Anda di halaman 1dari 10

2018

S K E M A S E R TI FI K A S I OK U PA S I
ANALIS MANAJEMEN RISIKO
ORGANISASI TERINTEGRASI
(ANAMROT)
Skema Sertifikasi ANALIS MANAJEMEN RISIKO ORGANISASI TERINTEGRASI merupakan Skema Sertifikasi
OKUPASI yang dikembangkan oleh Komite Skema Sertifikasi Lembaga Sertifikasi Profesi Manajemen
Risiko (LSP Manajemen Risiko). Kemasan Kompetensi dibuat mengacu kepada Standar Khusus yang
telah ditetapkan oleh Kementerian Ketenagakerjaan Republik Indonesia melalui Surat Keputusan
Direktur Jenderal Pembinaan Pelatihan dan Produktivitas Nomor Kep.344/LATTAS/X/2018 Tentang
Registrasi Standar Khusus Bidang Manajemen Risiko Non Perbankan. Standar Khusus yang diterapkan
dan dikembangkan berdasarkan pada Permenakertrans No.21/MEN/2007 tentang Tata Cara Penetapan
SKKNI sehingga model standar kompetensi bidang yang dikembangkan harus mengacu kepada Regional
Model of Competency Standard (RMCS).

Skema Sertifikasi ini digunakan untuk memastikan kompetensi tenaga kerja pada bidang manajemen
risiko yang dibutuhkan oleh dunia usaha dan industri sesuai pemintaan Asosiasi Industri dan Asosiasi
Profesi Manajemen Risiko, serta mendukung diberlakukannya Pasar Tunggal ASEAN dan Peraturan
Otoritas Jasa Keuangan (POJK) Nomor 1/POJK.05/2015 tentang Penerapan Manajemen Risiko bagi
Lembaga Jasa Keuangan Non Bank. dan sebagai acuan bagi LSP Manajemen Risiko dan Asesor
Kompetensi dalam melaksanakan Sertifikasi Kompetensi Okupasi ANALIS MANAJEMEN RISIKO
ORGANISASI TERINTEGRASI.

Ditetapkan tanggal : 03 Agustus 2018 Disahkan tanggal : 22 Oktober 2018


Oleh: Oleh :

Edi Timbul Hardiyanto Ricardo Pardede


Ketua Komite Skema Ketua LSP Manajemen Risiko

Nomor Dokumen : SSO-1-ANAMROT-X-2018


Nomor Salinan :1
Status Distribusi : Terkendali Tak terkendali
X
S K E M A S E R T I F I K A S I O K U P A S I ANALIS MANAJEMEN RISIKO ORGANISASI TERINTEGRASI SSO-1-ANAMROT-X-2018

1. LATAR BELAKANG
1.1. Skema ini disusun berdasarkan Surat Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan Pelatihan dan
Produktivitas Nomor Kep.344/LATTAS/X/2018 Tentang Registrasi Standar Khusus Bidang
Manajemen Risiko Non Perbankan.
1.2. Skema ini disusun dalam rangka memenuhi permintaan dari Asosiasi Industri dan Asosiasi
Profesi Manajemen Risiko di Bidang Manajemen Risiko Non Perbankan yang memerlukan
Sertifikasi Kompetensi atas pengalaman dan kemampuan kerja yang Kompeten.
1.3. Skema ini disusun dalam rangka memenuhi regulator Otoritas Jasa Keuangan yang kemudian
diterbitkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) Nomor 1/POJK.05/2015 tentang
Penerapan Manajemen Risiko bagi Lembaga Jasa Keuangan Non Bank.
1.4. Skema ini disusun dalam rangka memenuhi sertifikasi keluaran Lembaga Sertifikasi Profesi
Manajemen Risiko (LSP Manajemen Risiko) dengan memperhatikan acuan normatif yang
diuraikan pada bagian bawah berikut ini.

2. RUANG LINGKUP SKEMA SERTIFIKASI


2.1 Pengguna skema sertifikasi okupasi ini adalah pekerja pada Jenjang/Okupasi Jabatan yaitu :
Golongan II (Pengatur), Junior Staff sertifikasi CRMA, Senior Staff Umum, Junior Staff
Manajemen Risiko, Staff SKPD, Junior Risk Agent/Champion/Owner, Junior Risk Consultan,
Junior Auditor (Pertama/Muda), Pengajar/Dosen S1 Manajemen Risiko, yang bekerja pada
dunia usaha dan industri di Bidang Manajemen Risiko Non Perbankan.
2.2 Skema ini meliputi unit kompetensi yang diujikan akan relevan dengan Okupasi untuk
kompetensi keahlian, Analis Manajemen Risiko Organisasi Terintegrasi di Bidang Manajemen
Risiko Non Perbankan dengan Tingkat Jenjang KKNI level 5 (Analis).

3. TUJUAN SERTIFIKASI
3.1. Memastikan dan memelihara kompetensi bagi tenaga kerja kompetensi keahlian, Analis
Manajemen Risiko Organisasi Terintegrasi di Bidang Manajemen Risiko Non Perbankan.
3.2. Sebagai acuan dalam melaksanakan sertifikasi kompetensi oleh LSP Manajemen Risiko dan
Asesor Kompetensi.

4. ACUAN NORMATIF
4.1 Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.
4.2 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2004 tentang Badan Nasional
Sertifikasi Profesi.
4.3 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 2006 tentang Sistem Pelatihan
Kerja Nasional.
4.4 Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2012 tentang Kerangka Kualifikasi
Nasional Indonesia.
4.5 Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2012
tentang Sistem Standardisasi Kompetensi Kerja Nasional.
4.6 ISO/IEC 17024: 2012 Conformity assessment - General requirements for bodies operating
certification for persons (Penilaian kesesuaian – Persyaratan umum badan/lembaga
sertifikasi personil).
4.7 Surat Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan Pelatihan dan Produktivitas Nomor
Kep.344/LATTAS/X/2018 Tentang Registrasi Standar Khusus Bidang Manajemen Risiko Non
Perbankan.
4.8 Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) Nomor 1/POJK.05/2015 tentang Penerapan
Manajemen Risiko bagi Lembaga Jasa Keuangan Non Bank.
4.9 Peraturan Badan Nasional Sertifikasi Profesi Nomor 1 / BNSP / III / 2014 tentang Pedoman
Penilaian Kesesuaian Persyaratan Lembaga Sertifikasi Profesi.
4.10 Peraturan Badan Nasional Sertifikasi Profesi Nomor 1 / BNSP / VIII / 2017 tentang Pedoman
Pengembangan dan Pemeliharaan Skema Sertifikasi.

LSP Manajemen Risiko I 2018 2


S K E M A S E R T I F I K A S I O K U P A S I ANALIS MANAJEMEN RISIKO ORGANISASI TERINTEGRASI SSO-1-ANAMROT-X-2018

5. KEMASAN / PAKET KOMPETENSI


5.1. Deskripsi Jabatan : Analis Manajemen Risiko Organisasi Terintegrasi (ANAMROT)
adalah seorang yang bertanggung jawab kepada ruang lingkup
tugasnya mencakup pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja
yang dibutuhkan dalam melakukan proses manajemen risiko
untuk pencapaian tujuan organisasi.
5.2. Sikap Kerja : Secara umum sikap kerja yang diharapkan mencakup sebagai
berikut :
5.2.1 Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
5.2.2. Memiliki moral, etika dan kepribadian yang baik di dalam
menyelesaikan tugasnya.
5.2.3. Mampu bekerja sama dan memiliki kepekaan sosial dan
kepedulian yang tinggi terhadap masyarakat dan
lingkungannya.
5.2.4. Menghargai keanekaragaman budaya, pandangan,
kepercayaan dan agama serta pendapat/temuan original
orang lain.
5.2.5. Menjunjung tinggi etika profesi serta memiliki semangat
untuk mendahulukan kepentingan bangsa serta
masyarakat luas.
5.2.6. Disiplin, teliti, konsistensi dan komunikatif.
5.3. Peran Kerja : Merupakan jalur untuk bekerja sebagai Analis Manajemen Risiko
Organisasi Terintegrasi. Dalam melaksanakan pekerjaan
bertangung jawab pada lingkup tugasnya sendiri.
5.4. Jenis Kemasan : OKUPASI
5.5. Nama Skema : Analis Manajemen Risiko Organisasi Terintegrasi (ANAMROT)
5.6. Rincian Unit Kompetensi :
5.3.1. Kelompok Unit Kompetensi Inti.

No. Kode Unit Judul Unit Kompetensi Inti


Menggunakan Statistik dan Analisis
5.3.1.1 M.74MRU01.002.1
Kuantitatif Pada Proses Manajemen Risiko

5.3.2. Kelompok Unit Kompetensi Pilihan.

No. Kode Unit Judul Unit Kompetensi Pilihan


Mengidentifikasi Risiko Dalam Kelangsungan
5.3.2.1 M.74MRU02.001.1
Organisasi

5.3.2.2 M.74MRU02.002.1 Melakukan Pengukuran Risiko Organisasi

5.3.2.3 M.74MRU02.003.1 Melakukan Evaluasi Risiko Organisasi

5.3.2.4 M.74MRU02.004.1 Menentukan Jenis Respon Risiko Organisasi

5.3.2.5 M.74MRU02.005.1 Melakukan Monitoring Risiko Organisasi

LSP Manajemen Risiko I 2018 3


S K E M A S E R T I F I K A S I O K U P A S I ANALIS MANAJEMEN RISIKO ORGANISASI TERINTEGRASI SSO-1-ANAMROT-X-2018

6. Persyaratan Dasar Pemohon Sertifikasi


Pemohon sertifikasi disyaratkan :
6.1. Pendidikan formal minimal D3/sederajat semua program studi, dibuktikan dengan fotokopi
Ijazah.
6.2. Memiliki Pengalaman kerja dengan kualifikasi:
6.2.1 Minimal 3 tahun Pengalaman Kerja secara umum untuk pendidikan D3/Diploma Tiga,
6.2.2 Minimal 6 bulan Pengalaman Kerja secara umum untuk pendidikan S1/Sarjana,
Poin 6.2 dibuktikan dengan surat keterangan bekerja dari Instansi atau Perusahaan.
6.3 Mengikuti Pelatihan Certified Risk Management Officer (CRMO) / Pelatihan Persiapan Uji
Kompetensi Analis Manajemen Risiko Organisasi Terintegrasi (ANAMROT) sebagai Pelatihan
berbasis kompetensi untuk profesi Bidang Manajemen Risiko Non Perbankan dibuktikan
dengan fotokopi Sertifikat Pelatihan CRMO.

7. Hak Pemohon Sertifikasi Dan Kewajiban Pemegang Sertifikat


7.1. Hak Pemohon
7.1.1. Pemohon berhak memperoleh informasi tentang :
7.1.1.1. Persyaratan asesmen;
7.1.1.2. Metode uji;
7.1.1.3. Kompeten biaya;
7.1.1.4. Jadwal uji;
7.1.1.5. Lokasi Tempat Uji Kompetensi (TUK).
7.1.2. Pemohon berhak mendapatkan informasi yang lengkap mengenai proses asesmen
dan uji kompetensi.
7.1.3. Pemohon berhak mendapatkan pemberitahuan tentang kesempatan untuk
menyatakan, dengan alasan, permintaan untuk disediakan kebutuhan khusus
sepanjang integritas asesmen tidak dilanggar, serta mempertimbangkan aturan yang
bersifat Nasional.
7.1.4. Pemohon berhak mendapatkan jaminan kerahasiaan dalam proses sertifikasi.
7.1.5. Pemohon berhak mengajukan Banding apabila tidak puas dengan penjelasan
ataupun proses uji kompetensi yang telah dilalui.
7.1.6. Pemohon berhak atas penjelasan yang lengkap apabila dianggap Belum Kompeten
atau belum lulus uji kompetensi.
7.1.7. Pemohon berhak mendapatkan sertifikat kompetensi jika dinyatakan Kompeten atau
lulus uji kompetensi.
7.1.8. Pemohon berhak menggunakan sertifikat kompetensi sebagai Analis Manajemen
Risiko Organisasi Terintegrasi.

7.2. Kewajiban Pemegang Sertifikat


7.2.1. Pemegang sertifikat wajib melaksanakan keprofesionalan di Bidang Manajemen
Risiko Non Perbankan pada profesi, Analis Manajemen Risiko Organisasi Terintegrasi.
7.2.2. Pemegang sertifikat wajib menjaga dan mentaati kode etik profesi.
7.2.3. Pemegang sertifikat wajib menandatangani perjanjian yang menunjukkan komitmen
untuk tidak membuka perangkat uji yang bersifat rahasia dan tidak melakukan
praktek penipuan uji kompetensi.
7.2.4. Pemegang sertifikat wajib untuk membayar biaya sertifikasi.
7.2.5. Pemegang sertifikat tidak menyalahgunakan sertifikat untuk hal-hal yang tidak
bertanggungjawab dan yang dapat mencemarkan LSP Manajemen Risiko.
7.2.6. Pemegang sertifikat wajib Memelihara dan meningkatkan kompetensi sesuai dengan
yang tercantum dalam sertifikat kompetensinya

LSP Manajemen Risiko I 2018 4


S K E M A S E R T I F I K A S I O K U P A S I ANALIS MANAJEMEN RISIKO ORGANISASI TERINTEGRASI SSO-1-ANAMROT-X-2018

8. Biaya Sertifikasi
8.1. Biaya sertifikasi kompetensi ditetapkan secara wajar, dengan memperhatikan biaya langsung
antara lain honor asesor dan biaya TUK, biaya tidak langsung antara lain transportasi,
akomodasi, dan biaya lain yang diperlukan, maka ditetapkan sebesar :
8.2. Sertifikasi kompetensi ditetapkan secara wajar, dengan memperhatikan biaya langsung
antara lain honor asesor dan biaya TUK, biaya tidak langsung antara lain transportasi,
akomodasi, dan biaya lain yang diperlukan.
8.3. Sumber dana pembiayaan sertifikasi dapat berasal dari peserta uji, industri, Yayasan, APBD,
APBN, dan biaya lain yang tidak mengikat.
8.4. Nominal biaya sertifikasi terlampir.

9. Proses Sertifikasi
9.1. Proses Pendaftaran
9.1.1. Pemohon memahami proses asesmen dari Skema Sertifikasi Okupasi Analis
Manajemen Risiko Organisasi Terintegrasi yang mencakup Persyaratan dan Ruang
Lingkup Sertifikasi, Penjelasan Proses Penilaian, Hak Pemohon, Biaya Sertifikasi dan
Kewajiban Pemegang Sertifikat.
9.1.2. Pemohon mengisi formulir Permohonan Sertifikasi (FR-APL-01) yang dilengkapi
dengan bukti:
9.1.2.1. Fotokopi KTP/Kartu Identitas Peserta;
9.1.2.2. Fotokopi Ijazah pendidikan terakhir minimum D3/Diploma Tiga;
9.1.2.3. Dokumen Surat Keterangan Kerja sesuai kualifikasi pengalaman kerja;
9.1.2.4. Fotokopi Sertifikat CRMO/Pelatihan Persiapan Uji Kompetensi ANAMROT;
9.1.2.5. Pas foto berwarna 3x4 sebanyak 2 (dua) lembar (latar belakang merah);
9.1.3. Pemohon mengisi formulir Asesmen Mandiri (FR-APL-02) dan dilengkapi dengan
bukti-bukti pendukung.
9.1.4. Pemohon telah memenuhi persyaratan dasar sertifikasi yang telah ditetapkan.
9.1.5. Pemohon menyatakan setuju untuk memenuhi persyaratan sertifikasi dan
memberikan setiap informasi yang diperlukan untuk penilaian.
9.1.6. LSP Manajemen Risiko menelaah berkas pendaftaran untuk mengkonfirmasi bahwa
pemohon sertifikasi memenuhi persyaratan.

9.2. Proses Asesmen


9.2.1. Asesmen Sertifikasi Okupasi Analis Manajemen Risiko Organisasi Terintegrasi
direncanakan dan disusun dengan cara yang menjamin bahwa verifikasi persyaratan
skema sertifikasi telah dilakukan secara obyektif dan sistematis dengan bukti
terdokumentasi untuk memastikan kompetensi.
9.2.2. LSP Manajemen Risiko menugaskan Asesor Kompetensi untuk melaksanakan
Asesmen.
9.2.3. Asesor memilih perangkat asesmen dan metoda asesmen untuk mengkonfirmasikan
bukti yang akan dikumpulkan dan bagaimana bukti tersebut akan diases.
9.2.4. Asesor menjelaskan, membahas dan mensepakati rencana asesmen dan proses
asesmen dengan Peserta Sertifikasi.
9.2.5. Asesor melakukan pengkajian dan evaluasi kecukupan bukti dari dokumen
pendukung yang disampaikan pada lampiran dokumen Asesmen Mandiri FR-APL-02,
untuk memastikan bahwa bukti tersebut mencerminkan bukti yang diperlukan.
9.2.6. Hasil proses asesmen yang telah memenuhi aturan bukti (VATM) direkomendasikan
“Kompeten” (K) dan yang belum memenuhi aturan bukti (VATM) direkomendasikan
“Belum Kompeten” (BK) untuk mengikuti proses lanjut ke proses uji kompetensi

LSP Manajemen Risiko I 2018 5


S K E M A S E R T I F I K A S I O K U P A S I ANALIS MANAJEMEN RISIKO ORGANISASI TERINTEGRASI SSO-1-ANAMROT-X-2018

9.3. Proses Uji Kompetensi


9.3.1. Uji kompetensi Skema Sertifikasi Okupasi Analis Manajemen Risiko Organisasi
Terintegrasi dirancang untuk menilai kompetensi secara praktek, tertulis, lisan,
pengamatan atau cara lain yang andal dan objektif, serta berdasarkan dan konsisten
dengan skema sertifikasi. Rancangan persyaratan uji kompetensi menjamin setiap
hasil uji dapat dibandingkan satu sama lain, baik dalam hal muatan dan tingkat
kesulitan, termasuk keputusan yang sah untuk kelulusan atau ketidaklulusan.
9.3.2. Uji kompetensi dilaksanakan di Tempat Uji Kompetensi (TUK) yang telah ditetapkan.
9.3.3. Asesor mengumpulkan bukti yang diperoleh melalui uji praktek, tulis , lisan ,
diperiksa dan dievaluasi untuk memastikan bahwa bukti tersebut mencerminkan
bukti yang diperlukan untuk memperlihatkan kompetensi telah memenuhi aturan
bukti.
9.3.4. Hasil proses uji kompetensi yang telah memenuhi aturan bukti VATM
direkomendasikan “Kompeten” dan yang belum memenuhi aturan bukti VATM
direkomendasikan “Belum Kompeten” dan selanjutnya dapat direkomendasikan
untuk mengikuti Diklat mempersiapkan diri mengikuti uji ulang.

Sebagai gambaran alur proses pelaksanaan sertifikasi dapat diperhatikan dalam Alur Proses
Sertifikasi berikut ini :
ALUR PROSES SERTIFIKASI / UJI KOMPETENSI

LSP Manajemen Risiko I 2018 6


S K E M A S E R T I F I K A S I O K U P A S I ANALIS MANAJEMEN RISIKO ORGANISASI TERINTEGRASI SSO-1-ANAMROT-X-2018

9.4. Keputusan Sertifikasi


9.4.1. LSP - Manajemen Risiko menjamin bahwa informasi yang dikumpulkan selama proses
sertifikasi mencukupi untuk:
9.4.1.1. Mengambil Keputusan Sertifikasi;
9.4.1.2. Melakukan Penelusuran Apabila Terjadi Banding.
9.4.2. Keputusan sertifikasi terhadap peserta hanya dilakukan oleh LSP berdasarkan
rekomendasi dan informasi yang dikumpulkan oleh asesor kompetensi melalui
proses sertifikasi. Personil yang membuat keputusan sertifikasi tidak ikut serta dalam
pelaksanaan asesmen dan uji kompetensi.
9.4.3. Personil yang membuat keputusan sertifikasi memiliki pengetahuan yang cukup dan
pengalaman proses sertifikasi untuk menentukan apakah persyaratan sertifikasi telah
dipenuhi.
9.4.4. LSP Manajemen Risiko menerbitkan Sertifikat Kompetensi kepada semua yang telah
berhak menerima sertifikat dalam bentuk surat yang ditandatangani dan disahkan
oleh personil yang ditunjuk LSP dengan masa berlaku sertifikat 2 (Dua) tahun.
9.4.5. Sertifikat tidak diserahkan sebelum biaya Sertifikasi terselesaikan.
9.5. Pembekuan dan Pencabutan Sertifikat.
Pembekuan dan pencabutan sertifikat dilakukan jika:
9.5.1. Pemegang sertifikat menyalahgunakan penggunaan sertifikatnya.
9.5.2. Pemegang sertifikat merugikan nama baik LSP Manajemen Risiko.
9.5.3. Sertifikat telah habis masa berlakunya.
9.5.4. Sertifikat rusak atau hilang dan tidak dilaporkan ke LSP Manajemen Risiko.
9.5.5. Pencabutan untuk point di atas dilakukan apabila telah diberikan peringatan oleh LSP
Manajemen Risiko sesuai prosedur tetapi pemegang sertifikat tidak mengindahkan.
9.6. Pemeliharaan sertifikasi.
9.6.1. LSP Manajemen Risiko melakukan evaluasi berkala terhadap seluruh pemegang
sertifikat, minimal setiap satu tahun sekali dari diterbitkan sertifikatnya masih
berlaku sejak diterbitkan .
9.6.2. Surveilan dapat dilakukan dengan cara pengecekan melalui telepon, ataupun dengan
cara sidak (inspeksi mendadak).
9.6.3. Witness (bila diperlukan).
9.6.4. Pemegang sertifikat juga diharapkan dapat melaporkan dirinya apabila terdapat
perubahan data, baik tempat bekerja maupun jabatan, dalam rangka pengkinian
data pemegang sertifikat.
9.7. Proses Sertifikasi Ulang.
9.7.1. LSP Manajemen Risiko menetapkan kebijakan dan prosedur terdokumentasi untuk
proses sertifikasi ulang, dengan persyaratan: masa berlaku sertifikat telah habis,
pemegang sertifikat masih bekerja di area sesuai dengan kompetensinya, pemegang
sertifikat sudah tidak bekerja di bidangnya tetapi akan bekerja kembali di area
kompetensi yang sama.
9.7.2. LSP Manajemen Risiko akan menjamin selama proses sertifikasi ulang, proses
tersebut memastikan kompetensi pemegang sertifikat terpelihara, dan pemegang
sertifikat masih mematuhi persyaratan skema sertifikasi terkini.
9.7.3. Periode sertifikasi ulang ditetapkan berdasarkan skema sertifikasi. Landasan
penetapan periode sertifikasi ulang, bila relevan, mempertimbangkan beberapa hal
berikut:
9.7.3.1. Persyaratan sesuai peraturan perundangan;
9.7.3.2. Perubahan dokumen normatif;
9.7.3.3. Perubahan skema sertifikasi yang relevan;
9.7.3.4. Sifat dan kematangan industri atau bidang tempat pemegang sertifikat
bekerja;

LSP Manajemen Risiko I 2018 7


S K E M A S E R T I F I K A S I O K U P A S I ANALIS MANAJEMEN RISIKO ORGANISASI TERINTEGRASI SSO-1-ANAMROT-X-2018

9.7.3.5. Risiko yang timbul akibat orang yang tidak kompeten;


9.7.3.6. Perubahan teknologi, dan persyaratan bagi pemegang sertifikat;
9.7.3.7. Persyaratan yang ditetapkan pemangku kepentingan;
9.7.3.8. Frekuensi dan muatan kegiatan penilikan/surveilan, bila dipersyaratkan
dalam skema sertifikasi.
9.7.4. Kegiatan sertifikasi ulang yang ditetapkan LSP Manajemen Risiko akan menjamin
bahwa dalam memastikan terpeliharanya kompetensi pemegang sertifikat dilakukan
melalui asesmen yang tidak memihak.
9.7.5. Sertifikasi ulang yang ditetapkan LSP Manajemen Risiko, minimum
mempertimbangkan beberapa hal berikut:
9.7.5.1. Asesmen di tempat kerja;
9.7.5.2. Pengembangan profesional;
9.7.5.3. Wawancara terstruktur;
9.7.5.4. Konfirmasi kinerja yang memuaskan secara konsisten dan catatan
pengalaman kerja;
9.7.5.5. Uji kompetensi;
9.7.5.6. Pemeriksaan kemampuan fisik terkait tuntutan kompetensi.
9.8. Penggunaan Sertifikat dan Tanda/Logo
9.8.1. LSP Manajemen Risiko menetapkan tata cara aturan penggunaan sertifikat dan harus
mengatur hak penggunaan dan penyajian yang tepat.
9.8.2. Dalam Skema sertifikasi ini LSP Manajemen Risiko mensyaratkan bahwa personil
yang disertifikasi menandatangani untuk :
9.8.2.1 Memenuhi ketentuan skema sertifikasi yang relevan;
9.8.2.2 Membuat pernyataan terkait sertifikasi hanya berkenaan dengan ruang
lingkup sertifikasi yang diberikan;
9.8.2.3 Tidak menggunakan sertifikasi sedemikian rupa sehingga dapat merugikan
LSP dan tidak memberikan pernyataan yang berkaitan dengan sertifikasi
yang menurut LSP dianggap dapat menyesatkan atau tidak sah;
9.8.2.4 Menghentikan penggunaan semua pernyataan yang berhubungan dengan
sertifikasi yang memuat acuan LSP setelah dibekukan atau dicabut
sertifikasi nya serta mengembalikan sertifikat kepada LSP yang
menerbitkannya, dan;
9.8.2.5 Tidak menyalahgunakan sertifikat.
9.8.3. Pedoman Pengembangan dan Pemeliharaan Skema Sertifikasi Profesi.
9.8.4. Dalam Skema sertifikasi ini LSP Manajemen Risiko akan melakukan langkah-langkah
penanggulangannya bila terjadi penyalahgunaan sertifikat dan tanda / logo dalam
publikasi, katalog dll, dengan tindakan perbaikan, pengumuman pelanggaran,
pembekuan atau pencabutan sertifikat, dan jika perlu tindakan hukum lainnya.
9.9. Banding.
9.9.1. LSP Manajemen Risiko akan menetapkan prosedur untuk menerima, melakukan
kajian, dan membuat keputusan terhadap banding. Proses penanganan banding
mencakup setidaknya unsur-unsur dan metoda berikut:
9.9.1.1. Proses untuk menerima, melakukan validasi dan menyelidiki banding, dan
untuk memutuskan tindakan apa yang diambil dalam menanggapinya,
dengan mempertimbangkan hasil banding sebelumnya yang serupa;
9.9.1.2. Penelusuran dan perekaman banding, termasuk tindakan-tindakan untuk
mengatasinya;
9.9.1.3. Memastikan bahwa, jika berlaku, perbaikan yang tepat dan tindakan
perbaikan dilakukan.

LSP Manajemen Risiko I 2018 8


S K E M A S E R T I F I K A S I O K U P A S I ANALIS MANAJEMEN RISIKO ORGANISASI TERINTEGRASI SSO-1-ANAMROT-X-2018

9.9.2. LSP Manajemen Risiko akan membuat kebijakan dan prosedur yang menjamin bahwa
semua banding ditangani secara konstruktif, tidak berpihak, dan sesuai dengan
tenggang waktu yang disepakati para pihak.
9.9.3. Penjelasan mengenai proses penanganan banding dapat diketahui publik tanpa diminta.
9.9.4. LSP Manajemen Risiko bertanggungjawab atas semua keputusan di semua tingkat
proses penanganan banding LSP Manajemen Risiko akan menjamin bahwa personil
yang terlibat dalam pengambilan keputusan proses penanganan banding berbeda dari
mereka yang terlibat dalam keputusan yang menyebabkan banding.
9.9.5. Penyerahan, investigasi dan pengambilan keputusan atas banding tidak akan
mengakibatkan tindakan diskriminatif terhadap pemohon banding.
9.9.6. LSP Manajemen Risiko akan menerima banding, dan memberikan laporan kemajuan
serta hasil penangannya kepada pemohon banding.
9.9.7. LSP Manajemen Risiko akan memberitahukan secara resmi kepada pemohon banding
pada akhir proses penanganan banding.

------------------------ ooooOOOOOoooo ------------------------

LSP Manajemen Risiko I 2018 9


S K E M A S E R T I F I K A S I O K U P A S I ANALIS MANAJEMEN RISIKO ORGANISASI TERINTEGRASI SSO-1-ANAMROT-X-2018

Lampiran (SSO-1-ANAMROT-X-2018)

Biaya Sertifikasi Okupasi Analis Manajemen Risiko Organisasi Terintegrasi :


1. Biaya Uji Kompetensi pada Wilayah/ Regional 1 meliputi:
1.1 DKI Jakarta, dengan biaya uji kompetensi Rp. 1.300.000.-/peserta uji kompetensi;
1.2 Bogor, Depok, Tanggerang, Bekasi dengan biaya uji kompetensi Rp.1.400.000.-/peserta uji
kompetensi;
1.3 Banten dan Jawa Barat (Bandung,Sukabumi,Garut,Tasik,dll) dengan biaya uji kompetensi
Rp.1.500.000.-/peserta uji kompetensi.
2. Biaya Uji Kompetensi pada Wilayah/ Regional 2 meliputi:
2.1 Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Madura, Lombok (Nusa Tenggara Barat) dengan biaya uji
kompetensi Rp. 1.550.000.-/peserta uji kompetensi;
2.2 Sumatera, Bangka Belitung, Kepulauan Riau, Kalimantan, Sulawesi (selain Sulawesi Utara)
dengan biaya uji kompetensi Rp. 1.650.000.-/peserta uji kompetensi.
3. Biaya Uji Kompetensi pada Wilayah/ Regional 3 meliputi:
3.1 Sulawesi Utara, Nusa Tenggara Timur, Maluku, Papua dengan biaya uji kompetensi Rp.
1.750.000.-/peserta uji kompetensi.

Keterangan :

- Biaya tersebut belum termasuk biaya transport, akomodasi, penginapan dan konsumsi
(makan pagi dan malam) bagi peserta uji kompetensi.
- Biaya tersebut dapat berubah sewaktu-waktu dan diinformasikan minimal 30 hari sebelum
pelaksanaan uji kompetensi.

------------------------ ooooOOOOOoooo ------------------------

LSP Manajemen Risiko I 2018 10

Anda mungkin juga menyukai