM Nomor 65 Tahun 2016
manfaat yang akan kita peroleh apabila kita melakukan kegiatan kerja
sama antar negara khususnya kerja sama multilateral. Tahapan kerja
sama Multilateral dapat dilihat pada: https://Kementerian Hukum dan Hak
Asasi Manusia.go.id/berita/kerjasama-icrc-dengan-Kementerian Hukum dan
F. RANGKUMAN
Berdasarkan uraian pada pokok dan sub pokok bahasan tersebut
di atas, maka dapat dirangkum secara ringkas beberapa hal mengenai
pengertian, ruang lingkup dan tugas dan fungsi bagian kerja sama.
2. Bagian kerja sama dalam dan luar negeri memiliki tugas melakukan
penyiapan bahan pelaksanaan fasilitasi, koordinasi, pemantauan,
pengelolaan data, dan evaluasi kerja sama;
Penyusunan Perjanjian Kerja Sama Dalam dan Luar Negeri Berdasarkan Peraturan
Menteri Hukum dan HAM Nomor 65 Tahun 2016 35
G. LATIHAN
1. Ada berapa macam jenis kerja sama? jelaskan.
4. Menurut anda apa keuntungan dari mejalin kerja sama dalam dan luar
negeri?
Penyusunan Perjanjian Kerja Sama Dalam dan Luar Negeri Berdasarkan Peraturan
36 Menteri Hukum dan HAM Nomor 65 Tahun 2016
BAB IV
MEKANISME KERJA SAMA
Dalam tahapan perencaan ini terdapat maksud dan tujuan yang akan
dikerjasamakan selama 1 (satu) tahun ke depan yang telah disusun oleh
Unit Utama Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia. Bagian Kerja
Sama Dalam Negeri sesuai tugas dan fungsinya yang telah tercantum pada
Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 29 Tahun 2015
tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Hukum dan Hak Asasi
Manusia dan Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 65
Tahun 2016 tentang Penataan Kerja Sama di Lingkungan Kementerian Hukum
dan Hak Asasi Manusia, akan melakukan fasilitasi terkait perencanaan kerja
sama yang dilakukan oleh Unit Utama Kementerian Hukum dan Hak Asasi
Manusia.
Penyusunan Perjanjian Kerja Sama Dalam dan Luar Negeri Berdasarkan Peraturan
Menteri Hukum dan HAM Nomor 65 Tahun 2016 37
B. PENJAJAKAN KERJA SAMA
Penjajakan kerja sama dalam negeri merupakan tahapan lanjutan dari
perencanaan kerja sama yang telah dilakukan oleh Unit Utama Kementerian
Hukum dan Hak Asasi Manusia. Pada tahapan penjajakan ini dilakukan lebih
mendalam mengenai tugas dan fungsi Unit Utama Kementerian Hukum dan
Hak Asasi Manusia yang akan dikerjasamakan oleh Unit Utama Kementerian/
Lembaga lain.
Penyusunan Perjanjian Kerja Sama Dalam dan Luar Negeri Berdasarkan Peraturan
38 Menteri Hukum dan HAM Nomor 65 Tahun 2016
Negosiasi adalah komunikasi timbal balik yang dirancang untuk
mencapai tujuan bersama. Menurut Webster Negotiation memiliki arti to
treat or bargain with others in order to reach an agreement. Menurut KBBI
negosiasi merupakan proses tawar-menawar dengan jalan berunding
guna mencapai kesepakatan bersama antara satu pihak (kelompok atau
organisasi) dan pihak (kelompok atau organisasi) yang lain; penyelesaian
sengketa secara damai melalui perundingan antara pihak yang bersengketa.
Negosiasi merupakan tentang cara dan metode yang dilakukan serta
berkenaan dengan proses take and give dalam mencapai kompromi. Dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia. Negosiasi memiliki dua arti, yaitu:
Penyusunan Perjanjian Kerja Sama Dalam dan Luar Negeri Berdasarkan Peraturan
Menteri Hukum dan HAM Nomor 65 Tahun 2016 39
3. Keberhasilan kita dipengaruhi oleh kekuasaan atau otoritas dari pihak
lain;
3. ZOPA (Zone of Possible Agreement), yaitu suatu zona atau area yang
memungkinkan terjadinya kesepakatan dalam proses negosiasi.
Penyusunan Perjanjian Kerja Sama Dalam dan Luar Negeri Berdasarkan Peraturan
40 Menteri Hukum dan HAM Nomor 65 Tahun 2016
Dengan demikian pada tahapan ini akan menghasilkan draft naskah
Nota Kesepahaman atau Perjanjian Kerja Sama yang telah disepakati oleh
kedua belah Pihak yakni Unit Utama Kementerian Hukum dan Hak Asasi
Manusia dengan Unit Utama Kementerian/Lembaga lain. Biro Humas,
Hukum dan Kerja Sama dalam hal ini Bagian Kerja Sama Dalam dan Luar
Negeri melakukan fasilitator naskah kerja sama yang telah disepakati para
pihak.
Penyusunan Perjanjian Kerja Sama Dalam dan Luar Negeri Berdasarkan Peraturan
Menteri Hukum dan HAM Nomor 65 Tahun 2016 41
Penyusunan Perjanjian Kerja Sama Dalam dan Luar Negeri Berdasarkan Peraturan
42 Menteri Hukum dan HAM Nomor 65 Tahun 2016
Penyusunan Perjanjian Kerja Sama Dalam dan Luar Negeri Berdasarkan Peraturan
Menteri Hukum dan HAM Nomor 65 Tahun 2016 43
Penyusunan Perjanjian Kerja Sama Dalam dan Luar Negeri Berdasarkan Peraturan
44 Menteri Hukum dan HAM Nomor 65 Tahun 2016
Penyusunan Perjanjian Kerja Sama Dalam dan Luar Negeri Berdasarkan Peraturan
Menteri Hukum dan HAM Nomor 65 Tahun 2016 45
D. PENANDATANGANAN NASKAH KERJA SAMA
Penandatanganan naskah kerja sama dalam negeri merupakan
tahapan akhir dari mekanisme kerja sama dalam negeri yang dilakukan oleh
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia dengan Kementerian/Lembaga
lain. Biro Humas, Hukum dan Kerja Sama dalam hal ini Bagian Kerja Sama
Dalam Negeri memfasilitasi dan mempersiapkan naskah kerja sama yang
akan ditandatangani oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia dengan
Pimpinan Kementerian/Lembaga lain.
Penyusunan Perjanjian Kerja Sama Dalam dan Luar Negeri Berdasarkan Peraturan
46 Menteri Hukum dan HAM Nomor 65 Tahun 2016
pihak. Biro Humas, Hukum dan Kerja Sama, dalam hal ini Bagian Kerja
Sama Dalam Negeri melakukan koordinasi internal maupun eksternal
mengenai persiapan pemberian paraf dan penandatanganan naskah kerja
sama baik Nota Kesepahaman maupun Perjanjian Kerja Sama antara
Unit Utama Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia dengan Unit
Utama Kementerian/Lembaga lain. Berikut merupakan surat permohonan
pemberian paraf persetujuan naskah kerja sama oleh Sekretaris Jenderal
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia serta surat permohonan
penandatanganan naskah kerja sama dalam negeri oleh Menteri Hukum dan
Hak Asasi Manusia, antara lain:
Penyusunan Perjanjian Kerja Sama Dalam dan Luar Negeri Berdasarkan Peraturan
Menteri Hukum dan HAM Nomor 65 Tahun 2016 47
Penyusunan Perjanjian Kerja Sama Dalam dan Luar Negeri Berdasarkan Peraturan
48 Menteri Hukum dan HAM Nomor 65 Tahun 2016
Penyusunan Perjanjian Kerja Sama Dalam dan Luar Negeri Berdasarkan Peraturan
Menteri Hukum dan HAM Nomor 65 Tahun 2016 49