Anda di halaman 1dari 48

MODUL BEST PRACTICE

TATA CARA PENJUALAN, PEMUSNAHAN, DAN PENGHAPUSAN


BARANG MILIK NEGARA RUSAK BERAT

Administrasi Umum Bidang Pengelolaan Barang Milik Negara

Teknis Substantif Perencanaan Barang Milik Negara


UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 28 TAHUN 2014
TENTANG HAK CIPTA

Pasal 1
1. Hak Cipta adalah hak eksklusif pencipta yang timbul secara otomatis
berdasarkan prinsip deklaratif setelah suatu ciptaan diwujudkan dalam
bentuk nyata tanpa mengurangi pembatasan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.

Pasal 113
1. Setiap Orang yang dengan tanpa hak melakukan pelanggaran hak ekonomi
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf i untuk Penggunaan
Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu)
tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp100.000.000 (seratus juta
rupiah).
2. Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau
pemegang Hak Cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf c, huruf d, huruf f,
dan/atau huruf h untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan
pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan/atau pidana denda paling
banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).
3. Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau
pemegang Hak Cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf a, huruf b, huruf e,
dan/atau huruf g untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan
pidana penjara paling lama 4 (empat) tahun dan/atau pidana denda
paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).
4. Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud pada ayat
(3) yang dilakukan dalam bentuk pembajakan, dipidana dengan pidana
penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan/atau pidana denda paling
banyak Rp4.000.000.000,00 (empat miliar rupiah).
MODUL BEST PRACTICE

TATA CARA PENJUALAN, PEMUSNAHAN, DAN PENGHAPUSAN


BARANG MILIK NEGARA RUSAK BERAT

Administrasi Umum Bidang Pengelolaan Barang Milik Negara

Teknis Substantif Perencanaan Barang Milik Negara

Agus Salim
Rachmat Prio Sutardjo

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA


HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA
2020
MODUL BEST PRACTICE

TATA CARA PENJUALAN, PEMUSNAHAN, DAN PENGHAPUSAN


BARANG MILIK NEGARA RUSAK BERAT

Administrasi Umum Bidang Pengelolaan Barang Milik Negara

Teknis Substantif Perencanaan Barang Milik Negara

Agus Salim
Rachmat Prio Sutardjo

BPSDM KUMHAM Press


Jalan Raya Gandul No. 4 Cinere-Depok 16512
Telepon (021) 7540077, 754124;
Faksimili (021) 7543709, 7546120
Laman: http://bpsdm.kemenkumham.go.id

Cetakan I : Oktober 2020


Penata Letak : Hastin Munawaroh
Perancang Sampul : Hastin Munawaroh
Ilustrasi : pixabay.com, freepik.com
x+36 hlm; 18x25 cm
ISBN: 978-623-6869-23-9

Hak cipta dilindungi Undang-Undang


Dilarang mengutip dan mempublikasikan
sebagian atau seluruh isi buku tanpa izin dari penerbit.
Dicetak oleh:
PERCETAKAN POHON CAHAYA

Isi di luar tanggung jawab percetakan


KATA SAMBUTAN

Puji Syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, berkat rahmat dan karunia-
Nya, Modul Best Practice berjudul “Tata Cara Penjualan, Pemusnahan, dan
Penghapusan Barang Milik Negara Rusak Berat” telah terselesaikan. Modul ini
disusun untuk membekali para pembaca agar mengetahui dan memahami salah
satu tugas dan fungsi Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia.

Modul Best Practice merupakan strategi pendokumentasian pengetahuan


tacit yang masih tersembunyi dan tersebar di banyak pihak, untuk menjadi bagian
dari aset intelektual organisasi. Langkah ini dilakukan untuk memberikan sumber-
sumber pengetahuan yang dapat disebarluaskan sekaligus dipindahtempatkan
atau replikasi guna peningkatan kinerja individu maupun organisasi. Keberadaan
Modul Best Practice dapat mendukung proses pembelajaran mandiri, pengayaan
materi pelatihan, dan peningkatan kemampuan organisasi dalam konteks
pengembangan kompetensi yang terintegrasi (Corporate University) dengan
pengembangan karir.

Modul Best Practice pada artinya dapat menjadi sumber belajar guna
memenuhi hak dan kewajiban pengembangan kompetensi paling sedikit dua puluh
jam pelajaran (JP) bagi setiap pegawai. Hal ini sebagai implementasi amanat
Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2020 tentang Perubahan Atas Peraturan
Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang Manajemen Aparatur Sipil Negara
(ASN).

v
Dalam kesempatan ini, kami atas nama Badan Pengembangan Sumber
Daya Manusia Hukum dan Hak Asasi Manusia menyampaikan ucapan terima
kasih kepada semua pihak atas dukungan dan kontribusinya dalam penyelesaian
modul ini. Segala kritik dan saran sangat kami harapkan guna peningkatan kualitas
publikasi ini. Semoga modul ini dapat berkontribusi positif bagi para pembacanya
dan para pegawai di Lingkungan Kementerian Hukum dan HAM.

Selamat Membaca… Salam Pembelajar…

Jakarta, Agustus 2020

Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia


Hukum dan Hak Asasi Manusia,

Dr. Asep Kurnia

vi Administrasi Hukum Bidang Pengelolaan Barang Milik Negara


KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Mahakuasa, karena atas
kehendak dan perkenanan-Nya, kita masih diberi kesempatan dan kesehatan
dalam rangka penyusunan Modul Best Practice berjudul “Tata Cara Penjualan,
Pemusnahan, dan Penghapusan Barang Milik Negara Rusak Berat”.

Modul Best Practice “Tata Cara Penjualan, Pemusnahan, dan Penghapusan


Barang Milik Negara Rusak Berat” menjadi sumber pembelajaran dalam
meningkatkan pemahaman dan pengetahuan terhadap keberagaman bidang
tugas dan fungsi serta kinerja organisasi Kemenkumham. Selain itu modul ini juga
menjadi upaya untuk memperkuat dan mengoptimalkan kegiatan pengabadian
aset intelektual dari pengetahuan tacit individu menjadi pengetahuan organisasi.
Pengetahuan tacit yang berhasil didokumentasikan akan sangat membantu sebuah
organisasi dalam merumuskan rencana strategis pengembangan kompetensi baik
melalui pelatihan maupun belajar mandiri, serta implementasi Kemenkumham
Corporate University (CorpU).

Demikian Modul Best Practice “Tata Cara Penjualan, Pemusnahan, dan


Penghapusan Barang Milik Negara Rusak Berat” ini disusun, dengan harapan
modul ini dapat bermanfaat dalam meningkatkan kompetensi para pembaca
khususnya pegawai di lingkungan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia.

Depok, 26 Oktober 2020


Kepala Pusat Pengembangan Diklat Teknis
dan Kepemimpinan,

Hantor Situmorang
NIP 196703171992031001

vii
DAFTAR ISI

KATA SAMBUTAN........................................................................................... v
KATA PENGANTAR......................................................................................... vii
DAFTAR ISI..................................................................................................... ix
BAB I
PENDAHULUAN............................................................................................. 1
A. Latar Belakang........................................................................................... 1
B. Deskripsi Singkat....................................................................................... 2
C. Tujuan Pembelajaran................................................................................. 2
D. Indikator Hasil Belajar................................................................................ 3
E. Materi Pokok.............................................................................................. 3
F. Manfaat...................................................................................................... 3
G. Petunjuk Belajar......................................................................................... 4
BAB II
PENJUALAN BARANG MILIK NEGARA......................................................... 5
A. Penjualan................................................................................................... 7
B. Latihan....................................................................................................... 10
C. Rangkuman................................................................................................ 10
D. Evaluasi..................................................................................................... 10
E. Umpan Balik............................................................................................... 11
BAB III
PEMUSNAHAN BARANG MILIK NEGARA.................................................... 13
A. Pemusnahan.............................................................................................. 13
B. Persetujuan Pemusnahan BMN................................................................. 15
C. Latihan....................................................................................................... 15
D. Rangkuman................................................................................................ 15
E. Evaluasi..................................................................................................... 16
F. Umpan Balik............................................................................................... 16

ix
BAB IV
PENGHAPUSAN BARANG MILIK NEGARA.................................................. 17
A. Penghapusan............................................................................................. 17
B. Jenis-Jenis Penghapusan.......................................................................... 18
C. Pendelegasian Kewenangan..................................................................... 21
D. Persetujuan Penghapusan BMN................................................................ 23
E. Pengelolaan BMN pada Perwakilan Republik Indonesia
di Luar Negeri............................................................................................ 23
F. Latihan....................................................................................................... 26
G. Rangkuman................................................................................................ 26
H. Evaluasi..................................................................................................... 27
I. Umpan Balik............................................................................................... 27
BAB V
PENUTUP....................................................................................................... 29
A. Kesimpulan................................................................................................ 29
B. Saran......................................................................................................... 29
KUNCI JAWABAN........................................................................................... 31
GLOSARIUM................................................................................................... 33
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 35

x Administrasi Hukum Bidang Pengelolaan Barang Milik Negara


BAB I
PENDAHULUAN

Pendidikan dan Pelatihan merupakan salah satu sarana transfer


pengetahuan yang senantiasa diperlukan oleh setiap pegawai dalam rangka
meningkatkan kompetensinya guna pengembangan Sumber Daya Manusia dalam
rangka mengantisipasi permasalahan dan pemenuhan kebutuhan kerja di masa
mendatang.

Modul Tata Cara Penjualan, Pemusnahan dan Penghapusan Barang Milik


Negara Rusak Berat ini disusun sebagai salah satu referensi bagi peserta diklat
baik secara klasikal maupun jarak jauh (e-learning). Materi dalam modul ini
difokuskan pada hal hal sebagai berikut:

1. Menjelaskan pengertian dan ruang lingkup Penjualan, Pemusnahan


dan Penghapusan BMN Rusak Berat
2. Memperkenalkan istilah-istilah yang berkenaan dengan Penjualan,
Pemusnahan dan Penghapusan BMN Rusak Berat
3. Syarat dan tata cara Penjualan Pemusnahan dan Penghapusan BMN
Rusak Berat
Modul ini pelengkap kebijakan Pengelolaan BMN, maupun ketentuan yang
berkaitan dengan Tata Cara Penjualan, Pemusnahan dan Penghapusan BMN
Rusak Berat. Untuk hasil belajar yang optimal, disamping membaca modul ini,
anda disarankan membaca peraturan perundang-undangan dan ketentuan yang
berlaku, mendiskusikan dengan teman dilingkungan kerja dan teman sesama
peserta diklat.

A. Latar Belakang
Modul Tata Cara Penjualan, Pemusnahan dan Penghapusan Barang Milik
Negara Rusak Berat ini disusun sebagai salah satu referensi bagi peserta diklat
baik secara klasikal maupun jarak jauh (e-learning).

1
Materi dalam modul ini difokuskan pada 4 (empat) hal sebagai berikut:

1. Menjelaskan pengertian dan ruang lingkup Penjualan, Pemusnahan


dan Penghapusan BMN Rusak Berat;
2. Memperkenalkan istilah-istilah yang berkenaan dengan Penjualan,
Pemusnahan dan Penghapusan BMN Rusak Berat;
3. Menjelaskan organisasi serta tugas dan fungsi Bagian
Pemindahtanganan dan Penghapusan BMN;
4. Syarat dan tata cara Penjualan, Pemusnahan dan Penghapusan BMN
Rusak Berat.
Modul ini pelengkap kebijakan Pengelolaan Barang Milik Negara, maupun
ketentuan yang berkaitan dengan Penjualan, Pemusnahan dan Penghapusan
BMN Rusak Berat. Untuk hasil belajar yang optimal, disamping membaca modul
ini, anda disarankan membaca peraturan perundang-undangan dan ketentuan
yang berlaku, mendiskusikan dengan teman dilingkungan kerja dan teman sesama
peserta diklat.

Dengan menggunakan modul ini diharapkan dapat meningkatkan motivasi


dan memperlancar kemampuan dalam rangka pelaksanaan tugas di bidang
Pemindahtanganan dan Penghapusan Barang Milik Negara.

B. Deskripsi Singkat
Modul yang diterapkan dalam pelatihan dimaksud adalah untuk memberikan
pengetahuan kepada peserta yang berkaitan dengan Penjualan, Pemusnahan
dan Penghapusan Barang Milik Negara Rusak Berat dalam melaksanakan
Pengelolaan Barang Milik Negara.

C. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari modul ini, peserta diharapkan dapat menjelaskan
tatacara Penjualan, Pemusnahan dan Penghapusan BMN Rusak Berat.

2 Administrasi Hukum Bidang Pengelolaan Barang Milik Negara


D. Indikator Hasil Belajar
Adapun indikator hasil belajar, peserta mampu:

1. menyebutkan tata cara Penjualan, Pemusnahan dan Penghapusan


BMN Rusak Berat;
2. menjelaskan pengertian ruang lingkup Penjualan, Pemusnahan dan
Penghapusan BMN Rusak Berat.

E. Materi Pokok
Materi pokok yang dibahas dalam modul ini adalah:

1. Tata cara Penjualan, Pemusnahan dan Penghapusan BMN Rusak


Berat
a) Penjualan
b) Pemusnahan
c) Penghapusan
2. Pengertian ruang lingkup Penjualan, Pemusnahan dan Penghapusan
BMN Rusak Berat
a) Pemusnahan BMN
b) Persetujuan Pemusnahan BMN
c) Penghapusan BMN
d) Jenis jenis Penghapusan BMN
e) Pendegelasian wewenang Jawab dari Pengelola
Barang Kepada Pengguna Barang
f) Persetujuan Penghapusan BMN Pengelolaan BMN pada
Perwakilan Republik Indonesia di Luar Negeri.

F. Manfaat
Manfaat yang dapat diperoleh dengan mempelajari modul ini adalah:

1. Peserta pelatihan dapat menyebutkan tata cara Penjualan,


Pemusnahan dan Penghapusan BMN Rusak Berat;

Administrasi Hukum Bidang Pengelolaan Barang Milik Negara 3


2. Peserta pelatihan dapat menjelaskan pengertian ruang lingkup
Penjualan, Pemusnahan dan Penghapusan BMN

G. Petunjuk Belajar
Untuk mencapai tujuan pembelajaran mata pelatihan “Penjualan, Pemusnahan
dan Penghapusan BMN Rusak Berat” secara baik, peserta disarankan mengikuti
langkah-langkah sebagai berikut:

1. Bacalah secara cermat, dan pelajari tujuan pembelajaran dan indikator


hasil belajar yang tertulis pada setiap awal bab, karena indikator belajar
memberikan tujuan dan arah yang harus Anda capai.
2. Mempelajari setiap bab secara berurutan, mulai dari Bab I sampai
dengan Bab III.
3. Laksanakan secara sungguh-sungguh dan tuntas setiap tugas pada
akhir bab (Latihan).
4. Belajarlah secara mandiri atau berkelompok secara seksama. Untuk
belajar mandiri, dapat seorang diri, berdua atau berkelompok dengan
yang lain untuk mendiskusikan Tata Cara Penjualan, Pemusnahan
Penghapusan dan Penghapusan Barang Milik Negara Rusak Berat
secara baik dan benar.
5. Anda disarankan mempelajari bahan-bahan dari sumber lain, seperti
yang tertera pada Daftar Pustaka pada akhir modul ini, dan jangan
segan-segan bertanya kepada siapa saja yang mempunyai kompetensi
dalam dalam Penjualan, Pemusnahan dan Penghapusan BMN Rusak
Berat.
Baiklah, selamat belajar! Semoga Anda sukses menerapkan pengetahuan
dan keterampilan yang diuraikan dalam mata pelatihan ini, sebagai upaya untuk
meningkatkan tugas-tugas sehari hari dalam bidang Penjualan, Pemusnahan dan
Penghapusan Barang Milik Negara Rusak Berat.

4 Administrasi Hukum Bidang Pengelolaan Barang Milik Negara


BAB II
PENJUALAN BARANG MILIK NEGARA

Setelah membaca bab ini, peserta diharapkan


dapat menyebutkan tata cara Penjualan
Barang Milik Negara

Barang Milik Negara (BMN) menurut Undang Undang nomor 1 Tahun 2004
tentang Perbendaharaan Negara adalah semua barang yang dibeli atau diperoleh
atas beban APBN atau berasal dari perolehan lainnya yang sah. Di dalam
Peraturan Pemerintah Nomor.27 Tahun 2014 Pengelolaan Barang Milik Negara
dapat dilaksanakan berdasarkan asas fungsional, kepastian hukum, transparansi,
efisiensi, akuntabilitas dan kepastian nilai yang meliputi:

1. Perencanaan Kebutuhan dan penganggaran


2. Pengadaan
3. Penggunaan
4. Pemanfaatan
5. Pengamanan dan Pemeliharaan
6. Penilaian
7. Pemindahtanganan
8. Pemusnahan
9. Penghapusan
10. Penatausahaan
11. Pembinaan, Pengawasan dan Pengendalian.
Barang Milik Negara sebagaimana tercantum dalam ketentuan terkait
pemindahtanganan BMN adalah semua barang yang dibeli atau diperoleh atas
beban APBN atau berasal dari perolehan lainnya yang sah”. Sementara itu yang
dimaksud dengan pemindahtanganan BMN adalah “pengalihan kepemilikan

5
BMN”. Bentuk pemindahtanganan BMN meliputi: penjualan, tukar menukar, hibah,
dan penyertaan modal pemerintah pusat. Pada prinsipnya pemindahtanganan
BMN karena suatu BMN tidak diperlukan bagi dalam penyelenggaraan tugas
pemerintahan Negara, bisa dikatakan bahwa termasuk BMN yang dapat
dipindahtangankan adalah BMN idle.

Sementara itu untuk BMN yang berasal dari perolehan lainnya yang sah
antara lain: eks bea cukai, barang gratifikasi, barang rampasan negara, aset bekas
asing/tionghoa, aset eks Pertamina, aset eks KKKS.

Namun untuk dapat dipindahtangankan, suatu BMN harus terlebih dahulu


dilakukan penetapan status penggunaan BMN. Namun demikian ada juga BMN
yang tidak memerlukan penetapan status penggunaan terlebih dahulu sebelum
dipindahtangankan sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan-undangan
di bidang pengelolaan BMN. Pemindahtanganan BMN berlaku untuk BMN yang
berada pada pengguna barang maupun pengelola barang.

Sebelum dilakukan pemindahtanganan bmn maka wajib dilakukan penilaian,


kecuali untuk pemindahtanganan dalam bentuk hibah. Penilaian dimaksud
ditujukan untuk mendapatkan nilai wajar sesuai dengan ketentuan peraturan
perundangundangan. Namun jika penilaian dalam rangka pemindahtanganan BMN
dilakukan sendiri oleh pengguna barang tanpa melibatkan penilai, hasil penilaiannya
dianggap sebagai nilai taksiran. Pemindahtanganan BMN selain tanah dan atau
bangunan dengan nilai Rp100 Milyar lebih harus mendapatkan persetujuan
Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Sementara itu untuk pemindahtangan BMN
berupa tanah dan atau bangunan tidak ada batasan nilainya, dan tidak harus
mendapatkan persetujuan dari Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), dikecualikan
untuk hal tertentu antara lain diperuntukan bagi kepentingan umum, atau sudah
tidak sesuai dengan tata ruang wilayah atau penataan kota, yang mana harus
mendapatkan persetujuan dari presiden/pengelola barang. Untuk usul persetujuan
pemindahtanganan ke DPR/Presiden baik itu tanah dan atau bangunan maupun
selain tanah dan atau bangunan harus diajukan oleh pengelola barang, sehingga
dalam hal ini tidak boleh diajukan oleh pengguna barang.

6 Administrasi Hukum Bidang Pengelolaan Barang Milik Negara


A. Penjualan
Pemindahtanganan BMN melalui penjualan
dilakukan dengan alasan untuk optimalisasi BMN
yang berlebih atau tidak digunakan untuk kepentingan
penyelenggaraan tugas dan fungsi Kementerian/
Lembaga atau tidak dimanfaatkan oleh pihak lain, atau
secara ekonomis lebih menguntungkan bagi negara
apabila dijual, atau sebagai pelaksanaan ketentuan
peraturan perundang undangan.

Penjualan Barang Milik Negara dilakukan harus


dengan secara lelang kecuali dalam hal tertentu antara lain:

1. Tanah dan bangunan Rumah Negara golongan III atau bangunan


Negara golongan III yang dijual kepada penghuninya yang sah.
2. Kendaraan perorangan dinas yang dijual kepada pejabat Negara,
mantan pejabat Negara, pegawai ASN, anggota TNI/Polri.
3. Barang Milik Negara yang terdapat pada Perwakilan Luar Negeri
dikarenakan dinegara tersebut tidak terdapat peraturan mengenai
Lelang dan/atau pejabat Lelang pada Negara setempat.
Pemindahtanganan BMN melalui penjualan dilakukan dengan alasan
untuk optimalisasi BMN yang berlebih atau tidak digunakan untuk kepentingan
penyelenggaraan tugas dan fungsi Kementerian/Lembaga atau tidak dimanfaatkan
oleh pihak lain, atau secara ekonomis lebih menguntungkan bagi negara apabila
dijual, atau sebagai pelaksanaan ketentuan peraturan perundang undangan.

Dalam rangka pemindahtanganan BMN dengan penjualan, dilakukan


penilaian untuk mendapatkan nilai wajar, dikecualikan bagi penjualan BMN berupa
tanah yang diperlukan untuk pembangunan rumah susun sederhana yang mana
untuk nilainya ditetapkan oleh Menteri Keuangan berdasarkan perhitungan yang
ditetapkan oleh Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.

Administrasi Hukum Bidang Pengelolaan Barang Milik Negara 7


Penilaian dalam rangka pemindahtanganan BMN melalui penjualan untuk
tanah dan atau bangunan dapat dilakukan oleh penilai pemerintah atau penilai
publik yang ditetapkan oleh pengelola barang.

Untuk BMN selain tanah dan atau bangunan yang berada di pengelola barang
harus menggunakan penilai pemerintah, sementara BMN yang berada di pengguna
barang dapat menggunakan penilai pemerintah atau penilai publik yang ditetapkan
pengguna barang. Permohonan pemindahtanganan BMN melalui penjualan BMN
yang berada pada pengguna barang dengan cara lelang, diajukan oleh pengguna
barang kepada instansi pemerintah yang lingkup tugas dan tanggung jawabnya
meliputi pelayanan lelang yaitu Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang
(KPKNL) paling lama 6 (enam) bulan sejak tanggal persetujuan penjualan dari
pengguna barang /pengelola barang.

Penjualan BMN berupa kendaraan bermotor dinas operasional dapat


dilaksanakan apabila telah memenuhi persyaratan, yakni berusia paling singkat 7
(tujuh) tahun untuk kendaraan yang terdapat di Indonesia, sedangkan, kendaraan
yang terdapat pada Perwakilan Luar Negeri yakni berusia 5 (lima) tahun,
dikecualikan dalam hal kendaraan bermotor tersebut rusak berat dengan kondisi
fisik setinggi tingginya 30% (tiga puluh persen) berdasarkan surat keterangan
tertulis dari instansi yang berwenang.

Jika penjualan BMN tidak laku terjual secara lelang, maka dilakukan lelang
ulang satu kali namun perlu diingat jika lelang ulang ini lebih dari 6 (enam) bulan
dari lelang pertama perlu dilakukan penilaian ulang oleh penilai untuk mendapatkan
nilai wajar baru sebagai dasar untuk penentuan harga limit, namun jika tidak laku
juga untuk lelang ulang maka dilakukan alternatif lain dalam pengelolaan BMN.

Tahapan penjualan BMN berupa tanah dan atau/ bangunan yang berada
pada pengguna barang, dilakukan dengan tahapan sebagai berikut:

Pengguna Barang melakukan persiapan penjualan meliputi:

1. Melakukan penelitian data administratif, yaitu:


a. Data tanah, sebagaimana tercantum dalam Kartu Identitas
Barang (KIB) yakni: Bukti kepemilikan, lokasi, luas, nilai
perolehan dan /atau nilai buku.

8 Administrasi Hukum Bidang Pengelolaan Barang Milik Negara


b. Data bangunan,sebagaimana tercantum dalam Kartu Identitas
Barang (KIB) yakni luas, jumlah lantai, lokasi, tanggal perolehan
dan nilai perolehan dan/atau nilai buku serta dokumen lain
seperti Izin Mendirikan Bangunan (IMB)
2. Melakukan penelitian fisik untuk mencocokan fisik tanah dan/atau
bangunan yang akan dijual dengan data administratif
3. Dapat dibentuk tim internal, apabila diperlukan dapat melibatkan
instansi tekhnis yang kompeten.
4. Tim internal menyampaikan laporan hasil pelaksanaan tugas kepada
pengguna barang
5. Berdasarkan laporan internal, pengguna barang mengajukan
permohonan penjualan BMN kepada pengelola barang yang memuat
penjelasan dan pertimbingan penjualan BMN, dengan disertai ;
a. Data administratif;
b. Nilai perolehan dan/atau nilai buku BMN; dan
c. Surat pernyataan atas kebenaran materiel yang diusulkan.
Tahapan penjualan BMN selain tanah dan/atau bangunan sebagai berikut:

1. Pengguna Barang melakukan persiapan permohonan penjualan


meliputi:
a. Melakukan penelitian data admistratif, meliputi tahun perolehan,
identitas barang, keputusan status penggunaan dan nilai
perolehan dan/atau nilai buku.
b. Melakukan penelitian fisik untuk mencocokan kesesuaian fisik
BMN yang akan dijual dengan data administratif yang dituangkan
dengan berita acara penelitian
2. Pengguna Barang dapat membentuk tim internal
3. Tim internal dapat melakukan penilaian BMN untuk menghasilkan nilai
taksiran
4. Dalam melakukan penilaian BMN tim internal dapat melibatkan
instansi teknis yang kompeten atau penilai

Administrasi Hukum Bidang Pengelolaan Barang Milik Negara 9


5. Hasil penilaian dapat diajukan sebagai dasar nilai limit penjualan BMN
6. Tim internal menyampaikan laporan hasil pelaksanaan tugas kepada
pengguna barang, dilampiri dengan berita acara penelitian dan laporan
penilaian
7. Berdasarkan laporan tim internal dan laporan hasil penilaian, pengguna
barang mengajukan permohonan penjualan BMN kepada pengelola
barang dengan disertai:
a. Penjelasan dan pertimbangan penjualan BMN;
b. Data administratif;
c. Nilai limit penjualan; dan
d. Surat pernyataan atas kebenaran formil dan materiil obyek dan
besaran nilai yang diusulkan.

B. Latihan
Diskusikan dalam kelompok untuk menjelaskan konsep dasar dan pentingnya
pelaksanaan Pemindahtanganan BMN dalam suatu unit kerja/unit organisasi!

C. Rangkuman
Penjualan merupakan bagian dalam Pemindahtanganan BMN selain Tukar
Menukar, Hibah dan Penyertaan Modal Pemerintah Pusat.

Untuk aturan Pemindahtanganan BMN terdapat dalam Peraturan


Menteri Keuangan Nomor 111/PMK.06/2016 tentang Tata Cara Pelaksanaan
Pemindahtanganan Barang Milik Negara (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2016 Nomor 1018).

D. Evaluasi
1. Sebutkan tata cara Penjualan BMN.
2. Jelaskan arti pentingnya Penjualan BMN di Kementerian Hukum dan
Hak Asasi Manusia untuk mendukung birokrasi yang akuntabel.

10 Administrasi Hukum Bidang Pengelolaan Barang Milik Negara


E. Umpan Balik
Setelah mengerjakan latihan di atas:

1. Apakah bab ini terlalu berat bagi peserta pelatihan? Jika ya, mohon
ulangi pengerjaan soal dan lihat kunci jawaban pada bagian akhir dari
modul ini.
2. Apakah waktu yang digunakan cukup untuk mempelajari modul? Jika
tidak, alokasikan waktu untuk diskusi dengan teman.

Administrasi Hukum Bidang Pengelolaan Barang Milik Negara 11


BAB III
PEMUSNAHAN BARANG MILIK NEGARA

Setelah membaca bab ini, peserta diharapkan


dapat menjelaskan pengertian ruang lingkup
Pemusnahan BMN

Pada kegiatan belajar ini akan dibahas pemusnahan dan penghapusan BMN
serta cara dan mekanismenya.

A. Pemusnahan
Yang dimaksud dengan “Pemusnahan adalah tindakan memusnahkan fisik
dan atau kegunaan BMN”, sedangkan “Penghapusan adalah tindakan menghapus
BMN dari daftar barang dengan menerbitkan keputusan dari pejabat yang
berwenang untuk membebaskan Pengelola Barang, Pengguna Barang, dan atau
Kuasa Pengguna Barang dari tanggung jawab administrasi dan fisik atas barang
yang berada dalam penguasaannya”. Alasan BMN dimusnahkan karena BMN
tidak dapat digunakan, tidak dimanfaatkan, dan atau tidak dipindahtangankan,
atau alasan lain sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.

Cara pemusnahan bisa dilakukan dengan cara:

Dibakar Dihancurkan

Ditimbun Ditenggelamkan

13
Dirobohkan atau cara lain sesuai ketentuan
perundang-undangan

Jadi tampak jelas bahwa pemusnahan lebih cenderung pada aksi fisik atau
objek barang yang akan dimusnahkan, sementara penghapusan lebih cenderung
aksi administratif atau pembukuan yang mana obyek barang masih ada fisiknya.

Prosedur pemusnahan BMN baik itu yang berada di pengguna barang


maupun pengelola barang hampir sama, terdapat perbedaan sedikit tetapi intinya
adalah meliputi penelitian administratif dan penelitian fisik. Berdasarkan hasil
penelitian maka dapat dipastikan apakah BMN dimaksud layak atau memenuhi
syarat untuk dimusnahkan. Jika disetujui untuk dimusnahkan maka dasar hukum
untuk pemusnahan BMN adalah surat persetujuan pemusnahan BMN oleh
pengelola barang.

Namun jika usulan untuk pemusnahan tidak disetujui maka pengelola barang
wajib memberitahukan kepada pemohon disertai dengan alasannya mengapa
permohonan pemusnahan tidak dapat disetujui. Permohonan pemusnahan
ini sering dilakukan oleh instansi-instansi yang mendapatkan barang sitaan
yang sifatnya harus dimusnahkan seperti minuman keras, narkoba, selain tidak
bermanfaat barang tersebut juga bisa disalahgunakan jika tidak dimusnahkan.
Pemusnahan bukan jalan satu-satunya dalam pengelolaan BMN, barang yang
berguna/bermanfaat sebaiknya dihibahkan saja kepada masyarakat yang
membutuhkan (miskin), misalnya untuk beras/minyak goreng yang masih memiliki
nilai manfaat bisa dihibahkan kepada masyarakat yang kekurangan pangan
sehingga lebih bermanfaat. Yang terpenting dari hibah sembako ini jangan sampai
merusak pasar yang mana antara supply dan demand sembako menjadi tidak
seimbang sehingga dapat merusak harga pasar.

Pemusnahan BMN wajib dilaksanakan paling lama satu bulan sejak surat
persetujuan pemusnahan BMN, kecuali untuk BMN khusus yang ditentukan
lain dalam peraturan perundang-undangan. Setelah dilakukan pemusnahan

14 Administrasi Hukum Bidang Pengelolaan Barang Milik Negara


maka ditandatangani berita acara pemusnahan BMN yang dilakukan oleh kuasa
pengguna barang.

B. Persetujuan Pemusnahan BMN


1. Pengguna barang berwenang dan bertanggungjawab memberikan
persetujuan atas permohonan pemusnahan BMN;
2. Pemusnahan dilakukan dalam hal
a) BMN tidak dapat digunakan, tidak dapat dimanfaatkan dan tidak
dapat dipindahtangankan; atau
b) Terdapat alasan lain sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan
3. Pengguna barang berwenang dan bertanggungjawab memberikan
persetujuan terhadap BMN berupa:
a. Persediaan;
b. Aset tetap lainnya berupa hewan, ikan dan tanaman;
c. Selain tanah dan/atau bangunan yang tidak memiliki dokumen
kepemilikan dengan nilai perolehan sampai Rp.100.000.000,-
(seratus juta rupiah) per unit/satuan;’
d. Bongkaran BMN karena perbaikan (renovasi, rehabilitasi atau
restorasi).

C. Latihan
Diskusikan dalam kelompok untuk dapat:

1. menjelaskan konsep dasar pelaksanaan Pemusnahan BMN dalam


suatu unit kerja/unit organisasi.
2. menyebutkan pentingnya pelaksanaan Pemusnahan BMN dalam
suatu unit kerja/unit organisasi

D. Rangkuman
Pemusnahan adalah tindakan memusnahkan fisik dan atau kegunaan BMN,
alasan BMN dimusnahkan karena BMN tidak dapat digunakan, tidak dimanfaatkan,
dan atau tidak dipindahtangankan, atau alasan lain sesuai dengan ketentuan
perundang-undangan.

Administrasi Hukum Bidang Pengelolaan Barang Milik Negara 15


Untuk aturan Pemusnahan BMN terdapat dalam Peraturan Menteri
Keuangan Nomor 83/PMK.06/2016 tentang Tata Cara Pelaksanaan Pemusnahan
dan Penghapusan Barang Milik Negara (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2016 Nomor 757).

E. Evaluasi
1. Sebutkan tentang tata cara Pemusnahan BMN.
2. Jelaskan pengertian ruang lingkup pemusnahan BMN.

F. Umpan Balik
Setelah mengerjakan latihan di atas:

1. Apakah bab ini dirasakan terlalu berat bagi peserta pelatihan? Jika ya,
mohon ulangi pengerjaan soal dan lihat kunci jawaban pada bagian
akhir dari modul ini. Apakah peserta pelatihan menggunakan alat
bantu belajar yang cukup?
2. Apakah waktu yang digunakan cukup untuk mempelajari modul? Jika
tidak, alokasikan waktu untuk diskusi dengan teman.

16 Administrasi Hukum Bidang Pengelolaan Barang Milik Negara


BAB IV
PENGHAPUSAN BARANG MILIK NEGARA

Setelah membaca bab ini, peserta diharapkan dapat


menjelaskan pengertian ruang lingkup Penghapusan
BAB IV
PENGHAPUSAN BARANG MILIK NEGARA
BMN
Setelah membaca bab ini, peserta diharapkan dapat
Padamenjelaskan
kegiatan belajar
pengertian iniPenghapusan
ruang lingkup akan dibahas
BMN Penghapusan BMN serta cara dan
mekanismenya.
Pada kegiatan belajar ini akan dibahas

A. Penghapusan
Penghapusan BMN serta cara dan mekanismenya.

A. Penghapusan
Sementara itu untuk penghapusan BMN, pada prinsipnya
adalah
Sementara itu penghapusan dari Daftar
untuk penghapusan BMN, pada
prinsipnya adalah penghapusan dari Daftar

Barang Pengelola, Daftar Barang Pengguna dan atau


Barang Pengelola , Daftar Barang Pengguna dan atau Daftar Barang
serta dari Daftar Barang Milik Negara. Dasar hukum untuk melaku
Daftaradalah
Barang serta
surat keputusan dari BMN
penghapusan Daftar Barang
dari pengguna barang, Milik
sete Negara. Dasar hukum untuk melaku
mendapat persetujuan dari pengelola barang.
adalah surat keputusan penghapusan BMN dari pengguna barang, sete mendapat
Setiap pelaksanaan penghapusan wa jib dilaporkan kepada pengelola
persetujuan dari pengelola barang.
barang. Hal yang perlu dicatat setiap penghapusan tidak boleh
mengganggu tugas dan fungsi penyelenggaraan pemerintahan.
Setiap pelaksanaan penghapusan wajib dilaporkan kepada pengelola
Salah satu alasan dilakukannya penghapusan BMN karena kondisinya
barang.
sudahHal yang
rusak berat, sertaperlu
tidak bisa dicatat
dim setiap
anfaatkan,penghapusan
jika dilakukan tidak boleh mengganggu tugas
perbaikan maka biaya pembetulannya lebih mahal jika dibandingkan beli
dan fungsi penyelenggaraan pemerintahan.
baru, sehingga lebih tepat jika dihapuskan. BMN idle yang diserahkan
oleh pengguna barang kepada pengelola barang maka harus
Salah satu alasan dilakukannya
una. Pengalihanpenghapusan
dihapuskan dari daftar barang pengg status dari BMN karena kondisinya sudah
pengguna barang yang satu ke pengguna barang yang lain juga wajib
rusak berat, serta tidak bisa dimanfaatkan, jika dilakukan perbaikan maka biaya
dilakukan penghapusan BMN dari daftar pengguna barang.
pembetulannya lebih mahal jika dibandingkan19beli baru, sehingga lebih tepat jika
dihapuskan. BMN idle yang diserahkan oleh pengguna barang kepada pengelola
barang maka harus dihapuskan dari daftar barang pengguna. Pengalihan status
dari pengguna barang yang satu ke pengguna barang yang lain juga wajib dilakukan
penghapusan BMN dari daftar pengguna barang.

Penghapusan BMN juga dilakukan ketika terjadi pemindahtanganan,


meliputi: dijual, dihibahkan, tukar menukar, penyertaan modal pemerintah.

17
Pemusnahan juga salah satu kejadian yang harus diikuti dengan penghapusan
bmn, sebab lain dilakukannya penghapusan karena putusan pengadilan yang
mengharuskan suatu bmn dilakukan Penghapusan.

B. Jenis-Jenis Penghapusan
1. Penghapusan BMN karena penyerahan kepada pengelola barang
a. Berdasarkan berita acara serah terima penyerahan BMN
kepada pengelola barang, pengguna barang menerbitkan surat
keputusan penghapusan BMN paling lama 2 (dua) bulan sejak
tanggal berita acara serah terima
b. Berdasarkan keputusan penghapusan pengguna barang
melakukan penghapusan BMN dari daftar barang pengguna
c. Pengguna barang menyampaikan laporan penghapusan BMN
kepada pengelola barang paling laman 1 (satu) bulan sejak
penghapusan BMN ditandatangani dengan melampirkan
keputusan penghapusan BMN dan berita acara serah terima.
2. Penghapusan BMN karena pengalihan status penggunaan BMN
kepada pengguna barang lain
a. Berdasarkan berita acara serah terima pengalihan status
penggunaan BMN, pengguna barang menerbitkan keputusan
penghapusan BMN paling lama 2 (dua) bulan sejak tanggal
berita acara serah terima
b. Berdasarkan keputusan penghapusan BMN pengguna barang
melakukan penghapusan BMN dari daftar barang pengguna/
kuasa pengguna
c. Pengguna barang menyampaikan laporan penghapusan BMN
kepada pengelola barang paling lama 1(satu) bulan sejak
keputusan penghapusan ditandatangani dengan melampirkan
keputusan penghapusan BMN dan berita acara serah terima.
3. Penghapusan karena pemindahtanganan
a. Berdasarkan berita acara serah terima pemindahtanganan BMN

18 Administrasi Hukum Bidang Pengelolaan Barang Milik Negara


b. Berdasarkan keputusan penghapusan BMN pengguna barang
melakukan penghapusan BMN dari daftar barang pengguna
dan/daftar barang kuasa pengguna
c. Pengguna barang menyampaikan laporan penghapusan BMN
kepada pengelola barang paling lama 1(satu) bulan sejak
keputusan penghapusan ditandatangani dengan melampirkan
keputusan melampirkan keputusan penghapusan dan berita
acara terima.
4. Penghapusan BMN karena adanya putusan pengadilan yang telah
memperoleh kekuatan hukum tetap,:
a. permohonan penghapusan dilengkapi dengan:
1) Salinan/foto copy putusan pengadilan yang
telah dilegalisasi/disahkan oleh pejabat yang berwenang;
2) Fotokopi dokumen kepemilikan untuk BMN yang harus
dilengkapi dokumen kepemilikan; dan
3) Kartu Identitas Barang untuk BMN yang harus dilengkapi
dengankartudentitas barang.
b. Pengelola barang melakukan penelitian terhadap permohonan
penghapusan dari pengguna barang meliputi:
1) Penelitian data dan dokumen BMN
2) Penelitian terhadap isi putusan pengadilan terkait BMN
sebagai obyek putusan pengadilan yang telah mempunyai
kekuatan hukum tetap
3) Penelitian fisik untuk mencocokan fisik BMN yang akan
dihapuskan dengan data adminstratif
c. Dalam hal permohonan penghapusan BMN disetujui pengelola
barang
d. menerbitkan surat persetujuan penghapusan BMN;

Administrasi Hukum Bidang Pengelolaan Barang Milik Negara 19


e. Surat persetujuan penghapusan memuat:
1) Persetujuan dan alasan disetujui penghapusan;
2) Data BMN yang disetujui memuat antara lain tahun
perolehan, identitas barang, dan nilai perolehan dan/atau
nilai buku
3) Pengguna barang melaporkan pelaksanaan penghapusan
BMN kepada pengelola barang;
f. Penghapusan karena pemusnahan:
1) Berdasarkan Berita acara pemusnahan BMN pengguna
barang menerbitkan keputusan penghapusan BMN
paling lama 2(dua) bulan sejak sejak tanggal berita acara
pemusnahan
2) Berdasarkan keputusan penghapusan BMN, pengguna
barang melakukan penghapusan BMN dari daftar barang
pengguna dan /atau Daftar Barang kuasa pengguna
3) Pengguna barang menyampaikan laporan penghapusan
BMN kepada pengelola barang paling lama 1(satu) bulan
sejak keputusan penghapusan ditandatangani dengan
melampirkan keputusan penghapusan BMN dan Berita
Acara Serah Terima.
g. Penghapusan BMN karena sebab-sebab lain
1) Pengguna barang mengajukan permohonan penghapusan
kepada pengelola barang yang memuat antara lain:
a) Pertimbangan dan alasan penghapusan BMN; dan
b) Data BMN yang dimohonkan untuk dihapuskan yang
memuat antara lain: tahun perolehan, identitas barang dan
nilai perolehan dan atau nilai buku
2) Penghapusan diajukan dengan alasan hilang, kecurian, terbakar,
susut, menguap atau mencair permohonan dilengkapi dengan:
a) Surat pernyataan dari pengguna barang/kuasa pengguna
barang yang memuat antara lain:

20 Administrasi Hukum Bidang Pengelolaan Barang Milik Negara


1) Identitas pengguna barang/kuasa pengguna barang
2) Pernyataan mengenai tanggung jawab penuh atas
kebenaran permohonan yang diajukan baik materii
maupun formil dan
3) Pernyataan bahwa BMN telah hilang, kecurian,
terbakar, susut,
4) menguap atau mencair;
b) fotokopi dokumen kepemilikan untuk BMN yang harus
dilengkapi dengan dokumen kepemilikan; dan
c) kartu identitas barang untuk BMN yang harus dilengkapi
dengan kartu identitas barang
3) Penghapusan diajukan dengan alasan mati untuk hewan, ikan
dan tanaman, permohonan dilengkapi:
a) Surat keterangan kematian dari pihak atau instansi yang
berwenang,
b) Surat pernyataan dari pengguna barang yang memuat
antara lain:
1) Identitas pengguna barang/kuasa pengguna barang
2) Pernyataan mengenai tanggungjawab penuh atas
kebenaran permohonan yang diajukan baik materiil
maupun formil, dan
3) Pernyataan bahwa BMN berupa hewan, ikan dan
tanaman telah mati sehingga harus dilakukan
penghapusan.

C. Pendelegasian Kewenangan
Pendelegasian kewenangan dan tanggung jawab dari pengelola barang
kepada pengguna barang yang diatur dengan ketentuan- ketentuan sebagai
berikut:

Administrasi Hukum Bidang Pengelolaan Barang Milik Negara 21


1. Kewenangan dan tanggungjawab yang didelegasikan meliputi:
a. Penetapan status penggunan BMN
b. Pemberian persetujuan penggunaan sementara BMN;
c. Pemberian persetujuan atas permohonan pemindahtanganan
BMN meliputi penjualan dan hibah;
d. Pemberian persetujuan atas permohonan pemusnahan BMN;
e. Pemberian persetujuan atas permohonan penghapusan BMN
2. Pendelegasian kewenangan dan tanggung jawab dilaksanakan oleh
Menteri Selaku Pengguna Barang ;
3. Pelaksanaan dan tanggungjawab secara fungsional dilaksanakan oleh
Sekretaris Jenderal
4. Pengguna barang tidak dapat menerus limpahkan pendelegasian
kewenangan dan tanggung jawab kepada kuasa pengguna barang
5. Pengguna barang berwenang dan bertanggung jawab:
a. menetapkan status penggunaan;
b. memberikan persetujuan penggunaan sementara
6. Kewenangan dan tanggungjawab terhadap:
a. alat utama sistim persenjataan;
b. BMN selain tanah dan /atau bangunan yang tidak memiliki
dokumen kepemilikan dengan nilai perolehan sampai dengan
Rp.100.000.000,- (seratus juta rupiah) per unit.
7. Pengguna barang berwenang dan bertanggungjawab memberikan
persetujuan atas permohonan pemindahtanganan BMN berupa:
a. Penjualan;
b. Hibah
8. BMN selain tanah dan/atau bangunan yang tidak mempunyai dokumen
kepemilikan dengan nilai perolehan sampai dengan RP.100.000.000,-
seratus juta rupiah) per unit;
9. Bongkaran BMN karena perbaikan (renovasi, rehabilitasi atau restroras

22 Administrasi Hukum Bidang Pengelolaan Barang Milik Negara


D. Persetujuan Penghapusan BMN
1. Pengguna Barang berwenang dan bertanggungjawab atas permohonan
penghapusan BMN berupa:
a. Persediaan;
b. Aset tetap lainnya berupa hewan, ikan dan tanaman;
c. Selain tanah dan /atau bangunan yang tidak memiliki
dokumen kepemilikan dengan nilai perolehan sampai dengan
Rp.100.000.000, (seratus juta rupiah) per unit;
2. Penghapusan dilakukan sebagai akibat dari sebab-sebab lain
yangmerupakan Sebab-sebab secara normal dapat diperkirakan
wajar menjadipenyebab penghapusan seperti rusak berat, yang tidak
bernilai ekonomi hilang, susut, menguap, mencair, kadaluarsa mati/
cacat berat/tidak produktif untuk tanaman/hewan dan sebagai akibat
dari keadaan kahar (force majeure).

E. Pengelolaan BMN pada Perwakilan Republik Indonesia di Luar


Negeri.
Pemindahtanganan, pemusnahan dan penghapusan
barang milik negara pada perwakilan Republik Indonesia di
luar negeri.

1.
Menteri selaku pengguna barang yang membawahi
perwakilan memiliki kewenangan dan tanggung jawab:
a. Mengajukan permohonan penggunaan, pemindahtanganan,
pemusnahan dan penghapusan BMN pada perwakilan kepada
pengelola barang;
b. Melaksanakan pemusnahan BMN pada perwakilan yang status
penggunaannya berada pada pengguna barang dan;
c. Menetapkan keputusan penghapusan BMN pada perwakilan
yang status penggunaannya berada pada pengguna barang
setelah mendapat persetujuan pengelola barang.
2. Kewenangan dan tanggung jawab dilaksanakan oleh Menteri selaku
pengguna barang.

Administrasi Hukum Bidang Pengelolaan Barang Milik Negara 23


3. Kewenangan dan tanggung jawab secara fungsional dilakukan oleh
Sekretaris Jenderal.
4. Menteri mendelegasikan kewenangan dan tanggung jawab tertentu
kepada kuasa pengguna barang.
Pendelegasian sebagian kewewenangan dan tanggung jawab

1. Menteri selaku pengelola barang mendelegasikan dan tanggung jawab


tertentu kepada pengguna barang/kuasa pengguna barang
2. Kewenangan dan tanggung jawab tertentu yang didelegasikan
a. Menetapkan status penggunaan BMN pada perwakilan yang
dilakukan terhadap selain tanah dan/atau bangunan dengan
nilai perolehan diatas Rp.100.000.000,00 (seratus juta rupiah)
per unit yang tidak mempunyai bukti kepemilikan;
b. Memberikan persetujuan penggunaan sementara BMN pada
perwakilan yang dilakukan terhadap BMN selain tanah dan/atau
bangunan dengan nilai perolehan diatas Rp.100.000.000,00
(seratus juta rupiah) per unit yang tidak memiliki dokumen
kepemilikan;
c. Memberikan persetujuan atas permohonan penjualan BMN
yang dilakukan terhadap BMN selain tanah dan/atau bangunan
dengan nilai perolehan diatas Rp.100.000.000,00 (seratus juta
rupiah) per unit yang tidak mempunyai nilai.
d. Memberikan persetujuan atas permohonan hibah BMN pada
perwakilan dilakukan terhadap BMN
1) BMN yang awal perolehan dimaksudkan untuk dihibahkan
yang berada pada perwakilan dalam rangka menunjang
peningkatan hubungan antara negara Republik Indonesia
dengan negara lain; atau
2) BMN selain tanah dan/atau bangunan dengan nilai
perolehan diatas Rp.100.000.000,00 (seratus juta
rupiah) perunit/satruan yang tidak mempunyai dokumen
kepemilikan;

24 Administrasi Hukum Bidang Pengelolaan Barang Milik Negara


e. Memberikan persetujuan atas permohonan pemusnahan BMN
pada perwakilan yang dilakukan terhadap BMN selain tanah dan
/atau bangunan dengan nilai perolehan di atas Rp100.000.000,00
per unit;
f. Memberikan persetujuan atas permohonan penghapusan BMN
pada perwakilan yang dilakukan terhadap BMN selain tanah dan/
atau bangunan dengan nilai perolehan di atas Rp.100.000.000,00
(seratus juta rupiah) yang tidak memiliki dokumen kepemilikan;
g. Menetapkan nilai limit penjualan atas BMN pada perwakilan
berupa tanah dan/atau bangunan berdasarkan hasil Penilaian
Publik.
Kewenangan dan Tanggung jawab tertentu yang dapat didelegasikan kepada
Kuasa Pengguna Barang meliputi:

a. Memberikan persetujuan penetapan status penggunaan BMN pada


perwakilan dalam hal BMN selain tanah dan/atau bangunan dengan
nilai perolehan sampai dengan Rp.100.000.000,00 (seratus juta
rupiah) per unit yang tidak mempunyai dokumen kepemilikan;
b. Memberikan persetujuan penggunaan sementara BMN pada
perwakilan yang dilakukan terhadap BMN selain tanah dan/ atau
bangunan dengan nilai perolehan sampai Rp.100.000.000,00 (seratus
juta rupiah) per unit yang tidak memiliki dokumen kepemilikan;
c. Memberikan persetujuan atas permohonan penjualan BMN pada
perwakilan berupa BMN selain tanah dan/atau bangunan dengan nilai
perolehan sampai dengan Rp.100.000.000,00 (seratus juta rupiah) per
unit BMN yang tidak memiliki dokumen kepemilikan;
d. Memberikan persetujuan atas permohonan hibah BMN pada perwakilan
berupa BMN selain tanah dan/atau bangunan dengan nilai perolehan
sampai dengan Rp.100.000.000,00 (seratus juta rupiah) per unit BMN
yang tidak mempunyai dokumen kepemilikan;
e. Memberikan persetujuan atas permohonan pemusnahan BMN pada
perwakilan berupa BMN selain tanah dan/atau bangunan dengan nilai

Administrasi Hukum Bidang Pengelolaan Barang Milik Negara 25


perolehan sampai dengan Rp.100.000.000,00 (seratus juta rupiah) per
unit BMN yang tidak memiliki dokumen kepemilikan;
f. Memberikan persetujuan atas permohonan penghapusan BMN pada
perwakilan berupa BMN selain tanah dan/atau bangunan dengan nilai
perolehan sampai dengan Rp.100.000.000,00m(seratus juta rupiah)
per unit BMN yang tidak memiliki dokumen kepemilikan;
g. Menetapkan penilai Publik untuk melakukan Penilaian berupa tanah
dan/atau bangunan dalam rangka pemindahtangan BMN pada
perwakilan.

F. Latihan
Diskusikan dalam kelompok untuk dapat:

1. menjelaskan konsep dasar pelaksanaan Penghapusan BMN dalam


suatu unit kerja/unit organisasi.
2. menyebutkan pentingnya pelaksanaan Penghapusan BMN dalam
suatu unit kerja/unit organisasi

G. Rangkuman
Penghapusan adalah tindakan menghapus BMN dari daftar barang dengan
menerbitkan keputusan dari pejabat yang berwenang untuk membebaskan
Pengelola Barang, Pengguna Barang, dan atau Kuasa Pengguna Barang
dari tanggung jawab administrasi dan fisik atas barang yang berada dalam
penguasaannya.

Penghapusan BMN, pada prinsipnya adalah penghapusan dari Daftar


Barang Pengelola, Daftar Barang Pengguna dan atau Daftar Barang Kuasa
Pengguna, serta dari Daftar Barang Milik Negara. Dasar hukum untuk melakukan
penghapusan adalah surat keputusan penghapusan BMN dari pengguna barang,
setelah terlebih dahulu mendapat persetujuan dari pengelola barang.

Untuk aturan Penghapusan BMN terdapat dalam Peraturan Menteri


Keuangan Nomor 83/PMK.06/2016 tentang Tata Cara Pelaksanaan Pemusnahan
dan Penghapusan Barang Milik Negara (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2016 Nomor 757).

26 Administrasi Hukum Bidang Pengelolaan Barang Milik Negara


H. Evaluasi
1. Sebutkan tentang tata cara dan Penghapusan BMN.
2. Jelaskan pengertian ruang lingkup Penghapusan BMN.

I. Umpan Balik
Setelah mengerjakan latihan di atas:

1. Apakah bab ini dirasakan terlalu berat bagi peserta pelatihan? Jika ya,
mohon ulangi pengerjaan soal dan lihat kunci jawaban pada bagian
akhir dari modul ini. Apakah peserta pelatihan menggunakan alat
bantu belajar yang cukup?
2. Apakah waktu yang digunakan cukup untuk mempelajari modul? Jika
tidak, alokasikan waktu untuk diskusi dengan teman.

Administrasi Hukum Bidang Pengelolaan Barang Milik Negara 27


BAB V
PENUTUP

Modul ini telah dibahas pentingnya Tata Cara Penjualan, Pemusnahan dan
Penghapusan BMN Rusak Berat serta cara dan mekanismenya.

A. Kesimpulan
Dengan adanya modul Tata Cara Penjualan, Pemusnahan dan Penghapusan
BMN Rusak Berat ini diharapkan menjadi panduan bagi peserta Diklat Pengelolaan
BMN dalam kegiatan belajar. Sehingga peserta Diklat Pengelolaan BMN dapat
menjelaskan dan mempraktekkan apa yang sudah didapat dan dipelajari dari
modul Tata Cara Penjualan, Pemusnahan dan Penghapusan BMN Rusak Berat.
Sehingga peserta Diklat Pengelolaan BMN mampu memberikan manfaat yang
sebesar-besarnya bagi negara dan kelancaran tugas pokok dan fungsi dalam
Pengelolaan BMN.

B. Saran
1. Produk modul Tata Cara Penjualan, Pemusnahan dan Penghapusan
BMN Rusak Berat ini diharapkan menjadi panduan bagi peserta
Diklat Pengelolaan BMN dalam kegiatan belajar Tata Cara Penjualan,
Pemusnahan dan Penghapusan BMN Rusak Berat dapat dibuat satu
modul per bab bagian sehingga lebih terperinci per bagiannya.
2. Setelah di kembangkan modul Tata Cara Penjualan, Pemusnahan dan
Penghapusan BMN Rusak Berat ini diharapkan adanya upaya untuk
menghasilkan modul pembelajaran yang lain yang lebih bagus dan
lebih menarik.

29
KUNCI JAWABAN

1. Latihan Bab II Penjualan BMN


Konsep dasar dan pentingnya pelaksanaan Penjualan BMN dalam suatu unit
kerja/unit organisasi.

Peserta dapat mempelajari:

1) Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014 tentang Pengelolaan


Barang Milik Negara/Daerah;
2) Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 4/
PMK.06/2015 tentang Pendelegasian Kewenangan dan Tanggung
Jawab Tertentu Dari Pengelola Barang Kepada Pengguna Barang;
3) Peraturan Menteri Keuangan Nomor 111/PMK.06/2016 tentang Tata
Cara Pelaksanaan Pemindahtanganan Barang Milik Negara.

2. Latihan Bab III Pemusnahan BMN


a) menjelaskan konsep dasar pelaksanaan Pemusnahan BMN dalam
suatu unit kerja/unit organisasi.
b) menyebutkan pentingnya pelaksanaan Pemusnahan BMN dalam
suatu unit kerja/unit organisasi
Peserta dapat mempelajari:

1) Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014 tentang Pengelolaan


Barang Milik Negara/Daerah;
2) Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 4/
PMK.06/2015 tentang Pendelegasian Kewenangan dan Tanggung
Jawab Tertentu Dari Pengelola Barang Kepada Pengguna Barang;
3) Peraturan Menteri Keuangan Nomor 83/PMK.06/2016 tentang Tata
Cara Pelaksanaan Pemusnahan dan Penghapusan Barang Milik
Negara.

31
3. Latihan Bab IV Penghapusan BMN
a) menjelaskan konsep dasar pelaksanaan Penghapusan BMN dalam
suatu unit kerja/unit organisasi.
b) menyebutkan pentingnya pelaksanaan Penghapusan BMN dalam
suatu unit kerja/unit organisasi
Peserta dapat mempelajari:

1) Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014 tentang Pengelolaan


Barang Milik Negara/Daerah;
2) Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 4/
PMK.06/2015 tentang Pendelegasian Kewenangan dan Tanggung
Jawab Tertentu Dari Pengelola Barang Kepada Pengguna Barang;
3) Peraturan Menteri Keuangan Nomor 83/PMK.06/2016 tentang Tata
Cara Pelaksanaan Pemusnahan dan Penghapusan Barang Milik
Negara.

32 Administrasi Hukum Bidang Pengelolaan Barang Milik Negara


GLOSARIUM

1. Barang Milik Negara (BMN) adalah semua barang yang dibeli atau diperoleh
atas beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara atau berasal dari
perolehan lainnya yang sah.

2. Pengelola Barang adalah pejabat yang berwenang dan bertanggung jawab


menetapkan kebijakan dan pedoman serta melakukan pengelolaan BMN.

3. Pengguna Barang adalah pejabat pemegang kewenangan Penggunaan


BMN.

4. Kuasa Pengguna Barang adalah kepala satuan kerja atau pejabat yang
ditunjuk oleh Pengguna Barang untuk menggunakan barang yang berada
dalam penguasaannya dengan sebaik-baiknya.

5. Penilai adalah pihak yang melakukan penilaian secara independen berdasarkan


kompetensi yang dimilikinya.

6. Penilaian adalah proses kegiatan untuk memberikan suatu opini nilai atas
suatu objek penilaian berupa BMN pada saat tertentu.

7. Pemindahtanganan adalah pengalihan kepemilikan BMN.

8. Penjualan adalah pengalihan kepemilikan BMN kepada pihak lain dengan


menerima penggantian dalam bentuk uang.

9. Tukar Menukar adalah pengalihan kepemilikan BMN yang dilakukan antara


Pemerintah Pusat dengan Pemerintah Daerah, atau antara Pemerintah Pusat
dengan pihak lain, dengan menerima penggantian utama dalam bentuk barang,
paling sedikit dengan nilai seimbang.

10. Hibah adalah pengalihan kepemilikan barang dari Pemerintah Pusat kepada
Pemerintah Daerah atau kepada pihak lain tanpa memperoleh penggantian.

33
11. Penyertaan Modal Pemerintah Pusat adalah pengalihan kepemilikan BMN
yang semula merupakan kekayaan yang tidak dipisahkan menjadi kekayaan
yang dipisahkan untuk diperhitungkan sebagai modal/ saham negara atau
daerah pada badan usaha milik negara, badan usaha milik daerah, atau badan
hukum lainnya yang dimiliki negara.

12. Kementerian Negara, yang selanjutnya disebut Kementerian, adalah


perangkat Pemerintah yang membidangi urusan tertentu dalam pemerintahan.

13. Lembaga adalah organisasi non Kementerian Negara dan instansi lain
pengguna anggaran yang dibentuk untuk melaksanakan tugas tertentu
berdasarkan UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
atau Peraturan Perundang-undangan lainnya.

14. Menteri/Pimpinan Lembaga adalah pejabat yang bertanggung jawab atas


Penggunaan BMN pada Kernen terian / Lembaga yang bersangkutan.

15. Pihak Lain adalah pihak-pihak selain Kementerian/ Lembaga dan pemerintah
daerah.

16. Direktur Jenderal adalah Direktur Jenderal di lingkungan Kernen terian


Keuangan yang lingkup tugas dan tanggung jawabnya meliputi pengelolaan
BMN.

17. Direktorat Jenderal adalah Direktorat Jenderal di lingkungan Kementerian


Keuangan yang lingkup tugas dan tanggung jawabnya meliputi pengelolaan
BMN.

18. Badan Usaha Milik Negara, selanjutnya disingkat BUMN, adalah badan
usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh Negara
melalui penyertaan secara langsung yang berasal dari kekayaan Negara yang
dipisahkan.

19. Badan Usaha Milik Daerah, selanjutnya disingkat BUMD, adalah badan
usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh Pemerintah
Daerah melalui penyertaan secara langsung yang berasal dari kekayaan
daerah yang dipi

34 Administrasi Hukum Bidang Pengelolaan Barang Milik Negara


DAFTAR PUSTAKA

1. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Barang


Milik Negara/Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014
Nomor 92, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5533);

2. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 4/PMK.06/2015


tentang Pendelegasian Kewenangan dan Tanggung Jawab Tertentu Dari
Pengelola Barang Kepada Pengguna Barang;

3. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 271/PMK.06/2015 tentang Tata


Cara Pelaksanaan Penggunaan, Pemindahtanganan, Pemusnahan, dan
Penghapusan Barang Milik Negara pada Perwakilan Republik Indonesia di
Luar Negeri (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 2069);

4. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 71/PMK.06/2016 tentang Tata


Cara Pengelolaan Barang Milik Negara Yang Tidak Digunakan Untuk
Menyelenggarakan Tugas dan Fungsi Kementerian Negara/Lembaga (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 644);

5. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 83/PMK.06/2016 tentang Tata Cara


Pelaksanaan Pemusnahan dan Penghapusan Barang Milik Negara (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 757);

6. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 111/PMK.06/2016 tentang Tata Cara


Pelaksanaan Pemindahtanganan Barang Milik Negara (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 1018);

7. Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 29 tahun 2015
tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Hukum dan Hak Asasi
Manusia Republik Indonesia (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2015 Nomor 1473) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri
Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 6 Tahun 2016 tentang Perubahan

Administrasi Hukum Bidang Pengelolaan Barang Milik Negara 35


atas Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 29 Tahun
2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Hukum dan Hak Asasi
Manusia Republik Indonesia (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016
Nomor 186).

8. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 781/KMK.01/2019 tentang Pelimpahan


Kewenangan Menteri Keuangan dalam bentuk Mandat kepada Pejabat di
Lingkungan Direktorat Jenderal Kekayaan Negara.

36 Administrasi Hukum Bidang Pengelolaan Barang Milik Negara

Anda mungkin juga menyukai